• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

KAMPUS IPB DARMAGA

NARARYA GUNADHARMA

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(2)

DINAMIKA KEANEKARAGAMAN JENIS DAN

KARAKTERISTIK HABITAT KUPU-KUPU DI KAWASAN

KAMPUS IPB DARMAGA

NARARYA GUNADHARMA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(3)

NARARYA GUNADHARMA. Dinamika Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga. Dibimbing oleh LIN NURIAH GINOGA dan NOOR FARIKHAH HANEDA.

Keanekaragaman jenis satwaliar diantaranya kupu-kupu merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan pencanangan Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai Kampus Biodiversitas. Perkembangan penggunaan lahan di kampus IPB Darmaga memerlukan penelitian tentang hubungan antara karakteristik habitat dengan keanekaragaman jenis kupu-kupu sebagai pembanding dengan penelitian sebelumnya untuk memberikan data manajemen habitat pengelolaan kampus IPB Darmaga.

Penelitian ini dilakukan pada delapan tipe habitat di Kampus IPB Darmaga yaitu: 1) Arboretum lansekap, 2) Hutan Al Hurriyah, 3) Hutan Sengon, 4) Hutan Akasia, 5) Kawasan DAR Fakultas Kehutanan (Kawasan DAR), 6) Perumahan dosen, 7) Cikabayan dan 8) Kawasan Gymnasium. Hasil dari penelitian ini mendapatkan 707 individu kupu-kupu yang terdiri atas 55 jenis kupu-kupu. Kupu-kupu yang ditemukan terdiri dari 5 famili, yaitu Papilionidae (8 jenis), Nymphalidae (29 jenis), Pieridae (8 jenis), Lycaenidae (4 jenis) dan Hesperidae (6 jenis).

Tipe habitat Perumahan dosen merupakan tipe habitat yang memiliki nilai keanekaragaman jenis tertinggi sebesar 2,93 dengan karakteristik suhu rata-rata 30,33 0C, kelembaban relatif rata-rata 75,89%, nilai tutupan tajuk (LAI) sebesar 1,51 dan memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan pakan larva, tumbuhan pakan kupu-kupu dan shelter. Secara umum nilai indeks keanekaragaman jenis dan jumlah jenis kupu-kupu mengalami penurunan dibandingkan penelitian sebelumnya yang disebabkan adanya perubahan pengunaan lahan di kampus IPB Darmaga yang mengganggu habitat kupu-kupu.

(4)

NARARYA GUNADHARMA. The Dinamics of Species Diversity and Habitat Characteristics of Butterflies in IPB Darmaga. Under supervision of LIN NURIAH GINOGA and NOOR FARIKHAH HANEDA.

The diversity of wildlife including butterfly is one of the factors that becomes a consideration on the declaration of Bogor Agricultural Institute (IPB) as Campus Biodiversity. The development of land use at IPB Darmaga requires a research on the relationship between habitat characteristics with the diversity of butterfly as a comparison with the previous study to provide habitat management data for the management of IPB Darmaga campus.

The study was conducted at eight habitat types in IPB Darmaga, which are: 1) Arboretum of Landscape, 2) Al Hurriyah Forest, 3) Sengon Forest, 4) Akasia Forest, 5) DAR Area, Faculty of Forestry, 6) Residential of Lecturers (Perumahan dosen), 7) Cikabayan and 8) Gymnasium Area. The result of this research gets 707 butterfly consisting 55 species of butterfly. Butterflies which were found consists of five families, namely Papilionidae (8 species), Nymphalidae (29 species), Pieridae (8 species), Lycaenidae (4 species) and Hesperidae (6 species).

Residential of Lecturers (Perumahan dosen) habitat has the highest species diversity value of 2.93 with an average temperature characteristics of 30.330C, relative humidity average of 75.89%, the value of Leaf Area Index (LAI) of 1.507 and has a diversity of larvae feed plants, butterflies feed plants and shelters. Generally, species diversity index values and the number of butterfly species has decreased compared to previous studies due to changes in land use on IPB Darmaga campus that disturbs the habitat of butterfly.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Dinamika

Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus

IPB Darmaga” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan

dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2013

Nararya Gunadharma

(6)

Judul Skripsi : Dinamika Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga

Nama : Nararya Gunadharma

NIM : E34080097

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si. Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS. NIP. 19651116 199203 2 001 NIP. 19660921 199003 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 19580915 198403 1 003

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil

diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Dinamika

Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus

IPB Darmaga” yang dibimbing oleh Ibu Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si. dan Ibu Dr.

Ir. Noor Farikhah Haneda, MS. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Perjalanan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini banyak memberikan

informasi serta pengalaman bagi penulis dan menjadi masukan berharga dalam

menyajikan hasil akhir dari keseluruhan karya ilmiah ini. Penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususnan karya ilmiah ini. Ucapan

terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan saran

dan kritik yang membangun selama penyelesaian karya ilmiah ini.

Bogor, Februari 2013

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 April

1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Ibnu Slamet dan Ibu

Poppy Nurcahya. Pendidikan formal penulis dimulai di

SDN Tebet Barat 05 pagi (1996-2002), kemudian penulis

melanjutkan ke SMPN 115 jakarta (2002-2005), dan

SMAN 55 Jakarta (2005-2008). Setelah lulus SMA,

penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yaitu pada mayor Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menempuh pendidikan di IPB penulis aktif di berbagai organisasi

diantaranya aktif sebagai pengurus Taekwondo IPB dan Himpunan Mahasiswa

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova). Adapun kegiatan

lapang yang pernah diikuti adalah Eksplorasi Fauna dan Flora Indonesia

(RAFFLESIA) di Cagar Alam Gunung Burangrang (2010) dan Taman Nasional

Gunung Halimun Salak (2011) serta kegiatan Studi Konservasi Lingkungan

(SURILI) di Taman Nasional Sebangau (2010) dan Taman Nasional Kerinci

Seblat (2011).

Kegiatan akademik lapangan yang pernah diikuti antara lain Praktek

Pengelolaan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cilacap-Baturraden (2010), Praktek

Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (2011), serta

Praktek Kerja Lapang di Taman Nasional Meru Betiri (2012). Untuk

menyelesaikan tugas sebagai syarat meraih gelar Sarjana Kehutanan, penulis

melaksanakan penelitian yang berjudul “Dinamika Keanekaragaman Jenis dan

Karakteristik Habitat Kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga. dibimbing

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penghargaan dan

ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini dan penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua, adik dan segenap keluarga yang terus memberi doa, motivasi dan

kasih sayang.

2. Ibu Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si. dan Ibu Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS

selaku pembimbing penulis yang senantiasa memberikan ilmu, nasehat dan

bimbingan dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

3. Bapak Ir. Agus Priyono, MS selaku ketua sidang dan Bapak Ir. Andi

Sukendro, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan,

arahan, saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Eva Rachmawati yang bersedia memberikan bimbingan dan nasehat,

seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan dan mengajarkan ilmu

kepada penulis, serta keluarga besar Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

5. Teman-teman yang selalu memberikan nasehat, kebersamaan dan saran dalam

bertukar pikiran (Mbak Jadda, Teh Lina, Kak Aron, Ismi, Mira, Rika, Lintang,

Nurika, Indra Purnama, Ucok, Rifki Putra, Adis).

6. Teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan penelitian dan

pengambilan data (Meyla, Mega, Dwinda, Intan, Nuga).

7. Teman-teman Laboratorium Konservasi Eksitu Satwaliar (Debora, Meidilaga,

Widi, Bang Maiser, Nazmi, Yenti).

8. Keluarga besar ”EDELWEIS 45” yang telah memberikan segala pengalaman

(10)

9. Keluarga besar Himakova, ”Anggrek Hitam 46”, ”Nephentes 47” dan ”Pongo

pygmaeus 48”.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bogor, Februari 2013

Nararya Gunadharma

(11)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Morfologi kupu-kupu ... 3

2.2 Daur hidup kupu-kupu ... 4

2.3 Klasifikasi kupu-kupu ... 6

2.4 Ekologi kupu-kupu ... 7

2.5Habitat dan penyebaran kupu-kupu ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 10

3.1 Waktu dan tempat ... 10

3.2 Alat dan bahan ... 11

3.3 Jenis data yang dikumpulkan... 11

3.4 Metode pengumpulan data ... 12

3.5 Analisis data ... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 10

4.1 Kondisi habitat... 18

4.2 Kelimpahan dan kekayaan jenis kupu-kupu ... 25

4.3 Keanekaragaman jenis kupu-kupu ... 27

4.4 Kemerataan jenis kupu-kupu ... 29

4.5 Koefisien kesamaan jenis kupu-kupu ... 30

4.6 Perbandingan nilai karakteristik habitat- pada masing-masing tipe habitat ... 31

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 39

5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(13)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan larva kupu-kupu ... 8

2 Alat dan bahan penelitian ... 11

3 Jumlah jenis vegetasi pakan larva, pakan kupu-kupu dan shelter pada masing-masing habitat ... 22

4 Jenis vegetasi yang mendominasi pada masing-masing habitat ... 23

5 Penyebaran Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB Darmaga ... 25

6 Daftar jenis kupu-kupu yang ditemukan pada habitat tertentu ... 28

7 Koefisien kesamaan jenis kupu-kupu antar tipe habitat ... 30

8 Perbandingan nilai karakteristik habitat terhadap nilai keanekaragaman jenis, kemerataan jenis dan kekayaan jenis pada masing-masing tipe habitat ... 31

9 Jenis kupu-kupu baru yang ditemukan pada penelitian tahun 2012 ... 33

10 Perbandingan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan jumlah jenis kupu-kupu pada tahun 2007 dan 2012 ... 34

11 Koefisien kesamaan jenis vegetasi pada masing-masing tipe habitat pada kedua penelitian ... 35

12 Koefisien kesamaan jenis kupu-kupu pada masing-masing tipe habitat pada kedua penelitian ... 36

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Bentuk dan bagian tubuh kupu-kupu. ... 4

2 Daur hidup kupu-kupu ... 5

3 Lokasi Penelitian di Kampus IPB Darmaga ... 11

4 Metode jalur berpetak ... 13

5 Bentuk jalur metode transek ... 15

6 Kondisi habitat ... 18

7 Hasil Pengukuran suhu dan kelembaban udara rata-rata pada masing-masing tipe habitat ... 19

8 Sumber air ... 20

9 Tutupan tajuk pada masing-masing tipe habitat ... 21

10 Nilai Leaf Area Index pada masing-masing tipe habitat ... 21

11 Perbandingan famili kupu-kupu yang ditemukan ... 25

12 Nilai kekayaan jenis kupu-kupu di masing-masing tipe habitat ... 26

13 Nilai keanekaragaman jenis kupu-kupu pada masing-masing tipe habitat ... 27

14 Nilai kemerataan jenis kupu-kupu pada masing-masing tipe habitat ... 29

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Jenis Kupu-kupu pada habitat Arboretum Lansekap ... 44

2 Jenis Kupu-kupu pada habitat Hutan Al Hurriyah ... 45

3 Jenis Kupu-kupu pada habitat Hutan Sengon ... 46

4 Jenis Kupu-kupu pada habitat Hutan Akasia ... 47

5 Jenis Kupu-kupu pada habitat Kawasan DAR ... 48

6 Jenis Kupu-kupu pada habitat Perumahan Dosen ... 49

7 Jenis Kupu-kupu pada habitat Cikabayan ... 50

8 Jenis Kupu-kupu pada habitat Kawasan Gymnasium ... 51

9 Jumlah Kupu-kupu pada setiap tipe habitat ... 52

10 Jenis Kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian ... 54

11 Jenis Kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian Saputro (2007) ... 56

12 Jenis tumbuhan pada kawasan kampus IPB Darmaga ... 58

13 Hasil analisis tingkat semai dan tumbuhan bawah... 60

14 Hasil analisis tingkat pancang ... 62

15 Hasil analisis tingkat tiang ... 64

16 Hasil analisis tingkat pohon ... 65

17 Jenis tumbuhan pakan larva, pakan kupu dan shelter yang ditemukan pada kawasan kampus IPB Darmaga ... 68

18 Jenis vegetasi pakan larva ... 70

19 Data LAI hasil pengukuran di lapangan ... 71

20 Hasil perhitungan uji dua sampel berpasangan pada nilai kekayaan jenis kupu-kupu ... 72

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi yang

masih terus melakukan pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

untuk mendukung aktivitas pendidikan. Adanya pengembangan sarana dan

prasarana Kampus di IPB mengakibatkan lahan-lahan yang ada mengalami

perubahan penggunaan. Kondisi ini menyebabkan terganggunya habitat bagi

satwaliar sehingga mengakibatkan jenis-jenis satwa tertentu sulit untuk ditemukan

kembali. Keberadaan satwaliar dapat digunakan sebagai indikator kelestarian dan

kesehatan lingkungan.

Momentum tersebut sangat tepat dengan pencanangan IPB sebagai Kampus

Biodiversitas yang mengembangkan pengelolaan Kampus IPB Darmaga dengan

mempertimbangkan keanekaragaman hayati dalam perencanaan dan pengelolaan

di kawasannya dan peningkatan kesadaran publik terhadap keberadaan dan

manfaat kawasan Kampus IPB Darmaga sebagai sistem pendukung kehidupan

manusia. Keanekaragaman hayati di Kampus IPB dicirikan oleh jenis-jenis flora

dan fauna yang jumlahnya mengalami fluktuasi.

Salah satu keanekaragaman hayati yang ada di Kampus IPB Darmaga

adalah keanekaragaman jenis kupu-kupu. Kampus IPB Darmaga merupakan salah

satu habitat yang baik untuk jenis kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki peran sebagai

penyerbuk pada proses pembuahan bunga, sehingga perubahan keanekaragaman

dan kepadatan populasi kupu-kupu dapat dijadikan salah satu indikator kelestarian

dan kualitas lingkungan.

Penelitian mengenai keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawasan Kampus

IPB Darmaga sebelumnya sudah pernah dilakukan, diantaranya penelitian

Simanjuntak (2000) yang memperoleh data kupu-kupu sebanyak 37 spesies dari 5

famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (10 spesies), Nymphalidae (11

spesies), Danaidae (6 spesies) dan Satyridae (1 spesies) dengan mengambil lokasi:

1)Taman Rektorat, 2) Kebun Karet, 3) Arboretum, 4) Cikabayan dan 5) Gedung

(17)

Kampus IPB Darmaga terdapat 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9

spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10

spesies). Penelitian tersebut dilakukan di delapan tipe habitat yang ada di kawasan

Kampus IPB Darmaga yaitu 1) Arboretum Lansekap, 2) Hutan Alam Al Hurriyah,

3) Hutan Tanaman Akasia, 4) Hutan Tanaman Sengon, 5) Gymnasium, 6)

Kawasan DAR Fakultas Kehutanan, 7) Perumahan Dosen (Jalan Jati) dan

8) Kebun Percobaan Cikabayan. Perkembangan perubahan penggunaan lahan

yang begitu cepat di Kampus IPB Darmaga memerlukan penelitian tentang

hubungan antara karakteristik habitat dengan kekayaan, dominansi,

keanekaragaman dan kemerataan jenis kupu-kupu.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis hubungan karakteristik habitat terhadap keanekaragaman jenis

kupu-kupu

2. Menganalisis dinamika kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis kupu-kupu.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan data keanekaragaman

hayati kupu-kupu sebagai dasar bagi pengelolaan kawasan Kampus IPB Darmaga

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Kupu-kupu

Tubuh kupu-kupu sebagian besar memiliki rangka luar yang dilapisi zat

kitin dan terbagi atas 3 bagian, yaitu kepala, dada (toraks) dan perut (abdomen)

(Fleming 1983 diacu dalam Efendi 2009). Bagian kepala dan dada dilengkapi dengan otot-otot yang berperan sebagai alat gerak dari bagian-bagian mulut dan

sayap. Kepala kupu-kupu terdiri atas 6 ruas, yaitu tiga ruas pertama berasosiasi

dengan 3 komponen sensori berupa mata majemuk, mata tunggal dan antena. Tiga

ruas kepala lainnya berasosiasi dengan bagian mulut (Noerdjito & Aswari 2003).

Pada bagian kepala terdapat antena, mata, dan alat mulut pengisap (haustellate) dalam bentuk probosis yang berfungsi untuk menghisap nektar (Busnia 2006). Probosis terletak pada mandibula (rahang bawah), apabila tidak sedang digunakan proboscis ini digulung, dan dapat dijulurkan kembali untuk menghisap

nectar bunga. Antena Kupu-kupu terletak di ujung kepala dilengkapi dengan

sel-sel saraf yang berfungsi sebagai alat pencium dan peraba (Noerdjito & Aswari

2003). Bentuk antena dari kupu-kupu ramping dan membulat pada bagian ujung (Triplehorn & Johnson 2005).

Bagian toraks kupu-kupu terbagi menjadi 3 yaitu protoraks, mesotoraks

dan metatoraks (Smart 1976). Ketiga bagian toraks ini merupakan tempat

melekatnya ketiga pasang kaki. Pasangan kaki depan melekat pada protoraks,

sedangkan kaki tengah melekat pada mesotoraks dan pasangan kaki belakang

melekat pada metatoraks (Noerdjito & Aswari 2003). Kupu-kupu memiliki dua

pasang sayap yaitu pasangan sayap depan yang melekat pada mesotoraks dan

pasangan sayap belakang melekat pada metatoraks (Smart 1976).

Bentuk sayap kupu-kupu sangat bervariasi. Sayap kupu-kupu ditutupi oleh

sisik-sisik yang membuatnya menjadi berwarna-warni. Sayap merupakan organ

yang terpenting bagi pergerakan kupu-kupu berupa selaput tipis dan dilengkapi

dengan vena-vena sehingga memperkuat melekatnya sayap pada toraks (Noerdjito

& Aswari 2003). Sayap kupu-kupu bersifat membraneous dan bervariasi dalam

(19)

(Tofilski 2004). Banyak spesies kupu-kupu menunjukkan dimorfisme seksual

yang mempunyai pola sayap berbeda pada permukaan dorsal dan ventral (Beldade

& Brakefield 2002)

Bagian perut terdiri dari 10 segmen, terdiri dari dorsum, sternum dan

pleurum. Dua atau tiga ruas abdomen terakhir sangat mengalami modifikasi

membentuk alat genetalia. Alat genetalia jantan dan betina serta saluran alat

kelamin betina sering dipergunakan untuk penentuan marga dan jenis kupu-kupu

(Braby 2000). Alat pencernaan kupu-kupu, jantung, organ ekskresi dan organ

kelamin serta sistem otot yang kompleks terdapat di dalam abdomen ini

(Noerdjito & Aswari 2003). Bentuk dan bagian tubuh kupu-kupu disajikan pada

Gambar 1.

Gambar 1 Bentuk dan bagian tubuh kupu-kupu. (Sumber: D’ Abrera 1977 diacu dalam Noerdjito & Aswari 2003 ).

2.2 Daur Hidup Kupu-Kupu

Daur hidup kupu-kupu melalui tahapan metamorphosis (Worral 1995).

Tahapan siklus hidup kupu-kupu meliputi stadium telur, larva (ulat), pupa

(kepompong) dan tahap imago atau kupu-kupu dewasa Kupu-kupu menghasilkan

telur melalui proses perkawinan kupu-kupu jantan dan betina, telur dapat

(20)

Telur pada setiap jenis famili memiliki bentuk yang beragam yang

membantu mereka bertahan dari cuaca dan predator. Telur berukuran hingga 3mm

dan pada jenis tertentu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Wilson 2008).

Telur menetas dan berkembang menjadi larva atau ulat, kemudian saat menetas

larva akan memakan kulit telurnya sampai habis (Barret 1951).

Pada fase ulat mereka memakan daun tanaman inangnya untuk tumbuh.

Fase ulat mengalami beberapa kali tahapan moulthing sepanjang hidupnya, yaitu

proses pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase instar. Larva pada fase

instar tertentu akan mengalami perubahan bentuk tubuh dan warna (Barret 1951).

Proses untuk menjadi pupa didahului oleh adanya moulthing pada instar

terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak. Lebih kurang

satu minggu kulit pupa akan mengeras yang disebut dengan fase pupa dan hingga

waktu tertentu lahirlah kupu-kupu dewasa (Noerdjito & Aswari 2003). Daur hidup

kupu-kupu disajikan pada Gambar 2.

(21)

2.3 Klasifikasi Kupu-Kupu

Menurut hasil penamaan ilmiah Symposium Royal Entomology Society

(1984) diacu dalam Sihombing (1999), kupu-kupu digolongkan kepada Kingdom

Animalia, Phylum Arthopoda, Class Insecta, Ordo Lepidoptera, Sub Ordo

Rhopalocera, dan selanjutnya digolongkan kembali pada beberapa famili.

Indonesia memiliki 5 famili kupu-kupu dari 15 famili yang ada di dunia, yaitu:

1. Papilionidae ( Swallowtails, 700 spp.)

Famili ini meliputi kupu-kupu berukuran sedang hingga besar. Memiliki

tiga pasang kaki, dengan kaki depan yang memiliki taji. Sayap berukuran besar,

sel pada sayap belakang tertutup dan sering terdapat ekor. Ulat memiliki tanduk

(osmeterium) yang mempunyai aroma, kepompong berduri, terikat pada bagian

pinggang dan ekor dengan benang sutera. Telur bulat dengan warna putih hingga

kuning.

2. Pieridae (White, yellows butterflies, 1.000-2.000 spp.)

Famili Pieridae meliputi kupu-kupu berukuran kecil hingga sedang (25-

100 mm), memiliki tiga pasang kaki, sayap tidak berekor, dan biasanya berwarna

putih atau kuning dengan sel sayap belakang yang tertutup. Famili ini dapat

terbang jauh (beberapa spesies mempunyai sifat migrasi) dan sering ditemukan

dalam jumlah banyak di sekeliling air. Ulat berwarna hijau atau coklat, telanjang

atau sedikit berbulu, dan tidak memiliki tanduk atau duri. Kepompong tergantung

dengan kepala keatas, kedua ujung agak tajam, Telur tajam pada kedua sisi.

3. Nymphalidae (6.000 spp)

Famili Nymphalidae meliputi kupu-kupu berukuran sedang hingga besar

(25-150 mm). Kaki depan mereduksi sampai tidak berfungsi sehingga kelihatan

hanya memiliki empat kaki, terutama pada jantan. Famili ini dapat terbang dengan

cepat, suka pada sinar matahari dan sesuatu yang berbau busuk. Sayap berwarna

cerah dan memiliki antena berukuran pendek (separuh dari panjang sayap). Ulat

memiliki bulu dengan ekor yang terbagi dua. Kepompong bergantung dengan

(22)

4. Lycaenidae (Coppers, 6.000 spp.)

Kupu-kupu Lycaenidae memiliki ukuran tubuh kecil hingga sedang (15-80

mm), agak lemah dan rapuh. Memiliki tiga pasang kaki, kaki depan jantan

mempunyai satu jari, sedangkan pada betina terdapat dua jari. Anggota famili ini

memiliki ukuran sayap yang pendek dan sering berwarna cerah seperti logam,

biasanya sayap bagian atas berwarna lebih gelap dari pada sayap bagian bawah.

Sel sayap belakang terbuka, bentuk sayap betina lebih membulat. Ulat berbentuk

seperti bekicot dan berbulu.

5. Hesperidae (Skipers, 3.500 spp.)

Dari segi evolusi famili ini merupakan jenis kupu-kupu primitif dan agak

mirip dengan ngengat. Memiliki tubuh yang pendek, gemuk, dan kuat. Jarak

antara kedua ujung antena agak jauh. Ukuran sayap pendek, seukuran dengan

panjang badan. Sayap berdiri atau rata pada saat istirahat, dapat terbang dengan

cepat. Warna sayap coklat, gelap, kekuningan. Ulat biasanya terdapat dalam

gulungan daun.

2.4 Ekologi Kupu-Kupu

Kupu-kupu merupakan satwa yang bersifat diurnal atau memiliki waktu

aktif pada pagi hingga siang hari dengan waktu aktif mulai matahari terbit pukul

06.00 hingga saat matahari terbenam pukul 18.00 pada daerah tropika (Noerdjito

& Aswari 2003). Warna pada sayap berperan terhadap penyerapan panas karena

kupu-kupu merupakan salah satu fauna berdarah dingin yang mendapatkan panas

dari luar tubuhnya. Kupu-kupu mendinginkan tubuh dengan diam dalam naungan

atau menutup sayapnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terserapnya sinar

matahari pada tubuhnya (Smart 1975).

Selama menjalani daur hidupnya kupu-kupu memerlukan makanan pada

fase larva dan fase dewasa. Larva kupu-kupu memakan bagian tumbuhan seperti

daun dan lainnya termasuk buah dan biji untuk membantu tumbuh dengan cepat

sebelum masuk ke fase kepompong. Kupu-kupu dewasa pakan utama kupu-kupu

adalah serbuk sari dan nektar. Fungsi lain dari tumbuhan selain sebagai sumber

pakan bagi kupu-kupu adalah sebagai tumbuhan inang. Kupu-kupu meletakan

(23)

berbeda-beda sama seperti halnya pada jenis tumbuhan sebagai sumber pakannya

(Indriani 2010). Jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan larva kupu-kupu

akan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan larva kupu-kupu

Nama Lokal Nama Latin Jenis Larva

Sirih hutan Aristolochia tagala Troides sp., Pachilopta aristolochiae

Sirsak Annona muricata Graphium agamemnon

Kayu manis Cinnamomum burmanni G. sarpedon

Sicerek Clausenia excavate Papilio demoleus, P. helenus, P. polytes

Jeruk sundai Citrus amblycarpa P. memnon, P. polytes, P. demoleus

Jeruk nipis Citrus aurantifolia P. nephelus, P. memnon

Jeruk purut Citrus hystrix P. memnon, P. demoleus

Jeruk kasturi Citrus microcarpa P. memnon, P. polytes, P. demoleus

Jeruk manis Citrus sinensis P. memnon, P. polytes, P. demoleus

Pauh-pauh Euodia malayana P. karna, P. paris, P. demoleus

Passiflora Passiflora foetida Chetosia hypsea, Vindula dejone

Melati jepang Pseuderanthemum reticulatum Doleschalia bisaltide

Kamboja Cerbera manghas Euploea phaenareta

Musaenda Mussaenda pubescens Moduza procris

Sumber: Syahputra (2011)

2.5 Habitat dan Penyebaran Kupu-Kupu

Habitat adalah segala sumberdaya dan kondisi saat ini pada suatu daerah

yang dijadikan hunian oleh suatu organisme termasuk kelangsungan hidup dan

reproduksinya (Krausman 1999). Menurut Alikodra (1990) komponen yang

menyusun habitat terdiri dari komponen fisik dan komponen biotik. Komponen

fisik meliputi air, radiasi matahari, temperatur, aliran dan tekanan udara, tanah,

dan panjang hari sedangkan komponen biotik terdiri dari vegetasi dan satwaliar

yang ada pada habitat tersebut. Faktor lingkungan yang berperan dalam

keberadaan dan keragaman kupu-kupu diantaranya suhu, curah hujan, cahaya,

kelembaban, vegetasi , predator dan parasit (Effendi 2009).

Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi oleh faktor-faktor geologi, faktor

(24)

kupu-kupu dewasa maupun pada saat fase larva (Amir et al. 2003). Kupu-kupu-kupu

memiliki penyebaran yang beragam, berbagai jenis kupu-kupu ada yang wilayah

sebarannya terbatas pada tempat tertentu (endemik) dan ada yang sebarannya luas

(kosmopolit) karena mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.

Satwa ini dapat dijumpai pada hampir seluruh tipe habitat dimana terdapat jenis

vegetasi yang menjadi pelindung, tumbuhan inang dan pakannya. Apabila

keadaan lingkungan tidak mendukung kupu-kupu akan bermigrasi untuk mencari

lingkungan yang cocok untuk menjadi habitatnya.

Pergerakan kupu-kupu juga dilakukan oleh kupu-kupu betina dalam

pemilihan tanaman pakan inang untuk perkembangan larva yang dilakukan saat

peletakan telur (Nurjanah 2010). Peletakan telur pada vegetasi yang tepat akan

mempengaruhi kelangsungan hidup keturunannya. Salah satu bentuk hubungan

kupu-kupu dengan habitatnya adalah ketergantungan larva dan kupu-kupu dewasa

terhadap keragaman tumbuhan inang. Walaupun kupu-kupu dapat bermigrasi ke

daerah yang baru, namun jika sumber tumbuhan pakan larva kupu-kupu musnah

maka kupu-kupu tidak dapat berkembangbiak (Efendi 2009).

Kupu-kupu mudah ditemukan pada areal terbuka yang cahaya matahari

dapat mudah masuk ke lantai hutan. Termoregulasi merupakan bagian penting

dari kupu-kupu dewasa, terutama untuk spesies kupu-kupu yang hidup di habitat

terbuka. Kupu-kupu akan berjemur di bawah cahaya matahari sebelum terbang

untuk memperoleh suhu tubuh optimal (Watanabe & Imoto 2003).

Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah faktor

cahaya yang cukup, udara yang bersih atau tidak terpolusi dan air sebagai materi

yang dibutuhkan untuk kelembaban lingkungan tempat kupu-kupu tersebut hidup

(Aidid 2001). Kupu-kupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga

yang dipergunakan sebagai indikator terhadap perubahan ekologis karena hal

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2012. Lokasi

pengamatan pada kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor dengan membaginya

menjadi delapan tipe habitat yaitu: 1) Arboretum lansekap, 2) Hutan Al Hurriyah,

3) Hutan Sengon, 4) Hutan Akasia, 5) Kawasan DAR Fakultas Kehutanan

(Kawasan DAR), 6) Perumahan dosen, 7) Cikabayan dan 8) Kawasan

Gymnasium. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga.

Lokasi penelitian dipilih berdasarkan ketersediaan struktur vegetasi,

keterbukaan wilayah, suhu, kelembaban, kerapatan tajuk dan keberadaaan sumber

air. Delapan lokasi penelitian ini juga digunakan pada penelitian Saputro (2007)

(26)

3.2 Alat dan Bahan

Berbagai jenis alat dan bahan digunakan pada penelitian ini guna

mempermudah kegiatan pengambilan data di lapang, adapun jenis alat dan bahan

yang digunakan pada penelitian ini beserta fungsinya disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Alat dan bahan penelitian

No Nama Jenis Fungsi

Alat Bahan

1 Termometer dry-wet √ Pengukuran iklim mikro

2 Meteran √ Analisis vegetasi

3 Kantong plastic √ Menyimpan spesimen tumbuhan

4 Jaring serangga √ Menangkap Kupu-kupu

5 Alkohol 70% √ Pembuatan spesimen kupu-kupu

6 Jarum suntik √ Pembuatan spesimen kupu-kupu 7 Kertas papilot √ Pembuatan spesimen kupu-kupu 8 Kotak specimen √ Penyimpanan spesimen kupu-kupu

9 Kamper √ Penyimpanan spesimen kupu-kupu

10 Fieldguide Kupu-kupu √ Identifikasi Jenis Kupu-kupu

11 Tallysheet √ Mencatat data pengamatan

12 Alat tulis √ Mencatat data pengamatan

13 Kamera Digital √ Dokumentasi

14 Hemispherical lens √ Pengukuran penutupan kanopi

15 Kupu-kupu √ Sumber data kupu-kupu

16 Tumbuhan √ Sumber data analisis vegetasi

3.3 Jenis Data yang dikumpulkan a. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan.

Adapun data primer yang dikumpulkan adalah karakteristik habitat (keberadaan

daerah terbuka, ketersediaan air, penutupan tajuk), analisis vegetasi (struktur,

komposisi dan jenis), data iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) dan populasi

kupu-kupu (jenis dan jumlah individu).

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui pustaka dan literatur. Adapun data

(27)

lokasi (letak dan luas), data pembangunan Kampus IPB Darmaga , data kondisi

biologi lokasi dan data keanekaragaman kupu-kupu pada penelitian sebelumnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data a. Karakteristik Habitat

Pengambilan data karakteristik habitat dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap area terbuka di setiap lokasi pengamatan.

Data yang diambil mengenai karakteristik habitat diantaranya mengamati

keberadaan sumber air, keberadaan ruang terbuka, kerapatan tajuk untuk serta

pengamatan keberadaan satwa lain.

b. Iklim Mikro

Perkembangan kupu-kupu mulai dari fase larva hingga dewasa memerlukan

kondisi iklim yang sesuai dengan toleransi jenis kupu-kupu sehingga iklim

menjadi komponen fisik yang mempengaruhi populasi kupu-kupu. Beberapa hal

yang membentuk iklim mikro suatu habitat adalah suhu dan kelembaban udara

sehingga variabel tersebut perlu diukur.

Pengukuran iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) dilakukan pada

masing- masing lokasi saat pengamatan dilakukan dimulai pukul 09.00-12.00

dengan interval 60 menit sekali agar terlihat fluktuasi suhu yang signifikan.

Pengukuran suhu pada pengamatan ini dilakukan sebanyak 3 kali pengambilan

data pada tiap selang satu jam pada saat pengambilan data kupu-kupu

menggunakan termometer bola basah dan bola kering. Suhu udara diukur dengan

ketinggian tempat pengukur 120 cm dari permukaan tanah.

c. Cahaya Matahari

Analisis mengenai pentingnya cahaya matahari bagi kupu-kupu dilakukan

dengan mengukur tutupan tajuk pada masing-masing tipe habitat. Pengukuran

tutupan tajuk dilakukan menggunakan alat Hemispherical Photograph dengan

lensa fish eye yang dapat mengambil gambaran wilayah sebesar 180°, kemudian

gambar yang diperoleh dianalisa menggunakan Hemiview 2.1 Canopy Analysis

Software sehingga dapat diperoleh informasi mengenai distribusi cahaya ke

(28)

d. Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan pakan

dan shelter bagi kupu-kupu pada tiap-tiap tipe habitat di Kampus IPB Darmaga.

Pengamatan dilakukan dengan metode jalur berpetak. Jumlah jalur berpetak untuk

analisis vegetasi pada tiap tipe habitat sebanyak satu buah. Bentuk jalur berpetak

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Metode jalur berpetak

Keterangan: a. Tingkat semai dan tumbuhan bawah (2m x 2m)

b. Tingkat pancang (5m x 5m)

c. Tingkat tiang (10m x 10m)

d. Tingkat pohon (20m x 20m)

Jenis-jenis yang diperoleh pada tiap-tiap tipe habitat kemudian

diklasifikasikan ke dalam jenis tumbuhan yang termasuk tumbuhan pakan dan

shelter bagi kupu-kupu. Pengklasifikasian dilakukan dengan melakukan

pengamatan terhadap jenis-jenis tumbuhan yang terdapat ulat, telur pada daunnya

dan juga pada jenis-jenis tumbuhan yang banyak didatangi kupu-kupu.

Pakan larva adalah jenis yang menjadi tempat bertelur bagi kupu-kupu serta

sebagai sumber pakan larva apabila telur tersebut menetas. Pakan kupu-kupu

adalah tanaman bunga-bungaan yang menghasilkan nektar dan biasanya memiliki

bunga dengan warna yang menarik. Jenis vegetasi yang berfungsi sebagai shelter

adalah jenis yang berfungsi sebagai perlindungan bagi kupu-kupu dari kondisi

(29)

e. Populasi Jenis Kupu-kupu

Metode inventarisasi kupu-kupu dilakukan dengan metode transek

(Noerdjito & Aswari 2003), jumlah transek garis yang dibuat untuk setiap tipe

habitat sebanyak satu jalur transek. Pengamatan dilakukan dengan rincian tiga kali

ulangan pada setiap tipe habitat. Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan

membuat satu jalur transek sepanjang 500 m dan lebar 20 m pada tiap-tiap tipe

habitat dengan jeda antar plot sepanjang 10 m (Gambar 5).

Gambar 5 Bentuk jalur metode transek.

Kegiatan pengambilan data mengenai populasi kupu-kupu terdiri dari

beberapa tahapan, yaitu:

1. Penangkapan kupu-kupu

Penangkapan kupu-kupu dilakukan pada waktu aktif kupu-kupu yaitu pukul

09.00-12.00 pada kondisi cuaca cerah (Saputro 2007). Kupu-kupu ditangkap

menggunakan jaring kupu-kupu sesuai dengan perjumpaan yang terjadi.

Penangkapan pada kupu-kupu tidak dilakukan pada semua individu yang ada di

lokasi, apabila menemukan individu kupu-kupu pada jenis yang sama dengan

yang telah ditangkap maka cukup dihitung jumlahnya. Kupu-kupu yang ditangkap

dimatikan dengan cara menekan bagian thoraks atau disuntik alkohol 70%.

Kupu-kupu yang telah mati kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas papilot

dan mencatat data pada tallysheet meliputi lokasi penangkapan, keadaaan cuaca,

jenis tumbuhan di lokasi, nama ilmiah kupu-kupu, famili kupu-kupu, aktivitas saat

di tangkap dan waktu ditangkap.

Plot 1 Plot 2

10m

jeda

(30)

2. Identifikasi Jenis Kupu-kupu

Kupu-kupu yang didapat dari hasil pengamatan kemudian dikumpulkan per

jalur untuk kemudian diidentifikasi menggunakan bantuan buku panduan lapang

(fieldguide) kupu-kupu. Buku identifikasi yang digunakan adalah, Identification

guide for butterflies of West Java (Schulze), Practical Guide to The Butterflies of

Bogor Botanic Garden (Peggie & Mohammad 2006), dan The Ilustrated

Encyclopedia of the Butterfly World (Smart 1975).

3. Pembuatan spesimen kupu-kupu

Pembuatan spesimen dilakukan dengan merentangkan sayap kupu-kupu di

atas sterofoam. Perentangan sayap dibantu menggunakan kertas minyak agar

sayap kupu-kupu dapat merentang sempurna, kemudian spesimen dikeringkan ke

dalam oven. Spesimen yang sudah selesai dioven difoto dan disimpan pada kotak

spesimen yang sudah ditaburi kapur barus.

3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk melihat tingkat kekayaan, keanekaragaman

jenis, kemerataan jenis, frekuensi jenis, dominansi jenis, kesamaan jenis

kupu-kupu dan dinamikanya untuk setiap tipe habitat di Kampus IPB Darmaga.

Kekayaan Jenis

Nilai kekayaan jenis kupu-kupu dihitung menggunakan Indeks Diversitas

Margalef (Magurran 1988) dengan rumus:

���= (� − �)/��� Keterangan:

Dmg = Diversitas Margalef

N = Jumlah individu

S = Jumlah jenis yang diamati

ln = Logaritma Natural

Keanekaragaman Jenis

Nilai kekayaan jenis kupu-kupu dihitung menggunakan Indeks

(31)

�′=− � ������

Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

Pi = Proporsi nilai penting

Kemerataan Jenis

Nilai kemerataan jenis dihitung menggunakan rumus Eveness indeks

Shannon (Magurran 1988) dengan rumus:

�=�′/��� Keterangan:

E = indeks kemerataan (nilai antara 0 – 10)

H’ = keanekaragaman jenis kupu-kupu

Kesamaan Jenis

Kesamaan jenis digunakan untuk mengetahui nilai kesamaan jenis antar

habitat dihitung menggunakan koefisien Jaccard (Magurran 1988) dengan rumus

��= �/(�+� − �) Keterangan:

Sj = Koefisien kesamaan Jaccard

a = Jumlah jenis yang ditemukan pada tipe habitat a dan b

b = Jumlah jenis yang ditemukan pada tipe habitat b

c = jumlah jenis yang ditemukan pada tipe habitat a

Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui kondisi vegetasi pada

habitat kupu-kupu sehingga dapat diketahui nilai komposisi dan dominansi

tumbuhan pada suatu tipe habitat. Persamaan-persamaan yang dicari antara lain:

Kerapatan Suatu Jenis (K)

(32)

Kerapatan Relatif Suatu Jenis (KR)

KR = kerapatan suatu jenis

kerapatan seluruh jenis x 100%

Frekuensi Suatu Jenis (F)

F = jumlah plot ditemukan suatu jenis jumlah seluruh subpetak contoh

Frekuensi Relatif (FR)

FR = frekuensi suatu jenis

frekuensi seluruh jenis x 100%

Indeks Nilai Penting (INP)

INP = KR + FR

Uji dua Sampel Berpasangan (Paired sample T Test)

Uji dua sampel berpasangan digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan atau

sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan berbeda, dengan perhitungan

sebabagai berikut.

�= �1��� − �2���

��12 �1 +

�22

�2 −2� � � 1

√�1� � �√�22 �

Uji dua sampel berpasangan digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh perubahan tipe habitat yang terjadi pada selang waktu 2007 hingga 2012

terhadap kekayaan jenis dan nilai indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu di

(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Habitat

Tipe habitat yang dijadikan lokasi penelitian memiliki karakteristik yang

berbeda. Delapan tipe habitat pada kawasan Kampus IPB Darmaga disajikan pada

Gambar 6.

Gambar 6 Kondisi habitat: 1) Arboretum Lansekap, 2) Hutan Al-Hurriyah, 3) Hutan Sengon, 4) Hutan Akasia, 5) Kawasan DAR, 6) Perumahan dosen, 7) Cikabayan dan 8) Kawasan Gymnasium.

Deskripsi kedelapan tipe habitat diuraikan sebagai berikut: 1) Arboretum

Lansekap merupakan tipe habitat yang ditumbuhi berbagai macam pohon bertajuk

rindang, memiliki padang terbuka dan beragam tanaman buah; 2) Hutan Al

Hurriyah adalah kawasan yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan berkayu

besar, tinggi, memiliki tajuk pohon rindang dan rapat serta topografi yang sedikit

berlereng; 3) Hutan Sengon terletak di dekat Situ Leutik danau Lembaga Studi

Informasi (LSI) Kampus IPB Darmaga, dan merupakan tipe habitat yang

ditumbuhi tegakan sengon; 4) Hutan Akasia adalah tipe habitat yang terdiri dari

tegakan akasia dan terletak dekat dengan sungai Cihideung; 5) Kawasan DAR

Fakultas Kehutanan merupakan kawasan gedung perkuliahan yang memiliki areal

dengan tegakan karet, gmelina, mahoni dan jenis lainnya; 6) Perumahan dosen

(34)

Cikabayan merupakan kebun percobaan yang memiliki habitat terbuka dan

ditumbuhi oleh beragam tanaman buah; 8) Kawasan Gymnasium terdiri dari

kawasan terbuka yang ditumbuhi tumbuhan bawah dan juga tumbuhan berkayu

seperti jenis akasia dan sengon. Tipe habitat pada kawasan Kampus IPB Darmaga

disajikan pada Gambar 6.

4.1.1 Komponen Fisik Habitat a. Suhu dan Kelembaban Udara

Pengamatan dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2012 yang merupakan

musim kemarau. Nilai suhu dan kelembaban udara tersaji pada Gambar 7.

Gambar 7 Hasil Pengukuran suhu dan kelembaban udara rata-rata pada masing-masing tipe habitat.

Tipe habitat dengan suhu udara tertinggi adalah Cikabayan yaitu dengan

suhu udara rata-rata sebesar 31,56°C dan tipe habitat dengan suhu udara terendah

pada Akasia dan Hutan Al-Hurriyah dengan suhu udara rata-rata sebesar

29,11°C. Kelembaban udara rata-rata tertinggi berada pada kawasan Perumahan

dosen yaitu sebesar 75,89% dan kelembaban udara terendah pada kawasan DAR

sebesar 64,43%. Seluruh tipe habitat yang terdapat pada kawasan Kampus IPB

Darmaga memiliki kisaran suhu rata-rata 29,11° - 32,00°C yang sesuai dengan

suhu kupu-kupu untuk beraktivitas (Watanabe & Imoto 2003), sedangkan

kelembaban udaranya berkisar antara 64,43% sampai 75,89%.

(35)

b. Sumber Air dan Keberadaan Daerah Terbuka

Sumber air yang menyediakan ketersediaan air sepanjang tahun pada

delapan tipe habitat hanya dimiliki pada dua tipe habitat yaitu pada tipe habitat

Hutan Sengon dan Akasia. Pada tipe habitat Sengon letaknya bersebelahan

dengan Situ Leutik Danau LSI IPB dan pada tipe habitat Akasia letaknya

berbatasan dengan sungai Cihideung. Tipe habitat Arboretum Lansekap, Hutan

Al-Huriyah, Kawasan DAR, Perumahan dosen, Cikabayan dan Gymnasium

terdapat sumber air berupa genangan air dan aliran air pada selokan. Keberadaan

sumber air pada tipe habitat hutan Akasia dan Sengon disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Sumber air pada tipe habitat: 1) Hutan Akasia dan 2) Hutan Sengon.

Keberadaan ruang terbuka ditemukan pada semua tipe habitat. Arboretum

lansekap, kawasan DAR Fakultas kehutanan, perumahan dosen, Cikabayan dan

Gymnasium menyediakan ruang terbuka yang cukup sedangkan pada hutan

Al-huriyah, Sengon dan Akasia, hanya terdapat daerah terbuka berupa jarak antara

tegakan vegetasi yang agak jarang.

c. Cahaya Matahari

Pengambilan data mengenai distribusi cahaya matahari diukur melalui tingkat

tutupan tajuk pada masing-masing tipe habitat. Tingkat tutupan tajuk pada

(36)

Gambar 9 Tutupan tajuk pada masing-masing tipe habitat: 1) Arboretum Lansekap, 2) Hutan Al-Hurriyah, 3) Hutan Sengon, 4) Hutan Akasia, 5) Kawasan DAR, 6) Perumahan dosen, 7) Cikabayan dan 8) Kawasan Gymnasium.

Gambar dari tutupan tajuk pada masing-masing tipe habitat kemudian

dianalisis menggunakan Hemiview 2.1 Canopy Analysis Software sehingga dapat

diperoleh nilai Leaf Area Index (LAI) mengenai distribusi cahaya ke permukaan

tanah dan tingkat kerindangan habitat. Hasil yang diperoleh dari analisis nilai Leaf

Area Index (LAI) tersaji pada Gambar 10.

Gambar 10 Nilai Leaf Area Index pada masing-masing tipe habitat.

Tipe habitat yang memiliki penutupan tajuk paling besar adalah kawasan

DAR dan hutan Al-Hurriyah sedangkan tipe habitat yang memiliki tutupan tajuk

(37)

terendah adalah akasia. Besarnya nilai LAI dapat menjelaskan bahwa akibat

adanya penutupan tajuk yang besar maka intensitas cahaya matahari yang akan

sampai ke lantai hutan semakin rendah.

4.1.2 Komponen Biotik Habitat a. Vegetasi

Vegetasi merupakan salah satu komponen habitat yang penting bagi

kupu-kupu. Ketersediaan vegetasi sebagai sumber pakan dan pelindung mempengaruhi

keberadaan kupu-kupu. Berdasarakan hasil kegiatan analisis vegetasi pada

masing-masing habitat diperoleh 61 jenis tumbuhan yang terdiri dari 15 famili

pada kawasan Kampus IPB Darmaga. Perbandingan famili dan jenis tumbuhan

yang ditemukan disajikan pada Lampiran 4, sedangkan jumlah jenis vegetasi

pakan larva, pakan kupu-kupu dan shelter pada masing-masing habitat dijabarkan

pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah jenis vegetasi pakan larva, pakan kupu-kupu dan shelter pada masing-masing habitat.

No Tipe Habitat Pakan Kupu-kupu Pakan Larva Shelter

1 Arboretum Lansekap 0 8 9

2 Hutan Al-Hurriyah 1 6 3

3 Hutan Sengon 1 3 3

4 Hutan Akasia 3 0 4

5 Kawasan DAR 0 5 11

6 Perumahan Dosen 5 5 4

7 Cikabayan 3 7 3

8 Kawasan Gymnasium 4 5 6

Hasil kegiatan analisis vegetasi mendapatkan jenis-jenis vegetasi yang

dominan pada masing-masing tipe habitat di kawasan Kampus IPB Darmaga.

Jenis vegetasi yang dominan pada masing-masing tipe habitat dijabarkan pada

(38)

Tabel 4 Jenis vegetasi yang mendominasi pada masing-masing habitat

Habitat Tingkat dan INP

Tumbuhan bawah INP Pancang INP Tiang INP Pohon INP

A Ipomoea cairica 63,88 Psidium guajava 83,33 Garcinia mangostana 200,00 Arthocarpus heteropilus 25,38

Swietenia macrophylla 25,38

Intsia bijuga 25,38

B Costus sp 200,00 - - Durio zibethinus 200,00 Filicium decipiens 34,18

Averrhoa carambola 34,18

C Cyperus sp 80,00 Averrhoa carambola 116,67 Paraserianthes falcataria 200,00 Paraserianthes falcataria 200,00

D Cyperus sp 89,61 Agathis damara 200,00 - - Acasia mangium 171,42

E Cyperus sp 106,12 Shorea pinanga 81,81 Shorea pinanga 50,00 Gmelina arbarea 76,92

Gmelina arborea 50,00

F Lantana camara 47,91 Gnetum gnemon 100,00 Gnetum gnemon 83,33 Schima wallichii 54,86

Eusideroxylon zwageri 100,00

G Cyperus sp 97,53 Psidium guajava 70,83 - - Filicium decipiens 34,18

Averrhoa carambola 34,18

H Cyperus sp 78,69 Acasia mangium 58,33 - - Leucaena leucocephala 69,16

(39)

Pengamatan pada kawasan Kampus IPB Darmaga menemukan 23 jenis

tumbuhan pakan larva dengan jenis pakan larva terbanyak pada tipe habitat

Arboretum Lansekap dengan jumlah yang ditemukan sebanyak 8 jenis. Beberapa

contoh pakan larva yang ditemukan berasal dari famili Anacardiaceae,

Annonaceae, Bombacaceae, Clusiaceae, Lauraceae, Moraceae dan Rutaceae.

Jenis pakan kupu-kupu yang ditemukan pada kawasan Kampus IPB

Darmaga sebanyak 10 jenis dengan jenis pakan kupu-kupu terbanyak pada tipe

habitat Perumahan dosen dengan jumlah yang ditemukan sebanyak 5 jenis.

Beberapa contoh pakan kupu-kupu yang ditemukan adalah famili Asteraceae,

Malvaceae, Melastomaceae, Rubiaceae, Theaceae dan Verbenaceae.

Pengamatan pada kawasan Kampus IPB Darmaga menemukan 28 jenis

vegetasi yang berfungsi sebagai shelter dengan jenis terbanyak pada tipe habitat

kawasan DAR dengan jumlah yang ditemukan sebanyak 11 jenis. Beberapa

contoh shelter yang ditemukan adalah famili Araceae, Dipterocarpaceae,

Fabaceae dan Verbenaceae, hal ini sesuai dengan penelitian Tampubolon (2001)

bahwa jenis tumbuhan yang digunakan sebagai shelter umumnya merupakan

pohon-pohon besar, tinggi dan biasanya fungsi shelter hanya bersifat sementara.

Jenis pakan larva, pakan kupu-kupu dan shelter yang ditemukan di kawasan

Kampus IPB Darmaga disajikan pada Lampiran 9.

b. Hewan Lain

Aktivitas kupu-kupu dalam membantu proses polinasi tersebut

menguntungkan satwa herbivora dan pemakan buah karena membantu

tersedianya berbagai jenis tumbuhan sebagai sumber pakannya. Jenis-jenis satwa

yang diuntungkan dengan keberadaan kupu-kupu pada kawasan Kampus IPB

Darmaga diantaranya satwa pemakan buah seperti bajing kelapa (Callosciurus

notatus) dan burung.

Hubungan kupu-kupu dengan satwa lainnya disebabkan karena kupu-kupu

merupakan satwa yang termasuk di dalam rantai makanan. Keberadaan satwa

predator dalam suatu habitat juga mempengaruhi keberadaan kupu-kupu. Jenis

satwa predator bagi kupu-kupu yang ditemukan pada lokasi pengamatan adalah

burung pemakan serangga seperti wallet (Collocalia sp.), kadal (Eutropis sp.) dan

(40)

Kupu-kupu memiliki satwa pesaing dalam habitatnya. Persaingan antara

kupu-kupu dengan satwa lain disebabkan karena adanya kebutuhan sumber pakan

yang sama yaitu nektar. Berdasarkan pengamatan pada masing-masing tipe habitat

jenis satwa pesaing yang umum dijumpai adalah lebah (Xylocopa sp.).

4.2 Kelimpahan dan Kekayaan Jenis Kupu-kupu

Kelimpahan jenis kupu-kupu diketahui berdasarkan jumlah jenis kupu-kupu yang

ditemukan pada masing-masing tipe habitat. Penelitian pada delapan tipe habitat

yang ada di Kampus IPB Darmaga menemukan 707 individu kupu-kupu yang

terdiri atas 55 jenis kupu-kupu. Kupu-kupu yang ditemukan terdiri dari 5 famili,

yaitu Papilionidae (8 jenis), Nymphalidae (29 jenis), Pieridae (8 Jenis),

Lycaenidae (4 jenis) dan Hesperidae (6 jenis). Perbandingan Famili yang

ditemukan pada penelitian dijabarkan pada Gambar 11 dan penyebaran kupu-kupu

pada delapan tipe habitat disajikan pada Tabel 5.

Gambar 11 Perbandingan famili kupu-kupu yang ditemukan

Tabel 5 Penyebaran Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB Darmaga

Famili

(41)

Kekayaan jenis kupu-kupu dihitung menggunakan Diversitas Margalef

(Dmg), hasil perhitungan kekayaan jenis kupu-kupu pada masing-masing tipe

habitat tersaji pada Gambar 12.

Gambar 12 Nilai kekayaan jenis kupu-kupu di masing-masing tipe habitat.

Tipe habitat yang memiliki jenis kupu-kupu tertinggi adalah tipe habitat

Perumahan dosen dengan jumlah jenis yang ditemukan sebanyak 26 jenis dan

nilai kekayaan jenis sebesar 3,81; sedangkan tipe habitat yang memiliki jenis

kupu-kupu terendah adalah tipe habitat akasia dengan jumlah jenis yang

ditemukan sebanyak 10 jenis dan nilai kekayaan jenis sebesar 1,37. Hasil

penelitian memperoleh data dari delapan tipe habitat yang ada di Kampus IPB

Darmaga. Famili Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Hesperidae dan

Lycaenidae hanya ditemukan pada tiga tipe habitat yaitu Hutan Akasia, Hutan

Al-Hurriyah dan Perumahan dosen.

Famili Lycaenidae merupakan famili kupu-kupu yang mempunyai jumlah

jenis terendah. Famili ini tidak ditemukan pada tipe habitat Arboretum Lansekap,

Cikabayan, kawasan DAR dan Sengon sedangkan famili Hesperidae tidak

ditemukan pada tipe habitat Arboretum Lansekap, Cikabayan, Gymnasium dan

Kawasan DAR. Kedua famili kupu-kupu ini memiliki ukuran tubuh yang kecil

dan cara terbang yang cepat sehingga sulit untuk ditemukan.

(42)

Famili yang memiliki jumlah jenis terbanyak adalah Nymphalidae hal ini

sesuai dengan penelitian Saputro (2007), bahwa Famili Nymphalidae memiliki

tingkat keanekaragaman tertinggi di kawasan Kampus IPB Darmaga. Tingginya

keanekaragaman famili Nymphalidae dikarenakan jenis kupu-kupu dalam famili

ini mudah beradaptasi dan memiliki jumlah jenis paling banyak diantara famili

lainnya.

4.3 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu

Keanekaragaman jenis kupu-kupu dihitung menggunakan indeks

Shannon-Wiener (H’). Hasil perhitungan keanekaragaman jenis kupu-kupu pada

masing-masing tipe habitat tersaji pada Gambar 13.

Gambar 13 Nilai keanekaragaman jenis kupu-kupu pada masing-masing tipe Habitat.

Tipe habitat yang memiliki keanekaragaman jenis tertinggi yaitu pada tipe

habitat Perumahan dosen dengan nilai keanekaragaman sebesar 2,93. Tipe habitat

Perumahan dosen sebagian besar berbentuk pekarangan yang memiliki cukup

areal terbuka, hal ini sesuai dengan pernyataan Tampubolon (2001) bahwa

pekarangan rumah berfungsi sebagai sumber pakan, tempat berlindung dan

bermain bagi kupu-kupu. Tipe habitat ini ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan

pakan larva dan pakan kupu-kupu seperti Solanum torvum, Melastoma candidum,

Lantana camara, Ixora coccinea, Hibiscus rosa dan jenis lainnya. Tipe habitat

(43)

dengan keanekaragaman terendah pada tipe habitat Akasia dengan nilai

keanekaragaman sebesar 1,94; hal ini dikarenakan pada tipe habitat Akasia tidak

memiliki jenis pakan larva dan memiliki sedikit areal terbuka.

Penelitian ini menemukan 18 jenis kupu-kupu pada habitat tertentu. Semua

jenis tersebut terdiri dari 4 jenis di tipe habitat Sengon, 4 jenis di tipe habitat

Perumahan dosen, 3 jenis di habitat Arboretum Lansekap, 2 jenis di tipe habitat

Cikabayan, 2 jenis di tipe habitat Gymnasium dan masing-masing 1 jenis di tipe

habitat Hutan Al Hurriyah, Akasia dan kawasan DAR. Jenis kupu yang ditemukan

pada habitat tertentu dijabarkan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Daftar jenis kupu-kupu yang ditemukan pada habitat tertentu

No Jenis Famili Tipe Habitat Jumlah

1 Acraea violae Nymphalidae Sengon 11

2 Orsotriaena medus Nymphalidae Sengon 10

3 Dophla evelina Nymphalidae Arboretum lanskap 1

4 Phaedyma columella Nymphalidae Arboretum lanskap 1

5 Elymnias nesaea Nymphalidae Cikabayan 3

6 Athyma perius Nymphalidae Cikabayan 7

7 Moduza procris Nymphalidae Kawasan Gymnasium 1

8 Danaus genutia Nymphalidae Perumahan dosen 1

9 Borbo cinnara Hesperidae Sengon 5

10 Telicota augias Hesperidae Perumahan dosen 1

11 Tagiades ultra Hesperidae Sengon 4

12 Chilades pandava Lycaenidae Akasia 1

13 Rapala sufusa Lycaenidae Kawasan Gymnasium 1

14 Zizina otis Lycaenidae Perumahan dosen 4

15 Loxura atymnus Lycaenidae Hutan Al-Hurriyah 3

16 Delias belisama Pieridae Arboretum lanskap 1

17 Losaria coon Papilionidae Perumahan dosen 1

18 Papilio polytes Papilionidae Kawasan sekitar DAR 1

Beberapa jenis kupu-kupu ditemukan dalam jumlah yang rendah atau hanya

pada satu tipe habitat saja. Hal ini dapat diakibatkan oleh terganggunya habitat

dari kupu-kupu tersebut yang membuat mereka terisolir dan hanya dapat

(44)

menjelaskan bahwa jenis kupu-kupu yang bersifat sensitif terhadap gangguan

habitat ditemukan dalam jumlah yang rendah atau hanya pada satu habitat saja.

4.4 Kemerataan Jenis Kupu-kupu

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai indeks kemerataan jenis (Eveness)

Shannon pada masing-masing tipe habitat tersaji pada Gambar 14.

Gambar 14 Nilai kemerataan jenis kupu-kupu pada masing-masing tipe habitat.

Berbagai jenis kupu-kupu pada tiap tipe habitat hampir memiliki jumlah

yang merata, hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai eveness yang mendekati

angka maksimal. Angka kemerataan jenis terendah terdapat pada tipe habitat

Arboretum Lansekap yaitu sebesar 0,83; hal ini menunjukan pada tipe habitat

arboretum lansekap memiliki jenis dominan. Jenis kupu-kupu yang ditemukan

dengan jumlah terbanyak pada tipe habitat Arboretum Lansekap adalah jenis

Ypthima baldus dari famili Nymphalidae yang menunjukan baawa jenis Y. baldus

merupakan jenis yang dominan di habitat Arboretum Lansekap.

Penelitian Saputro (2007) juga menyatakan bahwa genus Yphtima

ditemukan dengan jumlah individu paling banyak di Kampus IPB Darmaga.

Tumbuhan pakan dari genus Yphtima adalah Cyperaceae yang dominan

ditemukan di kawasan Kampus IPB Darmaga. Menurut Effendi (2009) kupu-kupu

jenis Ypthima sp. merupakan kupu-kupu yang memiliki larva bersifat polifag atau

generalis yaitu pakan larva jenis tersebut tidak tergantung pada satu jenis

tumbuhan sehingga memiliki tingkat kelimpahan yang tinggi bila dibandingkan

(45)

dengan jenis kupu-kupu yang memiliki larva monofag atau pemakan satu jenis

tumbuhan tertentu. Polifag menyebabkan jenis Ypthima sp. dapat berkembang

pada habitat terganggu. Beberapa jenis kupu-kupu yang juga dominan ditemukan

di Kampus IPB Darmaga yaitu Leptosia nina, Y. philomella, Mycalesis janardana,

Eurema hecabe, Hypolimnas bolina dan Appias libythea.

4.5 Koefisien Kesamaan Jenis Kupu-kupu

Tingkat kesamaan jenis dalam penggunaan habitat diketahui dengan

melihat indeks kesamaan jenis antara tipe habitat kupu-kupu di kawasan Kampus

IPB Darmaga. Koefisien kesamaan jenis menunjukan seberapa besar kesamaan

antar komunitas jenis. Koefisien kesamaan antar jenis tipe habitat tersaji pada

Tabel 7.

Tabel 7 Koefisien kesamaan jenis kupu-kupu antar tipe habitat

Habitat A B C D E F G H

Keterangan: A: Arboretum Lansekap, B: Hutan Al Hurriyah, C: Hutan Sengon, D: Hutan Akasia, E: Kawasan DAR, F: Perumahan Dosen, G: Cikabayan dan H: Kawasan Gymnasium.

Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, koefisien kesamaan tertinggi

adalah pada tipe habitat kawasan Gymnasium dan Cikabayan dengan nilai

koefisien kesamaan sebesar 0,44. Nilai koefisien yang tinggi menandakan adanya

kesamaan jenis yang tinggi di kedua tipe habitat. Jumlah jenis kupu-kupu yang

ditemukan pada kedua tipe habitat sebanyak 12 jenis yaitu A. libythea, Delias

hyparete, Doleschallia bisaltide, E. hecabe, G. Agamemnon, G. sarpedon,

Ideopsis juventa, Junonia hedonia, L. nina, P. demoleus, P. memnon, Y. baldus.

Kedua habitat ini memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama seperti memiliki

ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan kupu-kupu. Jenis vegetasi yang

ditemukan pada ke dua habitat berasal dari famili Asteraceae, Cyperaceae,

(46)

4.6 Perbandingan Nilai Karakteristik Habitat pada masing-masing Tipe Habitat

Kedelapan tipe habitat memiliki karakteristik masing-masing yang

berpengaruh terhadap tingkat kekayaan, keanekaragaman dan kemerataan jenis

kupu-kupu. Perbandingan nilai karakteristik habitat terhadap nilai

keanekaragaman jenis, kemerataan jenis dan kekayaan jenis pada masing-masing

tipe habitat tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8 Perbandingan nilai karakteristik habitat terhadap nilai keanekaragaman jenis, kemerataan jenis dan kekayaan jenis pada masing-masing tipe habitat.

Keterangan: H: Keanekaragaman jenis, E: Kemerataan jenis, Dmg: Kekayaan jenis, LAI: Leaf Area index

Berdasarkan Tabel 8 nilai indeks kekayaan jenis kupu-kupu (Dmg) dan

nilai indeks keanekaragaman jenis (H) tertinggi berada pada rata-rata suhu

30,33°C, rata-rata kelembaban 75,89% dan nilai LAI sebesar 1,51 yaitu pada tipe

habitat Perumahan dosen. Penelitian yang dilakukan Azahra (2012) dapat

menunjukan bahwa nilai LAI tidak berpengaruh secara langsung terhadap tingkat

keanekaragaman jenis, kemerataan jenis dan kekayaan jenis kupu-kupu. Adanya

preferensi kupu-kupu dalam memilih lingkungannya ditandai dengan

keanekaragaman jenis kupu-kupu pada tiap tipe habitat dengan nilai rata-rata

(47)

Tipe habitat Perumahan dosen memiliki 5 jenis tumbuhan pakan

kupu-kupu, 5 jenis tumbuhan pakan larva dan 4 jenis tumbuhan shelter. Data yang

diperoleh pada tipe habitat perumahan dosen memiliki jenis pakan larva dan

pakan kupu-kupu yang bervariasi dengan jumlah jenis pakan kupu-kupu

terbanyak diatara tujuh tipe habitat lainnya sehingga dapat disimpulkan

keberadaan pakan larva dan pakan kupu-kupu berpengaruh terhadap komunitas

kupu-kupu. Adapun tumbuhan pakan larva yang ditemukan berasal dari famili

Solanaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, Oxalidaceae dan Moraceae sedangkan

tumbuhan pakan kupu-kupu yang ditemukan berasal dari famili Melastomaceae,

Verbenaceae, Rubiaceae, Malvaceae dan Theaceae.

Nilai indeks kemerataan jenis kupu-kupu tertinggi yaitu pada rata-rata suhu

29,89 rata-rata kelembaban 74,78% dan nilai LAI sebesar 1,44 berada pada tipe

habitat hutan Sengon. Tipe habitat hutan Sengon memiliki 3 jenis tumbuhan

pakan kupu-kupu, 1 jenis tumbuhan pakan larva dan 3 jenis tumbuhan shelter.

Jenis tumbuhan Melastoma candidum yang sedang berbunga ditemukan dengan

jumlah yang banyak pada tipe habitat ini. Keberadaan bunga membuat

ditemukannya aktivitas berbagai jenis kupu-kupu sehingga nilai kemerataan jenis

kupu-kupu menjadi tinggi.

4.7 Analisis Hasil Penelitian dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawasan Kampus

IPB Darmaga sebelumnya sudah dilakukan, diantaranya penelitian Saputro

(2007). Penelitian ini memiliki kesamaan lokasi dengan penelitian Saputro yang

membagi kawasan Kampus IPB Darmaga menjadi 8 tipe habitat yaitu arboretum

lansekap, hutan alam Al Hurriyah, hutan tanaman Sengon, hutan tanaman Akasia,

kawasan sekitar DAR Fakultas Kehutanan, Perumahan dosen (Jalan Jati),

Cikabayan dan kawasan Gymnasium.

Berdasarkan penelitian terdahulu pada semua tipe habitat memperoleh data

kupu-kupu sebanyak 70 jenis dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 jenis), Pieridae

(12 jenis), Nymphalidae (39 jenis) dan Lycaenidae (10 jenis) sedangkan pada

penelitian ini ditemukan 55 jenis kupu-kupu yang terdiri dari 5 famili, yaitu

(48)

(4 jenis) dan Hesperidae (6 jenis). Perbandingan jumlah jenis yang ditemukan

pada kedua penelitian disajikan pada Gambar 15.

Gambar 15 Perbandingan jumlah jenis yang ditemukan pada penelitian tahun 2007 dan tahun 2012.

Jenis kupu-kupu yang baru ditemukan sebanyak 20 jenis yang terdiri dari

Papilionidae (1 jenis), Pieridae (1 jenis), Nymphalidae (10 jenis), Lycaenidae (2

Jenis) dan Hesperidae (6 jenis). Jenis kupu-kupu yang baru ditemukan disajikan

pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis kupu-kupu baru yang ditemukan pada penelitian tahun 2012

No Nama spesies Famili Tipe Habitat

1 Pachliopta aristolochiae Papilionidae Arboretum Lansekap

2 Delias pasithoe Pieridae Arboretum Lansekap

3 Acraea violae Nymphalidae Sengon

4 Athyma perius Nymphalidae Cikabayan

5 Dophla evelina Nymphalidae Arboretum Lansekap

6 Euploea camaralzeman Nymphalidae Arboretum Lansekap, Gymnasium,

Perumahan dosen

7 Euploea phaenarete Nymphalidae Cikabayan, Perumahan dosen

8 Hypolimnas misippus Nymphalidae Akasia, Cikabayan

9 Melanitis zitenius Nymphalidae Arboretum Lansekap, hutam

Al-Hurriyah

10 Moduza procris Nymphalidae Gymnasium

11 Neptis hylas Nymphalidae Arboretum Lansekap, hutam

Al-Hurriyah, Perumahan dosen

12 Phaedyma columella Nymphalidae Arboretum Lansekap

13 Chilades pandava Lycaenidae Akasia

14 Rapala sufusa Lycaenidae Gymnasium

15 Borbo cinnara Hesperidae Sengon

16 Hidari irava Hesperidae Hutan Al-Hurriyah

17 Oriens gola Hesperidae Akasia, Hutan Al-Hurriyah

18 Pelopidas conjunctus Hesperidae Sengon

19 Tagiades ultra Hesperidae Sengon

20 Telicota augias Hesperidae Perumahan dosen

9 12

Papilionidae Pieridae Nymphalidae Lycaenidae Hespiridae 2007 2012

Famili Jumlah

Jenis

(49)

Famili Hesperidae merupakan famili yang baru ditemukan pada penelitian

ini. Famili ini memiliki ukuran tubuh yang kecil dan memiliki kebiasaan terbang

dengan cepat pada lantai hutan sehingga kemungkinan mempengaruhi tingkat

kesulitan penangkapan dan pengidentifikasian famili ini pada penelitian

sebelumnya. Hasil penelitian ini tidak menemukan 35 jenis kupu-kupu yang

pernah ditemukan pada penelitian sebelumnya, jenis kupu-kupu yang ditemukan

pada penelitian Saputro (2007) disajikan pada Lampiran 3. Adanya perbedaan

jumlah tersebut dipengaruhi oleh cuaca serta ketelitian kolektor pada saat

pengamatan dan penangkapan.

Perubahan penggunaan habitat berpengaruh pada tingkat keanekaragaman,

dan jumlah jenis kupu-kupu di kawasan Kampus IPB Darmaga, perbandingan

tingkat keanekaragaman, kemerataan dan jumlah jenis kupu-kupu pada tahun

2007 dan 2012 disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Perbandingan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan jumlah jenis kupu-kupu pada tahun 2007 dan 2012.

Tipe Habitat Tahun

2007 2012

(50)

Nilai indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu tertinggi pada tahun 2007

berada pada tipe habitat Cikabayan dengan nilai 3,17 sedangkan pada tahun 2012

tipe habitat yang memiliki nilai indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu tertinggi

adalah tipe habitat perumahan dosen dengan nilai 3,00. Nilai indeks kemeratan

jenis kupu-kupu tertinggi pada tahun 2007 berada pada tipe habitat Cikabayan

dengan nilai 3,17 sedangkan pada tahun 2012 tipe habitat yang memiliki nilai

indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu terbesar adalah tipe habitat Perumahan

dosen dengan nilai 3,00.

Secara umum penurunan jumlah jenis kupu-kupu terjadi pada semua tipe

habitat, penurunan jumlah jenis tertinggi terjadi pada tipe habitat kawasan DAR

dari 34 jenis pada tahun 2007 menjadi 11 jenis pada tahun 2012. Adanya

perubahan nilai keanekaragaman, kemerataan dan jumlah jenis kupu-kupu ini

dikarenakan oleh perubahan penggunaan lahan di Kampus IPB Darmaga sehingga

mengurangi luasan habitat kupu-kupu.

Perbandingan kesamaan kondisi masing-masing tipe habitat pada selang

waktu 2007 hingga 2012 di analisis dengan mencari nilai indeks kesamaan jenis

kupu-kupu dan koefisien kesamaan jenis vegetasi pada masing-masing tipe habitat

pada kedua penelitian. Koefisien kesamaan jenis vegetasi pada masing-masing

tipe habitat pada kedua penelitian tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Koefisien kesamaan jenis vegetasi pada masing-masing tipe habitat pada kedua penelitian

Keterangan: A: Arboretum Lansekap, B: Hutan Al Hurriyah, C: Hutan Sengon, D: Hutan Akasia, E: Kawasan DAR, F: Perumahan Dosen, G: Cikabayan dan H: Kawasan Gymnasium.

Berdasarkan nilai koefisien kesamaan jenis vegetasi pada Tabel 11

kedelapan tipe habitat yang ada di Kampus IPB Darmaga memiliki kisaran nilai 0

Gambar

Gambar 1  Bentuk dan bagian tubuh kupu-kupu. (Sumber: D’ Abrera 1977 diacu
Gambar 2  Daur hidup kupu-kupu (Sumber: www.gardenswithwings.com).
Tabel 1 Jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan larva kupu-kupu
Gambar 3  Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kelelawar di Kawasan Hutan Batang Toru Bagian Barat (HBTBB), Sumatera Utara adalah

Penelitian dilaksanakan pada lima tipe habitat yaitu hutan pantai, kebun campuran tua, habitat danau, permukiman (perumahan), dan daerah perkotaan (RTH kota, yang meliputi

Fakta lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan sumber air di habitat Camp Ambung berpengaruh terhadap tingginya jumlah jenis kupu-kupu yang ditemukan dibandingkan

Hasil penelitan menunjukan jumlah jenis yang ditemukan di tiga tipe habitat di dominasi oleh tipe habitat hutan sekunder dengan total jenis paling banyak dengan 12

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Kelelawar di Kawasan Hutan Batang Toru Bagian Barat (HBTBB), Sumatera Utara adalah

Lokasi yang paling banyak ditemukan spesies tumbuhan langka yaitu kompleks Fakultas Kehutanan, Arboretum Hutan Tropika, Arboretum Lanskap dan komplek perumahan

Habitat memiliki wilayah yang relatif terbuka (ditandai dengan nilai GSF yang besar dan nilai LAI yang kecil). Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan pakan larva, tumbuhan

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2009 di Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah yang meliputi delapan tipe habitat yaitu habitat