DI KAMPUS IPB DARMAGA
NURCAHYO ADHI SAPUTRO
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
DI KAMPUS IPB DARMAGA
NURCAHYO ADHI SAPUTRO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
NURCAHYO ADHI SAPUTRO E34101079. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga. Dibimbing oleh LIN NURIAH GINOGA dan AGUS PRIYONO KARTONO.
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif dan berperan sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu habitat yang baik dari jenis kupu. Keberadaan kupu-kupu di kawasan Kampus IPB Darmaga masih banyak yang belum memperhatikan dan mengetahuinya, untuk itu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu. Tujuan penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu di kampus IPB Darmaga ini adalah untuk menentukan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu berdasarkan tipe habitat. Menentukan tingkat kesamaan penggunaan habitat jenis kupu-kupu yang ada di Kampus IPB Darmaga.
Penelitian ini dilakukan di dalam kawasan Kampus IPB Darmaga pada bulan Maret-Oktober 2006. Pengambilan data populasi kupu-kupu dilakukan dengan metode transek dengan panjang 500 m dan lebar 20 m (The Wildlife Trusts 2001).
Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada semua tipe habitat, di dapatkan jenis-jenis yang mendominasi mulai dari tingkat semai/tumbuhan bawah sampai tingkat pohon, yaitu: jukut pait, rumput teki, kuciat, alang-alang, laban, kiputri, sengon, akasia, gmelina dan nangka. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2.277 ekor kupu-kupu dari 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Diantara 77 spesies kupu-kupu tersebut didapatkan 3 spesies endemik Indonesia yang termasuk dalam famili Nymphalidae, yaitu: Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas dan Cynitia iapsis. Spesies tersebut hanya tersebar di wilayah Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Bali(PIKA 2006).
Habitat kebun percobaan Cikabayan memiliki nilai keanekaragaman (H’) kupu-kupu tertinggi (3,172). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa jenis kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga tidak tersebar merata. Untuk tingkat kepadatan tertinggi yaitu pada lokasi pengamatan sekitar kawasan DAR (405 ekor/ha). Berdasarkan hasil perhitungan indeks similaritas yang memiliki nilai indeks tertinggi yaitu pada habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon yaitu sebesar 0,53.
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif dan berperan sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu habitat yang baik dari jenis kupu-kupu. Dengan metode transek yang berukuran 500 m x 20 m, didapatkan 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Tiga spesies diantaranya adalah endemik Indonesia, yaitu: Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas dan Cynitia iapis. Nilai keragaman jenis kupu-kupu tertinggi dikebun percobaan Cikabayan (H’=3.172), tingkat kepadatan tertinggi yaitu pada lokasi pengamatan sekitar kawasan DAR (405 ekor/ha) dan indeks similaritas yang tertinggi yaitu pada habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon (0,53). Secara umum jenis kupu-kupu yang terdapat di Kampus IPB tidak menyebar merata. Mengingat ditemukannya tiga jenis endemik Indonesia dikawasan kampus IPB Darmaga, maka dalam melakukan pengelolaan kawasan kampus sebaiknya dibuat suatu areal yang ditujukan untuk pelestarian ketiga jenis tersebut. Areal tersebut terdapat jenis vegetasi yang merupakan sumber pakan, seperti: jenis Artocarpus heterophylus (nangka) dan berbagai jenis rerumputan. Selanjutnya, untuk lebih mengenalkan kupu-kupu kepada mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka sebaiknya dibuatkan papan informasi yang berisi minimal gambar dan nama jenisnya di setiap habitat.
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI KAMPUS IPB
DARMAGA
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2007
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Departemen Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.
Skripsi dengan judul Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB
Darmaga ini dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2006. Penelitian ini
dibimbing oleh Ir. Hj. Lin Nuriah Ginoga, M.Si dan Dr. Ir. Agus Priyono Kartono,
M.Si.
Skripsi ini bertujuan untuk menentukan tingkat keanekaragaman,
kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu serta menentukan tingkat kesamaan
penggunaan habitat jenis kupu-kupu yang ada di kampus IPB-Darmaga. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu bagi IPB dalam
menentukan jenis kupu-kupu yang ada, serta sebagai panduan bagi mahasiswa
maupun dosen dalam menjalankan praktikum dan penelitian lebih lanjut tentang
kupu-kupu sesuai dengan tipe habitatnya. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan program wisata kampus di Kampus IPB-Darmaga serta
dapat digunakan untuk kegiatan pengembangan budidaya jenis kupu-kupu.
Penulis memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan baik
dalam analisis maupun dalam penulisan nama latin. Semoga hasil dari penelitian
ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Akhir kata, terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mengkritisi dalam
penyusunan karya ini.
Bogor, Mei 2007
Penulis dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 27 Mei 1983.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Suwarno,Bst dan
Rochani. Penulis menyelesaikan sekolah menengah umum pada SMU Negeri 3
Tegal pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif pada berbagai kegiatan baik
internal maupun eksternal kampus. Penulis aktif di organisasi AFSA tahun
2002-2003, UKM Pramuka sebagai Sekertaris Umum tahun 2003-2004 dan Ketua
Dewan Adat Pramuka tahun 2004-2006, HIMAKOVA sebagai Ketua Kelompok
Pemerhati Kupu-kupu tahun 2003-2004, UKM UKF tahun 2003-2005 sebagai
anggota, dan Agricampus Bicycle Community (Komunitas Sepeda Kampus IPB) tahun 2006-sekarang sebagai Ketua divisi Promosi. Untuk kegiatan ekstra
kampus penulis pernah ikut sebagai panitia Lomba Tingkat V Nasional Gerakan
Pramuka tahun 2002, panitia Raimuna Cabang Gerakan Pramuka tahun 2005,
pelatih Pramuka dan pengajar Bahasa Inggris di SDN Kalibata 02 Petang tahun
2004-sekarang, peserta kegiatan Pelatihan SAR Nasional Gerakan Pramuka di
Surabaya (The National Youth Rescuer Training 2007), peserta kegiatan seminar nasional tentang Revitalisasi Gerakan Pramuka dalam Mendukung Sistem
Pendidikan Nasional tahun 2007 dan peserta kegiatan Diskusi Advokasi Gerakan
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan karya
ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak baik secara moral
maupun material kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Keluarga tercinta, bapak, ibu, Dwi dan Rizki serta keluarga besar Bani
Sumarso. Terima kasih atas dukungan dan doa yang sangat berarti bagi
penulis.
2. Ir. Hj. Lin Nuriah Ginoga, M.Si dan Dr.Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. yang
telah membimbing dan memberikan masukan-masukan dalam proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi.
3. Dr. Ir. Leti Sundawati, M.Sc.F wakil dari Departemen Manajemen Hutan dan
Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. wakil dari Departemen Hasil Hutan selaku dosen
penguji.
4. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc. dan Bandung Sahari, SP.,MSi yang telah
membimbing dan membantu saya dalam identifikasi kupu-kupu di museum
serangga Departemen Hama dan Proteksi Tanaman.
5. Ibu Puji Iswari Laboratorium serangga, LIPI Cibinong yang telah membantu
dan memberikan ijin kepada penulis untuk identifikasi kupu-kupu.
6. Semua dosen dan staf di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fahutan IPB yang telah membimbing dan membantu dalam
menyelesaikan administrasi selama masih aktif kuliah.
7. Teman-teman KSH 38, keluarga besar Gerakan Pramuka, adik kelas di
DKSHE, teman-teman HIMAKOVA, teman-teman komunitas sepeda
(Agricampus Bicycle Community) dan teman-teman kost Balio 27 yang telah memberikan dukungan semangat, doa dan bantuannya.
8. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu per-satu yang telah membantu
DI KAMPUS IPB DARMAGA
Nama Mahasiswa : Nurcahyo Adhi Saputro
NRP : E34101079
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
Ir. Hj.Lin Nuriah Ginoga, M.Si Dr.Ir.Agus Priyono Kartono, M.Si
NIP. 131 999 964 NIP. 131 953 388
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Hendrayanto, MAgr. NIP. 131 578 788
Biodiversity of Butterflies in Bogor Agricultural University Darmaga Campus
By
Nurcahyo Adhi Saputro, Lin Nuriah Ginoga and Agus Priyono Kartono
INTRODUCTION
Butterflies are insects from the order Lepidoptera with ecological roles for flower green pollinators. Bogor Agricultural University (BAU) Darmaga Campus suitable for butterflies habitats, such as forest, lake and open areas. However, very little is known about the butterfly species in the campus is very limited. This study aims to determine butterfly diversity, evenness and population density based on habitat types in BAU Darmaga Campus and to determine the similarity of habitat use by butterflies.
METHODS
This research was conducted from March to October 2006 in BAU Darmaga Campus. Materials used included tape measure, rope, net, syringe,papilot, 70% alcohol, butterfly field guide, tweezers, styrofoam, pins, mothballs, tally sheet as well as butterfly species and their habitat in Darmaga Campus. Data collected were butterfly species and population at each habitat type, and habitat characteristics. Data was collected using 500 m long and 20 m wide transects which were surveyed in the morning (09:00-12:00) with three repetitions. Vegetation data was collected using vegetation analysis within plots. A total of eight areas were surveyed consisting of forested area, water bodies and ecotones. Data analysis is undertaken to calculate vegetation structure, species diversity (H’), density (D), evenness index (E) and similarity index (S). Species evenness in each habitat type was tested using Chi-square.
RESULTS AND DISCUSSION
Based on survey in eight sites, a total of 77 butterfly species were recorded in BAU Darmaga Campus consisting of four families: Papilionidae (9 species), Pieridae (13 species), Nymphalidae (45 species) and Lycaenidae (10 species). Species recorded included three species endemic to Indonesia (Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas and Cynitia iapsis). Based on calculations for H’, Cikabayan had the greatest butterfly diversity (3.172) because of the richness of variety in available food source and cover. E values indicated that butterfly species found in each habitat type were relatively similar with E value greatest at DAR (0.880) due to the relatively less diverse composition of the stand. DAR also had the highest butterfly density (405 individuals/Ha) due to the greater food availability. Based on species occurrence, highest index of similarity was found between Acacia mangium and Paraserianthes falcataria plantation forests (IS=0.53). The two forests are similar and located close to water bodies and main road. This two location are also close to each other therefore affecting butterfly mobility.
CONCLUSIONS
A total of 77 butterfly species were recorded in BAU Darmaga Campus including three endemic species. The highest butterfly diversity was recorded in Cikabayan (H’=3.172), highest evenness value was recorded in DAR (E=0.880), as well as the highest density (405 individuals/Ha). The most similar habitats were Acacia mangium and Paraserianthes falcataria plantation forests (IS=0.53).
This research shaws the importance of BAU Darmaga Campus area to be pressered and promoted for future butterfliy cultivation and tourism
Advisor,
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN... v
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 1
C. Manfaat Penelitian ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. Bioekologi Kupu-Kupu ... 3
B. Klasifikasi Kupu-Kupu ... 3
C. Ekologi Kupu-Kupu ... 6
D. Manfaat Kupu-Kupu ... 8
E. Keanekaragaman Jenis ... 9
III.KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN... 10
A. Letak dan Luas ... 10
B. Keadaan Fisik ... 10
C. Keadan Biotik ... 11
IV.METODE PENELITIAN ... 13
A. Waktu dan Tempat ... 13
B. Alat dan Bahan ... 13
C. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 13
D. Metode Pengambilan Data ... 13
E. Analisis Data ... 17
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21
A. Kondisi Habitat ... 21
B. Kekayaan Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga ... 22
C. Nilai Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga ... 29
D. Sebaran Nilai Kemerataan Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga ... 32
E. Tingkat Kepadatan Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga ... 34
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
Nomor Halaman
1. Fase perkembangan kupu-Kupu ... 8
2. Contoh rekapitulasi data hasil penangkapan kupu-kupu... 17
3. Jumlah jenis vegetasi hasil analisis vegetasi pada masing-masing habitat 21
4. Jenis vegetasi yang mendominasi pada masing-masing habitat... 22
5. Jumlah jenis masing-masing famili pada semua tipe habitat ... 23
6. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Euploea, Melanitis dan
Elymnias... 24
7. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Junonia dan Ypthima ... 26
8. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Mycalesis, Ideopsis dan
Doleschallia ... 27
9. Jumlah individu pada setiap jenis dari berbagai genus ... 29
10.Nilai kepadatan jenis setiap famili untuk setiap tipe habitat ... 35
Nomor Halaman
1. Skema siklus hidup kupu-kupu... 8
2. Bentuk jalur inventarisasi tumbuhan dengan metode garis berpetak ... 14
3. Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga ... 15
4. Peta lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga ... 15
5. Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek... 16
6. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus: Euploea, Melanitis dan Elymnias ... 23
7. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus: Junonia dan Ypthima. 25 8. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus: Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia... 26
9. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari berbagai genus ... 28
10.Indeks Shannon-Wiener (H’) pada masing-masing habitat ... 30
11.Jenis kupu-kupu dari Famili Papilionidae ... 31
12.Jenis kupu-kupu dari Famili Lycaenidae ... 32
13.Nilai kemerataan jenis (E) pada masing-masing habitat... 33
14.Nilai kemerataan jenis (E) pada masing-masing famili ... 33
15.Nilai kepadatan jenis (ekor/Ha) pada masing-masing habitat... 34
Nomor Halaman
1. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Arboretum Lansekap ... 42
2. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Alam Al Hurriyah ... 43
3. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Tanaman Akasia... 44
4. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Tanaman Sengon ... 45
5. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan GYMNASIUM ... 46
6. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan DAR... 47
7. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan Perumahan Dosen... 48
8. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kebun Percobaan Cikabayan ... 49
9. Tabel jumlah kupu-kupu pada setiap tipe habitat ... 50
10.Tabel hasil analisis vegetasi tingkat semai... 52
11.Tabel hasil analisis vegetasi tingkat pancang... 54
12.Tabel hasil analisis vegetasi tingkat tiang ... 55
13.Tabel hasil analisis vegetasi tingkat pohon ... 56
14.Tabel uji statistik terhadap kemerataan jenis kupu-kupu... 58
A. Latar Belakang
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera
yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif sehingga banyak diminati
oleh masyarakat. Kupu-kupu merupakan bagian dari kehidupan di alam, yaitu
sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara
ekologis turut memberi andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem
dan memperkaya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, perubahan
keanekaragaman dan kepadatan populasinya bisa dijadikan sebagai salah satu
indikator kualitas lingkungan.
Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu habitat yang baik untuk jenis
kupu-kupu. Hal ini didukung oleh adanya ekosistem yang merupakan tempat
hidup kupu-kupu seperti: hutan, danau dan tanah terbuka. Namun demikian
keberadaan kupu-kupu di kawasan Kampus IPB Darmaga masih banyak yang
belum memperhatikan dan mengetahuinya.
Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya
penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawasan Kampus IPB
Darmaga. Penelitian ini merupakan tahap lanjutan untuk melengkapi data
Simanjuntak tahun 2000 tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu berdasarkan
tipe habitat. Data yang telah diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengelolaan kawasan Kampus IPB Darmaga serta program
pengembangan wisata pendidikan di Kampus IPB Darmaga nantinya.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu di kampus
IPB Darmaga ini adalah untuk:
1. Menentukan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis
kupu-kupu berdasarkan tipe habitat yang ada di Kampus IPB Darmaga.
2. Menentukan tingkat kesamaan penggunaan habitat jenis kupu-kupu yang ada
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang
keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu yang berada di
kawasan Kampus IPB Darmaga serta dapat dijadikan panduan dalam menjalankan
penelitian dan pengamatan tentang kupu-kupu lebih lanjut sesuai dengan tipe
habitatnya. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan program wisata pendidikan di Kampus IPB Darmaga serta dapat
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bioekologi Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk ke dalam
ordo Lepidoptera, yang berasal dari kata lepido yang berarti sisik dan ptera yang berarti sayap. Ordo ini mempunyai daerah penyebaran yang luas dari dataran
rendah hingga hutan pegunungan tinggi dari 0-2.000 mdpl (Sihombing 1999).
Hidup di daerah tropis, kutub, pegunungan sampai gurun pasir.
Lepidoptera mempunyai sisik-sisik pada sayapnya, sisik-sisik ini akan
lepas seperti debu bila dipegang (Borror et al. 1992). Lembaran sisik tersebut memberikan corak dan warna pada sayap kupu-kupu. Warna-warna terang dan
keanekaragaman jenis yang tinggi terdapat diantara Lepidoptera tropikal (Novak
1999 dalam Lestari 2002). Vietmeyer (1983) dalam Amir dan Noerdjito (1990), menyatakan bahwa hingga saat ini perkiraan jumlah kupu-kupu yang telah
teridentifikasi di dunia sebesar 100.000-150.000 jenis dan 2.500 jenis diantaranya
merupakan endemik Indonesia.
Kupu-kupu merupakan salah satu fauna berdarah dingin yang
mendapatkan panas dari luar tubuhnya. Warna pokok pada sayap berperan
terhadap penyerapan panas. Kupu-kupu mendinginkan tubuh dengan diam dalam
naungan atau jika tidak ada tempat perlindungan, maka mereka akan menutup
sayapnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terserapnya sinar matahari pada
tubuhnya (Smart 1975).
B. Klasifikasi Kupu-Kupu
Menurut Smart (1975), klasifikasi ilmiah dari kupu-kupu termasuk
Kingdom Animalia, Phylum Arthopoda, Class Insecta, Ordo Lepidoptera, Sub Ordo Heteroneura dan Super Familly Rhopalocera. Indonesia memiliki 5 famili kupu-kupu (Noerdjito dan Aswari 2003) dari 15 famili yang ada di dunia (Smart
1975). Kelima famili kupu-kupu tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Papilionidae
Famili Papilionidae disebut juga sebagai kupu-kupu ekor burung walet
depannya panjang dan runcing menyerupai ekor burung walet. Namun tidak
seluruh jenis Papilionidae memiliki ciri seperti itu. Menurut Aidid (1991), ukuran
badan dari famili ini besar, warna menarik dan biasanya warna tersebut menutupi
seluruh tubuh, antena pendek, kuat dan kadang-kadang bersisik. Beberapa spesies
sayap belakang mempunyai tornus yang menjulur ke dalam ekornya.
Genus yang termasuk dalam famili ini adalah Papilio, Graphium, Eurytides, Parides, Euryades, Atrophaneura, Troides, Ornithoptera, Cressida, Pacliopta dan Battus. Salah satu jenis langka yang dapat ditemukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini adalah Troides helena. Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Aristolochiaceae,
Annonaceae dan Lauraceae (Vane et al. 1984). 2. Pieridae
Famili Pieridae disebut juga sebagai kupu-kupu ujung oranye, kupu-kupu
putih, dan kupu belerang (Borror et al. 1992). Rentangan sayap antara 25-100 mm, warna dasar putih atau kuning dengan beberapa spesies diantaranya berpola
dan penuh warna. Sebagian besar spesies dari famili ini adalah hama terutama
yang berwarna putih. Telurnya berbentuk seperti kumparan, larva mulus tanpa
tonjolan dan pupanya berkembang dengan kepala di bawah (Aidid 1991).
Genus yang termasuk dalam famili ini antara lain: Belenois, Pieris, Mylotris, Dixela, Delias, Prioneris, Hebomoia, Ixias, Kolotis dan Appias (Aidid 1991). Jenis yang dapat di temukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili
ini antara lain: Appias nero, Eurema hecabe (Linnaeus 1758) dan Leptosia nina malayana (Psyche). Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Fabaceae, Santalaceae dan Lauraceae (Vane et al. 1984).
3. Nymphalidae
Menurut Aidid (1991), ciri-ciri dari famili ini mempunyai rentangan sayap
antara 25-130 mm dengan warna yang sangat bervariasi. Telur terdiri dari
beberapa bentuk tetapi pada umumnya sumbu horizontal melebihi sumbu vertikal.
Larva umumnya memiliki bulu (duri). Genus yang termasuk dalam famili ini
and Miller 2004). Jenis yang dapat di temukan di Indonesia yang termasuk
kedalam famili ini antara lain: Tanaeci pelea pelea,Cynitia iapis, Doleschallia polibete maturitas, dan Melanitis constantia. Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Arecaceae, Gramineae, Verbenaceae dan
Moraceae (Vane et al. 1984). 4. Lycaenidae
Menurut Aidid (1991), rentangan sayap antara 15–80 mm, biasanya
berwarna-warni metalik, biru atau ungu. Pada ekor sayap belakang terdapat
bintik-bintik. Telur berbintik pipih, menonjol atau berbintik-bintik. Larva agak
pipih berwarna hijau atau coklat. Pupa berukuran pendek dan kuat. Famili ini
memiliki hampir 2.000 spesies yang termasuk dalam genus Eumaeus, Evenus, Thestius, Theritas, Cyenus, Javonica, Arawaeus, Facoona dan Rapala. Jenis yang dapat di temukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini antara lain:
Loxura atymnus fuconius, Tajuria cippus pseudolonginus dan Catochrysops strabo naerina. Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Fagaceae dan Myrtaceae (Vane et al. 1984).
5. Hespiridae
Menurut Aidid (1991), jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam famili ini
pada umumnya memiliki ciri-ciri seperti ukuran tubuhnya sedang, bentang sayap
4-5 cm, berwarna coklat muda sampai coklat tua dengan bercak-bercak putih pada
sayap. Jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam famili ini biasanya aktif
menjelang malam atau pada waktu cahaya matahari masih remang-remang di pagi
hari yang disebut krepuskuler. Kupu-kupu dewasa memakan nektar bunga atau embun madu pada tumbuhan hutan, betinanya bertelur pada daun tumbuhan inang
(misalnya: pisang) yang masih muda dan segar. Telur yang menetas memakan
daun mulai dari bagian tepi. Larva biasanya menggulung daun dan memakan
daun dari dalam. Ulat yang berpupasi di dalam gulungan daun inang sebelum
menetas menjadi kupu dewasa (Amir dkk. 2003). Salah satu jenis yang dapat
C. Ekologi Kupu-Kupu
Dalam suatu habitat memungkinkan hidup beberapa jenis kupu-kupu, ada
yang memiliki anggota yang sangat besar dan ada pula yang terdiri dari beberapa
individu saja. Semua individu-individu jenis di dalam habitat tersebut
membentuk suatu populasi untuk mempertahankan hidupnya. Setiap jenis
kupu-kupu betina dewasa dapat menghasilkan telur dalam jumlah besar selama
hidupnya tetapi sebagian kecil saja yang berhasil mencapai dewasa. Kematian
(mortalitas) dan kelahiran (natalitas) terjadi dalam setiap tahap dalam siklus hidupnya. Hal ini menjaga keseimbangan populasi tersebut. Faktor yang
berpengaruh terhadap variasi populasi adalah perubahan rata-rata laju kelahiran,
laju kematian, adanya emigrasi atau imigrasi dalam suatu habitat (Smart 1975).
Smart (1975), menyatakan bahwa keteraturan ukuran populasi dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor dependen (saling tergantung) dan faktor independen
(tidak saling tergantung). Faktor dependen adalah faktor yang memiliki
ketergantungan terhadap individu yang ada dalam habitat, misalnya ketersediaan
sumberdaya (pakan dan ruang). Faktor independen ialah faktor yang
mempengaruh yang sama kuat dalam suatu populasi, tanpa memperhatikan jumlah
dari satwa yang ada itu, misalnya iklim. Selanjutnya Smart (1975), menjelaskan
bahwa pada kebanyakan kupu-kupu faktor dependen lebih banyak berperan.
1. Habitat Kupu-Kupu
Smiet (1986) dalam Priatna (1990), menyatakan bahwa suatu habitat merupakan hasil interaksi sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut
meliputi komponen fisik yang terdiri dari air, tanah, topografi dan iklim (baik
makro maupun mikro) serta komponen biologis yang terdiri dari manusia,
vegetasi, dan margasatwa. Habitat merupakan suatu tempat yang digunakan
untuk makan, minum, berlindung, bermain dan berkembangbiak (Alikodra 1979).
Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang bersih dan sejuk serta tidak
terpolusi oleh pestisida, asap dan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, maka
kupu-kupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga yang
dipergunakan sebagai indiktor terhadap perubahan ekologis. Semakin beragam
jenis kupu-kupu di suatu tempat menandakan kondisi lingkungan di wilayah
mengatakan bahwa komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu
adalah faktor cahaya yang cukup, udara yang bersih atau tidak terpolusi dan air
sebagai materi yang dibutuhkan untuk kelembaban lingkungan dimana kupu-kupu
tersebut hidup.
Menurut Clark et al. (1966), komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber pakan dan
pelindung. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan ataupun kurang
dari jumlah yang dibutuhkan, maka akan terjadi pergerakan kupu-kupu untuk
mencari daerah baru yang banyak terdapat vegetasi sebagai sumber makanannya.
Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan, maka dapat menyebabkan
kematian. Demikian pula halnya dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat
untuk berlindung dari serangan-serangan predator dan sebagai tempat
berkembangbiak.
2. Siklus Hidup Kupu-Kupu
Umur hidup dari kupu-kupu hanya sekitar tiga sampai empat minggu.
Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase, yaitu fase telur, fase larva,
fase kepompong (pupa) dan imago (dewasa) (Gambar 1). Telur dapat ditemukan di bawah permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat merupakan fase makan,
yang bisanya memakan daun tanaman inangnya. Pada fase larva mengalami
beberapa kali tahapan moulthing sepanjang hidupnya, yaitu proses pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase instar. Proses untuk menjadi pupa
didahului oleh adanya moulthing pada instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak. Lebih kurang satu minggu kulit pupa akan
mengeras yang disebut dengan fase pupa dan dalam waktu tertentu lahirlah
imago. Sehari setelah menetas, imago sudah dapat melakukan kopulasi.
Keterangan mengenai fase perkembangan kupu-kupu lebih jelasnya tersaji dalam
Tabel 1. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor imago jantan. Imago
betina yang akan bertelur mencari daun untuk meletakkan telurnya (Karangan
Imago jantan Imago betina
Perkawinan
Imago jantan/betina Telur
Pupa (Kepompong) Larva (Ulat)
Gambar 1. Skema siklus hidup kupu-kupu
Sumber : Sihombing (1999)
Tabel 1. Fase perkembangan kupu-kupu
Fase Perkembangan Waktu
Perkawinan 6 – 8 jam
Masa persiapan telur 3 – 5 hari
Telur 10 – 16 hari
Larva 14 – 21 hari
Kepompong 21 – 28 hari
Kupu-kupu 21 – 28 hari
Sumber : Sihombing (1999)
D. Manfaat Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang memiliki manfaat,
baik ekologis maupun ekonomis. Menurut Sihombing (1999), manfaat dari
kupu-kupu antara lain:
1. Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Papilio iswara, Euploea callithoe dan Ornitopthera spp.
2. Bahan penelitian biologis dan genetik
3. Rekreasi (dipelihara dalam kandang untuk ditonton)
4. Manfaat keindahan (hiasan dinding, meja, tatakan gelas, dompet, tirai, dan
penindih kertas)
5. Bahan industri, misalnya ngengat sutera (Bombyx mori)
6. Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang (Eryonata thrax), larva kupu-kupu dewasa yang dianggap sebagai hidangan enak di Mexico
E. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman hayati atau biological diversity (biodiversity) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaragaman jenis
tanaman, binatang dan mikroorganisme yang ada dan berinteraksi dalam suatu
ekosistem. Keanekaragaman hayati seringkali dibedakan menjadi
keanekaragaman genetik, jenis dan ekosistem (Primack et al. 1998 dalam Yaherwandi 2005). Menurut Odum (1993), keanekaragaman merupakan hal yang
paling penting dalam mempelajari suatu komunitas, baik tumbuhan maupun
hewan.
Keanekaragaman jenis (species diversity) merupakan sesuatu hal yang paling mendasar dan menarik dalam ekologi, baik itu teori maupun terapan.
Pengukuran keanekaragaman jenis tidak terlepas dari dua komponen, yaitu: (1)
jumlah jenis (species richness) yang disebut kepadatan jenis (species density) berdasarkan pada jumlah total jenis yang ada dan (2) kesamaan atau kemerataan
(equatability/evenness) berdasarkan pada kelimpahan relatif suatu jenis dan tingkat dominansi. Di Indonesia suatu keanekaragaman hayati dapat dikatakan
tinggi apabila memiliki nilai indeks keanekaragamannya lebih dari 3,5
(Soerianegara 1996).
Krebs (1978), menyebutkan bahwa terdapat enam faktor yang saling
berkaitan dalam menentukan naik turunnya keanekaragaman jenis pada suatu
komunitas, yaitu: waktu, haterogenitas ruang, persaingan, pemangsaan, kestabilan
lingkungan dan produktivitas jenis. Selain ke enam faktor tersebut, Soerianegara
(1996) menambahkan bahwa keanekaragaman jenis tidak hanya ditentukan oleh
III.
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak dan Luas
Kampus IPB Darmaga terletak pada 9 km arah Barat dari pusat Kota
Bogor. Secara administrasi, kampus ini termasuk kedalam wilayah Desa Babakan
Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Batas-batas kawasan
Kampus IPB Darmaga adalah:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Babakan
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Ciapus dan Sungai Cisadane
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Cihideung, dan
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor – Jasinga
Luas Kampus IPB secara keseluruhan adalah 256,97ha. Secara geografis
kampus ini terletak antara 6o 32’ 45” sampai 6o 33’ 45” LS dan 106o 42’ 43”
sampai 106o 44’ 15” BT (Jaya, 2003). Kampus ini berada pada ketinggian antara
145–195 mdpl (van Balen et al. 1986 dalam Kurnia 2003).
B. Keadaan Fisik
Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, kawasan Kampus IPB Darmaga
termasuk kedalam tipe curah hujan A. Menurut data dari Stasiun Pengamatan
Klimatologi Kelas I Darmaga tahun 2003, curah hujan rata-rata bulanan di
kawasan kampus IPB Darmaga dan sekitarnya sebesar 326,82 mm. Untuk curah
hujan maksimum terjadi pada bulan April sebesar 417 mm dan curah hujan
minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 120,40 mm. Sedangkan untuk
periode bulan basah yaitu bulan Oktober–Mei dan periode bulan kering Juni–
September.
Menurut data dari Stasiun Pengamatan Klimatologi Kelas I Darmaga
tahun 2003, suhu udara rata-rata tahunan di kawasan Kampus IPB Darmaga dan
sekitarnya adalah 25,7oC. Untuk suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei
adalah 26,2oC dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Februari adalah 25oC.
Untuk kelembaban relatif rata-rata tahunan pada tapak ±84,2% dengan
kelembaban relatif minimum pada bulan Agustus sebesar 78% dan kelembaban
penyinaran matahari sebesar 27%-85,77% dengan rata-rata tahunannya sebesar
62%.
Topografi Kampus IPB Darmaga sangat beragam mulai dari datar sampai
bergelombang. Untuk kondisi perairannya meliputi sebuah danau kecil yang
bernama Situ Leutik yang berada di dekat gedung utama (Danau Rektorat),
Sungai Cihideung, Sungai Ciapus, Sungai Cisadane, rawa berumput/lahan basah
dekat Asrama Sylvasari, kolam perikanan, arboretum dan beberapa mata air
(Kurnia 2003).
Pola penggunaan lahan di Kampus IPB Dramaga terbagi kedalam 11
kelompok yaitu: komplek akademik, pusat administrasi, plaza rektorat, arboretum,
komplek Graha Widya Wisuda, kandang ternak, komplek olah raga, komplek
Masjid Al Hurriyah, asrama mahasiswa, kebun percobaan, dan ruang terbuka
hijau. Sedangkan untuk bangunan serta sarana fisik yang ada adalah gedung
kuliah, gedung administrasi, gedung penelitian, gedung pusat kegiatan mahasiswa,
gedung dan lapangan olah raga, perumahan dosen, asrama mahasiswa, masjid,
sekolah dan jalan raya (Kurnia 2003).
C. Keadaan Biotik 1. Flora
Secara umum vegetasi di lingkungan Kampus IPB Darmaga berupa
vegetasi semak berumput, tegakan karet, hutan pinus, hutan campuran, hutan
percobaan, arboretum dan tanaman pekarangan perumahan dosen dan taman
(Hernowo et al. 1991). Menurut Kosmaryandi (1991), vegetasi yang ada berupa tegakan karet, tegakan campuran, tegakan pinus, rawa-rawa berumput,
kebun-kebun percobaan dan alang-alang. Hutan campuran di sebelah utara Masjid Al
Hurriyyah terbentuk menjadi sebuah miniatur dari hutan tropika karena memiliki
struktur tajuk yang lengkap.
Jenis-jenis vegetasi yang terdapat di lingkungan Kampus IPB Darmaga
sebanyak 45 jenis (Kurnia 2003). Adapun jenis-jenis vegetasi yang mendominasi
sengon (Paraserianthes falcataria), pinus merkusi (Pinus merkusii), bambu (Bambusa sp.), shorea (Shorea sp.) dan berbagai jenis rerumputan.
2. Fauna
Menurut Hernowo et al. (1991), kawasan Kampus IPB Darmaga memiliki kelimpahan satwaliar berupa 12 jenis mamalia, 68 jenis burung, 37 jenis reptilia
dan 4 jenis ikan. Jenis mamalia yang dapat ditemui di kawasan Kampus IPB
Darmaga antara lain: bajing kelapa (Calloscirus notatus), kelelawar (Chinopterus brachyotis), cucurut (Suncus murinus), tikus rumah (Rattus rattus), trengeling (Manis javanica), landak (Hystrix javanica), berang-berang (Lutra sp.), bajing-terbang ekor-panah (Petinomys sagitta), kucing hutan (Felis bengalensis) dan garangan (Herpestes javanica). Jenis-jenis burung yang sering dijumpai dan memiliki penyebaran yang luas di Kampus IPB Darmaga antara lain: bondol jawa
(Lonchura leucogastroides), wallet linchi (Collocalia linchi), cabai jawa (Dicaeum trochileum) dan cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster).
Jenis reptilia yang paling mudah dijumpai antara lain: kadal (Mabouya sp.), cicak terbang (Draco volans), bunglon (Calotes jubatus), tokek (Gecko gecko), ular pucuk (Dryophis prasinus), ular cobra dan ular tali (Ahaetulla ahaetulla). Sedangkan jenis ikan yang dapat dijumpai di Situ Leutik yaitu: mujair (Sarotherodon massambicus), nila (S. neloticus), sepat (Trichogaster sp.) dan gabus (Ophiocephalus striatus).
Hasil penelitian Simanjuntak (2000), menyebutkan bahwa di kawasan
kampus IPB Darmaga terdapat 5 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae
(10 spesies), Nymphalidae (11 spesies), Danaidae (6 spesies) dan Satyridae (1
spesies). Kawasan kampus IPB Darmaga tersebut meliputi: taman rektorat, kebun
IV.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Oktober 2006. Lokasi
penelitian berada di dalam kawasan Kampus IPB Darmaga.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu: meteran, tali tambang, jaring, jarum suntik,
kertas papilot, alkohol 70%, field guide kupu-kupu, pinset, kotak spesimen, sterofoam, jarum pentul, kamper dan tally sheet. Bahan atau obyek yang digunakan adalah jenis kupu-kupu dan habitat yang ada di Kampus IPB Darmaga.
C. Jenis Data yang Dikumpulkan 1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan. Data
primer yang dikumpulkan terdiri atas: karakteristik habitat, meliputi struktur dan
komposisi vegetasi serta tipe vegetasi. Jenis dan populasi kupu-kupu pada setiap
tipe habitat.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan adalah kondisi fisik dan kondisi biologi
kawasan Kampus IPB Darmaga. Kondisi fisik kampus meliputi letak dan luas
lokasi penelitian. Untuk kondisi biologis meliputi kondisi flora dan fauna.
D. Metode Pengambilan Data 1. Data Primer
Data primer yang diambil yaitu karakteristik habitat dan populasi jenis
kupu-kupu. Data karakteristik habitat yang diambil meliputi komposisi vegetasi
dan jenis vegetasi. Pengambilan data vegetasi menggunakan analisis vegetasi.
Analisis vegetasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi
pada habitat kupu-kupu. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengetahui angka nilai
penting. Angka ini dapat digunakan sebagai parameter tumbuhan untuk
lapangan yang terdiri dari jenis dan jumlah masing-masing individu tumbuhan,
luas penutupan tajuk masing-masing jenis tumbuhan dapat dihitung frekuensi
relatif, kerapatan relatif dan dominasi relatif (Kartono 2000).
Kegiatan inventarisasi tumbuhan dilakukan pada masing-masing tipe
habitat. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak. Data yang
dikumpulkan untuk tingkat semai dan pancang hanya jenis dan jumlah individu.
Untuk tingkat tiang dan pohon adalah jenis pohon, jumlah individu tiap jenis dan
diameter setinggi dada. Bentuk jalur berpetak untuk inventarisasi tumbuhan
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Bentuk jalur inventarisasi tumbuhan dengan metode garis berpetak
keterangan: A (2 x 2m) = tingkat pertumbuhan semai B (5 x 5m) = tingkat pertumbuhan pancang C (10 x 10m) = tingkat pertumbuhan tiang D (20 x 20m) = tingkat pertumbuhan pohon
Untuk pengambilan data populasi kupu-kupu dilakukan dengan metode
transek. Metode transek ini merupakan metode standar dalam melakukan monitoring populasi kupu-kupu (The Wildlife Trusts 2001). Pengambilan data untuk populasi kupu-kupu ini kawasan Kampus IPB Darmaga dibagi ke dalam
delapan tipe habitat, yaitu: 1) arboretum lansekap, 2) hutan alam Al Hurriyah, 3)
hutan tanaman Akasia (belakang kampus FKH), 4) hutan tanaman sengon
(belakang gedung rektorat), 5) Gymnasium, 6) kawasan DAR Fakultas
Kehutanan, 7) perumahan dosen (Jalan Jati) dan 8) kebun percobaan Cikabayan.
Penentuan tipe habitat ini mewakili daerah hutan (areal nomor: 1, 2 dan 6),
perairan (areal nomor: 3 dan 4) dan ekoton (areal nomor: 5, 7 dan 8). Gambaran
umum lokasi penelitian tersaji dalam Gambar 3, sedangkan peta lokasi penelitian
disajikan pada Gambar 4.
A B D
D C
C A
Gambar 3. Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga
Gambar 4. Peta lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga
Pengambilan data kupu-kupu dengan menggunakan metode transek,
masing-masing tipe habitat dibuat jalur transek dengan panjang 500 m dan lebar
transek 20 m. Jumlah jalur transek pada setiap tipe habitat sebanyak satu buah.
Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek tersaji pada Gambar
5.
1) arboretum lansekap; 2) hutan alam Al Hurriyah; 3) hutan tanaman Akasia (belakang kampus FKH); 4) hutan tanaman sengon (belakang gedung rektorat); 5) Gymnasium,
6) kawasan DAR Fakultas Kehutanan; 7) perumahan dosen (Jalan Jati) dan 8) kebun percobaan Cikabayan
5 7
3
8
6 2
[image:30.612.138.503.367.552.2]Gambar 5. Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan penanganan
sampel inventarisasi kupu-kupu yaitu: membuat transek, melakukan penangkapan
kupu-kupu, identifikasi dan perhitungan jumlah individu kupu-kupu.
Penangkapan kupu-kupu ini dilakukan dengan mengikuti arah dan panjang
transek. Berdasarkan aktivitas kupu-kupu, maka penangkapan kupu-kupu
dilakukan pada pukul 09.00–12.00 WIB dengan kondisi cuaca yang cerah.
Setelah tertangkap, kupu-kupu tersebut diidentifikasi dan ditabulasikan
berdasarkan jenis, jumlah yang ditemukan dan lokasi ditemukan.
Seluruh kupu-kupu yang ditangkap bagian thorax disuntik dengan Alkohol 70% sebanyak ±3 tetes. Kupu-kupu yang telah disuntik kemudian dibungkus ke
dalam kertas papilot untuk menghindari kerusakan ketika di lapangan. Sampel
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik yang kedap air
(tupperware) dan diberi kamper agar tidak berbau busuk. Untuk identifikasi kupu-kupu dikeluarkan dari kertas papilot kemudian sayapnya direntangkan pada
sterofoam dan selanjutnya dicocokkan dengan gambar yang ada di fieldguide (LIPI Cibinong) yang dipakai sebagai acuan dalam identifikasi. Acuan yang
digunakan untuk tata urutan taksonomi kupu-kupu mengacu pada buku yang
berjudul The Butterfly Handbook karangan L.D Miller dan J.Y. Miller tahun 2004. Setelah sampel diidentifikasi, sampel tersebut didokumentasikan (foto)
dan di figura untuk dijadikan koleksi. Data tentang jenis kupu-kupu yang telah
diidentifikasi dan dihitung jumlah populasinya, kemudian akan disajikan seperti
pada Tabel 2.
plot
2 plot
1
20 m 20
m
panjang total 500 m
arah jalur 10 m
Tabel 2. Contoh rekapitulasi data hasil penangkapan kupu-kupu
Jumlah Jenis berdasarkan tipe habitat
1 2 3 i
Jenis
Kupu-kupu O E O E O E O E
Jumlah
1 x1.1 E1.1 x2.1 E2.1 x3.1 E3.1 xi.1 Ei.1 x0.1
2 x1.2 E1.2 x2.2 E2.2 x3.2 E3.2 xi.2 Ei.2 x0.2
3 x1.3 E1.3 x2.3 E2.3 x3.3 E3.3 xi.3 Ei.3 x0.3
4 x1.4 E1.4 x2.4 E2.4 x3.4 E3.4 xi.4 Ei.4 x0.4
K x1.k E1.k x2.k E2.k x3.k E3.k xi.k Ei.k x0.k
∑x x1.0 x2.0 x3.0 xi.0 x0.0
keterangan: O = Observed value atau nilai pengamatan E = Expected value atau nilai harapan 2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan adalah kondisi fisik dan biologis
kampus IPB Darmaga. Kondisi fisik meliputi letak dan luas lokasi penelitian.
Sedangkan kondisi biologis meliputi kondisi flora dan fauna. Data sekunder
diperoleh dari studi pustaka.
E. Analisis Data 1. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
vegetasi pada habitat kupu-kupu. Kegiatan ini bermanfaat untuk menentukan
komposisi dan dominasi suatu jenis tumbuhan pada suatu habitat. Dominasi
tersebut ditunjukkan ke dalam besaran Indeks Nilai Penting (INP). Untuk
vegetasi pada tingkat pertumbuhan tiang dan pohon, nilai INP merupakan hasil
penjumlahan dari nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR) dan dominasi
relatif (DR). Untuk tingkat pertumbuhan semai dan pancang, INP merupakan
hasil penjumlahan dari kerapatan relatif (KR) dan frekuensi relatif (FR).
Persamaan yang digunakan dalam analisis vegetasi ini adalah:
a) Kerapatan jenis ke-i (Ki)
b) Kerapatan relatif (KR)
contoh petak total luas i ke jenis individu jumlah
Ki = −
c) Frekuensi jenis ke-i (Fi)
d) Frekuensi relatif (FR)
e) Dominasi suatu jenis (Di)
f) Dominasi relatif (DR)
g) Luas bidang dasar jenis ke-i (Lbds)
Lbds = ¼ π di2
h) Indeks Nilai Penting (INP)
Tingkat semai dan pancang: INP = KR + FR
Tingkat tiang dan pohon: INP = KR + FR + DR
2. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu
Untuk menganalisis keanekaragaman jenis kupu-kupu menggunakan
Indeks Shannon – Wiener, dengan mempertimbangkan jumlah jenis dan jumlah masing-masing individu per jenis yang ditemukan. Persamaan yang digunakan
adalah:
Indeks keanekaragaman Shannon (H’) = - Σ pi ln pi ;
keterangan:
pi = Proporsi jenis ke-i ni = Jumlah individu ke-i
Ni = Jumlah individu seluruh jenis
3. Kepadatan Jenis Kupu-Kupu
Untuk menentukan kepadatan jenis menggunakan persamaan sebagai
berikut:
keterangan:
= kepadatan populasi dugaan (individu/ha)
xi.k = jumlah individu yang dijumpai pada habitat ke-i (individu) a = luas transek pengamatan setiap habitat (ha) (a = p x l) i = plot pengamatan ke 1,2,3, ...
contoh petak Jumlah i ke jenis ditemukan contoh petak Jumlah
Fi = −
% 100 x F F FR i i
∑
= contoh petak total Luas i ke jenis dasar bidang LuasDi = −
Untuk menentukan kisaran hasil pendugaan ukuran populasi, maka
menggunakan persamaan sebagai berikut:
keterangan:
j
D = rata-rata kepadatan populasi dugaan pada seluruh transek pengamatan (individu/ha)
j
D = kepadatan populasi pada plot pengamatan ke-j (individu/ha) k = jumlah transek pengamatan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka kisaran ukuran populasi pada
seluruh areal yang diteliti adalah sebagai berikut :
keterangan:
D = rata-rata kepadatan populasi dugaan pada seluruh plot pengamatan (individu/ha)
−
D
S = simpangan baku rata-rata (individu/ha) A = luas total transek pengamatan
4. Kemerataan Jenis Kupu-Kupu
Indeks kemerataan jenis (Evenness) digunakan untuk mengetahui gejala dominansi diantara spesies dalam suatu komunitas. Persamaan yang digunakan
adalah:
keterangan:
E = Indeks kemerataan jenis (0 – 1) H’ = Indeks Shannon
S = Jumlah jenis
Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa apabila setiap jenis memiliki jumlah
individu yang sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai evenness maximal. Sebaliknya apabila nilai evenness tersebut kecil maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominan, sub dominan dan jenis tidak dominan.
Untuk mengetahui kemerataan kupu-kupu pada semua tipe habitat, maka
disusun hipotesis sebagai berikut:
H0 = Jenis kupu-kupu merata pada semua tipe habitat
H1 = Jenis kupu-kupu tidak merata pada semua tipe habitat S H E ln ' =
(
)
[
D
t
S
]
A
P
=
±
α/2;db.
D.
Hipotesis ini kemudian diuji dengan dengan pendekatan statistik yaitu uji
Khai-Kuadarat (Chi-Square). Persamaan yang digunakan adalah:
keterangan:
Oi = frekuensi teramati pada plot ke-i Ei = frekuensi harapan plot ke-i
Untuk menghitung nilai E pada setiap kolom, persamaan yang digunakan
adalah:
keterangan:
X0.k = Total jumlah individu jenis-k yang ditemukan pada semua tipe habitat Xi.0 = Total jumlah individu dari seluruh jenis yang ditemukan pada tipe habitat
ke-i
X0.0 = Total jumlah individu dari seluruh jenis yang ditemukan pada semua tipe habitat
Nilai Chi-Square ini akan diuji dengan membandingkan antara dengan dengan menggunakan derajat bebas:
db = (k-1) . (i-1)
keterangan:
k = jumlah jenis yang ditemukan i = jumlah tipe habitat
Apabila maka H0 ditolak, sedangkan bila maka H0
diterima.
5. Kesamaan Jenis Kupu-Kupu
Indeks kesamaan jenis (Similarity Index) digunakan untuk mengetahui nilai kesamaan jenis antar habitat. Persamaan yang digunakan adalah indeks
kesamaan jenis Jaccard (1901) dalam Krebs (1978): Indeks Similaritas c b a a IS + + = ) ( keterangan:
a = Jumlah jenis yang umum ditemukan pada tipe habitat A dan B b = Jumlah jenis yang hanya ditemukan pada tipe habitat A c = Jumlah jenis yang hanya ditemukan pada tipe habitat B
o o o i k o k i X X X E . . . . . = 2 2 Tabel Hitung χ
χ ≥ 2 2
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Habitat
Habitat merupakan suatu tempat yang digunakan oleh satwa untuk makan,
minum, berlindung, bermain dan berkembangbiak (Alikodra 1979). Bagi
kupu-kupu komponen dari habitat yang paling penting adalah tersedianya vegetasi
sebagai sumber pakan dan pelindung. Adapun jumlah jenis vegetasi yang terdapat
pada masing-masing habitat berdasarkan hasil analisis vegetasi dapat disajikan
[image:36.612.135.505.280.453.2]pada Tabel 3. Untuk lebih lengkapnya tersaji dalam Lampiran 10-13.
Tabel 3. Jumlah jenis vegetasi hasil analisis vegetasi pada masing-masing habitat
Tingkat
Habitat Semai dan
tumbuhan bawah
Pancang Tiang Pohon
A arboretum lansekap 5 - - 18
hutan alam Al Hurriyyah 11 3 2 10
hutan tanaman akasia 9 1 - 1
hutan tanaman sengon 9 - 1 1
kawasan Gymnasium 10 1 - 3
kawasan DAR Fahutan 9 4 3 3
kawasan perumahan
dosen 9 - - 8
kebun percobaan
Cikabayan 7 3 2 2
Jenis vegetasi yang terdapat di dalam kawasan Kampus IPB penyebaranya
tidak merata (Tabel 3). Kondisi tersebut dapat mempengaruhi tingkat
keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu yang ada. Namun
demikan kondisi disekitar habitat tersebut juga akan mempengaruhinya. Hal ini
dikarenakan tidak semua jenis vegetasi dapat menjadi sumber pakan dari
kupu-kupu. Selain itu secara umum jenis vegetasi yang terdapat di Kampus IPB
Darmaga tidak ada yang sangat mendominasi, kecuali pada habitat hutan tanaman
(Tabel 4).
Kondisi habitat yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu selain
keberadaan jenis vegetasi pakan adalah kondisi lingkungan dari habitat tersebut,
seperti: udara yang tidak terpolusi, keberadaan sumber air bersih, jauh dari
lingkungan seperti itu sangat disukai oleh kupu-kupu untuk menempati pada suatu
[image:37.612.132.519.141.382.2]habitat.
Tabel 4. Jenis vegetasi yang mendominasi pada masing-masing habitat
Tingkat dan INP
Habi-tat Tumbuhan
bawah INP Pancang INP Tiang INP Pohon INP
A Jukut pait 84,04 - - - - Pterocarpus
indicus
32,35
B Kuciat 46,38 Karet 57,14 Laban Kiputri
150 150
Laban 67,08
C Jukut pait 59,03 Akasia 200 - - Akasia 300 D Jukut pait 50,60 - - Sengon 300 Sengon 300
E Alang-alang
41,56 Johar 200 - - Akasia 198,25
F Rumput teki
74,23 Mahoni 97,06 Gmelina 126,61 Karet 21,38
G Rumput teki
72,89 - - - - Karet 52,99
H Jukut pait 55,59 Kopi Jeruk
70,88 70,88
Karet 168,92 Karet 70,83
keterangan:A = arboretum lansekap E = kawasan Gymnasium
B = hutan alam Al Hurriyyah F = kawasan DAR Fahutan
C = hutan tanaman akasia G = kawasan perumahan dosen
D = hutan tanaman sengon H = kebun percobaan Cikabayan
B. Kekayaan Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga
Jumlah total populasi kupu-kupu yang didapatkan selama penelitian di
kawasan Kampus IPB Darmaga sebanyak 2.277 ekor kupu-kupu dari 77 spesies
dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae
(45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Hasil penelitian Simanjuntak (2000),
menyebutkan bahwa di kawasan kampus IPB Darmaga terdapat 5 famili, yaitu:
Papilionidae (9 spesies), Pieridae (10 spesies), Nymphalidae (11 spesies),
Danaidae (6 spesies) dan Satyridae (1 spesies).
Perbedaan jumlah tersebut karena dipengaruhi oleh musim, cuaca, waktu
penangkapan dan jumlah kolektor pada saat mengkoleksi (Simanjuntak 2000).
Dari ke empat famili tersebut, jenis kupu-kupu dari famili Nymphalidae yang
paling banyak ditemui. Hal ini dikarenakan jenis vegetasi yang mendukung
kehidupannya, baik sebagai sumber pakan maupun untuk cover banyak ditemui di
kawasan Kampus IPB Darmaga. Jenis vegetasi tersebut diantaranya berasal dari
Tabel 5. Jumlah jenis masing-masing famili pada semua tipe habitat
Habitat Famili
A B C D E F G H
Papilionidae 5 4 3 4 6 5 6 8
Pieridae 7 4 4 6 6 5 4 5
Nymphalidae 23 17 12 15 9 22 21 22
Lycaenidae 0 5 2 0 0 2 3 4
Jumlah Jenis 35 30 21 25 21 34 34 39
keterangan:A = arboretum lansekap E = kawasan Gymnasium
B = hutan alam Al Hurriyyah F = kawasan DAR Fahutan
C = hutan tanaman akasia G = kawasan perumahan dosen
D = hutan tanaman sengon H = kebun percobaan Cikabayan
Berdasarkan tabel 5, jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi berada di
habitat kebun percobaan Cikabayan. Meskipun tingkat kekayaan jenis kupu-kupu
tertinggi, jumlah jenis vegetasi yang berada di tipe habitat tersebut berdasarkan
hasil analisis vegetasi sedikit. Tinggi atau rendahnya tingkat kekayaan jenis
kupu-kupu pada suatu habitat juga di pengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar
habitat terutama jenis vegetasi pakan kupu-kupu dan aktivitas kupu-kupu. Jenis
kupu-kupu dari famili Nymphalidae yang terdapat di Kampus IPB Darmaga
tersaji pada Gambar 6, 7, 8 dan 9. Beberapa gambar jenis kupu-kupu diambil dari
sumber internet. Hal ini dikarenakan beberapa dari spesimen kupu-kupu tersebut
sudah rusak pada saat melakukan identifikasi.
Gambar 6. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus Euploea, Melanitis dan Elymnias.
5 6 7 8
3 2
1 4
[image:38.612.134.512.447.608.2]Kupu-kupu akan selalu terbang untuk mencari makanan baik untuk pakan
larva maupun pakan kupu-kupu berupa nektar. Kondisi sekitar habitat kebun
percobaan Cikabayan terdapat jenis vegetasi pakan untuk kupu-kupu, seperti:
durian, kelapa sawit, sengon, pisang, mahoni, johar, Lantana camara, kaliandra dan semak belukar lainnya.
Jenis kupu-kupu dari genus Euploea, Melanitis dan Elymnias tiga jenis
diantaranya didapatan pada salah satu tipe habitat saja, yaitu: Euploea delone wallengreni, E. tulliolus koxinga dan Melanitis constantia. Adapun jumlah individu pada setiap jenis kupu-kupu yang ditemukan untuk semua tipe habitat
[image:39.612.132.530.312.486.2]yang termasuk kedalam ketiga genus tersebut tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Euploea, Melanitis dan Elymnias
Famili Nama Spesies A B C D E F G H Jumlah/sp Nymphalidae Euploea delone wallengreni 0 0 0 0 0 3 0 0 3 Nymphalidae E. mulciber mulciber 6 3 0 3 1 23 0 3 39 Nymphalidae E. m. basilissa 7 0 0 0 0 3 6 0 16 Nymphalidae E. tulliolus koxinga 0 0 0 0 0 0 0 1 1 Nymphalidae Elymnias hypermnestra agina 3 0 1 0 1 9 4 3 21 Nymphalidae E. nesaea nesaea 3 0 0 1 0 4 3 4 15 Nymphalidae Melanitis constantia 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Nymphalidae M. leda bouruana 1 1 0 6 0 0 0 0 8
Jumlah (ekor) 20 4 2 10 2 42 13 11 104
keterangan:A = arboretum lansekap E = kawasan Gymnasium
B = hutan alam Al Hurriyyah F = kawasan DAR Fahutan
C = hutan tanaman akasia G = kawasan perumahan dosen
D = hutan tanaman sengon H = kebun percobaan Cikabayan
Genus Euploea memiliki jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi
daripada genus Melanitis dan Elymnias (Tabel 6). Hal ini dikarenakan jenis
vegetasi pakan dan inang kupu-kupu dari genus Euploea di Kampus IPB Darmaga
tersedia cukup banyak. Jenis vegetasi pakan dari genus Euploea termasuk
kedalam famili Apocynaceae dan Moraceae. Adapun jenis-jenis vegetasi yang
Gambar 7. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus Junonia dan Ypthima
Berdasarkan hasil penelitian, Kampus IPB Darmaga memiliki 3 jenis
kupu-kupu endemik Indonesia. Salah satu jenis kupu-kupu tersebut dari famili
Nymphalidae dari genus Ypthima, yaitu jenis Ypthima horsfieldi horsfieldi. Jenis kupu-kupu tersebut juga memiliki jumlah individu yang paling banyak ditemui di
Kampus IPB Darmaga. Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan yang berasal
dari famili Gramineae sangat banyak tumbuh di kawasan Kampus IPB Darmaga.
Adapun jumlah individu pada setiap jenis kupu-kupu yang ditemukan untuk
semua tipe habitat yang termasuk kedalam ketiga genus tersebut tersaji pada
Tabel 7.
Genus Ypthima memiliki jumlah individu jenis kupu-kupu tertinggi
daripada genus Junonia (Tabel 7). Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan dan
inangnya di Kampus IPB Darmaga tersedia cukup banyak. Jenis kupu-kupu dari
genus Junonia dan Ypthima lima jenis diantara hanya ditemukan pada salah satu
tipe habitat saja, yaitu:Junonia erigone gardinen, J. e. persiccata, J. iphita iphita, J. orithya madagascarensis dan J. orithya leucasia.
1) Junonia almana javana (Foto:Khew 1999); 2) J. erigone gardinen; 3) J.e. persiccata; 4) J. iphita iphita; 5) J.i. horsfieldi; 6) J. orithya madagascarensis; 7) J.o. leucasia; 8) J. atlites atlites (Foto:Khew 1999); 9) J. hedonia ida (Foto:Khew 1999); 10) Ypthima philomela philomela; 11) Y. horsfieldi horsfieldi; dan 12) Y. baldus newboldi.
1 2
8
9
3
7
10 11 12
4
Tabel 7. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Junonia dan Ypthima
Famili Nama Spesies A B C D E F G H Jumlah/sp Nymphalidae Junonia atlites atlites 0 10 1 0 0 0 1 7 19 Nymphalidae J. almana javana 0 5 0 0 1 0 1 6 13 Nymphalidae J. erigone gardinen 0 0 0 1 0 0 0 0 1 Nymphalidae J. e. persiccata 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Nymphalidae J. hedonia ida 3 9 0 6 1 3 5 16 43 Nymphalidae J. iphita horsfieldi 0 5 2 1 1 9 6 5 29 Nymphalidae J. i. iphita 0 0 0 0 0 2 0 0 2 Nymphalidae J. orithya madagascarensis 0 0 0 0 7 0 0 0 7 Nymphalidae J. o. leucasia 0 0 0 0 0 0 0 1 1 Nymphalidae Ypthima philomela
philomela 9 0 0 0 0 33 18 2 62
Nymphalidae Y. horsfieldi horsfieldi 0 27 28 59 0 30 4 14 162 Nymphalidae Y. baldus newboldi 4 7 25 60 0 9 0 7 112
Jumlah 16 63 56 127 10 86 36 58 452
keterangan:A = arboretum lansekap E = kawasan Gymnasium
B = hutan alam Al Hurriyyah F = kawasan DAR Fahutan
C = hutan tanaman akasia G = kawasan perumahan dosen
D = hutan tanaman sengon H = kebun percobaan Cikabayan
Kampus IPB Darmaga memiliki 3 jenis kupu-kupu endemik Indonesia
salah satunya adalah jenis Doleschallia polibete maturitas (Gambar 8). Jenis vegetasi pakan larvanya adalah Artocarpus heterophyllus (nangka). Jenis vegetasi tersebut sangat sedikit dijumpai di Kampus IPB Darmaga, sehingga jenis
[image:41.612.133.506.425.654.2]kupu-kupu tersebut tidak banyak dijumpai di kawasan Kampus IPB Darmaga.
Gambar 8. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia.
1) Mycalesis janardana janardana; 2) M. malsarida; 3) M. nicotia; 4) M. perseus cepheus; 5) M. aethiops; 6) M. horsfieldi niasama; 7) M.h. horsfieldi; 8) M.h. tessimus;
1 2 3 4
6
5 7 8
10 9
Tabel 8. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia
Famili Nama Spesies A B C D E F G H Jumlah/sp Nymphalidae Mycalesis aethiops 3 0 0 0 0 4 0 0 7 Nymphalidae M. horsfieldi horsfieldi 0 0 4 26 0 14 0 0 44 Nymphalidae M. h. niasama 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Nymphalidae M. h. tessimus 0 0 0 0 0 0 3 0 3 Nymphalidae M. janardana janardana 4 1 7 2 0 9 9 2 34 Nymphalidae M. malsarida 3 0 0 0 0 0 3 2 8 Nymphalidae M. nicotia 2 0 0 0 0 4 1 0 7 Nymphalidae M. perseus cepheus 2 2 0 0 0 0 0 3 7 Nymphalidae Ideopsis juventa kolleri 10 3 7 3 1 16 4 38 82 Nymphalidae I. vulgaris macrina 0 0 0 0 0 3 0 4 7 Nymphalidae Doleschallia polibete
maturitas 0 2 0 0 0 0 0 0 2
Nymphalidae D. bisaltide niasica 1 0 0 0 0 0 0 0 1 Jumlah (ekor) 25 8 18 31 1 50 21 49 203
keterangan: A = arboretum lansekap E = kawasan Gymnasium
B = hutan alam Al Hurriyyah F = kawasan DAR Fahutan
C = hutan tanaman akasia G = kawasan perumahan dosen
D = hutan tanaman sengon H = kebun percobaan Cikabayan
Genus Mycalesis memiliki jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi
daripada genus Ideopsis dan Doleschallia (Tabel 8). Hal ini dikarenakan jenis
vegetasi pakan dan inang kupu-kupu dari genus Mycalesis di Kampus IPB
Darmaga tersedia cukup banyak. Jenis kupu-kupu dari famili ini lebih suka
terbang dilantai hutan, karena ukuran tubuh dan sayapnya kecil serta dekat dengan
jenis vegetasi sumber pakannya dari famili Gramineae.
Berdasarkan hasil penelitian, Kampus IPB Darmaga memiliki 3 jenis
kupu-kupu endemik Indonesia. Salah satu jenis kupu-kupu tersebut termasuk ke
dalam famili Nymphalidae dari genus Cynitia, yaitu jenis Cynitia iapis (Gambar 9). Jenis tersebut ditemukan pada empat tipe habitat di Kampus IPB Darmaga,
yaitu: hutan tanaman sengon, kawasan DAR Fahutan, kawasan perumahan dosen
Gambar 9. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari berbagai genus
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa jenis Neptis mahendra memiliki jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi daripada genus lainnya
(Tabel 9). Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan dan inang kupu-kupu dari
jenis Neptis mahendra di Kampus IPB Darmaga tersedia cukup banyak. Jenis kupu-kupu tersebut lebih menyukai terbang dilantai hutan, karena ukuran tubuh
dan sayapnya kecil serta dekat dengan jenis vegetasi sumber pakannya dari famili
Gramineae. Selain itu jenis kupu-kupu tersebut lebih menyukai daerah hutan