• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang memepengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan (Kasus: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor yang memepengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan (Kasus: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PERBAIKAN PRASARANA JALAN (Kasus: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor)

Oleh:

Lisbet Juwita Girsang I34070001

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

The objective of this study are to describe the stage of activities in the PNPM Mandiri project of infrastructure improvement, to analyze level of participation, and to determine factors affecting community participation in road infrastructure improvement in Megamendung village. The road infrastructure improvement is expected to provide short-term and long term economic benefit for the poor households. This study using qualitative and quantitative approach with primary and secondary data and a total respondents of 42 men of Paseban hamlet who were involved in road infrastructure improvement activity.The study shows that the internal factors affecting level of community participation are age and level of education, whereas the external factor that is most influencial on community participation is the activity of assistance team. The team’s frequent visit to the site of project greatly affect people’s participation.

(3)

RINGKASAN

LISBET JUWITA GIRSANG, Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan (Kasus: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor). Di bawah bimbingan MELANI ABDULKADIR-SUNITO.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perdesaan yang dilaksanakan di Desa Megamendung, yaitu penambahan permodalan Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan (SPP) dan kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana jalan dilakukan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung, menganalisis tingkat partisipasi masyarakat, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung.

Pengamatan dalam penelitian ini difokuskan pada kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin. Jika partisipasi masyarakat tinggi, maka hasil kegiatan perbaikan jalan tersebut juga akan baik. Terdapat beberapa tahapan partisipasi masyarakat, yaitu tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil. Masyarakat Kampung Paseban di Desa Megamendung ikut berpartisipasi pada keempat tahapan tersebut. Dalam penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung, termasuk menentukan faktor utama yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat.

Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian melalui wawancara kepada responden dan informan yang mengacu kepada panduan pertanyaan (kualitatif) dan kuesioner (kuantitatif). Data sekunder diperoleh dengan melihat laporan tertulis dari suatu instansi, yang dalam hal ini adalah kantor kelurahan, kantor kecamatan, dinas-dinas/instansi terkait lainnya, serta melalui artikel dan hasil-hasil penelitian yang relevan.

Jumlah responden dalam penelitian ini ialah 42 orang masyarakat Kampung Paseban RT 04/05 yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling, di mana populasi penelitian adalah masyarakat Kampung Paseban RT 04/05 yang mengikuti kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaaan di Desa Megamendung. Data mengenai kegiatan perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban RT 04/05 di Desa Megamendung, kondisi geografis desa, demografis, dan profil Desa Megamendung, termasuk data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan masyarakat dan informan disajikan dalam bentuk deskriptif.

(4)

hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Analisis uji Pearson Correlation dilakukan untuk melihat hubungan antara usia, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga dengan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan perbaikaan prasarana jalan. Uji regression untuk melihat pengaruh faktor eksternal (kepemimpinan desa, intensitas sosialisasi kegiatan, dan keaktifan tim pendamping kegiatan). Pengolahan data ini dilakukan menggunakan program software SPSS 17 for windows.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung adalah berada pada tingkat sedang. Proses kegiatan perbaikan prasarana jalan yang telah dilakukan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung kurang melibatkan masyarakat dalam tahap pengambilan keputusan dan evaluasinya. Tingkat partisipasi yang sangat rendah pada tahap pengambilan keputusan terjadi karena banyak masyarakat yang tidak ikut pada saat kegiatan rapat, dengan alasan kesibukan pekerjaan dan tidak punya akses menuju tempat rapat. Selain itu, masyarakat yang menghadiri rapat pun kurang terlibat dalam memberikan ide, pendapat, masukan, dan kritikan terhadap kegiatan perbaikan jalan yang dilakukan. Tingkat partisipasi pada tahap evaluasi adalah rendah, karena banyaknya masyarakat yang kurang tertarik dan merasa proses evaluasi cukup dilakukan oleh Pak RT dan tokoh-tokoh masyarakat.

Dari faktor internal (usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga) yang berpengaruh dengan tingkat partisipasi masyarakat di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung antara lain: usia dan tingkat pendidikan. Dari faktor eksternal kepemimpinan desa, intensitas sosialisasi kegaiatan, dan keaktifan tim pendamping kegiatan, yang paling berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat adalah keaktifan tim pendamping kegiatan. Tim pendamping kegiatan selalu turun ke lapangan dan selalu memperhatikan masyarakat Kampung Paseban dalam mengerjakan perbaikan prasarana jalan tersebut. Kebanyakan masyarakat memberikan informasi bahwa keaktifan tim pendamping kegiatan sangat mempengaruhi mereka untuk berpartisipasi.

(5)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PERBAIKAN PRASARANA JALAN (Kasus: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor)

Oleh:

Lisbet Juwita Girsang I34070001

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMENSAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI

DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama : Lisbet Juwita Girsang

NRP : I34070001

Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul : Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan (Kasus: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung, Bogor)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Melani Abdulkadir-Sunito, M.Sc NIP. 19630805 198 003 2 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1003

(7)

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PERBAIKAN PRASARANA JALAN (KASUS PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI DESA MEGAMENDUNG, BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH INI.

Bogor, Juni 2011

(8)

RIWAYAT HIDUP

Lisbet Juwita Girsang dilahirkan di Dolok Ilir, Kabupaten Simalungun pada tanggal 06 Juli 1989. Anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Jhonny Girsang dan Tianar Hutahaean. Penulis memiliki dua orang adik laki-laki yang bernama Jasa Parulian Girsang dan Jumpa Agung Girsang, dan satu adik perempuan bernama Selvia Sari Girsang.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (1995-2001) di SD Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, Sekolah Menengah Pertama (2001-2004) di SMP Negeri 1 Serbelawan dan Sekolah Menengah Atas (2004-2007) di SMA Negeri 1 Serbelawan. Pada tahun 2007 masuk ke Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui USMI (Undangan Seleksi Mahasiswa IPB). Setelah tingkat pertama menempuh Tingkat Persiapan Bersama (TPB), pada tahun 2008 masuk ke Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat yang diberikan-Nya

sehingga skripsi dengan judul “Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan (Kasus Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung,

Bogor)” telah selesai. Skripsi ini dibuat sebagai syarat kelulusan untuk

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.

Dalam skripsi ini, penulis mencoba menjelaskan tahapan kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan, menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung.

Skripsi ini terbagi menjadi enam bab, terdiri dari Bab I yang berisi latar belakang penulis melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung, Bogor. Bab II yang memaparkan teori-teori yang menjadi landasan penulis dalam melakukan penelitian. Bab III penulis menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi. Lalu penulis menguraikan situasi serta kondisi lokasi penelitian yang dituangkan dalam Bab IV. Hasil penelitian serta pembahasan dituliskan pada Bab V. Skripsi ini diakhiri pada Bab VI yang berisi kesimpulan serta saran dari penulis. Mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna untuk memberikan tambahan informasi dan pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Diperlukan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan karya ini.

(10)

Ucapan Terima Kasih

Segala Pujian, Hormat, Kemuliaan, dan Ucapan Syukur Penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan penyertaan kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing skripsi, Ir. Melani Abdulkadir-Sunito, M.Sc yang telah membimbing, memberi saran dan kritik yang membangun, memberi motivasi, dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan menjadi karya yang sangat baik.

2. Dosen penguji skripsi, Dr.Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si dan Ir. Nuraeni W. Prasodjo M.Si yang telah menguji dalam ujian skripsi penulis pada tanggal 17 Juni 2011.

3. Dosen penguji petik, Martua Sihaloho, SP, M.Si yang telah memberi masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Ayahanda tercinta, Jhonny Girsang dan Ibunda tersayang, Tianar Hutahaean,

yang selalu mengingatkan penulis untuk tetap bersabar dalam menjalani hidup serta mendukung penulis baik secara rohani, finansial, kebijaksanaan, dan cinta kasih yang tidak terbatas.

5. Adik-adik penulis, Jasa Parulian Girsang, Jumpa Agung Girsang, dan Selvia Sari Girsang, yang telah membuat hari-hari penulis lebih semangat, selalu mendukung, dan mengingatkan penulis untuk dapat menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya.

6. Renatalido Arios terkasih yang selalu memotivasi, memberikan semangat, dan tidak henti-hentinya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(11)

8. Sahabat tersayangku, Sarmaida Felesia Sihombing yang selalu memberikan canda tawa, mendengarkan curhatan, serta memotivasi penulis untuk mengerjakan skripsi ini dengan baik.

9. Sahabat-sahabat penulis di kostan “BILO”, Juli, Rena, Een, Panta, Yusenda, dan, Anet untuk canda tawa saat berkumpul, masukan, dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.

10. Pihak aparat Desa Megamendung (Pak Duduh, Pak Rully, Pak Sanip, Pak Uus), yang membantu penulis dalam mencari informasi di lapangan.

11. Pak Sanip dan Ibu Didah yang telah mengizinkan penulis untuk tinggal di rumahnya selama penulis mengambil data di lapangan.

12. Pak Nanang yang telah menemani ke lapangan serta memandu dalam mencari data di Kampung Paseban, Desa Megamendung.

13. Teman-Teman satu Departemen KPM, serta Departemen lain yang tidak bisa disebutkan semuanya.

(12)

DAFTAR ISI

2.1.2 Partisipasi Masyarakat Desa ...7

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Program ... 10

2.1.3.1 Faktor Internal ...10

2.1.3.2 Faktor Eksternal ...11

2.2 Kerangka Pemikiran ... 12

2.3 Hipotesis Penelitian ... 14

2.4 Definisi Operasional ... 15

III. PENDEKATAN LAPANGAN ...19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...19

3.2 Teknik Pengumpulan Data ...19

3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...21

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ...23

4.1 Kondisi Geografis ...23

4.2 Kondisi Ekonomi ...24

4.3 Kondisi Sosial ...25

4.4 Gambaran Kampung Paseban ...26

V. KEGIATAN PERBAIKAN PRASARANA JALAN PNPM MANDIRI PERDESAAN ... 28 5.1 Musyawarah PNPM Mandiri Perdesaan ... 28

(13)

Halaman

VI. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN

PERBAIKAN PRASARANA JALAN ...

6.2.2 Intensitas Sosialisasi Kegiatan ... 42

6.2.3 Keaktifan Tim Pendamping Kegiatan ... 42

6.3 Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 43

6.3.1 Tingkat Partisipasi pada Tahap Pengambilan Keputusan ... 44

6.3.2 Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan ... 46

6.3.3 Tingkat Partisipasi pada Menikmati Hasil ... 47

6.3.4 Tingkat Partisipasi pada Tahapa Evaluasi ... 49

6.4 Keadaan Jalan Setelah Dilakukan Perbaikan ... 50

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Sebaran Persil Tanah berdasarkan Jenis Sertifikat Tanah di Desa

Megamendung Tahun 2011 ... 23 2 Sebaran Persil Lahan menurut Fungsi dan Luasnya di Desa

Megamendung Tahun 2011 ... 24 3 Sebaran Jumlah Penduduk menurut Jenis Matapencahariannya di

Desa Megamendung Tahun 2011 ...24 4 Penduduk Menurut Struktur Umur di Desa Megamendung

Tahun 2011 ...25 5 Perbandingan Rumusan Ideal dan Pelakasanaan Riil Upaya

Peningkatan Partisipasi Masyarakat, Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan PNPM Mandiri Perdesaan, di Desa

Megamendung Tahun 2011 ... 36 6 Sebaran Jumlah Responden menurut Karakteristiknya, Kampung

Paseban Tahun 2011 ... 41

7 Sebaran Jumlah Responden menurut Faktor Eksternal di Desa

Megamendung Tahun 2011 ... 43 8 Tingkat partisipasi responden di Kampung Paseban RT 04/05

Desa Megamendung Tahun 2011 ...44 9 Tingkat partisipasi responden pada setiap tahapan di Kampung

Paseban RT 04/05 Desa Megamendung Tahun 2011 ...44 10 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Internal dengan Tingkat

Partisipasi Masyarakat pada Semua Tahapan Kegiatan Perbaikan

Prasarana Jalan di Desa Megamendung tahun 2011 ... 52 11 Hasil Uji Hubungan faktor internal (usia, tingkat pendapatan, dan

jumlah tanggungan keluarga) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan ...

(15)

Nomor Halaman 12 Hasil Hubungan faktor internal (jenis pekerjaan dan tingkat

pendidikan) dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan ...

53 13 Tabulasi Silang Hubungan Faktor Eksternal Terhadap Tingkat

Partisipasi Masyarakat Kampung Paseban RT 04/05 Desa

Megamendung Tahun 2011 ... 58

14 Hasil Uji Pengaruh Eksternal dengan Tingkat Partisipasi

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan PNPM Mandiri Perdesaan ...

14 2 Skema Proses Penentuan Kegiatan dalam Musyawarah Antar

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Jadwal Penelitian dan Skripsi ... 68

2 Peta Sosial Desa Megamendung ... 69

3 Sketsa Perbaikan Jalan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung ...70

4 Berita acara Musyawarah Desa serah terima (MDST) ...71

5 Kerangka Sampling Desa Megamendung pada RT 04/05 Kampung Paseban ...73

6 Hasil Uji Pearson Correlation denganSPSS ...75

7 Hasil Uji Chi-Square denganSPSS ...76

8 Hasil Uji Regression denganSPSS ...77

9 Dokumentasi Penelitian ...78

10 Kuesioner Penelitian ...80

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah utama yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini adalah kemiskinan dan pengangguran. Pada tahun 2010, tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia mencapai 37.168.300 jiwa penduduk miskin (BPS 2010) dan 8.319.779 jiwa penduduk yang menganggur (Survei Angkatan Kerja Nasional 2010).1

Upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran ini dilakukan melalui beberapa program, seperti program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Tabungan Keluarga Sejahtera (TAKESRA), dan Kredit Keluarga Sejahtera (KUKESRA). Namun program-program tersebut relatif belum berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.

Program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan lebih pada pendekatan dari atas ke bawah (top down). Hal ini sering kali tidak berhasil dan kurang memberi manfaat kepada masyarakat. Masyarakat merasa tidak terlibat sepenuhnya dalam program yang ada sehingga masyarakat merasa kurang bertanggung jawab terhadap keberhasilan program tersebut. Selain itu, bantuan tersebut kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat. Di sisi lain, ketidakberhasilan program-program tersebut juga disebabkan karena belum sepenuhnya menggunakan pendekatan multi-disiplin yang berdimensi pemberdayaan.

Pemberdayaan masyarakat melalui keterlibatan langsung dalam program-program pemerintah dapat menciptakan rasa kepemilikan (sense of belonging) masyarakat terhadap program-program yang dilakukannya, seperti dikatakan oleh

1

(20)

Sudarmadji (2001), bahwa keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pengawasan, menjaga, dan evaluasi merupakan wujud pendampingan nyata yang dapat dilakukan sehingga terbentuk rasa kepemilikan yang tinggi dari masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan yang partisipatif. Partisipasi masyarakat secara umum merupakan suatu proses yang melibatkan masyarakat. Canter dalam Arimbi (1993) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat merupakan peran serta masyarakat sebagai suatu cara melakukan interaksi antara dua kelompok atau sebagai proses di mana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh badan yang bertanggung jawab.

Berdasarkan evaluasi program-program yang pernah dilakukan, perlu adanya suatu konsep pemberdayaan masyarakat dalam program-program pemerintah. Oleh karena itu, pada tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (selanjutnya disebut PNPM Mandiri), yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, dan PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal (Departemen Dalam Negeri 2007).

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan ini merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK). PPK digulirkan pemerintah pusat sejak tahun 2001 dengan tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan pembangunan secara fisik dan peningkatan kesejahteraan melalui perguliran ekonomi. PNPM Mandiri Perdesaan bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin perdesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat (terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan, dan komunitas/kelompok terpinggirkan), meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya modal sosial masyarakat, serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

(21)

maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin; (2) peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat; (3) kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal; dan (4) penambahan permodalan Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan (SPP).

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Jawa Barat berjalan relatif cukup baik. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa adanya program PNPM dapat memajukan desa penerima program. Mulai pembangunan sarana infrastruktur jalan desa, pembangunan pasar desa, bendungan, sarana air bersih, listrik desa, dan pembangunan lainnya berhasil dilaksanakan.2

Kegiatan PNPM Mandiri perdesaan yang dilaksanakan di Desa Megamendung pada tahun 2009, yaitu penambahan permodalan Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan (SPP) dan kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin. Kegiatan perbaikan sarana dan prasarana tersebut berupa kegiatan perbaikan prasarana jalan yang dilakukan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung.

Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung menjadi salah satu lokasi sasaran kegiatan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun 2009. Perbaikan prasarana jalan ini didasarkan pada prioritas kebutuhan di Desa Megamendung saat itu, yaitu prasarana jalan yang memadai dan menghubungkan antara Kampung Paseban dengan pusat Desa Megamendung. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat di Kampung Paseban.

2

(22)

1.2 Masalah Penelitian

Pengamatan dalam penelitian ini difokuskan pada kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin serta sasaran dari kegiatan tersebut. Salahsatu prinsip dasar PNPM Mandiri Perdesaan adalah partisipasi. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan.

Tahap sosialisasi adalah tahap penyampaian informasi tentang kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat di Desa Megamendung yang dilakukan oleh fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat di Desa. Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana kegiatan prasarana jalan yang dimulai dari rapat-rapat sampai survei lokasi kegiatan prasarana jalan di Kampung Paseban. Tahap pelaksanaan adalah tahap pengerjaan jalan yang dilakukan dengan kegiatan pembersihan jalan sampai pada kegiatan pengaspalan jalan. Tahap pelestarian kegiatan adalah tahap pemeliharaan jalan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Paseban itu sendiri.

PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program yang memiliki prinsip bottom up, di mana kegiatan tersebut bertumpu pada masyarakat dan membutuhkan partisipasi masyarakat. Jika partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban tinggi maka hasil kegiatan perbaikan jalan tersebut juga akan baik. Dalam penelitian ini akan dianalisis beberapa tahapan partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung, yaitu menurut Cohen dan Uphoff (1977) tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil.

(23)

pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berkelompok, sedangkan faktor eksternal antara lain pemimpin desa sebagai pihak yang mendorong masyarakat untuk mengikuti suatu kegiatan pembangunan, intensitas sosialisasi kegiatan, dan keaktifan tim pendamping kegiatan. Oleh karena itu, akan dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan tahapan kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung.

2. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan di Desa Megamendung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi: 1. Penulis

Sebagai media aplikasi teori dan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan, sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya dalam memahami penerapan program pemerintah kepada masyarakat desa. 2. Pemerintah

Memberikan informasi bagi pemerintah tentang pelaksanaan PNPM di lapangan dan menjadi evaluasi serta bahan kajian bagi pemerintah dalam pelaksanaan program-program selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

(24)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 PNPM Mandiri Perdesaan

Mulai tahun 2007, Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

` PNPM Mandiri diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Program ini merupakan scaling up (pengembangan yang lebih luas) dari program-program penanggulangan kemiskinan pada era sebelumnya. PNPM Mandiri digakas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program penanggulangan kemiskinan dari berbagai departemen yang ada pada saat itu, khususnya yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community development) sebagai pendekatan operasionalnya.3

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya di luar lingkungannya, serta mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal;

3

(25)

(4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; dan (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang mendukung PNPM Mandiri yang wilayah kerja dan target sasarannya adalah masyarakat perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998-2007. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen/Kementrian Dalam Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang bersumber dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), papartisipasi dari CSR (Corporate Social Responsibility) dan dari dana hibah serta pinjaman dari sejumlah lembaga dan negara pemberi bantuan di bawah koordinasi Bank Dunia.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air, bahkan terbesar di dunia. Dalam pelaksanaannya, program ini memprioritaskan kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan pendidikan, dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat didorong untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya.

2.1.2 Partisipasi Masyarakat Desa

(26)

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) sampai pada monitoring dan evaluasi (controlling).

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan diartikan sebagai ikut sertanya masyarakat dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, ikut serta memanfaatkan, dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Mubyarto (1984) mengemukakan bahwa arti partisipasi adalah kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Menurut Rauf (1994) dalam Haqiqiansyah (1999), masyarakat dapat berpartisipasi secara baik apabila terdapat tiga syarat, yaitu: (1) adanya kesempatan untuk ikut dalam pembangunan; (2) adanya kemauan dari masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan yang ada; dan (3) adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi.

Tjondronegoro (1996) dalam Haqiqiansyah (1999) menyatakan bahwa partisipasi seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan, motivasi, struktur, dan starifikasi sosial dalam masyarakat. Seseorang akan berpartisipasi apabila dapat memenuhi kebutuhan akan kepuasan, mendapatkan keuntungan, dan meningkatkan statusnya. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan seseorang dapat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri dan kehidupannya maupun bagi pelaksanaan tugas sehari-hari. Pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak seseorang.

Wardojo (1992) dalam Vitayala et al. (1995) mengatakan bahwa pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan secara sederhana adalah keikutsertaan masyarakat baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan. Keikutsertaan tersebut terbentuk sebagai akibat terjadinya interaksi sosial antara individu atau kelompok masyarakat dalam pembangunan, yang mencakup partisipasi dalam pembuatan keputusan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi kegiatan, serta pemanfaatan hasil pembangunan.

(27)

pemerintah. Selain itu, partisipasi juga dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam penentuan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, serta keterlibatan masyarakat dalam memikul dan memetik hasil atau manfaat pembangunan.

Menurut Nasdian (2006), pemberdayaan merupakan jalan atau sarana menuju partisipasi. Sebelum mencapai tahap tersebut, tentu saja dibutuhkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan memiliki dua elemen pokok, yakni kemandirian dan partisipasi. Partisipasi adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dan dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) di mana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subyek yang sadar. Nasdian (2006) juga memaparkan bahwa partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan masyarakat.

Yadav (1980) dalam Mardikanto (1994) mengidentifikasi partisipasi sebagai: (1) partisipasi dalam pengambilan keputusan; (2) partisipasi dalam pelaksanaan program dan proyek-proyek pembangunan; (3) partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi program dan proyek-proyek pembangunan; serta (4) partisipasi dalam berbagai manfaat pembangunan.

Cohen dan Uphoff (1977) membagi partisipasi ke dalam beberapa tahapan, sebagai berikut:

1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan melalui keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud adalah pada perencanaan suatu kegiatan.

(28)

3. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subyek pembangunan, maka semakin besar manfaat program dirasakan, berarti program tersebut berhasil mengenai sasaran.

4. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan program selanjutnya.

Partisipasi masyarakat menggambarkan terjadinya pembagian ulang kekuasaan yang adil (redistribution of power) antara penyedia kegiatan dan kelompok penerima kegiatan. Partisipasi masyarakat tersebut bertingkat, sesuai dengan gradasi, derajat wewenang, dan tanggung jawab yang dapat dilihat dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Program

2.1.3.1 Faktor Internal

Pangestu (1995) dalam Febriana (2008) menjelaskan bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam suatu program adalah segala sesuatu yang mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, dan jumlah serta pengalaman berkelompok.

(29)

partisipasi sosialnya. Oleh karena itu, semakin muda umur seseorang, semakin tinggi tingkat partisipasinya dalam suatu kegiatan atau program tertentu.

Ajiswarman (1996) dalam Wicaksono (2010) menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap sesuatu hal yang baru. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah baginya untuk menerima hal-hal baru yang ada di sekitarnya. Jumlah beban tanggungan juga dinyatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi. Seperti yang diungkapkan Ajiswarman (1996) dalam Febriana (2008), semakin besar jumlah beban keluarga menyebabkan waktu untuk berpatisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Nurlela (2004) dalam Wicaksono (2010) mengungkapkan bahwa tingkat pendapatan seseorang tidak mempengaruhi partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan.

Menurut Slamet (1994), faktor-faktor internal berasal dari dalam kelompok masyarakat sendiri, yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok di dalamnya. Tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan, dan penghasilan. Secara teoritis, terdapat hubungan antara ciri-ciri individu dengan tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, dan keterlibatan dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi (Slamet 1994). Menurut Plumer (1995) dalam Suryawan (2004), beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah pengetahuan dan keahlian, pekerjaan masyarakat, tingkat pendidikan dan buta huruf, jenis kelamin, dan kepercayaan terhadap budaya tertentu.

2.1.3.2 Faktor Eksternal

(30)

dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk berpartisipasi.

Selain itu, Tjokroamidjojo (1996) mengungkapkan faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam partisipasi masyarakat adalah:

a. faktor kepemimpinan, dalam menggerakkan partisipasi sangat diperlukan adanya pimpinan dan kualitas; dan

b. faktor komunikasi, gagasan-gagasan, ide, kebijaksanaan, dan rencana-rencana baru akan mendapat dukungan bila diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.

Faktor-faktor eksternal ini dapat dikatakan petaruh (stakeholder), yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program ini. Petaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan program (Sunarti 2003).

2.2 Kerangka Pemikiran

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan ini terdiri dari empat jenis kegiatan utama. Salah satu kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung pada tahun 2009 adalah kegiatan pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin dan rumah tangga miskin, yaitu perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban. Kegiatan tersebut sesuai dengan persyaratan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung yang bertumpu pada partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat tersebut dibedakan berdasarkan tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977), yaitu pengambilan keputusan pada perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sepanjang proses kegiatan, dan menikmati hasil.

(31)

berpartisipasi dalam suatu kegiatan, antara lain usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga.

Usia berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat karena semakin tinggi usia, semakin tinggi rasa kepemilikan masyarakat terhadap perbaikan jalan tersebut. Jenis pekerjaan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat karena jalan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat dalam aktivitas pekerjaan mereka. Tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat karena semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin tinggi penerimaan masyarakat terhadap hal-hal yang baru. Tingkat pendapatan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat, karena semakin tinggi pendapatan masyarakat maka akan memiliki partisipasi yang tinggi. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat karena semakin banyak beban keluarga, maka waktu untuk berpartisipasi akan semakin berkurang.

(32)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan PNPM Mandiri Perdesaan

2.3 Hipotesis Penelitian

Penyusunan hipotesis bertujuan untuk memudahkan peneliti menjawab permasalahan dan mencapai tujuan dari penelitian yang telah dirumuskan, khususnya mengenai faktor-faktor internal yang mempengaruhi tingkat partisipasi

(33)

masyarakat. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun hipotesis uji sebagai berikut:

1. Usia berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan.

2. Jenis pekerjaan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan. 3. Tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat

dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan. 4. Tingkat pendapatan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat

dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan. 5. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan dengan tingkat partisipasi

masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan.

6. Intensitas sosialisasi kegiatan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan

7. Kepemimpinan desa berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan. 8. Keaktifan tim pendamping kegiatan berhubungan dengan tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan

2.4 Definisi Operasional

1. Usia adalah jumlah tahun umur responden hingga saat penelitian ini dilaksanakan.

2. Jenis pekerjaan adalah kegiatan yang langsung memperoleh penghasilan berupa uang. Jenis pekerjaan dikategorikan dalam dua hal, yaitu:

a. Pekerjaan dalam bidang pertanian, yaitu pekerjaan di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

(34)

3. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti oleh responden. Dibagi menjadi SD, SMP, dan SMA.

4. Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang diperoleh responden per bulan (pendapatan yang diterima dari mata pencaharian perbulan ditambah dengan pendapatan dari usaha-usaha lainnya). Di bagi menjadi empat berdasarkan keadaan di lapangan, yaitu:

a. Rp 200.001 - Rp 400.000 b. Rp 400.001 - Rp 600.000 c. Rp 600.001 - Rp 800.000 d. Rp 800.001 - Rp 1.000.000

5. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya individu yang ditanggung oleh seorang responden tanpa batasan umur.

6. Kepemimpinan desa adalah kemampuan pemimpin desa (kepala desa, kepala RW, dan kepala RT) dalam mengajak masyarakat mengikuti kegiatan yang dilihat dari keaktifan pemimpin dan frekuensi kedatangannya dalam kegiatan tersebut, yang digolongkan menjadi:

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1 ≤ x ≤ 1,67 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1,68 ≤ x ≤ 2,33 c. Tinggi

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3.00 7. Intensitas sosialisasi kegiatan adalah banyaknya pertemuan yang diikuti oleh

masyarakat untuk menambah informasi tentang suatu kegiatan, yang digolongkan menjadi:

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1 ≤ x ≤ 1,67 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1,68 ≤ x ≤ 2,33 c. Tinggi

(35)

8. Keaktifan tim pendamping kegiatan adalah frekuensi tim pendamping dalam mendampingi dan membantu masyarakat di lapangan, yang digolongkan menjadi:

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1 ≤ x ≤ 1,67 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1,68 ≤ x ≤ 2,33 c. Tinggi

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3.00 9. Tingkat partisipasi pada tahap pengambilan keputusan program adalah

keikutsertaan responden dalam mengikuti perencanaan suatu kegiatan. Tahap pengambilan keputusan yang dinilai adalah keaktifan secara kehadiran, peran dalam kegiatan rapat, keaktifan masyarakat dalam memberi masukan, dan kemampuan mengidentifikasi masalah dalam kegiatan, yang digolongkan menjadi :

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1 ≤ x ≤ 2,33 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3,66 c. Tinggi

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 3,66 ≤ x ≤ 5,00 10. Tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan program adalah keikutsertaan

responden dalam pelaksanaan kegiatan. Partisipasi diukur berdasarkan sumbangan materi dan bentuk tindakan yang dilakukan, yang digolongkan menjadi :

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1 ≤ x ≤ 2,33 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3,66 c. Tinggi

(36)

11. Tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil adalah keikutsertaan responden dalam memanfaatkan program yang telah dilaksanakan, yang digolongkan menjadi :

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1,81 ≤ x ≤ 2,60 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3,66 c. Tinggi

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 3,66 ≤ x ≤ 5,00 12. Tingkat partisipasi dalam evaluasi adalah ikutsertaan responden dalam

memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan program selanjutnya, yang digolongkan menjadi :

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1 ≤ x ≤ 2,33 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3,66 c. Tinggi

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 3,66 ≤ x ≤ 5,00 13. Tingkat partisipasi dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan yang telah

diselenggarakan di Desa Megamendung adalah keseluruhan keterlibatan responden dalam tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil, yang digolongkan menjadi :

a. Rendah

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 1,81 ≤ x ≤ 2,60 b. Sedang

Jika jumlah rata-rata responden menjawab pada selang 2,34 ≤ x ≤ 3,66 c. Tinggi

(37)

BAB III

PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian kegiatan perbaikan prasarana serta faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan observasi dan telaah dokumen melalui kepustakaan media cetak dan internet. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja. Desa Megamendung dipilih menjadi lokasi penelitian karena desa ini menjadi lokasi KKP (Kuliah Kerja Profesi) peneliti pada tahun 2010, sehingga cukup banyak informasi dasar mengenai wilayah dan masyarakat yang telah diketahui oleh peneliti. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2011.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan eksplanatif untuk mengetahui kegiatan perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung.

Metode pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami secara mendalam dan rinci mengenai suatu peristiwa, serta dapat menggali berbagai realitas, proses sosial, dan makna yang berkembang dari orang-orang yang menjadi subyek penelitian. Strategi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dengan memilih suatu kejadian atau gejala untuk diteliti (Sitorus 1998).

(38)

Metode kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan dan responden. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah mengikuti kegiatan perbaikan prasarana jalan tersebut. Dalam penelitian ini, terdapat lima orang informan, yang terdiri dari satu orang fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan, dua orang aparatur desa, satu orang pendamping kegiatan, dan satu orang pemimpin kelompok masyarakat.

Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor internal seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung. Metode kuantitatif dilakukan menggunakan metode survei, di mana pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan observasi lapang. Observasi lapang dilakukan melalui pengamatan secara menyeluruh terkait kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Kampung Paseban RT 04/05 Desa Megamendung.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian atau dari sumber utama yang belum diolah. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian melalui wawancara kepada responden dan informan yang mengacu kepada panduan pertanyaan (kualitatif) dan kuesioner (kuantitatif). Data sekunder adalah data yang telah diolah pihak lain, diperoleh dengan cara melihat laporan tertulis dari suatu instansi dalam hal ini kantor kelurahan Desa Megamendung, kantor Kecamatan Megamendung, dinas-dinas/instansi terkait lainnya, serta melalui artikel dan hasil-hasil penelitian yang relevan.

(39)

2

e : Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan, yaitu 10 %

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang yang mengikuti kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Kampung Paseban. Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka banyaknya responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 orang.

3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data mengenai kegiatan perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban RT 04/05 di Desa Megamendung, kondisi geografis desa, demografis, dan profil Desa Megamendung dipaparkan secara deskriptif. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan masyarakat dan informan juga disajikan dalam bentuk deskriptif.

(40)
(41)

BAB IV

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Desa Megamendung terletak di wilayah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini mempunyai luas wilayah ± 1.200 Ha. Secara geografis, Desa Megamendung dibatasi oleh Desa Karang Tengah di sebelah utara, Desa Cilember di sebelah selatan, Desa Cipayung Girang di sebelah barat, dan Desa Tugu Utara di sebelah timurnya. Bentangan wilayah Desa Megamendung terbagi menjadi wilayah berbukit, dataran tinggi, dan lereng gunung. Desa Megamendung terletak 600-900 m di atas permukaan laut.

Jarak Desa Megamendung dari pusat Kecamatan Megamendung adalah 8 km, jarak dari kota administratif (Depok) adalah 42 km, jarak dari ibu kota Kabupaten Bogor (Cibinong) adalah 38 km, jarak dari ibu kota propinsi (Bandung) adalah 120 km, dan jarak dari ibu kota negara (Jakarta) adalah 80 km. Berdasarkan status kepemilikannya, tanah di Desa Megamendumg terbagi menjadi 763,4 Ha (63,6 %) tanah bersertifikat dan 436,6 Ha (36,4 %) tanah yang belum bersertifikat. Status tanah Desa Megamendung dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sebaran Persil tanah berdasarkana Jenis sertifikat Tanah di Desa

Sumber: Profil Desa Megamendung 2011

(42)

Tabel 2. Sebaran Persil lahan menurut Fungsi dan luasnya di Desa Megamendung Tahun 2011

Peruntukan Luas Persentase (%)

Jalan 45,5 Km2 100

Total Luas (Tanpa Jalan) 1150,5 Ha 100,00

Sumber: Profil Desa Megamendung 2011

4.2 Kondisi Ekonomi

Penduduk di Desa Megamendung memiliki beragam mata pencaharian yang dikelompokkan menjadi sektor primer, sekunder, dan tersier. Sektor primer terdiri dari petani dan buruh tani, sektor sekunder terdiri dari wiraswasta/pedagang dan swasta, sedangkan sektor tersier terdiri dari jasa, pertukangan, PNS, POLRI, pensiunan, dan ABRI.

Penduduk yang bermatapencaharian sebagai karyawan swasta sebanyak 850 orang (26,0 %), pertukangan sebanyak 769 orang (25,0 %), petani 545 orang (18,0 %), buruh tani sebanyak 376 orang (11,0 %), jasa sebanyak 317 orang (8,0 %), dan yang lainnya bekerja sebagai PNS, POLRI, jasa, dan pensiunan. Jumlah dan jenis matapencaharian penduduk Desa Megamendung dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sebaran Jumlah Penduduk menurut Jenis Matapencahariannya di Desa Megamendung Tahun 2011

Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Petani 545 18,0

Buruh Tani 376 11,0

Wiraswasta/ pedagang 190 6,0

(43)

Sumber: Profil Desa Megamendung 2011

Data profil Daesa Megamendung tahun 2011 menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Desa Megamendung ditanami pisang (150 Ha), ketela pohon (5 Ha), dan kopi (5 Ha). Namun, pengamatan di lapangan didapati pula lahan yang ditanami sayur mayur. Hal tersebut cukup bermanfaat bagi masyarakat Desa Megamendung, di mana masyarakat setempat dapat menambah jumlah pendapatan melalui penjualan hasil pertanian tersebut, terutama pisang. Desa Megamendung cukup terkenal sebagai desa penghasil pisang.

Peternakan di Desa Megamendung terbagi menjadi peternakan ayam (450 ekor), kambing (275 ekor), dan domba (150 ekor). Masyarakat setempat juga banyak yang memiliki usaha tambahan, yaitu warung. Terdapat sekitar 65 warung di Desa Megamendung. Selain itu, terdapat lima tempat rekreasi yang ada di Desa Megamendung, yaitu wisata Curug Panjang, wisata Curug 7 Cilember, tempat pemancingan, taman Wisata Matahari, dan tempat rekreasi anak. Masyarakat Megamendung relatif banyak yang bekerja di tempat rekreasi tersebut.

4.3 Kondisi Sosial

Penduduk di Desa Megamendung mayoritas lulusan SMA, yaitu sebesar 1.200 orang, lulusan SMP sebesar 1.078 orang, lulusan Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak sebesar 526 orang, dan lulusan akademi serta sarjana sebesar 345 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan rata-rata penduduk di Desa Megamendung cukup tinggi. Jumlah penduduk di Desa Megamendung berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki sebesar 3.298 orang (45 %) dan perempuan sebesar 3.017 orang (55 %). Jumlah penduduk menurut struktur umur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Megamendung Tahun 2011

Kelompok Umur

(Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

<30 1.841 1.796 3.637

30-50 896 676 1.572

>50 561 545 1.106

(44)

Sumber: Profil Desa Megamendung 2011

Desa Megamendung terdiri atas 18 RT dan 5 RW dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.833. Jumlah penduduk berdasarkan agamanya dibedakan menjadi Islam 6.284 orang (99,3 %), Kristen 9 orang (0,2 %), Katolik 20 orang (0,4 %), dan Hindu 5 orang (0,1 %). Desa Megamendung mempunyai sarana kesehatan, yaitu 2 buah poliklinik dan 9 buah posyandu.

4.4 Gambaran Kampung Paseban

Kampung Paseban terletak di RT 04/05 Desa Megamendung. Kampung Paseban ini terletak 900 m di atas permukaan laut. Jarak Kampung Paseban dari pusat Desa Megamendung sekitar 7 Km dan merupakan kampung yang paling jauh dari pusat Desa tersebut. Tidak ada kendaraan umum yang digunakan untuk mencapai Kampung Paseban. Masyarakat Kampung Paseban biasanya menggunakan motor atau berjalan kaki dalam mobilitasnya sehari-hari. Jika menggunakan ojeg, masyarakat biasanya dikenakan biaya Rp 40.000,00 dari Kampung Paseban ke pusat Desa Megamendung. Sebelum ada perbaikan jalan pada tahun 2009, jalan menuju kampung tersebut hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua saja, namun sekarang bisa juga menggunakan kendaraan roda empat.

Kondisi kampung ini sangat berbeda dengan kondisi Desa Megamendung secara umum, dimana berdasarkan informasi ketua RT Kampung Paseban bahwa penduduk di Kampung Paseban terdiri dari 70 KK. Masyarakat di kampung tersebut mayoritas bekerja di bidang pertanian, yaitu sebagai buruh tani, berkebun, dan beternak. Permukiman di Kampung Paseban tersebar, sehingga jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya cukup jauh. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi rumah tinggal di kampung tersebut kurang layak dibandingkan dengan wilayah lain di Desa Megamendung. Rumah warga masih menggunakan dinding bambu dan atap daun kelapa. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari gunung. Aktifitas MCK dilakukan warga di luar rumah, karena jamban keluarga berjarak beberapa meter dari rumah.

(45)

Paseban. Peternakan sapi tersebut mengolah kotoran sapinya untuk dijadikan sebagai pupuk untuk dijual dan digunakan masyarakat di Desa Megamendung untuk tanaman sayuran mereka. Ada sekitar 10 orang penduduk di Kampung Paseban yang bekerja di peternakan sapi tersebut. Selain itu, ada sebuah kebun sayur seluas 1 Ha milik warga asing yang memperkerjakan penduduk Kampung Paseban. Ada sekitar 12 orang masyarakat Kampung Paseban yang bekerja di perkebunan tersebut.

(46)

BAB V

KEGIATAN PERBAIKAN PRASARANA JALAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

Kegiatan pembangunan prasarana dibuat atas dasar pemikiran bahwa prasarana di Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk membuka akses informasi dan pemasaran terutama di daerah terpencil/tertinggal (Departemen Dalam Negeri 2007). Meskipun demikian, kegiatan perbaikan prasarana ini tidak hanya sebatas membangun program fisik, tetapi lebih dimaksudkan untuk menyiapkan tatanan sosial masyarakat yang lebih baik sekaligus memberdayakan masyarakat agar mampu mengakses manfaat program fisik secara optimal bagi perbaikan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Secara umum, tujuan pembangunan prasarana adalah pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan dan penyelenggaraan pembangunan desa dan antar-desa, serta peningkatan penyediaan prasarana sosial ekonomi sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai bagian dari upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan. Tujuan membangun prasarana pendukung bagi desa yang membutuhkan adalah untuk: (1) menciptakan lapangan kerja di desa, terutama bagi rumah tangga miskin; (2) meningkatkan kepedulian, perhatian/dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan; (3) Meningkatkan kualitas kegiatan dengan penggunaan teknologi sederhana; (4) Meningkatkan kapasitas tim pengelola kegiatan dan/atau tim pelaksana pemeliharaan prasarana dalam pengelolaan kegiatan; dan (5) Meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan pemeliharaan prasarana dalam teknis pelaksanaan.

5.1 Musyawarah PNPM Mandiri Perdesaan

(47)

1. MAD Sosialisasi

Musyawarah Antar Desa (MAD) sosialisasi merupakan pertemuan antar-desa untuk sosialisasi awal tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan PNPM Mandiri Perdesaan, serta menentukan kesepakatan-kesepakatan antar-desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri perdesaan. MAD sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 2 Pebruari 2009 di kantor Kecamatan Megamendung. Peserta pertemuan ini adalah camat dan staf terkait, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), perwakilan masyarakat dari tiap desa, tokoh masyarkat, dan tokoh agama. Masyarakat Desa Megamendung yang hadir dalam pertemuan ini adalah sebanyak 5 orang di mana 1 orang adalah perwakilan dari Kampung Paseban yaitu kepala RW.

2. Musyawarah Desa Sosialisasi

Musyawarah Desa (Musdes) sosialisasi merupakan musyawarah masyarakat desa yang dilaksanakan segera setelah MAD sosialisasi. Musyawarah ini juga masih bagian dari kegiatan sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung yang dilaksanakan pada tanggal 20 Pebruari 2009 di kantor Kelurahan Desa Megamendung. Dalam musyawarah ini, PNPM Mandiri Perdesaan menjelaskan secara lebih khusus tentang kegiatan-kegiatan PNPM yang boleh dilaksanakan di desa. Peserta dari pertemuan ini adalah kepala desa dan aparat desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), wakil rumah tangga miskin di Desa Megamendung, serta masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir. Musyawarah ini tidak dihadiri oleh semua penduduk di Desa Megamendung. Masyarakat Kampung Paseban yang hadir dalam musyawarah ini adalah sebanyak 3 orang yaitu kepala RW, kepala RT, dan satu orang masyarakat kampung tersebut. Dalam Musdes Sosialisasi ini dipilih ketua TPK (Tim Pengelola Kegiatan) sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di desa yang dipilih secara musyawarah mufakat dan disetujui oleh Kepala Desa.

(48)

Pertemuan ini adalah tahapan lanjutan dari sosialisasi yang telah dilakukan. Perencanaan kegiatan yang akan dilakukan di desa dimulai dengan tahap penggalian gagasan hingga Musdes Perencanaan atau dikenal dengan istilah Menggagas Masa Depan Desa (MMDD). Terdapat dua tahap yang harus dilakukan dalam pertemuan kelompok untuk penggalian gagasan, yakni pertemuan dusun untuk membuat peta sosial dan musyawarah penggalian gagasan itu sendiri, di mana kelompok yang dimaksud adalah kelompok yang berlatar belakang wilayah yang sama (RW/RT/kampung dan lainnya). Pertemuan ini dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok dusun I (RW 1 dan 2) dan kelompok dusun II (RW 3, RW 4, dan RW 5). Menurut informasi yang didapat bahwa kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2009 di Kantor kelurahan Desa Megamendung. Dalam pertemuan kelompok-kelompok tersebut tidak dilakukan oleh setiap lapisan masyarak. Hal tersebut sungguh berpengaruh dengan hasil gagasan yang telah mereka lakukan. Karena tidak semua ide-ide dari masyarakat tertuang dalam pertemuan tersebut. Peserta yang hadir adalah warga masyarakat di Desa Megamendung dan yang mewakili dari Kampung Paseban adalah kepala RW dan kepala RT.

4. Musdes Perencanaan

Musyawarah ini adalah lanjutan dari penggalian gagasan yang telah dilakukan sebelumnya. Musyawarah desa (Musdes) perencanaan merupakan pertemuan masyarakat di desa yang bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil, dan proses penggalian gagasan di kelompok-kelompok/dusun. Adapun gagasan yang dibuat oleh kelompok-kelompok tersebut antara lain perbaikan sarana air bersih di wilayah dusun I, perbaikan jalan di Kampung Paseban RT 04/05, dan kegiatan SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Musyawarah ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2009 di kantor kelurahan Desa Megamendung. Peserta yang hadir adalah wakil dari setiap kelompok yang ada di desa dan masyarakat umum lainnya yang berminat untuk hadir dalam pertemuan tersebut.

(49)

Musyawarah Antar Desa (MAD) prioritas usulan adalah pertemuan di kecamatan yang bertujuan membahas dan menyusun peringkat usulan kegiatan. Penyusunan peringkat didasarkan atas kriteria kelayakan sebagaimana yang digunakan oleh tim verifikasi dalam menilai usulan kegiatan. Proses penentuan kegiatan dalam MAD prioritas usulan ditunjukkan pada Gambar 2.

(50)

Berdasarkan gagasan usulan yang telah dibuat, maka akan dibahas usulan mana yang merupakan prioritas Desa Megamendung dan sesuai dengan kebutuhan dana PNPM Mandiri Perdesaan saat itu. Musyawarah ini dilakukan pada tanggal 20 Mei 2009 di kantor Kecamatan Megamendung. Peserta dalam pertemuan ini adalah camat dan staf terkait, tim pengamat, perwakilan dari desa, serta anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

6. MAD Penetapan Usulan

MAD (Musyawarah Antar-Desa) penetapan usulan merupakan musyawarah untuk mengambil keputusan terhadap usulan yang didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam pertemuan ini ditetapkan keputusan mengenai kegiatan yang akan didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam MAD penetapan usulan ini diputuskan bahwa perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban RT 04/05 yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Penetapan usulan tersebut berdasarakan prioritas kebutuhan Desa Megamendung, yaitu adanya jalan yang bisa menghubungkan antara Kampung Paseban RT 04/05 dengan wilayah di Desa Megamendung untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Musyawarah ini dilaksanakan pada bulan 15 Juni 2009 di kantor Kecamatan Megamendung. Peserta dalam pertemuan ini adalah camat dan staf terkait, ketua dan sekretaris MAD, instansi dinas terkait tingkat kecamatan, tim pengamat, dan anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

7. Musyawarah Desa Informasi Hasil MAD

(51)

Kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung dilaksanakan di Kampung Paseban RT 04/05 pada bulan Oktober 2009. Kampung Paseban menjadi target perbaikan prasarana karena secara kebutuhan sosial ekonomi, Kampung Paseban sangat membutuhkan jalan yang sesuai (bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat). Jalan merupakan akses yang sangat penting bagi masyarakat untuk dapat melakukan segala aktivitasnya. Kondisi jalan sebelum diperbaiki menujukkan sangat sulitnya akses masyarakat untuk keluar dari Kampung Paseban tersebut menuju pusat desa ataupun ke tempat lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa) sekaligus sebagai salah satu informan penelitian ini :

“Jadi kan dek, Paseban itu kampung yang cukup tertinggal dibanding kampung-kampung yang lain. Jadi jalan penting untuk akses masyarakat di sini. Apalagi kalo mereka mau melakukan aktifitas di Desa Megamendung. Mereka memang sangat membutuhkan jalan ini dek” (KN, 32 thn)

Masyarakat di Desa Megamendung mengajukan perbaikan jalan kepada PNPM Mandiri Perdesaan sepanjang 3 Km dengan lebar 3 m. Namun, perbaikan jalan yang dikabulkan oleh PNPM Mandiri Perdesaan adalah sepanjang 1,5 Km dengan lebar 3 m. Perbaikan tersebut dilakukan dalam 52 hari kerja selama 3 bulan, di mana pekerja yang ikut membangun jalan tersebut adalah tenaga swadaya Kampung Paseban sebanyak 70 orang dan 5 orang tenaga ahli dari luar.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor yang Mempengaruhi
Tabel 1. Sebaran Persil tanah berdasarkana Jenis sertifikat Tanah di Desa
Tabel 3. Sebaran Jumlah Penduduk  menurut Jenis Matapencahariannya di Desa Megamendung  Tahun  2011
Tabel 4. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan yang positif antara tingkat kepercayaan diri dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Tawang, Kota

Gedung Serba Guna dan Tempat Pertemuan Masyarakat Bappeda Kab... Gedung Serbaguna Sekretariat Gampong

ProperPostfix (atau PoperSufix) string w adalah string yang dihasilkan dari string w dengan menghilangkan satu atau lebih simbol-simbol paling depan dari string w tersebut..

Ketentuan ini harus dilaksanakan oleh seorang suami apabila hendak tetap melanjutkan perceraian karena ini merupakan konsekuensi yang harus mereka terima

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa persepsi orang tua terhadap lembaga pendidikan anak usia dini di kecamatan sebangau, dapat disimpulkan sebagi berikut:

Pentingnya loyalitas pelanggan bagi perusahaan sudah tidak diragukan lagi, banyak perusahaan sangat berharap dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan

Brand atau dalam bahasa Indonesia adalah merek, namun bukan hanya sampai disitu saja hal ini merupakan Strategi &#34; untuk mengambil keuntungan dari resesi terjepit demi

keterprediksian laba, faktor resiko sistematis (Beta), struktur modal, serta ukuran perusahaan. Untuk membuktikan sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan kerelevenan