• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Kompetensi Karyawan Terhadap Promosi Jabatan Pada PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Kompetensi Karyawan Terhadap Promosi Jabatan Pada PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP PROMOSI JABATAN PADA BANK

MANDIRI RETAIL CABANG PUSAT PASAR MEDAN

OLEH

Utari Ketrina Sinaga

100521148

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP PROMOSI JABATAN PADA PT BANK

MANDIRI TBK. CABANG PUSAT PASAR MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penilaian prestasi kerja dan kompetensi karyawan terhadap promosi jabatan pada PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dengan masa kerja minimal 5 tahun. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel adalah 37 orang. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penilaian prestasi kerja dan kompetensi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan dengan kontribusi Adjusted R Square sebesar 61,8% promosi jabatan dipengaruhi oleh variabel penilaian prestasi kerja dan kompetensi, sedangkan sisanya sebesar 38,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERFORMANCE APPRAISAL AND EMPLOYEE COMPETENCIES TO JOB PROMOTION AT PT BANK MANDIRI TBK.

CABANG PUSAT PASAR MEDAN

The purpose of this research is to know and analyze the influence of performance appraisal and competencies of employee to job promotion at PT Bank Mandiri Tbk. Pusat Pasar Medan Branch. This research is quantitative research using the survey method of Causal Associative which looks for the relation between one variable with another variable The population in this research were all employees as have working time minimal 5 years as many 37 employee. The sampling method using a census as sample as many 37 employess. The collecting of primary data by using questionnaire and interview, secondary data with literature documentation and Data analysis method was descriptive and quantitative analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis. The hypothesis results showed that performance appraisal and competence of employee as simultaneously and partial give a positive and significant influence to job promotion. with contribution of R Square is 61.8% job promotion is affected by the performance appraisal and competency and remaining 38,2% can be explained by other variables which are not examined in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Atas rahmat dan karuniaNYA Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini berjudu l “Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Kompetensi

Karyawan Terhadap Promosi Jabatan Pada PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat

Pasar Medan”.

Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan

do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Davin Sinaga dan Ibunda Murniati, dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran,

terima kasih atas do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil

sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.

Selanjutnya Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univeristas Sumatera Utara,

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Penulis yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Komariah Pandia, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan koreksi dan saran atas penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

8. Bapak Ervan Trisna selaku Manajer Cabang PT Bank Mandiri Tbk. Cabang

Pusat Pasar Medan sebelumnya dan Ibu Yona Anastasia selaku Manajer

Cabang yang baru serta Abangda Patar Hutabarat yang telah banyak

membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini khususnya saat melakukan

riset di PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan.

9. Special One Bang Irson Leonard Silitonga yang senantiasa memotivasi

Penulis dalam penyusunan skripsi maupun menyelesaikan studi serta

teman-teman terbaik Reni Tarigan, Pepy Dalimunthe, dan Dewidayanti Siregar.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2014

Penulis

(6)
(7)
(8)

4.3.2.1 Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja

Terhadap Promosi Jabatan ... 92 4.3.2.2 Pengaruh Kompetensi Terhadap

Promosi Jabatan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 97 5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Lini Bisnis Bank Mandiri... 2

Tabel 1.2 Data Karyawan Dengan Masa Kerja Minimal 5 Tahun ... 5

Tabel 1.3 Nilai Karyawan dan Promosi Jabatan Tahun 2010-2014 ... 6

Tabel 1.4 Realisasi Pencapaian PT Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar ... 8

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...51

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel ...52

Tabel 3.3 Uji Validitas ...55

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas...56

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...68

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...69

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...69

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ...70

Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel X1 ...70

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel X2 ...74

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Y ...77

Tabel 4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ...85

Tabel 4.9 Uji Gelejer ...86

Tabel 4.10 Uji Multikolonearitas ...87

Tabel 4.11 Koefisien Regresi Linear Berganda ...88

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...89

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ...90

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Grafik Penilaian Kinerja Dan Promosi Jabatan ...7

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...48

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...66

Gambar 4.2 Histogram Normalitas Data ...83

Gambar 4.3 Pendekatan Grafik Normalitas Data ...84

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 103

Lampiran 2 Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 106

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden ... 109

Lampiran 5 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 111

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 117

(12)

ABSTRAK

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP PROMOSI JABATAN PADA PT BANK

MANDIRI TBK. CABANG PUSAT PASAR MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penilaian prestasi kerja dan kompetensi karyawan terhadap promosi jabatan pada PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dengan masa kerja minimal 5 tahun. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel adalah 37 orang. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penilaian prestasi kerja dan kompetensi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan dengan kontribusi Adjusted R Square sebesar 61,8% promosi jabatan dipengaruhi oleh variabel penilaian prestasi kerja dan kompetensi, sedangkan sisanya sebesar 38,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERFORMANCE APPRAISAL AND EMPLOYEE COMPETENCIES TO JOB PROMOTION AT PT BANK MANDIRI TBK.

CABANG PUSAT PASAR MEDAN

The purpose of this research is to know and analyze the influence of performance appraisal and competencies of employee to job promotion at PT Bank Mandiri Tbk. Pusat Pasar Medan Branch. This research is quantitative research using the survey method of Causal Associative which looks for the relation between one variable with another variable The population in this research were all employees as have working time minimal 5 years as many 37 employee. The sampling method using a census as sample as many 37 employess. The collecting of primary data by using questionnaire and interview, secondary data with literature documentation and Data analysis method was descriptive and quantitative analysis methods with techniques of multiple linear regression analysis. The hypothesis results showed that performance appraisal and competence of employee as simultaneously and partial give a positive and significant influence to job promotion. with contribution of R Square is 61.8% job promotion is affected by the performance appraisal and competency and remaining 38,2% can be explained by other variables which are not examined in this research.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang diiringi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan dunia bisnis, industri, pola

konsumsi masyarakat, perekonomian, kebijakan pemerintah dan sebagainya

merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal organisasi

yang tidak dapat dihindari. Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan

eksternal organisasi telah menuntut terjadinya perubahan-perubahan dilingkungan

internal organisasi.

Kebutuhan akan kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul disetiap

organisasi tidak dapat dihindarkan. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat

bertahan dan berhasil dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat

diberbagai sektor. Salah satu sektor yang mengalami kemajuan dan persaingan

yang tinggi adalah sektor perbankan.

Perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian dan

pembangunan di Indonesia. Perubahan- perubahan yang positif di lingkungan

eksternal khususnya tentang kebijakan pemerintah tentang perbankan, iklim

investasi, peningkatan pendapatan masyarakat, serta kemajuan dunia industri dan

bisnis telah mendorong tumbuhnya industri perbankan di Indonesia, hal ini dapat

dilihat maraknya Bank-Bank yang beroperasi di Indonesia, baik Bank-Bank milik

(15)

cabang di Indonesia. Bahkan perusahaan jasa keuangan diluar perbankan semakin

tumbuh dan berkembang.

Salah satu Bank yang beroperasi di kota Medan adalah Bank Mandiri,

merupakan Bank terbesar milik negara berdasarkan studi yang dilakukan oleh

Brand FinancePlc. Berkerja sama dengan majalah intenasional The Banker tahun

2014. Terdapat tujuh bank Indonesia yang didaulat sukses masuk ke jajaran `Top

500 Banking Brands 2014 salah satunya adalah Bank Mandiri dengan peringkat

ke 111 global dan peringkat pertama untuk tingkat nasional baik dari segi total

aset maupun brand value. (sumber: :http

//bisnis.liputan6.com/read/830701/7-bank-ri-masuk-daftar-top-500-banking-brands-2014).

Bank Mandiri memiliki 5 lini bisnis utama seperti terlihat pada Tabel 1.1

berikut:

Tabel 1.1

Lini Bisnis Bank Mandiri

No. Lini Bisnis

1. Institututional Banking

2. Corporate Banking

3. Commercial & Business Banking

4. Micro & Retail Banking

5. Consumer Finance

Sumber: Bank Mandiri Micro & Retail Banking Pusat Pasar Medan (2014)

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa salah satu lini bisnis Bank Mandiri adalah

Micro & Retail Banking yang fokus usahanya disektor micro & Retail Banking.

Salah satu kantor cabang Bank Mandiri yang menangani micro & retail Banking

ini adalah Bank Mandiri Retail Cabang Pusat Pasar Medan (Retail Branch

(16)

Sebagai salah satu cabang Bank Mandiri di Medan, Bank Mandiri Micro &

Retail Pusat Pasar, senantiasa berusaha memuaskan nasabah, mitra kerja dan

pihak-pihak terkait demi kemajuan dan keberhasilan perusahaan. Hal penting

yang menjadi perhatian adalah prestasi kerja karyawan dan kompetensi serta

promosi jabatan. Ketiga hal tersebut

Untuk mengetahui bagaimana prestasi kerja karyawan dibutuhkan suatu

penilaian prestasi kerja yang dilakukan secara proporsional dan

berkesinambungan. Penilaian prestasi kerja merupakan proses yang dilakukan

oleh manajemen perusahaan dalam mengukur hasil pekerjaan karyawan baik dari

segi kuantitas dan kualitas dibandingkan dengan standar yang ditetapkan

perusahaan pada periode tertentu. Dengan melakukan penilaian prestasi kerja

perusahaan dapat mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan karyawan dalam

mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penilaian juga dapat dilihat

berbagai kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan kerja sehingga perusahaan

dapat mengambil kebijakan yang sesuai untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan tersebut. Jika penilaian prestasi kerja dilakukan dengan objektif dan

sesuai dengan standar penilaian, maka akaan diperoleh hasil penilaian yang

benar-benar menggambarkan kinerja karyawan, sebaliknya jika penilaian tidak

dilakukan dengan baik maka hasil yang diperoleh juga tidak akurat.

Selanjutnya kompetensi karyawan sangat menentukan keberhasilan kerja

seorang karyawan. Kompetensi karyawan merupakan tingkat kemampuan atau

kapasitas karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan. Umumnya karyawan yang

(17)

karena itu, Bank Mandiri Micro & Retail Cabang Medan Pusat Pasar sangat

memperhatikan sisi kompetensi karyawan baik pada saat seleksi perekrutan

karyawan maupun dalam kebijakan promosi jabatan.

Promosi jabatan merupakan pemindahan karyawan dari suatu jabatan

tertentu ke jabatan lainnya yang lebih tinggi baik dalam hal jenjang karir,

kompensasi, wewenang, tanggung jawab dan level pekerjaan. Promosi jabatan

umumnya dilakukan untuk pengembangan karir karyawan maupun pengembangan

organisasi. Promosi jabatan juga dilakukan jika ada posisi yang kosong pada

jabatan tertentu. Promosi jabatan merupakan salah satu cara perusahaan dalam

mengapresiasi kinerja karyawannya. Jika kebijakan promosi jabatan tidak

dilakukan dengan baik dan sesuai dengan aturan maka dapat menimbulkan

ketidakpuasan dikalangan karyawan sehingga motivasi karyawan menjadi

berkurang dalam memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan.

Adapun hubungan penilaian prestasi kerja dan kompetensi terhadap promosi

jabatan adalah hasil penilaian prestasi kerja akan dijadikan oleh manajemen

perusahaan sebagai bahan evaluasi dalam berbagai kebijkan manajemen, seperti

kebijkan promosi jabatan. Karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi

cenderung diprioritaskan untuk mendapat promosi jabatan. Demikian juga halnya

dengan kompetensi. Karyawan yang memiliki tingkat kompetensi tinggi akan

mampu menyelesaikan berbagai tugas diberikan. Kebijkan promosi jabatan akan

mempertimbangkan tingkat kompetensi karyawan dengan bidang pekerjaan yang

akan dilakukan karena setiap pekerjaan membutuhkan tingkat kompetensi yang

(18)

Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar Medan menjadikan Penilaian Prestasi

Kerja dan Kompetensi Karyawan sebagai faktor penting dalam kebijakan promosi

jabatan. Dalam kebijakan promosi jabatan Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar

Medan mensyaratkan karyawan memiliki masa kerja minimal 5 tahun. Pada

Tabel 1.2 berikut dapat dilihat jumlah karyawan yang layak dipromosikan

berdasarkan masa kerja:

Tabel 1.2

Data Karyawan Yang Layak Dipromosikan Berdasarkan Masa Kerja

Jabatan

Sumber: PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan (data diolah)

Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa terdapat 37 karyawan dengan masa kerja

minimal 5 tahun. Batas minimal masa kerja ini bagi sebagian karyawan dianggap

kurang adil, karena meskipun memiliki prestasi kerja yang tinggi bahkan mampu

melampaui target yang diberikan perusahaan, otomatis tidak memiliki hal untuk

dipromosikan. Fenomena lainnya dalam kebijakan promosi jabatan adalah jika

hasil penilaian prestasi kerja yang dilakukan kurang objektif dan kurang

(19)

hasil penilaian yang dilakukan, demikian juga halnya dengan kompetensi,

karyawan yang kompeten sering dipercaya untuk menangani tugas-tugas tertentu

yang membutuhkan kompetensi tinggi, namun tidak serta merta karyawan tersebut

mendapatkan prioritas untuk dipromosikan, demikian juga dengan karyawan yang

telah mengabdi cukup lama belum tentu mendapat prioritas dalam promosi

jabatan, kedekatan dengan atasan, adanya rekomendasi dari pejabat tertentu,

maupun kebijakan Bank Mandiri yang terkadang lebih memilih merektut

karyawan dari luar perusahaan, maupun dari cabang Bank Mandiri lain untuk

mengisi kekosongan pada jabatan tertentu di Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar

Medan, hal-hal inilah yang menjadi persoalan utama dalam kebijakan promosi

jabatan di Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar Medan. Pada Tabel 1.3 berikut dapat

dilihat bagaimana nilai kinerja karyawan dan promosi jabatan yang dilakukan

pada periode 5 tahun terakhir.

Tabel 1.3

Penilaian Prestasi Kerja dan Promosi Jabatan PT Bank Mandiri Tbk, Cabang Pusat Pasar Medan Tahun 2010-2014

Nilai Karyawan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

<50 2 4 4 5 2

50-<60 6 7 9 6 8

60-<70 18 13 15 17 10

70-<80 12 16 10 13 15

80-<90 13 7 10 7 12

90-100 3 8 6 4 6

Promosi Jabatan 1 0 2 4 2

(20)

Sumber: PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Pusat Pasar Medan (data diolah)

Gambar 1.1: Grafik Penilaian Kinerja dan Promosi Jabatan

Keterangan:

1. Angka kurang dari lima puluh (<50) merupakan bentuk pencapaian di

dibawah 75% dengan kondisi tidak tercapai atau memiliki predikat tidak

baik.

2. Angka antara lima puluh sampai kurang dari enam puluh (50 – <60)

merupakan bentuk pencapaian antara 76% samapai dengan 85 %, dengan

kondisi sebagian tercapai atau memiliki predikat hampir baik.

3. Angka antara enam puluh hingga kurang dari tujuh puluh (60 – <70)

merupakan bentuk pencapaian sebesar 86% sampai dengan 94% dengan

kondisi hampir tercapai atau memiliki predikat baik minus (-).

4. Angka antara tujuh puluh hingga kurang dari delapan puluh (70 – < 80)

merupakan bentuk pencapaian sebesar 95% sampai dengan 102% dengan

(21)

5. Angka antara delapan puluh hingga kurang dari sembilan puluh (80 – < 90)

merupakan bentuk pencapaian sebesar 103% sampai dengan 109% dengan

kondisi lebih tercapai atau dengan predikat lebih baik.

6. Angka antara sembilan puluh hingga seratus (90 – 100) merupakan bentuk

pencapaian di atas 109% dengan kondisi sangat tercapai atau memiliki

predikat sangat baik.

Selanjutnya pada Tabel 1.4 berikut dapat dilihat Realisasi Pencapaian Target

Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar Medan

Tabel 1.4

Realisasi Pencapaian Target PT Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar Medan

Tahun Target Pendanaan

Sumber: PT Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar Medan (data diolah)

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa secara umum kinerja karyawan

memiliki nilai yang relatif baik hal ini terlihat dari nilai karyawan dengan predikat

lebih baik (80-<90) pada tahun 2010 berjumlah 13 dan predikat Sangat Baik

(90-100) berjumlah 3 orang dengan realisasi pencapaian sebesar 93,46% dan

karyawan yang dipromosikan berjumlah 1 orang, pada tahun 2011 predikat lebih

baik (80-<90) berjumlah 7 orang dan predikat sangat baik (90-100) berjumlah 8

orang dengan realisasi pencapaian sebesar 93,96%, sedangkan karyawan yang

dipromosikan tidak ada, tahun 2012 nilai karyawan dengan predikat lebih baik

(80-<90) berjumlah 10 orang dan predikat sangat baik (90-100) berjumlah 6 orang

(22)

dipromosikan, kemudian pada tahun 2013 karyawan dengan predikat lebih baik

(80-<90) berjumlah 7 orang dan predikat sangat baik berjumlah 4 orang dengan

realisasi pencapaian target sebesar 91,70% dan karyawan yang dipromosikan

berjumlah 4 orang, selanjutnya pada tahun 2014 karyawan dengan predikat lebih

baik (80-<90) berjumlah 12 orang dan predikat sangat baik (90-100) berjumlah 6

orang dengan realisasi pencapaian target sebesar 95,82% dan karyawan yang

dipromosikan berjumlah 2 orang. Dengan demikian, terlihat bahwa promosi

jabatan yang dilakukan tidak berlangsung secara reguler dan tetap pada setiap

tahun, hal ini ini juga menunjukkan bahwa pada dasarnya, promosi jabatan

dilakukan dengan mempertimbangkan prestasi kerja karyawan dalam

merealisasikan target yang telah ditentukan seperti realisasi pencapaian target

pada tahun 2011 lebih tinggi dibanding pencapaian tahun 2010 namun pada tahun

2011 tidak ada karyawan yang dipromosikan sedangkan pada tahun 2010

karyawan yang dipromosikan berjumlah 1 orang dengan kategori kenaikan jabatan

demikian juga pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013 realisasi

pencapaian lebih tinggi pada tahun 2013 dan karyawan yang dipromosikan

berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 orang promosi kenaikan jabatan dan 1 orang

promosi sementara untuk mengisi kekosongan jabatan di cabang lain dan 1 orang

promosi dari karyawan kontrak menjadi pegawai tetap sedangkan pada tahun

2012 karyawan yang di promosikan berjumlah 2 orang dengan kategori promosi

kecil atau rotasi kerja pada bidang yang selevel. Untuk tahun 2014 terdapat 2

orang di promosikan dengan jenis 1orang promosi kenaikan pangkat dan 1 orang

(23)

Promosi jabatan dilakukan jika ada posisi yang kosong dan perluasan usaha

perusahaan, dan promosi jabatan yang dilakukan terkadang hanya bersifat

sementara atau rotasi dari jabatan yang satu ke jabatan lainnya yang selevel tanpa

di ikuti oleh kenaikan kompensasi, dan wewenang, kemudian kebijakan promosi

jabatan juga bersifat sentralisasi dan desentralisasi, sebagian kebijakan ditentukan

dipusat dan sebagian dapat dilakukan ditingkat wilayah (kanwil). Kebijakan

lainnya adalah promosi jabatan diberikan kepada karyawan dengan masa kerja

minimal 5 tahun kerja sehingga karyawan-karyawan yang belum mencapai masa

kerja 5 tahun tidak akan dipromosikan meskipun memiliki prestasi dan

kompetensi dengan predikat sangat baik, namun karyawan yang sudah memiliki

masa kerja diatas 5 tahun juga belum tentu mendapat kesempatan yang sama

untuk dipromosikan tingginya target atau beban kerja serta persaingan sesama

karyawan menjadikan beberapa karyawan yang sudah lama mengabdi sulit untuk

mendapat promosi jabatan. Fenomena lainnya adalah adanya beberapa karyawan

dengan status kontrak yang akan dievaluasi tiap tahun, jika hasil penilaian baik

maka kontrak kerja karyawan tersebut diperpanjang hingga batas evaluasi

selanjutnya dan terus berulang hingga terkadang beberapa karyawan sudah

menjalani kontrak kerja di atas 5 tahun namun belum juga dipromosikan menjadi

pegawai tetap karena pengangkatan pegawai tetap ditentukan dipusat baik melalui

perekrutan terbuka maupun melalui seleksi internal sehingga beberapa karyawan

kontrak merasa kurang dihargai dan tidak memiliki jenjang karir jangka panjang

(24)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik menganalisis lebih jauh

bagaimana pengaruh penilaian prestasi kerja yang dilakukan dan kompetensi

karyawan terhadap promosi jabatan di Bank Mandiri Retail Cabang Pusat Pasar

Medan. Untuk itu penulis memilih judul “ Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan

Kompetensi Karyawan Terhadap Promosi Jabatan pada Bank Mandiri Retail

Cabang Pusat Pasar Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah

Penilaian Prestasi Kerja dan Kompetensi berpengaruh terhadap Promosi Jabatan

Bank Mandiri Retail Cabang Pusat Pasar Medan” ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Penilaian Prestasi Kerja dan Kompetensi terhadap Promosi Jabatan di Bank

Mandiri Retail Cabang Pusat Pasar Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank Mandiri Retail Cabang Pusat Pasar Medan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Bank Mandiri

Cabang Pusat Pasar Medan khususnya mengenai Penilaian Prestasi Kerja dan

Kompetensi dalam rangka pelaksanaan Promosi Jabatan.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang ingin

(25)

3. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang

diperolah di perkuliahan dengan penerapan teori tersebut dilapangan serta

dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang Manajemen Sumber

Daya Manusia, khususnya mengenai Penilaian Prestasi Kerja, Kompetensi ,

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Penilaian Prestasi Kerja

2.1.1 Definisi Prestasi Kerja

Menurut Prawirosentono (2009: 2) prestasi kerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral atau etika.

Sedangkan menurut Gibson et.al., (2007: 171) prestasi kerja adalah tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang

diinginkan dapat tercapai dengan baik. Prestasi kerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2006: 9).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan dapat dikatakan bahwa prestasi

kerja merupakan tingkat keberhasilan suatu pekerjaan dibandingkan dengan

strandar yang telah ditentukan sebelumnya pada perdiode tertentu, jika hasil kerja

sesuai dengan standar yang ditetapkan maka seorang karyawan dikatakan

(27)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Byars dan Rue dalam Sutrisno (2011: 151) mengatakan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan.

Faktor individu yang dimaksud adalah:

1. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang

digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu tugas.

3. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu

oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sedangkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja

antara lain: Kondisi fisik, Peralatan, Waktu, Material, Pendidikan, Supervisi,

Desain Organisasi, Pelatihan, Keberuntungan.

2.1.3 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Ukuran prestasi kerja adalah standar dan target yang telah ditentukan

sebelumnya. Dengan demikian standar yang telah ditentukan akan mendorong

karyawan untuk mencapai standar atau target tersebut bahkan berusaha melebihi

standar yang ditepakan. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan adanya penilaian

untuk mengukur sejauh mana kontribusi atau prestasi karyawan melalui berbagai

teknik atau cara penilaian yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam kebijakan promosi maupun bahan evaluasi. Penilaian ini

(28)

Beberapa ahli mengemukakan pengertian penilaian prestasi kerja

diantaranya menurut Dessler (2008 : 290) penilaian prestasi kerja adalah suatu

prosedur yang mengaitkan pengaturan standar kerja, mengukur kinerja terkini dari

karyawan yang dibandingkan dengan standar dan memberi timbal balik pada

karyawan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dan menghilangkan kinerja

yang buruk atau melanjutkan kinerja yang sudah baik.

Menurut Malthis dan Jackson (2006: 382) penilaian prestasi kerja adalah

proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika

dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan

informasi tersebut kepada karyawan. Menurut Byras dan Rue (2006: 223)

penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi dan mengomunikasikan bagaimana

karyawan melakukan pekerjaan dan menyusun rencana pengembangan kepada

para karyawan itu sendiri.

Menurut Sofyandi (2008: 122) Penilaian kinerja (performance appraisal)

adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam

penilaian dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu

tertentu. Umpan balik kinerja memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik

mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar organisasi. Apabila penilaian

kinerja dilakukan secara benar, para karyawan, penyelia, departemen SDM, dan

akhirnya organisasi akan diuntungkan dengan melalui upaya-upaya karyawan

memberikan kontribusi kepada organisasi.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi

(29)

sasaran kinerja yang spesifik, terukur, memiliki tingkat perubahan, terbatas

pada waktu, adanya pengarahan, dan dukungan atasan. Karyawan bersama atasan

masing-masing dapat menetapkan sasaran dan standar kinerja yang harus dicapai

dalam kurun waktu tertentu. Peningkatan kinerja karyawan perseorangan pada

gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan.

Maka sangat diperlukan metode penilain prestasi kerja yang tepat agar sasaran

dari penilaian prestasi kerja dapat dicapai.

2.1.4 Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja memberikan mekanisme penting bagi manajemen

untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja

serta memotivasi karyawan diwaktu berikutnya.

Menurut Mathis dan Jackson (2001: 81) tujuan dan kegunaan penilaian

prestasi kerja antara lain:

1. Mengetahui pengembangan, yang meliputi: identifikasi kebutuhan latihan,

umpan balik kinerja, menentukan transfer dan penugasan, dan identifikasi

kekuatan dan kelemahan karyawan.

2. Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi: keputusan untuk

menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan

karyawan, pengukuran kinerja karyawan, pemutusan hubungan kerja, dan

mengidentifikasi pekerjaan yang buruk.

3. Keperluan perusahaan, yang meliputi: perencanaan SDM, menentukan

(30)

untuk identifikasi tujuan, evaluasi terhadap sistem SDM, dan penguatan

terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan.

4. Dokumentasi, yang meliputi: kreteria untuk validitas penelitian,

dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM, dan membantu untuk

memenuhi persyaratan hukum.

2.1.5 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Werther dan Davis dalam Sirait (2006: 129) menyebutkan manfaat penilaian

prestasi kerja adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki prestasi kerja

Prestasi yang sudah baik harus ditingkatkan lagi dan prestasi yang buruk

harus segera diperbaiki.

2. Untuk dapat melakukan penyesuaian kompensasi

Kompensasi tidak boleh statis tetapi harus dinamis, yaitu dinamis menurut

harga pasar dan kontingensi (dihubungkan dengan prestasi karyawan

masing-masing).

3. Untuk bahan pertimbangan penempatan, promosi, transfer, dan demosi.

4. Untuk menetapkan kebutuhan latihan dan pengembangan.

5. Melalui penilaian prestasi kerja, kita dapat menetapkan materi latihan dan

pengembangan.

2.1.6 Elemen-Elemen Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja harus memiliki indikator tertentu mengenai sifat dan

(31)

Menurut Mathis dan Jackson (2006: 378) terdapat beberapa indikator dalam

mengukur prestasi kerja karyawan yaitu :

1. Kualitas kerja karyawan.

Meliputi segi ketelitian dan kerapihan kerja, kecepatan penyelesaian

pekerjaan, ketepatan waktu dan kecakapan.

2. Kuantitas kerja karyawan

Merupakan kemampuan secara kuantitaif dalam mencapai target atau basil

kerja atas tugas-tugas, seperti kemampuan menyusun rencana, kemampuan

melaksanakan perintah/instruksi.

3. Kehadiran Karyawan

Adalah aktifitas para karyawan di dalam kegiatan rutin kantor maupun

acara-acara lain yang ada kaitannya dengan kedinasan.

4. Kerjasama Karyawan

Yaitu kemampuan karyawan dalam melakukan kerjasama dengan setiap

orang baik vertikal maupun horisontal.

Sedangkan menurut Moeheriono (2009: 106) dalam mengimplementasikan

penilaian prestasi kerja, langkah terpenting adalah menentukan variabel penilaian.

Variabel penilaian yang diukur dalam proses penilaian prestasi, yaitu :

1. Hasil kerja

Pencapaian hasil kerja atau target karyawan sesuai dengan standar yang

(32)

2. Kerjasama

Kesediaan karyawan untuk berhubungan dan bekerjasama, secara vertikal

maupun horizontal dalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Sikap kerja (work attitude)

Sikap karyawan dalam bekerja, semangat kerjanya serta motivasi yang

timbul di dalam individu karyawan.

4. Disiplin kerja

Sikap karyawan yang mematuhi peraturan perusahaan dan melakukan

pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh atasan.

2.1.7 Proses Penilaian Prestasi Kerja

Proses penilaian prestasi kerja merupakan hal penting dalam penilaian,

maka proses-proses penilaian harus dilakukan dengan mekanisme yang benar

sesuai standar operasional presedur.

Menurut Dessler (2010: 327) proses penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap

yaitu:

1. Mendefinisikan pekerjaan.

Mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa pemimpin dan

bawahan setuju dengan kewajiban dan standar pekerjaannya

2. Menilai kinerja.

Penilaian kinerja berarti membandingkan kinerja sesungguhnya dari

bawahan anda dengan standar yang telah ditetapkan, hal ini biasanya

(33)

3. Memberikan umpan balik.

Penilaian kinerja biasanya membutuhkan sesi umpan balik. Dalam hal ini,

atasan dan bawahan mendiskusikan kinerja dan kemajuan karyawan, dan

membuat rencana untuk pengembangan apapun yang dibutuhkan.

2.1.8 Masalah-Masalah Dalam Penilaian Prestasi Kerja

Pada pelaksanaannya, penilaian prestasi kerja menghadapi beberapa

masalah potensial yang apabila tidak diperhatikan akan sangat mempengaruhi

kualitas dari penilaiannya. Masalah tersebut antara lain sebagaimana

dikemukakan oleh Sirait (2006: 152) mengemukakan terdapat beberapa masalah

yang sering dijumpai dalam penilaian prestasi, yaitu :

1. Halo Effect

Terjadi jika perasaan/pendapat pribadi si penilai dilibatkan dalam penilaian

karyawan, biasanya pada saat penilai harus mengevaluasi sahabat atau orang

yang tidak disukai. Penilai (rater) yang baik harus bersifat netral dalam

penilaian. Pengawasan pelaksanaan penilaian dapat mengurangi masalah ini.

2. Central Tendency

Terjadi jika penilai tidak berani memberi nilai rendah atau tinggi, sehingga

nilai yang diberikan cenderung di tengah-tengah (rata- rata).

3. Leniency & Strictness Biases

Leniency dihasilkan jika penilai cenderung memberikan nilai yang tinggi

terhadap karyawan dinilai. Sedangkan strictness biases terjadi jika penilai

(34)

4. Recency Effect

Penilai menggunakan ukuran subjektif. Pada saat penilaian, cenderung

dipengaruhi oleh tindakan karyawan yang terakhir dan paling diingat,

sehingga tindakan- tindakan dan kejadian pada masa lalu dianggap tidak

ada.

2.1.9 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Mathis dan Jackson (2006: 392) metode yang dapat digunakan

untuk melakukan penilaian prestasi kerja adalah dengan menggunakan pendekatan

yang berorientasi masa lalu dan masa depan.

1. Metode penilaian kinerja berorientasi masa lalu

Metode penilaian kinerja yang berorientasi masa lalu (past oriented

evaluation methods) dilakukan berdasarkan masa lalu. Dengan

mengevaluasi prestasi kinerja di masa lalu, karyawan dapat memperoleh

umpan balik dari upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa

mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik penilaian ini

adalah sebagai berikut:

a. Skala peringkat (rating scale)

Penilaian prestasi di mana para penilai diharuskan melakukan suatu

penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala

(35)

b. Daftar pertanyaan

Metode ini menggunakan formulir isian yang menjelaskan beraneka macam

tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Penilai hanya perlu memilih

pernyataan yang menggambarkan karakteristik dan hasil kerja karyawan.

c. Metode dengan pilihan terarah

Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan ini adalah untuk mengurangi

dan menyingkirkan kemungkinan berat sebelah penilaian dengan

memaksakan suatu pilihan antara pernyataan-pernyataan deskriptif yang

kelihatannya memiliki nilai yang sama.

d. Metode peristiwa kritis

Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada catatan yang

dibuat penilai atas perilaku karyawan yang sangat kritis, seperti sangat baik

atau sangat jelek di dalam melaksanakan pekerjaan.

e. Metode catatan prestasi

Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan

penyempurnaan, yang banyak digunakan oleh professional.

f. Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku

Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan untuk

kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala peringkat

(36)

g. Metode peninjauan lapangan

Penilai turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM. Spesialis

SDM mendapat informasi dari atasan langsung perihal prestasi

karyawannya, lalu mengevaluasi berdasarkan informasi tersebut.

h. Tes dan observasi prestasi kerja

Berdasarkan pertimbangan dan keterbatasan, penilaian prestasi dapat

didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa tertulis dan

peragaan, syaratnya tes harus valid dan reliabel.

2. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan

Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan berfokus pada kinerja

masa mendatang dengan mengevaluasi potensi karyawan atau menetapkan

sasaran kinerja di masa mendatang secara bersama-sama antara pimpinan

dengan karyawan. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan

mencakup:

a. Penilaian diri sendiri (self appraisal)

Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri

dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal kekuatan dan

kelemahan dirinya sendiri sehingga mampu mengidentifikasi aspek-aspek

perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.

b. Manajemen berdasarkan sasaran (management by objective)

Manajemen berdasarkan sasaran merupakan satu bentuk penilaian di mana

(37)

sasaran-sasaran pelaksanaan kerja karyawan secara individu di waktu yang

akan datang.

c. Implikasi penilaian kinerja individu dengan pendekatan MBO (Management

By Objective)

MBO digunakan untuk menilai kinerja karyawan berdasarkan keberhasilan

mereka dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui konsultasi

dengan atasan mereka. Keberhasilan dari penilaian kinerja tergantung pada

pendekatan yang konsisten untuk mendapatkan perbandingan hasil, ukuran,

dan standar yang jelas, selain penilaian harus bebas dari bias.

d. Penilaian dengan psikolog

Penilaian dengan menggunakan psikolog untuk melakukan penilaian

potensi-potensi yang akan datang, bukan kinerja masa lalu.

e. Pusat penilaian

Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian pekerjaan terstandar yang

tertumpu pada beragam tipe evaluasi dan beragam penilai. Pusat-pusat

penilaian sebagai bentuk standar pekerja yang bertumpu pada tipe-tipe

evaluasi dan nilai-nilai ganda.

2.2 Kompetensi Karyawan

Dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan, aspek kompetensi merupakan

pra-syarat penting untuk mencapai misi dan objektif suatu posisi pekerjaan.

Peningkatan beban kerja dan persaingan dalam tugas memerlukan pegawai

berkemampuan dan cakap dalam memikul tanggungjawab kerja yang

(38)

Dengan kompetensi memungkinkan seorang karyawan mengeluarkan

kinerja yang maksimal dalam pekerjaannya. Makna kompetensi mengandung

bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku

yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Untuk

memprediksi karyawan yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari

kriteria atau standar yang digunakan. Secara umum kompetensi adalah tingkat

keterampilan, pengetahuan dan tingkah laku yang dimiliki setiap individu dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya didalam organisasi.

2.2.1 Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah rumusan kewenangan berdasarkan pengetahuan, sikap

dan ketrampilan yang diakui secara resmi oleh lembaga yang berwenang, yang

ditinjau secara berkala. Standar kompetensi adalah bakuan kemampuan minimal.

Menurut Scale dalam Sutrisno (2011: 202) Secara harfiah, kompetensi

berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan

wewenang. Adapun secara etimologi, kompetensi diartikan sebagai dimensi

perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf mempunyai

keterampilan, pengetahuan dan perilaku yang baik. Hampir senada dengan

pernyataan tersebut, Wibowo (2012: 324) berpendapat bahwa Kompetensi

adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau

tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap

kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Palan (2007: 84) adalah

(39)

secara kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu

jabatan. Menurut Robbins (2007: 38) bahwa kompetensi adalah “kemampuan”

(ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu

kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Menurut Miller, Rankin and Neathey dalam Hutapea dan Thoha (2008: 3)

di dalam perusahaan pada awalnya hanya ada 2 jenis definisi kompetensi yang

berkembang pesat, yaitu: kompetensi yang didefenisikan sebagai gambaran

tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan sesorang agar dapat

melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengertian kompetensi jenis ini dikenal

dengan nama kompetensi teknis atau fungsional (technical/functional

competencies) atau dapat disebut juga dengan istilah hard skill/hard competency

(kompetensi keras). Konsentrasi kompetensi teknis adalah pada pekerjaan, yaitu

untuk menggambarkan tanggung jawab, tantangan dan sasaran kerja yang harus

dilakukan atau dicapai oleh si pemangku jabatan agar si pemangku jabatan dapat

berprestasi dengan baik.

Kompetensi yang kedua adalah kompetensi yang menggambarkan

bagaimana seseorang diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan pekerjaan

dengan baik. Pengertian kompetensi ini dikenal dengan nama kompetensi perilaku

(behavioural competencies) atau dapat disebut dengan istilah kompetensi lunak

(soft skills/soft competency).

Dari pengertian kompetensi tersebut di atas, terlihat bahwa fokus

(40)

mencapai kinerja optimal. Dengan demikian kompetensi adalah segala

sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan ketrampilan dan

faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.

Dengan kata lain, kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas

berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang dimiliki setiap

individu.

2.2.2 Komponen Utama Pembentukan Kompetensi

Adapun yang menjadi komponen utama kompetensi sumber daya manusia

menurut Hutapea dan Thoha (2008: 28) yaitu:

1. Pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang meliputi:

a. Mengetahui dan memahami pengetahuan di bidangnya masing-masing

yang menyangkut tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja.

b. Mengetahui pengetahuan yang berhubungan dengan peraturan,

prosedur, tehnik yang baru dalam perusahaan.

c. Mengetahui bagaimana menggunakan informasi, peralatan dan taktik

yang tepat dan benar.

2. Keterampilan individu meliputi:

a. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik secara tulisan.

b. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan jelas secara lisan.

3. Sikap kerja

a. Memiliki kemampuan dalam berkreativitas dalam bekerja.

b. Adanya semangat kerja yang tinggi.

(41)

2.2.3 Kategori Kompetensi

Menurut Zwell (2007: 93) memberikan lima kategori kompetensi yang

terdiri dari task achievement, relationship, personal attribute, managerial, dan

leadership.

1. Task achievement

Merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik.

Misalnya orientasi pada hasil, mengelola kinerja, mempengaruhi, inisiatif,

efisiensi produksi, inovasi, dan lain sebagainya.

2. Relationship

Merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan

bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi

yang berhubungan dengan relationship meliputi, kerja sama, orientasi pada

pelayanan, kepedulian antar pribadi, kecerdasan organisasional, membangun

hubungan, penyelesaian konflik, dll.

3. Personal attribute

Merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana

orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute

merupakan kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran,

pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, dll.

4. Managerial

Merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan,

(42)

5. Leadership

Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi

dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi. Kompetensi

yang berkenaan dengan ini meliputi berpikir strategis, orientasi

kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen

organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar, dan nilai-nilai.

2.2.4 Metode Penilaian Kompetensi

Judisseno (2008: 56) mengatakan bahwa secara umum setiap perusahaan

perlu memiliki metode penilaian kompetensi yang terdiri dari lima metode

penilaian kompetensi, yaitu :

1. BEI (Behavioral Event Interview)

Tujuan utama diselenggarakannya BEI adalah mengetahui keunggulan

utama yang dimiliki seseorang. Jika sebagai instrument psychometric untuk

menilai individual competencies. BEI dilakukan dengan cara

mewawancarai, menanyakan dan meminta kesediaan seseorang untuk

menceritakan secara detail bagaimana cara dia menghadapi situasi yang

kritis dalam pekerjaan maupun hidupnya. Dengan cara ini hasilnya dapat

dibandingkan dengan individu lainnya berdasarkan rangking penilaian,

sehingga pada akhirnya dapat menemukan orang yang memiliki kemampuan

di atas rata-rata dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang tersebut dapat

dinyatakan sebagai orang yang mempunyai karakter sebagai superior

(43)

2. Test

Ada dua model tes yang dapat digunakan dan hasilnya dapat saling

melengkapi, yaitu : operant test dan respondent test. Model operant test

menghendaki para menghendaki para peserta tes melakukan suatu

perbuatan. Sedangkan model respondent test menghendaki para peserta tes

menjawab berdasarkan pilihan yang sudah tersedia.

3. Assessment centre

Fungsi assessment centre adalah menyediakan model simulasi kerja yang

sebenarnya agar setiap orang yang dinilai dapat diketahui model

perilakunya.

4. Biodata

Fungsi utamanya untuk mengetahui riwayat hidup seseorang, baik latar

belakang pendidikan, keluarga, pengalaman kerja, hobi dan lain sebagainya.

5. Rating

Fungsi utamanya untuk mengetahui kompetensi seseorang melalui orang

lain disekitarnya atau biasa disebut 360 degree rating. Misalnya

observasinya terhadap ”X” oleh atasannya, bawahannya, teman kerja,

pelanggan, para pakar, dan bahkan anggota keluarganya.

2.2.5 Tingkatan Kompetensi

Menurut Spencer dan Spencer (2007: 96) mengelompokkan tiga tingkatan

(44)

1. Behavioral Tools :

a. Knowledge merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang

tertentu, misalnya membedakan antara akuntan senior dan junior.

b. Skill merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan baik.

Misalnya, mewawancara dengan efektif, dan menerima pelamar yang baik.

2. Image Attribute :

a. Social Role merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh kelompok

social atau organisasi. Misalnya menjadi pemimpin atau pengikut, menjadi

agen perubahan atau menolak perubahan.

b. Self Image merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri, identitas,

kepribadian, dan harga dirinya. Misalnya melihat dirinya sebagai

pengembang atau manajer yang berada di atas.

3. Personal Charasteristic :

a. Traits merupakan aspek tipikal berprilaku. Misalnya, menjadi pendengar

yang baik.

b. Motive merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam bidang

tertentu (prestasi, afiliasi, kekuasaan). Misalnya, ingin mempengaruhi

perilaku orang lain untuk kebaikan organisasi.

2.2.6 Tujuan Kompetensi

Menurut Hutapea dan Thoha (2008: 16) kompetensi dalam organisasi atau

(45)

1. Pembentukan pekerjaan (Job design)

Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran,

dan tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran,

dan tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar

kecilnya perusahaan, tingkat atau level pekerjaan dalam organisasi serta

jenis usaha. Sedangkan kompetensi prilaku digunakan untuk

menggambarkan tuntutan pekerjaan atas prilaku pemangku jabatan agar

dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan prestasi luar biasa.

2. Evaluasi pekerjaan (Job evaluation)

Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang

digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan

merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan

bobot suatu pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah

komponen dasar pembentuk kompetensi.

3. Rekrutmen dan seleksi (Recruitment and Selection)

Pembentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan

serta penentuan persyaratan atau kualifikasi orang yang layak melaksanakan

pekerjaan tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu

komponen dalam persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman

untuk menyeleksi calon karyawan yang akan menduduk i jabatan atau

(46)

4. Pembentukan dan pengembangan organisasi (Organization design and

Development)

Organisasi yang kukuh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi

yang kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan

teknis, nilai atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi

orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Kompetensi dapat menjadi

fondasi yang kuat untuk pembentukan dan pengembangan organisasi kearah

organisasi yang produktif dan kreatif apabila semua orang kearah organisasi.

5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan (Company

culture)

Peran kompetensi perilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan

mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) sistem budaya kerja

yang produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan

mudah tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai

dengan kompetensi inti perusahaan.

6. Pembelajaran organisasi (organizational learning)

Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan, melainkan juga untuk membentuk karakter pembelajaran yang

akan menopang proses pembelajaran yang berkesinambungan.

7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career management &

(47)

Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu

perusahaan atau organisasi menciptakan pengembangan ruang karir bagi

karyawan untuk mencapai jenjang karir yang sesuai dengan potensi yang

dimiliki. Melalui assessment centre (pusat penilaian potensi karyawan),

penggunaan kompetensi dapat mendorong pengembangan karier yang lebih

terpola dan sejalan dengan kebutuhan perusahaan.

7. Sistem imbal jasa (reward system)

Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan

yang berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbalan jasa yang

dihubungkan dengan pencapaian kompetensi individu akan mendukung

pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan oleh perusahaan secara

keseluruhan. Sebaliknya, sistem kompetensi yang baik akan membantu

mengefektifkan sistem imbal jasa yang berlaku dalam perusahaan.

2.3 Promosi Jabatan

Promosi jabatan merupakan unsur penting di dalam perusahaan, karena

pelaksanaan promosi jabatan memberikan motivasi bagi karyawan agar selalu

berprestasi dalam bekerja. Untuk memperoleh promosi jabatan yang ideal adalah

dengan merealisasikannya secara adil.

Promosi jabatan, mengarah pada keunggulan yang dimiliki karyawan.

Karyawan yang mengalami promosi jabatan akan menghadapi tugas dan tanggung

jawab lebih besar saat menduduk i jabatan yang lebih tinggi, hal ini diimbangi

(48)

2.3.1 Pengertian Promosi Jabatan

Terdapat beberapa definisi Promosi Jabatan oleh para ahli, antara lain:

Menurut Hasibuan (2008: 108) promosi adalah perpindahan yang memperbesar

authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu

organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar.

Menurut Samsudin (2006: 264) suatu promosi jabatan berarti perpindahan

dari suatu jabatan ke jabatan yang lain berarti bahwa kompensasi (upah, gaji, dan

sebagainya) menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan jabatan yang lama.

Selajutnya menurut Rivai (2006: 211) mengemukakan bahwa Promosi adalah

apabila seseorang karyawan dipindahkandari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain

yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab atau level. Umumnya

diberikan sebagai penghargaan, hadiah, (reward system) atas usaha dan

prestasinya dimasa lampau.

Dari pendapatan-pendapatan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

suatu promosi jabatan akan ditandai dengan adanya :

1. Perubahan kedudukan atau posisi dari tingkat yang rendah ketingkat yang

lebih tinggi.

2. Perubahan ini akan menimbulkan tanggung jawab, hak-hak kemudahan atau

status serta tingkat pembayaran yang lebih tinggi dari sebelumnya.

3. Perubahan peningkatan dalam hal-hal tersebut memerlukan kecakapan atau

(49)

2.3.2 Faktor-Faktor Penilaian Prestasi Yang Berhubungan Dengan Promosi Jabatan

Hasibuan (2007: 109) menjelaskan bahwa program promosi hendaknya

memberikan informasi yang jelas, apa yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan

untuk mempromosikan seseorang karyawan dalam perusahaan tersebut. Hal ini

penting supaya karyawan dapat mengetahui dan memperjuangkan nasibnya.

Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karyawan adalah:

1. Pengalaman (senioritas)

yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan.

Pertimbangan promosi adalah pengalaman kerja seseorang, orang yang

terlama bekerja dalam perusahaan mendapat prioritas pertama dalam

tindakan promosi. Kebaikannya adalah adanya penghargaan dan pengakuan

bahwa pengalaman merupakan saka guru yang berharga. Dengan

pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya

sehingga karyawan tetap betah bekerja pada perusahaan dengan harapan

suatu waktu ia akan dipromosikan. Kelemahannya adalah seseorang

karyawan yang kemampuannya sangat terbatas, tetapi karena sudah lama

bekerja tetap dipromosikan. Dengan demikian, perusahaan akan dipimpin

oleh seorang yang berkemampuan rendah, sehingga perkembangan dan

kelangsungan perusahaan disangsikan.

2. Kecakapan (ability)

yaitu seseorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian kecakapan.

(50)

mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan. Kecakapan adalah total

dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang bisa

dipertanggungjawabkan (definisi). Kecakapan merupakan kumpulan

pengetahuan (tanpa memperhatikan cara mendapatkannya) yang diperlukan

untuk memenuhi hal-hal berikut

a. Kecakapan dalam peaksanaan prosedur kerja yang praktis, teknik-teknik

khusus, dan disiplin ilmu pengetahuan.

b. Kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam

elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijaksanaan dan di

dalam situasi manajemen. Kecakapan dibidang ini bisa digunakan untuk

pekerjaan konsultasi atau pekerjaan pelaksanaan. Kecakapan ini

mengkombinasikan elemen-elemen dari perencanaan, pengorganisasian,

pengaturan (directing), penilaian (evaluating), dan pembaruan (innovating).

c. Kecakapan dalam memberikan motivasi secara langsung.

Cara Mengukur Kecakapan (Know-How). Kecakapan mempunyai ukuran

lebar dan dalam. Jadi suatu pekerjaan bisa memerlukan banyak pengetahuan

tapi serba sedikit, atau sedikit pengetahuan tapi secara mendalam. Total

kecakapan adalah jumlah dari lebar dan dalam. Konsep ini sangat praktis

dalam memberikan perbandingan dan penilaian terhadap bobot dari total

kecakapan dalam berbagai pekerjaan, dalam hal berapa banyak

penge-tahuannya dan sampai berapa dalam setiap pengepenge-tahuannya. Kesulitan

mengukur kecakapan adalah menentukan tolok ukur kecakapan. Apakah

(51)

puan seseorang sedangkan nilai ijazah hanya mencerminkan kecerdasan

seseorang pada saat ujian saja. Belum tentu orang yang nilai ijazahnya

tinggi akan lebih mampu dalam praktek.

3. Kombinasi pengalaman dan kecakapan

yaitu promosi vang berdasarkan pada lamanya pengalaman dan kecakapan.

Pertimbangan promosi adalah berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan

formal yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang

lulus dalam ujian maka hasil ujian kenaikan dipromosikan. Cara ini adalah

dasar promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan orang

yang paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi

yang hanya berdasarkan pengalaman/kecakapan saja dapat diatasi. Promosi

yang berdasarkan kombinasi pengalaman dan kecakapan, memberikan

kebaikan-kebaikan sebagai berikut:

a. Memotivasi karyawan untuk memperdalam pengetahuannya bahkan

memaksa diri mengikuti pendidikan formal. Dengan demikian, perusahaan

akan mempunyai karyawan yang semakin terampil.

b. Moral karyawan akan semakin baik, bergairah, semangat, dan prestasi

kerjanya semakin meningkat karena ini termasuk elemen-elemen yang

dinilai untuk promosi.

c. Disiplin karyawan semakin baik karena disiplin termasuk elemen yang akan

mendapat penilaian prestasi untuk dipromosikan.

d. Memotivasi berkembangnya persaingan sehat dan dinamis di antara para

(52)

e. Perusahaan akan menempatkan karyawan yang terbaik pada setiap jabatan

sehingga sasaran optimal akan tercapai.

Kelemahannya adalah:

a. Karyawan yang kurang mampu akan frustrasi bahkan mengundurkan diri

dari perusahaan itu.

b. Biaya perusahaan akan semakin besar karena adanya ujian kenaikan

golongan.

2.3.3 Kriteria Kelayakan Promosi Jabatan

Siswanto (2002: 260) menyatakan bahwa kriteria promosi jabatan meliput i

indikator-indikator berikut:

1. Senioritas

Tingkat senioritas tenaga kerja seringkali digunakan sebagai salah satu

standar untuk kegiatan promosi. Dengan alas an lebih senior, pengalaman

yang dimiliki pun dianggap lebih banyak daripada yang yang junior.

Dengan demikian, diharapkan tenaga kerja yang bersangkutan memiliki

kemampuan lebih tinggi, gagasan lebih banyak, dan kemampuan manajerial

yang baik.

2. Kualifikasi Pendidikan

Saat ini, manajemen perusahaan umumnya mempunyai kriteria minimum

tingkat pendidikan tenaga kerja yang bersangkutan untuk dapat

dipromosikan pada jabatan tertentu. Alasan yang melatar belakianginya

(53)

memiliki daya nalar yang tinggi terhadap prospek perkembangan

perusahaan diwaktu mendatang.

3. Prestasi Kerja

Hampir semua perusahaan menjadikan prestasi kerja yang dicapai tenaga

kerjanya sebagai salah satu kriteria untuk kegiatan promosi. Prestasi kerja

yang tinggi memiliki kecenderungan untuk memperlancar kegiatan promosi

bagi tenaga kerja yang bersangkutan, demikian pula kecenderungan

sebaliknya.

4. Karsa dan Daya Cipta

Untuk kegiatan promosi pada jenis pekerjaan tertentu karsa dan daya cipta

merupakan salah satu syarat yang tidak perlu ditawar lagi. Hal ini

disebabkan untuk jenis pekerjaan tertentu sangat memerlukan karsa dan

daya cipta demi kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, pelaksanaan

promosi bagi tenaga kerja berdampak pada meningkatnya laba yang tinggi

daripada waktu sebelumnya.

5. Tingkat Loyalitas

Adanya loyalitas yang tinggi akan berdampak pada rasa tanggung jawab

yang lebih besar.

6. Kejujuran

Khusus jabatan-jabatan yang yang berhubungan dengan financial, produksi,

pemasaran, dan sejenisnya, kejujuran dianggap sangat penting. Hal ini

(54)

merugikan perusahaan karena ketidakjujuran tenaga kerja yang akan

dipromosikan.

7. Supelitas

Pada jenis pekerjaan atau jabatan tertentu barangkali diperlukan kepandaian

bergaul, sehingga kriteria kemampuan bergaul dengan orang lain perlu

dijadikan salah satu standar untuk promosi pada pekerjaan atau jabatan

tertentu.

2.3.4 Tujuan Promosi Jabatan

Adapun tujuan promosi jabatan menurut Hasibuan (2007: 127) adalah:

1. Untuk memberikan pengakuan jabatan dan imbalan jasa kepada karyawan

yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang

semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.

3. Untuk merangsang agar karyawan bergairah kerja, berdisiplin tinggi dan

memperbesar produktivitas kerja.

4. Untuk menjamin stabilitas kerja karyawan dengan direalisasikannya

promosi jabatan kepada karyawan dengan dasar dan waktu yang tepat serta

penilaian yang jujur.

5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multiplier

effect) dalam perusahan karena adanya lowongan berantai

Memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan kreatifitas

(55)

6. Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja

para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lain.

7. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabat berhenti. Agar jabatan

tidak kosong maka dipromosikan karyawan lain.

8. Karyawan yang di promosikan kepada jabatan yang tepat, semangat

kesenangan dan ketenangan dalam bekerja akan semakin meningkat

sehingga produktivitasnya juga meningkat.

9. Untuk mempermudah penarikan pelamaran, kesempatan promosi

merupakan daya dorong serta perangsang bagi pelamar-pelamar untuk

memasukan lamarannya.

10. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara

menjadi karyawan tetap setelah lulus dari masa percobaan.

2.3.5 Jenis-Jenis Promosi Jabatan

Terdapat beberapa jenis promosi menurut Hasibuan (2007: 112) yaitu:

1. Promosi Tetap ( permanen promotion )

Yaitu kenaikan pangkat atau jabatan seseorang yang sudah pasti, artinya

menurut ketentuan yang berlaku rutin, tetap dan tidak akan berubah lagi.

2. Promosi Sementara (Temporary promotion)

Yaitu sesesorang yang dinaikkan pangkat atau jabatan untuk sementara

waktu, guna mengisi jabatan yang sedang kosong karena sesuatu sebab

tetapi apabila jabatan telah diisi oleh pejabat tetap maka pejabat sementara

Gambar

Tabel 1.1 Lini Bisnis Bank Mandiri
Tabel 1.2 Data Karyawan Yang Layak Dipromosikan Berdasarkan Masa Kerja
Gambar 1.1:  Grafik Penilaian Kinerja dan Promosi Jabatan
Tabel 1.4 Realisasi Pencapaian Target PT Bank Mandiri Cabang Pusat Pasar Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Promosi Jabatan Pada Kantor PT Perkebunan Nusantara IV Medan Unit Kebun Adolina Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Medan harus lebih memperhatikan persoalan promosi jabatan, dimana apabila promosi jabatan dipenuhi dan selalu diadakan

Kesimpulan yang diambil, yaitu penilaian prestasi kerja berpengaruh terhadap promosi jabatan pada karyawan kantor PT Perkebunan Nusantara IV Medan Unit Kebun Adolina dengan

Kesimpulan yang diambil, yaitu penilaian prestasi kerja berpengaruh terhadap promosi jabatan pada karyawan kantor PT Perkebunan Nusantara IV Medan Unit Kebun Adolina dengan

“Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Terhadap Promosi Jabatan (Studi pada Karyawan Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A.. Jurnal

Dari latar belakang pemikiran diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang pengaruh penilaian prestasi kerja dalam kaitannya dengan promosi jabatan

1 PT Bank Syariah Mandiri selalu memberikan kenaikan jabatan bagi karyawan yang memiliki prestasi yang baik 2 PT Bank Syariah Mandiri memberikan biaya kesehatan..

Promosi jabatan adalah sesuatu yang sangat dinanti-nantikan oleh seorang karyawan karena bagi karyawan promosi adalah suatu kebanggaan atau penghargaan atas prestasi yang