• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Ika Wahyu Prasetya W NIM 080210402019

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

ii

1) ibunda Sutimah S.Ag tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang dan tak henti-hentinya mendoakan ananda;

2) seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan;

3) guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman;

(3)

iii

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.

Alexander Pope

(4)

iv nama : Ika Wahyu Prasetya W NIM : 080210402019

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul“Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 10 Januari 2013 Yang menyatakan

(5)

v

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

UNIVERSITAS JEMBER

Oleh

Ika Wahyu Prasetya Warda NIM 080210402019

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Drs. H. Parto, M.Pd.

(6)

vi Hari, tanggal : Senin, 7 Januari 2013

Tempat : Gedung III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Tim Penguji:

Ketua Sekretaris

Dra. Endang Sri W, M.Pd Rusdhianti Wuryaningrum S.Pd, M.Pd NIP. 19571103 198502 2 001 NIP. 19780506 200312 2 001

Anggota I Anggota II

Drs. Hari Satridjono, M.Pd Dr. Parto, M.Pd

NIP. 195880522 198503 1 001 NIP. 19631116 198903 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

(7)

vii

Indonesia Universitas Jember; Ika Wahyu Prasetya W; 2012; 63 halaman; Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu peristiwa berbahasa yang menarik untuk dikaji khususnya peristiwa tutur yang kurang tepat, tidak jelas bahkan salah digunakan dalam forum seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI. Analisis taksonomi siasat permukaaan merupakan salah satu cara mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa yang meliputi, kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan formasi, dan kesalahan susun. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam penelitian ini meliputi: bentuk kesalahan penghilangan, bentuk kesalahan penambahan, bentuk kesalahan formasi dan bentuk kesalahan susun dalam seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI Universitas Jember.

(8)

viii

meliputi penambahan frasa dan penambahan kata-kata yang menjadikan kaburnya makna kalimat sehingga peserta seminar sulit memahami tuturan kalimat yang disampaikan. Kesalahan formasi meliputi ketidaktepatan penggunaan konjungsi, adanya ketidaksesuaian suatu kalimat dengan kaidah keefektifan kalimat, sehingga menjadikan suatu kalimat kurang tepat digunakan dalam acara formal seminar skripsi mahasiswa. Kesalahan susun lebih banyak ditemukan pada susunan kalimat yang berbelit-belit yang menjadikan kalimat mengalami perluasan subjek, objek dan pelesapan subjek. Dari kesalahan tersebut menjadikan kalimat yang disampaikan menjadi sulit dipahami maknanya bahkan tidak dimengerti oleh peserta seminar.

(9)

ix

Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih diucapkan kepada:

1) Drs. Moh. Hasan, M.Sc, Ph.D., selaku Rektor Universitas Jember; 2) Prof. Dr. Sunardi,M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Jember; 3) Dr. Sukatman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni;

4) Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5) Dr. Arju Muti’ah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa;

6) Drs. H. Parto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Rusdhianti Wuryaningrum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;

7) Dra. Endang Sri W, M.Pd selaku Ketua Penguji; 8) Drs. Hari Satrijono, M.Pd. selaku dosen pemabahas;

9) Nur Indah Surfilanti, Iken Mety W, Atok Lutfi yang memberikan semangat, bantuan, dan mendengarkan keluh kesahku selama menyelesaikan skripsi ini; 10) teman-teman Imabina 2008 yang telah memberikan kehangatan persahabatan; 11) kos bembeng 27, dan semua anggota GIVO 8, yang selalu menghibur dan

(10)

x

Jember, 10 Januari 2013

(11)

xi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...ii

HALAMAN MOTTO ...iii

HALAMAN PERNYATAAN...iv

HALAMAN PEMBIMBINGAN...v

HALAMAN PENGESAHAN...vi

RINGKASAN ...vii

PRAKATA ...ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian...4

1.4 Manfaat Penelitian...5

1.5 Definisi Operasional...5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesalahan Berbahasa ...7

2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa ...9

2.3 Taksonomi Kesalahan Berbahasa ...11

(12)

xii

3.4 Metode Penelitian...15

3.4.1 Metode Pengumpulan Data...16

3.4.2 Metode Penentuan Daerah Penelitian...16

3.4.3 Metode Penentuan Korpus ...16

3.4.4 Metode Analisis Data...17

3.5 Instrumen Penelitia...18

3.6 Prosedur Penelitian ...18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 bentuk kesalahan penghilangan ...19

4.2 bentuk kesalahan penambahan ...24

4.3 Bentuk Kesalahan Formasi ...42

4.4 Bentuk Kesalahan Susun...54

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...60

5.2 Saran ...61

DAFTAR PUSTAKA ...62

(13)

xiii

(14)

operasional.

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia yang ditunjukkan dengan keberadaannya sebagai alat komunikasi. Hampir semua kegiatan manusia memerlukan bantuan bahasa baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dengan bahasa tulis dan bahasa lisan tersebut manusia dapat menjalankan aktivitas sehari-harinya tanpa menemukan kesulitan.

Pada dasarnya bahasa yang digunakan manusia adalah untuk menuangkan ide atau gagasan dan perasaan kepada orang lain atau sebaliknya bahasa digunakan untuk menerima ide atau gagasan dan perasaan dari orang lain, selain itu bahasa juga digunakan manusia untuk berinteraksi sosial dan mengidentifikasi diri. Kridalaksana (1983:17) mendefinisikan”bahasa sebagai sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri”.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai bahasa daerah. Keanekaragaman bahasa daerah tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia menguasai lebih dari satu bahasa yaitu bahasa pertama dan bahasa kedua. Pada umumnya mereka menguasai bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Hampir seluruh pelosok negeri ini mampu menggunakan bahasa Indonesia. Maka tidak salah apabila bahasa Indonesia dikatakan bahasa pemersatu bangsa serta sebagai bahasa nasional.

(15)

mahasiswa terhadap penggunaan bahasa Indonesia sehingga masih banyak kekeliruan.

Kesalahan-kesalahan berbahasa masih ditemukan khususnya pada forum seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Dalam proses berjalannya seminar proposal skripsi mahasiswa sering menggunakan tuturan yang berulang-ulang bahkan kadang menggunakan tuturan yang seharusnya tidak perlu diucapkan. Contoh kesalahan berbahasa yang dilakukan wahyu pada seminar 13 september 2012 tersebut tampak pada tuturan berikut, Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu”. Pada tuturan tersebut dapat diketahui adanya kesalahan penambahan, penghilangan formasi,dan kesalahan susun. Kesalahan penambahan nampak pada penggunaan kata-kata yang seharusnya tidak perlu digunakan seperti kata, sendiri,istilahnya kita, mengenai, itu, bagaimana. Sedangkan kesalahan penghilangan ditandai tidak adanya kata mahasiswa antara kata sebagai dan prodi. Mahasiswa sendiri harus hadir selaku sebjek kalimat.kesalahan susun terjadi pada konstruksi kalimat yang terlalu berbelit-belit, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Selain itu penutur terpengaruh bahasa jawa sehingga pada akhir tuturannya muncul kata seperti itu. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut.“Kenapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah analisis kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Mungkin dari analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menguraikan bentuk-bentuknya”.

(16)

masyarakat. Oleh sebab itu, pemahaman mahasiswa atas bentuk-bentuk kesalahan berbahasa harus ditingkatkan dengan tujuan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia dapat dihindari dengan baik.

Analisis kesalahan berbahasa adalah metode yang tepat untuk menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa. Dalam analisis kesalahan berbahasa, terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan sebagai metode analisis. Salah satunya adalah taksonomi siasat permukaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa.Taksonomi siasat permukaan memiliki 4 (empat) aspek analisis (Tarigan, 1990), yaitu: 1)omission (kesalahan penghilangan), 2)addition (kesalahan penambahan), 3)misformation (kesalahan formasi), dan4) misordering (kesalahan susun). Empat aspek analisis tersebut dinilai paling tepat digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia tuturan mahasiswa dalam seminar mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.

Analisis taksonomi permukaan ini mampu menjabarkan bentuk kesalahan berbahasa yang sering dilakukan para mahasiswa. Kesalahan tersebut berupa, penyusunan kalimat dan menghilangkan/menambahkan unsur-unsur yang seharusnya tidak diperlukan sehingga seringkali membuat kesalahan berbahasa mahasiswa dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dari analisis ini diharapkan mampu memberi pehaman terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan uraian di atas, judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan Mahasiswa Dalam Seminar Proposal Skripsi

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimanakah bentuk kesalahan penghilangan (omission) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember?

b. Bagaimanakah bentuk kesalahan penambahan (addition) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember?

c. Bagaimanakah bentuk kesalahan formasi (misformation) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember?

d. Bagaimanakah bentuk kesalahan susun (misordering) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hal-hal berikut:

a. bentuk kesalahan penghilangan (omission) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; b. bentuk kesalahan penambahan (addition) dalam seminar proposal mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; c. bentuk kesalahan formasi (misformation) dalam seminar proposal mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; dan d. bentuk kesalahan susun (misordering) dalam seminar proposal mahasiswa

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut.

a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dan menjadi acuan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa tersebut.

c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kontribusi pada penelitian mengenai kesalahan berbahasa lainnya.

1.5 Definisi Operasional

Penelitian adalah proses komunikasi dan komunikasi memerlukan akurasi bahasa agar tidak menimbulkan perbedaan pengertian antarorang dan agar orang lain dapat mengulangi penelitian tersebut “(Arikunto, 2006). Oleh sebab itu, maka akan dijabarkan beberapa istilah.

a. Kesalahan berbahasa adalah pelanggaran bentuk dari struktur baku bahasa. b. Taksonomi siasat permukaan adalah suatu bentuk analisis kesalahan

berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan (omission), penambahan (addition), formasi (misformation), dan susun (misordering). c. Kesalahan penghilangan adalah kesalahan yang ditandai dengan adanya

ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar.

d. Kesalahan penambahan adalah kesalahn yang ditandai hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran.

(19)
(20)

ini. Teori tersebut meliputi: 1) kesalahan berbahasa, 2) analisis kesalahan berbahasa, 3) taksonomi kesalahan berbahasa, dan 4) taksonomi siasat permukaan.

2.1 Kesalahan Berbahasa

Pelanggaran terhadap sistem bahasa, baik disengaja ataupun tidak disengaja, menyebabkan timbulnya kesalahan berbahasa yang menghambat kelancaran komunikasi yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dulay, Burt, dan Krashen yang (dalam Suwandi 2008:165), bahwa kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak berbahasa, baik lisan maupun tulisan.

Kesalahan berbahasa terdiri atas dua jenis, yaituerrorsdanmistakes. Purwadi (2000:3) menyatakan bahwa kesalahan (error) terjadi karena faktor kompetensi pemakai bahasa. Dalam hal ini pemakai bahasa memang belum menguasai kaidah bahasa yang digunakannya. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa dapat dikatakan bersifat sistemik, yakni karena pemakai bahasa tidak menguasai sistem bahasa yang sedang berlaku.

(21)

Selain itu, Tarigan dan Tarigan (1990:75-76) juga menambahkan pengertian mengenai kesalahan berbahasa. Menurut mereka, kesalahan itu disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, pelaku tersebut memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki.

Di bawah ini adalah sebuah ilustrasi untuk mempermudah pemahaman terhadap kesalahan (errors).

”Setiap anak diminta oleh ibu guru untuk mencari makna tentang ungkapan atau istilah asing yang terdapat dalam bacaan di buku paket. Setelah selesai menemukan maknanya, ibu guru menyuruh untuk membuat sebuah kalimat dengan menggunakan istilah asing tersebut. Namun setelah dikumpulkan, semua siswa tidak mencetak miring istilah asing yang digunakan dalam kalimat karena mereka belum mendapat pelajaran tentang penggunaan huruf miring”.

Ilustrasi di atas adalah contoh kesalahan (errors) karena ibu guru belum memberikan materi pembelajaran tentang penggunaan huruf miring sehingga setiap kalimat yang ditulis dengan menggunakan istilah asing belum ada yang ditulis miring.

Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa kesalahan berbahasa adalah bentuk penyimpangan terhadap kaidah penggunaan bahasa yang tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama penyebab penyimpangan berbahasa adalah adanya faktor dari luar yang disebut kekeliruan (mistake). Purwadi (2000:3), menyatakan bahwa kekeliruan disebabkan oleh faktor dari luar. Artinya, tidak berasal dari faktor kognisi, melainkan dari faktor tidak percaya diri berada di hadapan orang banyak, kelelahan, kelaparan, dan semacamnya.

(22)

berbagai tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh orang yang bersangkutan, yaitu dengan lebih meningkatkan konsentrasi. Kekeliruan biasanya tidak bersifat lama.

Di bawah ini adalah ilustrasi untuk mempermudah pemahaman terhadap kekeliruan (mistake).

”Ada seorang mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia semester 8 yang bernama Arif. Ia sedang sibuk membuat skripsi. Saat sedang mengetik daftar pustaka, ia sengaja menuliskan semua daftar pustaka, barulah mencetak miring judul buku yang ada. Namun tiba-tiba adiknya meminta tolong sambil merengek-rengek agar Arif menjelaskan materi ulangan esok harinya. Karena melihat adiknya mulai menangis, Arif segera mematikan komputernya dan menghampiri adiknya. Padahal dalam pengetikan daftar pustaka tersebut masih ada judul buku yang belum dicetak miring.”

Ilustrasi di atas merupakan contoh kekeliruan (mistake). Hal ini karena Arif sebenarnya telah menguasai ketentuan-ketentuan dalam penulisan daftar pustaka dan penggunaan huruf miring. Namun karena dia terburu-buru, dia lupa mencetak miring judul buku dalam penulisan daftar pustaka. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti mencantumkan tabel yang membedakan antara kesalahan (errors) dan kekeliruan (mistake).

KATEGORI KESALAHAN KEKELIRUAN

1. Sumber 2. Sifat 3. Durasi

4. Sistem Linguistik 5. Hasil 6. Perbaikan kompetensi sistematis agak lama belum dikuasai penyimpangan belajar dan latihan

performansi tidak sistematis sementara sudah dikuasai penyimpangan peningkatan konsentrasi

2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa

(23)

berbahasa adalah kajian dan analisis mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing atau seseorang atau penggunaan bahasa kedua. Pengertian yang dikemukakan Parera tersebut masih terlalu abstrak untuk dipahami, oleh sebab itu perlu sumber teori yang lebih rinci dalam menjelaskan pengertian dan konsep analisis kesalahan berbahasa agar penelitian ini dapat mencapai tujuannya dengan baik.

Tarigan dan Tarigan (1990:68) menjelaskan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu. Berdasarkan pendapat Tarigan dan Tarigan tersebut, dapat dipahami secara terperinci mengenai pengertian dan konsep dalam analisis kesalahan berbahasa. Namun karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang notabene tidak ada aspek evaluasi taraf kesalahan berbahasa, maka penelitian ini mengacu pada teori yang dirumuskan oleh Iswatiningsih di bawah ini.

Iswatiningsih (2003:1) mengungkapkan bahwa analisis kesalahan (anakes) berbahasa merupakan prosedur kerja dalam menelaah kesalahan berbahasa yang meliputi: pengumpulan data, mengenali data kesalahan, mengelompokkan jenis-jenis kesalahan, selanjutnya menjelaskan serta menemukan pola kesalahan berdasarkan sumber-sumber teori yang telah disusun.

Berdasarkan pengertian Iswatiningsih di atas, dapat dirumuskan prosedur analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:

a. mengumpulkan data kesalahan berbahasa; b. mengidentifikasi data kesalahan berbahasa; c. mengklasifikasikan data kesalahan berbahasa;

(24)

2.3 Taksonomi Kesalahan Berbahasa

Menurut Tarigan (1990:87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi pada praktik-praktik berbahasa. Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1990: 279-288). Empat taksonomi tersebut meliputi: (1) taksonomi kategori linguistik, (2) taksonomi siasat permukaan, (3) taksonomi komparatif, dan (4) taksonomi efek komunikatif.

Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya).

Taksonomi siasat permukaan menyoroti bagaimana caranya struktur-struktur permukaan berubah. Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah (a) kesalahan penghilangan (omission), (b) penambahan (addition), (c) formasi (misformation), dan (c) susun (misodering). Kesalahan penghilangan ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya terdapat dalam ujaran. Kesalahan penambahan merupakan jenis kesalahan yang ditandai oleh hadirnya suatu unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran. Kesalahan formasi ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kesalahan susun ditandai oleh penempatan morfem atau kelompok morfem yang tidak tepat dalam suatu ujaran.

(25)

(development errors), (b) kesalahan antarbahasa (interlingual errors), (c) kesalahan taksa (atauambiguous errors), dan (d) kesalahan lain (other errors).

Taksonomi efek komunikatif memandang kesalahan-kesalahan dari perspektif pengaruhnya terhadap penyimak atau pembaca. Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka taksonomi efek komunikatif dapat dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan global (global errors) dan kesalahan lokal (local errors).

Berdasarkan model taksonomi di atas, analisis kesalahan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan taksonomi siasat permukaan. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan metode tersebut, permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijelaskan. Misalnya pada contoh data berikut.

Saya dateng pasar.

Data yang mengalami percampuran kode bahasa di atas hanya bisa dijelaskan dengan baik menggunakan taksonomi siasat permukaan.

2.4 Taksonomi Siasat Permukaan

Menurut Tarigan (1990:148), taksonomi siasat permukaan suatu bentuk analisis kesalahan berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan (omission), penambahan (addition), formasi (misformation), dan susun (misordering).

a. Kesalahan penghilangan (omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada

dalam ucapan yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Kami membeli makanan enak warung.

Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi) yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah sebagai berikut.

(26)

b. Kesalahan penambahan (addition), penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan. Kesalahan penambahan ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut.

Para mahasiswa-mahasiswa.

Contoh kalimat di atas seharusnya cukup dituliskan seperti kalimat di bawah ini. Para mahasiswaataumahasiswa-mahasiswa.

c. Kesalahan formasi (misformation), kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Pembelajar memunculkan sesuatu dalam praktik berbahasanya walaupun hal itu salah. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut.

Ayahnya aku sakit.

Contoh kalimat di atas adalah bentuk kesalahan formasi. Seharusnya kalimat tersebut diujarkan seperti kalimat di bawah ini.

Ayahku sakit.

d. Kesalahan susun (misodering) ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut.

Beli di mana kamu baju?

Mahasiswa banyak melakukan kesalahan yang merupakan terjemahan “alamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu. Oleh sebab itu muncullah susunan kalimat seperti pada contoh di atas. Seharusnya kalimat tersebut disusun sebagai berikut.

(27)

penelitian, 2) data dan sumber data, 3) pengodean data, 4) metode penelitian, 5) instrumen penelitian, dan 6) prosedur penelitian.

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menganalisis data yang berupa tuturan lisan dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Tuturan tersebut dideskripsikan sesuai dengan tataran kesalahan taksonomi siasat pemukaan, sehingga, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif.

Metode tersebut digunakan karena penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Menurut Bogdan dan Tailor (dalam Moleong, 2001:3) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian penelitian ini disebut deskriptif-kualitatif.

3.2 Data dan Sumber Data

(28)

data penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.

3.3 Pengodean Data

Pemberian kode merupakan cara yang dilakukan agar data lebih mudah dianalisis. Pengodean didasarkan pada tuturan-tuturan yang muncul dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Pengodean tersebut akan dijabarkan di bawah ini.

1) Dt 1-S1 = data kesalahan 1 dalam seminar 1; 2) Dt 1-S2 = data kesalahan 1 dalam seminar 2; 3) Dt 2-S3 = data kesalahan 2 dalam seminar 3; 4) Dt 3-S4 = data kesalahan 3 dalam seminar 4

dan seterusnya hingga data dalam seminar 5.

3.4 Metode Penelitian

Pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan secara berurutan mengenai: (1) metode pengumpulan data, (2) metode penentuan daerah penelitian, (3) metode penentuan korpus, dan (4) metode analisis data.

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

(29)

performansi atau mistake. Kesalahan ini biasannya terjadi karena kurangnya konsentrasi dari penutur dan bersifat tidak sistemis. Tuturan yang muncul karena proses berfikir seperti bentuk tuturan yang dilakukan secara berulang, dalam penelitian ini tidak termasuk suatu kesalahan.

3.4.2 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling area. Metode purposive sampling area adalah sebuah metode penentuan daerah penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan tujuan tertentu (Arikunto, 1998:127).

Sesuai dengan metode purposive sampling area, daerah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis dan teoretis. Secara praktis, tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti dapat meminimalisasi waktu, tenaga, dan biaya dalam proses penelitian. Secara teoretis, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember masih ditemukan melakukan kesalahan tuturan dalam forum resmi yaitu seminar proposal skripsi. Di samping itu metode yang digunakan pada penelitian ini berupa metode purposive sampling area, sehingga peneliti melakukan penelitian hanya pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.

3.4.3 Metode Penentuan Korpus

(30)

ditemukan data yang baru. Pada penelitian ini suatu data dapat dikatakan sebagai data korpus apabila suatu tuturan muncul secara terus menerus pada kelompok data yang sama dan tidak ditemukan tuturan yang baru. Data dalam penelitian ini didapat dalam seminar proposal skripsi pada Juli hingga September 2012.

3.4.4 Metode Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1992:16-19), analisis data terdiri atas tiga alur kegiatan, yaitu 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan. Hal ini sesuai dengan prosedur analisis kesalahan berbahasa yang telah diuraikan pada bab 2. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, dan pentransformasian data kasar yang muncul di lapangan. Penyajian data diartikan sebagai pengumpulan atau klasifikasi data yang sudah tersusun dan memungkinkan ditarik sebuah kesimpulan. Penyimpulan merupakan tahap akhir proses analisis data.

(31)

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006:129). Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument). Hal tersebut terjadi karena peneliti terlibat langsung dalam proses pengambilan dan analisis data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen pendukung. Instrumen pendukung tersebut berupa, alat perekam gambar dan suara yaitu kamera digital Canon Ixus 95is, tabel pembantu pengumpul data dan tabel pembantu analisis data. Proses pengembilan data berlangsung saat berjalannya seminar. Seluruh tuturan mahasiswa dalam seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia direkam yang selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan kesalahan berbahasa tataran analisis taksonomi siasat permukaan.

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Hal ini dilakukan agar cara kerja dalam penelitian dapat terarah. Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian (Arikunto, 2006).

a. Tahap persiapan

Tahap ini meliputi kegiatan pemilihan dan pemantapan masalah penelitian, pengadaan studi pustaka, dan pemilihan pendekatan.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap ini meliputi kegiatan mengumpulkan data yang diperlukan, kemudian menganalisis data berdasarkan teori yang ditentukan, dan menyimpulkan hasil penelitian.

c. Tahap penyelesaian

(32)

bentuk kesalahan penyusunan.

4.1 Bentuk Kesalahan Penghilangan

Bentuk kesalahan penghilangan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut.

1) Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia semua mata pelajaran. (Dt6-S1)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan yang pertama berupa penghilangan katapadaantara posisi katahanyadanpelajaran, dan kesalahan yang kedua berupa kata tetapi juga pada posisi antara kata Indonesia dansemua. Kata tetapi juga digunakan karena adanya kata tidak hanya, karena kedua kata tersebut harus hadir bersamaan sebagai kunjungsi korelatif. Tidak hadirnya konjungsi korelatif dalam kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disamapaikan kurang jelas. Kalimat yang ingin disamapaikan berupa, penjelasan mengenai seluruh strategi pembelajaran, bukan hanya strategi pembelajaran bahasa Indonesia saja. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pada pelajaran bahasa Indonesia, tetapi juga semua mata pelajaran.

(33)

2) Tadi Andamemaparkan menimbulkandua efek, yaitu efek positif dan negatif. (Dt15-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan objek informasi. Hilangnya objek informasi dalam kalimat tersebut membuat kalimat tidak jelas. Objek dalam kalimat tersebut harus ada untuk menjadikan kalimat lebih jelas mengenai hal apa yang disampaikan oleh penutur. Dengan demikian, perbaikan kalimat adalah sebagai berikut.

Tadi Anda memaparkan (objek informasi) menimbulkan dua efek, berupa efek positif dan negatif.

Objek dalam kalimat tersebut menjadikan informasi yang ingin disampaikan oleh penutur tampak lebih jelas.

3) Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal?(Dt20-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata Anda sebagai subjek kalimat. Hilangnya subjek dalam kalimat tersebut membuat pertanyaan tidak jelas ditujukan kepada siapa. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Mengapa Anda tidak mengambil tokoh yang sudah terkenal?

Subjek dalam tuturan tersebut menjadikan pertanyaan tampak jelas ditujukan kepada siapa.

4) efek negatif jugadapat sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. (Dt23-S2)

(34)

… efek negatif juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas.

5) Yang kemudian adalahmetalingual speech adalah….( Dt18-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan konstruksi dua kalimat dijadikan satu kalimat sehingga menjadikan kalimat tersebut kurang efektif. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Yang kemudian adalah metalingual speech. Metalingual speech adalah….

Perbaikan dalam kalimat membuat kalimat tersebut lebih efektif. 6) puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu.(Dt20-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi antara kata digunakan dan pembacaan. Tidak hadirnya kata dalam pada kalimat di atas menjadikan makna

kalimat tidak jelas. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Puitic speechini digunakan dalam pembacaan puisi.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas.

7) Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahanberbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi.( Dt21-S3)

(35)

penanda informasi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

untuk membuat penelitian ini, pertama saya berpikir tentang kesalahan berbahasa di sekeliling kita yang masih sering terjadi terutama di Prodi Bahasa Indonesia.

Ditambahkannya kata tentang dalam kalimat tersebut membuat informasi yang ingin disampaikan lebih jelas.

8) Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu.(Dt22-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata mahasiswa pada posisi antara kata sebagai dan Prodi. Hadirnya kata mahasiswa tersebut bersifat wajib karena kata mahasiswa

sebagai subjek yang dibicarakan. Selain itu, kesalahan penghilangan juga terjadi pada struktur kalimat. Penghilangan tersebut adalah tanda pemisah kalimat. Dapat dipahami bahwa sebenarnya kalimat di atas adalah dua kalimat. Akan tetapi karena hilangnya tanda pemisah tersebut, dua kalimat tersebut menjadi satu.

Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa, masih sering melakukan kesalahan berbahasa?

Hadirnya subjek kalimat dalam perbaikan tuturan tersebut menjadikan tuturan tersebut lebih jelas siapa yang dibicarakanya.

9) Definisi operasional terdapat lima poin. Yang pertama…. (Dt3-S5)

(36)

Dalam definisi operasional terdapat lima poin.

Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas.

10) Metodologi penelititan terdapat enam poin. Yang pertama ….(Dt4-S5)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata metodologi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa enam poin yang disebutkan adalah bagian dalam metodologi penelitian. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Dalam metodologi penelititan terdapat enam poin.

Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas.

11) Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak.( Dt7-S5)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dilakukan pada posisi di depan kata secara. Hilangnya kata tersebut membuat kalimat yang ingin menyampaikan bagaimana cara pengambilan poster menjadi tidak jelas. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Pengambilan poster dilakukan secara acak.

Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat dapat lebih mudah dipahami.

(37)

kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang lebih jelas, informasi yang ingin disampaikan lebih jelas, menjadikan subjek,objek, dan verba kalimat tampak jelas, dan menjadikan kalimat mudah dipahami.

4.2 Bentuk Kesalahan Penambahan

Bentuk kesalahan penambahan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut.

12) Ciri khas di sini itu kalau misalnya itu berupa tuturan, yang seperti apa? Seperti itu. (Dt2-S1)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata itu yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa dan kata tersebut dapat mengaburkan makna kalimat di atas. Selain itu, kesalahan penambahan juga terjadi pada keseluruhan tuturan di atas. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kalimat dengan susunan kata seperti itu. Penggunaan kalimat tersebut dinilai salah karena penggunaanya mengurangi kefektifan kalimat apabila digunakan dalam seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Ciri khas itu kalau misalnya berupa tuturan, yang seperti apa?

Perbaikan dalam kalimat tersebut menjadikan makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas.

13) Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anak-anaknya normal. (Dt3-S1)

(38)

SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yang anak-anaknya normal.

Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar.

14) Guru itu dalam menjelaskan materi itu selain menata tata kata-kata yang tepat, itu butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka soalnya IQ merekaitudi bawah 70atau kurang. (Dt4-S1)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kataitu. Bahkan kata tersebut muncul berkali-kali dalam satu kalimat. Selain itu kesalahan penambahan juga terjadi di akhir kalimat. Kesalahan tersebut berupa penambahan kataatau kurang. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya dapat mengaburkan makna. Sebagaimana telah disebutkan bahwa nilai di bawah 70 adalah nilai 0 hingga 69. Akan tetapi jika ditambah kata atau kurang, maka maknanya menjadi nilai di bawah 0 yang dalam sebuah penilaian tidak terdapat nilai di bawah 0. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Dalam menjelaskan materi, selain menata tata kata-kata yang tepat, guru butuh kesabaran dan menyesuaikan kemampuan mereka. karena IQ mereka di bawah 70.

Dengan perbaikan kalimat maka makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas.

15) Yang ingin saya tanyakandi sini kanstrategi tindak tutur menjelaskan dalam pembelajaran. (Dt5-S1)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata kan. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(39)

Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar.

16) Di manasaya membatasi kajiansayapada tiga hal,…. (Dt2-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasadi mana dan katasaya yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Saya membatasi kajian pada tiga hal,….

Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar.

17) Di sinisaya memilih fungsi tindak tutur ekspresif. (Dt3-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Saya memilih fungsi tindak tutur ekspresif.

Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar.

18) Di sinipengertian dari tindak tutur ekspresif sendiri adalah …. (Dt4-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(40)

Perbaikan kalimat dengan menghilangkan frasa yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat lebih jelas sehingga lebih mudah difahami oleh peserta seminar.

19) Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang ada dalamtuturan tersebut. (Dt5-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata terhadap apa yang ada dalam. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya menjadikan kaburnya makna kalimat. Contohnya pada konstruksi kalimat berikut.

(1) Suatu pendekatan yang berfungsi sebagai evaluasi terhadap apa yang ada dalam kalimat tersebut.

(2) Suatu pendekatan yang berfungsi sebagai evaluasi kalimat tersebut.

Kalimat (2) di atas lebih tepat karena susunannya telah memenuhi kaidah kalimat efektif. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Suatu tindak tutur yang berfungsi sebagai evaluasi tuturan tersebut.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih mudah dipahami oleh peserta seminar.

20) cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan apa yang ada di dalampikiran atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya.

(Dt6-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata apa yang ada di dalam. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat sebaimana pejelasan pada Dt5-S2. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

cara seseorang menggambarkan atau mengungkapkan pikiran, atau psikologi tentang keadaan di sekitarnya.

(41)

21) Modus itu bermacam-macam. Cara guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya.

(Dt7-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata cara. Hal ini dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan menghilangkan kata cara membuat kalimat tersebut lebih efektif dah lebih mudah dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Modus itu bermacam-macam. Guru mengungkapkan dengan cara yang bermacam-macam tersebut, dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada tiap siswanya.

Perbaikan pada kalimat menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami. 22) Di manaefek perlokusisendiri dapat menimbulkan efek positif. Ada

pula yang menimbulkan efek negatif. (Dt8-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa di mana dan kata sendiri. Hal ini dinilai salah karena penggunaan kata-kata tersebut dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Efek perlokusi dapat menimbulkan efek positif. Ada pula yang menimbulkan efek negatif.

Perbaikan pada kalimat menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami. 23) Nah pada waktu itu, pas pada waktu saya mendengarkan ceramah

KH. Anwar Yazid ini, saya kemudian teman-teman saya tertarik dengan apa yang saya dengarkan. Kemudian mereka ikut mendengarkan ceramah yang saya dengarkanini. (Dt9-S2)

(42)

kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Nah, pada waktu saya mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid, teman-teman saya tertarik pada ceramah KH. Anwar Yazid tersebut. Kemudian mereka ikut mendengarkannya.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat lebih mudah dipahami oleh peserta seminar proposal skripsi.

24) Mereka tertawa dengan apa yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazidseperti itu. (Dt10-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata-kata yang tidak diperlukan. Kata-kata tersebut adalah seperti itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak digunakan makna yang ingin disampaikan sudah cukup jelas sehingga penggunaan kata tersebut membuat kalimat kurang efektif digunakan dalam acara formal seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Mereka tertawa atas sesuatu yang disampaikan oleh KH. Anwar Yazid.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadi kalimat yang lebih efektif digunakan dalam acara seminar proposal skripsi.

25) Untukbabkedua yaitu tinjauan pustaka ada pragmatik, yang ke dua tindak tutur, yang ke tiga …. (Dt11-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata yang tidak diperlukan. Kata tersebut adalah kata untuk dan kata depan ke. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak digunakan makna yang ingin disampaikan sudah cukup jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Bab dua yaitu tinjauan pustaka…

(43)

26) Untuksumber data dalam penelitian ini berupa ….(Dt12-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata yang tidak diperlukan. Kata tersebut adalah kata untuk. Hal ini dinilai salah karena membuat kalimat dalam tuturan tersebut menjadi

tidak efektif. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Sumber data dalam penelitian ini berupa ….

Menghilangkan kata untuk dalam kalimat tersebut menjadikan kalimat yang lebih efektif.

27) Kenapa harus KH. Anwar Yazid? Kan yang lebih menarik penceramah apa cara menyampaikan yang lebih menarik kan banyak. Lebih apa terutama di untuk ustad-ustad yang lebih terkenal kayak mamah dedeh. kenapa harus. Dan bagaimana Anda menyimpulkan mengambil ini lho, opo lek ngarani?(Dt14-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata dan kalimat. Penambahan pada kalimat tersebut menjadikan kalimat tidak efektif bahkan mengakibatkan kaburnya makna tuturan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Mengapa harus KH. Anwar Yazid? Bukankah penceramah yang lebih menarik banyak?

Perbaikan pada kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan kepada peserta seminar menjadi lebih jelas.

28) Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal saya ini, saya pemilik dari foto copy tersebut itu pada waktu itu sedang memutar video rekaman KH. Anwar Yaziditu. (Dt17-S2)

(44)

Kebetulan pada waktu saya pergi ke tempat foto copy proposal ini, pemilik foto copy tersebut sedang menonton video rekaman KH. Anwar Yazid.

Perbaikan pada kalimat tersebut menjadikan kalimat lebih efektif. 29) tetangga-tetangga di rumah saya itu banyak yang mendengarkan

ceramahdariKH. Anwar Yazid. (Dt18-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut yang pertama berupa penambahan frasadi rumah , yang ke dua kataitu,dan yang ke tiga kata dari. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak perlu hadir dalam kalimat sehingga membuat kalimat sulit dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

… tetangga-tetangga saya banyak yang mendengarkan ceramah KH. Anwar Yazid.

30) kemudian saya browsing. Di situ saya sudah menemukan beberapa ceramah dari KH. Anwar Yazid ya. Terus habis itu saya juga menemukan beberapa KH. (Dt19-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan katadari danya. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak perlu hadir dalam kalimat sehingga membuat kalimat sulit dipahami maknanya. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

… kemudian saya browsing Di situ saya menemukan beberapa ceramah KH. Anwar Yazid. Kemudian saya menemukan beberapa tokoh lain.

Perbaikan pada kalimat menjadikan kalimat tersebut menjadi lebih jelas maknanya.

(45)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan katatadi. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Tadi Anda menanyakan efek negatif yang ditimbulkan dari tindak tutur ekspresif.

Menghilangkan kata tadi dalam kalimat tersebut menjadikan kalimat tersebut lebih efektif.

32) Di sinicontohnya dariefek negatif misalnya …. (Dt22-S2)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan frasa, kata ganti –nya, dan kata dari. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan prinsip kefektifan kalimat sehingga makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi tidak jelas.. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Di sini contoh efek negatif ialah….

33) Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi itu dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa. (Dt1-S3).

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata itu, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi dapat direalisasikan menjadi empat keterampilan bahasa.

Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

(46)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penambahan kata sangatdansekali. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu karena kata sangat dan sekali memiliki pengertian yang sama. Penggunaan kata yang dilakukan bersamaan tersebut menjadikan kalimat tidak jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih sangat dominan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Atau

Bahkan setelah tulisan itu ditemukan, keterampilan ini masih dominan sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Perbaikan kalimat dalam tuturan tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan tampak lebih jelas.

35) Keterampilan berbicara pada umumnya kadang seringmenimbulkan rasa gugup.(Dt3-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kadang dan sering secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dapat mengaburkan makna kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar makna kalimat menjadi jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Keterampilan berbicara pada umumnya, kadang menimbulkan rasa gugup.

Atau

Keterampilan berbicara pada umumnya, sering menimbulkan rasa gugup.

Perbaikan kalimat dalam tuturan tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan tampak lebih jelas.

(47)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata daya dan kemampuan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya secara bersamaan tidak sesuai dengan prinsip kefektifan kalimat. Akan tetapi sebaiknya kata-kata tersebut tidak digunakan karena dibelakangnya terdapat kata yang sama, yaitu daya retoris. Kesalahan penambahan tersebut menjadikan makna kalimat tidak jelas. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Media massa merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan daya retorisnya.

Perbaikan kalimat dalam tuturan tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan tampak lebih jelas.

37) hasilnya inisangatsungguh sangat mengejutkan. (Dt5-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sangat yang pertama. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena kata tersebut berfungsi menjelaskan kata di belakangnya, yaitu katasungguh. Akan tetapi katasungguhtersebut tidak dapat diberi gradasi. Selain itu, penggunaan kata sangat hingga dua kali berarti tidak sesuai dengan kaidah kefektifan kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

… hasilnya ini sungguhsangat mengejutkan.

Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

38) Dan pembelajaran ini dapat digunakan di pada jenjang SMA kelas XII ….(Dt6-S3)

(48)

satu agar kalimat menjadi baik. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Dan pembelajaran ini dapat digunakan dijenjang SMA kelas XII ….

Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

39) Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. (Dt7-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata yaitu, dan mereka adalah secara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah keefektifan kalimat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan salah satu agar kalimat menjadi baik. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan, yaitu Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa. Atau mengubah konstruksi menjadi dua kalimat.

Tokoh dalam acara ini juga menjadi pertimbangan dalam observasi yang peneliti lakukan. Mereka adalah Slamet Rahardjo dan Butet Kertarajasa.

Perbaikan pada kalimat diatas menjadikan kalimat yang lebih baik digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

40) Untukselanjutnya adalah pengertian diksi. (Dt9-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan katauntuk. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata untuk, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(49)

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kelimat tersebut lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

41) Selanjutnyanext. (Dt12-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata next secara bersamaan dengan kata selanjutnya. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena memiliki makna yang sama. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Selanjutnya…

Perbaikan pada kata di atas menjadikan kata tersebut lebih efektif digunakan pada seminar proposal skripsi.

42) Di sinikanada enam, tolong berikan contohnya! (Dt13-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena karena Katakanterpengaruh bahasa jawa, sehingga kata tersebut tampak kurang baik jika digunakan pada acara seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

ada enam, tolong berikan contohnya!

43) Padahalkanbanyak sekali program studi yang lain. (Dt14-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena Kata kan terpengaruh bahasa jawa, sehingga kata tersebut tampak kurang baik jika digunakan pada acara seminar proposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Padahal banyak sekali program studi yang lain.

Perbaikan pada kalimat tersebut menjadikan kalimat lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

(50)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata di sini adalah misalnya secara bersamaan. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya menyebabkan konstruksi kalimat menjadi rancu. Oleh sebab itu kata-kata yang tidak diperlukan harus dihilangkan. Selain itu, kesalahan penambahan juga terdapat di akhir kalimat, yaitu pada penggunaan kata dulu. Penggunaan katadulu tersebut dinilai salah karena di bagian awal kalimat telah disebutkan kata dahulu yang memiliki makna sama. Menggunakan kata yang sama secara berulang-ulang menjadikan kalimat tersebut mempunyai makna yang sulit dipahami. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Sebelum saya memberikan contohnya, terlebih dahulu saya akan membacakan pengertiannya.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami.

45) Jadi mungkin diaitupada saat ditolakitu….(Dt16-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata itu. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak menggunakan kata itu, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan.. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Jadi mungkin dia pada saat ditolak …

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

46) … yang pada umumnyaitubersifat persuasi atau membujuk. (Dt17-S3)

(51)

disampaikan. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

… yang pada umumnya bersifat persuasi atau membujuk.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada saat seminar proposal skripsi.

47) Yang kemudianadalah metalingual speech adalah….(Dt18-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan dua kata adalahsecara bersamaan dalam satu konstruksi kalimat. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena walaupun tidak mengulang kata adalah, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan bahwasannya, pada kalimat diatas ingin menjelaskan tentang metalingual speach. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Yang berikutnyaadalah metalingual speech.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi.

48) Nah biasanya ini, puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. (Dt20-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata ini. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Selain itu, kesalahan juga terdapat pada kalimat ke dua pada data di atas. Kalimat ke dua tersebut tidak perlu digunakan karena tidak memiliki fungsi apapun dalam tuturan. Kesalahan pada tuturan tersebut menjadikan tuturan tersebut tidak mempunyai makna yang jelas. Dengan demikian, seharusnya perbikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(52)

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami.

49) Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering seringkali terjadi. (Dt21-S3)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata sering. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya dilakukan dua kali dalam satu konstruksi. Seharusnya kata tersebut digunakan satu kali. Penambahan kata yang tidak diperlukan tersebut menjadikan kalimat sulit dipahami maknanya oleh pendengar. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

untuk membuat penelitian ini, pertama saya berpikir tentang kesalahan berbahasa di sekeliling kita, yang masih sering terjadi terutama di Prodi Bahasa Indonesia.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami.

50) Kenapa kita sendirisebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesiaitu sendiri.Seperti itu.(Dt22-S3).

(53)

tersebut menjadikan kalimat sulit difahami maknanya oleh peserta seminar. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa

masih sering melakukan kesalahan berbahasa?

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat lebih sederhana sehingga makna yang ingin disampaikan kepada peserta seminar lebih mudah difahami.

51) Mengapa judul ini tertarik untuk Anda, menarik untuk Anda diteliti? (Dt2-S4)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata-kata tertarik untuk Anda dan diteliti. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan dan bahkan dapat mengaburkan makna kalimat. Dengan demikian, seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Mengapa judul ini menarik untuk Anda teliti?

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut mempunyai makna yang lebih jelas untuk disamapaikan kepada peserta seminar.

52) Untuk tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan ciri penanda tindak tutur direktif dalam poster Badan Lingkungan Hidup....

(Dt1-S5)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena pada kalimat tersebut walaupun tidak menggunakan kata untuk, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(54)

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi.

53) Untukpoin yang ke empat yaitu manfaat. (Dt2-S5)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata untuk. Penggunaan kata-kata tersebut dinilai salah karena pada kalimat tersebut walaupun tidak menggunakan kata untuk, sudah cukup jelas makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efesien digunakan pada acara seminar poposal skripsi. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Poin yang ke empat yaitu manfaat.

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi.

54) Ini kan Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak? (Dt6-S5)

Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penambahan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kata ini kan. Penggunaan kata tersebut dinilai salah karena penggunaannya tidak diperlukan. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tersebut menjadikan kalimat kurang efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi. Seharusnya perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Anda menjelaskan bahwa ada periode-periode tertentu. Anda mengambil tiap periode atau secara acak?

Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan kalimat tersebut lebih efektif digunakan pada acara formal seminar proposal skripsi.

55) Untukpengambilan poster itusendirisecara acak. (Dt7-S5)

Referensi

Dokumen terkait

i) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua

Ada beberapa kesalahan pemakaian tanda baca dalam objek penelitian kali ini. Kesalahan tersebut sering ditemukan dalam pemakian tanda baca titik, tanda koma, tanda kurung, tanda

Selanjutnya adalah bentuk kesalahan penggunan partikel dalam bahasa Mandarin yang tidak tepat, sejumlah 9 butir kesalahan dan yang tersedikit adalah berupa

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan dapat diketahui simpulan dalam penelitian ini yakni terdapat kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia dalam melakukan kegiatan

Kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa pada Pidato Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tiganderket sebanyak 127 kalimat dengan perincian 57,46%, kesalahan

Faktor penyebab kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa tersebut meliputi penggunaan preposisi yang tidak tepat (5 kalimat), susunan kata yang tidak tepat (8

Hasil penelitian pada analisis data disimpulkan bahwa dalam penulisan pendahuluan skripsi mahasiswa terdapat bentuk-bentuk kesalahan berbahasa, seperti 1 kesalahaan penulisan ejaan,

jadi unsur frasa dapat berupa kata atau frasa.2 Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan pengertian frasa adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau