• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Restorasi Hutan Mangrove Yang Rusak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Panduan Restorasi Hutan Mangrove Yang Rusak"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PAN D UAN RESTORASI H UTAN M AN GROV E YAN G RUSAK ( D EGRATED )

Hut an m angrove m erupakan sum berdaya alam yang spesifik. Hut an m angrove t um buh di zon pant ai ( berlum pur) y ang secara t erat ur t ergenang air laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut t et api t idak dipengaruhi iklim .

Veget asi m angrov e t erdiri dari beberapa j enis ant ara lain Rhizophora apiculat a, R. m ucronat a, Bruguiera gym norrhiza, B. parfiv lora, B. sex angula, Av icennia sp, Sonnerat ia spp, Xylacarpus granat um , dan Ceriops t agal. Adapt asi pohon- pohon m angrove t erhadap keadaan t anah berlum pur dan kekurangan oksigen dalam t anah adalah dengan m em bent uk sy st em perak aran y ang k has. Veget asi m angrov e m em punyai st rukt ur seragam yang t idak m engenal lapisan t aj uk.

Sebagai negara k epulauan, I ndonesia t erdiri at as lebih dari 17.508 buah pulau besar dan k ecil dengan panj ang garis pant ai sek it ar 81.000 k m ( Soegiart o, 1984) . Sebagian daerah t ersebut dit um buhi hut an m angrov e dengan lebar beberapa m et er sam pai beberapa k ilom et er. Dipandang dari segi luas areal, hut an m engrov e di I ndonesia adalah yang t erluas di dunia. Di I ndonesia, m angrove t ersebar ham pir di seluruh pulau- pulau besar m ulai dari Sum at era, Jaw a, Kalim ant an, Sulaw esi sam pai ke I rian Jaya, dengan luas sangat bervariasi bergant ung pada kondisi fisik, kom posisi subst rat , k ondisi hidrologi, dan iklim y ang t erdapat di pulau- pulau t ersebut ( FAO, 1992; Soem odihardj o, Ongkosono & Abdullah, 1986) . Pada t ahun 1982, hut an m angrove di I ndonesia t ercat at seluas 4,25 j ut a ha sedangkan pada t ahun 1993 m enj adi 3,7 j ut a ha, dim ana sek it ar 1,3 j ut a ha sudah disew ak an k epada 14 perusahaan Hak Pengusahaan Hut an ( HPH) ( Kusm ana, 1995) .

Ekosist em hut an m angrove m em iliki beberapa sifat kekhususan dipandang dari k epent ingan sum berday a alam , y ak ni let ak hut an m angrov e t erbat as pada t em pat t ert ent u, peranan ekologis ekosist em hut an m angrov e bersifat k has, berbeda dengan peran ekosist em hut an lainnya, dan hut an m angrove m em iliki pot ensi hasil yang bernilai ekonom is t inggi, sert a hut an m angrov e sebagai sum ber day a alam y ang dapat dipulihk an penday agunaanny a m em erluk an pengelolaan y ang t epat , sej auh m ungkin dapat m encegah pencem aran lingkungan hidup dan m enj am in kelest ariannya unt uk keperluan m asa kini dan akan dat ang.

(2)

besar hut an m angrov e di I ndonesia y ang diaw ali dengan adany a degradasi luasan hut an, degradasi j enis, konversi hut an m angrove, eksploit asi dan pem anfaat an hut an m angrove yang t idak sesuai dengan fungsi dan t uj uannya sert a kerusakan kondisi biofisik ekosist em m angrov e dan ekosist em sek it rany a.

Penurunan kualit as dan kuant it as hut an m angrove m engakibat kan m enurunnya kualit as biofisik ekosist em hut an m angrove dan lingkungan sekit arnya, sepert i abrasi pant ai, hilangnya habit at burung, banj ir dan m enurunnya produkt ivit as perairan.

Kerusakan hut an m angrove perlu segera diat ur dengan m enghent ikan perusak an, m engadak an k egiat an k onserv asi bahk an m erest orasi dengan m engem balikan dan m enat a kem bali yang m engalam i kerusakan. Oleh karena it u kegiat an konservasi dan rest orasi hut an m angrove t idak hanya sekedar unt uk m elindungi dan m elest arikan spesies sert a m enyediakan obyek w isat a ( ekot urism ) , t et api harus pula berfungsi unt uk m eningkat kan kondisi sosial ekonom i m asyarakat sekit arnya dalam kont eks pem bangunan berw aw asan lingkungan. Mem bangun hut an m angrov e adalah m em bangun suat u int i bagi t ercapainy a pem bangunan berw aw asan lingk ungan y ang t uj uan pok ok ny a adalah m eningk at k an k ondisi sosial dan ekonom i m asyarakat dan m elakukan penanam an kem bali hut an m angrove yang t elah rusak. Berart i hut an m angrove m erupakan salah sat u bagian yang sangat pent ing dari seluruh sist em pem bangunan daerah ( Alikodra, 1999) .

Aspek - aspek ny at a y ang dapat dipert im bangk an unt uk m erest orasi ekosist em m angr ove yang r usak ant ar a lain :

1. Eksploit asi y ang berlebihan at au penebangan hut an m angrov e t

erus-m enerus unt uk kayu bakar dan erus-m akanan t ernak.

2. Masalah erosi di w ilayah est uaria.

3. Pengurangan produkt ivit as perikanan

4. Konversi hut an m angrove m enj adi budidaya perikanan.

5.

Pencipt aan fasilit as um um

B. Tu j u a n

Tu j u a n pe n u lisa n k a r ya t u lis in i a da la h

1. Mem berikan gam baran t ent ang k ondisi hut an m angrov e di I ndonesia

2. Mem berikan m et odologi panduan dalam penerapan rest orasi hut an m angrove yang t elah rusak.

(3)

I I . TI N JAUAN PUSTAKA

A. Ek ologi Re st or a si

Pengert ian ekologi rest orasi adalah proses m engubah dengan sengaj a k eadaaan lingk ungan suat u lok asi guna m enet apk an suat u ekosist em y ang bersifat t ert ent u, asli, dan bersej arah. Tuj auannya unt uk m engem balikan st rukt ur, fungsi, k enek ragam an dan dinam ik a suat u ekosist em y ang dit uj u ( Societ y for Ecological Rest orat ion 199 dalam Prim ack , R.B. dk k , 1998) .

Tuj uan ut am a rest orasi m angrov e ada dua, y ait u : ( 1) m erest orasi fungsi ekologi hut an m angrove yang rusak ( degraded) , ( 2) m endapat kan produk hut an yang m em punyai nilai kom ersial. Dalam kont eks ini nilai kom ersial berart i produk hut an y ang dibut uhk an oleh penduduk sek it ar sebagai sum ber energi dan perum ahan selain unt uk indust ri. Dua t uj uan ini m enent ukan spesies m angrove yang ak an dit anam ( Soem ardj ani & Mulia, 1994) .

Soem odihardj o dan Soem ardj ani ( 1994) m eny at ak an bahw a unt uk t uj uan rest orasi ekologi sem ua spesies m angrov e dapat dim anfaat k an/ dit anam . Saat ini di I ndonesia hanya t iga genus m angrove yang digunakan unt uk t uj uan ini, yait u : Avicennia spp, Sonnerat ia spp, dan Rhizophora m ucronat a. Dua j enis pert am a dipilih karena kem am puannya yang sangat baik unt uk st abilisasi sedim en lum pur m elalui sist em perkarannya yang ekst ensif. R. m ucronat a j uga m em iliki akar yang rapat m eskipun j enis perakarannya berbeda.

Rest orasi dari daerah t ersebut hingga m encapai st ruk t ur dan k om posisi spesies sem ula, m elalui suat u program reint roduksi yang akt if, t erut am a dengan cara m enanam dan m em benihk an spesies t um buhan sem ula. ( Bradshaw 1990 dalam Prim ack , R,B. dk k 1998) .

B. Pe n ge r t ia n H u t a n M a n gr ove

Menurut Surat Keput usan Direkt orat Jenderal Kehut anan Depart em en Pert anian No. 60/ Kpt s/ DJ/ I / 1978 t ent ang silvikult ur hut an pay au, hut an m angrov e adalah t ipe hut an y ang t erdapat di sepanj ang pant ai at au sungai y ang dipengaruhi oleh pasang surut air laut . Sedangk an m enurut Ny bak k en ( 1992) hut an m angrov e adalah sebut an um um yang digunakan unt uk m enggam barkan suat u variet as k om unit as pant ai t ropik y ang didom inasi oleh beberapa spesies pohon- pohon y ang khas at au sem ak- sem ak yang m em punyai kem am puan unt uk t um buh dalam perairan asin.

Ciri- ciri hut an m angrov e m enurut Soerianegara dan I ndraw an ( 1982) adalah sebagai berik ut : t idak dipengaruhi iklim , t erpengaruh pasang surut , t anah t ergenang air laut at au berpasir dan t anah liat , t anah rendah pant ai, hut an t idak m em puny ai st rat um t aj uk , t inggi m encapai 30 m et er. Jenis t um buhan m ulai dari laut k e darat adalah Rhizophora, Avicennia, Sonerat ia, Xylocarpus, Lum nit zera, Bruguiera dan t um buh- t um buhan baw ah yang hidup diant aranya Acrost ichum aureum , Achant hus illicifolius, dan Archant hus ebract eat us.

(4)

t ersusun m enurut urut an t et ent u w alaupun dengan bat as yang kurang j elas. Secara ekologis zonasi j enis di hut an m angrove dari arah laut ke darat bert urut - t urut adalah Sonnerat ia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp, Lum nit zera spp dan Xylocarpus spp. Dari seluruh j enis ini, nilai ekonom i kayu Rhizophora spp dan Bruguiera spp paling t inggi ( Sagala, 1994) .

Hut an m angrov e bagi k ebany ak an pant ai pesisir di Sum at ra ut ara m erupak an suat u daerah pinggiran y ang berguna dan produk t if, dan j uga m elindungi pesisir dari om bak dan perem besan air asin, dan selanj ut nya m em punyai fungsi dan pot ensi y ang secara garis besarny a dapat dibagi t iga aspek : ( 1) aspek fisik , ( 2) aspek biologi, dan ( 3) aspek ekonom is ( Anw ar, Dam anik , Hisyam , & Whit t en, 1984) .

C. Ke la s Lin gk u n ga n H u t a n M a n gr ove

Unt uk m enget ahui hut an m angrove di I ndonesia dengan segala kespesifikasinya, m aka hut an m angrove t erut am a posisinya, m enurut Soem odihardj o, Ongk osono, dan Abdullah ( 1986) t erbagi dalam em pat k elas lingkungan.

Ke e m pa t k e la s lin gk u n ga n t e r se bu t a da la h :

1. Delt a. Terbent u di m uara- m uara sungai besar dan di t eluk - t eluk . Sedim en y ang t erbaw a aliran sungai dengan cepat m engendap m em bent uk delt a, um um ny a dengan m orfologi bercabang- cabang. Selain cabang- cabang sungai, j uga dit em ui sungai- sungai pasang surut yang besar dan berkelok- kelok. Delt a sem acam ini dit em uk an di Sum at era ( delt a Musi, delt a Tem bilahan, delt a sungai Siak ) , Kalim ant an ( delt a Mahak am , delt a Bat u Am par, dan delt a Tarak an) , delt a Bint uni, I rian Jaya.

2. Dat aran Lum pur. Dapat t erlet ak di pinggiran pant ai, m isalny a Selat an Sorong dan Segara Anak an Bagian Tim ur. Um uny a dat aran lum pur ini dilat arbelak angi dengan gunung dan sungai- sungai yang m engalir, sepert i sungai Cit anduy di Cilacap. Arus pasang surut y ang relat if t inggi t ersebut m eny ebarluask an sedim en dari sungai m enj adi dat aran endapan lum pur y ang luas set inggi perm uk aan air di w ak t u pasang t inggi, dan apabila erosi cuk up t inggi daerah aliran sungai t ersebut , m aka dapat m engakibat kan t erancam nya keberadaan hut an m angrove, karena dat aran lum pur m enj adi darat an.

3. Dat aran Pulau. Berbent uk sebuah pulau k ecil y ang pada w ak t u surut rendah m uncul di at as perm uk aan air. Subst rat biasany a t erdiri dari sedim en asal darat at au endapan k arbonat laut , m isalny a pulau lum pur Segara Anak an dan pulau Piroko di Kepulauan Kangean, Madura.

4. Dat aran Pant ai. Habit at ini m erupak an j alur sem pit m em anj ang pant ai. Subst rat t erdiri dari pasir, pasir berlum pur at au bat u- bat uan. Kom unit as hut an m angrov e sepert i ini biasany a disebut hut an m angro v e pinggiran ( fringing m angrove) . Misalny a Pant ai Tim ur Lam pung, sebagian pant ai Tim ur Sum at era Selat an sert a Pant ai Ut ara Jaw a dan Pant ai Bunak en ( Manado) .

(5)

I I I . M ETOD OLOGI RESTORASI H UTAN M AN GROV E

Kegiat an rest orasi m agrove biasany a dilak uk an pada lahan- lahan m angrov e alam i y ang t apak ny a t elah rusak , dim ana lahan m angrov e ini t erganggu ( dist urbed) at au t erdegradasi ( degraded) ak ibat ak t iv it as m anusia at au gangguan alam , daripada pem eliharaan hut an m angrove kom ersial, m eskipun pendekat an yang digunakan ham pir sam a. Para rim baw an biasany a t ert arik pada k uant it as produk si k ay u kom ersial dan arang kayu dari hut an m angrove dengan m enggunakan t eknik sepert i t ebang habis dan penanam an unt uk m endapat kan hasil berupa t egakan yang seragam

A. Se le k si da n Pe r sia pa n Ta pa k Pe n a n a m a n

Unt uk selek si dan persiapan t apak t ergant ung dari k ondisi set em pat dan spesies m angrove yang akan dit anam . Nam un rekom endasi um u dapat dit erapk an berdasrkan dari berbagai st udi k asusus dengan pendekat an lok asi y ang berdekat an dengan m ak sud t apak y ang ak an direst orasi. Bebarapa pert im bangan t ent ang k arak t erist i t apak sebelum m erest orasi eksosiet em m angrov e.

1. Tanah ( berpasir, berlum pur, liat ) harus st abil

2. Tapak t anam an t ernaungi, sepert i seedling m uda t idak m am pu m enahan angin yang kuat , arus yang deras, dan erosi

3. Tanam an m uda t ergenangi langsung secara t erat ur oleh pasang surut 4. Pem ilihan t em pat yang relat if dangkal

5. Spesies m angrove yang dit anam but uh naungan at au t idak.

6. Kerj asam a dengan m asy arak at lok al. Masy arak at lok al diaj ak secara persuat if berkait an dengan proyek rest orasi yang akan m engunt ungkan khidupan m erek a dan lingk ungan. Kerj asam a t ersebut dalam peny ediaan t enaga k erj a selam a peny iapan t apak dan peney ediaan bahan t anam an.

B. Pe r sia pa n Ar e a l Ta n a m a n .

Mem bangun t apak ( barrier) sekeliling t apak unt uk m elindungi t anam an m uda dari rerent uhan yang m engam bang. Pem bat as bert uj uan unt uk m em andu t ingk at pasang surut air laut . Sebelum dit anam t apak harus dibersihk an dari Sisa rerunt uhan dari kelapa, bat ang pisang, daun bam bu, dan cabang pohon lainnya.

Penent uan t apak pent ing unt uk m engukur fakt or lingkungan lainnya : j enis t anah, pH t anah, t em perat ur, salinit as, PAR, k erapat an bat anag, luas bidang dasar pohon/ ha, dan biam et er set inggi dada.

C. Pe n de k a t a n Re st or a si

Ada dua pendekat an y ang um um ny a dilak uk an dalam set iap k egiat an rest orasi lahan m angrove, yait u:

1 . Pe n de k a t a n r e ge r a si a la m i

Sum ber benih dari sum ber benih ( propagul) , benih langsung pohon m angrove Keut ungannya :

1. Dihasolkan hut an yang serupa dengan veget asio hut an m angrove asal 2. Murah biay any a

3. Sedik it t anaga k erj a 4. Gangguan t anah sedik it

(6)

2 . Pe n de k a t a n r e ge n e r a si bu a t a n

M e t ode n y a :

1. Term asuk dengan penenam an benih, sum ber benih, seedling di areal bila regenerasi alam i t idak cuk up.

2. Dengan m em indahkan seedling ke lokasi yang bar u

3. Mengum pulkan benih yang m asak/ sum ber benih dan m enanam langsung di t em pat at au dim asuk k an k e k ebun benih dulu baru dipindahk an k e lapangan

Ke u t u n ga n n y a :

1. Kom posisi spesies dan peny ebaran seedling dapat dik ont rol 2. Secara genet ik persediaan dapay dit ingk at k an

3. Ham a di t apak lebih m udah dipulihk an

D . Se le k si Spe sie s da n Kole k si Bij i

Seleksi m angrove unt uk penanam an biasanya dit ent ukan oleh t iga fact or, yait u: ( 1) kepent ingan spesies m angrove yang t erj adi secara alam i di lokasi t apak rest orasi, ( 2) k et ersediaan bij i at au bahan perbany ak an, dan ( 3) obj ek dari program rest orasi yang akan dilakukan.

Daerah di m ana m angrove harus dit anam i, sepert i daerah yang m enuj u ke laut , pert engahan at au daerah yang m enuj u ke darat , at au daerah hulu sungai at au hilir sungai, yang dapat didet erm inasikan dari observasi spesies- spesies y ang secara alam iah t erj adi. Observasi y ang sam a j uga ak an m enent uk an t ipe t anah yang diperlukan dan regim pasang- surut yang t erbaik.

Kolek si benih at au bahan perbany ak an t ergant ung pada t ingk at kem at angan pohon. I dealnya, pohon- pohon darim ana bij i at au bahan perbany ak an diperoleh harus sehat dan berkem bang secara baik, dengan k arak t erist ik t inggi, diam et er dan t aj uk . Mangrov e ak an berbunga dan m enghasilkan bij i- bij i yang fert ile pada berbagai w akt u dalam set ahunnya, t ergant ung pada lokasi. Sangat pent ing unt uk m enget ahui w akt u berbunga dan berbuah dari spesies m angrove unt uk m em ast ikan kapan w akt u pengum pulan bij i t erbaik .

Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dapat dik um pulk an dari pohon- pohon at au dari j at uhan di baw ah pohon. Jika bij i dikum pulkan dari pohon langsung m ak a dapat dik olek si langsung sebagai benih. Ak an t et api j ik a bij i berasal dari j at uhan di baw ah pohon, pent ing unt uk dipast ikan bahw a bij i m em punyai bent uk radik el y ang baik dan t idak t erserang oleh insek at au ham a. Bij i y ang berasal dari j at uhan berpeluang unt uk diserang oleh ham a at au j am ur penyakit .

(7)

E. Pr a k t e k Pe m bibit a n

Pem bibit an diperlukan apabila regenerasi dengan syst em penanam an langsung sulit dilak uk an, at au j ik a bibit y ang dihasilkan perlu dipersiapk an perkem bangannya sebelum dilakukan penenam an. Kegiat an ini sangat berguna bagi spesies- spesies m angrove, sepert i Sonnerat ia spp. dan Av icenia spp y ang uk uran bij i- bij iny a relat if k ecil. Ada beberapa deskripsi det ail dari prak t ek pem bibit an m enurut Qureshi ( 1990) , Unt aw ale ( 1993) dan Siddiqi et al. ( 1993) . Tek nik pem bibit an sangat bervariasi t ergant ung pada spesies m angrov e y ang akan digunakan.

Berik ut ini adalah t ek nik pem bibit an y ang dapat dik em bangk an m enurut Siddiqi et al ( 1993) :

1. Bij i- bij i dit aburkan dengan cara peny ebaran pada alas at au k ot ak beruk uran 120 x 120 cm . Kot ak - k ot ak t ersebut dipisahk an dengan j arak 30 cm dan k edalam an drainase 20 cm . Pengont rolan secara t erat ur dari gulm a dan serangga ham a harus dilak uk an. Pem upuk an j uga pent ing dilak uk an j ik a diperluk an. Juga perlu dit et apk an m asalah irigasi j ik a suplai air t idak m encukupi.

2. Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dit um buhk an dalam polibag y ang berisi t anah y ang sudah dipersiapk an. Kant ong polibag beruk uran 15 x 10 cm at au 15 x 25 cm . Pada t ahap ini k ot ak pem bibit an dibuat relat if t inggi dari t anah dengan diberi fasilit as saluran pengairan. Kot ak- kot ak pem bibit an berukuran sam a sepert i y ang digunak an unt uk peny ebaran bij i, t et api pada t ahap ini polibag- polibag dilet akkan di sisi- sisi kot ak. Perhat ian yang sam a diperlukan sepert i halny a pada t ahap- t ahap sebelum ny a. Polibag- polibag t ersebut k em udian dibaw a k e lapangan dan siap unt uk dit anam .

F. Pe n a n a m a n

Penanam an m enggunakan seedling yang dikem bangkan dari kebun bibit m aupun bagian dari t anam an ( propagule) . Prosese penanam an propagule yang dikoleksi dari hut an at aupun dari koleksi kebun benih

G. Pe m e lih a r a a n

(8)

I V . PEN ERAPAN KEGI ATAN RESTORASI H UTAN M AN GROV E

Kegiat an rest orasi m agrove biasanya dilakukan pada lahan- lahan m angrove alam i y ang t apak ny a t elah rusak , dim ana lahan m angrov e ini t erganggu ( dist urbed) at au t erdegradasi ( degraded) ak ibat ak t iv it as m anusia at au gangguan alam . Tat a urut an k egiat an dalam m erest orasi hut an m angrov e adalah sebagai berik ut ( Taniguchi et al, 1999) :

Ba ga n Ke gia t a n Re st or a si

Persiapan Observasi

Observasi Aw al

Pem ilihan Jenis

Est im asi Kuant it as

Pengadaan Benih dan Bibit Penyiapan Lahan

Pengangk ut an Bibit

Penanam an

(9)

Pe r in cia n Ke gia t a n :

1.

Persiapan Penanam an

Berik ut ini dipaparkan t ent ang persiapan observasi aw al unt uk m enet apk an rencana penanam an.

Ba ga n Obse r v a si Aw a l

A. Obse r va si Aw a l u n t u k Pe n a n a m a n 1. Perlengkapan Observasi

Ta be l 1 . D a ft a r Pe r a la t a n u n t u k Obse r v a si

Nam a Alat Nam a Alat Nam a Alat

Pet a

Hipsografi/ Korigrafi/ Topografi

Tripod Palu

Pet a Dasar Pit a Uk ur Sek op

Pet a Rencana Pengelolaan Hut an

GalahUkur ( Alum unium ) Soil Boring St ick

Pet a Tat aguna Lahan Galah Survei Blanko Cat at an

Pet a Veget asi Pancang Survei Handbookof

Mangrove

Tabel Pasang Surut Pancang Bam bu Ant i Serangga

Kom pas Survei Cat Warna Lain- lain

Penyiapan Peralat an

Penyusunan Jadw al

Survei Hut an Alam yang Masih Ada

Survei Tinggi Perm ukaan Tanah

Survei Sosial Ekonom i Pengukuran Salinit as

Survei Tanda Bat as Pem eriksaan Tanah dan Veget asi lain,

dsb

(10)

2 . Ja dw a l Obse r v a si

a. Jadw al observasi sesuai t abel pasang surut unt uk observasi lingkungan b. Mengobservasi kondisi lokal penanam an saat pasang m aupun surut . c. Observasi berbagai kondisi t anah dan lahan hanya pada saat surut d. Observasi k et inggian pasang purnam a sebelum air pasang dat ang

e. Observasi durasi yang pot ensial unt uk m em anfaat kan j alan air/ alur sungai. 3 . Kon disi Sosia l Ek on om i se k it a r Lok a si Pe n a n a m a n

a. Observasi sosial ekonom i sekit ar areal penanam an b. Mendapat kan inform asi t ent ang kepem ilikan lahan

c. Mendapat k an inform asi rencana t at a guna lahan dari inst ansi t erkait .

B. Pe la k sa n a a n Obse r v a si Aw a l

1. Penent uan bat as lokasi penanam an

2. Mengest im asi fasilit as yang diperlukan unt uk kegiat an penanam an 3. Mengest im asi k uant it as bibit y ang diperluk an

4. Menget ahui fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pem ilihan spesies t anam an 5. Mem ilih spesies ut am a unt uk rest orasi di Pulau- pulau Ot orit a Bat am

4. Mendapat kan fasilit as yang diperlukan unt uk kegiat an penanam an

D . Pe n ga da a n Be n ih da n Bibit

Pem bibit an diperlukan apabila regerasi dengan sist em penanam an langsung sulit dilak uk an at au j ik a bibit y ang dihasilkan perlu dipersiapk an perkem banganny a sebelum dilakukan penanam an. Kegiat an ini sangat berguna bagi spesies- spesies m angrov e spert i Sonnerat ia spp dan Avicennia spp y ang uk uran bij i- bij iny a relat if kecil. Beberapa deskripsi pem bibit an yang dapat dilakukan dalam penelit ian ini ( Siddiqi et al, 1993) :

1. Bij i- bij i dit aburkan dengan cara peny ebaran pada lok asi/ k ot ak beruk uran 120 x 120 cm . Kot ak - k ot ak t ersebut dipisahk an dengan j arak 30 cm dan k edalam an drainase 20 cm . Pengont rolan secara t erat ur dari gulm a dan serangga ham a harus dilak uk an. Pem upuk an j uga pent ing dilak uk an j ik a diperluk an. Juga perlu dit et apk an m asalah irigasi j ik a suplai air t idak m encukupi.

2.

Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dit um buhk an dalam polibag y ang berisi

t anah y ang sudah dipersiapk an. Kant ong polibag beruk uran 15 x 10 cm at au 15 x 25 cm . Pada t ahap ini k ot ak pem bibit an dibuat relat if t inggi dari t anah dengan diberi fasilit as saluran pengairan. Polibag- polibag t ersebut kem udian

(11)

E. Ke gia t a n Pe n a n a m a n

Ba ga n Ke gia t a n Pe n a n a m a n

F. Ke gia t a n Pe m e lih a r a a n

Ba ga n Ke gia t a n Pe m e lih a r a a n

Persiapan Tapak

Pengangkutan Bibit

Penghitungan

Waktu Kerja Bibit

Penanam an

Pem bersihan Tanah yang Tercem ar

Pem bersihan Rum put

Perbaikan Jalan Kerj a

Pem buat an Lubang Tanam

Penanam an Benih Penanam an

Pem ant auan

Pengukuran Tingkat Keberhasilan Hidup

I dent ifikasi Fakt or / Penyebab Ker usakan

Tindak an Pencegahan Kerusakan

(12)

V . KESI M PULAN

Kerusak an ekosist em m angrov e berada pada t it ik y ang m engk haw at irk an, oleh karena it u perlu dilakukan upaya pem ulihan m elalui rest orasi hut an m angrove yang t erpadu. Ekologi rest orasi sebagai cabang dari bidang ekologi diharapk an m am pu m elak uk an ak t iv it as t ersebut sehingga dapat m engem balikan fungsi dan peranan ekosist em m angrov e. Pada k arya t ulis ini digam bark an m et odologi dan aplikasi

(13)

D AFTAR PUSTAKA

Alik odr a , H .S. 1 9 9 9 . I m plem ent asi Konserv asi Hut an Mangrov e di I ndonesia. Mak alah pada Rak er Pengelolaan Pesisir dan Hut an di I ndonesia y ang diselenggarak an pada 18 Mei 1999 oleh Direk t orat Jenderal Bangda Depdagri.

An w a r , J., S.J. D a m a n ik , N . H isy a m & A.J. W h it t e n . 1 9 8 4 . Ekologi Ekosist em Sum at era. Universit as Gadj ah Mada Press. Yogy ak art a.

FAO. 1 9 9 2 . Managem ent and Ut ilat ion of Mangrov e in Asia and The Pasific. FAO Environm ent al Paper I I I . FAO. Rom e.

Ku sm a n a , C. 1 9 9 5 a . Manaj em en Hut an Mangrove di I ndonesia. Proceeding Sim posium Penerapan Ekolabel di Hut an Produk si, Jak art a, 10- 12 Agust us 1995.

M u lia , F. 1 9 9 9 . I m plem ent asi Pengelolaan Hut an Mangrove Berkelanj ut an. Workshop Peny em purnaan Krit eria I ndik at or Pengelolaan Hut an Mangrov e Produk si Lest ari. Kerj asam a LPP Mangrov e – LEI , Bogor, 8 Desem ber 1999.

N y ba k k e n , J.W . 1 9 9 2 . Biologi Laut Suat u Pendekat an Ekologis ( Eidm an, M. dkk., penerj em ah) . PT Gram edia Pust ak a Ut am a. Jak art a.

Pr im a ck , R.B., J. Su pr ia t n a , M . I n dr a w a n & P.Kr a m a dibr a t a . 1 9 9 8 . Biologi Konser vasi. Yayasan Obor . Jakar t a

Sa ga la , P. 1 9 9 4 . Mengelola Lahan Kehut anan I ndonesia. Yayasan Obor I ndonesia. Jak art a.

Siddiqi, N .A., M .R. I sla m , M .A.S. Kh a n , da n M . Sh a h idu lla h . 1 9 9 3 . Mangrove Nurseries in Bangladesh. I SME Occasional Papers N.o. 1 I SME. Japan.

Soe gia r t o, A. 1 9 8 4 . The Mangrov e Ecosy st em in I ndonesia : I t s Problem s and Managem ent in H.J. Teas ( ed) . Phy siology and Managem ent of Mangrov e. W. Jung Publishers, The Hague. P69 - 78.

Soe m odih a r dj o, S., R. On gk oson o, & A. Abdu lla h . 1 9 8 6 . Diskusi Panel Daya guna dan Bat as Lebar Jalur Hij au Hut an Mangrove. Panit ian Program MAB I ndonesia – LI PI . Proyek Penelit ian Lingkungan Hidup. P17 - 22.

Soe r ia n e ga r a , I . & A. I n dr a w a n . 1 9 8 2 . Ekologi Hut an. Depart em en Mnaj em en Hut an. Fak ult as Kehut anan I PB. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

 – Koller (1979) maintains a distinction between formal similarity at the level of virtual language systems ( langue ), and equivalence relations obtaining

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Kejuaraan Daerah INKAI se- Jawa Tengah DANPOMDAM IV Diponegoro Cup V Tahun 2014, secara resmi saya buka. Semoga Allah SWT senantiasa

 Fotokopi sah Akreditasi PT (jika di luar Unand)  Surat keterangan diterima sebagai mahasiswa  Jadwal kuliah dari tempat studi.  Surat

Bersama ini kami sampaikan usul pemberian Surat Penugasan (SP) studi lanjut (tugas belajar) dari Sekretariat Negara Republik Indonesia bagi staf pengajar/tenaga kependidikan *)

Alor Tahun Anggaran 2016 melalui Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Umum Nomor: 318.ULP/POKJA KONST/VI/2015 tanggal 06 Juni 2016 telah menetapkan Pemenang Pelelangan Umum

“Biarpun kau mengaku muridnya, akan tetapi aku tetap tidak percaya bahwa Ang-bin Sin-kai akan bersikap seperti kalian. Tak dapat aku membayangkan bahwa pahlawan besar itu boleh

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja Konstruksi IV (empat) ULP Kabupaten Lampung Tengah menurut ketentuan – ketentuan yang berlaku,

Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan standar, dalam pengelolaan program