i
PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN
IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH
SKRIPSI
Oleh:
FITRIYA ANGGRAENI
NIM. D77211070
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Anggraeni, Fitriya. 2015. Penerapan Metode Mind Mapping pada Mata Pelajaran IPA Materi Susunan Bumi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MI Darunnajah. Skripsi. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Drs.Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.
Kata Kunci: Pemahaman, IPA, Susunan Bumi, Mind Mapping.
Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitis sosial dalam memahami berbagai teks,tidak hanya semata-mata memahami makna kata-kata dan kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks yang
dibacanya. Pemahaman yang efisien mempersyaratkan kemampuan pembaca
menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya
Dalam penelitian ini di rumuskan masalah antara lain: (1) Bagaimana penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh? Dan (2) Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan menggunakan metode mind mapping?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh,untuk menetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan menggunakan metode mind mapping
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yang menyatakan dalam I siklus terdapat 4 langkah yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dianalisis adalah data yang berhubungan dengan pemahaman dan aktifitas guru maupun siswa.
DAFTAR ISI
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman...13
3. Bentuk – bentuk Belajar...14
B. Pembelajaran IPA 1. Hakikat Pembelajaran IPA...18
2. Materi Susunan Bumi a. Proses Pembentukan Bumi...20
b. Struktur Pembentukan Bumi...21
C. Metode Mind Mapping 1. Pengertian Metode...23
2. Metode Mind Mapping a. Pengertian Mind Mapping...24
b. Langkah-langkah Mind Mapping...26
c. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping...27
d. Manfaat Mind Mapping...30
D. Upaya Peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan metode mind mapping ...31
B. Setting Penelitian...37
C. Variabel yang di selidiki...38
D. Rencana Tindakan...38
E. Data dan Cara pengumpulan Data...42
F. Ananlisis Data...46
G. Indikator Kinerja...48
H. Tim Peneliti dan Tugasnya...49
BAB IV A. Hasil Penelitian...51
1. Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Susunan Bumi pada Siswa Kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh B. Pembahasan...89
BAB V A. Kesimpulan...92
B. Saran...93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
sekolah dasar sampai menengah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses
pembelajaran yang diterapkan pada guru disekolah. Proses pembelajaran yang
selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya
diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.1
Metode yang digunakan untuk menyampaiakan mata pelajaran IPA
biasanya banyak menggunakan metode ceramah, sumber belajar yang
digunakan hanya mengandalkan buku paket sehingga siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran.Penggunaan strategi atau metode pembelajaran
yang tidak efektif dan variatif akan membuat siswa menjadi jenuh, bosan,
mengantuk bahkan penguasaan materi siswa kurang mengena. Dari
faktor-faktor itulah yang mengakibatkan siswa menjadi tidak bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akhirnya berpengaruh pada proses pencapaian
suatu kompetensi dasar.2
1
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2002)201
2
2
MI Darunnajah adalah madrasah ibtidaiyah yang berada di desa
Kloposepuluh Sukodono. Pemikiran tentang IPA adalah pelajaran yang sulit
dan juga membosankan juga terjadi pada siswa kelas V MI Darunnajah.
Siswa sering tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan materi, terkadang
ada yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya bahkan ada yang
bermain sendiri. Terutama pada materi susunan bumi yang hanya
menggunakan metode ceramah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang
menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil
perolehan ulangan harian (UH) yang telah dilaksanakan dari jumlah siswa 41
anak 46,34% (19 siswa) dapat mengerjakan soal dengan baik dan nilai diatas
KKM sedangkan sisanya 22 siswa atau 53,65% anak yang mendapat nilai
dibawah KKM.3
Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa materi susunan bumi,
metode yang di gunkan sebaiknya yang menarik dan tidak membosankan.
Tujuannya agar pemahaman siswa terhadap materi yang di sampaikan bisa
tercapai sehingga siswa senang menerima dan hasil belajar akan baik. Karena
pada dasarnya jika sesuatu dimulai dengan suka, makaakan memberikan rasa
senang dan apa yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Salah satu metode yang tepat dalam pembelajaran IPA materi susunan
tanah adalah metode mind mapping atau peta pikiran.4
Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping diharapkan
dapat mengatasi kesulitan belajar siswa, dan menekankan pada siswa bahwa
3
Sumber: wawancara dengan guru mapel IPA tanggal 17 April 2015
4
3
belajar IPA itu menyenangkan. Selain itu dengan menggunakan metode ini
siswa dituntut untuk belajar lebih aktif dan menggali pengetahuan dari
lingkungan sekitar. Pembelajaran yang langsung melibatkan siswa aktif akan
lebih bermakna dan lebih bermanfaat dalam implementasi di kehidupan nyata
peserta didik.
Metode mind mapping juga merupakan metode mencatat yang baik
yang dapat membantu siswa untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan
memicu ingatan, karena metode ini mengaktifkan kedua belahan otak.
Caranya dengan menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan siswa,
hingga dapat meningkat sampai 78%. Sehingga dapat mempermudah siswa
dalam mengingat materi pelajaran, serta membuka seluruh potensi dan
kapasitas otak yang masih tersembunyi.
Mind mapping bisa disebut juga sebagai sebuah peta rute yang
digunakan dalam ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan pikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan
sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa
diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.5 Informasi–
informasi tersebut dituangkan dalam bentuk catatan dengan menggunakan
simbul dan tinta yang warna warni.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka
dilakukan penelitian untuk mengembangkan metode pembelajaran yang
efektif dalam meningkatkan pemahaman bagi siswa kelas V MI Darunnajah
5
4
Kloposepuluh, untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian
dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan uraian diatas, judul yang diambil untuk penelitian berjudul
“PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SUSUNAN BUMI
MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V MI
DARUNNAJAH KLOPOSEPULUH”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA
materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan
bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan
menggunakan metode mind mapping?
C. Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah hasil belajar siswa ini
adalah dengan menggunakan metode mind mapping. Penggunaan metode ini
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V MI Darunnajah
Kloposepuluh mata pelajaran IPA materi susunan bumi sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Tindakan tersebut sabgat menarik bagi
peserta didik yang pada dasarnya masih senang untuk bermain,dari kegiatan
5
peserta didik akan mengalami sendiri sehingga mudah di ingat dan metode ini
juga sangat menyenangkan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode mind mapping dalam mata
pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah
Kloposepuluh
2. Untuk menetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi
susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan
menggunakan metode mind mapping
E. Lingkup Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada pada MI
Darunnajah Kloposepuluh. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti
temukan. Karena pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup
penelitian, maka untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran
pembahasan, peneliti membatasi pokok bahasan yang diteliti. Adapun ruang
lingkup penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini membahas tentang pemahaman siswa sebelum, proses dan
6
2. Subyek penelitian ini diambil dari pada siswa kelas V MI Darunnajah
Kloposepuluh tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa 41, siswa
laki-laki 23 dan siswa perempuan 18 anak.
3. Materi yang dipakai pada penerapan metode mind mapping ini hanya
terbatas pada materi susunan bumi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
Adapun lingkup obyek penelitian adalah :
1. Pemahaman adalah suatu proses atau cara seseorang dalam usaha untuk
memahami suatu hal atau masalah-masalah tertentu.
2. Mind Mapping berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua kata yaitu
mind yang berarti pikiran dan mapping yang berarti pemetaan, sehingga
mind mapping dapat diartikan sebagai pemetaan pikiran atau peta pikiran
3. Langkah-langkah Mind Mapping :Sebelum membuat sebuah peta pikiran
diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan
pensil warna. Buzan (2012:15) mengemukakan ada tujuh langkah untuk
membuat Mind Map (peta pikiran). Tujuh langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar. Hal itu dikarenakan apabila dimulai dari tengah
akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala
arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan
7
b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah
gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak
dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus,
membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map (peta
pikiran) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif
dan menyenangkan.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat
satu dan dua dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi.
Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus.
Apabila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan
dimengerti.
e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena
garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik bagi mata.
f. Menggunakan satu kata kunci utnuk setiap garis. Karena dengan kata
kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada
8
g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna
seribu kata.
Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Mapping dan
menerapkannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih
mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah
berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing
siswa bersifat unik dan mudah dipahami.
F. Signifikansi Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan data yang bermanfaat,
diantaranya:
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa dapat mengerti dan memahami materi susunan bumi dengan
menggunakan metode mind mapping dengan semangat dan
menyenangkan.
b. Dengan menggunakan metode mind mapping maka pemahaman
siswa mata pelajaran IPA materi susunan bumi dapat meningkat.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa metode
pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan mind mapping
9
b. Dapat memberikan masukan dan sebagai salah satu sumber
informasi bagi guru maupun calon guru agar pada saat proses belajar
mengajar menggunakan metode simulasi atau metode yang lain agar
lebih variatif dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Dapat memberikan salah satu sumber tambahan informasi bagi
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran pada MI
Darunnajah Kloposepuluh.
b. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan
dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan metode mind
mapping untuk menerapkan pada mata pelajaran yang lain.
4. Manfaat bagi masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui
bahwa pada pembelajaran di sekolah masih banyak masalah yang
seharusnya diteliti dan diberi solusinya, agar pendidikan di lembaga
formal dapat mencetak generasi yang berkualitas.
5. Manfaat bagi peneliti
a. Memberikan pengalaman berharga karena langsung terjun ke
masyarakat.
b. Memberikan pemahaman efektivitas pembelajaran dengan metode
mind mapping.
c. Memberikan pengetahuan bagaimana peningkatan pemahaman
10
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi ini dimaksudkan sebagai cara yang
ditempuh untuk menyusun karya tulis, sehingga masalah yang ada di
dalamnya menjadi jelas, teratur, urut sistematis dan mudah dipahami.
Adapun sistematika pembahasan penelitian ini selengkapnya adalah
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini memberikan gambran global tentang materi skripsi yang
meliputi : latarbelakang, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan
penelitian, lingkup penelitian, signifikansi penelitian, definisi operasional,
dan sistematika pembahasan.
Bab II : Landasan Teori
Landasan teori meliputi : (A) Pemahaman, (1) Pengertian Pemahaman,
(2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman, (3) Penilaian
Pemahaman, (B) Pembelajaran IPA, (1) Hakikat Pembelajaran IPA MI, (2)
Materi Susunan Bumi, (C) Metode Mind Mapping, (1) Pengertian Metode,
(2) Metode Mind Mapping, (a) Pengertian Metode Mind Mapping, (b)
Langkah-langkah Penerapan Metode Mind Mapping, (c) Kelebihan dan
Kekurangan Metode Mind Mapping, (d) Manfaat Metode Mind Mapping.
Bab III : Metode Penelitian
Metode Penelitian ini meliputi : Metode penelitian, setting penelitian,
variabel yang diselidiki, rencana tindakan, data dan cara pengumpulannya,
11
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Membahas tentang hasil penelitian, yang meliputi : gambaran umum
MI Darunnajah Kloposepuluh, letak geografis MI Darunnajah Kloposepuluh,
keadaan guru, karyawan dan siswa.
Bab V : Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh pembahasan yang ada, isi
bab ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan oleh
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Pemahaman
1. Hakikat Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata “Paham” yang artinya mengerti benar
tentang sesuatu hal. Jadi pemahaman adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep,situasi serta fakta
yang diketahuinya.
Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitis sosial dalam memahami
berbagai teks,tidak hanya semata-mata memahami makna kata-kata dan
kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca
yang berhubungan dengan teks yang dibacanya. Pemahaman yang efisien
mempersyaratkan kemampuan pembaca menghubungkan materi teks dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya.6
Maksud dari pemahaman disini adalah suatu proses belajar dan berfikir
yang dilakukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa
disekolah.
Sedangkan definisi belajar sangat banyak dan banyak juga perbedaan
pendapat para ahli :
a. Belajar menurut Ernest R Hilgard
6
13
Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang
kemudian menimbulkan perubahan yang keadaanya berbeda dari perubahan
nyang ditimbulkan.7
b. Belajar menurut pendapat Gagne
Belajar adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan dirancang
untuk mendorong,menggiatkan,dan mendukung belajar siswa. Sependapaat
dengan kenyataaan tersebut Raka joni menyebutkan,pembelajaran adalah
penciptaan system lingkungan berarti menyediakan seperangkat peristiwa
kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktivitas
belajar.8
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan pengalaman dalam
interaksi dengan lingkungan. Peristiwa belajar apabila ia mengalami
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.
2. Faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman menurut munadi antara
lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam pengertian faktor fisiologis
seperti kebiasaan yang prima. Tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Sedangkan
7
Abdurrohman Abror, psikologis pendidikan(Yogyakarta:Tiara Wacana,1993)hlm 66
8
14
faktor psikologis dalam hal ini pesrta didik pada dasarnya memiliki kondisi
yang berbed- beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya
siswa beberapa faktor psikologis meliputi : intelegensi (IQ), perhatian, bakat,
motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor
tersebut dapat dibagi menjadi 2 faktor lingkungan dan faktor non sosial:
1) Lingkungan sosial sekolah seperti para guru,para staf administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar. Misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat
menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar.
2) Lingkungan Non-sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial
ialah gedung sekolah letaknya, rumah dan letaknya, alat-alat
belajar,keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Bentuk-bentuk belajar
Menurut Taksomi Bloom, pemaham adalah kesanggupan memahami
setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa
pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu
terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.” Tujuan belajar siswa
15
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah
ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil
pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran.
Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif,efektif dan psikomotorik :
1) Ranah Kognitif
Belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
a. Hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge). Termasuk
pengetahuan yang bersifat faktual, disamping pengetahuan yang
mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali. Dari sudut respon
belajar siswa pengetahuan itu dihafal dan diingat agar dapat
dikuasai dengan baik.
b. Hasil belajar pemahaman (Comprehention) belajar pemahaman
lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar pengetahuan
hafalan. Pemahaman memerlukan kemammpuan menangkap
makna dan arti dari suatu konsep. Untuk itu makna diperlukan
adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang
ada dalam konsep yang dipelajari. Ada tiga macam pemahaman
pertama, pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran,
ketiga pemahamn ekstrapolasi.
c. Belajar penerapan (Aplikasi) aplikasi adalah kesanggupan
menerapkan dan mengabstraksi sesuatu konsep,ide,rumus,hukum
dalam situasi yang baru. Misalnya menerapkan suatu dalil atau
16
d. Hasil belajar analisis. Analisis adalah kesanggupan memecahkan
mengurai sesuatu integritas (kesatuan yang utuh). Analisis
merupakan tipe prestasi belajar sebelumnya,yakni pengetahuan
dan pemahaman aplikasi. Kemampuan menalar pada hakikatnya
merupakan unsur analisi,yang dapat memberikan kemampuan
pada siswa untuk mengkreasi sesuatu yang baru.
e. Hasil belajar sintesis. Sintesis adalah tipe hasil belajar yang
menekankan pada unsur kesanggupan menguraikan sesuatu
integritas menjadi bagian yang bermakna,pada sintesis adalah
kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu
integritas.
f. Hasil belajar Evaluasi. Evaluasi adalah kesanggupan memberi
keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang
dimilikinya.dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanannya pada
pertimbangan mengenai nilai, mengenai baik tidaknya
menggunakan kriteria tertentu. Dalam proses ini diperlukan
kemampuan yang mendahuluinya yakni pengetahuan,pemahaman
aplikasi,analisis dan sintesis. Tingkah laku yang operasional
dilukiskan pada kata-kata menilai, membandingkan, mengkritik
,menyimpulkan, mendukung, memberikan pendapat dan lain-lain.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai
17
1. Receiving atau Attending (menerima atau memperhatikan)
Yaitu kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang
datang kepadanya dalam bentuk masalah ,gejala,situasi,dan lain-lain.
2. Responding (menanggapi)
Yaitu kesediaan memberikan respons berpartisipasi
3. Valuing (menilai atau menghargai)
Yaitu kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari
rangsangan tersebut.
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
Yaitu merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
organisasi,termasuk didalam hubungan satu dengan nilai lain.
5. Characterization (karakterisasi)
Yaitu keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang,
yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik ialah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
atau keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar. Ranah psikomotorik menurut simpson terdiri atas enam tingkatan
yaitu 9:
1. Perception (persepsi)
Kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain.
2. Set (kesiapan)
9
18
Contoh mengetik,kesiapan sebelum lari,dan gerakan sholat
3. Guided response (gerakan terbimbing)
Kemampuan melakukan sesuatu yang dicontohkan seseorang.
4. Mechanism (gerakan terbiasa)
Kemampuan yang dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga
menjadi terbiasa
5. Adaptation (gerakan kompleks)
Kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara dan urutan
yang tepat
6. Origination (Kreativitas)
Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada dari
yang sebelumnya.
B. Mata Pelajaran IPA Materi Struktur Bumi
1. Hakikat Pembelajaran IPA MI
a. Pengertian mata pelajaran IPA
Sains bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa
ingin tahu tersebut manusia selalu mengamati terhadap gejala- gejala
alam yang ada dan mencoba memahaminya. IPA mempelajari alam
semesta, benda- benda yang ada di permukaan bumi, di dalam
permukaan bumi dan di luar angkasa baik yang diamati indera
maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.
Oleh karena itu, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
19
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir
dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi, dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah eperti rasa ingin tahu,
terbuka, dan jujur.10
b. Pembelajaran IPA Madrasah Ibtidaiyah
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga
dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu
scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains
berasal dari kata Science yang berarti ”pengetahuan”.
Science kemudian berkembang menjadi Social Science yang
dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) Natural Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan
ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat diartikan sebagai studi alam
sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta atau konsep, tetapi merupakan suatu
proses penemuan.11
Pada penelitian ini diambil mata pelajaran IPA untuk kelas V
materi susunan bumi kelas V semester genap standar kompetensi :12
10
Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hlm. 43. 11
Nono Sutarno dkk. , Materi dan Pembelajaran IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 8
12
20
Tabel 2.1
SK 7dan KD 7.3 IPA Kelas 5 Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7. Memahami perubahan yang
2. Materi Struktur Bumi
a. Proses Pembentukan Bumi
Bentuk Bumi yang bulat seringkali dihubungkan dengan proses
terbentuknya Bumi. Sementara itu, proses terbentuknya Bumi tidak
dapat dipisahkan dari terjadinya alam semesta. Para ilmuwan
sependapat bahwa benda-benda yang ada di alam semesta terbuat
dari unsur yang hampir sama. Proses terbentuknya pun terjadi
secara bertahap.13
Meskipun para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti tentang
terjadinya alam semesta, tetapi mereka menyusun
kemungkinan-kemungkinan yang masuk akal. Beberapa ilmuwan berpendapat
bahwa benda-benda di alam semesta terbentuk dari awan.
1) Awan itu tersusun atas gas dan debu. Pada awalnya, awan itu
terbentang sampai ratusan juta kilometer. Adanya kekuatan gaya
tarik menyebabkan awan berbentuk seperti roda pipih yang
13
21
besar. Roda tersebut selalu berputar. Akibat gerakan itu,sebagian
besar gas terkumpul di tengah awan.
2) Awan tersebut kemudian membentuk gumpalan yang membesar.
Gaya tariknya pun juga besar sehingga menarik lebih banyak
gas. Oleh karena kekuatan gaya tarik ke semua arah sama besar,
gumpalan itu merapat membentuk bola bulat. Gumpalan inilah
yang kemudian membentuk Matahari. Gas atau debu yang
letaknya sangat jauh dari Matahari juga berputar
mengelilinginya. Gas dan debu ini kemudian membentuk
bola-bola bulat yang lebih kecil dibandingkan Matahari.
3) Bola-bola tersebut merupakan awal dari pembentukan Bumi dan
planet-planet lain
b. Struktur Bumi
Lapisan atmosfer tersusun atas udara. Semakin jauh dari
permukaan bumi, lapisan udara semakin tipis. Lapisan atmosfer
melindungi Bumi dari pancaran sinar dan panas Matahari. Oleh
karena itu, lapisan atmosfer paling berperan dalam mendukung
adanya kehidupan di muka Bumi ini. Lapisan atmosfer ini
memiliki ketebalan ± 640 kilometer.
Atmosfer terdiri atas lapisan troposfer,stratosfer, mesosfer, dan
termosfer. Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari
permukaan bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling
22
Sebagian besar awan yang menyebabkan hujan terbentuk di lapisan
ini. Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer.
Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi.
Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan
beberapa pesawat terbang dapat mencapai lapisan stratosfer.
Lapisan ozon berada di atas lapisan ini. Lapisan ozon adalah
lapisan yang penting karena melindungi Bumi dari sinar ultraviolet
dari Matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung mengenai Bumi
akan membunuh semua makhluk hidup.
Bumi tersusun atas tiga lapisan, Lapisan Bumi mulai dari
lapisan terluar sampai terdalam yaitu kerak, selubung, dan inti. Inti
terdiri atas inti luar dan inti dalam. Keadaan ketiga lapisan Bumi
tersebut dijelaskan dalam uraian berikut :
a. Kerak
Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa
batuan keras dan dingin setebal 15–60 km. Pada lapisan kerak
bagian atas, batuan telah mengalami pelapukan membentuk tanah.
Di permukaan lapisan kerak inilah makhluk hidup tinggal dan
menjalani hidupnya. Daratan terbentuk dari kerak benua. Sebagian
besar kerak benua terbentuk dari batuan yang disebut granit. Dasar
samudra terbentuk dari kerak samudra. Kerak samudra sebagian
terbentuk dari batuan yang disebut basal.
23
Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak yang
tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan
lapisan yang paling tebal. Mantel terletak di antara lapisan inti luar
dengan kerak. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu
1.400°C–2.500°C.
c. Inti
Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.
Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Inti luar
terdiri atas besi, nikel, dan oksigen. Lapisan ini mempunyai tebal
±2.255 kilometer. Adapun lapisan inti dalam setebal ±1.200
kilometer. Inti dalam merupakan bola logam yang padat dan
mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. Lapisan ini
terbentuk dari besi dan nikel padat. Lapisan inti dalam merupakan
pusat bumi.
C. Metode Mind Mapping
1. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaansuatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI).
Menurut Sudjana, metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran. Djamarah menyatakan adanya tiga pemahaman mengenai
24
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, yaitu metode berfungsi
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar
seseorang. Metode sebagai strategi pengajaran, yaitu strategi pengajaran
sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode sebagai alat
untuk mencapai tujuan, yaitu penggunaan metode yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, metode adalah cara-cara
yang digunakan yang dilakukan guru dalam rangka proses kegiatan
belajar-mengajar, sehingga individu yang diajar akan dapat mencerna,
menerima dan mampu mengembangkan bahan-bahan atau materi yang
diajarkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pengertian Metode Mind Mapping
Mind Mapping berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua kata
yaitu mind yang berarti pikiran dan mapping yang berarti pemetaan,
sehingga mind mapping dapat diartikan sebagai pemetaan pikiran atau peta
pikiran.Mind Mapping asal mulanya dikembangkan oleh Tony Buzan
tahun 1970-an merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan
siswa untuk mengingat banyak informasi14.
14
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Mind Mapping, (Online),
25
Metode mind mapping juga merupakan metode mencatat yang baik
yang dapat membantu siswa untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan
memicu ingatan, karena metode ini mengaktifkan kedua belahan otak..15
Mind mapping bisa disebut juga sebagai sebuah peta rute yang
digunakan dalam ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan pikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan
sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa
diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.16 Informasi –
informasi tersebut dituangkan dalam bentuk catatan dengan menggunakan
simbul dan tinta yang warna warni.
Dari beberapa definisi tersebut diatas maka dapat diambil suatu
pengertian bahwa metode mind mapping adalah tehnik mencatat kreatif
dalam pemetaan pikiran berbagai suatu manfaat materi pelajaran yang
akan memudahkan siswa belajar. Mind mapping di kategorikan kreatif
karena dalam pembuatannya, mind mapping membutuhkan pemanfaatan
imajinasi dari siswa sesuai dengan tingkat kekreatifan siswa, sehingga
akan mirip sebuah karya seni.
Dengan demikian, semakin sering siswa tersebut membuat mind
mapping siswa akan semakin kreatif, sehingga hasil dari mind mapping
lebih menarik dan dapat meningkatkan pemahaman dalam belajar serta
mampu membantu siswa dalam menuntaskan pelajaran. Karena dalam
15
Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia
16
26
metode ini otak akan bekerja secara optimal dalam mengingat materi
pelajaran, sehingga akan memudahkan siswa ketika mengerjakan soal-soal
uji kompetensi baik lisan maupun tulisan. bagus catatan siswa.
3. Langkah-Langkah Metode Mind Mapping
Sebelum membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan,
yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan pensil warna. Buzan
mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat Mind Map (peta
pikiran). Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:17
a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar. Hal itu dikarenakan apabila dimulai dari tengah
akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah
dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami.
b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah
gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak
dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus,
membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map (peta
pikiran) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif
dan menyenangkan.
27
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu
dan dua dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak
senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila
cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan
dimengerti.
e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik bagi mata.
f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan
kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada
peta pikiran.
g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna
seribu kata.
Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Mapping dan
menerapkannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih
mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah
berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing
siswa bersifat unik dan mudah dipahami.
4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Mind Mapping
Ada beberapa hambatan yang dialami peserta didik dalam pembuatan
28
pembuatannya. Faktor penghambat dari peserta didik dapat dilihat dari
latar belakang peserta didik yang berbeda serta pemahaman
masing-masing siswa juga berbeda. Selain itu kebiasaan siswa yang hanya
menggunakan salah satu otak mereka untuk belajar sehingga mereka
langsung membuat Mind Mapping tanpa mengetahui isi dari materi yang
sedang dipelajari.
Menurut Windura dalam faktor penghambat dalam pembuatan Mind
Mapping dari kesalahan siswa dalam membuat Mind Mapping, sebagai
berikut :18
a. Pusat Mind Mapping
Siswa biasanya malas membuat gambar dan lebih memilih menuliskan
langsung judulnya, sebab menganggap tidak bisa menggambar.
b. Cabang Utama
Permasalahan pada siswa adalah saat menentukan cabang utamanya.
Di mana siswa kesulitan mencari cabang utama jika struktur materi
tidak terlalu sistematis.
c. Kata Kunci
Kesulitan siswa dalam membuat mind mapping adalah mencari kata
kunci suatu kalimat untuk dituliskan di atas cabang Mind Mapping.
Kata kunci umumnya kata benda.
d. Cabang-cabang
18
29
Siswa kadang membuat cabang-cabang dalam pembuatan Mind
Mapping ini tidak menyebar ke segala arah.
e. Warna
Siswa kadang-kadang malas menggunakan beberapa warna karena
merasa repot dan terkesan kekanak-kanakan. Warna pada Mind
Mapping tidak hanya melibatkan otak kanan secara aktif, namun juga
untuk membantu pengelompokan informasi.
f. Gambar
Seperti halnya warna, siswa kadang malas menggunakan atau
menambahkan gambar dalam Mind Mappingnya. Alasannya: tidak
tahu apa yang harus digambar, membuang-buang waktu, atau merasa
kekanak-kanakan.
g. Tata Ruang
Ketidakrapian siswa dalam hal tata ruang dalam membuat Mind
Mappingnya. Di mana dapat membuat siswa putus asa atau jengkel
karena tidak ada ruang di kertas tempat mereka membuat Mind
Mapping.
h. Tingkat Kedetailan Mind Mapping
Tingkat kedetailan pembuatan Mind Mapping sifatnya subjektif,
tergantung kebutuhan anak masing-masing. Semakin jauh dari pusat
Mind Mapping
30
Siswa kadang merasa putus asa dan menganggap Mind Mappingnya
gagal, apabila Mind Mapping mereka tidak sempurna atau tidak sesuai
dengan keinginan mereka.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
metode Mind Mapping akan memudahkan siswa dalam pembelajaran.
Melalui Mind Mapping siswa lebih mudah dalam mengorganisasikan
pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan narasi.
5. Manfaat Metode Mind Mapping
Peta pikiran memberikan banyak manfaat. Peta pikiran,
memberikan pandangan menyeluruh pada setiap aspek permasalahan dan
memberikan sudut pandang pada area yang luas, memungkinkan kita
merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke
mana kita akan pergi dan di mana kita berada.
Keuntungan lain yaitu mengumpulkan sejumlah besar data di suatu
tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat
jalan-jalan terobosan kreatif baru, merupakan sesuatu yang
menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat. Untuk
anak-anak, peta pikiran memiliki manfaat, yaitu: membantu dalam
mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi,
31
bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya
memunculkan kreativitas.19
D. Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Struktur
Bumi Melalui Metode Mind Mapping
Peningkatan pemahaman siswa materi struktur bumi mata pelajaran
IPA menggunakan metode mind mapping merupakan sebuah usaha untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Dimana siswa diberikan metode yang
menuntut siswa aktif dan disajikan dengan menyenangkan, alat yang
digunakan juga praktis. Pembelajaran di kelas dianggap efektif apabila
tujuan dan maksud pembelajaran dapat tercapai. Efektif saat
pembelajaran berlangsung berarti perhatian siswa hanya tertuju pada
pembelajaran yang sedang berjalan.
Metode penyampaian pembelajaran merupakan salah satu hal yang
harus diperhatikan salah satu caranya dengan menyesuaikan karakteristik
peserta didik. Anak usia SD/MI lebih senang dengan permainan dan
sesuatu yang unik. Terutama untuk mata pelajaran yang dianggap sulit
seperti IPA materi struktur bumi.
Salah satu metode untuk materi srtuktur bumi kelas 5 SD/MI adalah
mind mapping. Metode ini disajikan dengan menarik dan dianggap unik,
untuk itu metode ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa sehingga
informasi yang akan disampaikan dapat diserap dengan baik dan
pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat. Jika pemahaman
19
32
belajar siswa meningkat maka akan berpengaruh baik pada prestasi
belajarnya.
Penelitian terdahulu yang membahas penerapan metode jaritmatika
dapat meningkatkan hasil belajar ditulis oleh Rizcha Puji Handayani
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel
Surabaya pada tahun 2011 dengan judul “Penggunaan metode mind
mapping dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas
5 di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo”. Pada siklus I meningkat 57 %,
33
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Karena penelitian ini dilakukan dalam untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Dalam istilah bahasa inggris adalah Classroom
Actions Research (CAR).20 Penelitian ini juga temasuk penelitian
deskriptif, karena menggambarkan bagaimana suatu strategi pembelajaran
diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Penelitian
tindakan kelas setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Adanya masalah dalam penelitian tindakan kelas, dipicu oleh
munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik pembelajarannya
selama di kelas ada masalah yang harus diperbaiki.
2. Penelitian dilakukan di dalam kelas
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran21.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kolaboratif
dengan guru mata pelajaran dan di dalam proses belajar mengajar di kelas
yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata pelajaran sedangkan
20
Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta : Bumi Aksara,2006),24
21
34
peneliti bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian
tindakan kelas adalah peneliti. Penelitian ini bersifat kualitatif.22
Penelitian kaulitatif sendiri merupakan suatu pendekatan yang juga
disebut pendekatan investigasi karena peneliti mengumpulkan data dengan
cara tatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di lokasi
penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data yang dikumpulkan
dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman
siswa materi susunan bumi, yang mana peneliti secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
menggunakan model Kurt Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus
terdiri dari empat langkah pokok yaitu: planning (perencanaan), Acting
(pelaksanaan atau tindakan), Observing (observasi), Reflecting (refleksi).
a. Perencanaan/Planning
Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),(2) mempersiapkan fasilitas dan
sarana pendukung yang diperlukan di kelas, (3) mempersiapkan instrumen
untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
b. Tindakan/Acting
22
35
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan
dalam RPP dalm situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
c. Pengamatan/Observing
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mengambil perilaku
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan
diskusi/kerja sama dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap –
tiap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah
dirancang sesuai dengan tujuan PTK.
d. Refleksi/Reflecting
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mencatat hasil
observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil
pembelajaran; (4) mencatat kelemahan – kelemahan untuk dijadikan
36
dst
Gambar : Model Kurt Lewin
Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus
penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk
mengatasi suatu masalah, bisa lebih dari satu siklus bila masih ada hal-hal
yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus-siklus tersebut saling
terkait dan berkelanjutan.23
23
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (jakarta : Grafindo Persada, 2011), 46
Identifikasi masalah
Perencanaan (planning)
Perencanaan ulang
Tindakan (acting) Refleksi
(reflecting)
Observasi (observing)
Siklus I
37
Sebelum melakukan PTK, terlebih dahulu melakukan observasi awal
untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan
batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor
yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan
gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan
hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis-hipotesis
tindakan pemecahan masalah, kemudian merumuskan judul perencanaan
kegiatan pembelajaran berbasis PTK.24
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Setting penelitian ini meliputi:
a. Tempat penelitian : kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh
b. Waktu : semester genap pada tanggal 1 Mei 2015
c. Siklus penelitian : penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
dua siklus untuk meningkatan pemahaman materi susunan bumi
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) MI Darunnajah
Kloposepuluh.
2. Subjek penelitian
Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
V MI Darunnajah Kloposepuluh tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah
siswa keseluruhan 41 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 18
siswa perempuan.
24
38
C.Variabel yang Diselediki
Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang digunakan
sebagai berikut:
a. Variabel input : siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh
b. Variabel proses : Penerapan metode mind mapping materi susunan
bumi.
c. Variabel output : peningkatan pemahaman materi susunan bumi.
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) model Kurt Lewin, berikut adalah perencanaan pra siklus
(wawancara sebelum melakukan siklus I dan siklus II):
1. Melakukan kunjungan ke lembaga sekolah terkait.
2. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Menyiapkan instrumen penelitian seperti tes tulis, pedoman
wawancara, pedoman penilaian, format observasi guru dan siswa.
5. Membuat materi yang akan disampaikan.
Siklus I
1. Perencanaan pada siklus I berdasarkan identifikasi penyebab
masalah yang dilakuakan oleh guru, kegiatan tersebut meliputi:
39
b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Merancang metode dan skenario kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
d. Membuat alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja
peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan
dan menetapkan indikator ketercapaian
e. Menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data.
f. Penyusunan evaluasi belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan Tindakan
Jabaran tindakan yang akan dilaksanakan, skenario kerja
tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan ditetapkan.
Pelaksanaan tindakan juga merupakan tahap implementasi tindakan
dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan, artinya
tindakan yang dilakukan relevan dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
Pada siklus I, penggunaan metode mind mapping
diimplementasikan pada kegiatan inti yaitu
a. Siswa menyimak guru menjelaskan tentang metode mind
mapping.
b. Siswa diberi latihan soal oleh guru
40
d. Guru memberikan penguatan.
3. Observasi
Peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus
masalah dan mengambil foto kondisi siswa dan berbagai peristiwa
yang terjadi terkait fokus penelitian.
4. Refleksi
Merefleksi apakah hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi
susunan bumi. Langkah selanjutnya adalah mencatat kekurangan
pada siklus I untuk dijadikan rancangan siklus II.
Siklus II
Perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan berdasarkan
identifikasi masalah pada pembelajaran siklus I, kegiatan dalam siklus II
yaitu :
1. Perencanaan :
a. Memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
b. Merancang metode dan skenario kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Membuat alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja
peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari
41
dan menetapkan indikator ketercapaian serta menyusun instrumen
pengumpulan data.
d. Penyusunan evaluasi belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan Tindakan :
a. Siswa menyimak guru menjelaskan tentang metode mind
mapping
b. Siswa mempraktikkan metode mind mapping dibantu oleh guru.
c. Siswa dibagi kelompok oleh guru, masing- masing kelompok berisi
5-6 siswa
d. Siswa mempraktikkan metode mind mapping dibantu oleh guru.
e. Siswa mengerjakan perintah yang di berikan oleh guru
f. Masing-masing perwakilan kelompok menjelaskan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas bergantian dengan kelompok yang
lain.
g. Diberi soal latihan
h. Guru memberikan penguatan.
3. Observasi
Peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus
masalah dan mengambil foto kondisi siswa dan berbagai peristiwa
yang terjadi terkait fokus penelitian. Peneliti juga meneliti apakah
ada peningkatan pemahaman setelah perbaikan metode dan kegiatan
pembelajaran.
42
Keberhasilan dari observasi dapat dilihat dari sedikitnya siswa
yang tidak memahami materi sesuai dengan indikator yang di
tetapkan peneliti.
E.Data dan Cara Pengumpulannya
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber,
yakni siswa dan guru.
a. Siswa
Untuk mendapatkan data selama kegiatan belajar mengajar.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode mind
mapping, pemahaman siswa dan aktivitas guru terhadap kegiatan
proses belajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif dan rasional.25 Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu
si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek
yang diobservasi yang dikenal sebagai observee.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada
saat pembelajaran berlangsung. lembar observasi ini bertujuan untuk
25
43
mendapatkan data tentang aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
PBM. Lembar pengamatan ini sangat diperlukan dalam kegiatan
refleksi sebagai upaya untuk menguji keberhasilan dan kegagalan
pencapaian tujuan pembelajaran pada setiap siklus dan untuk
menentukan tindak lanjut dalam siklus berikutnya.
b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data
yang sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Secara umum,
wawancara dapat diartikan sebagai proses bertemu muka antara
pewawancara dengan responden (orang yang diwawancarai) dengan cara
tanya jawab untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.26
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data melalui
penelitian terhadap benda-benda atau hal-hal yang tertulis. Dalam
penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data
yang ada di lembaga sekolah.
d. Tes / Non Tes
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur
tingkat pemahamn dan penguasaan terhadap cakupan materi yang
dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Non-tes (produk)
berupa hasil karya yang sudah di buat siswa pada akhir pembelajaran.
26
44
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian alat yang
digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang
diinginkan sesuai dengan instrumen-instrumen yang dipakai, yaitu:
a. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi siswa yang berguna
untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas 5 MI Darunnajah
dalam kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran IPAmateri
susunan bumi melalui metode mind mapping. Selain itu digunakan
pula lembar pengamatan aktivitas guru yang gunanya adalah untuk
mendapatkan data tentang aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping.
b. Wawancara
Berupa lembar pertanyaan wawancara Peneliti mengadakan
wawancara yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu guru kelas
V MI Darunnajah Kloposepuluh bernama Ibu Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.
Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data.
c. Tes tulis dan Non tes
Berupa butir-butir soal yang diberikan kepada setiap siswa untuk
46
lapisan mantel
bumi ?
Gambarlah susunan
bumi dan
tunjukkan lapisan
penyusunnya !
10
d. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, ada beberapa dokumen penting yang dijadikan
peneliti sebagai sumber data, diantaranya adalah data tenaga pendidik,
jumlah siswa, nilai siswa, dan foto-foto siswa yang diperlukan.
F. Analisis Data
Untuk menganalisis timgkat keberhasilan atau presentase ketuntasan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap
siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tulis
pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan
statistik sederhana :
1. Penilaian tes individu
Penilaian tes individu ini diperoleh dari hasil tes pemahaman siswa
yang terdiri dari 10 soal yang dinyatakan dengan rumaus :
Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang
diperoleh siswa dengan jumlah siswa sehingga diperoleh nilai rata-rata
47
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑X = jumlah semua nilai
∑N = jumlah siswa
Sedangkan penilaian ketuntasan belajar berdasarkan petunjuk
pelaksanaan belajar mengajar. Siswa dikatakan belajar jika mencapai nilai
minimal 75. Untuk menghitung nilai ketuntasan belajar menggunakan
rumus berikut :
Adapun kriteria ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah
sebagai berikut :
Sangat baik 100%-85%
Baik 85%-75%
Cukup 75%-65%
Kurang 65%-55%
2.Observasi
a. Guru
Observasi terhadap guru sebagai pengajar, adapun analisis observasi
48
Keterangan :
P = Prosentase yang akan dicari
F = Jumlah skor yang diperoleh guru
N = Jumlah seluruh skor ideal
b. Siswa
Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, adapun analisis observasi
dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Prosentase yang akan dicari
F = Jumlah skor yang diperoleh guru
N = Jumlah seluruh skor ideal
G.Indikator Kinerja
Indikator kinerja digunakan untuk melihat keberhasilan siswa
dalam belajar mengajar. Dari PTK ini akan dilihat indikator kinerjanya
selain siswa juga guru karena guru merupakan fasilitator yang
49
Siswa mampu menyelesaikan tes tulis dan membuat produk dalam
pemahaman dan penyampaian materi dengan menggunakan metode mind
mapping adapun indikator yang digunakan dalam PTK adalah :
1. Minimal 80% siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan (tuntas).
2. Prosentase ketuntasan belajar yang dikehendaki dalam penelitian ini
lebih dari 80% dengan KKM untuk mata pelajaran IPA MI.
Darunnajah adalah 75.
H. Tim Peneliti Dan Tugasnya
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti
bekerja sama dengan ibu Nur Qosidah, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam kelas V sebagai kolaborator. Peneliti
menyimpulkan data berdasarkan data yang benar-benar diperoleh selama
proses penelitian berlangsung.
1. Pembimbing
a. Nama : Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.
b. Jabatan : Guru mata pelajaran IPA kelas V
c. Tugas :
1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanakan kegiatan
2) Menyusun persiapan kegiatan belajar mengajar
3) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan
2. Peneliti
a. Nama : Fitriya Anggraeni
50
c. Fakultas/Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan/ PGMI
d. Perguruan tinggi : UIN Sunan Ampel Surabaya
e. Tugas :
1) Menyusun perencanaan pembelajaran
2) Menyusun laporan observasi
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahap berupa siklus – siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam proses kegiatan pembelajaran di
kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilaksanakan dengan dua siklus.
Peneliti mendapat data dari observasi kegitan pembelajaran dan
wawancara, sedangkan penerapan metode mind mapping untuk
meningkatkan pemahaman siswa merupakan paparan dari siklus I dan
Siklus II. Sebagaimana yang akan dijelaskan berikut ini:
1. Hasil penelitian penerapan metode mind mapping dalam mata
pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI
Darunnajah Kloposepuluh
a. Siklus 1
Siklus pertama terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi, seperti berikut ini:
1) Rencana Tindakan (Planning)
Pada kegiatan rencana tindakan, peneliti dan guru
kolaborator menentukan waktu dan metode yang disepakati untuk
melaksanakan siklus I. Peneliti dan guru kolaborator menyepakati
penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam
52
menit. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru disepakati bahwa
penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2015 dan
dilanjutkan pada tanggal 11 Mei 2015. Subyek penelitiannya
adalah siswa kelas 5 MI Darunnajah Kloposepuluh dengan jumlah
41 siswa. Penelitian ini merupakan penerapan metode mind
mapping untuk materi susunan bumi pada mata pelajaran IPA.
Pada penelitian ini, data pemahaman belajar siswa
diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di setiap akhir
siklus. Sedangkan data penerapan metode mind mapping selama
proses pembelajaran di kelas diperoleh dari lembar observasi guru
dan siswa.
Setelah ditentukan waktu penelitian, rencana pelaksanaan
pembelajaran disusun sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk mata pelajaran IPA materi struktur bumi,
KD yang diambil adalah mendeskripsikan struktur bumi.
Kemudian dikembangkan menjadi 2 indikator pencapaian yaitu
(1) Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan bumi dan (2)
Siswa mampu menyebutkan struktur bumi dengan benar.
Indikator tersebut kemudian dijabarkan ke dalam langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang ada pada RPP. Selain perencanaan
pembelajaran instrumen penelitian juga dipersiapkan seperti
lembar kerja siswa sebanyak jumlah siswa kelas 5, lembar