• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI."

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA

PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Afdal Aria Gumilang NIM 11105244045

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Life is like game DOTA, sometimes you’II need support, sometimes you’II be the

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Kedua Orang tua

(7)

vii

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA

PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI

Oleh

Afdal Aria Gumilang NIM 11105241045

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA materi pengenalan struktur bumi yang layak digunakan untuk peserta didik kelas 5 s emester 2 s ekolah dasar sebagai media bantu dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D. Proses penelitian pengembangan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yang diadaptasi dari model R&D Borg & Gall dan Dick & Carey. Langkah yang ditempuh dalam penelitian pengembangan ini yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi ahli materi dan media, 5) uji lapangan utama, 6) revisi hasil uji coba lapangan utama, 7) uji lapangan awal, 8) revisi hasil uji lapangan awal, 9) uji lapangan operasional, 10) revisi produk akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 dosen PGSD FIP UNY, 2 dosen KTP FIP UNY, dan 42 pe serta didik kelas 5 S DN 2 P ercobaan. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah sebuah produk multimedia pembelajaran interaktif materi Pengenalan Struktur Bumi yang layak digunakan sebagai media belajar peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar. Kelayakan produk multimedia dinilai dari hasil validasi ahli media dengan nilai rata-rata 4.4 (Baik) dan hasil validasi ahli materi dengan nilai rata-rata 4.7 ( Sangat Baik). Penilaian kelayakan multimedia diperkuat dengan hasil uji coba lapangan awal dengan rata-rata (4.5), uji coba lapangan utama dengan rata-rata (4.7), dan uji coba lapangan operasional dengan rata-rata (4.9) di SDN 2 Percobaan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Kelas V Sekolah Dasar Semester 2 Mata Pelajaran IPA Materi Pengenalan Struktur Bumi”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyediakan sarana, dan prasarana selama perkuliahan.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ketua Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui penelitian ini.

4. Prof. Dr. C. Asri budiningsih., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membekali ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan, dan dosen pembimbing I Tugas Akhir Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Pengembangan ... 8

G. Pentingnya Pengembangan ... 9

H. Spesifikasi Produk ... 13

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembang ... 15

J. Definisi Operasional ... 16

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 17

1. Pengertian IPA ... 17

2. Tujuan dan Manfaat IPA ... 18

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 20

4. Materi pengenlan Struktur Bumi di Sekolah Dasar ... 23

(11)

xi

1. Perkembangan Kognitif Peserta Didik SD ... 25

2. Perkembangan Emosional Peserta Didik SD... 26

3. Perkembangan Sosial Peserta Didik SD ... 27

C. Media Pembelajaran ... 27

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 27

2. Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran ... 29

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran... 30

D. Pengembangan Multimedia pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 32

1. Pengertian Multimedia ... 32

2. Manfaat Multimedia ... 33

3. Multimedia Interaktif ... 35

4. Elemen Multimedia interaktif ... 36

5. Prinsip-prinsip dalam pengembangan Multimedia ... 38

6. Model Penyajian Multimedia Interaktif di Sekolah Dasar ... 43

7. Kedudukan Multimedia dalam Proses Pembelajaran ... 45

8. Kriteria multimedia interaktif ... 47

9. Langkah-langkah Pengembangan Multimedia ... 51

E. Teori Belajar Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Multimedia di Sekolah Dasar ... 53

1. Teori Kognitif ... 53

2. Teori Konstruktifistik ... 55

3. Teori Sibernetik ... 56

F. Kedudukan Penelitian Dalam Kawasan Teknologi Pendidikan ... 58

G. Kerangka Berfikir ... 60

H. Pertanyaan Penelitian ... 62

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 64

B. Prosedur Pengembangan ... 64

C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Produk ... 77

2. Subjek uji Coba ... 78

3. Jenis Data ... 80

4. Instrument Pengumpulan Data ... 80

5. Validasi Instrumen………...95

D. Teknik Analisis Data ... 96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Awal ... .99

(12)

xii

2. Studi Literatur ... 101

3. Perencanaan Pengembangan Multimedia Interaktif ... 101

4. Pengembangan Produk Awal... 102

B. Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba Lapangan ... 105

1. Validasi Ahli Media ... 105

2. Validasi Ahli Materi ... 125

3. Pretes dan posttes ... 125

4. Uji Coba Lapangan Awal ... 126

5. Uji Coba Lapangan Utama ... 128

6. Uji Coba Lapangan Opresional ... 130

C. Pembahasan ... 132

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 138

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Skema Definisi AECT 2004 ... 58

Gambar 2. Tahapan-tahapan Penelitian ... 65

Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I ... 107

Gambar 4. Salah Satu Menu Pada Multimedia Dengan Jenis Font Ms ... 108

Gambar 5. Revisi Perubahan Font Menjadi Arial Black ... 109

Gambar 6. Tampilan Pada Menu Materi Sebelum Revisi ... 109

Gambar 7. Tampilan Penambahan Menu Materi Sebelum Revisi ... 110

Gambar 8. Tampilan Evaluasi Awal Tanpa Tampilan Feedback Langsung .. 111

Gambar 9. Tampilan Evaluasi Pilihan Ganda Dengan Feedback Langsung .. 111

Gambar 10. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap II ... 114

Gambar 11. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap I ... 116

Gambar 12. Tampilan SKKD Sebelum Revisi ... 118

Gambar 13. Tampilan SKKD Setelah Revisi ... 118

Gambar 14. Tampilan Kalimat Pada Menu Materi Yang Kurang Komunikatif ... 119

Gambar 15. Pada Menu Materi Terdapat Kata-kata Asing Tetapi Tidak Ada Penjelasan ... 119

Gambar 16. Pada Menu Materi Setiap Kata-kata Asing DIberi Penjelasan Untuk Menambah Informasi ... 120

Gambar 17. Contoh Penjelasan Kata Asing Pada Menu Materi... 120

Gambar 18. Simulasi Tutorial Dengan Gambar Buatan ... 121

Gambar 19. Revisi Simulasi Tutorial Dengan Alpukat Asli ... 122

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kategori Dasar Kriteria Multimedia Menurut Hannafin & Peek .... 47

Tabel 2. Instrument Validasi Menurut Estu Miyarso ... 49

Tabel 3. Kisi-kisi Instrument Validasi Ahli Media ... 84

Tabel 4. Kisi-kisi Instrument Validasi Ahli Materi ... 93

Tabel 5. Kisi-kisi Instrument Validasi Penilaian Peserta Didik ... 96

Tabel 6. Teknik Analisis Data ... 105

Tabel 7. Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Dosen Ahli Media pembelajaran Tahap I ... 106

Tabel 8. Data Hasil Penilaian Aspek Pemprograman Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap I ... 106

Tabel 9. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I ... 112

Tabel 10. Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II ... 113

Tabel 11. Data Hasil Penilaian Aspek Pemprograman Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II... 113

Tabel 12. Data Hasil Penilaian Media Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II... 115

Tabel 13. Data Hasil Penilaian Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap I... 115

Tabel 14. Data Hasil Penilaian Aspek Isi Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap I ... 116

Tabel 15. Hasil Penilaian Materi Oleh Dosen Ahli Materi Pembelajaran Tahap I ... 122

Tabel 16. Data Hasil Penilaian Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap II ... 123

Tabel 17. Data Hasil Penilaian Aspek Isi Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap II ... 124

Tabel 18. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap II ... 124

Tabel 19. Data Hasil Pretes dan Posttes ... 125

Tabel 20. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ... 126

Tabel 21. Hasil Uji Coba Lapangan Utama ... 129

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 Rekap Wawancara Dengan Guru Kelas V ... 143

Lampiran 2. Silabus Pengenalan Struktur Bumi ... 145

Lampiran 3 Storyboard ... 146

Lampiran 4 Flowchart ... 150

Lampiran 5 Produk Multimedia Pengenalan struktur bumi ... 151

Lampiran 6. Angket Penelitian Awal Peserta Didik... 152

Lampiran 7 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ... 156

Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I ... 158

Lampiran 9 Hasil validasi Ahli Materi Tahap II ... 161

Lampiran 10 Hasil Validasi Ahli Media Tahap I ... 164

Lampiran 11 Hasil Validasi Ahli Media Tahap II ... 167

Lampiran 12 Instrument uji Coba Lapangan Awal ... 170

Lampiran 13 Instrument uji Coba Lapangan Utama ... 174

Lampiran 14 Instrument uji Coba Lapangan Operasional... 179

Lampiran 15 Dokumentasi Foto Penelitian Multimedia ... 190

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian dari FIP ... 192

Lampiran 17 Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Sleman ... 193

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam merupakan suatu sistem yang saling

berhubungan dari metode-metode atau proses-proses yang digunakan untuk

menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta. Sebagai disiplin

ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat IPA menjadi penting

sebagai dasar bagi perkembangan teknologi. Menurut Usman Samatowa

(2011: 4-9) Pentingnya IPA diajarkan di sekolah dasar sebagai mata

pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai

potensi untuk membentuk kepribadian peserta didik. Dalam proses

pembelajaran IPA melatih peserta didik berpikir kritis dan objektif. Berfikir

kritis berarti peserta didik mampu membuat konsep, mengaplikasikan,

menganalisis, dan mengevaluasi atas apa yang mereka dapatkan dari proses

belajar yang akan mereka gunakan dalam kehidupan. Sedangkan berpikir

objektif berarti berpikir sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan

atau sesuai dengan pengalaman dan pengamatan melalui panca indera.

Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9) terdapat dua landasan konsep

model pembelajaran IPA yang menjadi kerangka dasar pembelajaran IPA,

yaitu landasan psikologi dan landasan filosofi pedagogis. Pada landasan

psikologi pembelajaran IPA harus memperhatikan faktor psikologis pada

peserta didik, proses pembelajaran harus dirancang agar dapat memenuhi

perbedaan pada setiap peserta didik seperti kognitif, afektif, psikomotor,

(17)

2

pedagogis pembelajaran IPA diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas untuk

peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk

pembelajaran aktif, karena setiap peserta didik memiliki kemauan dan

kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena mereka

memiliki pengalaman dari luar.

Menurut Usman Samatowa (2011: 11) aspek pokok pembelajaran

IPA adalah peserta didik dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka,

sehingga memiliki rasa ingin tahu untuk mencari berbagai pengetahuan baru

dengan mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya. Sesuai dengan

Pendekatan konstruktivistik menurut Asri Budiningsih (2005: 56)

pengetahuan merupakan konstruksi kognitif melalui interaksi seseorang

terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan, dan pengetahuan mereka

sendiri menggunakan indera mereka, karena pengetahuan bukanlah

kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan

sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun

lingkungannya. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah ada dan tersedia

sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan dalam teori belajar

konstruktivistik adalah sebagai suatu pembentukan terus-menerus oleh

seseorang karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Proses pembelajaran IPA harus menjadi fasilitas untuk peserta didik

mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membuat proses

pembelajaran aktif, karena media merupakan alat bantu komunikasi antara

(18)

3

membantu guru dalam menyampaikan materi belajar kepada peserta didik,

sedangkan media membantu peserta didik untuk belajar memahami materi

yang diajarkan guru. Dengan media peserta didik akan mendapatkan

pengalaman belajar yang lebih baik. Selain itu media pembelajaran yang

beragam dapat mengakomodasi karakteristik peserta didik dan gaya belajar

yang beragam. Menurut Sukiman (2012: 34) Gaya belajar merupakan

kecendrungan seseorang untuk menggunakan cara tertentu dalam belajar

sehingga akan dapat belajar, macam gaya belajar meliputi visual, auditorial,

dan kinestetik. Gaya belajar visual berarti belajar melalui apa yang mereka

lihat. Gaya belajar auditorial berarti belajar melalui apa yang mereka dengar.

Sedangkan gaya belajar kinestetik berarti belajar lewat gerak atau sentuhan.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang,

media pembelajaran menjadi lebih kompleks, beragam, dan inovatif. Salah

satu jenis media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah

multimedia interaktif menurut Pujiriyanto (2002: 153) multimedia

merupakan sekumpulan bahan belajar atau bahan pembelajaran yang

melibatkan lebih dari satu jenis media secara terorganisir untuk suatu topik

tertentu. Sedangkan interaktif menurut Jacobs (dalam Munir, 2013: 111)

interaktif merupakan hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi

dialog atau interaksi antara dua atau lebih pengguna. Interaktif dapat

meningkatkan kreatifitas dan terjadinya umpan balik kepada pengguna.

Berdasarkan penjelasan para ahli tentang pengertian multimedia dan

interaktif dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah suatu media

(19)

4

interaksi antara media dengan pengguna, karena adanya umpan balik di

dalamnya.

Berdasarkan hasil observasi lapangan, wawancara dan penyebaran

angket di SDN Percobaan 2. Sleman. Yogyakarta peneliti menemukan

beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPA materi

Struktur Bumi, sebagai berikut. Bagi Guru penggunaan media buku pelajaran

dan papan tulis dalam proses pembelajaran pengenalan struktur bumi dirasa

kurang efektif untuk memberikan pemahaman dan gambaran tentang struktur

bumi, karena materi Struktur Bumi memerlukan contoh gambaran yang jelas

agar peserta didik dapat lebih memahami materi. Sedangkan untuk media

belajar Struktur Bumi belum tersedia di SDN Percobaan 2. Sleman.

Yogyakarta hanya mempunyai beberapa media untuk alat bantu belajar siswa.

Khusus dalam ketersediaan multimedia di SDN Percobaan 2 hanya memiliki

beberapa untuk pelajaran tertentu itupun belum dirasa layak karena masih

terdapat kekurangan pada tata tulis dan penyajian materi. Bagi Peserta didik

mempelajari materi Struktur Bumi dirasa sebagai materi yang cukup sulit

untuk dipelajari. Dengan proses penyampaian materi melalui buku dan

penjelasan dipapan tulis membuat proses pembelajaran kurang menarik yang

membuat peserta didik tidak fokus saat pembelajaran berlangsung. Hal ini

mempengaruhi ketercapaian prestasi peserta didik yang dapat dilihat dari

hasil ulangan harian dimana hanya 60.35% peserta didik yang telah

mencapai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75.

Berdasarkan permasalah yang ditemukan oleh peneliti di lapangan,

(20)

5

permasalahan yang ditemukan. Pemilihan multimedia sebagai solusi

dibandingkan dengan media lainya, karena multimedia dapat menyajikan

materi secara lebih menarik sehingga dapat merangsang peserta didik untuk

belajar aktif. Dengan kemampuan multimedia yang dapat menyajikan

informasi secara teks, Gambar, audio ataupun mengabungkan ketiganya

dalam satu penyajian informasi. Selain itu multimedia dapat diberikan

tambahan animasi untuk mempermudah peserta didik memahami materi dan

elemen interaktif yang membuat peserta didik secara berinteraksi dengan

multimedia yang mereka gunakan. Dengan demikian penggunaan

multimedia sebagai media belajar dirasa akan lebih efektif.

Dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif peneliti

harus memperhatikan perkembangan karakteristik peserta didik yang akan

menjadi sasaran pengguna multimedia yang akan dikembangkan. Pada

umumnya peserta didik pada tingkatan kelas V sekolah dasar memiliki usia

antara 10-12 tahun. Menurut Rita dkk (2008: 104) pada umur 10-11 tahun

peserta didik berada pada masa anak-anak akhir yang sering disebut sebagai

masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Karakteristik peserta didik SDN

Percobaan 2 kelas V yang menjadi sasaran penggunaan multimedia

pembelajaran ini. Selanjutnya menurut Piaget dalam Asri budinningsih

(2005: 38) peserta didik yang berada pada tahap operasional konkret sudah

mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis. Peserta didik telah memiliki

kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang

bersifat konkret. Peserta didik belum mampu berfikir secara abstrak.

(21)

6

dikarenakan multimedia dapat menyajikan materi-materi belajar dengan

lebih jelas, sehingga peserta didik dapat menerima materi pelajaran dengan

lebih baik.

Penelitian dan pengembangan multimedia interaktif merupakan

implementasi dari kawasan teknologi pendidikan sesuai dengan keilmuan

dari peneliti. Menurut Molenda dalam Dewi Salma (2014: 56) pada skema

definisi AECT 2004 menjelaskan bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi

dan praktek dalam proses memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan

kinerja melalui proses menciptakan, menggunakan, mengelola proses dan

sumber yang tepat. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penelitian

pengembangan multimedia ini sebagai upaya memfasilitasi dan

meningkatkan proses pembelajaran dengan mengembangkan sebuah media

belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar agar lebih efektif.

Berdasarkan uraian di atas dan beberapa permasalah yang ada, maka

peneliti perlu mengenbangkan multimedia pembelajaran interaktif dalam

mata pelajaran IPA dengan kajian pokok “Pengenalan Struktur Bumi” untuk

peserta didik kelas V SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta.

B. Indentifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Kesulitan guru dalam menyampaikan materi tentang struktur bumi dalam

memberikan gambaran tentang struktur bumi dan peserta didik yang

merasa sulit mempelajari pengenalan struktur bumi karena penyampaian

(22)

7

2. Proses pembelajaran IPA kurang efektif apabila dalam penyampaian

materi hanya menggunakan buku teks dan papan tulis saja. Hal ini

berdampak pada peserta didik kurang aktif dalam belajar.

3. Ketercapaian prestasi belajar baru mencapai 60,35% dengan nilai kkm 75.

4. Ketersediaan media pembelajaran di SDN 2 Percobaan terutama

multimedia interaktif masih dirasa belum layak sebagai media bantu

pembelajaran bagi peserta didik.

5. Belum tersedianya media pembelajaran terutama multimedia interaktif

untuk pelajaran IPA materi Struktur Bumi.

C. Batasan Masalah

Indentifikasi masalah di atas masih luas sehingga perlu diadakan

skala prioritas agar permasalah yang diteliti lebih terfokus. Peneliti

membatasi permasalah pada poin 1, 4 dan 5, yaitu membuat media

pembelajaran bagi guru dalam menjelaskan materi Pengenalan Struktur

Bumi dan peserta didik dalam mempelajari Pengenalan Struktur Bumi

sebagai salah satu pilihan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

IPA kelas V di SDN Percobaan 2.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana menghasilkan multimedia

pembelajaran interaktif yang dapat digunkan sebagai media Pembelajaran

dalam proses pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kajian

(23)

8 E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan

multimedia pembelajaran interaktif berbasis flash yang layak untuk mata

pelajaran ilmu pengetahuan alam kajian materi struktur bumi untuk kelas V

Sekolah Dasar.

F. Manfaat Pengembangan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak berikut:

1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah kajian mengenai pengembangan

multimedia pembelajaran IPA yang layak sebagai sumber belajar bagi

peserta didik dalam proses pembelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar.

Selain manfaat secara teoritis penelitian ini juga bermanfaat secara

praktis baik bagi peserta didik, guru, sekolah, maupun prodi.

1. Manfaat Penelitian Secara Praktis

a. Manfaat Penelitian Bagi Peserta didik

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik

yaitu, dapat menyediakan multimedia pembelajaran IPA yang lebih

menarik, menyenangkan dan layak digunakan, sehingga peserta didik

di kelas V dapat lebih mudah dalam memahami materi Struktur Bumi.

b. Manfaat Penelitian Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru yaitu,

dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan

guru dalam proses pembelajaran IPA di samping penyampaian

(24)

9

Dengan menggunakan multimedia pembelajaran IPA interaktif

diharapkan guru lebih mudah dalam menyampaikan materi Struktur

Bumi dalam proses pembelajaran.

c. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah yaitu,

untuk melengkapi atau mengadakan sarana pembelajaran IPA dengan

menggunakan multimedia pembelajaran yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

d. Manfaat Penelitian Bagi Prodi

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi prodi yaitu,

penelitian ini akan menambah kepustakaan penelitian khususnya

yang berhubungan dengan pengembangan multimedia interaktif

pembelajaran IPA untuk kelas V Sekolah Dasar.

G. Pentingnya Pengembangan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan peneliti mendapatkan

beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPA materi

Struktur Bumi di kelas V SDN Percobaan 2. Guru kesulitan dalam

menjelaskan materi pengenalan struktur bumi karena kurangnya media bantu

selain buku pelajaran dan papan tulis membuat proses pembelajaran kurang

menarik yang membuat peserta didik tidak fokus saat pembelajaran

berlangsung, sehingga hasil belajar kurang maksimal. Sedangkan

berdasarkan hasil angket peserta didik lebih tertarik belajar menggunakan

(25)

10

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan peneliti, maka perlu adanya

pengembangan media pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang

ditemukan. Pemilihan multimedia sebagai solusi dibandingkan dengan

mengembangkan media lainnya, karena dalam multimedia memiliki berbagai

macam jenis media (visual, audio, maupun audiovisual) yang menjadi

kesatuan. Multimedia dapat menunjang berbagai gaya belajar peserta didik.

Selain itu multimedia dapat diberikan elemen interaktifitas sehingga

memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dalam mempelajari

materi IPA. Dengan menggunakan multimedia sebagai media belajar dirasa

lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan media lainnya.

H. Spesifikasi Produk

Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif bagi peserta didik

kelas V SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta. Materi yang dipilih adalah

pengenalan Struktur Bumi. Multimedia pembelajaran interaktif berbentuk

program komputer flash menyajikan pesan atau materi pembelajaran dengan

gambar, audio, dan animasi.

Rincian spesifikasi multimedia pembelajaran interaktif sebagai berikut :

1. Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan dalam penelitian

menggunakan software Adobe Flash CS6 dan software pendukung,

CorelDRAW X6. Adobe Flash CS6 dipilih menjadi tools untuk pembuatan multimedia karena dapat menggabungkan unsur-unsur media seperti,

sound, animasi, video, teks, dan grafis. Sedangkan CorelDRAW X6 dipilih

(26)

11

untuk membuat gambar, sehingga sangat cocok untuk membuat gambar

animasi bagian-bagian permukaan bumi agar lebih menarik.

2. Multimedia pembelajaran interaktif ini berbentuk software dan dikemas

dalam bentuk CD (Compact Disc) beserta CD case-nya. Cover di desain dengan mengunakan tema papan tulis sebagai background dengan gambar

bumi pada bagian tengan cover yang dilengkapi djudul yang di desain

semenarik mungkin agar mampu menarik siswa untuk mengetahui isi

multimedia lebih dalam lagi.

3. Produk multimedia ini mencakup beberapa komponen sebagai berikut :

a. Petunjuk Penggunaan

Petunjuk penggunaan berisikan fungsi dari tombol-tombol yang ada di

multimedia pembelajaran interaktif, adanya petunjuk penggunaan ini

bertujuan untuk mempermudah siswa mengoperasikan multimedia.

b.Kompetensi

Kompetensi berisi: tujuan pembelajaran, standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai oleh siswa.

c. Materi

Materi yang dimuat dalam multimedia pembelajaran interaktif

Kenampakan Permukaan Bumi berisikan tentang pengenalan struktur

bumi dengan 3 pokok pembehasan struktur bumi, pembentukan tanah

melalui proses pelapukan batuan, dan pengenalan jenis-jenis tanah.

Adapun penyajian materi yang akan ditampilkan dalam multimedia

(27)

12

1) Pada sub bahasan mengenai berbagai bentuk pengenalan struktur

bumi bumi disajikan mengunakan gambar 2,5 dimensi, dimana pada

bagian bawah terdapat pilihan menu materi yang dapat dipilih

peserta didik. Pada setiap menu materi diawali dengan penjelasan

umum dan gambar sebelum masuk kedalam materi inti.

2) Menggunakan warna yang sesuai dan menarik,

3) Menggunakan instrumen musik yang bisa diatur volumenya sesuai

dengan keinginan peserta didik.

4) Terdapat narasi pada setiap menu materi sebagai interaksi antara

media dengan pengguna.

d.Evaluasi

Evaluasi memuat latihan dan tes. Sebelum menjawab soal terdapat

petunjuk pengerjaan yang harus dibaca terlebih dahulu oleh siswa, pada

soal latihan siswa tidak akan mendapatkan nilai ketika selesai

mengerjakan akan tetapi menerima umpan balik berupa pernyataan

salah atau benar, soal latihan bertujuan untuk mengetahui sebesar besar

siswa paham mengenai materi yang dipelajari sebelum mengerjakan

soal tes sedangkan soal tes diberikan untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari, sehingga

pada akhir pengerjaan siswa akan mengetahui seberapa besar ia

memahami materi yang telah dipelajari berdasarkan skor yang

(28)

13 e. Profil Pengembang

Profil ini memuat profil dari pengembang, validator ahli media dan ahli

materi.

4. Untuk mengoperasikan multimedia pembelajaran interaktif IPA

memerlukan komputer dengan spesifikasi :

a. Menggunakan System Operating Windows XP sampai dengan versi terbaru,

b. Menggunakan processor Intel Pentium 4 atau AMD Athlon,

c. Menggunakan minimal RAM 1 GB,

d. Resolusi monitor minimal 1024x768 dengan video card 16-bit,

e. Mempunyai DVD-ROM drive,

f. Terinstal adobe flash player, dan

g. Speaker yang aktif.

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembang

1. Asumsi Pengembangan

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan,

serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada peserta didik yang

belajar. Peserta didik dilibatkan dalam pengalaman belajar baik pikiran

maupun emosi. Dimana guru sebagai fasilitator dalam proses belajar.

(29)

14

alat bantu komunikasi pembelajaran. Penggunaan media belajar ini

membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik

mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Multimedia merupakan gabungan beberapa jenis media (audio, visual,

audiovisual) dalam satu sajian media, sehingga multimedia dapat

menunjang berbagai macam gaya belajar peserta didik. Multimedia dapat

diberikan elemen interaktifitas untuk memberikan pengalaman belajar

kepada peserta didik sehingga pemahaman terhadap materi pelajaran

menjadi lebih baik. Hal ini akan mempengaruhi ketercapaian prestasi

peserta didik.

Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif diharapkan dapat

digunakan sebagai sumber belajar yang layak bagi peserta didik kelas V

SDN Percobaan 2. Pengoprasian dan penggunaan multimedia ditunjang

oleh beberapa hal, yaitu :

a. Terdapat fasilitas penunjang belajar untuk menggunakan program

multimedia yang telah dikembangkan dan dihasilkan.

b. Peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam hal mengoprasikan

komputer. Karena dalam pengorprasikan multimedia pembelajaran

interaktif berkaitan dengan pengoprasian komputer.

c. Guru memiliki kemampuan mengoprasikan komputer dan terbiasa

menggunakan multimedia sebagai alat bantu pada proses

pembelajaran, sehingga guru dapat memasilitasi peserta didik jika

menemui kesulitan di dalam mengoprasikan komputer atau

(30)

15 2. Keterbatasan Pengembangan

Adapun keterbatasan dari pengembangan multimedia interaktif mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi peserta didik kelas V SDN

Percobaan 2 adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan multimedia harus difasilitasi oleh perangkat komputer

dan headset, karena pada multimedia terdapat narasi untuk interaktif

seperti pemberian feedback.

b. Pada saat uji lapangan awal dilakukan di lab kecil dan bukan lab

utama. Dimana komputer kurang memiliki spesifikasi yang baik

untuk menjalankan multimedia yang akan diuji.

c. Pada saat uji lapangan operasional yang melibatkan 30 peserta didik

tidak dapat dilakukan serentak dan harus bertahap, karena beberapa

komputer tidak dapat digunakan.

J. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini menentukan tujuan untuk mengembangkan dan

menghasilkan multimedia interaktif pada mata pelajaran IPA materi

Pengenalan Struktur Bumi. Secara umum multimedia merupakan gabungan

dari jenis media seperti visual, audio, ataupun audiovisual yang menjadi

kesatuan dalam menyampaikan sebuah informasi.

Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar. Dalam proses pembelajaran yang

utama adalah bagaimana peserta didik belajar. Aspek pokok pembelajaran

IPA adalah peserta didik dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka,

(31)

16

dengan mengembangkan pengetahuan dan pengalamanya. Materi

Pengenalan Struktur Bumi merupakan materi pembelajaran IPA di kelas V

Sekolah Dasar. Pengenalan Struktur Bumi memiliki 3 pembahaasan, yaitu

lapisan struktur bumi, proses pembentukan tanah, dan jenis-jenis tanah.

Adapun indikator yang harus dicapai peserta didik pada pokok bahasan

ini yakni:

1. Peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian struktur lapisan bumi.

2. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian struktur lapisan bumi.

3. Peserta didik mampu menyebutkan macam-macam proses pembentukan

tanah melalui proses pelapukan batuan.

4. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam proses pembetukan

tanah melalui proses pelapukan batuan.

5. Peserta didik mampu membedakan jenis-jenis tanah.

6. Peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis tanah.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut dimasukan dalam multimedia

pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menguasai materi dengan baik

(32)

17 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam adalah salah satu mata pelajaran yang

diajarkan mulai pada jenjang sekolah dasar. IPA merupakan suatu ilmu

yang mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan

gejala-gejala yang muncul di alam. Menurut Usman Samatowa (2011: 19)

secara sederhana IPA didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang gejala-gejala alam. IPA terdiri dari fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan hasil dari

proses ilmiah. IPA merupakan sebuah proses yang menghubungkan

sistem, metode atau proses yang digunakan untuk menyelidiki,

memahami, dan menjelaskan alam semesta.

Menurut Fisher dalam Amien (1987: 4) IPA merupakan suatu

kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode berdasarkan observasi. IPA juga dapat didefinisikan sebagai

suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di

dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan teori yang sistematis. IPA merupakan sebuah hasil proses

ilmiah, proses yang menghubungkan sistem, metode atau proses yang

digunakan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta

(33)

18

dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai alam semesta

melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang

dibangun atas dasar sikap ilmiah.

2. Tujuan dan Manfaat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata peajaran yang diberikan di

Sekolah Dasar tentu mempunyai tujuan yang mengarah pada

pembentukan kepribadian peserta didik. Menurut Usman Samatowa

(2011: 5-6) aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah peserta didik

dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin

tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka. Ini tentu saja sangat

ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu peserta

didik untuk mengkaji suatu informasi, mengambil keputusan, dan

mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan pada

dirinya. Beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam

memberdayakan peserta didik melalui pembelajaran IPA materi

Pengenalan Struktur Bumi, yaitu:

a. Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan

pembelajaran, anak telah memiliki beberapa konsepsi, pengetahuan

yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pengetahuan yang

dibawa dalam pembelajaran akan sangat berguna untuk membantu

peserta didik meraih pengetahuan yang seharusnya mereka miliki.

b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

(34)

19

Menurut Sri Sulistyorini (2006: 40) pembelajaran IPA tingkat

Sekolah Dasar memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan dan keteraturan alam ciptaanNYA.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengemabangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

e. Memecahkan masalah dan membuat keputusan.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar secara umum bertujuan untuk

memahami konsep, memberikan pengetahuan, memberikan ketrampilan

serta mampu mengembangkan ketrampilan sebagai bekal pengetahuan

mereka dalam memperlajari pengetahuan lainnya. Selain itu IPA

mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan kesadaran untuk

menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Pada penelitian pembembangan multimedia pengenalan struktur bumi

bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari

bagian-bagian struktur bumi dan menjelaskan bagaimana terbentuknya tanah

serta jenis-jenisnya.

Tujuan Pembelajaran IPA pada Multimedia

a. Melalui penjelasan materi struktur bumi pada multimedia, peserta

(35)

20

b. Melalui penjelasan materi proses pembentukan tanah melalui proses

pelapukan batuan pada multimedia, peserta didik dapat memahami

macam proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan.

c. Melalui penjelasan materi jenis-jenis tanah pada multimedia, peserta

didik dapat memahami macam-macam jenis tanah.

3. Pembelajaran IPA di Sekolah dasar

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang di dalamnya

terdapat serangkaian kegiatan hasil interaksi guru dengan peserta didik

dalam rangka menyampaikan bahan pelajaraan kepada peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Proses

pembelajaran membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka baik

dalam pengetahuan, pemahaman, tingkah laku ataupun ketrampilan di

diri mereka sendiri.

Menurut Nana Sudjana (1989: 5) belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan

sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk

seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain

yang ada pada peserta didik yang belajar.

Menurut Uno Hamzah (2011: 2) pembelajaran memiliki hakikat

perencanaan atau perancangan sebagai upaya utnuk membelajarkan

peserta didik. Sebab itulah dalam belajar peserta didik tidak hanya

berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi

(36)

21

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran

lebih menekankan pada bagiamana cara agar tercapai tujuan. Dalam

kaitan ini sebuah pembelajaran dalam mencapai tujuan memperhatikan

bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata

interaksi antara sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara

optimal.

Dalam proses pembelajaran guru berupaya untuk mampu

mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Agar

aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada

upaya peningkatan potensi peserta didik. Menurut Aunurrahman (2013:

113-114) beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi

penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu:

a. Hal apapun yang dipelajari peserta didik, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

b. Setiap peserta didik belajar menurut kecepatannya sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.

c. Seorang peserta didik belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan.

d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan peserta didik belajar secara lebih berarti.

e. Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar mengingat dengan lebih baik.

Dari penjelasan di atas pembelajaran merupakan suatu usaha

terencana untuk membantu peserta didik agar mereka dapat

mengembangkan diri mereka sendiri. Proses pembelajaran usaha

(37)

22

pembelajaran aktif dalam diri peserta didik. Prinsip belajar mengarah

kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses

belajar peserta didik. Prinsip-prinsip belajar memberikan arah tentang

apa saja yang sebaiknya dilakukan guru untuk membuat pembelajaran

yang aktif. Sehingga prinsip dalam proses pembelajaran dapat membantu

tercapainya hasil belajar yang diharapkan.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar membantu peserta didik untuk

memiliki pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang

alam sekitar, yang diperoleh dari pemberian pengalaman melalui

serangkaian proses pembelajaran.

Menurut Paola & Marten (dalam Usman Samatowa, 2011: 5) proses

pembelajaran IPA sebagai proses mengamati, mencoba, memahami apa

yang diamati, menggunaan pengetahuan baru untuk meramal apa yang

terjadi, dan mengujinya. Pada sekolah dasar IPA merupakan mata

pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai

potensi untuk membentuk kepribadian peserta didik. Proses pembelajaran

IPA di Sekolah Dasar dapat melatih peserta didik berpikir kritis dan

objektif. Berfikir kritis berarti peserta didik mampu membuat konsep,

mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi atas apa yang mereka

dapatkan dari proses belajar yang akan mereka gunakan dalam kehidupan.

Sedangkan berpikir objektif berarti berpikir sesuai dengan objeknya,

sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman dan pengamatan

(38)

23

Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9) terdapat dua landasan konsep

model pembelajaran IPA yang menjadi kerangka dasar pembelajaran IPA,

yaitu landasan psikologi dan landasan filosofi pedagogis. Pada landasan

psikologi pembelajaran IPA harus memperhatikan faktor psikologis pada

peserta didik, proses pembelajaran harus dirancang agar dapat memenuhi

perbedaan pada setiap peserta didik seperti kognitif, afektif, psikomotorik,

perhatian, minat, bakat, dan cita-cita. Pada landasan filosofi dan

pedagogis pembelajaran IPA diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas

untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk

pembelajaran aktif, karena setiap peserta didik memiliki kemauan dan

kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena mereka

memiliki pengalaman dari luar.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa proses pembelajaran IPA di

Sekolah dasar harus memperhatikan perbedaan pada setiap peserta didik

seperti perbedaan kognitif, afektif, psikomotorik, minat, bakat, dan

cita-cita. Pembelajaran IPA harus menjadi sebuah fasilitas untuk peserta didik

dalam mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam

bentuk pembelajaran aktif.

4. Materi Pengenalan Struktur Bumi di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA kelas 5 semester 2 Sekolah Dasar memiliki 3

pokok pembahasan yaitu: a. Energy dan perubahan, b. Sifat-sifat cahaya,

dan c. Bumi dan alam semesta. Pengenalan Struktur Bumi merupakan

salah satu sub pokok bahasan yang ada dalam pembelajaran IPA di kelas

(39)

24

Struktur Bumi, pengenalan proses pembentukan tanah, dan jenis-jenis

tanah. Menurut silabus dari SD Negeri 2 Percobaan, maka standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran materi

Pengenalan Struktur Bumi sebagai berikut:

Standar Kompetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam.

Kompetensi Dasar

7.1. mendeskripsikan struktur bumi.

7.2. mendeskripsikan proses pembentukan tanah melalui proses

pelapukan batuan.

7.3. mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

Indikator

7.1.1. peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian struktur lapisan

bumi

7.1.2. peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian struktur lapisan

bumi.

7.2.1. peserta didik mampu menyebutkan macam-macam proses

pementukan tanah melalui proses pelapukan batuan.

7.2.2. peserta didik mampu menjelaskan macam-macam proses

pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan.

7.3.1. peserta didik mampu membedakan jenis-jenis tanah.

(40)

25

Pada pengembangan multimedia interaktif peneliti memilih pokok

pembahasan bumi dan alam semesta dengan sub pokok struktur bumi, proses

pembentukan tanah melalui pelapukan batuan, dan jenis-jenis tanah sebagai

materi dalam produk multimedia yang dikembangkan. Pemilihan materi

disesuaikan dengan permasalahan yang didapati peneliti pada latarbelakang.

B. Karakteristik Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar 1. Perkembangan Kognitif Peserta didik SD

Menurut Rita dkk (2008: 107) perkembangan kognitif pada peserta

didik menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir seorang anak

berkembang dan berfungsi, kemampuan anak berkembang dari tingkat

yang sederhana dan konkret ketingkat lebih rumit dan abstrak. Pada umur

10-11 tahun peserta didik berada pada masa anak-anak akhir yang sering

disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Selanjutnya

menurut Piaget (dalam Suyono, 2014: 84) pada umur 7-11 tahun peserta

didik berada pada fase operasional konkret. Pada kurun waktu ini pikiran

logis peserta didik mulai berkembang. Dalam usahanya mengerti tentang

alam dan sekitarnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada

informasi yang datang dari pancaindera. Peserta didik sudah mampu

berpikir secara operasional konkret. Peserta didik mampu berfikir secara

logis, akan tetapi hanya pada benda-benda yang konkret. Peserta didik

belum mampu berfikir secara abstrak.

Berdasarkan penjelasan di atas pengembangan multimedia

diharapkan mampu membantu peserta didik untuk memahami hal yang

(41)

26

memfasilitasi belajar dan memberikan pemahaman konsep pada materi

Pengenalan Struktur Bumi. Penggunaan multimedia dimaksudkan untuk

memvisualiasasi materi pembelajaran dalam bentuk yang lebih konkret,

dan juga dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar aktif,

sehingga peserta didik dapat memiliki pemhaman yang lebih baik dari

apa yang mereka pelajari,

2. Perkembangan Emosional Peserta didik SD

Menurut Rita dkk (2008: 111) emosi memainkan peran yang penting

dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik

anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang, sering dan kuatnya

emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Seseorang anak

dengan kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia, rasa rendah diri,

memungkinkan terjadinya tekanan perasaan dan emosi.

Untuk mengkondisikan peserta didik dalam meningkatkan rasa

nyaman dalam belajar maka emosional peserta didik sangat berpengaruh

dalam proses pembelajaran. Multimedia pembelajaran dapat

memfasilitasi belajar dengan memberikan rasa nyaman dalam belajar

yaitu dengan menggunakan tampilan yang menyenangkan dan

menenangkan. Pengkombinasian penyajian baik dari segi warna, teks,

gambar, bahkan penggunaan animasi memungkinkan multimedia dapat

mengkondisikan peserta didik untuk belajar dengan rasa nyaman dan

(42)

27

3. Perkembangan Sosial Peserta didik SD

Menurut Rita dkk (2008: 113) perkembangan emosi tak dapat

dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai

perkembangan tingkah laku sosial. Ciri yang membedakan antara

manusia dengan makhluk lainnya adalah ciri sosialnya. Sejak lahir anak

dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara

terus-menerus. Orang-orang di sekitarnyalah yang mempengaruhi perilaku

sosial mereka. Sejak permulaan hidupnya kehidupan sosial dan emosi

selalu terlibat setiap kali anak berhubungan dengan orang lain. Peserta

didik Sekolah Dasar kelas V berada pada tahap masa kelas-kelas tinggi

sekolah dasar, pada masa ini memiliki beberapa ciri, sebagai berikut:

a. Perhatian tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis

c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajran khusus

d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.

e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Untuk memudahkan peserta didik memahami kajian pokok

Pengenalan Struktur Bumi, multimedia menggunakan gambar-gambar

contoh dengan mengambil gambar lingkungan yang nyata yang disajikan

dengan menarik, sehingga peserta didik dapat terangsang untuk ingin

tahu dan mempelajari materi yang disajikan pada multimedia.

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Hujair (2013: 4) media pembelajaran adalah sarana atau alat

(43)

28

pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, media

pembelajaran merupakan sebuah alat, metode, dan teknik yang

digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara

guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut Azhar (2014: 10-19) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi

dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran membantu

menciptakan iklim, kondisi, dan lingkungan dalam proses pembelajaran,

sehingga media pembelajaran dapat merangsang perhatian dan minat

peserta didik dalam belajar.

Menurut Sudarwan (2010: 7) media pembelajaran merupakan

seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam

rangka berkomunikasi dengan peserta didik. Penggunaan media untuk

mempermudah guru menyampaikan materi pada peserta didik dalam

proses pembelajaran, sehingga peserta didik lebih mudah dalam

mengakap materi yang dibelajarkan, sehingga proses pembelajaran

berjalan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa media pembelajaran adalah

sarana atau alat bantu pendidikan dalam menciptakan iklim, kondisi, dan

lingkungan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi lebih efektif dan

(44)

29

didik dalam proses pembelajaran, sehingga media pembelajaran dapat

merangsang minat dan perhatian peserta didik dalam pembelajaran.

2. Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana (2002: 2) media pembelajaran dapat

mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pembelajaran yang pada

gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi

proses belajar peserta didik, sebagai berikut :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para peserta didik, dan memungkinkan peserta didik

menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik

tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar

untuk setiap jam pelajaran.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Menurut Hamalik (dalam Azhar, 2013: 19) pemakaian media

pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

(45)

30

psikologi terhadap peserta didik. Penggunaan media pada proses

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran

dan penyampaian materi yang dipelajari.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa media pembejaran digunakan

untuk memberikan ransangan dan motivasi belajar lebih pada peserta

didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. peserta didik tidak hanya

melakukan aktivitas belajar dengan mendengar. Namun peserta didik

dapat mengamati, melakukan, dan mengevaluasi atas apa yang mereka

lakukan dalam proses belajar. Sehingga proses pembelajaran akan lebih

bermakna dan lebih dipahami oleh peserta didik dengan demikian peserta

didik dapat menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam pemilihan penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu

proses pembelajaran memiliki beberapa kriteria dasar pertimbangan

kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Jika tidak sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak bisa digunakan.

Menurut Dina (2011: 28-31) ada beberapa faktor yang sangat

menentukan tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran

yang dapat digunakan sebagai kriteria pemilihan media pembelajaran

sebagai berikut:

a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, berarti media harus menyesuaikan dengan tujuan instruksional yang ada di dalam mata pelajaran yang dipilih.

(46)

31

c. Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu, karena ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi keefektifan dan keefisiensian penggunaan media. Betapa bagusnya media yang digunakan apabila ketiga faktor tersebut tidak mendukung maka ketercapaian tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

d. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Sebuah media bias sesuai dan cocok dengan karakteristik peserta didik tertentu, tapi adakalanya tidak cocok dengan peserta didik yang lain. Karena itu, guru harus mengetahui karakteristik peserta didik untuk bisa disesuaikan dengan media yang akan digunakan.

e. Kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik. Media harus dapat menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik untuk mencapai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran.

f. Kesesuaian dengan teori yang digunakan. Teori menjadi faktor penting yang digunakan dalam media. Penggunaan media tidak boleh dilakukan dengan hanya merunjuk pada pilihan dari seorang guru, sehingga mengabaikan dalam pembelajaran. Ketidak sessuaian antara media dengan teori yang digunakan. Mungkin saja tujuan pembelajaran bisa dicapai akan tetapi hal itu tidak akan efektif dan efisien, serta kurang memuaskan berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana (dalam Sukiman, 2012: 50) ada beberapa

kriteria yang dapat digunakan dalam pemilihan penggunaan media dalam

proses pembelajaran, sebagai berikut:

a. Ketepatannya dengan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai, media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mengacu kepada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.

c. Keterampilan guru dalam menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.

d. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pemilihan pengembangan

multimedia pembalajaran interaktif dilakukan peneliti berdasarkan

permasalahan yang didapati di lapangan. tujuan pengembangan

(47)

32

pelajaran yang akan diangkat kedalam multimedia yaitu Pengenalan

Struktur Bumi untuk kelas V semester 2. Penyesuaian penyajian tampilan

maupun penggunaan kata yang akan dikemas menyesuaikan

perkembangan karakteristik peserta didik yang berada pada fase

operasional konkret. Pengembangan multimedia ditunjang juga dengan

ketersediaan fasilitas yang dapat digunakan untuk menjalankan program

multimedia di sekolah dan juga ketrampilan guru yang menguasai

kemampuan komputer dengan baik.

D. Pengembangan Multimedia Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 1. Pengertian Multimedia

Perlu dibedakan istilah multimedia sebagai sebuah media yang

memiliki berbagai macam element yang dikemas kedalam satu media

dengan multimedia sebagai penggunaan bermacam media dalam satu

waktu. Dalam penelitian ini istilah multimedia yang dimaksud adalah

sebuah pengabungan elemen media kedalam satu kemasan media.

Menurut Budi Sutedjo (2002: 109) secara umum multimedia diartikan

sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara, dan video.

Aneka media tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan kerja dalam

menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi sangat

tinggi, artinya informasi tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetak,

melainkan juga dapat didengar, dapat membentuk simulasi dan animasi

untuk membangkitkan minat, serta memiliki nilai-nilai seni grafis

(48)

33

Menurut Richard E Mayer (2001: 2) multimedia sebagai presentasi

materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Yang

dimaksud dengan kata-kata adalah materi dalam multimedia disajikan

dalam bentuk verbal seperti penjelasan dengan teks kata-kata. Dan yang

dimaksud gambar-gambar adalah penyajian materi pada multimedia

disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini bisa dalam bentuk menggunakan

grafik statis (ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik

dinamis (animasi dan video).

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa multimedia merupakan media

pembelajaran yang tergabung dari beberapa jenis media yang menjadi

satu kesatuan dalam sajian multimedia. Dengan demikian penyampaian

informasi pada multimedia tidak hanya berupa media cetak, media

gambar, ataupun media suara. Melainkan gabungan dari semua media

tersebut.

2. Manfaat Multimedia

Multimedia dalam sebuah proses pembelajaran merupakan media

bantu yang dapat dijadikan sumber belajar menurut Azhar Arsyad (2011:

162) multimedia merupakan gabungan dari berbagai perangkat yang

menyajikan informasi berbentuk dokumen yang hidup. Multimedia

memiliki beberapa manfaat untuk menyajikan informasi dalam bentuk

yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Multimedia

dapat menyajikan informasi dengan penggabungan beberapa unsur media

(gambar, teks, suara, animasi) sehingga menjadi lebih menyenangkan

(49)

34

dimengerti karena informasi dapat diterima oleh banyak indra, terutama

telinga dan mata yang digunakan untuk menyerap informasi.

Menurut Munir (2013: 113) penggunaan multimedia dalam proses

pembelajaran dapat membantu guru dalam penyampaian materi yang

diajarkan dan juga membantu peserta didik dalam memahami materi

yang dipelajarinya. Penggunaan multimedia yang memadukan

media-media dalam proses pembelajaran, akan membantu guru menciptakan

pola penyajian yang interaktif. Selain itu muatan materi pelajaran dapat

dimodifikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, materi yang

sulit akan menjadi lebih mudah, suasana belajar yang menegangkan

menjadi menyenngkan.

Beberapa alasan yang menjadi penguat pembelajaran harus didukung

oleh multimedia inetraktif, yaitu:

a. Pesan yang disampaikan dalam materi lebih terasa nyata karena penyampaian materi tersaji secara kasat mata.

b. Meransang berbagai indra sehingga terjadi interaksi antara indra. c. Visualisasi dalam bentuk teks, gambar, audio, video maupun animasi

akan lebih dapat diingat dan ditangkap oleh peserta didik. d. Proses pembelajaran lebih praktis dan terkendali.

e. Penggunaan multimedia dapat menghemat waktu, biaya, dan energi. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa penggunaan multimedia dalam

proses pembelajaran dapat membantu peserta didik dan guru dalam

kegiatan belajar-mengajar. Guru dapat lebih mudah menyampaikan

materi yang diajarkan dan peserta didik juga terbantu dalam memahami

materi yang mereka pelajari. Dalam penyampaian informasi multimedia

memadukan berbagai bentuk media (gambar, teks, suara, animasi, video)

(50)

35

interaksi anta indra. Penggunaan multimedia dapat membuat kegiatan

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik, karena

multimedia mampu memvisualisasikan materi menjadi lebih nyata.

Penggabungan penyampaian informasi dalam bentuk teks, gambar, audio,

video, maupun animasi akan membuat suasana pembelajaran yang lebih

hidup sehingga peserta didik dapat menangkap dan mengingat informasi

yang disampaikan dengan lebih baik.

3. Multimedia Interaktif

Terdapat perbedaan antara multimedia dengan multimedia interaktif

menurut Pujiriyanto (2002: 153) multimedia merupakan sekumpulan

bahan belajar atau bahan pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu

jenis media secara terorganisir untuk suatu topik tertentu. Sedangkan

interaktif menurut jacobs (dalam Munir, 2013: 111) interaktif merupakan

hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi dialog atau

interaksi antara dua atau lebih pengguna. Interaktif dapat meningkatkan

kreatifitas dan terjadinya umpan balik kepada pengguna.

Menurut Munir (2013: 115) multimedia interaktif sebagai suatu

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik.

sehingga dapat mendorong proses belajar. Multimedia interaktif

memberikan pengalaman belajar pada peserta didik menjadi lebih

konkret, karena dalam multimedia interaktif dapat menampilakn

informasi dengan animasi atau simulasi yang membuat anak dapat

(51)

36

Menurut Daryanto (2013: 51) multimedia interaktif adalah suatu

multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat

dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang

mereka kehendaki.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa multimedia interaktif adalah

multimedia yang memiliki alat pengontrol yang dapat digunakan oleh

pengguna untuk memilih apa yang mereka kehendaki sehingga tercipta

sebuah interaksi antara pengguna dengan media. Interaktifitas pada

multimedia

4. Elemen Multimedia Interaktif

Dari kajian tentang pengertian multimedia interaktif diketahui bahwa

multimedia adalah sebuah media yang memiliki bermacam element

media didalam satu kemasan media menurut Munir (2013: 16) terdapat

tujuh elemen yang didalam multimedia, yaitu:

a. Teks

Teks adalah suatu kombinasi huruf yang membentuk satu kata atau kalimat yang menjelaskan suatu maksud atau materi pembelajaran yang dapat dipahami oleh orang yang membacanya. Dalam pengembangan multimedia penggunaan teks harus diperhatikan karena dapat menjadi faktor penting agar materi dapat dipahami oleh pengguna.

a. Grafik

Grafik merupakan komponen penting dalam multimedia. Grafik berarti juga gambar (image, picture, atau drawing). Penggunaan grafik diperlukan untuk menyajikan materi yang bersifat terinci ataupun abstrak apabila hanya dijelaskan dengan teks.

b. Gambar (image atau visual diam)

Penggunaan gambar selain untuk menyajikan materi yang sulit dijelaskan oleh teks, gambar juga dapat digunakan sebagai daya tarik perhatian peserta didik pada saat menggunakan multimedia.

c. Video (visual gerak)

(52)

37

dirasa abstrak atau butuh imajinasi yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang kuat.

d. Animasi

Animasi adalah suatu tampilan yang menggunakan antara media grafik dan suara dalam suatu aktifitas pergerakan. Neo & Neo (1997) mendefinisikan animasi sebagai satu teknologi yang dapat menjadikan gambar yang diam menjadi bergerak keliahtan seolah-olah gambar tersebut hidup.

e. Audio

Audio didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk digital seperti suara, musik, dan sebagainya yang bisa didengar untuk keperluan sebuah latar. Penggunaan audio dapat digunakan untuk menciptakan suasanya yang tenang, semangat, atau nyaman bagi pengguna dalam mengoprasikan multimedia.

f. Interaktivitas

Elemen ini sangat penting dalam multimedia inetraktif. Interatif dalam multimedia dapat berupa navigasi, simulasi, permainan, dan latihan. Apabila dalam suatu aplikasi multimedia, pengguna multimedia diberikan suatu kemampuan untuk mengontrol elemen-elemen yang ada. Maka multimedia tersebut disebut multimedia interaktif.

Sedangkan menurut Angela & Cheung (I Gde Wawan Sudatha & I

Made Tegeh, 2009:81) ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan

dalam desain multimedia interaktif, antara lain.

a. Pemilihan jenis huruf

Jenis huruf yang sebaiknya digunakan adalah jenis huruf sanserif. Warna huruf sebaiknya kontras dengan background, hal ini membuat lebih mudah dilihat dan dibaca. Adapun ukuran huruf minimum 24 point dan sebaiknya tidak lebih kecil dari ukuran 12 point.

b. Penggunaan animasi

Penggunaan animasi dalam layanan bimbingan berbasis computer dapat membantu peserta didik dalam memahami materi bimbingan. Keuntungan menggunakan animasi antara lain: 1) dapat menggambarkan yang biasanya tidak terlihat, 2) menggambarkan simulasi lebih baik daripada video clip, dan 3) animasi memerlukan ruang memori yang lebih kecil daripada video clip.

c. Pengguna warna

Pemilihan warna untuk tamplan visual sangat penting sehingga tampilan yang dipilih dapat mengirimkan pesan kepada peserta didik. Terdapat dua pertimbangan dalam memilih warna yakni warna yang dipilih memberikan damak yang selaras dibandingkan yang lain dan warna yang dipiih mempertimbangkan dampak emosi dari warna. d. Penggunaan audio

(53)

38

perhatian peserta didik, 2) bahan pelengkap tampilan di dalam screen, 3) meminimalkan pesan yang ingin disampaikan di dalam screen, 4) mengumumkan beberapa peristiwa, dan 5) memotivasi peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas maka multimedia pembelajaran

merupakan gabung dari beberapa elemen, yaitu teks, grafik, gambar,

video, animasi, warna, audio, dan interaktifitas yang menjadi satu

kesatuan dalam bentuk multimedia. Dalam pengembangan multimedia

pembelajaran agar dapat menghasilkan multimedia yang layak menjadi

sumber belajar. Peneliti memperhatikan beberapa elemen yang akan

diterapkan pada multimedia seperti kesesuaian penggunaan gambar,

animasi, audio, dan pemberian element interaktif didalam multimedia.

5. Prinsip-pr

Gambar

Gambar 2. Tahapan-tahapan Penelitian
grafik gambar
Tabel 4. Kisi-kisi Instrument validasi Materi
gambar dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya yang layak digunakan untuk siswa

Dengan demikian, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas V SD Negeri

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitain pengembangan ini adalah untuk menghasilkan multimedia interaktif yang layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam mata

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan multimedia interaktif dengan pendekatan PAKEMATIK yang layak digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa modul interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran IPA Terpadu Kelas VIII sudah layak untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa modul interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran IPA Terpadu Kelas VIII sudah layak untuk

Secara keseluruhan diperoleh hasil presentase 95%, maka berdasarkan kriteria yang ditentukan dapat dijelaskan bahwa Multimedia Interaktif pada mata pelajaran IPA tentang

Berdasarkan penjelasan di atas, multimedia interaktif dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.IPA