• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V DI SDN 3 SONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V DI SDN 3 SONGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MATA

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V DI SDN 3 SONGAN

Ita purnamasari

1

, Kt Pudjawan

2

, I Gde Wawan Sudatha

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected]

1

,

[email protected]

2

}

Abstrak

Masalah yang ditemukan di SDN 3 Songan yakni masih rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V dan masih kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia interaktif pada pembelajaran IPA. Secara operasional tujuan tersebut dirinci kedalam tiga tahapan kerja yang berkaitan, yaitu mendeskripsikan rancang bangun pembelajaran multimedia interaktif; mendeskripsikan kualitas hasil pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran IPA untuk siswa SD; dan mendeskripsikan efektifitas penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA untuk siswa SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan, dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Adapun subyek validasi yang terdiri dari uji ahli media, ahli isi, ahli desain, tiga siswa untuk uji perorangan, dua belas siswa untuk uji kelompok kecil dan tiga puluh orang untuk uji lapangan kemudian satu kelas digunakan untuk uji efektivitas produk. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket dan pretest-posttest. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Multimedia interaktif yang di kembangkan berdasarkan desain yang dirancang (2) Hasil yang di peroleh dari para uji ahli isi yaitu 100% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji ahli desain sebesar 90% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji ahli media sebesar 90,6% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan sebesar 91,27% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 92,14% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji lapangan sebesar 90,71% berada pada kualifikasi sangat baik. (3) Hasil uji efektivitas produk terdapat erbedaan hasil belajar siswasebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif, skor rata-rata pretest lebih kecil dari skor rata-rata posttest, yaitu 18,77 berbanding 23.

Kata-kata kunci: multimedia interaktif, IPA, hasil belajar

Abstract

The problem found in SDN 3 Songan was the lack of learning outcomes in sciene of students in V grade and the use of media in the learning process is also low. This study aims to produce interactive multimedia products on science learning. Operationally these objectives into three phases detailed work related, which describe the design of interactive multimedia learning; describe the quality of the development of interactive multimedia in teaching science to elementary students; and describe the effective use of interactive multimedia on learning outcomes of students in teaching science to

(2)

elementary students. This type of research is the development of research, using ADDIE development model. The subject of validation which consists of test media experts, content experts, expert design, three students for individual trials, twelve small groups of students to test and thirty people for a class field test then used to test the effectiveness of the product. Data collection methods used were questionnaires and pretest-posttest. The data obtained were analyzed by descriptive qualitative, quantitative descriptive analysis and inferential statistical analysis. The results showed that (1) Interactive Multimedia which was developed based on a design that was designed (2) The results obtained from the test experts is 100% content are in very good qualification. The test results of 90% of design experts are in very good qualification. The test results for 90.6% of media experts are in very good qualification. Individual test results of 91.27% at the excellent qualifications. The test results of small group of 92.14% at the excellent qualifications. The results of the field test was 90.71% at the excellent qualifications. (3) The results of testing the effectiveness of the products contained erbedaan learning outcomes siswasebelum and after use of multimedia interactive learning, the average pretest score is smaller than the average posttest scores, ie 23 versus 18.77.

Keywords: Interactive Multimedia, Science, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Dampak positif yang bisa dirasakan dari adanya kemajuan dan perkembangan ini adalah tersedianya berbagai sarana-prasarana yang memberikan banyak kemudahan bagi aktivitas manusia, namun disisi lain perkembangan ini juga telah membawa manusia ke era persaingan global yang sangat ketat. Agar manusia tidak tersingkir dari persaingan tersebut, maka kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah di Indonesia berupaya melibatkan seluruh komponen pembelajaran. “Komponen-komponen pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi belajar mengajar, alat atau media, sumber belajar dan evaluasi” (Sadiman, dkk., 2005:12).

Salah satu komponen pembelajaran yang amat penting untuk menunjung proses pembelajaran diantaranya ialah media pembelajaran. “Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara ilmiah berarti tengah,perantara, atau pengantar ” (Rayandra Asyar.,2013:4). Dengan kata

lain, media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rival (2005 :1) “proses pembelajaran yang dibantu dengan media cenderung mendapatkan hasil belajar yang baik serta dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa”. Oleh karena itu, penggunaan media dalam proses pembelajaran sangatlah penting, karena media dapat membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian dari peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

Dilihat dari tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di tingkat sekolah khususnya di SDN 3 Songan, untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih tergolong relatif rendah. Hal ini juga ditemukan setelah mewawancarai narasumber yang merupakan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V di SDN 3 Songan. Beliau menyatakan bahwa ditemukannya nilai rata-rata pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V masih belum memuaskan karena masih kurang dari standar nilai ketuntasan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Negeri 3 Songan yaitu 75. Salah satu

(3)

permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya kelas V adalah kurangnya penggunaan media yang dilakukan oleh para guru di sekolah cenderung membuat proses belajar mengajar tidak berjalan dengan efektif. Penggunaan media yang masih sangat konvensional seperti papan tulis dirasakan sudah tidak menarik lagi dan kurang efisien. Padahal fasilitas-fasilitas seperti LCD, komputer dan alat pendukung lainnya yang tersedia di SDN 3 Songan sudah cukup memadai. Hanya saja fasilitas-fasilitas tersebut penggunaannya masih kurang dimanfaatkan dengan baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka para siswa dan guru sangat membutuhkan media dan bahan pembelajaran yang sesuai. Dengan tersedianya media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, maka diharapkan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien, sehingga siswa dapat lebih mudah menyerap materi dalam pembelajaran, serta dapat digunakan di luar jam pelajaran mengingat keterbatasan jam pelajaran yang diberikan.

Multimedia pembelajaran interaktif adalah salah satu media yang belum ada dan perlu dikembangkan di sekolah ini. Media ini menggabungkan dan mensinergikan semua komponen yang terdiri dari teks, grafis, animasi, suara dan video yang diprogram berdasarkan teori pembelajaran. Penyajian materi pelajaran pada pokok bahasan dengan menggunakan Multimedia pembelajaran interaktif, diharapkan agar siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan, serta dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar, dan tujuan utamanya yaitu dapat mengatasi keterbatasan media di SDN 3 Songan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini dicoba untuk Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif dalam Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas V Semester Genap Tahun

Pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 3 Songan.

METODE

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation or Delivery and Evaluations). Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik (Tegeh dan Kirna, 2010). Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis suatu pembelajaran. Model ini tersusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan suatu sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar di lapangan yang dalam hal ini adalah peserta didik SDN 3 Songan Salah satu fungsi ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai rancangan desain pengembangan multimedia interaktif, kualitas hasil multimedia interaktif serta efektivitas pengembangan produk yaitu metode kuesioner dan tes. Adapun penjabaran dari masing-masing metode adalah sebagai berikut.

Metode kuisioner adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk dengan menguji validitas produk pada pengembangan multimedia interaktif. “Metode kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2009:199). Instrumen yang digunakan untuk metode kuesioner dalam penelitian pengembangan ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau ahli mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran,

(4)

Presentase = (F : N) x 100%

siswa saat uji coba perorangan, kelompok kecil, dan saat uji lapangan.

Metode tes yang digunakan pada penelitian ini ialah tes hasil belajar yaitu tes objektif atau pilihan ganda. Tes objektif atau pilihan ganda ini digunakan pada uji efektifitas produk hasil belajar siswa.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif dan Metode Analisis Statistik Inferensial/Induktif.

Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut Agung (2012:67) “analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu subjek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum”. Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan uji coba siswa. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.

Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka

atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum” Agung (2012:67). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase dari masing-masing subjek adalah sebagai berikut.

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan:

∑ = jumlah

n = jumlah seluruh item angket

Selanjutnya, untuk menghitung prosentase keseluruhan subjek digunakan rumus:

Keterangan: F = jumlah presentase keseluruhan subyek N = banyak subjek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan terhadap hasil validasi dan uji coba produk sebagai berikut.

Tabel 1.Konversi PAP Tingkat Pencapaian dengan skala 5

Tingkat Pencapaian

Kualifikasi

Keterangan

90%-100%

Sangat baik

Tidak perlu direvisi

75%-89%

Baik

Tidak perlu direvisi

65%-74%

Cukup

Direvisi

(5)

0-54%

Sangat Kurang

Direvisi

Sumber : Tegeh (2010:101) Analisis Statistik inferensial. Analisis

ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa pada siswa SDN 3 di kelas V Songan B sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan.

Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas). Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah sebagai berikut.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai berikut.

        fe fe fo 2 2

(Koyan, 2012:90) Keterangan : x2 = chi – kuadrat fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan

Kriteria pengujian : data berdistribusi normal jika

2hitung

2tabel pada taraf

signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan k-1.

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji Fisher (F), sebagai berikut.

(Koyan, 2012:34) Kriteria pengujian H0 diterima jika

Fhitung< Ftabel yang berarti sample homogen.

Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan

untuk penyebut n2 – 1.

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Uji-t, karena penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan hasil pretest dan hasil posttes. Hipotesis yang diambil yaitu sebagai berikut.

H0 :

μA

1

μA

2 H1 :

μA

1

μA

2 Keterangan:

1

μA

= rata-rata hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan multimedia pembelajaran

2

μA

= rata-rata hasil belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan multimedia pembelajaran.

H0 :

μA

1

μA

2: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran.

H1 :

μA

1

μA

2 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu menggunakan analisis uji-t sampel berkorelasi, dengan rumus sebagai berikut.

(Koyan, 2012:29) Keterangan:

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

(6)

= Simpangan baku sampel = Simpangan baku sampel = Varians sampel 1

= Varians sampel 2

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis uji-t sampel berkorelasi dengan rumus product moment. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah apabila hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > ttabel

maka H0 ditolak dan H1 diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dibahas lima hal pokok yaitu, yaitu (1) Rancang bangun pengembangan produk multimedia (2) Kualitas hasil pengembangan produk, (3) Revisi produk pengembangan (4) uji prasyarat analisis data dan (5) Uji Hipotesis.

Rancang bangun pengembangan produk multimedia interaktif ini mengacu pada model pengembangan ADDIE yang terdiri dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Adapun penjelasan tahap desain pengembangan multimedia interaktif dengan model pengembangan ADDIE sebagai berikut. (1)Tahap Analisis, Berdasarkan analisis kebutuhan, dalam pembelajaran, guru belum dapat memanfaatkan penggunaan media secara optimal. Pada mata pelajaran IPA, khususnya materi Klasifikasi Mahkluk Hidup guru cenderung mengajar hanya dengan metode konvensional/ceramah dengan berbantuan media papan tulis. Sehingga dirasa perlu untuk mengembangkan media pembelajaran CD multimedia pada mata pelajaaran IPA agar dalam pembelajaran lebih menyenangkan bervariatif dan mampu menarik perhatian siswa. Kemudian dilihat dari hasil analisis karakteristik siswa, ditemukan bahwa karakteristik siswa di SDN 3 Songan sangat heterogen bila ditinjau dari berbagai sudut seperti tingkat ekonomi, tingkat elektual, agama, ras dan sebagainya. Disamping itu terdapat juga perbedaan gaya belajar, baik yang berupa gaya belajar visual, audio maupun kinestesis. Selanjutnya dilihat dari hasil

analisis lingkungan/fasilitas, sekolah sudah memiliki ruangan multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam ruangan multimedia terdapat komputer dan LCD yang dapat digunakan untuk menunjang penggunaan media pembelajaran. (2) Tahap Desain. Pada tahap desain sesuai dengan kompetensi dasar tentang klasifikasi mahkluk hidup maka dibuatlah flowchart. Flowchart merupakan alur media, yang berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir, sehingga nantinya dalam pembuatan produk selalu berpedoman pada flow chart yang telah dibuat. (3) Tahap Pengembangan. Pada tahap pengembangan, hal yang dilakukan dalam pengembangan media adalah pegumpulan bahan atau materi pelajaran seperti materi pokok, aspek pendukung (teks, gambar, video, audio dan animasi). Kemudian dilanjutkan pada tahap penyusunan storyboard. Setelah selesai dengan penyusunan storyboard, dilanjutkan dengan tahap produksi pengembangan media. Seluruh materi, aspek pendukung (teks, gambar, video, audio dan animasi) digabungkan dalam satu produk media pembelajaran yang utuh sehingga menjadi media pembelajaran yang sempurna berupa produk multimedia interaktif. (4) Tahap Implementasi. Pada tahap implementasi, pengembang menyebarkan media kepada ahli isi mata pelajaran IPA kelas V (Prof.Dr.Wayan Santyasa, M.Si), ahli desain pembelajaran (Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.), ahli media pembelajaran (I Kadek Suartama, S.Pd, M.Pd) dan siswa kelas V B sebagai subyek uji coba perorangan dan kelopok kecil dan V A sebagai subyek uji coba lapangan di SDN 3 Songan. Validasi ditujukan untuk mengetahui kualitas, dan kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan melalui kuesioner yang dibagikan. (5) Tahap Evaluasi. Pada tahap evaluasi, dilakukan evaluasi formatif berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa. Evaluasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan

(7)

validasi yang dilakukan. Pelaksanaan evaluasi formatif ditujukan untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan.

Kualitas hasil pengembangan produk. Dalam hal ini akan dipaparkan enam hal pokok, yaitu Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, Uji Ahli Desain Pembelajaran, Uji Ahli Media Pembelajaran, Uji Coba Perorangan, Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Coba Lapangan. Keenam data tersebut akan disajikan secara berturut-turut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan uji coba.

Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, Produk ini dinilai oleh seorang ahli isi yaitu salah satu Dosen di FMIPA atas nama Prof.Dr. Wayan Santyasa, M.si. Instrumen yang digunakan untuk uji coba ahli isi mata pelajaran ini adalah angket/kuisioner. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuisioner. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 100% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Uji Ahli Desain Pembelajaran, Produk media pembelajaran ini diujicobakan kepada seorang ahli desain pembelajaran atas Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran, Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 90% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi media pembelajaran dalam multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi.

Uji Ahli Media Pembelajaran. Media pembelajaran diujicobakan kepada seorang ahli media pembelajaran bernama I Kadek Suartama, S.Pd, M.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran, Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 90,6 % berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi

isi/substansi materi yang disajikan dalam multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Uji Coba Perorangan, Sebagai subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas V B SDN 3 Songan (3 orang). Ketiga orang tersebut terdiri dari satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa dengan prestasi belajar sedang, dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata persentase = 273.82%: 3 = 91,27 %. Rerata persentasenya sebesar 91,27 % berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.

Uji Coba Kelompok Kecil. Dalam uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas V B SDN 3 Songan 12 (dua belas orang). Keduabelas orang siswa tersebut terdiri dari empat orang siswa berprestasi belajar tinggi, empat orang siswa berprestasi belajar sedang, dan empat orang siswa berprestasi belajar rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata Persentase = 1105,68% : 12 = 92,14 %. Rerata persentase 92,14% berada pada kualifikasisangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.

Uji Coba Lapangan. Sebagai subjek coba dalam uji coba lapangan yaitu kepada kelas V A dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa SDN Negeri 3 Songan. Keseluruhan siswa tersebut sudah termasuk siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata persentase = 2721,34 : 30 = 90,71 %. Rerata persentase sebesar 90,71 % berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.

Revisi pengembangan produk. Dalam pengembangan produk multimedia pembelajaran ini melalui enam tahapan yaitu uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Dalam tahapan ke enam tersebut tidak ada berarti yang perlu direvisi namun hanya ada beberapa

(8)

tambahan dan masukan dari para ahli dan subjek uji coba.

Prasyarat Analisis Data. Pada sub

bab uji prasyarat analisis data penggunaan produk media pembelajaran multimedia interaktif ini melalui dua tahapan sebelum tahap uji hitoptes yaitu, uji normalitas dan homogenitas dari hasil pretest dan posttet yang telah dilakukan. Adapun penjelasan dari hal tersebut adalah sebagai berikut.

Uji normalitas dilakukan untuk menguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki fo (frekuensi observasi) dari

gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fe (frekuensi

harapan) dalam distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar IPA siswa yang terdiri dari dua kelompok yaitu (1) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan Multimedia Interaktif (pretest), dan (2) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif (posttest). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, menunjukkan data pretest normal, yang ditunjukan dari

χ

2hutung =2,828 <

χ

2tabel

=5,591. Sedangkan data posttest juga normal, ditunjukan dari

χ

2hutung =4,649 <

tabel

2

χ

=5,591. Dengan demikian semua data skor hasil belajar IPA siswa berdistribusi normal.

Uji Homogenitas. Homogenitas data dianalisis dengan uji-F, dengan kriteria data homogen jika

F

hit

F

tab, dan data tidak homogen jika

F

hit

F

tab. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh Fhitung = 1,26

sedangkan Ftabel= 1,94 dengan taraf

signifikansi 5% . Jadi dapat disimpulkan Fhitung < Ftabel sehingga kedua data tersebut

memiliki persebaran data yang homogen. Uji Hipotesis. Setelah melakukan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas didapat data berdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji t-test. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian (H1). Dari

hasil uji-t diperoleh thitung = 30,2,632 dan

ttabel = 2,000 untuk db = 58 dari taraf

signifikansi 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel,

sehingga H0 ditolak dan H1diterima.

Berdasarkan Kriteria pengujian, H0 ditolak

dan H1 diterima yang artinya terdapat

perbedaan hasil belajar siswa sebelum menggunakan multimedia pembelajaran dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran pada siswa kelas I semester II mata pelajaran IPA SDN 3 Songan 2013/2014.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.

Pertama, Rancang bangun media pembelajaran multimedia interaktif dikembangkan dengan model ADDIE, yang terdiri dari lima tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Adapun pembahasannya sebagai berikut. (1) Berdasarkan analisis kebutuhan, dalam pembelajaran, guru belum dapat memanfaatkan penggunaan media secara optimal. Pada mata pelajaran IPA, khususnya materi Gaya dan pemanfaatanya Hidup guru cenderung mengajar hanya dengan metode konvensional/ceramah dengan berbantuan media papan tulis. Sehingga dirasa perlu untuk mengembangkan media pembelajaran CD multimedia pada mata pelajaaran IPA agar dalam pembelajaran lebih menyenangkan bervariatif dan mampu menarik perhatian siswa. Kemudian dilihat dari hasil analisis karakteristik siswa, ditemukan bahwa karakteristik siswa di SDN 3 Songana sangat heterogen bila ditinjau dari berbagai sudut seperti tingkat ekonomi, tingkat elektual, agama, ras dan sebagainya. Disamping itu terdapat juga perbedaan gaya belajar, baik yang berupa gaya belajar visual, audio maupun kinestesis. Selanjutnya dilihat dari hasil analisis lingkungan/fasilitas, sekolah sudah memiliki ruangan multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam ruangan multimedia terdapat

(9)

komputer dan LCD yang dapat digunakan untuk menunjang penggunaan media pembelajaran. (2) Pada tahap desain sesuai dengan kompetensi dasar tentang klasifikasi mahkluk hidup maka dibuatlah flowchart. Flowchart merupakan alur media, yang berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir, sehingga nantinya dalam pembuatan produk selalu berpedoman pada flow chart yang telah dibuat. (3) Pada tahap pengembangan, hal yang dilakukan dalam pengembangan media adalah pegumpulan bahan atau materi pelajaran seperti materi pokok, aspek pendukung (teks, gambar, video, audio dan animasi). Kemudian dilanjutkan pada tahap penyusunan storyboard. Setelah selesai dengan penyusunan storyboard, dilanjutkan dengan tahap produksi pengembangan media. Seluruh materi, aspek pendukung (teks, gambar, video, audio dan animasi) digabungkan dalam satu produk media pembelajaran yang utuh sehingga menjadi media pembelajaran yang sempurna berupa produk multimedia interaktif. (4) Pada tahap implementasi, pengembang menyebarkan media kepada ahli isi mata pelajaran IPA kelas V (Prof.Dr. Wayan Santyasa, M.si), ahli desain pembelajaran (Drs, I Dewa Kade Tastra, M.Pd), ahli media pembelajaran (I Kadek Suartama, S.Pd, M.Pd.) dan siswa kelas V B sebagai subyek uji coba perorangan dan kelopok kecil dan V A sebagai subyek uji coba lapangan di SDN 3 Songan. Validasi ditujukan untuk mengetahui kualitas, dan kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan melalui kuesioner yang dibagikan. (5) Pada tahap evaluasi, dilakukan evaluasi formatif berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa. Evaluasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan validasi yang dilakukan. Pelaksanaan evaluasi formatif ditujukan untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan.

Kedua, kualitas pengembangan multimedia. Penelitian ini telah menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia interaktif pada mata pelajaran IPA SDN 3 Songan pada kelas V yang layak pakai, sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti aturan yang ada serta mampu memberikan daya tarik agar siswa mampu menyerap isi materi pembelajaran lebih maksimal. Multimedia Interaktif yang telah melalui tahap analisis kebutuhan, desain pembelajaran, produksi multimedia, validasi ahli, revisi, dan uji coba produk. Berdasarkan validasi ahli dan uji coba produk multimedia interaktif ini berada pada kualifikasi sangat baik dari ahli isi mata pelajaran, kualifikasi sangat baik dari ahli media pembelajaran, kualifikasi sangat baik dari ahli desain pembelajaran, kualifikasi sangat baik dari uji coba perorangan, kualifikasi sangat baik dari uji coba kelompok kecil dan kualifikasi sangat baik dari uji coba lapangan.

Ketiga, efektivitas hasil pengembangan media. Rata-rata nilai pretest adalah 18,77 atau setara dengan nilai real sebesar 62,57 dan rata-rata nilai posttest adalah 23,3 atau setara dengan nilai real sebesar (77,67). Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 30,2. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif.

Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas V A SDN 3 Songan, nilai rata-rata posttest peserta didik 23,3 jika dikonversikan menjadi nilai real (77,67) berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPA sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif pada pembelajaran

(10)

IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Saran

Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan Multimedia Interaktif ini dikelompokkan menjadi empat, Adapun saran yang disampaikan berkitan dengan pengembangan CD multimedia interaktif ini adalah sebagai berikut.

Bagi Siswa diharapkan agar dapat memanfaatkan produk hasil pengembangan secara aktif dan tidak menjadikan media ini sebagai satu-satunya media untuk belajar. Akan tetapi menjadikan media ini sebagai motivasi untuk memacu diri agar lebih rajin lagi belajar.

Saran bagi guru adalah agar media ini dijadikan sebagai salah satu alternatif media dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam belajar. Namun perlu diingat bahwa media ini bukan satu-satunya media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media ini hanya sebagai perantara antara guru dan siswa sehingga dapat memudahkan dalam penyampaian materi.

Saran bagi kepala sekolah agar sekolah dapat menjadikan media ini sebagai tambahan koleksi media pembelajaran di sekolah. Selain itu sekolah juga perlu melakukan pengadaan media pembelajaran lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran siswa.

Saran bagi peneliti lain adalah agar

hasil produk pengembangan media ini

dijadikan motivasi untuk mengadakan atau

melakukan penelitian-penelitian lain yang

lebih inovatif lagi, sehingga menghasilkan

media yang memang berguna bagi siswa,

guru, dan sekolah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

2. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk, dan saran dalam pelaksanaan penelitian.

3. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan dan ahli desain media pembelajaran yang telah motivasi petunjuk dalam pembuatan skripsi ini.

4. I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk, dan saran dalam pelaksanaan penelitian.

5. Para dewan penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 6. Para Dosen di Jurusan Teknologi

Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah banyak motivasi dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

7. I Kadek Suartama, S.Pd.,M.Pd., selaku ahli media pembelajaran yang telah membantu dalam validasi produk pengembangan. 8. Kepala SDN 3 Songan, yang telah

memberikan izin penelitian dan membantu dalam pelaksanaan uji coba produk pengembangan. 9. Prof.Dr.Wayan Santyasa, M.Si

selaku ahli isi yang telah membantu dalam validasi produk pengembangan.

10. Semua siswa kelas V SDN 3 Songan yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.

11.

Rekan-rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, saran, dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini

.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A.G.2012. Metodelogi Penelitian; Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Koyan, I W. 2011. Asesmen Dalam

Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press.

Sudhata, I Gde Wawan dan I Made Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung:ALFABETA. Tegeh, I Made. 2010. Media

Pembelajaran. Singaraja: Undiksha. Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010.

Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undi

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaanya yang layak digunakan untuk siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan multimedia interaktif dengan pendekatan PAKEMATIK yang layak digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Anggraeni, Alifa Tira Desy. Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Pendekatan PAKEMATIK pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Sekolah Dasar. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan

Secara keseluruhan hasil tanggapan ahli media, ahli materi, guru mata pelajaran dan pebelajar dinyatakan layak maka dapat disimpulkan multimedia interaktif dengan fitur feedback

Penelitian ini mempunyai tujuan (1) menghasilkan produk multimedia interaktif GEMAR (Giat Belajar Matematika) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1

Berdasarkan penjelasan di atas, multimedia interaktif dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.IPA

Di samping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan multimedia interaktif dengan model ADDIE pada mata pelajaran IPA kelas

Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1 Bagaimana kevalidan pengembangan multimedia interaktif pembelajaran berbasis android pada mata pelajaran IPA materi