• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERSEDIAAN KOLEKSI BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BERDASARKAN DAFTAR

BACAAN PADA SILABUS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH :

SEPWITA HARIANTI 110709038

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Oleh : Sepwita Harianti

NIM : 110709038

Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

Tanda Tangan :

(3)
(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Oleh : Sepwita Harianti

NIM : 110709038

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Agustus 2015

(6)
(7)

i

ABSTRAK

Harianti, Sepwita. 2015. Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskiptif dengan membuat penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Penelitian ini menggunakan unit analisis dengan jumlah sampel 18 silabus mata kuliah utama program studi akuntansi. Data diperoleh melalui observasi dengan pendataan secara langsung menggunakan tabel daftar pencocokkan (checklist) terhadap ketersediaan koleksi di Perpustakaan USU dan dokumentasi berupa silabus. Instrumen yang digunakan adalah checklist berupa daftar bahan ajar berdasarkan silabus mata kuliah utama akuntansi di Perpustakaan USU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berdasarkan daftar bacaan pada silabus program studi akuntansi dengan persentase 83,69% yang tersedia dan 16,31% tidak tersedia, dapat dikatakan ketersediaan koleksi buku bidang akuntansi memenuhi kebutuhan kurikulum.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. Dengan judul “Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi.”

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih khusus kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Hartono dan Ibunda Lisanti yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun materil untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta tak lupa penulis berterimakasih kepada abangda Isman Hamidy dan adinda M. Nugrah Ashari yang terus mendukung penulis dalam menyelesaikan studi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd., selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan Dosen Pembimbing I yang telah sabar dan banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum selaku Dosen Penasehat Akademik.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(9)

iii

7. Staf pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH.

8. Teman-teman terdekat yang selalu ada menghibur, menyemangati, dan berbagi dengan penulis Dea, Leila, Wita, A’yan, Putri, Uli, Umay, Zayyani, Ifbal, Riska, Adel dan Kak Yayang.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang tiada henti mendukung dan berdoa untuk penulis.

10. Seluruh teman stambuk 2011 yang telah berjuang bersama selama masa perkuliahan.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu dan bermanfaat bagi semua.

Medan, Agustus 2015 Penulis

(10)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8

2.2 Koleksi Perpustakaan ... 10

2.3 Ketersediaan Koleksi ... 12

2.3.1 Kurikulum ... 17

2.3.2 Silabus ... 19

2.3.3 Bahan Ajar ... 21

2.4 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 23

2.5 Evaluasi Koleksi ... 24

2.5.1 Checklist/ List Checking sebagai Metode Evaluasi Koleksi ... 29

2.6 Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian... 33

3.2 Lokasi Penelitian... 33

3.3 Unit Analisis ... 33

3.4 Jenis dan Sumber Data... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 34

3.6 Instrumen Penelitian ... 36

(11)

v

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 39

4.1.1 Koleksi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 39

4.2 Hasil Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Kajian pada Silabus di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara... 40

4.3 Persentase Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Kajian pada Silabus di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 79

4.4 Hasil Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Daftar Bacaan pada Silabus Program Studi Akuntansi Menurut Bahasa81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran . ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(12)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Mata Kuliah Utama Akuntansi ... 36

Tabel 3.2 Format Daftar Checklist untuk Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi ... 37

Tabel 4.1 Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis ... 40

Tabel 4.2 Mata Kuliah Manajemen Keuangan ... 41

Tabel 4.3 Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen ... 42

Tabel 4.4 Mata Kuliah Perpajakan ... 44

Tabel 4.5 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I ... 49

Tabel 4.6 Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntasi ... 51

Tabel 4.7 Mata Kuliah Akuntansi Biaya ... 52

Tabel 4.8 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II ... 54

Tabel 4.9 Mata Kuliah Manajemen Strategik ... 56

Tabel 4.10 Mata Kuliah Akuntansi Syariah ... 60

Tabel 4.11 Mata Kuliah Auditing I ... 61

Tabel 4.12 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I ... 62

Tabel 4.13 Mata Kuliah Akuntansi Manajemen ... 64

Tabel 4.14 Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik ... 66

Tabel 4.15 Mata Kuliah Auditing II ... 69

Tabel 4.16 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II ... 71

Tabel 4.17 Mata Kuliah Teori Akuntansi ... 73

Tabel 4.18 Mata Kuliah Praktek Auditing ... 77

Tabel 4.19 Mata Kuliah Audit Internal ... 78

(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Judul Bahan Ajar Mata Kuliah Utama Program Studi Akuntansi yang Tersedia di Perpustakaan ... 81 Gambar 4.2 Persentase Ketersediaan Koleksi Bidang Akuntansi Berdasarkan

(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Ketersediaan Koleksi Bidang akuntansi Berdasarkan Daftar Bacaan pada Silabus Program Studi Akuntansi Menurut Bahasa ... 88 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 89 Lampiran 3 Kurikulum Program Studi Akuntansi (S-1) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 90 Lampiran 4 Daftar Ketersediaan Koleksi Akuntansi Berdasarkan Nomor

(15)

i

ABSTRAK

Harianti, Sepwita. 2015. Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskiptif dengan membuat penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Penelitian ini menggunakan unit analisis dengan jumlah sampel 18 silabus mata kuliah utama program studi akuntansi. Data diperoleh melalui observasi dengan pendataan secara langsung menggunakan tabel daftar pencocokkan (checklist) terhadap ketersediaan koleksi di Perpustakaan USU dan dokumentasi berupa silabus. Instrumen yang digunakan adalah checklist berupa daftar bahan ajar berdasarkan silabus mata kuliah utama akuntansi di Perpustakaan USU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berdasarkan daftar bacaan pada silabus program studi akuntansi dengan persentase 83,69% yang tersedia dan 16,31% tidak tersedia, dapat dikatakan ketersediaan koleksi buku bidang akuntansi memenuhi kebutuhan kurikulum.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan sebuah organisasi nirlaba yang sengaja dibentuk

untuk membantu pemustaka memenuhi kebutuhan informasinya. Informasi yang

disediakan perpustakaan pun beragam. Hal ini dapat dilihat dari jenis koleksi yang

dilayankan. Salah satu dari jenis perpustakaan adalah perpustakaan perguruan

tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam

suatu perguruan tinggi yang keberadaannya sangat terkait dengan pencapaian visi

dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

penting bagi organisasi induknya untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma

perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada

masyarakat. Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999, 5) “fungsi perpustakaan

perguruan tinggi yaitu sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan, pusat belajar,

pusat pengajaran, pusat penelitian, dan pusat penyebaran informasi.”

Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa perpustakaan sangat penting

ada dalam sebuah perguruan tinggi. Sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan

tentunya perpustakaan mengambil peran sebagai sumber informasi. Sumber

informasi tersebut berupa literatur yang mendukung kegiatan akademis sivitas

akademika. Bagi dosen dan mahasiswa literatur menjadi bahan pendukung dalam

(17)

2 mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya dan menambah wawasan materi

keilmuannya yang tidak seluruhnya diperoleh dalam proses perkuliahan.

Kemudian bagi peneliti tentu saja literatur yang beragam dan relevan menjadi

bahan referensi dalam menyelesaikan penelitiannya. Sebagian besar literatur

tesebut adalah koleksi perpustakaan. Koleksi merupakan salah satu unsur dari

sebuah perpustakaan. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai perpustakaan

tidak akan dapat melayani pemustaka dengan baik dan optimal.

Koleksi yang dimiliki perpustakaan harus mewakili semua disiplin ilmu

terutama program studi yang ada di perguruan tinggi tempat perpustakaan berdiri.

Selain itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian

tujuan pembelajaran, pengorganisasian tujuan bahan pembelajaran setiap program

studi, koleksi tentang strategi belajar-mengajar dan materi pendukung

pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu dalam pengelolaannya

perpustakaan harus benar-benar teliti dalam menyajikan literatur kepada

pemustaka terutama mahasiswa.

Pada umumnya setiap program studi memiliki kurikulum dan silabus

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar. Kurikulum berisi mata kuliah

yang akan ditempuh selama proses kuliah. Sedangkan silabus merupakan uraian

dari setiap materi pembelajaran meliputi judul materi pembelajaran, alokasi waktu

yang dibutuhkan, tujuan pembelajaran (tujuan instruksional umum dan tujuan

instruksional khusus), pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan, metode,

(18)

3 Ketersediaan koleksi inilah yang akan membuat kebutuhan informasi

mahasiswa terpenuhi, sebab literatur inti yang mereka butuhkan terdapat di

perpustakaan. Karena salah satu sumber pengembangan koleksi yang ada di

perpustakaan didasarkan pada kurikulum dan silabus dari masing-masing

program studi yang ada di perguruan tinggi. Pada kurikulum dan silabus tersebut

terdapat daftar bacaan yang akan digunakan masing-masing mata kuliah dari

program studi. Sehingga perpustakaan mengetahui literatur yang mendukung

sebuah mata kuliah dari sebuah program studi. Meskipun demikian, koleksi

perpustakaan juga tidak harus terbatas pada pemenuhan kurikulum saja melainkan

dapat turut serta memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk

mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan cita-citanya (Depdiknas 2004,

14). Sehingga koleksi yang ada di perpustakaan bukan hanya sekedar pajangan

tetapi bermanfaat bagi penggunanya.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 15) bahwa

“koleksi bahan ajar adalah salah satu koleksi yang harus ada di perpustakaan

perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80% dari

bahan bacaan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi.”

Dalam ayat (1), (2), (3), dan (4) pasal 24 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang pada dasarnya

menyatakan bahwa penyelenggaran perpustakaan harus sesuai dengan standar

nasional perpustakaan, memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah

eksemplar yang mecukupi untuk mendukung Tri Dharma Perguruan tinggi, dan

(19)

4 Perpustakaan USU merupakan perpustakaan perguruan tinggi dengan

fokus pelayanan kepada sivitas akademika. Perpustakaan USU melayankan

banyak koleksi dan literatur yang mewakili disiplin ilmu dan 135 program studi

yang ada di Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan LAKIP 2014 (Laporan

Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan) perpustakaan USU menyimpan 130.288

judul dan 471.837 eksemplar bahan pustaka tercetak (buku). Koleksi tersebut

dibagi atas 10 divisi berdasarkan Dewey Decimal Classification (DDC) yaitu

karya umum, filasafat, agama, ilmu sosial, ilmu bahasa, ilmu murni, ilmu terapan,

kesenian, kesusastraan, geografi dan setiap divisi dibagi atas sub-sub divisi

dengan berbagai subjek.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Perpustakaan USU memiliki

koleksi yang jumlahnya banyak. Untuk dapat mengetahui koleksi yang tersedia di

perpustakaan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan informasi sivitas akademika

terutama mahasiswa, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap koleksi. Evaluasi

koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari segi ketersediaan

koleksi maupun pemanfaatan koleksi. Tujuan dari evaluasi koleksi yaitu untuk

mendapatkan gambaran mengenai keadaan koleksi yang diharapkan dalam rangka

memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika. Tetapi, mengingat banyaknya

jumlah koleksi yang dimiliki Perpustakaan USU maka akan sulit untuk melakukan

evaluasi secara keseluruhan. Sehingga evaluasi ketersediaan koleksi dilakukan

secara bertahap sesuai dengan subjek koleksi. Telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang meneliti tentang evaluasi ketersediaan koleksi buku dengan

(20)

5 Tobing (2015) bidang ilmu perpustakaan. Dilatarbelakangi oleh pemikiran itu,

penulis membatasi evaluasi ketersediaan koleksi bahan ajar yang berkaitan dengan

program studi akuntansi.

Program studi akuntansi merupakan satu (1) dari lima (5) program studi

yang peminatnya tinggi kelompok Sosial Hukum di Universitas Sumatera Utara

berdasarkan SBMPTN 2014 yaitu 3.159 peminat dan jumlah mahasiswanya dari

angkatan 2002-2014 sebanyak 1.402 mahasiswa. Adapun program studi lain

kelompok Sosial Hukum yang peminatnya tinggi adalah Ilmu Hukum 3.749

peminat, Manajemen 3.507 peminat, Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis 3.051

peminat, dan Ilmu Komunikasi 2.380 peminat. Selain itu program studi akuntansi

mempunyai visi menjadi suatu lembaga pendidikan yang terkenal yang dapat

merespon kebutuhan bisnis dan industri di masa yang akan datang. Hal ini sejalan

dengan salah satu tujuan dari program studi ini yaitu menghasilkan sarjana

akuntansi yang profesional untuk menghadapi perkembangan dunia bisnis dan

industri.

Dalam kurikulum program studi akuntansi tahun 2013 terdapat 42 mata

kuliah yang diasuh oleh departemen yang dibagi menjadi 27 mata kuliah utama

dan 15 mata kuliah pilihan/konsentrasi. Sehingga, secara otomatis program studi

akuntansi seharusnya memiliki 42 silabus mata kuliah. Namun, pada observasi

awal diketahui bahwa tidak semua mata kuliah memiliki silabus mata kuliah.

Selain itu, penulis melakukan penelusuran melalui katalog online (OPAC)

dan menyesuaikannnya dengan kurikulum dari program studi akuntansi. Pada

(21)

6 koleksi yang ada di perpustakaan USU. Penulis juga memeriksa ketersediaan

koleksi dengan beberapa daftar bacaan yang ada di silabus melalui OPAC. Dari

observasi awal tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kecocokan nama mata

kuliah dengan koleksi perpustakaan. Hanya saja, untuk ketersediaan koleksi

berdasarkan daftar bacaan silabus mata kuliah akuntansi tidak terdapat di koleksi

perpustakaan secara keseluruhan untuk setiap mata kuliah. Hal tersebut sangat

disayangkan mengingat perpustakaan adalah lembaga yang edukatif dan sumber

informasi pemustaka. Akibat dari tidak tersedianya bahan ajar tersebut

pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka terutama mahasiswa pun menjadi

kurang optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap ketersediaan koleksi buku berdasarkan daftar

bacaan pada silabus program studi akuntansi USU. Oleh karena itu penulis

mengangkat judul penelitian “Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi permasalahan sekaligus pertanyaan penelitian yang akan dijawab

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ketersediaan koleksi buku di

Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi

(22)

7

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan

koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program

studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi institusi atau lembaga

Dapat menjadi penilaian dan evaluasi bagi institusi atau lembaga yaitu

perpustakaan USU mengenai pengembangan dan kebijakan koleksi

2. Manfaat bagi pengembangan ilmu

Sebagai bukti empirik di bidang ilmu perpustakaan bahwa ketersediaan

koleksi perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan silabus mata kuliah

3. Manfaat bagi penulis

a. Penulis dapat mengetahui lebih dalam mengenai kebijakan,

pengembangan, dan pengelolaan koleksi

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Strata

Satu (S1)

4. Manfaat bagi peneliti lain

Dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang

(23)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penting dari sebuah

perguruan tinggi. Bersama dengan unsur perguruan tinggi lainnya perpustakaan

membantu perguruan tinggi mencapai visi, misi, dan tujuannya. Perpustakaan

Nasional RI (1999, 4) memberikan pengertian perpustakaan perguruan tinggi

adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan

unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai

tujuannya.

Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 79) mendefinisikan perpustakaan

perguruan tinggi “A librarry or library system established, administrated, and

funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty, and staff.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah

sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan,

dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi,

penelitian, dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas, dan stafnya.

Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007) “perpustakaan perguruan tinggi

adalah perpustakaan yang melayani para mahasiswa, dosen, dan karyawan suatu

perguruan tinggi tertentu (akademi, universitas, institut, sekolah tinggi,

(24)

9 Berdasarkan tinjauan dari definisi di atas perpustakaan perguruan tinggi

adalah perpustakaan yang dikelola dan didanai oleh perguruan tinggi untuk

menunjang tercapainya tujuan perguruan tinggi dan memenuhi kebutuhan

informasi kepada sivitas akademika.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika, maka

tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan layanan

informasi untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pegabdian

masyarakat yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu,

perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki tugas yang harus dijalankan demi

tercapainya visi dan misi perguruan tinggi tertentu. Menurut Buku Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004) terdapat lima (5) tugas perpustakaan

perguruan tinggi yaitu mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan

perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan.

Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem administrasi dan organisasi

yang berlaku bagi penyelenggara sebuah perpustakaan di perguruan tinggi.

Adanya sebuah perpustakaan di perguruan tinggi tentunya tidak terlepas

dari fungsinya yang sangat penting bagi perguruan tinggi tersebut. Fungsi dari

perpustakaan memiliki kaitan erat dengan tujuan akhir yaitu memberikan layanan

informasi kepada pemustaka.

Fungsi perpustakaan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan

Tinggi (2004, 3) adalah :

(25)

10 pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelasanaan evaluasi belajar.

b. Fungsi Informasi, perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

c. Fungsi Riset, perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

d. Fungsi Rekreasi, perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

e. Fungsi Publikasi, perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

f. Fungsi Deposit, perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

g. Fungsi Interpretasi, perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

2.2 Koleksi Perpustakaan

Koleksi adalah salah satu unsur penting dari perpustakaan. Karena koleksi

bagian dari sumber informasi yang ada di sebuah perpustakaan. Tanpa adanya

koleksi yang baik dan memadai perpustakaan tidak akan mampu memberikan

pelayanan optimal kepada pengguna.

Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999, 11) “koleksi perpustakaan

adalah semua pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk

disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka.”

Sedangkan menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah semua

(26)

11 berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan

dilayankan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan

adalah semua sumber informasi dan bahan pustaka dalam berbagai bentuk baik

tercetak maupun tidak tercetak dalam berbagai media dan mengandung nilai

pendidikan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dilayankan kepada

pengguna perpustakaan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi mereka.

Sebuah perpustakaan menyediakan koleksi dengan tujuan untuk

menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat (Perpustakaan Nasional RI 1999, 11).

Selanjutnya Siregar (1998, 2) mengemukakan tujuan ketersediaan koleksi

pada perpustakaan perguruan tinggi yaitu :

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan sivitas akademika perguruan tinggi induknya.

2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi yang menaunginya. 3. Memiliki koleksi bahan/ dokumen yang lampau dan yang mutahir dalam

berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi tersebut. 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta

pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya.

5. Memiliki bahan pustaka/ informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa tujuan ketersediaan koleksi di

perpustakaan perguruan tinggi adalah

a. untuk mendukung terwujudnya Tri Dharma perguruan tinggi

(27)

12 c. memberikan pengetahuan budaya dan sejarah terkait perguruan tinggi

tempatnya bernaung

Bentuk koleksi perpustakaan dikelompokkan kedalam dua (2) bentuk yaitu

tercetak dan tidak tercetak. Untuk bentuk tercetak dapat dibedakan menjadi buku/

monograf dan bahan bukan buku. Buku/ monograf adalah terbitan yang

mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau lebih

misalnya buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, prosiding, dan

kumpulan karangan yang dijilid. Sedangkan yang termasuk kedalam kelompok

bahan bukan buku adalah terbitan berkala/ berseri, peta, gambar, brosur, pamflet,

booklet, dan makalah. Kemudian untuk koleksi bentuk tidak tercetak dibedakan

kedalam 3 kelompok yaitu rekaman gambar, rekaman suara, dan rekaman data

magnetik/ digital.

2.3 Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan koleksi terdiri dari dua (2) kata yaitu ketersediaan dan

koleksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990, 792) arti “ketersediaan

adalah kesiapan suatu alat (tenaga, barang modal, anggaran) untuk dapat

digunakan atau dipersiapkan dalam waktu yang telah ditentukan.” Selanjutnya

dalam Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi (1992, 172), “sediaan berarti

semua buku dan bahan pustaka lainnya yang ada di perpustakaan.” Sedangkan

dari penjelasan sebelumnya koleksi perpustakaan adalah semua sumber informasi

dan bahan pustaka dalam berbagai bentuk baik tercetak maupun tidak tercetak

(28)

13 diolah, disimpan, dan dilayankan kepada pengguna perpustakaan sebagai

pemenuhan kebutuhan informasi mereka.

Kemudian Sutarno (2006, 104) menjelasakan ketersediaan koleksi

mencakup :

1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).

2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidak efisienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui definisi ketersediaan koleksi

adalah kesiapan terhadap tersedianya bahan pustaka ataupun sumber informasi

dalam berbagai bentuk yang ada di perpustakaan untuk dapat digunakan pada saat

dibutuhkan oleh pemustaka sehingga kebutuhan pemustaka dapat terpenuhi.

Ketersediaan koleksi di sebuah perpustakaan menjadi syarat utama sebuah

perpustakaan dapat dikunjungi oleh pemustaka. Terutama perpustakaan perguruan

tinggi dengan latar belakang pemustaka yang memiliki kebutuhan informasi

tinggi. Seperti mahasiswa dengan kebutuhan literatur untuk memenuhi kegiatan

belajar mereka, dan peneliti yang memerlukan banyak referensi literatur dalam

penelitiannya. Oleh karena itu, koleksi yang tersedia di perpustakaan sebaiknya

harus mutakhir dan berkualitas baik pula. Artinya koleksi yang ada di

perpustakaan harus memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditentukan misalnya

berkaitan dengan subjek, reputasi pengarang, dan reputasi penerbit (Lasa 2005,

(29)

14 pengetahuan yang ada di suatu perguruan tinggi. Selain kualitas isi, perlu

diperhatikan pula tentang fisik bahan informasi, seperti kertas, pita, layout, lebel,

warna, sampul dan lainnya. Hal ini disebabkan oleh banyak beredarnya buku,

kaset, dan CD palsu di pasaran yang harganya jauh lebih murah daripada harga

bahan aslinya (Lasa 2005, 123).

Berdasarkan kebutuhan informasi sivitas akademika tersebut, secara tidak

langsung menuntut perpustakaan untuk menyediakan beragam koleksi. Menurut

Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 81) berikut adalah ragam

koleksi yang selayaknya tersedia di perpustakaan :

a. Koleksi rujukan

Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat ditemukan dalam koleksi rujukan. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan berbagai jenis koleksi rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, berbagai standar, dan sebagainya baik dalam bentuk buku maupun non buku.

b. Bahan ajar

Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum. Bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain. Di samping ada bahan ajar yang diwajibkan dan ada pula bahan ajar yang dianjurkan untuk memperkaya wawasan. Jumlah judul bahan ajar untuk tiap-tiap mata kuliah ditentukan oleh dosen, sedangkan jumlah eksemplarnya bergantung kepada tujuan dan program pengembangan perpustakaan setiap perguruan tinggi.

c. Terbitan berkala

(30)

15 d. Terbitan pemerintah

Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaga negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi, dan sebagainya sering juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan para penggunanya sehingga koleksi terbitan pemerintah, baik dai pemerintah pusat, pemerintah daerah, departemen, non-departemen, maupun lembaga lainnya dapat memperoleh perhatian.

e. Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainnya juga perlu diperhatikan. Berbagai macam pustaka ini memuat kekayaan informasi yang penting, tidak saja untuk memenuhi kebutuhan kurikulum atau penelitian, tetapi juga untuk pengembangan ilmu. Koleksi itu harus selalu disesuaikan dengan perubahan program perguruan tinggi karena masing-masing bahan tersebut mengandung informasi yang berbeda pula, terutama bila ditinjau dari tingkat ketelitian, cakupan isi, maupun kemutakhirannya. Dengan koleksi yang jumlah atau jenisnya cukup, diharap program perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik.

f. Apabila memiliki dana yang cukup, perpustakaan sebagai sumber belajar tidak hanya menghimpu buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetak, tetapi juga menghimpun koleksi pandang-dengar seperti film, slaid, kaset video, kaset audio, dan pusat renik, serta koleksi media elektronika seperti disket, compact disk, dan online database/ basis data akses maya. Koleksi ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

g. Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual

Perpustakaan perguruan tinggi perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi inteletual mahasiswa dan bahan bacaan lain yang memperkaya khasanah pembaca.

Karena pentingnya posisi koleksi dalam sebuah perpustakaan, hingga

muncul opini bahwa banyaknya koleksi sebuah perpustakaan menggambarkan

kualitas suatu perpustakaan tersebut. Artinya semakin banyak jumlah koleksi yang

dimiliki perpustakaan maka semakin berkualitas perpustakaan tersebut. Jumlah

koleksi yang dimaksud bukan berpatokan pada eksemplar dari koleksi melainkan

dari subjek dan judul yang mewakili kebutuhan informasi penggunanya.

Menurut Spiller yang dikutip oleh Setiawan (2011, 9) “availability is also

(31)

16 ketersediaan baik apabila kebutuhan terpenuhi. Selanjutnya Spiller yang dikutip

oleh Setiawan (2011, 9) juga menyatakan bahwa “availability define as the

probability that an item sought by a user will be on the shelves.” Dapat diartikan ketersediaan menentukan kemungkinan terpenuhinya kebutuhan pemustaka,

dimana koleksi yang dicari dapat ditemukan di rak. Hal ini menunjukkan bahwa

koleksi yang ada di perpustakaan harus memadai dan beragam subjeknya agar

dapat menunjang tujuan dan program perguruan tinggi di bidang pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk mengukur ketersediaan koleksi dalam memenuhi kebutuhan

informasi sivitas akademika terutama mahasiswa dapat menggunakan kurikulum

dan silabus. Jenis koleksi yang berhubungan dengan kurikulum dan silabus

tersebut adalah koleksi bahan ajar mata kuliah. Karena di dalam silabus terdapat

bahan bacaan yang akan digunakan pada masing-masing mata kuliah. Sehingga

buku-buku yang diadakan tingkat pemakaiannya akan optimal, karena buku

tersebut digunakan oleh dosen dalam kegiatan perkuliahan.

Kemudian agar fungsi bahan ajar dapat memenuhi kurikulum dapat

direalisasikan maka perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80% dari

bahan ajar mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul

bahan bacaan tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa, 1

eksemplar untuk pinjaman jangka pendek dan 2 eksemplar untuk pinjaman jangka

panjang (Depdiknas 2004, 52).

Dari penjelasan di atas penulis memahami bahwa ketersediaan koleksi

(32)

17 informasi dalam berbagai bentuk yang ada di perpustakaan untuk dapat digunakan

pada saat dibutuhkan oleh pemustaka sehingga kebutuhan pemustaka dapat

terpenuhi.

2.3.1 Kurikulum

Secara luas kurikulum dapat dimaknai seluruh pengalaman yang dirancang

oleh lembaga pendidikan yang harus disajikan kepada para peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan. Tetapi, secara umum kurikulum dipandang sebagai

seperangkat rencana dan pengaturan yang berkenaan dengan materi pelajaran

(kuliah) atau bahan kajian metode penyampaian serta penilaian.

Menurut ayat 19 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

Sedangkan Sagala (2003, 234) mendefinisikan “kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.”

Dari beberapa definisi di atas, penulis merangkum definisi kurikulum

adalah seperangkat rencana dan peraturan berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran yang isinya mencakup materi pelajaran (kuliah) atau bahan kajian

metode penyampaian serta penilaiannya.

Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran/ mata kuliah,

(33)

18 pengalaman selama proses belajar, dan mengembangkan pengetahuan yang

dimiliki.

Pendidikan tinggi terdiri dari pendidikan akademik dan profesional.

Bentuk dari pendidikan tinggi beragam yaitu berbentuk akademik dan politeknik,

sekolah tinggi, institut, dan universitas. Akibat dari perbedaan tersebut

menyebabkan perbedaan dalam orientasi penyusunan kurikulum. Tetapi,

perbedaan tersebut dapat diatasi dengan adanya kesepakatan bahwa kurikulum

hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, orientasi kurikulum tetap

harus mendasarkan diri pada bentuk dan orientasi pendidikan tinggi. Menurut ayat

1 pasal 13 PP No 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi “Penyelenggaraan

pendidikan tinggi dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun oleh

masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan program studi.” Dalam ayat 1 pasal 9 PP

No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan “Kerangka dasar dan

struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang

bersangkutan untuk setiap program studi.” Berdasarkan peraturan tersebut dapat

diketahui bahwa pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi dapat

dilakukan sendiri oleh masing-masing program studi. Menurut Sudiyono

(2004, 25) pengembangan kurikulum pendidikan tinggi dapat dilakukan melalui

pendekatan :

a. Pendekatan topik, mengindentifikasikan berbagai topik yang berkaitan dengan program studi yang ingin dirancang kurikulumnya. Para pengembang kurikulum biasanya (perancang kurikulum) mancari berbagai referensi yang berkaitan dengan program studi yang akan dibuka atau dikembangkan.

(34)

19 perancang kurikulum dalam program studi menjadi acuan dalam merancang kurikulum dan menentukan materi pengajaran, metode penyajian, dan evaluasinya.

c. Pendekatan lapangan, pendekatan ini lebih menekankan pada apa yang dilakukan di lapangan. Berdasarkan data yang diperlukan di lapangan para perancang kurikulum menentukan bahan kajian atau materi pelajaran yang harus dikuasai oleh para peserta didik.

2.3.2 Silabus

Silabus memiliki keterkaitan yang erat dengan kurikulum. Karena silabus

memuat rincian dari mata kuliah yang telah dirancang dalam sebuah kurikulum.

Silabus pada dasarnya merupakan garis besar program pembelajaran. Departemen

Pendidikan Nasional dalam Akbar (2013, 7) mendefinisikan “silabus adalah

rencana pembelajaran pada satu dan/ atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu

yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.”

Menurut Yulaelawati (2004, 123), “silabus merupakan seperangkat

rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun

secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk

mencapai penguasaan kompetensi dasar.”

Dari definisi tersebut diketahui silabus adalah rencana pembelajaran dari

sebuah mata pelajaran/ mata kuliah yang disusun secara sistematis mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Sebuah silabus menurut Akbar (2013, 8) berisi komponen sebagai berikut :

1. Identitas mata pelajaran

(35)

20 2. Standar kompetensi

Standar kompetensi (Chamsiatin, 2008) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat dan/ atau semester. Standar kompetensi terdiri dari sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar (Chamsiatin, 2008) adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dijabarkan berdasarkan standar kompetensi.

4. Materi pokok

Materi pokok adalah materi pelajaran yang harus dipelajari dan dibangun oleh peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi pokok mencakup nilai, pengetahuan, sikap, fakta, konsep, prinsip, teori, hukum, dan prosedur yang dibangun dengan pola urutan prosedur, hierarkis, atau kombinasi. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan materi pokok adalah akurasi (kebenarannya teruji), benar-benar dibutuhkan peserta didik, bermanfaat untuk kepentingan pengembangan kemampuan akademis dan nonakademis, kelayakan, dan menarik peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut.

5. Kegiatan belajar-mengajar

Substansi dari kegiatan belajar-mengajar adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar (Chamsiatin, 2008) dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber dan media, juga lingkungan belajar lain demi pencapaian kompetensi.

6. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda perubahan nilai pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian. 7. Penilaian

Penilaian (Chamsiatin, 2008) merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data dari peserta didik, dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

8. Alokasi waktu

Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran/ mata kuliah per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan kepentingan kompetensi dasar, dan memperhatikan keberagaman.

9. Sumber/ bahan/ alat belajar

(36)

21

2.3.3 Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan alat ataupun media yang digunakan dalam proses

belajar mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan cetak maupun elektronik. Tetapi,

dalam pembahasan ini bahan ajar yang dimaksud adalah buku teks sebagai

sumber belajar mahasiswa. Bahan ajar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai. Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang matang dalam memilih dan

menentukan bahan ajar yang mendukung sebuah mata kuliah.

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada

mata kuliah tertentu. Buku ajar dapat berbentuk referensi dan diktat. Referensi

yaitu buku yang membahas bidang ilmu tertentu secara mendalam,

pembahasannya lengkap, berbasis riset, diterbitkan secara luas, dan digunakan

sebagai rujukan. Sedangkan diktat yaitu buku yang disusun dengan cakupan isi

terbatas berdasarkan kurikulum dan silabus untuk satuan pendidikan tertentu

dengan semester tertentu. Ciri-ciri buku ajar menurut Akbar (2013, 33) adalah :

1. Sumber materi ajar

2. Menjadi referensi baku untuk mata kuliah tertentu 3. Disusun sistematis dan sederhana dan

4. Disertai petunjuk pembelajaran

Sebuah buku ajar yang baik tentunya memenuhi kriteria agar dapat

digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut kriteria buku ajar yang baik

menurut Akbar (2013, 34) :

1. Akurat (akurasi)

(37)

22 2. Sesuai (relevansi)

Buku ajar yang baik memiliki kesesuaian antara kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan kompetensi pembaca.

3. Komunikatif

Buku ajar harus mudah dicerna pembaca, sistemtis, jelas, dan tidak mengandung kesalahan bahasa. Bahasa yang digunakan tidak sangat formal melainkan setengah lisan.

4. Lengkap dan sistematis

Buku ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai pembaca, memberikan manfaat pentingnya penguasaan kompetensi bagi kehidupan pembaca, menyajikan daftar isi dan daftar pustaka.

5. Berorientasi pada student centered

Buku ajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu peserta didik, terjadi interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar, merangsang peserta didik membangun pengetahuan sendiri, menyemangati peserta didik belajar secara berkelompok, dan menggiatkan peserta didik mengamalkan isi bacaan.

6. Berpihak pada ideologi bangsa dan negara

Untuk keperluan pendidikan Indonesia, buku ajar yang baik adalah buku ajar yang harus mendukung ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan; mendukung kesadaran akan kemajemukan masyarakat; mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme; mendukung tumbuhnya kesadaran hukum, dan mendukung cara berpikir logis.

7. Kaidah bahasa yang benar

Buku ajar yang ditulis menggunakan ejaan, istilah, dan struktur kalimat yang tepat.

8. Terbaca

Buku ajar yang keterbacaannya tinggi mengandung panjang kalimat dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca, panjang alineanya sesuai pemahaman pembaca.

Kemudian untuk memilih dan menetukan bahan ajar sebagai sumber

belajar peserta didik, berikut adalah kriteria penentuan bahan ajar menurut

Nasution (2011, 233) yang dapat dijadikan rujukan :

1. Bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. 2. Bahan pelajaran dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan

generasi yang lampau.

(38)

23 4. Bahan pelajaran dipilih karena dianggap berharga bagi manusia dalam

hidupnya.

5. Bahan pelajaran dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

2.4 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Untuk dapat mengetahui besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi

bergantung pada jenjang pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 52) besarnya koleksi yang akan ditambah perpustakaan perguruan tinggi ditentukan oleh berbagai faktor antara lain jumlah program studi, jumlah mata kuliah, tingkat pendidikan (S0, S1, S2, dan S3), kegiatan penelitian, dan banyaknya buku ajar per mata kuliah serta jumlah dosen dan mahasiswa untuk menghitung jumlah eksemplar setiap judul.

Persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan

Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, (1999, 20)

sebagai berikut :

1. Program Diploma Dan Sarjana

a. 1 (satu) judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian (MKDK).

b. 2 (dua) judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian (MKK). c. Melanggan sekurang-kurangnya 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk

setiap program studi.

d. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subjek pustaka.

2. Program Pasca Sarjana

a. Memiliki 500 judul pustaka per program studi.

b. Melanggan 2 (dua) jurnal ilmiah untuk setiap Program studi.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi,

perpustakaan perguruan tinggi dianjurkan memiliki koleksi yang telah ditentukan

di atas.

(39)

24 a. buku wajib untuk mata kuliah dasar (MKDU) = jumlah MKDU x 1 judul b. buku wajib untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) = jumlah MKDK x

1 judul

c. buku wajib untuk mata kuliah keahlian (MKK) atau untuk mata kuliah bidang studi = jumlah MKK x 2 judul

d. buku ajar dan pengayaan untuk MKDU, MKDK, dan MKK = jumlah MKDU, MKDK, dan MKK x 5 judul

Dengan demikian, diketahui bahwa jumlah koleksi untuk mata kuliah

dasar (MKDU) dan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) minimal 1 judul bahan

pustaka untuk setiap mata kuliah, sedangkan untuk mata kuliah keahlian (MKK)

minimal 2 judul bahan pustaka untuk setiap mata kuliah.

2.5 Evaluasi Koleksi

Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi yang ada di

perpustakaan. Koleksi akan dinilai daya guna dan hasil gunanya bagi pemustaka

dan pemustaka potensial perpustakaan.

Arikunto (2004, 1) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi– informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Dari definisi tersebut diketahui evaluasi sangat menentukan dalam proses

pengambilan keputusan dan kebijakan dalam hal pengembangan koleksi

perpustakaan. Hasil dari evaluasi mementukan sejauh mana koleksi yang ada

bermanfaat dan berdayaguna bagi pemustaka.

Kemudian Watson yang dikutip oleh Setiawan (2011, 15) “ evaluation is

(40)

25 of current procedures and provides data that can help set direction for future activities.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa evaluasi adalah sebuah aktivitas yang

terus-menerus dan berlanjut , bagian dari proses perencanaan, serta efektifitas dari

prosedur yang ada dan menampilkan data yang dapat digunakan dalam merancang

kegiatan yang akan datang.

Dari pengertian tersebut sudah terlihat jelas kegiatan evaluasi di

perpustakaan harus terus-menerus dilaksanakan secara rutin dan teratur agar

koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi

sebagai lembaga induknya.

Adapun tujuan dari evaluasi koleksi menurut Buku Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi (2004, 67) :

1. mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

2. menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3. mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi 4. meningkatkan nilai informasi

5. mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6. menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi

Evans and Saporano (2005, 316) organizations conduct evaluations for

several reasons, including

a. to develop an intellegent, realistic acquistions program based on a thorough knowledge of the existing collection;

b. to justify increased funding demands or for particular subject allocations; and

(41)

26 Menurut Evans dan Saporano alasan perpustakaan melakukan evaluasi

adalah :

a. untuk mengembangkan program pengadaan yang realistis, cerdas

berdasarkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai keadaan koleksi

yang ada;

b. untuk memberikan alasan yang kuat dalam permintaan peningkatan

anggaran atau untuk alokasi subjek tertentu; dan

c. untuk meningkatkan pemahaman para staf akan koleksi yang ada.

Setelah tujuan evaluasi dirumuskan dan alasan evaluasi diketahui maka

langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang paling efektif. Terdapat

beberapa metode evaluasi koleksi yang telah dibahas dalam banyak tulisan.

Untuk memilihnya bergantung pada tujuan dan kedalaman proses evaluasi.

George Bonn yang dikutip oleh Evans (2005, 318) list five generals

approaches to evaluation :

1. Compiling statistics on holdings

2. Checking standard list-catalogs and bibliographies 3. Obtaining opinions from regular users

4. Examining the collection directly

5. Applying standards (which involves the use of various methods mentioned earlier), listing the library’s document delivery capability, and noting the relative use of a particular group.

George Bonn yang dikutip oleh Evans (2005, 318) memberikan 5

pendekatan umum terhadap evaluasi koleksi yaitu :

1. Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki

2. Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi

(42)

27 4. Pemeriksaan koleksi langsung

5. Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam

penyampaian dokumen dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok khusus.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 67)

terdapat 2 cara mengevaluasi koleksi yaitu secara kuantitaif dan kualitatif.

1. Kuantitatif

Cara kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data statistik. Dari data statistik itu dapat diperoleh informasi yang cukup mengenai keadaan koleksi. Informasi koleksi yang diperlukan untuk pengumpulan data statistik sekurang – kurangnya harus meliputi :

a. Jumlah judul b. Jumlah eksemplar c. Kelas pustaka

d. Bentuk bahan perpustakaan e. Bahasa bahan perpustakaan f. Asal bahan perpustakaan g. Tahun terbit

Pencatatan data dapat dikerjakan setiap hari, minggu, bulan atau setiap tahun.

2. Kualitatif

Cara kualitatif dilakukan dengan cara menguji ketersediaan koleksi terhadap program perguruan tinggi

Sedangkan menurut pedoman dari American Library Association (ALA’s Guide to the Evaluation of Libarary Collections) yang dikutip oleh Evans dan Saponaro (2005, 318) divides assessment methods into collection-centered measures and use-centered measures.

1. Collection-Centered

a. Checking list, bibliogrphies, and catalogs; b. Expert opinion

c. Comparative use statistics; and d. Collection standards.

2. Used-Centered

a. Circulation studies; b. User opinion/ studies; c. Analysis of ILL statistics; d. Citation studies;

(43)

28 g. Simulated use studies; and

h. Document delivery tests.

American Library Association (ALA’s Guide to the Evaluation of Libarary Collections) yang dikutip oleh (Evans dan Saponaro 2005, 318) membagi metode evaluasi kedalam metode terpusat pada koleksi dan metode terpusat pada

penggunaan.

1. Metode terpusat pada koleksi

a. Pencocokkan pada daftar tertentu, bibliografi atau katalog

b. Penilaian dari pakar

c. Perbandingan data statistik

d. Perbandingan pada berbagai standar koleksi

2. Metode terpusat pada penggunaan

a. Melakukan kajian sirkulasi

b. Meminta pendapat pemustaka

c. Menganalisis statistik pinjam antar perpustakaan

d. Studi sitasi

e. Melakukan kajian penggunaan di tempat (ruang baca)

f. Memeriksa ketersediaan koleksi di rak

g. Studi penggunaan simulasi dan

h. Tes pengiriman dokumen

Lasa (2005, 318) berdasarkan Standard International ISO 11620mengenai indikator kinerja perpustakaan tentang penyediaan dokumen dengan maksud untuk mengevaluasi seberapa banyak judul-judul bahan informasi yang dapat disediakan perpustakaan untuk pemustaka. Adapun untuk pengukurannya diperlukan indikator-indikator berikut :

(44)

29 b. Persentase judul dokumen yang dibutuhkan dalam koleksi (percentage of

required title in the collection)

c. Ketersediaan dan dapat disediakannya judul yang dibutuhkan (required titles extended availability)

d. Penggunaan di perpustakaan per kapita (in library use per capita) e. Tingkat penggunaan dokumen (document use rate)

Adapun rumus untuk indikator ini adalah, �

� × 100 Keterangan :

A = Jumlah judul yang dibutuhkan yang tersedia dalam sampel B = Jumlah judul yang dibutuhkan dalam sampel secara keseluruhan

Berdasarkan uraian teknik evaluasi di atas, dapat dikatakan teknik evaluasi

koleksi tersebut memfokuskan pada pengumpulan data statistik, jumlah judul dari

dokumen ataupun koleksi perpustakaan yang dicocokkan dengan bibliografi atau

katalog, dan tingkat penggunaan koleksi. Evaluasi koleksi merupakan metode

untuk melakukan analisis koleksi dan dapat digunakan untuk mengukur

efektivitas manajemen pengembangan koleksi serta bermanfaat dalam hal

pengadaan buku, penetapan anggaran, dan perawatan koleksi.

2.5.1 Checklist/ List Checking sebagai Metode Evaluasi Koleksi

Dalam mengevaluasi koleksi banyak teknik yang dapat digunakan. Seperti

yang diuraikan sebelumnya terdapat metode pencocokkan daftar atau checklist.

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode checklist untuk

mengumpulkan data dengan pendekatan terpusat pada koleksi (collection

centered).

Checklist merupakan metode yang sudah dikenal dan sering digunakan

dalam proses evaluasi. Checklist adalah suatu daftar yang mengandung

(45)

30 disesuaikan, atau dicocokkan dengan objek di lapangan. Dalam hal ini kegiatan

pencocokkan dilakukan antara ketersediaan koleksi perpustakaan dengan

kebutuhan koleksi buku pemustaka. Proses checking menggunakan daftar standar

atau bibliografi (Nishonger, 2008). Bibliografi tersebut adalah katalog online

perpustakaan (OPAC) dan daftar bacaan yang terdapat pada silabus mata kuliah.

Hasilnya berupa persentase. Semakin tinggi presentase kecocokan antara koleksi

dengan bibliografi standar untuk subjek tertentu, maka semakin baik kualitas dari

koleksi suatu perpustakaan.

Meskipun metode checklist sudah sering digunakan, masih terdapat

beberapa kelemahan dari metode pencocokkan pada daftar standar ini.

Menurut Evans dan Soponaro (2005, 320) The shortcomings of the

checklist technique for evaluation are many, and eight criticisms appear repeatedly :

1. Title selection was for specific, not general, use.

2. Almost all lists are selective and omit many worthwile titles.

3. Many titles have little relevance for a specific library’s community. 4. Lists may be out-of-date.

5. A library may own many title that are not on the checklist but that are as good as the titles on the checklist.

6. Interlibrary loan service carries no weight in the evaluation. 7. Checklists approve titles; there is no penalty for having poor titles.

8. Checklists fail to take into account special materials that may be important to a particular library.

Menurut Evans dan Soponaro (2005, 320) terdapat beberapa kelemahan

dari metode checklist dalam evaluasi koleksi, dan 8 kelemahan yang sering

muncul adalah :

1. Pemilihan judul untuk penggunaan yang khusus, tidak berlaku untuk

(46)

31 2. Hampir semua daftar selektif dan bisa saja mengabaikan banyak

judul-judul publikasi yang bermutu.

3. Banyak judul yang tidak sesuai untuk sebuah komunitas perpustakaan

khusus.

4. Daftar tersebut kemungkinan sudah kadaluwarsa.

5. Sebuah perpustakaan kemungkinan memiliki banyak judul yang tidak

tercantum pada daftar pencocokkan, namun publikasi itu sama baiknya

dengan yang ada di daftar.

6. Layanan pinjam antar perpustakaan tidak membawa bobot dalam evaluasi.

7. Daftar pencocokkan (checklist) menyetujui judul-judul, namun tidak ada

sanksi untuk memiliki judul yang kurang bermutu.

8. Daftar pencocokkan tidak memasukkan materi khusus yang sangat penting

bagi sebuah perpustakaan tertentu.

Adapun langkah-langkah evaluasi koleksi dengan menggunakan checklist

oleh Blane Halliday yang dikutip oleh Setiawan (2011, 17), yaitu :

a. Melakukan identifikasi terhadap materi/ bahan perpustakaan yang akan dievaluasi (identification of an area for evaluation).

b. Memilih daftar yang cocok (selection of appropriate lists). c. Mendefinisikan istilah/ konsep (definition of terms).

d. Melakukan pemeriksaan menggunakan daftar yang telah dipilih terhadap koleksi yang dimiliki (checking list against holding).

e. Menganalisis hasil penelitian (analysis of results for trends) f. Membuat keputusan (decision-making) (Nisonger, 2003)

2.6 Penelitian Terdahulu

Rati Novita Ningsih (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi

(47)

32 Kajian terhadap Silabus Kurikulum KTSP Mata Pelajaran Muatan Lokal)” dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi mata pelajaran muatan

lokal (Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa) tahun ajaran 2007/ 2008 di Perpustakaan

SMA Negeri 5 Yogyakarta secara keseluruhan berdasarkan kajian terhadap

silabus kurikulum KTSP dengan presentase 55,5% dapat dikatakan kurang baik.

Hari Setiawan (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Ketersediaan Koleksi Bahan Ajar Berbasis Silabus Jurusan Bahasa dan Sastra di

Perpustakaan UIN SGD Bandung” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

koleksi perpustakaan UIN SGD Bandung tidak memenuhi kebutuhan koleksi

bahan ajar utama Jurusan Bahasa dan Sastra. Hal ini dikarenakan beberapa faktor,

diantaranya yaitu kurangnya koordinasi antara pihak jurusan dengan pihak

perpustakaan, dan kebijakan pengembangan perpustakaan diatur oleh pihak

rektorat.

Widiarsa (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi

Ketersediaan Koleksi Berdasarkan Silabus Mata Kuliah Di Perpustakaan Program

Studi Ilmu Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara

keseluruhan ketersediaan koleksi perpustakaan program studi Ilmu Agama dan

Lintas Budaya yang diteliti pada semester II tahun akademik 2012/ 2013 hampir

setengahnya tersedia atau 28,43% dari yang diperlukan (2) secara keseluruhan

keterpakaian koleksi perpustakaan program studi Ilmu Agama dan Lintas Budaya

yang diteliti pada semester II tahun akademik 2012/ 2013 bisa dikatakan tidak ada

(48)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini penulis hanya

memberikan gambaran dan mendeskripsikan objek permasalahan secara apa

adanya berdasarkan data penelitian yang didapat di lapangan. Sebagaimana yang

dijelaskan Arikunto (2005, 234) bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian

yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya

menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala, atau keadaan.”

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(USU) Jalan Perpustakaan No. 1- Kampus USU, Medan.

3.3 Unit Analisis

Menurut Arikunto (2005, 143) menyatakan bahwa “unit analisis dalam

penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian

sedangkan subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti,

yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti”. Maka unit

(49)

34

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber asli atau tanpa melalui media perantara. Data primer dalam

penelitian ini adalah hasil observasi dari koleksi buku bidang akuntansi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dari buku, laporan tahunan dan

dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Observasi menurut Hadi (2002, 136) berarti kegiatan mengamati dan

mencatat secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak

terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Dalam penelitian ini,

penulis melakukan pendataan secara langsung menggunakan tabel daftar

pencocokkan (checklist) terhadap ketersediaan koleksi di Perpustakaan

USU berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan pada silabus program

(50)

35 2. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencatat data maupun dokumen yang

berkaitan dengan ketersediaan koleksi bidang akuntansi di Perpustakaan

USU. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah:

a. Penulis menelusur daftar bacaan atau referensi yang terdapat

dalam silabus mata kuliah akuntansi melalui pangkalan data

(OPAC)

b. Selanjutnya hasil penelusuran yang sesuai dengan daftar

bacaan atau referensi dilihat secara rinci untuk melihat koleksi

tersebut ada di perpustakaan atau sedang dipinjam

c. Setelah diketahui koleksi ada di perpustakaan maka dilakukan

pemeriksaan langsung ke rak untuk memastikan koleksi

(51)
[image:51.595.204.517.127.585.2]

36 Tabel 3.1 Daftar Mata Kuliah Utama Akuntansi

No. Mata Kuliah Jumlah

Daftar Bacaan

1. Manajemen Pemasaran -

2. Lembaga Keuangan -

3. Manajemen Keuangan 3

4. Sistem Informasi Manajemen 3

5. Perpajakan 25

6. Aplikasi Komputer Akuntansi -

7. Akuntansi Keuangan Menengah I 4

8. Kewirausahaan -

9. Sistem Informasi Akuntansi 6

10. Akuntansi Penganggaran -

11. Akuntansi Biaya 2

12. Akuntansi Perpajakan -

13. Akuntansi Keuangan Menengah II 3

14. Statistika Penelitian -

15. Manajemen Strategik 17

16. Akuntansi Syariah 3

17. Auditing I 8

18. Akuntansi Keuangan Lanjutan I 3

19. Etika Bisnis & Profesi -

20. Sistem Pengendalian Manajemen -

21. Akuntansi Manajemen 8

22. Akuntansi Sektor Publik 21

23. Auditing II 9

24. Akuntansi Keuangan Lanjutan II 3

25. Teori Akuntansi 12

26. Praktek Auditing 8

27. Audit Internal 3

Jumlah 141

Keterangan:

(-) = menunjukkan mata kuliah tidak memiliki silabus

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2005, 101) “Instrumen penelitian adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data

(52)

37 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist yaitu

berupa daftar bahan ajar berdasarkan silabus mata kuliah utama akuntansi di

Perpustakaan USU.

Ada 3 tahapan yang penulis lakukan dalam pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Memeriksa silabus mata kuliah utama akuntansi

2. Mengindentifikasi daftar referensi dan menyusunnya dalam bentuk

tabel checklist

3. Menggunakan bagan klasifikasi DDC dan LCSH untuk menentukan

nomor klasifikasi

4. Pengkodean (coding) dalam tahap ini setiap kategori hasil cross check

diberi kode (√) untuk ketersediaan koleksi dan kode (×) untuk tidak

[image:52.595.111.550.509.659.2]

ada ketersediaan koleksi di perpustakaan.

Tabel 3.2 Format Daftar Checklist untuk Analisis Ketersediaan Koleksi buku bidang akuntansi:

No Mata Kuliah Daftar Bacaan

Ketersediaan Buku Keterangan

Tersedia Tidak Tersedia

Nomor Klasifikasi

Pengarang lain 1.

2. 3. 4. 5.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah seluruh proses penelitian dilakukan dan

data dikumpulkan, selanjutnya data tersebut diidentifikasi dan dikelompokkan

(53)

38 selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam berbentuk skor dan

<

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Mata Kuliah Utama Akuntansi
Tabel 3.2 Format Daftar Checklist untuk Analisis Ketersediaan
Tabel 4.1 Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis
Tabel 4.2 Mata Kuliah Manajemen Keuangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kawannya berada di atas menara kapal yang tingginya 8 m dari permukaan laut?. Berapa jarak ketinggian

Sesi Nomor Absen 1011 BAYU MAULANA.. Nama No Ujian NIK Tanggal Jam

The correlations among age and the levels of erythro- cyte membrane C26:0 and four plasma risk factors for atherosclerosis (total cholesterol, triglycerides, HDL cholesterol and

1 Penyajian Laporan Keuangan Publikasi pada tanggal dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 (Tidak Diaudit) dan 2015 di atas disusun berdasarkan

Then, to clarify whether the enhancement of LpL production causes an increase in preheparin LpL mass, the effect of bez- afibrate administration on LpL mass in serum was studied,

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( Reverse Repo ) a7. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemakai (user) dalam pencatatan pendaftaran peserta dan dapat membantu proses penyimpanan data siswa sehingga tidak

[r]