• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Index LQ-45

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Index LQ-45"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI INDEX LQ-45

OLEH

RIZKI

110521152

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI INDEX LQ-45

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan

Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Earning

(EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA), berpengaruh positif terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.  Penelitian ini menggunakan 28 sampel perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pada website www.idx.co.id periode tahun 2010-2012 sehingga jumlah observasi adalah 84 yang diperoleh dari (perkalian jumlah perusahaan di Index LQ-45 dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Economic Value Added (EVA),

Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. 2) Secara parsial, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added

(MVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK RETURNS COMPANIES LISTED

ON THE LQ-45 INDEX

Formulation of the problem in this study, namely: whether the Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) effect on Stock Returns on companies listed on the LQ-45 Index. The purpose of this study to determine and analyze the influence of Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) to Stock Returns in companies listed on the LQ-45 Index.

The hypothesis of this study is Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA), a positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.

This study used a sample of 28 companies listed in the LQ-45 Index. This study uses secondary data from company financial statements in LQ-45 Index on the website www.idx.co.id period 2010-2012 so that the number of observations is 84 obtained from (multiplying the number of companies in the LQ-45 index with the period of observation) . Methods of data collection are historical data (documentary historical) data analysis techniques, namely: multiple linear regression analysis techniques.

The results showed that: 1) Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) simultaneously no significant effect on the Stock Returns Index companies listed in LQ -45. 2) Partially, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) and no significant positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index, while the Earning Per Share (EPS ) and no significant negative effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena atas rahmat serta

hidayah-Nya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Index LQ-45”. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada

Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta atas kasih sayang, dukungan, kesabaran serta

doa untuk peneliti.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Universitas Sumatera Utara dan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, masukan atau saran, motivasi

dan doa dari dosen pembimbing, dosen pembaca dan juga teman-teman selama

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi

(5)

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati

dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

7. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s E k o n o m i

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan,

saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama, motivasi,

penghiburan, dan perhatian selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang

memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Maret 2014

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan ... 13

(7)

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 55

4.2 Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 67

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 70

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 70

4.3.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 72

4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 73

4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 74

4.4 Analisis Regresi Berganda ... 76

4.6.3 Pengaruh Operating Leverage (DOL) terhadap Return Saham ... 84

4.6.4 Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rata-rata Return Saham Emiten Indeks LQ-45 Periode 2010-2012 .. 10

2.1 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 43

3.2 Jumlah Sampel Emiten pada Indeks LQ-45... 44

3.3 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Indeks LQ-45 Periode Agustus 2013-Januari 2014 ... 45

3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson ... 50

4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ... 67

4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 71

4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 72

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 73

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 74

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Data (Uji Glejser) ... 75

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi Data (Uji Glejser) ... 76

4.8 Hasil Analisis Linier Berganda ... 77

4.9 Hasil Uji F (Secara Simultan) ... 79

4.10 Hasil Uji t (Secara Parsial) ... 80

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual ... 37

4.1 Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram) ... 70

4.2 Hasil Uji Normalitas (Normal P-Plot) ... 71

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

I Data Rasio Keuangan Perusahaan Sektor Index LQ-45

BEI ... 94

(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI INDEX LQ-45

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan

Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Earning

(EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA), berpengaruh positif terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.  Penelitian ini menggunakan 28 sampel perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pada website www.idx.co.id periode tahun 2010-2012 sehingga jumlah observasi adalah 84 yang diperoleh dari (perkalian jumlah perusahaan di Index LQ-45 dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Economic Value Added (EVA),

Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. 2) Secara parsial, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added

(MVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK RETURNS COMPANIES LISTED

ON THE LQ-45 INDEX

Formulation of the problem in this study, namely: whether the Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) effect on Stock Returns on companies listed on the LQ-45 Index. The purpose of this study to determine and analyze the influence of Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) to Stock Returns in companies listed on the LQ-45 Index.

The hypothesis of this study is Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA), a positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.

This study used a sample of 28 companies listed in the LQ-45 Index. This study uses secondary data from company financial statements in LQ-45 Index on the website www.idx.co.id period 2010-2012 so that the number of observations is 84 obtained from (multiplying the number of companies in the LQ-45 index with the period of observation) . Methods of data collection are historical data (documentary historical) data analysis techniques, namely: multiple linear regression analysis techniques.

The results showed that: 1) Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) simultaneously no significant effect on the Stock Returns Index companies listed in LQ -45. 2) Partially, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) and no significant positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index, while the Earning Per Share (EPS ) and no significant negative effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu sarana alternatif yang dapat digunakan

oleh investor untuk melakukan investasi. Di pasar modal, terdapat dua pihak yang

saling berkepentingan.Kedua pihak tersebut adalah pengusaha yang membutuhkan

modal dan investor yang menanamkan modalnya kepada perusahaan yang mampu

memberikan keuntungan bagi dirinya di masa depan.Pasar modal merupakan suatu

pasar yang terdiri atas instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh

pemerintah atau perusahaan swasta dan dapat diperdagangkan dalam bentuk hutang

maupun modal.

Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah

satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan wahana investasi

masyarakat.Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif

dalam menggerakan perekonomian. Pasar modal dapat mendorong terciptanya

alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang

memiliki kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif invetasi yang

memberikan keuntungan yang paling optimal.

Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif pilihan perusahaan untuk

mendapatkan sumber dana (khususnya dana jangka panjang). Hal ini berarti

keputusan pembelanjaan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan

dapat dioptimalkan. Sementara itubagi investor pasar modal akan menambah pilihan

(14)

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) bertugas untuk memastikan

pemberian informasi yang memadai kepada investor sehingga tercipta transparansi

atau keterbukaan di pasar modal. Laporan keuangan merupakan informasi yang

diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan

ekonomi yang bersifat finansial. Salah satu informasi yang penting bagi investor di

pasar modal adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Untuk itu semua

emiten diwajibkan memberikan laporan rutin mengenai kejadian penting kepada

BAPEPAM yang mencakup laporan tahunan yang terdiri dari neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan.

Dalam melakukan investasi sekuritas saham, investor akan memilih saham

perusahaan mana yang akan memberikan return tinggi. Harga pasar saham memberikan ukuran yang objektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan.

Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang

bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran.

Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal.

Meskipun demikian kenyataannya, beberapa investor belum memahami hubungan

antara kinerja keuangan dengan return saham. Investor pada saat akan melakukan investasi sekuritas, hendaknya menganalisis kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dengan kata lain investor hendaknya melihat kinerja perusahaan

tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik.

Kinerja perusahaan merupakan hasil kerja suatu perusahaan yang berasal dari

(15)

perusahaan biasanya dilakukan oleh para investor sebelum melakukan investasi

untuk mengukur keberhasilaan perusahaan pada umumnya yang mengacu pada

informasi kinerja yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan dan juga

data-data non keuangan lainnya.

Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh

keuntungan di masa datang. Alasan seseorang untuk berinvestasi adalah untuk

memperoleh keuntungan.Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan

investasi tersebut disebut sebagai return.Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada risiko yang minimal. Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua bentuk yaitu dividen dan capital gain (kenaikan harga jual saham di atas harga belinya).

Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Untuk mendapatkan return yang tinggi, investor memerlukan informasi. Informasi ini meliputi semua informasi yang tersedia, baik

informasi di masa lalu maupun informasi saat ini, serta informasi yang bersifat opini

rasional yang bisa mempengaruhi perubahan harga.Dalam perdagangan efek

khususnya saham, informasi memiliki peranan yang dominan dan crucial.Sebuah pasar modal dikategorikan efisien jika harga sekuritasnya telah mencerminkan semua

informasi yang relevan.Semakin cepat informasi terefleksikan pada harga sekuritas

maka pasar modal tersebut semakin efisien.Pasar modal di Indonesia termasuk ke

(16)

semua informasi yang ada pada catatan di masa lalu.Pemilik modal ingin

menanamkan modalnya di pasar modal umumnya memiliki informasi penting

perusahaan melalui informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.

Para investor yang ingin mempertahankan investasinya harus memiliki

perencanaan investasi yang efektif. Perencanaan investasi yang efektif dimulai dari

perhatian terhadap tingkat risiko dan returnyang seimbang dalam setiap transaksi. Secara teori, semakin tinggi tingkat return yang dihadapkan para investor, semakin tinggi pula risiko yang dihadapinya, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, para

investor sangat membutuhkan informasi akuntansi dalam menganalisa tingkat risiko

dan memprediksi tingkat pengembalian (return) dari investasinya.

Suatu investasi yang dilakukan oleh para investor berhubungan dengan

pemahaman mereka mengenai kondisi suatu perusahaan. Salah satu faktor yang

digunakan dalam menilai kondisi suatu perusahaan adalah menilai kinerja

perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan

merupakan media yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja, dan arus kas operasi yang berguna dalam pengambilan keputusan

serta menunjukkan pertanggungjawaban pihak manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.Laporan keuangan dipertimbangkan sebagai salah satu

tanggung jawab pihak manajemen terhadap pihak terkait dalam mengelola aset

dalam periode tertentu.Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan masih mempunyai

pengaruh yang dominan terhadap pembentukan harga saham tersebut.Pada

umumnya, kinerja keuangan dan harga saham bergerak searah.

Selama beberapa tahun terakhir, telah berkembang suatu pendekatan baru

(17)

Value Added (EVA).Pendekatan ini dicetuskan pertama kali oleh George Bennet Steward III dan Joel M. Stern pada tahun 1993.Semenjak tahun 1995, Economic Value Added (EVA) telah banyak digunakan di berbagai perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Coca Cola, AT&T, Quaker Oats, dan Briggs &

Stratton.Metode ini membantu perkembangan disiplin ilmu keuangan, mendorong

kinerja manajer dan yang paling penting mendorong peningkatan laba rugi pemegang

saham.

EVA merupakan alat ukur ideal bagi perusahaanuntuk mengoptimalkan dana

yang telah diinvestasikan. Berbeda dari alat ukurberbasis rasio yang menghitung

laba, bila pemasukan (return) lebih tinggi daripengeluaran (cost).Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah yangdihasilkan perusahaan kepada investor dengan memperhitungkanbiaya modal. Kondisi EVA yang positif mencerminkan

tingkat pendapatan (return)yang lebih tinggi dibandingkan tingkat biaya modal yang dikeluarkan. Hal inimenunjukkan manajemen mampu menciptakan peningkatan nilai

kekayaan(create value) perusahaan, sementara EVA=0 menunjukkan posisi impasperusahaan.

EVA bernilai negatif mencerminkan tingkat pendapatan (return) yanglebih rendah dibandingkan tingkat biaya modal yang dikeluarkan, hal inimenunjukkan

penurunan nilai kekayaan perusahaan. Jadi dengan melihatbesarnya EVA suatu

perusahaan, investor dapat mengetahui laba perusahaaandan kemampuan perusahaan

tersebut memberdayakan modalnya.Perbedaan EVA dengan tolak ukur kinerja

keuangan lainnya adalah EVA memperhitungkan seluruh biaya modal, sehingga

praktik rekayasa keuangan dengan tujuan memperbaiki kinerja perusahaan tidak

(18)

Penelitian yang dilakukan Wijaya dan Tjun (2009) menunjukkan bahwa EVA

merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang diukurmenggunakan

konsep EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2008) menunjukkan hasil yang

sebaliknya, EVA tidak berpengaruh terhadap return saham.

Selain EVA, terdapat pengukuran kinerja eksternal yang dinamakan Market Value Added (MVA). MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan

mengalokasikan sumber-sumber daya yang sesuai.MVA merupakan indikator yang

dapat mengukur seberapa besar kekayaan yang telah diciptakan untuk investornya

atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.Nilai pasar

mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer yang sukses telah

menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam mengubahnya

menjadi lebih besar.Semakin besar MVA, semakin baik.MVA negatif berarti nilai

dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada

perusahaan oleh pasar modal. MVA memperhitungkan nilai pasar hutang dan modal

perusahaan dari total modal yang digunakan untuk mendukung nilai tambah.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi (2013) menyatakan bahwa MVA

berpengaruhpositif namun tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) menyatakan bahwa MVA

berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.

Tolak ukur lain untuk menilai kinerja perusahaan yaitu Earnings. Earnings

sering disebut sebagai laba akuntansi yang merupakan laba atau rugi dari kegiatan

(19)

menunjukkan pengukuran akuntansi secara aktual terhadap perubahan nilai

perusahaan yang menjadi modal perusahaan dalam suatu periode tertentu. Salah satu

alat ukur kinerja melalui pendekatan laba adalah Earning per Share (EPS). EPS merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Jika EPS tinggi, maka prospek perusahaan baik, sementara jika EPS rendah berarti

kurang baik, dan bila EPS negatif berarti prospek perusahaan tidak baik.Secara

informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap

dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.Besarnya EPS suatu perusahaan

bisa diketahui dari informasi laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) menyatakan

bahwa Earnings mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009)

menyatakan bahwa Earnings tidak memiliki pengaruh signifikan terhadapreturn

saham.

Selain itu, terdapat rasio keuangan yang mampu menggambarkan kinerja

perusahaan dari struktur asetnya dalam menjelaskan return saham yaitu Operating Leverage. Nilai operating leverage yang tinggi mengindikasikan tingkat risiko yang lebih tinggi akibat perubahan penjualan yang berdampak terhadap

profit.Masing-masing perusahaan memilih tingkat operating leverage yang konsisten dengan strategi bersaingnya. Sebuah perusahaan dengan posisi dominan di pasar akan

memilih tingkat leverage yang tinggi untuk memanfaatkan keuntungan yang dimilikinya. Sebaliknya, perusahaan yang lebih lemah akan memilih strategi dengan

(20)

perubahan dalam tingkat penjualan akan sangat berdampak terhadap profit. Akibat

fenomena ini, gabungan biaya yang dipilih perusahaan dapat berpengaruh terhadap

tingkat risiko operasi serta tingkat laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2008) menyatakan bahwa financial leverage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) menyatakan

bahwa operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Alasan utama mengapa penulis memilih index LQ-45 karena saham-saham

LQ-45 merupakan saham-saham yang paling banyak diminati para investor di pasar

modal Indonesia, memiliki tingkat likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar yang tinggi.

Index LQ-45 merupakan salah satu indikator indeks saham di Bursa Efek Indonesia

dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham.

Indexini hanya terdiri dari 45 jenis saham perusahaan yang tercatat dan

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai likuiditas dan kapitalisasi

paling tinggi di antara saham-saham lainnya.

Perusahaan yang masuk ke dalam index LQ-45 menjadi perusahaan utama

yang banyak diminati oleh investor, karena index LQ-45 berfungsi sebagai patokan

naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia.Perusahaan-perusahaan yang

dapat mempertahankan posisinya dalam index LQ-45 setiap periode akan dianggap

sebagai perusahaan yang memiliki nilai likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi

dan stabil, sehingga hal ini akan mempengaruhi minat investor untuk terus

menanamkan investasinya. Semakin tinggi volume permintaan dan penawaran saham

(21)

perusahaan yang secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan nilai

pengembalian investasi saham atau return saham.

Jika terdapat saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti

dengan saham lain yang memenuhi syarat. Penyusunan daftar saham-saham yang

masuk dalam daftar LQ-45 dilakukan setiap enam bulan sekali, yang dimulai setiap

bulan Februari dan Agustus. Kondisi beberapa emiten index LQ-45 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilihat dari data perkembangan return saham. Berikut data perkembangan mengenai rata-rata return saham dari perusahaan sampel yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 berikut ini: 

Tabel 1.1

Rata-rata Return Saham Emiten Index LQ-45 Periode 2010-2012

Sumber: www.idx.co.id,2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa telah terjadi perubahan pada return

saham dari tahun 2010-2012 pada beberapa perusahaanyang terdaftar di index

(22)

65,61%. Fluktuasi return saham tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga perlu diketahui atau diteliti lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu dan

fenomena-fenomena bisnis yang terjadi, mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian

dengan batasan-batasan rasio EVA, MVA, Earnings,Operating Leverage,dan Return

Saham.Dengan demikian judul penelitian adalah“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaanyang Terdaftar di Index LQ-45”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:Apakah Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage,Market Value Added berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45?.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, Market Value Added terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45?.

1.4 Manfaat Penelitian

(23)

1. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga

mampu meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus kesejahteraan pemegang

saham khususnya perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

2. Bagi Investor

Diharapkan bisa memberikan informasi tambahan dalam berinvestasi di pasar

modal sehingga bisa meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan

dalam pengambilan keputusan investasi dan memperoleh return yang memuaskan sesuai dengan apa yang diharapkan investor.

3. Bagi Peneliti

Dapat menjadi bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai pengaruh Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan juga digunakan sebagai

bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang sejenis di masa

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat penting untuk diketahui, karena

melalui pengukuran dan evaluasi kinerja keuangan, perusahaan dapat menyusun

rencana-rencana atau target untuk masa yang akan datang. Selain itu, pengukuran

untuk kinerja keuangan akan memudahkan pihak manajemen dalam

mengindentifikasikan masalah-masalah yang terdapat dalam bidang keuangan sebuah

perusahaan sehingga dapat ditentukan suatu solusi yang akurat bagi penanganan

masalah tersebut.

Menurut Munawir (2007: 30) mendefinisikan bahwa “Kinerja keuangan

perusahaan adalah pengukuran prestasi yang dicapai oleh perusahaan yang

mencerminkan kondisi kesehatan dari suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu”.

Pengukuran prestasi pada umumnya didasarkan atas laba yang dihasilkan

dibandingkan dengan investasi yang ditanam dalam perusahaan.

Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu untuk

mengevaluasi perubahan atas dasar sumber daya yang dimiliki perusahaan apakah

menunjukkan kenaikan, statis atau penurunan, berdasarkan informasi mengenai

perubahan-perubahan tersebut. Manajer perusahaan dapat mengetahui kelebihan dan

kekurangan perusahaan yang dikelolanya, sehingga manajer segera dapat mengambil

keputusan-keputusan yang berkenaan dengan kelebihan dan kekurangan perusahaan

yang dipimpinnya. Apabila terdapat kekurangan, manajer harus segera mengatasi dan

mencari jalan keluarnya. Dan bila terdapat kelebihan, manajer harus

(25)

perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik.

Laporan keuangan berupa neraca, rugi laba, arus kas, dan perubahan modal yang

secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan

perusahaan berupa informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dan

digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa

mendatang, dan risiko atas penilaian tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja

perusahaan dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan

kekayaan pemegang saham (investor).

2.2 Pengertian Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham

berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik

perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan

oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji

dan Fakhrudin, 2006: 6).

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

1548/KMK.013/1990, saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu

perseroan terbatas.Dengan demikian, seorang pemegang saham merupakan pemilik

suatu perusahaan dimana dapat disimpulkan bahwa pemegang saham turut

menikmati hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan, serta ikut menanggung

kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut. Hak-hak pemilik saham tersebut

(26)

1. Mendapat dividen, yaitu bagian keuntungan usaha dari perusahaan yang

dibagikan kepada pemegang saham.

2. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3. Peningkatan nilai modal terjadi apabila saham tersebut dijual oleh pemiliknya.

2.3 Index LQ-45

Index LQ-45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id). Index LQ-45 merupakan salah satu index dari 11 jenis index yang

dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Index LQ-45 merupakan index saham dari

45 jenis saham perusahaan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek

Indonesia yang mempunyai likuiditas dan kapitalisasi paling tinggi di antara

saham-saham lainnya. Perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam index LQ-45 secara

rutin di pantau perkembangannya dan dievaluasi atas pergerakan urutan

saham-sahamnya untuk menjamin kewajaran pemilihan saham yang masuk ke dalam index

LQ-45. Sehingga perusahaan yang masuk ke dalam index LQ-45 menjadi perusahaan

utama yang banyak diminati oleh investor, karena index LQ-45 berfungsi sebagai

patokan naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia.

Untuk dapat masuk dalam pemilihan LQ-45, suatu saham harus memenuhi

kriteria tertentu dan melewati seleksi utama. Menurut Harianto dan Sudomo (1998:

101) kriteria pemilihan saham untuk index LQ-45 yaitu:

1. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Penentuan peringkat berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar

(27)

3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimum 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi, dan

jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

2.4 Return Saham

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Menurut Jogiyanto (2010: 205), “Return atau tingkat pengembalian saham merupakan hasil yang diperoleh investor dari aktivitas investasi yang

dilakukan, yang terdiri dari capital gains atau capital loss”.Capital Gains/Loss

adalah selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham

sekarang relatif tinggi (rendah) dibandingkan dengan harga saham sebelumnya.

Jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya

maka pemegang saham mengalami capital gain.Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.

Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi yaitu return

yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis, berguna sebagai dasar

penentuan return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi dan diharapkan akan diperoleh oleh investasi di masa yang akan datang.

Perhitungan return realisasi dituliskan dengan menggunakan rumus (Jogiyanto 2010: 206):

(28)

Keterangan:

Ri,t = Return saham i pada periode t

Pi,t = Harga penutupan saham ke-i pada periode t (periode terakhir)

Pi,t-1 = Harga penutupan saham ke-i pada periode sebelumnya (periode awal)

Namun menurut Ross et al, (2009: 531) jika dividen dibagikan, maka total

returnsaham dapat dihitung sebagai berikut:

Rit PD P P P

Keterangan:

Ri,t = Return saham i pada periode t

Pi,t = Harga penutupan saham ke-i pada periode t (periode terakhir)

Pi,t-1 = Harga penutupan saham ke-i pada periode sebelumnya (periode awal)

Di,t = Dividen

2.5 Economic Value Added

  Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dipopulerkan oleh G.

Bennet Stewart & Joel M. Stern yaitu seorang analis keuangan dari perusahaan

konsultanStern Steward Management Service pada tahun 1993 di Amerika Serikat. Menurut Utama (1997: 34), bahwa “Konsep EVA memang masih tergolong baru

sehingga belum secara luas dipergunakan di Indonesia”. Konsep EVA merupakan

suatu konsep yang mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam memperhatikan

ekspektasi para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pendekatan ini

mengukur kinerjaperusahaan berbasis nilai, yang menggambarkan jumlah absolut

(29)

positifmenunjukkan penciptaan nilai (value creation), sedangkan EVA yang negatifmenunjukkan penghancuran nilai (value destruction).

Menurut Widayanto (1993:145), “EVA merupakan ukuran kinerja keuangan

operasional perusahaan yang bisa berdiri sendiri tanpa ukuran-ukuran atau angka

pembanding lainnya”.

Menurut Rousana (1997: 18), “Economic Value Added (EVA) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan

biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba”.

Menurut Utama (1997: 10), secara umum “Economic Value Added (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak (after tax operating income) dikurangi dengan total biaya modal (total cost of capital), dan Economic Value Added (EVA) juga merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi”.

Menurut Tandelilin (2001: 195), “Economic Value Added adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.Asumsinya adalah bahwa kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada

peningkatan harga saham perusahaan”.

Dari beberapa definisi di atas, maka bisa diambil suatu kesimpulan bahwa

EVA merupakan suatu perangkat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, alat

(30)

Menurut Widayanto (1993) dalam Sunardi (2010) “secara sederhana apabila

EVA > 0, maka telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. Sementara apabila

EVA = 0, menunjukkan posisi impas perusahaan. Sebaliknya apabila EVA < 0,

menunjukkan tidak terjadinya proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang

tersedia tidak bisa memenuhi harapan penyandang dana”.

2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added

Dalam penilaian Economic Value Added (EVA) terdapat beberapa kelebihan.Menurut Utama (1997: 12-13) beberapa kelebihan dalam penerapan

Economic Value Added (EVA) adalah:

1. Sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan

nilai.

2. Membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal.

3. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan ataupun proyek yang

memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.

Disamping kelebihan, terdapat juga kekurangan dari penerapan Economic Value Added (EVA). Menurut Utama (1997: 12-13) di dalam penelitian Economic Value Added (EVA) ternyata mempunyai kekurangan, diantaranya adalah:

1. Hanya menggambarkan penciptaan nilai dalam suatu periode tertentu.

2. Proses perhitungannya memerlukan estimasi atas biaya modal.

Namun menurut Rousana (1997: 21) mengindentifikasi kelemahan Economic Value Added (EVA) sebagai berikut:

(31)

mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal

faktor-faktor lain kadang-kadang justru dominan.

2. Konsep Economic Value Added (EVA) sangat bergantung pada transparansi internal untuk menghasilkan perhitungan yang akurat. Di dalam kenyataan

perusahaan jarang mengemukakan kondisi internalnya.

2.5.2 Perhitungan Economic Value Added

Langkah-langkah yang digunakan dalam menghitung Economic Value Added

(EVA) menurut Roussana (1997: 19) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menghitung biaya modal hutang (Cost of Debt)

Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan

menerbitkan surat pengakuan hutang (obligasi). Biaya hutang yang berasal

dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan,

sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah required of return yang diharapkan investor digunakan sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi. Mengingat biaya hutang (bunga) dibayar sebelum

perusahaan memperhitungkan pajak penghasilan, maka biaya riil yang

ditanggung perusahaan adalah biaya hutang setelah pajak.

Menurut Isnani dan Iswati (2001: 202),Cost of Debt setelah pajak dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

kd∗ kd T

Keterangan:

kd∗ = Biaya hutang setelah pajak

(32)

T = Tarif pajak

2. Menghitung biaya modal sendiri (Cost of Equity)

Biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh

investor perusahaan jika mereka berinvestasi dalam alternatif investasi yang

mempunyai risiko sebanding. Damodaran (2002: 182) menyebutkan “The cost of equity is the stock of return investors require on an equity investment in a firm”.

Menurut Sartono (2000: 131) untuk menghitung Cost of Equity (Ke) dapat diketahui dari perbandingan dividen yang diterima dengan harga

saham.

Ke Po

Keterangan:

Ke = Biaya ekuitas (Cost of Equity) D = Dividen yang diterima

Po = Harga Saham

Besarnya premi risiko itu sendiri ditentukan oleh koefisien beta β

dari perusahaan masing-masing yang dihitung dari indeks harga sahamnya

dan indeks harga saham gabungan. Koefisien beta β ini kemudian dikalikan

dengan selisih risiko pasar (Rm) dengan tingkat suku bunga bebas

risiko.Hasil inilah yang disebut dengan premi risiko. Secara matematis dapat

dituliskan sebagai berikut:

Rp β x Rm Rf

Sehingga biaya ekuitas (Cost of Equity) dapat dirumuskan sebagai berikut:

(33)

Keterangan:

Ke = Biaya Ekuitas (Cost of Equity)

Rf = Tingkat bunga bebas risiko (Risk Free of Return) Rm = Tingkat bunga investasi rata-rata keseluruhan pasar

β = Faktor risiko yang berlaku spesifik untuk perluasan

Rp = Premi risiko

Selain itu, menurut Rahmadi (2013: 7) untuk menghitung besarnya

biaya ekuitas dapat digunakan pendekatan Price Earning Ratio (PER) dengan rumus sebagai berikut:

Ke PER

Dimana PER dapat dihitung sebagai berikut:

PER Harga penutupan saham akhir tahunLaba per lembar saham

3. Menghitung Stuktur Permodalan dari Neraca

Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan

proporsi modal sendiri dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan

modal sendiri. Menurut Prabowo (2004: 23) mengatakan untuk menghitung

proporsi hutang (WD) dan proporsi modal sendiri (WE) digunakan rumus

sebagai berikut:

WD x %

(34)

4. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)

Pendapatan bersih setelah pajak atau Net Operating Profit Ater Tax

(NOPAT) merupakan laba operasi perusahaan yang telah dikurangi pajak dan

merupakan pengukuran laba yang dihasilkan perusahaan dari operasi yang

dijalankan oleh perusahaan tersebut.

Untuk menghitung NOPAT menurut Brigham dan Houston (2006)

dalam Airlangga (2009: 24) dirumuskan sebagai berikut:

NOPAT Laba Usaha Tax

5. Menghitung Invested Capital

Invested Capital merupakan seluruh sumber pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit yang dalam penelitian ini invested capital terdiri dari total hutang dan modal saham (total passiva). Untuk menghitung Invested Capital, menurut Susan (2005: 29) dirumuskan sebagai berikut:

Hutang Modal

6. Menghitung biaya modal tertimbang (WACC)

Weighted Average of Capital (WACC) adalah gabungan dari masing-masing biaya modal dari perusahaan dan persentase dari masing-masing-masing-masing

capital structure, yaitu hutang jangka panjang, modal sendiri, dan saham biasa, dimana tujuan Weighted Average of Capital (WACC) adalah menghitung cost of capital perusahaan secara keseluruhan. Adapun rumus menghitung Weighted Average of Capital (WACC) menurut Prabowo (2004: 23) adalah sebagai berikut:

(35)

Keterangan:

T = Pajak yang dikenakan pemerintah kepada perusahaan

Kd = Biaya hutang

Ke = Biaya ekuitas

Wd = Proporsi hutang terhadap total modal

We = Proporsi ekuitas terhadap total modal

7. Menghitung Economic Value Added (EVA)

Setelah semua variabel diketahui langkah selanjutnya adalah

menghitung Economic Value Added (EVA), dimanaEconomic Value Added

(EVA) merupakan selisih antara Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan biaya modal atau cost of capital.

Adapun rumus menghitung Economic Value Added (EVA) menurut Prabowo (2004: 23) adalah sebagai berikut:

EVA NOPAT WACC x

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat

analisis keuangan untukmenilai tingkat profitabilitas yang rasional dari

operasi perusahaan.EVA menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana

perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan

kata lain, apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan

mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan

memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti,

(36)

2.6 Earnings

Earnings yang sering disebut sebagai laba akuntansimerupakan laba atau rugi dari kegiatan bisnis perusahaan dalam suatu periode berdasarkan perhitungan secara

akrual.Jumlah earnings menunjukkan pengukuran akuntansi secara aktual terhadap perubahan nilai perusahaan yang menjadi modal perusahaan dalam suatu periode,

terpisah dari transaksi langsung dengan pemegang saham seperti pembagian dividen

atau penerbitan saham biasa.

Earnings dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat keputusanekonomi karena menggunakan data aktualyang didukung dengan buktiyang objektif.Selain itu,

laba akuntansi juga memenuhi kriteria konservatif, dimana ketika dihadapkan pada

pilihan, pilihlah metode yang tidak melebihi aset dan laba bersih.

Menurut Tandelilin (2001: 241) “Komponen penting yang harus diperhatikan

dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai

Earning per Share (EPS)”. Secara umum dijelaskan bahwa EPS adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada

saat menjalankan operasinya.EPS adalah rasio yang paling umum digunakan dalam

model penilaian return karena paling mudah digunakan. Rasio ini sering menjadi perhatian utama pihak manajemen karena dapat menunjukkan prospek di masa yang

akan datang. Pihak manajemen berusaha untuk mengaplikasikan EPS yang baik

untuk menarik para investor.

Informasi EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan

keuangan perusahaan.Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan bersarnya

(37)

suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan

rugi laba perusahaan.

Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut

(Tandelilin, 2001: 241-242):

EPS Laba bersih setelah bunga dan pajakJumlah saham yang beredar

Jika EPS tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika EPS

rendah, berarti kurang baik, dan EPS negatif berarti tidak baik terhadap prospek

perusahaan.Oleh karena itu informasi EPSsuatu perusahaan menunjukkan besarnya

laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham

perusahaan.

2.7 Operating Leverage

Dalam terminologi bisnis, efek pengungkit (leverage) yang besar berarti perubahan kecil dalam tingkat penjualan (sales) mengakibatkan perubahan besar dalam laba bersih operasi. Menurut Horne dan Wachoviz (1998: 425) mendefinisikan

leverage The use of fixed costs in an attempt to increase (or level up) profitability”. Leverage merupakan penggunaaan biaya tetap untuk meningkatkan keuntungan dari suatu perusahaan.

Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka

perusahaan tersebut menggunakan leverage.Maka rasio keuangan yang mampu menggambarkan kinerja perusahaan dari struktur asetnya dalam menjelaskan return

saham adalah operating leverage. Dengan menggunakan operating leverage

(38)

Menurut Mayo (2001: 448), bahwa “Operating leverage (leverage operasi): “Operating leverage is the use of fixed factors of production (fixed cost) instead of variabel factors of production (variable cost) to produce a level of output”. Leverage

operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan biaya tetap pada produksi tanpa

memperhatikan jumlah biaya tersebut, daripada biaya variabel untuk menghasilkan

mutu pada output.

Menurut Syamsudin (2001: 107), bahwa “Operating leverage adalah kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap Earning Before Interest and Taxes (EBIT)”.

Menurut Hanafi (2004: 327), bahwa “Operating Leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional”.Beban tetap

operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi, dan biaya

pemasaran yang bersifat tetap seperti gaji karyawan.Sedangkan beban variabel

operasional seperti biaya tenaga kerja.

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa

operating leverage adalah seberapa besar pengaruh beban tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya. Dengan kata lain,

menunjukkan pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba sebelum bunga

dan pajak (EBIT).

Selanjutnya, mengukur volume penjualan terhadap laba operasi adalah

dengan menghitung tingkat operating leverage.Leverage operasi dihitung dengan

(39)

operasi terhadap perubahan persentase unit yang terjual atau total pendapatan,

dengan menggunakan rumus (Gitman 2003 dalam Trisnawati, 2009: 75):

DOL Persentase Perubahan SALESPersentase Perubahan EBIT

Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus

diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian.

2.8 Market Value Added

Selain memperkenalkan EVA sebagai metode penilaian kinerja operasional

perusahaan, Stern dan Stewart (1991) dalam Roussana (1997: 264) juga

memperkenalkan “suatu konsep penilaian kinerja perusahaan berdasarkan penilaian

pasar modal pada suatu waktu tertentu disebut Market Value Added (MVA).MVA ini digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh dari kinerja manajerial sejak

perusahaan berdiri hingga sekarang serta mengukur keberhasilan perusahaan dalam

memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber

yang sesuai.

Menurut Rasyid (2002: 69) menyatakan “Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu – dari

investasi modal, pinjaman, dan laba ditahan dan uang yang bisa diambil sekarang,

atau sama dengan selisih antara nilai buku dan nilai pasar saham plus

obligasi”.Perbedaan cash baik debt atau equity investor yang telah di kontribusikan dalam perusahaan dan nilai cash yang diharapkan diformulasikan sebagai berikut:

(40)

Menurut Grant (1996) dalam Ruky (1997: 25) MVA secara ekuivalen

dipandang sebagai total economic surplus perusahaan.MVAjuga merupakan nilai sekarang dari EVA pada masa mendatang yang dihasilkan oleh kinerja

manajemen.Oleh karena itu, adalah tugas manajemen untuk menciptakan nilai

tambah. Secara konseptual MVA digambarkan dengan formulasi:

MVA  

Namun MVA secara teknis dapat diperoleh dengan cara mengalikan selisih

harga pasar per lembar saham (stock price per share) dan nilai buku per lembar saham (book value per share) dengan jumlah saham yang dikeluarkan (outstanding share). Nilai buku per lembar saham didapat dari total ekuitas dengn jumlah saham yang beredar. Formulasi teknis MVA (Susan, 2005: 24):

MVA x

Dengan demikian, MVA merupakan persepsi pasar (pasar investor) terhadap

kemampuan manajemen perusahaan.Investor menganggap manajemen memiliki

kemampuan untuk mengoptimalkan aset yang mereka tanamkan.Kemampuan

manajemen tergambar dari MVA sebagai EVA yang diproyeksikan pada masa

mendatang.Sehingga, harapan investor terhadap tingkat pengembalian menjadi lebih

besar.

Ketentuan atau tolak ukur dari MVA sebagai berikut:

1. Jika MVA positif (>0) artinya pihak manajemen telah mampu meningkatkan

kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham bertambah atau bisa

(41)

2. Jika MVA negatif (<0) artinya pihak manajamen telah menurunkan kekayaan

perusahaan dan pemegang saham berkurang atau bisa dikatakan bahwa kinerja

perusahaan tidak sehat.

Jadi MVA yang positif atau negatif bagi perusahaan yang Go Public adalah perkiraan dari pasar modal tentang MVA dari proyek investasi perusahaan, baik yang

telah terjadi maupun yang diantisipasi investor akan terjadi di masa yang akan

datang.

2.9 Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penenlitian

ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan referensi dan

pembanding.Penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) yang

meneliti tentang “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Adapun variabel

independen meliputi Economic Value Added (EVA),Residual Income, Earnings,

Arus Kas Operasi, sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa EVA dan Residual Income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkan

Earnings dan Arus Kas Operasimempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Return yang diterima oleh pemegang saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2008) yang meneliti tentang

(42)

Saham pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index/JII Tahun 2005-2007”. Adapun variabel independen meliputi Debt Ratio (DR), Return on Asset

(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Leverage Keuangan (debt ratio), ROA, dan NPM memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return

saham. ROE memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2008) yang meneliti tentang

“Analisis Pengaruh Economic Value Added, Operating Income, dan Net Income

dengan Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Adapun variabel independen meliputi Economic Value Added (EVA), Operating Income, dan

Net Income, sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap Return Saham,

Operating Income dan Net Incomeberpengaruh terhadap Return Saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) yang meneliti tentang

“Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added terhadap Return Saham”. Adapun variabel independen meliputi Economic Value Added (EVA), Arus Kas Operasi,

Residual Income, Earnings, Operating Leverage, Market Value Added (MVA), sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EVA, Arus

(43)

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Tjun (2009) yang meneliti tentang

“Pengaruh Economic Value Added terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ-45”.Adapun variabel independen adalah

Economic Value Added (EVA), sedangkan variabel independen adalah Return Saham.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan

menggunakan konsep Economic Value Added (EVA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi (2013) yang meneliti tentang

“Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added, dan

Market Value Added terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Adapun variabel independen meliputi Earning Per Share

(EPS), Arus Kas Operasi, Economic Value Added (EVA), Market Value Added

(MVA), sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

EPS dan EVA tidak berpengaruh terhadap Return Saham, Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan positif terhadap Return Saham, dan MVA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Return Saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun Judul Penelitian

Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Independen Dependen Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang terhadap return saham.

(44)

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Tahun Judul Penelitian

Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Independen Dependen

2 Hasanah (2008)

Analsis Pengaruh

Leverage Keuangan dan Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham pada Perusahaan yang terhadap return saham. 3 Purnama

(2008)

Analisis Pengaruh

Economic Value Added, Operating Income, dan

Net Income dengan

Return Saham

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

EVA,

Operating Income dan

Net Income Value Added,Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage, dan

Market Value Added

terhadap Retur Saham

EVA, Arus Value Added terhadap Tingkat Pengembalian

Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added dan Market Value Added terhadap

Return Saham (Studi pada Perusahaan

return saham, Arus Kas Operasi

berpengaruh signifikan positif terhadap return

(45)

2.10 Kerangka Konseptual

Dalam berinvestasi di pasar modal, setiap investor mengharapkan akan

mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut biasa disebut dengan return.Return

tersebut merupakan kompensasi atas biaya kesempatan dan risiko penurunan daya

beli akibat adanya pengaruh inflasi. Return tersebut nantinya akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh variabel fundamental

terhadap return saham tersebut, yaitu economic value added, earnings, operating leverage, dan market value added.Masing-masing variabel tersebut mewakili dari setiap kategori pengukuran kinerja perusahaan.

Menurut Tunggal (2001) dalam Fandi (2006 : 33), “EVA adalah metode

manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang

menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu

memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal, suatu perusahaan dapat dikatakan

meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembalian yang

dihasilkan lebih besar daripada biaya modal”. Bila EVA semakin tinggi, maka harga

saham akan semakin tinggi, hal ini disebabkan karena perusahaannya tersebut telah

berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga return saham ikut naik juga. Kesimpulan dari pola hubungan antara economic value added dan

return adalah, bahwa economic value added dan return mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi economic value added suatu aset, semakin tinggi pula return dari aset tersebut, demikian juga sebaliknya (Issabella, 2013: 10).

Menurut Tandelilin (2001: 2410), “komponen penting yang harus

diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal

(46)

perusahaan pada saat menjalankan operasinya untuk memperoleh keuntungan tiap

lembar sahamnya yang mampu diperoleh oleh perusahaan. Bagi para investor,

informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna,

karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan bagi semua

pemegang saham perusahaan (Rahmadi: 2013: 9).

Menurut Hanafi (2004: 327), bahwa operating leverage diartikan sebagi seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional”. Operating leverage digunakan dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang

tersedia bagi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai operating leverage,

perubahan dalam kegiatan penjualan akan sangat berdampak terhadap profit

(Trisnawati, 2009: 70). Dengan demikian, para investor akan memperoleh return dari penjualan sahamnya atau dari peningkatan perolehan laba perusahaan. Akan tetapi,

apabila pendapatan dari penggunaan hutang ini lebih rendah dari beban tetapnya

maka perusahaan akan menderita kerugian.

Market value added merefleksikan seberapa besar pertambahan nilai yang dapat dikapitalisasi dan memaksimalkan nilai modal yang dipakai dalam suatu

perusahaan. Selain itu, MVA juga merefleksikan seberapa pintar pihak manajemen

dalam menciptakan atau meningkatkan kemakmuran terhadap modal pemegang

saham (Rahmadi, 2013: 9). MVA membantu manajer fokus atas penghargaan kepada

para pemegang saham, yaitu mendapatkan pengembaliandari modal yang

diinvestasikan (Ismanegara, 2012: 12).Dengan demikian, MVA merupakan suatu

(47)
(48)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal.Penelitian asosiatif

kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2006: 11). Dalam penelitian ini akan dianalisis

pengaruh Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil data dari

website Indonesian Stock Exchange (IDX), www.idx.co.id yaitu berupa laporan keuangan tahunan dan kinerja perusahaan selama periode penelitian tahun 2010

sampai dengan tahun 2012. Waktu penelitian ini dilakukan mulai Januari 2014

sampai dengan Maret 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen yaitu Return Saham dan variabel independen meliputi Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added.

2. Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Perusahaan yang

terdaftar di Index LQ-45 periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan

(49)

internet dengan menggunakan website www.idx.co.id periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam

elemen-elemen yang diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan

dioperasionalkan ke dalam riset atau menjelaskan mengenai definisi-definisi dari

variabel-variabel yang diteliti. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Return Saham. Return Saham merupakan keuntungan yang diperoleh investor karena telah berinvestasi pada saham. Dalam penelitian ini untuk menghitung Return Saham menggunakan rumus menurut Ross et al (2009: 531) yaitu:

Rit PD P P P

Dimana:

Ri,t = Return saham i pada periode t

Pi,t = Harga penutupan saham ke-i pada periode t (periode terakhir)

Pi,t-1 = Harga penutupan saham ke-i pada periode t-1(periode awal)

Di,t = Dividen

(50)

3.4.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan variabel dependen.Adapun variabel-variabel independen dalam

penelitian ini meliputi Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan

Market Value Added.

3.4.2.1 Economic Value Added (X1)

Economic Value Added(EVA) merupakan sebuah metode untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan yang diukur dari

tingkat laba ekonomi yang dihasilkan. Untuk menghitung EVA, dirumuskan sebagai

berikut (Prabowo, 2004: 23):

EVA NOPAT WACC x

EVA NOPAT Kd x Wd T Ke x We x

Dimana:

NOPAT = Net Operating Profit After Tax atau pendapatan bersih setelah pajak merupakan laba usaha setelah dikurangi pajak.

WACC = Weighted Average of Capitalatau gabungan dari masing-masing biaya modal dari perusahaan dan persentase dari masing-masing capital structure, yaitu hutang jangka panjang, modal sendiri, dan saham biasa. Perhitungan WACC melibatkan proporsi modal masing-masing

sumber dana terhadap total dana. Estimasi WACC merupakan jumlah

dari seluruh biaya modal individual atas perkalian proporsi dana

dengan biaya modal individual termasuk perkalian jumlah tarif pajak

Gambar

Rata-rata Tabel 1.1 Return Saham Emiten Index LQ-45
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 22.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lebih dari itu berkenaan dengan pembicaraan tentang berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi masalah dan mampu

Customer value adalah penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dana apa yang diberikan, Promosi

ىتح اهبيلاسأو اهطامنأو ةيبرعلا ةيوحنلا دعاوقلا قيبطت ميلعت يف زكرتي ءاشنلإا وأ ةباتكلا ميلعت رثكأ نأ فورعلمابو دعاوقلا ةدام يف ةبلطلا ملعتي امم اراركت ميلعتلا

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas ekstrak bunga kecombrang ( Nicolaia speciosa Horan) terhadap pengendalian penyakit MAS ( Motile

The versatility of the mosaic dataset model allows multiple output presentations or products from a single source of data by applying image processes

Dari sisi harga tekanan inflasi pada 3 bulan (Oktober) dan 6 bulan (Januari) mendatang diprediksi meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui instrument tersebut valid atau tidak. Pada penelitian ini validasi ahli terkait validasi angket

Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Penjualan Listrik PT.. Kemudian kegiatan dikategorikan menjadi proyek wajib AMDAL, proyek tidak wajib AMDAL tetapi wajib memiliki