SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI INDEX LQ-45
OLEH
RIZKI
110521152
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI INDEX LQ-45
Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan
Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Earning
(EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA), berpengaruh positif terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Penelitian ini menggunakan 28 sampel perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pada website www.idx.co.id periode tahun 2010-2012 sehingga jumlah observasi adalah 84 yang diperoleh dari (perkalian jumlah perusahaan di Index LQ-45 dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Economic Value Added (EVA),
Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. 2) Secara parsial, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added
(MVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK RETURNS COMPANIES LISTED
ON THE LQ-45 INDEX
Formulation of the problem in this study, namely: whether the Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) effect on Stock Returns on companies listed on the LQ-45 Index. The purpose of this study to determine and analyze the influence of Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) to Stock Returns in companies listed on the LQ-45 Index.
The hypothesis of this study is Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA), a positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.
This study used a sample of 28 companies listed in the LQ-45 Index. This study uses secondary data from company financial statements in LQ-45 Index on the website www.idx.co.id period 2010-2012 so that the number of observations is 84 obtained from (multiplying the number of companies in the LQ-45 index with the period of observation) . Methods of data collection are historical data (documentary historical) data analysis techniques, namely: multiple linear regression analysis techniques.
The results showed that: 1) Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) simultaneously no significant effect on the Stock Returns Index companies listed in LQ -45. 2) Partially, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) and no significant positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index, while the Earning Per Share (EPS ) and no significant negative effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena atas rahmat serta
hidayah-Nya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Index LQ-45”. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta atas kasih sayang, dukungan, kesabaran serta
doa untuk peneliti.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Universitas Sumatera Utara dan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, masukan atau saran, motivasi
dan doa dari dosen pembimbing, dosen pembaca dan juga teman-teman selama
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati
dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.
7. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s E k o n o m i
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan,
saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama, motivasi,
penghiburan, dan perhatian selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang
memberikan dampak positif kepada semua pihak.
Medan, Maret 2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan ... 13
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 55
4.2 Hasil Penelitian ... 67
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 67
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 70
4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 70
4.3.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 72
4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 73
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 74
4.4 Analisis Regresi Berganda ... 76
4.6.3 Pengaruh Operating Leverage (DOL) terhadap Return Saham ... 84
4.6.4 Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 89
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Rata-rata Return Saham Emiten Indeks LQ-45 Periode 2010-2012 .. 10
2.1 Penelitian Terdahulu ... 33
3.1 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 43
3.2 Jumlah Sampel Emiten pada Indeks LQ-45... 44
3.3 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Indeks LQ-45 Periode Agustus 2013-Januari 2014 ... 45
3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson ... 50
4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ... 67
4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 71
4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 72
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 73
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 74
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Data (Uji Glejser) ... 75
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi Data (Uji Glejser) ... 76
4.8 Hasil Analisis Linier Berganda ... 77
4.9 Hasil Uji F (Secara Simultan) ... 79
4.10 Hasil Uji t (Secara Parsial) ... 80
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Kerangka Konseptual ... 37
4.1 Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram) ... 70
4.2 Hasil Uji Normalitas (Normal P-Plot) ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
I Data Rasio Keuangan Perusahaan Sektor Index LQ-45
BEI ... 94
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI INDEX LQ-45
Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), dan
Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Earning
(EPS), Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA), berpengaruh positif terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Penelitian ini menggunakan 28 sampel perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pada website www.idx.co.id periode tahun 2010-2012 sehingga jumlah observasi adalah 84 yang diperoleh dari (perkalian jumlah perusahaan di Index LQ-45 dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Economic Value Added (EVA),
Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added (MVA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45. 2) Secara parsial, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), dan Market Value Added
(MVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK RETURNS COMPANIES LISTED
ON THE LQ-45 INDEX
Formulation of the problem in this study, namely: whether the Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) effect on Stock Returns on companies listed on the LQ-45 Index. The purpose of this study to determine and analyze the influence of Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) to Stock Returns in companies listed on the LQ-45 Index.
The hypothesis of this study is Economic Value Added (EVA), Earnings (EPS), Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA), a positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.
This study used a sample of 28 companies listed in the LQ-45 Index. This study uses secondary data from company financial statements in LQ-45 Index on the website www.idx.co.id period 2010-2012 so that the number of observations is 84 obtained from (multiplying the number of companies in the LQ-45 index with the period of observation) . Methods of data collection are historical data (documentary historical) data analysis techniques, namely: multiple linear regression analysis techniques.
The results showed that: 1) Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) simultaneously no significant effect on the Stock Returns Index companies listed in LQ -45. 2) Partially, Economic Value Added (EVA), Degree Operating Leverage (DOL), and Market Value Added (MVA) and no significant positive effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index, while the Earning Per Share (EPS ) and no significant negative effect on stock returns of listed companies in the LQ-45 Index.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu sarana alternatif yang dapat digunakan
oleh investor untuk melakukan investasi. Di pasar modal, terdapat dua pihak yang
saling berkepentingan.Kedua pihak tersebut adalah pengusaha yang membutuhkan
modal dan investor yang menanamkan modalnya kepada perusahaan yang mampu
memberikan keuntungan bagi dirinya di masa depan.Pasar modal merupakan suatu
pasar yang terdiri atas instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh
pemerintah atau perusahaan swasta dan dapat diperdagangkan dalam bentuk hutang
maupun modal.
Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah
satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan wahana investasi
masyarakat.Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif
dalam menggerakan perekonomian. Pasar modal dapat mendorong terciptanya
alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang
memiliki kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif invetasi yang
memberikan keuntungan yang paling optimal.
Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif pilihan perusahaan untuk
mendapatkan sumber dana (khususnya dana jangka panjang). Hal ini berarti
keputusan pembelanjaan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan
dapat dioptimalkan. Sementara itubagi investor pasar modal akan menambah pilihan
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) bertugas untuk memastikan
pemberian informasi yang memadai kepada investor sehingga tercipta transparansi
atau keterbukaan di pasar modal. Laporan keuangan merupakan informasi yang
diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan
ekonomi yang bersifat finansial. Salah satu informasi yang penting bagi investor di
pasar modal adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Untuk itu semua
emiten diwajibkan memberikan laporan rutin mengenai kejadian penting kepada
BAPEPAM yang mencakup laporan tahunan yang terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan.
Dalam melakukan investasi sekuritas saham, investor akan memilih saham
perusahaan mana yang akan memberikan return tinggi. Harga pasar saham memberikan ukuran yang objektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan.
Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang
bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran.
Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal.
Meskipun demikian kenyataannya, beberapa investor belum memahami hubungan
antara kinerja keuangan dengan return saham. Investor pada saat akan melakukan investasi sekuritas, hendaknya menganalisis kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dengan kata lain investor hendaknya melihat kinerja perusahaan
tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik.
Kinerja perusahaan merupakan hasil kerja suatu perusahaan yang berasal dari
perusahaan biasanya dilakukan oleh para investor sebelum melakukan investasi
untuk mengukur keberhasilaan perusahaan pada umumnya yang mengacu pada
informasi kinerja yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan dan juga
data-data non keuangan lainnya.
Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh
keuntungan di masa datang. Alasan seseorang untuk berinvestasi adalah untuk
memperoleh keuntungan.Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan
investasi tersebut disebut sebagai return.Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada risiko yang minimal. Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua bentuk yaitu dividen dan capital gain (kenaikan harga jual saham di atas harga belinya).
Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Untuk mendapatkan return yang tinggi, investor memerlukan informasi. Informasi ini meliputi semua informasi yang tersedia, baik
informasi di masa lalu maupun informasi saat ini, serta informasi yang bersifat opini
rasional yang bisa mempengaruhi perubahan harga.Dalam perdagangan efek
khususnya saham, informasi memiliki peranan yang dominan dan crucial.Sebuah pasar modal dikategorikan efisien jika harga sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relevan.Semakin cepat informasi terefleksikan pada harga sekuritas
maka pasar modal tersebut semakin efisien.Pasar modal di Indonesia termasuk ke
semua informasi yang ada pada catatan di masa lalu.Pemilik modal ingin
menanamkan modalnya di pasar modal umumnya memiliki informasi penting
perusahaan melalui informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.
Para investor yang ingin mempertahankan investasinya harus memiliki
perencanaan investasi yang efektif. Perencanaan investasi yang efektif dimulai dari
perhatian terhadap tingkat risiko dan returnyang seimbang dalam setiap transaksi. Secara teori, semakin tinggi tingkat return yang dihadapkan para investor, semakin tinggi pula risiko yang dihadapinya, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, para
investor sangat membutuhkan informasi akuntansi dalam menganalisa tingkat risiko
dan memprediksi tingkat pengembalian (return) dari investasinya.
Suatu investasi yang dilakukan oleh para investor berhubungan dengan
pemahaman mereka mengenai kondisi suatu perusahaan. Salah satu faktor yang
digunakan dalam menilai kondisi suatu perusahaan adalah menilai kinerja
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan
merupakan media yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas operasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
serta menunjukkan pertanggungjawaban pihak manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.Laporan keuangan dipertimbangkan sebagai salah satu
tanggung jawab pihak manajemen terhadap pihak terkait dalam mengelola aset
dalam periode tertentu.Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan masih mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap pembentukan harga saham tersebut.Pada
umumnya, kinerja keuangan dan harga saham bergerak searah.
Selama beberapa tahun terakhir, telah berkembang suatu pendekatan baru
Value Added (EVA).Pendekatan ini dicetuskan pertama kali oleh George Bennet Steward III dan Joel M. Stern pada tahun 1993.Semenjak tahun 1995, Economic Value Added (EVA) telah banyak digunakan di berbagai perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Coca Cola, AT&T, Quaker Oats, dan Briggs &
Stratton.Metode ini membantu perkembangan disiplin ilmu keuangan, mendorong
kinerja manajer dan yang paling penting mendorong peningkatan laba rugi pemegang
saham.
EVA merupakan alat ukur ideal bagi perusahaanuntuk mengoptimalkan dana
yang telah diinvestasikan. Berbeda dari alat ukurberbasis rasio yang menghitung
laba, bila pemasukan (return) lebih tinggi daripengeluaran (cost).Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah yangdihasilkan perusahaan kepada investor dengan memperhitungkanbiaya modal. Kondisi EVA yang positif mencerminkan
tingkat pendapatan (return)yang lebih tinggi dibandingkan tingkat biaya modal yang dikeluarkan. Hal inimenunjukkan manajemen mampu menciptakan peningkatan nilai
kekayaan(create value) perusahaan, sementara EVA=0 menunjukkan posisi impasperusahaan.
EVA bernilai negatif mencerminkan tingkat pendapatan (return) yanglebih rendah dibandingkan tingkat biaya modal yang dikeluarkan, hal inimenunjukkan
penurunan nilai kekayaan perusahaan. Jadi dengan melihatbesarnya EVA suatu
perusahaan, investor dapat mengetahui laba perusahaaandan kemampuan perusahaan
tersebut memberdayakan modalnya.Perbedaan EVA dengan tolak ukur kinerja
keuangan lainnya adalah EVA memperhitungkan seluruh biaya modal, sehingga
praktik rekayasa keuangan dengan tujuan memperbaiki kinerja perusahaan tidak
Penelitian yang dilakukan Wijaya dan Tjun (2009) menunjukkan bahwa EVA
merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang diukurmenggunakan
konsep EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2008) menunjukkan hasil yang
sebaliknya, EVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Selain EVA, terdapat pengukuran kinerja eksternal yang dinamakan Market Value Added (MVA). MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan
mengalokasikan sumber-sumber daya yang sesuai.MVA merupakan indikator yang
dapat mengukur seberapa besar kekayaan yang telah diciptakan untuk investornya
atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.Nilai pasar
mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer yang sukses telah
menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam mengubahnya
menjadi lebih besar.Semakin besar MVA, semakin baik.MVA negatif berarti nilai
dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada
perusahaan oleh pasar modal. MVA memperhitungkan nilai pasar hutang dan modal
perusahaan dari total modal yang digunakan untuk mendukung nilai tambah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi (2013) menyatakan bahwa MVA
berpengaruhpositif namun tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) menyatakan bahwa MVA
berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.
Tolak ukur lain untuk menilai kinerja perusahaan yaitu Earnings. Earnings
sering disebut sebagai laba akuntansi yang merupakan laba atau rugi dari kegiatan
menunjukkan pengukuran akuntansi secara aktual terhadap perubahan nilai
perusahaan yang menjadi modal perusahaan dalam suatu periode tertentu. Salah satu
alat ukur kinerja melalui pendekatan laba adalah Earning per Share (EPS). EPS merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis
perusahaan, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Jika EPS tinggi, maka prospek perusahaan baik, sementara jika EPS rendah berarti
kurang baik, dan bila EPS negatif berarti prospek perusahaan tidak baik.Secara
informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.Besarnya EPS suatu perusahaan
bisa diketahui dari informasi laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) menyatakan
bahwa Earnings mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009)
menyatakan bahwa Earnings tidak memiliki pengaruh signifikan terhadapreturn
saham.
Selain itu, terdapat rasio keuangan yang mampu menggambarkan kinerja
perusahaan dari struktur asetnya dalam menjelaskan return saham yaitu Operating Leverage. Nilai operating leverage yang tinggi mengindikasikan tingkat risiko yang lebih tinggi akibat perubahan penjualan yang berdampak terhadap
profit.Masing-masing perusahaan memilih tingkat operating leverage yang konsisten dengan strategi bersaingnya. Sebuah perusahaan dengan posisi dominan di pasar akan
memilih tingkat leverage yang tinggi untuk memanfaatkan keuntungan yang dimilikinya. Sebaliknya, perusahaan yang lebih lemah akan memilih strategi dengan
perubahan dalam tingkat penjualan akan sangat berdampak terhadap profit. Akibat
fenomena ini, gabungan biaya yang dipilih perusahaan dapat berpengaruh terhadap
tingkat risiko operasi serta tingkat laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2008) menyatakan bahwa financial leverage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) menyatakan
bahwa operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Alasan utama mengapa penulis memilih index LQ-45 karena saham-saham
LQ-45 merupakan saham-saham yang paling banyak diminati para investor di pasar
modal Indonesia, memiliki tingkat likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar yang tinggi.
Index LQ-45 merupakan salah satu indikator indeks saham di Bursa Efek Indonesia
dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham.
Indexini hanya terdiri dari 45 jenis saham perusahaan yang tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai likuiditas dan kapitalisasi
paling tinggi di antara saham-saham lainnya.
Perusahaan yang masuk ke dalam index LQ-45 menjadi perusahaan utama
yang banyak diminati oleh investor, karena index LQ-45 berfungsi sebagai patokan
naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia.Perusahaan-perusahaan yang
dapat mempertahankan posisinya dalam index LQ-45 setiap periode akan dianggap
sebagai perusahaan yang memiliki nilai likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi
dan stabil, sehingga hal ini akan mempengaruhi minat investor untuk terus
menanamkan investasinya. Semakin tinggi volume permintaan dan penawaran saham
perusahaan yang secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan nilai
pengembalian investasi saham atau return saham.
Jika terdapat saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti
dengan saham lain yang memenuhi syarat. Penyusunan daftar saham-saham yang
masuk dalam daftar LQ-45 dilakukan setiap enam bulan sekali, yang dimulai setiap
bulan Februari dan Agustus. Kondisi beberapa emiten index LQ-45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilihat dari data perkembangan return saham. Berikut data perkembangan mengenai rata-rata return saham dari perusahaan sampel yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Rata-rata Return Saham Emiten Index LQ-45 Periode 2010-2012
Sumber: www.idx.co.id,2014 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa telah terjadi perubahan pada return
saham dari tahun 2010-2012 pada beberapa perusahaanyang terdaftar di index
65,61%. Fluktuasi return saham tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga perlu diketahui atau diteliti lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu dan
fenomena-fenomena bisnis yang terjadi, mendorong penulis untuk melakukan suatu penelitian
dengan batasan-batasan rasio EVA, MVA, Earnings,Operating Leverage,dan Return
Saham.Dengan demikian judul penelitian adalah“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaanyang Terdaftar di Index LQ-45”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:Apakah Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage,Market Value Added berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45?.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, Market Value Added terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45?.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga
mampu meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus kesejahteraan pemegang
saham khususnya perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
2. Bagi Investor
Diharapkan bisa memberikan informasi tambahan dalam berinvestasi di pasar
modal sehingga bisa meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pengambilan keputusan investasi dan memperoleh return yang memuaskan sesuai dengan apa yang diharapkan investor.
3. Bagi Peneliti
Dapat menjadi bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai pengaruh Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan juga digunakan sebagai
bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang sejenis di masa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat penting untuk diketahui, karena
melalui pengukuran dan evaluasi kinerja keuangan, perusahaan dapat menyusun
rencana-rencana atau target untuk masa yang akan datang. Selain itu, pengukuran
untuk kinerja keuangan akan memudahkan pihak manajemen dalam
mengindentifikasikan masalah-masalah yang terdapat dalam bidang keuangan sebuah
perusahaan sehingga dapat ditentukan suatu solusi yang akurat bagi penanganan
masalah tersebut.
Menurut Munawir (2007: 30) mendefinisikan bahwa “Kinerja keuangan
perusahaan adalah pengukuran prestasi yang dicapai oleh perusahaan yang
mencerminkan kondisi kesehatan dari suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu”.
Pengukuran prestasi pada umumnya didasarkan atas laba yang dihasilkan
dibandingkan dengan investasi yang ditanam dalam perusahaan.
Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu untuk
mengevaluasi perubahan atas dasar sumber daya yang dimiliki perusahaan apakah
menunjukkan kenaikan, statis atau penurunan, berdasarkan informasi mengenai
perubahan-perubahan tersebut. Manajer perusahaan dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan perusahaan yang dikelolanya, sehingga manajer segera dapat mengambil
keputusan-keputusan yang berkenaan dengan kelebihan dan kekurangan perusahaan
yang dipimpinnya. Apabila terdapat kekurangan, manajer harus segera mengatasi dan
mencari jalan keluarnya. Dan bila terdapat kelebihan, manajer harus
perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik.
Laporan keuangan berupa neraca, rugi laba, arus kas, dan perubahan modal yang
secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan
perusahaan berupa informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dan
digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa
mendatang, dan risiko atas penilaian tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja
perusahaan dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan
kekayaan pemegang saham (investor).
2.2 Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan
oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji
dan Fakhrudin, 2006: 6).
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
1548/KMK.013/1990, saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu
perseroan terbatas.Dengan demikian, seorang pemegang saham merupakan pemilik
suatu perusahaan dimana dapat disimpulkan bahwa pemegang saham turut
menikmati hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan, serta ikut menanggung
kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut. Hak-hak pemilik saham tersebut
1. Mendapat dividen, yaitu bagian keuntungan usaha dari perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham.
2. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Peningkatan nilai modal terjadi apabila saham tersebut dijual oleh pemiliknya.
2.3 Index LQ-45
Index LQ-45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id). Index LQ-45 merupakan salah satu index dari 11 jenis index yang
dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Index LQ-45 merupakan index saham dari
45 jenis saham perusahaan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia yang mempunyai likuiditas dan kapitalisasi paling tinggi di antara
saham-saham lainnya. Perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam index LQ-45 secara
rutin di pantau perkembangannya dan dievaluasi atas pergerakan urutan
saham-sahamnya untuk menjamin kewajaran pemilihan saham yang masuk ke dalam index
LQ-45. Sehingga perusahaan yang masuk ke dalam index LQ-45 menjadi perusahaan
utama yang banyak diminati oleh investor, karena index LQ-45 berfungsi sebagai
patokan naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Untuk dapat masuk dalam pemilihan LQ-45, suatu saham harus memenuhi
kriteria tertentu dan melewati seleksi utama. Menurut Harianto dan Sudomo (1998:
101) kriteria pemilihan saham untuk index LQ-45 yaitu:
1. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Penentuan peringkat berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar
3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi, dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
2.4 Return Saham
Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Menurut Jogiyanto (2010: 205), “Return atau tingkat pengembalian saham merupakan hasil yang diperoleh investor dari aktivitas investasi yang
dilakukan, yang terdiri dari capital gains atau capital loss”.Capital Gains/Loss
adalah selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham
sekarang relatif tinggi (rendah) dibandingkan dengan harga saham sebelumnya.
Jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya
maka pemegang saham mengalami capital gain.Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.
Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi yaitu return
yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis, berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi dan diharapkan akan diperoleh oleh investasi di masa yang akan datang.
Perhitungan return realisasi dituliskan dengan menggunakan rumus (Jogiyanto 2010: 206):
Keterangan:
Ri,t = Return saham i pada periode t
Pi,t = Harga penutupan saham ke-i pada periode t (periode terakhir)
Pi,t-1 = Harga penutupan saham ke-i pada periode sebelumnya (periode awal)
Namun menurut Ross et al, (2009: 531) jika dividen dibagikan, maka total
returnsaham dapat dihitung sebagai berikut:
Rit PD P P P
Keterangan:
Ri,t = Return saham i pada periode t
Pi,t = Harga penutupan saham ke-i pada periode t (periode terakhir)
Pi,t-1 = Harga penutupan saham ke-i pada periode sebelumnya (periode awal)
Di,t = Dividen
2.5 Economic Value Added
Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dipopulerkan oleh G.
Bennet Stewart & Joel M. Stern yaitu seorang analis keuangan dari perusahaan
konsultanStern Steward Management Service pada tahun 1993 di Amerika Serikat. Menurut Utama (1997: 34), bahwa “Konsep EVA memang masih tergolong baru
sehingga belum secara luas dipergunakan di Indonesia”. Konsep EVA merupakan
suatu konsep yang mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam memperhatikan
ekspektasi para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pendekatan ini
mengukur kinerjaperusahaan berbasis nilai, yang menggambarkan jumlah absolut
positifmenunjukkan penciptaan nilai (value creation), sedangkan EVA yang negatifmenunjukkan penghancuran nilai (value destruction).
Menurut Widayanto (1993:145), “EVA merupakan ukuran kinerja keuangan
operasional perusahaan yang bisa berdiri sendiri tanpa ukuran-ukuran atau angka
pembanding lainnya”.
Menurut Rousana (1997: 18), “Economic Value Added (EVA) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan
biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba”.
Menurut Utama (1997: 10), secara umum “Economic Value Added (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak (after tax operating income) dikurangi dengan total biaya modal (total cost of capital), dan Economic Value Added (EVA) juga merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi”.
Menurut Tandelilin (2001: 195), “Economic Value Added adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.Asumsinya adalah bahwa kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada
peningkatan harga saham perusahaan”.
Dari beberapa definisi di atas, maka bisa diambil suatu kesimpulan bahwa
EVA merupakan suatu perangkat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, alat
Menurut Widayanto (1993) dalam Sunardi (2010) “secara sederhana apabila
EVA > 0, maka telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. Sementara apabila
EVA = 0, menunjukkan posisi impas perusahaan. Sebaliknya apabila EVA < 0,
menunjukkan tidak terjadinya proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang
tersedia tidak bisa memenuhi harapan penyandang dana”.
2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added
Dalam penilaian Economic Value Added (EVA) terdapat beberapa kelebihan.Menurut Utama (1997: 12-13) beberapa kelebihan dalam penerapan
Economic Value Added (EVA) adalah:
1. Sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan
nilai.
2. Membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal.
3. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan ataupun proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.
Disamping kelebihan, terdapat juga kekurangan dari penerapan Economic Value Added (EVA). Menurut Utama (1997: 12-13) di dalam penelitian Economic Value Added (EVA) ternyata mempunyai kekurangan, diantaranya adalah:
1. Hanya menggambarkan penciptaan nilai dalam suatu periode tertentu.
2. Proses perhitungannya memerlukan estimasi atas biaya modal.
Namun menurut Rousana (1997: 21) mengindentifikasi kelemahan Economic Value Added (EVA) sebagai berikut:
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal
faktor-faktor lain kadang-kadang justru dominan.
2. Konsep Economic Value Added (EVA) sangat bergantung pada transparansi internal untuk menghasilkan perhitungan yang akurat. Di dalam kenyataan
perusahaan jarang mengemukakan kondisi internalnya.
2.5.2 Perhitungan Economic Value Added
Langkah-langkah yang digunakan dalam menghitung Economic Value Added
(EVA) menurut Roussana (1997: 19) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menghitung biaya modal hutang (Cost of Debt)
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan
menerbitkan surat pengakuan hutang (obligasi). Biaya hutang yang berasal
dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan,
sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah required of return yang diharapkan investor digunakan sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi. Mengingat biaya hutang (bunga) dibayar sebelum
perusahaan memperhitungkan pajak penghasilan, maka biaya riil yang
ditanggung perusahaan adalah biaya hutang setelah pajak.
Menurut Isnani dan Iswati (2001: 202),Cost of Debt setelah pajak dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
kd∗ kd T
Keterangan:
kd∗ = Biaya hutang setelah pajak
T = Tarif pajak
2. Menghitung biaya modal sendiri (Cost of Equity)
Biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor perusahaan jika mereka berinvestasi dalam alternatif investasi yang
mempunyai risiko sebanding. Damodaran (2002: 182) menyebutkan “The cost of equity is the stock of return investors require on an equity investment in a firm”.
Menurut Sartono (2000: 131) untuk menghitung Cost of Equity (Ke) dapat diketahui dari perbandingan dividen yang diterima dengan harga
saham.
Ke PoD
Keterangan:
Ke = Biaya ekuitas (Cost of Equity) D = Dividen yang diterima
Po = Harga Saham
Besarnya premi risiko itu sendiri ditentukan oleh koefisien beta β
dari perusahaan masing-masing yang dihitung dari indeks harga sahamnya
dan indeks harga saham gabungan. Koefisien beta β ini kemudian dikalikan
dengan selisih risiko pasar (Rm) dengan tingkat suku bunga bebas
risiko.Hasil inilah yang disebut dengan premi risiko. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
Rp β x Rm Rf
Sehingga biaya ekuitas (Cost of Equity) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Ke = Biaya Ekuitas (Cost of Equity)
Rf = Tingkat bunga bebas risiko (Risk Free of Return) Rm = Tingkat bunga investasi rata-rata keseluruhan pasar
β = Faktor risiko yang berlaku spesifik untuk perluasan
Rp = Premi risiko
Selain itu, menurut Rahmadi (2013: 7) untuk menghitung besarnya
biaya ekuitas dapat digunakan pendekatan Price Earning Ratio (PER) dengan rumus sebagai berikut:
Ke PER
Dimana PER dapat dihitung sebagai berikut:
PER Harga penutupan saham akhir tahunLaba per lembar saham
3. Menghitung Stuktur Permodalan dari Neraca
Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan
proporsi modal sendiri dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan
modal sendiri. Menurut Prabowo (2004: 23) mengatakan untuk menghitung
proporsi hutang (WD) dan proporsi modal sendiri (WE) digunakan rumus
sebagai berikut:
WD x %
4. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)
Pendapatan bersih setelah pajak atau Net Operating Profit Ater Tax
(NOPAT) merupakan laba operasi perusahaan yang telah dikurangi pajak dan
merupakan pengukuran laba yang dihasilkan perusahaan dari operasi yang
dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Untuk menghitung NOPAT menurut Brigham dan Houston (2006)
dalam Airlangga (2009: 24) dirumuskan sebagai berikut:
NOPAT Laba Usaha Tax
5. Menghitung Invested Capital
Invested Capital merupakan seluruh sumber pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit yang dalam penelitian ini invested capital terdiri dari total hutang dan modal saham (total passiva). Untuk menghitung Invested Capital, menurut Susan (2005: 29) dirumuskan sebagai berikut:
Hutang Modal
6. Menghitung biaya modal tertimbang (WACC)
Weighted Average of Capital (WACC) adalah gabungan dari masing-masing biaya modal dari perusahaan dan persentase dari masing-masing-masing-masing
capital structure, yaitu hutang jangka panjang, modal sendiri, dan saham biasa, dimana tujuan Weighted Average of Capital (WACC) adalah menghitung cost of capital perusahaan secara keseluruhan. Adapun rumus menghitung Weighted Average of Capital (WACC) menurut Prabowo (2004: 23) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
T = Pajak yang dikenakan pemerintah kepada perusahaan
Kd = Biaya hutang
Ke = Biaya ekuitas
Wd = Proporsi hutang terhadap total modal
We = Proporsi ekuitas terhadap total modal
7. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Setelah semua variabel diketahui langkah selanjutnya adalah
menghitung Economic Value Added (EVA), dimanaEconomic Value Added
(EVA) merupakan selisih antara Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan biaya modal atau cost of capital.
Adapun rumus menghitung Economic Value Added (EVA) menurut Prabowo (2004: 23) adalah sebagai berikut:
EVA NOPAT WACC x
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat
analisis keuangan untukmenilai tingkat profitabilitas yang rasional dari
operasi perusahaan.EVA menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana
perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan
kata lain, apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan
mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti,
2.6 Earnings
Earnings yang sering disebut sebagai laba akuntansimerupakan laba atau rugi dari kegiatan bisnis perusahaan dalam suatu periode berdasarkan perhitungan secara
akrual.Jumlah earnings menunjukkan pengukuran akuntansi secara aktual terhadap perubahan nilai perusahaan yang menjadi modal perusahaan dalam suatu periode,
terpisah dari transaksi langsung dengan pemegang saham seperti pembagian dividen
atau penerbitan saham biasa.
Earnings dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat keputusanekonomi karena menggunakan data aktualyang didukung dengan buktiyang objektif.Selain itu,
laba akuntansi juga memenuhi kriteria konservatif, dimana ketika dihadapkan pada
pilihan, pilihlah metode yang tidak melebihi aset dan laba bersih.
Menurut Tandelilin (2001: 241) “Komponen penting yang harus diperhatikan
dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai
Earning per Share (EPS)”. Secara umum dijelaskan bahwa EPS adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada
saat menjalankan operasinya.EPS adalah rasio yang paling umum digunakan dalam
model penilaian return karena paling mudah digunakan. Rasio ini sering menjadi perhatian utama pihak manajemen karena dapat menunjukkan prospek di masa yang
akan datang. Pihak manajemen berusaha untuk mengaplikasikan EPS yang baik
untuk menarik para investor.
Informasi EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan
keuangan perusahaan.Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan bersarnya
suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan
rugi laba perusahaan.
Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut
(Tandelilin, 2001: 241-242):
EPS Laba bersih setelah bunga dan pajakJumlah saham yang beredar
Jika EPS tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika EPS
rendah, berarti kurang baik, dan EPS negatif berarti tidak baik terhadap prospek
perusahaan.Oleh karena itu informasi EPSsuatu perusahaan menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan.
2.7 Operating Leverage
Dalam terminologi bisnis, efek pengungkit (leverage) yang besar berarti perubahan kecil dalam tingkat penjualan (sales) mengakibatkan perubahan besar dalam laba bersih operasi. Menurut Horne dan Wachoviz (1998: 425) mendefinisikan
“leverage The use of fixed costs in an attempt to increase (or level up) profitability”. Leverage merupakan penggunaaan biaya tetap untuk meningkatkan keuntungan dari suatu perusahaan.
Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka
perusahaan tersebut menggunakan leverage.Maka rasio keuangan yang mampu menggambarkan kinerja perusahaan dari struktur asetnya dalam menjelaskan return
saham adalah operating leverage. Dengan menggunakan operating leverage
Menurut Mayo (2001: 448), bahwa “Operating leverage (leverage operasi): “Operating leverage is the use of fixed factors of production (fixed cost) instead of variabel factors of production (variable cost) to produce a level of output”. Leverage
operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan biaya tetap pada produksi tanpa
memperhatikan jumlah biaya tersebut, daripada biaya variabel untuk menghasilkan
mutu pada output.
Menurut Syamsudin (2001: 107), bahwa “Operating leverage adalah kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap Earning Before Interest and Taxes (EBIT)”.
Menurut Hanafi (2004: 327), bahwa “Operating Leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional”.Beban tetap
operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi, dan biaya
pemasaran yang bersifat tetap seperti gaji karyawan.Sedangkan beban variabel
operasional seperti biaya tenaga kerja.
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
operating leverage adalah seberapa besar pengaruh beban tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya. Dengan kata lain,
menunjukkan pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT).
Selanjutnya, mengukur volume penjualan terhadap laba operasi adalah
dengan menghitung tingkat operating leverage.Leverage operasi dihitung dengan
operasi terhadap perubahan persentase unit yang terjual atau total pendapatan,
dengan menggunakan rumus (Gitman 2003 dalam Trisnawati, 2009: 75):
DOL Persentase Perubahan SALESPersentase Perubahan EBIT
Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus
diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian.
2.8 Market Value Added
Selain memperkenalkan EVA sebagai metode penilaian kinerja operasional
perusahaan, Stern dan Stewart (1991) dalam Roussana (1997: 264) juga
memperkenalkan “suatu konsep penilaian kinerja perusahaan berdasarkan penilaian
pasar modal pada suatu waktu tertentu disebut Market Value Added (MVA).MVA ini digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh dari kinerja manajerial sejak
perusahaan berdiri hingga sekarang serta mengukur keberhasilan perusahaan dalam
memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber
yang sesuai.
Menurut Rasyid (2002: 69) menyatakan “Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu – dari
investasi modal, pinjaman, dan laba ditahan dan uang yang bisa diambil sekarang,
atau sama dengan selisih antara nilai buku dan nilai pasar saham plus
obligasi”.Perbedaan cash baik debt atau equity investor yang telah di kontribusikan dalam perusahaan dan nilai cash yang diharapkan diformulasikan sebagai berikut:
Menurut Grant (1996) dalam Ruky (1997: 25) MVA secara ekuivalen
dipandang sebagai total economic surplus perusahaan.MVAjuga merupakan nilai sekarang dari EVA pada masa mendatang yang dihasilkan oleh kinerja
manajemen.Oleh karena itu, adalah tugas manajemen untuk menciptakan nilai
tambah. Secara konseptual MVA digambarkan dengan formulasi:
MVA
Namun MVA secara teknis dapat diperoleh dengan cara mengalikan selisih
harga pasar per lembar saham (stock price per share) dan nilai buku per lembar saham (book value per share) dengan jumlah saham yang dikeluarkan (outstanding share). Nilai buku per lembar saham didapat dari total ekuitas dengn jumlah saham yang beredar. Formulasi teknis MVA (Susan, 2005: 24):
MVA x
Dengan demikian, MVA merupakan persepsi pasar (pasar investor) terhadap
kemampuan manajemen perusahaan.Investor menganggap manajemen memiliki
kemampuan untuk mengoptimalkan aset yang mereka tanamkan.Kemampuan
manajemen tergambar dari MVA sebagai EVA yang diproyeksikan pada masa
mendatang.Sehingga, harapan investor terhadap tingkat pengembalian menjadi lebih
besar.
Ketentuan atau tolak ukur dari MVA sebagai berikut:
1. Jika MVA positif (>0) artinya pihak manajemen telah mampu meningkatkan
kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham bertambah atau bisa
2. Jika MVA negatif (<0) artinya pihak manajamen telah menurunkan kekayaan
perusahaan dan pemegang saham berkurang atau bisa dikatakan bahwa kinerja
perusahaan tidak sehat.
Jadi MVA yang positif atau negatif bagi perusahaan yang Go Public adalah perkiraan dari pasar modal tentang MVA dari proyek investasi perusahaan, baik yang
telah terjadi maupun yang diantisipasi investor akan terjadi di masa yang akan
datang.
2.9 Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penenlitian
ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan referensi dan
pembanding.Penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) yang
meneliti tentang “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Adapun variabel
independen meliputi Economic Value Added (EVA),Residual Income, Earnings,
Arus Kas Operasi, sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa EVA dan Residual Income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkan
Earnings dan Arus Kas Operasimempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Return yang diterima oleh pemegang saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2008) yang meneliti tentang
Saham pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index/JII Tahun 2005-2007”. Adapun variabel independen meliputi Debt Ratio (DR), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Leverage Keuangan (debt ratio), ROA, dan NPM memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return
saham. ROE memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2008) yang meneliti tentang
“Analisis Pengaruh Economic Value Added, Operating Income, dan Net Income
dengan Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Adapun variabel independen meliputi Economic Value Added (EVA), Operating Income, dan
Net Income, sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap Return Saham,
Operating Income dan Net Incomeberpengaruh terhadap Return Saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) yang meneliti tentang
“Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added terhadap Return Saham”. Adapun variabel independen meliputi Economic Value Added (EVA), Arus Kas Operasi,
Residual Income, Earnings, Operating Leverage, Market Value Added (MVA), sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EVA, Arus
Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Tjun (2009) yang meneliti tentang
“Pengaruh Economic Value Added terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ-45”.Adapun variabel independen adalah
Economic Value Added (EVA), sedangkan variabel independen adalah Return Saham.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan
menggunakan konsep Economic Value Added (EVA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham).
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi (2013) yang meneliti tentang
“Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added, dan
Market Value Added terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Adapun variabel independen meliputi Earning Per Share
(EPS), Arus Kas Operasi, Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA), sedangkan variabel dependen adalah Return Saham. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
EPS dan EVA tidak berpengaruh terhadap Return Saham, Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan positif terhadap Return Saham, dan MVA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Return Saham.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/
Tahun Judul Penelitian
Variabel Teknik
Analisis Hasil Penelitian Independen Dependen Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang terhadap return saham.
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Tahun Judul Penelitian
Variabel Teknik
Analisis Hasil Penelitian Independen Dependen
2 Hasanah (2008)
Analsis Pengaruh
Leverage Keuangan dan Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham pada Perusahaan yang terhadap return saham. 3 Purnama
(2008)
Analisis Pengaruh
Economic Value Added, Operating Income, dan
Net Income dengan
Return Saham
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
EVA,
Operating Income dan
Net Income Value Added,Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage, dan
Market Value Added
terhadap Retur Saham
EVA, Arus Value Added terhadap Tingkat Pengembalian
Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added dan Market Value Added terhadap
Return Saham (Studi pada Perusahaan
return saham, Arus Kas Operasi
berpengaruh signifikan positif terhadap return
2.10 Kerangka Konseptual
Dalam berinvestasi di pasar modal, setiap investor mengharapkan akan
mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut biasa disebut dengan return.Return
tersebut merupakan kompensasi atas biaya kesempatan dan risiko penurunan daya
beli akibat adanya pengaruh inflasi. Return tersebut nantinya akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh variabel fundamental
terhadap return saham tersebut, yaitu economic value added, earnings, operating leverage, dan market value added.Masing-masing variabel tersebut mewakili dari setiap kategori pengukuran kinerja perusahaan.
Menurut Tunggal (2001) dalam Fandi (2006 : 33), “EVA adalah metode
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal, suatu perusahaan dapat dikatakan
meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembalian yang
dihasilkan lebih besar daripada biaya modal”. Bila EVA semakin tinggi, maka harga
saham akan semakin tinggi, hal ini disebabkan karena perusahaannya tersebut telah
berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga return saham ikut naik juga. Kesimpulan dari pola hubungan antara economic value added dan
return adalah, bahwa economic value added dan return mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi economic value added suatu aset, semakin tinggi pula return dari aset tersebut, demikian juga sebaliknya (Issabella, 2013: 10).
Menurut Tandelilin (2001: 2410), “komponen penting yang harus
diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal
perusahaan pada saat menjalankan operasinya untuk memperoleh keuntungan tiap
lembar sahamnya yang mampu diperoleh oleh perusahaan. Bagi para investor,
informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna,
karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan bagi semua
pemegang saham perusahaan (Rahmadi: 2013: 9).
Menurut Hanafi (2004: 327), bahwa operating leverage diartikan sebagi seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional”. Operating leverage digunakan dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai operating leverage,
perubahan dalam kegiatan penjualan akan sangat berdampak terhadap profit
(Trisnawati, 2009: 70). Dengan demikian, para investor akan memperoleh return dari penjualan sahamnya atau dari peningkatan perolehan laba perusahaan. Akan tetapi,
apabila pendapatan dari penggunaan hutang ini lebih rendah dari beban tetapnya
maka perusahaan akan menderita kerugian.
Market value added merefleksikan seberapa besar pertambahan nilai yang dapat dikapitalisasi dan memaksimalkan nilai modal yang dipakai dalam suatu
perusahaan. Selain itu, MVA juga merefleksikan seberapa pintar pihak manajemen
dalam menciptakan atau meningkatkan kemakmuran terhadap modal pemegang
saham (Rahmadi, 2013: 9). MVA membantu manajer fokus atas penghargaan kepada
para pemegang saham, yaitu mendapatkan pengembaliandari modal yang
diinvestasikan (Ismanegara, 2012: 12).Dengan demikian, MVA merupakan suatu
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal.Penelitian asosiatif
kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2006: 11). Dalam penelitian ini akan dianalisis
pengaruh Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Index LQ-45.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil data dari
website Indonesian Stock Exchange (IDX), www.idx.co.id yaitu berupa laporan keuangan tahunan dan kinerja perusahaan selama periode penelitian tahun 2010
sampai dengan tahun 2012. Waktu penelitian ini dilakukan mulai Januari 2014
sampai dengan Maret 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen yaitu Return Saham dan variabel independen meliputi Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan Market Value Added.
2. Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Perusahaan yang
terdaftar di Index LQ-45 periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan
internet dengan menggunakan website www.idx.co.id periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam
elemen-elemen yang diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalkan ke dalam riset atau menjelaskan mengenai definisi-definisi dari
variabel-variabel yang diteliti. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
3.4.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Return Saham. Return Saham merupakan keuntungan yang diperoleh investor karena telah berinvestasi pada saham. Dalam penelitian ini untuk menghitung Return Saham menggunakan rumus menurut Ross et al (2009: 531) yaitu:
Rit PD P P P
Dimana:
Ri,t = Return saham i pada periode t
Pi,t = Harga penutupan saham ke-i pada periode t (periode terakhir)
Pi,t-1 = Harga penutupan saham ke-i pada periode t-1(periode awal)
Di,t = Dividen
3.4.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan variabel dependen.Adapun variabel-variabel independen dalam
penelitian ini meliputi Economic Value Added, Earnings, Operating Leverage, dan
Market Value Added.
3.4.2.1 Economic Value Added (X1)
Economic Value Added(EVA) merupakan sebuah metode untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan yang diukur dari
tingkat laba ekonomi yang dihasilkan. Untuk menghitung EVA, dirumuskan sebagai
berikut (Prabowo, 2004: 23):
EVA NOPAT WACC x
EVA NOPAT Kd x Wd T Ke x We x
Dimana:
NOPAT = Net Operating Profit After Tax atau pendapatan bersih setelah pajak merupakan laba usaha setelah dikurangi pajak.
WACC = Weighted Average of Capitalatau gabungan dari masing-masing biaya modal dari perusahaan dan persentase dari masing-masing capital structure, yaitu hutang jangka panjang, modal sendiri, dan saham biasa. Perhitungan WACC melibatkan proporsi modal masing-masing
sumber dana terhadap total dana. Estimasi WACC merupakan jumlah
dari seluruh biaya modal individual atas perkalian proporsi dana
dengan biaya modal individual termasuk perkalian jumlah tarif pajak