• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA DAERAH ALIRAN

SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA

PAULUS SURBAKTI 090302017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA DAERAH ALIRAN

SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

PAULUS SURBAKTI 090302017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA DAERAH ALIRAN

SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

PAULUS SURBAKTI 090302017

Skripsi Sebagai Satu diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Paulus Surbakti NIM : 090302017

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M .Sc Riri Ezraneti, S.Pi, M.Si

Ketua Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Paulus Surbakti

NIM : 090302017

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kandungan Logam Pb dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara” benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di akhir skripsi ini.

Medan, Februari 2014

Paulus Surbakti

(6)

ABSTRAK

PAULUS SURBAKTI. Kandungan Logam Pb Dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan RIRI EZRANETI.

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi kebutuhan hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pada saat ini proses industrialisasi sangatlah pesat dibarengi pertambahan penduduk diberbagai daerah yang sangat cepat. Kenyataan itu menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap mutu dan keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan.Salah satunya adalah pencemaran oleh logam berat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran Sungai Deli bagian tengah dan hilir serta menentukan kualitas air Sungai Deli berdasarkan baku mutu air.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013 di Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah stasiun yang diamati adalah 4 stasiun. Parameter yang diamati adalah parameter fisika-kimia perairan, konsentrasi logam berat timbal dan tembaga pada kolom air menggunakan Atomic Abrsorption Spectrophotometry (AAS).

Konsentrasi logam berat timbal pada air antara 0,779-0,408 mg/L, dan konsentrasi logam berat tembaga antara 0,19-0,589 mg/L. Hal ini menunjukkan kandungan logam berat timbal dan tembaga di aliran Sungai Deli sudah melampaui baku mutu.

(7)

ABSTRACT

PAULUS SURBAKTI. The content of Pb and Cu metal in Deli watershed, North Sumatera Province. Supervised by PINDI PATANA and RIRI EZRANETI.

Water is a natural resource that supplies the needs of life many people so it needs to be protected in order to be useful for life and human life and other living organisms. Nowadays a very rapid process of industrialization followed by a very rapid population growth. The situation had a negative impact on the quality and the existenceof natural resourcesand the environment. One of several is a heavy metal pollution. This research aims to analyze the content of Pb and Cu in the middle and lower Deli watershed and to determine the Deli water quality based on water quality standards.

This study was done on July until August 2013 at Deli watershed of North Sumatra province. The number of point observed station are 4 stations . The parameters that measured were aquatic physical and chemical, concentrations of heavy metals lead and copper in the water column by Atomic Absorption Spectrophotometry using ( AAS ) .

The results showed lead concentrations of heavy metals ranged from 0.079- 0.408 mg/L , and the concentration of heavy metals copper ranged 0.19 to 0.589 mg /L . This result shows that heavy metal of lead and copper in Deli watershed has exceeded the quality standard.

(8)

RIWAYAT HIDUP

PAULUS SURBAKTI, dilahirkan di Medan pada tanggal 29 April 1991 dari Ayahanda Lukas Surbakti. dan Ibunda Ratnawaty Br. Tarigan. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Swasta Katolik Assisi Medan tahun 2003, SMP Swasta Katolik Assisi Medan

Tahun 2006 dan SMA Negeri 17 Medan tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Baru (SPMPSB).

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Kandungan Logam Berat Pb dan Cu pada Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara”. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian Sumatera Utara.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat arahan, perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa materi, ilmu, dan informasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pindi Patana, S.Hut., M.Sc.selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Riri EzranetiS.Pi, M.Si. selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan seluruh staf pengajar dan pegawai.

(10)

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen sumberdaya perairan dan informasi data terkini kandungan logam Pb dan Cu pada daerah aliran Sungai Deli.

Medan, Februari 2014

(11)

DAFTAR ISI

Parameter Fisikadan Kimia ... 8

Suhu ... 8

Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel ... 15

(12)

Parameter Fisika-Kimia Perairan ... 19

Penanganan Sampel ... 19

Preparasi Sampel Air ... 19

Pembuatan Larutan Standar Pb dan Cu ... 20

Analisis Data ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

Hasil ... 22

Kandungan Logam Berat Pb dan Cu 22 Parameter Fisika-Kimia Perairan ... 23

Pembahasan ... 23

Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam Air... 23

Parameter Fisika-Kimia Perairan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

Kesimpulan ... 34

Saran ... 34

(13)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Luas Sub DAS di DAS Deli Berdasarkan Wilayah Administrasi ... 7

2. ParameterKualitas Air dan MetodeAnalisis ... 19

3. Kriteria Baku Mutu Kandungan Logam Pb dan Cu dalam Air Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 ... 21

4. Analisis Parameter Kualitas ... 23

5. Peningkatan Logam Berat Pb dari Tahun 2004-2007 ... 25

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 5

2. Stasiun I ... 10

3. Stasiun II ... 16

4. Stasiun III ... 17

5. Stasiun IV ... 17

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Teks Halaman

1. Hasil Pengamatan Parameter Fisika-Kimia Perairan ... 36

2. Pengambilan Sampel ... 37

3. Alat dan Bahan ... 38

4. Baku Mutu Berdasarkan PP No.81 Tahun ... 39

(16)

ABSTRAK

PAULUS SURBAKTI. Kandungan Logam Pb Dan Cu Pada Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan RIRI EZRANETI.

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi kebutuhan hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pada saat ini proses industrialisasi sangatlah pesat dibarengi pertambahan penduduk diberbagai daerah yang sangat cepat. Kenyataan itu menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap mutu dan keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan.Salah satunya adalah pencemaran oleh logam berat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran Sungai Deli bagian tengah dan hilir serta menentukan kualitas air Sungai Deli berdasarkan baku mutu air.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013 di Daerah Aliran Sungai Deli, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah stasiun yang diamati adalah 4 stasiun. Parameter yang diamati adalah parameter fisika-kimia perairan, konsentrasi logam berat timbal dan tembaga pada kolom air menggunakan Atomic Abrsorption Spectrophotometry (AAS).

Konsentrasi logam berat timbal pada air antara 0,779-0,408 mg/L, dan konsentrasi logam berat tembaga antara 0,19-0,589 mg/L. Hal ini menunjukkan kandungan logam berat timbal dan tembaga di aliran Sungai Deli sudah melampaui baku mutu.

(17)

ABSTRACT

PAULUS SURBAKTI. The content of Pb and Cu metal in Deli watershed, North Sumatera Province. Supervised by PINDI PATANA and RIRI EZRANETI.

Water is a natural resource that supplies the needs of life many people so it needs to be protected in order to be useful for life and human life and other living organisms. Nowadays a very rapid process of industrialization followed by a very rapid population growth. The situation had a negative impact on the quality and the existenceof natural resourcesand the environment. One of several is a heavy metal pollution. This research aims to analyze the content of Pb and Cu in the middle and lower Deli watershed and to determine the Deli water quality based on water quality standards.

This study was done on July until August 2013 at Deli watershed of North Sumatra province. The number of point observed station are 4 stations . The parameters that measured were aquatic physical and chemical, concentrations of heavy metals lead and copper in the water column by Atomic Absorption Spectrophotometry using ( AAS ) .

The results showed lead concentrations of heavy metals ranged from 0.079- 0.408 mg/L , and the concentration of heavy metals copper ranged 0.19 to 0.589 mg /L . This result shows that heavy metal of lead and copper in Deli watershed has exceeded the quality standard.

(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam bagi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Pada saat ini pertambahan penduduk diberbagai daerah yang cepat dibarengi proses industrialisasi yang sangat pesat. Kenyataan itu menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap mutu dan keberadaan sumber daya alam dan lingkungan. Ekosistem air sebagai bagian dari sumber daya alam juga tidak luput dari segala segi negatif yang timbul. Pemanfaatan air oleh manusia berpengaruh terhadap keadaan fisika dan kimianya. Akibatnya, ekosistem air sebagai habitat berbagai jenis jasad air mengalami perubahan yang sangat tajam. Kerusakan pada daerah aliran sungai yang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia seperti untuk mengairi lahan pertanian, industri, dan pemukiman akan ekosistem air semakin parah.

Sungai Deli merupakan salah satu induk sungai pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan/Belumai Ular dengan 5 (lima) anak sungai.Panjang sungai sekitar 73 km dengan luas basin 402 km2. Sungai Deli beserta anak dan ranting sungaimengalir dari Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang dan melintasi Kota Medan sebelum bermuara ke Selat Malaka. Bagian hulu sungai pada umumnya berada di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang, sedangkan bagian tengah dan hilir berada di Kota Medan.

(19)

Sumatera Utara Tahun 2003, terdapat 57 industri yang berlokasi di sepanjang sungai Deli dan 22 di sepanjang sungai Belawan. Jenis–jenis industri tersebut antara lainpengolahan minyak goreng, pengolahan metal, pabrik plastik, pengeleman kayu lapis, tekstil, cat, baterai kering, pupuk dolomit, pelapis logam dan lain-lain. Data Badan Lingkungan Hidup(2007) menunjukkan bahwa kandungan logam Cu di aliran Sungai Deli berkisar antara 0,006-0,01 mg/liter dan Pb 0,01 mg/liter.

Pemanfaatan sungai Deli di dearah huludimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang untuk kegiatan pertanian dan perikanan. Sedangkan bagian tengah dan hilir sungai Deli sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi secara optimal disebabkan kondisi perairan yang sudah tercemar. Pemanfaatan lahan daerah aliran sungai di hulu antara lain sebagai daerah pertanian, perikanan dan pemukiman serta hutan. Sedangkan air sungai dimanfaatkan untuk irigasi, rekreasi air serta air baku air minum. Pertanian terutama terdapat di Desa Semangat Gunung dan Desa Doulu(Bapedaldasu, 2007)

Masyarakat sekitar daerah tengah dan hilir sungai Deli seperti Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Sunggal, Medan Marelan, Medan Labuhan dll kebanyakan hanya memanfaatkan aliran sungai Deli untuk kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK)dimana daerah tersebut merupakan kawasan industri yang banyak menghasilkan limbah industri. Beberapa di antara nya adalah limbah logam berat Pb dan Cu yang tentu saja berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat tersebut.

(20)

Tanggapan masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir Sungai Deli terhadap kualitas air juga menyatakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air Sungai Deli.

Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitianlebih lanjut mengenai kadar logam Pb dan Cu di aliran sungai Deli untuk mengetahui perubahan yang telah terjadi pada aliran sungai Deli.

Perumusan Masalah

Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi Sumatera Utara dengan luas 47,298.01 Ha, sehingga memungkinkan pengelolaan yang kurang optimal dalam usaha menjaga kelestariannya. Salah satunya adalah banyaknya pabrik-pabrik yang berdiri di sekitar DAS sungai Deli yang memungkinkan terjadinya pembuangan limbah secara langsung maupun tidak langsung ke DAS Sungai Deli. Limbah tersebut mengandung logam berat yang apabila jumlahnya berlebihan dalam badan air dapat menurunkan kualitas airnya. Hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2002 menunjukkan nilai kandungan logam berta Pb di Sungai Deli antara 0,72-1,14 mg/L dan logam berat Cu 1,24-1,36 mg/l yang nilainya sudah melampaui baku mutu kualitas air. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

1. Berapa kandungan logam berat Pb dan Cu di Sungai Deli.

(21)

Kerangka Pemikiran Penelitian

Letak dan aliran Sungai Deli yang panjang yang memungkinkan terjadi pencemaran di sungai tersebut. Baik dari pencemaran hasil limbah industri maupun rumah tanggga, sehingga menurunkan kualitas air Sungai Deli. Berikut ini adalah bagan alur dari penelitian yang akan dilakukan :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Rumah tangga

Limbah

Industri

Dampaknya terhadap organisme dan masyarakat sekitar

Masuk ke aliran air Terakumulasi di sedimen

Penurunan Kualitas Perairan

Aktivitas manusia

Non Logam Logam

Sungai

Pengelolaan yang terpadu

(22)

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisiskandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran air Sungai Deli bagian tengah dan hilir serta menentukan kualitas air Sungai Deli berdasarkan baku mutu air.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaatdalam memberikan informasi kepada individu maupun kelompok atau instansi terkait kualitas air Sungai Deli ditinjau dari parameter logam berat Pb dan Cu dan diharapkan dapat ikut membantu segala usaha dalam upaya peremajaan aliran Sungai Deli.

Hipotesis

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai

Sungai adalah sumber daya alam, dimana pemanfaatan air di hulu akan mempengaruhi air di hilir. Pencemaran sungai di hulu akan menimbulkan bahaya sosial di hilir. Sungai merupakan kawasan yang rentan terhadap pencemaran air karena merupakan salah satu media pembuangan limbah, dan sangat rentan terhadap pencemaran. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan beban lingkungan pada wilayah sungai. Sungai mempunyai kapasitas untuk menerima daya tampung dan beban pencemaran. Daya tampung adalah kemampuan air pada suatu sumber air, untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar (Azwir, 2006).

Gambaran Umum Sungai Deli

Menurut data Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu Sei Ular (2002), DAS (Daerah Aliran Sungai) Deli merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi Sumatera Utara dengan luas 47,298.01 Ha. Daerah Aliran Sungai Deli terbentang antara 3° 13' 35,50'' s/d 3° 47' 06,05'' LUdan 98° 29' 22,52'' s/d 98° 42' 51,23'' BT. Secara adminitrasi DAS Deli berada pada 3 (tiga) Kabupaten yaitu Kabupaten Karo seluas 1,417.65 Ha (3 %), Kabupaten Deli Serdang seluas 29,115.20 Ha (61.56 %) dan Kota Medan seluas 16,765.16 ha (35.45 %). Adapun Batas DAS Deli adalah sebagai berikut :

(24)

Sebelah Timur : Daerah Aliran Sungai Batang Kuis

Berdasarkan hasil analisis Sistem Informasi Geografis dan Check Lapangan maka DAS Deli terbagi atas 7 (tujuh) Sub DAS dengan rincian sebagai berikut (Tabel1).

Tabel 1. Luas Sub DAS di DAS Deli Berdasarkan Wilayah Administrasi

Sub DAS Kabupaten/ Kota Kecamatan Luas

(Ha)

Sei Sikambing Deli Serdang Sunggal 24.27

Medan - 4,199.65

Total Sub DAS Sei Sikambing

4,223.93

Babura Deli Serdang Pancur Batu 3,485.45

Medan 940.36

Total Sub DAS Babura 4,425.81

Bekala Deli Serdang Namorambe 1,909.73

Pancur Batu 1,258.71 Sibolangit 211.76

Medan - 1,799.49

Total Sub DAS Bekala 5,179.68

Deli Deli Serdang Deli Tua 786.98

Namorambe 876.34

Patumbak 310.53

Sibiru-biru 184.36

Sunggal 4.08

Medan - 4,698.22

Total Sub DAS Deli 6,860.51

Paluh Besar Deli Serdang Hamparan

Perak

4,930.00

Sunggal 762.59

Medan 5,131.16

Total Sub DAS Sei Paluh Besar

10,823.75

Petani Deli Serdang Kutalimbaru 3.46

Namorambe 3,171.69 Sibiru-biru 25.17 Sibolangit 8,077.46

Karo Berastagi 603.30

Merdeka 814.36

Total Sub DAS Petani 12,695.43

Simai-mai Namorambe 808.94

Sibiru-biru 1,917.32 Sibolangit 362.65

Total Sub DAS Simai-mai 3,088.91

Total DAS Deli 47,298.01

(25)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik Indonesia, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Menurut Putra (2002) nilai rata-rata kandungan logam berat pada lokasi pengamatan yaitu dekat industri lapis listrik dan baja seperti timbal (Pb) berkisar antara 0,72 sampai 1,14 mg/L dan tembaga (Cu) berkisar antara 1,24 sampai 1,36 mg/L. Tanggapan masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir Sungai Deli terhadap kualitas air juga menyatakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air Sungai Deli.

Parameter fisika dan kimia perairan a) Suhu

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altidude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskoditas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan larutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Effendi, 2003).

(26)

kemudian sepanjang aliran sungai berfluktuasi temperatur tahunan akan semakin besar dan mencapai maksimum di daerah hilir (potamal), dengan kata lain bahwa daerah hulu mempunyai temperatur tahunan yang relatif paling konstan dan juga lebih dingin (Barus, 2004).

Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20°C-30ºC (Effendi, 2003).

b) pH

Menurut Barus (2004) nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefenisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematis dinyatakan sebagai pH= log 1/H+, dimana H+ adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol per liter larutan.

Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi asam maupun basa akan sangat membahayakan kelangsungan hidup organisme karena dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. pH yang rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion Aluminium yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisma air, sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu (Barus, 2004).

(27)

c) Dissolved oxygen (DO)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen) merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan dalam air. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga akan mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi permukaan logam (Putra, 2002).

Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0°C dan 8 mg/l pada suhu 25ºC, sedangkan di perairan laut berkisar antara 11 mg/l pada suhu 0°C dan 7 mg/l pada suhu 25ºC (McNeely dkk., 1979 yang diacu dalam Effendi, 2003).

d) Kekeruhan

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air (Effendi, 2003).

Logam berat

(28)

Limbah yang mengandung logam berat perlu mendapat perhatian khusus, mengingat dalam konsentrasi tertentu dapat memberikan efek toksik yang berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya (Lelifajri, 2010).

Senyawa logam berat biasanya banyak terdapat dalam limbah industri. Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber antara lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa logam berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan maupun katalis. Peningkatan kadar logam berat pada air laut akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolism dapat berubah menjadi racun bagi organisme laut. Selain bersifat racun, logam berat juga akan terakumulasi dalam sedimen dan biota melalui proses gravitasi (Rochyatun dkk, 2006).

Logam berat yang dimasukkan dalam kelas B, merupakan logam-logam yang terlibat dalam proses enzimatik dan dapat menimbulkan polusi, misalnya Cu, Zn, Cd, Hg, dan Pb. Logam kelas B ini lebih reaktif terhadap ikatan ligan dengan sulfur dan nitrogen dari pada logam kelas A, sehingga hal ini sangat penting dalam sistem fungsi metaloenzim yang mengganggu (bersifat racun) terhadap metabolism itu sendiri. Hal ini sering terjadi pada sel-sel respirasi yaitu epitel insang yang menjadi rusak karena beberapa logam yang termasuk kelas B terikat sebagai ligan (Darmono, 1995).

(29)

1. Konsentrasi logam berat dalam air 2. Konsentrasi logam berat dalam sedimen, 3. pH air dan pH sedimen dasar perairan,

4. Tingkat pencemaran air dalam bentuk COD (chemical oxygen demand) 5. Kandungan sulfur dalam air dan sedimen,

6. Jeni shewan air

7. Umur dan bobot tubuh, dan

8. Fase hidup (telur, larva) (Manahan, 2002 yang diacu oleh Sitorus 2004).

a) Timbal (Pb)

Timbal atau yang kita kenal sehari–hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata plumbum dan logam ini disimpulkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327ºC dan titikdidih 1.620ºC. Pada suhu 550- 600ºC. Pb menguap dan membentuk oksigen dalam udara membentuk timbale oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II). Walau pun bersifat lunak dan lentur, Pb sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, dan air panas tetapi air asam timah hitam dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat (Palar, 1994).

(30)

tertimbun dalam jumlah yang besar sehingga akan mengakibatkan terpaparnya hewan oleh logam dalam lingkungan yang tercemar. Demikian juga adanya interaksi antara logam berbahaya dengan logam esensial. Akibat dari pengaruh interaksi tersebut menyebabkan terjadinya hambatan absorpsi atau penurunan fungsi dari organisme yang kebanyakan dapat mengakibatkan gangguan metabolisme logam esensial tersebut(Darmono, 1995 diacu oleh Arifin dkk., 2006).

Timbal (Pb) tidak termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup, bahkan unsure ini bersifat toksik bagi hewan dan manusia karena dapat terakumulasi pada tulang (Effendi, 2003). Putra (2002) menambahkan, secara alamiah, Pb dapat masuk ke dalam badan perairan melalui pengkristalan diudara dengan bantuan air hujan, melalui proses modifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Pb yang masuk ke dalam badan perairan merupakan dampak dari aktivitas kehidupan manusia. Diantaranya adalah air buangan (limbah) dari industri yang berkaitan dengan Pb.

b) Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) adalah unsur mineral mikro esensial yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme dan fisiologi dalam tubuh ternak(Burn, 1981 yang diacu oleh Arifin dkk., 2006).

(31)

Secara alamiah Cu masuk kedalam perairan sebagai akibat dari peristiwa erosi atau pengikisan batuan mineral dan melalui persenyawaan Cu di atmosfer yang dibawa turun oleh air hujan (Putra, 2002).

(32)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013 di kawasan aliran Sungai Deli.Analisis sampel air dan logam beratdilakukan di Badan Penelitian dan Teknologi Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan terdiri atas tali berskala (meteran), gelas ukur, peralatan titrasi, kertas label, pH meter, GPS, termometer air raksa,gelas piala 250 ml, shaker, erlenmeyer, oven, coolbox, kertas label, turbidimeter, timbangan analitik, oven, kertas saring milipore dengan ukuran 0,45μm, serta AAS (Atomic

Absorbtion Spectrophotometer), serta lampu katoda berongga Pb dan Cu.

Bahan yang akan digunakan terdiri atas air bebas mineral (aquabides), asam nitrat (HNO3), larutan timbal Pb dan Cu, gas etilen (C2H2), larutan

pengencer HNO30,05 M, larutan pencuci HNO3 5%, Asam nitrat 65 %, 4 M dan

0,15 M, Metilisobutilketon (MIBK), Ammonium pyrolidinditio karbamat (APDC), Natrium hidroksida (NaOH), Kalium bikromat (K2Cr2O7).

Prosedur Penelitian

Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel

(33)

merupakan stasiun kontrol yang tidak melalui daerah-daerah industri. Berikut ini adalah gambar dari masing-masing stasiun.

Stasiun I sebagai stasiun kontrol terletak di Desa Sembahe, Kabupaten Deli Serdang seperti terllihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Stasiun I

Stasiun II berada di Jembatan pangkalan Mansyur Kelurahan Titi Kuning seperti terlihat pada Gambar 3.

(34)

Stasiun IIIberada di Jl. Adam Malik Kotamadya Medan seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun III

Stasiun IVberada di jembatan Belawan Kecamatan Medan Belawan seperti terlihat pada Gambar 5.

(35)

Gambar 6. Peta lokasi penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dari pagi hari sampai sore dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Pengambilan sampel kualitas air untuk parameter fisika dilakukan secara langsung (insitu) pada masing-masing stasiun dan untuk parameter kimia air sampel dimasukkan ke dalam botol sampel dari masing-masing stasiun, kemudian akan dianalisis secara (eksitu) di Badan Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.

Pengambilan sampel

Pengambilan sampelair dilakukandi lapisan permukaan dengan menggunakan Van Dorn bottle sampler ± 250 ml dan dimasukkan ke dalam botol

polyetilen. Sampel air ditambahkan HNO3 sebagai pengawet sampai pH ≤ 2

(36)

Parameter fisika- kimia perairan

Pengukuran parameter fisika dan kimia air dilakukan dengan dua cara yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (eksitu). Pengukuran langsung di lapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH, dan kecepatan arus, sedangkan untuk kada logam Pb dan Cu dilakukan di Badan Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara. Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Parameter kualitas air dan metode analisis

Parameter Satuan Metode Analisa/ Alat Lokasi

Fisika

1. Kekeruhan NTU Turbidity meter In situ

2.Suhu oC Thermometer air raksa In situ

(37)

kedalam persamaan garis dari larutan standar, maka kadar logam berat dalam contoh dapat diketahui.

Pembuatan Larutan Standar Logam Pb dan Cu

Logam Pb dan Cu masing-masing ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar 1000 ml. Larutan tersebut mengandung 1000 ppm yang dinamakan larutan induk. Sebanyak 10 ml dari larutan induk dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda akhir. Larutan yang diperoleh mengandung konsetrasi 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dipipet sebanyak 10 ml lalu dimasukkankedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda akhir untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi 10 ppm. Dibuat larutan dengan konsetrasi 10 ppm sebanyak 5 ulangan untuk mempermudah pembuatan larutan standar berikutnya.

Untuk mendapat larutan standar dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 ppm, berturut-turut dipipet sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml dari larutan 10 ppm lalu masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda akhir

Analisis data

Untuk melihat kondisi pencemaran logam berat pada air di sungai Deli maka hasil analisis logam berat dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan PP. No. 82 tahun 2001 untuk melihat kondisi pencemaran logam berat Pb dan Cu. Kriteria baku mutu kandungan logam berat Pb dan Cu dalam air dapat dilihat pada tabel 3.

(38)

Logam berat Baku mutu

1. Timbal (Pb)

Air (mg/L) PP RI No.82 Tahun 2001 (0,03 mg/L)

2. Tembaga (Cu)

Air (mg/L) PP RI No.82 Tahun 2001 (0,02mg/L)

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam Air

Berdasarkan hasil pengukuran kandungan logam berat Pb dan Cu pada air tertinggi diperoleh stasiun IV yaitu Jembatan Belawan dengan nilai 0,408 mg/l untuk Pb dan 0,589 mg/l untuk Cu. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata kadar logam berat Pb dan Cu pada setiap stasiun dapat dilihat pada gambar7.

Gambar 7. Nilai rata-rata kadar logam Pb dan Cu

(40)

Parameter Fisika Kimia (suhu air, pH, Disolved Oxygen (DO), Kekeruhan)

Kondisi lingkungan perairan hasil pengukuran secara insitu di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Suhu air tertinggi terdapat pada stasiun IV, sedangkan DO tertinggi terdapat pada stasiun I. Untuk lebih jelasnya masing-masing pengukuran pada titik pengambilan sampel disajikan pada Tabel 4, sedangkan data dasar setiap stasiun dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 4. Analisis Parameter Kualitas Lingkungan Perairan Stasiun

Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam air

(41)

Kandungan Logam Pb dalam Air

Hasil pengukuran di stasiun I yaitu Desa Sembahe menunjukkan tidak ditemukannya logam berat Pb.Hal ini disebabkan karena letak stasiun yang merupakan daerah hulu sungai dimana aktifitas pabrik dan rumah tangga yang menghasilkan limbah logam tersebut tidak ada, sehingga kualitas air nya masih terjaga.

Rata-rata hasil pengukuran kandungan logam berat Pb pada stasiun II yaitu Jembatan Pangkalan Mansyur adalah 0,078 mg/l. Menurut PP no.81 Tahun 2001 kandungan logam berat Pb di stasiun ini sudah melampaui baku mutu yaitu 0,03 mg/l. Hal ini disebabkan karena letak stasiun II yang berada di tengah pemukiman penduduk dan adanya aktifitas pabrik di daerah tersebut.Kandungan logam berat Pb yang tinggi pada perairan juga dapat berakibat buruk pada biota yang ada di dalamnya. Konsentrasi logam berat Pb yang mencapai 188 mg/l, dapat membunuh ikan (Palar 2004).

Pada stasiun III yaitu Jembatan Adam Malik nilai kandungan logam berat Pb adalah 0,312 mg/l. Menurut PP no. 81 Tahun 2001 kandungan logam berat Pb pada stasiun ini sudah melampaui baku mutu yaitu 0,03 mg/l. hal ini disebabkan karena letak stasiun yang berada di daerah pemukiman penduduk dan banyaknya aktifitas pabrik di lokasi tersebut.

(42)

menyebabkan pencemaran di daerah tersebut meningkat. Menurut Putra (2002) nilai logam berat Pb pada Titi Belawan adalah 0,72 mg/l. Perbedaan nilai ini bisa disebabkan karena perbedaan waktu pengambilan sampel dan faktor lingkungan lainnya.Disamping itu pada saat sebelum sampling terjadi hujan yg memungkinkan terjadi pengenceran/pelarutan oleh air hujan dimana menurut Darmono (1995) bahwa pada musim hujan kandungan logam akan lebih kecil karena proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi.

Menurut Data Badan Lingkungan Hidup (2007) menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb di Sungai Deli yaitu 0,01 mg/l. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap kandungan logam berat Pb di Sungai Deli dalam kurun waktu 6 tahun berikutnya dimana hasil penelitian menunjukkan kandungan logam Pb antara 0.078-0,407 mg/l. Hal ini disebabkan karena banyaknya aktifitas industri yang banyak di sekitar Sungai Deli dan kemungkinan industri tersebut membuang limbah secara langsung ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Nilai konsentrasi logam berat Pb di aliran Sungai Deli dari tahun 2004-2005dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai konsentrasi Logam berat Pb pada Aliran Sungai Deli Tahun Konsentrasi logam Pb (mg/L) Keterangan

2004 0.03-0,042 Melampaui baku mutu

2005 0,01-0,02 Melampaui baku mutu

2006 0,01-0,l3 Melampaui baku mutu

2007 0,01 Belum melampaui

2013 0,078-0,407 Melampaui baku mutu

(43)

dekat kawasan industri, perumahan, pelabuhan serta dekat dengan daerah muara Sungai Deli yang diasumsikan sebagai tempat pembuangan akhir dari limbah-limbah industri.

Kandungan Logam Cu dalam air

Hasil pengukuran di stasiun I yaitu Desa Sembahe menunjukkan hasil yang sama dengan logam berat Pb yaitu tidak ditemukannya logam berat Cu. Hal ini disebabkan karena letak stasiun yang merupakan daerah hulu sungai dimana aktifitas pabrik dan rumah tangga yang menghasilkan limbah logam tersebut tidak ada, sehingga kualitas air nya masih terjaga.

Hasil pengukuran kandungan logam berat Cu pada stasiun II yaitu 0,19 mg/l, stasiun III yaitu 0,463 mg/ l dan pada stasiun IV yaitu 0,58 mg/l. Menurut Palar ( 1994 ) industri tekstil paling banyak menggunakan logam berat Cu dalam proses pencucian. Selain berasal dari industri tekstil, pemasukan logam berat Cu juga berasal dari limbah rumah tangga, pertanian, pelabuhan dan peternakan. Perbedaan nilai kandungan logam berat Cu ini adalah perbedaan aktifitas dan banyak nya industri yang ada di Sungai Deli.

(44)

industriyang ada di daerah tersebut membuat kontribusi yang besar terhadap pencemaran logam berat Cu di perairan.

Nilai logam berat Cu tertinggi berada pada stasiun IV yaitu 0,588 mg/l. Hal ini disebabkan karena letak stasiun IV yang merupakan daerah hilir dari Sungai Deli dan terdapat aktivitas pelabuhan disana. Hal ini sesuai dengan Palar (1994) yang menyatakan aktifitas di pelabuhan merupakan penyumbang logam berat Cu ke perairan. Sumber pemasukan logam berat Cu dapat berasal dari limbah bahan bakar kapal dan juga dari logam berat Cu yang banyak digunakan untuk melapisi galangan kapal yang apabila mengalami korosi akan terlarut ke dalam perairan.Menurut Putra (2002) nilai logam berat Cu pada Jembatan Belawan adalah 1,08 mg/l. Perbedaan nilai ini bisa disebabkan karena perbedaan waktu pengambilan sampel dan faktor lingkungan lainnya.Disamping itu pada saat sebelum sampling terjadi hujan yg memungkinkan terjadi pengenceran/pelarutan oleh air hujan dimana menurut Darmono (1995) bahwa pada musim hujan kandungan logam akan lebih kecil karena proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi.

(45)

dahulu.Menurut data Balai Lingkungan Hidup (2007) terdapat 54 aktifitas di sekitar daerah pengaliran Sungai Deli yang terbagi dalam 8 kecamatan (Lampiran 3). Nilai konsentrasi logam berat Pb di aliran Sungai Deli dari tahun 2004-2005 dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai konsentrasi Logam berat Cu pada Aliran Sungai Deli Tahun Konsentrasi logam Cu (mg/L) Keterangan

2004 0.004-0,07 Melampaui baku mutu

2005 0,004-0,05 Melampaui baku mutu

2006 0,004-0,12 Melampaui baku mutu

2007 0,006-0,01 Belum melampaui

2013 0,19-0,589 Melampaui baku mutu

Menurut PP no.81 Tahun 2001 kandungan logam berat Cu di stasiun II sampai IV sudah melampaui baku mutu yaitu 0,02 mg/l sehingga diperlukan penanganan yang lebih serius lagi untuk mengurangi nilai kandungan logam berat Cu di Sungai Deli.

Parameter Fisika Kimia (suhu air, pH, Disolved Oxygen (DO), Kekeruhan ) Suhu

Menurut Effendi (2003) suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altidude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air.

(46)

relatif konstan dan rendah.Selain itu banyaknya vegetasi tumbuhan di daerah stasiun I (hulu) menyebabkan sedikitnya intensitas cahaya matahari yang langsung mengenai badan air.

Sedangkan suhu air pada stasiun IIantara 24-25ºC. kisaran suhu ini lebih tinggi daripada suhu pada stasiun I. Hal ini disebabkan oleh adanya aktifitas industri di sekitar stasiun pengamatan. Aktifitas industri ini memiliki pengaruh terhadap peningkatan suhu di badan air namun pada stasiun II terdapat vegetasi tumbuhan yang hidup di tepi sungai yang dapat juga mempengaruhi fluktuasi suhu di badan air tersebut.

Suhu air pada saat pengambilan sampel di stasiun III antara24-24,5°C. Suhu ini lebih rendah dibandingkan dengan stasiun II, hal ini diduga disebabkan karena banyaknya vegetasi tumbuhan yang hidup di tepi sungai sehingga sinar matahari tidak langsung mengenai badan air. Suhu air tertinggi berada di stasiun IV yaituantara 25-25,5°C. Hal ini disebabkan karena letak stasiun pengamatan yang sudah berada di daerah hilir sungai sehingga semua limbah-limbah dari badan air akan terakumulasi disana selain itu tidak adanya vegetasi tumbuhan di tepi sungai membuat cahaya matahari terkena langsung ke badan air.

(47)

mg/l dan Cu 0,589 mg/l sedangkan suhu nya antara 25-25,5ºC. Terlihat hubungan berbanding lurus antara suhu dan peningkatan logam di perairan, hal ini sesuai dengan Shindu (2005), apabila perairan tercemar oleh logam berat, maka sifat toksisitas dari logam berat terhadap biota air akan semakin meningkat seiring

meningkatnya suhu. Berdasarkan hal tersebut, maka suhu perairan dilokasi penelitian digolongkan masih baik serta dapat mendukung kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.

pH

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai pH dari stasiun I, II, dan III diperoleh kisaran 6,6-7,5. Berbeda dengan nilai pH di stasiun IV dimana nilainya 5,7-5,8, nilai ini termasuk keadaan asam yang menyebabkan organisme air tidak dapat hidup dengan baik. Menurut Sastrawijaya (2000) air yang masih segar dari pegununganbiasanya mempunyai pH yang lebih tinggi, makin ke hilir pH air akan menurun menujusuasana asam, hal ini disebabkan oleh adanya penambahan peningkatan bahan-bahanorganik yang terurai. Nilai pH ini juga mempengaruhi kadar logam Pb dan Cu di stasiun IV yaitu 0,407 mg/l untuk Pb dan 0,589 mg/l untuk Cu sedangkan pH nyaantara 5,7-5,8. Terlihat hubungan berbanding terbalik antara pH dan kandungan logam berat di perairan. Peningkatan toksisitas logam akan meningkat bila terjadi penurunan pH , hal ini sesuai dengan Palar (2004), tokisisitas logam berat juga dipengaruhi oleh perubahan pH, toksisitas dari logam akan meningkat bila terjadi penurunan pH.

(48)

baku mutu. Berbeda dengan stasiun IV yang nilai pH nya berada dibawah nilai baku mutu.

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen) merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan dalam air. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air (Putra, 2002).Dari hasil pengukuran nilai DO tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu diantara 8,6-8,7. Nilai ini diperoleh karena kondisi di sekitar stasiun pengamatan yang banyak ditumbuhi oleh vegetasi tumbuhan sehingga berpengaruh terhadap kadar DO di badan air. Hal ini sesuai dengan Barus (2004) sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari proses fotosintesis. Menurut PP No.81 Tahun 2001 baku mutu DO >6 sehingga kualitas air pada stasiun I berdasarkan parameter DO termasuk air Golongan I dan merupakan kualitas air yang paling baik.

Nilai oksigen terlarut (DO) di stasiun IIantara 5,1-7,7. Nilai ini lebih rendah daripada stasiun I. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas industri disekitar stasiun yang membuat suhu air meningkat dan kadar oksigen terlarutnya akan menurun. Hal ini sesuai dengan Barus (2004), konsentrasi DO akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air.Menurut PP No.81 Tahun 2001 baku mutu DO >6 sehingga kualitas air pada stasiun II berdasarkan parameter DO termasuk air Golongan II.

(49)

baku mutu DO >6 sehingga kualitas air pada stasiun III berdasarkan parameter DO termasuk air Golongan II.

Nilai DO terendah terdapat pada stasiun IV yaitu antara 2,3-3. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak stasiun IV yang berada di daerah hilir sungai sehingga limbah-limbah dari badan air akan terakumulasi di perairan tersebut. Suhu yang tinggi di stasiun tersebut juga mempengaruhi kadar DO. Nilai DO yang rendah ini juga berpengaruh terhadap toksisitas logam Pb dan Cu. Di stasiun ini nilai Pb adalah 0,407 mg/l dan Cu 0,589 mg/l dengan nilai DO 2,3-3. Nilai yang relatif rendah ini dapat mempengaruhi toksisitas logam berat terhadap ikan yang bermula dari terganggunya proses metabolisme dan respirasi ikan tersebut (Shindu, 2005).

Kekeruhan

Nilai kekeruhan terendah terdapat pada stasiun I yaiti antara 1,03-1,17 NTU, sedangkan nilai kekeruhan tertinggi terdapat pada stasiun IV yaitu antara 12,8-13,3 NTU. Nilai kekeruhan pada stasiun II antara 5,76-6,01 NTU dan stasiun III antara 8,3-8,82 NTU.Hasil ini menunjukkan bahwa badan air di stasiun IV merupakan air yang paling keruh.

(50)

Upaya penanggulangan pencemaran

Upaya penanggulangan pencemaran logam berat Pb dan Cu di aliran Sungai Deli harus ditangani secara serius. Salah satu nya adalah dengan cara memperketat aturan dalam pengolahan limbah terhadap kegiatan industri di sekitar aliran sungai. Hal ini dapat dilihat dari semua kegiatan industri di sekitar

Sungai Deli (Lampiran 4) masih ada industri yang belum dilengkapi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), keadaan ini memungkinkan industri tersebut

membuang limbahnya secara langsung ke dalam aliran sungai. Selain itu, peran serta masyarakat sekitar DAS Deli juga penting terhadap pemantauan kualitas air sungai sehingga akan terjadi kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat sekitar.

(51)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kandungan logamtertinggi logam berat Pb tertinggi adalah 0,407 mg/L dan logam berat Cu adalah 0,589 mg/L yang terdapat pada stasiun Iv yaitu Jembatan Belawan.

2. Tingkat kandungan logam Pb dan Cu di aliran Sungai Deli berpengaruh terhadap penurunan kualitas perairan Sungai Deli.

Saran

1. Perlu dilaksanakan pemantauan kualitas air Sungai Deli secara berkala agar didapatkan data-data yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan Undang-Undang yang mengatur pemanfaatan Sungai Deli.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z, Darmono, Agus. S, Rina. P. 2006. Validasi Analisis Logam Copper (Cu) dan Plumbum (Pb) dalam Jagung Dengan Cara Spektrofotometer Serapan Atom. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Jakarta.

Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar. Tesis. UNDIP.

Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara (BAPEDALDASU). 2007. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007. http:/www.bapedaldasu.go.id [1 April 2013]

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu Sei Ular (BPDASWU). 2002. http:/www.bpdaswu.com [1 April 2013]

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. Penerbit Universitas Universitas Sumatera Utara. Medan

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Ernawati. 2010. Kerang Bulu (Anadara inflata) Sebagai Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmiun (Cd) di Muara Sungai Asahan.Tesis. USU Repository. Medan

Happy. R. A, Masymsir dan Dhahiyat, Y. 2012. Distribusi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd Pada Kolom Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 3: 175-182.

Lelifajri. 2010. Adsorpsi Ion Logam Cu (II) Menggunakan Lignin Dari Limbah Serbuk Kayu Gergaji. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7, No. 3, hal 126-129. Fakultas MIPA. Universitas Syah Kuala

MENLH. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 51/MENLH/2004 Tahun 2004. Tentang Penetapan Baku Mutu Air Laut Dalam Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan Hidup. Jakarta.

(53)

Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor: 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Penegndalian Pencemaran air. Jakarta

Putra, E. A. 2002. Analisis Limbah Industri Logam Terhadap Kualitas Air Sungai Deli (Ditinjau Dari Aspek Fisika dan Kimia). Tesis. Usu Repository. Medan

Rochyatun, E., Taufik, K dan Abdul, R. 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Jurnal Makara Sains. Vol 10 No.1 : 35-40.

Sitorus, H. 2004. Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Timbal dalam Kerang Darah di Perairan Pesisir Timur Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia jilid 11 nomor 1 hal 63-80. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor

Shindu, S. F. 2005. Kandungan Logam Berat Cu, Zn, dan Pb Dalam Air, Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dalam Keramba Jaring Apung, Waduk Saguling. Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor

(54)
(55)

Lampiran 1. Hasil pengamatan parameter fisika kimia perairan

Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3

Suhu (°C) 22,5 23 23 24 25 25 24 24 25.5 25 25 26

DO 8,7 8,7 8,6 7.7 5,9 5,1 5,1 5,2 5,1 2,3 3 2,8

Ph 7.3 7,5 7,3 6,8 6,8 6,7 6,8 6.,6 6,6 5,8 5,7 5,8

Kekeruhan (NTU)

(56)

Lampiran 2. Foto pengambilan sampel

Pengambilan sampel air Pengukuran pH

(57)

Lampiran 3. Alat dan Bahan

GPS (Global Positioning System) Thermometer

Ember Alat titrasi

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Luas Sub DAS di DAS Deli Berdasarkan Wilayah Administrasi
Gambar 2.Stasiun I
Gambar 4. Stasiun III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atas kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK LAUT CINA SELATAN” ini.. Adapun skripsi ini dibuat sebagai

Karyawan Garuda Citra Hotel Medan selalu bersikap ramah dalam memberikan pelayanan kepada tamu Ketanggapan (Responsiveness).. Karyawan Garuda Citra Hotel Medan selalu

[r]

Pengujian Pengaruh Variabel Tindakan Supervisi, Motivasi, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Namun secara kualitatif, penerapan sistem mudharabah pada profit asuransi jiwa syariah yang lebih baik dibandingkan asuransi konvensional, karena mampu bertahan dari

TESIS PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN MODAL .... MAWIDA

Hasil dari pembuatan peta-peta kerja adalah bahwa untuk membuat pegas daun 8943682681 diperlukan waktu selama 6,57 jam (bila waktu menunggu dan waktu transporatsi tidak

Seleksi Sederhana Pengadaan Jasa Konsultan Pengawas Pembangunan Landscap Asrama dan IDB, Saluran Air dan Parkir. Lelang Sederhana Pengadaan Pekerjaan Konstruksi