• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

“KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO

BANANA YOSHIMOTO NO SAKUHIN NO “KITCHEN” NO

SHOUSETSU NI OKERU SHUJINKOU NO SHINRITEKI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu

Syarat Ujian Sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH: DWI ARISTA

090708012

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad dan Nikmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik, walaupun tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi dalam skripsi ini. Baik itu dari segi keterbatasan bahan maupun keterbatasan penulis sendiri dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel

“Kitchen” Karya Banana Yoshimoto ini, penulis susun sebagai salah satu

syarat untuk meraih gelar sarjana pada Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang begitu sederhana rasanya tidaklah cukup untuk mengucapkan rasa terima kasih penulis. Namun hanya itulah yang mampu penulis berikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang-orang yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum selaku Ketua Departemen

(3)

3. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, MS.,Ph.D selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Nandi.S selaku Pembimbing II dalam penulisan skripsi

saya yang telah teliti untuk membaca dan mengkoreksi penulisan ini untuk menjadi lebih sempurna.

5. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Budaya khususnya Departemen

Sastra Jepang yang telah membimbing saya dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas segala pengetahuan dan ilmunya yang telah diberikan kepada saya.

6. Teristimewa penulis ucapkan untuk kedua orang tuaku Ayahanda

Wagimin dan Ibunda tercinta Murtini terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, doa untuk kebahagiaan dan keberhasilan anak-anaknya, keringat dan air mata serta dukungan materil yang tak terhingga untuk pendidikan anak-anaknya dan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan menyelesaikan perkuliahan dan mendapatkan gelar sarjana seperti yang telah dicita-citakan mereka. Tanpa kedua orang tua dan kasih sayang yang diberikan penulis, penulis tidak akan mampu menjadi seperti sekarang ini. Semoga ALLAH membalas kebaikan dan jasa mereka. Juga buat abang, dan kakakku tersayang (Bang Johan, Kak Rika dan bang Bambang), serta smua keluarga Terima Kasih untuk doa dan dukungannya.

7. Untuk keponakan-keponakanku yang cakep-cakep dan imut-imut

(4)

disampingku membuat diri ini menjadi lebih semangat dan terhibur ketika mengerjakan skripsi ini.

8. Untuk “my someone” Oki Arfahsyad Thami, terima kasih atas dukungan, semangat dan perhatiannya selama ini, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih juga buat sahabat-sahabatku yang tidak bisa penulis

lupakan; Ayu, Siska (mak yoz), Revi (conk) yang selalu ada saat suka dan duka serta selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

10.Terima kasih untuk semua teman-teman Sastra Jepang stambuk ’09

secara keseluruhan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan suka dan duka selama menjalani pendidikan di sastra ini.

11.Dan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan

skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan khususnya pada pembaca.

Medan,………….

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGAN TAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ...6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...10

1.6 Metode Penelitian ...10

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL KITCHEN, PSIKOANALISA SIGMUND FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG ... 12

2.1. Definisi Novel ... 12

2.2. Setting Novel K itchen ...14

2.3. Unsur Intrinsik ...16

a. Tema ...16

b. Plot ...18

c. Tokoh ...19

d. Setting ...20

2.4. Unsur Ekstrinsik ...21

2.5 Psikoanalisa Sigmund Freud Dalam Kajian Sastra ...22

(6)

b. Ego ... 24

c. Super Ego ... 25

2.6 Biografi Pengarang ... 26

BAB III. ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO ..28

3.1Ringkasan Cerita ...28

3.2 Analisis Psikologis Tokoh Utama Mikage Sakurai ...30

3.2.1 Kesenangan Tinggal didapur ...30

3.2.2 Alat-Alat Dapur Sebagai Teman ...36

3.3 Dapur Sebagai Cara Menghilangkan Beban Psikologis ...39

3.4 Solusi Cerita ...40

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...41

4.1Kesimpulan ...41

4.2Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sastra adalah karya sastra seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992 : 99). Menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja.

Pada umumnya dalam sebuah karya sastra, sastrawan selalu memasuki pengalaman serta imajinasinya kedalam karya tersebut. Karya sastra menurut Wellek dan Warren dalam Pradopo (2002 : 81) pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, novelette, essai dan cerita bergambar. Sedangkan yang bersifat non fiksi berupa puisi, lagu dan drama.

Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita yang kompleks. Kekompleksan dalam novel sering ditunjukkan dengan adanya konflik yang tidak hanya sekali muncul dalam novel.

(8)

unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita.

Unsur-unsur yang dimaksud seperti tema, plot, latar, penokohan, bahasa dan sudut pandang cerita. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat diluar karya sastra itu tetapi tidak secara langsung mempengaruhi karya tersebut. Seperti kebudayan, sosial, psikologis, politik, agama dan lain-lain yang dapat mempengaruhi pengarang dalam menulis karyanya tersebut.

Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik ini juga terdapat di dalam salah satu karya sastra fiksi yang berupa novel. Salah satu unsur pembangun fiksi di dalam novel ini yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Dalam mendeskripsikan tokoh, pengarang memiliki kebebasan dalam menampilkan tokoh-tokoh cerita baik dalam kehidupan sosiologis, psikologis maupun fisiologis.

Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa dan “logos”

adalah ilmu pengetahuan. Jadi secara Etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya dan latar belakang.

Freud dalam Semi (1989 : 47) merumuskan hipotesis yang berhubungan dengan seluk-beluk jiwa manusia. Menurutnya seluk-beluk jiwa manusia itu

tersusun dalam tiga tingkat yaitu Id adalah libido atau dorongan bawah sadar untuk

mencapai suatu kepuasan, Ego adalah peraturan secara sadar antara Id dan realitas

luar yang dibuat manusia, maka ego akan menekan Id untuk tidak berbuat sesuatu

yang tidak berdasarkan undang-undang. Super Ego adalah penuntun moral dan

(9)

Salah satu karya sastra yang akan ditelaah tokoh utamanya adalah novel Kitchen yang ditulis oleh Banana Yoshimoto. Novel ini sangat menginspirasi bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Dalam novel ini diceritakan bagaimana keadaan psikologis seorang gadis yang bernama Mikage Sakurai. Hidupnya yang menemukan kedamaian dari sebuah ruang yang bernama dapur.

Kitchen bercerita tentang seorang gadis muda di Tokyo, bernama Mikage Sakurai yang kedua orang tuanya meninggal sejak ia masih kecil. Oleh karena itu Mikage tinggal bersama neneknya. Belum lama ini neneknya telah meninggal dunia. Sejak kematian neneknya Mikage merasa dirinya benar-benar sebatang kara. Ia hanya menemukan kedamaian dari sebuah ruangan yang bernama dapur. Bagi Mikage dapur menjadi tempat yang istimewa karena dapur adalah satu-satunya tempat yang dapat membuatnya tidak merasa kesepian, atmosfernya selalu menghadirkan kedamaian dan ketentraman.

Kehadiran peralatan, seperti donburi (mangkuk), piring gratin, cangkir,

seakan menghadirkan kegembiraan dalam dirinya. Setelah neneknya meninggal, setiap hari ia memilih untuk tidur di dapur. Bahkan Mikage bisa tertidur pulas di samping kulkas yang besar dan dingin, dari pada di ranjang yang empuk atau sofa yang mewah.

(10)

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana psikologi tokoh utama dalam novel ini. Untuk itu penulis membahasnya

dalam skripsi dengan judul “ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO”.

1.2. Perumusan Masalah

Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam menjalankan

kehidupannya. Walaupun setiap orang mau mengerjakan suatu tugas yang diembannya belum tentu itu sesuai dengan hati nuraninya. Seperti halnya dalam

novel Kitchen, seorang gadis mengisahkan tentang hidupnya yang menemukan

kedamaian dari sebuah ruang yang bernama dapur.

Dalam novel ini tokoh utama yang digambarkan oleh tokoh Mikage Sakurai adalah seorang anak gadis menginspirasikan bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Ia hanya menemukan kedamaian dari sebuah ruangan yang bernama dapur. Bagi Mikage dapur menjadi tempat yang istimewa karena dapur adalah satu-satunya tempat yang dapat membuatnya tidak merasa kesepian, atmosfernya selalu menghadirkan kedamaian dan ketentraman.

(11)

Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana psikologis tokoh utama yang dialami oleh Mikage Sakurai dalam

novel Kitchen.

2. Bagaimana cara menghilangkan beban psikologisnya.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat terarah.

Penulis menganalisa novel ini dengan mengambil beberapa uplikan dari

novel Kitchen. Kemudian penulis mengomentari cuplikan tersebut terutama yang

adanya indeksikal kondisi psikologis tokoh utama yang diekspresikan oleh

sastrawan Banana Yoshimoto dalam novel Kitchen. Psikologis tersebut akan dilihat

keterkaitannya dengan Id, Ego, dan Super Ego yang terdapat di dalam novel

tersebut.

Dalam analisis ini, penulis hanya fokus bagaimana dampak psikologis dari

Id, Ego dan Superego tokoh utama yang bernama Mikage Sakurai, ketika dia

mengalami kesedihan setelah orang yang disayanginya satu persatu

meninggalkannya dan merasa kesepian.

(12)

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) bahwa sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesunguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja.

Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seorang pengarang. Seperti yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren (dalam kritik sastra, 2002 : 81) karya sastra pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur tersebut terdapat dalam novel juga. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah tokoh.

Tokoh menurut Aminuddin (2000 : 79) adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang. Jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya.

Watak setiap karya fiksi selalu berbeda-beda seperti halnya dengan kehidupan nyata. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis tokoh tersebut. Walaupun psikologis termasuk unsur ekstrinsik tetapi keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi jalan sebuah cerita dari karya fiksi tersebut.

(13)

(Endraswara, 2008 : 101). Terdapat id, ego dan superego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berbeda dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah, gelisah dan tertekan.

Suatu karya sastra dianggap bermutu kalau dia mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakikat kehidupan manusia adalah perjuangan dalam menghadapi kekalutan batinnya sendiri.

Di dalam novel Kitchen dialami oleh Mikage Sakurai tentang tekanan batin

seorang gadis terhadap sebuah dapur yang membuat dia merasa nyaman. Karena sifatnya yang aneh maka dia pun diminta untuk tinggal disebuah apartmen temannya agar dia tidak merasa kesepian.

1.4.2. Kerangka Teori

Meneliti perwatakan tokoh melalui karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis ini, teori yang digunakan adalah teori semiotik dan psikologis. Semiotik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda. Hal ini sesuai dengan pengertian semiotik sebagai ilmu tanda, yang memandang fenomena sosial dan budaya sebagai sistem tanda (Preminger dan Pradopo dalam Wiyatmi, 2009 : 92). Dalam ilmu tanda secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg, 1992 : 44).

Penulis menggunakan Teori Semiotik karena adanya tekanan batin dari seorang gadis yang suka dengan keadaan dapur dan bisa tidur diruangan itu dekat kulkas setelah orang terdekatnya satu persatu meninggal dunia. Setelah

(14)

pendekatan Psikologis yang mengacu teori Psikologis khususnya teori Freud. Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikoanalisis pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tak sadar.

Prinsip-prinsip Psikologis yang dibuat oleh Sigmund Freud dalam Semi (1989 : 46) adalah sebagai berikut:

1. Lapisan kejiwaan yang paling rendah inilah yang disebut dengan lapisan

bawah sadar (Libido) dengan kata lain libido mempengaruhi keinginan yang

mendorong manusia untuk mencapai tingkat pemenuhan kepuasan

(kesenangan, kebahagiaan dan kegairahan).

2. Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan sewaktu kanak-kanak biasanya

banyak mempengaruhi sikap hidup usia dewasa.

3. Semua buah pikiran betapa pun kelihatannya tidak berarti, masih tetap lebih

penting gagasan sederhana dari pada pandangan bawah sadar.

4. Konflik emosi. Menurut Freud konflik emosi terjadi karena adanya konflik

antara bawah sadar.

5. Emosi itu sendiri bersifat Dwirasa (benci tapi rindu, marah tapi sayang).

Biasanya akan terlihat dalam tingkah laku tokoh cerita.

6. Sebagian konflik dapat diselesaikan dengan cara yang tidak dapat diterima.

(15)

bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tak sadar.

Psikoanalis kepribadian menurut Freud terdiri dari id, ego dan super ego.

Ketiga sistem itu saling berkaitan antara satu sama yang lain. Id adalah sistem

kepribadian manusia yang paling dasar. Id adalah aspek kepribadian yang gelap

dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai.

Dalam perkembangannya tumbuhlah ego yang perilakunya didasarkan atas

prinsip kenyataan. Sementara super ego berkembang mengontrol

dorongan-dorongan buta Id tersebut. Hal ini berarti Ego merupakan sistem kepribadian yang

bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan

menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego adalah kepribadian

implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Adapun Super Ego adalah

system kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluative (menyangkut baik buruk). Dengan pendekatan psikologis yang dikemukakan oleh

Freud, penulis akan menunjukkan struktur Id, Ego dan Super Ego dari prilaku yang

dialami oleh tokoh utamanya di dalam novel Kitchen.

(16)

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama yang diungkapkan

oleh Mikage Sakurai dalam novel Kitchen.

2. Untuk mendapatkan gambaran psikologis seperti apa yang dilakukan oleh

tokoh utama dalam novel Kitchen. 1.5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti dan pembaca dapat menambah wawasan mengenai psikologis

tokoh dalam karya sastra fiksi. Sehingga mampu menguasai watak tokoh yang sebenarnya.

2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat sebagai bahan penunjang untuk

Departemen Sastra Jepang FIB Universitas Sumatera Utara, guna memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

1.6. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian. Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif.

(17)

hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Sedangkan metode deskriptif menurut Nawawi (1991 : 63) adalah suatu metode yang dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterprestasikan data.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Dalam penulisan ini peneliti meguraikan dan menjelaskan dengan secermat

mungkin masalah-masalah di dalam novel Kitchen karya Banana Yoshimoto

dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Teori-teori tersebut adalah teori semiotik dan teori psikologis khususnya teori Sigmund Freud.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik metode studi

(18)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL KITCHEN, PSIKOANALISA SIGMUND FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1 Definisi Novel

Abrams dalam Nurgiantoro (1995 : 9), menyatakan bahwa novel berasal dari Italia yaitu Novellet yang secara harfiah yang berarti sebuah barang baru yang kecil yang kemudaian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.

Diantara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosalah, khususnya novel, dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial, Alasan yang dapat ditemukan diantaranya;

a) Novel menampilkan unsur-unsur cerita paling lengkap, memiliki media

yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang paling luas.

b) Bahasa novel cendrung merupakan bahasa sehari-hari,bahasa yang paling

umum digunakan dalam masyarakat.

(19)

1. Novel menurut Nuradi dkk (http//www.lokerseniweb.Id/2011/09/ Pengertian-novel-menurut-para-pakar.htm) adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.

2. Rostamaji dan Agus Priantoro

(http://mathedu-unila.blogspot.com/2011/12/definisi-novel.html) menjabarkan bahwa novel adalah karya sastra yang mempunyai dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya sangat berhubungan karena sangat mempengaruhi dalam kehadiran sebuah karya sastra.

3. Wellek dan Werren (1995 : 282) novel adalah gambaran dari kehidupan

dan prilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis yang bersifat realistis dan mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan psikologis yang lebih mendalam.

4. Jacob Sumardjo (1997 : 11-12) novel adalah genre sastra yang berupa

cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga kebanyakan mengandung unsur suspense dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya.

Di dalam sebuah karya fiksi, novel biasanya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

a. Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk

menggambarkan suasana.

b. Novel itu bersifat realistis yang artinya merupakan tanggapan pengarang

terhadap situasi lingkungannya.

c. Bentuk novel lebih ppanjang dan biasanya lebih dari 10.000 kata.

(20)

2.2 Setting Novel Kitchen

Abrams dalam Nurgiantoro (1995 : 216), mengungkapkan bahwa setting dan latar disebutkan juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan social tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Setting memberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah untuk menggunakan daya imajinasi, di samping itu memungkinkan untuk berperan serta secara krritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang setting.

Nurgiantoro (1995 : 227) mengatakan setting dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. a. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama terrtentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama jelas. Deskripsi tempat secara teliti dan realitias penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh ada dan terjadi yaitu tempat dan waktu yang diceritakan.

(21)

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa

-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan ewaktu factual. Latar waktu juga dikaitkan denagn latar tempat dan latar social sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan.

Dalam novel Kitchen, latar waktu dari cerita dalam novel ini dari selama

menjalani kehidupan sebagai pramusaji. c. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

Jika dilihat dari latar sosialnya novel Kitchen menggambarkan kehidupan

(22)

pertempuran atas kematian, seksualitas dan eksistensialisme. Masalah sosial itu mengakibatkan prilaku psikologis terhadap Mikage.

2.3 Unsur Intrinsik a. Tema

Tema dipahami sebagai gagasan (ide) utama atau makna utama dalam sebuah tulisan. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Sedangkan tema menurut Harymawan dalam Wiyatmi (2009 : 49) adalah rumusan intisari cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita.

Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur-unsur lainnya. Di samping itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau responsi pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagat raya menurut Sayuti dalam Wiyatmi (2009 : 43).

Brooks dalam Aminuddin (2000 : 20) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, aspirator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berbeda dialur cerita, tetapi inklusif di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif di dalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut secara cermat.

(23)

2) Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca.

3) Memahami suatu peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam

prosa fiksi yang dibaca.

4) Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.

5) Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang

disimpulkan dari satu-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita.

6) Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang disampaikan.

7) Mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan

bertolak dari satuan pokok oikiran yang ditampilka nnya.

8) Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkan dalam satu

dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya.

Dalam analisis ini, tema yang dialamikan dalam novel yang berjudul Kitchen. Novel ini menceritakan tentang kehidupan tokoh utama yang bernama Mikage Sakurai yang ditinggal keluarganya yang sangat dicintainya, dan dapur adalah tempat yang selalu membuatnya bisa tentram, bahkan saat kematian neneknya, hanya di samping lemari es lah dia bisa merasakan tidur nyenyak. Mikage Sakurai adalah seorang anak gadis menginspirasikan bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Pengalaman yang berat dan menyedihkan inilah yang menjadi fokus utama dalam novel “KITCHEN”.

(24)

Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Sedangkan alur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008 : 45) adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian.

Menurut Wiyatmi (2009 : 36) secara garis besar alur dibagi ke dalam tiga bagian yaitu awal, tengah dan akhir. Bagian awal berisi eksposisi yang mengandung

instanbilitas dan konflik. Bagian akhir cerita biasanya mengandung donoument

(penyelesaian atau pemecahan masalah).

Dalam analisis ini, alur awal yang terdapat dalam novel Kitchen bercerita

tentang kehidupan tokoh utama yang bernama Mikage Sakurai. Dimana dia sangat sedih ditinggal orang yang sangat dicintainya dan dapur adalah tempat yang paling membuatnya merasa nyaman. Pada alur awal ini juga diceritakan tentang sifat Mikage Sakurai yang sangat tegar dalam menjalankan hidupnya sendiri setelah ditinggal orang-orang yang sangat dia sayangi.

Pada alur tengah diceritakan tentang tekanan batin yang dialami oleh tokoh utama terhadap “dapur” yang membuat dia merasa nyaman. Serta yang dialami oleh

Mikage dan Yuichi yang mempunyai kesedihan yang sama, dan sebelum Mikage dipungut keluarga Tanabe untuk tinggal diapartmentnya dia selalu menghabiskan waktu untuk berada di dapur, karena menurut Mikage dapur adalah tempat yang membuat dia merasa tenang dan nyaman. Setelah kematian neneknya, Mikage merasa sangat sedih dan kesepian.

(25)

Yuichi adalah pemuda yang bekerja paruh waktu di took bunga yang sering dikunjungi nenek. Karena Yuichi juga merasakan kesedihan yang sama seperti yang dirasakan Mikage, dia mengajak Mikage untuk tinggal bersamanya dan ibunya yang bernama Eriko disebuah apartmen mewah. Setelah mengenal lebih jauh, ternyata Eriko sebenarnya adalah ayah Yuichi, bukan ibunya. Eriko mengubah penampilannya dengan cara operasi plastik diseluruh tubuhnya menjadi perempuan agar bisa membesarkan anaknya setelah istrinya meninggal.

Alur terakhir diceritakan tentang Eriko yang bekerja di sebuah bar namun karena kecantikannya setelah dioperasi itu banyak pria yang mengejar-ngejarnya sampai-sampai Eriko di bunuh oleh pria gila yang menyukainya. Pria gila tersebut kecewa dan merasa dibohongi karena mengetahui bahwa Eriko adalah seorang pria dan bekerja di bar homoseksual.

Mikage dan Yuichi sangat syok dan sedih setelah kematian Eriko yang di bunuh, mereka menjadi sangat kesepian dan tidak bisa melihat keceriaan Eriko lagi. Namun mereka berusaha bangit dan ingin memfokuskan diri mereka dengan melakukan kegiatan. Mikage mencoba untuk memfokuskan diri dengan belajar memasak.

c. Tokoh

(26)

Tokoh utama adalah tokoh paling terlibat dalam makna atau tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh yang lain dan paling banyak memerlukan waktu penceritaan menurut Sayuti dalam Wiyatmi (2009:31). Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang mendukung jalan cerita dari sebuah karya sastra.

Tokoh utama dalam novel ini bernama Mikage Sakurai. Mikage adalah seorang gadis yang menginspirasikan bahwa dalam hidupnya dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Dia hanya menemukan

kedamaian dari sebuah ruangan yang bernama “dapur”. Bagi Mikage dapur menjadi

tempat yang sangat istimewa karena dapur adalah tempat satu-satunya tempat yang dapat membuatnya tidak merasa kesepian, dan selalu menghadirkan kedamaian dan ketentraman.

Tokoh-tokoh tambahan digambarkan sebagai teman-temannya yang sayang kepada Mikage. Chika ialah manajer bar milik Eriko dan juga seorang waria, dan Sotaro adalah mantan kekasih Mikage.

d. Setting/Latar

Menurut Jacob Sumardjo (1997 : 75-76) setting dalam cerita bukan hanya

sekedar Background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan

(27)

Sedangkan latar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008 : 794) adalah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.

Latar memiliki fungsi untuk memberi konteks cerita. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebuah cerita terjadi dan dialami oleh tokoh disuatu tempat tertentu, pada suatu masa dan lingkungan masyarakat tertentu.

Dalam fiksi latar dibedakan menjadi tiga macam yaitu latar tempat, waktu dan sosial. Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis. Di lokasi mana peristiwa terjadi, di desa apa, kota apa dan sebagainya. Latar waktu berkaitan dengan masalah waktu, hari, jam maupun historis. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan manusia menurut Sayuti dalam Wiyatmi (2009 : 40).

Latar tempat dalam novel Kitchen ini berada di Tokyo. Dan latar waktu terjadi pada selama menjalani kehidupan sebagai pramusaji. Sedangkan latar sosialnya menggambarkan hidup seorang wanita muda yang tinggal di Tokyo dan setelah kematian neneknya dia hidup sebatangkara. Mikage hanya tinggal sendirian dan tidak mampu mengatasi kenyatan ini. Setiap malam, ia tidur di dapur, satu ruangan yang membantu kesepakatan dia dengan rasa sakit saat ia mampu mendengarkan suara bergetar kulkas yang besar dan dingin.

2.4 Unsur Ekstrinsik

(28)

sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan dari karya sastra tersebut. Secara lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik karya sastra cukup berpengaruh terhadap totalitas keterpaduan cerita yang dihasilkan oleh pengarang.

Di dalam unsur ekstrinsik juga memiliki beberapa unsur diantaranya keadaan subjektifitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang semuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik merupakan segala faktor yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra yang merupakan milik subjektifitas pengarang yang berupa kondisi sosial, motivasi dan tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang.

Unsur-unsur ektrinsik meliputi tradisi dan nila-nilai, struktur kehidupan sosial, keyakinan dan pandangan hidup, suasana pollitik, lingkungan hidup, agama dan lain-lain.Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik diperlukan bantuan ilmu- ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat dan lain-lain.

2.5 Psikoanalisa Sigmud Freud Dalam Kajian Sastra

Menurut Sigmund freud (http://www.anneahira.com/psikologi-sastra.htm)

(29)

berfikir dan berfentasi. Freud mengemukakan gagasannya bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan bagian besarnya adalah keteksadaran atau tak sadar. Berbagai kelainan tingkah laku dapat disebabkan karena faktor-faktor yang terdapat dalam alam ketidaksadaran ini. Karena itu untuk mempelajari jiwa seseorang kita harus menganalisa jiwa orang itu sampai kita dapat melihat keadaan alam ketidaksadarannya yang terletak jauh di dalam jiwa orang tersebut, tertutup oleh alam kesadaran.

Freud percaya bahwa faktor-faktor yang berada dalam ketidaksadaran bukan

merupakan faktor-faktor yang statis melainkan masing-masing mempunyai

kekuatan yang membuatnya dinamis, jadi di dalam alam ketidaksadaran selalu terdapat pergeseran-pergeseran, gerakan-gerakan akibat saling mempengaruhi antara faktor-faktor dalam alam ketidaksadaran tersebut.

Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel. Terkadang pengarang secara tidak sadar maupun secara sadar dapat memasukan teori psikologi yang dianutnya. Sedangkan dalam psikoanalisis menurut Freud, prilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia yang berupa:

a. Id

Id adalah aspek kepribadian yang “gelap” dalam bahwa sadar manusia yang

berisi insting da nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa “energi buta”. Id

beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu: berusaha

memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Id hanya mampu

(30)

Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah, tidak tahu moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alasan inilah yang kemudian membuat Id memunculkan Ego.

b. Ego

Ego berkembang dari Id agar mampu menangani realita, sehingga Ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Ego berusaha memperoleh kepuasan yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan. Ego memiliki dua tugas utama; pertama, memilih dorongan mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Menurut Freud, Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar Ego dalam menjalankan fungsinya tidak ditujukan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan yang berasal dari Id, melainkan sebagai perantara dari tuntutan naluriah organism disatu pihak dengan keadaan lingkungan dipihak lain. Yang dihambat oleh Ego adalah pengungkapan naluri-naluri yang tidak layak atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Jadi dalam melaksanakan tugasnya Ego harus menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan ini tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego.

c. Super Ego

Super Ego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita

(31)

mencerminkan yang ideal bukannya yang real, dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan.

Fungsi-fungsi pokok Super Ego adalah sebagai berikut:

1. Merintangi impuls-impuls Id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif,

karena inilah impuls-impuls yang pernyataanya dikutuk oleh masyarakat.

2. Mendorong Ego untuk menggantikan tujuan realistis dengan

tujuan-tujuan moralitas.

3. Mengajar kesempurnaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada hubungannya antara sastra dengan psikoanalisa. Hubungan tersebut menurut Milner dalam Endraswara (2008 : 101) ada dua hal, yang pertama adalah bahwa ada kesamaan antara hasrat-hasrat yang tersembunyi pada setiap manusia yang menyebabkan kehadiran karya sastra yang mempu menyentuh perasaan kita. Karena karya sastra itu memberikan jalan keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua ada kesejajaran antara mimpi dan sastra, dalam hal ini dihubungkan dengan elaborasi karya sastra dengan proses

elaborasi mimpi yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”.

Bagi Freud mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbeda dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang yang bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikiran-pikirannya.

2.6 Biografi Pengarang

(32)

"Banana" karena sangat menyukai pisang, sebuah nama yang mencerminkan "cute" dan "purposefully androgynous."

Yoshimoto Banana lahir pada tanggal 24 Juli 1964, di Tokyo. Yoshimoto Banana dilahirkan dikeluarga sastra. Ayahnya, Tataki Yoshimoto adalah seorang kritikus sastra yang terkenal, penyair, dan komentator yang terkenal, karya-karyanya sangat terkenal pada gerakan pemuda radikal Jepang pada tahun 1960. Sedangkan adiknya Haruko Yoiko adalah seorang kartunis yang cukup terkenal di Jepang. Mereka dibesarkan di keluarga yang liberal dan belajar nilai kemerdekaan diusia muda. Yoshimoto Banana memulai karirnya sebagai penulis sambil bekerja sebagai pelayan disebuah restoran golf-klub di Jepang pada tahun 1987. Setiap hari ia menyampatkan waktu untuk menulis dikomputernya, minimal setengah jam dalam sehari.

Penulis Amerika Stephen King merupakan pengaruh besar dalam karirnya, dan memberikan inspiransi terutama dari cerita-cerita horornya.Novel pertamanya, Kitchen membuat namanya menjadi sangat terkenal, baik di Jepang maupun di seluruh dunia. Walaupun demikian, Yoshimoto Banana tetap tampil sederhana dimuka umum, dan kesederhanaannya lah yang menjadikan seorang novelis yang sukses.

(33)

Yoshimoto Banana lulus dari Nihon University's Art College, jurusan Sastra. Kisah kelulusannya tertuang dalam novelnya yang berjudul Moonlight Shadow

(1986), dan dengan segera Yoshimoto Banana mendapatkan “Izumi Kyoka Prize”

dari fakultasnya.

Diluar Jepang, Yoshimoto Banana memperoleh penghargaan di Italia: The Scanno Literary Prize pada bulan Juni 1993, The Fendissime Literary Prize pada tahun 1996, The Literary Prize Maschera d' argento pada bulan November 1999, dan The Capri Award pada tahun 2011.

(34)

BAB III

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

“KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO

3.1 Ringkasan Cerita .

Mikage Sakurai hidup sebatang kara sejak neneknya meninggal, neneknya adalah keluarga yang dimiliki satu-satunya, setelah kehilangan kakeknya di waktu ia masih duduk di bangku SMP, sementara ayah dan ibunya sudah pergi meninggalkan ia sewaktu ia masih kecil akibat kecelakaan. Dan saat ini pun ia juga harus kehilangan satu-satunya keluarga yang dimilikinya selama ini. Seorang nenek yang telah membesarkannya sebagai pengganti kedua orang tuanya yang telah tiada, nenek yang sangat Mikage sayangi. Ia pun harus kehilangan satu-satunya sosok yang menjadi pegangan hidupnya selama ini. Mikage tidak bisa merasakan lagi kehadiran keluarga, ia pun tak mengerti arti keluarga yang sesungguhnya itu seperti apa.

Mikage harus tinggal sedirian di apartmentnya yang luas peninggalan neneknya. Satu-satunya tempat yang paling Mikage sukai di apartmentnya adalah dapur. Dapur menjadi satu-satunya tempat dimana Mikage tidak merasa kesepian, dimana saja ia dikelilingi panci bekas pakai dan sisa ceceran sayur, serta ditemani sepetak langit malam berbintang di jendela.

(35)

dingin, ketimbang di ranjang yang empuk atau sofa yang mewah. Kecintaannya terhadap dapur seakan membunuh luka dan kepedihan hati setelah neneknya meninggal dunia.

Namun rasa kesepiannya tidak berlangsung lama karena tidak lama setelah Mikage kehilangan neneknya, ia menemukan keluarga baru yaitu keluarga Tanabe. Disaat kesedihan itulah muncul seorang pemuda yang bernama Yuichi mencoba untuk menghilangkan rasa kesedihan mendalam yang dirasakan Mikage. Yuichi adalah pemuda yang bekerja paruh-waktu di toko bunga yang sering dikunjungi nenek. Disana ia menemukan sebuah keluarga yang tak pernah dimilikinya selama ini yaitu keluarga Yuichi Tanabe yang dingin dan Eriko Tanabe yang mempesona, perempuan yang sejatinya adalah ayahnya Yuichi. Eriko berubah menjadi seorang wanita semenjak Eriko kehilangan istrinya yang sangat di cintainya. Di rumah keluarga Tanabe lah ia benar-benar bisa merasakan arti keluarga yang sesungguhnya.

Tidak berapa lama Eriko meninggal karena di bunuh. Mikage dan Yuichi sangat syok dan sedih setelah kematian Eriko yang dibunuh, mereka menjadi sangat kesepian dan tidak bisa melihat keceriaan Eriko lagi. Namun mereka berusaha bangkit dan ingin memfokuskan diri mereka dengan melakukan kegiatan. Mikage mencoba untuk memfokuskan diri dengan belajar memasak. Mereka menjalin interaksi yang hangat d penuh aroma keceriaan. Sama hangatnya dengan berbagai

sajian makanan khas epang, seperti Botamachi, Oden, Tori Kishimen, yang di

hidangkan bersama The Houji. Kehangatan dan keceriaan ini membuat ketiganya

(36)

3.2.1 Kesenangan Tinggal di dapur Cuplikan 1:

Tempat yang paling ku sukai di dunia ini adalah dapur, di mana pun, seperti apapun, sepanjang tempat itu dapur, sepanjang tempat itu gunanya untuk memasak makanan, bagiku tidak masalah. Sebisa mungkin tempat itu fungsional dan sering dipakai. Ada berhelai-helai lap kering bersih dan ubin putih berkilauan.

Aku lebih suka dapur yang kotor

Lebih bagus lagi kalau dapur itu luas, sisa potongan sayur-mayurnya berceceran dilantai, begitu kotor sampai alas sandal jadi hitam. Kulkas berukuran raksasa yang memuat berbagai bahan makanan untuk persediaan selama musim dingin berdiri di sana, dan aku bersandar pada pintunya yang berwarna perak. Saat mengalihkann pandangan dari pisau dapur pintunya yang berwarna perak. Saat mengalihkan pandangan dari pisau dapur yang sudah karatan dan kompor gas yang bernoda tetesan minyak goreng, ku lihat bintang terpancar kesepian diluar jendela. (Kitchen, hal: 3-4).

Analisis

Dari cuplikan cerita di atas dapat dilihat bahwa tokoh Mikage. Aku lebih

(37)

fungsional dan sering dipakai sehingga menjadi kotor namun tidak membuat dia merasa jijik, bahkan membuat dia merasa senang. Secara logika kalau temapt yang kotor itu sarang kuman, apalagi dapur tempat untuk memasak, selesai memasak harus dibersihkan supaya tidak terlihat kotor. Dalam hal ini Ego yang menjalankan keinginan-keinginan (Id) yang terdapat dalam diri Mikage yang senang dengan dapur yang kotor. Ego Mikage tidak dapat menekan Id karena tempat yang paling disukainya di dunia ini adalah dapur, dapur yang sejorok apapun baginya tidak masalah karena di mana pun, seperti apapun sepanjang tempat itu adalah dapur yang membuat dia senang dan merasa nyaman. Keinginan tidak sesuai dengan tuntutan-tuntutan dari Super Ego yang menjalankan berdasarkan nilai-nilai moral yang ada. Yang berarti Ego mengalami kegagalan dalam hal mengontrol keseimbangan antara Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai- nilai moral yang di penuhi.

Cuplikan 2:

Bila sedang benar-benar lelah, aku sering terlena dalam pikiran seperti ini; jika suatu hari tiba waktuku untuk mati, aku ingin menghembuskan nafas terakhirku di dapur. Tak peduli dapur itu dingin sekali dan aku sendirian, atau dapur itu hangat dan ada orang yang menemaniku. Di sana aku ingin menatap kematian tanpa rasa takut. Tentu menyenangkan mati di dapur.

(38)

(Kitchen, hal 4).

Analisis

Dari cuplikan di atas terlihat dari Mikage yang sangat menyukai dapur sehingga ingin menghembuskan nafas terakhirnya di dapur dan ia tidak peduli dapur itu dingin dan dia ingin sendirian. Karena ia merasa lelah tempat untuk beristirahat pun di dapur sehingga berpikir untuk mati pun di dapur, karena lebih menyenangkan mati di dapur. Dari cerita di atas terlihat dari keinginan-keinginan (Id) dalam dirinya yang sangat kuat untuk tetap ingin tinggal sendirian di dapur dan mati pun di dapur tanpa ada rasa takut bahkan ia paling bisa lelap ketika ia tidur di samping kulkas. Ego dalam dirinya tidak dapat mengontrol Id yang sangat ingin menikmati dan menginginkan mati di dapur. Karena menurutnya mati di dapur itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Tetapi dia tidak terpikir kan untuk bunuh diri di dapur. Sementara masyarakat Jepang jika dia merasa dirinya tidak berarti lagi mereka melakukan bunuh diri. Tetapi Mikage tidak mau melakukan itu. Karena keinginan tersebut sesuai dengan tuntutan-tuntutan Super Ego yang menjalankan nilai moral-moral yang ada.

Cuplikan 3:

(39)

Namun kini di dekatku ada dapur, ada tanaman, ada orang lain yang berada di bawah atap yang sama, suasana yang damai sungguh menyenangkan. Di sini

sungguh-sungguh menyenangkan. Aku tertidur dengan perasaan tenang. (Kitchen,

hal : 22). Analisis

Pada cuplikan cerita di atas rasa kesepian Mikage akan bertambah jika ada orang lain tidur di sampingnya, karena di dekatnya ada dapur maka membuat suasana menjadi damai dan sungguh menyenangkan.

Jika dilihat dari ceritanya dia lebih tenang dan nyaman tidur sendirian dari pada ada teman di sampingnya dan lebih menyenangkan lagi dekat dapur. Terlihat Id Mikage yang sangat senang dengan kesendiriannya. Keinginan-keinginan (Id) dari dalam diri Mikage lebih tenang dan nyaman tidur sendirian dari pada ada teman di sampingnya dan lebih menyenangkan lagi dekat dapur. Id yang beroprasi berdasarkan prinsip kenikmatannya dan dia mampu membayangkan sesuatu tanpa membedakan khayalan. Id dalam diri Mikage hanya akan merasa senang atau puas jika terpenuhi, dan bila dorongan itu tidak dipenuhi maka rasa kepuasaan belum terpenuhi. Ego hanya mampu mengikuti dan hanya bisa mengontrol keinginan-keinginan dari Id yang selalu senang jika berada di dapur dan lebih baik tinggal

sendirian dari pada mempunyai teman.

Cuplikan 4:

(40)

Aku percaya aku akan memiliki beberapa dapur impian; di dalam hati, di dunia nyata, atau di sepanjang perjalananku. Di tiap tempat yang kutinggali, pasti aku akan punya banyak dapur; meski sadang sendirian, bersama banyak orang, atau

berdua. (Kitchen, hal : 55)

Analisis

Pada cuplikan cerita di atas Mikage memiliki keinginan di dalam impiannya. Di dalam hati, di dunia nyata atau di sepanjang perjalanannya. Keingingan (Id) yang ada dalam dirinya mempunyai dapur banyak ke optimisan yang ada dalam dirinya sangat kuat bahwa nanti dia akan mempunyai banyak dapur. Meski dia sedang sendirian ataupun banyak orang.

Cuplikan 5:

Ketika kedua orang tuaku meninggal, aku masih kecil. Ketika kakek meninggal, aku sedang pacaran. Namun, dibandingkan dengan keadaanku yang sebatang kara setelah nenek meninggal, sekarang ini aku merasa jauh lebih kesepian. Sejujurnya aku ingin sekali berhenti berjalan, berhenti melanjutkan hidup. Walaupun esok, lusa, dan minggu depan pasti akan datang, tak pernah kukira ternyata hidup ini begitu berat. Sejujurnya aku benci dengan kenyataan bahwa aku akan bisa terus bertahan hidup dalam perasaan nelangsa. Sekalipun otakku bergemuruh seperti badai, bayangan diriku yang sedang melangkah di tengah jalan yang remang-remang terlihat lunglai.

(41)

cerita yang terperinci dari Yuichi. Tapi kenapa bisa demikian? Memangnya apa yang akan berubah? Waktu itu hujan dingin yang turun dalam gelap telah reda. Air hujan mengalir bukan ke dalam harapan, melainkan kedalam keputusasaan yang

jauh lebih besar. (Kitchen, hal : 63)

Analisis

Dari cuplikan cerita di atas terlihat dari tokoh Mikage yang putus asa dalam menjalankan kehidupannya. Sejujurnya aku ingin sekali berhenti berjalan, berhenti melanjutkan hidup. Walaupun esok, lusa, dan minggu depan pasti akan datang, tak pernah kukira ternyata hidup ini begitu berat. Sejujurnya aku benci dengan kenyataan bahwa aku akan bisa terus bertahan hidup dalam perasaan nelangsa. Karna dalam semasa hihup nya dia tidak memiliki teman dan sangat merasakan kesepian karena tidak ada lagi orang yang sangat dekat dengannya. Mikage merasa hidupnya tidak berarti lagi dan dia ingin berhenti berjalan dan berhenti melanjutkan hidupnya. Dia benci dengan kenyataan hidupnya bahwa dia akan terus bertahan dengan perasaan nelangsa.

(42)

mengontrol keseimbangan antara Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipenuhi tapi kalau tidak sesuai dengan nilai-nilai moral itu tidak boleh dipenuhi, seperti halnya ketika Mikage berkeinginan untuk tidak melanjutkan hidupnya karena dia berpikir untuk melanjutkan hidup sama saja, karena dia berpikir hidupnya ini begitu berat dan dia ingin penderitaannya ini segera berakhir. Tetapi Mikage tidak melakukan untuk bunuh diri dan keyakinan dalam masyarakat Jepang, dan dia hanya merasakan keputusasaan untuk menjalankan hidupnya. Keinginan (Id) nya sangat bertentangan dengan Ego, maka Super Ego berjalan dengan baik karena perbuatan bunuh diri itu di larang di dalam pemerintahan. Apalagi tindakan bunuh diri dianggap sebagai tindakan negatif yang berarti tidak bagus dilakukan oleh setiap orang yang masih hidup.

3.2.2 Alat-Alat Dapur Sebagai Teman Cuplikan 1:

Pertama-tama, di ruang tamu yang terhubung langsung dengan dapur, satu sofa raksasa menarik perhatianku. Sofa itu membelakangi rak peranti makan di dapur yang luas, tak berhiaskan meja dan tak beralaskan karpet. Berlapiskan kain warna kuning gading, perabot itu layaknya sofa mahal dalam iklan, di mana semua anggota keluarga bisa duduk dan menonton televisi bersama. Bahkan anjing berukuran besar yang umumnya tidak dipelihara di Jepang bisa melintang di atasnya. Sungguh sofa yang sangat mewah.

(43)

pandangan ke sekeliling, seisi rumah rasanya seperti dibanjiri bunga. Setiap sudut

dihiasi bunga-bunga musim semi yang ditempatkan di berbagai vas. (Kitchen, hal :

10-11).

Analisis

Dari cuplikan cerita di atas di ruang tamu yang berhubungan langsung dengan dapur, satu sofa raksasa. Terlihat dari keinginan (Id) dalam tokoh Mikage yang sangat suka sekali dengan dapur dan sofa raksasa yang sangat menarik perhatiannya. Terlihat dari karakter Mikage yang sangat suka dan dapur adalah sebagai teman yang membuat dia merasa lebih betah untuk tinggal di dapur dan ditemani dengan sofa raksasa dan rak peranti makan di dapur yang luas, tidak berhiaskan meja dan tak beralas karpet. Berlapiskan kain warna kuning gading, perabot itu layaknya sofa yang mahal yang muncul dalam iklan. Dalam diri Mikage Ego tidak dapat berjalan dengan baik dan hanya bisa menjalankan dorongan-dorongan dan keinginan dari dalam dirinya yang sangat menyukai dapur dan dia beranggapan bahkan anjing berukuran besar yang umumnya tidak dipelihara di Jepang, bisa melintang di atasnya. Karena di dalam diri kita jika menyukai barang-barang yang sepeti itu, sofa atau lain sebagainya, pikiran dan kejiwaan kita sudah tidak baik lagi. Bahkan orang bisa ego mengalami kegagalan dalam hal mengontrol keseimbangan antara Id dan Super Ego karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipenuhi tapi kalau tidak sesuai dengan nilai-nilai moral itu tidak boleh dipenuhi.

(44)

Diterangi sinar lampu fluoresens, segala peranti makan sedang menunggu giliran dalam diam; gelas berkilauan. Meski sekilas tampak berantakan, dapur itu berisi barang-barang berkualitas. Entah mengapa aku merasa bahagia saat melihat beberapa barang yang khusus dipakai untuk masakan tertentu ada di sana, misalnya donburi, piring gratin, piring besar dan cangkir bir besar dengan dua kuping. Atas izin Yuichi, aku membuka kulkas kecil. Semua barang yang ada di dalamnya tersusun rapi, tidak ada yang tampak dimasukkan secara sembarangan.

Sambil bergumam, “Mmm, mmm,” aku memandang sekelilingku. Sungguh dapur

yang bagus. Cukup sekali pandang, aku sudah jatuh cinta pada dapur ini. (Kitchen,

hal : 12-13).

Analisis

Pada cuplikan cerita di atas entah mengapa aku merasa bahagia saat melihat

beberapa barang yang dipakai untuk masakan tetentu, seperti donburi, piring gratin,

(45)

berarti ada sopan santunnya jika ingin membuka sesuatu apapun itu jika tidak tanpa izin dari tuan rumah berarti itu sama dengan pencuri, hal yang seperti itu sangat dilarang.

3.3 Dapur Sebagai Cara Menghilangkan Beban Psikologis

Kehilangan bisa menjadi sesuatu yang menyedihkan, menakutkan, pukulan telak, sumber depresi atau tangis. Menghilangnya sesuatu yang sebelumnya berada dekat dengan kita, pasti akan meninggalkan kenangan. Begitu pun saat kehilangan terbesar, bernama kematian, menghampiri. Proses menekuni kehilangan demi memperoleh keikhlasan akan terasa semakin menyulitkan. Bukan hal mudah, apalagi jika rasa memiliki telah mengakar dalam diri. Tetapi cara untuk menghilangkan semua kesedihan yang mendalam yang dialami Mikage dengan cara ia menyukai dapur selama hidupnya karena menurut dia dapur adalah tempat untuk menghilangkan beban yang dalaminya semenjak dtinggal keluarga atau teman terdekatnya. Dia hanya menemukan kedamaian dari sebuah ruang yang bernama dapur. Dapur menjadi tempat yang paling istimewa. Kebahagiaan tertinggi yang pernah dirasakan adalah saat berada di dapur.

3.4 Solusi Cerita

(46)

Bagi Mikage, dia mampu memilih mana yang baik dan mana yang tidak untuk dirinya sendiri. Meski begitu dia berucapaya untuk tetap bertahan hidup. Dan suatu kehidupan di mana kita tidak lagi merasakan keberuntungan ataupun kesendirian rasanya suatu kehidupan yang menyenangkan juga.

(47)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Di akhir penulisan skripsi ini, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Di dalam novel Kitchen terdapat keadaan psikologis tokoh utama yang

dialami oleh Mikage Sakurai yaitu mengalami tekanan batin yang di alami semasa hidupnya. Mikage Sakurai adalah seorang anak gadis yang

menginspirasikan bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan

kedewasaan. Ia hanya menemukann kedamaian dari sebuah ruangan yang bernama dapur. Novel Kitchen menceritakan tentang kehilangan orang-orang yang sangat dicintai. Dari kecil Mikage tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya karena meninggal dunia dan sampai dibesarkan oleh kakek dan neneknya hingga kakek dan neneknya meninggal dunia juga. Hidup dalam kesendirian tanpa adanya teman membuat Mikage sangat terpukul. Dan sampai akhirnya dia menemukan kedamaian dan kesenangan jika berada di dapur. Tokoh utama yang bernama Mikage Sakurai yang memiliki sifat tegar dalam dirinya, hal ini dapat dilihat dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Dia harus berjuang sendiri dalam kehidupannya.

2. Di dalam novel Kitchen terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh

(48)

menakutkan, pukulan telak, sumber depresi atau tangis. Menghilangnya sesuatu yang sebelumnya berada dekat dengan kita, pasti akan meninggalkan kenangan. Begitu pun saat kehilangan terbesar, bernama kematian menghampiri maka harus ikhlas dalam mengadapi semua kejadian yang dialami. Tetapi cara untuk menghilangkan semua beban yang dirasakan yang sangat mendalam adalah dengan ia menyukai dapur, karena dapur adalah salah satu tempat yang membuat dia merasakan kenyamanan dan ketentraman. Bahkan dia hanya menemukan kedamaian saat berada di dapur dan dapur adalah tepat yang paling istimewa.

3. Setelah melakukan analisis, ternyata lebih banyak terdapat Id

(keinginan-keinginan) dalam diri tokoh utama yang bernama Mikage dari pada Ego dan Super Egonya. Karena banyaknya keinginan-keinginan di dalam hati Mikage, namun keinginan itu masih bisa dikontrol oleh Ego sehingga tidak munculnya penyesalan dalasm Super Ego. Karena Super Ego yang menjalankan keinginan itu berdasarkan nislai-nilai moral yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

4.2 Saran

(49)
(50)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra). Surabaya: Usaha

Nasional.

Endraswara, Suwandi. 2008. Edisi Revisi:Metode Penelitiaan Sastra. Yogyakarta:

Medres.

Fitriani, Ade. 2008. Skripsi : Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel

Botchan karya Natsume Soseki. USU. Medan.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Umum.

Nasional, Departemen Pendidikan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:

GadjahMada University Pers.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Pres.

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:

Gama Media.

Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sudjiman, Panuti dkk. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

(51)

Sumardjo, Jacob. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher

Yoshimoto, Banana. 2009. Kitchen. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

http://alfianjaelani.blogspot.com/p/pengertian-unsur- intrinsik-dan.html

http://www.lokerseni.web.Id/2011/09/pengertian-novel- menurut-para-pakar.htm

http://mathedu- unila.blogspot.com/2011/12/definisi-novel.html

(52)

ABSTRAK

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

“KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO

Pada umumnya dalam karya sastra, sastrawan selalu memasuki

pengalaman dalam karyanya dan memiliki kebebasan dalam

menentukan watak tokohnya. Karena itu setiap tokoh memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda.

Freud dalam Semi (1985 : 47) merumuskan hipotesis yang berhubungan dengan beluk jiwa manusia. Menurutnya

seluk-beluk jiwa manusia itu tersusun dalam tiga tingkat yaitu Id adalah

libido atau dorongan bawah sadar untuk mencapai suatu kepuasan, Ego

adalah peraturan secara sadar antara Id dan realitas luar yang dibuat

manusia dan Super Ego adalah penuntun moral dan aspirasi seseorang.

Salah satu karya sastra yang akan ditelaah tokoh utamanya adalah

novel Kitchen yang dittulis oleh Banana Yoshimoto. Novel ini

menginspirasikan bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Dalam novel ini diceritakan bagaimana keadaan psikologis seorang gadis yang bernama Mikage Sakurai.

(53)

sikap. Ia hanya menemukan kedamaian dari sebuah ruangan yang bernama dapur. Bagi Mikage dapur menjadi tempat yang istimewa karena dapur adalah satu-satunya tempat yang dapat membuatnya tidak merasa kesepian.

Kehidupan tokoh utama yang bernama Mikage Sakurai. Dimana dia sangat sedih ditinggal orang yang sangat dicintainya dan dapur adalah tempat yang paling membuatnya merasa nyaman. Pada alur awal ini juga diceritakan tentang sifat Mikage Sakurai yang sangat tegar dalam menjalankan hidupnya sendiri setelah ditinggal orang-orang yang sangat dia sayangi.

Keadaan ini mempengaruhi kondisi psikologi Mikage yang sangat

menyukai dapur. Hal inilah yang menyebabkan munculnya masalah

psikologis terhadap tokoh utama yang akan dilihat dari segi Id, Ego

dan Super Ego.

Pendekatan psikologis dilihat melalui psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud setelah melakukan berbagai penelitin, bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam batinnya sendiri

(Endraswara, 2008 : 101). Terdapat Id, Ego dan Super Ego dalam diri

manusia yang menyebabkan manusia selalu berada dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah, gelisah dan tertekan.

(54)

tinggal di dapur apalagi dapur yang kotor, karena menurut Mikage dapur yang kotor itu adalah tempat membuat dia merasa bahagia sampai sisa potongan sayur berceceran dilantai. Dari cerita tersebut terdapat keinginan-keinginan (Id) dalam diri Mikage untuk segera dilakukan tetapi Ego masih bisa mengontrol keinginan dalam diri Mikage.

Keinginan tidak sesuai dengan tuntutan-tuntutan dari Super Ego yang menjalankan berdasarkan nilai-nilai moral yang ada. Yang

berarti Ego mengalami kegagalan dalam hal mengontrol

keseimbangan antara Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai- nilai moral yang dipenuhi.

Aku percaya aku akan memiliki beberapa dapur impian; di dalam hati, di dunia nyata, atau di sepanjang perjalananku.

Mikage memiliki keinginan di dalam impiannya. Di dalam hati, di dunia nyata atau di sepanjang perjalanannya. Keingingan (Id) yang ada dalam dirinya mempunyai dapur banyak ke optimisan yang ada dalam dirinya sangat kuat bahwa nanti dia akan mempunyai banyak dapur. Meski dia sedang sendirian ataupun banyak orang.

(55)

Dalam hal ini Ego yang berperan menjalankannya sesuai dengan kenyataan yang mendukung keinginan-keinginaan (Id) dari dalam diri Mikage yang bahagia melihat barang-barang yang dipakai untuk masakan seperti donburi, piring gratin, piring besar dan cangkir bir besar dengan dua kuping. Dan atas dasar izin tuan rumah yaitu Yuichi dia membuka kulkas kecilnya. Berarti Ego dapat mengontrolnya. Dan Super Ego yang menjalankan berdasarkan nilai-nilai moral yang ada. Dia meminta izin untuk membuka kulkas kepada tuan rumahnya.

Setelah melakukan analisis, ternyata lebih banyak terdapat Id (keinginan-keinginan) dalam diri tokoh utama yang bernama Mikage

dari pada Ego dan Super Egonya dalam novel Kitchen. Karena

banyaknya keinginan-keinginan di dalam hati Mikage, namun keinginan itu masih bisa dikontrol oleh Ego sehingga tidak munculnya penyesalan dalam Super Ego. Karena Super Ego yang menjalankan keinginan itu berdasarkan nilai-nilai moral yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

(56)

作品 ッ ン 説 け 主人公

心理的 分析

一般的 文学作品 中 文学者 い 作品 経験

入 主人公 性質 確認 こ 自由

客主人公 違い心理 持

Semi 中 1 人間 精

神 関係 あ 仮説 説明 意見 人間 心

理的 三階級 区別さ わ Id 性欲あ

い 満足 え 潜在意識 望 Ego 自我 エ

Id 人生 現実 間 意識 方法 スー ーエ

モ 指 霊感 あ

分析さ 主人公 書い ッ ン

いう 説 け 主人公 こ 説 ンス

ーション 生活 中 態度 こ 決 闘争 大

人 いこ 必要 あ こ 説明 こ 説 中

Mikage Sakurai いう少女 心理的 描写さ 説

中 Mikage いう主人公 生活 中 態度 こ 決

闘争 大人 いこ 必要 あ こ 霊感

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian hanya akan membahas tentang masalah psikologis yang berkaitan dengan struktur kejiwaan manusia yang didalamnya termasuk Id, Ego, dan Super Ego yang masing-masing

Dengan menggunakan teori psikoanalisa Sigmund Freud tentang struktur kepribadian manusia yaitu Id, Ego, dan Super Ego yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan menuntut

kepribadian id, ego dan super ego tokoh Ray dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye yang telah diulas dalam hasil penelitian di atas, maka

Kutipan di atas menunjukkan struktur id, id ini timbul karena adanya keinginan yang tidak sesuai harapan..Pada kutipan ini juga terdapat struktur ego karena

Aspek Id yang terdapat pada tokoh Fida dalam novel 19+ karya Boim Lebon tergambar pada keinginan Fida untuk langsung menikah kalau ada cowok yang suka dengannya.. Berikut

Berdasarkan kutipan tersebut terlihat konflik dalam diri Sabari.Konflik batin dalam diri Sabari disebabkan adanya superego yang lebih menguasai diri Sabari yang membuat

Penelitian hanya akan membahas tentang masalah psikologis yang berkaitan dengan struktur kejiwaan manusia yang didalamnya termasuk Id, Ego, dan Super Ego yang masing-masing

Kata Kunci: Struktur, Kepribadian, Id, Ego, dan Superego, Tokoh Utama Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kepribadian id, ego, dan superego tokoh utama yang