BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya
imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
dapat berupa karya berbentuk tulisan dan karya sastra lisan. Karya sastra tidak
sekedar lahir dari dunia yang kosong melainkan karya yang lahir dari proses
penyerapan realita pengalaman manusia (Siswantoro, 2004: 23).
Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang
didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna (Fananie, 2000: 6).
Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama
sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses
penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Sastra terutama
merupakan suatu luapan emosi yang spontan (Luxemburg, dkk, 1984: 5).
Dalam sastra terdapat genre sastra yang sangat bervariasi. Misalnya puisi,
drama, roman, prosa, teater dan lain-lain. Salah satu hasil karya sastra berupa
prosa adalah novel.
Menurut Eric Reader dalam Aziez dan Abdul Hasim (2010: 1), novel
merupakan sebuah cerita fiksi dalam bentuk prosa dengan panjang kurang lebih
satu volume yang menggambarkan tokoh-tokoh dan perilaku yang merupakan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Siswanto (2008: 141), novel
diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat setiap pelaku.
Prosa fiksi menurut Aminudin (2000: 66) yaitu kisahan atau cerita yang
diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan
rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga
menjalin suatu cerita. Novel sendiri merupakan gambaran hidup tokoh yang
menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup tokoh. Penokohan serta
karakter tokoh dalam novel digambarkan dengan lengkap atau jelas oleh
pengarang. Setiap tokoh juga diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang
berbeda-beda sehingga cerita tersebut seperti nyata atau menjadi hidup. Dari segi kejiwaan,
sastra bisa dipelajari dan ditelaah dengan menggunakan teori psikologi.
Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia atau gejala-gejala jiwa manusia. Bila dapat diambil kesimpulan,
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan
perbuatan individu, dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari
lingkungannya (Ahmadi, 2009: 3-4).
Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan
menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra
tersebut. Jatman dalam Endraswara (2003: 97) menyatakan bahwa karya sastra
dan psikologi memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional.
Dikatakan pertautan tak langsung karena baik sastra maupun psikologi memiliki
fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain,
bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat
imajinatif. Namun, sifat-sifat manusia dalam psikologi maupun sastra sering
menunjukkan kemiripan, sehingga psikologi sastra memang tepat dilakukan.
Psikoanalisa adalah wilayah kajian psikologi sastra. Teori psikoanalisa ini
pertama kali dimunculkan oleh Sigmund Freud. Dalam kajian psikologi sastra
akan berusaha diungkapkan psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliputi
tiga unsur kejiwaan, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga sistem kepribadian ini
satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku
manusia yang tidak lain merupakan produk interaksi ketiganya (Endraswara,
2003: 101).
Adapun penelitian yang akan dibahas adalah sastra yang mencerminkan
kondisi kehidupan realita yang dituangkan dalam sebuah novel berjudul Catatan
Ichiyo karya Rei Kimura. Rei Kimura adalah seorang pengacara yang memiliki
passion dalam bidang menulis. Keunggulan karya-karyanya terletak pada
penggambaran peristiwa dan karakter tokoh yang unik. Ia menampilkan kisah
yang digali dari kejadian nyata dan hidup orang-orang yang sebenarnya dalam
beberapa bukunya.
Novel ini merupakan salah satu karya sastra yang menceritakan kisah
nyata dari tokoh utama yang terdapat di dalam novel ini. Novel ini merupakan
rangkuman dari buku harian Ichiyo sebagai tokoh utama dalam novel ini yang
ditulis semasa hidupnya. Ichiyo adalah gadis Jepang biasa yang mempunyai
kecerdasan yang luar biasa dalam sastra. Perjalanan hidup mengarahkan Ichiyo
hampir mustahil. Banyak tantangan yang dihadapi Ichiyo di tengah kemiskinan
dan kondisi sosial pada zamannya. Namun, tekad dan semangat Ichiyo akhirnya
membawanya menjadi salah satu penulis yang paling diperhitungkan di Jepang.
Dalam novel ini digambarkan perjalanan panjang Ichiyo dan pergolakan
batin yang terjadi di dalam dirinya dalam menghadapi setiap situasi dan kesulitan
yang ada. Penulis ingin mencoba menganalisis tokoh utama dalam novel ini
melalui pendekatan psikologis.
Dalam penelitian ini akan dibahas tentang kepribadian dan konflik yang
merupakan hasil dari aktivitas dan tingkah laku manusia. Konflik merupakan
salah satu unsur yang amat penting dalam pengembangan sebuah cerita. Konflik
hadir di dalam sebuah cerita dalam bentuk pertentangan, ketegangan, kekalutan
atau kekacauan batin yang dialami tokoh-tokohnya. Wellek dan Warren
menjelaskan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada
pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya “aksi
dan balasan”, jadi konflik merupakan pertentangan yang seimbang antara
pendapat satu individu satu dengan lainnya yang berupa fisik dan batin
(Nurgiyantoro, 1995: 122).
Konflik juga berhubungan dengan kepribadian seseorang dalam
hakikatnya sebagai manusia. Kepribadian tidak hanya meliputi pikiran, perasaan,
dan sebagainya, melainkan secara keseluruhannya sebagai panduan antara
kehidupan seseorang sebagai anggota masyarakat atau di dalam interaksi sosial
(Sujanto dkk, 1986: 3).
Unsur-unsur kejiwaan tokoh sangat dekat hubungannya dengan
kehidupan psikis seseorang secara pribadi, yang merupakan segi lain dari segi
sosial manusia. Demikian pula dengan konflik, merupakan pertentangan yang
seimbang antara pendapat individu satu dengan lainnya yang berupa fisik dan
batin.
Penulis lebih memilih unsur psikologi sebagai pendekatan dalam
penelitian ini, karena pendekatan psikologi lebih menekankan pada penelitian
tentang kejiwaan. Penelitian ini ingin membahas lebih dalam unsur konflik dan
kepribadian yang merupakan bagian dari unsur kejiwaan, sehingga penulis
cenderung ingin menggunakan pendekatan psikologi daripada pendekatan sastra
yang lainnya. Penulis tertarik untuk meneliti kepribadian dan konflik batin tokoh
utama yang terdapat dalam novel ini. Oleh karena itu, penulis memilih judul
“ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CATATAN ICHIYO KARYA REI KIMURA”.
1.2. Rumusan Permasalahan
Setiap manusia tentunya memiliki cita-cita atau keinginannya sendiri
untuk diwujudkan. Manusia akan melakukan upaya apapun demi terwujudnya
keinginan dari dalam hatinya tersebut. Dan apabila keinginan atau cita-cita
tersebut dapat terpenuhi, akan memberikan kepuasan batin yang tidak ternilai
harganya. Namun, terkadang ada banyak hal yang tidak mendukung terwujudnya
cita-cita tersebut. Penghalang itu datangnya bisa dari mana saja. Termasuk dari
lingkungan zaman tempat tinggal maupun kondisi dari dalam keluarga. Hal inilah
yang dialami oleh Ichiyo Higuchi. Gadis Jepang ini memiliki obsesi untuk
menjadi sastrawan wanita Jepang di tengah kondisi zaman yang tidak mendukung
zamannya dikhususkan untuk menjadi wanita pada umumnya, yaitu menikah dan
mengurus masalah rumah tangga. Namun, Ichiyo tidak menyerah begitu saja. Dia
tetap fokus terhadap tujuannya untuk menjadi sastrawan wanita Jepang. Meskipun
halangan yang dihadapinya sangat banyak. Termasuk kondisi keluarganya yang
sangat miskin yang tidak memungkinkannya untuk diterima dan berkembang di
dunia sastra.
Dalam menghadapi penghalang-penghalang inilah Ichiyo mengalami
pergulatan pikiran yang tiada habisnya. Banyak konflik batin yang dialaminya
sepanjang perjalanan hidupnya memperjuangkan cita-citanya menjadi seorang
penulis hingga akhirnya Ichiyo menjadi penulis wanita yang paling
diperhitungkan di Jepang. Beban mental yang harus ditanggungnya sepeninggal
ayahnya yang adalah satu-satunya orang yang mendukungnya dalam dunia sastra,
sehingga dia juga harus menjadi anak yang harus bertanggung jawab demi
kelangsungan hidupnya dan keluarganya.
Dari novel yang berjudul Catatan Ichiyo ini digambarkan dengan jelas
kekuatan jiwa yang dimiliki oleh Ichiyo sebagai tokoh utama. Meskipun tidak
jarang ia dilanda keputusasaan dan depresi yang mendalam dalam menjalani
hidupnya yang cukup berat. Namun, tujuan hidup dan motivasinya memberikan
energi yang besar baginya untuk melanjutkan hidup dan memperjuangkan
cita-citanya. Motivasi dan tujuan hidup memiliki peranan yang besar dalam menjalani
kehidupan. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
mencapai sesuatu tujuan. Meskipun di tengah kondisi yang terpuruk, dia tidak
kehilangan harapan dan tetap membangun harapan itu, yaitu menjadi seorang
Oleh sebab itu, penulis akan mencoba menguraikan masalah-masalah
yang akan diteliti dalam pertanyaan berikut.
1. Bagaimana kepribadian tokoh utama yang tercermin dalam novel Catatan
Ichiyo berkaitan dengan lingkungan yang dihadapinya.
2. Gangguan psikologis apa saja yang terdapat pada tokoh utama yang
digambarkan oleh Rei Kimura dalam novel Catatan Ichiyo.
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini difokuskan pada sebuah novel terjemahan Jepang yang
berjudul “Catatan Ichiyo”. Novel ini merupakan isi dari buku harian tokoh utama
dalam novel ini yang bernama Ichiyo Higuchi. Ichiyo menuliskan hal-hal yang
dialami dan dirasakannya semasa hidupnya dalam sebuah buku harian. Dia
menjadikan buku hariannya sebagai teman dekatnya, tempat dimana dia dapat
mencurahkan seluruh isi hatinya. Novel ini kemudian ditulis oleh Rei Kimura dan
kemudian diterjemahkan oleh Moch. Murdwinanto ke dalam bahasa Indonesia.
Novel ini terdiri dari 280 halaman.
Agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, maka
dalam penelitian ini penulis hanya fokus membahas kondisi psikologis tokoh
utama dalam novel ini.
Kondisi zaman Meiji yang pada saat itu sangat mustahil bagi seorang
wanita untuk berkarir di dunia sastra membuat Ichiyo harus mengalami
perjuangan yang panjang dan berat untuk mencapai cita-citanya tersebut.
Ditambah lagi dengan keadaan perekonomian keluarganya yang terpuruk
sepeninggal ayahnya membuat Ichiyo menjadi satu-satunya anak yang paling
keluarganya untuk bangkit lagi dari keterpurukan itu. Pekerjaan apa pun ia
lakukan demi kelangsungan hidup mereka. Ia menjalani hari-hari yang sulit dan
melelahkan. Bahkan berpindah-pindah dari rumah yang satu ke rumah yang lain
karena kondisi keluarganya yang sangat miskin. Kondisi keluarga Ichiyo yang
miskin dan tidak memiliki koneksi seperti itu sangat tidak dapat mendukung
Ichiyo untuk menjadi sastrawan wanita. Sehingga, kedua hal tersebut sangat
mempengaruhi kondisi psikologis Ichiyo. Penulis menganalisis psikologis tokoh
dengan mengambil beberapa cuplikan yang terdapat di dalam novel, kemudian
menganalisis tentang kaitannya dengan psikologis dengan menggunakan
pendekatan semiotik dan teori psikoanalisa Sigmund Freud sebagai acuan
penelitian.
Sebelum menganalisis beberapa cuplikan tersebut, penulis terlebih dahulu
akan menjelaskan defenisi novel, unsur intrinsik novel, termasuk dijelaskan juga
setting novel Catatan Ichiyo, teori psikoanalisa Sigmund Freud, dan biografi
pengarang. Penelitian ini terfokus pada analisis psikologi, yaitu analisis tentang
id, ego, dan super ego yang terdapat pada tokoh utama dalam novel Catatan Ichiyo
karya Rei Kimura.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka
Di dalam karya sastra, terdapat sistem yang mendukung karya sastra itu
sendiri. Menurut Semi (1988: 35 ), struktur fiksi secara garis besar dibagi atas dua
bagian, yaitu struktur luar (ekstrinsik) dan struktur dalam (intrinsik). Struktur luar
adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang ikut
faktor kebudayaan, faktor sosio politik, faktor keagamaan dan tata nilai yang
dianut masyarakat. Struktur dalam adalah unsur-unsur yang membentuk karya
sastra tersebut, seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur (plot), pusat
pengisahan dan gaya bahasa. Agar sebuah karya sastra dapat dipahami dengan
lebih jelas, maka sebuah karya sastra harus memiliki unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Tanpa kedua unsur tersebut, suatu karya sastra tidak bisa berdiri sendiri
atau dipahami oleh pembacanya.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun keutuhan suatu karya
sastra. Tanpa unsur instrinsik, suatu karya sastra tidak akan dapat dinikmati oleh
pembacanya. Kuat tidaknya dan jelas tidaknya unsur instrinsik juga akan
mempengaruhi kualitas dan kenyamanan pembaca dalam membaca suatu karya
sastra. Salah satu unsur instrinsik yang sangat berperan dalam suatu karya sastra
fiksi adalah tokoh.
Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 165) adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti
yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Penokohan adalah unsur dari sebuah karya sastra yang sangat penting. Tanpa
penokohan, tidak akan ada suatu cerita untuk dikisahkan karena tidak ada alur
yang terbentuk. Karya itu hanya akan menjadi sebuah karya deskripsi saja, karena
semuanya dipaparkan statis dan tidak hidup.
Menurut Aminuddin (2000: 80-81), ada beberapa hal yang dapat ditelusuri
oleh seorang pembaca dalam upaya memahami watak pelaku dalam karya sastra,
1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya
2. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan
kehidupannya maupun caranya berpakaian
3. Menunjukkan bagaimana perilakunya
4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
5. Memahami bagaimana jalan pikirannya
6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya
7. Melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya
8. Melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi
terhadapnya
9. Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya
Selain dari unsur intrinsik, karya sastra juga memiliki unsur ekstrinsik.
Unsur ekstrinsik juga memegang peranan yang sangat penting dalam terbentuknya
suatu karya sastra. Salah satu unsur ekstrinsik yang terdapat dalam karya sastra
adalah psikologi.
Siswantoro (2004: 31-32) menyatakan bahwa secara kategori, sastra
berbeda dengan psikologi. Sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi
dan esay yang diklasifikasikan ke dalam seni. Sedangkan psikologi merujuk
kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental. Meskipun kedua
hal ini sangat berbeda, namun keduanya memiliki titik temu atau kesamaan.
Kesamaan itu adalah kedua hal ini sama-sama berangkat dari manusia dan
kehidupan sebagai sumber kajiannya. Apabila berbicara tentang manusia, tentu
psikologi, karena psikologi mempelajari perilaku. Perilaku manusia tidak lepas
dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewarnai perilakunya.
Psikologi sastra mempelajari fenomena, kejiwaan tertentu yang dialami
oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau bereaksi terhadap diri
dan lingkunganya. Dengan demikian, gejala kejiwaan dapat terungkap lewat
perilaku tokoh dalam sebuah karya sastra.
Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis diri tokoh tersebut.
Walaupun psikologi bukan merupakan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra,
tapi keberadaan unsur ekstrinsik ini sangat mempengaruhi isi cerita dari karya
sastra fiksi tersebut.
Di dalam novel Catatan Ichiyo ini bisa dilihat tokoh utama yang
mengalami tekanan batin dan konflik-konflik pribadi yang terjadi dalam menjalani
hidupnya dan memperjuangkan cita-citanya. Karya sastra novel Catatan Ichiyo ini
menunjukkan aspek-aspek psikologis yang dialami oleh tokoh utamanya.
b. Kerangka Teori
Dalam menganalisis sebuah karya sastra, penelitian sastra memerlukan
landasan kerja yang berupa teori. Sesuai dengan beraneka ragam ilmu, maka teori
pun juga beraneka ragam. Dalam penelitian sastra, pemilihan macam teori
diarahkan oleh masalah yang akan dijawab oleh penelitian dan oleh tujuan yang
akan dicapai oleh penelitian (Soeratno, 2001:14-15). Meneliti suatu karya sastra
berarti harus menggunakan salah satu teori sastra atau dapat juga dikatakan
pendekatan sastra. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
semiotika dan pendekatan psikologis yaitu pendekatan psikoanalisa Sigmund
Pendekatan semiotik adalah pendekatan yang memandang karya satra
sebagai sistem tanda (Pradopo, 2001: 71). Sebagai ilmu tanda, semiotik secara
sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion dalam bahasa Yunani
yang berarti tanda), sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan
(Luxemburg dan Willem, 1984: 44). Pada pandangan semiotik yang berasal dari
teori Saussure dalam Nurgiyantoro (1995: 39), bahasa merupakan sistem tanda
dan sebagai suatu tanda, bahasa bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut
makna.
Penulis menggunakan pendekatan semiotik dalam menganalisis novel ini
untuk mengetahui adanya konflik batin Ichiyo dalam menjalani setiap aspek
kehidupannya. Konflik batin tersebut ditunjukkan melalui bahasa-bahasa yang
berperan sebagai tanda untuk menunjukkan adanya gangguan psikologis yang
dialami oleh Ichiyo. Selanjutnya untuk menganalisis psikologis tokoh utama,
penulis menggunakan pendekatan psikologis.
Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sebagai aktivitas
kejiwaan. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan
menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh (Endraswara, 2003: 96).
Dalam pandangan Wellek dan Warren dan Hardjana dalam Endraswara
(2003: 98), psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian, yaitu:
1. Penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi.
Studi ini cenderung ke psikologi seni. Peneliti berusaha menangkap
2. Penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan. Studi ini
berhubungan pula dengan psikologi proses kreatif. Bagaimana
langkah-langkah psikologis ketika mengekspresikan karya sastra menjadi fokus.
3. Penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra.
Dalam kaitan ini studi dapat diarahkan pada teori-teori psikologi, misalnya
psikoanalisis ke dalam sebuah teks sastra. Asumsi dari kajian ini bahwa
pengarang sering menggunakan teori psikologi tertentu dalam penciptaan.
Studi ini yang benar-benar mengangkat teks sastra sebagai wilayah kajian.
4. Penelitian dampak psikologis teks sastra kepada pembaca. Studi ini lebih
cenderung ke arah aspek-aspek pragmatik psikologis teks sastra terhadap
pembacanya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori psikoanalisa menurut
teori Sigmund Freud untuk menganalisis aspek-aspek kejiwaan tokoh utama yang
ditunjukkan dalam teks novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura.
Dalam teori psikoanalisa menurut teori Sigmund Freud, terdapat struktur
kepribadian dan dinamika kepribadian (Koeswara, 1991:32-35). Struktur
kepribadian ada tiga, antara lain id, ego dan superego.
Id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar, sistem yang di
dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id dilandasi dengan maksud menghindari
keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan.
Dalam perkembangannya, tumbuhlah ego yang perilakunya didasarkan
atas prinsip kenyataan. Ego dalam menjalankan fungsinya tidaklah ditujukan
untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan atau naluri yang berasal dari
atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Fungsi yang paling dasar dari ego adalah
sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu.
Super ego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan
aturan-aturan yang sifatnya evaluatif yang menyangkut nilai baik dan buruk. Fungsi
utama superego antara lain sebagai pengendali dorongan-dorongan naluri id agar
dapat disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima masyarakat,
mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral daripada
kenyataan, dan mendorong individu kepada kesempurnaan.
Dalam teori psikoanalisa, Freud juga membagi dinamika kepribadian,
yaitu naluri (insting) dan kecemasan. Insting adalah perwujudan psikologi dari
kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan, hasrat, motivasi dan dorongan dari
insting (Alwisol, 2004: 18). Naluri bersifat mendorong diri individu untuk
bertindak atau bertingkah laku ke arah pemuasan kebutuhan (Koeswara, 1991:
36). Freud menjelaskan bahwa yang menjadi sumber insting adalah kondisi
jasmaniah seorang individu.
Kecemasan adalah dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan
yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang
utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang
kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan suatu reaksi
adaptif yang sesuai (Alwisol, 2009: 22).
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan kepribadian tokoh utama yang tercermin dalam
novel ini berkaitan dengan lingkungan yang dihadapinya.
2. Untuk mendeskripsikan gangguan psikologis apa saja yang digambarkan
oleh Rei Kimura pada tokoh utama dalam novel Catatan Ichiyo karya Rei
Kimura.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai teori
psikologi kepribadian oleh Sigmund Freud.
2. Untuk menambah informasi tentang perjalanan hidup dan kondisi
psikologis seorang perempuan bernama Ichiyo yang pada akhirnya
menerima penghormatan dan kedudukan yang tak pernah dicapai oleh
perempuan Jepang mana pun, yaitu wajahnya diabadikan pada mata uang
kertas 5.000 yen Jepang.
1.6. Metode Penelitian
Metode penelitian pada hakikatnya merupakan suatu cara yang ditempuh
untuk menemukan, menggali dan melahirkan ilmu pengetahuan yang memiliki
kebenaran ilmiah (Widodo dan Mukhtar, 2000: 7).
Metode penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisis novel ini
adalah studi kepustakaan analisis deskriptif. Metode penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Widodo dan
Penulis menggunakan sumber-sumber tertulis yang dapat dipergunakan
dalam penelitian ini. Data-data diperoleh dari studi kepustakaan melalui berbagai
sumber untuk mengumpulkan beberapa teori psikologis dan juga mengumpulkan
data-data dari internet.
Sumber primernya adalah novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura. Setelah
menentukan karya sastra yang akan diteliti dan pendekatan yang akan diambil,
penulis mempelajari teori-teori psikologis untuk menentukan teori psikologis apa
yang paling cocok untuk diterapkan pada novel Catatan Ichiyo ini. Kemudian
penulis menganalisis kondisi psikologis tokoh utama dengan menggunakan teori
psikologi yang telah diperoleh melalui studi kepustakaan. Pada akhirnya, penulis