LAMPIRAN I
1. Mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan identitas dan jawaban saudara dengan benar
KUESIONER PENELITIAN
Jenis kelamin : ( ) Perempuan, ( ) Laki- Laki Asal : ( ) Desa, ( ) Kota
PETUNJUK PENGISIAN
2. Berilah tanda (X) pada jawaban yang paling benar
1. Apakah di sekolah asal saudara sering menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?
Pertanyaan
INFRASTRUKTUR TIK
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah di sekolah asal saudara sering menggunakan fasilitas internet yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?
a. Selalu b. Sering
3. Apakah di sekolah asal saudara sering menggunakan fasilitas LCD proyektor yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?
a. Selalu b. Sering
c. Kadang- kadang d. Tidak pernah KEMAMPUAN TIK
4. Menurut anda yang termasuk salah satu media penyimpanan adalah? a. Software
b. Keyboard c. Flashdisk d. Mouse
5. Menurut anda yang termasuk salah satu mesin pencari adalah? a. Yahoo
b. Winamp c. Avira d. Photoscape
6. Menurut anda yang termasuk salah satu perangkat keras adalah? a. Keyboard
b. Microsoft word c. Smadav
d. Recycle Bin
7. Menurut anda yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah? a. Mouse
b. Keyboard
8. Menurut anda yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah?
a. Microsoft Word b. Microsoft Power Point c. Microsoft Excell d. Kalkulator KONTEN/ ISI
9. Apakah anda menyukai fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa indonesia?
a. Sangat Suka b. Suka
c. Kurang suka d. Tidak suka
10. Apakah anda menyukai fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa inggris?
a. Sangat suka b. suka
c. Kurang suka d. Tidak suka
11. Apakah di sekolah asal saudara sering menerapkan metode pembelajaran e- learning?
a. Selalu b. Sering
PEMANFAATAN INTERNET
12. Apakah saudara sering menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial?
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah saudara sering menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan arsip atau informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran sekolah anda?
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah saudara sering menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan saudara?
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Apakah di sekolah asal saudara sering menggunakan e-mail yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?
a. Selalu b. Sering
16. Apakah di sekolah asal saudara sering mengggunakan mailing list yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
NB: Mailing List berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan email
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Hayati . Chating : Isu budaya dalam kesenjangan digital ( Pengalaman pengguna internet di jakarta dalam menghadapi budaya baru). Jakarta: FISIP UI, 2004.
Kartasudirja, Eddy Junaed. Bahaya Kejahatan Komputer. Jakarta: Tanjung Agung, 1999.
KBBI (2014).
Kementerian Negara Riset dan Teknologi Indonesia. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: RISTEK, 2009
Meilani, Jenni . Gambaran Sikap Dosen USU Terhadap E-learning. Medan: USU Repository, 2010.
Murhanda. Pengantar teknologi informasi . Tangerang: Mitra Wacana Media, 2011.
OECD (2001). Understanding Digital Divide. Paris: OECD publication, 2001.
Rasiman. Pengenalan Internet dan Penelusuran Literatur Online. Medan:USU Repository, 2005.
Ratnasari, Ade. Teknologi Informasi Untuk Masyarakat Pedesaan.Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2008
Razaq, A. Belajar Singkat Cepat Mahir Menggunakan Internet. Surabaya: Indah, 2003
Sekarningsih, Titin. Digital divide di Indonesia. Surabaya: ITS, 2012
Sofyan, Yayan. Romansa cyber. Jakarta: Gagas Media, 2003.
Sudarmo, Pandji. Kamus istilah komputer teknologi informasi dan komunikasi.Bandung:Yrama widya, 2006.
Sugiyono. Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta, 2002.
Sutanto, Arif. Pengenalan Komputer. Jakarta:Komunitas E-learning Ilmu Komputer, 2009.
Sutarman. Pengantar Teknologi informasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Yulvitri, Alivia. Pengukuran Kesenjangan Digital Dalam Penguasaan TIK di Lingkungan Pemerintah . Bandung: ITB, 2008.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan suatu gejala atau fenomena tanpa membandingkan dengan variabel lain. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sugiyono (2006, 6) menyatakan bahwa, “Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan pada Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Jl.Universitas No. 19, Kampus USU Medan 20155.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah data yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono (2006, 90) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU Tahun 2013.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sekelompok kecil yang diamati. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2002, 57) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
penelitian atau total sampling. Dimana seluruh mahasiswa program studi S1 ilmu perpustakaan tahun 2013 dijadikan sebagai responden.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Jurusan ilmu perpustakaan.
2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden.
3. Studi kepustakaan dan berkas, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer yaitu data yang langsung di peroleh melalui kuesioner 2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang
bersumber dari buku, artikel majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang tergantung dari sifat penelitiannya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2006, 150) ”kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui”.
3.7 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kusioner
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Item Analisis
Kesenjangan Digital (Digital Divide)
Infrastuktur TIK 1,2,3,4, 4
SDM (Skill) 5,6,7,8,, 5
Isi ( Konten) 9,10,11, 3
Pemanfaatan Internet 12,13,14,
15, 16,
5
Jumlah 17
3.8 Analisis Data
Data yang sudah terkumpul akan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006, 21), statistik deskriptif adalah “Statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.
Data akan ditabulasikan sesuai dengan kelompok aspek yang akan diteliti, untuk memudahkan interpretasi data akan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase digunakan rumus distribusi frekuensi menurut Arikunto (2000, 349) sebagai berikut :
� = �
�× 100%
Dimana: P = Persentase
Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data dikemukakan oleh Arikunto (2000, 57) sebagai berikut:
0,00% : Tidak ada 1,00%-24,99% : Sebagian kecil 25,00%-49,99% : Hampir setengahnya 50,00% : Setengahnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karekteristik Responden
Karekteristik penelitian ini adalah objek penelitian yang homogen, yaitu mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera tahun 2013. Adapun gambaran identitas responden berdasarkan daerah regional dan jenis kelamin yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Berdasarkan Regional Daerah
No Regional Daerah Frekuensi Persentase (%)
1 Kabupaten/Kotamadya 60 56%
2 Kecamatan 47 44%
Jumlah 107 100%
Gambar 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Regional Daerah
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang terjaring sebanyak 107 orang dari seluruh mahasiswa Ilmu Perpustaksaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara tahun 2013, terdiri dari 60 orang responden yang berasal dari Kabupaten/Kotamadya (56%) dan 47 responden yang berasal dari Kecamatan (44%). Sedangkan gambaran identitas responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.
Kabupaten/ Kotamadya
56% Kecamatan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-Laki 29 27%
2 Perempuan 78 73%
Jumlah 107 100%
Gambar 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
4.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang dibentuk berdasarkan indikator yang diteliti. Variabel bebas (tunggal) yang terdiri dari beberapa indikator, seperti: Infrastruktur TIK, kemampuan TIK, konten/isi, dan pemanfaatan internet. Adapun hasil deskripsi dari masing-masing pertanyaan, sebagai berikut:
4.2.1 Infrastuktur TIK
4.2.1.1 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden
Kebijakan penyediaan fasilitas pada sekolah tergantung dari masing-masing anggaran dana dan kebutuhan dari sekolahnya. Untuk mengetahui bagaimana infrastuktur TIK (komputer) di sekolah asal pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 kuisioner nomor 1 sebagai berikut:
Laki-laki 27%
Tabel 4.3 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden
Pertanyaan Kategori
Jawaban fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan
Gambar 4.3 Penggunaan Fasilitas Komputer pada Sekolah Asal Responden
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 33 orang responden (31%) menyatakan bahwa mereka selalu menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah asalnya, 45 orang responden (42%) menyatakan sering sedangkan 29 orang responden (27%) mengatakan kadang-kadang dan tidak ada responden (0%) yan menyatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah asalnya.
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan sering menggunakan fasilitas komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar saat di sekolah asalnya. Hal ini disebabkan karena adanya fasilitas TIK (komputer) di sekolah asal responden masing-masing. Oleh karena itu responden yang telah sering menggunakan komputer tidak mengalami kesenjangan teknologi saat di dunia belajar mengajar pada tingkat perguruan tinggi yang notabane memerlukan keterampilan TIK.
4.2.1.2 Penggunaan Fasilitas Internet pada Sekolah Asal Responden
Saat ini fasilitas internet telah menjangkau di seluruh bagian di dunia. Daerah yang terpencil pun mampu untuk merih sinyal untuk berselancar di dunia internet. Lalu bagaimana penyediaan dan penggunaan fasilitas internet di sekolah asal pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Berikut gambaran dari penggunaan fasilitas internet pada sekolah asal responden:
Tabel 4.4 Penggunaan Fasilitas Internet Pada Sekolah Asal Responden
Pertanyaan Kategori
Jawaban fasilitas Internet yang dapat digunakan dalam kegiatan
Gambar 4.4 Penggunaan Fasilitas Internet Pada Sekolah Asal Responden
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari seluruh responden yang terjaring dan menjawab kuesioner menyatakan sering menggunakan fasilitas internet yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jaringan internet yang telah dapat di akses di berbagai belahan dunia manapun. Walaupun berada di daerah terpencil, internet sudah dapat di jangkau berbagai belahan dunia. Jika dahulu listrik jarang terpasang pada daerah terpencil seperti daerah pedalaman desa, namun saat ini hal tersebut sangat jarang di jumpai. Masyarakat desa yang terpencil pun saat ini sudah dapat menggakses jaringan internet.
4.2.1.3 Penyediaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden Jika dahulu kala seorang guru mendikte atau menulis pada papan tulis yang berkapur dalam kegiatan belajar mengajar, saat ini guru dituntut untuk bisa mengajar dan menyiapkan bahan ajar dengan komputer atau laptop, sehingga saat melakukan pembelajaran kepada siswanya diperlukan alat tampilan di perbesar. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan infrastuktur TIK (LCD Proyektor) di sekolah asal responden, mahasiwa S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 kuisioner nomor 3 berikut:
Tabel 4.5 Penggunaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 3. Apakah di sekolah asal
saudara sering menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar?
a.Selalu 11 10
b.Sering 36 34
c.Kadang-kadang 50 47
d.Tidak pernah 10 9
Gambar 4.5 Penggunaan Fasilitas LCD Proyektor pada Sekolah Asal Responden
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 11 responden (10%) menyatakan selalu menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah asal responden dahulu, 36 orang responden (34%) menjawab sering menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar sedangkan 50 responden (47%) menjawab bahwa mereka kadang-kadang menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang digunakan dalam kegiatan belajar, serta 10 responden (9%) menjawab bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas LCD Proyektor yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sudah banyak seklah yang menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi. Kemungkinan besar sudah banyak sekolah yang mnerapkan belajar mellui indra penglihatan dan pendengaran secara bersamaan. Karena dengan 2 rangsangan indra dalam belajar akan dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat apa yang dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang kadang (47%) dan sering (34%) menggunakan fasilitas LCD proyeltor yang digunakan dalam kegiatan belajar pada sekolah asal responden. Hal ini juga disebabkan karena adanya infratstruktur TIK (LCD Proyektor) di sekolah asal mereka masing-masing
a.Selalu 10%
b.Sering 34%
c.Kadang-kadang 47% d.Tidak pernah
4.2.2 Kemampuan TIK
4.2.2.1Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden
Dapat diketahui secara umum bahwa dalam sebuah perangkat komputer ada berbagai bagian, yaitu seperti bagian input, output dan storage. Lalu i bagaimana dengan pengetahuan TIK pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013, mengenai media penyimpanan. Gambaran mengenai pengenalan media penyimpanan oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.6 kuisioner nomor 4 berikut:
Tabel 4.6 Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 4. Menurut anda yang termasuk
salah satu media penyimpanan adalah?
Gambar 4.6 Pengenalan Media Penyimpanan oleh Responden
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa, tidak ada responden (0%) yang menjawab yang termasuk salah satu media penyimpanan adalah software, keyboard dan mouse, sedangkan 107 responden (100%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu media penyimpanan adalah Flashdisk.
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruhnya responden yang terjaring telah mengetahui dengan baik mengenai media penyimpanan. Hal ini dapat dilihat dari data di atas dimana seluruh responden (100%) memilih jawaban flash disk sebagai salah satu media penyimpanan. Sedangkan pilihan jawaban yang lain merupakan media masukan pada sebuah komputer (input) dan tidak ada satu orang responden pun yang menjawab selain flash disk.
4.2.2.2 Pengetahuan Reponden Mengenai Mesin Pencari
Pencarian informasi saat ini sangat mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dengan adanya fasilitas internet yang dapat digunakan tanpa batasan ruang dan waktu. Di jaringan internet terdapat banyak fasilitas pencarian informasi mulai dari database jurnal elektronik, repository institusi, database rujukan seperti GARUDA yang dimiliki oleh Indonesia, dan yang paling mudah digunakan adalah search engine (mesin pencari). Untuk mengetahui bagaimana kemampuan TIK mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai mesin pencari, gambaran umum dapat dilihat pada tabel 4.7 kuisioner nomor 5 berikut:
Tabel 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Mesin Pencari
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 5. Menurut anda yang termasuk
salah satu mesin pencari adalah?
a.Yahoo 105 98
b.Winamp 2 2
c.Avira 0 0
d.Photoscape 0 0
Gambar 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Mesin Pencari
Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 105 responden (98%) menjawab yang termasuk salah satu mesin pencari adalah yahoo, 2 responden (2%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu mesin
pencari adalah winamp, sedangkan tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu mesin pencari adalah avira, serta tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu mesin pencari adalah photoscape..
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden yang terjaring telah mengetahui dengan baik mengenai jenis mesin pencari (search engine). Hal ini dapat disimpulkan karena sebagian besar (98%) responden menjawab dengan benar mengenai salah satu jenis mesin pencari yang ada pada internet. Sedangkan yang menjawab dengan salah hanya terdapat 2 orang responden saja yang menyatakan winamp sebagai mesin pencari.
4.2.2.3 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras
Seperti yang telah diketahui secara umum bahwa perangkat sebuah kmputer terbagi menjadi 2 yaitu hardware ( perangkat keras) dan software (perangkat lunak. Lalu bagaimana dengan kemampuan TIK pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai perangkat keras. Gambaran umum pengetahuan responden mengenai perangkat keras dapat dilihat pada tabel 4.8 kuisioner nomor 6 berikut:
a.Yahoo 98% b.Winamp
2%
c.Avira
Tabel 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 6. Menurut anda yang termasuk
salah satu Perangkat Keras adalah?
Gambar 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Keras
Berdasarkan deskripsi pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 105 responden (98%) menjawab yang termasuk salah satu perangkat keras adalah keyboard, 2 responden (2%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat adalah microsoft word, sedangkan tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat keras adalah smadav, serta tidak ada responden (0%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat kerasadalah recycle bin.
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden menjawab pertanyaan yang benar mengenai salah satu perangkat keras adalah keyboard. Dalam hal ini berarti kemampuan mereka tentang perangkat keras sangat baik, karena sebagian besar dari responden yang terjaring dapat dengan baik mengetahui mengenai perangkat keras (98%) sedangkan yang tidak mengetahui hanya sedikit (2%).
4.2.2.4 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak
Seperti yang telah diketahui secara umum bahwa perangkat sebuah kmputer terbagi menjadi 2 yaitu hardware ( perangkat keras) dan software (perangkat lunak. Lalu bagaimana dengan kemampuan TIK pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai perangkat lunak. Gambaran umum pengetahuan responden mengenai perangkat lunak dapat dilihat pada tabel 4.9 kuisioner nomor 7 berikut:
Tabel 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi
(f)
Persentase (%) 7. Menurut anda yang
termasuk salah satu Perangkat lunak adalah?
a.Mouse 0 0
b.Keyboard 1 1
c.Microsoft Power Point 105 98
d.Monitor 1 1
Jumlah 107 100
Gambar 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Perangkat Lunak
Dari tabel-9 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, tidak ada responden (0%) menjawab yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah mouse, 1 responden (1%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat
lunak adalah keyboard, sedangkan 105 responden (98%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah microsoft power point, serta 1
responden (1%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu perangkat lunak adalah monitor..
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden telah dapat mengetahui dan membedakan mana yang termasuk bagian hardware dan mana yang bagian software. Hal ini dapat disimpulkan karena sebagian besar responden menjawab pertanyaan dengan benar mengenai salah satu perangkat lunak adalah microsoft power point. Dalam hal ini berarti kemampuan mereka tentang perangkat lunak sangat baik.
4.2.2.4 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka
Beberapa aplikasi software yang wajib ada pada sebuah laptop atau kmputer adalah Micrsoft office. Pada aplikasi micrsoft office terdapat bagian-bagian pengolahan seperti pengolahan angka, pengolah kalimat (surat menyurat) pengolah database, pengolah website, pengolah publisher dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dengan kemampuan TIK mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013 mengenai aplikasi microsoft office khususnya pengolah angka?. Gambaran umum mengenai pengetahuan responden mengenai aplikasi microsft pengola angka dapat dilihat pada tabel 4.10 kuisioner nomor 8 berikut:
Tabel 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka
Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi (f)
Persentase (%) 8. Menurut anda yang
Gambar 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Aplikasi Microsoft Pengolah Angka
Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, tidak ada responden (0%) menjawab yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah microsoft word, 2 responden (2%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah microsoft power point, sedangkan 92 responden (86%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu
aplikasi microsoft pengolah angka adalah microsoft excell, serta 13 responden (12%) menjawab bahwa yang termasuk salah satu aplikasi microsoft pengolah angka adalah kalkulator.
Berdasarkan deskripsi tabel 4.10 di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden telah mengetahui aplikasi microsoft pengolah angka yang biasanya wajib ada pada sebuah komputer atau laptop. Adapun sedikit responden yang menjawab kalkulator adalah microsft pengolah angka merupakan salah paham mengenai pertanyaan di atas. Dalam hal ini berarti kemampuan mereka tentang pengetahuan aplikasi microsoft pengolah angka sangat baik.
4.2.3 Konten/ Isi
4.2.3.1 Pemanfaatan Konten Informasi Berbahasa Indonesia pada Internet Di internet terdapat informasi dari berbagai negara. Salah satunya adalah negara Indonesia, tertutama bagi masyarakat Indonesia biasanya lebih suka untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang berbahasa negara sendiri, namun sering sekali terdapat bidang ilmu yang tidak banyak dibahas dengan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah bidan ilmu perpustakaan, lebih lengkap dan
a.Microsoft Word
0%
b.Microsoft Power Point
2%
c.Microsoft Excell
86% d.Kalkulator
terpercaya yang pembahasannya dari bahasa asing. Namun disini akan di ketahui bagaimana pemanfaatan konten/isi informasi pada internet yang berbahasa Indonesia bagi mahasiwa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013. Gambaran umum mengenai pemanfaatan konten/isi informasi berbahasa Indonesia pada internet dapat dilihat pada tabel 4.11 kuisioner nomor 9 berikut:
Tabel 4.11 Pemanfaatan Konten/Isi Informasi Berbahasa Indonesia Pada Internet
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 9.Apakah anda menyukai fasilitas
internet yang kontennya
Gambar 4.11 Pemanfaatan Konten/Isi Informasi Berbahasa Indonesia Pada Internet
Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 42 responden (39%) menjawab bahwa mereka sangat suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia, 57 responden (53 %) menyatakan suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia sedangkan 6 orang responden (6%) menyatakan kurang suka informasi yang ada di internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia,
serta 2 orang responden (2%) menjawab bahwa mereka tidak suka fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia.
Berdasarkan deskripsi di atas dapat diinterpretasikan bahwa responden lebih menyukai informasi yang isinya berbahasa Indonesia di internet, hal ini disimpulkan karena sebagian besar responden (57%) menyatakan suka dan (39%) responden menyatakan sangat suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena konten informasi tersebut menggunakan bahasa negara sendiri.
4.2.3.2 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet
Bahasa Inggris telah ditetapkan sebagai salah satu bahasa internasional di berbagai belahan dunia. Persyaratan kerja maupun untuk mengikuti pendidikan yang jenjangnya jauh lebih tinggi dari S1, mahir dalam berbahasa Inggris pun ditetapkan sebagai salah satu prasyarat saat ini. Seperti yang dikatakan penulis sebelumnya, bahwa masih terdapat bidang ilmu yang masih sangat kurang untuk refrensi berasal dari Indonesia dan berbahasa Indonesia, terkadang mahasiswa harus mengambilnya dari sumber refrensi luar negri yang berbahasa Inggris. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan konten/isi informasi di internet yang berbahasa Inggris pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12 kuisioner nomor 10 berikut:
Tabel 4.12 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%)
10.Apakah anda menyukai
Gambar 4.12 Pemanfaatan Konten/Isi Berbahasa Inggris pada Internet
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 29 responden (27%) menjawab bahwa mereka sangat suka menggunakan yang kontennya menggunakan bahasa Inggris pada internet, 51 responden (48%) menjawab bahwa mereka suka menggunakan fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Inggris sedangkan 19 responden (18%) menjawab bahwa mereka kurang suka fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Inggris, serta 7 responden (7%) menjawab bahwa mereka tidak suka fasilitas internet yang kontennya menggunakan bahasa Inggris.
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan konten yang berbahasa Inggris juga sama disukainya seperti konten yang berbahasa Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya responden yang menyatakan suka (48%) dan sangat suka (27%) dengan konten informasi berbahasa Inggris di internet. Hal ini menunjukkan bahwa responden yaitu mahasiswa ilmu perpustakaan FIB USU tidak mempermasalahkan konten yang berbahasa Inggris asalkan informasi tersebut relevan dengan kebutuhan responden.
4.2.3.3 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden
Untuk mengetahui bagaimana penerapan E-learning di sekolah asal responden dahulu pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB USU tahun 2013. Gambaran umum dari penerapan E-learning pada sekolah asal responden dilihat pada tabel 4.13 kuisioner nomor 11 berikut:
a.Sangat Suka 27%
b.Suka 48% c.Kurang
suka 18%
d.Tidak suka
Tabel 4.13 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 11.Apakah di sekolah asal
saudara sering menerapkan
Gambar 4.13 Penerapan E-Learning pada Sekolah Asal Responden
Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 5 responden (5%) menyatakan di sekolah asal selalu menerapkan metode pembelajaran E-learning, 30 responden (28%) menjawab di sekolah asal responden sering menerapkan metode pembelajaran E-learning sedangkan 54 responden (50%) menjawab bahwa di sekolah asal mereka kadang-kadang menerapkan metode pembelajaran E-learning, serta 18 responden (17%) menjawab bahwa di sekolah asal mereka sering menerapkan metode pembelajaran E-learning.
Berdasarkan presentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sudah banyak sekolah yang menerapkan kebijakan belajar mengajar dengan metode E-learning. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden menyatakan
kadang (50%) dan sering (28%) mendapatkan metode pembelajaran E-learning di sekolah asal masing masing.
4.2.4 Pemanfaatan Internet
4.2.4.1 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial
Saat ini tidak hanya kaula muda dan remaja saja yang memerlukan dan memanfaatkan media sosial di internet, tetapi juga para orang tua terutama seorang pembisnis memerlukan dan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi usaha bisnisnya. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan internet untuk mengakses media sosial pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013, berikut adalah gambaran umumnya dilihat pada tabel 4.14 kuisioner nomor 12:
Tabel 4.14 Pemanfaatan Internet untuk Mengakses Media Sosial
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 12.Apakah saudara sering
menggunakan fasilitas internet
Dari tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 65 responden (61%) menjawab bahwa mereka selalu menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial, 32 responden (30%) menjawab bahwa mereka sering menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial sedangkan 10 responden (10%) menjawab bahwa mereka kadang-kadang menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial, serta tidak ada responden (0%) menjawab bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas internet untuk mengakses media sosial.
Berdasarkan deskripsi tabel 4.14 di atas dapat diinterpretasikan bahwa pemanfaatan internet oleh responden untuk mengakses media sosial sangat tinggi, hal ini dapat dilihat, lebih dari sebagian responden menyatakan selalu (61%) dan sering (30%) memanfaatkan internet untuk mengakses media sosial, dan bahkan tidak ada (0%) yang menjawab tidak pernah memanfaatkan internet untuk mengakses media sosial. Hal ini juga disebabkan sudah sangat banyak sekali media sosial yang dapat diakses seperti facebook, twitter, friendster dan lain sebagainya.
4.2.4.2 Pemanfaatan Internet untuk Mengunduh Informasi Elektronik
Tabel 4.15 Pemanfaatan Internet untuk Mengunduh Informasi Elektronik
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 13.Apakah saudara sering
menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan arsip atau informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran
Gambar 4.15 Pemanfaatan Internet untuk Mengunduh Informasi Elektronik
Dari tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 14 responden (13%) menjawab bahwa mereka selalu menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran sekolah, 48 responden (45%) menjawab bahwa mereka sering menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran sekolah, sedangkan 44 responden (42 %) menjawab bahwa mereka kadang-kadang menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran sekolah, serta 1 responden (1%) menjawab bahwa mereka tidak pernah menggunakan fasilitas internet untuk melakukan pengambilan informasi elektronik sebagai bahan pembelajaran sekolah.
responden menyatakan sering dan 42% yang menyatakan kadang-kadang. Bahkan yang menyatakan tidak pernah hanya 1% responden saja. Hal ini dapat terjadi bisa saja disebabkan karena keefesienan dan keefektifan memperoleh informasi dari internet.
4.2.4.3 Pemanfaatan Internet untuk Menambah Wawasan
Informasi yang beraneka ragam dan lengkap sudah dapat di akses dengan mudah dimana pun dan kapan pun dengan adanya jaringan internet saat ini. Tentu seluruh informasi yang ada dapat menambah wawasan dari para pengguna internet, dan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan internet untuk menambah wawasan oleh mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16 kuesioner nomor 14 berikut:
Tabel 4.16 Pemanfaatan Internet untuk Menambah Wawasan
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 14.Apakah saudara sering
menggunakan fasilitas internet
Dari tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 37 orang responden (35%) menyatakan selalu menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan, 59 orang responden (55%) menyatakan sering menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan, sedangkan 11 responden (10%) menjawab kadang-kadang menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan, serta tidak ada responden (0,%) yang menyatakan tidak pernah menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan.
Berdasarkan deskripsi di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan mereka sering menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya yang menyatakan sering sebanyak 55% responden dan 35% responden selalu menggunakan internet untuk menambah wawasan. Hal tersebut dapat disebabkan akses informasi yang efesien dan efektif dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja..
4.2.4.4 Penggunaan E-mail untuk Kegiatan Belajar pada Sekolah Asal Responden
Saat ini metode pembelajaran sangat variatif demi keefesienan dan keefektifan pemahaman siswa, saat ini fasilitas e-mail dapat membantu para siswa untuk memudahkan proses belajar mengajar, seperti dalam hal pengiriman tugas, penerimaan bahan ajar pun bisa dilakukan melalui e-mail. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan E-mail di sekolah asal pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17 kuisioner nomor 15 sebagai berikut:
Tabel 4.17 Penggunaan E-mail untuk Kegiatan Belajar pada Sekolah Asal Responden
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 15.Apakah di sekolah asal
Gambar 4.17Penggunaan E-mail untuk Kegiatan Belajar pada Sekolah Asal Responden
Dari tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 6 responden (6%) menyatakan selalu menggunakan E-mail yang digunakan dalam kegiatan belajar, 34 responden (31%) menjawab sering menggunakan E-mail yang dalam kegiatan belajar, sedangkan 61 responden (57%) mengatakan kadang-kadang menggunakan E-mail dalam kegiatan belajar, serta 6 responden (6%) menjawab tidak pernah menggunakan E-mail dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan deskripsi tabel 4.17 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sudah hampir seluruh responden telah menggunakan e-mail untuk kegiatan belajar pada sekolah asalnya dahulu. Hal ini dinyatakan berdasarkan banyaknya 61% yang kadang-kadang dan 31% respnden yang sering menggunakan e-mail dalam kegiatan belajarnya pada sekolah asalnya dahulu. Namun data tersebut masih mengindikasikan kurangnya pemanfaatan E-mail dalam kegiatan belajar di sekolah asal masing-masing responden.
4.2.4.4 Penggunaan Mailing List
Mailing list sering dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar secara
online menggunakan e-mail. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan mailing list di sekolah asal pada mahasiwa baru program studi S1 Ilmu perpustakaan FIB
USU tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.18 kuisioner nomor 16 berikut: a.Selalu
6%
b.Sering 31%
c.Kadang-kadang
57% d.Tidak pernah
Tabel 4.18 Penggunaan Mailing List
Pertanyaan Kategori
Jawaban
Frekuensi (f)
Persentase (%) 16.Apakah di sekolah asal
saudara sering menggunakan
mailing list yang dapat
digunakan dalam kegiatan
Gambar 4.18 Penggunaan Mailing List
Dari tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa dari 107 responden, 3 responden (3%) menyatakan selalu menggunakan mailing list yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar, 13 responden (12%) menjawab sering menggunakan mailing list dalam kegiatan belajar, sedangkan 56 responden (52 %) mengatakan kadang-kadang menggunakan mailing list dalam kegiatan belajar, serta 35 responden (33%) menjawab tidak pernah menggunakan mailing list yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan deskripsi tabel 4.18 di atas dapat diinterpretasikan penggunaan mailing list masih rendah pada sebagian besar responden, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya yang tidak pernah menggunakan mailing list (33%) dan hanya terkadang menggunakan (52%) yang menggunakan mailing list
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sudah sebagian besar asal sekolah dari responden yang terjaring, sering menggunakan fasilitas komputer (42%) dan fasilitas internet (40%) di sekolah asal responden dan sudah sebagian besar dari reponden kadang-kadang menggunakan fasilitas LCD Proyektor (47%). Dalam hal ini pada umumnya infrastruktur yang ada di sekolah asal mereka semuanya tersedia seperti komputer, internet dan LCD proyektor, namun untuk cara penggunaannya yang berbeda-beda di setiap sekolah masing-masing responden.
2. Seluruhnya responden sudah mengetahui dengan baik mengenai media penyimpanan (100%), dan mengenai mesin pencari hampir seluruhnya mengetahui dengan baik (98%), serta mengenai perangkat keras (98%), perangkat lunak (98%) dan aplikasi microsoft pengolah angka (86%) telah diketahui dengan baik juga oleh responden.
3. Sebagian besar responden suka dengan fasilitas internet yang konten/isi berbahasa Indonesia (53%), namun banyak juga yang menyukai fasilitas internet yang konten/isi berbahasa Inggris (47%), hal ini menunjukkan bahasa konten/isi informasi tidak masalah jika informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan responden. Sudah banyak sekolah yang menerapkan metode E-learning dalam kegiatan belajar di sekolah asal responden (50%).
5.2 Saran
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan, penulis mengajukan beberapa saran kepada beberapa pihak yang dianggap memiliki hubungan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Saran kepada program studi, setiap dosen yang membuat bahan ajarnya di E-learning USU hendaknya memberikan matrikulasi tentang tata cara penggunaan E-learning USU, karena kemampuan dari setiap mahasiswa untuk menguasai teknologi berbeda-beda. bagi staf pengajar yang belum membuat bahan ajar pada E-learning USU hendaknya memuat bahan ajarnya di E-learning USU, agar dapat menerapkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang TIK.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Digital Divide
Digital divide, digital dalam hal ini diartikan sebagai perangkat
elektronika, khusunya komputer dalam hal menyelesaikan suatu proses kerja. Divide, berati pembagian, dalam hal ini terjadi pada masyarakat umum, dalam
istilah lain diartikan sebagai kesenjangan, dilihat dari kontrasnya suatu golongan masyarakat satu dengan yang lainnya, baik dari segi ekonomi, politik, serta tingkat intelektual.
Berbicara mengenai kesenjangan digital berarti berbicara mengenai gap antara kelompok masyarakat yang bisa menikmati teknologi digital sebagai alat untuk bekerja, berkreasi, berkreativitas, menikmati keuntungan-keuntuingan yang diberikan oleh teknologi digital, dan kelompok masyarakat yang sama sekali tidak mencicipi itu. Itulah yang disebut kesenjangan digital. Berikut beberapa pendapat mengenai defenisi digital divide. Menurut OECD (2001, 4) Kesenjangan digital (digital divide) didefinisikan sebagai berikut
The gap between individuals, households, businesses and geographic areas at different socio-economic levels with regard both to their opportunities to access information and communication technologies (ICTs) and to their use of the Internet for a wide variety of activities.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenjangan bukan hanya terjadi di tingkat bisnis dan geografi saja, tetapi juga mencakup kesenjangan di tingkat individu.
Menurut Kamus Komputer dan Teknologi Informasi (2006, 98) Digital divide yaitu istilah yang digunakan untuk menerangkan jurang perbedaan antara mereka yang mempunyai kemampuan dalam hal akses, dan pengetahuan dalam penggunaan teknologi modern, dengan mereka yang tidak berpeluang menikmati teknologi tersebut.
Berdasarkan tiga pendapat diatas Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information and communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet
untuk beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau kesenjangan digital sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan antar negara.
2.1.1 Penyebab Tejadinya Digital Divide
Selama ini kita selalu mengatakan, kesenjangan digital (digital divide) itu terjadi karena masalah infrastruktur. Namun ternyata ada hal lain yang menyebabkannya, dan salah satunya adalah masih kurangnya content berbahasa Indonesia. Menurut Yayan (2003, 16) Penyebab Terjadinya kesenjangan digital adalah:
1. Infrastruktur
2. Kekurangan skill (SDM)
3. Kekurangan isi (konten) materi bahasa indonesia 4. Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri.
Sedangkan menurut Ratnasari(2008, 21) penyebab terjadinya kesenjangan digital adalah :
1. Kesulitan akses (infrastruktur, listrik, telokomunikasi, perangkat) 2. Kekurangan Skill (SDM, komunitas)
3. Kekurangan isi/ materi (content)
4. Kurangnya atau tidak adanya insentif dari pemerintah
Sedangkan menurut Otani yang dikutip oleh Haryati (2003, 1) penyebab kesenjangan digital adalah isu isu ekonomi sosial dan kulturual,seperti pendapatan, usia, pendidikan, gender, latar belakang etnis dan keterbatasan fisik.
dan internet, otomatis mempunyai wawasan yang lebih luas di bandingkan mereka yang sama sekali tidak punya akses ke informasi di internet yang serba luas.
Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam dunia ilmu teknologi dan informasi karena SDM ini menentukan bisa tidaknya seorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi. Content berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya seorang dapat mengerti mengakses internet, di Indonesia terutama kota-kota tingkat pendidikan sudah lebih tinggi. Jadi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa Inggris. Sedangkan yang di desa, seperti petani-petani, mereka masih sangat kurang dalam menggunakan bahasa asing Inggris.
Berbicara mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses internet tetapi tidak menghasilkan apapun, misal ada seorang remaja punya akses ke komputer dan internet. Tapi yang dia lakukan hanya chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia tidak bisa menikmati
keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi digital. Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan penyediaan infrastruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi persoalannya adalah ketika orang punya komputer dan bisa mengakses Internet, pertanyaan berikutnya adalah, "apa yang mau diakses? Apa yang mau dia kerjakan dengan peralatan itu, dengan keunggulan-keunggulan teknologi itu.
2.1.2 Dampak Positif Digital Divide
Dengan menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan komputer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Menurut Sekarningsih (2012, 9) dampak positif kesenjangan digital adalah:
berbagai informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi modern.
Berdasarkan penjelasan diatas dampak positif kesenjangan digital adalah membuat seseorang menjadi termotifasi menggunakan sarana TIK untuk mempermudah suatu pekerjaan secara efektif dan efisien.
2.1.3 Dampak Negatif Digital Divide
Kemajuan Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah kemajuan zaman, bahkan mungkin ada yang menolak anggapan, semakin tinggi tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Menurut Yulfitri (2008, 10) dampak negatif kesenjangan digital adalah:
Bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin.
Dampak negatif kesenjangan digital membuat kejahatan mayantara (Cyber crime) menjadi bentuk kejahatan yang relatif baru apabila dibandingkan dengan
bentuk-bentuk kejahatan lain yang sifatnya konvensional (street crime). Cyber crime muncul bersamaan dengan lahirnya revolusi teknologi informasi. Menurut
Comer yang dikutip oleh Kartasudirja (1999, 3) Cyber Crime adalah adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan itikad buruk untuk tujuan keuangan yang melibatkan komputer.
Kehadiran internet ditengah masyarakat menimbulkan dampak positif dan negatif. Bila digunakan untuk hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan membahayakan orang lain. Misalnya ; Pembobolan kartu kredit (Credit Card Fraud) dengan modus mencuri dan memalsukan kartu kredit. Perbuatan ini
menimbulkan kerugian pada pemilik kartu bank penerbit bahkan merugikan negara.
Digital Divide tidak bisa diselesaikan dengan peningkatan akses terhadap
kesenjangan yang ada, terutama di negara berkembang atau kelompok masyarakat/ daerah yang relatif tertinggal. Digital divide atau senjang digital mengacu pada kesenjangan atau jurang yang menganga di antara mereka yang dapat mengakses teknologi informasi (TI) dan mereka yang tidak dapat melakukanny. Perbedaan ini bisa berupa perbedaan yang bersifat fisik (tidak mempunyai akses terhadap komputer dan perangkat TI lain) atau yang bersifat keterampilan yang diperlukan untuk dapat berperan serta sebagai warga digital. Jika pembagian mengarah ke kelompok, maka kesenjangan digital dapat dikaitkan dengan perbedaan sosial-ekonomi (kaya/miskin), generasi (tua/muda), atau geografis (perkotaan/pedesaan). Sejalan dengan berkembangnya dan makin tidak terpisahkannya Internet dengan TI, maka digital divide mencakup juga perbedaan akses terhadap dunia maya dan faktor-faktor yang harus diperhatikan sekarang ini.
2.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat menunjukkan bahwa industri teknologi informasi dan komunikasi dunia sekarang sudah benar-benar ke arah mobilitas yang sangat kompleks menembus batasan fisik ruang dan waktu. Oleh karena itu, kita perlu memahami akan keberadaan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut yaitu dengan mengenal, menggunakan dan merawat peralatan teknologi informasi dan komunikasi agar dapat dipergunakan untuk membangun potensi diri kita masing-masing
Teknologi informasi dan komunikasi terdiri dari dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi adalah segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi dan pemrosesan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan proses menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima. Ada beberapa pendapat para ahli tentang defenisi TIK, sebagai berikut:
Sedangkan menurut Information Technology Assosiation of America (ITAA) yang dikutip oleh Sutarman (2009, 13) Teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer khususnya perangkat keras dan perangkat lunak komputer.
Sedangkan menurut Haag dan Keen yang dikutip oleh Murhada (2011, 1) Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa TIK adalah teknologi yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak dalam pemrosesan informasi melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi, dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
2.2.1 Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Secara umum, teknologi memudahkan manusia untuk saling berhubungan dengan cepat, mudah dan terjangkau serta memiliki potensi mendorong pembangunan masyarakat yang demokratis. Teknologi seperti inilah yang diperlukan untuk membantu rakyat dalam mengorganisasikan dirinya secara efektif dan efisien untuk kesejahteraannya sendiri.
Menurut Sutarman (2009, 18) ada enam fungsi dari teknologi informasi dan komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Menangkap (Capture)
menangkap data yang diterima untuk menjadi informasi. 2. Mengolah (Processing)
Pengolahan pemrosesan data dapat berupa konversi data ke bentuk lain , analisis kondisi, perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.
3. Menghasilkan (Generating)
Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna.
4. Menyimpan (Storage)
Menelusuri, mendapatkan kembali informasi yang sudah tersimpan. 6. Transmisi (Trasnmission)
Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan.
Sedangkan menurut Murhada (2011, 2-3) ada lima fungsi teknologi informasi dan komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Capture
Proses penyusunan rekord aktivitas yang terperinci.
2. Processing
Proses mengubah,menganalisis, menghitung dan mengumpulkan semua bentuk data atau informasi.
3. Generation
Proses yang mengorganisir informasi kedalam bentuk yang bermanfaat.
4. Storage and Retrieval
Storage : proses penyimpanan data atau informasi
Retrieval : proses penempatan salinan data untuk pengolahan lebih lanjut atau untuk ditransmisikan ke pengguna lain.
5. Transmission
Proses komputer mendristibusikan informasi melalui jaringan komunikasi.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi teknolig informasi adalah capture, processing, generation, storage, retrieval dan transmission.
2.2.2 Keuntungan Penerapan Teknlogi Informasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempermudah manusia berkomunikasi serta mendapatkan informasi tanpa batasan ruang dan waktu. Menurut Sutarman (2009, 19) keuntungan dari penerapan TIK adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan (Speed)
Komputer dapat mengerjakan sesuatu perhitungan yang kompleks dalam hitungan detik,sangat cepat, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia.
2. Konsistensi (Consistency)
Hasil pengolahan lebih konsisten tidak berubah- ubah karena formatnya sudah standar, walaupun dilakukan berulang kali.
3. Ketepatan (Precision)
4. Keandalan (Reliability)
Apa yang dihasilkan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan dilakukan oleh manusia. Kesalahan yang terjadi lebih kecil kemungkinannya jika menggunakan komputer.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan empat keuntungan penerapan TIK yakni, kecepatan, konsistensi, ketepatan, dan keandalan.
2.2.3 Manfaat Teknologi Informasi Komunikasi dalam Dunia Pendidikan Peran TIK dalam bidang pendidikan sangat tidak mungkin untuk dihindari. Dalamdunia pendidikan teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari Teknologi Informasi dan Komunikasi sering dijumpai sebagai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Pendidikan yang menggunakan sarana TIK, terutama internet umumny disebut e-education.
Salah satu peraanan TIK dalam dunia pendidikan saat ini adalah dengan munculnya E-learning. E-learning merupakan dasar dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Nugroho yang dikutip oleh Meilani (2010,1) E-learning adalah
Sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.
Dari pendapat diatas diketahui dengan E-Learning memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
1. Penelitian
Penggunaan peralatan TIK sangat bermanfaat dalam mendukung semua kegiatan penelitian dalam bentuk proses pencarian data, pengolahan data, sehingga hasil yang bagus dan bermanfaat dari suatu penelitian dapat diperoleh. Disamping itu, proses penyebaran informasi hasil penelitia diharapkan lebih cepat dan tepat pada sasaran yang dituju.
2. Perpustakaan Online
Perpustakaan online adalah fasilitas perpustakaan dalam dunia digital yang ada di internet yang memungkinkan seseorang pencari informasi dapat mengakses ke segala sumber ilmu pengetahuan dengan cara yang mudah tanpa adanya batasan waktu dan jarak. 3. Sarana Belajar Interaktif
Penggunaan alat teknologi informasi seperti LCD Proyektor dan CD-ROM Multimedia menjadikan suasana belajar lebih menarik dan interaktif. Kreativitas seorang guru dan keaktifan siswa bisa menciptkakan suasana komunikasi dua arah.
4. Akses Informasi Akademik secara Online
Biasanya lembaga sekolah atau institusi mempunyai alamat situsnya sendiri. Hal ini memungkinkan informasi akademik seperti pengumuman pendaftaran siswa baru (PMB), sistem penilaian, dan sistem informasi sekolah dituangkan dalam bentuk digital di internet yang dapat diakses oleh pihak sekolah dan beberapa orang yang membutuhkannya.
Dari pendapat di atas diketahui manfaat TIK dalam dunia pendidikan adalah untuk penelitian, perpustakaan online, sarana belajar Interaktif dan akses informasi akademik secara online.
2.2.4 Infrastuktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan TIK saat ini berjalan semakin cepat. Sekarang ini hampir di seluruh aspek kehidupan, tidak terlepas dari teknologi dan informasi. Teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan manusia, baik dalam berkomunikasi ataupun mendapatkan informasi.
Dalam Buku Teknologi Informasi dan Komunikasi (2009, 4-21) Berdasarkan waktu perkembangannya, peralatan teknologi informasi dan komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu media komunikasi tradisional (kuno) dan modern. Berikut ini penjelasan dari macam-macam media komunikasi baik yang tradisional maupun yang modern.
Peralatan Komunikasi masa lalu sangat sederhana dan menggunakan bahan bahan yang ada di alam, diantaranya:
1) Asap 2) Kentongan 3) Prasasti 4) Daun Lontar
b. Media Komunikasi Modern
Sejalan dengan perkembangan teknologi, media komunikasi juga mengalami perkembangan dengan cepat. Berikut beberapa media komunikasi modern.
1) Telegraf 2) Telepon 3) Televisi
4) Telepon Genggam (Handphone) 5) Faksimili (Faks)
6) Radio
7) Pocket PC (PDA)
8) LCD (Liquid Crystal Display) Proyektor 9) Komputer
10)Internet.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan empat media komunikasi tradisional yakni asap, kentongan, prasasti dan daun lontar ,dan sepuluh media komunikasi modern yakni telegraf, telepon, televisi, faks, telepon genggam, radio, pocket pc, lcd, komputer dan internet.
2.2.4.1 Komputer
Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin “computere” yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata “to compute” yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat hitung atau mesin hitung.
Menurut Sutanto (2009, 2) komputer adalah adalah sekelompok alat elektronik yang terdiri atas perintah input, alat yang mengolah input, dan peralatan output yang memberikan informasi serta bekerja secara otomatis.
Sehubungan dengan perkembangan zaman maka definisi komputer tidak hanya sebagai alat hitung tetapi menjadi alat pengolah data yang bekerja secara elektronik dengan kecepatan dan ketelitian yang sangat tinggi serta mampu mengerjakan berbagai proses data yang tersimpan dalam memori dengan keterlibatan manusia yang minimum.
Jenis-jenis komputer berdasarkan kriteria seperti generasi, prosesor, bentuk dan ukuran fisik, sistem operasi, danjenis data yang diolah dapat dilihat di tabel berikut.
Tabel 2.1 Jenis- Jenis Komputer
Dasar Golongan Jenis Komputer
Generasi I(1946-1959) Bentuk dan Ukuran Fisik Tower
Dekstop Portable Laptop Komputer Notebook
Sub Notebook ( Handbook)
Sistem Operasi Unix
Netware Jenis Data Yang diolah Analog
Komputer terdiri dari tiga elemen utama yakni hardware(input, process, output), software (sistem operasi, program aplikasi) dan brainware(operator,
programmer, sytem analyst), ketiga elemen tersebut harus saling berhubungan dan
menjadi satu kesatuan.
Hardware:Peralatan fisik dari komputer itu sendiri. Peralatan yang secara fisik dapat dilihat, dipegang, ataupun dipindahkan.
• Input: proses memasukkan data ke dalam proses komputer melalui
alat input (input divices)
• Process: Proses pengolahan data dengan alat pemroses (processing
divices) yang berupa proses menghitung, membandingkan,
mengklasifikasikan, mengurutkan, mengendalikan, atau mencari di storage.
• Output: Proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan alat output (output device), yaitu berupa informasi.
Software: Suatu prosedur pengoperasian dari komputer itu sendiri ataupun
berbagai prosedur dalam hal pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya. • Sistem Operasi: Software yang bertugas mengontrol dan
mengkoordinasikan penggunaan hardware untuk beerbagai aplikasi untuk bermacam-macam pengguna.
• Program Aplikasi: Software yang menentukan bagaimana sumber daya digunakan untuk menyelesaikan masalah user.
Brainware: Orang-orang yang bekerja secara langsung dengan
mengunakan komputer sebagai alat bantu, ataupun orang-orang yang tidak bekerja secara langsung menggunakan komputer, tetapi menerima dari hasil komputer yang berbentuk laporan.
• System Analysist: Orang yabg bertugas untuk mempelajari,
menganalisa, merancang, dan membentuk suatu sistem/ prosedur pengolahan data secara elektronik berdasarkan aplikasi yang dipesan oleh pemakai jasa komputer.
• Operator: Orang yang bertugas mempersiapkan komputer untuk
memproses suatu program mulai dari menghidupkan komputer, menjalankan komputer (mengoperasikan program-program komputer / aplikasi komputer)
2.2.4.2 Internet
Istilah internet berasal dari bahasa latin “Inter” yang berarti “antara” secara kata per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Menurut Rasiman(2005, 3) internet adalah
Hubungan antara berbagai jenis komputer dan berbagai jenis jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasiaa(telepon dan satelit yang menggunakan protocol standar dalam berkomunikasi yaitu protocol PCP/IP.
Sedangkan menurut Razaq (2003, 9) mengemukakan bahwa internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antara satu komputer dengan komputer lain di dunia (world wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan internet merupakan jaringan komputer yang terhubung dengan komputer lain dan jaringan di dunia yang yang dapat saling berhubungan atau berkomunikasi.
Internet sangat bermanfaat bagi penggunanya dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukannya dalam bidang pendidikan, bisnis, politik, dan lain sebagainya. Ada beberapa manfaat internet yang dikemukakan oleh Zainuddin (2006, 39) yaitu:
1. Internet memungkinkan terciptanya komunikasi interaktif yang cepat antara pengguna dengan pengguna lainnya tanpa mengenal batas ruang dan waktu, selain hal tersebut internet juga dapat menghemat biaya komunikasi yang dikeluarkan. Aplikasi pada internet yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi adalah sebagai berikut: email, video conferencing, internet relay chat, dan internet phone.
3. Koleksi perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi buku dan jurnal tercetak, akan tetapi telah menjadi pusat penyebaran informasi maupun pangkalan data penelitian dan aktivitas yang ada di universitas.
4. Sebagai alat bantu penelitian dan pengembangan pengetahuan. Melalui jaringan internet, para peneliti yang berkecimpung dalam dunia penelitian dapat membuat asosiasi di antara mereka untuk dapat saling berkomunikasi.
5. Berkolaborasi dengan menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Anggota dapat terdiri dari berbagai negara di dunia. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang biasanya terhambat oleh ruang dan waktu.
Dari uraian tersebut internet sangat bermanfaat bagi pengguna dalam mencari informasi antara lain sebagai media komunikasi, menambah wawasan seseorang dalam bidang tertentu yang dibutuhkannya serta seseorang dapat mencari informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.
Untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi maka internet menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat membantu pengguna dalam menelusur informasi.
Adapun layanan yang tersedia di internet yang tersedia di internet menurut Razaq (2003, 4) yaitu:
1. World Wide Web (WWW)
World Wide Web (WWW) merupakan salah satu fasilitas yang berisi
database yang bersifat terdistribusi. Di internet telah tersedia beberapa web site yang secara elektronik dapat diakses.
2. Electronic Mail (E-Mail)
Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat/berita dengan orang lain, tapa mengenal batas, waktu, ruang bahkan birokrasi.
3. Mailing List
Fasilitas ini digunakan untuk berdiskusi secara elektronik dengan menggunakan email. Mailing List ini umumnya digunakan untuk bertukar informasi, pendapat dan lain sebagainya dalam jarak jauh.
4. Newsgroup
5. File Transfer Protocol
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan mengambilan arsip atau file secara elektronik atau transfer file dari satu komputer ke komputer lainnya di internet. Beberapa diinternet telah tersedia file atau dokumen yang siap untuk di duplikat oleh orang lain secara gratis (free)
6. Telnet
Telnet digunakan untuk masuk ke sistem komputer tertentu dan bekerja
pada sistem komputer yang lain.
7. Gopher
Fasilitas ini digunakan untuk menempatkan informasi yang disimpan pada internet servers dengan menggunakan hirarkhi menu dan pengguna dapat mengambil informasi tersebut.
Dari uraian di atas diketahui bahwa layanan yang tersedia internet adalah World Wide Web (WWW) , E-mail, mailing list,newsgroup, file transfer protocol,
telnet dan gopher yang dapat membantu pengguna dalam memanfaatkan internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang cepat dan menyebar luas menyebabkan perubahan sosial di seluruh dunia. Perkembangan TIK dan koneksinya melalui internet telah menyebabkan perubahan aktivitas dan kesempatan pada berbagai tingkat populasi. Dari mulai individu dapat mengakses informasi dengan komputer di rumahnya, perusahaan kecil dengan model bisnisnya dapat mengambil keuntungan melalui e-commerce, perusahaan multinasional dapat mengakses lebih mudah ke pasar global, hingga instansi pemerintah dapat mengubah bentuk interaksi pelayanannya kepada masyarakat luas. Perkembangan TIK tersebut juga telah memungkinkan beraktivitas dengan jangkauan luas yang mungkin sulit dijangkau atau bahkan yang sebelumnya tidak mungkin dijangkau.
Ketersediaan komputer di sekolah asal bagi setiap setiap sekolah yang ada bukanlah menjadi sesuatu yang sulit didapatkan untuk saat ini, mengingat harga komputer yang semakin hari semakin terjangkau dengan berbagai pilihan, namun ketersediaan komputer tersebut tidak semuanyan digunakan dengan baik. Kendala serius yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan masyarakat informasi justru terletak pada cara pandang masyarakat mengenai kebergunaan komputer itu sendiri yang tidak hanya sebagai barang mewah yang kaya hiburan, akan tetapi sudah saatnya kita sebagai ahli teknologi informasi meyakinkan dan melatih masyarakat untuk mengenalkan bahwa komputer adalah piranti cerdas yang mampu meningkatkan produktivitas, lapangan kerja, dan ketersediaan informasi yang cepat dan mudah digunakan di berbagai aspek bidang kehidupan.