commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP
TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP
KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3
DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis
Dajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun oleh :
SRI WIDORINI
NIM. S.810809121PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA
SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis
Disusun oleh :
SRI W IDO RI NI NIM. S.810809121
Telah Disetujui untuk Diajukan Pada
Sidang Dewan Penguji Ujian Tesis Program Pasca Sarjana
Pada Tanggal: _______________
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001
Dosen pembimbing II
Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. NIP. 130345741
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
commit to user
iii
Motto:
hidup dengan ilmu menjadi mudah,
dengan seni menjadi indah,
dengan agama menjadi bermakna.
commit to user
iv ABSTRAK
Sri Widorini: Pengaruh Penggunaan Media LCD dan OHP terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Kewirausahaan pada Siswa SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, Tesis, Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, 2010.
Kata kunci: LCD, OHP, sikap kewirausahaan
Tujuan penelitian ini adalah (1) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. (2) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
Rumusan permasalahan yang diteliti adalah (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP? (2) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah? Dan (3) Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 2x2, menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian yang dipilih secara random dari populasi sebanyak 16 kelas. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media dan sikap kewirausahaan, variabel terikatnya prestasi belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes dan kuesioner. Sedangkan analisis datanya menggunakan anava 2-jalur.
Hasil analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai F-hitung
antar penggunaan media LCD dan OHP sebesar: 5,198, dengan signifikansi (sig.) = 0,025. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis kedua, diperoleh nilai F-hitung
antar sikap kewirausahaan tinggi dan rendah sebesar: 76,166, dengan signifikansi (sig.) = 0,000. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ketiga, interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan sebesar: 11,690, dengan signifikansi (sig.) = 0,001. Sedangkan koefisien determinasi (R squared) sebesar0,550.
commit to user
v ABSTRACT
Sri Widorini: Effect of Media LCD and OHP to Learning Outcome from the Attitude Entrepreneurship Judging of students SMK PGRI 3 and SMK Pawyatan Daha Kediri, 2010/2011, Thesis, Postgraduate Program, UNS Surakarta, 2010.
Keywords: LCD, OHP, entrepreneurial attitude
The purpose of this study were (1) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between the using the media, LCD and OHP. (2) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) Proving the existence of interaction effect of media and entrepreneurial attitude toward learning achievement.
The formulation of the problem study is (1) Are there differences in the effect on student achievement between using the LCD and OHP media? (2) Are there differences in the effect on student achievement between having high entrepreneurial attitude with a low? And (3) Is there any interaction effect of media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement?.
This study used a 2x2 factorial design experiment, using 2 class as a sample study of randomly selected from a population of 16 classes. The independent variable of this study is the use of media and entrepreneurial attitude, the dependent variable academic achievement. Instruments used were of tests and questionnaires. While analyzing the data using Univariate-Anova.
Results of data analysis to test the first hypothesis of the F-count values obtained between media use LCD and OHP for: 5.198, with significance (sig.) = 0.025. Results of analysis to test the second hypothesis, the F-count values obtained between high and low entrepreneurial attitude of: 76.166, with significance (sig.) = 0,000. Results of analysis for testing the third hypothesis, the interaction between media use and attitudes of entrepreneurship: 11.690, with significance (sig.) = 0,001. While the coefficient of determination (R squared) is: 0, 550.
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas segala limpahan rahmad-Nya, sehingga penyusunan tesis ini dapat
saya selesaikan.
Penelitian ini dilakukan guna penyusunan tesis untuk penyelesaian studi
meraih gelar Magister Pendidikan program studi Teknologi Pembelajaran pada
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya tidak lupa saya sampaikan kepada:
1. Direktur Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, yang banyak
memberikan motivasi.
2. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan.
3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang
dengan sabar dan telaten telah memberikan bimbingan dan petunjuk
untuk penulisan tesis ini.
4. Ibu Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing
II, yang juga dengan sangat penuh perhatian dan sabar memberikan
bimbingan.
5. Kepala Sekolah dan Rekan-reka guru SMK PGRI 3 dan SMK
Pawyatan Daha Kediri yang memberikan ijin dan membantu untuk
commit to user
vii
6. Rekan-rekan mahasiswa TEP UNS yang banyak membantu baik
berupa moril maupun materiil.
7. Keluarga, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu
persatu disini, yang juga telah memberikan bantuan guna penyelesaian
tesis ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan pada tesis ini, oleh karena itu
diharapkan kritik, saran, dan tegur sapa dari semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan tesis ini.
Kediri, Nopember 2010
commit to user BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran ...……… 11
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 14
Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17
Jiwa dan Sikap Kewieausahaan ... 26
commit to user
ix 3. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar ... 30
Faktor Yang Mempengarhi Prestasi Belajar ... 31
4. Deskripsi Matapelajaran Kewirausahaan SMK ... 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35
C. Kerangka Berpikir ……….... 37
D. Hipotesis Penelitian ……….... 42
BAB III: METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian ………..…… 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….……… 46
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……….….…… 47
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..….…… 49
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……….. 51
F. Teknik Analisis Data ………... 57
BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ……… 60
B. Pengujian Hipotesis ……… 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 73
D. Keterbatasan Penelitian ... 82
BAB VI: SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ……… 85
B. Implikasi ……… 85
C. Saran-saran ……… 86
Daftar Pustaka ……… 89
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1: Rancangan Eksperimen ……… 45
3.2: Jadwal Kegiatan Penelitian ……… 46
3.3: Perlakuan pada Sampel Penelitian ………. 48
3.4: Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………..………. 51
3.5: Rangkuman Hasil Analisis Validitas Tes ……….………… 54
3.6: Rangkuman Hasil Analisis Validitas Kuesioner ……….… 54
4.1: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Sikap Kewirausahaan …… 62
4.2: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Kewirausahaan ….. 64
4.3: Hasil uji Normalitas ... 66
4.4: Hasil analisis Homogenitas Varians ... 67
4.5: Hasil analisis Varians 2 jalur ... 68
4.6: Rangkuman Pengujian Hipotesis ... 70
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 : Kisi-kisi Kuesioner Sikap Kewirausahaan ... 91
2 : Kuesioner Sikap Kewirausahaan ... 93
3 : Tes Hasil Belajar ... 96
4 : Tabulasi hasil try out angket Sikap Kewirausahaan ……… 103
5 : Tabulasi hasil try out tes ………..……… 104
6 : Hasil analisis statistika deskriptif kelas eksperimen ……… 106
7 : Hasil analisis statistika deskriptif kelas kontrol ……… 108
8 : Hasil analsisis varians (2 jalur) ... 110
9 : Hasil uji Scheefe (uji beda Mean) ... 114
10 : Tabulasi hasil post-tes kelas eksperimen ... 119
11 : Tabulasi hasil post-tes kelas kontrol ... 121
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Sebagai negara sedang berkembang, Indonesia termasuk masih
kekurangan wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di
Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi.
Perhatikan, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi?
Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan
wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat
mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum
beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi
masyarakat.
Kenyataan menunjukkan, bahwa kehidupan saat ini telah diwarnai oleh
inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan
sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman
kesadaran ini menuntut penyajian matapelajaran Kewirausahaan khususnya di
SMK dan Inovasi tidak bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga afektif, dan
psikomotorik. Dengan kata lain, melalui pendidikan kejuruan, selain semakin
memahami konsep enterpreneurship juga diharapkan meningkatkan semangat
enterpreneurship siswa.
Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang menjalankan perusahaan
commit to user
dihadapi kegiatannya tersebut. Usaha tersebut umumnya disebut sebagai
wirausaha. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi
(KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya.
Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai
orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan
sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran
tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki
dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru.
Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan
tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki
manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada
dari kewenangan formal. (Wikipedia Bahasa Indonesia).
Matapalajaran Kewirausahaan di SMK dilaksanakan untuk menumbuh
kembangkan jiwa kewirausahaan pada para siswa dan juga guru, serta diharapkan
menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan
teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil
penelitian dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum
commit to user
Kewirausahaan, dapat didefinisikan sebagai kemampuan melihat & menilai
kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan
sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil
resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya. Jadi kewirausahaan merupakan
upaya mengoptimalkan potensi-poitensi individu dalam menjalankan bisnis atau
mengelola usaha.
Peranan sekolah kejuruan, khususnya SMK rumpun bisnis dan manajemen
dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda sangat
penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya
wirausahawan dari kalangan muda akan mengurangi pertambahan jumlah
pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya
adalah bagaimana pihak sekolah dapat mencetak wirausahawan muda yang
tangguh?.
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian
yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak
pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku
kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di
pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada
menyiapkan tenaga kerja.
Salahsatu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan adalah dengan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.
Strategi dan pendekatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan konteks kekinian
commit to user
juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika perkembangan
masyarakat.
Diantara bentuk upaya meningkatkan proses kegiatan pembelajaran adalah
melalui inovasi penggunaan media pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan
pentingnya penggunaan media pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap
perencanaan dan implementasi strategi pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu
harus menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi, bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa
membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan
definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977:114) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977:5) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton (1969:67) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
commit to user
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dengan si-belajar (Martin & Briggs, dalam Degeng,
1990:216). Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindari, karena memang gurulah yang menghendakinya. Media
sebagai alat bantu berfungsi membantu tugas guru dalam menyampaikan
pesan-pesan atau bahan pelajaran. Menurut Harjanto (1997:238) dalam menggunakan
media sebagai alat bantu komunikasi dalam pembelajaran, kiranya harus
didasarkan pada kriteria pemilihan yang obyektif. Sebab penggunaan media
pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran kedalam kelas,
melainkan juga harus dikaitkan dengan tujuan pembelajaran, strategi dan bahan
ajar.
Penggunaan media dalam pembelajaran juga dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang
disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara optimal, tidak seluruh materi
dapat dipahami, bahkan salah dalam menafsirkan isi pesan tersebut.
Seringkali pengertian media pembelajaran disalahtafsirkan dengan berbagai
jenis peralatan atau sarana yang ada di kelas. Memang media pembelajaran
memerlukan peralatan atau sarana untuk menyampaikannya, namun yang
terpenting bukanlah peralatan itu tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan oleh media itu (Winatapura, 2002:5.6). Sedangkan Oemar Hamalik
(2003:200) menyatakan bahwa sering terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat
commit to user
yang seharusnya adalah bagaimana siswa belajar dengan lebih mudah. Jadi
kehadiran media pembelajaran lebih berarti untuk memudahkan siswa dalam
belajar, daripada membantu guru memudahkan pekerjaannya mengajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dengan demikian
sesungguhnya kuncinya ada pada kemauan guru untuk membuat dan
mengembangkan media pembelajaran.
Selain permasalahan media dalam pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, ada satu hal lagi yang penting
untuk diperhatikan dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa, yaitu
masalah sikap kewirausahaan. Kita harus mengakui bahwa sikap kewirausahaan
pada masyarakat kita memang masinh rendah. Secara historis masyarakat kita
memiliki sikap feodal yang diwarisi dari penjajah Belanda, ikut mewarnai
orientasi pendidikan kita. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan
commit to user
(terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi
dan disegani oleh warga masyarakat. Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi
pendidikan, maupun masyarakat, memiliki persepsi yang sama terhadap harapan
ouput pendidikan.
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, sudah cukup
jelas menggambarkan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini, yaitu
penggunaan media pembelajaran dan sikap kewirausahaan siswa, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan siswa.
B. Pembatasan Masalah
Penggunaan media pembelajaran pada penelitian ini perlu dibatasi.
Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan media visual, yang
dalam penelitian ini dibatasi, yaitu LCD dan OHP. Sejalan dengan perkembangan
IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media
maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak
melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu
semua jenis media yang bersifat interaktif.
LCD (Liquid Crystal Display) sebagai media yang dimaksud adalah LCD
yang dimanfaatkan sebagai proyektor yang memancarkan hasil olahan perangkat
lunak (software), yaitu power point. Materi yang akan ditayangkan berupa materi
matapelajaran Kewirausahaan yang telah dipilih guru untuk disajikan dalam
commit to user
OHP (Overhaed Projector) sebagaimana LCD hanyaalah sebuah
perangkat keras (hardware) yang akan berfungsi memancarkan slide transparansi
atau Overhead Transparency (OHT) yang dibuat guru. OHT sebagaimana materi
yang disajikan dalam power point, dibuat guru dalam plastik/mika transparansi,
berisi materi matapelajaran Kewirausahaan. Sebagaimana pada power point, OHT
dapat dibuat berwarna-warni, dilengkapi dengan gambar, dan saat ini dapat pula
dibuat dengan bantuan komputer dan di cetak dengan printer pada plastik
transparan.
Sikap kewirausahaan adalah sikap berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Prestasi belajar dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh
manipulasi penerapan atau penggunaan media, pada penelitian ini juga dibatasi,
yaitu skor atau nilai tes hasil belajar matapelajaran Kewirausahaan, yang sengaja
dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen berkaitan dengan penelitian
ini. Hasil belajar ini diasumsikan telah mencerminkan secara komprehensif
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sebagai dampak perlakuan yang
diberikan.
Luas sasaran penelitian ini juga terbatas hanya dilakukan pada siswa kelas
XI, SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri. Dengan sasaran
eksperimen 2 kelas, yaitu 1 kelas dari masing-masing sekolah tersebut yang akan
dikenai perlakuan (treatment) berbeda dalam eksperimen penggunaan media
commit to user
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang
diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara
yang menggunakan media LCD, dan OHP?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara
yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah?
3. Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap
kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
D. Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar
siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
2. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar
siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang
rendah.
3. Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan
sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
E. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil
commit to user
1. Manfaat teoritis; dapat digunakan untuk menambah referensi
khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan
penelitian-penelitian lanjutan yang berkaitan dengan teknologi pembelajaran.
2. Manfaat praktis:
a) Digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembinaan
kemampuan guru, khususnya dalam pemilihan dan penerapan
pendekatan atau strategi pembelajaran.
b) Dijadikan salah satu sumber acuan dan informasi bagi para guru
SMK agar dalam pembelajaran mau memulai melakukan
inovasi-inovasi, khususnya dalam menggunakan strategi atau pendekatan
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori.
1. Media Pembelajaran
1.1Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat (Anitah, 2008;1). Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar pada siswa. Media pembelajaran diharapkan tidak
sekedar menjadi pelengkap dalam pembelajaran, akan tetapi diharapkan dapat
menjadi sumber pembelajaran yang memiliki arti sangat erat dengan tujuan
pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2003:202-203) Media dalam pembelajaran
adalah media belajar siswa yang memiliki kemampuan:
a) Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu
kesatuan atau benda.
b) Memberikan pengganti pengalaman langsung
c) Mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya
d) Memberikan keseragaman segi pengamatan siswa
e) Menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual
commit to user
Sementara itu manfaat atau faedah media pembelajaran dalam penggunaan
media pembelajaran diantaranya adalah membantu guru dalam:
a) Memberikan penjelasan konsep b) Merumuskan atau membentuk konsep
c) Memberikan penguatan konsep pada siswa (reinforcement) d) Melatih siswa dalam pemecahan masalah
e) Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik
f) Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu obyek secara sendiri.
g) Melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya dengan konsep-konsep yang telah diketahui.
h) Melatih siswa dalam melakukan pengukuran (Suherman, Erman, dan Winataputra, 1992:274)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta
pembelajaran. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian
sumber, lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran. Jadi media dalam pembelajaran tidak boleh sekedar diartikan
sebagai alat yang tidak penting kehadirannya dalam pembelajaran.
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses
pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri
untuk keperluan siswa. Dalam pembelajaran, media ajar dapat berupa rekaman
audio, audio-visual, foto, dll. Media ini memiliki tujuan agar siswa lebih jelas dan
mudah menangkap materi yang diajarkan serta dapat dipergunakan untuk belajar
secara mandiri di luar jam belajar.
commit to user
a) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengejaran
lebih baik.
b) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan
menumbuhkan motivasi belajarnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) media
pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber
pesan/guru ingin diteruskan kepada penerima pesan/siswa. 2) Pesan yang
disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. 3) Tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Proses yang menggambarkan hubungan antara guru, bahan ajar, siswa,
serta media digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1: Skema kedudukan media dalam pembelajaran. Komunikator
GURU
Massage BAHAN AJAR
commit to user
1.2Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Perlu kemahiran yang terlatih dalam hal menggunakan media
pembelajaran. Guru harus pandai menentukan media pembelajaran apa yang tepat
untuk sebuah topik, tertentu, karena tidak semua topik dapat dijelaskan dengan
media pembelajaran, dan tidak semua media pembelajaran mampu memperjelas
sebuah konsep.
Jika media pembelajaran digunakan tanpa memperhatikan karakteristik
media pembelajaran itu sendiri, maka hasil pembelajaran akan jauh dari sasaran.
Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan media pembelajaran mengalami
kegagalan. Menurut Oemar Hamalik (2003:202) ada dua pendekatan dalam
memilih media pembelajaran, yaitu:
a) Dengan cara membeli media yang telah tersedia di pasaran yang dapat
dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Pendekatan ini membutuhkan biaya besar, lagi pula belum tentu media itu
cocok dengan kegiatan belajar atau materi yang disampaikan.
b) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata, yaitu berdasarkan tujuan
pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan jenis
media pembelajaran adalah;
a. Tujuan
Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah
disusun.
commit to user
Tidak semua konsep atau topik dalam memerlukan media pembelajaran.
c. Metode dan pendekatan
Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat memilih metode
pembelajaran dan pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan.
Jadi media pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar harus sesuai dengan metode pembelajaran dan pendekatan yang
digunakan.
d. Kondisi kelas
Keadaan atau kondisi kelas juga harus menjadi perhatian guru di saat akan
menentukan media pembelajaran yang akan digunakan diantaranya adalah
ruangan, tempat duduk, banyak murid dan waktu yang tersedia.
e. Tahap berpikir siswa
Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa
dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang ditampilkan
harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang mengutak-atik dan
ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media pembelajaran
tersebut (Djamarah, 2002:143).
Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada kemampuan
media tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah
ditetapkan. Selain kesesuaian dengan TPK, juga harus disesuaikan dengan jenis
materi pelajaran dan karakteristik siswa.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran menurut
I.G.K.Wardani (2001:2.32) adalah:
commit to user
b) Kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan pola belajar siswa.
c) Ketersediaan, keadaan sekolah
d) Kemampuan mengadakan media pengganti yang relatif sama maknanya, sebagai pengganti media yang relatif mahal.
e) Ketersediaan dana sebagai pendukung pengginaan media
f) Pertimbangan keberhasilan belajar siswa harus merupakan hal yang utama.
Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih
media pembelajaran lebih lanjut menurut I.G.K.Wardani (2001:2.37) adalah
sebagai berikut :
a) Tujuan yang ingin dicapai
Sudah kita ketahui bahwa tujuan adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan
tersebut dapat berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap
jenis tujuan tersebut menuntut media pembelajaran yang berbeda. Oleh
karena itu, agar tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, guru hendaknya
mempertimbangkan tujuan dalam memilih media pembelajaran.
b) Kegunaan Media
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, setiap jenis media
mempunyai kegunaan dan potensi yang berbeda-beda. Media yang dipilih
akan efektif apabila media tersebut dimanfaatkan sesuai dengan nilai
kegunaan yang dimilikinya.
c) Kemampuan Guru
Kemampuan guru dalam menggunakan suatu media pembelajaran perlu
dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Betatapun tingginya
nilai kegunaan suatu media pembelajaran tidak akan bermanfaat
commit to user
d) Fleksibilitas, tahan lama, dan kenyamanan.
Media pembelajaran yang kita pilih harus dapat digunakan da;am berbagai
situasi (fleksibel), tidak rusak dalam beberapa kali pakai (tahan lama) dan
nyaman dalam menggunakannya.
Itulah empat faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih media
pembelajaran.
1.3Jenis-jenis media Pembelajaran.
Syaiful B Djamarah (2002:140-142) membuat klasifikasi jenis-jenis media
sebagai berikut:
a. Dilihat dari jenisnya, terdiri dari: media auditif, media visual, dan
audiovisual.
b. Dilihat dari daya liputnya, terdiri dari: media dengan daya liput luas &
serentak, media dengan daya liput terbatas ruang dan tempat, dan
media untuk pembelajaran individual.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya, terdiri dari: media sederhana, dan
media kompleks.
Pada dasarnya media pembelajaran dapat digolongkan dalam dua kriteria:
a. Media sederhana: foto, bagan/chart, bagan/chart, guntingan koran, dll.
b. Media Modern: radio, TV, video, film, dll. (Gafur, 1987:37).
Secara umum media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut di
commit to user
a) Media Visual Dua Dimensi Tidak Transparan, yang termasuk dalam
jenis media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa, papan
tulis, flipchart, dan sebagainya.
b) Media Visual Dua Dimensi yang Transparan. Media jenis ini
mempunyai sifat tembus cahaya karena terbuat dari bahan-bahan
plastik atau dari film. yang termasuk jenis media ini adalah: film slide,
film strip, movie film, dan sebagainya.
c) Media Visual Tiga Dimensi. Media ini mempunyai isi atau volume
seperti benda sesungguhnya. yang termasuk jenis media ini adalah:
benda sesungguhnya, model, diorama, speciment, pameran, dan
sebagainya.
d) Media Audio. Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti
misalnya: Radio, Kaset, Laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya.
e) Media Audio Visual. Media yang dapat menampilkan gambar dan
suara dalam waktu yang bersamaan, seperti: Film, Compact Disc, TV,
Video, dan lain sebagainya (Hamalik, 2003:203).
Aziz Wahab (2002:613) membuat klasifikasi media pembelajaran yang
dapat dipilih guru, menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Media visual, yang terdiri dari: media visual yang tidak diproyeksikan,
dan media visual yang diproyeksikan.
b. Media audio
commit to user
1.4Media LCD – Power Point.
LCD (Liquid Crystal Display) adalah media pembelajaran yang berupa
peralatan elektronik yang dapat memproyeksikan program-program dari
komputer, VCD, maupun DVD pada layar.
a. Petunjuk Pengoperasian
§ Hubungkan proyektor dengan listrik menggunakan kabel power, apabila
lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap digunakan.
§ Buka tutup lensa.
§ Tekan tombol power sekitar 2 detik, tunggu sampai lampu indikator
berwarna hijau dan display tampil penuh.
§ Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (komponen
video/komputer).
§ Tekan source (input) untuk memilih input yang akan diproyeksikan atau
apabila automatic source dalam kondisi ‘on’ tunggu sampai 5-10 detik
untuk pencarian otomatis input terdekat.
Mengatur gambar proyeksi
§ Letakkan proyektor pada tempat yang stabil kemudian tekan adjuster
sesuai kebutuhan.
§ Gunakan focus dan zoom untuk memperoleh hasil tampilan terbaik.
Mematikan proyektor
· Tekan tombol power dengan jeda maksimum 5 detik untuk mematikan.
· Apabila anda menekan hanya satu kali, maka di layar akan menanyakan
apakah anda yakin akan mematikan proyektor? Pilih tekan satu kali lagi
commit to user
b. Microsoft Power Point.
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan
salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari
program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di
dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office
dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban
hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan
oleh Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon.
Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft
Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak
harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan
pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran
dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori.
Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa
tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk
membuat presentasi, namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat
program pembelajaran. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.
Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan
internet. Dengan demikian kemampuan atau kapasitas baik isi maupun kualita
visualnya akan sangat luas dan bagus, karena sebagaimana kita ketahui internet
commit to user
1.5Media Overhead Projector/Overhaed Transparancy (OHP/OHT).
Overhead Projector (OHP) adalah alat audio visual yang dipergunakan
untuk paparan transparansi. Media transparansi adalah media visual proyeksi,
yang dibuat diatas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran
8,5” x 11” (Sadiman dkk, AS, 1996:63). Sedangkan menurut Aziz Wahab
(2002:6.17) OHP termasuk kategori media visual yang diproyeksikan, karena
bahan yang dipakai tembus cahaya (transparan).
Overhead Projector (OHP) atau Overhaed Tranparancy (OHT) dapat
digunakan untuk menunjukkan kepada siswa tentang materi pelajaran yang
dianggap penting dan dapt diperjelas dengan menggunakan warna yang berbeda
dan memberi kesempatan kepada penerima pesan untuk mencatatnya.
Overhead projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy (OHT) dapat
dipergunakan kembali secara berulang-ulang dan dapat diberhentikan setiap
waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena pacing kontrol sepenuhnya ada di
tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator pembantu
Sebagai media pendidikan, media transparansi (OHT) memiliki kelebihan
dan keterbatasan. Kelebihannya antara lain:
1) Dapat digunakan dengan cara yang sederhana, mudah dan bervariasi. 2) dapat digunakan untuk kelompok kecil, kelompok sedang, ataupun
kelompok besar.
3) Waktu penyajian memberi kemungkinan tatap dan mengamati respon siswa.
4) Dapat berhenti pada sekuen belajar yang dikehendaki karena kecepatan penyajiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sebab kontrol sepenuhnya ada pada guru.
5) Dapat disajikan dalam berbagai variasi teknik penyajian yang menarik terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap dengan bentuk tutup buka (reverlation technique).
6) Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna.
commit to user
8) Memungkinkan siswa untuk mencatat .
9) Dapat digandakan (di foto copy) dan dibagikan kepada siswa. 10)Dapat digunakan berulang-ulang
11)Dapat disusun kembali untuk sekuen belajar yang lain.
12)Guru tidak memerlukan operator proyektor, karena dia sendiri dapat mengoperasikannya.
13)Tidak memerlukan penggelapan ruang penyajian (IGK Wardani, 2001:2.52)
Adapun keterbatasannya adalah
1) Memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial mempergunakan
teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks.
2) Menuntut perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar
tidak terjadi distorsi proyeksi.
Sedangkan teknik penggunaan OHP adalah:
1) Guru tetap menghadap ke kelas (menghadap pebelajar)
2) Tulisan pada transparan tidak perlu dipasang terbalik
3) Untuk menunjuk suatu gambar, guru cukup menunjuk dengan pensil pada
transparan, tak perlu menunjuk langsung pada layar
4) Sewaktu guru berbicara tanpa menunjuk OHP, pesawat harap dimatikan,
kemudian dapat dihidupkan kembali bila diperlukan. Hal ini dilakukan
untuk menghemat lampu yang jumlah jam penggunaanya terbatas (Anitah,
2008:30)
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
penggunaan media sebagi sumber pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan
prinsip bahwa tidak ada satupun media yang cocok untuk semua jenis materi dan
tujuan pembelajaran, media tertentu hanya sesuai dengan materi/tujuan
pembelajaran tertentu. Karakteristik peserta didik harus menjadi pertimbangan
commit to user
memberikan akibat yang kurang baik pada siswa. Tujuan penggunaan media
hanyalah sekedar untuk membantu guru, agar siswa lebih mudah menghayati
materi yang disampaikan. Kehadiran guru tetap diperlukan, karena tidak ada
satupun media yang dapat menggantikan guru di kelas.
2. Sikap Kewirausahaan
2.1Pengertian Sikap
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative
t0erhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,
konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000).
Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal
(internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa
obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain,
sebenarnya agak berlainan, akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan
oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati
hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan
suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Keadaan
internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan
asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s
commit to user
Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami
bahwa:
a) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang
bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu,
b) sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan melalui proses belajar,
c) sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri,
d) sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula
berhubungan dengan sederet obyek sejenis,
e) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan
atau emosi (Gerungan, 2000).
2.2Konsep Dasar Kewirusahaan.
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007: 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
commit to user
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
§ Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja
sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
§ Jean Baptista Say (1816), Seorang wirausahawan adalah agen yang
menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari
produksinya.
§ Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.
Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
§ Joseph Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui
kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1)
memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2)
memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru
(new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
commit to user
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang
diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.
§ Penrose (1963), Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
§ Harvey Leibenstein (1968, 1979), Kewirausahaan mencakup
kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya.
Kesimpulan lain dari pengertian kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu
yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima
balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
2.3Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha
adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
commit to user
gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja,
kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk
memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah
wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
b. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh
apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan
dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
c. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang
kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena
tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin
berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif
yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap
risiko tergantung pada: (1) Daya tarik setiap alternative, (2) Kesediaan untuk
rugi, dan (3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari: Keyakinan
pada diri sendiri, Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, dan Kemampuan
commit to user
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran.
Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
e. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya
adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang ada sekarang.
f. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
ü Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
cara tersebut cukup baik
ü Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
ü Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
2.4Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha
merupakan tujuan yang ingin dicapai.
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
commit to user
Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :
a. Managerial skill
b. Conceptual skill
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan
berelasi)
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan)
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
Sedangkan ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) adalah:
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap
waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
commit to user
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha
tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang
merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
3. Prestasi Belajar.
3.1Pengertian Prestasi Belajar.
Hadari Nawawi (1991:100) mengemukakan pengertian prestasi belajar
adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk nilai/skor dari hasil tes mengenai sejumlah
pelajaran tertentu. Sedangkan Hasan Sadly (1997:94) mengemukakan pengertian
commit to user
waktu tertentu". Sedangkan AD Marimba (1998:143) mengatakan prestasi
adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat
diukur. Moh. Ali menyatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya. (Ali, Moh., 1990:323). Seseorang dapat dikatakan
berprestasi apabila dapat menyelesaikan tugas dengan hasil yang maksimal, hal ini
sejalan dengan pendapat Sumartono (1991:18) yang mengatakan prestasi belajar
adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi yang pernah dicapai dalam
belajar menurut kemampuan dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu.
Dengan demikian pengertian prestasi belajar secara keseluruhan adalah
keberhasilan yang dicapai seseorang (siswa) yang dilakukan dalam proses belajar,
yang diwujudkan dalam angka-angka atau nilai-nilai dalam raport setelah
diadakan evaluasi atau penilaian terhadap usaha belajar yang telah dilakukan di
sekolah.
3.2Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Prestasi belajar yang dicapai peserta didik tergantung pada apa yang
dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar. Perbedaan dalam prestasi belajar yang dicapai
peserta didik disebabkan beberapa faktor, diantaranya: "Kematangan akibat
kemajuan umur, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap
suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (A.
Tabrani, 1994:60).
Lebih lanjut A Tabrani mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
commit to user
a) Bahan atau hal yang harus dipelajari yaitu bahan pelajaran, kesulitan dan
manfaat bahan pelajaran ikut menentukan prestasi belajar.
b) Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan eksternal dapat berupa;
(1) lingkungan alam dan lingkungan fisik, misalnya sungai, danau,
tumbuhan, udara, dan sebagainya, (2) lingkungana sosial, misalnya
keluarga, masyarakat desa dan kota, lembaga dan badan sosial lainnya.
Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
faktor dari dalam dan di luar sekolah; (a) Masukan Instrumental,
merupakan proses belajar berikutnya tergantung pada strategi belajar
mengajar dan prestasi belajar yang diharapkan, dapat berwujud perangkat
keras (sarana dan prasarana) dan perangkat lunak (kurikulum program dan
sebagainya, (b) Kondisi individu peserta didik, baik kondisi fisiologis
maupun psikologis. (A. Tabrani, 1994:62-64).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Nana Sudjana
(1991:39), yaitu:
a) Faktor dari dalam diri siswa, terutama kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemampuan yang dimiliki siswa ini besar sekali pengaruhnya
terhadap prestasi belajar yang dicapai. Disamping itu ada faktor lainnya
seperti motivasi belajar, minat dan perhatian siswa, sikap dan kebiasaan
siswa belajar, ketekunan, sosial Kewirausahaan, faktor fisik dan psikis.
b) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan, yaitu hal-hal
yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
prestasi belajae siswa, misalnya sarana belajar, lingkungan sekolah,
commit to user
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum adalah faktor dari dalam diri
siswa, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis seperti motivasi belajar, perhatian
siswa, sikap dan kebiasaan belajar, intelegensi dan lain-lain, dan faktor dari luar
diri siswa, yaitu meliputi kondisi proses belajar mengajar, lingkungan sekolah dan
lingkungan di luar sekolah. Masing-masing faktor tersebut memiliki intensitas
pengaruh yang berbeda pada setiap individu. Seringkali faktor dari dalam yang
berpengaruh lebih kuat, namun dapat pula sebaliknya faktor dari luar yang lebih
kuat pengaruhnya.
4. Deskripsi Karakteristik Matapelajaran Kewirausahaan di SMK.
4.1Standart Kompetensi Lulusan
1. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya
2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya
3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
4. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya (Permendiknas No. 22 tahun 2006).
4.2Latar Belakang
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada dasarnya mencakup
pengembangan aspek-aspek moral, akhlak, budi-pekerti, pengetahuan,
keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Adapun pengembangan
aspek-aspek tersebut, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan
commit to user
hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan
bermasyarakat.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan
berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum
pada dasarnya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah
masing-masing.
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat
mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran
Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris
yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut,
peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa
ekonomi yang terjadi di lingkungannya.
Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa
kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk
membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.
4.3Tujuan
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat
2. Berwirausaha dalam bidangnya
3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
commit to user
4.4Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMK/MAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Sikap dan perilaku wirausaha
2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif
3. Solusi masalah
4. Pembuatan keputusan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang penggunaan media
pembelajaran akan dikemukakan berikut ini:
Hasil penelitian Eka Putranto Hadi (UNS, Tesis, 2007) adalah (1) Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan
multimedia dan media pembelajaran VCD terhadap prestasi belajar siswa mata
pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan dengan nilai F
sebesar 5,439 dengan nilai signifikan sebesar 0,023 < 0,05. Dengan terbuktinya
hipotesis tersebut membuktikan bahwa penggunaan multimedia menghasilkan
prestasi belajar yang berbeda dengan media pembelajaran VCD. (2) Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa mata matematika SMP Negeri Kota
Semarang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 57,661 dengan nilai signifikan
sebesar 0,000 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya
dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) Terdapat interaksi
commit to user
belajar siswa mata pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan
dengan nilai F sebesar 8,343 dengan nilai signifikan sebesar 0,005 < 0,05.
Hasil penelitian Suka Rahmadi (UNS, Tesis, 2009) menunjukkan bahwa:
(1) Ada perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media OHP dan komputer
(menggunakan program power point) terhadap prestasi belajar fisika. (2) Ada
perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang motivasinya tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok siswa yang motivasinya rendah. (3) Ada
pengaruh interaksi pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi terhadap
prestasi belajar fisika. Dari uji lanjut diperoleh bahwa siswa motivasi tinggi
menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media
komputer, motivasi tinggi menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa
motivasi tinggi media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan menggunakan
media OHP sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media komputer. Tetapi
siswa motivasi tinggi menggunakan komputer lebih baik dengan siswa motivasi
rendah media OHP, motivasi rendah menggunakan komputer lebih baik dengan
siswa motivasi rendah media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan
menggunakan media OHP lebih baik dengan siswa motivasi rendah menggunakan
media OHP.
Umi Aisyah (UM, Skripsi, 2010), dalam penelitiannya berjudul perbedaan
Prestasi Belajar pada Mata Diklat Persamaan Dasar Akuntansi dengan
Menggunakan Media Pembelajaran dan tanpa Menggunakan Media Pembelajaran
Program Macromedia Flash Professional 8 di Kelas X Siswa Jurusan Akuntansi
SMK Muhammaddiyah 5 Kepanjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
commit to user
professional 8 dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar
siswa, hal ini dapat diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen
mencapai 80,53 dengan rentangan 77,5-84,5 termasuk dalam kriteria baik; (2)
Prestasi belajarsiswa yang tidak menggunakan media pembelajaran macromedia
flash professional 8 belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dapat
diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol mencapai 70,53 dengan
rentangan 69,5-76,5 termasuk dalam kriteria cukup; dan (3) Ada perbedaan
prestasi belajar antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini
dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel yaitu 4,542 > 1,997 dan nilai probabilitas
yang diperoleh sebesar 0,00 sehingga nilai signifikasi kurang dari 0,05.
Umi Laela (Tesis, UNIPA, 2007), hasil penelitiannya mengenai
penggunaan media VCD dan OHP/OHT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA, menyimpulkan tidak ada pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang
menggunakan media VCD dengan media OHP/OHT.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F-hitung sebesar: 1,132, dengan taraf
signifikansi (sign) = 0,289, yang berarti tidak signifikan. Karena hasil analisis
varians menunjukkan koefisien yang tidak signifikan, maka dapat disimpulkan
bahwa perbedaan prestasi belajar yang dicapai siswa bukan merupakan pengaruh
dari penggunaan media (VCD dan OHP/OHT), tetapi oleh karena faktor lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kelas yang
dikenai perlakuan dengan media VCD sebesar: 74,00, sedangkan yang dikenai
perlakuan dengan media OHP/OHT sebesar: 72,9545. Meskipun nampak ada