• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 20102011"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP

TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP

KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3

DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Tesis

Dajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Disusun oleh :

SRI WIDORINI

NIM. S.810809121

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA

SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Tesis

Disusun oleh :

SRI W IDO RI NI NIM. S.810809121

Telah Disetujui untuk Diajukan Pada

Sidang Dewan Penguji Ujian Tesis Program Pasca Sarjana

Pada Tanggal: _______________

Dosen Pembimbing I

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001

Dosen pembimbing II

Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. NIP. 130345741

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(3)

commit to user

iii

Motto:

hidup dengan ilmu menjadi mudah,

dengan seni menjadi indah,

dengan agama menjadi bermakna.

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Sri Widorini: Pengaruh Penggunaan Media LCD dan OHP terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Kewirausahaan pada Siswa SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, Tesis, Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, 2010.

Kata kunci: LCD, OHP, sikap kewirausahaan

Tujuan penelitian ini adalah (1) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. (2) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.

Rumusan permasalahan yang diteliti adalah (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP? (2) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah? Dan (3) Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 2x2, menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian yang dipilih secara random dari populasi sebanyak 16 kelas. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media dan sikap kewirausahaan, variabel terikatnya prestasi belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes dan kuesioner. Sedangkan analisis datanya menggunakan anava 2-jalur.

Hasil analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai F-hitung

antar penggunaan media LCD dan OHP sebesar: 5,198, dengan signifikansi (sig.) = 0,025. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis kedua, diperoleh nilai F-hitung

antar sikap kewirausahaan tinggi dan rendah sebesar: 76,166, dengan signifikansi (sig.) = 0,000. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ketiga, interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan sebesar: 11,690, dengan signifikansi (sig.) = 0,001. Sedangkan koefisien determinasi (R squared) sebesar0,550.

(5)

commit to user

v ABSTRACT

Sri Widorini: Effect of Media LCD and OHP to Learning Outcome from the Attitude Entrepreneurship Judging of students SMK PGRI 3 and SMK Pawyatan Daha Kediri, 2010/2011, Thesis, Postgraduate Program, UNS Surakarta, 2010.

Keywords: LCD, OHP, entrepreneurial attitude

The purpose of this study were (1) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between the using the media, LCD and OHP. (2) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) Proving the existence of interaction effect of media and entrepreneurial attitude toward learning achievement.

The formulation of the problem study is (1) Are there differences in the effect on student achievement between using the LCD and OHP media? (2) Are there differences in the effect on student achievement between having high entrepreneurial attitude with a low? And (3) Is there any interaction effect of media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement?.

This study used a 2x2 factorial design experiment, using 2 class as a sample study of randomly selected from a population of 16 classes. The independent variable of this study is the use of media and entrepreneurial attitude, the dependent variable academic achievement. Instruments used were of tests and questionnaires. While analyzing the data using Univariate-Anova.

Results of data analysis to test the first hypothesis of the F-count values obtained between media use LCD and OHP for: 5.198, with significance (sig.) = 0.025. Results of analysis to test the second hypothesis, the F-count values obtained between high and low entrepreneurial attitude of: 76.166, with significance (sig.) = 0,000. Results of analysis for testing the third hypothesis, the interaction between media use and attitudes of entrepreneurship: 11.690, with significance (sig.) = 0,001. While the coefficient of determination (R squared) is: 0, 550.

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha

Kuasa, atas segala limpahan rahmad-Nya, sehingga penyusunan tesis ini dapat

saya selesaikan.

Penelitian ini dilakukan guna penyusunan tesis untuk penyelesaian studi

meraih gelar Magister Pendidikan program studi Teknologi Pembelajaran pada

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini ucapan terimakasih dan penghargaan yang

setulus-tulusnya tidak lupa saya sampaikan kepada:

1. Direktur Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, yang banyak

memberikan motivasi.

2. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang senantiasa

memberikan arahan dan bimbingan.

3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang

dengan sabar dan telaten telah memberikan bimbingan dan petunjuk

untuk penulisan tesis ini.

4. Ibu Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing

II, yang juga dengan sangat penuh perhatian dan sabar memberikan

bimbingan.

5. Kepala Sekolah dan Rekan-reka guru SMK PGRI 3 dan SMK

Pawyatan Daha Kediri yang memberikan ijin dan membantu untuk

(7)

commit to user

vii

6. Rekan-rekan mahasiswa TEP UNS yang banyak membantu baik

berupa moril maupun materiil.

7. Keluarga, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu disini, yang juga telah memberikan bantuan guna penyelesaian

tesis ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan pada tesis ini, oleh karena itu

diharapkan kritik, saran, dan tegur sapa dari semua pihak demi perbaikan dan

kesempurnaan tesis ini.

Kediri, Nopember 2010

(8)

commit to user BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran ...……… 11

Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 14

Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17

Jiwa dan Sikap Kewieausahaan ... 26

(9)

commit to user

ix 3. Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar ... 30

Faktor Yang Mempengarhi Prestasi Belajar ... 31

4. Deskripsi Matapelajaran Kewirausahaan SMK ... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ……….... 37

D. Hipotesis Penelitian ……….... 42

BAB III: METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian ………..…… 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….……… 46

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……….….…… 47

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..….…… 49

E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……….. 51

F. Teknik Analisis Data ………... 57

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ……… 60

B. Pengujian Hipotesis ……… 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 73

D. Keterbatasan Penelitian ... 82

BAB VI: SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ……… 85

B. Implikasi ……… 85

C. Saran-saran ……… 86

Daftar Pustaka ……… 89

(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1: Rancangan Eksperimen ……… 45

3.2: Jadwal Kegiatan Penelitian ……… 46

3.3: Perlakuan pada Sampel Penelitian ………. 48

3.4: Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………..………. 51

3.5: Rangkuman Hasil Analisis Validitas Tes ……….………… 54

3.6: Rangkuman Hasil Analisis Validitas Kuesioner ……….… 54

4.1: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Sikap Kewirausahaan …… 62

4.2: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Kewirausahaan ….. 64

4.3: Hasil uji Normalitas ... 66

4.4: Hasil analisis Homogenitas Varians ... 67

4.5: Hasil analisis Varians 2 jalur ... 68

4.6: Rangkuman Pengujian Hipotesis ... 70

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 : Kisi-kisi Kuesioner Sikap Kewirausahaan ... 91

2 : Kuesioner Sikap Kewirausahaan ... 93

3 : Tes Hasil Belajar ... 96

4 : Tabulasi hasil try out angket Sikap Kewirausahaan ……… 103

5 : Tabulasi hasil try out tes ………..……… 104

6 : Hasil analisis statistika deskriptif kelas eksperimen ……… 106

7 : Hasil analisis statistika deskriptif kelas kontrol ……… 108

8 : Hasil analsisis varians (2 jalur) ... 110

9 : Hasil uji Scheefe (uji beda Mean) ... 114

10 : Tabulasi hasil post-tes kelas eksperimen ... 119

11 : Tabulasi hasil post-tes kelas kontrol ... 121

(13)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Sebagai negara sedang berkembang, Indonesia termasuk masih

kekurangan wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di

Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi.

Perhatikan, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan

pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan

wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat

mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum

beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi

masyarakat.

Kenyataan menunjukkan, bahwa kehidupan saat ini telah diwarnai oleh

inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan

sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman

kesadaran ini menuntut penyajian matapelajaran Kewirausahaan khususnya di

SMK dan Inovasi tidak bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga afektif, dan

psikomotorik. Dengan kata lain, melalui pendidikan kejuruan, selain semakin

memahami konsep enterpreneurship juga diharapkan meningkatkan semangat

enterpreneurship siswa.

Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang menjalankan perusahaan

(14)

commit to user

dihadapi kegiatannya tersebut. Usaha tersebut umumnya disebut sebagai

wirausaha. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi

(KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat

mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun

operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta

memasarkannya.

Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai

orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan

sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran

tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.

Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki

dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru.

Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan

tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki

manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang

didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada

dari kewenangan formal. (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Matapalajaran Kewirausahaan di SMK dilaksanakan untuk menumbuh

kembangkan jiwa kewirausahaan pada para siswa dan juga guru, serta diharapkan

menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan

teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil

penelitian dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum

(15)

commit to user

Kewirausahaan, dapat didefinisikan sebagai kemampuan melihat & menilai

kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan

sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil

resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya. Jadi kewirausahaan merupakan

upaya mengoptimalkan potensi-poitensi individu dalam menjalankan bisnis atau

mengelola usaha.

Peranan sekolah kejuruan, khususnya SMK rumpun bisnis dan manajemen

dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda sangat

penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya

wirausahawan dari kalangan muda akan mengurangi pertambahan jumlah

pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya

adalah bagaimana pihak sekolah dapat mencetak wirausahawan muda yang

tangguh?.

Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian

yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak

pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku

kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di

pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada

menyiapkan tenaga kerja.

Salahsatu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matapelajaran

Kewirausahaan adalah dengan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.

Strategi dan pendekatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan konteks kekinian

(16)

commit to user

juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika perkembangan

masyarakat.

Diantara bentuk upaya meningkatkan proses kegiatan pembelajaran adalah

melalui inovasi penggunaan media pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan

pentingnya penggunaan media pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap

perencanaan dan implementasi strategi pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu

harus menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi, bukan saja dapat

mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa

membuat proses pembelajaran lebih menarik.

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”

yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau

pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan

definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977:114) mengemukakan bahwa

media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977:5) berpendapat bahwa

media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi

pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National

Education Associaton (1969:67) mengungkapkan bahwa media pembelajaran

adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk

teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media

(17)

commit to user

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk

melakukan komunikasi dengan si-belajar (Martin & Briggs, dalam Degeng,

1990:216). Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran adalah suatu kenyataan

yang tidak dapat dihindari, karena memang gurulah yang menghendakinya. Media

sebagai alat bantu berfungsi membantu tugas guru dalam menyampaikan

pesan-pesan atau bahan pelajaran. Menurut Harjanto (1997:238) dalam menggunakan

media sebagai alat bantu komunikasi dalam pembelajaran, kiranya harus

didasarkan pada kriteria pemilihan yang obyektif. Sebab penggunaan media

pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran kedalam kelas,

melainkan juga harus dikaitkan dengan tujuan pembelajaran, strategi dan bahan

ajar.

Penggunaan media dalam pembelajaran juga dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang

disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara optimal, tidak seluruh materi

dapat dipahami, bahkan salah dalam menafsirkan isi pesan tersebut.

Seringkali pengertian media pembelajaran disalahtafsirkan dengan berbagai

jenis peralatan atau sarana yang ada di kelas. Memang media pembelajaran

memerlukan peralatan atau sarana untuk menyampaikannya, namun yang

terpenting bukanlah peralatan itu tetapi pesan atau informasi belajar yang

dibawakan oleh media itu (Winatapura, 2002:5.6). Sedangkan Oemar Hamalik

(2003:200) menyatakan bahwa sering terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat

(18)

commit to user

yang seharusnya adalah bagaimana siswa belajar dengan lebih mudah. Jadi

kehadiran media pembelajaran lebih berarti untuk memudahkan siswa dalam

belajar, daripada membantu guru memudahkan pekerjaannya mengajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan

media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana

menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan

berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan

mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.

Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai

pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dengan demikian

sesungguhnya kuncinya ada pada kemauan guru untuk membuat dan

mengembangkan media pembelajaran.

Selain permasalahan media dalam pembelajaran matapelajaran

Kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, ada satu hal lagi yang penting

untuk diperhatikan dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa, yaitu

masalah sikap kewirausahaan. Kita harus mengakui bahwa sikap kewirausahaan

pada masyarakat kita memang masinh rendah. Secara historis masyarakat kita

memiliki sikap feodal yang diwarisi dari penjajah Belanda, ikut mewarnai

orientasi pendidikan kita. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan

(19)

commit to user

(terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi

dan disegani oleh warga masyarakat. Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi

pendidikan, maupun masyarakat, memiliki persepsi yang sama terhadap harapan

ouput pendidikan.

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, sudah cukup

jelas menggambarkan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini, yaitu

penggunaan media pembelajaran dan sikap kewirausahaan siswa, serta bagaimana

pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan siswa.

B. Pembatasan Masalah

Penggunaan media pembelajaran pada penelitian ini perlu dibatasi.

Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan media visual, yang

dalam penelitian ini dibatasi, yaitu LCD dan OHP. Sejalan dengan perkembangan

IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media

maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak

melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan

komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu

semua jenis media yang bersifat interaktif.

LCD (Liquid Crystal Display) sebagai media yang dimaksud adalah LCD

yang dimanfaatkan sebagai proyektor yang memancarkan hasil olahan perangkat

lunak (software), yaitu power point. Materi yang akan ditayangkan berupa materi

matapelajaran Kewirausahaan yang telah dipilih guru untuk disajikan dalam

(20)

commit to user

OHP (Overhaed Projector) sebagaimana LCD hanyaalah sebuah

perangkat keras (hardware) yang akan berfungsi memancarkan slide transparansi

atau Overhead Transparency (OHT) yang dibuat guru. OHT sebagaimana materi

yang disajikan dalam power point, dibuat guru dalam plastik/mika transparansi,

berisi materi matapelajaran Kewirausahaan. Sebagaimana pada power point, OHT

dapat dibuat berwarna-warni, dilengkapi dengan gambar, dan saat ini dapat pula

dibuat dengan bantuan komputer dan di cetak dengan printer pada plastik

transparan.

Sikap kewirausahaan adalah sikap berani mengambil resiko untuk

membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berani mengambil resiko artinya

bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas

sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Prestasi belajar dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh

manipulasi penerapan atau penggunaan media, pada penelitian ini juga dibatasi,

yaitu skor atau nilai tes hasil belajar matapelajaran Kewirausahaan, yang sengaja

dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen berkaitan dengan penelitian

ini. Hasil belajar ini diasumsikan telah mencerminkan secara komprehensif

penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sebagai dampak perlakuan yang

diberikan.

Luas sasaran penelitian ini juga terbatas hanya dilakukan pada siswa kelas

XI, SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri. Dengan sasaran

eksperimen 2 kelas, yaitu 1 kelas dari masing-masing sekolah tersebut yang akan

dikenai perlakuan (treatment) berbeda dalam eksperimen penggunaan media

(21)

commit to user

C. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang

diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara

yang menggunakan media LCD, dan OHP?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara

yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah?

3. Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap

kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.

D. Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar

siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.

2. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar

siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang

rendah.

3. Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan

sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.

E. Kegunaan Penelitian.

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil

(22)

commit to user

1. Manfaat teoritis; dapat digunakan untuk menambah referensi

khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan

penelitian-penelitian lanjutan yang berkaitan dengan teknologi pembelajaran.

2. Manfaat praktis:

a) Digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembinaan

kemampuan guru, khususnya dalam pemilihan dan penerapan

pendekatan atau strategi pembelajaran.

b) Dijadikan salah satu sumber acuan dan informasi bagi para guru

SMK agar dalam pembelajaran mau memulai melakukan

inovasi-inovasi, khususnya dalam menggunakan strategi atau pendekatan

(23)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori.

1. Media Pembelajaran

1.1Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari

kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau

kutub) atau suatu alat (Anitah, 2008;1). Media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar pada siswa. Media pembelajaran diharapkan tidak

sekedar menjadi pelengkap dalam pembelajaran, akan tetapi diharapkan dapat

menjadi sumber pembelajaran yang memiliki arti sangat erat dengan tujuan

pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2003:202-203) Media dalam pembelajaran

adalah media belajar siswa yang memiliki kemampuan:

a) Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu

kesatuan atau benda.

b) Memberikan pengganti pengalaman langsung

c) Mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya

d) Memberikan keseragaman segi pengamatan siswa

e) Menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual

(24)

commit to user

Sementara itu manfaat atau faedah media pembelajaran dalam penggunaan

media pembelajaran diantaranya adalah membantu guru dalam:

a) Memberikan penjelasan konsep b) Merumuskan atau membentuk konsep

c) Memberikan penguatan konsep pada siswa (reinforcement) d) Melatih siswa dalam pemecahan masalah

e) Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik

f) Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu obyek secara sendiri.

g) Melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya dengan konsep-konsep yang telah diketahui.

h) Melatih siswa dalam melakukan pengukuran (Suherman, Erman, dan Winataputra, 1992:274)

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta

pembelajaran. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian

sumber, lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan

pembelajaran. Jadi media dalam pembelajaran tidak boleh sekedar diartikan

sebagai alat yang tidak penting kehadirannya dalam pembelajaran.

Media pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses

pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri

untuk keperluan siswa. Dalam pembelajaran, media ajar dapat berupa rekaman

audio, audio-visual, foto, dll. Media ini memiliki tujuan agar siswa lebih jelas dan

mudah menangkap materi yang diajarkan serta dapat dipergunakan untuk belajar

secara mandiri di luar jam belajar.

(25)

commit to user

a) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengejaran

lebih baik.

b) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa

tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,

mendemonstrasikan, dan lain-lain.

d) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan

menumbuhkan motivasi belajarnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) media

pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber

pesan/guru ingin diteruskan kepada penerima pesan/siswa. 2) Pesan yang

disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. 3) Tujuan yang ingin dicapai

adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Proses yang menggambarkan hubungan antara guru, bahan ajar, siswa,

serta media digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1: Skema kedudukan media dalam pembelajaran. Komunikator

GURU

Massage BAHAN AJAR

(26)

commit to user

1.2Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Perlu kemahiran yang terlatih dalam hal menggunakan media

pembelajaran. Guru harus pandai menentukan media pembelajaran apa yang tepat

untuk sebuah topik, tertentu, karena tidak semua topik dapat dijelaskan dengan

media pembelajaran, dan tidak semua media pembelajaran mampu memperjelas

sebuah konsep.

Jika media pembelajaran digunakan tanpa memperhatikan karakteristik

media pembelajaran itu sendiri, maka hasil pembelajaran akan jauh dari sasaran.

Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan media pembelajaran mengalami

kegagalan. Menurut Oemar Hamalik (2003:202) ada dua pendekatan dalam

memilih media pembelajaran, yaitu:

a) Dengan cara membeli media yang telah tersedia di pasaran yang dapat

dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

Pendekatan ini membutuhkan biaya besar, lagi pula belum tentu media itu

cocok dengan kegiatan belajar atau materi yang disampaikan.

b) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata, yaitu berdasarkan tujuan

pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan jenis

media pembelajaran adalah;

a. Tujuan

Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses

belajar mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah

disusun.

(27)

commit to user

Tidak semua konsep atau topik dalam memerlukan media pembelajaran.

c. Metode dan pendekatan

Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat memilih metode

pembelajaran dan pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan.

Jadi media pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan belajar

mengajar harus sesuai dengan metode pembelajaran dan pendekatan yang

digunakan.

d. Kondisi kelas

Keadaan atau kondisi kelas juga harus menjadi perhatian guru di saat akan

menentukan media pembelajaran yang akan digunakan diantaranya adalah

ruangan, tempat duduk, banyak murid dan waktu yang tersedia.

e. Tahap berpikir siswa

Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa

dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang ditampilkan

harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang mengutak-atik dan

ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media pembelajaran

tersebut (Djamarah, 2002:143).

Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada kemampuan

media tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah

ditetapkan. Selain kesesuaian dengan TPK, juga harus disesuaikan dengan jenis

materi pelajaran dan karakteristik siswa.

Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran menurut

I.G.K.Wardani (2001:2.32) adalah:

(28)

commit to user

b) Kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan pola belajar siswa.

c) Ketersediaan, keadaan sekolah

d) Kemampuan mengadakan media pengganti yang relatif sama maknanya, sebagai pengganti media yang relatif mahal.

e) Ketersediaan dana sebagai pendukung pengginaan media

f) Pertimbangan keberhasilan belajar siswa harus merupakan hal yang utama.

Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih

media pembelajaran lebih lanjut menurut I.G.K.Wardani (2001:2.37) adalah

sebagai berikut :

a) Tujuan yang ingin dicapai

Sudah kita ketahui bahwa tujuan adalah rumusan kemampuan yang

diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan

tersebut dapat berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap

jenis tujuan tersebut menuntut media pembelajaran yang berbeda. Oleh

karena itu, agar tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, guru hendaknya

mempertimbangkan tujuan dalam memilih media pembelajaran.

b) Kegunaan Media

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, setiap jenis media

mempunyai kegunaan dan potensi yang berbeda-beda. Media yang dipilih

akan efektif apabila media tersebut dimanfaatkan sesuai dengan nilai

kegunaan yang dimilikinya.

c) Kemampuan Guru

Kemampuan guru dalam menggunakan suatu media pembelajaran perlu

dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Betatapun tingginya

nilai kegunaan suatu media pembelajaran tidak akan bermanfaat

(29)

commit to user

d) Fleksibilitas, tahan lama, dan kenyamanan.

Media pembelajaran yang kita pilih harus dapat digunakan da;am berbagai

situasi (fleksibel), tidak rusak dalam beberapa kali pakai (tahan lama) dan

nyaman dalam menggunakannya.

Itulah empat faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih media

pembelajaran.

1.3Jenis-jenis media Pembelajaran.

Syaiful B Djamarah (2002:140-142) membuat klasifikasi jenis-jenis media

sebagai berikut:

a. Dilihat dari jenisnya, terdiri dari: media auditif, media visual, dan

audiovisual.

b. Dilihat dari daya liputnya, terdiri dari: media dengan daya liput luas &

serentak, media dengan daya liput terbatas ruang dan tempat, dan

media untuk pembelajaran individual.

c. Dilihat dari bahan pembuatannya, terdiri dari: media sederhana, dan

media kompleks.

Pada dasarnya media pembelajaran dapat digolongkan dalam dua kriteria:

a. Media sederhana: foto, bagan/chart, bagan/chart, guntingan koran, dll.

b. Media Modern: radio, TV, video, film, dll. (Gafur, 1987:37).

Secara umum media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut di

(30)

commit to user

a) Media Visual Dua Dimensi Tidak Transparan, yang termasuk dalam

jenis media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa, papan

tulis, flipchart, dan sebagainya.

b) Media Visual Dua Dimensi yang Transparan. Media jenis ini

mempunyai sifat tembus cahaya karena terbuat dari bahan-bahan

plastik atau dari film. yang termasuk jenis media ini adalah: film slide,

film strip, movie film, dan sebagainya.

c) Media Visual Tiga Dimensi. Media ini mempunyai isi atau volume

seperti benda sesungguhnya. yang termasuk jenis media ini adalah:

benda sesungguhnya, model, diorama, speciment, pameran, dan

sebagainya.

d) Media Audio. Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti

misalnya: Radio, Kaset, Laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya.

e) Media Audio Visual. Media yang dapat menampilkan gambar dan

suara dalam waktu yang bersamaan, seperti: Film, Compact Disc, TV,

Video, dan lain sebagainya (Hamalik, 2003:203).

Aziz Wahab (2002:613) membuat klasifikasi media pembelajaran yang

dapat dipilih guru, menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Media visual, yang terdiri dari: media visual yang tidak diproyeksikan,

dan media visual yang diproyeksikan.

b. Media audio

(31)

commit to user

1.4Media LCD – Power Point.

LCD (Liquid Crystal Display) adalah media pembelajaran yang berupa

peralatan elektronik yang dapat memproyeksikan program-program dari

komputer, VCD, maupun DVD pada layar.

a. Petunjuk Pengoperasian

§ Hubungkan proyektor dengan listrik menggunakan kabel power, apabila

lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap digunakan.

§ Buka tutup lensa.

§ Tekan tombol power sekitar 2 detik, tunggu sampai lampu indikator

berwarna hijau dan display tampil penuh.

§ Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (komponen

video/komputer).

§ Tekan source (input) untuk memilih input yang akan diproyeksikan atau

apabila automatic source dalam kondisi ‘on’ tunggu sampai 5-10 detik

untuk pencarian otomatis input terdekat.

Mengatur gambar proyeksi

§ Letakkan proyektor pada tempat yang stabil kemudian tekan adjuster

sesuai kebutuhan.

§ Gunakan focus dan zoom untuk memperoleh hasil tampilan terbaik.

Mematikan proyektor

· Tekan tombol power dengan jeda maksimum 5 detik untuk mematikan.

· Apabila anda menekan hanya satu kali, maka di layar akan menanyakan

apakah anda yakin akan mematikan proyektor? Pilih tekan satu kali lagi

(32)

commit to user

b. Microsoft Power Point.

Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan

salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari

program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di

dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office

dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban

hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan

oleh Lee.

Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon.

Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft

Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak

harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan

pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran

dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori.

Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa

tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.

Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk

membuat presentasi, namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat

program pembelajaran. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.

Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan

internet. Dengan demikian kemampuan atau kapasitas baik isi maupun kualita

visualnya akan sangat luas dan bagus, karena sebagaimana kita ketahui internet

(33)

commit to user

1.5Media Overhead Projector/Overhaed Transparancy (OHP/OHT).

Overhead Projector (OHP) adalah alat audio visual yang dipergunakan

untuk paparan transparansi. Media transparansi adalah media visual proyeksi,

yang dibuat diatas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran

8,5” x 11” (Sadiman dkk, AS, 1996:63). Sedangkan menurut Aziz Wahab

(2002:6.17) OHP termasuk kategori media visual yang diproyeksikan, karena

bahan yang dipakai tembus cahaya (transparan).

Overhead Projector (OHP) atau Overhaed Tranparancy (OHT) dapat

digunakan untuk menunjukkan kepada siswa tentang materi pelajaran yang

dianggap penting dan dapt diperjelas dengan menggunakan warna yang berbeda

dan memberi kesempatan kepada penerima pesan untuk mencatatnya.

Overhead projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy (OHT) dapat

dipergunakan kembali secara berulang-ulang dan dapat diberhentikan setiap

waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena pacing kontrol sepenuhnya ada di

tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator pembantu

Sebagai media pendidikan, media transparansi (OHT) memiliki kelebihan

dan keterbatasan. Kelebihannya antara lain:

1) Dapat digunakan dengan cara yang sederhana, mudah dan bervariasi. 2) dapat digunakan untuk kelompok kecil, kelompok sedang, ataupun

kelompok besar.

3) Waktu penyajian memberi kemungkinan tatap dan mengamati respon siswa.

4) Dapat berhenti pada sekuen belajar yang dikehendaki karena kecepatan penyajiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sebab kontrol sepenuhnya ada pada guru.

5) Dapat disajikan dalam berbagai variasi teknik penyajian yang menarik terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap dengan bentuk tutup buka (reverlation technique).

6) Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna.

(34)

commit to user

8) Memungkinkan siswa untuk mencatat .

9) Dapat digandakan (di foto copy) dan dibagikan kepada siswa. 10)Dapat digunakan berulang-ulang

11)Dapat disusun kembali untuk sekuen belajar yang lain.

12)Guru tidak memerlukan operator proyektor, karena dia sendiri dapat mengoperasikannya.

13)Tidak memerlukan penggelapan ruang penyajian (IGK Wardani, 2001:2.52)

Adapun keterbatasannya adalah

1) Memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial mempergunakan

teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks.

2) Menuntut perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar

tidak terjadi distorsi proyeksi.

Sedangkan teknik penggunaan OHP adalah:

1) Guru tetap menghadap ke kelas (menghadap pebelajar)

2) Tulisan pada transparan tidak perlu dipasang terbalik

3) Untuk menunjuk suatu gambar, guru cukup menunjuk dengan pensil pada

transparan, tak perlu menunjuk langsung pada layar

4) Sewaktu guru berbicara tanpa menunjuk OHP, pesawat harap dimatikan,

kemudian dapat dihidupkan kembali bila diperlukan. Hal ini dilakukan

untuk menghemat lampu yang jumlah jam penggunaanya terbatas (Anitah,

2008:30)

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

penggunaan media sebagi sumber pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan

prinsip bahwa tidak ada satupun media yang cocok untuk semua jenis materi dan

tujuan pembelajaran, media tertentu hanya sesuai dengan materi/tujuan

pembelajaran tertentu. Karakteristik peserta didik harus menjadi pertimbangan

(35)

commit to user

memberikan akibat yang kurang baik pada siswa. Tujuan penggunaan media

hanyalah sekedar untuk membantu guru, agar siswa lebih mudah menghayati

materi yang disampaikan. Kehadiran guru tetap diperlukan, karena tidak ada

satupun media yang dapat menggantikan guru di kelas.

2. Sikap Kewirausahaan

2.1Pengertian Sikap

Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan

kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap

stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu

kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative

t0erhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,

konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000).

Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal

(internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa

obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain,

sebenarnya agak berlainan, akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan

oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati

hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan

suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Keadaan

internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan

asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s

(36)

commit to user

Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami

bahwa:

a) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang

bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu,

b) sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan

dan dikembangkan melalui proses belajar,

c) sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri,

d) sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula

berhubungan dengan sederet obyek sejenis,

e) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan

atau emosi (Gerungan, 2000).

2.2Konsep Dasar Kewirusahaan.

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan

penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama

mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan

kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan

berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam

kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007: 18).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan

dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya

(37)

commit to user

(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,

1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara

bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang

kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

§ Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja

sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini

pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan

harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana

seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

§ Jean Baptista Say (1816), Seorang wirausahawan adalah agen yang

menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari

produksinya.

§ Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan

menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan

wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.

Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi

manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

§ Joseph Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang inovator yang

mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui

kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1)

memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2)

memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru

(new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau

(38)

commit to user

Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang

diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi

sumber daya.

§ Penrose (1963), Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi

peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial

berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

§ Harvey Leibenstein (1968, 1979), Kewirausahaan mencakup

kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan

perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum

teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum

diketahui sepenuhnya.

Kesimpulan lain dari pengertian kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu

yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,

memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima

balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

2.3Jiwa dan Sikap Kewirausahaan

Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha

adalah:

a. Percaya diri (self confidence)

Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas

atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak

ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan

(39)

commit to user

gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja,

kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk

memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah

wirausaha yang mandiri dan percaya diri.

b. Berorientasi tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang

selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,

ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh

apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan

dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara

disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.

c. Keberanian mengambil risiko

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih

menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang

kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena

tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin

berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif

yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap

risiko tergantung pada: (1) Daya tarik setiap alternative, (2) Kesediaan untuk

rugi, dan (3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.

Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari: Keyakinan

pada diri sendiri, Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari

peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, dan Kemampuan

(40)

commit to user

d. Kepemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,

keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda

sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran.

Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

e. Berorientasi ke masa depan

Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya

adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

dari yang ada sekarang.

f. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi

Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :

ü Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun

cara tersebut cukup baik

ü Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya

ü Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan

2.4Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha

merupakan tujuan yang ingin dicapai.

Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki

kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan

kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang

(41)

commit to user

Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :

a. Managerial skill

b. Conceptual skill

c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan

berelasi)

d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil

keputusan)

e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).

Sedangkan ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) adalah:

a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke

mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang

harus dilakukan oleh pengusaha tersebut

b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana

pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu

memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi

yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan

yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap

waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus

lebih baik disbanding sebelumnya.

d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki

seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang

(42)

commit to user

e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada

peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk

mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan

usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas

merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak

dapat diselesaikan.

f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik

sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha

tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh

dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang

merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.

h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,

baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun

tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para

pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

3. Prestasi Belajar.

3.1Pengertian Prestasi Belajar.

Hadari Nawawi (1991:100) mengemukakan pengertian prestasi belajar

adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam bentuk nilai/skor dari hasil tes mengenai sejumlah

pelajaran tertentu. Sedangkan Hasan Sadly (1997:94) mengemukakan pengertian

(43)

commit to user

waktu tertentu". Sedangkan AD Marimba (1998:143) mengatakan prestasi

adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat

diukur. Moh. Ali menyatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya. (Ali, Moh., 1990:323). Seseorang dapat dikatakan

berprestasi apabila dapat menyelesaikan tugas dengan hasil yang maksimal, hal ini

sejalan dengan pendapat Sumartono (1991:18) yang mengatakan prestasi belajar

adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi yang pernah dicapai dalam

belajar menurut kemampuan dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu.

Dengan demikian pengertian prestasi belajar secara keseluruhan adalah

keberhasilan yang dicapai seseorang (siswa) yang dilakukan dalam proses belajar,

yang diwujudkan dalam angka-angka atau nilai-nilai dalam raport setelah

diadakan evaluasi atau penilaian terhadap usaha belajar yang telah dilakukan di

sekolah.

3.2Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Prestasi belajar yang dicapai peserta didik tergantung pada apa yang

dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar. Perbedaan dalam prestasi belajar yang dicapai

peserta didik disebabkan beberapa faktor, diantaranya: "Kematangan akibat

kemajuan umur, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap

suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (A.

Tabrani, 1994:60).

Lebih lanjut A Tabrani mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

(44)

commit to user

a) Bahan atau hal yang harus dipelajari yaitu bahan pelajaran, kesulitan dan

manfaat bahan pelajaran ikut menentukan prestasi belajar.

b) Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan eksternal dapat berupa;

(1) lingkungan alam dan lingkungan fisik, misalnya sungai, danau,

tumbuhan, udara, dan sebagainya, (2) lingkungana sosial, misalnya

keluarga, masyarakat desa dan kota, lembaga dan badan sosial lainnya.

Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah

faktor dari dalam dan di luar sekolah; (a) Masukan Instrumental,

merupakan proses belajar berikutnya tergantung pada strategi belajar

mengajar dan prestasi belajar yang diharapkan, dapat berwujud perangkat

keras (sarana dan prasarana) dan perangkat lunak (kurikulum program dan

sebagainya, (b) Kondisi individu peserta didik, baik kondisi fisiologis

maupun psikologis. (A. Tabrani, 1994:62-64).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Nana Sudjana

(1991:39), yaitu:

a) Faktor dari dalam diri siswa, terutama kemampuan yang dimilikinya.

Faktor kemampuan yang dimiliki siswa ini besar sekali pengaruhnya

terhadap prestasi belajar yang dicapai. Disamping itu ada faktor lainnya

seperti motivasi belajar, minat dan perhatian siswa, sikap dan kebiasaan

siswa belajar, ketekunan, sosial Kewirausahaan, faktor fisik dan psikis.

b) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan, yaitu hal-hal

yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap

prestasi belajae siswa, misalnya sarana belajar, lingkungan sekolah,

(45)

commit to user

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum adalah faktor dari dalam diri

siswa, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis seperti motivasi belajar, perhatian

siswa, sikap dan kebiasaan belajar, intelegensi dan lain-lain, dan faktor dari luar

diri siswa, yaitu meliputi kondisi proses belajar mengajar, lingkungan sekolah dan

lingkungan di luar sekolah. Masing-masing faktor tersebut memiliki intensitas

pengaruh yang berbeda pada setiap individu. Seringkali faktor dari dalam yang

berpengaruh lebih kuat, namun dapat pula sebaliknya faktor dari luar yang lebih

kuat pengaruhnya.

4. Deskripsi Karakteristik Matapelajaran Kewirausahaan di SMK.

4.1Standart Kompetensi Lulusan

1. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya

2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya

3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya

4. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya (Permendiknas No. 22 tahun 2006).

4.2Latar Belakang

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada dasarnya mencakup

pengembangan aspek-aspek moral, akhlak, budi-pekerti, pengetahuan,

keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Adapun pengembangan

aspek-aspek tersebut, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan

(46)

commit to user

hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan

bermasyarakat.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan

berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum

pada dasarnya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah

masing-masing.

Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat

mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran

Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris

yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut,

peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa

ekonomi yang terjadi di lingkungannya.

Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa

kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk

membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.

4.3Tujuan

Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat

2. Berwirausaha dalam bidangnya

3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya

(47)

commit to user

4.4Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMK/MAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Sikap dan perilaku wirausaha

2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif

3. Solusi masalah

4. Pembuatan keputusan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang penggunaan media

pembelajaran akan dikemukakan berikut ini:

Hasil penelitian Eka Putranto Hadi (UNS, Tesis, 2007) adalah (1) Terdapat

perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan

multimedia dan media pembelajaran VCD terhadap prestasi belajar siswa mata

pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan dengan nilai F

sebesar 5,439 dengan nilai signifikan sebesar 0,023 < 0,05. Dengan terbuktinya

hipotesis tersebut membuktikan bahwa penggunaan multimedia menghasilkan

prestasi belajar yang berbeda dengan media pembelajaran VCD. (2) Terdapat

perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi

belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa mata matematika SMP Negeri Kota

Semarang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 57,661 dengan nilai signifikan

sebesar 0,000 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) Terdapat interaksi

(48)

commit to user

belajar siswa mata pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan

dengan nilai F sebesar 8,343 dengan nilai signifikan sebesar 0,005 < 0,05.

Hasil penelitian Suka Rahmadi (UNS, Tesis, 2009) menunjukkan bahwa:

(1) Ada perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media OHP dan komputer

(menggunakan program power point) terhadap prestasi belajar fisika. (2) Ada

perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang motivasinya tinggi jika

dibandingkan dengan kelompok siswa yang motivasinya rendah. (3) Ada

pengaruh interaksi pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi terhadap

prestasi belajar fisika. Dari uji lanjut diperoleh bahwa siswa motivasi tinggi

menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media

komputer, motivasi tinggi menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa

motivasi tinggi media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan menggunakan

media OHP sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media komputer. Tetapi

siswa motivasi tinggi menggunakan komputer lebih baik dengan siswa motivasi

rendah media OHP, motivasi rendah menggunakan komputer lebih baik dengan

siswa motivasi rendah media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan

menggunakan media OHP lebih baik dengan siswa motivasi rendah menggunakan

media OHP.

Umi Aisyah (UM, Skripsi, 2010), dalam penelitiannya berjudul perbedaan

Prestasi Belajar pada Mata Diklat Persamaan Dasar Akuntansi dengan

Menggunakan Media Pembelajaran dan tanpa Menggunakan Media Pembelajaran

Program Macromedia Flash Professional 8 di Kelas X Siswa Jurusan Akuntansi

SMK Muhammaddiyah 5 Kepanjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

(49)

commit to user

professional 8 dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar

siswa, hal ini dapat diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen

mencapai 80,53 dengan rentangan 77,5-84,5 termasuk dalam kriteria baik; (2)

Prestasi belajarsiswa yang tidak menggunakan media pembelajaran macromedia

flash professional 8 belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dapat

diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol mencapai 70,53 dengan

rentangan 69,5-76,5 termasuk dalam kriteria cukup; dan (3) Ada perbedaan

prestasi belajar antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini

dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel yaitu 4,542 > 1,997 dan nilai probabilitas

yang diperoleh sebesar 0,00 sehingga nilai signifikasi kurang dari 0,05.

Umi Laela (Tesis, UNIPA, 2007), hasil penelitiannya mengenai

penggunaan media VCD dan OHP/OHT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA, menyimpulkan tidak ada pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang

menggunakan media VCD dengan media OHP/OHT.

Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F-hitung sebesar: 1,132, dengan taraf

signifikansi (sign) = 0,289, yang berarti tidak signifikan. Karena hasil analisis

varians menunjukkan koefisien yang tidak signifikan, maka dapat disimpulkan

bahwa perbedaan prestasi belajar yang dicapai siswa bukan merupakan pengaruh

dari penggunaan media (VCD dan OHP/OHT), tetapi oleh karena faktor lain.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kelas yang

dikenai perlakuan dengan media VCD sebesar: 74,00, sedangkan yang dikenai

perlakuan dengan media OHP/OHT sebesar: 72,9545. Meskipun nampak ada

Gambar

Tabel
Gambar halaman
Gambar 2.1: Skema kedudukan media dalam pembelajaran.
Tabel 3.1: Rancangan eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Work value merupakan suatu refleksi sikap seseorang terhadap aspek-aspek pekerjaannya seperti aktivitas ataupun keterlibatan dalam perusahaan, dan jenjang karir yang lebih

The crime of rape is the largest in the province of North Sumatra, South Sumatra and East Nusa Tenggara and the smallest province of South Kalimantan, Jakarta,

Penggunaan Representasi Momentum Impuls Melalui Diagram Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SMK. Universitas Pendidikan Indonesia |

Based on the research synthesis which has been made, this paper focuses on the development of distribution network model for spare parts based on customer segmentation

Studi ini juga melaporkan bahwa akumulasi lemak pada hati ( hepatic fat accumulation ) dapat terjadi akibat ketidakseimbangan komposisi microbiota yang disebabkan

Dimunculkan form isian seperti gambar dibawah ini untuk pembukuan Penerimaan dana dan silakan lakukan pengisian kemudian klik tombol Simpan.. Untuk pembukuan Pengeluaran silakan

beberapa faktor risiko terhadap terjadinya kasus penyakit hepatitis C. - Bagi pihak rumah sakit: Diharapkan dapat menjadi bahan

Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2) ... Format Observasi Aktivitas Siswa ... Format Observasi Tes Hasil Belajar Siswa ... Format Observasi Catatan Lapangan