• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP UP TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SENI RUPA MURNI KELAS IV SD NEGERI 1 JOMBOR KABUPATEN TEMANGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP UP TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SENI RUPA MURNI KELAS IV SD NEGERI 1 JOMBOR KABUPATEN TEMANGGUNG"

Copied!
322
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEEFEKTIFAN PENERAPAN

MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP

TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

MATERI SENI RUPA MURNI KELAS IV

SD NEGERI 1 JOMBOR

KABUPATEN TEMANGGUNG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Aminatul Mubarokah 1401412542

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar-benar

dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri. (R.A. Kartini)

 Bagian paling terhormat dalam berupaya adalah “tidak menyerah”. Tidak ada kesulitan yang bisa bertahan lama di hadapan pribadi yang tidak suka menyerah. (Mario Teguh)

 Semua orang pasti pernah salah, dan saat kita sudah memutuskan untuk

kembali di jalan yang benar, maka ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah mengabaikan kita. (Penulis)

Persembahan

Ku persembahkan karya kecil ini untuk orangtuaku Ibu Musyarofah dan Bapak Muhtar, yang tak pernah lelah mencintaiku dengan segenap jiwa raganya,

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam tetap tercurahkan pada baginda Rosululloh SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Materi Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten

Temanggung” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

Skripsi ini dapat tersusun dengan baik karena bantuan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES. 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang

telah memberikan izin dan dukungan dalam penelitian ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan bagi penulis dalam menyusun skripsi.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal FIP UNNES yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

(7)

vii

bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan pada penulis.

7. Bapak, Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal, yang telah banyak membekali masukan penulis dengan ilmu pengetahuan.

8. Sutrisno, S.Pd., kepala SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung dan Cipto Widodo, S.Pd., kepala SD Negeri Giyono yang telah memberikan izin untuk penelitian.

9. Wahyuning Fitriyanti, S.Pd. guru kelas IV SD Negeri 1 Jombor dan Rustafiah, S.Pd. Guru kelas IV SD Negeri Giyono yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya.

Tegal, Mei 2016

(8)

viii

ABSTRAK

Mubarokah, Aminatul. 2016. Keefektifan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Materi Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: 1. Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn., 2. Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci: hasil belajar; media pembelajaran buku pop-up; minat belajar.

Tingkat berfikir siswa kelas IV SD yang masih berada pada tahap operasional kongkrit, menjadikan siswa belum mampu memahami materi yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu, diperlukan media pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi dan meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah media buku pop-up. Media ini berbentuk buku yang berisi tentang materi yang akan dipelajari, namun buku ini disajikan dengan bentuk yang lebih inovatif, sehingga mampu membuat pembaca fokus pada buku yang sedang dibaca. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan media buku pop-up terhadap minat dan hasil belajar siswa materi seni rupa murni kelas IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung.

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design dengan populasi 41 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampel jenuh, atau seluruh populasi penelitian adalah sampel penelitian, dengan jumlah sampel untuk kelas eksperimen sebanyak 21 siswa dan 20 siswa merupakan sampel dari kelas kontrol. Variabel penelitian dalam penelitian ini sebanyak tiga variabel, yaitu media pembelajaran buku pop-up, minat dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan angket.Teknik analisis data meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis statistik data dilakukan dengan menggunakan Statistic Product and Service Solution (SPSS) versi 21, diantaranya adalah penghitungan validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan ... iv

Motto dan Persembahan ... v

Prakata ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

Bab 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 12

1.3 Pembatasan Masalah ... 12

1.4 Rumusan Masalah ... 13

1.5 Tujuan Penelitian ... 13

1.5.1 Tujuan Umum ... 14

1.5.2 Tujuan Khusus ... 14

1.6 Manfaat Penelitian ... 15

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 15

1.6.2 Manfaat Praktis ... 15

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 17

2.1.1 Keefektifan ... 17

2.1.2 Belajar ... 18

(10)

x

2.1.4 Pembelajaran ... 21

2.1.5 Minat Belajar ... 24

2.1.6 Hasil Belajar ... 26

2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 28

2.1.8 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di SD ... 31

2.1.9 Pendidikan Seni Rupa di SD ... 34

2.1.10 Materi Seni Rupa Murni ... 35

2.1.11 Media Pembelajaran ... 42

2.1.12 Media Visual ... 44

2.1.13 Media Buku Pop-up ... 48

2.2 Kajian Empirik ... 59

2.3 Kerangka Berfikir ... 63

2.4 Hipotesis ... 64

3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 66

3.1.1 Desain Penelitian ... 67

3.1.2 Prosedur Penelitian ... 68

3.2 Populasi dan Sampel ... 76

3.2.1 Populasi ... 76

3.2.2 Sampel ... 77

3.3 Variabel Penelitian ... 78

3.3.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) ... 78

3.3.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ... 79

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 79

3.4.1 Variabel Media Pembelajaran Buku Pop-up ... 79

3.4.2 Variabel Minat Belajar Siswa ... 80

3.4.3 Variabel Hasil Belajar Siswa ... 80

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 81

3.5.1 Observasi ... 81

3.5.2 Wawancara ... 81

(11)

xi

3.5.4 Angket ... 83

3.5.5 Dokumentasi ... 83

3.6 Instrumen Penelitian ... 84

3.6.1 Instrumen Variabel Penelitian ... 84

3.6.2 Pengujian Instrumen ... 89

3.7 Metode Analisa Data ... 96

3.7.1 Analisis Deskriptif Data ... 96

3.7.2 Teknik Analisis Data Hasil Penelitian... 98

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian ... 102

4.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 103

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Media Buku Pop-up ... 103

4.2.2 Data Awal Penelitian ... 105

4.2.3 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa ... 107

4.2.4 Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar Siswa ... 113

4.3 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 115

4.3.1 Uji Kesamaan Rata-Rata Nilai UAS SBK ... 116

4.3.2 Uji Prasyarat Analisis ... 117

4.3.3 Uji Hipotesis ... 119

4.4 Pembahasan ... 123

4.4.1 Perbedaan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up dan Media Buku Teks Pelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa ... 124

4.4.2 Perbedaan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up dan Media Buku Teks Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 131

4.4.3 Keefektifan Media Buku Pop-up Terhadap Minat Belajar Siswa ... 134

4.4.4 Keefektifan Media Buku Pop-up Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 137

5. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 139

5.2 Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pelaksanaan Penelitian ... 74

3.2 Populasi dan Sampel ... 77

3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up ... 85

3.4 Kriteria Penilaian Pelaksanaan Penerapan Media Buku Pop-up... 86

3.5 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa ... 86

3.6 Kisi-kisi Soal Uji Coba Tes ... 88

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar ... 93

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ... 93

4.1 Data Populasi dan Sampel Penelitian ... 102

4.2 Skor Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen bagi Guru ... 104

4.3 Skor Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen bagi Siswa ... 104

4.4 Skor Pengamatan Pembelajaran di Kelas Kontrol bagi Guru ... 105

4.5 Skor Pengamatan Pembelajaran di Kelas Kontrol bagi Siswa ... 105

4.6 Data Kemampuan Awal Siswa ... 106

4.7 Distribusi Frekuensi Nilai UAS ... 106

4.8 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa ... 107

4.9 Indeks Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 110

4.10 Indeks Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 112

4.11 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 114

4.12 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 114

4.13 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai UAS ... 116

4.14 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa ... 117

4.15 Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Siswa ... 118

4.16 Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa ... 118

(13)

xiii

4.18 Hasil Uji Perbedaan Hipotesis Minat Belajar Siswa ... 120

4.19 Hasil Uji Perbedaan Hipotesis Hasil Belajar Siswa ... 121

4.20 Hasil Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa ... 122

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Lukisan Berjudul Jaran Kepang Karya Djoko Pekik ... 36

2.2 Lukisan Berjudul Perahu dan Matahari Karya Affandi ... 37

2.3 Lukisan Berjudul Berguru Karya Raden Saleh ... 38

2.4 Pemandangan Alam ... 39

2.5 Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman ... 39

2.6 Rangkaian Tirai ... 40

2.7 Anyaman Tiga Sumbu ... 41

2.8 Seni Cetak dengan Pelepah Pisang ... 41

2.9 Parallel Pop-up ... 55

2.10 Pop-out Pop-up ... 55

2.11 Teknik V-fold ... 56

2.12 Teknik Paralellogram ... 57

2.13 Teknik 45 Fold ... 57

2.14 Mekanisme Pop-up ... 58

2.15 Bagan Kerangka Berpikir ... 64

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai UAS ... 107

4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Postest ... 115

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampira Halaman

1. Daftar Siswa Kelas Eksperimen Tahun Ajaran 2015/2016 ... 148

2. Daftar Siswa Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2015/2016 ... 149

3. Daftar Siswa Kelas Uji Coba Tahun Ajaran 2015/2016 ... 150

4. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur ... 151

5. Panduan Penelitian... 152

6. Silabus Pembelajaran ... 153

7. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 154

8. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol ... 156

9. RPP di Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ... 158

10. RPP di Kelas Kontrol Pertemuan 1 ... 170

11. RPP di Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ... 182

12. RPP di Kelas Kontrol Pertemuan 2 ... 195

13. Format Kisi-kisi Angket Miat Belajar Siswa (Uji Coba) ... 207

14. Angket Minat Belajar (Uji Coba) ... 208

15. Lembar Validitas Instrumen Angket oleh Penilai Ahli 1 ... 211

16. Lembar Validitas Instrumen Angket oleh Penilai Ahli 2 ... 215

17. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba ... 219

18. Soal Uji Coba ... 221

19. Lembar Validitas Soal Objektif oleh Penilai Ahli 1 ... 230

20. Lembar Validitas Soal Objektif oleh Penilai Ahli 2 ... 234

21. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Guru di Kelas Eksperimen ... 238

22. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi Guru di Kelas Kontrol ... 244

23. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Siswa di Kelas Eksperimen ... 249

(16)

xvi

25. Validitas Angket Minat Belajar ... 257

26. Reliabilitas Angket Minat Belajar ... 258

27. Validitas Soal Uji Coba ... 259

28. Reliabilitas Soal Uji Coba ... 260

29. Daya Beda dan Taraf Kesukaran Soal ... 261

30. Kisi-kisi Angket Minat Belajar ... 262

31. Angket Minat Belajar ... 263

32. Kisi-kisi Soal Postest ... 265

33. Soal Postest ... 267

34. Nilai UAS (Data Kemampuan Awal Siswa) ... 271

35. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Awal Siswa ... 272

36. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Guru di Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ... 273

37. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Siswa di Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ... 274

38. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi Guru di Kelas Kontrol Pertemuan 1 ... 275

39. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi Siswa di Kelas Kontrol Pertemuan 1 ... 276

40. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Guru di Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ... 277

41. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Siswa di Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ... 278

42. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi Guru di Kelas Kontrol Pertemuan 2 ... 279

43. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi Siswa di Kelas Kontrol Pertemuan 2 ... 280

44. Nilai Postest Siswa ... 281

45. Tabulasi Angket Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 282

46. Tabulasi Angket Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol... 283

(17)

xvii

48. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa ... 285

49. Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa ... 286

50. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa ... 287

51. Hasil Uji Perbedaan Minat Belajar Siswa ... 288

52. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa... 289

53. Hasil Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa ... 290

54. Hasil Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa ... 291

55. Surat Izin Observasi di SD Negeri 1 Jombor... 292

56. Surat Pernyataan Sanggup Menaati Aturan ... 293

57. Surat Izin Penelitian untuk Kesbangpol Kebupaten Temanggung ... 294

58. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kebupaten Temanggung ... 295

59. Surat Izin Penelitian untuk SD Penelitian ... 297

60. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Penelitian ... 298

61. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 299

62. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Kelas Uji Coba ... 300

63. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 302

(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Adanya pendidikan akan memberikan konstribusi yang besar dalam mempengaruhi perkembangan manusia dalam segala aspek kepribadian dan kehidupannya, sehingga akan tercipta kehidupan yang berkualitas di masa yang akan datang. Sesuai dengan penjelasan Siswoyo dkk. (2008: 17) bahwa pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam hubungannya dengan Tuhan.

Menurut Suharjo (2006: 1) pendidikan berperan penting dalam

mengembangkan aspek fisik, intelektual, religius, moral, sosial, emosi,

pengetahuan dan pengalaman seseorang. Pendidikan akan memberikan bekal pada

diri seseorang untuk menjadi generasi penerus bangsa dengan kemampuan

intelektual yang tinggi serta memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai

pancasila. Sependapat dengan pernyataan Munib dkk. (2011: 29) bahwa

“pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia

-manusia yang lebih berkebudayaan dan -manusia sebagai individu yang memiliki

(19)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II pasal 3, yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional tidak dapat direalisasikan apabila tidak diimplementasikan dalam setiap jenjang dan satuan pendidikan. Salah satunya adalah dilaksanakannya pendidikan di tingkat sekolah dasar. Pendidikan di tingkat dasar merupakan pondasi bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang. Selanjutnya, hasil belajar siswa di tingkat ini, akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan siswa di masa yang akan datang.

Secara sistematis setiap sekolah telah menyediakan lingkungan yang

memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar. Guna mendukung kegiatan

pembelajaran, sekolah telah mengaturnya dalam suatu rancangan program

pendidikan yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan suatu program

pendidikan yang disediakan untuk melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga

terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pembelajaran (Hamalik, 2011: 17). Selain itu, berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

(20)

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik, manakala tidak memiliki pedoman atau acuan dalam pelaksanaannya. Perlu adanya rencana yang matang, sehingga kegiatan belajar tidak dilaksanakan secara serampangan, melainkan dilaksanakan secara sadar dan memperhatikan segala akibat yang terjadi dari proses belajar. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berhasil atau tidaknya suatu tujuan pendidikan, juga sangat dipengaruhi oleh kualitas seorang guru, karena guru merupakan agen perubahan dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seorang guru dituntut untuk mampu mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, dan menantang serta dapat memotivasi siswa untuk belajar. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

(21)

Ditinjau dari peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan, dapat diartikan bahwa layanan pendidikan yang bermutu hanya dapat diberikan oleh guru yang profesional, yaitu guru yang mampu dan mau menggunakan seluruh kemampuan dan keahliannya, untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi kegiatan yang menarik, sehingga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Usman (2002) dalam Uno dan Mohammad (2013: 153) menyatakan

bahwa “guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.” Oleh karena itu, seorang guru tidak hanya sekedar memiliki kemampuan untuk mengajarkan materi, akan tetapi juga harus memiliki keahlian bagaimana cara terbaik dalam mengajarkan materi pembelajaran. Jika guru hanya berfikir untuk sekedar menyampaikan materi, maka bisa dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara belajar sendiri dengan diajar oleh guru. Sependapat dengan Faidi (2013: 5) yang mengatakan bahwa seorang pengajar tidak hanya butuh pengetahuan dari bahan ajarnya. Sebagai seorang guru, pengajar haruslah menyampaikan bahan ajar dengan tepat sesuai dengan kepentingan pembelajaran. Selaras dengan pernyataan

Rifa’i dan Anni (2012: 15) bahwa sebagai guru profesional, penguasaan bidang

(22)

Pembahasan mengenai guru profesional juga diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang

menyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” Menurut Suharjo (2006: 60)

tugas profesional guru di sekolah dasar mencakup mendidik, mengajar dan melatih siswa. Mendidik dalam rangka mengembangkan kepribadian siswa menjadi pribadi yang lebih baik, mengajar dalam rangka mengembangkan kemampuan intelektual siswa serta melatih siswa guna memiliki bekal keterampilan yang dibutuhkan di masa yang akan datang.

(23)

unsur estetika, logika, kinestetika dan etika. Sifat multikultural memiliki makna bahwa pendidikan seni mampu menumbuhkan kemampuan siswa untuk mengapresiasi suatu keragaman budaya nusantara dan mancanegara.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan mata pelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh dan seimbang, seperti mengembangkan kemampuan diri untuk berfikir kritis dan kreatif serta menumbuhkan sikap menghargai kepada budaya atau karya orang lain. Mendukung pendapat para ahli mengenai pendidikan, Mulyadi dalam Pamilu

(2007: 11) mengatakan bahwa “seorang anak tidak cukup hanya dididik menjadi

anak yang cerdas saja, akan tetapi harus pula dididik agar menjadi anak yang

kreatif dan mempunyai emosi stabil.” Keseimbangan itulah yang nantinya akan

menjadi bekal bagi siswa untuk mengatasi kerasnya persaingan di dunia yang semakin ketat.

Seni rupa sebagai bagian dari pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

(SBK) merupakan “sarana untuk membentuk kepribadian (cipta, rasa, dan karsa)

secara utuh dan bermakna, melalui kegiatan praktek berolah seni rupa sesuai

dengan potensi maupun kompetensi pribadinya dan kepekaan daya apresiasinya.”

(Sumanto, 2006: 22). Secara khusus Kaufman dalam Sobandi (2008: 156) merumuskan tujuan kurikuler Pendidikan Seni Rupa yaitu “Art education seeks to

develop sensitive, imaginative, creative, and artisticaly, emotionaly, and

intelectually through active expression or reflective appreciation in the art.’’

(24)

kreatif, emosi, dan kecerdasan melalui kebebasan berekspresi atau dengan memberikan apresiasi terhadap seni). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, menunjukkan bahwa secara konseptual, pendidikan seni rupa mengarahkan pada perolehan hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan kepekaan rasa seni.

Pada dasarnya karya seni rupa dekat dengan kehidupan manusia, namun seringkali tidak disadari bahwa benda-benda disekitar merupakan karya seni rupa. Seni rupa bukan hanya sekedar patung dan lukisan, namun berbagai produk kebutuhan sehari-hari pada kenyataannya juga dikategorikan sebagai karya seni rupa. Sumanto (2006: 8) mengklasifikasikan tujuan penciptaan karya seni rupa menjadi dua, yaitu: seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni adalah jenis karya seni rupa yang pada proses penciptaannya lebih mengutamakan ide atau gagasan serta perasaan, sedangkan karya seni rupa terapan merupakan jenis karya seni rupa yang pada proses penciptaannya lebih mempertimbangkan nilai guna atau fungsi bagi kehidupan manusia, namun tetap memperhatikan seni keindahannya.

Salah satu cara pendidikan mengenalkan hasil karya seni rupa kepada siswa

adalah diberikannya materi seni rupa murni di kelas IV semester II pada

Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan makna seni rupa murni. Adanya

Kompetensi Dasar (KD) ini dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk

mengenalkan seni rupa kepada siswa, sehingga siswa tahu bahwa ternyata

orang-orang Indonesia merupakan orang-orang yang hebat dalam menciptakan suatu karya, dan

(25)

Proses pembelajaran seni rupa menuntut guru tidak hanya sekedar menguasai bahan kajian yang ada, namun juga harus mampu untuk merencanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Giyono, pada tanggal 26 Desember 2015 menyatakan bahwa untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya seni rupa, guru belum pernah menggunakan media pembelajaran dalam mengajar. Ketersediaan waktu yang terbatas untuk menyiapkan media, serta pandangan guru yang akan membutuhkan waktu lebih lama apabila menggunakan media dalam pembelajaran, merupakan alasan guru untuk tidak menggunakan media dalam pembelajaran. Pada akhirnya, pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan metode ceramah tanpa ada media bantu.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan tanpa menggunakan media pembelajaran akan berdampak pada kurangnya minat siswa untuk mengikuti

pembelajaran, sehingga siswa mulai cepat jenuh dan bosan, bahkan tidak jarang kondisi kelas menjadi gaduh. Padahal salah satu tercapainya indikator

keberhasilan belajar adalah dimulai dari kondisi kelas yang mendukung untuk terselenggaranya proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Hamdani

(2011: 22) bahwa tidak hanya kondisi internal siswa yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, tetapi kondisi eksternal siswa juga

berperan dalam mempengaruhi siswa untuk belajar dengan nyaman. Selain itu, Uno dan Mohamad (2013: 173) juga menjelaskan bahwa suatu pembelajaran

(26)

kompetensi yang telah dirumuskan, dalam aspek ini bukan hanya tataran teoritis,

melainkan juga harus terimplikasi dalam kehidupan siswa.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, sebagai seorang guru, sudah seharusnya bertanggung jawab dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan bermakna, karena mencerdaskan kehidupan bangsa, juga merupakan tugas seorang guru. Menurut Faidi (2013: 6) guru tidak hanya sebagai manusia yang paling berpengalaman dan pintar, tetapi ia juga harus mampu membuat seisi kelas menjadi pintar dan berpengalaman. Oleh karena itu, guru wajib memanfaatkan pengalaman dan pengetahuannya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis agar tujuan pembelajaran tercapai.

Salah satu prinsip belajar yang dapat menjadikan pembelajaran menjadi efektif adalah perhatian. Peranan perhatian sangat penting dimiliki oleh setiap siswa. Menurut Gagne dan Berliner dalam Uno dan Mohamad (2013: 192)

mengungkapkan bahwa “tanpa adanya perhatian dari siswa tak mungkin terjadi belajar.” Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rangsangan yang dalam untuk menarik perhatian siswa. Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan guru dalam menarik perhatian siswa, salah satunya adalah penggunaan media dalam menyampaikan materi. Penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan membantu guru dalam menjaga konsentrasi siswa agar tidak mudah pecah.

Menurut Briggs (1970) dalam Sadiman dkk. (2012: 6) “Media merupakan

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

(27)

dapat digunakan sebagai media pembelajaran menjadikan guru harus teliti dalam

memilih media. Penentuan pemilihan media dapat dilihat dari materi yang akan disampaikan, kondisi kelas, kondisi siswa dan terutama kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran.

Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran adalah media visual yang berbentuk buku. Pada umumnya jenis buku yang digunakan siswa dalam pembelajaran adalah buku teks pelajaran. Prastowo (2015: 168) menjelaskan bahwa buku teks pelajaran adalah “buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam

kurikulum dan digunakan siswa untuk belajar.” Buku teks pelajaran ini berisi

materi-materi yang akan dipelajari siswa. Banyaknya materi yang disajikan dalam bentuk paragraf, terkadang membuat siswa malas untuk membaca. Selain itu, sedikitnya gambar yang dimunculkan, akan membuat siswa enggan untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, dibutuhkan buku dengan inovasi baru yang dapat menarik perhatian siswa. Buku yang sesuai dengan karakteristik siswa yang cepat bosan dan suka dengan hal-hal baru adalah buku pop-up.

(28)

buku pop-up yang tidak dimiliki oleh buku lain, sangatlah sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, penggunaan buku pop-up

sebagai media pembelajaran seni rupa diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya materi seni rupa murni.

Penelitian mengenai media pembelajaran buku pop-up pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Desta Setyawan pada tahun 2014 dari Universitas Sebelas Maret dengan judul

“Penerapan Media Pop-up Book untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas II SDN 1 Wonoharjo Kemusu Boyolali Tahun Ajaran

2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media buku pop-up efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selain itu, juga pernah dilakukan oleh Muhammad Akbar Rafsanzani pada tahun 2014 dari Universitas

Sriwijaya Indrala dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial melalui Media Pop-up Book Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 157 Palembang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa media pop-up book efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Berdasarkan teori mengenai pop-up dan beberapa penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan judul

“Keefektifan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Materi Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor

(29)

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasi berbagai permasalahan yang terkait dengan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya seni rupa. Permasalahan tersebut antara lain:

(1) Minat belajar siswa dalam pembelajaran SBK bidang seni rupa yang masih rendah.

(2) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran SBK bidang seni rupa masih rendah.

(3) Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran SBK bidang seni rupa.

(4) Terbatasnya buku sumber SBK yang dapat dijadikan sebagai pegangan guru dalam penyampaian materi.

1.3

Pembatasan Masalah

Berbagai permasalahan yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah masih terlalu luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah untuk memperoleh kajian yang mendalam tentang keterkaitan antara penerapan media pembelajaran buku pop-up terhadap minat dan hasil belajar siswa materi seni rupa murni kelas IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung. Pada penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

(1) Media yang digunakan adalah media buku pop-up yang dibandingkan dengan media buku teks pelajaran.

(30)

(3) Variabel yang akan diteliti meliputi media buku pop-up, minat dan hasil belajar siswa.

(4) Materi seni rupa yang akan digunakan dalam penelitian adalah seni rupa murni.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

(1) Apakah terdapat perbedaan minat belajar, antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran?

(2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar, antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran?

(3) Apakah penerapan media buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks pelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni rupa materi seni rupa murni?

(4) Apakah penerapan media buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni rupa materi seni rupa murni?

1.5

Tujuan Penelitian

(31)

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang bersifat umum. Tujuan umum penelitian ini adalah mengukur seberapa besar keefektifan penerapan media pembelajaran buku pop-up dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media buku pop-up pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan kuhusnya materi seni rupa murni.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat khusus atau fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan khusus dilaksanakannya penelitian ini yaitu:

(1) Menganalisis perbedaan minat belajar siswa, pada mata pelajaran seni rupa materi seni rupa murni, antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan media buku pop-up dengan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran.

(2) Menganalisis perbedaan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran seni rupa

materi seni rupa murni, antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan

media buku pop-up dengan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran.

(3) Mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks pelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni rupa materi seni rupa murni.

(32)

1.6

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain siswa, guru, sekolah dan peneliti lanjutan. Manfaat yang diperoleh antara lain: 1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan mengenai penggunaan media pembelajaran buku pop-up terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, khususnya materi seni rupa murni.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Siswa

(1) Mampu meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran seni rupa. (2) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor

pada mata pelajaran SBK khususnya seni rupa materi seni rupa murni. 1.6.2.2 Bagi Guru

(1) Memotivasi guru untuk memanfaatkan media pembelajaran dalam menyampaikan materi.

(2) Menambah pengetahuan guru tentang penggunaan media buku pop-up

dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilam (SBK) bidang seni rupa.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

(1) Meningkatkan kualitas pembelajaran seni rupa di SD Negeri 1 Jombor. (2) Meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembalajaran

(33)

(3) Memberikan konstribusi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran SBK khususnya seni rupa, sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa

1.6.2.4 Bagi Peneliti Lanjutan

(1) Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar mengenai media pembelajaran buku pop up.

(34)

17

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar pijakan bagi penulis dalam melakukan penelitian. Landasan teori ini akan membahas mengenai keefektifan, belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pembelajaran, minat belajar, hasil belajar, karakteristik siswa Sekolah Dasar, pendidikan seni budaya dan keterampilan di SD, pendidikan seni rupa di SD, materi seni rupa murni, media pembelajaran, media visual dan media buku pop-up.

2.1.1 Keefektifan

Kata keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya Suharso dan Retnoningsih (2013: 127) kata efektif berarti

“ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); berhasil guna (tentang usaha,

tindakan)”. Dzamarah dan Zain (2010: 130) menjelaskan bahwa keefektifan

berkenaan dengan hasil yang dicapai. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keefektifan adalah hasil dari suatu usaha yang telah direncanakan dan dilaksanakan dengan maksimal.

(35)

yang disampaikan dapat diserap secara optimal oleh siswa. Selain itu, Uno dan Mohamad (2013: 173) juga membahas tentang efektifnya suatu pembelajaran, bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila skor yang diperoleh siswa telah memenuhi batas minimal kompetensi yang telah dirumuskan. Rumusan kompetensi ini tidak hanya dalam tataran teoritis saja, akan tetapi juga harus terimplikasi dalam kehidupan siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa keefektifan adalah suatu hasil yang diperoleh oleh seseorang atau kelompok, setelah dilakukan usaha berupa perencanaan dan pelaksanaan dengan sebaik mungkin. Di bidang pendidikan khususnya, hasil yang dimaksudkan adalah seberapa besar skor yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar serta seberapa tinggi perubahan positif siswa setelah belajar. Sebagai seorang guru tentu sangat mengharapkan keefektifan pembelajaran dicapai dengan baik.

2.1.2 Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang Belajar berperan dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian dan bahkan persepsi seseorang (Rifa’i dan Anni, 2012: 66). Secara

psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Slameto (2010: 2) mendefinisikan bahwa “belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

(36)

Sanjaya (t.t) dalam Prastowo (2013: 49) berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan tingkah laku yang positif, baik perubahan

dalam aspek pengetahuan, afeksi, maupun psikomotorik.” Sama halnya dengan

pendapat Kurnia (2007: 1-3) yang menyatakan bahwa “perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, kontinue, relatif menetap, dan

mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.”

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses usaha pada diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang positif di berbagai aspek, yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, sikap dan lain sebagainya. Pada umumnya perubahan perilaku untuk ranah koginitf dan psikomotorik dilakukan dengan penuh kesadaran, sedangkan untuk perubahan perilaku pada aspek afektif bisa dengan kesadaran atau dengan pembiasaan (Prastowo, 2013: 54). Selain itu tidak semua perubahan tingkah laku dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Ada beberapa contoh perubahan perilaku yang tidak termasuk dalam kategori hasil belajar, seperti perubahan perilaku karena pengaruh obat, penyakit atau karena pertumbuhan jasmani.

(37)

belajar dapat menjadikan siswa menjadi manusia dewasa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar

Hasil belajar yang terjadi pada siswa dapat diamati dari perbedaan perilakunya. Adanya kinerja siswa belum tentu terjadi proses belajar, karena pada dasarnya makna belajar dilihat dari ada tidaknya perubahan perilaku setelah siswa belajar. Hasil belajar siswa juga tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana cara guru dalam memberikan pembelajaran, namun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.

(38)

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Terakhir, faktor masyarakat meliputi, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media dan bentuk kehidupan masyarakat. Berbagai macam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa, semuanya memiliki konstribusi yang besar bagi siswa dalam belajar, kesempurnaan dan kualitas kondisi internal dan eksternal yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar

(Rifa’i dan Anni, 2012: 81).

Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Tidak hanya faktor dari dalam siswa yang berpengaruh, namun faktor dari luar juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus memperhatikan kemampuan internal siswa dalam belajar dan situasi stimulus yang berada di luar siswa.

2.1.4 Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan kepada siswa, akan tetapi merupakan aktivitas profesional yang menuntut seorang guru untuk menggunakan seluruh kemampuan dan keahlian demi menciptakan kondisi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk belajar secara efektif

dan efisien (Suharjo, 2006: 85). Menurut Gagne (1981) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 158) menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa

(39)

(2013: 62) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Selain itu, menurut Hamalik (2011: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mendukung pendapat para ahli, pembelajaran juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Berdasarkan pengertian para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha guru untuk menggunakan seluruh kemampuan dan keterampilannya dalam menciptakan kondisi lingkungan belajar. Keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi ini, bertujuan agar siswa dapat belajar secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

(40)

menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif mengandung arti terjadinya belajar pada siswa serta pentingnya peran guru dalam merancang pembelajaran. Wortruba dan Wright (1985) dalam Uno dan Mohamad (2013:174-90) mengemukakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi tujuh indikator, di antaranya: (1) pengorganisasian materi yang baik, (2) komunikasi yang baik, (3) penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, (4) sikap positif terhadap siswa, (5) pemberian nilai yang adil, (6) keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan (7) hasil belajar siswa yang baik.

Pembelajaran yang menarik memiliki arti yang sangat luas, hal ini karena sifatnya tergantung pada persepsi dan penilaian serta tanggapan seseorang yang belajar, namun pada intinya suatu pembelajaran dikategorikan menarik apabila memenuhi tiga indikator yaitu: (1) keefektifan yang diukur dengan persentase yang diperoleh siswa berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, (2) efisiensi yang diukur dengan keberhasilan yang dicapai tidak memerlukan waktu dan biaya yang terlalu besar, (3) menarik yang diukur dengan semakin tinggi keefektifan pembelajaran, maka semakin tertarik siswa untuk belajar (Uno dan Mohamad, 2013: 211).

(41)

hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh seberapa besar minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2.1.5 Minat Belajar

Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan berpengaruh besar

pada tingkah laku dan sikap seseorang. Menurut Mikarsa (2007: 3.5) “minat

merupakan dorongan dari diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan

akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.” Sudaryono dkk. (2013: 90) menjelaskan bahwa “minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian tinggi bagi individu terhadap objek

tersebut.” Selain itu, Hilgard (t.t) dalam Slameto (2010: 57) merumuskan bahwa “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or

content” (minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

menikmati beberapa kegiatan atau kesenangan).

(42)

disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Guna mengetahui seberapa tinggi minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat diukur melalui empat dimensi yaitu kesukacitaaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan (Sudaryono dkk., 2013: 90).

Kebosanan yang timbul dari rasa tidak senang merupakan suatu keadaan yang sering dijumpai di sekolah, permasalahan ini dikarenakan kurikulum dan pengajaran yang ada di sekolah dirancang untuk siswa secara umum dan bukan siswa secara individual (Mikarsa dkk., 2007: 3.6-7). Namun kurangnya minat siswa terhadap belajar dapat diusahakan oleh guru dengan menciptakan kondisi belajar yang menarik, menyenangkan dan sesuai minat siswa, seperti menggunakan variasi model pembelajaran serta memanfaat media pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Mikarsa dkk. (2010: 3.6) juga menjelaskan bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam suatu kegiatan, akan semakin kuat untuk menjadi minat yang sesungguhnya dan apabila tidak dimanfaatkan maka minat tersebut dapat berkurang.

(43)

berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya, karena kegiatan yang berkaitan dengan minatnya lama kelamaan akan timbul kebiasaan dan akan terus bertahan menjadi minat selamanya.

Mengacu dari berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia, karena minat merupakan dorongan dari seseorang untuk tertarik pada suatu objek, sehingga menimbulkan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan dengan objek lain. Minat ini sangat berpengaruh terhadap keinginan siswa untuk menyukai proses pembelajaran. Apabila dalam diri siswa telah tumbuh minat untuk menyukai suatu pembelajaran, maka dapat dipastikan, hasil yang diperoleh siswa akan jauh lebih baik.

2.1.6 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa setelah melakukan proses belajar dan perolehan aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh siswa (Rifa’i dan Anni, 2012: 69). Suprijono (2014: 5)

mendefinisikan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.” Lebih lanjut Sudjana (2012: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan seluruh kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses belajar.

Bloom (t.t) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 70) merumuskan bahwa hasil

(44)

pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintesis

(synthesis), dan penilaian (evaluation). Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori ranah afektif ini mencakup penerimaan (recieving), penanggapan (responding), penilaian

(valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup

(organization by a value complex. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf serta koordinasi syaraf.

Sejalan dengan pendapat Gagne dan Briggs (t.t) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 74) yang mengklasifikasikan tujuan hasil belajar menjadi lima kategori, yaitu: (1) kemahiran intelektual (2) strategi kognitif (3) informasi verbal (4) kemahiran motorik dan sikap. Pada dasarnya perubahan perilaku yang dicapai siswa setelah belajar telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan

cara menggambarkan perubahan perilaku yang diinginkan (Rifa’i dan Anni, 2012:

69).

(45)

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah belajar, perubahan ini

mencakup aspek kognitif atau pengetahuan tentang suatu konsep, aspek afektif

atau perubahan pada sikap siswa, dan aspek psikomotorik atau perubahan yang

berkaitan dengan pengolahan fisik. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran haruslah mampu

menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. selanjutnya,

hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk

mengukur seberapa efektifnya pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Salah satu kriteria guru profesional adalah guru yang dapat mengenal dan memahami karakteristik siswanya, karena dengan memahaminya guru dapat memberikan pembelajaran yang tepat. Suatu pembelajaran dapat dikatakan tepat apabila sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dalam berfikir. Piaget (t.t) dalam

Rifa’i dan Anni (2012: 32-5) mengklasifikasikan perkembangan kognitif pada manusia menjadi 4 tahapan, yaitu:

(1) Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)

Pada tahap ini bayi menyusun pemahamannya dengan menggunakan pengalaman indera mereka seperti mata, telinga, dan gerakan motorik.

(2) Tahap praoperasional (2-7 tahun)

(46)

(3) Tahap Operasional Kongkrit (7-11 tahun)

Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit dan kemampuan menggolongkan sudah mulai berkembang, namun belum bisa menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak.

(4) Tahap Operasional Formal (7-15 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran ini tampak jelas dalam pemecahan masalah verbal.

Berdasarkan klasifikasi perkembangan kognitif menurut Piaget dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkret, dikarenakan rentang usia anak sekolah dasar di Indonesia sekitar 6-12 tahun. Oleh karena itu, karakteristik siswa sekolah dasar masih pada tahap berfikir kongkret dan belum bisa memahami konsep baru dalam bentuk abstrak.

Tirtarahardja dan La Sulo (1994) dalam Siswoyo dkk. (2008: 88) juga menjelaskan karakteristik siswa yang perlu dipahami guru, yaitu:

(1) Individu memiliki potensi fisik dan psikhis yang khas, hal ini menjadikan siswa memiliki pribadi yang unik dan berbeda dengan siswa yang lain, sehingga setiap siswa memiliki perbedaan potensi yang ingin dikembangkan.

(2) Individu yang sedang berkembang, yakni selalu ada perubahan dalam diri siswa dari waktu ke waktu.

(47)

berbagai potensi, namun tetap membutuhkan bimbingan untuk menjadi individu yang dewasa.

(4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam diri siswa terdapat keinginan untuk bebas dan memerdekakan diri.

Mengacu pada karakteristik siswa tingkat sekolah dasar menurut Piaget dan Tirtarahardja dapat disimpulkan bahwa setiap siswa merupakan pribadi yang unik atau khas yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta membutuhkan bimbingan dari masyarakat atau lingkungan sekitar untuk menjadi individu dewasa. Lebih lanjut Suharjo (2006: 38) menjelaskan bahwa keunikan siswa dan kemajuan pendidikan dipengaruhi oleh latar belakang pribadi, sosial dan budaya.

Adanya keunikan pada diri siswa mengharuskan guru untuk memperlakukan

siswa sebagai individu yang unik, dan adanya perbedaan tahap perkembangan

siswa menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tahap

perkembangan siswa. Siswa sekolah dasar yang masih berada pada tahap

operasional kongkret mengharuskan guru untuk menyajikan materi dengan cara

yang kongret pula, sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami materi

yang diajarkan. Pembelajaran ini bisa dilakukan dengan menggunakan media

(48)

2.1.8 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di SD

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya, dan mencakup seni rupa, musik, tari dan keterampilan. Pendidikan seni merupakan proses pendidikan yang tidak hanya difungsikan untuk melatih anak agar menguasi proses dan teknik berkarya seni, namun melalui proses pendidikan seni juga dapat mengembangkan siswa agar menjadi optimal (Sobandi, 2008: 44). Sependapat Soeharjo (2005)

dalam Sobandi (2008: 44) yang menyatakan bahwa “pendidikan seni adalah usaha

sadar untuk mempengaruhi peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang

dimainkannya.”

Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni merupakan usaha sadar yang dilakukan guru untuk mengajar, membimbing dan melatih siswa. pendidikan ini berfungsi untuk mngembangkan bakat, kreativitas serta sikap menghargai karya orang lain. Pentingnya pendidikan seni untuk diberikan di sekolah berdasarkan pada faktor keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya terhadap perkembangan siswa, yang tidak bisa diperoleh dari mata pelajaran lain.

(49)

mendapat perhatian dari berbagai pihak. Terutama dilihat dari sikap generasi muda yang menjadi acuh dan jenuh terhadap budaya sendiri, akan tetapi memiliki ketertarikan yang besar terhadap budaya asing. Adanya pendidikan seni ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dan kebanggaan akan budaya sendiri, sehingga budaya di Indonesia tetap terjaga bahkan menjadi daya tarik bagi orang asing untuk menikmatinya.

Pendidikan seni difungsikan sebagai penunjang perkembangan siswa karena pendidikan ini mampu memberikan kesempatan yang luas untuk berekspresi secara optimal, sehingga dapat meningkatkan daya kreativitas siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Francesco (1958) dalam Sukarya dkk. (2008: 3.2.3)

bahwa “pendidikan seni mempunyai konstribusi terhadap pengembangan individu

yaitu membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial,

dan fisik.” Herbert Read (1959) dalam Pamadhi (2009: 11.28) juga menyatakan

bahwa “art is most simply and most usually defined as attemp to create a

pleasing form.” (secara sederhana seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk

yang menyenangkan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa seni memberikan andil dalam meningkatkan kreativitas siswa, karena merupakan usaha untuk menciptakan suatu bentuk yang menyenangkan.

(50)

persaingan hidup adalah mereka yang cerdas, kreatif dan memiliki emosi yang stabil.

Selain mengembangkan kreativitas siswa, Fransesco juga mengemukakan bahwa tugas pendidikan seni juga sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Melalui pendidikan seni, emosi disalurkan ke dalam sebuah karya yang memiliki nilai ekspresi dan komunikasi serta melibatkan emosi, intituisi dan imajinasi dalam proses pembuatannya.

Mengacu pendapat para ahli, dapat diartikan bahwa pendidikan seni memiliki peran yang sangat besar dalam menyeimbangkan peran otak kanan dalam perkembangan siswa. Pentingnya mengembangkan otak kanan ini di ungkapkan oleh Faidi (2013: 46) yang menyatakan bahwa kecerdasan otak kiri manusia akan semakin maksimal apabila kecerdasan otak kanan semakin meningkat, namun sebaliknya, apabila yang ditingkatkan lebih didominasi otak kiri maka kecerdasan otak kanan akan menurun. Cara kerja otak kiri berfikir dengan urut, dan logis sementara otak kanan berfikir secara acak, holistik, dan kreatif. Sebuah riset oleh Carnegie Institute di Amerika yang dijelaskan dalam Faidi (2013: 33) bahwa 99% orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang menggunakan 80% otaknya untuk kemampuan kreatif dan berfikir.

(51)

otak kanan dan kiri. Sebagian besar mata pelajaran yang ada, merupakan mata pelajaran yang menggunakan otak kiri, oleh karena itu adanya pendidikan seni diharapkan mampu menyeimbangkan perkembangan antara otak kanan dan otak kiri.

2.1.9 Pendidikan Seni Rupa di SD

Pendidikan seni rupa merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada pengalaman berkarya, membuat suatu pameran dan mengapresiasi suatu karya seni. Sesuai dengan penjelasan Sumanto (2006: 7) bahwa seni rupa adalah cabang seni yang diciptakan menggunakan unsur-unsur rupa dan dapat diapresiasi melalui indera mata.

Menurut Mikarsa dkk. (2008: 3.2.9) melalui pembelajaran seni ini siswa

terlibat dalam pengalaman untuk mengembangkan ungkapan pribadi,

pertimbangan estetika dan kesadaran kritis. Pendidikan seni rupa akan mendorong

siswa untuk meningkatkan kreativitas dalam menciptakan sebuah karya, serta

menanamkan sikap menghargai hasil karya seni sendiri atau orang lain.

Seperti yang dikatakan oleh Cornand 1964) dalam Pamadhi dkk. (2009: 11.29), bahwa:

Pendidikan seni rupa sebagai bagian dari “pendidikan” kesenian, tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan objek seni, tetapi lebih dari adalah membentuk kepekaan dan penalaran estetis-visual, penalaran karya, dan apresiasi seni. Dengan potensi imajinasi dan daya eksplorasi yang tinggi, melalui aktivitas seni rupa anak-anak terlatih

(52)

Kegiatan berkarya seni merupakan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan, gagasan dan pengamatan atas dunianya ke dalam bentuk karya yang memiliki nilai estetis, sehingga memunculkan rasa senang dan puas terhadap apa yang didapatkan. Kegiatan memamerkan hasil karya siswa akan memberikan pengalaman kepada siswa untuk saling memberi dan menerima kritik dan saran guna meningkatkan karya-karya yang selanjutnya. Kegiatan apresiasi dalam seni rupa dapat mendidik dan melatih siswa untuk mendeskripsikan, meneliti, menginterpretasikan dan mengevaluasi karya sendiri dan orang lain. Kegiatan berkarya seni akan mengembangkan kepekaan, pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu karya (Sukarya, 2008: 3.2.9-10).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni rupa dapat membantu perkembangan siswa diberbagai aspek, baik kepribadian, cara berfikir dan bersosialisasi. Lebih khususnya pendidikan seni rupa membantu siswa dalam menjadikan pribadi yang kreatif, berfikir kritis, namun tetap menghargai orang lain. Oleh karena itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya melaksanakan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan segala aspek yang dibutuhkan.

2.1.10 Materi Seni Rupa Murni

(53)

(Sukarya dkk., 2008: 2.1.2). Berbagai karya seni rupa yang ada, memiliki jenis yang beragam, keragam tersebut dapat dilihat dari bentuk, warna, bahan baku, alat pembuatan dan fungsi serta manfaatnya.

Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaannya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: karya seni murni (pure art, fine art) dan seni pakai/terapan (useful art/applied art). Karya seni rupa murni merupakan jenis karya seni rupa yang dalam proses penciptaannya lebih mengedepankan unsur perasaan, gagasan, nilai estetis dan tidak dimaksudkan sebagai benda fungsional praktis. Sedangkan karya seni rupa terapan adalah jenis karya seni rupa yang dalam penciptaanya lebih mempertimbangkan nilai fungsi/kegunaannya namun tetap menampilkan unsur keindahan (Sumanto, 2006: 8).

Segala bentuk perasaan manusia seperti senang, sedih, cemas, takut dan lain sebagainya dapat diungkapkan melalui karya seni rupa. Oleh karena itu, tidak jarang jika ada karya seni rupa yang aneh, sulit dimengerti dan tampak tidak memiliki arti, namun sebenarnya itu merupakan lambang perasaan seniman yang dituangkan kedalam karyanya (Subekti dkk., 2010: 68). Seperti halnya gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Lukisan berjudul “Jaran Kepang”

(54)
[image:54.595.229.427.222.380.2]

Gambar 2.1 merupakan sebuah karya seni rupa murni yang mudah untuk dimengerti. Objek gambar yang terlihat jelas, serta maksud dari lukisan yang mudah untuk dipahami, merupakan alasan bahwa karya ini termasuk seni rupa murni yang mudah dimengerti.

Gambar 2.2 Lukisan berjudul “Perahu dan Matahari”

karya Affandi

Jika dibandingkan dengan gambar 2.2, maka dapat langsung ditebak bahwa lukisan ini merupakan karya seni rupa murni yang sulit untuk dimengerti. Lukisan pada gambar 2.2 memiliki objek yang abstrak serta maksud yang sukar dipahami.

Perasaan manusia tidak hanya di ungkapkan melalui seni lukis, akan tetapi juga di ungkapkan melalui seni-seni yang lain. Berdasarkan media/bahan yang digunakan dalam proses penciptaannya, Sumanto (2006: 11-2) mengklasifikasikan karya seni rupa menjadi enam, yaitu:

(1) Seni lukis

(55)

seni lukis dikenal melalui sapuan kuas dengan cat berbasis minyak yang disapukan pada permukaan kain kanvas. Sedangkan medium lain adalah cat berbasis air yang dibuat pada permukaan kertas. Pada perkembangan selanjutnya, medium karya seni lukis tidak lagi terbatas pada cat minyak atau cat air saja, akan tetapi dengan berbagai bahan pewarna dan elemen-elemen lainnya sesuai dengan ide atau gagasan penciptanya ( Bahari, 2014: 82). Sumanto (2006: 11) menjelaskan bahwa Lukisan dapat dibuat dengan berbagai macam bahan atau alat, antara lain cat lukis, tinta, crayon, pensil gambar dal lain sebagainya dan sebagainya.

Gambar 2.3 Lukisan berjudul “Berburu”

karya Raden Saleh

(2) Seni gambar

(56)
[image:56.595.259.398.558.712.2]

Macam-macam jenis gambar yaitu gambar bentuk dekorasi, pemandangan, huruf hias, kartun, dan lain sebagainya.

Gambar 2.4. Pemandangan alam (Sumanto, 2006: 72)

(3) Seni patung

Seni patung adalah jenis karya seni rupa yang diciptakan berdasarkan dorongan kreatif sebagai karya seni rupa murni, bebas sesuai media yang digunakan dan gaya pematungnya. Bentuk patung dapat berwujud figur manusia, binatang atau kreasi lainnya. Patung dapat dibuat dari bahan kayu, batu padas, malam/ lilin, adonan semen, tanah liat dan sebagainya.

(57)

(4) Seni dekorasi

[image:57.595.245.407.333.514.2]

Seni dekorasi adalah jenis karya seni rupa yang dalam penampilannya lebih mengutamakan keindahan rancangan rangkaian/ hiasan bahan tertentu sesuai dengan kesan yang ditampilkannya. Seni dekorasi dalam penerapannya dapat berupa hiasan dinding, hiasan pada benda, hiasan gantung atau hiasan ruangan. Seni dekorasi dapat dibuat dengan menggunakan berbagai jenis bahan alam dan buatan, misalnya kertas berwarna, bunga, janur, buah dan sebagainya.

Gambar 2.6. Rangkaian Tirai (Sumanto, 2006: 146)

(5) Seni kerajinan atau kria

(58)

Gambar 2.7. Anyaman tiga sumbu (Sumanto, 2006: 112)

(6) Seni cetak/seni grafis

Seni ini merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan cara mencetakkan pewarna di atas bidang cetak yang digunakan. Karya ini dapat dibuat dengan hasil/bentuk yang sama dalam jumlah banyak, bahan yang digunakan dapat berupa papan kayu, karton, plastik mika dan sebagainya, namun untuk anak-anak bahan yang biasa digunakan adalah alat cetak sederhana, seperti daun, penampang pelepah, umbi-umbian dan sebagainya.

Gambar 2.8. Seni cetak dengan pelepah pisang (Sumanto, 2006: 82)

(59)

pada lukisan atau patung, namun semua yang diciptakan manusia merupakan karya seni. Seaneh apapun bentuknya, tetap dikatakan karya seni rupa, karena tujuan utama dari seni rupa murni adalah menyalurkan emosi para penciptanya. 2.1.11 Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2014: 3) mengatakan bahwa media

adalah “manusia, materi atau suatu kejadian yang dapat membangun suatu kondisi

sehingga siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Pengertian ini menunjukkan bahwa, guru, buku teks dan lingkungan sekolah

merupakan media.” Dijelaskan pula oleh Raharjo (1989) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013: 7) bahwa “media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya

ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah

tercapainya proses belajar.” secara lebih khusus Kustandi dan Sutjipto (2013: 7)

merumuskan bahwa pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai “alat-alat grafis, fotografis, alat elektronis untuk menangkap,

memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.” Mengacu pada

pengertian-pengertian di atas, Sadiman dkk. (2012: 7) mendefinisikan bahwa

media adalah “sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”

(60)

yang disampaikan, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran disampaikan oleh Hamalik (1986) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013: 19) yang

menyatakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis bagi siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan pemahaman, memudahkan penafsiran data serta memperjelas materi yang bersifat abstrak.

Gambar

Gambar 2.2 Lukisan berjudul “Perahu dan Matahari” karya Affandi
Gambar 2.4. Pemandangan alam (Sumanto, 2006: 72)
Gambar 2.6. Rangkaian Tirai (Sumanto, 2006: 146)
Gambar 2.15. Bagan kerangka berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis dapat

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis dapat

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis dapat

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga

Puji Syukur atas kehadirat Allat SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,

SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, serta Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW