• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/20"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

YULI KURNIAWATI

Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung menunjukkan bahwa guru bidang studi biologi belum menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, selama ini guru berperan dominan sebagai pusat informasi bagi siswa dengan menggunakan metode ceramah atau diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) terhadap

keterampilan berpikir kritis, aktivitas, dan keberhasilan siswa dalam merancang dan melaksanakan proyek.

(2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa, rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi yaitu 0,43, sedangkan pada kelompok kontrol 0,29. Keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator memberikan argumentasi, melakukan deduksi, dan melakukan induksi pada kelompok eksperimen lebih tinggi. Sebaliknya, keterampilan berpikir kritis siswa melakukan evaluasi pada kelompok eksperimen lebih rendah. Rata-rata aktivitas siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi, yaitu 77,01 sedangkan pada kelompok kontrol 63,81.

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

YULI KURNIAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

YULI KURNIAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 19 Juli1989, penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sunarto dan Ibu Suindriyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal Metro pada tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Metro pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 1 Metro pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) N 1 Metro pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai

mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi Asisten Dosen pada praktikum Biologi Dasar. Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu sebagai generasi muda FPPI dan eksakta muda Himasakta pada tahun 2007/2008, kemudian anggota Biro BBQ FPPI FKIP Unila dan anggota Divisi Kerohanian Himasakta pada tahun

(6)

DAFTAR ISI A. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning)... 11

B. Keterampilan Berpikir Kritis ... 17

G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis ... 31

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

(7)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN 1. Silabus ... 56

a. Kelas eksperimen ... 56

b. Kelas kontrol ... 58

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

a. Kelas eksperimen ... 60

b. Kelas kontrol ... 74

3. Lembar Kerja Kelompok ………... 85

a. Kelas eksperimen ... 85

b. Kelas kontrol ... 101

4. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis ... 121

5. Data Hasil Penelitian ... 137

a. Nilai LKK kelas eksperimen ... 137

b. Nilai LKK kelas kontrol ... 137

c. Nilai pretes dan postes kelas eksperimen ... 138

d. Nilai pretes dan postes kelas kontrol ... 139

e. Aktivitas siswa kelas eksperimen ... 140

f. Aktivitas siswa kelas kontrol ... 144

6. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 151

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis Siswa ... 19 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 31 3. Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... 33 4. Uji U (Mann Whitney Test) Setiap Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa ... 35 5. Rata-Rata Setiap Aspek Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10

2. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 20

3. Normalized gain ... 27

4. Rata-rata pretes dan postes keterampilan berpikir kritis siswa ... 39

5. Average Retention Rates ... 43

6. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa... 44

7. Jawaban LKS 1 No. 3 kelompok eksperimen ... 45

8. Soal nomor 7 indikator melakukan evaluasi ... 47

9. Aktivitas siswa ... 47

10. Siswa melakukan pretes ... 205

11. Guru membimbing siswa merencanakan proyek ... 205

12. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS ... 206

13. Kelompok I melaksanakan proyek (uji kandungan makanan) ... 206

14. Kelompok IV melaksanakan proyek kunjungan ke puskesmas ... 207

15. Siswa mempresentasikan hasil proyek ... 207

16. Kelompok III memperbaiki produk dari proyek setelah evaluasi ... 208

17. Siswa melakukan pretes ... 208

18. Siswa melakukan diskusi ... 209

(10)
(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M. Si.

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si, M. Si.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(12)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji hamba-Nya mana yang lebih baik amalnya, semoga karya sederhana ini tercatat sebagai amal sholih di hadapan-Nya. Dengan kerendahan hati, ku persembahkan karya sederhana ini untuk :

 Abi dan Ummi yang telah mencurahkan perhatian dan kasih sayang ‘tuk

membesarkanku. Atas do’a yang senantiasa dilantunkan untuk keberhasilanku.

Semoga Allah memberikan balasan terbaik bagi Abi dan Ummi.

 Adikku Nindriya Kurniandari dan Kurnia Putri Adillah.

 Para pendidik dan dosen yang saya hormati, semoga Allah merahmatimu.

(13)

Judul Skripsi ` : PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Yuli Kurniawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024052 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si Pramudiyanti, S.Si, M. Si. NIP. 19610910 1986031005 NIP. 197303101998022001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

(14)

SANWACANA

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012”.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu Dekan yang telah memberi izin penelitian

2. Dr. Caswita, M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi 4. Dr. Tri Jalmo, M.Si. selaku pembimbing atas kesabaran, keteladanan, dan motivasinya

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Pramudiyanti, S.Si, M. Si. selaku pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasi kepada penulis selama studi

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. selaku pembahas atas masukan dan dukungan yang diberikan

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.

(15)

9. Teristimewa untuk keluargaku Abi, Ummi, Nindriya, Adillah, Mbah Kung, Mbah Uti atas pengorbanan, kesabaran, motivasi, dan do’a yang senantiasa dilantunkan untuk

keberhasilanku

10. Murabbiyah dan sahabatku di lingkaran pembinaan diri, serta adik-adikku di forum lingkar cahaya. Jazakumullah khoiron katsira atas ilmu, inspirasi, motivasi, dan ukhuwah yang terbina.

11. Teman-teman seperjuangan FPPI FKIP Unila, Pimpinan FPPI FKIP Unila 09/10, BBQ Crew 08/09 dan 09/10, Tim Solid 10/11 (Mba Desti, Ukh Fe, Kak Fitrah, Akh Sholihin, Akh Pazar), Tim Solid 11/12 (Ukh Deny, Ukh Dewi, Akh Sulaiman, dan Akh Wira), Mba Umil, Mba Anita, dan Mba Yuli. You are inspiring! Semangat memperbaiki diri dan ummat.

12. Keluarga Pondok YS, Abi Ageng, Ummi Anna, Mba Dedeh, Kanjeng, Sari, Ningrum anak sholiha, Wahyu, Tuti, Ovi, atas ukhuwah yang terbina

13. Keluarga besar Pendidikan Biologi Unila terutama angkatan 2007 Reguler atas

kebersamaannya dalam menggapai cita. Selamat berkarya, sukses itu perkara biasa tetapi menjadi mulia itu luar biasa

14. Semoga Allah memberi balasan terbaik kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat dituliskan satu persatu dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Bandar Lampung, 25 Mei 2012 Penulis,

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, perkembangan ini berimplikasi pada ketatnya persaingan, utamanya persaingan global. Negara yang ingin tetap exist, tidak hanya mengandalkan sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara tersebut, tetapi juga harus mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi persaingan global. Untuk menghadapi persaingan global, yang mana terjadi perubahan dunia begitu pesat dan selalu muncul pengetahuan baru setiap harinya, sementara pengetahuan yang lama ditata dan dijelaskan ulang. Di zaman perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem

pendidikan adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis (Shukor dalam Muhfahroyin, 2009:2).

(17)

2

yang benar dan terpercaya. Dalam pendidikan, kemampuan berpikir kritis sangat mereka perlukan untuk memantapkan tujuan, menentukan berbagai cara mencapai tujuan tersebut, mempertimbangkan segala konsekuensi yang mungkin timbul akibat cara tersebut, menguji asumsi, menarik kesimpulan, sampai pada mengevaluasi hasil yang dicapai.

Biologi menurut BSNP termasuk dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan dan teknologi serta membudayakan kemampuan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri (BSNP, 2006:3). Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam

kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,

membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Johnson,

2010:183).

Penyelenggaraan pendidikan idealnya tidak lagi terfokus pada transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dari pendidik kepada peserta didik, tetapi untuk menghasilkan manusia terdidik yang mampu mengaplikasikan, mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan baru, atau menghasilkan sebuah karya yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, peran guru tidak lagi bertindak sebagai pusat informasi yang menyuplai siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi guru lebih

(18)

3

Kompetensi Dasar (KD) yang dapat digali dan dikembangkan oleh siswa. Seorang guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi diri, bakat, dan minat siswa sehingga mampu mencari dan menemukan makna dari apa yang dipelajari. Keterampilan berpikir kritis perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik dan dalam hal

ini guru memiliki peran penting untuk menciptakan kegiatan pembelajaran

yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Kenyataannya di lapangan, guru bidang studi biologi di SMP Negeri 1

Bandar Lampung menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini tercermin dari

hasil observasi yang penulis lakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada

8 Agustus 2011. Guru bidang studi biologi menuturkan bahwa, selama ini

guru menggunakan metode ceramah ataupun diskusi kelompok dengan

menggunakan media gambar dan video dalam menyampaikan materi, guru

berperan dominan sebagai pusat informasi bagi siswa. Guru mengalami

kesulitan dalam menyampaikan materi yang banyak dalam waktu yang

singkat, kegiatan praktikum seperti uji bahan makanan sangat jarang

dilaksanakan karena waktu pembelajaran yang terbatas, sehingga masih

banyak siswa yang belum mencapai KKM. Pada tahun ajaran 2010/2011

hanya 13,40% siswa yang mencapai KKM sedangkan 86,60% siswa lainnya

belum mencapai KKM dengan rata-rata nilai 57,63, hal ini diduga karena

(19)

4

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model

pembelajaran yang dapat mengembangkan/memberdayakan kemampuan

berpikir kritis siswa. Alternatif model pembelajaran yang diduga dapat

mengembangkan/memberdayakan ketarampilan berpikir kritis siswa adalah

model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat

pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit

pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsep dari

sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau lapangan studi

(Blumenfeld et al. dalam Kamdi, 2008:4).

Pembelajaran berbasis proyek dinilai cukup potensial untuk memenuhi

tuntutan pembelajaran, karena membantu siswa dalam belajar. Siswa dapat

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna yang

dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik. Siswa dapat

memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang

terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing)

atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang ditetapkan

sebelumnya oleh perspektif tertentu. Dan proses membangun pengetahuan

melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antar personal yang

berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif (Kamdi, 2008:6). Hal ini

didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atmidha (2009:1)

bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas X SMA Shalahudin. Siswa yang

(20)

5

85,6% lebih tinggi dari siswa yang difasilitasi dengan pembelajaran

konvensional. Pemberdayaan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran

biologi sangat penting untuk dikembangkan karena erat kaitannya dengan

hasil belajar kognitif siswa yang selanjutnya mempengaruhi sikap siswa

terhadap lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia?

2. Apakah penerapan model Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia?

(21)

6

C. Tujuan

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sistem pencernaan makanan

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) terhadap aktivitas siswa pada materi sistem pencernaan makanan 3. Keberhasilan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan proyek

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar yang bermakna dalam mempelajari sistem pencernaan makanan

2. Bagi guru

Sebagai bahan informasi tentang efektivitas model Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning),

3. Bagi sekolah

Dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi.

4. Bagi peneliti

(22)

7

dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, serta dapat menambah wawasan untuk menggali keterampilan berpikir kritis siswa terutama pada materi sistem pencernaan makanan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) merupakan model

pembelajaran yang berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus

pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan

konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau

lapangan studi (Blumenfeld et al. dalam Kamdi, 2008:4).

2. Indikator keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah memberikan argument, melakukan deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi (Enis dalam Marpaung, 2005).

3. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012.

4. Kompetensi dasar pada penelitian ini adalah mendeskripsikan sistem pencernaan makanan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

F. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis proyek untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tersebut terhadap

(23)

8

makanan yang meliputi organ penyusun sistem pencernaan pada manusia,

jenis-jenis zat makanan, dan penyakit atau gangguan yang berkaitan dengan

sistem pencernaan manusia.

Pembelajaran biologi seyogyanya dapat mengembangkan dan

memberdayakan ketarampilan berpikir kritis siswa. Pemberdayaan

keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan oleh guru dengan pembelajaran menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi memberdayakan keterampilan berpikir kritis, salah satunya adalah dengan pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran

yang inovatif yang berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin,

memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi, pemecahan masalah, dan

tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat pada siswa, dan menghasilkan produk

nyata. Proyek melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi

dapat berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah,

pemecahan masalah, discovery, atau proses pembangunan model.

(24)

9

bekerja dalam tim kolaboratif untuk merencanakan proyek, menyusun

langkah dan strategi dalam menyelesaikan proyek. Setelah itu, guru dan siswa siswa menyepakati jangka waktu pelaksanaan proyek, lalu membuat time schedule atau membuat jadwal kegiatan pelaksanaan proyek. Kemudian, guru sebagai fasilitator melakukan monitoring terhadap siswa dalam melaksanakan proyeknya. Pada saat melaksanakan proyek, siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi, dan menginterpretasi data. Pada tahapan selanjutnya, yaitu penilaian yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar dilakukan dengan cara masing-masing kelompok mempresentasikan hasil proyeknya dihadapan siswa lainnya dan melakukan diskusi, pada tahapan ini, siswa dituntut untuk dapat memberikan argumentasi. Tahapaan yang terakhir adalah evaluasi, pada tahapan ini guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan, siswa mengevaluasi dan memberi masukan untuk perbaikan hasil proyek. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek tersebut, dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa berupa mengumpulkan informasi, menginterpretasi data, memberikan argumentasi, dan melakukan evaluasi. Sehingga, penerapan pembelajaran berbasis proyek diduga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada bagan di bawah ini :

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan varisbel terikat X : Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning)

Y : Keterampilan berpikir kritis siswa

(25)

10

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. HO : Penerapan model Pembelajaran berbasis proyek (project-based

learning) tidak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem pencernaan makanan

H1 : penerapan model Pembelajaran berbasis proyek (project-based

(26)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning)

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan suatu objek konkret yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau mata pelajaran (BSNP, 2007:32). Menurut Djamarah dan Zain (2006:83) metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna . Dalam proses pembelajaran, pemecahan suatu masalah tidaklah tuntas apabila hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu saja, melainkan dipandang dari berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang berkaitan dan memberikan sumbangsih terhadap penyelesaian masalah tersebut.

Blumenfeld et al. (dalam Kamdi, 2008:4) mendeskripsikan model

pembelajaran berbasis proyek (project based learning) berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsepdari sejumlah komponen

(27)

12

dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata.

Tidak semua kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek dapat disebut pembelajaran berbasis proyek. Oleh sebab itu, Thomas (dalam Kamdi, 2008:10) menyatakan terdapat 5 kriteria agar suatu pembelajaran dapat digolongkan dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu : Keterpusatasn (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi pebelajar, dan realisme.

1. Keterpusatasn (centrality)

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi

pembelajaran; pebelajar mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.

2. Berfokus pada pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berbasi proyek terfokus pada pertanyaan atau masalah yang mendorong pebelajar menjalani (dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin.

3. Investigasi konstruktif atau desain

Investigasi disini berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri atau proses pembangunan model. 4. Otonomi pebelajar

(28)

13

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek bukanlah ciptaan guru yang sudah tertuang dalam naskah dan harus dilakukan oleh siswa.

5. Realisme

Pembelajaran berbasis proyek memberikan keotentikan pada pebelajar. Keotentikan ini meliputi topic, tugas, fungsi, dan peranan yang dimainkan oleh pebelajar dalam proyek atau produk yang dihasilkan.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa karakteristik, menurut Santyasa (2006:11) karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek adalah:

I. ISI : Memuat gagasan orisinil 1. Masalah kompleks

2. Siswa menemukan hubungan antar agagasan yang diajukan 3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined

4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata II. KONDISI : Mengutamakan otonomi siswa

1. Melakuakn inquiry dalam konteks masyarakat

2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien 3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri

4. Mensimulasikan kerja secara professional III. AKTIVITAS : investigasi kelompok kolaboratif

1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu 2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks

3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya 4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah 5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka

berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes IV. HASIL : Produk nyata

1. Siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi 2. Siswa melakukan evaluasi diri

3. Siswa responsive terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya

(29)

14

Langkah-langkah pembelajaran dalam Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning) yang dikembangkan oleh The George Lucas

Educational Foundation (dalam Nurohman 2012:10) adalah sebagai berikut :

1. Start with the essential question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pada tahapan ini, guru dan siswa menyepakati tema proyek yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok dan menghubungkan tema tersebut dengan beberapa bidang studi lain.

2. Design a plan for the project

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa, hal ini bertujuan agar siswa merasa “memiliki” terhadap proyek tersebut.

Perencanaan ini berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung menjawab pertanyaan esensial, serta menentukan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Create a schedule

Guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain : membuat timeline untuk

(30)

15

4. Monitor the students and the progress of the project

Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi siswa.

5. Assess the outcome

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh siswa.

6. Evaluate the experience

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek, baik secara individu maupun secara kelompok.

Dalam penggunaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:83) Beberapa kelebihan model ini antara lain :

1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan.

2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.

(31)

16

a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok b) Bahan pelajaran yang tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari

yang penuh dengan masalah

c) Pengembangan aktivitas, kreativitas, dan pengalaman siswa banyak dilakukan .

d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan.

Sedangkan kekurangan model ini menurut Djamarah dan Zain (2006:84) antara lain :

1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan model ini.

2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah

merupakan pekerjaan yang mudah.

3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan unit yang dibahas.

B. Keterampilan Berpikir Kritis

Johnson (2010:183) mengemukakan berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti

(32)

17

memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis ,

menghadapi berjuta tantangan dengan cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang solusi orisinil.

Menurut Krulik dan Rudnick (dalam Marpaung, 2005: ) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk melihat dan memecahkan masalah (problem solving), pengambilan keputusan

(decisison making), analisis asumsi(analyzing asumtion), dan inkuiri sains (scientific inquiry) yang ditandai dengan sifat dan bakat kritis. Sifat dan bakat kritis diantaranya ditunjukkan dengan rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, dan sifat berani mengambil resiko. 1. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu ditunjukkan oleh individu/siswa yang selalu terdorong untuk menyatakan lebih banyak, maka individu tersebut selalu

memasalahkan/mempertanyakan sesuatu. Individu tersebut kemudian l yang menjadi peka, ingin mengetahui lebih dalam, ingin meneliti mengapa sesuatu itu terjadi, hal ini ditunjukkan dengan rajin membaca dan

keinginannya untuk bereksperimen. 2. Bersifat imajinatif

Hal ini ditunjukkan oleh individu dalam memperagakan hal-hal yang belum pernah terjadi.

3. Tertantang oleh kemajemukan

Hal ini ditunjukkan dengan perilaku individu yang senang menjajaki persoalan-persoalan dan melibatkan dirinya untuk aktif dalam

(33)

18

4. Berani mengambil resiko

Merupakan perilaku individu yang tidak pernah merasa takut gagal, menerima kritik, mengakui kesalahan dan kegagalannya, serta bersedia menerima masukan untuk melakukan perbaikan. Individu tersebut juga berani mempertahankan pendapat atau gagasan yang dimilikinya.

Enis (dalam Marpaung, 2005: ) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir logis dan masuk akal yang difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang dipercaya dan dilakukan.

Tabel 1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis No Kemampuan

Berfikir Kritis Indikator

1 Merumuskan masalah

Memformulasikan dalam bentuk pertanyaan yang memberikan arah untuk memperoleh jawaban. 2 Memberikan

argumen

Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan persamaan; serta argumen yang utuh.

3 Melakukan deduksi

Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan. 4 Melakukan

induksi

Melakukan pengumpulan data; Membuat

generalisasi dari data; membuat tabel dan grafik. 5 Melakukan

evaluasi

Esvaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan alternatif. 6

Memutuskan dan

melaksanakan

Memilih kemungkinan solusi dan menetukan kemungkinan - kemungkinan yang akan dilaksanakan.

(34)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada bulan Desember 2011

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas siswa dari 8 kelas yang dipilih dengan teknik Cluster Random Sampling. Selanjutnya dipilih kelas VIII2 sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII3 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

(35)

20

berlangsung dan postes setelah kegiatan pembelajaran, sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Desain pretes-postes Keterangan :

X = Perlakuan eksperimen (pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek)

(Sugiyono, 2006:85)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.

Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah: a. Membuat izin penelitian ke sekolah

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti, untuk mengetahui kondisi awal nilai siswa serta mendiskusikan

masalah-masalah yang dihadapi guru saat ini.

R

1

O

1

X

O

2

(36)

21

c. Menetapkan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir berupa soal uraian yang disesuaikan dengan penguasaan konsep siswa, lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian dilakukan uji ahli.

f. Membuat lembar catatan lapangan.

g. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen yang bersifat heterogen

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran berbasis Proyek (project-based learning) untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi kelompok untuk kelas kontrol.

A. Kelas Kontrol (menggunakan metode diskusi kelompok) a. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa (Pertemuan 1-4)

2. Guru mengadakan pretes (pertemuan 1)

3. Guru menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan Tujuan Pembelajaran.

(37)

22

 Pertemuan 1 : “apa yang terjadi jika kita tidak makan selama 24 jam?” (siswa menjawab, akan lemas karena tidak

ada energi)

 Pertemuan 2 : guru membawa roti, kemudian meminta salah satu siswa untuk maju kedepan memakan roti tersebut, setelah selesai guru menanyakan “dimana roti itu sekarang?

(siswa menjawab di dalam perut), “dalam bentuk apa roti tersebut dikeluarkan dari tubuh nantinya? Melalui proses apa?” (siswa menjawab dikeluarkan dalam bentuk feses, melalui proses pencernaan).

 Pertemuan 3: “apakah kalian pernah terkena penyakit gondok? Mengapa hal itu bias terjadi?” (siswa menjawab

karena kekurangan iodium).

5. Guru memberikan apersepsi

 Pertemuan 1 : “mengapa kita harus mengkonsumsi berbagai jenis makanan? Zat apa saja yang terkandung didalamnya?”

 Pertemuan 2 : “bagaimana proses pencernaan yang terjadi pada manusia?”

 Pertemuan 3 : “apa saja penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan?’

6. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa,

(38)

23

8. Guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok

b. Kegiatan Inti

1. Siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing 2. Siswa mengerjakan LKS

Pertemuan 1 : Jenis-jenis zat makanan

Pertemuan 2 : organ penyusun sistem pencernaan

Pertemuan 3 : penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan 3. Guru dan siswa membahas LKS dan menarik kesimpulan

c. Kegiatan Penutup

1. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

2. Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan datang

3. Guru mengadakan postes (pertemuan 3) 4. Guru menutup kegiatan pembelajaran

B. Kelas Eksperimen (menggunakan model pembelajaran berbasis proyek)

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa (Pertemuan 1-3)

(39)

24

3. Guru menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan Tujuan Pembelajaran.

4. Guru memberikan motivasi

 Pertemuan 1 : “apa yang terjadi jika kita tidak makan selama 24 jam?” (siswa menjawab : “lemas, karena tidak

ada energi)

 Pertemuan 2 : “apakah kalian sudah sarapan tadi pagi? Apa yang kalian makan ketika sarapan?” (siswa menjawab :

sudah sarapan dan menyebutkan berbagai jenis makanan yang mereka makan)

 Pertemuan 3 : guru membawa roti, kemudian meminta salah satu siswa untuk maju kedepan memakan roti tersebut, setelah selesai guru menanyakan “dimana roti itu sekarang?

(siswa menjawab didalam perut), “dalam bentuk apa roti

tersebut dikeluarkan dari tubuh nantinya? Melalui proses apa?” (siswa menjawab dikeluarkan dalam bentuk feses,

melalui proses pencernaan).

5. Guru memberikan apersepsi

 Pertemuan 1 : “mengapa kita memerlukan makanan?”  Pertemuan 2 : “mengapa kita harus mengkonsumsi berbagai

jenis makanan? Zat apa saja yang terkandung didalamnya?”

(40)

25

6. Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang siswa, kemudian siswa duduk bersama kelompoknya masing-masing.

7. Guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

d. Kegiatan Inti

1. Guru dan siswa menentukan tema proyek

2. Guru mengajak siswa menelaah kemungkinan mengaitkan tema dengan berbagai mata pelajaran.

3. Guru mempersilahkan siswa untuk memilik tema-tema proyek yang telah disepakati

4. Guru membimbing tiap kelompok untuk merencanakan bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan (proyek) yang

berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema masing-masing.

5. Guru membuat kesepakatan dengan siswa mengenai jangka waktu pengerjaan proyek, serta memberikan pengarahan selama proyek dilaksanakan.

(41)

26

e. Kegiatan Penutup

1. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

2. Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang akan datang (kelompok yang akan mempresentasikan hasil proyek)

3. Guru mengadakan postes (pertemuan 3) 4. Guru menutup kegiatan pembelajaran

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data Penelitian

1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Pretes diberikan sebelum proses pembelajaran sedangkan postest diberikan pada akhir pertemuan.Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data pretes dan postes

(42)

27

Gambar 3. Normalized gain

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda ( ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t menggunakan software SPSS 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 16. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga

(43)

28

2. Uji Homogenitas Data

Apabila masing- masing data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan software SPSS versi 16. a. Hipotesis

H0 : kedua sampel bersifat homogen,

H1 : kedua sampel tidak bersifat homogen.

b. Kriteria Pengujian

Jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima

Jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak ditolak.

(Usman dan Akbar, 2006: 134).

3. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(44)

29

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol. 2. Kriteria Uji :

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10)

c. Uji U (Uji Mann Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka untuk mengetahui apakah ada perbedaan varians antar kedua sampel maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.

Hipotesis :

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol Kriteria Uji :

a. Jika P-value > 0,05 maka terima Ho

(45)

30

G.Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut :

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa

2) Menentukan presentase tiap indikator kemampuan berpiikir kritis yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Keterangan : P = Presentase

F = Jumlah poin kemampuan berpikir kritis yang diperoleh N = Jumlah total poin kemampuan berpikir kritis tiap indikator Sudijono (dalam Carolina, 2010:27)

H.Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1. Mencatat aktivitas siswa pada lembar observasi Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diamati

(46)

31

Kriteria penilaian aktivitas siswa: A.Bekerja sama dengan teman

1. Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja) 2. Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman. 3. Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok

B.Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

C.Memberikan Pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah kepada pertanyaan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

D.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 3. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan

(47)

32

2. Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus : Xi

X = x 100 n

Ket : X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh

n = Jumlah skor aktivitas maksimum

(48)

51

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan pada manusia

2. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan pada manusia

3. Siswa berhasil dalam merencanakan dan melaksanakan proyek

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya yang akan menggunakan model

(49)

52

2. Apabila obyek penelitiannya adalah siswa yang bersekolah pada sekolah berstandar internasional, maka soal-soal yang digunakan dibuat dalam dua versi, yaitu dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Atmidha, Grienny Nuradi. 2009. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil Belajar, dan Sikap terhadap Ekosistem Sungai Siswa Kelas X SMA Shalahudin (skripsi). Universitas Negeri Malang. Malang. http://karya-ilmiah.um.ac.id/ index.php/biologi/article/view/2543 (9 Agustus 2011; 21.00 WIB) Carolina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Djamarah, S. B dan A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching & Learning. MLC. Bandung Kamdi, Waras. 2008. Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran

Inovatif. Universitas Negeri Malang. Malang.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Marpaung, Rini Rita T. 2005. Penggunaan Lembar Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah (LKPBM) Sebagai Assesment Alternatif untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Universitas malang. Malang

Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think Critically is a Key Skill for Academic Success.

(51)

Nurrohman, Sabar. 2012. Pendekatan Project based learning Sebagai upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon guru Fisika. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

http://staff.uny.ac.id/sites/files/132309687/project-based-learning.pdf. (13 April 2012, 20.00 WIB)

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta.

Santyasa, I Wayan. 2006. Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Universitas pendidikan Ganesha. Seels, Barbara B. dan Rita C. Richey. Teknologi Pembelajaran. 1994. Unit

Penerbitan Universitas Negeri jakarta. Jakarta. Sudjana. 2002. Statistik Dasar. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Jakarta

Sungkono. 2009. Peningkatan hasil Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2006. Pengantar Statistika. Bumi Aksara. Jakarta

Wati, Sulistia. 2010. Pengaruh Penerapan Metode Project Based Learning (Pbl) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa . FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Susanti, Eva dan Zainudin Muchtar. 2008. Pendekatan Project Based Learning Untuk Pembelajaran Kimia Koloid SMA. Universitas Negeri Medan. Sumatra Utara. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3208106116.pdf (6 maret 2012; 20.00 WIB)

Gambar

Gambar     Halaman
Tabel 1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis
Gambar 2. Desain pretes-postes
Tabel 2.  Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dalam merawat anggota keluarga yang mengalami skizofrenia di.. Kelurahan

Hubungan Ekspresi Pulasan Imunohistokimia Protein Gene Product (PGP9.5) Dengan Derajat Histopatologi Kanker Ovarium Tipe Adenokarsinoma Serosum dan Tipe Adenokarsinoma

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Protein Gene product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Kanker Ovarium Tipe Adenokarsinoma Serosum dan.. Adenokarsinoma Musinosum

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan Pejabat Pengelola Anggaran dan Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 diatur dalam Petunjuk

pamayang pada Ruatan pesta laut karya Rini Apriani di Desa Carita. Kecamatan Carita

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana representasi ideologi Goenawan Mohamad dan wacana apa yang berkembang dalam tulisannya di Catatan Pinggir majalah

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis triangulasi data yang disebut juga dengan triangulasi sumber, yaitu menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses