• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI MEDIA Jawaban Ujian Akhir Semest

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKONOMI MEDIA Jawaban Ujian Akhir Semest"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

EKONOMI MEDIA

Jawaban Ujian Akhir Semester

oleh :

Maybi Prabowo

1406518755

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM PASCA SARJANA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI J A K A R T A

(2)

1) Mengamati siaran langsung media televisi nasional baik swasta maupun publik,

mengenai sidang Mahkamah Kehormatan DPR pada awal bulan Desember 2015, saudara diminta menganalisis apakah jenis media yang termasuk kategori:

a. Pertempuran kekuasaan (battleground of power). b. Berselingkuh dengan kekuasaan (allied with power).

c. Agen demokrasi sekaligus kapitalisme (central of democracy and capitalism). d. Media mendorong masyarakat menjadi kritis (media create critical society). Uraikan jawaban saudara dengan contoh yang relevan.

Jawab:

a. Media yang menjadi battleground of power

Gonjang-ganjing isu freeport episode sidang MKD ditutup dengan pengunduran diri ketua DPR. Peperangan antara pro dan kontra hingga saat ini (17 Desember 2015) dimenangkan oleh kubu pro menteri pertambangan dan Freeport. Bagaimanakah isu ini bergulir bulan lalu hingga Desember ini? Bagaimanakah media sebagai medan peperangan antar kekuatan kekuasaan pemilik modal?

Media yang menjadi tempat asal muasal peperangan isu freeport-sidang MKD adalah media sosial khususnya Twitter. Laman Politwika menelusuri dan mencatat siapa yang meramaikan isu ini pertama kali. Akun Twitter @LalaBinal adalah yang memulainya sejak tanggal 11 November. Politwitka mencurigai akun ini adalah anonim. Isu ini kemudian menggelinding bak bola panas mengkubu masing-masing menjadi pro dan kontra. Banyak akun tertarik untuk membahas isu ini. Kalau ditelusuri di chirpstory.com

akan banyak sekali yang nimbrung menyebarluaskannya atau menciptakan tagar-tagar baru seperti “Tak Ada #PapaMintaSaham Selain #PamanSamMintaPerpanjangan….” by @FahriHamzah atau 100 Pelanggaran Berat Maroef Syamsuddin1.

1 Sugianto, 7 Desember 2015, Kehebohan Freeport-Sidang MKD di Medsos,

(3)

Setelah beberapa hari, media tradisional ikut meramaikan isu ini. Sidang MKD sebagai puncak ramainya isu ini menjadi tontonan live di televisi yang merebut perhatian banyak orang. Hingga sebulan lebih setelah keluarnya pesan pertama di medsos, tampaknya peperangan pro dan kontra atas isu ini mungkin baru mereda dengan kabar pengunduran diri ketua DPR.

Peperangan yang terjadi khususnya di media sosial, bisa dikaji dari pendekatan teori kekerasan simbolik (symbolic violence). Teori ini dilontarkan pertama kali oleh Sosiolog Perancis, Pierre Bourdieu pada tahun 70-an. Pemikiran Bourdieu adalah hasil dari usahanya mengembangkan pandangan kritis Marx tentang modal yang ia kategorikan menjadi empat, yakni: ekonomi, sosial, kultural, dan simbolik. Modal ekonomi adalah modal yang berupa uang, aset, peralatan produksi, dll.

Modal sosial contohnya adalah lingkaran pergaulan, jumlah teman di medsos, dll. Modal kultural di antaranya adalah lingkup pendidikan dan budaya yang menjadi latar belakan seseorang. Sedangkan modal simbolik contohnya adalah pangkat, jabatan, posisi, seragam, dll.

Dengan menguasai salah satu modal seseorang bisa melipatgandakan (generate) kekuasaannya atas modal-modal yang lain. Kelompok elit di dalam masyarakat adalah segelintir orang yang memiliki kekuasaan atas satu atau beberapa kategori modal dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibanding yang dimiliki orang kebanyakan. Teori Bourdieu menekankan kepada modal simbolik yang memiliki kecenderungan dimanfaatkan untuk unjuk kekuatan terhadap orang-orang lain. Unjuk kekuatan inilah yang dinamakan kekerasan simbolik2.

Peperangan antara pro dan kontra atas kasus ini tidak bisa dilepaskan dari kekerasan simbolik yang dilakukan penguasa-penguasa modal simbolik untuk mempengaruhi publik. Di media sosial masing-masing pihak melontarkan isu sembari menunjukkan modal simbolik mereka berupa follower yang banyak atau tagar yang mereka ciptakan berhasil menjadi trending topic. Di layar kaca, para 'tokoh' di pusaran isu tersebut adalah elit-elit penguasa atas modal (ekonomi, sosial, kultural) ditampilkan oleh televisi yang dimiliki oleh korporasi penguasa modal ekonomi dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin pemirsa untuk meraih rating (keuntungan) tinggi. Namun di balik itu semua, meskipun para

(4)

elit tampaknya berperang, kepentingan mereka sejatinya sama, melanggengkan kekuasaan mereka atas modal-modal tersebut. Media-media jenis ini, yang dikuasi oleh korporasi-korporas, adalah media ajang kekerasan simbolik antara elit pemilik modal dan menempatkan publik menjadi penonton atau ikut-ikutan semata (follower).

b. Berselingkuh dengan kekuasaan (allied with power).

Teori kekerasan simbolik Pierre Bourdieu mendeskripsikan bagaimana ide-ide dan nilai-nilai dari elit penguasa baik ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik, disampaikan seringkali dengan cara-cara yang tidak kentara, kepada publik. Pandangan Bourdieu ini menyoroti tentang segala materi dari berita hingga hiburan yang dimuat oleh media untuk disampaikan kepada publik. Televisi swasta yang menayangkan live sidang MKD, menjadi medium kekerasan ini dengan menyalurkan pesan yang dibungkus atas nama aspirasi, namun di balik itu memuat ide dan nilai yang ingin dilanggengkan oleh kelas penguasa3.

Mengacu kepada dua pihak yang berperang, yakni ketua DPR/kubu MKD vs menteri ESDM/Freeport, maka peperangan ini sejatinya adalah peperangan antar elit penguasa modal. Dua televisi pemberitaan TV One dan Metro TV jelas terafiliasi dengan dua kubu itu. TV One dimiliki oleh bos partainya ketua DPR, sementara Metro TV dimiliki oleh bos partai pendukung pemerintah-menteri ESDM-Freeport. Freeport sendiri adalah korporasi penguasa modal besar di bidang pertambangan dengan kepentingan mempertahankan status quo kekasaanya atas tambang emas di Papua. Tidak ada yang menyangkal bahwa dua televisi tersebut, meskipun berlawanan haluan, namun keduanya juga berafiliasi dengan kubu-kubu kekuasaan. Dua Media TV jaringan nasional itu cenderung berselingkuh dengan kekuasaan yang bertendensi untuk tidak mendahulukan kepentingan publik. Padahal frekuensi yang mereka pakai untuk bersiaran menyebarluaskan pesan adalah milik publik.

c. Agen demokrasi sekaligus kapitalisme (central of democracy and capitalism).

3 Chivers, Tom, 24 Maret 2012, The Symbolic Violence of Reality Television,

(5)

Pemikir kritis AS Noam Chomsky percaya bahwa Korporasi media adalah bagian dari mesin propaganda yang dikontrol oleh pemerintah dan korporasi swasta. Chomsky memopulerkan istilah "manufacturing consent" untuk menggambarkan dinamika korporasi media sebagai organisasi kapitalistik. Kepentingan dari korporasi tersebut adalah mengontrol arus informasi sebagai kunci menuju kesuksesan finansial. Chomsky sempat menyorot bagaimana media AS yang sarat kepentingan kapitalisme Barat, mendukung invasi RI atas Timor Leste pada tahun 70-an, namun di akhir tahun 90-an, di mana kekuatan komunis Rusia sudah hancur, media AS cenderung mendukung kemerdekaan negara bekas jajahan Portugis tersebut4.

Freeport adalah korporasi kapitalistik yang sudah kuku bisnis tambang emasnya di tanah Papua sejak awal 70-an. Selama kandungan emas di wilayah tersebut masih membawa keuntungan finansial bagi mereka, maka perpanjangan kontrak menjadi sebuah keharusan. Di tengah-tengah kepentingan kapitalis Barat tersebut, muncullah kepentingan-kepentingan kapitalis lokal yang kadang besekongkol kadan berebut untuk menikmati cipratan rejeki.

Media adalah satu pilar penting bagi kehiupan demokrasi. Berlandaskan demokrasi ini, korporasi media memiliki kebebasan untuk mengemas berbagai informasi dengan mengutamakan kepentingan kapitalis pemilik media di atas kepentingan publik. Bourdeu mengistilahkan pesan ini sebagai pesan dengan unsur kekerasan simbolik. Pesan yang bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan para elit terhadap modal-modal yang sudah mereka nikmati.

d. Media mendorong masyarakat menjadi kritis (media create critical society). Uraikan jawaban saudara dengan contoh yang relevan.

Seperti diluas di poin-poin sebelumnya, korporasi media tidaklah berkepentingan atas sikap kritis publik. Manufacturing consent yang digariskan oleh Chomsky berkepentingan atas diserapnya ide-ide dan nilai-nilai oleh publik agar 'patuh' dengan kepentingan hegemoni kekuasaan. Jikapun di dalam ulasannya, media menghadirkan para pengamat atau ahli sebagai nara sumber, mereka dipilih untuk mendukung agenda-agenda

(6)

korporasi media. Agenda tersebut bermuara kepada langgengnya status quo kekuasaan elit penguasa modal.

Hadirnya Internet membawa angin segar bagi sikap kritis publik yang selama ini tidak diakomodasi seluas-luasnya oleh media tradisional (korporasi media). Internet dengan kekuatan sosial media lebih memberi ruang terbuka bagi publik untuk bersikap kritis dan memberikan kontrol kepada kekuasaan para elit.

Namun bukan berarti kepentingan hegemoni kekuasaan tidak bisa masuk ke ruang media sosial. Bergulirnya isu "papa minta saham" di medsos bermula dari akun anonim. Banyak isu-isu politik yang berkembang juga berawal dari akun-akun anonim. Siapakah pemilik akun anonim ini? Kepentingan siapa yang ia bawa saat mereka menggulirkan isu tersebut?

2. Melihat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini, bagaimana pengaruhnya pada bisnis media konvensional seperti TV, radio, dan media cetak khususnya di Indonesia. Jelaskan hal-hal tersebut disertai contoh yang relevan.

Jawab:

Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir semenjak reformasi 1998, industri televisi di Indonesia menikmati masa booming iklan televisi dengan meraih pendapatakan iklan yang luar biasa mengalahkan media-media lain. Namun pada tahun-tahun belakangan semenjak meledaknya penggunaan media sosial, tampaknya masa booming tersebut mulai meredup.

(7)

bahwa pada akhir tahun 2017 belanja iklan media digital akan melampaui belanja iklan televisi5.

Industri televisi di Indonesia juga mulai merasakan dampak serupa. Pada 2015 lalu lintas transaksi bisnis di media baru sudah mencatat angka yang fenomenal. Menkominfo Rudiantara menyatakan setidaknya terdapat transaksi 200 trilyun rupiah tahun 2015 ini lewat media sosial di seluruh Indonesia. Mulai dari perdagangan produk konsumtif sehari-hari hingga berbagai jasa, dan juga jasa pulsa.

ATVSI, Asosiasi Televisi Swasta Indonesia mencatat bahwa setiap tahun lima persen pangsa pasar iklan televisi di seluruh Indonesia telah direbut oleh iklan di sosial media, menggunakan Google, Twitter, Face Book, Path, dan Instagram, lewat jasa-jasa penggunaan link mereka.

Persentase perpindahan iklan dari media konvensional ke sosial media terus bertambah. Tahun 2010 – 2015 , Nielsen mencatat data-data sebagai berikut6:

- Telah terjadi perpindahan tren bermedia dari tradisional ke sosial

- Iklan media televisi tahun 2015 sebanyak lima persen telah pindah ke media sosial

- Unilever, perusahaan industri konsumen terbesar Indonesia, tahun 2016 akan

menyisihkan 50 persen budget iklan media konvensional mereka ke media sosial dan online.

3) Saudara diminta menjelaskan apa yang dimaksud dengan media planning dan

pentingnya media planning bagi sebuah perusahaan media disertai contoh yang relevan pada produk media di Indonesia.

Jawab:

5 Sydney Ember, 7 Desember 2015, Digital Ad Spending Expected to Soon Surpass TV, New York Times

(8)

Media planning adalah proses yang dilakukan oleh pengiklan atau biro iklan menetapkan kendaraan media yang tepat digunakan untuk beriklan7. Ketepatan menjadi

kata kunci karena menyangkut efektivitas penggunaan biaya iklan yang dikeluarkan oleh pihak pengiklan. Iklan yang tidak tepat berarti sama saja membuang uang percuma.

Media planning sangat penting artinya bagi kesuksesan sebuah tindakan periklanan. Media planning adalah kegiatan yang berurusan dengan porsi biaya terbesar dari aktivitas periklanan, yakni biaya yang dialokasikan untuk membayar penempatan iklan dengan lokasi, ukuran, waktu, dan frekuensi yang ditentukan. Media planning membutuhkan orang-orang dengan dua keahlian sekaligus yakni di bidang marketing dan komunikasi massa. Kenapa? Karena seorang media planner memiliki dua peran utama di dalam aktivitas periklanan yakni sebagai analis pasar yang menjadi targey dan mengevaluasi efektivitas saluran yang akan digunakan8.

Salah satu pendekatan yang banyak digunakan oleh para praktisi periklanan khususnya iklan televisi saat ini adalah recency theory. Recency theory mengacu kepada keyakinan bahwa periklanan dan promosi yang paling efektif adalah saat dilakukan sesegera mungkin pada waktu-waktu keputusan untuk membeli sedang diambil oleh konsumen. Semakin lama jeda dari saat-saat keputusan membeli tersebut terjadi, pengaruh iklan dan promosi semakin berkurang. Sebagai contoh, produk makanan cepat saji diyakini akan optimal saat diiklankan menjelang waktu makan malam. Mengiklankan film tepat jika dilakukan pada saat film tersebut dirilis9.

Konsep recency media planning saat ini banyak diterapkan oleh para media planner menggantikan konsep effective frequency media planning karena lebih mengefektifkan pengeluaran iklan. Berbeda dengan konsep effective frequency, konsep recency media planning memiliki karakteristik10:

7 Entrepreneur Staff, Media Planning, http://www.entrepreneur.com/encyclopedia/media-planning, 17 Desember 2015

8 Chand, Smriti, 2015, Importance of Media Planning In the Process of Advertising a Product!,

http://www.yourarticlelibrary.com/advertising/importance-of-media-planning-in-the-process-of-advertising-a-product/22482/

9 Nielsen, Recency Theory, http://audiencewatch.nielsen.com/data/help/glossary/recency/index.htm

10 McDonald, Colin dan Erwin Epran, Recency Versus Effective Frequency in Media Planning, Reader's Digest Newsletter Volume 7 Issue 1,

(9)

- mengutamakan jangkauan bukan frekuensi - mengutamakan continuity bukan flighting - mengutamakan sebaran bukan konsentrasi

4) Dalam kuliah ekonomi media dibahas topik kelayakan binis media. Sehubungan dengan hal tersebut saudara diminta menjelaskan bagaimana menganalisi kelayakan sebuah bisnis media, dengan makin maraknya media sosial digunakan sebagai media promosi atau iklan? Lengkapi uraian saudara disertai contoh yang relevan.

Jawab:

Studi kelayakan bisnis media kurang lebih sama dengan studi kelayakan bisnis jenis usaha lainnya, yakni sama-sama bertujuan untuk mengkaji apakah ide mendirikan usaha media tersebut mampu menghasilkan level cash flow yang memuaskan dan memiliki profitabilitas dalam rentang waktu yang panjang11. Tahap-tahap menyusun studi kelayakan

bisnis, seperti diuraikan oleh penulis dan ahli manajemen Charles Crawford, adalah sebagai berikut:

Tahap pertama

Diawali dengan executive summary. Executive summary dibuat terakhir namun ditampilkan di awal proposal studi kelayakan. Executive summary harus menyajikan gambaran umum yang jelas tentang tujuan utama studi kelayakan bisnis tersebut. Executive summary harus bisa dipahami uraiannya, dari latar belakang hingga kesimpulan, oleh seluruh jajaran manajemen perusahaan maupun pihak-pihak luar seperti perbankan, investor, dan para pemangku kepentingan lain tanpa perlu membaca seluruh materi studi kelayakan tersebut. Bagi bisnis media perlu digambarkan sekilas tentang tujuan dan latar belakang produk media informasi atau hiburan tersebut diluncurkan di wilayah sasaran, siapa khalayak sasarannya, dan apa isinya serta peluang keberhasilannya.

11 Crawford, Charles, How to Write a Feasibility Study for a Business, Demand Media,

(10)

Tahap kedua

Berikan informasi yang relevan tentang produk bisnis tersebut. Berikan gambaran keuntungan untuk customer yang menggunakannya. Deskripsikan produk secara detil dalam bentuk gambar, detil teknis, yang mendukung pemahaman atas bisnis produk bisnis tersebut. Tunjukkan kelebihan-kelebihan produk tersebut dibandingkan produk sejenis yang sudah ada di pasaran. Sebutkan pihak pembuat produk tersebut dan bagaimana mendistribusikannya. Bagaimana dengan hak cipta dan informasi-informasi terkait lainnya.

Sebagai contoh, studi kelayakan sebuah stasiun televisi atau radio selain menyajikan data produksi program-program unggulan dan data teknis umum seperti gelombang yang digunakan dan kekuatan sinyal pemancar, juga harus menyertakan data-data teknis lain terkait perangkat antena pemancar termasuk merk, siapa pembuatnya, dan sertifikat alat yang digunakan. Data-data perangkat produksi seperti kamera, komputer, VTR, switcher, mixet audio, dlll, hingga perangkat-perangkat lunak (softwares). Semua harus ditulis lengkap.

Tahap ketiga

Uraikan khalayak potensial yang menjadi sasaran produk. Berikan estimasi berupa angka yang menunjukkan besarnya potensi pasar yang dituju dari produk tersebut dan berapa estimasi revenue yang didapat. Gambarkan berapa estimasi prosentase share yang diperoleh dari potensi revenue yang ada di pasar sasaran. Berikan gambaran karakter demografis dari pasar yang dituju. Seberapa besar estimasi pertumbuhannya? Bagaimana peta persaingan produk-produk sejenis di pasar tersebut.

(11)

wilayah tersebut, namun potensi pasar iklan di situ tidak sanggup untuk memberikan keuntungan yang diharapkan.

Dengan pesatnya pertumbuhan penggunaan media sosial khususnya melalui perangkat seluler di hampir semua wilayah Indonesia, mendeteksi tren perilaku bermedia khalayak sasaran tentu menjadi sangat penting. Banyak riset yang menunjukkan bahwa naiknya tren bermedia sosial berpengaruh sebaliknya terhadap kepemirsaan televisi.

Maka wajib diperhatikan bagaimana tren bermedia melaui televisi yang sudah ada di wilayah tersebut. Angkanya meningkat atau turun? Bandingkan dengan tren penggunaan media sosial. Jika ternyata tren yang ada tidak seperti yang diharapkan, apakah masih layak bersiaran melalui televisi di wilayah tersebut.

Tahap keempat

Tunjukkan kunci informasi keuangan tentang produk tersebut. Tunjukkan berapa harga yang harus ditetapkan untuk produk tersebut. Berikan gambaran bahwa harga tersebut sesuai dengan kalkulasi yang relevan terhadap semua biaya. Berikan ulasan tentang faktor biaya produksi dan oprasionalisasi bisnis. Berikan gambaran permodalan dan jika diperlukan, kebutuhan modal dari pihak-pihak luar. Berikan gambaran profitabilitas yang diharapkan.

Untuk bisnis media televisi tentu harus bisa menggambarkan berapa harga iklan (rate card) di masing-masing slot sepanjang bersiaran. Harga iklan tersebut sudah harus diperhitungkan dengan biaya produksi dan operasional, juga dengan estimasi daya beli pasar iklan di wilayah tersebut. Tentang permodalan, sebuah lembaga penyiaran memiliki aturan khusus tentang permodalan yang tercantum di dalam UU Penyiaran.

Crawford menekankan bahwa studi kelayakan berbeda dengan rencana bisnis (business plan). Studi kelayakan adalah perangkat untuk mempertimbangkan apakah bisnis tersebut layak dijalankan. Sementara rencana bisnis adalah untuk merencanakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk meralisasikan ide untuk membangun usaha. Studi kelayakan menyediakan informasi bagi rencana bisnis.

(12)

5) Akhir-akhir ini perkembangan media sosial begitu pesat, baik jenis maupun kontennya. Saudara diminta menjelaskan berbagai jenis media sosial yang berkembang saat ini dan tunjukkan mana di antara media sosial itu yang paling berpengaruh dalam kehidupan sosial ekonomi dan politik masyarakat?

Jawab:

Christie Barakat, seorang pengamat media sosial menulis di laman Adweek tentang media-media sosial yang paling berpengaruh secara global di dalam sepuluh tahun terakhir. Tulisannya didasarkan atas infografik yang dibuat oleh Jeremy Waite dikutip dari di Adobe Social12.

12 Barakat, Christie, 18 Maret 2014, The Most Influential Social Networks of 2014,

(13)
(14)

Grafik Tren Penggunaan Media Sosial

Berdasarkan grafik tersebut Barakat memberikan catatan di antaranya adalah sebagai berikut:

(15)

- Banyak pelaku-pelaku bisnis tidak menyadari bahwa Tiongkok memiliki tiga media sosial yang termasuk terbesar dan terkuat di dunia. Sina Weibo (media sosial dati Tiongkok) memiliki tingkat penetrasi yang sama dengan penetrasi Twitter di AS.

- Beberapa merk produk dari Timur Tengah mempercayai YouTube lebih bernilai dibandingkan Facebook atau Twitter.

- Merk-merk dari Spanyol banyak yang tetap fokus menggunakan media sosial lokal mereka, Tuenti dibandingkan Facebook.

Pengamat media sosial yang lain, Randy Milanovic memberikan ulasan di laman Social Media Today tentang 21 media sosial yang menurutnya paling penting di dunia saat ini. Dua teratas diduduki oleh Twitter dan Facebook13.

Twitter

Twitter dianggap sebagai media sosial paling simpel saat ini. Memiliki layanan antar muka (interface) yang mudah dioperasikan, pesan pun dibatasi maksimal 140 karakter. Twitter melahirkan istilah-istilah yang kemudian menjadi sangat terkenal di jagad media sosial seperti trending topic, #hashtag (tanda pagar, tagar), influencer-follower, dan buzzer (istilah marketing melalui Twitter).

Facebook

Banyak orang menganggap media sosial konotasinya adalah Facebook. Meskipun bukan yang pertama, namun Facebook adalah media sosial dengan keanggotaan terbesar di dunia.

Indonesia Republik Medsos

Antonny Liem, konsultan berbagai perusahaan berbasis teknologi online di Indonesia, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sangat aktif bermedia sosial14. Sebanyak 93

13 Milanovic, Randy, 13 April 2015, The World's 21 Most Important Social Media Sites and Apps in 2015,

http://www.socialmediatoday.com/social-networks/2015-04-13/worlds-21-most-important-social-media-sites-and-apps-2015#sthash.NM3yQ59R.dpuf, 17 Desember 2015.

14 Noor, Achmad Rouzni, 23/02/2015, Indonesia 'Negara Paling Berisik' di Media Sosial,

(16)

persen dari pengguna internet di Indonesia, aktif mengakses Facebook. Bahkan Jakarta tercatat sebagai kota dengan pengguna Twitter teraktif di dunia, sehingga disebut sebagai ibukota media sosial. Jumlah mobile subscription yang aktif di Indonesia mencapai 282 jutaan. Di mana 74 persen di antaranya digunakan masyarakat kita untuk mengakses media sosial. Antonny Liem menganggap tren ini sebagai fenomena sosial. Besarnya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap medsos dilatarbelakangi oleh kultur masyarakat Indonesia yang pada dasarnya senang berkumpul dan cenderung haus terhadap hal-hal baru.

Bagaimana media sosial berpengaruh terhadap dinamika politik di Indonesia?

Toto Sugiarto, Peneliti Senior dari Soegeng Sarjadi Syndicate, memberi pandangan bahwa bagi kalangan yang relatif terdidik, kampanye politik menggunakan media sosial saat ini lebih efektif ketimbang baliho dan spanduk15. Orang yang relatif terdidik dan

memiliki wawasan tidak akan percaya isi baliho atau spanduk, tapi lebih percaya pada perkataan teman atau koleganya di media sosial. Toto menganggap media sosial efektif sebagai sarana pertukaran ide. Penyebaran berbagai ide, termasuk isi kampanye via media sosial, berlangsung amat cepat dan hampir tanpa batas. Di Twitter, hanya dengan men-twit, informasi tersebar luas ke seluruh follower, begitu seterusnya dengan cara kerja seperti multi-level marketing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cesty Nur Tribuana tentang pilpres 2014 yang dimuat di laman kementrian luar negeri menunjukkan bahwa media sosial seperti Twitter dan Facebook menjadi pilihan media untuk mengampanyekan visi dan misi dari dua kandidat Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa16. Melalui media sosial, pendukung kedua kandidat Presiden dapat

membagi kegiatan kampanye maupun menggalang gerakan massa. Dibandingkan dengan media kampanye lain, media sosial memiliki kelebihan-kelebihan yang membuatnya dipilih sebagai media kampanye politik. Kemampuan untuk menembus batas ruang dan waktu, serta kemudahan akses media sosial dan rendahnya biaya yang dibutuhkan, menjadi alasan mengapa media sosial menjadi pilihan para politisi dalam mengampanyekan visi dan

15 Sugiarto, Toto, 2 Maret 2014, Media Sosial dalam Kampanye Politik,

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/29/1153482/%20Media.Sosial.dalam.Kampanye.Politik, 17 Desember 2015

16 Tribuana, Cesty Nur, 2014, Demokrasi Media Sosial pada Masa Pemilihan Presiden 2014,

(17)

misinya kepada masyarakat. Pemanfaatan media sosial untuk kampanye politik tentu bukan tanpa alasan. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia. Sebagaimana dirilis oleh Webershandwick, pada akhir tahun 2013 pengguna Facebook di Indonesia mencapai 65 juta pengguna aktif. Sedangkan untuk pengguna Twitter di Indonesia pada kurun waktu tersebut sebesar 19,5 juta dari 500 juta pengguna global. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi para politisi maupun para simpatisan tokoh-tokoh politik untuk mengampanyekan program-program politik di Indonesia.

Bagaimana pengaruh medsos terhadap kehidupan ekonomi masyarakat? Wartawan senior Budiarto Shambazy memandang bahwa penggunaan media sosial di Indonesia saat ini belum sepenuhnya digunakan untuk kepentingan di bidang ekonomi bisnis seperti apa yang dilakukan negara berkembang. Menurutnya Indonesia, tidak seperti AS, yang menggunakan medsos untuk kemajuan di bidang ekonomi, khususnya kemajuan UKM, di antaranya memotong jalur pemasaran dengan meminimalkan perantara bagi petani atau nelayan, sehingga keuntungan bisa maksimal17.

6) Dengan berbagai potensi yang dimiliki media, apakah saudara melihat peluang media dimanfaatkan untuk kepentingan (ekonomi, ketahanan, dan politik) nasional? Lengkapi uraian saudara dengan contoh yang relevan.

Jawab:

Media dan kepentingan ekonomi nasional

Urusan kepentingan ekonomi nasional dengan media mencakup bagaimana media secara isi berpihak kepada kepentingan dan memberikan nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Media yang memproduksi dan menyebarluaskan isi sebagai komoditas, secara langsung memberikan nilai tambah terhadap nilai sumber daya komunikasi (kreatif), obyek traveling, kuliner, produk teknologi baru, kerajinan, dan

17 Yunisa, 26 November 2015, Netizen Diharapkan Sering Sampaikan Pesan Nasionalisme di Media Sosial,

(18)

obyek-obyek lain yang menarik serta talenta-talenta yang mendapatkan nilai tambah langsung dari industri media.

Di luar industri media itu sendiri, industri ini mendorong laju pertumbuhan pada industri lain seperti periklanan, rumah produksi, elektronika, termasuk di dalamnya teknologi komunikasi informatika-komputer (hardware dan software) di mana media baru mengambil peranan yang signifikan. Dari sudut pandang kepentingan nasional, munculnya merk-merk produk perangkat elektronika keras dan lunak dalam negeri selayaknya mendapatkan apresiasi dan stimulus agar mengarah kepada kemandirian ekonomi nasional.

Peningkatan pesat penggunaan media sosial telah membuka keran arus uang ke beberapa daerah yang memiliki potensi menarik untuk traveling. Selain itu, medsos juga berperan menyebarluaskan materi pendidikan-tutorial kepada para pengguna lain dan di dalam praktiknya terbukti memicu aktivitas produksi yang membawa nilai tambah. Namun memudarnya sekat-sekat nasional pada media baru membawa kepada isu pelanggaran hak kekayaan intelektual dari sebuah negara oleh negara lain. Kasus penayangan tradisi-tradisi Indonesia pada materi video pariwisata Malaysia menimbulkan pergesekan di level maya maupun level hubungan diplomatik.

Media dan kepentingan ketahanan nasional

Perkembangan bisnis media saat ini tak bisa lepas dari dinamika penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial di Indonesia yang jumlahnya sudah melampaui seratus juta orang menunjukkan dominasi media baru ini dibandingkan media-media lain (media tradisional). Dilihat dari kepentingan penggunaannya, Hariqo Wibawa Satria dari Komunikonten membagi publik media sosial ke dalam tiga level, yakni; pertama, mereka yang menggunakan medsos untuk kepentingan pribadi; kedua, mereka yang menggunakan medsos untuk kepentingan organisasi, dan; ketiga, mereka yang menggunakan media sosial untuk kepentingan nasional.

Terkait dengan kepentingan nasional, Hariqo menengarai jumlah pengguna media sosial untuk kepentingan nasional belum banyak, meskipun terus meningkat, terlihat dari banyaknya anak-anak muda yang mempromosikan pariwisata, kuliner dan produk-produk lokal Indonesia dengan sukarela di media sosial18. Namun untuk isu separatisme seperti

18 Dinisari, Mia Chitra, 28 November 2015, Ini 3 Tipe Pengguna Media Sosial di Indonesia,

(19)

Papua merdeka yang dengan rapi disampaikan kelompok separatis di internet, intervensi negara-negara lain ke Indonesia, belum banyak pengguna media sosial yang melakukan pembelaan terhadap NKRI. Prinsip membela kepentingan nasional menurut Hariqo, bisa dilakukan di media sosial dengan kaidah "use soft word, hard argument" yang berbasis data.

Bagaimana dengan kepentingan nasional bisnis media tradisional? Dennis McQuail, di dalam bukunya Teori Komunikasi Massa memaparkan uraian tentang teori ekonomi-politik media19. Pendekatan ini selain memberi perhatian kepada dinamika media berdasarkan

prinsip-prinsip ekonomi, juga kepada pengaruh politik-ideologi terhadap media tersebut. Politik-ideologi suatu negara sangat mempengaruhi isi dan muatan media tersebut. Isu kepemilikan terhadap organisasi media menjadi hal yang krusial.

Terkait hal ini, guru besar Ilmu Komunikasi Unpad, Dedi Mulyana berpendapat bahwa Indonesia mempunyai ideologi dan agenda yang tidak sama dengan negara lain20.

Kepemilikan asing terhadap media harus dibatasi karena media bisa dipaksa untuk mendahulukan kepentingan asing, namun merugikan Indonesia. Dedi menggaris bawahi bahwa pembatasan kepemilikan asing tersebut menyangkut seluruh jenis media massa, baik televisi, radio, cetak, dan portal. Media-media massa tersebut harus dijalankan dengan kepemilikian mayoritas nasional, sehingga diharapkan lebih mendahulukan kepentingan dan karakter bangsa ke depan dan tidak hanya kepentingan ekonomi semata.

Media dan kepentingan politik nasional

H.J.Morgenthau mendefinisikan kepentingan nasional sebagai kepentingan bangsa secara menyeluruh terlepas dari kepentingan di wilayah-wilayah subordinat atau kelompok-kelompok atau bangsa-bangsa (negara-negara) lain atau kelompok-kelompok-kelompok-kelompok supra nasional21.

19 McQuail, D. (2005) McQuail's Mass Communication Theory. (5th edition). London: Sage Publications.

20 Antara, Kepemilikan Asing di Media Harus Dibatasai,

http://www.antaranews.com/print/243120/kepemilikan-asing-di-media-massa-harus-dibatasi, 13 Desember 2015

(20)

Konsep kepentingan nasional digunakan di dalam ilmu politik baik pada tataran analisis maupun praktik. Di dalam tataran analisis konsep ini digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, atau mengevaluasi sumber-sumber dari kebijakan luar negeri sebuah negara. Sementara di dalam tataran praktis, konsep kepentingan nasional digunakan sebagai landasan untuk menjustifikasi, menyuarakan, atau menawarkan kebijakan-kebijakan22.

Lalu apa kepentingan nasional Indonesia? Di laman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) tertulis hakikat dari kepentingan nasional Indonesia adalah menjamin kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 194523. Uraiannya

sebagaimana yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kepentingan nasional tersebut diaktualisasikan salah satunya dengan pelaksanaan politik luar negeri bebas dan aktif.

Bagaimana posisi media? Jabaran kepentingan politik nasional di dalam tataran praktik tidak semudah seperti apa yang dikonsepkan. Media sebagai saluran dari berbagai kepentingan ditantang untuk jeli melakukan verifikasi pesan-pesan yang disuarakan dari sumber-sumber yang mengatasnamakan kepentingan nasional, tapi bisa jadi di balik itu terselip kepentingan kelompok tertentu.

Di dalam kondisi media seperti ini, perspektif kritis memandang media massa telah menjadi saluran yang menyebarkan kepentingan kelompok yang berkuasa dalam rangka mengekalkan kekuasaannya. Kepentingan kelompok yang berkuasa ini selalu dibungkus dengan kemasan kepentingan nasional. Kelompok berkuasa berusaha agar kelompok-kelompok lain tunduk atas kepentingan mereka dengan sukarela atau tanpa disadari. Kondisi ini disebut “hegemoni”24.

22 Rosenau, James, 2008, National Interest, http://www.encyclopedia.com/doc/1G2-3045000855.html, 14 Desember 2015

23 Soenanda, Moenir Ari, 2007, Kepentingan Nasional Indonesia Di Dunia Internasional,

http://ditpolkom.bappenas.go.id/?page=news&id=31

(21)

Di Indonesia pada masa Orde Baru, semua media massa dikontrol ketat oleh penguasa. Kebanyakan media menjadi corong untuk melanggengkan kekuasaan ABRI dan Golongan Karya atas kehidupan politik serta sektor-sektor lainnya. Dengan alat kontrol berupa surat ijin usaha penerbitan (SIUP) yang setiap saat bisa dicabut sepihak tanpa harus melalui proses hukum, kekuasaan orde baru benar-benar mengekang kebebasan pers.

Bagaiamana media setelah reformasi 1998? Pada praktiknya masih setali tiga uang. Hegemoni kekuasaan atas sumber-sumber modal dan politik menjadikan media tunduk kepada segelintir pemiliknya. Bahkan kini media tradisional terjebak ke dalam konstelasi kepentingan-kepentingan kekuasaan yang bersifat partisan. Media mendukung dan menyuarakan kepentingan pihak tertentu dan menegasikan kepentingan pihak lawan politik.

Hal tersebut tampak sangat menonjol pada pemilihan presiden 2014. Media televisi seperti MetroTV dan TVOne tidaklah menyajikan informasi secara seimbang dan proporsional namun sudah menjadi partisan pihak-pihak yang bersaing di dalam pemilihan presiden. Apakah kedua televisi itu melakukan praktik tersebut berlandaskan kepentingan nasional?

7) Bila dilihat operasional media di Indonesia dari sisi kepentingan publik, bagaimana saudara menjelaskannya disertai contoh yang relevan.

Jawab:

Mengacu kepada the Random House Dictionary, definisi kepentingan publik adalah25:

1. Kesejahteraan atau kebaikan untuk publik secara umum; kesejateraan umum.

2. Sesuatu yang menarik atau relevan dengan perhatian publik.

Media massa adalah intitusi yang bekerja dengan memberi perhatian kepada kepentingan publik. Terpenuhinya kebutuhan dan kebaikan bagi publik oleh pemerintah menjadi

(22)

orientasi utama media massa agar senantiasa terjamin. Televisi swasta yang bersiaran menggunakan frekuensi publik seharusnya lebih terbebani oleh tanggung jawab ini.

Sebagai contoh, publik saat ini membutuhkan sarana transportasi umum yang lebih layak. Maka media bisa secara konsisten mengulas;

1. Kondisi-kondisi nyata bagaimana kesulitan publik yang menggunakan sarana transportasi umum.

2. Dampak dari tidak maksimalnya sarana transportasi umum di antaranya kemacetan yang semakin parah, pemborosan bahan bakar, polusi di jalan raya dan ekonomi biaya tinggi.

3. Upaya-upaya pemerintah dalam rangka perbaikan dan pembangunan sarana transportasi umum.

4. Pandangan-pandangan kritis dari berbagai kelompok kepentingan (ekonomi, bisnis, ideologi-politik, profesi, buruh, pedagang kecil, petani-nelayan dll) terhadap pemerintah yang tidak maksimal membangun sarana tranportasi umum.

5. inovasi-inovasi baik pemikiran maupun temuan yang memberikan solusi bagi permasalahan di bidang transportasi umum.

Ironisnya media-media di Indonesia setiap musim Lebaran seolah 'merayakan' sebuah kegagalan kronis pemerintah mengatasi masalah tranportasi dengan melaporkan dengan sudut pandang 'penuh pemahaman' atas kemacetan parah yang terjadi di sepanjang jalur mudik. Dari tahun ke tahun kemacetan arus mudik semakin parah, namun sudut pandang liputan media tidaklah menjadi semakin tajam.

Di sisi lain, bagaimana dengan tajamnya televisi mengulas seputar kehidupan pribadi selebritas? Apakah itu merupakan kepentingan publik? Berita-berita yang populer disebut infotainment ini jauh dari apa yang dinamakan kepentingan publik. Meskipun infotainment mungkin dirasa penting bagi sebagian publik, namun informasi ini bukanlah kepentingan publik. Infotainment tidak terkait dengan pajak yang dibayar publik ke pemerintah.

(23)

bisnis dan industri media 3 (tiga) tahun terakhir dari kepentingan sosial, content, serta kontribusinya terhadap kenyamanan dan kerukunan sosial di masyarakat.

Jawab:

Pertumbuhan media online di tanah air memang telah menyodok pertumbuhan bisnis media cetak. Namun pemilik Jawa Pos Grup Dahlan Iskan pada 2015 ini masih meyakini bisnis media cetak di Indonesia tidak akan mati oleh gerusan media online. Media news online, berdasarkan pengamatannya, belum dapat menjadi bisnis yang bisa diandalkan. Penelitian yang Dahlan lakukan selama dua tahun menunjukkan bahwa masyarakat masih bergantung informasi kepada media cetak ketimbang online. Ia menyimpulkan bahwa media cetak tak pernah mati, tapi hanya akan berkurang jumlahnya26.

Selain itu, berdasarkan pengalamannya selama puluhan tahun mengelola bisnis media, kondisi saat ini oleh Dahlan Iskan disamakan dengan era kemunculan radio. Saat itu banyak yang menganggap era media cetak sudah habis. Kemudian muncul era televisi yang dinilai bakal mengubur radio. Namun semua prediksi itu ternyata tidak terbukti.

Keyakinan Dahlan Iskan bisa jadi ada benarnya. Sejarah bisnis surat kabar di Indonesia sudah cukup lama dan tak lepas dari perjalanan sejarah modern bangsa ini. Hingga lebih dari tiga abad sejak media cetak terbit pertama kali di bumi Indonesia, terbukti hingga kini surat kabar masih beredar di tengah masyarakat meski oplahnya mengalami pasang surut.

Bagaimana hubungan perkembangan bisnis surat kabar dengan konflik-konflik horisontal yang terjadi di Indonesia? Meskipun kini tengah surut, banjir bisnis surat kabar di Indonesia pernah terjadi sesaat setelah reformasi 1998. Saat di mana tingkat kerukunan dan kenyamanan hidup masyarakat Indonesia berada di titik yang terhitung paling rendah. Konflik antar agama yang meluas kemudian memuncak menjadi peperangan antara agama Islam dan Kristen di Ambon adalah salah satu di antaranya.

Saat itu ekspansi bisnis surat kabar tengah merebak hampir di seluruh kota di Indonesia. Kelompok bisnis media Jawa Pos News Network (JPNN) adalah termasuk yang terdepan. Begitu bersemangatnya ekspansi bisnis yang dilakukan oleh group media yang berpusat di Surabaya ini, di kota Ambon, di mana tengah terjadi konflik peperangan antara

26 Wasono, Hari Tri, 8 Desember 2015, Banjir Media Online, Dahlan Yakin Media Cetak Tetap Eksis,

(24)

agama Islam dan Kristen, mereka mendanai beroperasinya bisnis dua surat kabar sekaligus. Satu surat kabar yakni Suara Maluku yang didominasi wartawan beragama Kristen dan satu lagi Ambon Ekspress yang didirikan belakangan, berisi wartawan-wartawan Islam27.

Keberadaan dua surat kabar ini menambah panas konflik yang terjadi karena keduanya hanya memberitakan berdasarkan kepentingan masing-masing kubu yang bertikai secara sepihak. Kondisi ini memicu keprihatinan dan keraguan terhadap komitmen bisnis media untuk kepentingan kerukunan hidup masyarakat.

Kini masa booming bisnis surat kabar sudah lewat sejak merebaknya media internet melalui perangkat nirkabel. Dengan keunggulannya yang tidak mampu ditandingi oleh surat kabar, aplikasi berita online dan media sosial kini lebih digandrungi masyarakat. Pengaruh content surat kabar terhadap kehidupan sosial masyarakat pun meredup. Peran ini digantikan oleh media sosial.

Agak berbeda dengan surat kabar yang sempat dicurigai berpihak kepada konflik di tengah masyarakat, media sosial lebih memiliki peluang untuk meredakannya. Wartawan senior, Budiarto Shambazy mengamati bahwa keberadaan media sosial berpeluang besar menjadi perangkat baru dalam penanggulangan terhadap ancaman perpecahan yang setiap saat bisa terjadi di Indonesia. Menurutnya kini masyarakat tidak lagi menyimak laporan dari intelijen namun lebih melirik kepada media sosial.

Pemerintah bisa mengambil keuntungan dari merebaknya penggunaan media sosial di tengah masyarakat dengan memanfaatkannya sebagai saluran sosialisasi informasi terkait keamaan nasional secara lebih efektif. Direktur SMCE Rouf Qusyairi menganjurkan kepada pemerintah dalam upayanya menanggulangi isu perpecahan dengan memanfaatkan media sosial untuk lebih cepat meredam gerakan-gerakan yang mengancam kerukunan hidup masyarakat28.

Di sisi lain ancaman terhadap kerukunan dan kenyamana hidup masyarakat tetap ada melalui media sosial. Merebaknya paham garis keras seperti ISIS ke Indonesia terjadi

27 Khairuddin, Fahrul, 26 Januari 2013, Sejarah Konflik Dibalik Lahirnya Koran Ambon Ekspres,

http://www.kabarkami.com/sejarah-konflik-dibalik-lahirnya-koran-ambon-ekspres.html, 17 Desember 2013

28 Yunisa, 26 November 2015, Netizen Diharapkan Sering Sampaikan Pesan Nasionalisme di Media Sosial,

(25)

melalui media sosial. Keahlian seperti merakit bom dan senjata lain yang dimiliki pelaku teror di sini, banyak yang diperoleh melalui media sosial.

9) Kenapa media harus memperhatikan kepentingan publik (public interest) dalam menjalankan bisnisnya? Uraikan jawaban saudara dengan contoh.

Jawab:

Idealnya sebuah institusi media dijalankan di atas landasan kepentingan publik. Tokoh pendidikan dari AS, John Dewey menegaskan bahwa pekerjaan media adalah untuk menarik perhatian publik terkait dengan kepentingan publik29.

Terkait dengan kepentingan publik, McQuail dan van Cuilenburg (2003) menguraikan tiga fungsi utama media, yaitu; political, social-cultural, dan economic30.

Political function dari media adalah media sebagai saluran yang menyuarakan kepentingan publik di dalam kehidupan demokrasi. Media adalah sarana partisipasi politik publik untuk memberikan pengaruh kepada kebijakan-kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah. Media juga merupakan saluran bagi pandangan-pandangan yang mengkritisi pemerintahan dan menawarkan solusi-solusi dan ide-ide baru bagi publik.

Social cultural function memandang media sebagai saluran ekspresi-apresiasi kebudayaan dan kesenian bagi publik, baik publik sebagai pencipta maupun penikmat. Media berperan serta di dalam penciptaan dan pelestarian identitas budaya suatu bangsa. Hal ini juga berlaku di dalam bidang olah raga.

Tak bisa dipungkiri bahwa aktivitas media di dalam menjalankan dua fungsi di atas menciptakan peluang-peluang bisnis yang mendatangkan keuntungan ekonomis. Dilandasi oleh motif mencari keuntungan ini membuat institusi-institusi media banyak yang tumbuh besar dan menjadi sebuah industri yang diperhitungkan di dalam kancah perekonomian nasional.

29 Media in The Public Interest, 2003, http://www.mediainthepublicinterest.org/main/, 12 Desember 2015

(26)

Problem mendasar dari media dan kepentingan publik di Indonesia, khususnya di industri media televisi adalah kepemilikannya oleh segelintir orang, McQuail menyebutnya kepemilikan yang memusat secara vertikal. Harry Tanoe (MNC grup), Surya Paloh (Metro TV), Aburizal Bakrie (ANTV dan TV One) serta Chaerul Tanjung (Trans TV dan Trans 7), dan Sariaatmadja (Indosiar dan SCTV). Sorotan diberikan karena adanya indikasi pelanggaran kaidah jurnalisme, yaitu ketika berbagai pemberitaan, talk show, wawancara yang ditayangkan televisi-televisi tersebut secaa tidak berimbang sarat dengan kepentingan dan haluan politik dari pemiliknya31.

10) Kenapa media harus memperhatikan kepentingan sosial (social interest) dalam menjalankan bisnisnya? Uraikan jawaban saudara dengan contoh yang relevan.

Jawab:

Konsep social interest mengacu kepada teori psikologi individual yang digagas oleh psikiater asal Austria, Alfred Adler (1870-1937). Dipahami secara sederhana, social interest adalah sikap individu untuk mau bersama-sama dengan orang lain melakukan kerja sama untuk kebaikan bersama32. Gagasan Adler tentang social interest ia bahasakan dalam bahasa

Jerman dengan istilah “Gemeinschaftsgefuhl" yang terjemahannya dalam bahasa Inggris adalah "community feeling". Social interest merupakan istilah lawan dari private interests atau private concerns yang diartikan sebagai kepentingan pribadi. Berpijak kepada konsep ini Adler menawarkan pemahaman tentang "style of life" atau gaya hidup seseorang yang ia rumuskan sebagai narasi pribadi atas ujudnya di dunia ini, di mana dengan ia memiliki social interest menunjukkan bahwa ia menganut gaya hidup yang berguna atau "useful style of life". Namun jika ia tidak memiliki social interest maka ia hanya akan berpusat kepada dirinya sendiri atau self-absorbed dan hanya peduli kepada dirinya sendiri dan gaya hidupnya akan disebut sebagai "useless"33.

31 Budi, Setio, 19 Agustus 2014, Televisi dan Kepentingan Publik, Bernas Jogja,

http://fisip.uajy.ac.id/2014/09/30/televisi-dan-kepentingan-publik/, 13 Desember 2015.

32 Editor of Encyclopaedia Britannica, 17 Deaember 2015, Social interest,

(27)

Memahami social interest dikaitkan dengan media, maka secara sederhana media kita ibaratkan sebagai individu yang memiliki atau tidak memiliki social interest. Media yang memiliki social interest akan bersama-sama dengan masyarakat melakukan kerjasama demi kebaikan bersama. Media yang tidak memiliki social interest akan berpusat kepada dirinya sendiri dan bekerja untuk kebaikan dirinya sendiri. Media dengan social interest dikategorikan menganut useful style of business (life), sedangkan jika tidak maka media tersebut bisa dicap sebagai useless.

Sebagai intitusi bisnis, media tradisional memang memiliki keunikan dibandingkan institusi-institusi bisnis yang lain. Media lebih dituntut untuk memperhatikan social interest karena produk-produk informasi yang dihasilkan, apalagi yang disalurkan melalui frekuensi milik publik, telah diatur berdasarkan seperangkat aturan hukum dan etik demi kebaikan bersama, bukan hanya kebaikan bagi pihak tertentu.

Kita bisa menilai seberapa besar perhatian media-media di indonesia terhadap social interest melalui analisis terhadap isi media tersebut, baik informasi maupun hiburan, dikorelasikan dengan hasil pengamatan terhadap publik penggunanya. Apakah setelah sekian lama di mana media-media tradisional itu telah bertransformasi menjadi industri besar yang menghasilkan uang triliunan rupiah tiap tahun, publik penggunanya juga mengalami perubahan kehidupan menjadi lebih baik secara signifikan? Sebagai contoh, apakah kenaikan signifikan revenue televisi dengan menayangkan program sinetron dan infotainment dengan rating tinggi melalui frekuensi milik publik, berkorelasi dengan perbaikan signifikan tingkat kehidupan publik yang mengkonsumsinya, seperti menjadi lebih luas wawasannya, cerdas, kreatif, produktif, dan bermanfaat buat orang-orang di sekitarnya? Jika hasil pengamatan obyektif terhadap publik konsumen sinetron dan infotainment tersebut ternyata tidak mendapati korelasi yang positif, maka 'gaya hidup' media massa tersebut bisa dicap sebagai 'useless'.

33 Kronemyer, David, 3 Oktober 2009, Alfred Adler’s Concept of “Social Interest”,

Gambar

Grafik Tren Penggunaan Media Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu orang-orang yang mengerjakan sesuatu yang telah dilarang; baik dosa-dosa besar yang berhubungan dengan sesama manusia ( ijram ) maupun dosa-dosa yang berhubungan dengan

Metode kerja kelompok yaitu dimana siswa dikelompokan dengan cara sesuai kebutuhan. Berdasarkan jumlah siswa ada kelompok yang berjumlah 4, 5, atau 6 siswa.

Tujuan Tugas - Tujuan tugas adalah agar mahasiswa dapat memahami konsep keamanan dan kontrol sistem informasi serta peranan pengendalian dan pengawasan sistem informasi

Kabupaten Lamandau merupakan sebuah Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang

Jika anda sudah menghapus product, maka akan muncul tombol Silahkan [ insert ] / [edit ] [edit] : Berfungsi untuk mengubah product yang sudah ada. [insert] : Berfungsi

Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Y memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M2

STANDAR 0 %.. RASIONAL Obat essensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi

Dari analisis yang dilakukan terhadap hasil penelitian didapat perolehan bioetanol per jumlah bahan baku awal yang terbaik adalah 12,5 ml/kg dengan densitas sebesar 0,962