PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournament) TERHADAP AKTIVITAS DAN
PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Proposal)
Oleh
DWI CHERI LESTARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RIA RATNA FAUZIAH
Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran Biologi. Keterampilan berpikir kritis ini digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari,
dan untuk bersaing pada era globalisasi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model
pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.
Penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok non-ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang
ditentukan secara purpossive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata pretes, postes, dan
Ria Ratna Fauziah
iii
5%. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata N-gain siswa yang menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe TAI adalah 0,60 sedangkan siswa yang menggunakan media gambar melalui metode diskusi sebesar 0,48.
Rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kritis semua indikator yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi (eksperimen = 47,01; kontrol = 40,88).
Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati berkriteria tinggi tinggi (eksperimen = 79,90%; kontrol = 69,07%). Selain itu, sebagian besar siswa (91,17%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa.
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
RIA RATNA FAUZIAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Ria Ratna Fauziah Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024043 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ...………..
Sekretaris : Rini Rita Marpaung, S.Pd., M.Pd. ..………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ……….
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 16 September 1990, yang merupakan anak
ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Almarhum Bapak Baksir Luha dan Ibu
Aenah.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Setia Kawan Panjang pada tahun
1996, SD Negeri 1 Panjang Utara (1996-2000), SD Negeri 1 Perumnas Way
Halim (2000-2002), SMP Negeri 19 Bandar Lampung (2002-2005) dan SMA
Negeri 5 Bandar Lampung (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila melalui jalur Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Biologi Dasar periode 2010-2011 serta menjadi asisten praktikum Mikrobiologi
Dasar pada tahun 2012. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMP Negeri 5 Padangcermin, Pesawaran dan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tematik di Desa Gunung Rejo Kabupaten Pesawaran (Tahun 2011) serta
melakukan penelitian pendidikan di SMA Assalam Tanjungsari untuk meraih
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji hanya milik Allah, atas segala rahmat dan nikmat tak terkira yang selalu dicurahkan-Nya kepadaku dan semua umatNya... Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW... Dengan segenap kerendahan hati, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cintaku kepada:
Wonder woman Emak yang tanpa lelah merawat dan membesarkan aku, yang selalu mendoakan, menguatkan, dan mendukungku menuju kebahagiaan, serta almarhum ayah tercinta yang selalu ku rindukan.
Kak Ade yang selalu mendukungku, Agung, Ladi, dan Ica yang selalu ku sayangi. Para pendidik dan dosen yang terhormat, atas segala ilmu, nasihat, dan
bimbingan yang telah diberikan.
Saudariku d’RAMA, Nene (Prisilia), Anggun, dan Mis yang selalu membantuku, menyemangatiku, dan tetap setia mendukungku ketika ku terpuruk.
AngeLic Hany, Vina, Lely, Nena dan sahabat-sahabatku dari kecil yang selalu mengerti aku dan menyayangiku.
Apriadi Argo.
Mandibula: Prisilia, Mis, Andun, Eko rana, Aa’Trisu, Ardi ce, Taya, Wahyu, Bea, Aul, Dwisus, Darma, Eka, Rindi, Yupe, Arista, Ika, Chuwee, Siti, DO, Ajeng, Bang Dzul, Iska, Opie, Nia, Rina, Ulin, Okta uget, Deny, Ririn, Imatul, Nung, Wina, Harry, Melda, Obie, Hadi, Yudi, Pendra, yang selalu
menyemangatiku.
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´”
(Al-Baqarah:45)
“Tugas kita adalah menghabiskan jatah gagal kita, agar mau tidak mau kita ‘terpaksa’ sukses”
(Mario Teguh)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ria Ratna Fauziah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024043
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM
PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap
SMA Assalam Tanjungsari Tahun Ajaran 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
xii
5. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
6. Drs. Darlen Sikumbang,M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran
perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf tata usaha PMIPA;
8. Sudarno, S.Pd.I., selaku Kepala SMA Assalam Tanjungsari, Novi Firdiani,
S.Pd. , dan seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi SMA Assalam
Tanjungsari atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
9. Teristimewa orang tuaku tercinta yang tak pernah berhenti mendoakan dan
menguatkanku; serta kakak dan adikku atas kasih sayang dan dukungan yang
kalian berikan;
10. Saudariku Anggun Y.S. Prisilia Anggun L, dan Misriyanti atas kebersamaan
dan kekeluargaan yang kita bangun;
11. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan
adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP Unila atas bantuan dan persahabatan
yang kalian berikan;
12. Jevri Setia Nugraha atas bantuannya dalam pembuatan multimedia interaktif;
13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan semoga
skripsi ini bermanfaat, Aamiin.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia Interaktif ... 12
B. Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ... 16
C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 21
G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 42
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 44
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model TAI ... 45
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48
xiv V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN 1. Silabus ... 79
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 88
3. Lembar Kerja Kelompok ... 117
4. Soal Pretes dan Postes ... 218
6. Data Hasil Penelitian ... 230
7. Analisis Statistik ... 243
8. Foto-Foto Penelitian ... 258
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ... 18
2. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 22
3. Kriteria skor N-gain ... 38
4. Kriteria peningkatan KBK siswa ... 39
5. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa ... 43
6. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa ... 43
7. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 44
8. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 45
9. Item pernyataan pada angket ... 46
10.Skor per soal angket ... 46
11.Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model TAI ... 47
12.Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI... 47
13.Hasil uji normalitas, homogenitas, t1 dan t2 nilai rata-rata (pretes, postes, dan N-gain) KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 49
14.Hasil analisis rata-rata N-gain tiap indikator KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 50
15.Data peningkatan KBK oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 51
xvi
18.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 231
19.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 232
20.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 208
21.Analisis indikator KBK kelas eksperimen ... 209
22.Analisis indikator KBK kelas kontrol ... 210
23.Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen ... 211
24.Aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol ... 212
25.Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 213
26.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata pretes ... 213
27.Hasil uji satu pihak pretes ... 214
28.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 215
29.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata postes ... 215
30.Hasil uji satu pihak postes ... 216
31.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 217
32.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain .... 217
33.Hasil uji satu pihak N-gain ... 218
34.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin kelas eksperimen dan kontrol ... 219
35.Hasil uji Mann-Whitney U N-gain pada aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin kelas eksperimen dan kontrol ... 219
36.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek keterampilan memberikan alasan kelas eksperimen dan kontrol ... 220
37.Hasil uji Mann Whitney U N-gain pada aspek keterampilan memberikan alasan kelas eksperimen dan kontrol ... 220
xvii
39.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain
pada aspek merekonstruksi argumen kelas eksperimen dan kontrol ... 221 40.Hasil uji satu pihak N-gain pada aspek merekonstruksi argumen
kelas eksperimen dan kontrol ... 222 41.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek menginterpretasikan
pernyataan kelas eksperimen dan kontrol ... 223 42.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain
pada aspek menginterpretasi pernyataan kelas eksperimen dan
kontrol ... 224 43.Hasil uji satu pihak N-gain pada aspek menginterpretasi pernyataan
kelas eksperimen dan kontrol ... 225 44.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek menggeneralisasi kelas
eksperimen dan kontrol ... 225 45.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain
pada aspek menggeneralisasi kelas eksperimen dan kontrol ... 226 46.Hasil uji satu pihak N-gain pada aspek menggeneralisasi kelas
eksperimen dan kontrol ... 227 47.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek merumuskan
alternatif-alternatif untuk solusi kelas eksperimen dan kontrol ... 227 48.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada aspek merumuskan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat
menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu
keterampilan berpikir yang sistematis, logis, kritis dan kreatif yang
digunakan untuk memperoleh, memilih dan mengolah informasi. Oleh
karena itu, keterampilan berpikir tersebut dapat dikembangkan melalui suatu
program pembelajaran salah satunya adalah melalui pembelajaran biologi.
Biologi termasuk dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yaitu pada tingkatan pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri (BSNP,
2006:3). Selain itu, Biologi merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dengan tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif dan deduktif, menggunakan konsep dan prinsip biologi. Dengan
demikian pembelajaran biologi diharapkan menghasilkan peserta didik yang
memiliki keterampilan berpikir, terutama berpikir kritis. Sebab keterampilan
berpikir kritis menjadi penentu kemampuan siswa dalam menjawab
2
keterampilan ini akan dipakai untuk pengembangan potensi siswa dan
kecakapan hidup (life skill) kelak ketika sudah terjun dalam masyarakat,
khususnya untuk dapat beradaptasi dalam persaingan dunia kerja.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Assalam Tanjung
Sari, diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah.
Selama pembelajaran, keterampilan berpikir kritis yang muncul hanya
bertanya dan menjawab pertanyaan. Siswa yang bertanya pun hanya
beberapa orang saja sedangkan yang lainnya cenderung pasif. Kemungkinan
hal ini disebabkan kurangnya pemberdayaan keterampilan berpikir kritis.
Selama ini guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional
yaitu ceramah dan diskusi.
Metode ceramah dirasa bersifat monoton, karena selama berlangsungnya
pembelajaran, aktivitas yang dilakukan siswa hanya mendengarkan dan
mencatat pokok-pokok yang diterangkan oleh guru sehingga terkesan teacher
centered. Selain ceramah, metode diskusi yang digunakan dirasa
membosankan karena hanya beberapa siswa saja yang aktif dan sebagian
besar lainnya cenderung pasif, sehingga selama ini keterampilan berpikir
kritis siswa belum dikembangkan selama proses pembelajaran. Menurut
Hasnunidah (2009:1) kondisi tersebut tidak memberdayakan siswa untuk mau
berpikir dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya
(learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya,
3
pemahaman, dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to
how dan learning to know).
Maka itu, perlu adanya penggunaan metode dan media pembelajaran yang
tepat agar siswa dapat menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari,
dan siswa dituntut untuk membangun keterampilan berpikir kritisnya dengan
menghubungkan suatu konsep-konsep baru dengan pemahaman yang sudah
ada.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran Biologi sangat penting
peranannya. Dewasa ini, perkembangan di bidang IT (Informatics
Technology) sangat pesat, sehingga pemanfaatannya dalam dunia pendidikan
dapat mendukung dalam proses pembelajaran, salah satunya penggunaan
multimedia interaktif. Materi pokok sistem pencernaan pada manusia
seringkali melibatkan mekanisme proses yang rumit jika hanya menggunakan
media gambar saja sehingga siswa sulit untuk memahami. Hal ini dapat
diatasi dengan penggunaan multimedia interaktif.
Multimedia interaktif merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar,
animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi
secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif
(Vaughan dalam Binanto, 2010:2). Menurut Asyhar (2011:76) multimedia
interaktif dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami
suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, serta dapat merangsang peserta
didik berpikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan
4
itu juga multimedia interaktif ini dapat dioperasikan secara interaktif oleh
siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah menggunakannya. Penelitian yang
mendukung penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran telah
dilakukan oleh Fathan (2011: 70) terhadap siswa kelas XI di suatu SMA
Negeri Kabupaten Garut dan membuktikan bahwa penggunaan multimedia
dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Selain media, aspek lain yang saling berkaitan dalam proses pembelajaran
adalah model pembelajaran yang digunakan. Seharusnya guru menentukan
metode atau model pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan
semangat belajar siswa serta menciptakan situasi dan kondisi kelas yang aktif
dan kondusif agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai tujuan yang
diharapkan yaitu siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Dalam
mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung keterampilan berpikir
kritis, perlu adanya proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang
heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling
membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan (Suyitno, 2002: 9).
Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai
bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Proses pembelajaran yang
interaktif seperti ini memberikan ruang yang cukup untuk siswa bisa
5
penelitian dari Sepe (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran TAI efektif
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAIpada materi pokok Sistem Pencernaan terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA semester genap SMA
Assalam Tanjung Sari Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia interaktif
melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan?
2. Apakahpenggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
maetri pokok Sistem Pencernaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui:
1. Pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia interaktif melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir
6
2. Pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada
maetri pokok Sistem Pencernaan.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai
calon guru dalam menggali kemampuan beripikir kritis siswa.
2. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam
pembelajaran sehingga mampu menggali keterampilan berpikir kritisnya.
3. Guru, yaitu menjadikan multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI sebagai alternatif media dan model dalam
pembelajaran biologi.
4. Sekolah, yaitu meningkatkan mutu pembelajaran biologi sekolah dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini, yaitu:
1. Multimedia Interaktif yang dimaksud adalah teks (grafis), gambar,
animasi, audio, visual, dan video yang diintegrasikan dengan software
Adobe flash CS3 pada materi pokok Sistem Pencernaan yang kemudian
diakses siswa melalui komputer atau Laptop dari CD pembelajaran yang
7
2. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan
model pembelajaran kooperatif yang menempatkan empat sampai lima
orang siswa dengan nilai yang berbeda dalam sebuah kelompok belajar
dan diikuti dengan pemberian bantuan individual bagi peserta didik yang
memerlukannya.
3. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diamati adalah
mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan
jawaban yang mungkin, kemampuan memberikan alasan, merekonstruksi
argumen, menginterpretasikan pernyataan, menggeneralisasi, dan
merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi.
4. Materi pokok pembelajaran untuk penelitian ini adalah Sistem Pencernaan
yaitu dengan kompetensi dasar 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya
ruminansia).
5. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 dan XI IPA2 semester
genap SMA Assalam Tanjung Sari Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Kerangka Pikir
Di dalam proses pembelajaran guru dihadapkan pada tanggung jawab untuk
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya melatih peserta didik dalam
berpikir kritis, kreatif, dan logis. Namun, siswa seringkali tidak dilibatkan
untuk berpikir kritis dalam membangun konsep biologi. Sebab siswa
8
dengan materi yang diajarkan. Ada banyak media yang bisa digunakan dalam
pembelajaran seperti media visual, audio, audio-visual, dan multimedia.
Materi pokok sistem pencernaan merupakan salah satu materi yang
pembelajarannya dapat dilakukan dengan menggunakan media yang bersifat
manipulatif, yaitu media yang memiliki kemampuan dalam menampilkan
kembali suatu benda/peristiwa dengan berbagai cara sesuai kondisi, situasi,
tujuan, dan sasarannya. Fungsi media seperti ini dibutuhkan untuk
menggambarkan benda atau struktur organ pencernaan yang sulit diakses atau
proses pencernaan yang rumit. Multimedia interaktif adalah kombinasi teks,
seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer
atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol
secara interaktif. Sehingga dengan menggunakan multimedia interaktif materi
tersebut dapat divisualisasikan dan dikontrol secara interaktif sehingga
dengan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu juga merangsang siswa untuk
berpikir kritis yaitu kemampuan menghubungkan kognitif dengan dunia luar.
Selain media, keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi pula oleh
metode atau model pembelajaran yang digunakan guru. Salah satu model
pembelajaran yang diduga dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis
siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Kegiatan pembelajaran
lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, sehingga dari masalah
tersebut dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu,
model ini mampu mengembangkan interaksi siswa di dalam kelas sehingga
9
menggunakan kombinasi multimedia interaktif melalui pembelajaran
kooperatif tipe TAI akan memberikan hasil yang maksimal.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu yang menggunakan
dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui
pengaruh penggunaan multimedia interaktif dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
pokok Sistem Pencernaan.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:
Keterangan: X = Multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI; Y= Keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem
pencernaan.
H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem
pencernaan.
10
2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif
tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Multimedia Interaktif
Gerlach (1980: 244 dalam Sanjaya 2009: 204) berpendapat bahwa secara
umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2007:
21-23) media pembelajaran yang dipakai seharusnya memiliki manfaat
sebagai berikut:
1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku.
2. Pembelajaran bisa lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
12
Selain itu, secara umum ada empat jenis media pembelajaran menurut Asyhar
(2011: 45), yaitu :
1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan
indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Beberapa media visual
antara lain: (a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan
poster, (b) model dan prototype seperti globe bumi, dan (c) media realitas
alam sekitar dan sebagainya.
2. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik.
Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan
indera kemampuan pendengaran. Contoh media audio yang umum
digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player.
3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal
yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa
contoh media audio-visual adalah film, video, program televisi, dan
lain-lain.
4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan
peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran untuk merangsang semua indera dalam satu kegiatan
pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada penggunaan berbagai
13
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa,
Sanjaya (2009: 226) mengemukakan bahwa ada sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan, di antaranya:
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa.
d. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya.
Salah satu media pembelajaran yang banyak dikembangkan saat ini adalah
multimedia. Hal tersebut didukung oleh perkembangan yang sangat pesat di
bidang teknologi, komunikasi dan komputer. Menurut Ariyus (2009:2)
multimedia berasal dari dua kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak
dan media berarti biasa diartikan alat untuk menyampaikan atau membuat
sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk komunikasi seperti surat
kabar, majalah, atau televisi. Sedangkan, multimedia didefinisikan oleh
Vaughan (dalam Binanto, 2010:2) sebagai kombinasi teks, seni, suara,
gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau
dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara
interaktif. Teknologi multimedia ini telah menjanjikan potensi besar dalam
merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi,
14
Daryanto (dalam Fathan, 2011: 11) mengungkapkan bahwa multimedia
terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan multimedia
interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi
dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
contohnya TV. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif,
aplikasi game, dan lainnya.
Menurut Ariasdi (dalam Lathifah, 2009: 20) multimedia interaktif
pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
1. mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin;
2. mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju
kecepatan belajarnya sendiri;
3. memerhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang terkendalikan;
dan
4. mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna
dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan,
percobaan dan lain-lain.
Asyhar (2011: 76) mengungkapkan keuntungan penggunaan multimedia
dalam pembelajaran di antaranya yaitu :
1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep
15
2. Dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat
membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar,
3. Menghemat waktu, dan
4. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization)
Kooperatif adalah kata yang diambil dari bahasa Inggris dengan kata kerja to
cooperate yang artinya bekerja bersama-sama. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau
suku yang berbeda (heterogen) (Sanjaya, 2009: 242).
Ditambahkan oleh Sanjaya (2009: 246) terdapat empat prinsip dasar
pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas
sangat bergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota dalam
kelompoknya. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan
merasa saling ketergantungan.
2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh
karena itu keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya,
16
dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk
keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu
memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok.
3) Interaksi Tatap Muka (Faceto Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif member ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan
memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok
untuk bekerja sama, mengahrgai setiap perbedaan, memanfaatkan
kelebihan masing anggota, dan mengisi kekurangan
masing-masing.
4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.
“Cooperative Learning dapat menghasilkan kemampuan akademik,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan
persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan
santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah
dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa
dalam mengahrgai pokok pikiran orang lain”, (Johnson, dalam Putri 2012:
17
Menurut Trianto (2011: 66) terdapat enam langkah utama atau tahapan di
dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.
Langkah-langkah ini ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar. Fase-2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan tansisi secara efisien. Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase-5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Pada teknik pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang dengan kemampuan
heterogen. Dalam pelaksanaannya, TAI berbeda dengan STAD dengan TGT.
Model pembelajaran TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan
belajar kelompok dengan pembelajaran individu. Dalam menyelesaikan tugas
kelompok, masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab terhadap
keberhasilan kelompoknya ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok,
dalam hal ini setiap kelompok harus bekerjasama dan saling membantu dapat
dilanjutkan jika salah satu anggota kelompok belum menguasai materi
18
memproleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat
dalam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2010: 195).
Ada beberapa alasan membuat model ini menurut Slavin (dalam Widdiharto,
2006: 19), yaitu:
1) Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program
pengajaran individual.
2) Model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif.
3) TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran,
misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
TAI diprakarsai untuk menyelesaikan masalah-masalah individual dengan
pengajaran kelompok, sehingga model pengajaran individual menjadi tidak
efektif. Dengan demikian, model ini membuat para siswa berkelompok,
mengembangkan tanggung jawab, mengelola dan memeriksa secara rutin,
saling membantu, saling memberi dorongan untuk maju, serta membebaskan
guru memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa
(Slavin, 2010: 189-190).
Menurut Slavin (2010: 195), model pembelajaran kooperatif tipe TAI
memiliki delapan komponen dalam pelaksanaannya. Kedelapan komponen
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda, dimana siswa yang
paling tinggi kemampuan akademiknya ditunjuk sebagai asisten dalam
19
2. Placement Test, yaitu pemberian pretes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
3. Student Creative, yaitu melaksanakan tugas dalam satu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
4. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkan.
5. Team Score and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan memberikan dorongan semangat
kepada kelompok yang dianggap kurang berhasil dalam menyelesaikan
tugas.
6. Teaching Group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
7. Fact Test, yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
20
C. Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan
pengetahuan. Dalam proses tersebut terjadi kegiatan penggabungan antara
persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan manipulasi mental
karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran,
dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan untuk memecahkan masalah
(Arifin dalam Fathan, 2011: 17).
Costa (dalam Komalasari, 2010: 266 ) menyatakan bahwa berpikir terdiri atas
kegiatan atau proses berikut: (1) menentukan hukum sebab akibat, (2)
pemberian makna terhadap sesuatu yang baru, (3) mendeteksi keteraturan di
antara fenomena, (4) penentuan kualitas bersama (klasifikasi), dan (5)
menemukan ciri khas suatu fenomena.
Spliter (dalam Komalasari 2010: 266) mengemukakan bahwa keterampilan
berpikir kritis adalah keterampilan bernalar dan berpikir reflektif yang
difokuskan untuk memutuskan hal-hal yang diyakini dan dilakukan. Selain
itu, keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan yang terarah pada tujuan,
yaitu menghubungkan kognitif dengan dunia luar sehingga mampu membuat
keputusan, pertimbangan, tindakan, dan keyakinan.
Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel 2
21
Tabel 2. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya
Aspek
Penjelasan dasar 1. Memfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan
b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin
c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi
2. Menganalisis argumen a.b. Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan
c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
d. Mencari persamaan dan perbedaan
e. Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan
f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argument
g. Meringkas 3. Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
a.Mengapa?
b.Apa yang menjadi alasan utama? c.Apa yang kamu maksud dengan? d.Apa yang menjadi contoh? e.Apa yang bukan contoh? f.Bagaiamana mengaplikasikan
kasus tersebut? g.Apa yang menjadikan
perbedaannya? h.Apa faktanya?
i.Apakah ini yang kamu katakan? j.Apalagi yang akan kamu katakan
tentang itu? 2.Membangun
Keterampilan dasar
4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?
a.Keahlian
b.Mengurangi konflik interest c.Kesepakatan antar sumber d.Reputasi
e.Menggunakan prosedur yang ada f.Mengetahui resiko
g.Keterampilan memberikan alas an b.Mempersingkat waktu antara
observasi dengan laporan c.Laporan dilakukan oleh
pengamat sendiri
d.Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan
e.Penguatan
22
g.Kondisi akses yang baik h.Kompeten dalam menggunakan
teknologi
i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan deduksi
a.Kelas logika
b.Mengkondisikan logika
c.Menginterpretasikan pernyataan 7. Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
a.Menggeneralisasi b.Berhipotesis
8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil
pertimbangan
a.Latar belakang fakta b.Konsekuensi
c.Mengaplikasikan konsep
(prinsip-prinsip, hukum dan asas) d.Mempertimbangkan alternatif
9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi
Ada 3 dimensi:
a.Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh
b.Strategi definisi c.Konten (isi) 10 . Mengidentifikasi
asumsi a.b.Alasan yang tidak dinyatakan Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu
tindakan a.b.Mendefisikan masalah Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan c.Merumuskan alternatif-alternatif
untuk solusi
d.Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan
e.Merivew
f.Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan
orang lain a.b.Memberi label Strategi logis c.Srtrategi retorik
d.Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan
23
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di SMA Assalam
Tanjungsari.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 sebagai kelompok eksperimen, dan
kelas XI IPA2 sebagai kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik
purposive sampling.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain penelitian
pretes-postes kelompok non ekuivalen. Peneliti memilih kelompok yang
sudah ada. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan
kelompok kontrol diterapkan media gambar melalui metode diskusi. Kedua
kelompok diberi pretes dan postes yang sama kemudian hasilnya
24
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan multimedia interaktif melalui model
pembelajaran kooperatif tipe TAI; C = Perlakuan media gambar melalui metode diskusi
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pendahuluan dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya
penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
d. Membuat media pembelajaran. Media yang dibuat berupa Multimedia
interaktif menggunakan Adobe Flash CS3. Cara membuat multimedia
25
1) Menentukan konsep
Tujuan pembelajaran pada penelitian ini adalah siswa mampu
mendeskripsikan keterkaitan struktur dan fungsi organ pada sistem
pencernaan, mendeskripsikan keterkaitan antara proses pencernaan
dengan fungsi organ-organ pencernaan, dan merumuskan solusi
yang logis bagi penyakit dan kelainan yang terjadi pada sistem
pencernaan.
2) Pembuatan skenario pembelajaran
Pembuatan skenario pembelajaran dengan multimedia interaktif
untuk setiap pertemuan. Uraian materi pokok pada setiap
pertemuan adalah sebagai berikut. Pertemuan ke:
a) Satu-tiga : Keterkaitan struktur dan fungsi organ penyusun
sistem pencernaan pada proses pencernaan yang
terjadi dari rongga mulut hingga anus.
b) Empat : Kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
3) Mengumpulkan objek penyusun multimedia interaktif.
Objek yang digunakan berupa gambar dan video yang dihimpun
dengan cara mengunduh dari beberapa sumber, yaitu:
a) www.google.com
b) www.youtube.com yang berjudul:
(1) Digestion
(2) The Liver and Pancreas
26
(4) The digestion process - What happens to your food as it
trav
(5) Peristaltic Wave in the Gastric Antrum
(6) Small Intestine.
(7) Rumiantes
c) Buku
(1) Biologi (Campbell) untuk pertemuan ke 1, 2, 3 dan 4.
(2) Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk pertemuan ke 1-4.
(3) Histologi Dasar untuk pertemuan ke 1,2 dan 3.
4) Pembuatan media
Multimedia interaktif dibuat menggunakan Adobe Flash.
Pertemuan 1-3
a) Membuat rancangan tampilan utama pada aplikasi
CorelDRAW untuk pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 3.
b) Membuat seluruh desain tampilan pada aplikasi CorelDRAW
(background, tombol, dll)
c) Meng-import seluruh bahan dan desain tampilan kedalam
library Adobe Flash
d) Memberikan background (hijau) yang terus ditampilkan
selama aplikasi dijalankan
e) Membuat judul “Pertemuan 1 & 2” & “Mengaitkan struktur
bagian organ pencernaan dengan fungsinya”
27
g) Menyusun background putih pada tampilan petunjuk
penggunaan, membuat judul & meletakkan tombol keluar yang
akan terus ditampilkan selama aplikasi dijalankan, dan
meletakkan tombol next
h) Memberikan kode program (script) dan memberikan efek
animasi
i) Meletakkan gambar organ pertama (gigi), meletakkan 4 pilihan
fungsi organ dan tempat peletakan fungsi organ yang benar,
meletakkan tombol untuk mencari fungsi organ berikutnya,
dan meletakkan tombol untuk melihat video dari organ
pertama (gigi)
j) Memberikan kode program (script)
k) Melakukan langkah yang sama dengan proses di atas untuk
organ pencernaan yang lain yaitu kelenjar ludah, lidah,
kerongkongan, lambung, lambung ruminansia, hati, pankreas,
usus halus, usus besar, dan anus
Pertemuan 4 :
a) Membuat rancangan tampilan utama pada aplikasi
CorelDRAW untuk pertemuan 4.
b) Membuat seluruh desain tampilan pada aplikasi CorelDRAW
(background, tombol, dll).
c) Meng-import seluruh bahan dan desain tampilan kedalam
28
d) Memberikan background (hijau kekuningan) yang terus
ditampilkan selama aplikasi dijalankan.
e) Membuat judul “Pertemuan 4” & “Merumuskan solusi yang
logis dalam mengatasi kelainan atau penyakit pada sistem
pencernaan”.
f) Memberikan efek animasi.
g) Menyusun background putih pada tampilan petunjuk
penggunaan, membuat judul & meletakkan tombol keluar yang
akan terus ditampilkan selama aplikasi dijalankan, dan
meletakkan tombol next.
h) Memberikan kode program (script) dan memberikan efek
animasi.
i) Meletakkan gambar penyakit pertama (maag), meletakkan 6
pilihan jenis penyakit dan tempat peletakan nama penyakit
yang benar, meletakkan tombol untuk mencari jenis penyakit
berikutnya, dan meletakkan tombol untuk melihat materi inti
dari penyakit tersebut.
j) Meletakkan deskripsi penyakit pertama (maag) dan meletakkan
tombol next.
k) Memberikan kode program (script).
l) Meletakkan gambar jenis penyakit, meletakkan 8 jenis obat
dengan 4 sebagai solusi yang benar dan 4 lainnya sebagai obat
29
meletakkan tombol untuk mencari solusi obat lainnya,
meletakkan tombol untuk melihat detail obat, dan meletakkan
tombol untuk melihat jenis penyakit lainnya.
m) Memberikan kode program (script).
n) Membuat judul dari setiap solusi obat, meletakkan gambar
obat, meletakkan tombol kembali untuk memilih obat lainnya,
dan memberikan keterangan obat berupa komposisi, indikasi,
dan lainnya.
o) Memberikan kode program (script).
p) Melakukan langkah yang sama dengan proses di atas untuk
penyakit pada sistem pencernaan selanjutnya yaitu sariawan,
kanker esophagus, diare, kanker usus halus, dan sembelit.
e. Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk
mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama proses
pembelajaran.
f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK)
untuk setiap pertemuan.
g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal
uraian yang kemudian diuji ahli.
h. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran
30
i. Membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa, kelompok bersifat heterogen.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia
interaktif melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk kelas
eksperimen dan dengan menggunakan media gambar melalui metode
diskusi untuk kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Kelas eksperimen
Pendahuluan
1) Siswa mengerjakan pretes yaitu mengenai struktur dan fungsi
organ penyusun sistem pencernaan, proses pencernaan pada
manusia dan hewan, serta kelainan dan penyakit yang terjadi
pada sistem pencernaan manusia.
2) Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru.
3) Siswa memerhatikan tentang proses pembelajaran yang
dijelaskan oleh guru. Tiap siswa memperoleh LKS yang berisi
kegiatan siswa, kemudian siswa menggunakan multimedia
interaktif untuk menjawab LKS, diskusi, dan
31
4) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan
pertanyaan, pada pertemuan ke :
a) Satu : “Diolah dengan “alat” apa makanan yang kita
makan?”
b) Dua : “Mengapa sapi terlihat mengunyah terus-menerus?
Apakah pencernaan pada sapi sama dengan
manusia?”
c) Tiga : “Apakah makanan yang kita makan bentuknya
sama dengan yang dikeluarkan? Mengapa bisa
berbeda? Kemudian, apakah makanan yang kita
makan jumlahnya sama antara yang masuk dan
yang keluar?”
d) Empat : “Mengapa bisa sakit perut ketika memakan
makanan yang terlalu asam? Apakah
penyebabnya?”
5) Siswa diberikan motivasi dengan cara guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Untuk pertemuan ke:
a) Satu-tiga : Siswa menerima motivasi dengan
memperoleh penjelasan sederhana mengenai
proses pencernaan makanan yang terjadi dalam
tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses
pencernaan tersebut bagi tubuh kita
b) Empat : Siswa dijelaskan guru mengenai penyebab sakit
32
lambung. Selanjutnya guru memberikan
penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin
terjadi pada organ-organ yang terdapat pada
sistem pencernaan manusia dan memberitahu
tentang manfaat siswa mempelajari tentang
gangguan pada sistem pencernaan.
Kegiatan inti
1) Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. Tiap
kelompok terdiri dari 5 siswa. Kelompok dibuat heterogen
tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan
keharmonisan kerja kelompok.
2) Setiap siswa diberikan LKS. Dan mulai secara mandiri
mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Kemudian secara
kelompok yang mendiskusikan LKS yang telah dikerjakan
dengan menggunakan multimedia interaktif. Pada tahap ini
terjadi kerja sama antar anggota kelompok, pemahaman tiap
anggota kelompok dalam memahami materi pembelajaran
akan menjadi tanggung jawab kelompok.
3) Siswa dibimbing guru dan guru mengamati aktivitas siswa.
4) Siswa mengumpulkan LKS.
5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
6) Dari setiap anggota kelompok heterogen yang belum
memahami materi dikelompokkan menjadi kelompok
33
7) Siswa diberikan penjelasan dan penegasan lebih lanjut serta
diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami.
Penutup
1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari.
2) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan
IV berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
3) Siswa diminta mempelajari lagi di rumah materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
b. Kelas kontrol
Pendahuluan
1) Siswa mengerjakan pretes mengenai struktur dan fungsi organ
penyusun sistem pencernaan, proses pencernaan pada manusia
dan hewan, serta kelainan dan penyakit yang terjadi pada
sistem pencernaan manusia.
2) Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru.
3) Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 orang.
4) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan
34
a) Satu : “Diolah dengan “alat” apa makanan yang kita
makan?”
b) Dua : “Proses apa saja yang terjadi pada makanan yang
kita makan dalam sistem pencernaan?”
c) Tiga : “Apakah makanan yang kita makan bentuknya
sama dengan yang dikeluarkan? Mengapa bisa
berbeda? Kemudian, apakah makanan yang kita
makan jumlahnya sama antara yang masuk dan
yang keluar?”
d) Empat : “Mengapa bisa sakit perut ketika memakan makanan
asam yang berlebihan? Apakah penyebabnya?”
5) Siswa diberikan motivasi dengan cara guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Untuk pertemuan ke:
a) Satu-tiga : Siswa menerima motivasi dengan memperoleh
penjelasan sederhana mengenai proses
pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh
dan mengungkapkan pentingnya proses
pencernaan tersebut bagi tubuh kita
b) Empat : Siswa dijelaskan penyebab sakit perut, yaitu
meningkatnya produksi asam lambung.
Selanjutnya guru memberikan penjelasan
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada
organ-organ yang terdapat pada sistem
35
manfaat siswa mempelajari tentang gangguan
pada sistem pencernaan.
Kegiatan inti
1) Siswa duduk dalam kelompok masing-masing.
2) Siswa menerima Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi
permasalahan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan.
3) Siswa mengerjakan LKK.
4) Setelah LKK selesai dikerjakan guru meminta setiap kelompok
mengumpulkannya.
5) Selanjutnya dilakukan presentasi LKK oleh setiap kelompok.
6) Guru membahas masalah-masalah yang ada di LKK yang
belum dapat dipecahkan oleh siswa.
Penutup
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
2) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan
IV berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa
36
selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain. Untuk
mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus:
N-gain =
Dimodifikasi dari Hake (1999:1).
Sedangkan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis oleh siswa digunakan rumus berikut.
Peningkatan = Nilai Postes – Nilai Pretes
Tabel 4. Kriteria peningkatan KBK oleh siswa
(dimodifikasi dari Arikunto, 2010:245).
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan angket tanggapan
siswa terhadap multimedia interaktif melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
Kategori Skor N-gain Interprestasi
37
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Pretes dan Postes
Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai
pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen
maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir
pembelajaran pada pertemuan keempat setiap kelas, baik eksperimen
maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal
uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
S = R x 100
N
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto 2008: 112).
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada
lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek
yang diamati yaitu: aktivitas siswa mengemukakan pendapat/ide,
mengajukan pertanyaan, bekerjasama dalam tim, bertukar informasi,
38
c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan
multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe
TAI di kelas. Angket ini berupa 7 pernyataan, terdiri dari 4
pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Angket tanggapan
siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data
Berdasarkan desain penelitian, jenis data dan rumusan masalah pada
penelitian ini maka analisis data yang dilakukan adalah uji-t (independent
sample t-test). Dengan langkah pengujian sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Data
Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors dengan program
SPSS 12 untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau
tidak.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung < Ltabel
(Sudjana, 2002) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).
2. Uji Homogenitas Data
Apabila masing masing data diuji normalitas, maka dilanjutkan dengan
uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS
39
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
Dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya >
0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya <
0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji
perbedaan 2 rata-rata dengan menggunakan program SPSS 12.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata skor gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata skor gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria uji
a) jika – ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
b. jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak, dengan
dk = n1 + n2 – 2 (Pratisto, 2004 : 13).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
Ho = Rata-rata skor gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol
Hi = Rata-rata skor gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
a. Jika Z hitung < t tabel,atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
b. Jika Z hitung > t tabel,atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
40
G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
Biologi materi Sistem Pencernaan, sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan
menggunakan rumus:
S
=N
R100
Ket : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut:
Tabel 5. Rubrik Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
No. Nama Siswa
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
A B C D E F
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Jumlah skor maksimum dari tes tersebut
S : Nilai yang diharapkan (dicari)
A : Memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin B : Keterampilan memberikan alasan
C : Merekontruksi argumen
D : Menginterpretasikan pernyataan E : Menggeneralisasi
F : Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi
41
Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009: 9).
4. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan
berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria pada Tabel 4.
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa diambil melalui observasi selama proses pembelajaran
berlangsung. Data tersebut dianalisis menggunakan nilai rata-rata aktivitas
siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:
1) Menghitung rata–rata aktivitas menggunakan rumus:
∑ Xi
X = x 100 % n
Keterangan: X = Persentase aktivitas siswa; ∑ Xi = Jumlah skor yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (15)(Sudjana, 2002:69).
Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A.Mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)
2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
B.Mengajukan pertanyaan:
1. Tidak mengajukan pertanyaan.