• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Rokok dengan Kebiasaan Merokok Penghuni Rumah Susun di Kecamatan Sei Tualang Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Rokok dengan Kebiasaan Merokok Penghuni Rumah Susun di Kecamatan Sei Tualang Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN S IKAP T ERHADAP ROKOK DENGAN KEB IAS AAN MEROKOK PENGHUNI RUMAH S US UN

DI KECAMAT AN SEI TUALANG RASO KOTA TANJUNGB ALAI

TAHUN 2015

S KRIPS I

Oleh: MELD A HAYANI

101000010

FAKULT AS KES EHAT AN MAS YARAKAT UNIVERS ITAS SUMATERA UT ARA

(2)

HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN S IKAP T ERHADAP ROKOK DENGAN KEB IAS AAN MEROKOK PENGHUNI RUMAH S US UN

DI KECAMAT AN SEI TUALANG RASO KOTA TANJUNGB ALAI

TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu sy arat untuk memp eroleh gelar

Sarjana Kesehatan Masy arakat

OLEH: MELD A HAYANI

NIM : 101000010

FAKULT AS KES EHAT AN MAS YARAKAT UNIVERS ITAS SUMATERA UT ARA

(3)
(4)

ABS TRAK

Perilaku merokok merup akan p erilaku y ang dap at membahay akan kesehatan namun dap at dicegah. Damp aknya antara lain berup a kanker p aru, kanker mulut, p eny akit jantung, p enyakit saluran p ernap asan kronik, dan kelainan keh amilan. Tujuan dari p enelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pen getahuan dan Sikap Terhadap Rokok dengan Kebiasaan M erokok Penghuni Rumah Susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015.

Penelitian ini adalah p enelitian survey bersifat deksrip tif analitik den gan ran cangan cross sectional. Pop ulasi adalah seluruh p enghun i rumah susun y aitu 94 KK. Sampel p ada p enelitian y aitu total sampling den gan men ggunakan teknik purposive sampling den gan kriteria berp eran sebagai KK dan merokok.

Hasil p enelitian menun jukkan bahwa p engetahuan resp onden tergolon g kurang (57,4%), sikap resp onden tergolong kurang (51,1%), tindakan resp onden tergolong kuran g (63,8%). Terdap at hubungan y ang signif ikan antara p engetahuan terhadap rokok den gan kebiasaan merokok (0,00), dan hubungan y ang signifik an antara sikap den gan kebiasaan merokok (0,00).

Disarankan kep ada p enghun i rumah susun Tanjungbalai mencari infor masi tentan g rokok dan bahay a ap a saja y ang d iakib atkan rokok jika merokok didalam rumah. Petu gas Kesehatan juga p erlu memb erikan informasi tentang rokok dan bahay a merokok did alam rumah d en gan cara p eny uluhan ataup un pemberian brosur dan leaflet.

(5)

ABSTRACT

Smoking behavior could be harmful for hea lth, but can be prevent. There are few impact such as lungcancer, oral cancer, heart disease, chronicrespiratory diseases, and disorders of pregnancy. The purpose of this study was to d etermine the connection of Knowledg e and Attitudes to Cigarette w ith Smoking Habit of Sei Tualang Raso Fla t Resid ents in 2015.

This research is descriptive analytic survey with cross sectional d esign. The popula tion is all 94 KK residents of the Fla t. The research samples are total sampling using purposive sampling with criteria as KK and smoking.

The results showed tha t the respondents' knowledge classified as less (57.4% ), the attitud e of the respondents classified as less (51.1% ), the action of the respondents classified as less (63.8%). There is a significant connection b etween knowledge on cigarettes to smoking habit (0.00), and a significant correlation b etween attitudes to smoking habit (0.00).

Suggested to TanjungBalai fla t residents to find ou t information about cigarette and the danger caused by cigarette if th e residents smoke inside the house. Health Officers also have to provide the in formation about cigarettes and the dang ers of smoking inside the house by socialization or provide brochures and leaflets.

(6)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : M elda Hayani

Temp at Lahir : Tanjung Balai Tanggal Lahir : 19 November 1992

Agama : Islam

Suku : M elay u

Jumlah Saudara : 6 oran g

Nama Ay ah : Alm. H.M uhammad Yahya Sy ahman Suku Ban gsa Ay ah : Indonesia

Nama Ibu : Hj. Sonaah

Suku Ban gsa Ibu : Indonesia

Pendidikan Formal :

1. Tahun 1995-1998 : TK Alfalah Tanjung B alai

2. Tahun 1998-2004 : SD Negeri 132406 (5) Tanjun g Balai 3. Tahun 2005-2007 : SMP Negeri 1 Tanjun g Balai

4. Tahun 2007-2010 : SMA Negeri 1 Tanjun g Balai

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan sy ukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Ny a lah p enulis dap at meny elesaikan skrip si dengan b erjudul “Hubungan Pen getahuan dan Sikap terhadap Rokok dengan Kebiasaan M erokok Penghuni Rumah Susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015 ” y an g merup akan salah satu sy arat untuk memp eroleh gelar Sarjana Kesehatan Masy arakat p ada Fakultas Kesehatan Masy arakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam meny elesaikan skrip si ini, p enulis tidak terlep as dari dukun gan serta doa dari orang-or an g tersay ang. Terimakasih kep ada Orang Tua tercinta Alm. H.M. Yahya S yahman dan Hj. S onaah beserta Abang Ahmad S ukri, S H, Yuhdi Gobel, S H, Rusdi, Abdul Latif, ST, Husni Pahmi, S E dan S addam Mulhim, S ked. untuk segala kasih dan sayangny a serta doa, dukungan dan naseh at y ang sangat berarti bagi penulis. Penulis ju ga men gucap kan terimakasih y ang sebesarny a kep ada Bapak Drs. Eddy S yahrial, MS selaku dosen p embimbin g I dan Ibu Lita S ri Andayani, S KM, MKes selaku dosen p embimbin g II y ang telah member ikan bimbin gan, arahan, p etunjuk dan saran-saran d alam p enyusunan skrip si ini hingga selesai.

Ucapan terimakasih ju ga tidak lupa p enulis sampaikan kep ada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masy arakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Tukiman, MKM selaku Dosen Pen guji 1 d an Ketua Dep artemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu y ang telah bany ak memberikan kritik, saran dan p engarahan untuk kesempurnaan skrip si ini.

3. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku Dosen Penguji II y ang telah banyak memberikan kritik, saran d an p engar ahan untuk kesemp urnaan skripsi ini.

4. Ibu Asfriyati, S KM, M.Kes selaku Dosen Pembimbin g Akademik

5. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU, terutama Dep artemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku y ang telah memb erikan ilmu, bimbin gan serta dukun gan moral selama p erkuliahan.

(8)

7. kep ada kakak Nurlela selaku Kep engurusan Rumah susun Tanjungbalai yan g telah membantu p enulis dalam melakukan penelitian

8. Sahab at-sahabat tersayang May, Mia, Una, Lisda, Hesti, Ayu, Asro, Lucia, Lo pa, Frenco, Fazil, Naldi, Amar, Vizar, Fitri, S hella terima kasih untuk do’a , motivasi dan kebersamaannya.

9. Teman sep erjuangan selama skrip si : Vinetha, Evi S , Effi, Ina, Kristin, Bang Panji, Andika, Gebby, hastri rizka, adel, soraya hsb, Fahri Rizky, Kamal, Ivo, Kak Yanti, Kak Dominica, Kak Nia, Kak Fatima, Kak Regina, Kak Meilin, Kak Yudha, Kak Tia, Kak Nadila, Kak Dinda, Kak Lise, Kak Ani, Elisabeth, Mutia, Hengki dan semua teman-teman PKIP y ang telah bany ak member ikan motivasi k ep ada p enulis.

Penulis meny adari bahwa dalam p enulisan skrip si ini masih bany ak y ang belum sempurna, untuk itu p enulis menghar ap kan kritik dan saran yang membangun demi kesemp urnaan skripsi ini dan semo ga b ermanf aat bagi p ihak y ang membutuhkan. Akhir kata p enulis mengu cap kan terimakasih.

M edan, Oktober 2015

(9)

DAFTAR IS I

2.2.3 Tahap -tahap dan Tip e-tip e Perokok ...22

2.2.3.1 Tahap -tahap p erokok ...22

2.2.3.2 Tipe-tip e Perokok ...23

2.2.4 Faktor-faktor y ang M emp engaruhi Perilaku Merokok ...23

2.2.5 Gambar peringatan bahay a merokok p ada kemasan rokok ...25

2.3 Pembagian Ru an gan Berd asarkan Prinsip Rumah Sehat ...26

2.4 Rumah Susun ...28

2.5 Kerangka Konsep ...30

2.6 Hip otesis Penelitian...30

BAB III METODE PEN ELITIAN ...31

3.1 Jenis Penelitian...31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...31

(10)

3.4.1 Data Primer ...32

3.4.2 Data Sekunder ...33

3.5 Definisi Op erasional ...33

3.6 Asp ek Pengukuran ...34

3.6.1 Sumber Infor masi...34

3.6.2 Pengetahuan, Sikap , Tindakan ...37

3.7 Teknik Analisa Data...39

3.7.1 Analisis Univariat ...39

3.7.2 Analisis Bivariat...39

BAB IV HAS IL PENELIT IAN ...40

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...40

4.2 Analisis Univariat ...41

4.2.1 Karakteristik Personal Resp onden ...41

4.2.2 Sumber Infor masi...43

4.2.3 Pengetahuan ...48

4.2.4 Sikap ...52

4.2.5 Tindakan...55

4.3 Analisis Bivariat...57

4.3.1 Hubungan Pen getahuan den gan Tindakan M erokok di Rumah Sususn...57

4.3.2 Hubungan Sikap den gan Tindakan M erokok di Rumah Susun ...58

4.3.3 Hubungan Pen getahuan dan Sikap Terhadap Rokok ...58

BAB V PEMB AHAS AN ...60

5.1 Karakteristik Resp onden ...60

5.2 Sumber Infor masi...60

5.3 Pengetahuan Tentan g Rokok Pada Penghuni Ru mah Susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015 ...61

5.3.1 Pengetahuan Penghun i Rumah Sususn Tentang Rokok ...61

5.3.2 Pengetahuan Penghun i Rumah Susun Tentang Pemb erian Peringatan Pada Bun gkus Rokok ...62

5.3.3 Pengetahuan Penghun i Rumah Sususn Tentang Perokok Pasif...64

5.3.4 Pengetahuan Penghun i Rumah Susun Tentang M erokok di dalam Rumah Susun Tidak Dip erbolehkan ...66

5.3.5 Pengetahuan Penghun i Rumah Sususn Tentang Damp ak Merokok Bagi Wan ita Hamil ...67

5.3.6 Kategori Pen getahuan Resp onden Tentang Rokok...68

5.4 Sikap Terhadap Rokok Pada Penghuni Ru mah Susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015 ...70

5.4.1 Sikap Penghun i Rumah Susun dalam Menghilan gkan stress ...70

5.4.2 Sikap Penghun i Rumah Susun dalam Meningkatkan Rasa Percay a Diri ...71

5.4.3 Sikap Penghun i Rumah Susun dalam Luas Lantai, Ventilasi Udara dan Keadaan Pintu/Jendela Terbuka...72

(11)

5.5 Tindakan Terhadap Rokok Pada Penghuni Rumah Sususn di Kecamatan

Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015 ...75

5.5.1 Tindakan Penghun i Rumah Susun dalam Pemberian Uang Untuk M embelikan Rokok ...75

5.5.2 Tindakan Penghun i Rumah Susun Dibenark an M erokok di Dalam Rumah ...75

5.5.3 Tindakan Penghun i Rumah Susun dalam Tetap M erokok di Rumah Sendirian, M erokok di Teras Rumah dan Merokok di Kamar ...76

5.5.4 Kategori Tindakan Terhad ap Rokok...77

5.6 Hubungan Pen getahuan Terhadap Rokok dengan Kebiasaan M erokok ...78

5.7 Hubungan Pen getahuan d en gan Sikap Terhadap Rokok Penghuni Ru mah Susun ...79

5.8 Hubungan Sikap Terhadap Rokok dengan Kebiasaan M erokok ...80

BAB VI KES IMPULAN DAN SARAN ...82

6.1 Kesimpulan ...82

6.2 Saran ...83

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Di Rumah Susun Berdasark an Umur ... 42

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.3 Distribusi Responden Di Rumah Susun Berdasark an

Pendidikan ... 42

Tabel 4.4 Distribusi Responden di Rumah Susun Berd asarkan Peker jaan ... 43

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Dari

Petugas Kesehatan Di Kecamatan Sei Tualang Raso ... 43

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategor i Su mber Informasi Dari Petugas Kesehatan ... 44

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Dari Media Cetak Dikecamatan Sei Tulan g Raso ... 45

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarjan Kategori Sumber

Informasi dari Media Cetak ... 46

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Dari Media Elekteronik Di Kecamatan Sei Tualang Raso... 47

(13)

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Penghuni Rumah Susun Berd asarkan

Pertanyaan Pengetahuan ... 48

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 52

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Penghuni Ru mah Susun Berdasarkan Pertanyaan Sikap ... 52

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ... 55

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Penghuni Rumah Susun Berd asarkan Pertanyaan Tindakan... 55

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan ... 57

Tabel 4.17 Hubungan Pen getahuan den gan Tindak an M erokok ... 57

Tabel 4.18 Hubungan Sik ap dengan Tindak an M erokok ... 58

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

ABS TRAK

Perilaku merokok merup akan p erilaku y ang dap at membahay akan kesehatan namun dap at dicegah. Damp aknya antara lain berup a kanker p aru, kanker mulut, p eny akit jantung, p enyakit saluran p ernap asan kronik, dan kelainan keh amilan. Tujuan dari p enelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pen getahuan dan Sikap Terhadap Rokok dengan Kebiasaan M erokok Penghuni Rumah Susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015.

Penelitian ini adalah p enelitian survey bersifat deksrip tif analitik den gan ran cangan cross sectional. Pop ulasi adalah seluruh p enghun i rumah susun y aitu 94 KK. Sampel p ada p enelitian y aitu total sampling den gan men ggunakan teknik purposive sampling den gan kriteria berp eran sebagai KK dan merokok.

Hasil p enelitian menun jukkan bahwa p engetahuan resp onden tergolon g kurang (57,4%), sikap resp onden tergolong kurang (51,1%), tindakan resp onden tergolong kuran g (63,8%). Terdap at hubungan y ang signif ikan antara p engetahuan terhadap rokok den gan kebiasaan merokok (0,00), dan hubungan y ang signifik an antara sikap den gan kebiasaan merokok (0,00).

Disarankan kep ada p enghun i rumah susun Tanjungbalai mencari infor masi tentan g rokok dan bahay a ap a saja y ang d iakib atkan rokok jika merokok didalam rumah. Petu gas Kesehatan juga p erlu memb erikan informasi tentang rokok dan bahay a merokok did alam rumah d en gan cara p eny uluhan ataup un pemberian brosur dan leaflet.

(16)

ABSTRACT

Smoking behavior could be harmful for hea lth, but can be prevent. There are few impact such as lungcancer, oral cancer, heart disease, chronicrespiratory diseases, and disorders of pregnancy. The purpose of this study was to d etermine the connection of Knowledg e and Attitudes to Cigarette w ith Smoking Habit of Sei Tualang Raso Fla t Resid ents in 2015.

This research is descriptive analytic survey with cross sectional d esign. The popula tion is all 94 KK residents of the Fla t. The research samples are total sampling using purposive sampling with criteria as KK and smoking.

The results showed tha t the respondents' knowledge classified as less (57.4% ), the attitud e of the respondents classified as less (51.1% ), the action of the respondents classified as less (63.8%). There is a significant connection b etween knowledge on cigarettes to smoking habit (0.00), and a significant correlation b etween attitudes to smoking habit (0.00).

Suggested to TanjungBalai fla t residents to find ou t information about cigarette and the danger caused by cigarette if th e residents smoke inside the house. Health Officers also have to provide the in formation about cigarettes and the dang ers of smoking inside the house by socialization or provide brochures and leaflets.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perilaku merokok merup akan p erilaku y ang dap at membahay akan kesehatan namun dap at dicegah. Hal ini diseb abkan konsumsi rokok dan pap aran terhadap asap rokok berdampak serius terhadap kesehatan. Damp akny a antara lain b erup a kanker p aru, k anker mulut, p eny akit jantung, p eny akit saluran p ernap asan kronik, dan kelainan kehamilan. Hasil p enelitian terbaru membuktikan b ahwa merokok merup akan faktor risiko utama kanker y ang meny ebabkan terjadiny a lebih dari 20% kematian ak ibat kanker di dun ia dan sekitar 70% k ematian akib at kanker p aru di seluruh dunia (Kemenkes RI, 2015).

Pemban gunan kesehatan mulai men ghadap i p ola p eny akit baru, y aitu meningkatny a kasus p eny akit tidak menular y ang dip icu berubahny a gay a hidup masyarakat sep erti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi gar am dan gu la b erlebih, kuran g aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok yang p revalensiny a terus menin gkat (Dep kes RI, 2011). Asap rokok mengandun g 4000 bahan kimia dan berhubun gan den gan terjad iny a 25 p eny akit di tubuh manusia. Analisa mendalam tentang asp ek sosio ekonomi dari bahay a merokok telah dilakukan, dimana d amp ak kesehatan di masy arakat terbukti lebih buruk. Karena itu, dip erlukan kemamp uan advokasi dan mobilisasi sosial serta komunikasi risiko dalam menjalank an kegiatan p enanggulangan masalah merokok di Indonesia (Dep kes RI, 2012).

(18)

didap atkan data p revalensi merokok di Jerman 38%, Prancis 30%, Italia 29%, Swed ia 18% dan di negara b erkemb an g didap atkan p revalensi y ang lebih tin ggi (Darmawati, 2010).

Tingkat konsumsi rokok di Indonesia relatif tin ggi dib andin gkan den gan Negara-negara di Asia Tenggara. Berdasark an hasil survei WHO, Indonesia menemp ati urutan p ertama di Asia Tenggara d alam hal tin gkat p revalensi p erokok dewasa per hari (WHO, 2011).

Pola p erilaku konsumsi rokok y ang cenderun g tinggi tersebut juga tercermin dalam pola p engeluar an masy arakat Indonesia. Secara nasional, p engeluaran konsumsi dalam sebulan untuk kelomp ok baran g tembakau dan sirih menemp ati urutan ketiga setelah makanan dan minu man jadi serta padi-p adian. Secar a konsisten, p engeluaran rumah tangga untuk kelompok barang tembakau dan sirih menemp ati urutan terbesar ketiga mulai dar i tahun 2008 samp ai dengan 2010. Berdasarkan d ata tersebut terlihat bahwa p erilaku konsumsi masy arakat secara umum terhadap tembakau dan sirih telah men ggeser kebutuhan makanan b ergizi seperti ikan, say ur-say uran, telur, susu, dagin g dan bu ah-buahan (BP S, 2011).

(19)

15-19 tahun maup un 5-9 tahun, p aling bany ak p ada anak sekolah dan cenderun g menin gkat den gan menin gkatny a status ekonomi (Riskesdas 2010).

Berdasarkan d ata Riskesdas (2013) rata-rata b atang rokok y ang d ihisap p erhari p enduduk umur >10 tahun di Indonesia adalah 12,3 batan g (setara satu bungkus). Jumlah rata-rata batan g rokok terbany ak yang dihisap ditemukan di Bangka Belitung (18 b atang). Prop orsi terbany ak p erokok aktif setiap hari p ada umur 30-34 tahun sebesar 33,4%, p ada laki-laki lebih b anyak dibandin gkan p erokok peremp uan (47,5% bandin g 1,1%). Berdasark an jen is p ekerjaan, p etani/nelayan/buruh adalah p erokok aktif setiap hari y ang memp uny ai p rop orsi terbesar (44,5%) dibandin gkan k elomp ok p ekerjaan lainny a.

Proporsi p enduduk umur >15 tahun y ang merokok dan men guny ah tembakau cenderun g menin gkat dalam Riskesdas 2007 (34,2%), Riskesdas 2010 (34,7%), dan Riskesdas 2013 (36,3%). Prop orsi tertinggi p ada tahun 2013 adalah Nusa Tenggara Timur (55,6%). Dibandin gkan den gan p enelitian global adu lts tobacco survey (GATS) p ada p enduduk kelompok umur >15 tahun, prop orsi p erokok laki-laki 67,0% dan p ada Riskesdas 2013 seb esar 64,9%, sedangk an pada p eremp uan menurut GATS adalah 2,7% d an 2,1% (Riskesdas, 2013).

Dapat dilihat dari data Riskesdas 2013 bahwa perokok saat in i terbany ak di Kep ulauan Riau den gan p erokok setiap hari 27,2% dan kadang-kadan g merokok 3,5% dan konsumsi rokok terbany ak di Indonesia berada di Provinsi Ban gka Belitung y ang sekaran g jumlahny a mencap ai 18,3 atau 19 batang p erhari (Riskesdas, 2013). Perokok terbany ak p ada kelomp ok umur 30-34 tahun (Riskesdas, 2013).

(20)

Penelitian lain y ang dilakukan oleh Anita (2011) menun jukkan b ahwa sebesar 64,7% kepala keluar ga y ang memilik i kebiasaan merokok di dalam ru mah memiliki b alita y an g menderita ISPA dan terdap at p erbedaan y ang bermakna antara k ejad ian ISPA balita p ada kep ala kelu ar ga y ang merokok d i dalam ru mah d engan y ang merokok d i lu ar rumah dengan n ilai p -value = 0,041 (OR=5,958) y ang berarti bahwa kep ala keluarga y ang merokok di dalam rumah memiliki kemun gkinan sebesar 5,958 kali memiliki balita y ang menderita ISPA dibandin gkan den gan kep ala keluar ga y ang merokok di lu ar rumah.

Perilaku merokok dalam rumah ketika bersama an ggota rumah tangga lain, cenderun g menin gkat den gan semakin men ingkatnya umur. Prevalensi p erokok dalam rumah lebih banyak p ada laki-laki, berstatus kawin, tinggal di p erdesaan, dengan p endidikan rend ah y aitu tidak tamat dan tamat SD. M enurut pekerjaan, p revalensi perokok dalam rumah ketika bersama an ggota keluar ga lebih banyak y ang bekerja sebagai p etani/nelay an/buruh diikuti wiraswasta dan yang tidak bekerja, d an cend erung men in gkat den gan menin gkatny a status ekonomi. Perilaku merokok jelas bukan merup akan p erilaku sehat (Riskesdas 2010).

(21)

menilai p revalensi p eny akit resp irasi kronis p ada anggota keluar ga resp onden, akan tetap i tidak menilai p enularan antara an ggota keluarga d alam hunian y an g sama. Kep adatan hunian yang tidak memenuhi syarat akan menin gkatkan k emun gkinan p enular an antara an ggota p en ghuni rumah, namun tidak b erkaitan dengan p enularan antar hunian y ang satu den gan hunian y ang lain. Orangtua yang merokok d i dalam rumah dapat membah ayakan kesehatan an ggota keluar gany a. Rokok merup akan sumber p artikulat di dalam rumah. Asap rokok banyak mengandung b ahan k imia ber acun d an b ahan-bahan y ang menyebabkan karsino gen. Bahan yang berbahay a tersebut tidak hany a berbahaya bagi perokok tetap i juga bagi orang-oran g y ang ada disekitarny a. Bahkan sebagian b esar an ggota keluar ga menjadi p erokok p asif den gan tingk at risiko menderita kanker paru dan jantung lebih tinggi did andin gkan den gan p erokok aktif (Sujudi, 2004).

Sumatera Utara men emp ati p eringkat ke-15 p erokok terbanyak di Indon esia d en gan p roporsi p erokok setiap hari 24,2% dan p erokok kadang-k adan g 4,2% (Riskesdas, 2013). Lap oran hasil Riskesdas 2007 menunjukkan b ahwa persentase p erokok terbany ak berada di Kabup aten Karo dengan p erokok setiap hari sebany ak 40,6% dan p erokok kadang-kadan g 3,8%.

Kota Tanjungbalai menemp ati urutan ke-9 p erokok terbany ak di Sumatera Utara dengan jumlah p erokok laki-lak i di Kota Tanjungb alai mencap ai 59,5% dan p eremp uan men cap ai 1,8%, sedangk an rata-rata ju mlah batan g rokok yan g dihisap laki-lak i sebesar 14,29 atau 15 batang dan y ang dihisap p eremp uan sebesar 1,8 atau 2 batang (Riskesdas, 2007).

(22)

bahwa p enghuni rumah susun di Kecamatan Sei Tualan g R aso Kota Tanjungbalai 7 dar i 10 p enghuni rumah susun merokok di dalam rumah meskipun luas lantai rumah hany a berukuran 4 x 4,5m y ang dihuni oleh satu kep ala keluar ga den gan rata-rata an ggota keluar ga berju mlah 4 orang. Hasil y ang didap atkan bahwa p enghuni rumah susun tersebut adalah p erokok ber at karena mereka dapat men ghab iskan kuran g lebih 1 bungkus rokok p er hari. Hal ini didukun g d en gan p erny ataan (Smet dalam Nasution 2007) bahwa seseorang y an g dikategorikan p erokok berat adalah men gkonsumsi rokok sebany ak 14-15 batan g rokok p er hari.

Berdasarkan survey awal penelitian, p eneliti menemukan bahwa terdapat status p eny akit saluran p ernafasan y ang berhubungan dengan rokok p ada p enghuni rumah susun sep erti : batuk y ang berkepanjan gan d isertai dahak dan merasa sesak. Dar i hasil p en gamatan saat survey awal p eneliti melihat 2 dari 10 p enghuni ru mah susun merokok sambil menggendon g balita. Hal ini dap at dikatakan bahwa balita mereka adalah termasuk perokok p asif. Didukung oleh perny ataan (Perdana, 2015) bahwa p erokok pasif adalah seseor an g y ang men gh irup asap rokok dari oran g y ang merokok maup un y ang lan gsun g ber asal dar i sisa p embakar an rokok. Perokok p asif y ang diketahui lebih berbahay a darip ada p erokok aktif, kar ena asap sisa y ang d ihembuskan p erokok aktif mengandun g 75% zat berbahay a yang ada p ada rokok, sementara p erokok sendiri hany a menghirup 25% dari kandun gan rokok karen a men ghisap hasil p embakaran p er batan g lewat filter di ujung hisap . Artiny a p erokok p asif menghirup zat berbahay a 3 kali lebih bany ak dari p erokok aktif.

(23)

lan gsung ked alam rumah den gan ventilasi y ang tidak memenuhi sy arat rumah sehat yaitu <10% luas lantai (P2KP, 2010). Selain itu, salah satu indikator p erilaku ru mah seh at di dalam ru mah tangga ad alah tidak merokok di d alam rumah.

Hal ini membuat p eneliti tertarik untuk melakukan p enelitian lebih lanjut tentang “Hubungan Faktor Internal dan Eksternal den gan Per ilaku M erokok Penghun i Rumah Susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belak ang di atas diperoleh rumusan masalah pada p enelitian ini y aitu bagaimanakah hubungan p engetahuan dan sikap terhadap rokok dengan tindakan kebiasaan merokok pen ghuni ru mah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjun gbalai Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan p engetahuan dan sikap terhadap rokok dengan tindakan kebiasaan merokok p enghuni ru mah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui k arakteristik p enghuni rumah susun (umur, jenis kelamin, pendidikan, p ekerjaan) tentan g rokok d en gan keb iasaan merokok di rumah susun Kecamatan Sei Tualan g Raso Tanjun gbalai.

2. Untuk mengetahui p engetahuan mengenai rokok p enghuni rumah susun dengan

(24)

3. Untuk mengetahui sikap men gen ai rokok p en ghuni ru mah susun den gan keb iasaan merokok dirumah susun Kecamatan Sei Tualang Raso Tanjungbalai.

4. Untuk mengetahui tindakan kebiasaan merokok p enghuni rumah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Tanjun gbalai.

5. Untuk mengetahui hubun gan p engetahuan mengenai rokok d en gan kebiasaan merokok penghuni rumah susun Kecamatan Sei Tualan g R aso Tanjungb alai.

6. Untuk mengetahui hubungan sikap men genai rokok dengan kebiasaan merokok penghuni rumah susun Kecamatan Sei Tualan g R aso Tanjungb alai.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini d iharap kan dap at memberik an manf aat untuk: 1. Bagi p eneliti

Penelitian ini diharap kan dap at menambah wawasan baru bagi p eneliti sebagai wadah untuk mengeksp resikan ilmu dan kemamp uan analisa terhadap suatu masalah yang timbul di masy arakat.

2. Bagi p enghuni ru mah susun

Penghuni ru mah susun mendapatkan informasi b aru mengenai rokok seh in gga diharap kan dap at merubah kebiasaan merokok merek a.

3. Bagi p eneliti selan jutny a

(25)

BAB II

TINJAUAN PUS TAKA 2.1 Perilaku

Skinner (1938), p erilaku merup akan resp ons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsan gan dari luar). Oleh kar ena p erilaku ini terjadi melalu i p roses adany a stimulus terhadap organ isme, kemud ian or gan isme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimu lus Organ isme Resp ons. Skinner memb edakan adany a dua resp ons, y aitu yang p ertama Responden respon reflexive y akni resp on y ang timbul dan berkemban g k emudian diikuti oleh stimulus atau perangsan gan tertentu. (Notoatmodjo,2007).

Dilihat dari bentuk resp ons terhadap stimulus, maka perilaku dap at dibedakan menjadi dua y aitu :

1. Perilaku tertutup (Covert Behaviour) Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas p ada p erhatian, p ersepsi, p engetahuan/kesadar an, dan sikap y ang terjadi pada oran g yang mener ima stimulus tersebut ,dan belum dap at diamati secara jelas oleh oran g lain . 2. Perilaku terbuka (Overt Behaviour) Resp ons seeorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan ny ata atau terbuka. Resp ons terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau p raktek (practice), y ang dengan mud ah dap at diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo,2007).

2.1.1 Perilaku Kesehatan

(26)

y ang kedua p erilaku p encarian d an p enggunaan fasilitas kesehatan p erilaku y ang meny an gkut up aya atau tindakan seseor an g p ada saat mend erita p eny akit atau kecelakaan, dan yang ketiga p erilaku kesehatan lin gkungan b agaimana seseoran g meresp on lingkun gan, baik fisik maupun sosial buday a, sehingga lin gkungan tersebut tidak memp engaruh i kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

M enurut teori WHO, faktor-faktor p erilaku dap at dibedakan menjad i dua (Notoatmodjo, 2007) y aitu :

a. Faktor-faktor Internal

Yaitu faktor-faktor y ang ada d i dalam diri indiv idu itu sendiri, misalny a : kar akteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan, sikap , dan sebagainy a) yang dimiliki seseoran g. Selain itu juga dap at berup a p engalaman ak an keberhasilan mencapai sesuatu, p engakuan y ang d ip eroleh, rasa tanggun g jawab, p ertumbuhan p rofesional dan intelektual yang dialami seseor an g. Sebaliknya, ap abila seseoran g merasa tidak p uas den gan hasil dari p ekerjaan yang telah dilakukanny a, dap at dikaitkan den gan faktor-faktor y ang sifatny a dari luar dir i individu. b. Faktor-faktor Eksternal

Yaitu faktor-faktor y ang ada di luar individu y ang bersan gkutan. Faktor ini memp engaruh i, sehingga di dalam d iri individu timbu l unsur-unsur dan dorongan/motif untuk berbuat sesuatu, misalny a p engalaman, fasilitas, sumber infor masi, p eny uluhan dan pembinaan.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa p erilaku adalah merup akan totalitas p enghay atan dan aktivitas seseoran g, y ang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal dan eksternal.

(27)

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo seoran g ahli p sikologi pendidikan membed akan ad anya tiga ran ah p erilaku, sebagai ber ikut :

a. Pengetahuan (knowledg e) b. Sikap (attitude)

c. Tindakan (practice)

a. Perilaku dalam bentuk Pengetahuan

Pengetahuan adalah h asil d ari tahu, d an ini terjadi setelah melakukan p enginder aan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui p anca indra manusia, y akni indra p englihatan, p endengar an, p enciuman, rasa dan raba. Seb agian besar p engetahuan manusia dip eroleh melalui mata dan telinga. Pen getahuan atau cognitive merupakan domain yan g sangat p enting dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan seseorang terhadap objek memp uny ai intensitas atau tingkat y ang berbeda-beda secara garis besarny a dibagi dalam en am tin gkat p engetahuan, y aitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai men gin gat suatu materi y ang telah dip elajari sebelu mny a. Termasuk kedalam p engetahuan tingk at ini adalah men gin gat kembali (reca ll) sesuatu yang sp esifik dari seluruh bahan y ang dip elajari atau ran gsangan y ang telah diterima. Oleh seb ab itu, tahu merup akan tingkat p engetahuan y ang p alin g r endah.

2. Memahami (comprehension)

(28)

3. Ap likasi (application)

Ap likasi diartikan sebagai kemamp uan untuk menggun akan materi y ang telah dip elajari p ada situasi atau kondisi real (seben arny a). Aplikasi ini dap at diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, p rinsip dan sebagainy a dalam konteks atau situasi y ang lain. 4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemamp uan seseoran g untuk menjab arkan suatu materi atau suatu objek ke d alam komp onen-komp onen, tetap i masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk an p ada kemampuan seseorang untuk meletakkan atau men ghubun gkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan y ang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemamp uan untuk meny usun suatu formulasi baru dari formu lasi-formu lasi y ang ada. 6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan den gan k emamp uan seseoran g untuk melakukan justifikasi atau p enilaian terhad ap suatu materi atau objek. Pen ilaian-p enilaian itu didasarkan pada suatu kriteria y ang ditentukan sendiri atau menggun akan kriteria-kriteria y ang telah ad a. Pen gukuran p erilaku dap at dilakukan dengan wawancara atau an gket y ang menany akan tentang isi materi y ang ingin diukur dari subjek penelitian atau resp onden (Notoatmodjo, 2007).

Faktor - faktor y ang mempen garuhi p en getahuan seseoran g antara lain : 1. Umur

(29)

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merup akan faktor sosial terpenting dalam memp engaruhi p erilaku merokok. Menurut Suhardi (1997) d alam Su listyawan (2012) meny atakan bahwa dalam majalah dunia kedokteran, perilaku merokok lebih dominan p ada lak i-laki.

3. Pendidikan

Pendidikan ber arti bimbingan y an g diberik an oleh seseor an g kep ada oran g lain agar mereka dapat memahami. Tidak dap at dip ungkiri bahwa makin tin ggi p endidikan seseoran g maka mak in mudah p ula bagi mer eka untuk menerima informasi, dan p ada akhirny a makin banyak p ula p engetahuan yang merek a miliki.

4. Pekerjaan

Lin gkun gan p ekerjaan dap at menjadikan seseoran g memperoleh p engalaman dan p engetahuan baik secara lan gsun g maup aun secara tidak lan gsung.

5. Penghasilan

Jumlah p enghasilan seseoran g y ang diterima atau dip eroleh y ang dap at digunakan untuk konsumsi dan menambah kek ay aan.

b. Perilaku dalam bentuk Sikap

(30)

1. M enerima (receiving). Diartikan bahwa oran g (suby ek) mau dan memp erhatikan stimulus y ang diberik an (oby ek).

2. M erep on (responding). Memberikan jawaban ap abila ditany a, men ger jakan dan meny elesaikan tu gas yang diberikan adalah suatu indikasi dar i sikap.

3. M enghargai (valuing). M engajak oran g lain untuk mengerjakan atau mend iskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tin gkat ketiga.

4. Bertanggun gjawab (responsible). Bertan ggun gjawab atas segala sesuatu yang telah dip ilihny a dengan segala r esiko adalah merupakan sikap y ang p aling tin ggi.

c. Perilaku dalam bentuk Tindakan

Setelah seseoran g men getahui stimulus atau objek, kemud ian men gad akan p enilaian atau p endap at terhadap ap a y ang diketahui, p roses selan jutnya diharap kan ia akan melaksanak an atau memp raktikkan apa y ang diketahui atau disikapiny a (dinilai baik). Didalam tindakan terdap at tingkatan-tingk atanny a, y aitu :

1. Persep si (perception). M engenal dan memilih berbagai oby ek y ang berhubun gan den gan tindakan y ang akan d iamb il ad alah merup akan p raktek tingkat p ertama.

2. Resp on terp impin (guided response). Dap at melakukan sesuatu sesuai dengan urutan y ang benar sesuai dengan contoh adalah merup akan ind icator p raktek tingkat kedua.

3. Mekanisme (mekanism). Ap abila seseoran g telah dap at melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu telah merup akan k ebiasaan, maka ia sudah mencapai p raktek tingkat ketiga.

4. Adaptasi (adap tation). Adap tasi adalah suatu p raktek atau tindakan y ang sudah b erkemb an g

(31)

2.2 Merokok

2.2.1 Definisi Merokok

M enurut Kesowo (2003) dalam Laili (2007), rokok adalah hasil olahan tembakau y angterbungkus, sejenis cerutu atau b entuk lainny a yan g dihasilkan dar itanaman Nico tiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan sejenisny a.Sedan gk an menurut Aditama (2006) asap rokok mengandung sekitar4000 bah an kimia, 43 d iantarany a bersifat karsinogen. Pen garuh asap rokok dap at mengakib atkan infeksi p ada p aru dan telin ga serta kankerparu.

M erokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkannya. M enghisap asap y ang dihasilkanny a berarti sekuran g-kuran gnya men ghirup 60% gas d an uap y ang d ihasilk anny a. Merokok didefinisik an sebagai suatu aktivitas aktif menghisap /men gkonsumsi seb agi up ay a memenuhi kein ginan, k ebutuhan dan k ebiasaanny a. Beribu-ribu or an g p ada dewasa ini menjadi p erokok ber at bukan hany a karen a suatu p ilihan melainkan k arena mer eka tidak p unyak jalan kelu ar. M enurut Husaini (2006) motivasi merup akan faktor utama y ang berp engaruh terhadap perubahan gay a hidup seseorang untuk berhenti merokok, namun tidak bany ak imp lus yang dapat meran gsan g kein ginan seseoran g agar berhenti merokok.

(32)

berdamp ak p ada kerusakan tubuh karena p erlu disadari bahwa nikotin merupakan derifat dari cy anida.

M enurut Safarino dalam Laili (2007) mengatakan bahwa akibat y ang ditimbulk an oleh p erokok p asif lebih berbahay a darip ada p erokok aktif karena day atahan terhadap zat-zat yang berbahay a san gat rendah. Bagi p ara p erokok,meskip un sudah diketahui akibat negatif merokok tetapi jumlah p erokokbukan semakin menurun tetap i semakin menin gkat dan usia merokoksemak in bertambah muda.

Tembakau atau rokok termasuk zat adiktif karena man imbulk an ketagihan dan ketergantungan, sama h alny a den gan naza (narkotika, alkoho l, dan zat adiktif). Sehin gga mer eka y ang sudah ketagihan tembakau atau rokok bila p emakaianny a dihentikan secara lan gsun g akan timbul sindrom p utus tembakau, atau ketagih an atau k etergantungan tembakau. Gejala k etagihan tembakau atau rokok sep erti p erasaan tidak enak di mulut, emosi tidak stabil, terlihat sedikit gelisah, ganggu an konsentrasi, men gantuk dan ny eri kep ala. Merokok, di samp ing meru gikan kesehatan, secara ekonomi ju ga meru gikan ekono mi keluar ga, khususny a bagi k eluar ga y ang kurang mamp u (Laili, 2007).

2.2.2 Bahaya Merokok

Data statistik menunjukkan bahwa 90% kematian y ang disebabkan k arena gan gguan p ernap asan, 25% kematian diseb abkan karena ser an gan jantung dan 75% kematian diseb abkan oleh p eny akit emphy sema dimana semua itu dipacu oleh kebiasaan merokok (Husaini, 2006). Permasalah an y ang timbul akibat merokok adalah:

1. Ketagihan

(33)

Aktivitas p utus rokok justru sering membuat ketidakny amanan sep erti kesulitan tidur bahkan gan gguan p encernaan sep erti konstip asi. Damp ak ketagihan in i tidak hany a membawa p engaruh buruk bagi kesehatan namun ju ga p engeluaran fin ansial akib at dari kebutuhan akan rokok y ang harus dip enuhi ( Stuart, 2006 dalam Sari, 2009).

2. Kanker Paru

Kondisi kronik dari sakit p ada area p ernapasan akan dilanjutkan p ada kondisi kanker. Ini terjadi ketika zat-zat p ada rokok telah men gend ap dan mer acuni sel-sel di tubuh kita. Damp ak y ang kronik ini tidak hany a dihadapi oleh satu atau dua orang melainkan sebagian besar pengkonsumsi rokok (Sari, 2009). Di USA, dip erkirakan b ahwa 80-90% kanker paru p ada p ria dan 70% p ada wanita disebabk an oleh keb iasaan merokok. Penelitian di In ggris menunjukkan bahwa 87% kematian ak ibat kanker p aru p eny ebab utamany a adalah rokok. Dibandin gkan den gan buk an p erokok, kemungk inan timbul kank er p aru-paru p ada p erokok mencapai 10-30 kali lebih serin g. (www.p elita.od.id)

3. Sakit p ada Area Pernap asan

Paru-p aru sebagai sumber p engatur pernap asan merup akan komp onen y ang san gat vital bagi tubuh manusia. Aktivitas merokok den gan kondisi men ghisap asap rokok akan lan gsun g memp engaruhi or gan p ernap asan. Efek d ari tar memberi pengaruh p ada p enebalan selaput lendir paru. Ini men ghilan gkan sedikit demi sed ikit elastisitas p aru, akibatny a kerja paru tidak edekuat. Diny atakan bahwa seorang perokok membay ar 34,6 menit hidupny a untuk sebatang rokok (Jones, 2005 dalam Sari, 2009).

4. Imp otensi

(34)

ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas merokok yan g membuat kerusakan sel-sel dan men ggan ggu faal tubuh. Beberap a konsekuensi y ang harus dihadapi p ada kondisi ini adalah hilan gny a keharmonisan rumah tangga, tidak tercap ainy a kepuasan seksual bagi pria maup un p asanganny a. Dan kemungk inan untuk memp uny ai keturunanp un tidak akan terwujud (Husaini, 2006).

5. Gangguan Kehamilan dan Janin

Seoran g wanita y ang hamil berarti segala sesuatu yang diperbuatny a melip uti dua hal y aitu ibu/diriny a dan jan in. M erokok membawa damp ak buruk bagi keseh atan secara umum, begitu ju ga efek y ang d itimbulkan p ada san g janin. M elalui plasenta zat-zat racun itu diabsobrsi dan memp engaruh i keh idup an sang janin. Alhasil seorang ibu yang aktif merokok p ada masa kehamilanny a, bisa dip astikan 97% bayiny a kan lahir dengan kelainan jantun g ataup un kecacatan (Nirmala, 2003 dalam Sari, 2009).

6. Ketidakny amanan Fisik

Ini biasany a diakibatkan d ari r eaksi keter gantungan rokok. Seh ingga ser in g kali seor an g p erokok merasa p using, mual d an lemas jik a kebutuhan akan rokokny a terhambat. Kondisi ini p ula y ang memacu seseoran g untuk terus mengkonsumsi rokok setiap hari, tanp a ada kemampuan untuk berhenti walau ad a kemauan.

2.2.3Tahap-tahap dan Tipe-tipe Perokok 2.2.3.1 Tahap-Tahap perokok

M enurut Leventhal &C learly (dalam Wismanto dan Sarwo, 2007) terdap at 4 tahap dalam p erilaku merokok sehin gga men jadi

(35)

1. Tahap Prepatory

Seseorang mendap atkan gambaran yang meny enangkan men genai merokok den gan car a menden gar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-h al in i men imbulk an min at untuk merokok. 2. Tahap Initiation

Tahap p erintisan merokok y aitu tahap ap akah seseorang akan men eruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a Smoker

Ap abila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebany ak emp at batang p er hari maka memp uny ai kecenderungan menjadi p erokok.

4. Tahap Maintenance of Smoking

Tahap ini merokok sudah men jadi salah satu bagian dari cara p engaturan diri (self regu lating). Merokok dilakukan untuk memp eroleh efek f isiolo gis y ang meny enan gkan.

2.2.3.2 Tipe-tipe Perokok

M enurut Smet (1994) ada tiga tip e perokok y ang dap at diklasifikasikan menurut banyakny a rokok yang dihisap . Tiga tip e perokok tersebut adalah :

1. Perokok berat y ang men ghisap lebih d ari 15 batang rokok dalam seh ari 2. Perokok sedang y ang men gh isap 1-14 batang rokok dalam sehari. 3. Perokok ringan y ang men ghisap 1-4 batang rokok dalam seh ari. 2.2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Merokok

(36)

Beberapa p rofesi bahkan mewajibkan merokok. Bid an g-bidan g y an g berkaitan den gan konsentrasi tinggi, seperti seni dan kerja intelektual. M enurutny a tanp a rokok mereka tidak bisa men ger jakan p ekerjaannya secara op timal dan tidak b isa berfikir (Adit, 2002).

2. Teman Seb ay a

Betap a bany ak anak remaja yang merokok hany a karena mereka memiliki teman p erokok berat. Kadang k ala seseoran g merokok karena mengh adapi tekanan hidup dan menjadikanny a sebagai sarana untuk melar ikan d iri d ari masalah yang d ihadap iny a hingga akhirnya dan tanp a disadarinya, merokokp un menjadi satu kebiasaan dalam dir inya.

3. Pergau lan dalam M asyarakat

Kebiasaan merokok pada sebagian oran g, umumny a dipicu oleh citra dalam d iri tiap individu dan ju ga p ergau lan dalam masyarakatnya. ABG (anak baru ged e) umumny a merokok karena sekedar ikut-ikutan oran g y ang leb ih dewasa dar iny a. Kadan g p ara ABG ini merokok karena sekedar in gin men gikuti trend y ang ada disek itarnya (Husaini, 2006). 4. Gengsi, kelihatan macho (ker en), atau in gin dian ggap dewasa

M erup akan serangkaian alasan remaja merokok, sebagaimana dikemukakan M angunegoro dalam Mangunp rasodjo(2005) bahwa merokok dapat mendatangkan berbagai kenik matan. Bany ak p erokok y ang mengaku tidak bisa berhenti merokok karen a merokok dap at menenan gk an p ikiran. Padah al semakin bany ak rokok y ang terisap, p erokok akan men galami b erbagai peny akit, ujarnya.

5. Peran Orang Tua

(37)

dibandin g an ak-anak mud a y ang ber asal dari lin gkun gan rumah tangga y ang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, 1999).

6. Kep ribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan in gin tahu atau in gin melep askan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dar i kebosanan. Namun satu sifat kep ribadian y ang bersifat p rediktif p ada p engguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi p ada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjad i p enggunadiband in gkan den gan mer eka y ang memiliki skor y ang rendah (Atkinson, 1999). 7. Iklan

M elihat iklan di media massa dan elektronik y ang menamp ilkan gamb aran bahwa p erokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja ser in gkali terpicu untuk men gikuti p erilaku sep erti y ang ada dalam iklan tersebut (M ari Juniarti, 1991dalam Laili, 2007).

2.2.5 Gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

M enurut Aditama (2006) mencantumkan bahaya merokok p ada setiap bungkus rokok dianggap perlu untuk memberi kesempatan p ada calon p embeli agar menimban g-nimban g, ap akah akan memb eli bar an g yang berbah aya. Tulisan dan gambar p erin gatan merokok bervariasi dar i y ang p aling sederhan a, y ang hany a menuliskan “merokok berbahay a bagi kesehatan” samp ai ke tulisan y ang lebih sp esifik, contohny a “merokok dap at meny ebabkan kanker p aru-p aru, bronkitis kronik dan emfisema, p enyakit jantung koroner dan gan gguan pada janin dalam k andungan.

(38)

wajib mencantumkan p eringatan bah aya merokok bagi kesehatan den gan gambar y ang meny eramkan p ada bun gkus k emasan rokok, baik rokok luar neger i maup un rokok dalam negeri dan ju ga disosialisasikan beberap a hal seperti berikut:

(1) Peringatan Kesehatan bentuk gambar dan tulisan masing-masing sisi kemasan (depan-belakan g) sebesar 40 p ersen; (2) Ukuran iklan di med ia lu ar sebesar 72 meter persegi; (3) Khusus bagi tempat umum, temp at kerja dan temp at lainnya meny ediakan tempat khusus merokok; (4) Pemberlaku an Peringatan Kesehatan p erlu dibahas lebih lanjut masa transisiny a; (5) Perlu sosialisasi darft RPP sebelum ditandatangan i Presiden.

2.3 Pembagian Ruangan Berdasarkan Prinsip Rumah Sehat

Telah dikemukak an dalam persy aratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus memp uny ai cukup banyak ruangan-ruan gan sep erti : ruang duduk/ruan g mak an,kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, temp at cuci p akaian, temp at berekreasi dan temp at beristirahat, dengan tujuan agar setiap p enghuniny a merasa nikmat dan merasa betah tinggal di ru mah tersebut. Adapun sy arat-sy arat p embagian ruan gan yang baik adalah sebagai ber ikut :

1. Adany a p emisah y ang baik antara ruan gan kamar tidur kepala keluar ga (suamiistri) den gan

kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maup un p eremp uan,terutama anak-anak yang sudah dewasa.

2. Memilih tata ruangan y ang baik, agar memud ahkan komunikasi danp erhubungan antara ruangan didalam rumah d an ju ga menjamin keb ebasandan k erahasiaan p ribadi masin g-masin g terp enuhi.

(39)

4. Bila ruang duduk digabun g dengan ru an g tidur, mak a lu as lantai tidak bo lehkuran g d ari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 oran g, dalam hal iniharus dip isah.

5. Dap ur (a) Luas dap ur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m2, (b) Bilapenghuni tersebut lebih dari 2 orang, lu as dap ur tidak boleh kurang dar i 3 m2,(c) Di d apur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat masak,temp at cuci p eralatan dan air bersih, (d) Didap ur harus tersedia temp atp eny imp anan bahan makanan. Atau makanan y ang siap disajikan y ang dap atmencegah p engotoran makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegahsinar matahari lan gsung.

6. Kamar Mandi dan jamban kelu ar ga

a. Setiap kamar mandi dan jamban palin g sedikit salah satu dari dindingny ay ang berluban g ventilasi berhubun gan d engan udar a luar. Bila tidak harus dilen gkap i den gan v entilasi mekanis untuk mengeluarkan udarad ari kamar mandi d an jamban tersebut, sehin gga tidak mengotoriruan gan lain.

b. Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi y ang cukup jumlahnya.

c. Jamban harus berleh er an gsa dan 1 jamban tidak boleh d ari 7 oran g bilajamban tersebut terpisah dari kamar mand i.

2.4 Rumah Susun

(40)

Penyelenggar aan rumah susun bertujuan untuk (Undan g-Undang Rep ublik Indon esia No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun):

a. Menjamin terwujudny a rumah susun yang layak hunidan terjan gk au dalam lin gkun gan y an g sehat, aman,harmon is, dan berkelanjutan serta mencip takanp ermukiman yang terp adu guna memban gun k etahananekono mi, sosial, d an buday a.

b. Meningkatkan efisiensi dan ef ektivitas p emanfaatanruan g dan tanah, serta meny ediakan ru an g terbuka hijaud i kawasan p erkotaan dalam mencip takan kawasanp ermukiman y ang len gkap serta serasi dan seimban gdengan memp erhatikan prinsip p embangunanberkelanjutan dan berwawasan lin gkun gan.

c. Mengurangi luasan d an men cegah timbu lny a perumahan dan p ermukiman kumuh.

d. Mengarahkan pengemban gan kawasan p erkotaan y ang serasi, seimb an g, efisien, dan produktif.

e. Memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi y ang menunjan g kehidup an p enghuni dan masy arakat dengantetap mengutamak an tujuan pemenuhan kebutuhan p erumahan dan permukiman y ang lay ak, terutama bagi M BR.

f. Memberday akan p ara pemangku k ep entingan di b idang p emban gunan ru mah susun.

g. Menjamin terp enuhinya kebutuhan rumah susun y ang lay ak dan terjan gkau, terutama bagi MBR dalam lingkun gan y ang sehat, aman, harmonis, d an berk elanjutan dalam suatu sistem tata kelola p erumahan dan p ermukiman y ang terp adu; dan

h. Memberikan kep astian hukum dalam p eny ediaan, kep enghunian, pen gelolaan, dan kep emilikan ru mah susun.

(41)

standar rumah sehat, sy arat kesehatan lingkun gan d an p erilaku hidup sehat. Salah satu komp onen rumah p ada indikator rumah seh at menurut Dep kes RI (2002) adalah p embagian ruan gan.

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori dan keterbatasan p eneliti maka p eneliti membatasi hal-h al yang akan diteliti. Hal tersebut dap at dilihat pada keran gka konsep berikut ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Ada hubungan p en getahuan tentang rokok d en gan tindakan k ebiasaan merokok. 2. Ada hubungan sik ap tentang rokok dengan tindakan keb iasaan merokok.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis p enelitian adalah survei y ang bersifat deskrip tif analitik den gan p endekatan cross sectional (potong lintang) y aitu p enelitian terhadap variabel-variab el y ang termasuk faktor indep enden dan dep enden diteliti sekaligus pada saat y ang sama y ang b ertujuan untuk mengetahui hubungan p engetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok p enghuni rumah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian in i dilaksanakan d i rumah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai. Adapun alasan p emilihan lokasi adalah :

1. Lap oran hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa Tanjun gb alai men emp ati urutan ke-9 perokok terbanyak di Sumatera Utara .

2. Menurut data Puskesmas Sei Tualang Raso, didapatkan hasil survey bahwa 3 p eny akit tertinggi y ang berhubungan dengan rokok adalah ISPA, hip ertensi dan bronkitis.

3. Berdasarkan survei awal y an g dilakukan bahwa p enghuni rumah susun merokok di d alam rumah yang berukuran 4 x 4,5m y ang dihun i oleh satu kep ala keluar ga den gan rata-rata anggota keluar ga b erjumlah 4 oran g.

4. 5 dari 10 p en ghuni ru mah susun tidak men gerti b ahwa p erokok p asif berbahay a dan d ari hasil survei awal p eneliti ju ga melihat 2 dari 10 p enghuni ru mah susun merokok sambil men ggendon g anak (bayi dan balita).

(43)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai d ilakuk an survei awal pada bulan April 2015 d an p enelitian dilaksanak an p ada bulan sep tember 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi dalam p enelitian ini adalah seluruh p enghuni ru mah susun di Kecamatan Sei Tualang R aso Kota Tanjungbalai yaitu sebany ak 94 KK.

3.3.2 S ampel

Samp el p ada p enelitian ini adalah total sampling y aitu 94 KK p enghuni rumah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai y ang d ip ilih men ggunak an teknik purposive sampling dengan kriteria berp eran sebagai KK dalam rumah tangga dan merokok.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada p elaksanaannya p enelitian ini men ggunak an: 3.4.1 Data Primer

Data p rimer y aitu data y ang dip eroleh dengan men ggun akan instrumen kuesioner den gan teknik wawancara kep ada penghuni rumah susun y ang berp eran sebagai KK dalam ru mah tan gga dan merokok di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungb alai tahun 2015.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder y aitu data y ang dip eroleh dari p rofil Kecamatan Sei Tualan g Raso Kota Tanjungbalai.

3.5 Definisi Operasional Variabel

(44)

a. Umur adalah lama hidup resp oden berdasarkan ulang tahun terakhir p ada saat wawancara.

b. Jenis kelamin adalah p erbedaan ciri b iolo gis resp onden y aitu laki-laki d an p eremp uan. c. Pendidikan ad alah p endidik an formal terakhir y ang telah diselesaikan o leh resp onden. d. Pekerjaan ad alah kegiatan atau aktivitas utama resp onden setiap hariny a y ang bekerja

men ghasilk an gaji atau tidak. 2. Sumber informasi

a. Petugas adalah sumb er infor masi r esp onden men genai rokok y an g dip eroleh dari petugas kesehatan.

b. Media cetak adalah sumber infor masi resp onden mengenai rokok yang diperoleh dari majalah, koran, buku, brosur/leaf let/spanduk

c. Media elektronik adalah sumber infor masi resp onden mengenai rokok y ang dip eroleh dari televisi, r adio dan internet.

3. Pengetahuan adalah segala sesuatu y ang dik etahui resp onden men gen ai rokok dan bahay a rokok di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kabup aten Tanjungbalai Tahun 2015.

4. Sikap adalah kecenderun gan responden untuk beresp on negatif atau p ositif mengenai merokok di Kecamatan Sei Tualang Raso Kabup aten Tanjungbalai Tahun 2015.

5. Tindakan adalah suatu p erbuatan ny ata resp onden dalam merokok di Kecamatan Sei Tualang R aso Kabup aten Tanjungbalai Tahun 2015.

(45)

7. M erokok adalah kegiatan membak ar dan men ghisap batang rokok yang dilakuk an di dalam rumah susun di Kecamatan Sei Tualan g Raso Kabupaten Tanjungbalai Tahun 2015.

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Sumber Informasi a. Petugas Kesehatan

Sumber informasi p etugas kesehatan diukur melalui 4 pertany aan dengan menggunakan skala Thrustone (Sin gar imbun, 2008). Skala p engukuran tindakan berd asarkan jawaban yang dip eroleh dari r esp onden terhadap seluruh p ertany aan y ang diberikan. Masing-masin g alternative jawban “Ya melakuk an” dan “Tidak melakukan ”, den gan k etentuan jika resp onden menjawab “Ya melakukan ” dik atakan ben ar dib eri n ilai 1 (satu), dan jika r esponden menjawab “Tidak melakuk an” maka dik atakan salah d iberi n ilai 0 (nol). Nilai tertinggi d ari seluruh pertanyaan adalah 1 (satu) sehin gga total nilai tertinggi adalah 4 (emp at).

M enurut Arikunto (2006), asp ek pengukuran dengan kategori jumlah n ilai y ang ada dap at diklasifik asikan dalam 3 k ategor i yaitu :

a. Sumb er informasi baik, ap abila nilai y ang d ip eroleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertany aan dengan total nilai 4 y aitu > 3

b. Sumber informasi sedan g, ap abila nilai y ang d ip eroleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertany aan dengan total nilai 4 y aitu 2-3

c. Sumb er informasi, ap abila nilai y an g dip eroleh < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 4 yaitu < 2

(46)

Sumber informasi media cetak diukur melalu i 6 p ertanyaan dengan men ggun akan skala Thrustone (Sin garimbun, 2008). Skala p engukuran tindakan berdasarkan jawaban y an g dip eroleh dari resp onden terhadap seluruh pertany aan y ang diber ikan. Masing- masin g alternative jawban “Ya melakukan” d an “Tidak melakuk an”, den gan ketentuan jika r esp onden menjawab “Ya melakuk an” dikatakan ben ar diberi nilai 1 (satu), dan jika resp onden menjawab “Tidak melakuk an” maka dik atakan salah d iberi n ilai 0 (nol). Nilai tertinggi d ari seluruh pertanyaan adalah 1 (satu) sehin gga total nilai tertinggi adalah 6 (en am).

M enurut Arikunto (2006), asp ek pengukuran dengan kategori jumlah n ilai y ang ada dap at diklasifik asikan dalam 3 k ategor i yaitu :

a. Sumb er informasi baik, ap abila nilai y ang d ip eroleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertany aan dengan total nilai 6 y aitu > 5

b. Sumber informasi sedan g, ap abila nilai y ang d ip eroleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertany aan dengan total nilai 6 y aitu 3-5

c. Sumb er informasi, ap abila nilai y an g dip eroleh < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 6 yaitu < 3

c. Media Elektronik

(47)

M enurut Arikunto (2006), asp ek pengukuran dengan kategori jumlah n ilai y ang ada dap at diklasifik asikan dalam 3 k ategor i yaitu :

a. Sumb er informasi baik, ap abila nilai y ang d ip eroleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertany aan dengan total nilai 5 y aitu > 4

b. Sumber informasi sedan g, ap abila nilai y ang d ip eroleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertany aan dengan total nilai 5 y aitu 3-4

c. Sumb er informasi, ap abila nilai y an g dip eroleh < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 5 yaitu < 3

3.6.2 Pengetahuan, Sikap, Tindakan

M enurut Arikunto (2006), asp ek p engukuran dengan kategori (baik, sedan g, kurang) terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) y ang ak an dijadik an p enentu. Pada p enelititan ini kuesioner berju mlah 45 p ertany aan y ang terdiri dari 20 p ertany aan p engetahuan, 20 p ertany aan tentang sikap dan 15 pertany aan tentang tindakan.

a. Pengukuran pengetahuan

Pengetahuan d iukur melalui 20 p ertany aan dengan men ggunak an skala Thurstone (Singar imbun, 2008). Sk ala p en gukuran pengetahuan b erdasarkan p ada jawaban y ang dip eroleh responden terhadap semua p ertanyaan y ang diberikan. Masing- masin g den gan alternatif jawaban “a” , “b” , “c” d engan k etentuan jika resp onden men jawab b enar d iberi nilai 2 (dua), d an jika responden menjawab salah d iberi nilai 0 (nol).

M enurut Arikunto (2006), p engetahuan diklasif ikasikan dalam 3 kategori y aitu :

(48)

- Tingkat pengetahuan sedan g apabila nilai y ang dip eroleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh p ertany aan dengan total nilai 40 yaitu 18-30

- Tingkat pengetahuan rendah apabila nilai y ang d ip eroleh < 45% dari nilai tertinggi seluruh p ertany aan dengan total nilai 40 y aitu < 18

b. Pengukuran sikap

Sikap diukur melalui 15 p ertany aan dengan men ggunakan skala Thurstone (Singar imbun, 2008). Skala p engukur an sikap berdasark an jawaban yang diperoleh d ari resp onden terhadap seluruh p ertany aan y ang diberik an. Untuk p ertanyaan p ositif , Setujul ( S) dib eri n ilai 1 d an tidak setuju (TS) diber i nilai 0. Sed an gkan untuk p ertany aan negatif sik ap setuju (S) d iberi nilai 0,dan tidak setuju (TS) diberi nilai 1. Menurut Arikunto (2006), aspek p engukuran den gan kategori jumlah n ilai y ang ada dap at diklasifikasikan dalam 3 kategori y aitu :

a. Sikap baik, ap abila nilai y ang d ip eroleh >75% d ari n ilai tertin ggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 20 yaitu > 15

b. Sikap sedang, ap abila nilai y ang dip eroleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 20 yaitu 9 - 15

c. Sik ap kurang, ap abila nilai y an g dip eroleh < 45% dar i nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 20 y aitu < 15

c. Pengukuran tindakan

(49)

“Ya melakukan ” dik atakan ben ar dib eri n ilai 1 (satu), dan jika r esponden menjawab “Tidak melakuk an” maka dik atakan salah d an diber i nilai 0 (nol).

M enurut Arikunto (2006), asp ek pengukuran dengan kategori jumlah n ilai y ang ada dap at diklasifik asikan dalam 3 k ategor i yaitu :

a. Tindakan baik, ap abila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 y aitu > 11

b. tindakan sedan g, ap abila nilai yang diperoleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 y aitu 7 - 11

c. Tindakan kur an g, ap abila nilai y an g dip eroleh < 45% dar i nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 15 yaitu < 6

3.7 Teknik Analisa Data

Data y ang dikump ulkan k emudian dianalisa dan d ibuat dalam b entuk tabel distribusi frekuensi dan selanjutny a diuraikan dalam b entuk narasi sesuai literatur y ang ada.

3.7.1 Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk memp eroleh gambar an distribusi frekuensi atau besarny a p roporsi berdasarkan variabel y ang diteliti.

3.7.2 Analisis Bivariat

(50)

BAB IV

HASIL PENELIT IAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Tanjungbalai merupakan salah satu kota y ang menjadi bagian wilay ah Propinsi Sumatera Utara y ang terletak diantara 2”58 Lintan g Utara dan 99”48 Bu jur Timur d engan b atas-batas wilay ah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan den gan Kecamatan Sei Kepay ang Kabup aten Asahan b. Sebelah Timur berb atasan den gan Kecamatan Simp ang Emp at Kabupaten Asahan c. Sebelah Bar at berbatasan den gan Kecamatan Simp an g Emp at Kabupaten Asahan d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simp ang Empat Kabup aten Asahan

Luas wilay ah kota Tanjungbalai adalah 60,529 km2 y ang secara top ografi b erada p ada 0-3 m diatas p ermukaan laut. Secara administratif kota Tanjungbalai terdir i dar i 6 (enam) kecamatan, y aitu Kecamatan Tanjun gbalai Utara, Kecamatan Tanjun gbalai Selatan, Kecamatan Teluk Nibung, Kecamatan Sei Tualan g R aso, Kecamatan Datuk Band ar, Kecamatan Datuk Bandar Timur.

Berdasarkan d ata sensus p enduduk p ada tahun 2010, jumlah p enduduk Kota Tanjungbalai sebany ak 154.445 jiwa dengan kepadatan p enduduk sebesar 2.552 jiwa p er km². Jumlah p enduduk terbany ak di Kecamatan Teluk Nibung y aitu sebany ak 35.802 jiwa sed an gkan jumlah p enduduk paling sed ikit di Kecamatan Tanjungbalai Utara y aitu sebany ak 15.862 jiwa. Kecamatan Tanjungb alai Utara merup akan kecamatan y ang palin g padat p endudukny a y akni sebany ak 18.883,33 jiwa per km² dan Kecamatan Datuk Bandar merup akan kecamatan den gan kep adatan penduduk terkecil y akni sebanyak 1.502, 76 jiwa p er km².

(51)

lebih 2 ha dan terletak di Kelurahan Sei. Raja Kecamatan Sei. Tualan g Raso. Jumlah un it rumah y ang ada di rusunawa tersebut sebany ak 96 unit rumah, dengan luas lantai rumah berukuran 4 x 4,5m y ang dihuni oleh satu kepala keluar ga den gan rata-rata anggota keluar ga berju mlah 4 orang.

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakuk an untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel kar akteristik p ersonal, variabel sumb er infor masi, variabel p engetahuan, variabel sikap , dan variabel tindakan p enghuni rumah susun di kecamatan Sei Tulan g Raso.

4.2.1. Karakteristik Personal Responden

Responden dalam penelitian ini adalah penghuni ru mah susun di kecamatan Sei Tulan g Raso y ang berjumlah 94 orang. Karakteristik p ersonal yang diamb il adalah umur, jenis kelamin, p endidikan dan p ekerjaan resp onden.

a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Responden Di Rumah Susun Berdasarkan Umur

(52)

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

• Laki-laki

Tabel 4.3.Distribusi Responden Di Rumah Susun Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

• SD

Tabel 4.4.Distribusi Responden di Rumah Susun Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)

• Buruh

(53)

4.2.2. Sumber Informasi

Berdasarkan hasil p enelitian, dari 94 resp onden dap at kita ketahui sumber informasi responden tentang rokok den gan kebiasaan merokok. Distribusi sumber informasi dap at dilih at p ada tabel berikut ini :

a. Petugas kesehatan

(54)

Responden y ang meny atakan bahwa petugas kesehatan p ernah mengan jurkan untuk berhenti merokok sebany ak 18 oran g (19,1%) dan y ang tidak sebany ak 76 oran g (80,9%). Responden y ang pernah mendapatkan cerita dar i p etuugas kesehatan tentan g bahay a rokok sebany ak 12 orang (12,9%) dan y an g tidak 82 oran g (87,2%).

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori S umber Informasi Dari Petugas Kesehatan

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Dari Media Cetak Dikecamatan Sei Tulang Raso

informasi men genai p entingny a tidak merokok di dalam rumah di majalah/buku?

64 68,1 30 31,9 94 100.0

(55)

5 Pernahkah kamu

Berdasarkan tabel 4.6 y an g p ernah mendap atkan informasi men genai rokok d i buku, surat kabar atau majalah 65 orang (69,1%) dan y ang tidak 29 orang (30,9%). Resp onden y ang p ernah mendap atkan informasi men gen ai p entingny a tidak merokok di dalam rumah di majalah /buku 64 orang (68,1%) d an y ang tidak 30 or an g (31,9%). Resp onden y ang p ernah mendap atkan informasi mengenai pentingny a tidak merokok di dalam rumah d i koran53 oran g (56,4%) d an y ang tidak brosur/leaflet/sp anduk y ang men ginfor masikan bahay a akib at merokok d i dalam ru mah 54 oran g (57,4%) dan y ang tidak 40 oran g (42,6%).

(56)

Berdasarkan p enelitian d i atas d ap at dikategorik an sumber infor masi y an g d i p eroleh responden dari p etugas kesehatan y ang dikategor ikan baik 37 oran g (39,4%), kategori sedan g sebany ak 38 orang (40,4%) dan k ategor i kuran g sebany ak 19 oran g (20,2%).

c. Media Elektronik

(57)

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori S umber Informasi Dari

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Penghuni Rumah S usun Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan diberi tambahan sep erti cengkeh.

b. Tembakau dibun gkus

a. M embakar tembakau kemud ian dih isap asapny a b. M embakar kertas

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel 4.1. Distribusi Responden Di Rumah Susun Berdasarkan Umur Umur Jumlah (n) Persentase (%)
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Tabel 4.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alasan perusahaan memerlukan lebih dari satu jenis dana adalah karena kombinasi resiko atau sifat biaya modal yang berbeda akan menghasilkan biaya modal rata-rata yang

Salah satu metode yang diterapkan adalah dengan mengunakan metode Full Costing dimana cara penghitungannya dengan membebankan seluruh Biaya Overhead Pabrik baik yang tetap dan

Pacit an BAM BANG SUTARYO Guru Kelas M I M IM PADI III..

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah bagaimana menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

[r]

The government should pursue distribution of education so that education in remote areas can terwujud.Seperti has been mentioned in the Guidelines of State Policy (Guidelines)

Untuk mendukung dan mendorong kegiatan dalam kerangka Komite Konsultasi di bidang Pertanian dapat berlangsung secara berkesinambungan dan agar terjadi pertukaran

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IX C SMP Negeri 9 Purwokerto menunjukkan bahwa tayangan film pendek dapat meningkatkan kemampuan