THE ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING NUMBER OF SAVING IN COMMERCIAL BANKS IN LAMPUNG PROVINCE
(PERIOD 2006:Q1-2014:Q4) By
YENI GUSMAWATI
ABSTRACT
This research aims to identify and analyze the influence of variables income per capita, saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank to the amount of saving in the commercial bank. The data used are time-series quarterly data with study period 2006.I until 2014.IV. The metode used in this research is quantitative analysis with variables model income per capita, saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank all together with the amount of saving in the commercial bank.
To show the influence among each dependent variable toward independent variable were calculate usingError Correction Model (ECM) method. Estimation result showed that short term variables income per capita, saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank all together significant with the amount of saving in the commercial bank. Partially variable saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank have influenced positive and significant , while variable income per capita was negative but not significant.
Oleh
YENI GUSMAWATI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Data yang digunakan adalah datatime-seriestriwulanan dengan periode penelitian 2006.I sampai 2014.IV. Analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan model variabel pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama terhadap jumlah tabungan pada bank umum.
Untuk melihat pengaruh antara satu variabel terikat dengan variabel bebas dilakukan dengan menggunakan metodeError Correction Model(ECM). Hasil estimasi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama signifikan terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Secara parsial variabel suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum berpengaruh posiif dan signifikan, sedangkan variabel Pendapatan Perkapita negatif tetapi tidak signifikan.
ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG
(PERIODE 2006:Q1–2014:Q4)
Oleh:
YENI GUSMAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG
(PERIODE 2006:Q1 – 2014:Q4)
Skripsi
YENI GUSMAWATI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Pendapatan
perkapita Lampung (Triliun) ... 4
2. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Suku Bunga Tabungan Pada Bank Umum (Persen) ... 7
3. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Inflasi Lampunng (Persen) ... 9
4. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Jumlah Kantor Bank Umum (Unit)... 11
5. Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Pada Bank Umum Di Provinsi Lampung ... 16
6. Fungsi Tabungan Menurut Klasik... 24
7. Fungsi Tabungan Menurut Keynes... 25
8. Pandangan Klasik Mengenai Penentu Suku Bunga ... 29
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 13
C. Tujuan Penelitian ... 14
D. Manfaat Penelitian ... 15
E. Kerangka Pemikiran ... 16
F. Hipotesis ... 18
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 20
1. Pengertian dan Motif Memegang Uang ... 20
2. Pengertian Bank dan Jenis Bank ... 21
3. Tabungan ... 23
4. Pendapatan ... 26
5. Suku Bunga ... 27
6. Inflasi ... 30
7. Jumlah Kantor Bank Umum ... 33
B. Tinjauan Empiris ... 34
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 43
B. Batasan Variabel ... 43
C. Prosedur Pengelolaan Data ... 45
D. Metode Analisis dan Pengelolaan Data... ... 46
2. Uji Kointegrasi ... 48
3. Model Koreksi Kesalahan ... 49
4. Uji Hipotesis ... 50
a. Uji t statistik (Uji Parsial) ... 50
b. Uji F statistik ... 52
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Posedur Analisis Data dan Metode ... 53
B. Hasil Pengujian ... 54
1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test) ... 54
2. Uji Kointegrasi ... 55
3. Estimasi Model Error Correction Model (ECM) ... 57
4. Uji Hipotesis ... 59
a. Uji t-statistik (Uji Parsial) ... 59
b. Uji F-statistik ... 60
C. Pembahasan ... 60
1. Pembahasan Analisis ... 60
2. Pembahasan masing-masing variabel berdasarkan Hasil Uji ECM ... 61
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Penelitian ... L1
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu... 40
2. Deskripsi Data Input... 44
3. Hasil Uji Unit Root dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada Tingkat Leve ... 53
4. Hasil Uji Unit Root dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada Tingkat Firs Difference ... 54
1. Hasil Uji Kointegrasi Engel-Granger (EG) ... 55
2. Estimasi Model Error Correction Model (ECM) …... 56
3. Uji t-statistik (Uji Parsial) ... 58
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Al-Insyirah: 5-8)
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan,
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW.
Ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan terima kasihku kepada :
Mama tercinta
Papa dan ibu tersayang yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa,
keikhlasan, ketulusan, kesabaran, perjuanganan dan pengorbanan yang luar biasa,
tidak ada sesuatu apapun yang bisa membalas dan menggantikannya. Terimakasih
atas semangat yang diberikan serta pembelajaran hidup yang luar biasa.
Kakakku Rina Agustina, Zulfikri yang telah memberikan perhatian, arahan dan
selalu mendukung serta memberikan semangat. Adik-adikku Afrinal, Arif Falah
Setiawan dan, Edwin R Setiawan yang selalu memberikan semangat dan
dukungan untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah.
Sahabat-sahabat tercinta yang dengan tulus menyayangiku serta keceriaan dan
kebersamaan kalian yang selalu memotivasiku.
Almamaterku tercinta. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Penulis dilahirkan di Desa Poncowarno, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten
Lampung Tengah, Provinsi Lampung pada tanggal 21 Agustus 1992. Penulis
adalah anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Ibu Asnimar dan Bapak
Herman Sutan Sati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Tk Aisyah di Poncowarno, Kecamatan Kalirejo
Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada tahun 1999. Sekolah dasar di SD
Negeri 1 Poncowarno, Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dan
selesai pada tahun 2005. Selanjutnya, pada tahun 2008 penulis menyelesaikan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Kalirejo dan menyelesaikan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kalirejo pada tahun 2011. Setelah itu
pada tahun yang sama yaitu tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri(UM).
Pada Januari 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Bandar Dalam Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah selama
44 hari. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi PILAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsiyang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum Di Provinsi Lampung
(periode 2006: Q1–2014:Q4)”sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak terbantu dan didukung oleh
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. I Wayan Suparta, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Dosen Pembimbing Satu yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan perhatian, motivasi,
semangat dan sumbangan pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya
4. Ibu Irma Febriana Mimma Kebahyang, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Dua yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh
kesabaran, memberikan perhatian, motivasi, semangat dan sumbangan
pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Nurbetty Herlina Sitorus, S.E., M.Si. selaku penguji utama. Terima kasih
atas bimbingan, saran, kritik dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan
arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Zulfa Emalia, S.E., M.Sc. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan
arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan
arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan
pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
10. Mama tercinta, Asnimar almh. Terima kasih atas kasih sayang, semangat dan
dukungan yang pernah diberikan selama ini, serta doa yang tidak pernah lelah
demi yang terbaik untuk anak-anaknya.
11. Papa dan ibu tersayang, Bapak Herman Sutan Sati dan Ibu Erna Wati.
Terimakasih atas doa, dukungan, motifasi yang diberikan terus menerus, dan
memberikan suri teladah yang baik bagi anak-anaknya.
12. Kakakku Rina Agustina, Zulfikri dan Adikku Afrinal, Arif Fadillah Setiawan,
Edwin R Setiawan. Terimakasih atas dukungan, semangat dan motivasi untuk
Wiwin Destiana Kresida, Nita Puspasari Basuki, Ocni, Zahara, Desi, Tria, Oci,
Wiwit, dan Dewi Sartika, serta anggota makmun kost sofi dan permata hijau,
yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan.
14. Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Sunarsih, Gita Novianty,
Duwi, Amri, Dian Ayu, Dian Nita, Nurul, Tari, Defti, Mul, Richard, Gita
Leviana, Angi A, Angi W, Annisa, Agilta, Faradina, Mega, Suci Y, Nanda,
Suci M, Ayuni, Glady, Ika, Ari, Cella, Yoga, serta seluruh teman-teman EP’11
yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.
15. Teman-teman Pembimbing Akademik. Putri, Thariq, Suci Yunita.
16. Teman–teman dari PILAR, Gita Leviana, Mega, Suci, Cyntia, Dwi, Odi,
Fadli, Nanda, Faradina, Ando, Syepriadi, Een, Fitra, Hendy, Ken,Septi O,
Septi w, Wira, Apri, serta seluruh teman-teman PILAR yang tidak dapat
disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.
17. Keluarga KKN Tematik Desa Bandar Dalam Kecamatan Pulau Piang
Kabupaten Pesisir Barat.
18. Sahabat-sahabatku Nita, Wiwin, Ocni yang selalu memberikan keceriaan,
semangat dan dukungan yang memotivasi.
19. Teman–teman dari zoomers, Ardhika Praseda, Mbk Cety, Abang Okto, Rifki,
Ronald, Kak Putra, Kak Lian serta seluruh teman-teman zoomrs yang tidak
dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.
21. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ekonomi Pembangunan,
khususnya Ibu Hudaiyah, Mas Feri, Ibu Yati, Mas Usman,Mas Ma’ruf.
22. Kakak tingkat 2010, Kak Devi Novita Sari.dan kakak tingkat 2009 khususnya
Kak Rido Sitorus, Kak Eli, Kak Bayu dan kakak-kakak tingkat yang tidak
dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.
23. Kakak tingkat EP 2009 dan 2010 serta adik tingkat EP 2012, 2013, dan 2014.
24. Berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Desember 2015
Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua
badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana
kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.Lembaga keuangan terdiri dari dua macam yaitu bank dan non bank, bank berfungsi sebagai
lembaga intermediasi, dimana bank berperan dalam kebijakan moneter, sumber
dana dan transaksi pembayaran. Bank sebagai lembaga keuangandepositor
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat, dalam bentuk simpanan
(deposits)yaitu giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito berjangka (time deposit). Lembaga keuangan bank yang memiliki peran terbesar dalam dana pihak ketiga adalah bank umum, karena sumber dana bank umum
lebih besar dibandingkan bank perkreditan rakyat.
Sumber dana dari lembaga keuangan bermanfaat dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan lebih, tentu
akan memiliki tabungan karena pendapatanya tidak habis dikonsumsi. Sementara
masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam pendapatan, akan sulit
menyisihkan uangnya untuk ditabung. Menurut Muchtolifah (2007), peran
2
peningkatan pendapatan akan meningkatkan pola konsumsi masyarakat dan juga
jumlah tabungan pada bank umum.
Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah
determinan penting dari standar kehidupan pendudukan (Mankiw, 2006).
Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari dana pihak ketiga yang
memiliki peran dalam pembangunan perekonomian. Dana pihak ketiga di
Lampung memiliki peran terbesar adalah tabungan, dan untuk daerah-daerah
perekonomian yang maju masyarakat lebih menyukai menaruh di giro atau
deposito
UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan tabungan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat
dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Tabungan berkaitan dengan teori
Klasik dan teori Keynes, teori Keynes berpendapat tabungan berhubungan erat
dengan pendapatan. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai
penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan,
sehingga teori ini menggunakan suku bunga di bank sebagai alat penarik nasabah.
Menurut Muchtolifah (2007), dalam proses pembentukan modal secara teoritis
setiap anggota masyarakat memerlukan modal dalam meningkatkan produksinya.
Modal tersebut dihimpun dari tabungan yang diperoleh dari surplus pendapatan
setelah dikurangi untuk konsumsi sehari-hari. Perekonomian yang sedang
berkembang dapat ditingkatkan melalui, meningkatkan mutu sumber daya
masyarakat akan berperan besar dalam peningkatan produktifitas dalam negeri,
dana tabungan dipengaruhi oleh pendapatan dimana pemerintah yang memiliki
peran dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Kewenangan yang diberikan pemerintah kepada daerah membuat daerah harus
mandiri seperti dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah.
Kebijakan negara dan daerah harus satu arah, walaupun dengan kondisi wilayah
Indonesia yang berkepulauan tetap harus satu, sesuai dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Wilayah Lampung terletak di Pulau Sumatra, serta jalur penghubung
antara Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa. Kondisi yang strategis ini dapat
digunakan sebagai kekuatan untuk mengembangkan wilayah Lampung.
Jumlah dana tabungan pada bank umum di Pulau Sumatra yang memiliki jumlah
sumber dana bank terbesar terletak di Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Riau
selanjutnya Provinsi Lampung. Jumlah tabungan pada bank umum di Lampung
merupakan sumber dana terbesar bank, yang dihimpun secara langsung dari
masyarakat, dibandingkan antara provinsi-provinsi lain yang berada di Pulau
Sumatra, seperti wilayah Provinsi Sumatra Selatan, sumber dana terbesar giro dan
deposito sedangkan untuk jumlah tabungan setiap tahunnya rata-rata mengalami
penurunan.
Menurut Bank Indonesia, kecenderungan meningkatnya BI rate berpengaruh
terhadap pertumbuhan dana masyarakat yang terhimpun di perbankan. Peran Bank
Indonesia berpengaruh dalam perputaran uang, ketika Bank Indonesia ingin
menghimpun uang masyarakat, kebijakan moneter yang dilakukan Bank
4
masyarakat untuk menabung. Suku bunga pada Tahun 2006 sampai 2014
cenderung menurun, tetapi jumlah tabungan pada bank umum meningkat, berbeda
pada tahun sebelumnya, ketika suku bunga meningkat maka jumlah tabungan
meningkat. Hal ini menjadi alasan mengapa penulis mengambil penelitian dari
tahun 2006 dan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
tabungan. Deskripsi tentang perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum
dengan pendapatan perkapita Lampung di rangkum dalam Gambar 1.
Sumber: Bank Indonesia, 2006.1-2014.4
Gambar 1. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Pendapatan Perkapita Lampung (Juta).
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa variabel terikat yang digunakan
jumlah tabungan pada bank umum di Lampung, dan salah satu variabel bebas
yang diteliti yaitu pendapatan perkapita Lampung. Tabungan adalah simpanan
yang penarikan dana dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan
dengan itu (Dendawijaya, 2005). Dana dihimpun melalui tabungan yang diperoleh
dari surplus pendapatan, tabungan yang ditingkatkan terus menerus dapat menjadi
modal.
Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendapatan perkapita
Lampung. Menurut Muchtolifah (2007), pendapatan perkapita adalah pendapatan
rata-rata penduduk suatu negara, dimana pendapatan nasional pada tahun tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tertentu. Kegiatan
penyusunan data pendapatan perkaita merupakan evaluasi dalam bentuk ukuran
kuatitatif yang memberikan gambaran masa lalu yang bermanfaat untuk
menyusun strategi masa yang akan datang data ekonomi yang bersifat makro di
Provinsi Lampung.
Penelitian ini menganalisis apakah pendapatan perkapita Lampung menentukan
jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun 2008. Pada saat pendapatan perkapita
Lampung periode 2008.I sebesar Rp 9,671 juta jumlah tabungan pada bank umum
Rp 5,3 triliun, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum
meningkat hinga Rp 5,85 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung juga
meningkat sebesar Rp 9,671 juta. Periode 2009.IV jumlah tabungan pada bank
umum Rp 7,56 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung sebesar Rp12,402
juta dan pada periode 2010.I jumlah tabungan pada bank umum Rp 6,68 triliun
jumlah ini menurun tetapi untuk pendapatan perkapita Lampung meningkat
sebesar Rp 13,674 juta.
Bank Indonesia (2014), melaporkan kinerja perbankan di Provinsi Lampung pada
periode triwulan 2014.IV masih tumbuh cukup baik, hal ini tercerminkan dari
6
pada bank umum mencapai Rp 16,53 triliun dan pendapatan perkapita Lampung
Rp 27,502 triliun, dan dari penjelasan gambar, dapat disimpulkan jumlah
tabungan pada bank umum dan Pendapatan perkapita Lampung dari periode
2006.I-2014.IV jumlahnya mengalami peningkatan.
Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga
tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku
bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku
bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian
tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan
terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat
bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi.
Perubahan laju suku bunga tabungan pada bank umum yang fluktuatif akan
berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan
perubahan suku bunga tabungan pada bank umum yang tinggi akan membuat
nasabah tertarik menyimpan uangnya di bank. Dapat disimpulkan bahwa suku
bunga tabungan pada bank umum mempengaruhi jumlah tabungan pada bank
umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan
Sumber:Bank Indonesia, 2006.1-2014.4
Gambar 2. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Suku Bunga Tabungan (Persen).
Pergerakan jumlah tabungan pada bank umum dan suku bunga tabungan pada
bank umum mengalami perubahan setiap bulannya. Periode 2006.I suku bunga
tabungan mencarapi 4,90%. Selanjutnya periode tahun 2007 suku bunga tabungan
pada bank umum triwulan pertama mengalami penurunan 4,05% dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,38%. Pada 2008.IV mengalami
peningkatan yang cukup signifikan mencapai 3,33%, dari data suku bunga
tabungan pada bank umum dapat dilihat krisis global tidak mempengaruhi tingkat
suku bunga tabungan pada bank umum walaupun membuat perekonomian
mengalami guncangan.
Menurut teori Klasik suku bunga pada bank umum menentukan jumlah tabungan,
hal ini terbukti pada tahun 2010. Saat suku bunga tabungan pada bank umum
periode 2010.III sebesar 2,91% jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,91 triliun,
dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan
8
hinga Rp 9,1 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum mengalami
kenaikan pula sebesar 3,92%. Tetapi pada periode 2011.I teori Klasik tidak
terbukti, pada periode 2011.II saat suku bunga tabungan pada bank umum sebesar
2,64% jumlah tabungan Rp 9,36 triliun, dan pada periode 2011.III jumlah
tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,94 triliun, karena
suku bunga tabungan pada bank umum meningkat sebesar 2,47%. Penjelasan ini
menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
suku bunga tabungan pada bank umum.
Pada periode 2006.I sampai dengan 2014.IV tingkat suku bunga tabungan pada
bank umum cenderung mengalami penurunan, dan 2013.I suku bunga tabungan
pada bank umum mencapai 1,76%. Pada tahun 2014 tingkat suku bunga tabungan
pada bank umum cenderung stabil dari periode I-IV yaitu suku bunga tabungan
pada bank umum 1,88%. Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku nasabah dalam
mengalokasikan uang.
Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi,
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, berarti kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika
kenaikan itu meluas pada kenaikan harga barang lainnya (Bank Indonesia, 2012).
Sehingga, terjadinya perubahan laju inflasi yang fluktuatif akan berdampak pada
jumlah tabungan masyarakat. Kondisi ini dikarenakan laju inflasi yang tinggi
menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun akibat nilai dari mata
jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan
pada bank umum dengan inflasi Lampung dirangkum dalam Gambar 3.
Sumber:Bank Indonesia, 2006.1-2014.4
Gambar 3. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Inflasi Lampung (Persen).
Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa inflasi mengalami pergerakan di
setiap tahunnya dan mengalami penurunan secara umum, berbeda dengan jumlah
tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan secara umum dari periode
2006.I-2014.IV. Bank Indonesia (2006), melaporkan tekanan inflasi pada 2006.I
sebesar 19,35%, berasal dari perkiraan masyarakat akan harga dimasa akan
datang, seperti kebijakan pemerintah yang merecanakan menaikan harga rokok
pada 1 April 2006, rencana kenaikan tarif dasar listrik dan akibat kenaikan harga
BBM pada periode sebelumnya. Bank Indonesia (2006), melaporkan kebijakan
pemerintah di bidang harga komoditas strategis, cukup terjaganya pasokan
kebutuhan pokok masyarakat, membaiknya optimisme masyarakat, dan stabilnya
10
pergerakan kurs menjadi faktor yang menyebabkan penurunan tekanan harga
selama tahun 2006.
Perubahan harga menentukan jumlah tabungan, deflasi menyebabkan kenaikan
jumlah tabungan pada bank umum. Pada tahun 2007, jumlah tabungan pada bank
umum di Lampung periode 2007.I sebesar Rp 3,86 triliun ketika inflsi Lampung
4,91%, dan pada periode 2007.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami
kenaikan hinga Rp 4,23 triliun sedangkan inflasi mengalami penurunan sebesa
3,87%. Tetapi pada periode 2008, inflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan
pada bank umum, pada periode 2008.I jumlah tabungan pada bank umum di
Lampung sebesar Rp 5,3 triliun ketika inflasi Lampung 9,3%, dan pada periode
2008.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hingga Rp 5,85
triliun pada saat inflasi 13,69%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di
bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh inflasi.
Gambar 3 menggambarkan inflasi yang mengalami penurunan dari 2006-2014
dan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan, inflasi yang
berubah-ubah dipengaruhi kondisi perekonomian. Inflasi triwulan 2012.IV
mencapai 4,3% lebih besar dibandingkan dengan periode inflasi sebelumnya
4,32%. Periode tahun inflasi triwulan 2013.IV mengalami peningkatan diatas
target inflasi sebesar 7,68%. Bank Indonesia (2013), melaporkan inflasi
disebabkan oleh kenaikan harga BBM di bulan Juni 2013 dan hari besar
keagamaan yang bertepatan pada periode 2013.III. Inflasi pada periode tahun
2014 disebabkan oleh kenaikan pada BBM pada bulan November 2014, dan
SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2014
tanggal 18 Juli 2014 tentang peraturan biaya pendidikan sesuai dengan
kemampuan ekonomi setiap individu (Bank Indonesia, 2014).
Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga
tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku
bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku
bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian
tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan
terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat
bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi.
Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah kantor bank
umum menurut status kepemilikan. Jumlah kantor bank umum berkaitan dengan
kemudahan fasilitas yang ditawarkan pada masyarakat, untuk meraih minat
masyarakat pada bank harus dikembangkan jaringan kantor cabang dan cabang
pembantu yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
(Muchtolifah, 2007). Sehingga, terjadinya perluasan jaringann kantor bank akan
berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan semakin
banyak jumlah kantor bank di Lampung maka kesempatan masyarakat untuk
menabung semakin banyak dan meningkat. Deskripsi perbandingan data jumlah
tabungan pada bank umum dengan jumlah kantor bank umum dirangkum dalam
12
[image:31.595.114.509.82.299.2]Sumber: Bank Indonesia, 2006.1-2014.4
Gambar 4. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Jumlah Kantor Bank Umum (Unit).
Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa jumlah kantor bank umum dan
jumlah tabungan pada bank umum di Lampung selalu mengalami peningkata.
Jumlah kantor yang menyebar akan membuat nasabah lebih mudah menyimpan
uangnya di bank. Periode 2006.I jumlah kantor pelayanan berjumlah 146 unit,
jumlah ini tersebar di seluruh Provinsi Lampung yang terdiri dari kantor pusat
1unit, kantor cabang 39 unit, kantor cabang pembantu 71 unit, dan kantor kas 35
unit. Perubahan jumlah kantor menentukan jumlah tabungan pada bank umum.
Pada tahun 2010, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2010.II
sebesar Rp 7,38 triliun ketika jumlah kantor di Lampung 246 unit, dan pada
periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga
Rp 7,91 triliun, dan jumlah kantor mengalami kenaikan sebanyak 475 unit. Tetapi
pada periode 2010.III-IV. Pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank
umum di Lampung sebesar Rp 7,91 triliun ketika jumlah kantor Lampung 475
unit, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami
kenaikan hinga Rp 9,1 triliun pada saat jumlah kantor 441 unit.
Periode 2014.IV jumlah kantor bank umum 445 kantor pelayanan terdiri dari
kantor pusat 1 unit, kantor cabang 60 unit, kantor cabang pembantu 336 unit, dan
kantor kas 48 unit. Jumlah kantor cabang yang bertambah jumlahnya akan
mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, perilaku nasabah akan
mempengaruhi jumlah aset di bank, sehinga fasilitas yang baik akan menarik
nasabah untuk menyimapan uangnya.
Lampung adalah satu provinsi yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota yang
terletak di Pulau Sumatera yang sampai saat ini terus melakukan dan
meningkatkan kegiatan pembangunan, dengan tujuan mencapai masyarakat
Lampung yang hidup sejahtera. Penjelasan dari berbagai dasar latar belakang dan
masalah ini, maka variabel bebas yang peneliti ambil adalah pendapatan
perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum sedangkan
variabel terikatnya adalah jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. Maka,
peneliti tertarik untuk mengambil judul Skripsi“Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung’’.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu ketika seorang nasabah
ingin berinvestasi pada bank umum yang terletak di Lampung, penting untuk
mengetahui bagaimana pergerakan naik turun pendapatan perkapita, suku bunga
14
variabel ekonomi yang signifikan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank
umum, serta bagaimana pengaruh yang diberikan. Beberapa variabel
menunjukkan bahwa ada beberapa data yang menunjukkan ketidaksesuaian
dengan teori dan beberapa penelitian terdahulu terhadap jumlah tabungan pada
bank umum. Dengan demikian, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Apakah pendapatan perkapita berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada
bank umum di Lampung?
2. Apakah suku bunga tabungan berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada
bank umum di Lampung?
3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di
Lampung?
4. Apakah jumlah kantor bank umum berpengaruh terhadap jumlah tabungan
pada bank umum di Lampung?
5. Apakah pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor
bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada
bank umum di Lampung?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita terhadap
jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga tabungan terhadap
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap jumlah
tabungan pada bank umum di Lampung.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah kantor bank umum
terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita, suku
bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama
terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana strata 1
(S1) di FEB Universitas Lampung.
2. Sebagai informasi dan referensi serta pembanding bagi masyarakat untuk
penelitian tabungan.
3. Sebagai masukan serta pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan
kebijakan di bidang ekonomi terutama perbankan.
4. Sebagai sarana dan bahan pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum
16
E. Kerangka Pemikiran
5.
6.
[image:35.595.119.498.95.325.2]7.
Gambar 5. Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung.
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mencari referensi atau acuan
dan pembelajaran penelitian-penelitian yang terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini. Variabel pendapatan perkapita diperoleh dari penelitian Muctolifah
(2007) , Isnowati (2012). Referensi variabel suku bunga tabungan diperoleh dari
penelitian Taufiq (2014). Variabel inflasi diperoleh dari penelitian Isnowati
(2012), Muctolifah (2007), dan Hendra (2012). Variabel jumlah kantor bank
umum diperoleh dari referensi Muctolifah (2007).
Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah
determinan penting dari standar kehidupan penduduknya (Mankiw, 2006). Dana
pihak ketiga yaitu giro, tabungan, deposito berjangka memiliki peran dalam
pembangunan negara, sebagai sumber dana. Tabungan merupakan dana yang Pendapatan Perkapita (+)
Suku Bunga Tabungan (+)
Jumlah Tabungan Pada Bank Umum
di Lampung
Inflasi (-)
paling tinggi dibandingkan dengan dana pihak ketiga lainya, oleh sebab itu
semakin tinggi tabungan akan dapat mengurangi ketergantuan modal dari luar
negeri. Jumlah tabungan di bank umum lebih tinggi dari pada BPR. Bank umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa lalu lintas
pembayaran (Kasmir, 2008).
Menurut teori ada dua pendapat tentang tabungan yaitu teori Klasik dan teori
Keynes. Keynes menjelaskan jumlah tabungan dipengaruhi oleh pendapatan, dan
pendapatan perkapita dalam penelitian ini digunakan sebagai proksi dari
pendapatan dan digunkan sebagai variabel bebas. Teori Klasik menjelaskan
tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa
melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga tabungan
di bank umum sebagai variabel bebas.
Perekonomian yang berkembang mengakibatkan nilai uang yang berubah, uang
adalah suatu yang mengalir (money as flower concept ),oleh karenanya uang harus dioptimalkan fungsinya, agar menghasilkan profit yang diinginkan dan uang
yang terus berputar akan menjaga stabilitas ekonomi, karena uang yang tidak
diinvestasikan disektor riil akan berubah nilai uang. Adanya perubahan harga
secara umum dapat menyebabkan inflasi atau deflasi, sehingga penelitian ini
mengunakan inflasi sebagai variabel bebas dan ingin mengetahui pengaruh
terhadap jumlah tabungan pada bank umum.
Letak yang strategis dan pelayanan yang baik akan membuat nasabah semakin
18
yang diinginkan nasabah akan membuat nasabah tertarik menjadi investor di
bank, sehingga penelitian ini menggunakan variabel jumlah kantor bank umum
sebagai variabel bebas.
Bank dituntut untuk menciptakan produk-produk yang baru lebih menarik bagi
nasabah dan masyarakat (Bank Indonesia, 2006). Setiap bank mempunyai cara
untuk menarik nasabah, agar menanamkan modal ke bank, bisa menggunakan
media informasi seperti televisi, radio, atau media cetak. Penting membuat
nasabah tertarik dan percaya dengan kesehatan perbankan, agar perbankan
menjaga liquiditas perbankan. Kondisi satu bank yang tidak sehat, dapat cepat
menyebabkan gangguan pada kondisi seluruh bank , oleh sebab itu penting bagi
perbankan menjaga kesehatan untuk kesejahteraan bersama.
Berdasarkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank
umum serta variabel terikatnya yaitu jumlah tabungan pada bank umum di
Lampung masing-masing variabel memiliki pengaruh yang berbeda-beda.
F. Hipotesis
1. Diduga pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan
pada bank umum di Lampung.
2. Diduga tingkat suku bunga tabungan berpengaruh positif terhadap jumlah
tabungan pada bank umum di Lampung.
3. Diduga inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah tabungan pada bank umum
4. Diduga jumlah kantor bank umum berpengaruh positif terhadap jumlah
tabungan pada bank umum di Lampung.
5. Diduga pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan jumlah kantor
bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada
✁
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian dan Motif Memegang Uang
Menurut kamus umum bahasa Indonesia uang adalah alat penukar atau standar
pengukur nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas,
emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu
(Soemitra, 2009).
Uang adalah persediaa aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi. Jadi, dolar di tangan masyarakat membentuk peredaran uang nasional
(Mankiw, 2006).
Jhon Maynard Keynes menyatakan motif masyarakat meminta (memegang) uang
untuk tiga tujuan:
a. Permintaan uang untuk transaksi
b. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
2. Pengertian Bank dan Jenis Bank
UU No. 10 Tahun 1998 pasal 1 menjelaskan bank adalah usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalan bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Dendawijaya, 2005).
Bank adalah sebuah lembaga atau perusaan yang aktifitasnya menghimpun dana
berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan
dana(surplus spending unit)kemudian menempatkanya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit)melalui penjualan jasa keuangan yang pada giliranya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat
banyak (Taswan, 2010).
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 (ketentuan umum), bank umum adalah
bank yang melakukan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya membeikan jasa dalam lalu dalam lalu lintas
pembayaran. Bank umum memiliki peran yang sangat penting dalam suatu negara
karena bank umum merupakan sarana untuk menjalankan kebijakan yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dalam hal menaikkan dan menurunkan jumlah
uang beredar, serta menghindari terjadinya inflasi dan deflasi sehingga,
terciptanya kestabilaan moneter.
Bank adalah lembaga yang berperan dalam kebijakan moneter, transaksi atau
☎☎
(surplus spending unit), dengan mereka yang membutuhkan dana(defisit spending unit), serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, terdiri dari:
1. Bank Umum, yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatana memberikan jasa
lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatanya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Taswan, 2010).
Jenis bank dilihat dari fungsinya, ada beberapa yaitu:
1. Bank Komersial, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka
dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
2. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan
kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya
terutama memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang di bidang
pembangunan.
3. Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya teruama
menerima deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya
3. Tabungan
a. Pengertian Tabungan
UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan tabungan adalah Simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat
dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005).
b. Teori Tabungan
Perbedaan pendapat teori Klasik dan teori Keynes dapat dilihat dengan
menggunakan gambar
1. Pandangan Klasik
Menurut pandangan Klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Dalam
perkembanganya teori ini dikembangkan oleh Wicklesell yang menyatakan bahwa
tingginya minat masyarakat untuk menabung dipengaruhi oleh tingginya tingkat
bunga. Menurut para ahli ekonomi Klasik (Non Keynesian), analisis untuk
menjelaskan penentuan tingkat suku bunga, dan bukanya untuk menentukan
employmentdan pendapatan seperti dalam pandangan Keynes (Isnowati, 2012). Gambar Klasik menunjukan apabila tingkat bunga adalah rojumlah tabungan
adalah S0dan apabila suku bunga r1jumlah tabungan adalah S1.Dengan demikian
grafik Klasik menunjukan pandangan Klasik yang menyatakan apabila tingkat
suku bunga semakin tinggi maka, semakin banyak tabungan yang akan dilakukan
✞ ✟
(+)
Sf
r1
r0
r
(-) S0 S1 Jumlah tabungan
[image:43.595.146.444.97.300.2]Sumber : Sukirno, 2004
Gambar 6. Fungsi Tabungan Menurut Teori Klasik
2. Pandangan Keynes
Keynes dalam teorinya mengenai kecondongan untuk mengkonsumsi yang secara
ekspisit menghubungkan antara tabungan dan pendapatan masyarakat bahwa
pendapatan dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tabungan.
Klasik yang menentukan saving investasi adalah tingkat suku bunga, maka
Keynes berpendapat bahwa pendapatan yang menentukan tabungan. Grafik
Keynes menerangkan pandangan Keynes mengenai penentuan tabungan. Kurva S
adalah fungsi tabungan, merupakan gambar yang menjelaskan hubungan jumlah
tabungan dan pendapatan. Bentuk kurva S menggambarkan sifat tabungan
masyarakat, gambar Keynes menunjukan apabila tingkat pendapatan rendah,
tabungan dapat mencapai angka negatif. Semakin tinggi pendapatan, semakin
banyak tabungan. Apabila pendapatan daera adalah Y1tabungan adalah S1dan
apabila pendapatan daerah Yf jumlah tabungan adalah Sf.
S
(+)
Sf
S1 Sf
0 Y0 Y1 Yf
Pendapatan nasional
(-)
[image:44.595.107.391.100.290.2]Sumber : Sukirno, 2004
Gambar 7. Fungsi Tabungan Menurut Teori Keynes
c. Sumber Dana Bank
Menurut Dendawijaya (2005), produk bank pada sisi pasiva adalah dana simpanan
masyarakat yang dihimpun secara langsung sebagai berikut:
1. Giro
Simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat
perinah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan.
2. Tabungan
Simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau lainnya
yang dapat dipersamakan dengan itu.
Jum
la
h t
abunga
☛6
3. Deposito
Simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian
antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
4. Pendapatan
Pendapatan individu disebut pendapatan yang diterima oleh rumah tangga
sebelum membayar pajak. Jumlah pendapatan yang siap dibelanjakan atau
ditabung oleh rumah tangga disebut pendapatan siap konsumsi (disposable personal income) atau pendapatan setelah pajak (Case, 2007).
Pendapatan ekonomi didefinisikan sebagai jumlah uang yang bisa dibelanjakan
oleh rumah tangga selama periode tertentu tanpa meningkatkan atau menurunan
aset bersih. Upah, gaji, dividen, pendapatan bunga, pembayaran tunjangan, sewa,
dan seterusnya adalah sumber pendapatan ekonomi (case, 2007).
PDRB pada dasarnya merupakan kumpulan dari pendapatan masyarakat suatu
daerah, dan tinggi rendahnya PDRB akan mempengaruhi tinggi rendahnya
Pendapatan Perkapita Daerah yang bersangkutan (Muchtolifah, 2007). Akan
tetapi, banyak sedikitnya jumlah penduduk pun akan mempengaruhi jumlah
Pendapatan Per Kapita suatu daerah, tetapi tingginya PDRB tidak menjamin
Pendapatan Perkapita yang tinggi. Hal ini terjadi karena faktor jumlah penduduk
5. Suku Bunga
a. Pengertian Suku Bunga
Salah satu alasan nasabah tertarik menyimapan uang di bank adalah suku bunga,
sedangkan bagi bank suku bunga merupakan hal yang penting dalam penarikan
tabungan dan penyaluran kredit. Motif masyarakat dalam mengunakan uangnya
berbeda-beda, oleh sebab itu ilmu memilih yang terbaik diperlukan. Harga dari
penggunaan uang sering disebut bunga, para ekonomi mengatakan tingkat bunga
nominal adalah harga yang dibayar oleh bank sedangkan tingkat bunga riil
merupakan daya beli masyarakat. Menurut Muctolifah (2007), suku bunga dapat
digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan
permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya
berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah
tabungan akan ditentukan oleh tingkat bunga, semakin tinggi suku bunga maka
akan semakin tinggi pula minat masyrakat untuk menabung. Tinggi rendahnya
penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan
masyarakat (Sutarno, 2014).
b. Penentuan Suku Bunga
a. Pandangan Klasik
Menurut pandangan Klasik, suku bunga mempengaruhi jumlah tabungan maupun
investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku
✍8
Klasik menunjukan kurva I menunjukan keingin atau permintaan pengusaha untuk
melakukan investasi dan kurva S mengambarkan penawaran tabungan oleh
seluruh rumah tangga padatigkat penggunaan tenaga kerja penuh. Bentuk kurva
ini adalah seperti Gambar Klasik karena para pengusaha akan mengurani
permintaan tabungan rumah tangga pada saat suku bunga tinggi dan, menambah
permintaan tabungan rumah tangga pada saat suku bunga rendah. Tetapi pada
gambar rumah tangga akan menaikan penawaram terhadap tabungan rumah
tangga pada saat suku bunga bertambah tinggi sebaliknya, akan akan menurunkan
jumlah tabungan rumah tangga apabila suku bunga semakin rendah.
Kurva E menujukan titik keseimbangan di antara rumah tangga yang melakukan
penawaran tabungan dan pengusaha dalam melakukan investasi. Menurut ahli-ahli
ekonomi Klasik, tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai
penggunaan tenaga kerja penuh akan selau sama dengan jumlah seluruh investasi
yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian
pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapat
mencapai tingkat yang sama dengaan penawaran agregat pada penggunaan tenaga
(+)
Kelebihan tabungan S0
r2
r0 E
r2
I
kelebihan permintaan dana untuk investasi
0 I0=S0
Tabungan dan Investasi
[image:48.595.154.425.99.316.2]Sumber: Sukirno, 2004
Gambar 8. Pandangan Klasik Mengenai Penentu Suku Bunga
b. Pandangan Keynes
Mumenurut pandangan Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran uang. Jumlah uang beredar diatur oleh Bank Indonesia, dan
masyarakat berperan dalam permintaan uang. Penawaran dan permintaan uang
dijelaskan pada Gambar Keynes, Kurva penawaran uang tegak lurus karena tidak
dipengaruhi oleh suku bunga tetapi dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat.
Sebaliknya suku bunga sangat mempengaruhi permintaan uang, semakin rendah
suku bunga atau tingkat pengembalian yang rendah maka, akan berpengaruh pada
pemintaan uang. Berdasarkan sifat ini kurva permintaan uang bergerak dari kiri
atas kekanan bawah. Kurva Keynes menujukan titik keseimbangan diantara
penawaran dan permintaan uang.
✑
✒
✓
✒
✔
✒
✕
✖
✘ ✙
(+)
MS0 MS1
r E
E MD r1
0 M0 M1
Penawaran dan permintaan uang
[image:49.595.153.412.97.314.2]Sumber : Sukirno, 2004
Gambar 9. Pandangan Keynes Mengenai Penentu Suku Bunga.
6.Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Sukirno (2004: 14), inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Harga yang terus menerus naik dapat
menyebabkan hiperinflasi dan penurunan dalam tingkat harga disebut deflasi.
Harga barang dan jasa sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat
oleh sebab itu, pemerintah berperan dalam perekonomian. Bank Indonesia
mengartikan inflasi sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus, berarti kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada kenaikan harga barang lainnya (Bank
Indonesia, 2012).
S
Inflais adalah proses kenaikan harga-harga barang dan secara umum terus
menerus selama periode tertentu. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai
macam barang itu naik dengan presentase yang sama, inflasi adalah peristiwa
moneter yang menyebabkan penurunan nilai uang. Penyebab utama gejala ini
adalah akibat tejadinya kelebihan uang yang beredar sebagi akibat penambahan
jumlah uang oleh Bank Indonesia.
b. Kebijakan Moneter Dalam Pengendalian Inflasi
Inflasi merupakan fenomena moneter, sehingg salah satu cara untuk mengatasinya
adalah melalui kebijakan moneter. Pemerintah berperan dalam mengatur
kebijakan untuk mencapai pembangunan nasional. Untuk itu Bank Indonesia
mengunakan beberapa instrument kebijakan moneter, seperti :
1. Fasilitas Diskonto
2. Oprasi Pasar Terbuka
3. Giro wajib Minimum
4. Himbauan Moral
C. Teori Inflasi
1. Teori Inflasi Klasik
Teori ini berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang
beredar, yang dapat dijelaskan melalui hubungan antara nilai ung dengan jumlah
uang, serta nilai uang dan harga. Bila jumlah uang bertambah lebih cepat dari
pertambahan barang maka nilai uang akan merosot dan ini dama dengan kenaikan
✜ ✢
banyak kredit dibandingkan dengan volume transaksi maka obatnya adalah
membatasi jumlah uang beredar dan kredit. Pendapat Klasik tersebut lebih jauh
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Inflasi = f( jumlah uang beredar, kredit)
2. Teori Inflasi Keynes
Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berpada pada tingkatfull employment.Menurut Keynes, kuaantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat menganalisis inflasi walaupun
tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka harga
akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang
untuk transaksi, dengan demikian akan menaikan suku bunga. Hal ini akan
mencegahkan pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunaskan
tekanan inflasi.
Analisis keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan konsep
inflasion gap.Menurut Keynes, inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah, terutama yang berkaitan
dengan peperangan, program investasi yang besar-besaran dalam kapital sosial.
Dengan demikian pemikian pemikiran Keynes tenang inflasi dapat dirumuskan
menjadi:
Inflasi = f (jumlah uang berdar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, investasi)
Teori ini berpendapat bahwa, inflasi disebabkaan moneter dan fiskal yang
ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat berlebihan.
Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya kelebihan
permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut golongan moneteris, inflasi
dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan kelebihan permintaan
melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan terhadap subsidi
atas nilai tukar valuta asing. Sehingga teori inflasi menurut Moneterisme dapat
dinotasikan sebagai berikut :
Inflasi = f(kebijakan moneter ekspansi, kebijakan fiskal ekspans
7.Jumlah Kantor Bank Umum
a. Pengertian Kantor Cabang
UU No. 10 Tahun 1998. Pasal 1(ketentuan umum), kantor cabang adalah kantor
bank yang secara langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat bank yang
bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang dimana kantor cabang tersebut
malakukan usaha (Dendawijaya, 2005). Jumlah kantor bank adalah banyaknya
kantor bank yang yang memberikan pelayanan dan kemudahan untuk melakukan
aktivitas perbankan ( Muchtolifah, 2007).
b. Jenis Bank Berdasarkan Pemilikannya
1. Bank Pemerintah Pusat, yaitu bank-bank komersil, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah
✤ ✥
2. Bank Pemerintah Daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank
pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah
daerah.
3. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang mayoritas kepemilikanya dimiliki oleh
pihak asing
4. Bank Swasta Campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan
swasta asing (Taswan, 2010).
B.Tinjauan Empiris
Sebelum melakukan penelitian ini, maka penulis mencoba untuk mencari referensi
atau acuan dan mempelajari penelitian-penelitian yang terdahulu yang relavan
dengan penelitian ini.
1. PenelitianWayhuningsih (2002),judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Daerah Di Kota Semarang
(1983-2001)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh PDRB, tingkat
bunga deposito 3 bulan dan penerimaan ekspornettoterhadap tabungan daerah secara agregat maupun tabungan pemerintah daerah dan tabungan masyarakat
daerah secara parsial baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Variabel yang digunakan adalah tabungan daerah, tabungan pemerintah daerah,
tabungan masyarakat daerah, PDRB, tingkat bunga deposito, penerimaan
ekspornettodaerah. Model estimasi yang digunakan adalah pendekatan kointegrasi dan model koreksi kesalahan (ECM).
a. Model 1 = Tabungan Daerah
b. Model 2 = Tabungan Pemerintah Daerah
SG = f (PDRB, RD, XN)
c. Model 3 = Tabungan Masyarakat Daerah
SM = f (PDRB, RD, XN)
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil dari ECM, dalam jangka pendek
variabel PDRB hanya mempengaruhi variasi tabungan pemerintah daerah
secara parsial, tetapi dalam jangka panjang tidak mampu mempengaruhi
variabel tabungan daerah, tabungan pemerintah daerah, tabungan masyarakat
daerah, yang ditunjukkan dengan tidak signifikannya variabel tersebut dalam
model. Variabel tingkat bunga deposito mampu mempengaruhi semua variabel
terikat. Tetapi dalam jangka panjang hanya mempengaruhi variabel tabungan
pemerintah daerah. Variabel ekspor tidak mampu mempengaruhi semua
variabel terikat dalam jangka pendek tetapi, dalam jangka panjang hanya
mempengaruhi variabel tabungan pemerintah daerah saja yang berpengaruh.
2. PenelitianMuchtolifah (2007), judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Masyarakat Pada bank umum
(1991-2005).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan
perkapita, jumlah penduduk, dan jumlah kantor bank terhadap jumlah tabungan
masyarakat pada bank umum di kota Surabaya. Variabel yang digunakan
adalah tabungan masyarakat, pendapatan perkapita, jumlah penduduk, tingkat
inflasi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda. Model
penelitian:
Y = βo + β1X1+ β2X2+ β3X3
★6
Y = jumlah tabungan mayarakat
βo= konstanta
β1= koefesien regresi
X1 = pendapatan perkapita
X2= suku bunga tabungan
X3= tingkat inflasi
X4= jumlah kantor bank umum
Kesimpulan dari penelitian ini adalah. Secara simultan semua variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pendapatan perkapita dan
jumlah kantor bank berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap
jumlah tabungan masyarakat. Variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel tabungan masyarakat.
3. PenelitianIsnowati (2012), judul penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Di Indonesia (2001.3-2010.4)’’. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel tingkat pendapatan,
tinngkat suku bunga, inflasi dan pengeluaran pemerintah terhadap tabungan di
Indonesia. Variabel yang digunakan adalah tingkat pendapatan, tingkat suku
bunga, inflasi, pengeluaran pemerintah, tingkat tabungan di indonesia. Alat
analisis yang digunakan pendekatan OLS dan ECM. Model penelitian:
SS= f (YP, R, INF, GF)
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dengan mempengaruhi
ECM memperlihatkan bahwa Error Correction Term (ECT) menunjukan nilai
yang signifikan yaitu sebesar -0,000949 yang signifikan pada α = 5 %. Ini
benar. Variabel pendapatan perkapita memberikan pengaruh positif dan
signifikan pada variabel tingkat tabungan baik dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Vaiabel tingkat suku bunga dalam jangka pendek dan jangka panjang
berpengarh positif dan signifikan. Variabel inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan.
4. PenelitianIyan (2010), judul penelitian ini adalah ‘‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarkat Di Pekanbaru (2004-2009)’’. Penelitian
ini bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai kecenderuan masyarakat
dalam menabung pada bank umum atau bank konvensional di Pekanbaru, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Variabel yang digunakan adalah
pendapatan, tingkat suku bunga, aspek fasilitas. Alat analisis yang digunakan
purposive sampling, yakni sebanyak 100 responden. Responden menyatakan
bahwa minat yang dominan mendorong mereka untuk menabunga adalah
penapatan yang diterima sebesar 58%, tingkat suku bunga sebesar 34%,
sedangkan pada aspek fasilitas yang dibesikan hanya sebesar 8%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin besar pendapatan yang diterima
oleh masyarakat maka semakin tinggi minat masyarakat untuk menabung.
Tetapi apabila pendapatanya sedikit masyarakat belum dapat memastikan
apabila apakah menabung atau tidak. Tinggi suku bunga, apabila tingkat suku
bunga semakin tinggi maka semakin besar jumlah tabungan yang akan
dilakukan masyarakat. Begitu juga sebaliknya, bila tingkat suku bunga rendah
✫8
5. PenelitianSutarno (2014),judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Rumah Tangga Pedesaan Di Kecamatan
Delanggu Kabupaten Klaten (2010.1-2013.12)”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh varibel bebas terhadap tabungan per jumlah anggota
rumah tangga, pada rumah tangga pedesaan di Kecamatan Delanggu
Kabupaten Klaten. Variabel yang digunakan adalah pendapatan per jumlah
anggota rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, rasio beban
ketergantungan, rasio beban ketergantungan, konsumsi dari total pendapatan
rumah tangga. Alat analisis yang digunakan koefesien regesi linier. Model
dasar penelitan:
S/Ni = a0 + a1 Y/Ni + a2 Edi–a3 DR1i–a4 DR2i–a5 C/Ii + a6 Di + ui
Kesimpulan dari penelitian ini adalahVariabel independen yang menunjukan
signifikan pendidikan kepala rumah tangga, rasio beban ketergantungan usia
muda dalam rumah tangga dan rasio beban ketergantungan usia tua dalam
rumah tangga. Secara statistik model tabungan per jumlah anggota rumah
tangga menunjukkan prediksi yang terpecaya.
6. PenelitianHendra(2012), judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh PDRB, Suku Bunga, Tingkat Inflasi Dan Kurs Valuta Asing Terhadap
Simpanan Masyarakat Pada Bank Umum Di Kalimantan Barat (2004-2011)’’.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel independenya. Variabel yang digunakan adalah simpanan masyarakat,
PDRB, Suku Bunga, Tingkat Inflasi dan Kurs Valuta Asing. Alat analisis yang
digunakan ECM. Model dasar penelitan :
Kesimpulan dari penelitian ini adalah PDRB mempunyai pengaruh yang positif
terhadap simpanan masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi X1
sebesar 3,063. artinya setiap kenaikan PDRB 1% maka simpanan masyarakat
akan mengalami kenaikan sebesar 3,063 persen,ceteris paribus. Suku bunga mempunyai pengaruh yang positif terhadap simpanan masyarakat. Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien regresi suku bunga yaitu sebesar 0,201. Artinya
setiap suku bunga sebesar 1% maka simpanan masyarakat akan mengalami
kenaikan sebesar 0,201 persen,ceteris paribus.
Inflasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap jumlah simpanan
masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi inflasi sebesar 0,001.
Artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1% maka jumlah simpan masyarakat
akan mengalami kenaikan sebesar 0,001%,ceteris paribus. Kurs valuta asing mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah simpanan masyarakat. Hal
ini ditunjukkan oleh koefisien regresi kurs valuta asing sebesar -0,002 persen.
Artinya setiap kenaikan kurs valuta asing sebesar 1% maka jumlah simpanan
masyarakat akan mengalami penurunan sebesar -0,002 persen,ceteris paribus.
7. PenelitianTaufiq (2014),judul penelitian ini adalah “Analisis Dampak Inflasi Pada Pengaruh Produk Domestik Bruto dan Bunga Tabungan Terhadap Jumlah
Tabungan Bank Umum (2010.1-2013.12)”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh PDB dan bunga tabungan terhadap jumlah tabungan
dengan inflasi sebagai variabel moderasi. Variabel yang digunakan dalam
✮ ✯
pada bank umum. Alat analisis yang digunakan regresi moderisasi. Modal
penelitian:
Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai t hitung dari pengaruh bungan
tabungan terhadap tabungan sebesar 3,824 < t tabel = 1,694 dan angka sig. =
0,000 sehingga signifikan. Dengan demikian hipotesis 2 (H2) bahwa bunga
tabungan berpengaruh positif terhadap tabungan pada bank umum
terbukti.Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh PDB
terhadap tabungan sebesar 2,528 > t tabel = 1,694 dan angka sig. = 0,028
sehingga signifikan. Dengan demikian hipotesis 1 (H1) bahwa PDB
berpengaruh positif terhadap tabungan pada bank umum terbukti.
8. PenelitianKhan (2010),judul penelitian ini adalah “Penentu Tabungan Di Malaysia (1978-2007)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pendapatan perkapita, suku bunga, nisbah tangungan golongan muda dan tua
dan inflasi terhadap tabungan. Alat analisis yang digunakan regresi moderisasi.
Modal penelitian:
Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3.
Kesimpulan dari penelitian kajian menunjukkan pendapatan perkapita, suku
bunga, nisbah tanggungan tua dan kadar inflasi merupakan penentu utama
kepada simpanan negara manakala pendapatan perkapita, suku bunga,
belanjawan kerajaan, nisbah tanggungan muda, nisbah tanggungan tua dan
Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No Penelitian Objek Penelitian Metode dan Variabel Hasil Penelitian
1. Wayhuningsih (2002).
Mengkaji pengaruh PDRB, tingkat bunga deposito 3 bulan dan, penerimaan ekspor netto terhadap tabungan daerah, tabungan pemerintah, tabungan masyarakat dalam jk. Pendek dan jk. Panjang
Metode :OLS dan ECM Menguji :
1.SD=f (PDRB,RD,XN) 2.SG=f (PDRB,RD,XN) 3. SD=f (PDRB,RD,XN) Variabel: 1.SD=tabungan daerah 2.SG=tabungan pemerintah daerah 3.SM=tabungan masyarakat daerah. 4.PDRB=Pendapatan Domestik Regional Bruto 5.RD=tingkat bunga deposito
6.XN=penerimaan ekspor netto
1.jk.panjang tidak mampu mempengaruhi variabel SD, SG, SM.
2.Jk. pendek variabel tingkat bunga (RD) mampu
mempengaruhi variabel SD, SG dan SM.Dalam jk. panjang hanya mempengaruhi SG. 3. jk. pendek dan jk. panjang variabel penerimaan ekspor (EX) tidak mampu
mempengaruhi variabel (SD, SG, SM) 2. Muchtolifah (2007) Mengkaji pengaruh pendapatan perkapita, jumlah penduduk dan, jumlah kantor bank terhadap jumlah tabungan masyarakat pada bank umum di kota Surabaya dalam jk. Panjang
Metode :Analisis linier berganda
Menguji: Y=β0+ β1+ β2+ β3
Variabel
1.Y= tabungan masyarakat 2. X2=tingkat inflasi 3. X3 =jumlah kantor bank 4. X1=pendapatan perkapita
1. (X1), (X2), (X3), berpengaruh signifikan terhadap (Y).
2. (X1), (X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap (Y). 3, (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y)
3. Isnowati (2012) Menganalisis pengaruh variabel tingkat
pendapatan, tingkat suku bunga, inflasi dan, pengeluaran pemerintah terhadap tabungan di Indonesia dalam jk. panjang dan jk. Pendek
Metode: OLS dan ECM Menguji:
SS=f(YP,R,INF,GF) Variabel:
1.SS =rasio tabungan terhadap GDP
2.Yp = pendapatan perkapita 3.R = tingkat suku bunga nominal
4.INF = inflasi 5.GF = pengeluaran Indonesia pemerintah
1.Variabel (Yp)pengaruh positif dan signifikan, dalam jk. pendek dan panjang.
2. Variabel (R) berpengaruh positif dan signifikan, dalam jk. pendek dan panjang.
3. Variabel (INF) memberikan pengaruh negatif dan
signifikan, dalam jk. pendek dan panjang.
4. Variabel (GF) memberikan pengaruh positif dan signifikan, dalam Jk. pendek dan panjang. 4. Iyan (2010) Memahami lebih
dalam
kecenderungan masyarakat dalam menabung pada bank umum atau bank
konvensional, baik secara langsung atau tidak langsung
Metode :purposive sampling Menguji :Y=X1 + X2 +X3 Variabel:
1.tabungan masyarakat 2.pendapatan
3suku bunga 4. fasilitas
1.pendapatan yang diterima sebesar 58%,
✲ ✳
Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No Penelitian Objek
Penelitian
Metode dan Variabel Hasil Penelitian
5. Sutarno (2014) Menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap tabungan per jumlah anggota rumahtangga, pada pedesaan di Kecamatan Delanggu Kabupatan Klaten
Metode: Koefesien regresi Menguji : S/Ni = a0 + a1 Y/Ni + a2 Edi–a3 DR1i–a4 DR2i –a5 C/Ii + a6 Di + ui
Variabel:
1.tabungan per jumlah anggota
rumah tangga.
2.pendapatan per jumlah anggota rumah tangga 3.pendidikan kepala rumah tangga pada rumah tangga
1.Variabel independen yang menunjukan signifikan pendidikan kepala rumah tangga, rasio beban ketergantungan usia muda dalam rumah tangga dan rasio beban ketergantungan usia tua dalam rumah t