• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA PERANCIS SISWA KELAS XII MAN 2 BREBES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA PERANCIS SISWA KELAS XII MAN 2 BREBES"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

i

BAHASA PERANCIS SISWA KELAS XII MAN 2 BREBES

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nama : Setiadi Nur Hakim

NIM : 2301411001

Program Studi : Pendidikan Bahasa Perancis

Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

v  Vouloir, c’est pouvoir.

 Kesuksesan akan diraih dengan 4 B dan 1 I : a. Berdo‟a

b. Berjuang c. Bersabar d. Bertawakal e. Ikhlas

Persembahan:

(6)

vi

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Tata Bahasa terhadap Keterampilan

Membaca Bahasa Perancis Siswa Kelas XII MAN 2 Brebes“ sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian ini.

3. Dr. Zaim Elmubarok, S.Ag., sebagai ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah menyetujui tema skripsi ini.

(7)

vii

banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Dr. B. Wahyudi Joko S., M.Hum, sebagai sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah membuka ujian sarjana dan memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Perancis yang telah memberikan bekal ilmu yang berharga kepada penulis dalam penulisan skripsi;

9. Sofuroh, S.Pd., sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa Perancis kelas XII MAN 2 Brebes yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini; 10.Siswa kelas XII MAN 2 Brebes yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.; 11. Ibu tercinta serta keluarga besar yang tidak pernah letih mendoakan dan

memberi motivasi

12.Para sahabat yang telah menjadi tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini.

13.Para alumni hati yang pernah mengisi kehidupan dan memberi semangat kepadaku.

14.Teman-teman Pendidikan Bahasa Perancis 2011 yang telah berjuang bersama-sama penulis dalam melaksanakan kuliah; dan skripsi.

(8)

viii

penulis harapkan.Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, lembaga dan pembaca serta dapat memberikan bantuan kepada pihak yang membutuhkan.

Semarang, 27 november2015

(9)

ix

Pembimbing II Tri Eko Agustiningrum, S.Pd., M.Pd. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap keterampilan membaca bahasa Perancis pada siswa kelas XII MAN 2 Brebes serta mendeskripsikan kesalahan yang terdapat pada hasil tes penguasaan kosakata, tata bahasa dan keterampilan membaca siswa kelas XII MAN 2 Brebes.

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Brebes, pada bulan Agustus 2015. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII MAN 2 Brebes. Sampel penelitian ini adalah 53 siswa dari dua kelas yang diambil secara acak yaitu kelas XII IPA 3 dan XII Agama sehingga teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik quotarandom sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes penguasaan kosakata, tata bahasa dan tes keterampilan membaca bahasa Perancis. Uji validitas instrument menggunakan validitas isi. Uji reliabilitas instrument menggunakan KR-21 dan product moment.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik regresi dan korelasi (sederhana dan ganda).

Hasil analisis menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif

penguasaan kosakata terhadap keterampilan membaca sebesar 18%; (2) penguasaan tata bahasa terhadap keterampilan membaca sebesar 28%; (3) penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap keterampilan membaca sebesar

32%).

Terlihat bahwa pengaruh penguasaan tata bahasa terhadap keterampilan membaca lebih kuat dibandingkan dengan penguasaan kosakata terhadap keterampilan membaca.Oleh karena itu, guru harus memprioritaskan atau menekankan peningkatan aspek tata bahasa daripada aspek kosakata.

(10)

x

Hakim, Setiadi Nur. 2015. "The Effect of Vocabulary Mastery and Grammar to the French Reading Skillof Twelfth Graders of MAN 2 Brebes". The first advisor is Dra Diah Widayanti, DEA and the second advisor is Tri Eko Agustiningrum, S.Pd., M.Pd. Final project. Semarang: French Education, Faculty Languages and arts, State University of Semarang. This study aims to describe the influence of vocabulary mastery and grammar tothe French reading skill of the twelfth graders of MAN 2 Brebes as well as to analyze the errors found on the test results of vocabulary mastery, grammar and reading skills of the twelfth graders of MAN 2 Brebes.

The research was conducted at MAN 2 Brebes, on August 2015. It was a correlationnal search. The population of this research was twelfth graders of MAN 2 Brebes. The sample of this research was 53 students who were taken randomly from two classes. They are twelfth graders of science 3 and religion. Therefore, the sampling technique used in this studywas quotarandom technique. Instruments for collecting data in this study were the test of vocabulary mastery, grammar and French reading skill. The content validity was used to test the validity of the instrument. KR-21 and product moment were used to test the reliability of the instruments. Data analysis technique used in this study was correlation and regression statistical technique (simple and double).

The results of the analysis show that: (1) there is a positive influence between reading skill to vocabulary mastery for about 18%; (2) grammar mastery to intermediate reading 28%; (3) vocabulary mastery and grammar skill to reading skill 32%).

(11)

xi

Widayanti, DEA et Directrice II: Tri Eko Agustiningrum, S.Pd., M.Pd. Mémoire. Programme de la Pédagogie Française, Département des Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts, Université d‟état de Semarang.

L‟objectif majeur de cette recherche est de décrire l‟influence de la maîtrise de vocabulaire, de la grammaire à la compréhension écrite et aussi

décrire les fautes commises par les répondants au test de vocabulaire, de la grammaire et de la compréhension écrite du douzième classe de MAN 2 Brebes.

Cette recherche a été faite à MAN 2 Brebes, faisant en août 2015. Elle est une recherche corrélationnelle. La population de cette recherche sont les lycéens du douzième classe de MAN 2 Brebes. Les échantillons de cette

recherche sont 53 lycéens de deux classes prises sont la classe de science 3 et la classe de réligion en tirage au sort de sorte que la téchnique des

documentations utilise la téchnique quotarandom sampling. L‟instrument pour

mettre les documents de cette recherche est le test du vocabulaire, de la grammaire et de la compréhension écrite. La validité de cette recherche est

celle de contenu. La formule KR-21est utilisée pour assurer la fiabilité du test du vocabulaire et de la grammaire au choix multiple. La formule alphaest utilisée pour assurer la fiabilité du test du vocabulaire et de la grammaire de questionnaire à réponses ouvertes courtes. La formule product moment est utilisée pour assurer la fiabilité du test de la compréhension écrite. Dans l‟analyse j‟ai utilisé la formule corrélation simple et multiple.

Le résultat de cette recherche montre que: (1) l‟influence de la maîtrise de vocabulaire à la compréhension écrite est de 18%; (2) l‟influence de

la maîtrise de la grammaire à la compréhension écrite est de 28%); (3) l‟influence de la maîtrise de vocabulaire, de la grammaire à la compréhension écrite est de

(12)

xii RÉSUMÉ

Hakim, Setiadi Nur.2015.L’influence de la maîtrise du vocabulaire, de la grammaire à la compréhension écrite chez les lycéens du douzième

classe de MAN 2 Brebes. Mémoire.Programme de la Pédagogie Française, Département des Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts, Université d‟État de Semarang. Directeur I: Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA., Directeur II: Tri Eko Agustiningrum, S.Pd., M.Pd

Mots clés : vocabulaire, grammaire, compréhension écrite I. INTRODUCTION

L‟une des langues étrangères utilisées dans la communication internationale est la langue française. La langue française est en fonction comme le moyen de communication entre nation et pour échanger des informations.

L‟apprentissage du français au lycée ont des buts : (1) de savoir parler d‟une façon simple dans les contextes divers, (2) de comprendre le contenu des types de

texte court simple et de savoir répondre aux questions relatives au texte, (3) d‟apprécier des oeuvres littéraires, (4) de savoir analyser un texte en critique

(Depdiknas 2003:2). Pour la réalisation de ces objectifs, il faut enseigner les quatres compétences langagières, ceux sont la compréhension orale, la compréhension écrite, la production orale et la production écrite.

Nurgiyantoro (1994:165) explique que la compétence langagière est liée par

le système d‟une langue et le vocabulaire. Djiwandono (1996:3) ajoute que la compétence langagière peut être liée par la prononciation, le vocabulaire et

(13)

xiii

CECRL (Cadre Européen Commun Référence de Langue) divise deux

compétences de la maîtrise d‟une langue. Elles sont les compétences générales et les compétences communicatives langagières. Les compétences communicatives

langagières sont comme les compétences linguistiques, les compétences sociolinguistiques et la compétences pragmatiques. Dans les compétences linguistiques, il existe six les compétences, ceux sont la compétence lexicale (vocabulaire), grammaticale (grammaire), sémantique, phonologique, orthograpique et orthoépique. Elles sont les aspects fondamentaux de la langue.

La langue française s‟accroche à la compétence lexicale (vocabulaire) et à la compétence grammaticale (grammaire). Le vocabulaire est l‟ensemble des

mots utilisés dans une réalisation orale ou écrite (Grevisse 1998:192). La grammaire est la capacité de comprendre et d‟exprimer du sens en produisant

et en reconnaissant des phrases bien formées selon ces principles et non de les mémoriser et de les produire comme des formules toutes faites.

L‟une des compétences langagières est la compréhension écrite. Celle-ci est la compétence réceptive. La bonne compréhension écrite dépend de la maîtrise du vocabulaire et de la grammaire. Si on a envie de maîtriser une langue et bien

comprendre le contenu du texte, c‟est obligatoire de maîtriser le vocabulaire et la grammaire. Dans la partie du vocabulaire, les lycéens sont obligatoirement maîtriser le vocabulaire appris et pour la grammaire, ils sont aussi obligatoirement comprendre l‟utilisation des règles de la langue française. Alors qu‟ils sont ainsi capable de s‟exprimer correctement en écrit.

Basé sur ces opinions, le vocabulaire et la grammaire sont les éléments principaux et très importants pour la compréhension écrite et il est possible qu‟

il y ait l‟influence de la maîtrise du vocabulaire, de la grammaire à la compréhension écrite. C‟est – à – dire, en ayant une bonne qualité du

vocabulaire, de la grammaire et aussi en suivant le bon apprentissage, les apprenant auront une bonne compétence de lécture.

(14)

xiv

à parler de la théorie de la catégorie des mots, de la fonction des mots et de la compréhension écrite. Puis, je continue par la méthode de la recherche,

ensuite je poursuis par l‟analyse et je finis par la conclusion.

II. LE VOCABULAIRE, LA GRAMMAIRE ET LA COMPRÉHENSION ÉCRITE

Selon Grevisse (1998:192), “le vocabulaire est l‟ensemble des mots utilisés dans une réalisation orale ou écrite”En français, il y a huit classes grammaticales aux partis du discours, ce sont le nom, le verbe, l‟adjectif, le déterminant, le pronom, l‟adverbe, la préposition, la conjonction (Lehmann et Berthet 1998:3).

La grammaire est l‟ensemble des fonctionnements d‟une langue, c‟est – à – dire le système d‟une langue. Il y a quatre fonctions fondamentales pour pouvoir bien lire, le sujet, le prédicat, le complément et l‟attribut (Petiot 2000:17).

L‟acquisition de la compréhension écrite en langue étrangère est un processus complexe qui résulte à la fois du transfert des connaissances en langue maternelle, (car, ne l‟oublions pas, l‟apprenant du français langue étrangère sait généralement lire dans sa langue maternelle), et du développement de compétences lexicales, syntaxiques et textuelles propres à la langue étrangère; à ces compétences linguistiques et discursives s‟ajoutent les connaissances antérieures du lecteur, son expérience du monde et son baggage socioculturel

(Cuq et Gruca 2002:160). D‟après cette théorie, la maîtrise du vocabulaire et de la grammaire influencent la compétence de la compréhension écrite, alors que la bonne maîtrise du vocabulaire et de la grammaire sont les bons indicateurs de

la compréhension écrite. les lycéens du douzième classe de MAN 2 Brebes.

(15)

xv

pour connaître les noms et le nombre de la population de cette recherché. La méthode du test est utilisée pour obtenir des données sur la maîtrise du

vocabulaire, de la grammaire et de la compréhension écrite.

La validité de cette recherche est celle du contenu. La formule KR-21est utilisée pour assurer la fiabilité du test du vocabulaire et de la grammaire au choix multiple. La formule alpha est utilisée pour assurer la fiabilité du test du vocabulaire et de la grammaire du type de questionnaire à réponses ouvertes courtes. La formule product momentest est utilisée pour assurer la fiabilité du test

de la compréhension écrite.

IV. RÉSULTAT DE LA RECHERCHE

Cette recherche montre que la note moyenne de la maîtrise de vocabulaire est de 69,4, la note moyenne de la maîtrise de la grammaire est de 67,9, et la note moyenne de la compréhension écrite est de 71,8.

a. L’influence du vocabulaire à la compréhension écrite

Le coefficient de l‟influence de la maîtrise du vocabulaire à la compréhension écrite est de 0,432, et la probabilité est moins de 0,05.

Le résultat de R² est de 0,187, cela dit que la contribution du vocabulaire et à la compréhension écrite est de 18% et que cela est influent possitif, en règle ( R Square ) est 0,187 ou ( 100% = 0,187 ).

b. L’influence de la grammaire à la compréhension écrite

Le coefficient de l‟influence de la maîtrise de la grammaire à la compréhension écrite est de 0,533, et la probabilité est moins de 0,05.

Le résultat de R² est de 0,284, cela dit que la contribution de la grammaire à la compréhension écrite est de 28% et que cela est influent possitif en règle ( R Square ) est 0,284 ou ( 100% = 0,284 ).

c. L’influence de vocabulaire et de la grammaire à la comprehension écrite

Le coefficient de l‟influence de la maîtrise de vocabulaire et de la grammaire à la compréhension écriteest de 0,574, et la probabilité est moins

(16)

xvi

l‟influence de la maîtrise de la grammaire àla compréhension écriteen partiale est de0,533. C‟est – à – dire, la grammaire influence àla compréhension écriteplus que la maîtrise du vocabulaire.Dans le test de la compréhension écrite existe deux aspects, pour l‟aspect de vocabulaire est de 40% et l‟aspect de la grammaire est de 60%.

V. CONCLUSION

(17)
(18)
(19)

xix

4.1.1.1 Uji Normalitas ... 93

4.1.1.2 Korelasi Sederhana atau Tunggal ... 93

4.1.1.3 Korelasi Ganda ... 98

4.2 Pembahasan ... 103

4.2.1 Hasil Analisis Data ... 103

4.2.2 Analisis Kesalahan ... 105

4.2.2.1 Analisis Kesalahan Kosakata ………... 105

4.2.2.2 Analisis Kesalahan Tata Bahasa ……… 107

4.2.2.3 Analisis Kesalahan Membaca ……… 108

5. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 111

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(20)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kata Ganti Subjek ... 20

2.2 Adjectif Demonstratif ... 22

2.3 Adjectif Possessif ... 23

2.4 Adjectif Numéral . ... 24

2.5 Adjectif Interrogatif ... 25

2.6 Article …... ... 26

2.7 Indikator Tingkat Tes Kemampuan Membaca ... 50

3.1 Kisi – kisi Instrumen Tes Penguasaan Kosakata ... 70

3.2 Kisi – kisi Instrumen Tes Penguasaan Tata Bahasa ... 71

3.3 Kisi – kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca ... 73

3.4 Daftar Materi BCA Kelas XII Semester Gasal ... 74

3.5 Responden Uji coba Instrumen ... 76

4.1 Skor Mentah Tes Kosakata, Tata Bahasa dan Membaca ... 84

4.2 Nilai Akhir Tes Kosakata, Tata Bahasa dan Membaca ... 88

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil uji reliabilitas tes kosakata pilihan ganda ... .. 116

2. Hasil uji reliabilitas tes kosakata isian singkat ... 118

3. Hasil uji reliabilitas tes tata bahasa pilihan ganda ... 120

4. Hasil uji reliabilitas tes tata bahasa isian singkat ... 122

5. Hasil uji reliabilitas tes keterampian membaca ... 124

6. Instrumen penelitian tes kosakata ... 125

7. Instrumen penelitian tes tata bahasa ... 134

8. Instrumen penelitian tes membaca ... 140

9. Nilai rata – rata ... 148

10.Uji normalitas ... 149

11.Hasil sampel tes... 150

12.Dokumentasi penelitian ... 165

13.Surat ijin penelitian ... 167

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi, dan orang berbahasa karena adanya dorongan untuk mengadakan komunikasi dengan orang lain baik untuk berinteraksi maupun untuk bekerja sama dengan orang lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan keterampilan – keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi sehari – hari sehingga memungkinkan seseorang dapat menangkap dan mengungkapkan ide / informasi.

Pada dasarnya, berkomunikasi merupakan suatu proses berbahasa. Sebagai bangsa Indonesia, kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional dalam berkomunikasi di masyarakat. Selain itu, bahasa berkembang seiring dengan kemajuan peradaban manusia sehingga penguasaan satu bahasa saja tidak cukup dan sebagai negara yang sedang berkembang, pengajaran dan penguasaan bahasa asing di Indonesia menjadi hal yang penting.

(23)

tersebut dapat diwujudkan, jalan yang ditempuh adalah mengajarkan empat keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek, yaitu menyimak (Compréhension Orale), membaca (Compréhension Écrite), berbicara

(Production Orale) dan menulis (Production Écrite). Secara garis besar, keempat

keterampilan berbahasa tersebut digolongkan ke dalam dua kelompok yang masing-masing bersifat reseptif (pemahaman) dan produktif (menggunakan). Kemampuan reseptif terdiri dari kemampuan menyimak dan membaca, sedangkan kemampuan produktif terdiri dari berbicara dan menulis .

Pembelajaran bahasa Perancis di SMA bertujuan agar siswa terampil dalam hal: (1) berbicara secara sederhana tetapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan

sosial dalam bentuk kegiatan beragam, interaktif dan menyenangkan, (2) menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan merespon

(24)

Berdasarkan kurikulum, baik kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013, bahasa Perancis merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat menengah (SMA,MA dan SMK) kelas X, XI , XII. Tujuan pengajaran bahasa Perancis di SMA menurut KTSP adalah agar para peserta dididik memiliki kemampuan dasar keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis untuk berkomunikasi secara sederhana. Selain itu, melalui pembelajaran bahasa Perancis dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan. Berdasarkan tujuan pengajaran bahasa Perancis di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan reseptif salah satunya yang mencakup membaca merupakan kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa SMA yang memperoleh pelajaran bahasa Perancis . Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempengaruhi keterampilan berbahasa lainnya, sehingga penting dikuasai agar dapat berkomunikasi secara optimal.

(25)

Nurgiyantoro (1994:165) yang menyatakan bahwa kompetensi kebahasaan seseorang berkaitan dengan sistem bahasa (struktur) dan kosakata. Kosakata dan struktur merupakan aspek kebahasaan yang penting untuk dikuasai karena pada dasarnya aspek-aspek kebahasaan lainnya merupakan pengoperasian dari kedua aspek tersebut.

Djiwandono (1996:3) menambahkan bahwa keterampilan berbahasa dapat dikaitkan dengan komponen bahasa. Komponen itu meliputi bunyi bahasa (ucapan), kosakata dan tata bahasa.

(26)

diungkapkan.

Secara umum, kegiatan belajar mengajar di MAN 2 Brebes berjalan lancar sesuai kurikulum yang diterapkan yakni kurikulum 2013 dan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 2013 diterapkan pada kelas X dan XI sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 20013 belum diterapkan secara menyeluruh dikarenakan penerapannya dilakukan secara bertahap berdasarkan keputusan kepala madrasah sehingga kurikulum untuk mata pelajaran bahasa Perancis kelas XII menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Pembelajaran bahasa Perancis di MAN 2 Brebes khususnya kelas XII telah berjalan dengan efektif. Materi pembelajaran pun telah berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Perancis selalu dijumpai kosakata dan tata bahasa yang senantiasa mendampinginya. Kehadirannya berperan penting dan sebagai unsur utama penunjang dalam berbahasa. Guru bahasa Perancis menyampaikan setiap materi selalu menyisipkan perbendaharaan kosakata dan tata bahasa dalam pembelajaran bahasa Perancis. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian yang baik dan mencapai nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Perancis yaitu diatas 70 pada saat peneliti melakukan observasi di MAN 2 Brebes. Adapun jenis tes ulangan harian yang dilakukan yaitu keterampilan membaca (compréhension écrite).

(27)

kereta, dll). Adapun tata bahasa yang dipelajari adalah kala futur simple (s+verbe au conjugué au futur simple+complément), kala passé composé (s+verbe au

conjugué au passé composé+ complément), kata kerja kala futur simple dan passé

composé (avoir, être, parler, acheter, manger, discuter, donner, entrer, aller,

partir , venir , arriver), konjugasi kata kerja tak beraturan ( être , avoir , venir ,

aller , faire, partir, boire, prendre), bentuk negatif/la négation (ne...jamais,

ne...pas encore), kata penghubung/conjonction (mais dan et), bentuk pertanyaan /l’interrogation (pourquoi dan comment) dan adjectif demonstratif.

(28)

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap keterampilan membaca pada siswa kelas XII MAN 2 Brebes?

2. Bagaimanakah kesalahan kosakata dan tata bahasa dalam membaca pada siswa kelas XII MAN 2 Brebes?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap keterampilan membaca pada siswa kelas XII MAN 2 Brebes. 2. Mendeskripsikan kesalahan yang terdapat pada hasil tes kosakata, tata

bahasa dan keterampilan membaca siswa kelas XII MAN 2 Brebes.

1.4 Manfaat Penelitian

(29)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian ini yang berkaitan dengan penelitian korelatif ditinjau dari segi materi,konstruksi, dan bahasa, untuk mengetahui perbedaan dan persamaannya. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini, diantaranya penelitian dari : Anna Dwi Septiarti (2008), Kristanto Ari Wibowo (2008), Hutdiyati Yonif Verawaty (2009), dan Rahmadini Abdi N. (2012).

Septiarti (2008) melakukan penelitian tentang Studi Perbandingan Kemampuan Penguasaan Kosakata Bahasa Perancis melalui Tes Padan Kata dan Tes Teka Teki Silang Pada Siswa Kelas XII Bahasa SMA N 1 Petarukan Pemalang Tahun Ajaran 2007/2008. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Septiarti dapat disimpulkan bahwa nila rata-rata kemampuan penguasaan kosakata bahasa Perancis siswa kelas XII Bahasa SMA N 1 Petarukan Pemalang tahun ajaran 2007/2008 dalam mengerjakan tes padan kata adalah 62.95 yang termasuk dalam kategori “cukup”, sedangkan nilai rata-rata kelas XII SMA N 1 Petarukan

(30)

berikutnya sedangkan tes padan kata tidak tersedia bantuan sehingga siswa mendapat kebebasan menyusun jawaban sendiri, dengan kata lain jika siswa tidak mengetahui atau pun lupa jawaban benar, mereka akan salah menjawab atau bahkan tidak dapat menjawab sama sekali. Meskipun demikian, penelitian yang dilakukan oleh Septiarti A.D dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara penguasaan kosakata bahasa Perancis melalui tes padan kata dan teka – teki silang pada Siswa Kelas XII Bahasa SMA N 1 Petarukan Pemalang Tahun Ajaran 2007/2008

(31)

antara penguasaan kosakata dengan menyimak interogatif melalui media dialog berbahasa Perancis.

Verawaty (2009) melakukan penelitian tentang Korelasi Antara Penguasaan Struktur Bahasa Perancis dengan Kemampuan Menyusun Scramble Kalimat Berbahasa Perancis Mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan Bahasa Perancis. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Verawaty (2009) dapat disimpulkan bahwa penguasaan struktur bahasa Perancis mahasiswa semester III jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Program Studi Pendidikan dan Sastra Perancis, FBS, UNNES, tahun ajaran 2008/2009 tergolong baik, dengan rata-rata sebesar 73.81. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun scramble kalimat berbahasa Perancis tergolong baik dengan rata-rata 73.48. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara penguasaan struktur dengan kemampuan menyusun scramble kalimat berbahasa Perancis mahasiswa semester II.

Rahmadini (2012) yang berjudul “ Korelasi Antara Penguasaan Kosakata

dan Tata Bahasa Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Pada Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis “. Hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh Rahmadini (2012) dapat disimpulkan, pada responden mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas ,UNNES tahun ajaran 2011/2012, diketahui bahwa penguasaan kosakata dan tata bahasa

berkorelasi dengan keterampilan menulis karangan berbahasa Perancis. Pada tes penguasaan kosakata, nilai rata- rata yang diperoleh responden adalah

(32)

adalah 71,5 sedangkan nilai rata – rata pada tes kemampuan menulis adalah 74. Korelasi penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap kemampuan menulis cukup tinggi, hal ini ditunjukan oleh besarnya nilai R dengan nilai positif, yaitu 0.925. Dari nilai R yang hamper mendekati 1 ini, dapat diartikan bahwa variabel independen berkorelasi tinggi dan positif dengan variabel dependen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik penguasaan kosakata dan penguasaan tata bahasa mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Universitas Negeri Semarang tahun ajaran 2011/2012, maka semakin baik pula kemampuan mereka dalam menulis karangan berbahasa Perancis. Kemudian secara parsial, terdapat korelasi yang signifikan antara penguasaan kosakata dan penguasaan tata bahasa dengan kemampuan menulis. Arah korelasi parsialnya pun bernilai positif. Korelasi parsial penguasaan kosakata dan kemampuan menulis menunjuk pada angka 0,771, sedangkan korelasi parsial penguasaan tata bahasa dan kemampuan menulis menunjuk pada angka 0,652. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata berhubungan lebih erat dengan kemampuan menulis dibandingkan penguasaan tata bahasa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap kemampuan menulis karangan pada mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis.

(33)

tentang pengaruh penguasaan kosakata maupun tata bahasa terhadap keterampilan berbahasa dengan keterampilan berbahasa yang berbeda. Namun belum ada penelitian yang mengkaji tentang seberapa besar pengaruh dari keempat penelitian di atas. Oleh karena itu, kedudukan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengkaji tentang seberapa besar pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap keterampilan membaca siswa kelas XII MAN 2 Brebes, sehingga dengan adanya kebaruan penelitian ini bertujuan untuk melengkapi referensi dalam pembelajaran bahasa Perancis.

Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap keterampilan membaca bahasa Perancis, menginformasikan kesalahan kosakata dan tata bahasa apa saja yang dibuat oleh responden dan siswa dapat termotivasi untuk belajar bahasa Perancis.

2.2 Landasan Teoretis

(34)

2.2.1 Kosakata

Menurut Grevisse (1988:192), ”le vocabulaire est l’ensemble des mots utilisés dans une réalisation orale ou écrite”, yang artinya adalah ”kosakata

merupakan keseluruhan kata yang digunakan dalam kegiatan lisan maupun tulisan”. Sedangkan menurut Alvarez dan Perron (1995:90 – 91),” lexicale est

l’ensemble des mots et expressions formant le vocabulaire d’une langue”.

Leksikon adalah keseluruhan kata dan ekspresi yang membentuk kosakata dari sebuah bahasa. Kedua istilah antara vocabulaire dan lexicale sekilas memang berbeda, namun dilihat dari makna, kedua istilah tersebut merupakan sinonim. Leksikal merupakan istilah dalam ilmu kebahasaan, sedangkan kosakata adalah istilah yang sering digunakan dalam kegiatan lisan maupun tulisan.

Keraf (1996:21) menambahkan bahwa semakin kaya kosakata yang dimiliki seseorang, semakin besar pula kemungkinan ia terampil berbahasa sehingga ia akan mempunyai kemampuan lebih untuk memilih dengan kata yang paling harmonis dalam menyampaikan maksud atau gagasannya. Banyaknya kosakata yang dikuasai memungkinkan seseorang untuk menerima dan menyampaikan informasi yang lebih luas. Sebaliknya, keterbatasan kosakata yang dikuasai akan menyebabkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi.

(35)

merupakan aspek kebahasaan yang penting untuk mendukung penguasaan empat keterampilan, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

2.2.1.1 Kelas Kata

Dalam bahasa, kumpulan kata atau kosa kata terbagi menurut kelasnya. Menurut Lehmann dan Berthet (1998: 3), ”En français, il y a huit classes grammaticales aux partis du discours: nom, verbe, adjectif, déterminant, pronom,

adverbe, préposition, conjonction”. ”Dalam bahasa Perancis, ada delapan kelas

kata dalam kategori tata bahasa”. Berikut penjelasan lebih lanjut:

1) Les Noms

Charaudeau (1996:43) menjelaskan bahwa les noms atau kata benda dalam bahasa Perancis terbagi menjadi dua jenis, yaitu noms communs dan noms propres. Noms communs adalah kata yang menjelaskan kata benda pada

umumnya, seperti Stylo , Dictionnaire, Chapeau. Sedangkan noms propres adalah kata yang berhubungan dengan nama seperti Giroud, Hugo, Marseille dan Bordeaux.

2) Les Verbes

Secara singkat , Periot (2000:163) menjelaskan bahwa les verbes atau kata kerja adalah kata yang berfungsi sebagai pusat dari kalimat setelah subjek. Popin (1993:57 – 58) menambahkan bahwa verbe terbagi menjadi dua macam, yaitu verbe d’action dan verbe d’état. Verbe d’action adalah verba yang menerangkan

(36)

Dari kedua teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa verba adalah jenis kata yang menerangkan perbuatan atau keadaan dan menjadi pusat dari kalimat setelah subjek. Berikut contoh dari verba:

Contoh verba perbuatan : Guillaume écrit une lettre.

Écrit merupakan verba perbuatan, yaitu kata kerja yang menerangkan kegiatan bahwa Guillaume menulis surat.

Contoh verba keadaan: Guillaume est timide.

Est merupakan verba keadaan, yaitu kata kerja yang menerangkan keadaan bahwa

Guillaume malu.

3) Les Adjectifs

”Les adjectifs sont des mots qui se joignent au nom ( «adjoint» du nom )

pour l’introduire, le déterminer ( « déterminant » ) ou pour préciser une qualité,

une manière d’être ( « adjectifs qualificatifs » )” (Pougeoise 1996 : 24). ”

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang bergabung dengan nomina (penyerta nomina) untuk memperkenalkan, menunjukan ( « determinan » ) atau untuk menjelaskan kualitas cara manusia ( « adjectif qualificatif » )”.

Contoh : belle yang berarti cantik , heureux yang berarti bahagia , dan petit yang berarti kecil .

4) Les Déterminants

Déterminant adalah kata sandang atau kata penyerta dari nama. Menurut Hutagalung (2003:32), déterminant terdiri dari adjectif demonstratif, adjectif possessif, adjectif numéral, adjectif interrogatif, adjectif exclamatif, dan

(37)

sebelum nomina dan déterminant selalu tergantung pada jenis dan jumlah nama yang disertainya. Contoh: La chaise, mon père, ce sac.

5) Les Pronoms

Hutagalung (2003:40) menjelaskan bahwa les pronoms atau pronomina adalah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nomina. Menurut Dubois dkk (1961:49 – 73), kata ganti atau pronom di dalam bahasa Perancis terdiri dari enam jenis, yaitu pronoms personnels, pronoms possessifs, pronoms démonstratifs, pronoms relatif, pronoms interrogatif, dan pronoms indéfinis.

Contoh : Je suis à Semarang, tu viens de Nantes, Elle part pour

Londres.

6) Les Adverbes

Delatour (1991:177) menjelaskan bahwa ”Les adverbes sont des mots ou

groupe des mots invariables modifiant le sens d’un mot ou d’une phrase”.

”Adverbia merupakan kata – kata atau kumpulan kata yang tidak berubah – ubah

yang memperjelas makna sebuah kata atau kalimat”.

Contoh: Yvette parle lentement.‟Yvette berbicara secara pelan – pelan. Lentement yang berasal dari adjectif lente, adalah adverbia yang berfungsi sebagai

penjelas dari verba parler.

Popin ( 1993 : 101 ) membagi adverbia menjadi lima yaitu :

a. Les adverbes de manière (adverbia cara)

(38)

Le professeur d’indonésien enseigne lentement.

‟ Guru bahasa Indonesia itu mengajar secara pelan-pelan ‟.

b. Les adverbes de quantité ( adverbia jumlah ) Contoh: presque, assez, beaucoup, etc.

Le cours de mathématiques est assez difficile. ‟ Mata pelajaran matematika cukup sulit ‟.

c. Les adverbes de temps ( adverbia waktu )

Contoh: demain, avant, après, etc.  Je vais en France demain.

‟ Saya akan pergi ke Perancis besok ‟.

d. Les adverbes de lieu ( adverbia tempat )

‟ Sylvie tidak pernah bermain sepak bola ‟.

7) Les Prépositions

Charaudeau (1996:258) menjelaskan, ” les prépositions sont les mots grammaticaux entrant dans la composition d’un groupe nominal, d’un groupe

adjectival, ou d’un groupe verbal”. ” preposisi adalah kata gramatikal yang

(39)

kelompok verba”.

Contoh: de, à, pour, avec, etc.

Depuis dimanche, mes parents sont à Toulouse. ‟ Sejak hari minggu, orang tua saya berada di Toulouse ‟.

8) Les Conjonctions

Charaudeau ( 1996 : 129 ) les conjonctions atau konjungsi adalah kata yang tidak berubah yang berfungsi menghubungkan dua kata, dua kalimat, anak

kalimat dengan kalimat lain.

Contoh:

Dua kata: J’apprends le français et l’espagnol.

‟ Saya belajar bahasa Perancis dan bahasa Spanyol ‟.

Dua kalimat: Charlotte est belle, mais elle est paresseuse.

‟ Charlotte cantik, tapi dia malas ‟.

Anak kalimat dengan kalimat lain:

Ma maison est détruite alors qu’il y avait le tremblement de terre .

Rumah saya hancur ketika ada gempa bumi ‟. ( proposotion subordonée) Popin (1993:106) membagi tipe konjungsi menjadi dua:

a. La conjonction de coordination (konjungsi kalimat tunggal) Contoh : mais, ou, et, etc.

(40)

b. La conjonction de subordination (konjungsi induk kalimat atau anak kalimat). Contoh: alors que, lorsque, que, etc.

C’est la France que je préfère.

’ Inilah negara Perancis yang saya suka ’.

2.3.1 Tata Bahasa

Mengenai tata bahasa , Petiot (2000:17) menjelaskan, ” La grammaire est l’ensemble des fonctionnements d’une langue, c’est – à – dire le system de

cette langue”. ” Tata bahasa adalah keseluruhan mekanisme dari suatu bahasa, yang artinya adalah sistem dari bahasa tersebut”. Untuk dapat membaca, penguasaan kosa kata harus pula didukung dengan penguasaan tata bahasa, karena dengan pemahaman tata bahasa, maka kosakata dapat menempati fungsinya dalam sebuah kalimat.

2.3.1.1 Fungsi Subjek

Petiot (2000:28) menjelaskan, ” Le sujet est un constituant de type nominal: nom propre, verbe à l’infinitif, proposition, pronom, déterminant et

noms communs”. ” Subjek adalah keseluruhan dari jenis kata benda ,‟nom propre,

kata kerja pada bentuk infinitif, frasa, kata ganti nomina, déterminant nom‟. Nom

propre, pronom, déterminant, noms communs dan proposition tergabung dalam satu kelompok yang disebut groupe nominal” (Petiot 2000:160).

(41)

(1) Verbe à l’infinitif

Contoh: Faire du sport est bon pour la santé - ‟ Berolahraga baik untuk kesehatan ‟

(2) Nom Propre

Contoh: Bernard habite à Lille – ‟ Bernard tinggal di Lille ‟

(3) Proposition

Contoh: La fille qui joue s’appelle Julien

– ‟Anak perempuan yang bermain itu bernama Julien‟.

Proposition yang digunakan adalah proposition subordonnée relative (anak kalimat penghubung) dengan menggunakan pronom relatif qui yang berfungsi sebagai pengganti subjek. Crocker (2005:266) menjelaskan bahwa qui berfungsi sebagai subjek dari klausa dan mengacu pada orang atau benda.

(4) Pronom

Contoh: Mon ami vient de Monaco – ‟ Temanku berasal dari Monaco‟. Pronom yang berfungsi sebagai sujet bisa berupa pronom personel sujet dengan pembagian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kata Ganti Subjek

Kata Ganti Subjek Le Pronom Personnel

Saya Je

Kamu Tu

Dia lk / pr Il / Elle

(42)

Kalian / Anda Vous

Mereka lk / pr Ils / Elles

Pronom lain yang bisa digunakan sebagai subjek adalah pronom indéfini, yaitu pronom yang menunjukan cara yang tidak jelas dan tidak tentu dari orang,

benda, ataupun ide.

Contoh: Trois garçons sont intelligents, les autres sont paresseux – ‟Tiga anak itu pintar, yang lainnya malas‟.

(5) Déterminant et Nom

Contoh : La dame boit du jus –‟nyonya itu minum jus‟.

Mengenai déterminant yang berperan sebagai penyerta nama, baik nama yang berfungsi sebagai sujet ataupun complément, déterminant selalu menggunakan aturan yang sama yaitu bahwa déterminant selalu diletakan sebelum nomina dan déterminant selalu tergantung pada jenis dan jumlah nomina yang disertainya (Popin 1993:76). Déterminant dalam bahasa Perancis terdiri dari adjectif démonstratif, adjectif possessif, adjectif numéral, adjectif interrogatif, dan

article (Hutagalung 2003:32)

a. Adjectif Démonstratif

Charaudeau (1996:53) menjelaskan, Le déterminant démonstratif comme son nom, l’indique, détermine le nom. ‟Determinan demonstratif (kata sandang

penunjuk) seperti yang diperlihatkan oleh namanya, berfungsi untuk menunjukan

(43)

kata benda/nomina. Berikut adalah bentuk adjectif demonstratif (Charaudeau

‟Didepan kata benda masculin Feminin.‟Didepan kata benda berjenis femina‟.

Pada contoh kalimat di atas , adjectif démonstratif yang digunakan adalah ce, yang berarti ‟ini‟, karena bendanya berjenis kelamin maskulin dan berjumlah

tunggal. Adjectif « ce » menunjuk pada benda benda yang ditunjukannya, yaitu «vêtement».

b. Adjectif Possessif

Charaudeau (1996:54) menjelaskan, ”Le déterminant possessif établit une

relation d’appartenance entre un possesseur et ce qu’il possède”.

”Determinan kepemilikan menunjukan suatu hubungan kepemilikan antara pemilik dan hal yang dimilikinya”. Berikut bentuk adjectif possessif (Crocker

(44)

Tabel 2.3 Adjectif Possessif

Masculin Tunggal Maskulin / Feminin tunggal sebelum vokal

Pada contoh kalimat di atas, adjectif possessif yang digunakan adalah son, yang berarti – nya, karena kata benda yang disertainya berjenis kelamin maskulin dan berjumlah tunggal. Adjectif « son » menunjukan kepemilikan dari kata benda yang ditunjukannya yaitu « chapeau ».

c. Adjectif numéral

Delatour (1991:105) membagi adjectif numéral menjadi dua jenis, yaitu adjectif numéral cardinal dan adjectif numéral ordinal. Adjectif numéral cardinal

(45)
(46)

Quel, Quelle, Quels, Quelles + nom

Tabel 2.5 Adjectif Interrogatif

Maskulin Singulier Féminin

Singulier Maskulin Pluriel Féminin Pluriel

QUEL QUELLE QUELS QUELLES

Contoh :

a. Quel sport aimez-vous ? (m.s.) –‟Olahraga apa yang kamu sukai?‟ b. Quelles voitures achetez-vous ? (f.p) –‟Mobil apa yang kamu beli?‟

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan adjectif interrogatif harus disesuaikan dengan genre atau jenis kelamin dan nombre atau jumlah yang terdapat pada kata benda yang dijelaskan.

e. Article

Artikula adalah kata sandang yang menyertai nomina dan berubah sesuai jenis dan jumlah nomina (Hutagalung 2003:33).

Charaudeau (1996:44) membagi les articles menjadi tiga jenis, yaitu

article défini, article indéfini dan article partitif. Crocker (2005:17) menjelaskan,

‟kata sandang tentu adalah kata yang digunakan untuk mendampingi kata benda

(47)

Dubois (2001:50) menjelaskan, ”Ils peuvent avoir le trait [- défini] comme le, la, les, où l’, le trait [- indéfini], comme un, une, des (la grammaire

traditionnelle les appelle article défini et article indéfini). Constituant obligatoire,

l’article défini est absent devant les noms propres comme Jean, Paris, Médor, etc.

(article défini + Jean); l’article indéfini peut prendre la forme zéro comme dans

toute personne (toute + zéro + personne). Avec les noms non – comptables,

article dit partitif indique un prélèvement quantitatif non défini: du beurre, de la

farine, manger des épinards”. ‟Artikula dapat memiliki ciri – ciri, yaitu artikula

tentu seperti le, la, les, atau l’, ciri artikula tak tentu seperti un, une, des (tata bahasa lama menamakannya sebagai article défini dan article indéfini) yang harus tersusun, artikula tentu tidak ada di depan kata benda apabila diikuti nama diri seperti Jean, Paris, Médor dll. (artikula tentu + Jean); artikula tak tentu dapat mengartikan bentuk nol seperti dalam setiap orang (setiap + nol + tak seorang pun). Dengan kata benda yang tidak dapat dihitung disebut sebagai artikula partitif yang menunjukan banyaknya jumlah benda tidak tentu: bir, tepung, makan sayur bayam‟.

Tabel 2.6 Article

Article Singulier Pluriel

Masculin Féminin Masculin Féminin

(48)

Contracté au restaurant

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi sujet ditempati oleh verbe infinitif, nom propre, proposition, dan noms communs yang kehadirannya

harus disertai oleh déterminant.

2.3.1.2 Fungsi Predikatif

Fungsi predikatif dalam ditempati oleh verba atau kata kerja. Mengenai kata kerja yang berfungsi sebagai predikat. Periot (2000:163) menjelaskan, ”La phrase est construite autour d’un verbe qui est son élément central”. ”Kalimat disusun mengelilingi kata kerja yang menjadi unsur utamanya”.

Menurut Dubois dan Lagan (1973:112 – 124), verba bahasa Perancis berubah sesuai dengan persona, jumlah, kala dan modus. Berikut penjelasan mengenai perubahan verba oleh beberapa aspek tersebut:

2.3.1.2.1 Perubahan menurut Personne (persona) dan Nombre (jumlah) Perubahan tersebut terlihat pada perubahan verbanya, yang terbagi dalam subjek tunggal dan jamak. Contoh pada konjugasi verba habiter yang berarti ‟bertempat tinggal‟ adalah sebagai berikut: Tunggal: J’habite, tu habites, il habite, elle habite

Jamak: Nous habitons, vous habitez, ils habitent, elles habitent

Article Singulier Pluriel

(49)

2.3.1.2.2 Perubahan menurut Temps ( kala )

Perubahan tersebut menyangkut kala waktu, yaitu kala lampau yang terbagi menjadi le passé composé, kala sekarang atau le présent, kala akan datang yang terbagi menjadi le futur proche dan le futur simple. Berikut penjelasan mengenai kala yang berlaku pada bahasa Perancis yang telah diajarkan pada responden:

(1) Le Passé Composé

Charaudeau (1996:168) menjelaskan bahwa le passé composé adalah kala yang menunjukan kejadian yang dilakukan di masa lampau. Contoh: J’ai écrit une lettre – ‟saya telah menulis sebuah surat‟.

Charaudeau (1996:175) memaparkan bahwa pembentukan passé composé adalah avoir yang dikonjugasikan sesuai subjek dengan kala présent dan verba dasar yang telah berubah menjadi participe passé.

Charaudeau (1996:138 – 176) menambahkan bahwa ketika verba yang digunakan adalah les verbes de déplacement dans l’espace (naître, venir, apparaître, arriver, devenir, sortir, partir, aller, monter, descendre, tomber,

revenir, entrer, retourner, rentrer, mourir) dan les verbes pronominaux, maka pembentukannya pada kala passé composé, menggunakan auxiliaire être dan participe passé à valeur adjectivale (pembentukannya seperti aturan adjectif yang

mengikuti jumlah dan jenis nomina).

Contoh : Inès est venue –‟Inès telah datang‟.

(50)

Pada contoh di atas, verba dasar venir dan se coucher berubah menjadi participe passé venue dan se sont couchés, serta mendapat tambahan huruf –e dan

– s, hal ini dikarenakan participe passé mengikuti jenis dan jumlah pada

nominanya yang berfungsi sebagai subjek. (2) Le Présent

Charaudeau (1996:173) menjelaskan, ”Le présent, il marque une action en cours à l’époque présent ”. ”Kala présent adalah kala yang digunakan untuk

mengungkapkan peristiwa yang berlangsung pada masa sekarang”. Perubahan verba pada kala présent sesuai dengan jumlah subjek. Contoh: Elle adore une pomme rouge – ‟dia suka apel merah‟.

Elles adorent une pomme rouge – ‟mereka suka apel merah‟.

(3) Le Futur Proche

Menurut Charaudeau (1996:181) futur proche digunakan ketika kemungkinan realisasi rencana dari penutur lebih besar. Pembentukan futur

proche adalah konjugasi verba aller kala présent dan verba infinitif ( Charaudeau :1996:181).

Contoh : Je vais manger au restaurant demain. - ‟Saya akan makan di restoran besok‟.

Verba dari manger tidak berubah , nomina mendapat verba tambahan aller sehingga makna dari kalimat pun berubah.

(4) Le futur Simple

(51)

Contoh pada konjugasi verba écouter yang berarti ‟mendengarkan‟ adalah: Tunggal: J’écouterai, tu écouteras, il écoutera, elle écoutera

Jamak: Nous écouterons, vous écouterez, ils écouteront, elles écouteront.

2.3.1.2.3 Perubahan menurut Modes (modus)

Menurut Charaudeau (1996:166) menjelaskan bahwa dalam bahasa

Perancis terdapat enam modus, yaitu: l’indicatif, le conditionnelle, l’imparfait, le subjonctif, l’infinitif dan le participe.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai modus yang telah disebutkan sebelumnya, namun untuk jenis modus subjonctif dan conditionnelle tidak dijelaskan lebih lanjut, karena bukan merupakan materi pada tingkatan SMA atau sederajat, berikut Crocker (2005:97 – 98) menjelaskan: (1) Indicatif : digunakan untuk menyatakan fakta atau peristiwa, jika pernyataan tersebut menunjukan kebenaran atau kenyataan atau kemungkinan yang lebih besar, maka indicatif digunakan.

Contoh: Je sais que Zidane mange. – ‟Saya tahu Zidane makan‟ (2) Impératif: digunakan untuk mengekspresikan perintah, harapkan atau

keinginan.

(52)

2.3.1.2.4 Perubahan menurut Voix (Ragam)

Perubahan tersebut mencakup kalimat aktif dan pasif. Contoh: Irène invite Marco aujourd’hui (aktif) - ‟Irène mengundang Marco hari ini‟

Contoh: Marco est invité par Irène aujourd’hui (pasif)

- ‟ Marco diundang Irène hari ini ‟

2.3.1.2.5 Perubahan menurut Aspect ( Aspek )

Perubahan menurut aspek verba terdiri atas: (1) Accompli ’selesai’ dan non accompli’tak selesai’

Contoh: Il boit du thé. – ‟Ia minum teh‟ (tak selesai) Il a bu du thé. –‟Ia sudah minum teh‟ (selesai)

(2) Inchoatif ’mulai’

Contoh: Elle commence à écouter. –‟Ia mulai mendengarkan‟ (3) Progressif’sedang berlangsung’

Contoh: Je suis en train de chanter. – ‟Saya sedang menyanyi‟ (4) Immédiat’segera’

Contoh: Nous allons dormir. – ‟Kami akan tidur‟

(53)

2.3.1.3 Fungsi Pelengkap/ Kompletif

La fonction complément adalah unsur dalam kalimat yang berfungsi sebagai keterangan. La fonction complément yang telah dipelajari responden sampai kelas XII meliputi:

2.3.1.3.1 Le Complément du nom et de l’adjectif

Fungsi le complément du nom et de l’adjectif adalah sebagai keterangan nom atau adjectif yang diawali oleh preposisi. Fungsi pada kedua complément ini bisa ditempati oleh nomina, akjektifa atau verbe infinitif (Popin 1993:27). Berikut beberapa contoh beserta penjelasannya:

(1) Nom

Contoh: Une tasse de café. –‟secangkir kopi‟

«de café» merupakan complément du nom yang berfungsi menjelaskan une tasse.

(2) Verbe à l’infinitif

Contoh: Je suis content d’écrire. – ‟saya senang menulis‟

«d’écrire» merupakan complément de l’adjectif yang berfungsi menjelaskan

content.

2.3.1.3.2 Le Complément Circonstencielle

Fungsi le complément circonstencielle bisa ditempati oleh adverbe, proposition, groupe nominal tanpa preposisi , groupes prépositionels dan pronom

(pronom y dan en), (Petiot 2000: 59). Berikut beberapa contoh beserta penjelasan

(54)

(1) Adverbe

Contoh: Mars arrivera demain. – ‟Maret akan tiba besok‟ (2) Groupe Nominal (déterminant dan nom) tanpa preposisi

Contoh: La nuit, on peut voir les étoiles.

- ‟Di malam hari kita bisa melihat bintang – bintang‟ (3) Groupe Prépositionel (Preposisi dan Groupe Nominal)

Contoh: Renoir va à l’hôtel. – ‟Renoir pergi ke hotel‟

2.3.1.4 Fungsi Atributif

Petiot (2000:50) menjelaskan, ”La fonction attribut peut être rempli par un adjectif, un groupe nom, un nom, un groupe nominal, un groupe

prépositionel, etc”. Fungsi attribut bisa ditempati oleh adjektif, grup adjektival, nomina, grupe nomina, grup prépositionel dan lain sebagainya”. Selain unsur

yang telah disebutkan di atas, Charaudeau menambahkan proposition subordonnée relative dengan penggunaannya pronom relatif que dalam unsur

pembangun fungsi attribut. Namun, penambahan teori dari Charaudeau tidak dijelaskan lebih lanjut karena materi tersebut tidak diajarkan pada tingkatan SMA

atau sederajat.

Popin (1993:22) menjelaskan bahwa fungsi attribut diberikan pada kalimat yang menggunakan verba être atau verba keadaan . Berikut beberapa contoh dan penjelasannya:

(55)

(1) Adjectif

Contoh: Il est beau. – ‟Ia tampan‟

Adjectif yang digunakan adalah adjectif qualificatif. Di dalam bahasa Perancis adjectif qualificatif berubah sesuai jenis dan jumlah nomina yang

disertainya (Charaudeau 1996:102)

Contoh : Le garçon est gros La fille est grosse

Pada contoh di atas, adjectif qualificatif berubah sesuai jenis dan jumlah

benda yang diterangkannya.

(2) Groupe Adjectival (adjectif dan nom)

Contoh: Simon devient un grand chanteur. - ‟Simon menjadi seorang penyanyi ternama‟

(3) Nom

Contoh: Mon père est médecin. – ‟Ayahku berprofesi sebagai dokter‟.

(4) Groupe Nominal (déterminant dan nom)

Contoh: Dupon est un héro. – ‟Dupon menjadi seorang pahlawan‟

(5) Groupe Prépositionnelle (préposition dan nom)

(56)

(6) Infinitif

Contoh: Apprendre n’est pas jouer . – ‟Belajar bukan bermain‟ (7) Pronom

Contoh: C’est moi l’étudiant. – ‟Sayalah sang mahasiswa‟

La fonction attribut terbagi menjadi dua jenis, yaitu attribut de sujet dan attribut

de l’objet. Untuk penjelasannya disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada

tingkatan SMA atau sederajat yaitu hanya attribut de sujet. Contoh attribut de sujet : ”La mademoiselle est belle”

- ‟ Nona itu cantik ‟

Dari paparan mengenai fungsi attribut, dapat disimpulkan bahwa fungsi attribut bisa ditempati oleh nomina, ajektifa, grup nomina, grup adjektival, grup prépositionelle, infinitif, pronom, bahkan proposition. Seperti fungsi complément, fungsi attribut pun kehadirannya tidak mutlak dalam suatu kalimat.

2.3.1.5 Struktur Dasar

Penguasaan struktur atau tata bahasa dapat diaplikasikan dengan cara menyusun sebuah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang benar. Bahasa Perancis mempunyai tujuh struktur dasar kalimat (Grenouvrier dan Peytard 1970:133), yaitu:

(1) SN + Vi (Circonstanciel)

(57)

SN : mon frère

‟Di sekolah, siswa-siswa mematuhi gurunya‟.

SN : les élèves

Vt : obéissent

SN Prép : à leur maître

(CIRC) : à l’école

(4) SN + Vt + SN + SN Prép + (Circonstanciel) Contoh : Hier, Monsieur Giroud a envoyé une fleur à sa petite-amie. ‟Kemarin, Tuan Giroud mengirim bunga pada pacarnya‟. SN : Monsieur Giroud

Vt : a envoyé

(58)

SN Prép : à sa petite-amie (CIRC) : Hier

(5) a. SN + V.être + Adj. + (Circonstanciel) Contoh : En été, le ciel est bleu.

‟Pada musim panas, langit biru‟. SN : le ciel

V.être : est Adj. : bleu (CIRC) : en été

b. SN + V.être + SN + (Circonstanciel)

Contoh : L’année prochaine, mon oncle sera un professeur de soundanais acharmée.

‟Tahun depan, ibuku akan menjadi guru bahasa Sunda‟.

SN : Ma mère

V.être : sera

SN : un professeur de soundanais acharmée (CIRC) : l’année prochaine

c. SN + V.être + SN Prép + (Circonstanciel) Contoh : Il est à Marseille depuis deux semaines.

‟Dia berada di Marseille sejak dua minggu yang lalu‟.

SN : il

(59)

SN Prép : à Marseille

(CIRC) : depuis deux semaines

(6). V.impers. (suite de V.impers.) + (Circonstanciel) Contoh : Il pleut depuis un mois.

‟Hujan turun sejak sebulan yang lalu‟. V.impers. : il pleut

(CIRC) : depuis un mois

(7) Présentatif + suite de présentatif (Circonstanciel)

Merupakan ungkapan penunjuk.

Contoh : C‟est mon dictionnaire.

‟Ini kamusku‟. Présentatif : c’est

Suite de présentatif : mon dictionnaire

Ketujuh stuktur dasar tersebut dapat dikembangkan pada tipe-tipe kalimat bahasa Perancis.

Setelah membahas penggunaan kata dalam fungsi kalimat, seperti nom yang bisa berfungsi sebagai subjek, verba yang berfungsi sebagai predikat, dan adjectif yang bisa berfungsi sebagai attribut. Dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa dengan menguasai kosakata dan mengetahui aturan penggunaan dalam fungsinya sebagai kalimat, maka responden diperkirakan akan bisa membaca dengan baik dan benar.

(60)

2.4.1 Membaca

2.4.1.1 Pengertian Membaca

Kegiatan membaca adalah proses yang kompleks, usaha memahami informasi yang disampaikan melalui media tulis. Untuk dapat menggali informasi tertulis, diperlukan pengetahuan tentang struktur, kosakata bahasa yang bersangkutan, dan sistem ejaannya.

Sebagaimana diungkapkan Cuq dan Gruca “ L’acquisition de la compréhension écrite en langue étrangère est un processus complexe qui

résulte à la fois du transfert des connaissances en langue maternelle, (car, ne

l’oublions pas, l’apprenant de français langue étrangère sait généralement lire

dans sa langue maternelle), et du développement de compétences lexicales,

syntaxiques et textuelles propres à la langue étrangère; à ces compétences

linguistiques et discursives s’ajoutent les connaissances antérieures du lecteur,

son expérience du monde et son bagage socioculturel (Cuq et Gruca 2002:160). „Pemahaman membaca teks tertulis dalam bahasa asing merupakan suatu proses

(61)

Menurut Tarigan, dkk (1991:32), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis. Atau dengan kata lain, membaca yaitu memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.

Sedangkan Hodgson dalam Tarigan (1994:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Berdasarkan teori-teori tentang membaca di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis yang disampaikan oleh penulis.

2.4.1.2 Jenis – jenis Membaca

Berdasarkan keterampilan yang bersifat mekanis dan bersifat pemahaman, maka aktivitas membaca yang paling sesuai adalah membaca nyaring untuk keterampilan mekanis dan membaca dalam hati untuk keterampilan pemahaman (Tarigan, 1991:12).

(1) Membaca nyaring

(62)

Aktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada ucapan daripada pemahaman (Tarigan, 1991: 23).

(2) Membaca dalam hati atau membaca pemahaman

Membaca dalam hati adalah kemampuan membaca tanpa suara dan kemampuan memahami isi bacaan. Menurut Hidayat (1990:29), membaca pemahaman adalah menggali informasi dari teks. Aktivitas ini melibatkan dua hal, yaitu teks yang berimplikasi adanya penulis dan pembaca yang berimplikasi adanya pemahaman. Jadi, membaca pemahaman dilakukan dengan teknik membaca dalam hati.

Hodgson dalam Tarigan (1994:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata– kata secara individual akan dapat diketahui. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Gallison dan Coste (1976:110) memberikan pengertian pemahaman sebagai berikut: “comprehension est l’opération mentale, résultat du décodage d’un message, qui permettra un lecteur (compréhension écrite) ou un auditeur

(compréhension orale) de saisir la signification qui recouvrer les signifiants

écrites ou sonores”. “pemahaman merupakan proses pengolahan pesan di dalam

(63)

makna yang terkandung di dalam penanda tertulis atau lisan”.

Sedangkan menurut Tarigan (1989:343), pemahaman wacana adalah kemampuan menafsirkan pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, dan menentukan jawaban – jawaban serta pertanyaan – pertanyaan yang berasal dari sebuah wacana.

Dari dua jenis membaca di atas, yang diteliti dalam penelitian adalah membaca pemahaman. Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, maka membaca pemahaman adalah salah satu jenis membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan suara dan bertujuan untuk memahami isi teks yang sedang dibaca.

2.4.1.3 Tujuan Membaca Pemahaman

Moirand (1979:18) mengungkapkan dua alasan mendasar seseorang membaca: “il y a sans doute deux raisons fondamentales: soit on lit par plaisir et il s’aggit de la lecture détente, de la lecture loisir (ce que nous développerons pas

dans la présente ouvrage); soit on lit pour s’informer, pour chercher une

information au sans large du terme, et c’est ce type de lecture que nous

envisagerons ici”. “ada dua alasan mendasar: pertama, orang membaca untuk

Gambar

Tabel
Tabel 2.1 Kata Ganti Subjek
Tabel 2.2 Adjectif Démonstratif
Tabel 2.3 Adjectif Possessif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Media PapanWord Square dengan Teknik Permainan Lima untuk Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Perancis.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Perancis sebelum dan sesudah penggunaan teknik permainan

Maria Rusnandar, Ellsa. Penggunaan Multimedia Talk Now dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis. Penelitian ini membahas tentang penggunaan multimedia

ANALISIS JENIS TES TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA PERANCIS TINGKAT A1 JUNIOR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penguasaan kosakata bahasa Jerman dengan keterampilan berbicara siswa kelas XI

Tujuan Penelitian Adalah 1) Pengaruh minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama- sama terhadap keterampilan berpidato, 2) pengaruh minat membaca terhadap

Kosakata merupakan salah satu unsur penting dalam mempelajari bahasa asing. Seorang pembelajar bahasa asing dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi apabila menguasai

Penelitian ini bertolak dari pentingnya penguasaan kosakata bahasa Inggris sebagai dasar untuk menguasai empat keterampilan bahasa Inggris yakni,