KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2009
TESIS
OLEH:
ULFAH WIJAYA KUSUMAH
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :
”KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI RSUP.H.ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2009”
1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran dan
Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi USU Medan.
2. Pimpinan DPRA, Sekretariat DPRA dan Gubernur Aceh atas keikhlasannya
memberikan tugas belajar dan beasiswa kepada saya sehingga saya dapat
mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran dan
Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi USU Medan.
3. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M.Rusda, SpOG (K), Sekretaris Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K),
Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan,
Dr. Deri Edianto, SpOG (K), Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. Dr. Yusuf Hanafiah, SpOG (K),
Prof. Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K),
Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi,
SpOG (K), Prof. Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan Prof. Dr. Daulat H.
Sibuea, SpOG (K), yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk
4. Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K) selaku Kepala Sub Divisi
Fetomaternal atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan
penelitian tentang :
” KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI RSUP.H.ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2009 ”
5. Dr. Zaimah Z Talla, SpGK. MS dan Dr. Rusli P Barus, SpOG.(K) dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing ,
memeriksa dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.
6. Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K), Dr. Muhammad Rusda Harahap, SpOG(K) dan
Dr. Risman F Kaban, SpOG selaku tim penyanggah dan nara sumber dalam
penulisan tesis ini, yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan
dalam perbaikan tesis ini.
7. Prof. Dr. M. Fauzie Sahil,SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama
menjalani masa pendidikan ini, yang telah banyak mengayomi, membimbing
dan memberikan nasehat-nasehat bermanfaat kepada saya dalam menghadapi
masa-masa sulit selama pendidikan.
8. Dr.Yusuf Surbakti, SpOG(K), selaku pembimbing mini referat Magister saya
9. Bapak Setiawan,SKM.Mn dan Drs. Abdul Jalil, M.kes yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis
ini.
10. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/ RSUP
H. Adam Malik- RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang secara langsung telah banyak
membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.
11. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan
sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan Magister Kedokteran
Klinis Obstetri dan Ginekologi di departemen Obstetri dan Ginekologi.
12. Teman Sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis,
karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan
bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan Magister Kedokteran
Klinis Obstetri dan Ginekologi di Departemen Obstetri dan Ginekologi
FK-USU/RSUP H. Adam Malik
Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan
kepada kedua orang tua saya yang terkasih, H. A. Sanusi Hanafi dan Alm.
Syarifah Amnah, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta
memberi contoh yang baik dalam menjalani hidup serta motivasi selama
mengikuti pendidikan ini.
Khususnya kepada suami dan kedua putri saya yang sangat saya kasihi dan
cintai ; Soraya Rizki dan Diva Savira, terima kasih yang tidak terhingga saya
sampaikan dan diiringi permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya karena
kesibukan menyelesaikan tugas-tugas di pendidikan ini, tugas saya sebagai istri
dan ibu sedikit terabaikan. Tanpa pengorbanan, doa dan dukunga dari suami
dan anak-anak saya tercinta , tidak mungkin tugas-tugas ini dapat saya
selesaikan.
Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.
Medan, Oktober 2009
KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DI RSUP.
H. ADAM MALIK MEDAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Wijaya Kusumah U, Barus R, Talla Z.
ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi anemia
pada ibu hamil trimester II-III di RSUP. H. Adam Malik Medan
RANCANGAN PENELITIAN : Penelitian ini bersifat Analitik crossecsional, yaitu penelitian yang bertujuan menganalisa suatu kejadian pada beberapa
variabel dan mencari hubungannya. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di
mulai bulan Juli – Agustus 2009 di RSUP. H. Adam Malik Medan. Data yang
diperoleh diolah dengan menggunakan perangkat SPSS (Statistic Pack for
Social Science) versi 15.
HASIL PENELITIAN : Dalam masa penelitian 2 bulan di dapatkan 72 orang subjek penelitian, dimana 10 subjek penelitian dikeluarkan dari penelitian
karena tidak diperoleh data yang akurat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sampel, ditemukan sebanyak 61,3%
ibu hamil dengan anemia, baik anemia ringan sebanyak 56,5% maupun
4,8% ibu hamil dengan anemia sedang dan hanya 38,7% ibu hamil yang tidak
anemia.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa umumnya konsumsi makanan ibu
hamil sudah mengikuti pedoman empat sehat lima sempurna. Hal ini berarti
konsumsi makanan ibu hamil sudah seimbang dan memenuhi pedoman gizi.
Meskipun demikian, jumlah konsumsi energi ibu hamil rata-rata sejumlah
2465 kkal atau 97,2% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dengan demikian,
Kebutuhan energi selama masa kehamilan mengalami peningkatan yang
dipergunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh
darah dan jaringan baru. Selain itu, tambahan energi dibutuhkan sebagai
tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata konsumsi protein ibu hamil per
harinya adalah 52,89 gram/hari atau 88,1% dari AKG.
Konsumsi asam folat ibu hamil pada penelitian adalah sebesar 257,16 mg per
hari atau 87,2% dari AKG.
Kebanyakan wanita hamil yang menderita anemia disebabkan karena
kebutuhan zat gizinya meningkat tetapi tidak diimbangi dengan pemenuhan
makanan yang bergizi tinggi. Oleh karena itu, ibu hamil harus mengkonsumsi
makanan yang baik secara kualitas maupun kuantitasnya harus diperhatikan
agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Dalam pencegahan anemia gizi
khususnya, anjuran diet ibu hamil harus memenuhi konsumsi jumlah zat besi
dan memperhatikan makanan sumber yang dapat meningkatkan absorpsi zat
besi.
KESIMPULAN : Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Hb ibu hamil trimester II-III dengan jumlah asupan protein, besi dan asam folat. Tidak
terdapat hubungan antara kadar Hb ibu hamil trimester II-III dengan jumlah
asupan kalori.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i-v
DAFTAR ISI vi-vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SINGKATAN ix
ABSTRAK x
BAB I. PENDAHULUAN 1
I.1. LATAR BELAKANG 1
I.2. RUMUSAN MASALAH 3
I.2.1. TUJUAN PENELITIAN 3
I.2.2. TUJUAN UMUM 3
I.2.3. TUJUAN KHUSUS 3
I.4. MANFAAT PENELITIAN 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5
II. 1. ANEMIA DALAM KEHAMILAN 5
II.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ANEMIA PADA IBU HAMIL 6
II. 3. DAMPAK KURANG GIZI 14
II. .4. KADAR Hb IBU HAMIL 15
BAB III. METODE PENELITIAN 18
III. 1. KERANGKA KONSEP 18
III. 2. JENIS DAN RENCANA PENELITIAN 18
III. 3. POPULASI DAN SAMPEL 19
III. 3.1. POPULASI 19
III. 3.2. SAMPEL 18
III.3.3. KRITERIA INKLUSI 19
III. 4. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 20
III.5. DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN 20
III.6. INSTRUMEN PENELITIAN DAN CARA
PENGUMPULAN DATA 24
III.7. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 25
III.7.1. PENGOLAHAN DATA 23
III. 7.2. ANALISA DATA 25
III.7.3. ETIKA PENELITIAN 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 28
IV.1. HASIL PENELITIAN 28
IV. 2. PEMBAHASAN 37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 42
V.1. KESIMPULAN 42
V.2. SARAN 43
DAFTAR PUSTAKA 44
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Angka Kecukupan Protein pada Wanita Hamil dan Menyusui 8
Tabel 2. Daftar Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi 12
Tabel 3. Sebaran Umur, Penghasilan dan Jumlah Anak 26
Tabel 4. Tingkat Pendidikan 27
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan 28
Tabel 6. Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam Malik Medan 28
Tabel 7 Asupan Makanan Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan 29
Tabel 8 Asupan Kalori Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam Malik Medan 31
Tabel 9 Asupan Protein Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan 32
Tabel 10 Asupan Zat Besi Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan 32
Tabel 11 Asupan Asam Folat Ibu Hamil Trimester II-III di RSH. Adam
Malik Medan 33
Tabel 12 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan Kalori 33
Tabel 13 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan Protein 34
Tabel 14 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan
Zat Besi 35
Tabel 15 Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil Trimester II-III dan Asupan
DAFTAR SINGKATAN
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
ASI : Air Susu Ibu
SKRT : Survey Kesejahteraan Rumah Tangga
KEK : Kekurangan Energi Kronis
ANC : Ante Natal Care
BMI : Body Mass Index
AKP : Angka Kecukupan Protein
Hb : Haemoglobin
BAB. I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan
masalah prioritas di bidang kesehatan. Selain menunjukkan derajat
kesehatan masyarakat, angka kematian ibu juga dapat menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan.
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan keracunan
kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya
dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor), yang
bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik adalah
keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup,
perilaku, dan lain sebagainya. Mc Carthy dan Maine menyatakan bahwa
angka kematian ibu dapat diturunkan secara tidak langsung dengan cara
memperbaiki status sosial ekonomi yang mempunyai efek terhadap salah satu
dari seluruh faktor langsung yaitu perilaku kesehatan dan perilaku reproduksi,
status kesehatan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan. Status
kesehatan ibu, menurut Mc Carthy dan Maine merupakan faktor penting
dalam terjadinya kematian ibu. Penyakit atau gizi yang buruk merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu. 1,2
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita
yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak
bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan, partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan
(inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin seperti
abortus, dismaturitas, mikrosomia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
kematian perinatal dan lain sebagainya.3
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20 - 80%,, tetapi
banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil
yang lebih besar dari 50%. Prevalensi anemia pada trimester III berkisar
50-79%. Affandi (1990) menyebutkan bahwa anemia pada kehamilan di
Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan (1990) adalah 60%.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menyebutkan
prevalensi anemia ringan dan berat akan makin tinggi dengan bertambahnya
paritas. WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara
umum adalah 55%, secara bermakna tinggi pada trimester ketiga
dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Anemia karena
defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil
dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Sehingga anemia gizi pada masa
kehamilan sering diidentikkan dengan anemia besi. Simanjuntak (1992)
menyatakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi.
SKRT (1992) menyebutkan , angka anemia ibu hamil sebesar 63,5%
sedangkan data tahun 1995 turun menjadi 50,9%, tahun 1999 didapatkan
anemia gizi pada ibu hamil sebesar 39,5%.4
Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia (Dinkes RI) tahun 2005
menunjukkan bahwa terdapat ibu hamil sebanyak 4 juta per tahun, 2 juta
diantaranya mengalami anemi gizi dan 1 juta mengalami KEK (Kekurangan
Energi Kronis). Permasalahan pokok terdapat pada 6 faktor berikut :5
1. Pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah,
3. Persediaan pangan tingkat rumah tangga yang rendah,
4. Perilaku pengasuhan yang belum sehat,
5. Konsumsi makanan yang tidak mengikuti kaidah gizi dan kesehatan,
6. Kondisi kesehatan ibu atau pun anak.
Di khawatirkan masalah gizi dan rawan pangan dapat menyebabkan hilangnya
sebuah periode generasi. Menurut Dr. Dini Latief MSc, Sekjen Persatuan Ahli
Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan), kebutuhan gizi sangat terkait dengan
tumbuh kembang anak, karena gizi dibutuhkan sejak di dalam janin.
Kebutuhan gizi dimulai dari janin dan dapat dibuktikan bahwa gizi yang baik
akan menjadi modal besar bagi tumbuh kembang anak tersebut hingga masa
dewasa.5,6r 1. PREVALENSI GIZI KURANG DAN BURUK DI INDON
I.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin
mengetahui kadar Hb ibu hamil trimester II-III dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi anemia pada kehamilan di RS Haji Adam Malik-Medan tahun
2009.
I.2.1. Tujuan Penelitian
I.2.2. Tujuan Umum
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi anemia dalam kehamilan.
I.2.3.Tujuan Khusus
1. Mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil trimester II - III di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2009.
2. Mengetahui tingkat pendidikan ibu hamil trimester II – III di RSUP Haji Adam
3. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester II – III di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2009.
4. Mengetahui jumlah asupan makanan ibu hamil trimester II – III di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2009.
5. Mengetahui hubungan kadar Hb ibu hamil trimester II-III dan jumlah asupan
makanan ibu hamil di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2009.
I.3. Manfaaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Ibu hamil
Memberikan informasi tentang anemia pada kehamilan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
2. Tenaga kesehatan
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
anemia pada ibu hamil.
3. Institusi kesehatan
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
anemia pada kehamilan sehingga dapat dilakukan penyuluhan di
puskesmas, posyandu, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi lembaga
terkait dalam merumuskan program penanggulangan masalah anemia
pada ibu hamil yang berkaitan dengan nutrisi ibu hamil.
4. Institusi pendidikan
Sebagai masukan sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu bacaan
yang bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat khususnya masalah nutrisi pada ibu hamil.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Anemia dalam Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) kurang dari normal. Selama hamil,
volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah
dan hemoglobin yang sifatnya menengah adalah normal. Selama kehamilan,
diperlukan lebih banyak zat besi (yang diperlukan untuk menghasilkan sel
darah merah) karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri.
Jenis anemia yang paling sering terjadi pada kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi, yang biasanya disebabkan oleh tidak adekuatnya jumlah
zat besi di dalam makanan. Anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan asam
folat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang
dalam darah. Anemia karena kekurangan zat besi diobati dengan tablet besi. 7,8
Anemia adalah salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia yang
dialami oleh sekitar 51% ibu hamil. Masalah anemia merupakan masalah gizi
mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. Sebagian besar anemia
pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia gizi besi
pada ibu hamil pada umumnya disebabkan oleh perubahan fisiologis karena
kehamilan yang diperberat dengan keadaan kurang zat gizi, vitamin B12,
asam folat dan vitamin C. Selain kebutuhan yang meningkat, faktor resiko lain
yang menyebabkan anemia pada ibu hamil adalah sering mengkonsumsi
pangan yang mengandung zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
Paritas tinggi, jarak kelahiran pendek, ANC/perawatan kehamilan tidak
memadai dan tingkat sosial ekonomi yang rendah juga menjadi faktor resiko
terjadinya anemia pada ibu hamil.9
Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu pada waktu
konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :
1.Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2.Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3.Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama
4.Paritas
5.Usia kehamilan pertama
Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan dan
status gizi pada waktu konsepsi, juga berdasarkan 10,11: a.Keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil
b.Pekerjaan fisik
c.Asupan pangan
Penelitian Ika Mayasari, tahun 2007 di RS Karyadi yang meneliti Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Perilaku
Pemenunuhan Zat Besi di wilayah Kerja Puskesmas Kedawung dengan
jumlah sampel sebanyak 72 orang mendapatkan nilai p value ( 0,001 ) lebih
kecil dari nilai yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan perilaku pemenuhan
zat besi selama kehamilan.12
II.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil
Banyak perubahan yang terjadi dan dialami, baik secara fisik dan emosional
ketika seorang ibu mulai mengandung. Ibu harus selalu memperhatikan
jadwal dan jenis makanan yang di konsumsi, karena pertumbuhan dan
perkembangan janin tergantung dari nutrisi makanan ibu. 13
Tujuan penataan gizi selama hamil adalah untuk menyiapkan :
1.Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta,
2.Makanan padat gizi dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan
lemak,
3.Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku saat
hamil,
4.Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan memepertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan
potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk
menyusui serta merawat bayi kelak,
5.Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang
tidak diinginkan, seperti mual dan muntah,
6.Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi
7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan
makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.13,14
Energi
Terdapat perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 kkal perhari pada trimester I, dan 350 kkal
selama trimester II dan III. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V (1993)
menganjurkan kebutuhan kalori ibu hamil adalah sebesar 285 kkal perhari
dan dianjurkan pemberian penambahan kalori lebih dari 430 kalori per hari
kepada ibu dengan status gizi buruk ( BMI < 19, sebelum kehamilan) yang
dapat meningkatkan penambahan berat badan lebih dari 225 gram.15
Protein
Protein diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti jaringan
tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi protein agar pertumbuhan
janin optimal. Protein membentuk sel-sel dan jaringan baru tubuh dan
memelihara pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Protein
juga menjadi bahan-bahan untuk energi bila keperluan tubuh akan hidrat
arang dan lemak tidak terpenuhi. 1/5 bagian tubuh adalah protein, ½ nya ada
dalam otot, 1/5 di dalam tulang dan tulang rawan, 1/10 ada dalam kulit, dan
selebihnya di dalam jaringan dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkut zat-zat gizi dan sebagainya membutuhkan protein.
Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
precursor sebagian berasal koenzim, hormon, asam nukleat dan
molekul-molekul yang essensial untuk kehidupan. Tubuh akan menyerap protein dalam
bentuk asam amino. Asam amino ini terbagi dalam asam amino nonesensial
dari makanan, karena tubuh tidak dapat membuatnya sendiri. Asam amino
esensial terdiri atas : isoleusin, leusin, lisin, methiyonin, femialanin, threonin,
triptofan, dan valin. Jumlah konsumsi protein bagi setiap orang berbeda,
tergantung pada umur, berat badan, jenis kelamin, dan mutu protein. 16,17
Kebutuhan protein menurut WHO adalah konsumsi yang diperlukan untuk
mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang
diperlukan dalam masa pertumbuhan. Angka kecukupan protein (AKP) orang
dewasa menurut hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg
BB, berupa protein patokan tinggi yaitu protein telur (mutu cerna/digestibility
dan caya manfaat/utility telur adalah 100). Angka ini dinamakan safe of intake
atau taraf asupan terjamin. Angka kecukupan protein yang dianjurkan pada ibu
hamil dan menyusui dapat dilihat pada tabel 1.17
Tabel 1. Angka kecukupan protein pada wanita hamil dan wanita menyusui.
Ibu hamil + 12 gram/hari
Ibu menyusui enam bulan pertama + 16 gram/hari
Ibu menyusui enam bulan kedua + 12 gram/hari
Ibu menyusui tahun kedua + 11 gram/hari
Kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%. Jumlah protein
yang harus tersedia sampai akhir kehamilan sekitar 925 g yang tertimbun
dalam jaringan ibu, janin dan plasenta. National Academy of Sciences
mematok angka 30 gram. Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V
1993 mennganjurkan penambahan 12 gr/hari. Bahan pangan yang dijadikan
sumber sebaiknya 2/3-nya merupakan bahan pangan yang bernilai biologi
tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya.
Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3
Zat Besi
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat
besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.19
Saat hamil, kebutuhan zat besi sangat meningkat. Beberapa literatur
mengatakan kebutuhan tersebut mencapai dua kali lipat dari kebutuhan
sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat
sampai 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk
hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat
juga memerlukan banyak zat besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat
besi biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi
dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum mencukupi
sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi.20.21
Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi adalah daging, ayam,
ikan, kerang, telur, sereal, bayam, dll. Penyerapan zat besi di usus di bantu
oleh vitamin C, terutama zat besi yang berasal dari tumbuhan. Sebaliknya, teh,
kopi, dan kalsium dianggap dapat mengurangi penyerapan zat besi jika
dikonsumsi dalam dua jam setelah makan makanan kaya zat besi.
Kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi) selama hamil dapat berdampak
buruk pada ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak sewaktu melahirkan
berefek lebih buruk pada ibu hamil yang anemia. Kekurangan zat besi juga
mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat lahir, berat badannya di
bawah normal (BBLR). Akibat lain dari anemia defisiensi besi selama hamil
adalah bayi lahir prematur. Selain itu kekurangan zat besi dapat meningkatkan
pola makan, sehingga pemakaian suplemen disarankan. Kebutuhan ibu hamil
akan Fe meningkat yang digunakan untuk pembentukan plasenta dan sel
darah merah sebesar 200-300%.22
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin
C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, dan magnesium
dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu
sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat
memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe
sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan.23
Asam Folat
Asam folat yang dikonsumsi sejak masa pembuahan dan awal kehamilan
mampu mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang. Penelitian
menunjukkan resiko kelainan tulang belakang (spina bifida) dan kelainan
ronggga otak (anensefali) menurun hingga 50%. Sangat disarankan untuk
mendapatkan 400 mg asam folat per hari. Kekurangan yang ringan dari asam
folat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur.
Jika kekurangan asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang
ditandai dengan penampakan kelelahan dan depresi. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan bayi lahir rendah, ablasio plasenta dan, neural tube defect.
Preparat suplementasi asam folat sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah
ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan, karena otak dan sumsum tulang
belakang dibentuk pada hari pertama kehamilan. Dengan demikian,
pemberian suplementasi harus dilaksanakan sebelum konsepsi terjadi. 24,25,26
Kalsium
Penelitian menunjukkan bahwa janin memerlukan 13 mg kalsium dari darah
ibu. Janin memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan giginya. Jika
tulang sehingga dapat terjadi pelunakan tulang (osteomalasia). Kalsium bisa
didapatkan dengan mengkonsumsi produk susu, tahu, brokoli,
kacang-kacangan.24,25
Metabolisme kalsium selama hamil berubah mencolok, meskipun mekanisme
terjadinya belum sepenuhnya dipahami. Kadar kalsium dalam darah wanita
hamil menurun drastis sampai 5% dibandingkan dengan wanita tidak hamil.
Asupan kalsium yang dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil
dengan usia di atas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk ibu hamil yang
berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya
seperti whole milk, skimmed milk, toghurt, keju, udang, sarang burung, sarden
dalam kaleng, serta beberapa bahan makanan nabati seperti sayuran warna
yang berwarna hijau tua dan lain sebagainya. 27,28
Kobalamin
Anemia pernisiosa dengan gejala rasa letih yang parah merupakan akibat dari
defisiensi B12. Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan Red Blood Cell
atau sel darah merah. Anemia pernisiosa biasanya tidak disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dalam makanan, melainkan oleh karena ketiadaan
faktor intrinsik yaitu sekresi gaster, yang diperlukan oleh penyerapan B12.
gejala anemia ini meliputi rasa letih dan lemah yang hebat, diare, depresi,
mengantuk, mudah tersinggung serta pucat. Di antara golongan vitamin B
kompleks, vitamin B12 memang unik karena sangat jarang didapat dari
tanaman, tetapi banyak di dalam daging atau produk olahan dari binatang.
Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan memudahkan
pertumbuhan sel. 29
Vitamin B12 penting sekali bagi pertumbuhkembangan normal Red Blood Cell
(RBC/sel darah merah), dan fungsi sel-sel sumsum tulang, sistem persarafan,
dan saluran cerna. Tubuh dapat menyimpan vitamin B12 di hati dalam jumlah
yang adekuat untuk persediaan selama 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa
telur, ikan (terutama tuna), kerang, daging, unggas, susu, keju. Asupan yang
dianjurkan sekitar 3 mikrogram sehari. Sebutir telur mengandung 1 mikrogram
asam folat, secangkir susu (200 ml) mengandung 1 mikrogram asam folat dan
85 gram daging babi mengandung 2 mikrogram asam folat.30
Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme
kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani
pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, osteomalasia pada ibu.
Insidensi dapat ditekan dalam pemberian 10 mikrogram (400 IU) per hari.
Kekurangan vitamin D menjangkiti wanita hamil yang bermukim di daerah
yang hanya sedikit bersentuhan dengan sinar matahari sehingga sintesis
vitamin D di kulit tidak terjadi. 31,32
Yodium
Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme, yang selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena
peran hormone tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati
posisi strategis. Kerusakan saraf akibat hipotiroidisme yang berlangsung pada
akhir kehamilan tidak separah jika hal ini terjadi di awal kehamilan. Karena itu,
koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau
selama 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asuhan per hari untuk wanita
hamil dan menyusui sebesar 200 µg (Food and Nutrition Board of the National
Academy of Scienties in the United State), dalam bentuk garam beryodium,
pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium
per oral atau injeksi. Di antara cara-cara tersebut, pemberian garam
beryodium memang lebih mudah, namun masih ada masalah dalam hal
pendistribusian dan pertahanan mutu yodium yang terkandung. Setelah dari
pabrik, terutama selama penyimpanan di gudang, yodium dapat rusak karena
Gol. Umur BB TB Energi Protein (mg) As.Folat (ug)
Besi
(mg)
0-6 Bln 5.5 60 560 12 22 3
7-12 Bln 8.5 71 800 15 32 5
1-3 Thn 12 90 1250 23 40 8
4-6 Thn 18 110 1750 32 60 9
7-9 Thn 24 120 1900 37 81 10
Pria
10-12 Thn 30 135 2000 45 90 14
13-15 Thn 45 150 2400 69 125 17
16-19 Thn 56 160 2500 66 165 23
20-59 Thn 62 165
Ringan
2800 55
170
13
Sedang
3000 55 170 13
Berat
3600 55 170 13
Wanita
10-12 Thn 35 140 1900 54 100 14
Tabel.2. Berikut di bawah ini tabel Daftar Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi.
II.3. Dampak Kurang Gizi
13-15 Thn 46 153 2100 62 130 19
16-19 Thn 50 153 2000 51 150 25
20-59 Thn 54
156 Ringan
2050 48 150 26
Sedang
2250 48
150
26
Berat
2600 48 150 26
>60 Thn 54 154 1850 48 150 14
(+) Hamil 285 12 150 20
(+) Menyusui
0-6 Bln 700 16 50 2
7-12 Bln 500 12 40 2
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian
bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi.
Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat
menghambat pertumbuhan janin atau janin tidak berkembang sesuai usia
kehamilannya. Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang
paling sering dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami
anemia atau kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat
menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
Padahal, tidak sulit memperoleh tambahan zat besi dan asam folat ini. Selain
dari suplemen, juga dari bahan makanan yang dikonsumsi. Namun ibu hamil
tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan
vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimbulkan
penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jamu juga tidak
dianjurkan jika kebersihan dan keamanan bahannya tidak terjamin. Gizi
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh gizi kurang terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).34,35
II.4. Kadar Hb Ibu Hamil
Hemoglobin adalah protein globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4
rantai polipeptida (rantai asam amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai
amino. Struktur setiap rantai polipeptida yang tiga dimensi dibentuk dari
delapan heliks bergantian dengan tujuh segmen non heliks. Setiap rantai
mengandung grup prostetik yang dikenal sebagai heme, yang bertanggung
jawab pada warna merah pada darah. Molekul heme mengandung cincin
porphirin. Pada tengahnya, atom besi bivalen dikoordinasikan. Molekul heme
ini dapat secara reversible dikombinasikan dengan satu molekul oksigen atau
karbon dioksida.36
Setiap dari empat group heme pada molekul hemoglobin dapat secara
reversible mengikat satu molekul oksigen, yang menghasilkan oksigenasi
hemoglobin. Oksigen menjadi berkaitan dengan Fe (II) (terkoordinasi pada 4 N
atom pada cincin perfirin) dengan cara pertukaran. Ketika oksigen terikat pada
salah satu dari keempat grup heme di dalam hemoglobin, molekulnya berubah
dari bentuk yang tegang (afinitas yang rendah untuk oksigen) menjadi bentuk
yang rileks (yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen).
Perubahan allosterik ini pada struktur tiga dimensi pada molekul hemoglobin
memfasilitasi muatan dari tiga group heme yang tersisa dengan oksigen.
Jumlah oksigen yang diambil dan dilepaskan oleh sel darah merah tergantung
pada tekanan parsial oksigen. Pengambilan oksigen terbesar terjadi di
paru-paru dimana saturasi oksigen adalah yang tertinggi. Pada jaringan, pertukaran
antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan, karena konsentrasi O2
rendah dan konsentrasi CO2 tinggi. 37
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr/dL . Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr/dL. Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah,
bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan.38
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi. Penyebab
anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.Kurang gizi (malnutrisi)
2.Kurang zat besi dalam diit
3.Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain
Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal
2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dapat
digolongkan sebagai berikut:
1.Hb 11 gr/dL : Tidak anemia
2.Hb 9-10 ,9 gr/dL : Anemia ringan
3.Hb 7 – 8 ,9 gr/dL : Anemia sedang
4. Hb < 7 gr/dL : Anemia berat 37,38
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Kerangka Konsep
III.1.1. Hipotesis
Berdasarkan dari konsep penelitian maka dirumuskan hipotesis penelitian ini
adalah : Terdapat hubungan antara jumlah asupan terhadap kadar Hb ibu
hamil trimester II - III.
Pola
makan
Kadar
Hb
ibu
hamil
Penyakit kronis Penyakit darah Asupan
III.2. Jenis dan rencana penelitian
Jenis Penelitian yang akan digunakan adalah Analitik crossecsional, yaitu
penelitian yang bertujuan menganalisa suatu kejadian pada beberapa variabel
dan mencari hubungannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional yaitu meneliti beberapa variable yang dilakukan sekali dalam satu
kejadian.
III.3. Populasi dan Sampel
III.3.1.Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester II - III yang datang
ke Poli Ibu Hamil RSUP.HAM Medan.
III.3.2.Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Besar sampel di
hitung berdasarkan jumlah rata-rata pasien yang dihitung berdasarkan sampel
tunggal untuk uji hipotesis yaitu :39
n = (Z 2
(Pa – P0)2
Di mana :
Z = nilai baku normal dar table Z, yang besarnya tergantung pada nilai
Zβ = nilai baku normal dar table Z, yang besarnya tergantung pada nilai
β yang ditentukan. Untuk β = 0,15 Zβ = 1,036
P0 = proporsi ibu hamil trimester II-III yang anemi pada tahun 1995 yaitu
sebesar 58,2 % Qa = 0,418
Pa = proporsi ibu hamil trimester II-III yang anemi pada tahun 2002 yaitu
sebesar 51 % Qa = 1 – P0 = 1 – 0,51 = 0,49
P0 – Pa = perbedaan proporsi yang bermakna yang dtentukan oleh peneliti =
0,07 (7%)
Sehingga diperoleh jumlah sampel adalah :
n = (1,96 2
(0,07)2
n = 55,7 56
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di mana didapatkan sampel sebanyak
62 orang dan peneliti memasukkan semuanya ke dalam sampel penelitian.
III.3.3.Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian, yang memenuhi kriteria sebagai sampel kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah :
1. Ibu hamil trimester II - III yang melakukan kontrol kehamilan di Poli Ibu
Hamil RSHAM.
2. Ibu hamil tidak dengan kelainan darah.
4. Bersedia menjadi responden
III.4. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Poli Ibu Hamil RSHAM selama 2 bulan, di mulai
bulan Juli sampai Agustus 2009.
III.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah hasil tahu seseorang melakukan penginderaan
terhadap perihal pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil yang berhubungan
dengan kadar Hb. Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan
kuesioner. Skala pengukuran untuk mengukur tingkat pengetahuan
menggunakan skala ordinal, dengan jumlah pertanyaan 10 item dan
menggunakan jenis pertanyaan dengan pilihan jawaban. Untuk setiap jawaban
yang benar diberi nilai 1, sedangkan setiap jawaban yang salah diberi nilai
0.Tingkat pengetahuan pada penelitian ini akan dikelompokan dalam tiga
kelompok berdasarkan nilai scoring dari kuesioner dan telah dilakukan uji
content validitas yaitu :
Kurang : jika jumlah nilai < 60 % jumlah nilai keseluruhan yaitu 0 – 6.
Cukup : jika jumlah nilai 60 – 80 % jumlah nilai keseluruhan yaitu 6 – 8.
Tingkat Pendidikan
Yang dimaksud tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan tertinggi yang di dapat responden. Misalkan responden sekolah
terakhirnya SMA kelas 1, maka tingkat pendidikannya di golongkan tamatan
SMP.
Kemudian tingkat pendidikan di kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Tamatan SD di kelompok 1
2. Tamatan SLTP di kelompok 2
3. Tamatan SLTA di kelompok 3
4. Tamatan Sarjana di kelompok 4
Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran macam
dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Pola makan atau hidangan yang dianjurkan adalah makanan seimbang yang
terdiri atas :
1. Sumber zat tenaga, misalnya : roti, mie bihun, jagung, ubi, singkong,
tepung-tepungan, gula dan minyak.
2. Sumber zat pembangun, misalnya : ikan, telur, ayam, daging, susu,
kacang-kacangan, tahu, tempe dan oncom.
3. Sumber zat pengatur, misalnya : sayur-sayuran, buah-buahan terutama
sayuran berwarna hijau dan kuning.
Pola makan diukur dengan teknik wawancara dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yaitu:
2. Apakah pada menu makanan ibu setiap hari? Penilaian di nilai baik bila
menu makanan terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Tidak baik bila menu makanan tidak mengandung unzur gizi yang lengkap.
Asupan adalah jumlah makanan yang di konsumsi. Data asupan dari
responden diperoleh dengan cara teknik wawancara dan dengan
memperlihatkan model, kemudian dihitung jumlah asupan menggunakan
program Gizicom dan manual. Wawancara mengenai asupan responden
dilakukan satu kali dengan cara recall 24 jam.
Untuk kebutuhan kalori, berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional, pada
wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan kalori dengan aktivitas sedang
adalah 2250 Kkal/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan kalori ditambah 285
Kkal/ hari, sehingga kebutuhan kalori pada ibu hamil dengan aktivitas sedang
menurut Widya Karya Pangan Nasional adalah 2535 Kkal/hari.
Asupan kalori kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Gizi kalori kurang, dimana jumlah asupan ≤ 80% kebutuhan ( ≤ 80% dari 2535
Kkal/hari) yaitu ≤ 2027 Kkal/hari
Gizi kalori cukup, dimana jumlah asupan 80 – 120% kebutuhan ( 80 – 120%
dari 2535 Kkal/ hari) yaitu 2028 -3041 Kkal/hari.
Gizi kalori lebih, dimana jumlah asupan ≥ 120% kebutuhan (120% dari 2535
Kkal/hari) yaitu ≥ 3042 Kkal/hari.
Untuk kebutuhan protein, berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional, pada
wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan protein dengan aktivitas sedang
adalah 48 mg/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan protein ditambah 12 mg/
hari, sehingga kebutuhan protein pada ibu hamil dengan aktivitas sedang
menurut Widya Karya Pangan Nasional adalah 60 mg/hari.
Gizi protein kurang, dimana jumlah asupan ≤ 80% kebutuhan (≤ 80% dari 60
mg/hari) yaitu ≤ 47 gram/hari
Gizi protein cukup, dimana jumlah asupan 80 – 120% kebutuhan (80 – 120%
dari 60 mg/hari) yaitu 48 – 71 gram/hari.
Gizi protein lebih, dimana jumlah asupan ≥ 120% kebutuhan ( ≥ 120% dari 60
mg/hari) yaitu ≥ 72 gram /hari.
Untuk kebutuhan zat besi , berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional, pada
wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan zat besi dengan aktivitas sedang
adalah 26 mg/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan zat besi ditambah 20 mg/
hari, sehingga kebutuhan zat besi pada ibu hamil dengan aktivitas sedang
menurut Widya Karya Pangan Nasional adalah 46 mg/ hari.
Asupan zat besi kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Gizi zat besi kurang, dimana jumlah asupan ≤ 80% kebutuhan (≤ 80% dari 46
mg/hari) yaitu ≤ 36,7 mg/hari
Gizi zat besi cukup, dimana jumlah asupan 80 – 120% kebutuhan (80 – 120%
dari 46 mg/hari) yaitu 36,8 – 55,1 mg/hari.
Gizi zat besi lebih, dimana jumlah asupan ≥ 120% kebutuhan ( ≥ 120% dari
46 mg/hari) yaitu ≥ 55,2 mg/hari.
Untuk kebutuhan asam folat , berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional,
pada wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan asam folat dengan aktivitas
sedang adalah 150 µg/hari. Pada wanita hamil, kebutuhan asam folat
ditambah 150 µg/ hari, sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil dengan
aktivitas sedang menurut Widya Karya Pangan Nasional adalah 300 µg/ hari.
Gizi asam folat kurang, dimana jumlah asupan ≤ 80% kebutuhan (≤ 80% dari
300 µg/hari) yaitu ≤ 239 µg/hari
Gizi asam folat cukup, dimana jumlah asupan 80 – 120% kebutuhan (80 –
120% dari 300 µg/hari) yaitu 240 – 359 µg/hari.
Gizi asam folat lebih, dimana jumlah asupan ≥ 120% kebutuhan ( ≥ 120% dari
300 µg/ hari) yaitu ≥ 360 µg/hari.
III.6. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik
hasilnya, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, yaitu sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya dan teknik wawancara untuk
memperoleh data asupan dari sampel dengan menggunakan model.
III.7. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
III.7.1. Pengolahan data
a. Editing
Peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kelengkapan jawaban kuesioner
dan wawancara, konsistensi dan kesesuaian kriteria data yang diperlukan
b.Pengelompokan Data
Pengelompokkan data adalah suatu usaha untuk membagi data yang
diperoleh sesuai dengan kriteria angka kecukupan gizi yang digunakan dalam
penelitian ini. Pengelompokkan data yang digunakan adalah membagi data
asupan dalam 3 kelompok yaitu gizi kurang, gizi cukup dan gizi lebih.
Pengelompokkan data penelitian ini untuk menilai hubungan antara jumlah
asupan dengan kadar Hb ibu hamil pada trimester II- III. Untuk selanjutnya
akan dilakukan uji statistic dengan SPSS untuk mengetahui normalitas data
maupun untuk uji korelasional dengan uji Two sample Kohmogorov Smirrnov
dan Chi Square.
c.Entry data
Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam computer, jumlah
asupan di hitung dengan menggunakan program gizikom dan secara manual.
Kemudian data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS
15.
III.7.2. Analisa Data
Pada saat analisis data dikeluarkan sebanyak 10 sampel karena data yang
tidak lengkap sehingga sampel yang dimasukkan dalam penelitian berjumlah
62 sampel. Kemudian data di analisis secara statistik dengan menggunakan
program SPSS 15, analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat dan
analisis bivariat.
A. Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh distribusi frekuensi variabel
pengetahuan, penghasilan , jumlah anak , umur ibu dan jumlah asupan ibu
hamil trimester II-III.
B. Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan membuat tabel silang untuk menganalisa
hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent dengan
menggunakan uji statistic Chi-Square dan uji Kolmogorrov .
III.7.3. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan
izin dari Etical Clearence, institusi pendidikan, RS dan kesediaan kepada
responden.
Adapun etika penelitian yang diterapkan adalah :
1. Informed concent
Informed concent yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
member lembar persetujuan untuk menjadi responden. Apabila subjek
bersedia maka mereka menandatangani lembar persetujuan dan jika menolak
peneliti harus menghormati hak responden den tidak mengikutkannya sebagai
responden. Responden dengan suka rela menyatakan kesediaannya untuk
ikut serta dalam penelitian, tanpa paksaan dan pengaruh pihak lain.
2. Anonymity (tanpa nama)
Dalam pengisisan juesioner, responden tidak mencantumkan nama pada
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. Dan
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENELITIAN
1. KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN
A. Umur , Penghasilan dan Jumlah Anak
X±SD Minimum Maximum
Umur 30,61 ± 6,29 (thn) 20(thn) 41(thn)
Penghasilan Rp. 1.470.968 ±1.071.407 Rp.300.000 Rp 6.000.000
Jumlah anak 2,05 ± 1,21 (orang) 0(orang) 6(orang)
Tabel 3. Sebaran Umur, Penghasilan dan Jumlah Anak
Pada tabel karakteristik di atas dapat dilihat bahwa rata-rata umur pada subjek
penelitian adalah 30,61 ± 6,29 dimana usia sampel termuda adalah 20 tahun dan
yang tertua adalah 41 tahun.
Penghasilan subjek peneliti menunjukkan rata-rata 1.470.968 ± 1.071.407 di mana
penghasilan terendah adalah 300.000 dan penghasilan tertinggi adalah 6.000.000.
Jumlah anak pada subjek peneliti menunjukkan rata-rata 2,05 ± 1,21 dimana
B. Tingkat Pendidikan
n (orang) %
Tingkat pendidikan
SD 11 17,7
SLTP 20 32,3
SLTA 28 45,2
Sarjana 3 4,8
62 100,0
Tabel 4. Tingkat Pendidikan
Pada tabel karakteristik pendidikan di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 17,7%
dari subjek berpendidikan SD, 32,2% dari subjek berpendidikan SLTP, 45,2% dari
subjek berpendidikan SLTA dan hanya 4,8% dari subjek berpendidikan sarjana.
n(orang) %
Tingkat pengetahuan
Baik 13 21,0
Cukup 32 51,6
Kurang 17 27,4
62 100,0
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan
Pada tabel tingkat pengetahuan di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan
sampel sebanyak 27,4% kurang, 51,6% tingkat pengetahuan cukup dan 21%
dengan tingkat pengetahuan baik.
2. KADAR Hb IBU HAMIL TRIMESTER II-III DI RSH. ADAM MALIK MEDAN
n (orang) %
Tidak Anemia 24 38,7
Anemia Ringan 35 56,5
Anemia Sedang 3 4,8
62 100,0
Dari tabel kadar Hb ibu hamil trimester II-III di RSH. Adam Malik Medan di
atas diperoleh sebanyak 56,5% ibu hamil dengan anemia ringan, 4,8% ibu
hamil dengan anemia sedang dan 38,7% ibu hamil yang tidak anemia.
3. ASUPAN MAKANAN IBU HAMIL TRIMESTER II-III DI RSH. ADAM MALIK
MEDAN
X±SD Minimum Maximum
Kalori(Kkal) 2465.24±250.84 2000 2800
Protein(gr) 52.89±8.1 40 65
Besi(mg) 40.66±5.06 26 48
As. Folat(µg) 257.16±24.33 200 300
Tabel. 7. Sebaran jumlah asupan kalori, protein, besi dan asam folat ibu hamil
trimester II-III di RSH. Adam Malik.Medan
Dari tabel Sebaran jumlah asupan kalori, protein, besi dan asam folat ibu hamil
trimester II-III di RSH. Adam Malik.Medan diperoleh asupan kalori minimum
pada sampel adalah 2000 Kkal/hari dan maximum 2800 Kkal/hari, asupan
protein minimum 40 gram/hari dan maximum 65 gram/hari, asupan besi
minimum 26 mg/hari dan maximum 48 mg/hari, asupan asam folat minimum
A. KALORI
n(orang) %
Cukup 59 95.2
Kurang 3 4.8
62 100,0
Tabel. 8. Asupan kalori ibu hamil trimester II-III di RSH.Adam Malik Medan
Dari tabel asupan kalori ibu hamil trimester II-III di RSH.Adam Malik Medan di
peroleh 95.2% ibu hamil dengan asupan kalori baik dan hanya 4,8% ibu hamil
dengan asupan kalori yang kurang.
B. PROTEIN
n %
Cukup 41 66,1
Kurang 21 33,9
62 100,0
Tabel .9 Asupan protein ibu hamil trimester II-III di RSH.Adam Malik Medan
Dari tabel asupan protein ibu hamil trimester II-III di RSH.Adam Malik Medan
di peroleh 66,1% ibu hamil dengan asupan protein cukup dan 33,9% ibu hamil
C. ZAT BESI
n %
Cukup 49 79
Kurang 13 21
62 100,0
Tabel 10. Asupan zat besi ibu hamil trimester II-III di RSH.Adam Malik Medan
Dari tabel asupan zat besi ibu hamil trimester II-III di RSH. Adam Malik Medan
di peroleh 79% ibu hamil dengan asupan zat besi cukup dan 21% ibu hamil
dengan asupan zat besi yang kurang.
D. ASAM FOLAT
n %
Cukup 51 82.3
Kurang 11 17.7
62 100,0
Tabel 11. Asupan asam folat ibu hamil trimester II-III di RSH.Adam Malik
Medan
Dari tabel asupan asam folat ibu hamil trimester II-III di RSH. Adam Malik
Medan di peroleh 82.3% ibu hamil dengan asupan asam folat yang cukup dan
4. HUBUNGAN KADAR Hb IBU HAMIL TRIMESTER II-III DAN ASUPAN
KALORI
Hb darah
Asupan Gizi Tdk anemi A.Ringan A.Sedang Jumlah P
n % n % n % n %
Kalori
Cukup 24 38,7 33 53,2 2 3,2 59 95,2
0,732
Kurang 0 0 2 3,2 1 1,6 3 4,8
Jumlah 24 38,7 35 56,5 3 4,8 62 100,0
Tabel 12. Uji Two Sampel Kohmogorrov
Pada tabel di atas di jumpai hubungan yang tidak bermakna antara jumlah
asupan kalori dengan kadar Hb ibu hamil di mana P = 0,732 (P > 0,05).
5 HUBUNGAN KADAR Hb IBU HAMIL TRIMESTER II-III DENGAN ASUPAN
PROTEIN
Hb darah
n % n % n % n %
Protein
Cukup 24 38,7 17 27,4 0 0 41 66,1
0,0001
Kurang 0 0 18 29,0 3 4,8 21 33,9
Jumlah 24 38,7 35 56 3 4,8 62 100,0
Tabel 13. Uji Chi-Square
Pada tabel di atas di jumpai hubungan yang sangat bermakna antara jumlah
asupan protein dengan kadar Hb ibu hamil di mana P = 0,0001 (P < 0,05).
6.HUBUNGAN KADAR Hb IBU HAMIL TRIMESTER II-III DENGAN ASUPAN
ZAT BESI
Hb darah
Asupan Gizi Tdk anemi A.Ringan A.Sedang Jumlah P
n % n % n % n %
Besi
Cukup 24 38,7 25 40,3 0 0 49 79 0,0001
Kurang 0 0 10 16,1 3 4,8 13 21,0
Jumlah 24 38,7 35 56,4 3 4,8 62 100,0
Pada tabel di atas di jumpai hubungan yang sangat bermakna antara jumlah
asupan zat besi dengan kadar Hb ibu hamil di mana P = 0,0001 (P < 0,05).
7.HUBUNGAN KADAR Hb IBU HAMIL TRIMESTER II-III DENGAN ASUPAN
ASAM FOLAT
Hb darah
Asupan Gizi Tdk anemi A. Ringan A. Sedang Jumlah P
n % n % n % n %
Asam folat
Cukup 24 38,7 27 43,5 0 0 51 82,3
0,0001
Kurang 0 0 8 12,9 3 4,8 11 17,7
Jumlah 24 38,7 35 56,4 3 4,8 62 100,0
Tabel. 15 Uji Chi-Square
Pada tabel di atas di jumpai hubungan yang sangat bermakna antara jumlah
IV.2. PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari sampel, ditemukan sebanyak 61,3%
ibu hamil dengan anemia, baik anemia ringan sebanyak 56,5% maupun
4,8% ibu hamil dengan anemia sedang dan hanya 38,7% ibu hamil yang tidak
anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Di Indonesia anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi,
sehingga lebih di kenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya ibu hamil akan menjadi anemia pada saat kadar haemoglobin ibu
turun sampai di bawah 11 gr/dL selama trimester ketiga.39
Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi kurang yang dihadapi di
dunia. WHO memperkirakan bahwa lebih dari setengah wanita hamil di dunia
memiliki kadar hemoglobin (Hb) yang mengindikasikan anemia. Di beberapa
tempat seperti di India, wanita hamil yang menderita anemia berat mengalami
peningkatan angka kematian sejumlah lima kali lipat.41
Hasil survey (1997) dinas kesehatan tentang anemia di Jawa Barat,
menemukan anemia sebesar 62,2% pada ibu hamil. Endang (2005)
berdasarkan hasil penelitiannya di Indramayu menyatakan sebanyak 59%
wanita hamil menderita anemia, di mana penyebab terbanyak adalah
kekurangan zat besi.31
Anemia berdampak buruk pada peningkatan angka kematian ibu dan bayi
serta penurunan produktivitas kerja dan kemampuan belajar. Selain itu,
anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan sebelum dan pada
saat melahirkan, keguguran, kelahiran premature dan berat badan bayi lahir
Asupan dan pemenuhan zat gizi sesuai kebutuhan seseorang merupakan hak
asasi manusia, termasuk pada calon ibu, wanita hamil dan wanita menyusui.
Intervensi kesehatan dan gizi pada wanita hamil dan menyusui mempunyai
berbagai keuntungan baik dilihat dari segi sosial, ekonomi, kesehatan dan
tumbuh kembang. Upaya perbaikan gizi wanita dan ibu hamil akan
memberikan andil yang cukup besar baik untuk kesehatan ibu maupun bayi
secara umum, juga mencegah kematian ibu. Perbaikan gizi ibu dapat
langsung ataupun tidak langsung berperan pada kelangsungan hidup janin
sekaligus memungkinkan tumbuh kembang bayi yang optimal baik selama di
dalam kandungan maupun setelah kelahiran. 31,40
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara
asupan protein, zat besi dan asam folat terhadap kadar Hb ibu hamil (Tabel
13,14,dan 15).
Almatsier (2003) menjelaskan anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat
gizi yang berperan dalam pembentukan Hb, baik karena kekurangan konsumsi
maupun akibat gangguan absorpsi. Adapun zat gizi yang terlibat dalam
pembentukan Hb ini adalah zat besi, protein dan piridoksin yang berperan
sebagai katalisator dalam sintesis heme di dalam molekul Hb; vitamin C yang
mempengaruhi peningkatan absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke
dalam jaringan tubuh; serta vitamin E yang mempengaruhi stabilitas membran
sel darah merah. Ibu hamil yang anemia sebaiknya juga mengkonsumsi asam
folat bersama dengan zat besi untuk mencegah anemia megaloblastik dan
mengurangi resiko defek tabung neural pada bayi.16, 41
Arisman (2000) menyebutkan anemia gizi akibat kekurangan zat besi lazim
terjadi di negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia. Wanita hamil
sebagai salah satu golongan yang rentan terhadap defisiensi ini membutuhkan
perhatian khusus. Kebutuhan wanita hamil akan zat besi mengalami
mencapai 200 hingga 300%. Penambahan asupan besi baik melalui makanan
maupun pemberian suplementasi terbukti mampu mencegah penurunan Hb
akibat hemodilusi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa konsumsi zat besi
rata-rata pada ibu hamil yang menjadi subyek adalah sebesar 40,66 mg per
hari. Angka ini menunjukan bahwa 88,3% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG)
ibu hamil. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pada
pertumbuhan janin baik pada sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
berat badan lahir rendah (BBLR) dan menyebabkan bayi yang baru dilahirkan
juga menderita anemia sehingga meningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan bayi.42
Sumber zat besi yang baik untuk dikonsumsi adalah pangan hewani seperti
daging, ikan dan unggas/ayam. Selain itu, juga dapat diperoleh dari telur,
serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis
buah-buahan. Di samping perlu diperhatikan jumlah asupan makanan, juga perlu
dipertimbangkan faktor kualitas besi di dalam makanan yang disebut sebagai
ketersediaan biologik. Umumnya, zat besi pada pangan hewani memiliki
ketersediaan biologik tinggi. Ketersediaan biologik pada serealia dan
kacang-kacangan adalah sedang. Sebaliknya, sebagian besar sayuran yang
mengandung asam oksalat yang tinggi seperti bayam mempunyai
ketersediaan biologik yang rendah. Oleh karena itu, perlu dikombinasikan
makanan sehari-hari yang terdiri atas makanan yang mengandung sumber zat
besi serta makanan yang mengandung zat gizi lain yang dapat membantu
absorpsi seperti vitamin C.16
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa umumnya konsumsi makanan ibu
hamil sudah mengikuti pedoman empat sehat lima sempurna. Hal ini berarti
konsumsi makanan ibu hamil sudah seimbang dan memenuhi pedoman gizi.
Meskipun demikian, jumlah konsumsi energi ibu hamil rata-rata sejumlah
2465 kkal atau 97,2% dari AKG. Dengan demikian, ibu hamil masih
selama masa kehamilan mengalami peningkatan yang dipergunakan untuk
pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah dan jaringan
baru. Selain itu, tambahan energi dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses
metabolisme jaringan baru.
Kebutuhan energi pada trimester I kehamilan mengalami peningkatan secara
minimal. Setelah itu, kebutuhan energi akan terus membesar sampai pada
masa persalinan. Energi tambahan pada trimester II diperlukan untuk
pemekaran jaringan ibu yakni penambahan volume darah, pertumbuhan
uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Terakhir, selama trimester III,
tambahan energi dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Lebih
lanjut Arisman menjelaskan seperti halnya kebutuhan energi, wanita hamil
juga membutuhkan tambahan protein. Peningkatan ini mencapai 68% dari
AKG seorang wanita. Paath, Rumdasih dan Heryati (2004) menyebutkan
bahwa kebutuhan tambahan protein tergantung pada kecepatan pertumbuhan
janin, dan digunakan untuk perkembangan janin, penambahan volume darah
dan pertumbuhan jaringan uterus dan payudara ibu.42,43
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata konsumsi protein ibu hamil per
harinya adalah 52,89 gram/hari ( 88,1% dari AKG). Makanan sumber protein
dapat diperoleh baik dari pangan hewani (seperti daging, ikan, unggas, telur
dan kerang) maupun dari pangan nabati (kacang-kacangan). Jika ibu hamil
cukup mengkonsumsi protein terutama dari bahan pangan sumber yang
memiliki ketersediaan zat besi yang baik, maka ibu tersebut terbindar dari
anemia gizi. Dengan demikian, terdapat hubungan antara asupan protein dan
zat besi terhadap kadar Hb ibu hamil.
Konsumsi asam folat ibu hamil pada penelitian adalah sebesar 257,16 mg per
hari atau 87,2% dari AKG. Tubuh memerlukan sejumlah asam folat tiap
harinya karena tubuh tidak dapat menyimpannya dalam jumlah yang besar.
Anemia karena kekurangan asam folat ini sering juga disertai oleh anemia
kurang besi terutama pada ibu hamil. Ketika seorang wanita hamil atau
menyusui, simpanan asam folat dalam tubuhnya akan dimanfaatkan secara
maksimal untuk tumbuh kembang janinnya.
Kebanyakan wanita hamil yang menderita anemia disebabkan karena
kebutuhan zat gizinya meningkat tetapi tidak diimbangi dengan pemenuhan
makanan yang bergizi tinggi. Oleh karena itu, ibu hamil harus mengkonsumsi
makanan yang baik secara kualitas maupun kuantitasnya harus diperhatikan
agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Dalam pencegahan anemia gizi
khususnya, anjuran diet ibu hamil harus memenuhi konsumsi jumlah zat besi
dan memperhatikan makanan sumber yang dapat meningkatkan absorpsi zat