PROGRAM S 1 EKSTENSI MEDAN
PERANAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN
KOORDINASI KERJA PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO) Tbk KANTOR CABANG USU MEDAN
DRAFT SKRIPSI
RATIH MAYANG SARI
050521163
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja saya sendiri melalui penelitian yang saya lakukan. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana mestinya.
Medan, Maret 2008
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : RATIH MAYANG SARI NIM : 050521163
Departemen : Manajemen
Judul Skripsi : Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan
Tanggal………...2008
Pembimbing/Penanggung Jawab Skripsi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : RATIH MAYANG SARI NIM : 050521163
Departemen : Manajemen
Judul Skripsi : Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan
Tanggal……….2008
Ketua Departemen
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi NIP : 131568381
Tanggal……….2008
Dekan Fakultas Ekonomi
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan Syukur penulis panjatkan dengan tulus atas kehadirat ALLAH
SWT yang telah banyak melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
terutama dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini. Shalawat dan
Salam penulis haturkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi Ulul
Azmi yang telah membawa serta membimbing umat manusia serta menjadi
Ushwatul Hasanah bagi sekalian alam.
Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui
peranan struktur organisasi dalam meningkatkan koordinasi kerja pada
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang USU Medan. Penulis
menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari semua pihak agar menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.
Bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun materil menjadi
dorongan serta memberikan andil yang sangat besar kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini. Penulis tidak dapat
membalas semua bantuan tersebut, namun dalam kesempatan ini penulis
memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan sekedar rasa terima kasih bagi
seluruh pihak yang telah membantu tersebut. Semoga segala bantuan yang telah
ii
Penulis mengharapkan bahwa semua yang tercantum disini telah dapat
mewakili pihak-pihak yang merasa telah ikut serta membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Bagi pihak-pihak yang terlewatkan dalam penyebutan
ucapan terima kasih di lembaran ini penulis mengucapkan maaf yang
sebesar-besarnya dan tidak berarti kelalaian tersebut mengurangi rasa terima kasih penulis.
Adapun pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan serta
penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. DR. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Ami Dilham, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan
ilmu pengetahuan, saran dan masukan kepada penulis dalam proses penulisan
serta penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen Penguji I yang banyak
menberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Syafrizal Helmi, SE, MSi selaku Dosen Penguji II yang banyak
menberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Pimpinan dan seluruh Staf PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan telah memberi izin dan membantu penulis untuk
dapat melaksanakan riset pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
iii
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah
berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan serta
mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna selama perkuliahan.
8. Seluruh Staff dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan
kondusif dalam menuntut ilmu serta menyelesaikan perkuliahan.
9. Kedua Orang tuaku, H. Azwarsyam dan Hj. Yuniati yang telah memberikan
doa, nasihat, dukungan, serta bantuan baik moril maupun materil selamanya
kepada penulis. Skripsi ini sepenuhnya penulis persembahkan buat keluarga
penulis.
10.Keluargaku yang sangat kusayangi: kakakku Ayu Maharani, SE dan adikku
Yudha Permana, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.
11.Seluruh rekan di bangku perkuliahan terutama Joko, Robby, Moli, Uma, Nyak
Lia, Bang Leo, Febi, Eca, Andi dan masih banyak teman stambuk ’05 yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga ALLAH SWT
melimpahkan rahmad, rizki dan karunia kepada kita semua. Amin.
Medan, Maret 2008
Penulis,
MEDAN
BERITA ACARA UJIAN
Hari :
Tanggal :
Nama : Ratih Mayang Sari
Judul Skripsi : Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan
Ketua Penguji Dosen Pembimbing
(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi) NIP : 131568381
(Drs. Ami Dilham, MSi) NIP : 132049791
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
(Drs. Chairuddin Nasution) NIP : 13080956
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 4
D. Metode Penelitian ... 4
1. Batasan Operasional ... 4
2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 5
3. Jenis Data ... 5
4. Teknik Pengumpulan Data ... 5
5. Metode Analisis Data ... 6
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 7
B. Konsep Organisasi ... 7
1. Pengertian Organisasi... 7
iii
5. Bentuk Struktur Organisasi ... 13
C. Koordinasi ... 18
1. Pengertian Koordinasi ... 18
2. Bentuk Koordinasi ... 19
3. Syarat Koordinasi ... 19
4. Peranan Komunikasi dalam Koordinasi Kerja ... 21
BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk A.Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 25
B. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 26
C. Uraian Tugas ... 29
D. Pelaksanaan Koordinasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ... 31
E. Sistem Komunikasi yang dilaksanakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ... 34
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 38
B. Pelaksanaan Koordinasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ... 41
iv
D. Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi
Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Cabang USU Medan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA
v
Hal
Tabel 4.1 Pelaksanaan Koordinasi Vertikal PT. Bank Negara Indonesia
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Garis 15
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Fungsional 16 Gambar 2.3
Gambar 3.1
Bentuk Organisasi Garis dan Staf
Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan
17
i
Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan. Pembimbing, Drs. Ami Dilham, MSi. Ketua Departemen Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I, Drs. Chairuddin Nasution. Penguji II, Syafrizal Helmi, SE, MSi.
Kestabilan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan akan terlihat pada struktur organisasinya. Oleh karena itu, struktur organisasi merupakan sistem formal tentang hubungan tugas dan wewenang yang mengendalikan bagaimana tiap individu bekerjasama dan mengelola segala sumber daya yang ada untuk mewujudkan tujuan organisasi. Tujuan dan prinsip struktur organisasi adalah sebagai alat kontrol, untuk mengendalikan koordinasi dan motivasi kerja tiap individu dalam usaha mencapai tujuan organsiasi. Koordinasi merupakan hal yang mutlak harus diciptakan dan dipelihara didalam organisasi perusahaan. Oleh karena itu, pelaksanaan koordinasi didalam suatu organisasi harus mendapat perhatian yang serius dan khusus dari pimpinannya. Koordinasi yang baik akan menyebabkan pelaksanaan tugas menjadi lancar dan diharapkan akan memudahkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Koordinasi kerja akan efektif bila organisasi tersebut memiliki struktur organisasi yang jelas.
Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana peranan struktur organisasi dalam meningkatkan koordinasi kerja PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung kelapangan baik melalui observasi maupun wawancara, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta internet untuk mendukung penelitian ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah struktur organisasi yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara umum adalah berbentuk garis dan staf . Struktur organisasi ini berperan dalam meningkatkan koordinasi kerja antar anggota organisasi. Hal ini dapat terlihat dari saluran garis perintah dimana Pemimpin Cabang mengkoordinir semua aktivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Tetapi terkadang persaingan kurang sehat masih sering terjadi, karena setiap bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang paling penting. Untuk itu, Pemimpin perusahaan harus bisa dengan tepat bagaimana cara mengkoordinasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan itu menjadi lebih efektif dan efisien. Dilihat dari struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, koordinasi yang diterapkan berupa koordinasi vertikal dan koordinasi horizontal.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang hanya
dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan secara bersama. Tatanan perilaku
manusia dalam organisasi tentu ada batasnya. Perilaku ini dibatasi oleh struktur
organisasi yang mengatur hubungan formal antara manusia yang bergerak dalam
organisasi itu, baik secara individu maupun kelompok. Jabatan serta tugas yang
berbeda akan membuat suatu struktur yang mengatur suatu hubungan dasar antara
mereka yang berwenang membuat keputusan dengan mereka yang berkewajiban
melaksanakan keputusan tersebut.
Proses pengorganisasian akan menjadikan organisasi terbagi dalam
beberapa bagian atau departemen. Hal ini menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola hubungan antara fungsi, bagian, kedudukan atau posisi, tugas
dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi.
Kestabilan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan akan terlihat
pada struktur organisasinya. Oleh karena itu, dengan adanya struktur organisasi
yang tepat dan teratur pada suatu perusahaan merupakan salah satu syarat untuk
berhasilnya perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Koordinasi adalah pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar
kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai suatu organisasi yang
memiliki berbagai aktivitas, dimana setiap aktivitas selalu berhubungan dengan
aktivitas lainnya. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya
meningkatkan struktur organisasi sesuai dengan perkembangan terkini. Agar
pelaksanaan aktivitas tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka sangat
diperlukan koordinasi kerja.
Pimpinan perusahaan harus bisa dengan tepat bagaimana cara
mengkoordinasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan itu menjadi lebih efektif dan
efisien. Koordinasi kerja akan efektif bila organisasi tersebut memiliki struktur
organisasi yang jelas. Struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk diharapkan dapat menempatkan sumber daya manusia
yang tepat agar kegiatan yang ada dalam perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa kantor yaitu
Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang/Perwakilan Luar Negeri, Kantor
Cabang Utama, dan Kantor Cabang dimana setiap kantor memiliki struktur
organisasi yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Secara umum dapat dilihat
struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berbentuk garis dan
staf dimana terdapat garis-garis saluran perintah yang menunjukkan dari siapa
menerima perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab sehingga tidak
terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan, karena setiap bagian telah memiliki
3
ditetapkan berdasarkan prinsip the right man on the right place. Dengan struktur
organisasi yang diterapkan, diharapkan dapat menempatkan sumber daya manusia
yang tepat agar dapat meningkatkan koordinasi kerja untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Menyadari pentingnya manfaat dan peran struktur organisasi bagi setiap
perusahaan dalam meningkatkan koordinasi kerja, maka penulis tertarik untuk
memilih judul “Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan
Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Cabang USU Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas adalah “Apakah
struktur organisasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
USU Medan berperan dalam meningkatkan koordinasi kerja?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peranan struktur organisasi pada PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan dalam meningkatkan koordinasi
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan
dibangku kuliah serta menambah wawasan dalam bidang sumber daya
manusia terutama dalam memahami peran struktur organisasi dalam
meningkatkan koordinasi kerja.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan yang berguna bagi perkembangan perusahaan
dalam mempertimbangkan penentuan kebijaksanaan yang berhubungan
dengan koordinasi kerja.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian di bidang sumber
daya manusia, khususnya yang relevan dengan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini.
D. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah tentang struktur organisasi
yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
USU Medan dalam meningkatkan koordinasi kerja karyawan.
a. Struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara
kegiatan usaha dan sumber daya yang ada didalam organisasi disertai
5
b. Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit
organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan
(Manullang, 2002: 72).
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan yang beralamat di Jalan Dr. Mansur No. 11
Medan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2007 sampai dengan bulan
Januari 2008.
3. Jenis Data
Data-data dan informasi yang diperlukan guna mendukung penulisan menuju
sasaran yang hendak dicapai yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian
langsung kelapangan baik melalui observasi maupun wawancara.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi
dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, data yang
berkaitan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta
internet untuk mendukung penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan
bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan
b. Wawancara (Interview), yaitu memperoleh data-data melalui proses
percakapan dalam bentuk tanya jawab secara langsung dengan pihak yang
berwenang memberi data dan informasi yang dibutuhkan.
c. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan
langsung pada objek yang diteliti.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu metode yang menganalisis data dengan cara menyusun data,
mengelompokkan kemudian data dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang
7
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulunya yaitu “Peranan struktur organisasi dalam
meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala
Airlines Perwakilan Medan”, oleh Liza Handayani (2006). Dari hasil pembahasan
diketahui bahwa struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Mandala Airlines
Perwakilan Medan berperan dalam mendukung terciptanya efektivitas kerja.
Hal ini dapat terlihat dari pelaksanaaan koordinasi kerja adalah untuk
menyelaraskan gerak langkah antar bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Dimana dengan koordinasi diharapkan adanya kesatuan pandangan tentang suatu
tujuan bersama yang merupakan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal
pendelegasian wewenang dilakukan untuk mengimbangi pembagian kerja yang
telah dilakukan.
B. Konsep Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat
dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu
berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain. Namun, ciri organisasi itu
tetap sama yaitu perilakunya terarah pada tujuan. Maksudnya organisasi itu
mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif
Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkataan organisasi berasal dari
istilah Yunani yaitu organom, dan istilah Latin yaitu organum yang berarti alat,
bagan, anggota, badan, atau komponen-komponen. Dalam lilteratur dewasa ini,
arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan
pengertian atau definisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen., tetapi
perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya
sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan
tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:
1. Trewatha dan Newport (Winardi, 2004: 53) mendefinisikan bahwa sebuah
organisasi dapat kita nyatakan sebagai sebuah struktur sosial yang didesain
guna mengkoordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu pembagian
kerja dan hirarki otoritas guna melaksanakan pencapaian tujuan umum
tertentu.
2. Stoner (Sudarsono, 2002: 65) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu
pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah
pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama.
3. John M. Gaus (Supardi, 2002: 4) mendefinisikan organisasi adalah tata
hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan
bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen
9
2. Organisasi merupakan suatu wadah dalam proses kerja sama dari sejumlah
kegiatan manajemen yang disusun dengan ketentuan-ketentuan secara
rasional. Maksudnya apa yang harus dilakukan seseorang dan kepada orang
tersebut harus memberi pertanggung jawaban yang kesemuanya diatur dalam
prosedur kerja.
3. Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam
melakukan tugas-tugasnya.
2. Prinsip-prinsip Organisasi
Agar organisasi dapat berjalan dengan baik, diperlukan pedoman atau
prinsip dalam melaksanakan kegiatannya. Prinsip-prinsip organisasi itu (Fuad,
2000: 107) antara lain:
a. Perumusan tujuan dengan jelas
Bila akan melakukan suatu aktivitas, hal pertama yang dilakukan adalah harus
menjelaskan tujuan dari aktivitas tersebut. Bagi suatu organisasi, tujuan
aktivitas itu akan berperan sebagai pedoman kearah mana organisasi itu akan
dibawa, landasan bagi organisasi, menentukan jenis aktivitas yang akan
dilakukan, serta menentukan serangkaian program, prosedur, koordinasi,
integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi.
b. Pembagian tugas
Dalam organisasi, pembagian tugas merupakan suatu keharusan mutlak untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan. Dengan pembagian
tugas sekaligus ditetapkan struktur organisasi, tugas dan fungsi
masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan, serta wewenang
c. Delegasi kekuasaan
Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan.
Kepada setiap karyawan yang menduduki jabatan tertentu harus didelegasikan
kekuasaan, atau wewenang yang diperlukan agar yang bersangkutan dapat
melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
d. Rentang kekuasaan
Rentang kekuasaan adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi bawahan
seorang pemimpin, agar dia mampu memimpin, membimbing, dan mengawasi
secara efektif.
e. Tingkat-tingkat pengawasan
Tingkat pengawasan hendaknya diusahakan sesedikit mungkin. Harus
diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin. Selain memudahkan
komunikasi, juga agar ada motivasi bagi orang dalam organisasi agar
mencapai tingkat-tingkat tertinggi pada struktur organisasinya.
f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab
Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang
memberinya perintah dan menerima pertanggung jawaban terhadap
pelaksanaan tugasnya.
g. Koordinasi
Adanya pembagian tugas dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil didalam
organisasi menimbulkan kekuatan untuk memisahkan diri dari organisasi
sebagai suatu keseluruhan. Untuk mencegah hal ini, harus ada usaha
membalikkan gerak yang cenderung memisahkan diri yaitu dengan usaha
11
memberikan sumbangan semaksimal mungkin bagi tercapainya tujuan
keseluruhan organisasi. Usaha ini disebut prinsip koordinasi.
3. Struktur Organisasi
Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan
sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan
suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut
disebut sebagai desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari
kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational
structure).
Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka
ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat
spesialisasi aktivitas kerja.
Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari
hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada didalam organisasi
disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sadono, et. al, 2006: 129).
Didalam manajemen, persoalan menyusun organisasi yang sesuai dapat
mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan
adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap
bertahan.
Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengidentifikasi
jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe
efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan
dalam meraih tujuan organisasi.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Menurut Ernie dan Kurniawan (2006: 159), ada empat faktor yang
mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
a. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian
tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi
organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan
berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
b. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya
adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja.
Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki
berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas,
dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi
walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga
kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil
produk-produk konveksi.
Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas
maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam
mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai
13
berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena
pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi
yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian
wewenang dan pekerjaan.
c. Teknologi
Faktor teknologi yang dimakudkan disini adalah terkait dengan cara
bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait
dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
d. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri
secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga
termasuk dalam penentuan struktur organisasinya.
Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu
menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa
berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu
banyak mengubah struktur organisasi.
5. Bentuk Struktur Organisasi
Menurut pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung
jawab, maka bentuk-bentuk organisasi itu (Manullang, 2002: 61) dapat dibedakan
a. Bentuk Organisasi Garis
Organisasi garis adalah bentuk organisasi tertua dan paling sederhana.
Penciptanya adalah Henry Fayol dari Prancis. Organisasi ini disebut juga
bentuk organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu dikalangan
militer.
Ciri-ciri bentuk organisasi garis adalah organisasi masih kecil, jumlah
karyawan sedikit dan saling kenal, serta spesialisasi kerja belum begitu tinggi.
Kebaikannya:
1. Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada diatas satu
tangan.
2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang
yang diajak berkonsultasi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
3. Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.
Keburukannya:
1. Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau
orang tersebut tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam
kehancuran.
2. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
15
Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Garis Sumber: Manullang (2002: 65)
b. Bentuk Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Fayol, dimana segelintir pimpinan
tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi
komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi
atasan tersebut.
Kebaikannya:
1. Pembidangan tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
3. Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai dengan
fungsi-fungsinya.
Keburukannya:
1. Karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan tour of duty. DIREKTUR
PERDAGANGAN KEUANGAN
4
3 5 6 7 8
PRODUKSI
2. Para karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar
melaksanakan koordinasi.
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Fungsional Sumber: Manullang (2002: 65)
c. Bentuk Organisasi Garis dan Staf
Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut organisasi besar, daerah kerjanya
luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit,
serta jumlah karyawannya banyak. Penciptanya Harrington Emerson. Pada
bentuk organisasi ini terdapat satu atau lebih tenaga staf. Staf adalah orang
yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan saran
dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin didalam organisasi tersebut.
Kebaikannya:
1. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apa pun tujuannya, betapa
pun luas tugasnya, dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.
2. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil karena
adanya staf ahli.
DIREKTUR
PERDAGANGAN TEKNIK PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
17
3. Perwujudan “the right man on the right place” lebih mudah dilaksanakan.
Keburukannya:
1. Karena karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan.
2. Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi
kadang-kadang sukar diterapkan.
Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf Sumber: Manullang (2002: 66)
d. Bentuk Organisasi Staf dan Fungsional
Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk
organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan
keburukan dari bentuk organisasi ini adalah kebaikan dan keburukan dari
bentuk organisasi yang dikombinasikan. DIREKTUR
PENASIHAT PRODUKSI
PRODUKSI PERDAGANGAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN
C. Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
Adanya pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian serta unit-unit
terkecil dalam suatu organisasi maka akan timbul kekuatan untuk memisahkan
diri dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk mencegah
hal yang demikian maka harus ada usaha untuk mengembalikan gerak yang
memisahkan diri melalui kegiatan koordinasi.
G. R. Terry (Sutarto, 2002: 144) mendefinisikan koordinasi adalah
sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan kepantasan
kuantitas, waktu, pengarahan, pelaksanaan yang menghasilkan keselarasan dan
kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Manullang (2002: 72) menyatakan bahwa koordinasi adalah usaha
mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan
sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan.
Dengan adanya koordinasi akan didapat keselarasan aktivitas diantara
unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan koordinasi ini
diharapkan akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan, kesatuan usaha,
penyesuaian antar bagian, keseimbangan antar bagian maupun kesatuan tujuan
akhir yang bersasaran keselarasan. Untuk itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa
didalam organisasi harus ada keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau
19
2. Bentuk Koordinasi
Koordinasi itu penting agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan
serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu dengan adanya
koordinasi maka semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan dapat terintegrasi
berdasarkan sasaran yang diinginkan.
Bentuk-bentuk koordinasi (Manullang, 2003: 114) dapat dibedakan atas 2
(dua) yaitu:
a. Koordinasi Vertikal adalah tindakan penyatuan atau pengarahan yang
dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan unit atau kesatuan kerja
dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Koordinasi Horizontal adalah kegiatan mengkoordinasi tindakan-tindakan atau
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam
tingkat yang sama dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Karena tugas dari setiap bagian didalam organisasi berbeda maka
diperlukanlah koordinasi agar setiap bagian tidak saling merugikan satu sama lain
tetapi diusahakan untuk saling mengisi. Pada prakteknya, koordinasi horizontal
relatif lebih sulit untuk dilaksanakan dibandingkan dengan koordinasi vertikal
karena menyangkut beberapa bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Sedangkan
koordinasi vertikal dijalankan didalam bagian yang sama.
3. Syarat Koordinasi
Koordinasi merupakan tugas yang penting yang harus dilakukan oleh
seorang manajer dan tugas ini sangat sulit. Karena tanpa koordinasi, tugas dan
pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan
Koordinasi (Malayu, 2001: 138) merupakan suatu proses penciptaan
hubungan yang baik dan harmonis diantara bagian-bagian, maka agar proses
tersebut dapat berjalan dengan lancar diperlukanlah beberapa syarat, antara lain:
a. Authority merupakan wewenang atau kekuasaan didalam suatu organisasi.
Fungsinya adalah mempersatukan atau memimpin atau memberi arah pada
usaha bersama. Dengan adanya authority maka pelaksanaan koordinasi akan
menjadi lebih baik. Karena itu, koordinasi dapat tercapai dengan adanya
authority.
b. Mutual Service merupakan kesediaan untuk saling membantu antar para
anggota. Dengan demikian, harus ada kesadaran dari masing-masing anggota
bahwa mereka sedang mengejar tujuan bersama dan tujuan tersebut hanya
dapat dicapai dengan adanya kerja sama dan saling membantu. Jadi, kesadaran
tersebut merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya koordinasi dan sebaliknya
dengan koordinasi akan dapat dipelihara dan dipupuk kerja sama dan saling
membantu.
c. Doctrine merupakan suatu ajaran dimana termuat tujuan yang jelas dan
diyakini oleh setiap anggota organisasi disamping memuat pula jalan atau cara
bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.
Setiap anggota organisasi merasakan dan mengakui adanya authority,
demikian pula agar mereka bersedia mengadakan mutual service maka setiap
anggota organisasi perlu memperoleh pengertian yang jelas tentang doctrine.
Dengan demikian, mereka mempunyai pengertian yang sama tentang tujuan dan
21
tersebut diatas diharapkan dapat menjadi suatu sistem koordinasi yang dapat
membangun kerja sama yang harmonis antar sesama anggota organisasi.
4. Peranan Komunikasi dalam Koordinasi Kerja
Seperti diketahui, bahwa memimpin itu adalah mengusahakan melalui
orang lain agar segala sesuatu terlaksana seperti yang diharapkan. Kegiatan ini
memerlukan komunikasi, tentu saja komunikasi yang baik. Orang harus dapat
mengirimkan tanda yang jelas dan dimengerti oleh orang lain. Selanjutnya tanda
tersebut diterima dengan baik dan diikuti untuk dilaksanakan oleh orang lain.
Dengan demikian kegiatan mencapai tujuan dapat lebih efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan koordinasi diperlukan komunikasi karena komunikasi adalah
alat penghubung antar individu, antar bagian, antara atasan dengan bawahan, baik
yang merupakan perintah dari atasan ke bawahan maupun dari laporan dari
bawahan ke atasan.
Menurut Edward Depari (Suranto, 2005: 15), komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang
tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada
penerima pesan.
Menurut Himstreet dan Baty (Djoko, 2006: 3), komunikasi adalah suatu
proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa
(lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan.
Komunikasi bertujuan agar ide yang disampaikan berupa tugas dapat
diselesaikan denagn baik. Hal ini dapat berlangsung bila komunikasi dapat
berfungsi secara lancar atau tersedianya informasi dan keterangan yang
dimasing-masing bagian. Dengan adanya data itu, maka pelaksanaan tugas akan
lebih cepat dan efisien serta dapat membina kesatuan arah tindakan dari seluruh
bagian.
Dengan kata lain, komunikasi sebagai suatu proses dimana orang-orang
bermaksud memberi pengertian-pengertian melalui pengiriman berita secara
simbolis, dapat menghubungkan para anggota dari berbagai satuan organisasi
yang berbeda dan bidang yang berbeda pula sehingga sering disebut sebagai rantai
pertukaran informasi. Selain itu, dengan adanya komunikasi diharapkan diperoleh
titik kesamaan saling pengertian.
Dalam desain atau struktur sebuah organisasi memungkinkan komunikasi
4 (empat) arah atau aliran yang berbeda (Djoko, 2006: 23), yaitu:
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Aliran komunikasi ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan
wewenang seseorang dalam suatu organisasi. Seorang manajer menggunakan
jalur komunikasi ke bawah dengan tujuan mengarahkan, mengkoordinasikan,
dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada dilevel bawah. Komunikasi ini
berbentuk perintah, instruksi dan prosedur yang harus dijalankan oleh para
bawahan.
Komunikasi ini dapat menggunakan bentuk komunikasi lisan dan tulisan.
Komunikasi lisan berupa percakapan biasa, wawancara formal antara
supervisor dengan karyawan, atau pertemuan kelompok. Komunikasi dalam
bentuk tulisan berupa memo, kotak informasi, surat kabar, majalah, papan
23
Tujuan komunikasi ke bawah yaitu memberi pengarahan atau instruksi kerja,
memberi informasi mengapa pekerjaan harus dilakukan, memberi informasi
tentang prosedur dan praktek organisasional, memberi umpan balik
pelaksanaan kerja kepada para bawahan. Salah satu kelemahan dari
komunikasi ke bawah adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor
informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan. Dengan kata
lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.
b. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Dalam strukur organisasi, komunikasi ke atas berarti alur informasinya berasal
dari bawah menuju ke atas. Partisipasi bawahan dalam proses pengambilan
keputusan akan sangat membantu pencapaian tujuan organisasi. Agar
komunikasi ke atas dapat berhasil, maka para manajer harus memiliki rasa
percaya kepada para bawahannya.
Salah satu kelemahan dari komunikasi ini adalah ada kemungkinan bawahan
hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja, sedangkan
informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh
manajer cenderung tidak disampaikan. Hal ini terjadi karena para bawahan
beranggapan bahwa dengan hanya melaporkan hal-hal yang baik saja, ia dapat
menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal disebut juga dengan komunikasi lateral merupakan
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar
melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi kepada bagian
atau departemen yang memiliki kedudukan yang sejajar atau sederajat.
Komunikasi horizontal bersifat koordinatif diantara mereka yang memiliki
posisi yang sejajar atau sederajat. Komunikasi horizontal menjadi penting
artinya manakala masing-masing bagian atau departemen dalam suatu
organsasi memiliki tingkat ketergantungan yang cukup besar.
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level)
organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer
produksi dengan bagian promosi.
Keuntungan dari komunikasi diagonal adalah penyebaran informasi bisa
menjadi lebih cepat serta memungkinkan individu dari berbagai bagian atau
departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Salah
satu kelemahan dari komunikasi diagonal adalah bahwa dapat mengganggu
25
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik
Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa
bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai
Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal
5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini
melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan
kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses
langsung untuk transaksi luar negeri.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari
identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai
sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank
BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga
menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja
secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan
untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi
'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk
meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang
berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
B. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Pada setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi. Karena didalam
struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
27
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Dengan struktur organisasi yang baik, seluruh kegiatan yang ada
diperusahaan tersebut dapat berjalan dengan seoptimal mungkin. Begitu juga
dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang seluruh aktivitasnya tidak
terlepas dari struktur organisasi.
Secara umum dapat dilihat struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk berbentuk garis dan staf dimana terdapat garis-garis saluran
perintah yang menunjukkan dari siapa menerima perintah dan kepada siapa harus
bertanggung jawab sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan, karena
setiap bagian telah memiliki wewenang dan tugasnya masing-masing dimana
setiap sumber daya manusianya ditetapkan berdasarkan prinsip the right man on
the right place yaitu penempatan orang-orang sesuai dengan kemampuan,
keahlian, latar belakang pendidikan, dan pengalamannya. PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa kantor yaitu Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, Kantor Cabang/Perwakilan Luar Negeri, Kantor Cabang Utama, dan
Kantor Cabang dimana setiap kantor memiliki struktur organisasi yang telah
ditetapkan oleh Kantor Pusat.
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan. Adapun struktur organisasi
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan dapat
29
C. Uraian Tugas
Dalam struktur organisasi maka akan terlihat uraian tugas dari
masing-masing anggota organisasi, agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan
wewenang dan tugasnya masing-masing. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk Kantor Cabang USU Medan dipimpin oleh seorang Pemimpin Cabang,
dimana secara keseluruhan bidang kerja dari PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang USU terdiri dari Bidang Pembinaan Kantor
Layanan, Bidang Pelayanan, dan Bidang Penjualan.
Adapun uraian tugas dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan adalah:
1. Pemimpin Cabang, uraian tugasnya terdiri dari:
• Mengkoordinir, memeriksa kembali, dan mengawasi seluruh pekerjaan
pada setiap bidang yaitu bidang pembinaan kantor layanan, bidang
pelayanan, dan bidang penjualan
• Mencari penyelesaian yang tepat bila terjadi masalah dalam perusahaan
• Memastikan bahwa seluruh kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan
• Bersama dengan para bawahan menjaga dan memelihara hubungan kerja
sama yang baik
2. Branch Quality Assurance, uraian tugasnya terdiri dari:
• Memeriksa dan mengaudit semua data keuangan perusahaan setiap bulan
• Memeriksa karyawan yang melakukan penyelewengan dana
• Memberi saran dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam
3. Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin bidang pembinaan kantor layanan
dibantu oleh beberapa bagian, yaitu:
a. Kantor Layanan, uraian tugasnya terdiri dari:
• Melayani informasi tentang produk atau jasa bank
• Melayani semua jenis transaksi kas dan tunai serta pemindahan
• Melayani transaksi penukaran valuta asing dan produk atau jasa luar
negeri
• Mengelola transaksi dana, jasa, dan kredit konsumtif
• Mengelola administrasi surat atau dokumen keluar dan masuk
• Mengelola kas ATM
b. Administrasi, uraian tugasnya terdiri dari:
• Mengelola administrasi keuangan Cabang
• Mengelola administrasi transaksi dalam negeri dan kliring • Mengelola administrasi kredit (yang belum dikelola center)
• Mengelola logistik
• Menyelenggarakan administrasi umum
• Mengelola Kepegawaian Cabang Utama dan Kantor Layanan
4. Pemimpin Bidang Pelayanan
Dalam melaksankan tugasnya, pemimpin bidang pelayanan dibantu oleh
beberapa bagian, yaitu:
a. Greeter, uraian tugasnya terdiri dari:
• Mengelola sistem penerimaan atau antrian nasabah
31
b. Pelayanan Uang Tunai, uraian tugasnya terdiri dari:
• Melayani semua jenis transaksi kas atau tunai, dan pemindahan • Melayani kegiatan eksternal, seperti payment point
• Mengelola kas ATM
c. Pelayanan Nasabah, uraian tugasnya terdiri dari:
• Mengelola transaksi produk dana, jasa, dan kredit
• Melayani informasi transaksi produk dana, jasa, dan kredit
• Melayani penerbitan kartu • Melayani nasabah custodian
• Melayani transaksi jasa dalam negeri
• Melayani transaksi Simponi dan Paying Agent
• Melayani transaksi luar negeri
• Melayani aplikasi permohonan kredit konsumtif, BNI Instant, dan
penerbitan garansi bank (full cover dan fasilitas)
5. Penjualan, uraian tugasnya terdiri dari:
• Menjual produk dan jasa BNI
• Melakukan penelitian ekonomi dan bisnis regional
D. Pelaksanaan Koordinasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan
Sistem koordinasi dan pelaksanaannya didalam organisasi perusahaan
menekankan pentingnya hubungan antara manusia dalam lingkungan perusahaan,
karena koordinasi berhubungan dengan tugas untuk menyatukan usaha-usaha agar
satu unit organisasi pun yang benar-benar dapat mengerjakan tugas pokoknya
dengan baik dan sempurna apabila mengabaikan hubungan kerja sama dengan
unit yang lain.
Pelaksanaan koordinasi didalam suatu organisasi harus mendapat perhatian
yang serius dan khusus dari pimpinannya, karena koordinasi merupakan hal yang
mutlak harus diciptakan dan dipelihara didalam organisasi perusahaan. Koordinasi
yang baik akan menyebabkan pelaksanaan tugas menjadi lancar dan diharapkan
akan memudahkan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Ada beberapa jenis koordinasi yang diterapkan PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, yaitu:
1. Koordinasi Vertikal
Dalam pelaksanaan koordinasi vertikal, seorang pimpinan mengkoordinir para
bawahannya. Dari struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk Kantor Cabang USU Medan, dapat terlihat bahwa Pemimpin Cabang
mengkoordinir semua aktivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
Para anggota organisasi dalam pelaksanaan koordinasi vertikal ini mengetahui
apa yang menjadi tugas mereka dan kepada siapa mereka harus bertanggung
jawab dalam pelaporan hasil-hasil kegiatan yang dilakukan berdasarkan
susunan rencana kerja bagiannya masing-masing.
2. Koordinasi Horizontal
Koordinasi horizontal adalah koordinasi yang dilakukan diantara
bagian-bagian yang mempunyai level atau tingkatan jenjang yang sama.
Penerapannya adalah adanya suatu sistem kerja sama pada bagian yang
33
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan
ditujukan antar Pimpinan yaitu adanya kerja sama antara Pemimpin Bidang
Pembinaan Kantor Layanan, Pemimpin Bidang Pelayanan, dan Bagian
Penjualan .
Selain itu ada juga sarana-sarana untuk melaksanakan koordinasi dalam
upaya peningkatan hubungan kerja dan koordinasi kerja pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, yaitu:
1. Melakukan pertemuan formal (rapat)
Dalam pertemuan formal biasanya membahas rencana kerja ataupun untuk
melihat sejauh mana sasaran dari perusahaan sudah tercapai.
2. Mengadakan pertemuan informal
Umumnya pertemuan informal digunakan pada saat-saat tertentu seperti coffee
morning, dan lain sebagainya. Biasanya dalam pertemuan informal ini, para
bawahan akan lebih memahami apa yang diinginkan pimpinannya dalam
bekerja, demikian juga sebaliknya.
3. Pemberian buku pedoman organisasi
Dalam buku pedoman ini dapat dilihat visi dan misi, struktur organisasi
perusahaan, kegiatan, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
4. Pemberian surat perintah, memo atau pesan pribadi dari atasan jika ada hal-hal
yang mendesak.
5. Pengarahan langsung dari pimpinan pada saat-saat tertentu.
6. Melaksanakan inspeksi langsung kelapangan atau inspeksi mendadak (sidak)
untuk melihat secara langsung apakah laporan yang diterima salama ini sesuai
Dan agar pelaksanaan koordinasi menjadi efektif maka ada beberapa aspek
yang diterapkan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU
Medan, antara lain:
1. Pimpinan dan bawahan secara bersama-sama harus menyadari hal-hal yang
menjadi tujuan pribadi dalam bekerja yang harus diselaraskan dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
2. Pelaksanaan koordinasi berlangsung secara berkelanjutan antar bagian
maupun antar pribadi dalam perusahaan sehingga akan mempermudah proses
perencanaan, penganggaran, pengoperasian dan pengambilan keputusan.
Dengan demikian diharapkan tidak terjadi kekosongan tugas dan pelepasan
tanggung jawab.
3. Seluruh anggota organisasi harus mengetahui dan menyadari sepenuhnya
bahwa mereka adalah satu kesatuan dan tim yang kompak yang terjalin dalam
suatu wadah sehingga memiliki satu kesatuan ide, pendapat, maupun adanya
kesatuan perintah.
Melalui koordinasi yang dilaksanakan pada PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan diharapkan segala aktivitas perusahaan
dapat berjalan dengan baik dan akan mampu mencapai sasaran yang telah
ditetapkan perusahaan.
E. Sistem Komunikasi yang dilaksanakan PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang USUMedan
Komunikasi yang efektif merupakan syarat dasar bagi pencapaian tujuan
35
sama yang berhubungan antara tujuan organisasi dengan anggota organisasi.
Dengan berkomunikasi, maka seorang pemimpin dapat menjelaskan tugas dan
kewajiban para bawahannya serta meningkatkan kepercayaan antar anggota
organisasi.
Ada beberapa jenis bentuk komunikasi yang dilaksanakan PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, yaitu:
1. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Cabang USU Medan mencakup pembicaraan lewat telepon, komunikasi secara
langsung, wawancara, seminar, program pelatihan, pidato formal, dan
presentasi penting lainnya.
2. Komunikasi Tertulis
Komunikasi ini dilakukan dalam bentuk pesan-pesan tertulis yang
disampaikan dalam berbagai macam bentuk misalnya surat perintah, memo,
pemberitahuan maupun laporan. Bentuk komunikasi tertulis digunakan
perusahaan juga untuk hal-hal yang berhubungan dengan instansi pemerintah
atau instansi swasta lain yang menunjang kelancaran tugas maupun dalam
bentuk ikatan kerja lainnya.
3. Komunikasi Teknologi
Komunikasi ini hanya ditujukan bagi intern perusahaan saja yang meliputi
e-mail, BNI forum, dan mail BNI.
Ketiga bentuk komunikasi tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar segala
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat dicapai
Selain itu, untuk mencapai komunikasi yang efektif maka PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan juga didukung oleh
arah komunikasi yang baik, antara lain:
1. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah
dalam rantai komando organisasi. Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk Kantor Cabang USU Medan komunikasi ini dimulai dari Pemimpin
Cabang, mengalir ke bawah melalui Pemimpin Bidang lalu disampaikan
kepada para bawahan. Fungsi utama dari komunikasi ini adalah mengarahkan
dan memberikan informasi kepada bawahan. Misalnya kebijaksanaan umum
yang dilaksanakan Pemimpin cabang sesuai dengan kebijaksanan yang
digariskan oleh Direksi.
2. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang dilakukan dari bawah ke atas.
Komunikasi ini dilakukan untuk memberi laporan kepada tingkat yang lebih
tinggi tentang apa yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya
karyawan pada Bidang Kantor Layanan, dan Administrasi memberi laporan
atas tugas-tugasnya kepada Pemimpin Bidang Pembinaan kantor Layanan.
3. Komunikasi Horizontal
Biasanya komunikasi horizontal terjadi pada antar bagian ataupun antar
anggota organisasi yang berbeda. Manfaat dari komunikasi horizontal adalah
meningkatkan hubungan antar pribadi karyawan, dan untuk memecahkan
permasalahan dalam pelaksanaan tugas. Pada PT. Bank Negara Indonesia
37
antara bagian Bidang Pembinaan Kantor Layanan, Bidang Pelayanan, dan
38
A. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Struktur organisasi secara umum berfungsi sebagai alat pengendali dan
pengarah anggota organisasi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari
organisasi. Dapat dilihat pada lampiran 1 bahwa struktur organisasi yang
digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah berbentuk garis dan
staf. Dalam menjalankan aktivitasnya, Rapat Umum Pemegang Saham dan
Komisaris dibantu oleh Staf Dewan Syariah yang berfungsi untuk mengawasi,
membantu mengambil keputusan, memberi saran-saran dan informasi sebagai
bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan menetapkan kebijaksanaan
perusahaan.
Setiap Direktur mengkoordinasi bawahannya secara langsung. Misalnya
Komisaris mengkoordinir tugas Direktur Utama lalu Direktur Utama
mengkoordinir tugas Wakil Direktur, begitu seterusnya. Dilihat dari garis
komunikasi atau penyampaian informasi, Direktur kepatuhan, hukum, dan sumber
daya manusia memberi laporan kepada Satuan Pengawasan Intern. Satuan
Pengawasan Intern menyampaikan informasi kepada Komisaris tentang
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota organisasi apakah telah
sesuai dengan program yang telah direncanakan dan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kantor pusat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa
masing-39
masing Direktur. Salah satu Divisi yang ada yaitu Divisi Jaringan. Divisi Jaringan
mengkoordinir Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk memiliki 12 Kantor Wilayah diseluruh Indonesia, dan 5 Kantor
Cabang/Perwakilan Luar Negeri. Untuk Kantor Wilayah 01 terdapat di Medan
yang memiliki 50 Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu di Sumut dan
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Dapat dilihat pada lampiran 2, struktur organisasi pada Kantor Wilayah 01
adalah berbentuk garis dan staf. Dimana Pemimpin Wilayah dibantu oleh Staff
Regional Quality Assurance atau yang biasa disebut dengan Auditor. Tugas dari
Staff Regional Quality Assurance ini adalah mengaudit semua kegiatan yang ada
di perusahaan, baik itu di Kantor Wilayah, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang,
maupun Kantor Sentra Kredit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja
karyawan yang berbuat curang dalam melaksanakan tugasnya, mengawasi setiap
aktivitas perusahaan.
Salah satu Kantor Cabang di Kantor Wilayah 01 adalah Kantor Cabang
USU Medan, dimana bentuk struktur organisasi yang digunakan adalah berbentuk
garis dan staf (lihat lampiran 3). Kantor Cabang USU Medan dipimpin oleh
seorang Pemimpin Cabang yang dibantu oleh Branch Quality Assurance. Tugas
dari Branch Quality Assurance ini hampir sama dengan tugas Staff Regional
Quality Assurance yaitu mengaudit kegiatan yang ada diperusahaan. Tetapi
kegiatan yang diaudit oleh Branch Quality Assurance adalah kegiatan yang ada
di Kantor Cabang saja.
Dengan struktur organisasi yang digunakan ini, maka koordinasi relatif
pelaksanaan tugasnya Pemimpin menjadi lebih lancar karena mendapat bantuan
data, informasi, saran dan ide dari Branch Quality Assurance yang memeriksa,
mengaudit, dan mengawasi kegiatan yang dari setiap bidang.
Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk ini dinilai sudah cukup tepat karena kegiatan perusahaan
yang cukup kompleks dan luas menuntut harus adanya satu kesatuan tindakan
antar bagian yang saling mendukung sehingga memudahkan proses keputusan dan
pengambilan keputusan dalam perusahaan. Kesatuan perintah pada PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk telah dilaksanakan dengan baik dimana
masing-masing bawahan memiliki satu Pemimpin langsung, sehingga mengetahui dari
siapa menerima perintah dan kepada siapa akan memberi laporan dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya tumpang tindih
perintah dapat diperkecil dan dihindarkan sehingga apa yang menjadi tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Setiap sumber daya manusianya ditetapkan berdasarkan prinsip the right
man on the right place. Hal ini akan dapat mengembangkan bakat dan keahlian
para anggota organisasi, karena mereka ditetapkan berdasarkan dengan keahlian
dan kecakapannya masing-masing. Tetapi terkadang persaingan kurang sehat
masih sering terjadi, karena setiap bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang
paling penting. Untuk itu, Pemimpin perusahaan harus bisa dengan tepat
bagaimana cara mengkoordinasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan itu menjadi
41
B. Pelaksanaan Koordinasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan
Setiap perusahaan membutuhkan koordinasi, terlepas dari bentuk struktur
organisasi apa yang digunakan perusahaan tersebut. Pelaksanaan koordinasi yang
baik adalah bila para anggota organisasi dan seluruh aktivitas organisasi yang
beragam dapat diselaraskan, diseimbangkan dan dapat diarahkan sesuai dengan
rencana dan sasaran perusahaan. Untuk mencapai kerja yang baik perlu
diperhatikan unit kerja guna mencapai kerja sama yang harmonis melalui saling
pengertian, saling mengisi yang harus terus menerus ditingkatkan.
Melalui koordinasi yang dilaksanakan pada PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan diharapkan segala aktivitas perusahaan
dapat berjalan dengan baik dan akan mampu mencapai sasaran yang telah
ditetapkan perusahaan. Dalam hal ini, Pemimpin Cabang memelihara suatu
hubungan kerja sama yang secara terus menerus dengan para anggota organisasi
melalui koordinasi timbal balik dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga
tercipta gerak langkah yang sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Bentuk
Tabel 4.1
Pelaksanaan Koordinasi Vertikal
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan
No. Jabatan Pelaksanaan
Koordinasi
Keterangan
1 Pemimpin Cabang 1.Branch Quality Assurance yang tepat bila terjadi masalah dalam perusahaan 3.Memastikan bahwa
seluruh kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
4.Bersama dengan para bawahan menjaga dan memelihara hubungan kerja sama yang baik
2 Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor atau jasa bank, jenis
transaksi kas dan tunai serta pemindahan, transaksi penukaran valuta asing dan produk atau jasa luar negeri, mengelola transaksi dana, jasa, dan kredit konsumtif.
Mengkoordinir bagian administrasi untuk
43 Cabang Utama dan Kantor Layanan.
3 Pemimpin Bidang Pelayanan untuk melayani semua jenis transaksi kas atau tunai, dan pemindahan, melayani dana, jasa, dan kredit,
melayani informasi transaksi produk dana, jasa, dan kredit, melayani penerbitan kartu, melayani nasabah custodian, melayani
transaksi jasa dalam negeri, melayani transaksi simponi dan Paying Agent, melayani transaksi luar negeri,
melayani aplikasi permohonan kredit
Pelaksanaan koordinasi vertikal difokuskan terhadap kemampuan
Pemimpin mengkoordinir bawahannya. Setiap Pemimpin bertanggung jawab
memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing bidang serta
memberi bimbingan, petunjuk, arahan bagi pelaksanaan tugas serta pengendalian
produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kerja. Dilihat dari tabel 4.1 dalam hal
pelaksanaan koordinasi vertikal dimana Pemimpin Cabang mengkoordinir semua
aktivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Para anggota organisasi
dalam pelaksanaan koordinasi vertikal ini mengetahui apa yang menjadi tugas
mereka dan kepada siapa mereka harus bertanggung jawab dalam pelaporan
hasil-hasil kegiatan yang dilakukan berdasarkan susunan rencana kerja bagiannya
masing-masing.
Dalam hal pelaksanaan koordinasi horizontal pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ditujukan antar pimpinan
yaitu adanya kerja sama antara Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan,
Pemimpin Bidang Pelayanan, dan Bagian Penjualan .
Pelaksanaan koordinasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang USU Medan telah berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat dari
pelaksanaan koordinasi berlangsung secara berkelanjutan antar bagian maupun
antar pribadi dalam perusahaan sehingga akan mempermudah proses perencanaan,
penganggaran, pengoperasian dan pengambilan keputusan. Dengan demikian