• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM S 1 EKSTENSI MEDAN

PERANAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN

KOORDINASI KERJA PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA

(PERSERO) Tbk KANTOR CABANG USU MEDAN

DRAFT SKRIPSI

RATIH MAYANG SARI

050521163

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja saya sendiri melalui penelitian yang saya lakukan. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana mestinya.

Medan, Maret 2008

(3)

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : RATIH MAYANG SARI NIM : 050521163

Departemen : Manajemen

Judul Skripsi : Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan

Tanggal………...2008

Pembimbing/Penanggung Jawab Skripsi

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : RATIH MAYANG SARI NIM : 050521163

Departemen : Manajemen

Judul Skripsi : Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan

Tanggal……….2008

Ketua Departemen

Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi NIP : 131568381

Tanggal……….2008

Dekan Fakultas Ekonomi

(5)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur penulis panjatkan dengan tulus atas kehadirat ALLAH

SWT yang telah banyak melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

terutama dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini. Shalawat dan

Salam penulis haturkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi Ulul

Azmi yang telah membawa serta membimbing umat manusia serta menjadi

Ushwatul Hasanah bagi sekalian alam.

Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui

peranan struktur organisasi dalam meningkatkan koordinasi kerja pada

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang USU Medan. Penulis

menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun dari semua pihak agar menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.

Bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun materil menjadi

dorongan serta memberikan andil yang sangat besar kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini. Penulis tidak dapat

membalas semua bantuan tersebut, namun dalam kesempatan ini penulis

memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan sekedar rasa terima kasih bagi

seluruh pihak yang telah membantu tersebut. Semoga segala bantuan yang telah

(6)

ii

Penulis mengharapkan bahwa semua yang tercantum disini telah dapat

mewakili pihak-pihak yang merasa telah ikut serta membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Bagi pihak-pihak yang terlewatkan dalam penyebutan

ucapan terima kasih di lembaran ini penulis mengucapkan maaf yang

sebesar-besarnya dan tidak berarti kelalaian tersebut mengurangi rasa terima kasih penulis.

Adapun pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan serta

penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. DR. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Ami Dilham, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan

ilmu pengetahuan, saran dan masukan kepada penulis dalam proses penulisan

serta penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen Penguji I yang banyak

menberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Syafrizal Helmi, SE, MSi selaku Dosen Penguji II yang banyak

menberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Pimpinan dan seluruh Staf PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan telah memberi izin dan membantu penulis untuk

dapat melaksanakan riset pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(7)

iii

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah

berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan serta

mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna selama perkuliahan.

8. Seluruh Staff dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan

kondusif dalam menuntut ilmu serta menyelesaikan perkuliahan.

9. Kedua Orang tuaku, H. Azwarsyam dan Hj. Yuniati yang telah memberikan

doa, nasihat, dukungan, serta bantuan baik moril maupun materil selamanya

kepada penulis. Skripsi ini sepenuhnya penulis persembahkan buat keluarga

penulis.

10.Keluargaku yang sangat kusayangi: kakakku Ayu Maharani, SE dan adikku

Yudha Permana, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

11.Seluruh rekan di bangku perkuliahan terutama Joko, Robby, Moli, Uma, Nyak

Lia, Bang Leo, Febi, Eca, Andi dan masih banyak teman stambuk ’05 yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga ALLAH SWT

melimpahkan rahmad, rizki dan karunia kepada kita semua. Amin.

Medan, Maret 2008

Penulis,

(8)
(9)

MEDAN

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : Ratih Mayang Sari

Judul Skripsi : Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan

Ketua Penguji Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi) NIP : 131568381

(Drs. Ami Dilham, MSi) NIP : 132049791

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

(Drs. Chairuddin Nasution) NIP : 13080956

(10)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 4

1. Batasan Operasional ... 4

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 5

3. Jenis Data ... 5

4. Teknik Pengumpulan Data ... 5

5. Metode Analisis Data ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Konsep Organisasi ... 7

1. Pengertian Organisasi... 7

(11)

iii

5. Bentuk Struktur Organisasi ... 13

C. Koordinasi ... 18

1. Pengertian Koordinasi ... 18

2. Bentuk Koordinasi ... 19

3. Syarat Koordinasi ... 19

4. Peranan Komunikasi dalam Koordinasi Kerja ... 21

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk A.Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 25

B. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 26

C. Uraian Tugas ... 29

D. Pelaksanaan Koordinasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ... 31

E. Sistem Komunikasi yang dilaksanakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ... 34

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 38

B. Pelaksanaan Koordinasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ... 41

(12)

iv

D. Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Koordinasi

Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang USU Medan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

(13)

v

Hal

Tabel 4.1 Pelaksanaan Koordinasi Vertikal PT. Bank Negara Indonesia

(14)

vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Garis 15

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Fungsional 16 Gambar 2.3

Gambar 3.1

Bentuk Organisasi Garis dan Staf

Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan

17

(15)

i

Meningkatkan Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan. Pembimbing, Drs. Ami Dilham, MSi. Ketua Departemen Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I, Drs. Chairuddin Nasution. Penguji II, Syafrizal Helmi, SE, MSi.

Kestabilan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan akan terlihat pada struktur organisasinya. Oleh karena itu, struktur organisasi merupakan sistem formal tentang hubungan tugas dan wewenang yang mengendalikan bagaimana tiap individu bekerjasama dan mengelola segala sumber daya yang ada untuk mewujudkan tujuan organisasi. Tujuan dan prinsip struktur organisasi adalah sebagai alat kontrol, untuk mengendalikan koordinasi dan motivasi kerja tiap individu dalam usaha mencapai tujuan organsiasi. Koordinasi merupakan hal yang mutlak harus diciptakan dan dipelihara didalam organisasi perusahaan. Oleh karena itu, pelaksanaan koordinasi didalam suatu organisasi harus mendapat perhatian yang serius dan khusus dari pimpinannya. Koordinasi yang baik akan menyebabkan pelaksanaan tugas menjadi lancar dan diharapkan akan memudahkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Koordinasi kerja akan efektif bila organisasi tersebut memiliki struktur organisasi yang jelas.

Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana peranan struktur organisasi dalam meningkatkan koordinasi kerja PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung kelapangan baik melalui observasi maupun wawancara, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta internet untuk mendukung penelitian ini.

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah struktur organisasi yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara umum adalah berbentuk garis dan staf . Struktur organisasi ini berperan dalam meningkatkan koordinasi kerja antar anggota organisasi. Hal ini dapat terlihat dari saluran garis perintah dimana Pemimpin Cabang mengkoordinir semua aktivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Tetapi terkadang persaingan kurang sehat masih sering terjadi, karena setiap bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang paling penting. Untuk itu, Pemimpin perusahaan harus bisa dengan tepat bagaimana cara mengkoordinasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan itu menjadi lebih efektif dan efisien. Dilihat dari struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, koordinasi yang diterapkan berupa koordinasi vertikal dan koordinasi horizontal.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang hanya

dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan secara bersama. Tatanan perilaku

manusia dalam organisasi tentu ada batasnya. Perilaku ini dibatasi oleh struktur

organisasi yang mengatur hubungan formal antara manusia yang bergerak dalam

organisasi itu, baik secara individu maupun kelompok. Jabatan serta tugas yang

berbeda akan membuat suatu struktur yang mengatur suatu hubungan dasar antara

mereka yang berwenang membuat keputusan dengan mereka yang berkewajiban

melaksanakan keputusan tersebut.

Proses pengorganisasian akan menjadikan organisasi terbagi dalam

beberapa bagian atau departemen. Hal ini menunjukkan kerangka dan susunan

perwujudan pola hubungan antara fungsi, bagian, kedudukan atau posisi, tugas

dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi.

Kestabilan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan akan terlihat

pada struktur organisasinya. Oleh karena itu, dengan adanya struktur organisasi

yang tepat dan teratur pada suatu perusahaan merupakan salah satu syarat untuk

berhasilnya perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Koordinasi adalah pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan

pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)

suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

(17)

pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar

kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai suatu organisasi yang

memiliki berbagai aktivitas, dimana setiap aktivitas selalu berhubungan dengan

aktivitas lainnya. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya

meningkatkan struktur organisasi sesuai dengan perkembangan terkini. Agar

pelaksanaan aktivitas tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka sangat

diperlukan koordinasi kerja.

Pimpinan perusahaan harus bisa dengan tepat bagaimana cara

mengkoordinasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan itu menjadi lebih efektif dan

efisien. Koordinasi kerja akan efektif bila organisasi tersebut memiliki struktur

organisasi yang jelas. Struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk diharapkan dapat menempatkan sumber daya manusia

yang tepat agar kegiatan yang ada dalam perusahaan dapat berjalan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa kantor yaitu

Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang/Perwakilan Luar Negeri, Kantor

Cabang Utama, dan Kantor Cabang dimana setiap kantor memiliki struktur

organisasi yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Secara umum dapat dilihat

struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berbentuk garis dan

staf dimana terdapat garis-garis saluran perintah yang menunjukkan dari siapa

menerima perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab sehingga tidak

terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan, karena setiap bagian telah memiliki

(18)

3

ditetapkan berdasarkan prinsip the right man on the right place. Dengan struktur

organisasi yang diterapkan, diharapkan dapat menempatkan sumber daya manusia

yang tepat agar dapat meningkatkan koordinasi kerja untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Menyadari pentingnya manfaat dan peran struktur organisasi bagi setiap

perusahaan dalam meningkatkan koordinasi kerja, maka penulis tertarik untuk

memilih judul “Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan

Koordinasi Kerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang USU Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penulis dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas adalah “Apakah

struktur organisasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang

USU Medan berperan dalam meningkatkan koordinasi kerja?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana peranan struktur organisasi pada PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan dalam meningkatkan koordinasi

(19)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan

dibangku kuliah serta menambah wawasan dalam bidang sumber daya

manusia terutama dalam memahami peran struktur organisasi dalam

meningkatkan koordinasi kerja.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan yang berguna bagi perkembangan perusahaan

dalam mempertimbangkan penentuan kebijaksanaan yang berhubungan

dengan koordinasi kerja.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian di bidang sumber

daya manusia, khususnya yang relevan dengan permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini.

D. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah tentang struktur organisasi

yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang

USU Medan dalam meningkatkan koordinasi kerja karyawan.

a. Struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara

kegiatan usaha dan sumber daya yang ada didalam organisasi disertai

(20)

5

b. Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit

organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal

mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan

(Manullang, 2002: 72).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan yang beralamat di Jalan Dr. Mansur No. 11

Medan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2007 sampai dengan bulan

Januari 2008.

3. Jenis Data

Data-data dan informasi yang diperlukan guna mendukung penulisan menuju

sasaran yang hendak dicapai yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian

langsung kelapangan baik melalui observasi maupun wawancara.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi

dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, data yang

berkaitan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta

internet untuk mendukung penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan

bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan

(21)

b. Wawancara (Interview), yaitu memperoleh data-data melalui proses

percakapan dalam bentuk tanya jawab secara langsung dengan pihak yang

berwenang memberi data dan informasi yang dibutuhkan.

c. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan

langsung pada objek yang diteliti.

5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu metode yang menganalisis data dengan cara menyusun data,

mengelompokkan kemudian data dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang

(22)

7

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulunya yaitu “Peranan struktur organisasi dalam

meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

Airlines Perwakilan Medan”, oleh Liza Handayani (2006). Dari hasil pembahasan

diketahui bahwa struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Mandala Airlines

Perwakilan Medan berperan dalam mendukung terciptanya efektivitas kerja.

Hal ini dapat terlihat dari pelaksanaaan koordinasi kerja adalah untuk

menyelaraskan gerak langkah antar bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

Dimana dengan koordinasi diharapkan adanya kesatuan pandangan tentang suatu

tujuan bersama yang merupakan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal

pendelegasian wewenang dilakukan untuk mengimbangi pembagian kerja yang

telah dilakukan.

B. Konsep Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat

dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu

berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain. Namun, ciri organisasi itu

tetap sama yaitu perilakunya terarah pada tujuan. Maksudnya organisasi itu

mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif

(23)

Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkataan organisasi berasal dari

istilah Yunani yaitu organom, dan istilah Latin yaitu organum yang berarti alat,

bagan, anggota, badan, atau komponen-komponen. Dalam lilteratur dewasa ini,

arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan

pengertian atau definisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen., tetapi

perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya

sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan

tujuan yang hendak dicapai.

Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:

1. Trewatha dan Newport (Winardi, 2004: 53) mendefinisikan bahwa sebuah

organisasi dapat kita nyatakan sebagai sebuah struktur sosial yang didesain

guna mengkoordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu pembagian

kerja dan hirarki otoritas guna melaksanakan pencapaian tujuan umum

tertentu.

2. Stoner (Sudarsono, 2002: 65) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu

pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah

pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama.

3. John M. Gaus (Supardi, 2002: 4) mendefinisikan organisasi adalah tata

hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan

bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen

(24)

9

2. Organisasi merupakan suatu wadah dalam proses kerja sama dari sejumlah

kegiatan manajemen yang disusun dengan ketentuan-ketentuan secara

rasional. Maksudnya apa yang harus dilakukan seseorang dan kepada orang

tersebut harus memberi pertanggung jawaban yang kesemuanya diatur dalam

prosedur kerja.

3. Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam

melakukan tugas-tugasnya.

2. Prinsip-prinsip Organisasi

Agar organisasi dapat berjalan dengan baik, diperlukan pedoman atau

prinsip dalam melaksanakan kegiatannya. Prinsip-prinsip organisasi itu (Fuad,

2000: 107) antara lain:

a. Perumusan tujuan dengan jelas

Bila akan melakukan suatu aktivitas, hal pertama yang dilakukan adalah harus

menjelaskan tujuan dari aktivitas tersebut. Bagi suatu organisasi, tujuan

aktivitas itu akan berperan sebagai pedoman kearah mana organisasi itu akan

dibawa, landasan bagi organisasi, menentukan jenis aktivitas yang akan

dilakukan, serta menentukan serangkaian program, prosedur, koordinasi,

integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi.

b. Pembagian tugas

Dalam organisasi, pembagian tugas merupakan suatu keharusan mutlak untuk

menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan. Dengan pembagian

tugas sekaligus ditetapkan struktur organisasi, tugas dan fungsi

masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan, serta wewenang

(25)

c. Delegasi kekuasaan

Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan.

Kepada setiap karyawan yang menduduki jabatan tertentu harus didelegasikan

kekuasaan, atau wewenang yang diperlukan agar yang bersangkutan dapat

melaksanakan tugas sebaik-baiknya.

d. Rentang kekuasaan

Rentang kekuasaan adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi bawahan

seorang pemimpin, agar dia mampu memimpin, membimbing, dan mengawasi

secara efektif.

e. Tingkat-tingkat pengawasan

Tingkat pengawasan hendaknya diusahakan sesedikit mungkin. Harus

diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin. Selain memudahkan

komunikasi, juga agar ada motivasi bagi orang dalam organisasi agar

mencapai tingkat-tingkat tertinggi pada struktur organisasinya.

f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang

memberinya perintah dan menerima pertanggung jawaban terhadap

pelaksanaan tugasnya.

g. Koordinasi

Adanya pembagian tugas dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil didalam

organisasi menimbulkan kekuatan untuk memisahkan diri dari organisasi

sebagai suatu keseluruhan. Untuk mencegah hal ini, harus ada usaha

membalikkan gerak yang cenderung memisahkan diri yaitu dengan usaha

(26)

11

memberikan sumbangan semaksimal mungkin bagi tercapainya tujuan

keseluruhan organisasi. Usaha ini disebut prinsip koordinasi.

3. Struktur Organisasi

Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan

sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan

suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut

disebut sebagai desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari

kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational

structure).

Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan

pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka

ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat

spesialisasi aktivitas kerja.

Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari

hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada didalam organisasi

disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sadono, et. al, 2006: 129).

Didalam manajemen, persoalan menyusun organisasi yang sesuai dapat

mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan

adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap

bertahan.

Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengidentifikasi

jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe

(27)

efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan

dalam meraih tujuan organisasi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Menurut Ernie dan Kurniawan (2006: 159), ada empat faktor yang

mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

a. Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh

karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian

tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi

organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan

berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

b. Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya

adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja.

Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki

berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas,

dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi

walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga

kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil

produk-produk konveksi.

Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas

maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam

mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai

(28)

13

berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena

pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi

yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur

organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian

wewenang dan pekerjaan.

c. Teknologi

Faktor teknologi yang dimakudkan disini adalah terkait dengan cara

bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait

dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

d. Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri

secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga

termasuk dalam penentuan struktur organisasinya.

Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu

menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa

berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu

banyak mengubah struktur organisasi.

5. Bentuk Struktur Organisasi

Menurut pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung

jawab, maka bentuk-bentuk organisasi itu (Manullang, 2002: 61) dapat dibedakan

(29)

a. Bentuk Organisasi Garis

Organisasi garis adalah bentuk organisasi tertua dan paling sederhana.

Penciptanya adalah Henry Fayol dari Prancis. Organisasi ini disebut juga

bentuk organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu dikalangan

militer.

Ciri-ciri bentuk organisasi garis adalah organisasi masih kecil, jumlah

karyawan sedikit dan saling kenal, serta spesialisasi kerja belum begitu tinggi.

Kebaikannya:

1. Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada diatas satu

tangan.

2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang

yang diajak berkonsultasi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.

3. Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi karena saling

mengenal.

Keburukannya:

1. Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau

orang tersebut tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam

kehancuran.

2. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.

(30)

15

Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Garis Sumber: Manullang (2002: 65)

b. Bentuk Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Fayol, dimana segelintir pimpinan

tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi

komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi

atasan tersebut.

Kebaikannya:

1. Pembidangan tugas-tugas jelas.

2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal

mungkin.

3. Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai dengan

fungsi-fungsinya.

Keburukannya:

1. Karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan tour of duty. DIREKTUR

PERDAGANGAN KEUANGAN

4

3 5 6 7 8

PRODUKSI

(31)

2. Para karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar

melaksanakan koordinasi.

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Fungsional Sumber: Manullang (2002: 65)

c. Bentuk Organisasi Garis dan Staf

Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut organisasi besar, daerah kerjanya

luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit,

serta jumlah karyawannya banyak. Penciptanya Harrington Emerson. Pada

bentuk organisasi ini terdapat satu atau lebih tenaga staf. Staf adalah orang

yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan saran

dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin didalam organisasi tersebut.

Kebaikannya:

1. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apa pun tujuannya, betapa

pun luas tugasnya, dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.

2. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil karena

adanya staf ahli.

DIREKTUR

PERDAGANGAN TEKNIK PERENCANAAN KEPEGAWAIAN

(32)

17

3. Perwujudan “the right man on the right place” lebih mudah dilaksanakan.

Keburukannya:

1. Karena karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan.

2. Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi

kadang-kadang sukar diterapkan.

Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf Sumber: Manullang (2002: 66)

d. Bentuk Organisasi Staf dan Fungsional

Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk

organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan

keburukan dari bentuk organisasi ini adalah kebaikan dan keburukan dari

bentuk organisasi yang dikombinasikan. DIREKTUR

PENASIHAT PRODUKSI

PRODUKSI PERDAGANGAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN

(33)

C. Koordinasi

1. Pengertian Koordinasi

Adanya pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian serta unit-unit

terkecil dalam suatu organisasi maka akan timbul kekuatan untuk memisahkan

diri dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk mencegah

hal yang demikian maka harus ada usaha untuk mengembalikan gerak yang

memisahkan diri melalui kegiatan koordinasi.

G. R. Terry (Sutarto, 2002: 144) mendefinisikan koordinasi adalah

sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan kepantasan

kuantitas, waktu, pengarahan, pelaksanaan yang menghasilkan keselarasan dan

kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Manullang (2002: 72) menyatakan bahwa koordinasi adalah usaha

mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan

sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara

keseluruhan.

Dengan adanya koordinasi akan didapat keselarasan aktivitas diantara

unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan koordinasi ini

diharapkan akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan, kesatuan usaha,

penyesuaian antar bagian, keseimbangan antar bagian maupun kesatuan tujuan

akhir yang bersasaran keselarasan. Untuk itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa

didalam organisasi harus ada keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau

(34)

19

2. Bentuk Koordinasi

Koordinasi itu penting agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan

serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu dengan adanya

koordinasi maka semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan dapat terintegrasi

berdasarkan sasaran yang diinginkan.

Bentuk-bentuk koordinasi (Manullang, 2003: 114) dapat dibedakan atas 2

(dua) yaitu:

a. Koordinasi Vertikal adalah tindakan penyatuan atau pengarahan yang

dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan unit atau kesatuan kerja

dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

b. Koordinasi Horizontal adalah kegiatan mengkoordinasi tindakan-tindakan atau

penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam

tingkat yang sama dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Karena tugas dari setiap bagian didalam organisasi berbeda maka

diperlukanlah koordinasi agar setiap bagian tidak saling merugikan satu sama lain

tetapi diusahakan untuk saling mengisi. Pada prakteknya, koordinasi horizontal

relatif lebih sulit untuk dilaksanakan dibandingkan dengan koordinasi vertikal

karena menyangkut beberapa bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Sedangkan

koordinasi vertikal dijalankan didalam bagian yang sama.

3. Syarat Koordinasi

Koordinasi merupakan tugas yang penting yang harus dilakukan oleh

seorang manajer dan tugas ini sangat sulit. Karena tanpa koordinasi, tugas dan

pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan

(35)

Koordinasi (Malayu, 2001: 138) merupakan suatu proses penciptaan

hubungan yang baik dan harmonis diantara bagian-bagian, maka agar proses

tersebut dapat berjalan dengan lancar diperlukanlah beberapa syarat, antara lain:

a. Authority merupakan wewenang atau kekuasaan didalam suatu organisasi.

Fungsinya adalah mempersatukan atau memimpin atau memberi arah pada

usaha bersama. Dengan adanya authority maka pelaksanaan koordinasi akan

menjadi lebih baik. Karena itu, koordinasi dapat tercapai dengan adanya

authority.

b. Mutual Service merupakan kesediaan untuk saling membantu antar para

anggota. Dengan demikian, harus ada kesadaran dari masing-masing anggota

bahwa mereka sedang mengejar tujuan bersama dan tujuan tersebut hanya

dapat dicapai dengan adanya kerja sama dan saling membantu. Jadi, kesadaran

tersebut merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya koordinasi dan sebaliknya

dengan koordinasi akan dapat dipelihara dan dipupuk kerja sama dan saling

membantu.

c. Doctrine merupakan suatu ajaran dimana termuat tujuan yang jelas dan

diyakini oleh setiap anggota organisasi disamping memuat pula jalan atau cara

bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.

Setiap anggota organisasi merasakan dan mengakui adanya authority,

demikian pula agar mereka bersedia mengadakan mutual service maka setiap

anggota organisasi perlu memperoleh pengertian yang jelas tentang doctrine.

Dengan demikian, mereka mempunyai pengertian yang sama tentang tujuan dan

(36)

21

tersebut diatas diharapkan dapat menjadi suatu sistem koordinasi yang dapat

membangun kerja sama yang harmonis antar sesama anggota organisasi.

4. Peranan Komunikasi dalam Koordinasi Kerja

Seperti diketahui, bahwa memimpin itu adalah mengusahakan melalui

orang lain agar segala sesuatu terlaksana seperti yang diharapkan. Kegiatan ini

memerlukan komunikasi, tentu saja komunikasi yang baik. Orang harus dapat

mengirimkan tanda yang jelas dan dimengerti oleh orang lain. Selanjutnya tanda

tersebut diterima dengan baik dan diikuti untuk dilaksanakan oleh orang lain.

Dengan demikian kegiatan mencapai tujuan dapat lebih efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaan koordinasi diperlukan komunikasi karena komunikasi adalah

alat penghubung antar individu, antar bagian, antara atasan dengan bawahan, baik

yang merupakan perintah dari atasan ke bawahan maupun dari laporan dari

bawahan ke atasan.

Menurut Edward Depari (Suranto, 2005: 15), komunikasi adalah proses

penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang

tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada

penerima pesan.

Menurut Himstreet dan Baty (Djoko, 2006: 3), komunikasi adalah suatu

proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa

(lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan.

Komunikasi bertujuan agar ide yang disampaikan berupa tugas dapat

diselesaikan denagn baik. Hal ini dapat berlangsung bila komunikasi dapat

berfungsi secara lancar atau tersedianya informasi dan keterangan yang

(37)

dimasing-masing bagian. Dengan adanya data itu, maka pelaksanaan tugas akan

lebih cepat dan efisien serta dapat membina kesatuan arah tindakan dari seluruh

bagian.

Dengan kata lain, komunikasi sebagai suatu proses dimana orang-orang

bermaksud memberi pengertian-pengertian melalui pengiriman berita secara

simbolis, dapat menghubungkan para anggota dari berbagai satuan organisasi

yang berbeda dan bidang yang berbeda pula sehingga sering disebut sebagai rantai

pertukaran informasi. Selain itu, dengan adanya komunikasi diharapkan diperoleh

titik kesamaan saling pengertian.

Dalam desain atau struktur sebuah organisasi memungkinkan komunikasi

4 (empat) arah atau aliran yang berbeda (Djoko, 2006: 23), yaitu:

a. Komunikasi dari Atas ke Bawah

Aliran komunikasi ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan

wewenang seseorang dalam suatu organisasi. Seorang manajer menggunakan

jalur komunikasi ke bawah dengan tujuan mengarahkan, mengkoordinasikan,

dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada dilevel bawah. Komunikasi ini

berbentuk perintah, instruksi dan prosedur yang harus dijalankan oleh para

bawahan.

Komunikasi ini dapat menggunakan bentuk komunikasi lisan dan tulisan.

Komunikasi lisan berupa percakapan biasa, wawancara formal antara

supervisor dengan karyawan, atau pertemuan kelompok. Komunikasi dalam

bentuk tulisan berupa memo, kotak informasi, surat kabar, majalah, papan

(38)

23

Tujuan komunikasi ke bawah yaitu memberi pengarahan atau instruksi kerja,

memberi informasi mengapa pekerjaan harus dilakukan, memberi informasi

tentang prosedur dan praktek organisasional, memberi umpan balik

pelaksanaan kerja kepada para bawahan. Salah satu kelemahan dari

komunikasi ke bawah adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor

informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan. Dengan kata

lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.

b. Komunikasi dari Bawah ke Atas

Dalam strukur organisasi, komunikasi ke atas berarti alur informasinya berasal

dari bawah menuju ke atas. Partisipasi bawahan dalam proses pengambilan

keputusan akan sangat membantu pencapaian tujuan organisasi. Agar

komunikasi ke atas dapat berhasil, maka para manajer harus memiliki rasa

percaya kepada para bawahannya.

Salah satu kelemahan dari komunikasi ini adalah ada kemungkinan bawahan

hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja, sedangkan

informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh

manajer cenderung tidak disampaikan. Hal ini terjadi karena para bawahan

beranggapan bahwa dengan hanya melaporkan hal-hal yang baik saja, ia dapat

menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman.

c. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal disebut juga dengan komunikasi lateral merupakan

komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar

(39)

melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi kepada bagian

atau departemen yang memiliki kedudukan yang sejajar atau sederajat.

Komunikasi horizontal bersifat koordinatif diantara mereka yang memiliki

posisi yang sejajar atau sederajat. Komunikasi horizontal menjadi penting

artinya manakala masing-masing bagian atau departemen dalam suatu

organsasi memiliki tingkat ketergantungan yang cukup besar.

d. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level)

organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer

produksi dengan bagian promosi.

Keuntungan dari komunikasi diagonal adalah penyebaran informasi bisa

menjadi lebih cepat serta memungkinkan individu dari berbagai bagian atau

departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Salah

satu kelemahan dari komunikasi diagonal adalah bahwa dapat mengganggu

(40)

25

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah

Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi

pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik

Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa

bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai

Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal

5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank

Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini

melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

yang merupakan warisan dari

Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah

membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank

sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan

kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses

langsung untuk transaksi luar negeri.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari

identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai

(41)

sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank

BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank

Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan

publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun

1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan

lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan

identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga

menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja

secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan

untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan

mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi

'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk

meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang

berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik

bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

B. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Pada setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi. Karena didalam

struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

(42)

27

yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang

berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Dengan struktur organisasi yang baik, seluruh kegiatan yang ada

diperusahaan tersebut dapat berjalan dengan seoptimal mungkin. Begitu juga

dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang seluruh aktivitasnya tidak

terlepas dari struktur organisasi.

Secara umum dapat dilihat struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk berbentuk garis dan staf dimana terdapat garis-garis saluran

perintah yang menunjukkan dari siapa menerima perintah dan kepada siapa harus

bertanggung jawab sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan, karena

setiap bagian telah memiliki wewenang dan tugasnya masing-masing dimana

setiap sumber daya manusianya ditetapkan berdasarkan prinsip the right man on

the right place yaitu penempatan orang-orang sesuai dengan kemampuan,

keahlian, latar belakang pendidikan, dan pengalamannya. PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa kantor yaitu Kantor Pusat, Kantor

Wilayah, Kantor Cabang/Perwakilan Luar Negeri, Kantor Cabang Utama, dan

Kantor Cabang dimana setiap kantor memiliki struktur organisasi yang telah

ditetapkan oleh Kantor Pusat.

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan. Adapun struktur organisasi

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan dapat

(43)
(44)

29

C. Uraian Tugas

Dalam struktur organisasi maka akan terlihat uraian tugas dari

masing-masing anggota organisasi, agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan

wewenang dan tugasnya masing-masing. PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk Kantor Cabang USU Medan dipimpin oleh seorang Pemimpin Cabang,

dimana secara keseluruhan bidang kerja dari PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang USU terdiri dari Bidang Pembinaan Kantor

Layanan, Bidang Pelayanan, dan Bidang Penjualan.

Adapun uraian tugas dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan adalah:

1. Pemimpin Cabang, uraian tugasnya terdiri dari:

• Mengkoordinir, memeriksa kembali, dan mengawasi seluruh pekerjaan

pada setiap bidang yaitu bidang pembinaan kantor layanan, bidang

pelayanan, dan bidang penjualan

• Mencari penyelesaian yang tepat bila terjadi masalah dalam perusahaan

• Memastikan bahwa seluruh kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan

• Bersama dengan para bawahan menjaga dan memelihara hubungan kerja

sama yang baik

2. Branch Quality Assurance, uraian tugasnya terdiri dari:

• Memeriksa dan mengaudit semua data keuangan perusahaan setiap bulan

• Memeriksa karyawan yang melakukan penyelewengan dana

• Memberi saran dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam

(45)

3. Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan

Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin bidang pembinaan kantor layanan

dibantu oleh beberapa bagian, yaitu:

a. Kantor Layanan, uraian tugasnya terdiri dari:

• Melayani informasi tentang produk atau jasa bank

• Melayani semua jenis transaksi kas dan tunai serta pemindahan

• Melayani transaksi penukaran valuta asing dan produk atau jasa luar

negeri

• Mengelola transaksi dana, jasa, dan kredit konsumtif

• Mengelola administrasi surat atau dokumen keluar dan masuk

• Mengelola kas ATM

b. Administrasi, uraian tugasnya terdiri dari:

• Mengelola administrasi keuangan Cabang

• Mengelola administrasi transaksi dalam negeri dan kliring • Mengelola administrasi kredit (yang belum dikelola center)

• Mengelola logistik

• Menyelenggarakan administrasi umum

• Mengelola Kepegawaian Cabang Utama dan Kantor Layanan

4. Pemimpin Bidang Pelayanan

Dalam melaksankan tugasnya, pemimpin bidang pelayanan dibantu oleh

beberapa bagian, yaitu:

a. Greeter, uraian tugasnya terdiri dari:

• Mengelola sistem penerimaan atau antrian nasabah

(46)

31

b. Pelayanan Uang Tunai, uraian tugasnya terdiri dari:

• Melayani semua jenis transaksi kas atau tunai, dan pemindahan • Melayani kegiatan eksternal, seperti payment point

• Mengelola kas ATM

c. Pelayanan Nasabah, uraian tugasnya terdiri dari:

• Mengelola transaksi produk dana, jasa, dan kredit

• Melayani informasi transaksi produk dana, jasa, dan kredit

• Melayani penerbitan kartu • Melayani nasabah custodian

• Melayani transaksi jasa dalam negeri

• Melayani transaksi Simponi dan Paying Agent

• Melayani transaksi luar negeri

• Melayani aplikasi permohonan kredit konsumtif, BNI Instant, dan

penerbitan garansi bank (full cover dan fasilitas)

5. Penjualan, uraian tugasnya terdiri dari:

• Menjual produk dan jasa BNI

• Melakukan penelitian ekonomi dan bisnis regional

D. Pelaksanaan Koordinasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan

Sistem koordinasi dan pelaksanaannya didalam organisasi perusahaan

menekankan pentingnya hubungan antara manusia dalam lingkungan perusahaan,

karena koordinasi berhubungan dengan tugas untuk menyatukan usaha-usaha agar

(47)

satu unit organisasi pun yang benar-benar dapat mengerjakan tugas pokoknya

dengan baik dan sempurna apabila mengabaikan hubungan kerja sama dengan

unit yang lain.

Pelaksanaan koordinasi didalam suatu organisasi harus mendapat perhatian

yang serius dan khusus dari pimpinannya, karena koordinasi merupakan hal yang

mutlak harus diciptakan dan dipelihara didalam organisasi perusahaan. Koordinasi

yang baik akan menyebabkan pelaksanaan tugas menjadi lancar dan diharapkan

akan memudahkan dalam pencapaian tujuan organisasi.

Ada beberapa jenis koordinasi yang diterapkan PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, yaitu:

1. Koordinasi Vertikal

Dalam pelaksanaan koordinasi vertikal, seorang pimpinan mengkoordinir para

bawahannya. Dari struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk Kantor Cabang USU Medan, dapat terlihat bahwa Pemimpin Cabang

mengkoordinir semua aktivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

Para anggota organisasi dalam pelaksanaan koordinasi vertikal ini mengetahui

apa yang menjadi tugas mereka dan kepada siapa mereka harus bertanggung

jawab dalam pelaporan hasil-hasil kegiatan yang dilakukan berdasarkan

susunan rencana kerja bagiannya masing-masing.

2. Koordinasi Horizontal

Koordinasi horizontal adalah koordinasi yang dilakukan diantara

bagian-bagian yang mempunyai level atau tingkatan jenjang yang sama.

Penerapannya adalah adanya suatu sistem kerja sama pada bagian yang

(48)

33

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan

ditujukan antar Pimpinan yaitu adanya kerja sama antara Pemimpin Bidang

Pembinaan Kantor Layanan, Pemimpin Bidang Pelayanan, dan Bagian

Penjualan .

Selain itu ada juga sarana-sarana untuk melaksanakan koordinasi dalam

upaya peningkatan hubungan kerja dan koordinasi kerja pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, yaitu:

1. Melakukan pertemuan formal (rapat)

Dalam pertemuan formal biasanya membahas rencana kerja ataupun untuk

melihat sejauh mana sasaran dari perusahaan sudah tercapai.

2. Mengadakan pertemuan informal

Umumnya pertemuan informal digunakan pada saat-saat tertentu seperti coffee

morning, dan lain sebagainya. Biasanya dalam pertemuan informal ini, para

bawahan akan lebih memahami apa yang diinginkan pimpinannya dalam

bekerja, demikian juga sebaliknya.

3. Pemberian buku pedoman organisasi

Dalam buku pedoman ini dapat dilihat visi dan misi, struktur organisasi

perusahaan, kegiatan, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

4. Pemberian surat perintah, memo atau pesan pribadi dari atasan jika ada hal-hal

yang mendesak.

5. Pengarahan langsung dari pimpinan pada saat-saat tertentu.

6. Melaksanakan inspeksi langsung kelapangan atau inspeksi mendadak (sidak)

untuk melihat secara langsung apakah laporan yang diterima salama ini sesuai

(49)

Dan agar pelaksanaan koordinasi menjadi efektif maka ada beberapa aspek

yang diterapkan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU

Medan, antara lain:

1. Pimpinan dan bawahan secara bersama-sama harus menyadari hal-hal yang

menjadi tujuan pribadi dalam bekerja yang harus diselaraskan dengan tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

2. Pelaksanaan koordinasi berlangsung secara berkelanjutan antar bagian

maupun antar pribadi dalam perusahaan sehingga akan mempermudah proses

perencanaan, penganggaran, pengoperasian dan pengambilan keputusan.

Dengan demikian diharapkan tidak terjadi kekosongan tugas dan pelepasan

tanggung jawab.

3. Seluruh anggota organisasi harus mengetahui dan menyadari sepenuhnya

bahwa mereka adalah satu kesatuan dan tim yang kompak yang terjalin dalam

suatu wadah sehingga memiliki satu kesatuan ide, pendapat, maupun adanya

kesatuan perintah.

Melalui koordinasi yang dilaksanakan pada PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan diharapkan segala aktivitas perusahaan

dapat berjalan dengan baik dan akan mampu mencapai sasaran yang telah

ditetapkan perusahaan.

E. Sistem Komunikasi yang dilaksanakan PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang USUMedan

Komunikasi yang efektif merupakan syarat dasar bagi pencapaian tujuan

(50)

35

sama yang berhubungan antara tujuan organisasi dengan anggota organisasi.

Dengan berkomunikasi, maka seorang pemimpin dapat menjelaskan tugas dan

kewajiban para bawahannya serta meningkatkan kepercayaan antar anggota

organisasi.

Ada beberapa jenis bentuk komunikasi yang dilaksanakan PT. Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan, yaitu:

1. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang USU Medan mencakup pembicaraan lewat telepon, komunikasi secara

langsung, wawancara, seminar, program pelatihan, pidato formal, dan

presentasi penting lainnya.

2. Komunikasi Tertulis

Komunikasi ini dilakukan dalam bentuk pesan-pesan tertulis yang

disampaikan dalam berbagai macam bentuk misalnya surat perintah, memo,

pemberitahuan maupun laporan. Bentuk komunikasi tertulis digunakan

perusahaan juga untuk hal-hal yang berhubungan dengan instansi pemerintah

atau instansi swasta lain yang menunjang kelancaran tugas maupun dalam

bentuk ikatan kerja lainnya.

3. Komunikasi Teknologi

Komunikasi ini hanya ditujukan bagi intern perusahaan saja yang meliputi

e-mail, BNI forum, dan mail BNI.

Ketiga bentuk komunikasi tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar segala

kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat dicapai

(51)

Selain itu, untuk mencapai komunikasi yang efektif maka PT. Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan juga didukung oleh

arah komunikasi yang baik, antara lain:

1. Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah

dalam rantai komando organisasi. Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk Kantor Cabang USU Medan komunikasi ini dimulai dari Pemimpin

Cabang, mengalir ke bawah melalui Pemimpin Bidang lalu disampaikan

kepada para bawahan. Fungsi utama dari komunikasi ini adalah mengarahkan

dan memberikan informasi kepada bawahan. Misalnya kebijaksanaan umum

yang dilaksanakan Pemimpin cabang sesuai dengan kebijaksanan yang

digariskan oleh Direksi.

2. Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang dilakukan dari bawah ke atas.

Komunikasi ini dilakukan untuk memberi laporan kepada tingkat yang lebih

tinggi tentang apa yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya

karyawan pada Bidang Kantor Layanan, dan Administrasi memberi laporan

atas tugas-tugasnya kepada Pemimpin Bidang Pembinaan kantor Layanan.

3. Komunikasi Horizontal

Biasanya komunikasi horizontal terjadi pada antar bagian ataupun antar

anggota organisasi yang berbeda. Manfaat dari komunikasi horizontal adalah

meningkatkan hubungan antar pribadi karyawan, dan untuk memecahkan

permasalahan dalam pelaksanaan tugas. Pada PT. Bank Negara Indonesia

(52)

37

antara bagian Bidang Pembinaan Kantor Layanan, Bidang Pelayanan, dan

(53)

38

A. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Struktur organisasi secara umum berfungsi sebagai alat pengendali dan

pengarah anggota organisasi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari

organisasi. Dapat dilihat pada lampiran 1 bahwa struktur organisasi yang

digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah berbentuk garis dan

staf. Dalam menjalankan aktivitasnya, Rapat Umum Pemegang Saham dan

Komisaris dibantu oleh Staf Dewan Syariah yang berfungsi untuk mengawasi,

membantu mengambil keputusan, memberi saran-saran dan informasi sebagai

bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan menetapkan kebijaksanaan

perusahaan.

Setiap Direktur mengkoordinasi bawahannya secara langsung. Misalnya

Komisaris mengkoordinir tugas Direktur Utama lalu Direktur Utama

mengkoordinir tugas Wakil Direktur, begitu seterusnya. Dilihat dari garis

komunikasi atau penyampaian informasi, Direktur kepatuhan, hukum, dan sumber

daya manusia memberi laporan kepada Satuan Pengawasan Intern. Satuan

Pengawasan Intern menyampaikan informasi kepada Komisaris tentang

pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota organisasi apakah telah

sesuai dengan program yang telah direncanakan dan kebijaksanaan yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kantor pusat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa

(54)

masing-39

masing Direktur. Salah satu Divisi yang ada yaitu Divisi Jaringan. Divisi Jaringan

mengkoordinir Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk memiliki 12 Kantor Wilayah diseluruh Indonesia, dan 5 Kantor

Cabang/Perwakilan Luar Negeri. Untuk Kantor Wilayah 01 terdapat di Medan

yang memiliki 50 Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu di Sumut dan

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Dapat dilihat pada lampiran 2, struktur organisasi pada Kantor Wilayah 01

adalah berbentuk garis dan staf. Dimana Pemimpin Wilayah dibantu oleh Staff

Regional Quality Assurance atau yang biasa disebut dengan Auditor. Tugas dari

Staff Regional Quality Assurance ini adalah mengaudit semua kegiatan yang ada

di perusahaan, baik itu di Kantor Wilayah, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang,

maupun Kantor Sentra Kredit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja

karyawan yang berbuat curang dalam melaksanakan tugasnya, mengawasi setiap

aktivitas perusahaan.

Salah satu Kantor Cabang di Kantor Wilayah 01 adalah Kantor Cabang

USU Medan, dimana bentuk struktur organisasi yang digunakan adalah berbentuk

garis dan staf (lihat lampiran 3). Kantor Cabang USU Medan dipimpin oleh

seorang Pemimpin Cabang yang dibantu oleh Branch Quality Assurance. Tugas

dari Branch Quality Assurance ini hampir sama dengan tugas Staff Regional

Quality Assurance yaitu mengaudit kegiatan yang ada diperusahaan. Tetapi

kegiatan yang diaudit oleh Branch Quality Assurance adalah kegiatan yang ada

di Kantor Cabang saja.

Dengan struktur organisasi yang digunakan ini, maka koordinasi relatif

(55)

pelaksanaan tugasnya Pemimpin menjadi lebih lancar karena mendapat bantuan

data, informasi, saran dan ide dari Branch Quality Assurance yang memeriksa,

mengaudit, dan mengawasi kegiatan yang dari setiap bidang.

Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk ini dinilai sudah cukup tepat karena kegiatan perusahaan

yang cukup kompleks dan luas menuntut harus adanya satu kesatuan tindakan

antar bagian yang saling mendukung sehingga memudahkan proses keputusan dan

pengambilan keputusan dalam perusahaan. Kesatuan perintah pada PT. Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk telah dilaksanakan dengan baik dimana

masing-masing bawahan memiliki satu Pemimpin langsung, sehingga mengetahui dari

siapa menerima perintah dan kepada siapa akan memberi laporan dan

bertanggung jawab. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya tumpang tindih

perintah dapat diperkecil dan dihindarkan sehingga apa yang menjadi tujuan

perusahaan dapat tercapai.

Setiap sumber daya manusianya ditetapkan berdasarkan prinsip the right

man on the right place. Hal ini akan dapat mengembangkan bakat dan keahlian

para anggota organisasi, karena mereka ditetapkan berdasarkan dengan keahlian

dan kecakapannya masing-masing. Tetapi terkadang persaingan kurang sehat

masih sering terjadi, karena setiap bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang

paling penting. Untuk itu, Pemimpin perusahaan harus bisa dengan tepat

bagaimana cara mengkoordinasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan itu menjadi

(56)

41

B. Pelaksanaan Koordinasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan

Setiap perusahaan membutuhkan koordinasi, terlepas dari bentuk struktur

organisasi apa yang digunakan perusahaan tersebut. Pelaksanaan koordinasi yang

baik adalah bila para anggota organisasi dan seluruh aktivitas organisasi yang

beragam dapat diselaraskan, diseimbangkan dan dapat diarahkan sesuai dengan

rencana dan sasaran perusahaan. Untuk mencapai kerja yang baik perlu

diperhatikan unit kerja guna mencapai kerja sama yang harmonis melalui saling

pengertian, saling mengisi yang harus terus menerus ditingkatkan.

Melalui koordinasi yang dilaksanakan pada PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan diharapkan segala aktivitas perusahaan

dapat berjalan dengan baik dan akan mampu mencapai sasaran yang telah

ditetapkan perusahaan. Dalam hal ini, Pemimpin Cabang memelihara suatu

hubungan kerja sama yang secara terus menerus dengan para anggota organisasi

melalui koordinasi timbal balik dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga

tercipta gerak langkah yang sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Bentuk

(57)

Tabel 4.1

Pelaksanaan Koordinasi Vertikal

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan

No. Jabatan Pelaksanaan

Koordinasi

Keterangan

1 Pemimpin Cabang 1.Branch Quality Assurance yang tepat bila terjadi masalah dalam perusahaan 3.Memastikan bahwa

seluruh kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

4.Bersama dengan para bawahan menjaga dan memelihara hubungan kerja sama yang baik

2 Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor atau jasa bank, jenis

transaksi kas dan tunai serta pemindahan, transaksi penukaran valuta asing dan produk atau jasa luar negeri, mengelola transaksi dana, jasa, dan kredit konsumtif.

Mengkoordinir bagian administrasi untuk

(58)

43 Cabang Utama dan Kantor Layanan.

3 Pemimpin Bidang Pelayanan untuk melayani semua jenis transaksi kas atau tunai, dan pemindahan, melayani dana, jasa, dan kredit,

melayani informasi transaksi produk dana, jasa, dan kredit, melayani penerbitan kartu, melayani nasabah custodian, melayani

transaksi jasa dalam negeri, melayani transaksi simponi dan Paying Agent, melayani transaksi luar negeri,

melayani aplikasi permohonan kredit

(59)

Pelaksanaan koordinasi vertikal difokuskan terhadap kemampuan

Pemimpin mengkoordinir bawahannya. Setiap Pemimpin bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing bidang serta

memberi bimbingan, petunjuk, arahan bagi pelaksanaan tugas serta pengendalian

produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kerja. Dilihat dari tabel 4.1 dalam hal

pelaksanaan koordinasi vertikal dimana Pemimpin Cabang mengkoordinir semua

aktivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Para anggota organisasi

dalam pelaksanaan koordinasi vertikal ini mengetahui apa yang menjadi tugas

mereka dan kepada siapa mereka harus bertanggung jawab dalam pelaporan

hasil-hasil kegiatan yang dilakukan berdasarkan susunan rencana kerja bagiannya

masing-masing.

Dalam hal pelaksanaan koordinasi horizontal pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan ditujukan antar pimpinan

yaitu adanya kerja sama antara Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan,

Pemimpin Bidang Pelayanan, dan Bagian Penjualan .

Pelaksanaan koordinasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang USU Medan telah berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat dari

pelaksanaan koordinasi berlangsung secara berkelanjutan antar bagian maupun

antar pribadi dalam perusahaan sehingga akan mempermudah proses perencanaan,

penganggaran, pengoperasian dan pengambilan keputusan. Dengan demikian

Gambar

Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Garis Sumber: Manullang (2002: 65)
Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Fungsional
Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf Sumber: Manullang (2002: 66)
Tabel 4.1 Pelaksanaan Koordinasi Vertikal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar uraian-uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas pengaruh struktur organisasi sebagai topik pembahasan dalam skripsi ini, dimana judul yang diajukan

Tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi haras dirumuskan dengan jelas dan sebaiknya secara tertulis, karena tujuan ini akan dijadikan pedoman untuk menyusun

Endang Sutiasny : Peran Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Koordinasi Kerja..., 2003 USU Repository © 2008... Endang Sutiasny : Peran Struktur Organisasi Dalam

Sri Lita Tarigan : Peranan struktur organisasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan..., 2000 USU Repository © 2008.... Sri Lita Tarigan : Peranan struktur organisasi

bagaimana peranan audit internal dalam pencegahan dan pendeteksian fraud di PT. Bank Sumut, yang kemudian membuat penelitian skripsi

Bilamana Penerima Pembiayaan tidak menyelesaikan kewajiban sebagaimana ayat 1 pasal ini setelah melewati 90 hari kerja, maka Bank dengan ini diberi hak untuk menjual dan atau

PERANAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA KANTOR DINAS SOSIAL DAN.. TENAGA KERJA

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui peranan sekretaris dalam mengatur perjalanan dinas pimpinan, penelitian ini dilaksanakan pada PT Bank