• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap Dan Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiositio Kabupaten Samosir Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan, Sikap Dan Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiositio Kabupaten Samosir Tahun 2010"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO

KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010

SKRIPSI

OLEH

NIM: 081000226 BENEDIKTA PANJAITAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO

(2)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NIM: 081000226 BENEDIKTA PANJAITAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOSITIO

KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM 081000226 BENEDIKTA PANJAITAN

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 27 September 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji :

Ketua Penguji Penguji I

Asfriati, SKM, M.Kes Drs. Abdul Djalil A.A, M.Kes NIP. 197012201994032001 NIP. 195812021991031001

Penguji II Penguji III

Maya Fitria, SKM, M.Kes

NIP. 197610052009122003 NIP. 195811101984031002 Drs. Heru Santosa, MS.Ph.D

Medan, September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010

Dalam rencana startegi Nasional Making Pregnancy Safer target dari dampak kesehatan untuk ibu hamil adalah asuhan kehamilan yang sesuai standar yang dapat menurunkan angka kematian Ibu dan bayi. Di Kecamatan Sitiotio masih dijumpai angka kunjungan ibu hamil yang kurang dari target nasional.Kejadian ini dapat berhubungan dengan pengetahuan, sikap serta partisipasi suami dalam menghadapi kehamilan istri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (ANC) di wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (sekat silang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mempunyai istri yang sedang hamil dan mempunyai KMS ibu hamil yang berjumlah 55 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan suami pada umumnya cukup yaitu 43,7% dan sikap suami pada umumnya cukup sebanyak 54,5% sedangkan tingkat partisipasi suami secara umum kurang yaitu sebanyak 49,1%

Disarankan kepada tenaga kesehatan lebih menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi dengan melakukan penyuluhan tentang asuhan kehamilan kepada suami melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat.

(5)

ABSTRACT

KNOWLEDGE, THE ATTITUDE, AND THE HUSBAND’S PARTICIPATION TOWARDS THE ANTENATAL CARE (ANC) IN THE WORK TERRITORY OF THE COMMUNITY HEALTH CENTRE SITIOTIO THE REGENCY SAMOSIR IN 2010

In the National Making Pregnancy Safer strategy plan the target of the impact of the healt for the mother was pregnant was the antenatal care that in accordance with the standard that could reduce the Maternal Mortality rate and Infant Mortality Rate. In the Sitiotio subdistrict still was encourected by the figure of the moter visit was the pregnant the less than the national target. The incident could be connected with knowlwedge, the attitude, as well as the husban’s participation in facing the wife pregnancy.

This research aimed at knowing knowledge, the attitude, and the husband’s participation in the antenatal care (ANC) in the work territory of the community health centre Sitiotio the regency Samosir. This research kind was descriptive with the approach cross sectional. The population in the reserarch was all the husband who had the wife who was the pregnant and having KMS the maother was pregnant that was numbering 55 people.

Result of this research showed the level of the husband’s knowldgw generally is enough that is 43.7% and the husband’s attitude generally is enough totalling 54.5 where as the level of the husband’s participation generally not all that is as many as 49.1%.

Suggested to the health power more stimulated Information Communication and the education by carryng out counselling about the antenatal care to the husband through the approach to the public figure.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Benedikta Tetty Panjaitan

Tempat/Tanggal Lahir : Sidikalang/ 16 Oktober 1983

Agama : Khatolik

Status Perkawinan : Belum Kawin

Nama Ayah : J. Panjaitan

Nama Ibu : T br Silaen

Jumlah anggota Keluarga : 6 (enam) orang

Riwayat Pendidikan : 1. SD sw St Yosef Sidikalang ( 1990-1996)

2. SLTP sw St Paulus Sidikalang (1996-1999 )

3. SMU Negeri 1 Sidikalang (1999-2002)

4. Akademi Kebidanan St Elisabeth Medan

(2002-2005)

5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

(2008-2010)

Riwayat Pekerjaan

Tahun 2006 : Bidan di Rs. Glenn Eagles Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan pada sang Maha Kuasa Kudus Tuhan

Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala kasih karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: ” Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi

Suami dalam Asuhan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir Tahun 2010”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan banyaknya

kekurangan, baik dalam isi maupun penulisan. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat untuk menambah wawasan dan dapat dikembangkan dalam penelitian

yang lebih lanjut.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara materil maupun moril. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr.Yusniwarti Yusad M.Si, selaku Kepala Departemen Peminatan

Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing

(8)

4. Bapak Drs. Abdul Djalil A.A M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah banyak memberikan masukan-masukan yang membangun bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Heru Santosa. PHD dan Ibu Maya SKM.M.Kes selaku Dosen Penguji

yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan tulisan

ini.

6. Ibu Ir. Evi Naria M.Kes, selaku pembimbing Akademik penulis selama di

Fakultas Kesehatan Masyarakat.

7. Kepala Puskesmas Sitiotito yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio dan teman-teman staff

Puskesmas serta bidan desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio

yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan kegiatan penelitian.

8. Ayah (J.Panjaitan) dan Ibu (T.br Silaen) tercinta yang telah banyak

memberikan doa dan dukungan terbaik bagi penulis, juga bagi Kakak(k’lenny,

k’intan) Abang (b’josep n b’geo), Eda , adik (Imels) serta ponakan-ponakan

tersayang (Oseph, Geo n Gracia) terimakasih atas semua doa dan

dukungannya.

9. Buat teman terbaik Q skaligus pacar yang selalu setia mendengar n

mendukung Q Binar Sihombing makasih buat dukungan dan pengertiannya.

10.Teman-teman peminatan Kesehatan Reproduksi ”2008” yang selalu berbagi

saran dan masukan untuk penyelesaian skipsi ini.

11.Teman seperjuangan Q ( k.Erni, Pera, B.jon, Adel, B.Tinus, B. Harri, dan

masih banyak lagi...) makasih buat masukan dan hiburannya.

(9)

12.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Akhirnya pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, semoga berkat Tuhan senantiasa memenuhi kehidupan Bapak, Ibu, dan

teman-teman sekalian. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

sekalian.

Medan, September 2010

(10)

DAFTAR ISI

2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 6

2.1.3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan ... 8

2.1.4. Tingkat Pengetahuan dalam Doamin Kognitif.... 9

2.2. Sikap ... 10

2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi suami ... 13

2.4. Konsep Kehamilan... 16

2.4.1. Pengertian ... 16

2.4.2. Tanda dan Gejala Kehamilan ... 16

2.4.3. Perubahan Selama Kehamilan ... 17

(11)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.3 Pengetahuan Suami tentang asuhan Kehamilan ... 38

4.4 Sikap Suami terhadap asuhan Kehamilan ... 43

4.5 Partisipasi Suami tentang asuhan Kehamilan ... 47

BAB V PEMBAHASAN ... 54

5.1 Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan ... 54

5.2 Sikap Suami terhadap Asuhan Kehamilan ... 55

5.3 Partisipasi Suami terhadap asuhan Kehamilan... 57

5.4 Tingkat Pengetahuan Suami tentang asuhan Kehamilan dengan Sikap Suami dalam asuhan Kehamilan ... 59

5.5 Tingkat Pengetahuan Suami tentang asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam asuhan Kehamilan 60 5.6 Tingkat Sikap Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Sikap Suami dalam asuhan Kehamilan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 63

6.1 Kesimpulan ... 63

6.2 Saran ... 64

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010... 37 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 38 Tabel 4.3 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan tentang Asuhan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 38 Tabel 4.4 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan tentang Asuhan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 39 Tabel 4.5 Tabel Silang Sumber Informasi dan Pengetahuan tentang

Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 40 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan tentang

Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun ... 41 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sitiotio Tahun 2010 43

Tabel 4.8 Tabel Silang Umur dan Sikap tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan

Tahun 2010 Sitiotio ... 44

Tabel 4.9 Tabel Silang Pendidikan dan Sikap tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

Kecamatan Sitiotio Tahun2010 ... 44 Tabel 4.10 Tabel Silang Sumber Informasi dan Sikap tentang Asuhan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap tentang

Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sitiotio Kecamatan Sitiotio tahun 2010 ... 46 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Partisipasi

tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sitiotio Tahun 2010 47

Tabel 4.13 Tabel Silang Umur dan Partisipasi tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan

Tahun 2010 Sitiotio ... 48

Tabel 4.14 Tabel Silang Pendidikan dan Partisipasi tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sitiotio Kecamatan Sitiotio 2010 ... 48 Tabel 4.15 Tabel Silang Sumber Informasi dan Partisipasi tentang

Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

(13)

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Partisipasi tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 50 Tabel 4.17 Tabel Silang Pengetahuan dan Sikap tentang Asuhan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 51 Tabel 4.18 Tabel Silang Pengetahuan dan Partisipasi tentang Asuhan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 52 Tabel 4. 19 Tabel Silang Sikap dan Partisipasi tentang Asuhan

Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Variabel yang diteliti dalam penelitian Pnegetahuan, Sikap dan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan

(15)

ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010

Dalam rencana startegi Nasional Making Pregnancy Safer target dari dampak kesehatan untuk ibu hamil adalah asuhan kehamilan yang sesuai standar yang dapat menurunkan angka kematian Ibu dan bayi. Di Kecamatan Sitiotio masih dijumpai angka kunjungan ibu hamil yang kurang dari target nasional.Kejadian ini dapat berhubungan dengan pengetahuan, sikap serta partisipasi suami dalam menghadapi kehamilan istri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (ANC) di wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (sekat silang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mempunyai istri yang sedang hamil dan mempunyai KMS ibu hamil yang berjumlah 55 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan suami pada umumnya cukup yaitu 43,7% dan sikap suami pada umumnya cukup sebanyak 54,5% sedangkan tingkat partisipasi suami secara umum kurang yaitu sebanyak 49,1%

Disarankan kepada tenaga kesehatan lebih menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi dengan melakukan penyuluhan tentang asuhan kehamilan kepada suami melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat.

(16)

ABSTRACT

KNOWLEDGE, THE ATTITUDE, AND THE HUSBAND’S PARTICIPATION TOWARDS THE ANTENATAL CARE (ANC) IN THE WORK TERRITORY OF THE COMMUNITY HEALTH CENTRE SITIOTIO THE REGENCY SAMOSIR IN 2010

In the National Making Pregnancy Safer strategy plan the target of the impact of the healt for the mother was pregnant was the antenatal care that in accordance with the standard that could reduce the Maternal Mortality rate and Infant Mortality Rate. In the Sitiotio subdistrict still was encourected by the figure of the moter visit was the pregnant the less than the national target. The incident could be connected with knowlwedge, the attitude, as well as the husban’s participation in facing the wife pregnancy.

This research aimed at knowing knowledge, the attitude, and the husband’s participation in the antenatal care (ANC) in the work territory of the community health centre Sitiotio the regency Samosir. This research kind was descriptive with the approach cross sectional. The population in the reserarch was all the husband who had the wife who was the pregnant and having KMS the maother was pregnant that was numbering 55 people.

Result of this research showed the level of the husband’s knowldgw generally is enough that is 43.7% and the husband’s attitude generally is enough totalling 54.5 where as the level of the husband’s participation generally not all that is as many as 49.1%.

Suggested to the health power more stimulated Information Communication and the education by carryng out counselling about the antenatal care to the husband through the approach to the public figure.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita

yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia masih tetap tinggi dibandingkan dengan negara kawasan ASEAN

lainnya walaupun sudah terjadi penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup

menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran

hidup pada tahun 2007. Hal ini berarti dengan AKI 228/100.000 kelahiran hidup

dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 225.642.000 ada 9.774 ibu

meninggal pertahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan

dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian ibu, angka kematian

bayi merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat (Depkes 2009).

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan

dan segera setelah persalinan (SKRT,2001). Penyebab langsung kematian ibu

adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak

langsung kematian antara lain kurang energi kronis/KEK pada kehamilan (37%)

dan anemia pada kehamilan (40%). Sedangkan berdasarkan laporan PWS tahun

2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia

(20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes, 2009).

Tingginya angka kematian ibu ini tidak terlepas dari masih tingginya

angka kehamilan yang tidak diinginkan yaitu mencapai 16,8%. Di sisi lain masih

(18)

muda, terlalu tua, dan terlalu dekat) yang sangat membahayakan bagi kesehatan

ibu. Saat ini di Indonesia, ibu hamil dengan resiko tinggi berkaitan dengan

kehamilan 4 T sebesar 22,4%

Kebanyakan kematian ibu tersebut sesungguhnya dapat dicegah jika

mereka mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Sayangnya justru mereka

terlambat mendapat pertolongan karena tidak mengenal tanda-tanda komplikasi

yang mengancam jiwa, lambat mengambil keputusan mencari pertolongan, sangat

jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut “ 3

terlambat”. Ketidaktahuan bahaya itu hingga kini masih dialami oleh sebagian

besar suami.

Untuk mencegah hal tersebut maka perlu disosialisasikan suami siaga

untuk menghindari “ 3 Terlambat”. Keterlambatan seringkali berkontribusi

terhadap kematian ibu ketika terjadi komplikasi kehamilan. Tiga keterlambatan

yang beresiko terhadap kematian ibu yaitu: terlambat mengambil keputusan,

terlambat ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan

medis. Suami dan anggota keluarga lainnya memegang peranan penting dalam

mendapatkan pelayanan sesegera mungkin. Suami biasa menjadi pemegang

keputusan ketika kondisi istri dalam keadaan membutuhkan pertolongan sesegera

mungkin. Kematian ibu dapat dicegah bila suami dapat mengidentifikasi

komplikasi potensial kehamilan, persalinan dan pasca persalinan dan selalu siaga

untuk mencari pertolongan jika komplikasi tersebut terjadi

Sebagian dari komplikasi tersebut dapat ditangani melalui penerapan

teknologi kesehatan yang ada. Dengan kata lain bahwa kematian ibu sebenarnya

(19)

yang membuat teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan di tingkat

masyarakat. Karena berbagai alasan, termasuk ketidaktahuan dan hambatan

ekonomis, kemiskinan dan rendahnya pengetahuan dan status sosial ekonomi,

perempuan yang tidak punya andil. Terbatasnya kesempatan memperoleh

informasi dan pengetahuan baru, hambatan membuat keputusan, terbatasnya akses

memperoleh pendidikan yang memadai, dan kurang peka terhadap kebutuhan

perempuan (WHO, 2001).

Suami istri perlu mendapatkan pelayanan antenatal yang tepat,

pemeriksaan ini langkah yang tepat, pemeriksaan ini langkah penting demi

kesehatan dan keselamatan istri dan anak yang dikandung. Hal ini agar ibu yang

sedang hamil terhindar dari anemia dan kekurangan vitamin A

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Samosir tahun 2008 sebesar

121,11 per 100.000 kelahiran hidup sementara Angka Kematian Bayi (AKB)

Kabupaten Samosir tahun 2008 dilaporkan sebesar 19,38 per 1000 kelahiran

hidup (Dinkes Samosir 2008). Menurut data Puskesmas Sitiotio tahun 2009

berdasarkan hasil pencatatan buku register tidak ditemukan adanya Angka

Kematian Ibu (AKI).

Berdasarkan hasil pengamatan di Wilayah kerja Puskesmas Sitiotio

dimana terdiri dari 6 desa dengan populasi ibu hamil yang memiliki KMS ada

sebanyak 58 orang (register, Maret 2010). Dari hasil studi pendahuluan pada ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya ke bidan desa hanya 2 dari 10 ibu hamil

yang diantar oleh suaminya untuk periksa kehamilan dan kebanyakan ibu yang

hamil mengatakan kalau suami tidak mengetahui kapan istri mulai hamil dan tidak

(20)

nutrisi tidak ada beda dengan sebelum hamil, suami juga tidak memberikan

perhatian lebih kepada ibu terutama bila kehamilan itu adalah bukan kehamilan

pertama dan walaupun suami tahu istri pergi untuk memeriksakan kehamilan tapi

suami tidak ikut mengantar istri periksa karena sibuk bekerja dan menganggap

bahwa kehamilan adalah urusan perempuan.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan partisipasi suami

tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten

Samosir tahun 2010?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan partisipasi

suami tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten

Samosir tahun 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menggambarkan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di

wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010.

2. Menggambarkan sikap suami tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja

Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010.

3. Menggambarkan partisipasi suami tentang asuhan kehamilan di wilayah

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki mutu pelayanan kebidanan

khususnya pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal dalam rangka

menurunkan AKI dan AKB di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio

2. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain yang

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu

objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior) (Notoadmojo ,2003). Pengetahuan pada hakekatnya

merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk

di dalamnya adalah ilmu.

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut

memperkaya hidup kita

2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:

a.Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau

(23)

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan

dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan.

Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan

kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini mengandung

maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

d. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun

ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

(24)

e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metodo logi penelitian ilmiah.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan

a. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik

dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan

cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara

tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

b. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

c. Kepercayaan

Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa

menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua,

kakek atau nenek. Seseorang memerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan

dan atau tanpa pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam

masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan

dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoadmojo,

(25)

2.1.4 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat

intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan

lain-lain) ( Notoadmojo, 2005) yang berjenjang sebagai berikut:

a.Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.

Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat

kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali

(recall of facts))

b. Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal

yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka

juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk

dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan,

menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

c. Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah

dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian

yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara

yang satu dengan yang lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

(26)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian

atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang

bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan

yang lengkap dan meyeluruh tentang hal yang sedang dinilai.

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian

Sikap adalah reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah

tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap

tidak bisa langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai

perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka (Notoadmojo, 2003).

2.2.2 Tingkatan Sikap

1. Menerima (Receiving)

Diartikan orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan

(objek).

2. Merespon ( Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi atau sikap.

3. Menghargai (Valuting)

(27)

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko.

2.3 Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan 2.3.1 Pengertian

Partisipasi dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria dalam

kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan

hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya,

istri dan keluarganya. Asuhan Kehamilan merupakan salah satu bentuk dari upaya

pemeliharaan reproduksi .

2.3.2 Bentuk Partisipasi Pria dalam kesehatan reproduksi dalam kesehatan ibu, bayi dan anak

Partisispasi suami yang dapat dilakukan antara lain meliputi:

1. Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang

hamil

a. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.

b. Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksakan kesehatan ke

fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan.

c. Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia gizi

dan memperoleh istirahat yang cukup.

d. Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti darah tinggi,

kaki bengkak, perdarahan, keracunan dalam kehamilan, infeksi.

(28)

f. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap sedini

mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan kehamilan

dan kesehatan janin misalnya perdarahan.

g. Menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) sesuai dengan

kemampuan dan kondisi daerah masing-masing.

2. Merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan

Peran suami dalam merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga

kesehatan meliputi:

a. Menentukan tempat dan penolong persalinan.

b. Menginformasikan keluhan kehamilan istri kepada petugas kesehatan.

c. Menginformasikan riwayat kehamilan istri.

d. Mengetahui tanda-tanda istri yang akan melahirkan seperti keluarnya

cairan bening dari vagina dan mulas di daerah perut.

e. Mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh istri menjelang

persalinan.

f. Mengetahui bagaimana mencegah tetanus pada bayi, yaitu ibu hamil

diberikan imunisasi TT dua kali selama kehamilan.

g. Mendukung upaya rujukan paska persalinan bila diperlukan.

3. Menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis

Partisipasi pria yang diperlukan oleh istri pada saat hamil antara lain

suami harus dapat menghindari 3 T (terlambat) yaitu : terlambat mengambil

keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat mendapat

pertolongan medis. Sehingga suami hendaknya waspada dan bertindak jika

(29)

yang disebabkan oleh komplikasi akibat kehamilan (perdarahan, infeksi),

maka partisipasi suami yang sangat diharapkan yang dapat diwujudkan dalam

bentuk suami SIAGA yaitu:

a. Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika

melihat tanda bahaya kehamilan.

b. Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan

donor darah jika diperlukan.

c. Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai

persalinan.

4. Membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan

Agar ibu dan bayinya sehat, maka setelah melahirkan perlu mendapat

perhatian khusus dari suami maupun keluarganya. Bayi dan ibu sehat maka

angka kematian ibu maupun bayi dapat dihindarkan, sehingga berdampak

pada penurunan AKI dan AKB

Partisipasi suami dalam hal ini antara lain:

a. Mengetahui apa yang disebut masa nifas.

b. Mengingatkan dan mendorong istri agar memberikan ASI yang pertama

(kolostrum) kepada sang bayi.

c. Menemani istri untuk membawa bayinya mendapatkan imunisasi.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Suami

Menurut Cholill et all (1998) beberapa faktor yang mempengaruhi

(30)

a. Budaya

Diberbagai wilayah Indonesia terutama didalam masyarakat yang masih

tradisional (patrilineal) menganggap bahwa kaum pria tidak sederajat dengan

kaum wanita, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan

keinginan suami saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami

terhadap kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang

lebih baik dibanding istri maupun anak karena menganggap suamilah yang

mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro

untuk istri kurang, suami tidak empati atau peduli dengan keadaan ibu yang

sedang hamil maupun menyusui anak dan lain-lain.

Beberapa cara merubah budaya di atas antara lain:

1. Persepsi mengenai kesetaraan gender perlu diberikan dan disosialisasikan

sejak dini melalui kegiatan formal (sekolah) maupun non formal

(kelompok masyarakat), dan diaplikasikan ke dalam praktek kehidupan

sehari-hari.

2. Penyuluhan pada sarana maupun tempat dimana pria sering berkumpul dan

berinteraksi (misalnya tempat kerja. Club, tukang cukur, dll)

3. Berikan informasi sesering mungkin dengan stimulus yang menarik

perhatian.

4. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih mempunyai perasaan malu

dan sungkan kepada lingkungan sekitar, oleh karena itu pada pelaksanaan

Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu dipikirkan sesuatu atau kegiatan yang

dapat memotivasi kepala keluarga untuk segera merealisasikan

(31)

b. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilannya dipergunakan

untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga yang setiap bulan

bersaldo rendah. Sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksakan ke

pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan untuk membayar.

Secara konkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan

dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak

mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya karena

permasalahan keuangan.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami

sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami maka akses

terhadap informasi kesehatan istrinya semakin berkurang sehingga suami akan

kesulitan mengambil keputusan secara efektif. Akhirnya, pandangan baru yang

perlu diperkenalkan dan lebih dispesialisasikan kembali untuk memberdayakan

kaum suami mendasarkan pada pengertian bahwa:

1. Suami memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam

pengambilan keputusan berkenaan dengan kesehatan reproduksi

pasangannya

2. Suami sangat berkepentingan terhadap kesehatan reproduksi pasangannya

3. Saling pengertian serta kesetimbangan peranan antara kedua pasangan

dapat membantu meningkatkan perilaku yang kondusif terhadap

(32)

4. Pasangan yang selalu berkomunikasi tentang perencanaan keluarga

maupun kesehatan reproduksi yang satu dengan yang lainnya akan

mendapatkan keputusan yang lebih efektif dan lebih baik.

Begitu pentingnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan, namun

keadaan ini masih merupakan keadaan kecil di masyarakat Indonesia.

2.4 Konsep Kehamilan 2.4.1 Pengertian

Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin (Winkjosastro, 2002).

2.4.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

a. Tanda presumtif:

1. Amenorhea

2. Mual dan muntah

3. Mengidam (ingin makanan khusus)

4. Tidak tahan suatu bau-bauan

5. Pingsan bila berada di tempat ramai

6. Tidak ada selera makan biasanya trimester pertama

7. Lelah (fatigue)

8. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

9. Miksi sering

10.Konstipasi/obstipasi

(33)

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1.Perut membesar

2.Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi

rahim

3.Tanda hegar

4.Tanda Chadwick

5.Tanda Piscaseck

6.Kontraksi kecil uterus bila dirangsang

7.Terba Ballotement

8.Reaksi kehamilan positif

c. Tanda Pasti kehamilan (tanda positif)

1. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga

bagian-bagian janin.

2. Denyut jantung janin

- didengar dengan stetoskop monoral

- dicatat dan didengar dengan alat dopler

- dicatat dengan feto-elektro kardiogram

- dilihat pada ultrasonografi

3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

2.4.3 Perubahan Selama Kehamilan

Proses Kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan

dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan

endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan

(34)

Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahan fisiologi

dan psikologis dalam kehamilan seperti:

a. Perubahan-perubahan fisiologis dalam kehamilan menurut

(PUSDIKNAS-WHO-JHPIEGO, 2003) meliputi:

1. Pertumbuhan dan perkembangan janin serta perubahan-perubahan maternal

a. Minggu 0

Perkembangan janin

Sperma membuahi ovum, yang kemudian membagi dan masuk kedalam uterus

menempel sekitar hari ke 11.

b. Minggu ke 4/ bulan ke- 1

Perkembangan janin

Dari dioskus embrionik, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan

menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah,

dan saluran pencernaan terbentuk, embrio kurang dari 0,64 cm.

Perubahan Matrenal

Ibu terlambat menstruasi, payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahan yang

kronik(menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan berlangsung selama 3 bulan

berikutnya. HCG ada di dalam urin dan serum 9 hari setelah konsepsi.

c. Minggu ke-8/ bulan ke- 2

Perkembangan janin

Perkembangan cepat. Jantung mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk

dengan baik. Raut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk

dari lipatan kulit. Tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit yang tipis.

(35)

Mual muntah (moorning sickness) mungkin terjadi sampai usia janin 12 minggu.

Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda-tanda goodel’s dan

hegaar muncul. Serviks fleksi. Leukorhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau

senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.

d. Minggu ke-12/ bulan ke- 3

Perkembangan janin

Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound.

Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tubuh berkembang. Gerakan

pertama dimulai selama minggu ke-12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal

memproduksi urine.

Perubahan maternal

Tanda chadwik. Uterus naik diatas simpisis pubis. Kontraksi Brakston hicks mulai

dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. Potensial untuk menderita

infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan, kenaikan berat

badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh

dan memproduksi hormon.

e. Minggu ke-16/ bulan ke-4

Perkembangan janin

Sistem muskuloskletal sudah matang, system saraf mulai melaksanakan kontrol.

Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam.

Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai tumbuh dan berkembang.

Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dopler. Pankreas

memproduksi insulin

(36)

Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat. Berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg

perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi.

Diameter biparietal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat

(tetapi normal) jika tidak gatal, iritasi atau berbau busuk. Pakaian-pakaian ibu

menjadi ketat. Tekanan pada kandung kemih dan sering kencing berkurang.

f. Minggu ke-20/ bulan ke-6

Perkembangan Janin

Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada

kulit. alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang

teratur untuk tidur,. menelan dan menendang.

Perubahan maternal

Fundus mencapai pusat. payudara mulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban

menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin akan terjadi,

terutama bila posisi berubah secara mendadak. Varises pembuluh darah mungkin

akan terjadi. Ibu mulai merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap hidung

tersumbat mungkin terjadi, kram pada kaki mungkin ada, konstipasi mungkin

dialami.

g. Minggu ke 24/ bulan ke-6

Perubahan Janin

Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkat

(37)

Perubahan maternal

Fundus di atas pusat. Sakit punggung dan keram pada kaki mungkin mulai terjadi.

Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarum, cloasma, linea nigra, dan jerawat.

Mimisan dapat terjadi, dan mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen.

h. Minggu ke-28/ bulan ke-7

Perkembangan janin

Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfactant terbentuk dalam

paru, mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.

Perubahan maternal

Fundus berada di pertengahan antara pusat dan processus xypodeus.

Hemorhoid mungkin terjadi, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut.

Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin

sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa.

i. Minggu ke-32/ bulan ke-8

Perkembangan janin

Simpanan lemak berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi

setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm, mulai menyimpan zat besi, kalsium,

dan fosfor.

Perubahan maternal

Fundus mencapai Procesus xypoideus, payudara penuh dan nyeri tekan. Sering

kencing mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi,

(38)

j. Minggu ke-36/ bulan ke-9

Perkembangan janin

Seluruh uterus terisi dengan bayi sehingga ia tidak bisa berputar/bergerak banyak.

Antibodi ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan

pertama sampai sistem kekebalan tubuh bayi bekerja sendiri.

Perubahan Maternal

Penurunan bayi ke dalam pelvic/ panggul ibu (lightenig), plasenta hampir setebal

waktu hamil 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. ibu ingin sekali melahirkan bayi,

mungkin mempunyai energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering

kencing meningkat. Braxton Hicks meningkat karena servik dan segmen bawah

rahim disiapkan untuk persalinan.

b. Perubahan Perubahan Psikologis dalam Kehamilan

1. Trimester Pertama

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk

lebih mayakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi

pada dirinya akan selalu diperhatikan dengan seksama.

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan

menjadi ayah adalah timbulnya kebanggan atas kemampuannya mempunyai

keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi

seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah

mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan

(39)

2. Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

terbiasa dengan keadaan hormone yang lebih tinggi dan merasa tidak nyaman

karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum

dirasakan sebagai beban. Ibu sudah mulai menerima kehamilannya dan mulai

dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester

ini pula ibu mulai merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan

kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya sendiri. Banyak ibu yang

merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa yang tidak nyaman seperti yang

dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

3. Trimester Ketiga

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi

dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang meningatkan ibu akan bayinya.

Kadang-kadang ibu merasa khawatir kalau bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini

menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan

gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut kalau-kalau bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga

dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai

merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus

yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan

(40)

2.5 Asuhan Kehamilan 2.5.1 Pengertian

Asuhan Kehamilan atau sering disebut Antenatal Care (ANC) adalah

asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknas, 2001)

Asuhan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam

pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini

diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan

normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan

lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui

sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saefuddin, 2002).

2.5.2 Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Tujuan

Menurut Saefuddin (2002), asuhan kehamilan atau yang disebut Ante Natal

Care(ANC) bertujuan untuk:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social

ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

(41)

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Asi

Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2.5.3 Kebijakan dalam ANC

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan segera setelah ibu merasa

dirinya hamil. Pemeriksaan ini akan membantu persiapan dan cara merawat diri

sendiri selama kehamilan. Pemeriksaan ini juga untuk memastikan bahwa semua

masalah kesehatan yang timbul akan dirawat secara dini. Waktu yang paling tepat

untuk bertemu dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kehamilan ibu adalah

14 hari setelah tidak menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari.

a. Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan

(WHO)

1. Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali trimester II (antara ninggu ke 14-28 minggu)

3. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah

minggu ke 36)

Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2009), standar

pelayanan minimal ANC adalah 10 T yaitu:

1. Timbang berat badan ukur tinggi badan

2. Ukur Tekanan Darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

(42)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid

(TT) bila diperlukan

7. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test Laboratorium (rutin dan Khusus)

9. Tata laksana kasus

10.Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

b. Kebijakan Teknis

Penatalaksanaan Ibu hamil menurut Saefuddin (2002) secara keseluruhan meliputi

komponen-komponen sebagai berikut:

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat

2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta

rujukan bila diperlukan

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan diri untuk melakukan rujukan jika

terjadi komplikasi

5. Pelaksanaan dan tempat pelaksanaan ANC

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan, dan perawat yang

sudah dilatih perawatan kehamilan.

6. Konseling dalam Kehamilan

Dalam memberikan pelayanan ANC, hendaknya pemberi pelayanan

(43)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asuhan kehamilan secara umum

adalah:

a. Nutrisi selama kehamilan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian

susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna

untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibunya. Kekurangan nutrisi dapat

mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, perdarahan pasca

persalinan. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang-

ibu dan janin dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk,

pre-eklampsia, janin besar.

b. Hygiene selama kehamilan

Hygiene umum meliputi pakaian yang sudah disesuaikan dengan

perubahan postur tubuh yaitu pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada

ikatan yang ketat pada daerah perut dan alas kaki yang aman yaitu

memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi . Mandi untuk

merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran tubuh serta

pemeliharaan gigi harus diperhatikan karena karies dan gingivitis dapat

mengakibatkan komplikasi seperti sepsis.

c. Eliminasi

Sering berkemih merupakan hal yang umum yang terjadi selama

bulan pertama dan terakhir masa kehamilan, karena rongga perut dipenuhi

oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah. Konstipasi juga

sering terjadi karena aksi hormonal yang mengurangi peristaltic usus dan

(44)

d. Perawatan payudara

Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi

makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah

dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran payudara,

yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah suspension, bukan

menekan dari depan.

e. Hubungan seksual (Coitus)

Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah: sejarah

abortus/premature, perdarahan pervaginam, pada minggu terakhir

kehamilan koitus harus berhati-hati, bila ketuban sudah pecah koitus

dilarang.

f. Aktivitas dan istirahat

Wanita pekerja harus sering istirahat.Tidur siang menguntungkan

dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan

panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.

g. Bahan berbahaya lainnya

Tembakau dan alkohol harus dihindari, karena dapat berakibat

tidak baik untuk ibu dan janin

h. Dukungan sosial

Dalam hal ini dukungan dari suami, keluarga dan masyarakat

(45)

2.6 Variabel yang Diteliti

Adapun variabel yang diteliti adalah:

Gambar 1. Variabel yang diteleti dalam penelitian Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Tahun 2010

- Pengetahuan suami tentang ANC

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional

yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran

pengetahuan, sikap dan partisipasi suami tentang asuhan kehamilan, melakukan

observasi atau pengukuran variabel pada satu saat artinya tiap subjek hanya

diobservasi satu kali saja, dilakukan pada saat pemeriksaan dan tidak melakukan

tindak lanjut (Sastroasmoro, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Kabupaten

Samosir, yang ditentukan berdasarkan rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil

K1 sebesar 78% dan K4 sebesar 69% jika dibandingkan dengan target nasional

kunjungan ANC yaitu 95%. Waktu penelitian Februari-September 2010.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh suami yang mempunyai

istri sedang hamil dan memiliki KMS di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio yang

berjumlah 55 orang (data per Maret 2010). Sampel dalam penelitian ini mencakup

(47)

3.4 Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap responden

menggunakan kuosioner yang telah dipersiapkan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari puskesmas Sitiotio ( Profil Kesehatan Puskesmas

Sitiotio)

3.5 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan

kehamilan.

3.6 Defenisi Operasional

1. Pengetahuan adalah Segala sesuatu yang diketahui oleh suami tentang

asuhan meliputi kehamilan, periksa hamil, nutrisi untuk ibu hamil, aktifitas

dan dukungan.

2. Sikap adalah perilaku suami yang masih tersembunyi/ tertutup dan belum

merupakan tindakan nyata, menggunakan setuju dan tidak setuju tentang

pemeriksaan ibu hamil, komplikasi kehamilan, kebutuhan ibu.

3. Partisipasi adalah keikutsertaan suami dalam asuhan kehamilan meliputi:

pemberian perhatian dan kasih sayang, memenuhi kebutuhan gizi,

(48)

3.7 Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun unsuran yang

ingin di ukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar

masing-masing item dengan skor total variable dengan nilai r tabel yang digunakan 0.361

jika nilai item corrected correlation > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

Uji realibilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana alat dapat dipercaya atau

dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur data. Yaitu menganalisis

realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan nilai r Cronbach’Alpha

> rtabel

3.8 Aspek Pengukuran

Adapun skala pengukuran variable penelitian terhadap pengetahuan, sikap dan

partisipasi responden terhadap asuhan kehamilan yang diukur melalui

pertanyaan yang terdapat dalam lembar kuosioner. (Pratomo,1986)

1. Pengetahuan Suami

Pengetahuan diukur dengan pertanyaan tertutup dengan pilihan benar dan

salah yang berjumlah 20 pertanyaan

Nilai 1 diberi untuk jawaban yang benar

Nilai 0 diberi untuk jawaban yang salah

Skor maksimal adalah adalah 20 dan skor minimal adalah 0

Ukuran tingkat pengetahuan:

Baik, apabila > 75% dari skor total

Cukup, apabila 40 – 75% dari total skor

(49)

2. Sikap Suami

Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert

yang terdiri dari 5 katagori yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS

(Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) (Riduwan, 2005). Sikap diukur

melalui15 pertanyaan dengan memberikan skor terhadap masing-masing

pertanyaan yaitu :

1. Untuk pernyataan negatif (pernyataan no 3,5,10,13,15)

SS : Sangat Setuju, skornya 1

S : Setuju, skornya 2

N : Netral, skornya 3

TS : Tidak Setuju, skornya 4

STS :Sangat Tidak Setuju, skornya 5

2. Untuk pernyataan positif (pernyataan no. 1,2,4,6,7,8,9,11,14):

SS : Sangat Setuju, skornya 5

S : Setuju, skornya 4

N : Netral, skornya 3

TS : Tidak Setuju, skornya 2

STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1

Berdasarkan total skor yang diperolehnya maka sikap suami tentang

asuhan kehamilan dikatagorikan sebagai berikut:

Tingkat sikap baik, apabila > 75% dari skor total

Tingkat sikap cukup, apabila apabila 40 – 75% dari total skor

(50)

3. Partisipasi suami

Pengukuran tentang partisipasi berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan

selalu, kadang-kadang dan tidak pernah yang berjumlah 10 pertanyaan.

Skor maksimal adalah 20 dan skor minimal adalah 0

Nilai 2 diberi untuk jawaban selalu

Nilai 1 diberi untuk jawaban kadang-kadang

Nilai 0 diberi untuk jawaban tidak pernah

Tingkat partisipasi baik, apabila > 75% dari skor total

Tingkat partisipasi cukup, apabila apabila 40 – 75% dari total skor

Tingkat partisipasi kurang, apabila < 40% dari total skor

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.9.1 Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan

dalam pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara

memeriksa kembali jawaban yang kurang.

b. Coding

Teknik ini dilakukan dengan memberi tanda atau klasifikasi pada

(51)

c. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan,

data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis

dengan mengunakan SPSS

3.9.1 Analisa Data

Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menggambarkan

(mendeskripsikan) masing-masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sitiotio 4.1.1 Geografis

Puskesmas Sitiotio adalah salah satu puskesmas di kecamatan Sitiotio

Kabupaten Samosir. Wilayah kerjanya meliputi: Desa Janjiraja, Desa Holbung,

Desa Sabulan, Desa Buntu Mauli, Desa Cinta Maju, Desa Tamba Dolok.

Batas-batas wilayahnya adalah:

Utara : berbatasan dengan Kecamatan Mogang

Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir

Timur : berbatasan dengan Kecamatan Harian

Barat : berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan

4.1.2 Data Kependudukan

Jumlah penduduk tahun 2008 adalah 8.361 jiwa. Jumlah penduduk

laki-laki adalah 3.874 jiwa dan perempuan adalah 4.487 jiwa.

(53)

4.2 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.

Karateristik Responden n %

Umur:

- 20-35 tahun 44 80

- > 35 tahun 11 20

Pendidikan :

- SD 4 7.3

- SLTP 12 21.8

- SLTA 38 69.1

- Universitas 1 1.8

Sumber Informasi

- Petugas 25 45.5

- Tv/Radio/Media massa 3 5.5

- Teman/Keluarga 13 23.6

- Pengalaman 14 25.4

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden di wilayah kerja

Puskesmas Sitiotio dilihat dari umur paling banyak berumur 20-35 tahun yaitu

sebesar 44 orang (80%) dan yang berumur > 35 tahun yaitu sebesar11 orang

(20%), dilihat dari pendidikan paling banyak tingkat pendidikan SLTA yaitu

sebesar 38 orang (69.1%) dan paling sedikit tingkat pendidikan Universitas

sebanyak 1 orang (1.8%), sedangkan dilihat dari sumber informasi yang diperoleh

paling banyak dari petugas yaitu sebesar 25 orang (45.5%) dan paling sedikit dari

tv, radio, media massa yaitu sebesar 3 orang (5.5%)

4.3 Pengetahuan Suami Tentang Asuhan Kehamilan

Pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan terkategori atas tiga yaitu

baik, sedang, dan kurang. Pengetahuan meliputi kehamilan, periksa hamil, nutrisi

untuk ibu hamil, aktifitas dan dukungan. Secara rinci dapat dilihat tingkat

(54)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.

Pengetahuan n %

Baik 18 32.7

Cukup 26 47.3

Kurang 11 20

Total 55 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang asuhan

kehamilan pada responden yaitu 26 orang (47.3%) yang mempunyai pengetahuan

cukup, yang mempunyai pengetahuan baik 18 orang (32,7%) dan yang

mempunyai pengetahuan kurang 11 orang (20%).

Tabel 4.3 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.

Umur

Pengetahuan Jumlah

n %

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa dari 44 responden dengan umur

20-35 tahun memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak

17 orang (38.6%), dari 11 responden dengan umur >35 tahun memiliki

pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 9

(55)

Tabel 4.4 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.

Pendidikan

Pengetahuan Jumlah

n %

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa dari 4 responden dengan pendidikan

SD memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 4

orang (100%), dari 12 responden dengan pendidikan SLTP memiliki pengetahuan

paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (66.7%),

dari 38 responden dengan pendidikan SLTA memiliki pengetahuan paling banyak

pada kategori pengetahuan cukup yaitu 18 orang (47.4%), sedangkan dari 1

responden dengan pendidikan Universitas memiliki pengetahuan baik yaitu 1

orang (100%).

Tabel 4.5 Tabel Silang Sumber informasi dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.

Sumber Informasi

Pengetahuan Jumlah

n %

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa dari 25 responden yang mendapat

(56)

(60%), dari 3 responden yang mendapat informasi dari Tv/Radio/Media massa

paling banyak memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 2 orang (66.7%), dari

13 responden yang mendapat informasi dari teman/keluarga paling banyak

memiliki pengetahuan dengan kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 6 orang

(46.2%), sedangkan dari 14 responden yang mendapatkan informasi dari

pengalaman paling banyak memiliki pengetahuan dengan kategori cukup yaitu 10

orang (71.4%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.

Pernyataan Benar n %

Salah n %

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan pada saat ibu/istri terlambat menstruasi

42 76.4 13 23.6

Pemeriksaan kehamilan yang sehat atau tidak ada komplikasi atau kelainan tidak perlu dilakukan

26 47.3 29 52.7

Sering kencing pada kehamilan lebih dari 8 bulan disebabkan karena pendesakan kepala bayi ke jalan lahir yang menekan kandung kemih ibu

37 67.3 18 32.7

Makanan yang mahal nilai gizinya tinggi bagi ibu hamil

27 49.1 28 50.9

Mual dan muntah dipagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan dapat dikurangi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti makanan bersantan

42 76.4 13 23.6

Ibu yang menderita anemia/ kurang darah selama kehamilan mudah terkena penyakit dan perdarahan pada waktu melahirkan

35 63.6 20 36.4

Istirahat yang cukup (paling sedikit 1 jam pada siang hari) sangat baik untuk kesehatan ibu hamil

50 90.9 5 9.1

Pakaian yang ketat bisa mengakibatkan resiko varises pada kehamilan

26 47.3 29 52.7

Perawatan payudara dipersiapkan untuk masa menyusui

40 72.7 15 27.3

Ibu hamil yang mengalami tekanan psikis secara terus menerus akan mengganggu pertumbuhan bayi yang dikandungnya

32 58.2 23 41.8

Hipertensi, kaki bengkak, perdarahan infeksi merupakan komplikasi dalam kehamilan

(57)

Lanjutan Tabel 4.6

3 Terlambat adalah: terlambat mengambil keputusan, terlambat ketempat pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan medis

38 69.1 17 30.9

Suami SIAGA adalah Suami siap antar jaga. 47 85.5 8 14.5 Pemeriksaan kehamilan sesuai standar

adalah minimal 4x selama hamil pada hamil normal

31 56.4 24 43.6

Mengkonsumsi tembakau dan alcohol dapat merangsang pertumbuhan berat badan janin

25 45.5 30 54.5

Ibu hamil sebaiknya menggunakan kutang / BH yang menopang

37 67.3 18 32.7

Hubungan seksual tidak dapat dilakukan bila ibu sedang hamil

11 20 44 80

Setiap pemeriksaan kehamilan menimbang berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau keadaan ibu

11 20 44 80

Dukungan dari suami dapat menghilangkan rasa tisak nyaman pada ibu hamil

5 9.1 50 90.9

Pemeriksaan dengan USG dapat dilakukan untuk memantau keadaan janin

16 29.1 39 70.9

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat pada umumnya suami sudah mengetahui

pemeriksaan kehamilan dilakukan pada saat ibu tidak menstruasi yaitu 76.4%

sedangkan pemeriksaan kehamilan bila tidak ada komplikasi tidak perlu dilakukan

dijawab dengan benar sebanyak 52.7%. Pada perawatan kehamilan dengan

menganjurkan ibu untuk istirahat minimal 1 jam pada siang hari pada umumnya

diketahui responden dengan menjawab benar sebanyak 90.1%. Komplikasi selama

kehamilan seperti hipertensi, kaki bengkak serta perdarahan pada umumnya

diketahui suami yaitu 58.2% menjawab benar. Pemeriksaan kehamilan sesuai

standar adalah minimal 4x selama hamil pada hamil normal sudah diketahui

dengan menjawab benar sebanyak 56.4%. Setiap pemeriksaan kehamilan

menimbang berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Tabel 4.5 Tabel Silang Sumber informasi dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan  di Wilayah Kerja  Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepada peserta Pelelangan yang keberatan, diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan khususnya mengenai ketentuan dan prosedur yang telah ditentukan dalam dokumen

Percobaan sederhana yang dilakukan dalam CD Interaktif ini dapat membantu siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan sains Fisika dan juga akan mengetahui langsung hasil dan

telah dibuka di dalam ruangan dengan disaksikan oleh para peserta, berisi :.. Lembar soal

Dengan adanya kesalahan tersebut, upaya untuk mengatasi adalah dengan membuat sistem serta aplikasi yang dapat mengatasinya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan meneliti

316.491.000,- (tiga ratus enam belas juta empat ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) termasuk pajak. Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan

Namun di saat sekarang ini sudah banyak buku yang menjelaskan tentang tehnik-teknik dasar dan juga menjelaskan tentang peraturan dalam bermain futsal (sepak bola dalam

Hasil penelitian ini ialah: (i) terdapat sepuluh peran – peran teknologi dan komunikasi yang terlaksana dalam pembelajaran di kelas ICT ini, antara lain menyediakan soal –

Tabel 4.54 Hasil Nilai Rata – rata Progress Resiko Kecelakaan pada Pekerjaan Pengelasan