PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO
KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010
SKRIPSI
OLEH
NIM: 081000226 BENEDIKTA PANJAITAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
NIM: 081000226 BENEDIKTA PANJAITAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOSITIO
KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NIM 081000226 BENEDIKTA PANJAITAN
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 27 September 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji :
Ketua Penguji Penguji I
Asfriati, SKM, M.Kes Drs. Abdul Djalil A.A, M.Kes NIP. 197012201994032001 NIP. 195812021991031001
Penguji II Penguji III
Maya Fitria, SKM, M.Kes
NIP. 197610052009122003 NIP. 195811101984031002 Drs. Heru Santosa, MS.Ph.D
Medan, September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010
Dalam rencana startegi Nasional Making Pregnancy Safer target dari dampak kesehatan untuk ibu hamil adalah asuhan kehamilan yang sesuai standar yang dapat menurunkan angka kematian Ibu dan bayi. Di Kecamatan Sitiotio masih dijumpai angka kunjungan ibu hamil yang kurang dari target nasional.Kejadian ini dapat berhubungan dengan pengetahuan, sikap serta partisipasi suami dalam menghadapi kehamilan istri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (ANC) di wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (sekat silang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mempunyai istri yang sedang hamil dan mempunyai KMS ibu hamil yang berjumlah 55 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan suami pada umumnya cukup yaitu 43,7% dan sikap suami pada umumnya cukup sebanyak 54,5% sedangkan tingkat partisipasi suami secara umum kurang yaitu sebanyak 49,1%
Disarankan kepada tenaga kesehatan lebih menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi dengan melakukan penyuluhan tentang asuhan kehamilan kepada suami melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat.
ABSTRACT
KNOWLEDGE, THE ATTITUDE, AND THE HUSBAND’S PARTICIPATION TOWARDS THE ANTENATAL CARE (ANC) IN THE WORK TERRITORY OF THE COMMUNITY HEALTH CENTRE SITIOTIO THE REGENCY SAMOSIR IN 2010
In the National Making Pregnancy Safer strategy plan the target of the impact of the healt for the mother was pregnant was the antenatal care that in accordance with the standard that could reduce the Maternal Mortality rate and Infant Mortality Rate. In the Sitiotio subdistrict still was encourected by the figure of the moter visit was the pregnant the less than the national target. The incident could be connected with knowlwedge, the attitude, as well as the husban’s participation in facing the wife pregnancy.
This research aimed at knowing knowledge, the attitude, and the husband’s participation in the antenatal care (ANC) in the work territory of the community health centre Sitiotio the regency Samosir. This research kind was descriptive with the approach cross sectional. The population in the reserarch was all the husband who had the wife who was the pregnant and having KMS the maother was pregnant that was numbering 55 people.
Result of this research showed the level of the husband’s knowldgw generally is enough that is 43.7% and the husband’s attitude generally is enough totalling 54.5 where as the level of the husband’s participation generally not all that is as many as 49.1%.
Suggested to the health power more stimulated Information Communication and the education by carryng out counselling about the antenatal care to the husband through the approach to the public figure.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Benedikta Tetty Panjaitan
Tempat/Tanggal Lahir : Sidikalang/ 16 Oktober 1983
Agama : Khatolik
Status Perkawinan : Belum Kawin
Nama Ayah : J. Panjaitan
Nama Ibu : T br Silaen
Jumlah anggota Keluarga : 6 (enam) orang
Riwayat Pendidikan : 1. SD sw St Yosef Sidikalang ( 1990-1996)
2. SLTP sw St Paulus Sidikalang (1996-1999 )
3. SMU Negeri 1 Sidikalang (1999-2002)
4. Akademi Kebidanan St Elisabeth Medan
(2002-2005)
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan
(2008-2010)
Riwayat Pekerjaan
Tahun 2006 : Bidan di Rs. Glenn Eagles Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan pada sang Maha Kuasa Kudus Tuhan
Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala kasih karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: ” Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi
Suami dalam Asuhan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir Tahun 2010”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan banyaknya
kekurangan, baik dalam isi maupun penulisan. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan dapat dikembangkan dalam penelitian
yang lebih lanjut.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara materil maupun moril. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr.Yusniwarti Yusad M.Si, selaku Kepala Departemen Peminatan
Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran dalam membimbing
4. Bapak Drs. Abdul Djalil A.A M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah banyak memberikan masukan-masukan yang membangun bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Heru Santosa. PHD dan Ibu Maya SKM.M.Kes selaku Dosen Penguji
yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan tulisan
ini.
6. Ibu Ir. Evi Naria M.Kes, selaku pembimbing Akademik penulis selama di
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
7. Kepala Puskesmas Sitiotito yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio dan teman-teman staff
Puskesmas serta bidan desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio
yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan kegiatan penelitian.
8. Ayah (J.Panjaitan) dan Ibu (T.br Silaen) tercinta yang telah banyak
memberikan doa dan dukungan terbaik bagi penulis, juga bagi Kakak(k’lenny,
k’intan) Abang (b’josep n b’geo), Eda , adik (Imels) serta ponakan-ponakan
tersayang (Oseph, Geo n Gracia) terimakasih atas semua doa dan
dukungannya.
9. Buat teman terbaik Q skaligus pacar yang selalu setia mendengar n
mendukung Q Binar Sihombing makasih buat dukungan dan pengertiannya.
10.Teman-teman peminatan Kesehatan Reproduksi ”2008” yang selalu berbagi
saran dan masukan untuk penyelesaian skipsi ini.
11.Teman seperjuangan Q ( k.Erni, Pera, B.jon, Adel, B.Tinus, B. Harri, dan
masih banyak lagi...) makasih buat masukan dan hiburannya.
12.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Akhirnya pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, semoga berkat Tuhan senantiasa memenuhi kehidupan Bapak, Ibu, dan
teman-teman sekalian. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Medan, September 2010
DAFTAR ISI
2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 6
2.1.3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan ... 8
2.1.4. Tingkat Pengetahuan dalam Doamin Kognitif.... 9
2.2. Sikap ... 10
2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi suami ... 13
2.4. Konsep Kehamilan... 16
2.4.1. Pengertian ... 16
2.4.2. Tanda dan Gejala Kehamilan ... 16
2.4.3. Perubahan Selama Kehamilan ... 17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
4.3 Pengetahuan Suami tentang asuhan Kehamilan ... 38
4.4 Sikap Suami terhadap asuhan Kehamilan ... 43
4.5 Partisipasi Suami tentang asuhan Kehamilan ... 47
BAB V PEMBAHASAN ... 54
5.1 Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan ... 54
5.2 Sikap Suami terhadap Asuhan Kehamilan ... 55
5.3 Partisipasi Suami terhadap asuhan Kehamilan... 57
5.4 Tingkat Pengetahuan Suami tentang asuhan Kehamilan dengan Sikap Suami dalam asuhan Kehamilan ... 59
5.5 Tingkat Pengetahuan Suami tentang asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam asuhan Kehamilan 60 5.6 Tingkat Sikap Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Sikap Suami dalam asuhan Kehamilan ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 63
6.1 Kesimpulan ... 63
6.2 Saran ... 64
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010... 37 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 38 Tabel 4.3 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan tentang Asuhan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 38 Tabel 4.4 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan tentang Asuhan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 39 Tabel 4.5 Tabel Silang Sumber Informasi dan Pengetahuan tentang
Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 40 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan tentang
Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun ... 41 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap
tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sitiotio Tahun 2010 43
Tabel 4.8 Tabel Silang Umur dan Sikap tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan
Tahun 2010 Sitiotio ... 44
Tabel 4.9 Tabel Silang Pendidikan dan Sikap tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Kecamatan Sitiotio Tahun2010 ... 44 Tabel 4.10 Tabel Silang Sumber Informasi dan Sikap tentang Asuhan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap tentang
Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sitiotio Kecamatan Sitiotio tahun 2010 ... 46 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Partisipasi
tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sitiotio Tahun 2010 47
Tabel 4.13 Tabel Silang Umur dan Partisipasi tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan
Tahun 2010 Sitiotio ... 48
Tabel 4.14 Tabel Silang Pendidikan dan Partisipasi tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sitiotio Kecamatan Sitiotio 2010 ... 48 Tabel 4.15 Tabel Silang Sumber Informasi dan Partisipasi tentang
Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Partisipasi tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 50 Tabel 4.17 Tabel Silang Pengetahuan dan Sikap tentang Asuhan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 51 Tabel 4.18 Tabel Silang Pengetahuan dan Partisipasi tentang Asuhan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
Kecamatan Sitiotio Tahun 2010 ... 52 Tabel 4. 19 Tabel Silang Sikap dan Partisipasi tentang Asuhan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Variabel yang diteliti dalam penelitian Pnegetahuan, Sikap dan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan
ABSTRAK
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP ASUHAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010
Dalam rencana startegi Nasional Making Pregnancy Safer target dari dampak kesehatan untuk ibu hamil adalah asuhan kehamilan yang sesuai standar yang dapat menurunkan angka kematian Ibu dan bayi. Di Kecamatan Sitiotio masih dijumpai angka kunjungan ibu hamil yang kurang dari target nasional.Kejadian ini dapat berhubungan dengan pengetahuan, sikap serta partisipasi suami dalam menghadapi kehamilan istri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (ANC) di wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (sekat silang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mempunyai istri yang sedang hamil dan mempunyai KMS ibu hamil yang berjumlah 55 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan suami pada umumnya cukup yaitu 43,7% dan sikap suami pada umumnya cukup sebanyak 54,5% sedangkan tingkat partisipasi suami secara umum kurang yaitu sebanyak 49,1%
Disarankan kepada tenaga kesehatan lebih menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi dengan melakukan penyuluhan tentang asuhan kehamilan kepada suami melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat.
ABSTRACT
KNOWLEDGE, THE ATTITUDE, AND THE HUSBAND’S PARTICIPATION TOWARDS THE ANTENATAL CARE (ANC) IN THE WORK TERRITORY OF THE COMMUNITY HEALTH CENTRE SITIOTIO THE REGENCY SAMOSIR IN 2010
In the National Making Pregnancy Safer strategy plan the target of the impact of the healt for the mother was pregnant was the antenatal care that in accordance with the standard that could reduce the Maternal Mortality rate and Infant Mortality Rate. In the Sitiotio subdistrict still was encourected by the figure of the moter visit was the pregnant the less than the national target. The incident could be connected with knowlwedge, the attitude, as well as the husban’s participation in facing the wife pregnancy.
This research aimed at knowing knowledge, the attitude, and the husband’s participation in the antenatal care (ANC) in the work territory of the community health centre Sitiotio the regency Samosir. This research kind was descriptive with the approach cross sectional. The population in the reserarch was all the husband who had the wife who was the pregnant and having KMS the maother was pregnant that was numbering 55 people.
Result of this research showed the level of the husband’s knowldgw generally is enough that is 43.7% and the husband’s attitude generally is enough totalling 54.5 where as the level of the husband’s participation generally not all that is as many as 49.1%.
Suggested to the health power more stimulated Information Communication and the education by carryng out counselling about the antenatal care to the husband through the approach to the public figure.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita
yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan
penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih tetap tinggi dibandingkan dengan negara kawasan ASEAN
lainnya walaupun sudah terjadi penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2007. Hal ini berarti dengan AKI 228/100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 225.642.000 ada 9.774 ibu
meninggal pertahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian ibu, angka kematian
bayi merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat (Depkes 2009).
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan
dan segera setelah persalinan (SKRT,2001). Penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak
langsung kematian antara lain kurang energi kronis/KEK pada kehamilan (37%)
dan anemia pada kehamilan (40%). Sedangkan berdasarkan laporan PWS tahun
2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia
(20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes, 2009).
Tingginya angka kematian ibu ini tidak terlepas dari masih tingginya
angka kehamilan yang tidak diinginkan yaitu mencapai 16,8%. Di sisi lain masih
muda, terlalu tua, dan terlalu dekat) yang sangat membahayakan bagi kesehatan
ibu. Saat ini di Indonesia, ibu hamil dengan resiko tinggi berkaitan dengan
kehamilan 4 T sebesar 22,4%
Kebanyakan kematian ibu tersebut sesungguhnya dapat dicegah jika
mereka mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Sayangnya justru mereka
terlambat mendapat pertolongan karena tidak mengenal tanda-tanda komplikasi
yang mengancam jiwa, lambat mengambil keputusan mencari pertolongan, sangat
jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut “ 3
terlambat”. Ketidaktahuan bahaya itu hingga kini masih dialami oleh sebagian
besar suami.
Untuk mencegah hal tersebut maka perlu disosialisasikan suami siaga
untuk menghindari “ 3 Terlambat”. Keterlambatan seringkali berkontribusi
terhadap kematian ibu ketika terjadi komplikasi kehamilan. Tiga keterlambatan
yang beresiko terhadap kematian ibu yaitu: terlambat mengambil keputusan,
terlambat ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan
medis. Suami dan anggota keluarga lainnya memegang peranan penting dalam
mendapatkan pelayanan sesegera mungkin. Suami biasa menjadi pemegang
keputusan ketika kondisi istri dalam keadaan membutuhkan pertolongan sesegera
mungkin. Kematian ibu dapat dicegah bila suami dapat mengidentifikasi
komplikasi potensial kehamilan, persalinan dan pasca persalinan dan selalu siaga
untuk mencari pertolongan jika komplikasi tersebut terjadi
Sebagian dari komplikasi tersebut dapat ditangani melalui penerapan
teknologi kesehatan yang ada. Dengan kata lain bahwa kematian ibu sebenarnya
yang membuat teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan di tingkat
masyarakat. Karena berbagai alasan, termasuk ketidaktahuan dan hambatan
ekonomis, kemiskinan dan rendahnya pengetahuan dan status sosial ekonomi,
perempuan yang tidak punya andil. Terbatasnya kesempatan memperoleh
informasi dan pengetahuan baru, hambatan membuat keputusan, terbatasnya akses
memperoleh pendidikan yang memadai, dan kurang peka terhadap kebutuhan
perempuan (WHO, 2001).
Suami istri perlu mendapatkan pelayanan antenatal yang tepat,
pemeriksaan ini langkah yang tepat, pemeriksaan ini langkah penting demi
kesehatan dan keselamatan istri dan anak yang dikandung. Hal ini agar ibu yang
sedang hamil terhindar dari anemia dan kekurangan vitamin A
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Samosir tahun 2008 sebesar
121,11 per 100.000 kelahiran hidup sementara Angka Kematian Bayi (AKB)
Kabupaten Samosir tahun 2008 dilaporkan sebesar 19,38 per 1000 kelahiran
hidup (Dinkes Samosir 2008). Menurut data Puskesmas Sitiotio tahun 2009
berdasarkan hasil pencatatan buku register tidak ditemukan adanya Angka
Kematian Ibu (AKI).
Berdasarkan hasil pengamatan di Wilayah kerja Puskesmas Sitiotio
dimana terdiri dari 6 desa dengan populasi ibu hamil yang memiliki KMS ada
sebanyak 58 orang (register, Maret 2010). Dari hasil studi pendahuluan pada ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya ke bidan desa hanya 2 dari 10 ibu hamil
yang diantar oleh suaminya untuk periksa kehamilan dan kebanyakan ibu yang
hamil mengatakan kalau suami tidak mengetahui kapan istri mulai hamil dan tidak
nutrisi tidak ada beda dengan sebelum hamil, suami juga tidak memberikan
perhatian lebih kepada ibu terutama bila kehamilan itu adalah bukan kehamilan
pertama dan walaupun suami tahu istri pergi untuk memeriksakan kehamilan tapi
suami tidak ikut mengantar istri periksa karena sibuk bekerja dan menganggap
bahwa kehamilan adalah urusan perempuan.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan partisipasi suami
tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten
Samosir tahun 2010?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan partisipasi
suami tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten
Samosir tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menggambarkan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010.
2. Menggambarkan sikap suami tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010.
3. Menggambarkan partisipasi suami tentang asuhan kehamilan di wilayah
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki mutu pelayanan kebidanan
khususnya pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal dalam rangka
menurunkan AKI dan AKB di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio
2. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu
objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Notoadmojo ,2003). Pengetahuan pada hakekatnya
merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk
di dalamnya adalah ilmu.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut
memperkaya hidup kita
2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu:
a.Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau
b. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan
dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya
diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu
pengetahuan.
Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan
kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran
sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini mengandung
maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman
itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
d. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun
ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik
e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metodo logi penelitian ilmiah.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan
a. Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik
dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan
cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara
tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
b. Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
c. Kepercayaan
Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa
menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua,
kakek atau nenek. Seseorang memerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
dan atau tanpa pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam
masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan
dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoadmojo,
2.1.4 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat
intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan
lain-lain) ( Notoadmojo, 2005) yang berjenjang sebagai berikut:
a.Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat
kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali
(recall of facts))
b. Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal
yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka
juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk
dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan,
menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
c. Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah
dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
d. Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian
yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara
yang satu dengan yang lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian
atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang
bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan
yang lengkap dan meyeluruh tentang hal yang sedang dinilai.
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian
Sikap adalah reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah
tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap
tidak bisa langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai
perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang
terbuka (Notoadmojo, 2003).
2.2.2 Tingkatan Sikap
1. Menerima (Receiving)
Diartikan orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
2. Merespon ( Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi atau sikap.
3. Menghargai (Valuting)
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko.
2.3 Partisipasi Suami Dalam Asuhan Kehamilan 2.3.1 Pengertian
Partisipasi dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria dalam
kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan
hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya,
istri dan keluarganya. Asuhan Kehamilan merupakan salah satu bentuk dari upaya
pemeliharaan reproduksi .
2.3.2 Bentuk Partisipasi Pria dalam kesehatan reproduksi dalam kesehatan ibu, bayi dan anak
Partisispasi suami yang dapat dilakukan antara lain meliputi:
1. Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang
hamil
a. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.
b. Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksakan kesehatan ke
fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan.
c. Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia gizi
dan memperoleh istirahat yang cukup.
d. Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti darah tinggi,
kaki bengkak, perdarahan, keracunan dalam kehamilan, infeksi.
f. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap sedini
mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan kehamilan
dan kesehatan janin misalnya perdarahan.
g. Menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) sesuai dengan
kemampuan dan kondisi daerah masing-masing.
2. Merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan
Peran suami dalam merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga
kesehatan meliputi:
a. Menentukan tempat dan penolong persalinan.
b. Menginformasikan keluhan kehamilan istri kepada petugas kesehatan.
c. Menginformasikan riwayat kehamilan istri.
d. Mengetahui tanda-tanda istri yang akan melahirkan seperti keluarnya
cairan bening dari vagina dan mulas di daerah perut.
e. Mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh istri menjelang
persalinan.
f. Mengetahui bagaimana mencegah tetanus pada bayi, yaitu ibu hamil
diberikan imunisasi TT dua kali selama kehamilan.
g. Mendukung upaya rujukan paska persalinan bila diperlukan.
3. Menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis
Partisipasi pria yang diperlukan oleh istri pada saat hamil antara lain
suami harus dapat menghindari 3 T (terlambat) yaitu : terlambat mengambil
keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat mendapat
pertolongan medis. Sehingga suami hendaknya waspada dan bertindak jika
yang disebabkan oleh komplikasi akibat kehamilan (perdarahan, infeksi),
maka partisipasi suami yang sangat diharapkan yang dapat diwujudkan dalam
bentuk suami SIAGA yaitu:
a. Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika
melihat tanda bahaya kehamilan.
b. Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan
donor darah jika diperlukan.
c. Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai
persalinan.
4. Membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan
Agar ibu dan bayinya sehat, maka setelah melahirkan perlu mendapat
perhatian khusus dari suami maupun keluarganya. Bayi dan ibu sehat maka
angka kematian ibu maupun bayi dapat dihindarkan, sehingga berdampak
pada penurunan AKI dan AKB
Partisipasi suami dalam hal ini antara lain:
a. Mengetahui apa yang disebut masa nifas.
b. Mengingatkan dan mendorong istri agar memberikan ASI yang pertama
(kolostrum) kepada sang bayi.
c. Menemani istri untuk membawa bayinya mendapatkan imunisasi.
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Suami
Menurut Cholill et all (1998) beberapa faktor yang mempengaruhi
a. Budaya
Diberbagai wilayah Indonesia terutama didalam masyarakat yang masih
tradisional (patrilineal) menganggap bahwa kaum pria tidak sederajat dengan
kaum wanita, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan
keinginan suami saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami
terhadap kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang
lebih baik dibanding istri maupun anak karena menganggap suamilah yang
mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro
untuk istri kurang, suami tidak empati atau peduli dengan keadaan ibu yang
sedang hamil maupun menyusui anak dan lain-lain.
Beberapa cara merubah budaya di atas antara lain:
1. Persepsi mengenai kesetaraan gender perlu diberikan dan disosialisasikan
sejak dini melalui kegiatan formal (sekolah) maupun non formal
(kelompok masyarakat), dan diaplikasikan ke dalam praktek kehidupan
sehari-hari.
2. Penyuluhan pada sarana maupun tempat dimana pria sering berkumpul dan
berinteraksi (misalnya tempat kerja. Club, tukang cukur, dll)
3. Berikan informasi sesering mungkin dengan stimulus yang menarik
perhatian.
4. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih mempunyai perasaan malu
dan sungkan kepada lingkungan sekitar, oleh karena itu pada pelaksanaan
Gerakan Sayang Ibu (GSI) perlu dipikirkan sesuatu atau kegiatan yang
dapat memotivasi kepala keluarga untuk segera merealisasikan
b. Pendapatan
Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilannya dipergunakan
untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga yang setiap bulan
bersaldo rendah. Sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksakan ke
pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan untuk membayar.
Secara konkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan
dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak
mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya karena
permasalahan keuangan.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami
sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami maka akses
terhadap informasi kesehatan istrinya semakin berkurang sehingga suami akan
kesulitan mengambil keputusan secara efektif. Akhirnya, pandangan baru yang
perlu diperkenalkan dan lebih dispesialisasikan kembali untuk memberdayakan
kaum suami mendasarkan pada pengertian bahwa:
1. Suami memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam
pengambilan keputusan berkenaan dengan kesehatan reproduksi
pasangannya
2. Suami sangat berkepentingan terhadap kesehatan reproduksi pasangannya
3. Saling pengertian serta kesetimbangan peranan antara kedua pasangan
dapat membantu meningkatkan perilaku yang kondusif terhadap
4. Pasangan yang selalu berkomunikasi tentang perencanaan keluarga
maupun kesehatan reproduksi yang satu dengan yang lainnya akan
mendapatkan keputusan yang lebih efektif dan lebih baik.
Begitu pentingnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan, namun
keadaan ini masih merupakan keadaan kecil di masyarakat Indonesia.
2.4 Konsep Kehamilan 2.4.1 Pengertian
Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin (Winkjosastro, 2002).
2.4.2 Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda presumtif:
1. Amenorhea
2. Mual dan muntah
3. Mengidam (ingin makanan khusus)
4. Tidak tahan suatu bau-bauan
5. Pingsan bila berada di tempat ramai
6. Tidak ada selera makan biasanya trimester pertama
7. Lelah (fatigue)
8. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
9. Miksi sering
10.Konstipasi/obstipasi
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1.Perut membesar
2.Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
rahim
3.Tanda hegar
4.Tanda Chadwick
5.Tanda Piscaseck
6.Kontraksi kecil uterus bila dirangsang
7.Terba Ballotement
8.Reaksi kehamilan positif
c. Tanda Pasti kehamilan (tanda positif)
1. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
2. Denyut jantung janin
- didengar dengan stetoskop monoral
- dicatat dan didengar dengan alat dopler
- dicatat dengan feto-elektro kardiogram
- dilihat pada ultrasonografi
3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
2.4.3 Perubahan Selama Kehamilan
Proses Kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan
Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahan fisiologi
dan psikologis dalam kehamilan seperti:
a. Perubahan-perubahan fisiologis dalam kehamilan menurut
(PUSDIKNAS-WHO-JHPIEGO, 2003) meliputi:
1. Pertumbuhan dan perkembangan janin serta perubahan-perubahan maternal
a. Minggu 0
Perkembangan janin
Sperma membuahi ovum, yang kemudian membagi dan masuk kedalam uterus
menempel sekitar hari ke 11.
b. Minggu ke 4/ bulan ke- 1
Perkembangan janin
Dari dioskus embrionik, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan
menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah,
dan saluran pencernaan terbentuk, embrio kurang dari 0,64 cm.
Perubahan Matrenal
Ibu terlambat menstruasi, payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahan yang
kronik(menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan berlangsung selama 3 bulan
berikutnya. HCG ada di dalam urin dan serum 9 hari setelah konsepsi.
c. Minggu ke-8/ bulan ke- 2
Perkembangan janin
Perkembangan cepat. Jantung mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk
dengan baik. Raut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk
dari lipatan kulit. Tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit yang tipis.
Mual muntah (moorning sickness) mungkin terjadi sampai usia janin 12 minggu.
Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda-tanda goodel’s dan
hegaar muncul. Serviks fleksi. Leukorhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau
senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.
d. Minggu ke-12/ bulan ke- 3
Perkembangan janin
Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound.
Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tubuh berkembang. Gerakan
pertama dimulai selama minggu ke-12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal
memproduksi urine.
Perubahan maternal
Tanda chadwik. Uterus naik diatas simpisis pubis. Kontraksi Brakston hicks mulai
dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. Potensial untuk menderita
infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan, kenaikan berat
badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh
dan memproduksi hormon.
e. Minggu ke-16/ bulan ke-4
Perkembangan janin
Sistem muskuloskletal sudah matang, system saraf mulai melaksanakan kontrol.
Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam.
Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai tumbuh dan berkembang.
Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dopler. Pankreas
memproduksi insulin
Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat. Berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg
perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi.
Diameter biparietal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat
(tetapi normal) jika tidak gatal, iritasi atau berbau busuk. Pakaian-pakaian ibu
menjadi ketat. Tekanan pada kandung kemih dan sering kencing berkurang.
f. Minggu ke-20/ bulan ke-6
Perkembangan Janin
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada
kulit. alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang
teratur untuk tidur,. menelan dan menendang.
Perubahan maternal
Fundus mencapai pusat. payudara mulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban
menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin akan terjadi,
terutama bila posisi berubah secara mendadak. Varises pembuluh darah mungkin
akan terjadi. Ibu mulai merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap hidung
tersumbat mungkin terjadi, kram pada kaki mungkin ada, konstipasi mungkin
dialami.
g. Minggu ke 24/ bulan ke-6
Perubahan Janin
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkat
Perubahan maternal
Fundus di atas pusat. Sakit punggung dan keram pada kaki mungkin mulai terjadi.
Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarum, cloasma, linea nigra, dan jerawat.
Mimisan dapat terjadi, dan mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen.
h. Minggu ke-28/ bulan ke-7
Perkembangan janin
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfactant terbentuk dalam
paru, mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
Perubahan maternal
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan processus xypodeus.
Hemorhoid mungkin terjadi, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut.
Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin
sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa.
i. Minggu ke-32/ bulan ke-8
Perkembangan janin
Simpanan lemak berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm, mulai menyimpan zat besi, kalsium,
dan fosfor.
Perubahan maternal
Fundus mencapai Procesus xypoideus, payudara penuh dan nyeri tekan. Sering
kencing mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi,
j. Minggu ke-36/ bulan ke-9
Perkembangan janin
Seluruh uterus terisi dengan bayi sehingga ia tidak bisa berputar/bergerak banyak.
Antibodi ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan
pertama sampai sistem kekebalan tubuh bayi bekerja sendiri.
Perubahan Maternal
Penurunan bayi ke dalam pelvic/ panggul ibu (lightenig), plasenta hampir setebal
waktu hamil 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. ibu ingin sekali melahirkan bayi,
mungkin mempunyai energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering
kencing meningkat. Braxton Hicks meningkat karena servik dan segmen bawah
rahim disiapkan untuk persalinan.
b. Perubahan Perubahan Psikologis dalam Kehamilan
1. Trimester Pertama
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk
lebih mayakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada dirinya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan
menjadi ayah adalah timbulnya kebanggan atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi
seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah
mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan
2. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan keadaan hormone yang lebih tinggi dan merasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Ibu sudah mulai menerima kehamilannya dan mulai
dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester
ini pula ibu mulai merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya sendiri. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa yang tidak nyaman seperti yang
dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3. Trimester Ketiga
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi
dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang meningatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir kalau bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut kalau-kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
2.5 Asuhan Kehamilan 2.5.1 Pengertian
Asuhan Kehamilan atau sering disebut Antenatal Care (ANC) adalah
asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknas, 2001)
Asuhan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini
diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan
lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saefuddin, 2002).
2.5.2 Tujuan Asuhan Kehamilan
a. Tujuan
Menurut Saefuddin (2002), asuhan kehamilan atau yang disebut Ante Natal
Care(ANC) bertujuan untuk:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social
ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Asi
Eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2.5.3 Kebijakan dalam ANC
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan segera setelah ibu merasa
dirinya hamil. Pemeriksaan ini akan membantu persiapan dan cara merawat diri
sendiri selama kehamilan. Pemeriksaan ini juga untuk memastikan bahwa semua
masalah kesehatan yang timbul akan dirawat secara dini. Waktu yang paling tepat
untuk bertemu dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kehamilan ibu adalah
14 hari setelah tidak menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari.
a. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
(WHO)
1. Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)
2. Satu kali trimester II (antara ninggu ke 14-28 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke 36)
Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2009), standar
pelayanan minimal ANC adalah 10 T yaitu:
1. Timbang berat badan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan Darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) bila diperlukan
7. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test Laboratorium (rutin dan Khusus)
9. Tata laksana kasus
10.Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
b. Kebijakan Teknis
Penatalaksanaan Ibu hamil menurut Saefuddin (2002) secara keseluruhan meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan diri untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi
5. Pelaksanaan dan tempat pelaksanaan ANC
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan, dan perawat yang
sudah dilatih perawatan kehamilan.
6. Konseling dalam Kehamilan
Dalam memberikan pelayanan ANC, hendaknya pemberi pelayanan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asuhan kehamilan secara umum
adalah:
a. Nutrisi selama kehamilan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian
susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna
untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibunya. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, perdarahan pasca
persalinan. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang-
ibu dan janin dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk,
pre-eklampsia, janin besar.
b. Hygiene selama kehamilan
Hygiene umum meliputi pakaian yang sudah disesuaikan dengan
perubahan postur tubuh yaitu pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada
ikatan yang ketat pada daerah perut dan alas kaki yang aman yaitu
memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi . Mandi untuk
merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran tubuh serta
pemeliharaan gigi harus diperhatikan karena karies dan gingivitis dapat
mengakibatkan komplikasi seperti sepsis.
c. Eliminasi
Sering berkemih merupakan hal yang umum yang terjadi selama
bulan pertama dan terakhir masa kehamilan, karena rongga perut dipenuhi
oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah. Konstipasi juga
sering terjadi karena aksi hormonal yang mengurangi peristaltic usus dan
d. Perawatan payudara
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah
dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran payudara,
yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah suspension, bukan
menekan dari depan.
e. Hubungan seksual (Coitus)
Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah: sejarah
abortus/premature, perdarahan pervaginam, pada minggu terakhir
kehamilan koitus harus berhati-hati, bila ketuban sudah pecah koitus
dilarang.
f. Aktivitas dan istirahat
Wanita pekerja harus sering istirahat.Tidur siang menguntungkan
dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan
panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
g. Bahan berbahaya lainnya
Tembakau dan alkohol harus dihindari, karena dapat berakibat
tidak baik untuk ibu dan janin
h. Dukungan sosial
Dalam hal ini dukungan dari suami, keluarga dan masyarakat
2.6 Variabel yang Diteliti
Adapun variabel yang diteliti adalah:
Gambar 1. Variabel yang diteleti dalam penelitian Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Tahun 2010
- Pengetahuan suami tentang ANC
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional
yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran
pengetahuan, sikap dan partisipasi suami tentang asuhan kehamilan, melakukan
observasi atau pengukuran variabel pada satu saat artinya tiap subjek hanya
diobservasi satu kali saja, dilakukan pada saat pemeriksaan dan tidak melakukan
tindak lanjut (Sastroasmoro, 2010).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Kabupaten
Samosir, yang ditentukan berdasarkan rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil
K1 sebesar 78% dan K4 sebesar 69% jika dibandingkan dengan target nasional
kunjungan ANC yaitu 95%. Waktu penelitian Februari-September 2010.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh suami yang mempunyai
istri sedang hamil dan memiliki KMS di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio yang
berjumlah 55 orang (data per Maret 2010). Sampel dalam penelitian ini mencakup
3.4 Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer
1. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap responden
menggunakan kuosioner yang telah dipersiapkan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari puskesmas Sitiotio ( Profil Kesehatan Puskesmas
Sitiotio)
3.5 Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan
kehamilan.
3.6 Defenisi Operasional
1. Pengetahuan adalah Segala sesuatu yang diketahui oleh suami tentang
asuhan meliputi kehamilan, periksa hamil, nutrisi untuk ibu hamil, aktifitas
dan dukungan.
2. Sikap adalah perilaku suami yang masih tersembunyi/ tertutup dan belum
merupakan tindakan nyata, menggunakan setuju dan tidak setuju tentang
pemeriksaan ibu hamil, komplikasi kehamilan, kebutuhan ibu.
3. Partisipasi adalah keikutsertaan suami dalam asuhan kehamilan meliputi:
pemberian perhatian dan kasih sayang, memenuhi kebutuhan gizi,
3.7 Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun unsuran yang
ingin di ukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar
masing-masing item dengan skor total variable dengan nilai r tabel yang digunakan 0.361
jika nilai item corrected correlation > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
Uji realibilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana alat dapat dipercaya atau
dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur data. Yaitu menganalisis
realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan nilai r Cronbach’Alpha
> rtabel
3.8 Aspek Pengukuran
Adapun skala pengukuran variable penelitian terhadap pengetahuan, sikap dan
partisipasi responden terhadap asuhan kehamilan yang diukur melalui
pertanyaan yang terdapat dalam lembar kuosioner. (Pratomo,1986)
1. Pengetahuan Suami
Pengetahuan diukur dengan pertanyaan tertutup dengan pilihan benar dan
salah yang berjumlah 20 pertanyaan
Nilai 1 diberi untuk jawaban yang benar
Nilai 0 diberi untuk jawaban yang salah
Skor maksimal adalah adalah 20 dan skor minimal adalah 0
Ukuran tingkat pengetahuan:
Baik, apabila > 75% dari skor total
Cukup, apabila 40 – 75% dari total skor
2. Sikap Suami
Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert
yang terdiri dari 5 katagori yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS
(Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) (Riduwan, 2005). Sikap diukur
melalui15 pertanyaan dengan memberikan skor terhadap masing-masing
pertanyaan yaitu :
1. Untuk pernyataan negatif (pernyataan no 3,5,10,13,15)
SS : Sangat Setuju, skornya 1
S : Setuju, skornya 2
N : Netral, skornya 3
TS : Tidak Setuju, skornya 4
STS :Sangat Tidak Setuju, skornya 5
2. Untuk pernyataan positif (pernyataan no. 1,2,4,6,7,8,9,11,14):
SS : Sangat Setuju, skornya 5
S : Setuju, skornya 4
N : Netral, skornya 3
TS : Tidak Setuju, skornya 2
STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1
Berdasarkan total skor yang diperolehnya maka sikap suami tentang
asuhan kehamilan dikatagorikan sebagai berikut:
Tingkat sikap baik, apabila > 75% dari skor total
Tingkat sikap cukup, apabila apabila 40 – 75% dari total skor
3. Partisipasi suami
Pengukuran tentang partisipasi berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan
selalu, kadang-kadang dan tidak pernah yang berjumlah 10 pertanyaan.
Skor maksimal adalah 20 dan skor minimal adalah 0
Nilai 2 diberi untuk jawaban selalu
Nilai 1 diberi untuk jawaban kadang-kadang
Nilai 0 diberi untuk jawaban tidak pernah
Tingkat partisipasi baik, apabila > 75% dari skor total
Tingkat partisipasi cukup, apabila apabila 40 – 75% dari total skor
Tingkat partisipasi kurang, apabila < 40% dari total skor
3.9 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.9.1 Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan
dalam pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara
memeriksa kembali jawaban yang kurang.
b. Coding
Teknik ini dilakukan dengan memberi tanda atau klasifikasi pada
c. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan,
data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis
dengan mengunakan SPSS
3.9.1 Analisa Data
Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menggambarkan
(mendeskripsikan) masing-masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sitiotio 4.1.1 Geografis
Puskesmas Sitiotio adalah salah satu puskesmas di kecamatan Sitiotio
Kabupaten Samosir. Wilayah kerjanya meliputi: Desa Janjiraja, Desa Holbung,
Desa Sabulan, Desa Buntu Mauli, Desa Cinta Maju, Desa Tamba Dolok.
Batas-batas wilayahnya adalah:
Utara : berbatasan dengan Kecamatan Mogang
Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir
Timur : berbatasan dengan Kecamatan Harian
Barat : berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan
4.1.2 Data Kependudukan
Jumlah penduduk tahun 2008 adalah 8.361 jiwa. Jumlah penduduk
laki-laki adalah 3.874 jiwa dan perempuan adalah 4.487 jiwa.
4.2 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.
Karateristik Responden n %
Umur:
- 20-35 tahun 44 80
- > 35 tahun 11 20
Pendidikan :
- SD 4 7.3
- SLTP 12 21.8
- SLTA 38 69.1
- Universitas 1 1.8
Sumber Informasi
- Petugas 25 45.5
- Tv/Radio/Media massa 3 5.5
- Teman/Keluarga 13 23.6
- Pengalaman 14 25.4
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden di wilayah kerja
Puskesmas Sitiotio dilihat dari umur paling banyak berumur 20-35 tahun yaitu
sebesar 44 orang (80%) dan yang berumur > 35 tahun yaitu sebesar11 orang
(20%), dilihat dari pendidikan paling banyak tingkat pendidikan SLTA yaitu
sebesar 38 orang (69.1%) dan paling sedikit tingkat pendidikan Universitas
sebanyak 1 orang (1.8%), sedangkan dilihat dari sumber informasi yang diperoleh
paling banyak dari petugas yaitu sebesar 25 orang (45.5%) dan paling sedikit dari
tv, radio, media massa yaitu sebesar 3 orang (5.5%)
4.3 Pengetahuan Suami Tentang Asuhan Kehamilan
Pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan terkategori atas tiga yaitu
baik, sedang, dan kurang. Pengetahuan meliputi kehamilan, periksa hamil, nutrisi
untuk ibu hamil, aktifitas dan dukungan. Secara rinci dapat dilihat tingkat
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.
Pengetahuan n %
Baik 18 32.7
Cukup 26 47.3
Kurang 11 20
Total 55 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang asuhan
kehamilan pada responden yaitu 26 orang (47.3%) yang mempunyai pengetahuan
cukup, yang mempunyai pengetahuan baik 18 orang (32,7%) dan yang
mempunyai pengetahuan kurang 11 orang (20%).
Tabel 4.3 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.
Umur
Pengetahuan Jumlah
n %
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa dari 44 responden dengan umur
20-35 tahun memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak
17 orang (38.6%), dari 11 responden dengan umur >35 tahun memiliki
pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 9
Tabel 4.4 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.
Pendidikan
Pengetahuan Jumlah
n %
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa dari 4 responden dengan pendidikan
SD memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 4
orang (100%), dari 12 responden dengan pendidikan SLTP memiliki pengetahuan
paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (66.7%),
dari 38 responden dengan pendidikan SLTA memiliki pengetahuan paling banyak
pada kategori pengetahuan cukup yaitu 18 orang (47.4%), sedangkan dari 1
responden dengan pendidikan Universitas memiliki pengetahuan baik yaitu 1
orang (100%).
Tabel 4.5 Tabel Silang Sumber informasi dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.
Sumber Informasi
Pengetahuan Jumlah
n %
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa dari 25 responden yang mendapat
(60%), dari 3 responden yang mendapat informasi dari Tv/Radio/Media massa
paling banyak memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 2 orang (66.7%), dari
13 responden yang mendapat informasi dari teman/keluarga paling banyak
memiliki pengetahuan dengan kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 6 orang
(46.2%), sedangkan dari 14 responden yang mendapatkan informasi dari
pengalaman paling banyak memiliki pengetahuan dengan kategori cukup yaitu 10
orang (71.4%).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010.
Pernyataan Benar n %
Salah n %
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan pada saat ibu/istri terlambat menstruasi
42 76.4 13 23.6
Pemeriksaan kehamilan yang sehat atau tidak ada komplikasi atau kelainan tidak perlu dilakukan
26 47.3 29 52.7
Sering kencing pada kehamilan lebih dari 8 bulan disebabkan karena pendesakan kepala bayi ke jalan lahir yang menekan kandung kemih ibu
37 67.3 18 32.7
Makanan yang mahal nilai gizinya tinggi bagi ibu hamil
27 49.1 28 50.9
Mual dan muntah dipagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan dapat dikurangi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti makanan bersantan
42 76.4 13 23.6
Ibu yang menderita anemia/ kurang darah selama kehamilan mudah terkena penyakit dan perdarahan pada waktu melahirkan
35 63.6 20 36.4
Istirahat yang cukup (paling sedikit 1 jam pada siang hari) sangat baik untuk kesehatan ibu hamil
50 90.9 5 9.1
Pakaian yang ketat bisa mengakibatkan resiko varises pada kehamilan
26 47.3 29 52.7
Perawatan payudara dipersiapkan untuk masa menyusui
40 72.7 15 27.3
Ibu hamil yang mengalami tekanan psikis secara terus menerus akan mengganggu pertumbuhan bayi yang dikandungnya
32 58.2 23 41.8
Hipertensi, kaki bengkak, perdarahan infeksi merupakan komplikasi dalam kehamilan
Lanjutan Tabel 4.6
3 Terlambat adalah: terlambat mengambil keputusan, terlambat ketempat pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan medis
38 69.1 17 30.9
Suami SIAGA adalah Suami siap antar jaga. 47 85.5 8 14.5 Pemeriksaan kehamilan sesuai standar
adalah minimal 4x selama hamil pada hamil normal
31 56.4 24 43.6
Mengkonsumsi tembakau dan alcohol dapat merangsang pertumbuhan berat badan janin
25 45.5 30 54.5
Ibu hamil sebaiknya menggunakan kutang / BH yang menopang
37 67.3 18 32.7
Hubungan seksual tidak dapat dilakukan bila ibu sedang hamil
11 20 44 80
Setiap pemeriksaan kehamilan menimbang berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau keadaan ibu
11 20 44 80
Dukungan dari suami dapat menghilangkan rasa tisak nyaman pada ibu hamil
5 9.1 50 90.9
Pemeriksaan dengan USG dapat dilakukan untuk memantau keadaan janin
16 29.1 39 70.9
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat pada umumnya suami sudah mengetahui
pemeriksaan kehamilan dilakukan pada saat ibu tidak menstruasi yaitu 76.4%
sedangkan pemeriksaan kehamilan bila tidak ada komplikasi tidak perlu dilakukan
dijawab dengan benar sebanyak 52.7%. Pada perawatan kehamilan dengan
menganjurkan ibu untuk istirahat minimal 1 jam pada siang hari pada umumnya
diketahui responden dengan menjawab benar sebanyak 90.1%. Komplikasi selama
kehamilan seperti hipertensi, kaki bengkak serta perdarahan pada umumnya
diketahui suami yaitu 58.2% menjawab benar. Pemeriksaan kehamilan sesuai
standar adalah minimal 4x selama hamil pada hamil normal sudah diketahui
dengan menjawab benar sebanyak 56.4%. Setiap pemeriksaan kehamilan
menimbang berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau