• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higiene Sanitasi dan Analisa Eschericia coli Pada Minuman Es Kelapa Muda Yang Dijual Di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Higiene Sanitasi dan Analisa Eschericia coli Pada Minuman Es Kelapa Muda Yang Dijual Di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Eschericia coli

PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:

NIM. 081000021

SYAFNITA ANGGRAINY LUBIS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Eschericia coli

PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 081000021

SYAFNITA ANGGRAINY LUBIS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Minuman es kelapa muda banyak dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota.Minuman es kelapa muda adalah minuman tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat. Minuman es kelapa muda dapat tercemar oleh Eschericia coli, apabila cara pengolahannya yang tidak baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan Eschericia coli pada minuman es kelapa muda dan higiene sanitasi pengelolaan minuman es kelapa muda di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota tahun 2012.

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskiptif dengan melihat gambaran higiene sanitasi dan analisa laboratorium untuk mengetahui jumlah kandungan bakteri Eschericia coli pada minuman es kelapa muda.Sampel yang diambil adalah es batu 1 sampel, minuman kelapa muda 1 sampel, dan minuman kelapa muda ditambah jeruk kasturi 1 sampel dari 5 pedagang yang menjadi objek penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi pengolahan minuman es kelapa muda yang dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota tidak memenuhi syarat kesehatan. Minuman kelapa muda tanpa jeruk 3 dari 5 sampel yang diperiksa mengandung E. coli, pada minuman kelapa muda pakai jeruk tidak mengandung E. coli, dan pada es batu 3 dari 5 sampel yang diperiksa mengandung E. coli.

Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar memberikan penyuluhan dan kursus kepada pengelola dan penjamah minuman es kelapa muda yang dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota tentang hygiene sanitasi makanan jajanan.

(4)

ABSTRACT

Coconut ice drink almost was sold in Taman Teladan Kecamatan Medan Kota. Coconut ice drinkisa traditionaldrink which is favored by many people. Coconut ice drink could be contaminated by escherichia coli if the making process was not good.

The purposeof this research was to determine thecontent ofEscherichiacoliinthe coconut ice drink and sanitation hygiene of the coconut icedrink making process in Taman Teladan Kecamatan Medan Kota in the year 2012. The type of this research was descriptive survey by observing sanitation hygiene and laboratoryanalisis to determinethecontent ofEscherichia coli in the coconut ice drink. The samples taken are onesampleof ice cubes, one sample coconut ice drink without lime, and one samplecoconut ice drink with lime, fromfivetraders as the objectof research.

The result provedthatsanitation ofcoconut ice making process soldinTaman Teladan Kecamatan Medan Kota was unappropriate based on health quality. Three of five samples of coconut ice without lime were found Escherichiacoli. Coconut ice withlime were not foundEscherichiacoliandthree of five samples of ice cubes were found Escherichiacoli.

For the medan city health department to provide counseling and course to the traders and handler of coconut ice drink who sell in Taman Teladan Kecamatan Medan Kota about food hygiene and sanitation.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syafnita Anggrainy Lubis

NIM : 081000021

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Alamat Rumah : Jln. Turi No. 37, Medan

Alamat Orang Tua : Simp. RS. Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa,

Kabupaten Simalungun

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1996-2002 : SD Negeri 091496Tanah Jawa

2. Tahun 2002-2005 : SMP N 2 Raya Tanah Jawa

3. Tahun 2005-2008 : SMA N 3Pematang Siantar

4. Tahun 2008-2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

ridho-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsidengan judul“Higiene Sanitasi dan Analisa Eschericia coli Pada Minuman Es Kelapa Muda Yang Dijual Di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012”.Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan

serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

yang setulusnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU.

3. Ir. Indra Chahaya, MSiselaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dalam rangka terwujudnya penulisan skripsi ini.

4. Dr. dr. Wirsal Hasan, MPH selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Penguji I Penulis yang telah banyak memberikan petunjuk serta bimbingan

kepada penulis.

5. Dr. Erna Mutiara, Ir. M. Kesselaku dosen pembimbing akademik penulis. 6. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MSselaku Dosen Penguji II dan dr. Surya

(7)

7. Seluruh Dosen dan pegawai administrasi di lingkungan FKM USU khususnya

Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU dan Kak Dianyang telah sabar memberi masukan serta membantu penulis dalam segala urusan

administrasi.

8. Ayahanda Azahari Lubis dan ibunda Juli Astuti Tanjung yang tiada henti memberikan kasih sayang, mendoakan penulis tiada henti, serta selalu

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam menuliskan

skripsi ini.

9. Kakak penulis Isnainy Azhany Lubis, SEdan adik penulis Faiz Azhar Lubisyang telah memberikan dorongan dan semangat serta doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman-teman dari peminatan Kesehatan Lingkungan Nurul, Juwita, Vina Annisa, Nila, Heni, Rudi, Rizky, Rikky, Vonny, Rinaldi, Khadizah, Mala, Budi, Melli, Putra, Riga Absyah, Indra Kurniawan, Dikri, Dipo, Baim, Eva,

dan teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satuyang telah banyak

membantu dalam memberikan saran dan kritik yang membangun sehingga

menambah inspirasi penulis untuk penulisan skripsi ini.

11.Teman-teman stambuk 2008 FKM USU Diba, Diza, Oza,Nia, Jepri, Aziz serta teman-teman lainnya yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

(8)

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, Juli 2012

(9)

DAFTAR ISI

2.2.1 Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman ... 9

2.3 Kelapa ... 15

2.3.1 Gambaran Umum dan Karakteristik Kelapa Muda ... 15

2.3.2Aneka Olahan Kelapa ... 16

2.3.3Proses Pembuatan Minuman Es Kelapa Muda ... 18

2.3.4 Manfaat Minuman Kelapa Muda ... 19

2.6.1. Sifat-sifat Escherichia Coli ... 26

2.7 Penyakit Yang Ditularkan Melalui Makanan dan Minuman ... 26

2.7.1 Keracunan Makanan ... 26

2.7.2 Penyakit Bawaan Makanan ... 27

2.8 Persyaratan Kesehatan Makanan dan Minuman Jajanan ... 28

2.8.1 Persyaratan Makanan dan Minuman Jajanan ... 28

2.8.2Persyaratan Kesehatan Lokasi Jajanan ... 29

2.9 Peranan Mikroba Dalam Makanan Terhadap Kesehatan ... 30

2.10 Pentingnya Higiene dan Sanitasi Makanan ... 34

(10)

2.12 Kerangka Konsep ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.5 Pelaksanaan Penelitian... 41

3.5.1 Bahan dan Peralatan ... 41

3.5.2 Cara Pengambilan Sampel ... 41

3.5.3 Teknik Penetapan Bakteri Escherichia Coli ... 42

3.6 Defenisi Operasional ... 47

3.7 Aspek Pengukuran / Observasi ... 48

3.8 Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden ... 50

4.2 Prinsip-Prinsip Higiene Sanitasi Dalam Pengelolaan Minuman Es Kelapa Muda... 52

4.4 Hasil Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Minuman Kelapa Muda Tanpa Jeruk, Minuman Kelapa Muda Tambah Jeruk, dan Es Batu... 57

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Pedagang Minuman Es Kelapa Muda ... 59

(11)

5.4 Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Minuman Kelapa Muda Tanpa Jeruk Kasturi, Pakai Jeruk Kasturi, dan Es Batu... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 72 6.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pedagang Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ……….. ... 50

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pedagang Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 51

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pedagang Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... ... 51

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berdagang Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 52

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Bahan Baku Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 53

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Penyimpanan Bahan Baku Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 53

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengolahan Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 54

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Penyimpanan Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 55

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Pengangkutan Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 56

(13)

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Lokasi Penjualan Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012 ... 57

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. HACCP Pengolahan Minuman Es Kelapa Muda………... 37

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi Higiene Sanitasi dan Analisa Escherichia colipada

Minuman Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan

Medan Kota Tahun 2012. ... 76

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM USU ... 80

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Balai Laboratorium

Kesehatan Daerah Medan ... 81

Lampiran 4. Hasil Analisa Laboratorium Air Kelapa Muda Tanpa Jeruk, Air Kelapa

Muda Pakai Jeruk, dan Es Batu yang Dijual di Taman Teladan

Kecamatan Medan Kota Tahun 2012... 82

Lampiran 5. Analisa Data Statistik Tentang Higiene Sanitasi Pengolahan Minuman

Es Kelapa Muda yang Dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan

Kota Tahun 2012 ... 85

Lampiran 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003

tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan ... 94

Lampiran 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum……….. 117

(16)

ABSTRAK

Minuman es kelapa muda banyak dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota.Minuman es kelapa muda adalah minuman tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat. Minuman es kelapa muda dapat tercemar oleh Eschericia coli, apabila cara pengolahannya yang tidak baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan Eschericia coli pada minuman es kelapa muda dan higiene sanitasi pengelolaan minuman es kelapa muda di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota tahun 2012.

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskiptif dengan melihat gambaran higiene sanitasi dan analisa laboratorium untuk mengetahui jumlah kandungan bakteri Eschericia coli pada minuman es kelapa muda.Sampel yang diambil adalah es batu 1 sampel, minuman kelapa muda 1 sampel, dan minuman kelapa muda ditambah jeruk kasturi 1 sampel dari 5 pedagang yang menjadi objek penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi pengolahan minuman es kelapa muda yang dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota tidak memenuhi syarat kesehatan. Minuman kelapa muda tanpa jeruk 3 dari 5 sampel yang diperiksa mengandung E. coli, pada minuman kelapa muda pakai jeruk tidak mengandung E. coli, dan pada es batu 3 dari 5 sampel yang diperiksa mengandung E. coli.

Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar memberikan penyuluhan dan kursus kepada pengelola dan penjamah minuman es kelapa muda yang dijual di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota tentang hygiene sanitasi makanan jajanan.

(17)

ABSTRACT

Coconut ice drink almost was sold in Taman Teladan Kecamatan Medan Kota. Coconut ice drinkisa traditionaldrink which is favored by many people. Coconut ice drink could be contaminated by escherichia coli if the making process was not good.

The purposeof this research was to determine thecontent ofEscherichiacoliinthe coconut ice drink and sanitation hygiene of the coconut icedrink making process in Taman Teladan Kecamatan Medan Kota in the year 2012. The type of this research was descriptive survey by observing sanitation hygiene and laboratoryanalisis to determinethecontent ofEscherichia coli in the coconut ice drink. The samples taken are onesampleof ice cubes, one sample coconut ice drink without lime, and one samplecoconut ice drink with lime, fromfivetraders as the objectof research.

The result provedthatsanitation ofcoconut ice making process soldinTaman Teladan Kecamatan Medan Kota was unappropriate based on health quality. Three of five samples of coconut ice without lime were found Escherichiacoli. Coconut ice withlime were not foundEscherichiacoliandthree of five samples of ice cubes were found Escherichiacoli.

For the medan city health department to provide counseling and course to the traders and handler of coconut ice drink who sell in Taman Teladan Kecamatan Medan Kota about food hygiene and sanitation.

(18)

`BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal diselenggarakan upaya kesehatan melalui 16 macam kegiatan, salah satu

diantaranya adalah pengamanan terhadap penyehatan makanan dan minuman (UU RI

No.23,1992).

Makanan dan minuman sangat penting bagi manusia karena merupakan

salah satu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidupnya dandi dalam makanan dan

minuman tersebut terkandung senyawa-senyawa yang diperlukan untuk memulihkan

dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh,

perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk berbagai kepentingan dalam

kehidupannya. Agar fungsi dari makanan tersebut berjalan dengan baik, maka

makanan harus mengandung zat gizi yang cukup seperti protein, karbohidrat, lemak,

vitamin dan mineral, serta bebas dari bahan-bahan berbahaya ( Kusnoputranto, 1986).

Jika ditinjau dari segi kesehatan, makanan selain berfungsi sebagai sumber

energi, zat pembangun dan zat pengatur juga mempunyai peran dalam penyebaran

penyakit.Oleh karena itu prinsip dasar sanitasi makanan diperlukan agar konsumen

dapat dilindungi kesehatannya dari bahaya kontaminasi makanan dan organisme

penyakit menular.

(19)

Menurut Purnawijayanti (2001), mikroorganisme adalah pencemar yang

harus diwaspadai karena keberadaannya dalam makanan sering tidak disadari sampai

menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan. Misalnya, kerusakan makanan

atau keracunan makanan.Jenis mikroorganisme yang sering menjadi pencemar bagian

makanan adalah bakteri, fungi, parasit, dan virus.

Sifat patogenik beberapa mikroba menjadi isu yang penting dalam

pengolahan dan penanganan bahan makanan.Mikroba seperti Salmonella dan

Escherichia coli menyebabkan infeksi, sementara Aspergillus flavus, Clostridium

botulinum, dan Staphylococcusaureus memproduksi toksin yang

berbahaya.Botulinum dikenal sebagai racun yang mematikan (anonimous, 2003).

Penyebab terkontaminasinya makanan oleh mikroba sering terjadi karena

sanitasi pengelolaan makanannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan, sehingga

makanan tersebut sebenarnya tidak bisa lagi dikonsumsi karena akan terjadi

gangguan kesehatan akibat keracunan makanan oleh mikroba. Oleh karena itu

sanitasi pengelolaan makanan dan higiene sanitasi perorangan sangat penting juga

untuk diperhatikan karena makanan dapat menjadi media penularan penyakit (Food

BorneDisease).

Berdasarkan hasil penelitian Manalu (2005) tentang Higiene Sanitasi Es

Campur Yang Dijual di Kota Medan tahun 2005, menunjukkan bahwa es campur

yang dijual oleh pedagang kaki lima di Pasar Mercu Buana dan Petisah, 2 dari 12 es

campur yang dijual telah memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan di pasar Sukaramai,

(20)

Brayan semua es campur yang dijual oleh pedagang tidak memenuhi syarat kesehatan

sebanyak 21,38 % dan >240 Escherichia coli.

Hasil penelitian Hanum (2008) pada es jagung yang dijual di kecamatan

Medan Area Kota Medan, diketahui bahwa dari 10 sampel minuman jagung yang

diperiksa menunjukkan 3 sampel minuman jagung mengandung Escherichia

colisebanyak 8,8 sampai 15 dalam 100 ml sampel dan 7 sampel minuman jagung

tidak mengandung Escherichia coli. Hasil penelitian Purnamasari (2009) pada es

cream yang dijajakan selama 7 jam di Kecamatan Medan Petisah ternyata seluruhnya

(100%) ditemukan bakteri Escherichia colipada kisaran 2.2 per 100 ml sampel hingga

96 per 100 ml sampel. Sedangkan hasil penelitian Sari (2009) pada minuman cincau

hijau yang dijual di pasar raya kota Padang seluruhnya mengandung bakteri

Escherichia coliyaitu berkisar dari 96 sampai 240 koli tinja per 100 ml sampel.

Pada daerah Taman Teladan Kecamatan Medan Kota ini banyak penjual

minuman es kelapa muda yang konsumennya juga cukup banyak. Minuman kelapa

yang disukai oleh banyak orang terbuat dari air dan daging kelapa mudadengan

bahan-bahanyang lain yaitugula putih, jeruk kasturi dan es batu. Tidak kecil

kemungkinan es kelapa muda dapat tercemar oleh beberapa jenis mikroba apabila

cara pengolahannya tidak memenuhi syarat standar kesehatan. Misalnya higiene

sanitasi pengolahan es kelapa muda yang tidak baik, begitu juga dengan air yang

digunakan bukan air yang bersih. Mikroba yang dapat ditemukan pada makanan ini

adalah jenis bakteri Coliform dan Escherichia coli. Namun, yang paling banyak

ditemukan pada umumnya adalah bakteri Escherichia coli, karena pengolahannya

(21)

Escherichia coli atau yang biasa disingkat E. Coli, merupakan salah satu

jenis spesies utama bakteri gram negatif yang termasuk dalam famili

Enterobacteriaceae, berbentuk batang dan tidak membentuk spora. E. Coli ini

sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di

lingkungan sekitar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa

E.Coli tipe 0157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada

manusia ( Arisman, 2009). Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator

sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau

tidak. Keberadaan E. Coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi

tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit ( patogen ) pada pangan ( Rahayu, 2007).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan bahwa minuman

jajanan yang dijual adalah jenis minuman es kelapa muda yang menggunakan tempat

usaha sendiri. Minuman es kelapa muda tersebut dapat tercemar oleh E. Coliyang

mana keberadaan E. Coli menunjukkan adanya pencemaran tinja pada minuman.

Adanya E. Coli dapat terjadiakibat dari higiene dan sanitasi pengolahannya yang

kurang baik. Seperti, tidak mencuci tangan sebelum pengolahan minuman es kelapa

muda,dan menggunakan air minum tidak matang yang sumber air nyaberasal tidak

jauh dari pembuangan akhir tinja. Serta lokasi penjualan minuman es kelapa muda

terletak tidak jauh dari pinggir jalan.

Berdasarkan adanya kemungkinan minuman es kelapa muda yang dijual oleh

pedagang tersebut mudah terkontaminasi,maka penulis ingin mengetahui kualitas

minuman es kelapa muda secara bakteriologis dan higiene sanitasi pengelolaannya

(22)

No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang persyaratan makanan jajanan dan Permenkes

No 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang kualitas air minum.

1.2. Perumusan Masalah

Keberadaan Escherichia colidalam makanan dan minuman menjadi indikator

sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau

tidak.Es kelapa muda merupakan minuman umum yang banyak disukai

masyarakat.Oleh karena itu perlunya diketahui apakah minuman es kelapa muda

terkontaminasi/tercemar dengan melihat keberadaan Escherichia coli.

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan Escherichia coli pada minuman es kelapa muda

dan higiene sanitasi pengelolaan minuman es kelapa muda di Taman Teladan

Kecamatan Medan Kota tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui higiene sanitasi pemilihan bahan baku minuman es

kelapa muda.

2. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyimpanan bahan baku minuman es

kelapa muda.

3. Untuk mengetahui higiene sanitasi pengolahan minuman es kelapa muda.

4. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyimpanan minuman es kelapa muda.

5. Untuk mengetahui higiene sanitasi pengangkutan minuman es kelapa muda.

6. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyajian minuman es kelapa muda.

(23)

8. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli pada minuman

es kelapa muda.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi instansi yang terkait untuk meningkatkan upaya

penyehatan makanan dan minuman.

2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang keamanan dalam mengkonsumsi

makanan dan minuman.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi

Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk

melindugi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang

bagianmakanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan

(Depkes RI, 2004).

Higiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada

usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut

berada (Widyati, 2002).

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk

keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadai sampah agar

tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah suatu upaya

pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan

lingkungan hidup manusia ( Widyati, 2002).

Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat

kaitannya. Misalnya Higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi

sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih,maka mencuci

(25)

2.2. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan

kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari

segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum

makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,

sampai pada saat di mana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan

kepada masyarakat atau konsumen (Depkes RI, 2004 ). Menurut Kusnoputranto

(1986), sanitasi makanan ini bertujuan untuk :

1. Menjamin keamanan dan kemurnian makanan.

2. Mencegah konsumen dari penyakit.

3. Mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.

4. Mengurangi kerusakan/pemborosan makanan.

Di dalam upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus

diperhatikan, yaitu sebagai berikut ( Chandra, 2007 ) :

1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang diproduksi.

2. Kebersihan individu dalam pengolahan makanan.

3. Keamanan terhadap penyediaan air.

4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.

5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,

penyajian dan penyimpanan.

(26)

2.2.1 Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan

harus ditangani dan di kelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.

Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan

berdasarkan kaidah-kaidah dari prinsip higiene dan sanitasi makanan. Prinsip-prinsip

ini penting untuk diketahui karena berperan besar sebagai faktor kunci keberhasilan

usaha makanan. Menurut Depkes RI 2004, enam prinsip makanan dan minuman,

yaitu :

1. Pemilihan Bahan Makanan

Bahan makanan yang akan diolah terutama yang mengandung protein

hewani seperti daging, susu, ikan/udang, dan telur harus dalam keadaan baik

dan segar. Demikian pula bahan sayur harus dalam keadaan segar dan tidak

rusak, begitu juga dengan bahan makanan lainnya keadaannya tidak boleh

berubah bentuk, warna atau rasa. Salah satu upaya mendapatkan bahan

makanan yang baik adalah dengan menghidari penggunaan bahan makanan

yang berasal dari sumber yang tidak jelas (liar) karena kurang dapat

dipertanggungjawabkan secara kualitasnya (purawidjaja, 1995).

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan

makanan agar tidak lekas rusak. Salah satu contoh tempat penyimpanan

makanan yang baik adalah lemari es atau freezer. Freezer sangat membantu di

dalam penyimpanan bahan makanan jika dibandingkan dengan tempat

(27)

Freezer tidak mengubah penampilan, cita rasa dan tidak pula merusak nutrisi

bahan makanan yang disimpan selama batas waktu penyimpanan (

Sumoprastowo, 2000).

Makanan yang cepat membusuk seperti daging, ikan, susu, dan telur

disimpan pada tempat khusus sesuai suhu yang ditetapkan dan diusahakan

adanya sirkulasi udara/ventilasi, untuk bahan lainnya pada tempat yang tidak

terjangkau tikus, serangga, dan binatang pengganggu lainnya. Sedangkan

untuk rempah-rempah dan kacang-kacangan lebih baik disimpan di tempat

yang kering dan dalam wadah yang telah diatur kelembabannya agar tidak

mudah tumbuh spora (Mukono, 2008).

3. Pengolahan Makanan.

Pada proses atau cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu

mendapat perhatian, yaitu :

a. Tempat pengolahan makanan.

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan

diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dengan dapur. Dapur

mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pengolahan

makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus

selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang memenuhi syarat-syarat

kesehatan antara lain ( Azwar, 1996) :

1. Selalu dalam keadaan bersih.

2. Mempunyai cukup persediaan air bersih untuk mencuci.

(28)

4. Mempunyai bak pencuci tangan dan alat-alat yang dipergunakan.

5. Mempunyai tempat sampah.

6. Alat-alat dapur selalu dalam keadaan bersih.

7. Mempunyai ventilasi yang cukup guna memasukkan udara segar serta

mengeluarkan asap serta mengeluarkan bau makanan yang kurang

sedap.

8. Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan yang baik, artinya

sampai tidak tercemar oleh debu, tidak menjadi sarang serangga atau

tikus.

9. Tidak meletakkan zat-zat yang berbahaya ( misalnya insektisida )

berdekatan dengan bumbu dapur.

10.Mempunyai alat pencegah kebakaran.

b. Tenaga pengolah makanan/penjamah makanan.

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan

dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,

pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian ( Depkes RI,

2006).

Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan

sangatlah besar perannya. Penjamah makanan ini berpeluang untuk

menularkan penyakit. Beberapa infeksi yang ditularkan melalui

penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan

melalui hidung dan tenggorokan, Clostridium perfringens,

(29)

penjamah makanan harus selalu dalam keadaan sehat dan terampil

(Purawidjaja, 1995).Syarat yang ditetapkan pada penjamah makanan

sangat banyak, sekurang-kurangnya adalah :

1. Tidak sedang menderita penyakit infeksi apapun ( kulit, paru-paru,

saluran pencernaan, dan lain sebagainya ).

2. Bukan carrier dari suatu penyakit infeksi.

3. Mengetahui tentang higiene, misalnya selalu membersihkan badan dan

pakaian sebelum menyentuh bahan makanan, menggunakan sabun

serta air hangat dalam membersihkan benda-benda yang berhubungan

dengan makanan, mencuci tangan segera setelah keluar dari kamar

kecil, tidak meludah, tidak bersin, tidak batuk atau merokok ketika

mengolah makanan, menggunakan tutup mulut, hidung dan tutup

kepala, dan lain sebagainya.

4. Sebaiknya, terhadap orang yang langsung dan erat hubungannya

dengan bahan makanan, seperti tukang masak misalnya, dilakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala ( Azwar, 1996).

c. Cara pengolahan makanan

Menurut Purawidjaja (1995), tujuan pengolahan bahan makanan

adalah agar terciptanya makanan yang memenuhi syarat kesehatan,

mempunyai cita rasa yang sesuai serta mempunyai bentuk yang merangsang

selera. Cara pengolahan makanan yang baik adalah tidak terjadinya

(30)

mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau

disebut GMP ( Good Manufacturing Practice ).

4. Pengangkutan Makanan

Makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan memerlukan

pengangkutan makanan untuk disimpan dan disajikan. Pengangkutan makanan

perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga,

debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat,dan tidak

berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur

suhunya dalam keadaan panas 600C atau tetap dingin 40C (Purawidjaja, 1995).

5. Penyimpanan Makanan Masak

Kualitas makanan yang diolah sangat dipengaruhi oleh suhu. Namun

demikian di dalam perkembangan bakteri tersebut masih pula ditentukan oleh

jenis makanan yang sesuai atau jenis makanan yang cocok sebagai media

pertumbuhannya. Untuk itu perlu diperhatikan teknik penyimpanan makanan

yang baik, ditujukan untuk mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri

patogen, mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan.

Menurut Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003, syarat penyimpanan

makanan jadi yaitu :

a. Terlindung dari debu, bahan kimia yang berbahaya, serangga dan hewan.

b. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,50C atau lebih atau

disimpan dalam suhu dingin 40C atau kurang.

c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama ( > 6 jam )

(31)

6. Penyajian/Penjaja Makanan

Penyajian/penjaja makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan

makanan. Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar

makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam

kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta selalu

senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya, tangan penyaji tidak

boleh kontak langsung dengan makanan yang disajikan (Purawidjaja, 1995).

Untuk meningkatkan mutu makanan jajanan, perlengkapan/sarana penjaja

disarankan juga memenuhi syarat kesehatan, antara lain (Depkes RI, 2003) :

a. Mudah dibersihkan.

b. Harus terlindungi dari debu dan pencemar.

c. Tersedia tempat untuk :

- Air bersih

- Penyimpanan bahan makanan

- Penyimpanan makanan jadi/siap

- Penyimpanan peralatan

- Tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)

Selain itu dalam penyajian/penjajaan makanan hal yang juga harus

diperhatikan adalah lokasi penjualan yang mana juga harus memenuhi syarat

kesehatan, antara lain :

a. Lokasi usaha harus jauh atau minimal 500m dari sumber pencemar.

b. Lokasi usaha terhindar dari serangga.

(32)

d. Lokasi usaha dilengkapi fasilitas sanitasi air bersih, tempat penampungan

sampah, saluran pembuangan air limbah, dan sebagainya.

2.3. Kelapa

2.3.1. Gambaran Umum dan Karakteristik Kelapa Muda

Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan

atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos.Tumbuhan ini dimanfaatkan

hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba

guna.Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini

(wikipedia.com).

Luas areal perkebunan kelapa di Indonesiasebagian besar diusahakan sebagai

perkebunanrakyat yang tersebar di seluruh pelosokNusantara dengan rincian pulau

Sumatera32,90%, Jawa 24,30%, Sulawesi 19,30%, Kepulauan Bali, NTB dan NTT

8.20%, Maluku danPapua 7,80%, dan Kalimantan 7,50% (Nogoseno,2003).

Berdasarkan data tahun 2001 luas arealperkebunan kelapa telah mencapai

3.690.832dengan produksi 3.032.620 ton kopra (Djunaedi,2003) atau 15.163.100.000

butir kelapa (1 kg kopra= 5 butir kelapa).Pada saat tanam, kepadatan tanaman

kelaparata-rata hanya 110 pohon/ha , tetapi ketikatanaman sudah dewasa dan tua

mungkin hanyasekitar 80% dari populasi awal. Sebab menurutAllolerung dan

Mahmud (2003) kelapa tua perludiremajakan karena tua dan rusak jika beradapada

kisaran 20%. Jadi yang tersisa sekitar 88pohon, sehinggatotal tanaman kelapa

jikamenggunakan data luas areal tahun 2001,sebanyak 3.690.832 x 88 pohon =

(33)

Buah kelapa muda merupakan salah satu produk tanaman tropis yang unik

karena disamping komponen daging buahnya dapat langsung dikonsumsi, juga

komponen air buahnya dapat langsung diminum tanpa melalui pengolahan. Keunikan

ini ditunjang oleh sifat fisik dan komposisi kimia daging dan air kelapa, sehingga

produk ini banyak digemari konsumen baik anak-anak maupun orang

dewasa.Ditinjau dari wilayah penyebarannya, tanaman kelapa menyebar di seluruh

pelosok tanah air.Oleh karena itu bagi masyarakat pedesaan mengkonsumsi kelapa

muda dapat dilakukan sesaat setelah panen.Akan tetapi bagi masyarakat perkotaan

mengkonsumsi buah kelapa muda dapat diperlukan waktu untuk membeli di

pasar-pasar tradisional atau di pinggiran jalan raya yang menjual kelapa muda, sehingga

seringkali kesegarannya telah berkurang yang menyebabkan citarasa khas kelapa

muda tidak diperoleh. Oleh karena itu diperlukan upaya pengolahan untuk

mempertahankan mutunya, sehingga citarasa khas buah kelapa muda dapat juga

dinikmati oleh konsumen yang jauh dari sentra-sentra produksi kelapa.

2.3.2. Aneka Olahan Kelapa 1. Air Kelapa

Selain dapat dimanfaatkan langsung sebagai minuman segar dengan berbagai manfaat

yang terkandung didalamnya, air kelapa dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai

macam produk yaitu :

a. Sari kelapa Nata De coco

b. Coco Vinegar

c. Kecap Kelapa

(34)

2. Daging Kelapa

Secara tradisional daging kelapa dimanfaatkan sebagai bahan masakan dibuat

santan atau minyak kelapa dengan cara sederhana. Dalam industri daging kelapa

dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi :

a.Daging Kelapa Parut 1. Minyak kelapa

2. Low Fat Desicated Coconut

3. Cocomix , dapat diolah lebih lanjut sebagai :

3.1. Concentrated cocomix

3.1.1. Virgin oil, digunakan sebagai bahan kosmetik

3.1.2. Skim milk

3.2. Skimmilk, digunakan sebagai bahan Coco shake

b.Kulit Ari DagingKelapa

Dalam industri, kulit ari daging kelapa kelapa ini dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pembuatan :

1. Semi Virgin Oil

2. Coco shake

c.Kopra

Pemanfaatan daging kelapa sebagai kopra sudah banyak dilakukan, hasil

pengolahan lanjutannya berupa :

1. Minyak Kelapa

1.1. Minyak goreng

(35)

2. Bungkil Kelapa, dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak

3. Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa diproses lebih lanjut yaitu dengan pembakaran menjadi

Arang. Arang tempurung kelapa itu sendiri dimanfaatkan lebih lanjut sebagai :

1. Tepung Arang

2. Karbon Aktif

2.3.3. Proses Pembuatan Minuman Es Kelapa Muda

Sampai saat ini pembuatan minuman es kelapa muda masih dilakukan dalam

skala yang kecil sebagai industri rumah tangga dengan teknologi yang sangat

sederhana, tradisional, dan tetap turun-temurun.

1. Bahan-bahan

a. Kelapa muda

b. Es batu

c. Gula putih

d. Air

e. Jeruk kasturi

2. Alat-alat yang digunakan

a. Parang

b. Wadah

c. Sendok Pengerok

3. Cara pembuatan minuman es kelapa muda

Beberapa buah kelapa dikupas, dibelah dan airnya ditampung. Air kelapa

(36)

Campuran air kelapa tersebut ditambah air gula dan es batu secukupnya

selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah (termos) yang telah disediakan.

Kemudian disajikan ke dalam gelas.

2.3.4. Manfaat Minuman Kelapa Muda

Berbeda dengan buah kelapa tua yangpemanfaatannya sangat beranekaragam,

dagingbuah kelapa muda umur delapan bulanumumnya hanya terbatas sebagai bahan

bakuuntuk minuman es kelapa. Sedangkan air kelapamuda dikonsumsi langsung

sebagai minumansegar bersama dengan daging buahnya ataudicampur buah-buahan

segar lainnya. Komponendaging buah dan air kelapa mengandung potensigizi yang

cukup baik.Hasil analisiskimia daging buah kelapa muda, menunjukkan kadarair

cukup tinggi di atas 80% dan kadar lemak diatas 5%. Jika dibandingkan dengan

produktanaman hortikultura, maka kadar air, lemak danprotein daging buah kelapa

muda mendekatikomposisi buah alpokat, yakni kadar air 84,3%, lemak 6,5% dan

protein 0,9% (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1981). Selain itu daging buah

kelapa muda mengandung karbohidrat, serat kasar, galaktomanan, fosfolipida serta

sejumlah makro dan mikromineral.

Air kelapa muda dikenal sebagai minuman yang banyak khasiatnya, seperti

membunuh cacing perut, minuman yang baik bagi penderita kolera (Woodroof,

1979), mengurangi gatal-gatal yang disebabkan oleh penyakit cacar dan berbagai

penyakit kulit lainnya (Ketaren dan Djatmiko, 1978). Hal ini disebabkan karena

secara alami, air kelapa muda mempunyai komposisi mineral dan gula yang

sempurna sehingga mempunyai kesetimbangan elektrolit yang sempurna, sama

(37)

Jepang yang berada di Sumatera dan orang Inggris di Sri Lanka menggunakan air

kelapa muda sebagai pengobatan alternatif pada kasus wabah kolera (Kumar, 1995).

Selanjutnya air kelapa muda memiliki unsur kalium (K) yang tertinggi, mencapai

7.300 mg/l. Oleh karena itu air kelapa muda berperan penting dalam meningkatkan

frekwensi buang air kencing dan membantu mengeliminasi obat-obat dan

antibodi-antibodi lain yang biasanya digunakan pada kasus-kasus infeksi. Selain itu membantu

mempercepat absorpsi obat-obat dengan cara mempercepat konsentrasinya dalam

darah dan juga sebagai penangkal penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kecanduan

alkohol dan merokok (Kumar, 1995). Tim peneliti yang diketuai Dr. T. Rajamohan

dan Dr. P. Anurag percaya kalau air kelapa muda dapat menolong penderita jantung

karena di dalamnya mengandung kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)

(Indo Asian News Service, 2002).Air kelapa muda yang dicampur dengan satu

sendok teh madu merupakan campuran yang efektif yang dapat menguatkan

pusat-pusat saraf seks. Selanjutnya dengan mencuci muka dengan air kelapa muda setiap

hari merupakan salah satu cara untuk menghilangkan jerawat dan bintik-bintik hitam

serta mencegah timbulnya keriput (Kumar, 1995).

2.4. Mikroba Pada Makanan

2.4.1. Jenis-jenis Mikroba Pada Makanan

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil, biasanya

bersel tunggal dan secara individual tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Mikroba hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Sherrington, 1992).

Akibat mikroorganisme yang tersebar luas di alam lingkungan, produk

(38)

mikroorganisme karena bahan pangan tersebut juga sebagai sumber makanan bagi

perkembangan mikrororganisme (Buckle, 1987).

Kelompok mikroorganisme yang umunya berhubungan dengan bahan pangan

adalah bakteri, jamur, dan virus. Jenis-jenis mikroorganisme tersebut antara lain :

1. Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata,

tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme tersebut akan tampak. Ukuran

bakteri berkisar antara panjang 0,5 – 10 µ dan lebar 0,5 – 2,5 µ tergantung dari

jenisnya. Hampir semua bakteri mempunyai struktur yang sama walaupun bentuknya

berbeda.

Berdasarkan morfologisnya, bakteri dibagi atas empat golongan yaitu :

a. Bentuk bulat atau cocci (coccus)

b. Bentuk batang atau bacili (baccilus)

c. Bentuk spiral atau spirilli (spirillum)

d. Bentuk koma atau vibrios (vibrio)

Satu sifat yang penting dalam hubungannya dengan mikrobiologi pangan

adalah kemampuan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi struktrur internal yaitu

endospora. Spora – spora ini tahan terhadap kedaaan fisik atau kimiawi yang ekstrim

seperti suhu, kekeringan dan bahan – bahan kimia pembasmi kuman dan dapat

bertahan dalam kedaaan tidur untuk beberapa tahun.

2. Jamur

Jamur merupakan mikroorganisme yang multiseluler dan tidak berklorofil.

(39)

saprofit. Ada jamur yang bersel tunggal dan membelah diri secara bertunas yang

disebut khamir.

Khamir mempunyai peranan penting dalam industri makanan. Banyak

kegiatannnya dalam makanan memang dikehendaki dan banyak dimanfaatkan dalam

pembuatan bir, anggur, minuman keras, roti dan produk makanan terfermentasi, dan

juga merupakan sumber potensial dari protein sel tunggal untuk fortifikasi makanan

ternak. Galur (strain) saccharomyes cerevisiae hingga saat ini yang paling banyak

digunakan untuk keperluan diatas. Pertumbuhan khamir dapat juga mengakibatkan

kerusakan bahan pangan, beberapa jenis khamir pembusuk dikenal adalah :

Saccharomyces Rouxxi, Debaromyces Hansenii, Hanseniaspora Uvarum,

Saccharomycdes Cerevisae, Candida Krusei, Schizosaccharomices Octosporus dan

Rhodotorula Glutinus.

3. Virus

Virus adalah satu golongan mikroorganisme yang tidak mempunyai struktur

sel, terdiri dari inti asam nukleat yang dibungkus dengan selubung protein.

Virus berbeda dengan organisme seluler dalam struktur, komposisi kimia dan cara

pertumbuhannya, berukuran sangat kecil (jauh lebih kecil dari bakteri) dan hanya

dapat dilihat apabila menggunakan mikroskop elektron. Virus dapat berada disemua

orgnisme yang mempunyai sel. Semua virus pertumbuhannya tergantung pada

kondisi dinding sel inang. Virus dapat hidup di luar sel inang dan selalu terdapat

dalam tanah, air dan substrat seperti bahan pangan, tetapi hanya berkembang biak dan

(40)

4. Protozoa

Protozoa merupakan binatang kecil bersel tunggal dan bersifat motil yaitu

dapat melakukan gerakan sendiri. Dapat memperbanyak diri dengan pembelahan

biner yaitu membelah diri menjadi dua belahan. Protozoa dapat menginfeksi melalui

air dan makanan.

2.4.2. Peranan Mikroba Dalam Makanan

Mikroba tersebar luas di lingkungan, temasuk dalam bahan maupun produk

pangan. Bahan makanan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai

sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Bahan makanan tediri dari

protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin dan mineral dimana zat – zat tersebut

merupakan medium protein, mempermentasikan karbohidrat dan menjadikan minyak

dan lemak berbau tengik. Beberapa peranan mikroba dalam bahan makanan adalah

sebagai berikut (Pelzcar , 1998) :

1. Sebagai indikator mutu bahan makanan

2. Sebagai penyebab kerusakan makanan

3. Sebagai bahan pembuatan produk pangan khusus

4. Sebagai sumber penyakit yang berasal dari makanan.

2.5. Bakteri Indikator Polusi

Bakteri indikator polusi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai

petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan. Mikroorganisme

yang digunakan sebagai indikator polusi adalah bakteri yang tergolong Escherichia

(41)

Beberapa alasan pemilihan bakteri-bakteri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bakteri-bakteri tersebut dapat digunakan sebagai indikator kontaminasi

kotoran karena terdapat dalam jumlah besar dalam kotoran manusia dan

hewan, dimana bakteri tersebut merupakan bakteri komensal di dalam saluran

pencernaan manusia dan hewan.

2. Bakteri-bakteri tersebut pada umumnya tidak tumbuh di dalam saluran

pencernaan organisme lainnya kecuali manusia dan hewan berdarah panas.

3. Bakteri indikator harus selalu terdapat di dalam contoh dimana ditemukan

mikroorganisme pathogen enterik.

4. Bakteri indikator harus dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri

pathogen enterik yang berbahaya.

5. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus sangat spesifik yang berarti tidak

memberikan hasil positif yang salah, dan sangat sensitif yang berarti dapat

mendeteksi adanya bakteri indikator dalam jumlah yang sangat kecil.

6. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus relatif mudah di kerjakan.

7. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus aman yang berarti tidak boleh

membahayakan bagi kesehatan orang yang melakukannya.

8. Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi yang berarti

kira-kira jumlahnya sebanding dengan jumlah mikroorganisme pathogen yang

terdapat di dalam air.

Syarat-syarat bakteri indikator tersebut mungkin tidak selalu dapat dipenuhi

(42)

klorinasi, dan terhadap konsentrasi garam. Sifat masing-masing bakteri indikator

perlu diketahui untuk dapat melakukan uji yang tepat (Fardiaz, 1992).

2.6. Escherichia Coli

Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan

hewan. Sejak 1940 di Amerika Serikat tela ditemukan strain-strain E.coli yang tidak

merupakan flora normal saluran pencernaan. Strain tersebut dapat menyebabkan diare

pada bayi. Serotipe dari E. coli yang dapat menyebabkan diare pada manusia disebut

E.coli enteropatogenik.

Berdasarkan sifat patogenik dan produksi toksin nya, strain enteropatogenik

E.Coli (EPEK) dapat dibedakan menjadi dua grup. Grup I terdiri dari strain yang

bersifat patogenik, tapi tidak dapat memproduksi toksin, sedangakan grup II terdiri

dari strain yang memproduksi enterotoksin, dan menyebabkan gejala

enterotoksigenik, menyerupai gejala penyakit kolera yang disebabkan oleh vibrio

cholerae. Strain yang termasuk grup II ini disebut E.coli enterotoksigenik (ETEC atau

ETEK), dan merupakan bakteri penyebab diare yang banyak menyerang bayi

(anak-anak di bawah 2 tahun) (Supardi,1999).

2.6.1. Sifat-sifat Escherichia Coli

E.coli dalam jumlah yang banyak bersama-sama tinja, akan mencemari

lingkungan. E. Coli thermotoleran adalah strain E.Coli yang dapat hidup pada suhu

biakan 44,50C dan merupakan indikator pencemaran air dan makanan oleh tinja.

E.coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul, umumnya mempunyai

(43)

Sel E. Coli mempunyai ukuran panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1-1,5 μm,

tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus. Bakteri relatif sangat sensitif

terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi makanan atau selama

pemasakan makanan (Supardi, 1999).

2.7. Penyakit Yang Ditularkan Melalui Makanan dan Minuman

Makanan tidak saja bermanfaat bagimanusia tapi juga sangat baik untuk

pertumbuhan mikroba yang patogen. Oleh karenanya, untuk mendapat keuntungan

yang maksimum dari makanan, perlu dijaga sanitasi makanan. Gangguan kesehatan

yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi keracunan makanan

dan penyakit bawaan makanan (Soermirat, 2002).

2.7.1. Keracunan Makanan

Keracunan secara spesifik, dapat diartikan sebagai keadaan yang

menimbulkan gangguan gastro-intestinal (GI) yang mendadak, dalam waktu 2 – 40

jam setelah makan dengan menimbulkan gejala muntah berak, dapat bertahan 1 – 2

hari atau 7 hari atau lebih. Keracunan ini bila mendapat pertolongan yang baik,

biasanya dapat sembuh dengan cepat. Keracunan makanan ini dapat disebabkan oleh

(Soemirat, 2002) :

- Racun asli yang berasal dari tumbuhan atau hewan tersebut.

- Racun yang ada didalam pangan akibat pengotoran atau kontaminasi

Secara umum, istilah keracunan makanan yang sering digunakan untuk

(44)

a) Intoksikasi pangan adalah gangguan-gangguan yang diakibatkan

termakannya toksin yang dihasilkan organisme-organisme tertentu atau

gangguan – gangguan akibat terinfeksi organisme penghasil toksin.

b) Infeksi pangan adalah gangguan yang disebabkan masuknya bakteri

kedalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi dan sebagai akibat

reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil – hasil metabolismenya. Salah satu

jenis daripada organisme penyebabinfeksi pangan adalah Escherichia coli

(Albiner, 2002).

2.7.2. Penyakit Bawaan Makanan

Penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan secara

nyata dari penyakit bawaan air. Yang dimaksud dengan penyakit bawaan makanan

adalah penyakit umum yang diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan

yang terkontaminasi mikroba patogen, kecuali keracunan.

Makanan dapat terkontaminasi mikroba karena beberapa hal, seperti

(Soemirat, 2002) :

- Mengolah makanan atau makan dengan tangan kotor.

- Masak sambil bermain dengan hewan peliharaan.

- Menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja, perabotan besi, dan

lain-lainnya.

- Makanan disimpan tanpa tutup sehingga serangga dan tikus dapat

menjangkaunya.

- Makanan mentah dan matang disimpan bersama-sama.

(45)

- Makanan terkontaminasi kotoran akibat hewan yang berkeliaran

disekitarnya.

- Sayuran dan buah-buahan yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi.

- Memakan sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi.

- Pengolah makanan yang sakit atau carrier penyakit.

- Pasar yang kotor, banyak insekta, dan sebagainya.

2.8. Persyaratan Kesehatan Makanan dan Minuman Jajanan 2.8.1. Persyaratan Makanan dan Minuman Jajanan

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan

adalah makanan dan minuman yang diolaholeh pengrajin makanan dan minuman di

tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan dan minuman siap santap yang

dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan, atau restoran dan

hotel. Di dalam Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 ini dimuat persyaratan

kesehatan makanan jajanan antara lain meliputi penjamah makanan, peralatan, air,

bahan makanan dan penyajian, saran penjaja serta sentra pedagang.

Dalam Kepmenkes tersebut dinyatakan penjamah makanan jajanan harus

memenuhi syarat, antara lainmenjaga kebersihan tubuh dan pakaian, mencucitangan

setiap kali hendak menangani minuman dan menjamah minumandengan peralatan.

Peralatan yang digunakan oleh pedagang yang sudah dipakai, dicuci dengan air bersih

dan dengan sabun, disimpan ditempat yang bebas dari pencemaran dan pedagang

dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai.

Air yang digunakan untuk membuat minuman harus dimasak sampai

(46)

mutunya, segar dan tidak busuk. Makanan jajanan yang disajikan harus dengan

peralatan yang bersih dan aman bagi kesehatan. Sarana penjaja harus dilengkapi

dengan tempat penyimpanan bahan minuman, tempat penyimpanan peralatan dan

tempat sampah. Sentra pedagang makanan jajanan harus cukup jauh dari sumber

pencemaran seperti pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan limbah, rumah

potong hewan dan sebagainya.

Lokasi makanan jajanan harus dilengkapi fasilitas sanitasi yang meliputi

antara lain tempat pembuangan sampah dan fasilitas pengendali lalat.

2.8.2. Persyaratan Kesehatan Lokasi Usaha

Lokasi dan bangunan sangat penting bagi setiap tempat usaha, usaha yang

memiliki bangunan akan memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi konsumennya.

Saat ini banyak dijumpai pedagang yang menjual makanan dan minuman tidak

memiliki bangunan dan lokasi berdagang yang memenuhi syarat kesehatan, sehingga

kemungkinan cukup besar terkontaminasi mikroorganisme.

Persyaratan lokasi dan bangunan akan disesuaikan sejalan dengan

Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang persyaratan kesehatan rumah

makan. Kepmenkes ini memuat persyaratan lokasi dan bangunan, bahan makanan dan

minuman, tempat penyimpanan bahan makanan dan minuman, tempat penyajian,

persyaratan peralatan dan lain-lain.

Dalam persyaratan kesehatan rumah makan tersebut dinyatakan lokasi usaha

harus jauh dari sumber pencemaran, bahan makanan dan minuman dalam kondisi

baik (tidak rusak dan tidak busuk) dan tempat penyimpanan bahan minuman harus

(47)

digunakan harus terjaga kebersihannya, penyajian harus dilakukan oleh pedagang

yang berprilaku sehat dan memakai pakaian bersih.

2.9. Peranan Mikroba Dalam Makanan Terhadap Kesehatan

Sebagian besar mikroba yang terdapat dalam makanan adalah besifat patogen.

Makanan berperan sebagai agen dari penular penyakit/pemindahan penyakit akibat

mikroba patogen ke tubuh manusia (Nurwantoro, 1997).

Penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba dengan perantaraan pangan dapat

dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

A. Infeksi (infection)

Infeksi terjadi apabila mengkonsumsi makanan yang mengandung mikroba patogen yang

jumlahnya cukup untuk mnimbulkan penyakit. Setelah dikonsumsi, maka

mikroba patogen tersebut akan berkembang biak dalam alat pencernaan. Mikroba

penyebab infeksi antara lain :

1. Bakteri Salmonela choleraesuis dan Salmonela enteritidis menimbulkan

penyakit salmonellosis yang mengakibatkan gastroentritis (gangguan

saluran pencernaan). Gejala yang timbul adalah sakit perut, diare, mual,

muntah – muntah, dan sakit kepala. Bakteri salmonella juga dapat

menyebabkan demam tifus. Pangan yang sering tercemar salmonella adalah

sosis, ikan asap, susu segar, es krim, dan cokelat susu.

2. Bakteri Clostridum perfringens, Bacillus cereus, Streptococus faecallis

menyebabakan gastroentritis. Tanda-tanda gastroentritis adalah sakit perut,

diare, dan terbentuk gas serta sering mual tetapi tidak muntah, pangan yang

(48)

dingin, sedangkan panganan yang sering terkontaminasi bacillus adalah

produk biji-bijian, tepung, bumbu-bumbu, pati, saus, dan nasi goreng.

3. Bakteri Vibrio cholerae menyebabkan kolera dan tanda-tanda yang

disebabkannya adalah mendadak mual, muntah, diare disertai kejang perut.

Penularan penyakit ini melalui air, ikan dan pangan hasil laut.

4. Bakteri Escherechia coli menyebabkan entero pathiogenic escherechia coli.

Escherechia coli umunya diketahui terdapat secara normal dalam alat

pencernaan manusia dan hewan, akan tetapi dapat menyebabkan penyakit

bila hidup diluar usus. Mudah mencemari air, oleh karena itu, kontaminasi

bakteri ini pada makanan biasanya berasal dari kontaminasi air yang

digunakan. Bakteri shigella menyebabkan shigellosis virus polio dan

hepatitis (Abbas Djarijiah, 1997).

B. Keracunan (intoxication)

Keracunan makanan disebabkan mengkonsumsi makanan yang mengandung

senyawa beracun yang dihasilkan oleh mikroba. Mikroba penyebab keracunan antara

lain :

1. Bakteri Clostridium botulinum menyebabkan botulism dengan gejala awal

gangguan pencernaan yang akut, mual, muntah, diare, fatig (lemah fisik dan

mental) serta pusing. Gejala timbul dalam waktu 12 – 36 jam setelah

menelan pangan yang mengandung racun itu. Gejala selanjutnya pandangan

berubah menjadi dua, sulit menelan dan bicara, kelumpuhan otot, paralisis

menyebar pada sitem pernafasan dan jantung bahkan bisa mengakibatkan

(49)

2. Bakteri Staphilococcus aereus menghasilkan enterotoksin yang dalam

jumlah tertentu akan meracuni tubuh dan menyebabkan gastroentritis atau

radang mukosa usus. Gejala umum penyakitnya adalah banyak

mengeluarkan ludah, mual, muntah, kejang perut (kram), diare berdarah dan

mengandung mokus, sakit kepala, kejang otot, berkeringat dingin, lemas,

nafas pendek,dan suhu tubuh dibawah normal. Waktu inkubasinya 1 – 6

jam setelah kemasukan enterotoksin.

3. Bakteri Pseudomonas cocovenenans menimbulkan keracunan karena

mengkontaminasi tempe bongkrek.

4. Kapang Aspergillus flavus, A. Parasiticus, A. Ochraceus, A. Clavatus,

Penicillium patulum, fusarium nivale menghasilkan toksin (mikotoksin) yang

bersifat karsinogenik. Pangan yang sering kali ditumbuhi kapang tersebut

adalah susu, produk yang dipanggang, sari buah, biji – bijian , kacang tanah,

jagung, gandum, selai, oats, shorgum, buah badam, sayuran dan biji kapas.

Mikotoksin akan masuk kedalam tubuh penderita melalui makanan sesuai

sistem peredaran dan akan tersebar ke bagian tubuh tertentu. Adapun yang

menjadi organ target dari mikotoksin adalah hati, saluran pencernaan, sistem

pembuangan kemih, sistem pengatur keseimbangan darah, sistem endokrin,

sistem reproduksi dan sistem syaraf (Makfoeld,

1993).Mikotoksin-mikotoksin yang dihasilkan oleh berbagai fungi antara lain adalah aflatoksin,

okhratoksin, asam penisilat, patulin, ergot, zaeralenon, atrinin, T-2,

(50)

Aspergillus flavus atau jamur kunig menghasilkan racun aflatoksin. Jamur

ini juga menyerang kacang tanah selama penyimpanan terutam bila ruangan

berkelembapan tinggi dan tidak bersih. Aflatoksin bersifat larut dalam air,

toksis, tahan terhadap panas dan cahaya, serta tidak terurai secara alamiah.

Senyawa tersebut sulit dikenali karena tidak berwarna, berbau atau berasa,

sehingga sifatnya menjadi lebih berbahaya. Secara kimia dapat dibedakan

adanya aflatoksin B1, B2 dan Aflatoksin G1,G2. Aflatoksin B1 adalah jenis

yagn paling berbahaya. Keracunan aflatoksin dapat bersifat akut dan kronis.

Gejala akut ditandai dengan hilangnya nafsu makan dan mudah terjadi

pendarahan, sedangkan kronis terjadi bila aflatoksin termakan dalam dosis

rendah selama bertahun – tahun. Tubuh tampak lesu, lemah dan hilang nafsu

makan. Selain bersifat karsiogenik (terutam pada hati) aflatoksin juga

bersifat mutagenik yang dapat menyebabakan kematian, khususnya

aflatoksin B1. Aflatokin bersifat akumulatif dan berbahaya pada dosis tinggi

(1000 ppb), karena dapat menyebabkan kanker hati (Supriyono dan

Gandapraptiyana, 2000).

2.10. Pentingnya Higiene Sanitasi Makanan

Makanan merupakan salah satu kebutuhan dari manusia untuk menunjang

kehidupannya. Jika ditinjau dari segi kesehatan, makanan selain berfungsi sebagai

sumber energi zat pembangun dan zat pengatur juga mempunyai peranan dalam

penyebaran penyakit. Oleh karena itu prinsip dasar sanitasi higiene tempat

pengolahan makanan diperlukan agar konsumen dapat dilindungi kesehatannya dari

(51)

Makanan yang aman dari mikroorganisme tidak terlepas dari pemeliharaan

higiene sanitasi makanan yang baik, karena higiene sanitasi merupakan salah satu

pemecahan untuk melindungi makanan dari kontaminasi (S. Djajadiningrat, 1989).

2.11. HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) merupakan suatu metode

manajemen keamanan makanan yang sistematis dan didasarkan pada prinsip-prinsip

yang sudah dikenal, yang ditujukan untuk mengidentifikasi hazard (bahaya) yang

kemungkinan dapat terjadi pada setiap tahapan dalam rantai persediaan makanan, dan

tindakan pengendalian ditempatkan untuk mencegah munculnya hazard tersebut

(Mortimore dan Wallace, 2005).

Prinsip-prinsip HACCP yang diterbitkan oleh Codex Alimentarius (1997) dan

NACMCF (USA) (1997), yakni sebagai berikut (Wallace, 2005) :

1. Prinsip 1 : Lakukan analisis hazard (bahaya)

2. Prinsip 2 : Tentukan titik kendali kritis (critical control point, CCP).

3. Prinsip 3 : Tetapkan batas kritis.

4. Prinsip 4 : Bentuk sistem untuk memantau pengendalian CCP.

5. Prinsip 5 :Tetapkan tindakan perbaikan yang akan dilakukan saat hasil

pemantauan menunjukan bahwa CCP tertentu berada diluar kendali.

6. Prinsip 6 : Bentuk prosedur verifikasi untuk memastikan bahwa sistem

HACCP bekerja dengan efektif.

7. Prinsip 7 : Dokumentasikan semua prosedur dan catatan yang berkaitan

(52)

Ketujuh prinsip ini harus digambarkan sebagai langkah yang terus dan

berkesinambungan, artinya tidak berhenti setelah satu tahap selesai dilakukan dan

bahaya diselesaikan. Analisa bahaya harus dilaksanakan secara sistematik dan

terorganisasi agar analisa bahaya ini dapat benar-benar mencapai hasil yang dapat

menjamin semua informasi mengenai bahaya yang dapat diperoleh (Winarno, 2004).

Analisis bahaya pada minuman es kelapa muda, yakni terdiri dari :

1. Bahaya biologis yang dapat dihilangkan (CCP 1) dengan pemanasan 1000C

seperti E. Coli, Salmonella spp, dan bakteri lainnya.

2. Bahaya kimia yang berasal dari penggunaan pestisida dan bahan tambahan

pangan (BTP) yang berlebihan. Bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan

kadarnya harus dibawah batas yang ditentukan. Akan tetapi dapat

dikurang/dieliminasi (CCP 2) pada saat pencucian.

3. Bahaya fisik yang tidak boleh antara lain : pecahan gelas dan logam,

potongan kerikil, tulang, kayu, plastik, bagian tubuh seperti : kuku, rambut,

(53)

Penerapan pohon keputusan HACCP pada setiap tahap (Thaheer, 2005) :

Pertanyaan 1 : Haruskah ada Ukuran Pencegahan (UP) ?

Perlu UP

Pertanyaan 2 : Apakah tahap ini dirancang khusus untuk mengeliminasi atau

mereduksi keberadaan bahaya dan sejenisnya hingga suatu batas

tertentu yang bisa diterima ?

Tidak

Pertanyaan 3 : Dapatkah kontaminasi dengan bahaya teridentifikasi timbul sebagai

limpahan dari batas di terima atau dapatkah bahaya tersebut meningkat

hingga batas yang tidak di terima ?

Ya

Pertanyaan 4 : Akankah urutan tahap mampu menghilangkan bahaya teridentifikasi

atau mengurangi keberadaan bahaya dan sejenisnya hingga suatu batas

yang bisa di terima ?

Tidak

(54)

Diagram HACCP pada pengolahan minuman es kelapa muda

(55)

Lembar ABTPK (Analisis Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis) Pada Minuman Es Kelapa Muda

(56)

2.12. Kerangka Konsep

- Pemilihan bahan baku

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah surveiyang bersifat deskiptif dengan melihat gambaran

higiene sanitasi dan analisa laboratorium untuk mengetahui jumlah kandungan

bakteri Escherichia coli pada minuman es kelapa muda di Taman Teladan Kecamatan

Medan Kota.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel dan observasi terhadap penjaja minuman es kelapa

muda di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota. Alasan memilih kecamatan

tersebut sebagai lokasi penelitian karena :

a. Jumlah konsumen yang membeli cukup besar.

b. Jumlah penjual minuman es kelapa muda di daerah Taman Teladan

banyak

c. Lokasi pedagang menjajakan minuman es kelapa muda dekat dengan jalan

raya sehingga mudah terkontaminasi.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 –Juni 2012.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah 5 pedagang minuman es kelapa muda. Sampel

yang diambil berasal dari pedagang yang sekaligus produsen dari minuman tersebut.

(58)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampel, yaitu dengan

alasan mengambil sampel pada pedagang yang telah berjualan > 2 tahun dan

pedagang yang paling banyak dikunjungi konsumen. Pemeriksaan sampel dilakukan

di Balai Labkes Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

Sampel yang diambil adalah es batu 1 sampel, minuman kelapa muda 1

sampel, dan minuman kelapa muda ditambah jeruk kasturi 1 sampel dari

masing-masing pedagang yang menjadi objek penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi langung ke lokasi

menggunakan lembaran observasi dan mengadakan wawancara langsung kepada

pedagang minumam es kelapa muda serta data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

laboratorium terhadap minuman es kelapa muda.

3.5. Pelaksanaan Penelitian 3.5.1. Bahan dan Peralatan

A. Bahan (media dan regensia) untuk pemeriksaan sampel

B. Peralatan untuk pemeriksaan sampel

3.5.2 Cara Pengambilan Sampel

1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat

tulis, catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan

sampel dan tanggal pengambilan dan kantong plastik tempat sampel.

(59)

3. Kemudian disterilisasi ke dalam autoclave dengan suhu 121 0C selama 10

menit.

4. Pesanlah minuman kelapa muda yang tidak dicampur es dan sesudah

dicampur es.

5. Sampel diberi nomor kode.

6. Pengiriman dilakukan secepatnya maksimal dalam waktu 3 jam harus

sudah sampai di labotorium.

3.5.3. Teknik Penetapan Bakteri E. Coli

Sampel yang telah dibeli dari kelima pedagang langsung dibawa ke Balai

Labkes Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

Prinsip yang dipakai dalam penetapan bakteri E. Coli adalah menghitung

pertumbuhan bakteri setelah sampel diinkubasi dalam media pembenihan yang cocok

pada suhu ± 370 C dan ± 440C selama 24-48 jam.

A. Alat-alat yang diperlukan

1. Autoclave

2. Inkubator : 370 C dan 440 C

3. Timbangan

4. Labu Erlenmeyer

5. Rak tabung reaksi

6. Tabung reaksi

7. Cawan petri

8. Pipet steril : 1 cc dan 10 cc

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pedagang Minuman
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pedagang Minuman Es
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berdagang Minuman Es
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Bahan Baku Minuman
+7

Referensi

Dokumen terkait

anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Higiene Sanitasi Pengelolaan dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli dalam Mie Gomak Uang Dijual di

Kemungkinan tercemarnya minuman es teh dapat disebabkan oleh kurangnya kebersihan dalam pengolahan minuman es teh, karena berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa semua

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

kelapa muda merupakan minuman umum yang banyak disukai

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

Memang dari 4 pedagang (11.7%) yang menggunakan air mengalir pada proses pencucian, hanya 1 sampel (25%) yang positif bakteri Eschericia coli, hal ini dapat terjadi

anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Higiene Sanitasi Pengelolaan dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli dalam Mie Gomak Uang Dijual di

Menurut peneliti faktor lain yang mendukung terdapatnya E.coli pada minuman kelapa muda antara lain penjual jajanan es kelapa muda yang tidak memperhatikan standar