POTENSI AIR SUNGAI ULAR
Boas Hutagalung
Dosen Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Abstract: The study is to analyse how to use the water on Ular River according to the needs .The Ular River has been used for irrigation, industries and domestic water, fish pond and maintenance water. In the future the use of water on Ular River should be complicated if the management of water distribution do not prepare smoothly. In this paper, we try to make some calculation for using water for all purpose and then make suggestion for the future. The calculation doing by using the formula has been suggested by Dinas Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Public Work). The total area for irrigation now is 18,500 ha already establish, in the future if the weir construct, the area can be extended up to 25,280 ha, and also another needs such as domestic water (drinking and public water), industries and fish pond should be calculated. Another gain can be accepted from the sediment material such as sand and gravel material.
Keywords: Water, Distribution, Irrigation and Another Purposes
PENDAHULUAN
Sungai Ular adalah salah satu sungai yang terbesar di Sumatera Utara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, kira-kira 10 km dari kota Lubuk Pakam ibukota Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten ini pada masa yang akan datang mempunyai potensi yang sangat besar. Pembangunan lapangan terbang Kuala Namu adalah salah satu rencana yang akan segera dibangun, dan juga di sekitar sungai ini sudah banyak kegiatan-kegiatan industri, seperti pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, pabrik pabrik lainnya.
Maka untuk mengantisipasi perkembangan tersebut pada saat ini perlu dibuat suatu kajian mengenai potensi yang akan diberikan oleh Sungai Ular yaitu pemanfaatan airnya yang multi guna yang antara lain adalah: air irigasi, air minum, air untuk industri, air untuk perikanan dan keperluan lainnya. Dengan membuat suatu pola pengaturan yang baik maka diharapkan penggunaan air tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan juga potensi lainnya seperti galian C berupa pasir dapat ditambang dari sungai asalkan dilakukan dengan pengaturan yang baik.
Sesuai dengan perhitungan debit air sungai dan kondisi akibat debit tersebut, dan lokasi Sungai Ular mempunyai nilai potensi yang cukup baik. Adapun potensi tersebut yang dapat dimanfaatkan antara lain:
- Potensi bahan Galian “C” - Potensi Air
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan adalah dengan mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari lapangan berupa data-data pengukuran dan hasil-hasil penelitian terdahulu dan seterusnya dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus yang biasa dipergunakan dalam perencanaan irigasi yang telah dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yaitu buku: Standard Perencanaan Irigasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Potensi Bahan Galian “C”
Dari hasil penyelidikan bahwa debit sungai 50 m3/det memberikan volume sedimen yang maximum sepanjang tahunnya. Debit harian Sungai Ular pengukuran di Pulo Tagor menunjukkan debit rata-rata sepanjang tahunnya antara 35 m3/det sampai dengan 75 m3/det. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa debit rata-rata Sungai Ular memberikan volume sedimen maximun sepanjang tahunnya.
Perhitungan Volume Sedimen (Jembatan Serbajadi) adalah sebagai berikut:
Perhitungan Prosida (1990) = 172.000 m3/thn Perhitungan Ashida (Sato, 1990) = 289.000 m3/thn Perhitungan Brown (1990) = 231.000 m3/thn
Dari hasil perhitungan tersebut, bila kita ambil angka yang menengah dari hasil perhitungan tersebut yaitu Perhitungan Brown maka:
Pengambilan bahan galian “C” Sungai Ular untuk setiap harinya dapat diambil adalah:
231000 m3/thn
Vc = --- = 632.0 m3/hari 365 hari
Dengan pengambilan per kilometer dilakukan maka volume bahan galian “C” yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
632.0 m3/hari
Vc = --- = 17.70 m3/hari/km 35.7 Km
Dari peninjauan dan penelitian lokasi Cathmen Area Sungai Ular didapat bahwa kondisi Cathmen Area tersebut cenderung semakin rusak sepanjang tahunnya sehingga mengakibatkan semakin tingginya volume sedimen sepanjang tahun, hal ini memerlukan penelitian dan pengukuran lebih mendalam.
Dengan adanya rencana penyatuan seluruh
pengambilan bahan galian “C” dapat dilakukan pada satu titik pangambilan dengan maximal dan terkontrol volume yang dapat dikeluarkan dari sungai.
- Potensi Air - Potensi Irigasi
Luas lahan irigasi yang tersedia pada proyek irigasi Sungai Ular yang sudah menjadi sawah pada saat sekarang ini adalah 18500 ha ,kebutuhan air 22,2 m3/det dan rencana perluasan bila sarana irigasi diperbaiki dan dikembangkan luas areal sawah dapat ditingkatkan menjadi 25280 ha, kebutuhan air 30.336 m3/det.*).
Sesuai dengan perhitungan dan analisis pola tanam yang dilakukan sebanyak 24 alternatif, didapatkan besarnya potensi irigasi sekitar daerah Sungai Ular yaitu pada pola tanam 17 dengan luas areal 31,793 ha.
Dari hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada kondisi kritis (kering) luasan irigasi yang dapat diairi adalah 31.793 ha dengan pola tanam alternatif 17. Dengan rencana pengembangan luasan irigasi hingga 25.280 ha adalah aman untuk kondisi paling kritis
Tabel 1. Luas Lahan Terkecil Diairi
Luas Lahan Terkecil No. Pola Tanam
yang Dapat Diairi (Ha) 1 Alternatif 1 33,647.90 2 Alternatif 2 93,674.60 3 Alternatif 3 64,690.72 4 Alternatif 4 71,105.50 5 Alternatif 5 59,828.28 6 Alternatif 6 61,452.73 7 Alternatif 7 65,110.01 8 Alternatif 8 74,511.63 9 Alternatif 9 51,381.53 10 Alternatif 10 51,332.40 11 Alternatif 11 49,368.28
12 Alternatif 12 34,820.82
13 Alternatif 13 52,557.23 14 Alternatif 14 51,332.40 15 Alternatif 15 52,281.01 16 Alternatif 16 122,102.87 17 Alternatif 17 31,793.07 18 Alternatif 18 36,526.07 19 Alternatif 19 36,030.80 20 Alternatif 20 43,121.73 21 Alternatif 21 65,141.90 22 Alternatif 22 69,209.74 23 Alternatif 23 53,399.94 24 Alternatif 24 57,200.18 Luas Lahan Min. 31,793.07
Luas Lahan Max. 122,102.87
- Potensi Tambak
Potensi tambak di hilir Sungai Ular cukup besar. Diperkirakan luasan yang dapat dipergunakan untuk luasan lahan pertambakan adalah kurang lebih 1232 ha. Sesuai dengan perhitungan kelebihan debit air Sungai Ular ada baiknya dipergunakan sebahagian untuk kebutuhan air tambak.
Dengan pemilihan pola tanam sesuai alternatif di atas maka debit air sungai ular dapat dipergunakan seperti tabel di atas untuk setiap periode setengah bulanan. Dengan pemilihan pola tanam alternatif 2 di atas (pola tanam sekarang) menunjukkan bahwa debit kebutuhan dari sumbernya untuk tambak adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Sisa debit andalan dengan adanya Tambak
DEBIT DEBIT SISA
ANDALAN TAMBAK DEBIT Periode
M3/det M3/det M3/det
1 34.6336 2.274 32.3591
Januari
2 34.9844 2.274 32.7099
1 37.0582 2.274 34.7837
Februari
2 37.1400 2.274 34.8656
1 38.0859 2.274 35.8115
Maret
2 38.1103 2.274 35.8359
1 38.2506 2.274 35.9761
April
2 38.3437 2.274 36.0692
1 34.6178 2.274 32.3434
Mei
2 34.7032 2.274 32.4287
1 33.7681 2.274 31.4936
Juni
2 33.9985 2.274 31.7241
1 28.9518 2.274 26.6773
Juli
2 29.1415 2.274 26.8670
1 29.4323 2.274 27.1578
Agustus
2 29.5404 2.274 27.2659
1 29.1996 2.274 26.9252
September
2 29.2956 2.274 27.0211
1 31.3617 2.274 29.0872
Oktober
2 31.3640 2.274 29.0895
1 32.4339 2.274 30.1594
November
2 32.4679 2.274 30.1935
1 27.9351 2.274 25.6606
Desember
- Potensi Industri
Sesuai dengan kebutuhan air standar untuk perindustrian dapat diperkirakan pengembangan industri di daerah lokasi pekerjaan. Adapun standar kebutuhan industri adalah sebagai berikut:
Peralatan-peralatan pabrik seringkali membutuhkan jumlah air yang besar. Jumlah yang sebenarnya tergantung pada besarnya pabrik dan industrinya. Angka-angka pemakaian air yang umum disajikan pada tabel berikut.
Beberapa industri/pabrik mengembangkan sistem penyediaan airnya sendiri dan hanya sedikit atau sama sekali tidak menuntut dari sistem penyediaan air kota yang bersangkutan. Penetapan zona di kota-kota besar dipengaruhi letak industri, sehingga informasi tentang zona tersebut dapat bermanfaat dalam menghitung tuntutan kebutuhan industri di masa depan.
Daerah-daerah perdagangan meliputi bangunan-bangunan kantor, gudang-gudang dan toko-toko.
Kebutuhan untuk daerah-daerah semacam ini tidaklah tinggi, rata-rata sekitar 40 liter/hari untuk setiap pegawai tetap.
Kira-kira 80 persen dari air industri digunakan untuk tujuan pendinginan dan tidak perlu bermutu baik. Dalam beberapa kasus, air industri haruslah mengandung kadar garam terlarut yang lebih rendah daripada yang dapat diizinkan untuk air minum. Letak industri sering sangat dipengaruhi oleh adanya persediaan air. Walaupun demikian, bila faktor-faktor lain mempengaruhi letak instalasi, kebutuhan air dapat dikurangi di bawah angka rata-rata untuk industri yang bersangkutan. Sebagai contoh, penggunaan kembali air dalam jumlah yang banyak telah mengurangi kebutuhan air di pabrik baja Kaiser di Fontana, California hingga 1400 galon/ton baja (5800 liter/ton), kira-kira hanya 4 persen dari kebutuhan rata-rata yang dicantumkan pada tabel.
Tabel 3. Standar Penggunaan Air untuk Beberapa Produk Industri Tertentu
Produk Satuan
Produk
Dari tabel di atas diperkirakan kebutuhan air industri untuk daerah lokasi pekerjaan sesuai dengan kondisinya adalah 300 m3/hari/Industri atau sama dengan 0.00556 m3/det.
Apabila diperkirakan pada masa yang akan datang ada 300 buah industri sedang sampai dengan industri besar, maka kebutuhan air untuk industri tersebut adalah 300 bh x 0.00556 m3/det = 1.668 m3/det.
- Potensi Air Minum
Kebutuhan akan air minum/air domestik sangat diperlukan pada daerah ini, sehubungan dengan perkembangan daerah. Kota Lubuk Pakam sebagai ibukota Kabupaten Deli Serdang, Kota Perbaungan, kawasan wisata Pantai Cermin dan juga rencana Pelabuhan Udara Kuala Namu dan daerah sekitarnya. Sesuai dengan tingkat pemakaian kebutuhan dasar air bersih yang disarankan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya yang disesuikan dengan besarnya kota dapat dilihat seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Standar Kebutuhan Dasar (Basic Need) Air Bersih
Klarifikasi Kota Penduduk (jiwa)
Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Perumahan dan Pemukiman.
Perkiraan pemakaian air dapat digolongkan pada golongan kota kecil yaitu 60 liter/orang/hari ditambah dengan penggunaan kepentingan umum seperti rumah ibadah dan pertamanan. Perkiraan tersebut diperhitungkan sebagai berikut:
Rumah tangga: 60 liter/kapita/hari Keperluan umum30 liter/kapita/hari
Kehilangan dan pemborosan 30 liter/kapita/hari Jumlah:120 liter/kapita/hari
Potensi debit air Sungai Ular untuk air minum/air domestik yang dapat digunakan adalah setelah dikurangi keperluan debit untuk pemeliharaan sungai, debit untuk air irigasi, debit untuk keperluan tambak perikanan dan debit air untuk keperluan industri. Dari tabel 6 di bawah dapat dilihat ketersediaan air yang dapat digunakan untuk air minum/air domestik.
Persediaan air tersebut dapat dipergunakan untuk penyediaan air minum/domestik untuk Kota Perbaungan, Lubuk Pakam dan rencana lapangan terbang Kuala Namu dan bahkan untuk menambah suplai Kota Medan apabila Kota Medan masih membutuhkannya.
pada saat musim kemarau sawah masih dapat diairi. Kebutuhan air untuk air minum/air domestik, industri dan untuk tambak juga telah dihitung dan seluruh
kebutuhan tersebut dianalisis apakah seluruh kebutuhan tersebut dapat dipenuhi lihat tabel 5.
Tabel 5. Pemakaian Air yang Diusulkan
DEBIT 20% DEBIT PEME DEBIT DEBIT DEBIT DEBIT
ANDALAN LIHARAAN IRIGASI TAMBAK INDUSTRI DOMESTIK
Periode
M3/det M3/det M3/det M3/det M3/det M3/det
1 34.6336 13.1791 2.6946 2.274 0.1668 13.8709
Januari
2 34.6336 13.1791 2.8699 2.274 0.1668 13.7218
1 37.0582 13.1791 1.2905 2.274 0.1668 17.1252
Pebruari
2 37.0582 13.1791 7.9147 2.274 0.1668 11.4947
1 38.0859 13.1791 9.1531 2.274 0.1668 11.3156
Maret
2 38.0859 13.1791 2.1914 2.274 0.1668 17.2330
1 38.2506 13.1791 2.9896 2.274 0.1668 16.6946
April
2 38.2506 13.1791 2.6356 2.274 0.1668 16.9954
1 34.6178 13.1791 2.9025 2.274 0.1668 13.6807
Mei
2 34.6178 13.1791 3.0152 2.274 0.1668 13.5849
1 33.7681 13.1791 1.8226 2.274 0.1668 13.8763
Juni
2 33.7681 13.1791 1.5913 2.274 0.1668 14.0729
1 28.9518 13.1791 1.6053 2.274 0.1668 9.9672
Juli
2 28.9518 13.1791 1.4466 2.274 0.1668 10.1021
1 29.4323 13.1791 1.2508 2.274 0.1668 10.6769
Agustus
2 29.4323 13.1791 1.4166 2.274 0.1668 10.5360
1 29.1996 13.1791 1.2831 2.274 0.1668 10.4518
September
2 29.1996 13.1791 1.3381 2.274 0.1668 10.4050
1 31.3617 13.1791 7.7841 2.274 0.1668 6.7636
Oktober
2 31.3617 13.1791 7.9180 2.274 0.1668 6.6499
1 32.4339 13.1791 1.7953 2.274 0.1668 12.7655
November
2 32.4339 13.1791 2.6779 2.274 0.1668 12.0153
1 27.9351 13.1791 2.7081 2.274 0.1668 8.1656
Desember
2 27.9351 13.1791 2.5042 2.274 0.1668 8.3390
Jumlah 290.5039
Dari tabel di atas rata-rata debit yang tersedia untuk air domestik setiap bulannya adalah 12.10 m3/det dan untuk debit 80% terpenuhi adalah 10 m3/det. Dari hasi perhitungan ini, bila setiap orang menggunakan air setiap hari 120 l/det, maka jumlah penduduk yang dapat disuplai adalah: 12100 liter x 24 x 60 x 60/120 liter/orang/hari = 8,640,000 orang.
KESIMPULAN
• Dari hasil perhitungan dan analisis pola tanam,
dari 24 pola tanam untuk daerah irigasi ini yang paling kritis, pola tanam alternatif 17 (musim tanam 1 dimulai awal Maret s.d. Juni dan musim tanam 2 awal Agustus sampai dengan pertengahan Desember) kebutuhan air irigasi sebesar pada bulan Maret sebesar 9,1553 m3/det dan pada bulan Oktober 7,9180 m3/det masih dapat dipenuhi dan masih mempunyai sisa 11,3156 m3/det pada bulan Maret dan 6,6499 m3/det pada bulan Oktober.
• Dari hasil perhitungan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa pada kondisi kritis (kering) luasan irigasi yang dapat diairi adalah 31.793 ha dengan pola tanam alternatif 17. Dengan rencana pengembangan luasan irigasi hingga 25.280 ha adalah aman untuk kondisi paling kritis.
• Kebutuhan air untuk keperluan lainnya seperti:
air untuk industri, air domestik, keperluan tambak dan pemeliharaan sungai dapat dipenuhi dengan kata lain kebutuhan irigasi tidak terganggu.
• Perlunya pengendalian pengambilan bahan galian
“C” dan untuk memastikan volume galian “C” yang dapat diproduksi, perlu dilakukan pengukuran ulang sungai dan penelitian sedimentasi. Potensi Bahan Galian Gol. “C” yang dapat diproduksi adalah 632.0 m3/hari di daerah hilir sungai sepanjang 35.7 km.
• Potensi Sungai Ular dapat menambah pasokan
air untuk Kota Medan apabila Kota Medan berkembang menjadi kota Metropolitan.
• Potensi air Sungai Ular sangat cukup untuk
mensuplai kebutuhan air untuk luasan potensi pertambakan di hilir Sungai Ular. Luasan yang berpotensi untuk pertambakan diperkirakan seluas 1232 ha.
• Potensi air Sungai Ular untuk perindustrian
cukup besar. Dengan kebutuhan air industri 300 m3/hari/industri dan perkiraan adanya 300 buah industri sedang dan besar kebutuhan airnya sebesar 1.668 m3/det.
SARAN-SARAN
* Pengendalian pengambilan bahan galian “C” harus dilakukan dan untuk memastikan volume galian “C” yang dapat diproduksi perlu dilakukan pengukuran ulang sungai dan penelitian sedimentasi.
* Sistim pengambilan Galian “C” hendaknya
perperiode guna untuk pengontrolan volume pengambilan dan menjaga kondisi alur sungai * Untuk mendapatkan hasil yang mendetail akan
potensi air Sungai Ular perlu dilakukan penelitian diberbagai sektor pendukung antara lain:
a. Penelitian dan pengukuran sedimentasi dan analisis laboratorium air Sungai Ular.
b. Survei pengukuran dan perencanaan lokasi potensi tambak di hilir Sungai Ular.
c. Survei elavasi existing tanggul Sungai Ular dan kelayakannya terhadap banjir.
d. Analisis dampak terhadap pantai dan laut muara sungai apabila dedit andalan Sungai Ular dipergunakan maximum.
e. Studi kelayakan potensi air Sungai Ular untuk air minum dan debit kecukupan dihitung periode harian.
DAFTAR PUSTAKA
Cv.Cipta Perkasa, 2003, Laporan Akhir Studi Hak Atas Air/Pemanfaatan Sungai Ular, Medan . Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum bekerja sama dengan DHV Consulting Engineers dan PT. Indah Karya, Standar Perencanaan Irigasi KP.01-KP07, 1986, Bandung
Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum bekerjasama dengan DHV Consulting Engineers dan PT. Indah Karya, Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi, 1986, Bagian Penunjang, Bandung.
Dirk RAES, 1984, Crop Water Requirements, Faculty of Agricultural Sciences Irrigation Engineering, KU Leuven, Belgium
Dorenbos J. And Pruitt W.O., 1977, Crop Water Requirements Irrigation and Drainage Paper, FAO, Rome
KijneJ.W.and C. Baars, 1971, Methods of Calculating potential evaporation and bouwhoge school, Wagenigen, Nederland. Nikken Consultants, Inc in association with Nippon