• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM KEGIATAN

PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA

DAN KERJA

FADIL AFRIANTO

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

iii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

FADIL AFRIANTO. Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja. Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata terhadap peluang usaha dan kerja. Penelitian ini juga bertujuan melihat hubungan antara karakteristik anggota kelompok dan elemen-elemen kelompok dengan peran kelompok nelayan, dimana penelitian ini dilakukan pada kelompok perahu pesiar yang tergabung ke dalam Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3) Desa Pangandaran. Pada pengujian karakteristik anggota kelompok dengan peran kelompok nelayan, terdapat hubungan yang nyata. Pada pengujian elemen-elemen kelompok dengan peran kelompok nelayan, terdapat hubungan yang nyata terkecuali hubungan norma/aturan kelompok dengan unit jasa penunjang kelompok terdapat hubungan tidak nyata. Terakhir, pada pengujian peran kelompok nelayan dan peluang usaha dan kerja, terdapat hubungan nyata, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa anggota kelompok yang memiliki usaha lainnya selain sebagai nelayan atau perahu pesiar seperti homestay, rumah makan dan warung/kios.

Kata-kata kunci: pariwisata, kelompok nelayan, usaha atau kerja

ABSTRACT

FADIL AFRIANTO. The Role of Fishermen group in Tourism for Business Opportunities and Employment. Under the guidance AMIRUDDIN SALEH.

The purpose of this study was to analyze the role of fishermen in the tourism activities of the business and employment opportunities. This study also examines the relationship between the characteristics of the group members and group elements with the role of fishermen, where the research was conducted on a group cruise boat belonging to the Organization of Boat Cruise Pangandaran (OBCP) Pangandaran Village. On testing the characteristics of group members to the role of fishermen, there was a real relationship. In the test group elements with the role of fishermen, there was a real relationship unless the relationship norms/rules of the group with the group supporting service units were not real relationships. Finally, in testing the role of fishermen and businesses and employment opportunities, there was a real relationship, this was evidenced by the presence of several members of the group who has other business other than as a fisherman or a boat cruise as homestays, restaurants and stalls.

Key words: tourism, fishing groups, businesses or work

(5)

v

v

PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM KEGIATAN

PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA

DAN KERJA

FADIL AFRIANTO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi

Nama NIM

: Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja

: Fadil Afrianto : I34090050

Disetujui oleh

Pembimbing

Diketahui oleh

2

4 JU L 20 13

Tanggal Lulus: _ _ _ _ _ _ _
(8)

vii

vii

Judul Skripsi : Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja

Nama : Fadil Afrianto

NIM : I34090050

Disetujui oleh

Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi berjudul “Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap

Peluang Usaha dan Kerja.” Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penulisan atau pembuatan Skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu sehingga Skripsi ini selesai dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis hingga Skripsi ini dapat terselesaikan. Orang tua tercinta Syafrial dan Rosmita, serta saudara-saudara yang penulis sayangi, Dipo Agdial, Anastasya Syukriah dan Indri Safita Ramadhani yang selalu memberi doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Sahabat-sahabat terbaik KPM, khususnya Faris Budiman Annas, Tyas Widyastini, Arif Rachman, Adistya Artik, Elbi Yudha Pratama, Tiara Triutami, Linda Dessy Kania, Tiara Pridatika, Agustin, Andika Sefri Mulya, Anggi Lestari Utami, Siti Moulina, M. Septiadi dan Rizka Andini atas motivasi, dukungan, saran, masukan, dan pelajaran yang diberikan kepada penulis. Seluruh keluarga besar KPM 46 atas semangat, dukungan dan kebersamaan selama ini, serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan hingga penyelesaian Skripsi ini.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga dapat membangun ke arah yang lebih baik lagi.

Bogor, Juli 2013 Fadil Afrianto

(10)

ix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL XIII

DAFTAR GAMBAR XIV

DAFTAR LAMPIRAN XV

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 2

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5

Konsep Peran dan Peran Kelompok 5

Konsep Kelompok Nelayan 5

Konsep Kepemimpinan 6

Konsep Peran Tugas Kelompok 7

Konsep Norma/Aturan 7

Konsep Pariwisata Bahari 7

Konsep Ketenagakerjaan 8

Kerangka Pemikiran 9

Hipotesis 10

Definisi Operasional 11

PENDEKATAN LAPANG 15

Desain Penelitian 15

Lokasi dan Waktu 15

Populasi dan Sampel 16

Data dan Instrumen 16

Validitas dan Reliabilitas Instrumen 17

Pengumpulan Data 18

Pengolahan dan Analisis Data 18

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21

Letak Geografis dan Kondisi Alam 21

Kependudukan 21

(11)

Sarana Pendidikan 22

Sarana Perekonomian 23

Sarana Peribadatan 23

Sarana Kesehatan 24

Keadaan Umum Pariwisata Desa Pangandaran 24

Keadaan Umum Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3) 25 KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN ELEMEN-ELEMEN

KELOMPOK 27

Karakteristik Responden 27

Umur Responden 27

Tingkat Pendidikan 27

Jabatan dalam Kelompok 28

Lama Keanggotaan 29

Elemen-elemen Kelompok 29

Kepemimpinan Melalui Peran Pemimpin 29

Peranan Tugas Kelompok 30

Norma/Aturan Kelompok 31

PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM KEGIATAN PARIWISATA

DAN MACAM USAHA DAN KERJA 33

Peran Kelompok Nelayan 33

Wahana Kerjasama 33

Unit Jasa Penunjang 34

Peran Kelompok Nelayan Perahu Pesiar Pangandaran dalam Kegiatan

Pariwisata 35

Peluang Usaha dan Kerja Nelayan Pariwisata 36

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA KELOMPOK

DENGAN PERAN KELOMPOK NELAYAN 39

Hubungan Umur dengan Peran Kelompok Nelayan 39

Hubungan Umur dengan Wahana Kerjasama 40

Hubungan Umur dengan Unit Jasa Penunjang 40

(12)

xi

xi

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Wahana Kerjasama 42 Hubungan Lama Keanggotaan dengan Unit Jasa Penunjang 43 ANALISIS HUBUNGAN ELEMEN-ELEMEN KELOMPOK DENGAN

PERAN KELOMPOK NELAYAN 45

Hubungan Peran Pemimpin dengan Peran Kelompok Nelayan 45 Hubungan Peran Pemimpin dengan Wahana Kerjasama 46 Hubungan Peran Pemimpin dengan Unit Jasa Penunjang 46 Hubungan Peranan Tugas Kelompok dengan Peran Kelompok Nelayan 46 Hubungan Peranan Tugas Kelompok dengan Wahana Kerjasama 46 Hubungan Peranan Tugas Kelompok dengan Unit Jasa Penunjang 47 Hubungan Norma/Aturan Kelompok dengan Peran Kelompok Nelayan 47 Hubungan Norma/Aturan Kelompok dengan Wahana Kerjasama 47 Hubungan Norma/Aturan Kelompok dengan Unit Jasa Penunjang 48 ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA KELOMPOK

DENGAN ELEMEN-ELEMEN KELOMPOK 49

Hubungan Umur dengan Elemen-Elemen Kelompok 49

Hubungan Umur dengan Kepemimpinan melalui Peran Pemimpin 50 Hubungan Umur dengan Peranan Tugas Kelompok 50

Hubungan Umur dengan Norma/Aturan Kelompok 50

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Elemen-Elemen Kelompok 50 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepemimpinan melalui

Peran Pemimpin 51

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Peranan Tugas Kelompok 51 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Norma/Aturan Kelompok 51 Hubungan Jabatan Kelompok dengan Elemen-Elemen Kelompok 51

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Kepemimpinan melalui

Peran Pemimpin 52

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Peranan Tugas Kelompok 52 Hubungan Jabatan Kelompok dengan Norma/aturan Kelompok 52 Hubungan Lama Keanggotaan dengan Elemen-elemen Kelompok 52

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Kepemimpinan melalui

Peran Pemimpin 53

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Peranan Tugas Kelompok 53 Hubungan Lama Keanggotaan dengan Norma/Aturan Kelompok 53 ANALISIS HUBUNGAN PERAN KELOMPOK NELAYAN DENGAN

(13)

Hubungan Wahana Kerjasama dengan Peluang Usaha dan Kerja 55 Hubungan Unit Jasa Penunjang dengan Peluang Usaha dan Kerja 56

SIMPULAN DAN SARAN 57

Simpulan 57

Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59

LAMPIRAN 61

RIWAYAT HIDUP 69

(14)

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jumlah populasi dan sample penelitian 16

2 Jumlah penduduk dan kepala keluarga menurut jenis kelamin di Desa

Pangandaran 22

3 Jumlah dan persentase penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa

Pangandaran 22

4 Sarana pendidikan di Desa Pangandaran tahun 2013 23 5 Sarana perekonomian di Desa Pangandaran tahun 2013 23 6 Sarana peribadatan di Desa Pangandaran tahun 2013 23 7 Sarana kesehatan di Desa Pangandaran tahun 2013 24 8 Korelasi karakteristik anggota kelompok dengan peran kelompok

nelayan 39

9 Korelasi elemen-elemen kelompok dengan peran kelompok nelayan 45 10 Korelasi karakteristik anggota kelompok dengan elemen-elemen

kelompok 49

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerangka pemikiran 10

2 Struktur kepengurusan OP3 25

3 Distribusi responden berdasarkan usia 27

4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan 28 5 Distribusi responden berdasarkan jabatan dalam kelompok 28 6 Distribusi responden berdasarkan lama keanggotaan 29 7 Distribusi responden berdasarkan tingkat kepemimpinan melalui peran

pemimpin 30

8 Distribusi responden berdasarkan tingkat peranan tugas kelompok 31 9 Distribusi responden berdasarkan tingkat norma/aturan kelompok 31 10 Distribusi responden berdasarkan tingkat wahana kerjasama

kelompok 33

11 Distribusi responden berdasarkan tingkat unit jasa penunjang

kelompok 34

12 Distribusi responden berdasarkan tingkat peluang usaha dan kerja 36

(16)

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rencana kegiatan penelitian 61

2 Peta Desa Pangandaran 62

3 Kerangka sampling, kapal pesiar Pangandaran 63

4 Dokumentasi penelitian 65

5 Hasil uji validitas elemen-elemen kelompok dan peran kelompok

nelayan 66

6 Hasil uji reliabilitas elemen-elemen kelompk dan peran kelompok

(17)
(18)

1

(19)
(20)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan sektor kelautan merupakan bagian penting dalam pembangunan nasional. Sektor kelautan dan perikanan tidak hanya menawarkan produk-produk barang sebagai hasil perikanan, tetapi juga sektor jasa yang juga berperan dalam pemasukan devisa negara. Pariwisata menurut BPS (2012) merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke suatu atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat tinggalnya yang didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa bermaksud mencari nafkah tetap. Kebijakan pembangunan pariwisata nasional dan daerah sudah menjadi cara untuk menggerakkan ekonomi terutama dalam perannya menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Pariwisata saat ini menjadi sektor yang cukup penting melihat perkembangannya saat ini baik skala global maupun lokal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Menurut data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2013) menunjukkan sektor pariwisata berada diurutan keempat sebagai penghasil devisa terbesar di Indonesia dengan total pendapatan 7.6 milliar dollar (USD). Indonesia menawarkan wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah dan lainnya yang tersebar di seluruh pelosok negeri, baik yang telah dikelola dengan baik maupun belum dikelola dan belum terjamah oleh manusia.

Kawasan bahari yaitu kawasan pesisir yang sangat diminati oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara dan memiliki prospek ekonomi yang sangat baik dalam pengelolaannya menjadi tempat wisata. Peran pemerintah atau masyarakat daerah sangat penting dalam pengembangannya, karena pembangunan sektor wisata bahari diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat terutama nelayan. Pengelolaan wisata bahari dapat pula mengembangkan berbagai jenis lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Idealnya dalam pengelolaan wisata, masyarakat setempat atau lokal ikut berpartisipasi atau terlibat dalam pengelolaannya, sebab masyarakat lokal tinggal di sekitar atau di dalam obyek wisata tersebut. Kehidupan mereka masih bergantung terhadap potensi sumber daya yang ada di wilayah tersebut dan biasanya mereka memiliki hak adat terhadap wilayah tersebut. Pengembangan wisata bahari ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat yang ada di wilayah tersebut khususnya para nelayan.

Kehidupan nelayan sangat bergantung kepada cuaca, jika cuaca buruk dan tidak memungkinkan bagi mereka untuk melaut sehingga pendapatan mereka menurun. Untuk itu sebagian nelayan berpikiran untuk mencari usaha atau pekerjaan lainnya yang dapat menambah pendapatan, salah satu alternatifnya adalah memanfaatkan potensi wisata yang ada dan bergerak dalam pengelolaan wisata tersebut.

(21)

2

fungsi kelembagaan pelaku utama perikanan mempunyai fungsi sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerjasama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi perikanan, unit produksi perikanan, unit pengolahan dan pemasaran, unit jasa penunjang, organisasi kegiatan bersama, dan kesatuan swadaya dan swadana. Peran kelompok yang ditekankan dalam hal ini adalah peran kelompok sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang. Dibutuhkan indikator untuk mengukur atau melihat peran kelompok tersebut dalam usahanya di kegiatan pariwisata seperti peran pemimpin kelompok, peranan tugas kelompok, dan norma/aturan kelompok yang baik. Indikator-indikator tersebut dapat mempengaruhi peran para nelayan dalam menjalankan kegiatan usaha mereka.

Untuk melihat peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata yang dapat memberikan peluang usaha dan kerja di sektor pariwisata maka perlu dilihat implementasinya di suatu daerah tujuan wisata yang ada di Jawa Barat yaitu Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangadaran, Provinsi Jawa Barat.

Desa Pangandaran adalah desa wisata yang potensial terutama dengan keindahan Pantai Pangadaran Barat dan Timurnya dengan perairan yang jernih dan juga hasil perikanan tangkapnya. Di kawasan Pantai Pangadaran sudah terdapat warung, toko-toko, swalayan, dan cafe-cafe yang menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan seperti makanan, minuman, perlengkapan memancing, dan peralatan berenang. Pengembangan fasilitas pariwisata di Pantai Pangandaran salah satunya diakomodasi oleh Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3) yang mengelola perahu wisata bagi para pengunjung untuk menikmati potensi wisata bahari di Pangandaran. OP3 memiliki kepentingan terhadap kemajuan pariwisata pangandaran dan masing-masing kelompok perahu pesiar didalam OP3 mengakomodasi semua keinginan para anggotanya serta para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk melihat peran kelompok perahu pesiar tersebut dalam kegiatan pariwisata yang berhubungan dengan peluang usaha dan kerja yang dapat berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan anggotanya.

Masalah Penelitian

Potensi pariwisata bahari Indonesia menjadi daya tarik para wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Indonesia memiliki sumberdaya alam melimpah yang mendukung kegiatan pariwisata bahari tersebut. Peluang usaha dan kerja dalam sektor pariwisata bahari dapat menjadi sumber perekonomian yang sangat menguntungkan bagi masyarakat pesisir seperti nelayan. Usaha-usaha pendukung pariwisata dijalankan oleh masyarakat pesisir yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan baik dilakukan perseorangan maupun dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata?

2. Bagaimana hubungan karakteristik anggota kelompok dan elemen-elemen kelompok dengan peran kelompok nelayan yang aktif dalam perahu pesiar? 3. Macam usaha apa saja yang dikerjakan oleh nelayan yang aktif dalam

(22)

3 4. Bagaimana hubungan peran kelompok nelayan dalam fungsinya sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang dengan peluang usaha dan kerja pada sektor pariwisata?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini di antaranya adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisis:

1. Mengetahui peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata.

2. Mengetahui hubungan karakteristik anggota kelompok dan elemen-elemen kelompok dengan peran kelompok nelayan yang aktif dalam perahu pesiar. 3. Mengetahui macam usaha yang dikerjakan oleh nelayan yang aktif dalam

kelompok perahu pesiar.

4. Mengetahui hubungan peran kelompok nelayan dalam fungsinya sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang dengan peluang usaha dan kerja pada sektor pariwisata.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola-pola perilaku nelayan dalam kerangka industrialisasi dan faktor apa saja yang dapat memengaruhinya. Secara lebih khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, di antaranya adalah:

1. Bagi masyarakat Desa Pangandaran

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata terhadap peluang usaha dan kerja di luar pertanian di daerah pesisir.

2. Bagi akademisi

(23)
(24)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Peran dan Peran Kelompok

Menurut Bungin (2008) peran adalah aspek dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.14/MEN/2012, fungsi kelembagaan pelaku utama perikanan mempunyai fungsi sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerjasama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi perikanan, unit produksi perikanan, unit pengolahan dan pemasaran, unit jasa penunjang, organisasi kegiatan bersama, dan kesatuan swadaya dan swadana. Peran kelompok yang ditekankan dalam penelitian ini adalah peran kelompok sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang. Peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama adalah kelembagaan pelaku utama perikanan merupakan cerminan dari keberadaan suatu kelompok. Kelembagaan pelaku utama perikanan harus dapat berfungsi sebagai wadah kerjasama antar pelaku utama dalam upaya mengembangkan kelompok dan membina kehidupan pelaku utama. Adapun peran kelompok sebagai unit jasa penunjang adalah kelembagaan pelaku utama perikanan juga dapat berfungsi sebagai sebuah unit usaha yang mengelola usaha di luar usaha pokoknya seperti jasa penyewaan, jasa percontohan, jasa konsultasi, dan lain-lain.

Konsep Kelompok Nelayan

Santosa (2006) mengemukakan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Menurut Goldberg dan Larson (2006) komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitik beratkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka yang kecil.

Di dalam kelompok diharapkan ada interaksi verbal. Bebe Masterson (1982) seperti dikutip Saleh (2009) melihat peubah situasi sebagai outcome. Hasil seringkali digunakan untuk mengukur keefektivan interaksi kelompok. Hasil ini biasanya ditentukan dalam dua dimensi: (1) kualitas keefektivan produk sekelompok, keputusan, ataupun pemecahan masalah, dan (2) kepuasan yang dirasakan oleh individual anggota kelompok. Outcome tersebut dipengaruhi oleh lingkungan komunikasi (situasional). Elemen-elemen dalam kelompok yang terkait tersebut adalah:

(25)

6

2. Tujuan individu atau kelompok, seringkali tujuan-tujuan individual menunjang tujuan kelompok, kadang-kadang tidak. Tujuan bersama diperoleh dari tujuan pemimpin dan tujuan dari anggota.

3. Kekohesivan, jika kelompok rendah kekohesivannya, jika kepercayaan interpersonal rendah dan jika kelompok tidak kemana-mana, cara anggota kelompok berinteraksi satu sama lain dapat dijadikan kesalahan.

4. Peranan, setiap anggota kelompok punya peranan dan terdapat banyak peranan yang bisa dijalankan oleh banyak kelompok. Peranan ini merupakan sesuatu pengharapan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri dan untuk orang lain dalam konteks tertentu.

5. Norma, setiap kelompok mengembangkan dan mempertahankan norma-norma/aturan. Aturan yang menetapkan perilaku apa yang dapat diterima kelompok/tidak dapat diterima kelompok. Beberapa norma tertentu dilaksanakan secara formal dan beberapa yang lainnya timbul secara tidak formal.

Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan, menyatakan bahwa nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Satria (2002) berpendapat, dilihat dari penguasaan kapital, nelayan dibedakan menjadi nelayan pemilik dan nelayan pekerja (buruh). Nelayan pemilik adalah orang yang memiliki sarana penangkapan seperti kapal/perahu, jaring, dan alat tangkap lainnya. Nelayan pekerja atau buruh adalah orang yang menjual jasa tenaga kerja sebagai buruh dalam kegiatan penangkapan ikan di laut atau sekarang lebih dikenal dengan anak buah kapal (ABK).

Kelompok Nelayan adalah suatu kelompok yang dibentuk berdasarkan jenis mata pencaharian atau profesi yaitu sebagai nelayan. Setiap kelompok nelayan memiliki identitas atau karakter tersendiri. Identitas tersebut merupakan cerminan kondisi internal dari suatu kelompok. Kondisi internal yang membentuk atau menjadi suatu identitas suatu kelompok nelayan adalah kondisi lingkungan tempat kelompok nelayan berada, karakteristik keanggotaan, sarana prasarana kelompok dan aturan kelompok yang berlaku.

Konsep Kepemimpinan

Robbins (2002) berpendapat, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Carter dan Hampill yang dikutip oleh Santosa (2006) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya, mempelopori struktur interaksi dari orang-orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama. Menurut Margono Slamet (1998) yang dikutip Ibrahim (2002) kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku orang banyak agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

(26)

7 Konsep Peran Tugas Kelompok

Peran tugas kelompok adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok (Golberg & Larson, 2006). Peranan tugas kelompok berhubungan dengan tugas yang sedang dikerjakan oleh kelompok. Golberg dan Larson (2006) mengidentifikasikan peranan-peranan tugas kelompok yaitu sebagai penyetus-penyumbang, pencari informasi, pencari pendapat, pemberi informasi, pengulas, pemberi pendapat, koordinator, pengaruh, pengkritik-penilai, penggerak, ahli teknis dan pencatat.

Konsep Norma/Aturan

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2012), aturan adalah hasil perbuatan mengatur atau (segala sesuatu) yg sudah diatur, sedangkan peraturan adalah tatanan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yg dibuat untuk mengatur. Bebe dan Masterson (1982) seperti dikutip Saleh (2009) menyatakan setiap kelompok mengembangkan dan mempertahankan norma-norma/aturan. Aturan/standart yang menetapkan perilaku apa yang dapat diterima kelompok/tidak dapat diterima kelompok. Beberapa norma tertentu dilaksanakan secara formal dan beberapa yang lainnya timbul secara tidak formal (bersifat konvensi).

Konsep Pariwisata Bahari

Menurut BPS (2012), pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke suatu atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat tinggalnya yang didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa bermaksud mencari nafkah tetap. Pariwisata adalah suatu industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan standar hidup. Sebagai industri yang kompleks. Pariwisata juga mendukung sektor lainnya seperti penginapan, transportasi dan industri kerajinan tangan dan cenderamata. Undang-undang No 10 tahun 2009 menyatakan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.

Undang-undang No 10 tahun 2009 mengemukakan usaha pariwisata meliputi daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaran kegiatan hiburan dan rekreasi, jasa informasi wisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, spa dan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. Untuk itu kegiatan pariwisata membutuhkan berbagai komponen fasilitas, seperti: (1) fasilitas pelayanan, antara lain akomodasi, rumah makan, dan hotel, (2) fasilitas pendukung, antara lain perbelanjaan dan hiburan, (3) fasilitas umum dan infrastruktur, antara lain air bersih, jalan, dan tempat parkir, (4) fasilitas rekreasi yakni rekreasi obyek wisata dalam dan luar kawasan.

(27)

8

serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut peningkatan suatu keadaan yang diakibatkan oleh tuntutan, dengan indikator yaitu peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, lama kunjungan wisatawan, peningkatan sarana dan prasarana pariwisata, aktivitas wisatawan serta jenis dan macam usaha berkaitan dengan pariwisata. Perkembangan pariwisata di wilayah pesisir akan mendukung fasilitas-fasilitas pendukung wisata lainnya untuk berkembang pesat juga. Dalam hal ini dibutuhkan pengembangan pariwisata secara menyeluruh. Pengembangan pariwisata berpengaruh positif terhadap perluasan peluang usaha dan kerja bagi masyarakat termasuk usaha tambahan bagi para nelayan, dimana hal ini akan meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan mereka.

Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang sangat panjang terkenal dengan wisata baharinya. Wisata bahari yaitu wisata yang berhubungan dengan air atau laut. Banyak pulau yang dikembangkan menjadi obyek wisata bahari, misalnya untuk bermain ski air, jet sky, speed boat, berenang, menyelam dan menikmati keindahan bawah laut. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkannya wisata bahari. Tentunya hal ini memberikan peluang bagi masyarakat pesisir untuk berusaha mendukung kegiatan pariwisata bahari dengan memberikan jasa ataupun kegiatan lainnya sehingga memberikan pendapatan ekonomi. Tentunya hal ini juga dimanfaatkan oleh kelompok nelayan untuk menambah pendapatan mereka. Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dibutuhkan kinerja kelompok yang baik sehingga dapat menguntungkan anggota-anggotanya.

Konsep Ketenagakerjaan

BPS (2012) menyatakan, Pekerja adalah semua orang yang biasanya bekerja di perusahaan/usaha dengan mendapat upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik uang maupun barang. Tenaga kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja, yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikategorikan bekerja.

Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, menjalankan perusahaan bukan miliknya, atau mewakili perusahaan yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Industri berdasarkan pengertian BPS (2012) adalah merupakan cabang kegiatan ekonomi, sebuah perusahaan atau badan usaha sejenisnya dimana tempat seseorang bekerja. Kegiatan ini diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI).

(28)

9 sedangkan kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata pencaharian.

Peluang usaha adalah kesempatan yg didapatkan seseorang atau kelompok untuk menggunakan potensi yang dimiliki dan dengan memanfaatkan kesempatan.

Kerangka Pemikiran

Dalam suatu kelompok setiap anggota kelompok memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakteristik anggota kelompok diperlukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara karakter individu dengan elemen-elemen yang terdapat di dalam kelompok. Karakteristik anggota kelompok dapat dilihat dari indikator umur, tingkat pendidikan, jabatan, dan lama keanggotaan yang memiliki hubungan dengan elemen-elemen kelompok. Selain itu karakteristik anggota kelompok juga memiliki hubungan langsung dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang.

Terdapat hubungan langsung elemen-elemen kelompok seperti indikator kepemimpinan melalui peran pemimpin, peran tugas kelompok, dan norma/aturan kelompok dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang. Jika indikator kepemimpinan peran pemimpin kelompok, peran tugas anggota kelompok, dan norma/aturan kelompok dapat berjalan dengan baik, maka peran kelompok pun menjadi baik. Peran kelompok yang baik tersebut dapat memberikan hubungan positif dengan peluang usaha dan kerja kelompok di sektor pariwisata, seperti jasa transportasi wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi dan lainnya. Hubungan ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk meningkatkan peran dalam peluang usaha dan kerja di luar sektor perikanan sebagai usaha penunjang kelompok.

(29)

10

Keterangan:

= Hubungan langsung

Gambar 1 Kerangka pemikiran Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibentuk, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik anggota kelompok dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang.

2. Diduga terdapat hubungan nyata antara elemen-elemen kelompok yaitu kepemimpinan melalui peran pemimpin, peranan tugas kelompok, dan norma/aturan kelompok dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang.

3. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik anggota kelompok dengan elemen-elemen kelompok.

4. Diduga terdapat hubungan nyata antara peran kelompok nelayan dengan peluang usaha dan kerja.

Karakteristik Anggota Kelompok

1. Umur 2. Tingkat

Pendidikan 3. Jabatan 4. Lama

Keanggotaan

Elemen-elemen Kelompok

1. Kepemimpinan melalui peran pemimpin 2. Peranan Tugas

Kelompok 3. Norma/Aturan

kelompok

Peran Kelompok Nelayan

1. Wahana Kerjasama 2. Unit Jasa

Penunjang

(30)

11 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini berkaitan dengan kerangka pemikiran, antara lain sebagai berikut:

1. Karakteristik anggota kelompok

a. Umur adalah selisih antara tahun anggota kelompok dilahirkan dengan tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dibedakan ke dalam kategori-kategori yang berbeda dengan menggunakan perhitungan standar deviasi:

1. Muda (23-28 tahun)

2. Dewasa awal (29-32 tahun) 3. Dewasa akhir (33-41 tahun)

b. Tingkat pendidikan adalah tahun tempuh anggota kelompok dalam memperoleh pendidikan formal yang terstruktur. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Tingkat pendidikan dikategorikan ke dalam: 1. Rendah (tamat SD)

2. Sedang (tamat SMP) 3. Tinggi (tamat SMA)

c. Jabatan di dalam kelompok adalah posisi yang diberikan sebagai tanggung jawab tugas di dalam kelompok. Diukur dengan menggunakan skala nominal, dan dikelompokkan ke dalam kategori:

1. Pengurus kelompok (kode 1) 2. Anggota kelompok (kode 2)

d. Lama keanggotaan adalah lamanya setiap anggota kelompok bergabung dalam kelompok hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan bulan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dibedakan ke dalam kategori-kategori yang berbeda dengan menggunakan perhitungan standar deviasi:

1. Rendah (8-32 bulan) 2. Tinggi (33-42 bulan) 2. Elemen-elemen Kelompok

a. Peran pemimpin adalah usaha yang dilakukan pemimpin dalam mengkoodinir, memberi informasi dan menjaga kekompakkan anggota kelompoknya. Indikator yang digunakan dalam peran pemimpin adalah mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala, mengaktifkan anggota, mengawasi kegiatan, memberi semangat untuk mencapai tujuan, mewakili kelompok, dan memberi tanggung jawab. Diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Dikategorikan ke dalam: 1. Rendah (jika total skor antara 20-22)

2. Sedang (jika total skor antara 23-25) 3. Tinggi (jika total skor antara 26-28)

(31)

12

ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Peran tugas kelompok dibedakan ke dalam kategori:

1. Rendah (jika total skor antara 18-20) 2. Sedang (jika total skor antara 21-23) 3. Tinggi (jika total skor antara 24-26)

c. Norma/Aturan, cara yang ditetapkan untuk dipatuhi dan dijalankan yang menetapkan perilaku apa yang dapat diterima kelompok/tidak dapat diterima kelompok. Ukuran yang digunakan dalam peubah ini berdasarkan dipatuhi atau tidak dipatuhinya aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam kelompok oleh anggotanya. Indikator norma/aturan yaitu bentuk aturan, pemahaman isi aturan, dan penerapan aturan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Norma/aturan dikategorikan ke dalam: 1. Rendah (jika total skor antara 14-16)

2. Sedang (jika total skor antara 17-19) 3. Tinggi (jika total skor antara 20-22) 3. Peran Kelompok Nelayan

a. Peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama adalah bentuk peran kelompok sebagai wadah kerjasama antar anggota kelompok dalam upaya mengembangkan kelompok dan membina kehidupan kelompok. Indikator peran kelembagaan sebagai wahana kerjasama yaitu kerjasama dalam pencarian informasi usaha pariwisata, kerjasama dalam penyediaan komoditi atau peralatan usaha dan kerja, dan kerjasama dalam pengelolaan usaha kelompok. Diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Dikategorikan ke dalam:

1. Rendah (jika total skor antara 13-14) 2. Sedang (jika total skor antara 15-16) 3. Tinggi (jika total skor antara 17-18)

b. Peran kelompok nelayan sebagai unit jasa penunjang adalah bentuk peran kelompok sebagai kelompok unit usaha yang mengelola usaha di luar usaha pokoknya seperti usaha-usaha dalam kegiatan pariwisata. Indikator peran kelompok sebagai unit jasa penunjang yaitu perlunya pengembangan usaha penunjang di sektor perdagangan, akomodasi, transportasi, makanan, dan penyewaan peralatan olahraga air. Diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Dikategorikan ke dalam:

(32)

13 4. Peluang usaha dan kerja

Usaha dan kerja di sektor pariwisata adalah berbagai pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan kegiatan wisata. Pengukuran dilakukan dengan melihat apakah terdapat usaha atau kerja tambahan dan macam usaha apa saja yang dilakukan oleh para nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata selain usaha mereka sebagai kelompok Perahu pesiar. Dikategorikan ke dalam:

1. Perahu pesiar yang tidak ada tambahan usaha (kode 1)

(33)
(34)

15

PENDEKATAN LAPANG

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif dalam pengumpulan datanya. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun & Effendi, 2008). Pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan melalui metode survei kepada masyarakat dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan melalui teknik observasi terlibat langsung kepada yang diteliti. Melalui pendekatan ini dilakukan pengambilan dokumen dan wawancara mendalam kepada informan. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini berguna untuk mengetahui peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata, mengetahui macam usaha yang dikerjakan oleh kelompok nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata, mengetahui hubungan elemen-elemen kelompok yaitu indikator kepemimpinan melalui peran pemimpin, peranan tugas kelompok, dan norma/aturan kelompok dengan peran kelompok nelayan dan mengetahui hubungan peran kelompok nelayan dalam fungsinya sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang dengan peluang usaha dan kerja pada sektor pariwisata. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat aktivitas yang dilakukan.

Data primer dan sekunder yang diperoleh diolah dan kemudian dianalisa secara deskriptif. Menurut Riduwan dan Sunarto (2011), Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Data yang diperoleh melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan wawancara mendalam dan observasi disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif.

Lokasi dan Waktu

(35)

16

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat nelayan Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang merupakan anggota kelompok perahu pesiar dalam Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3). Unit analisis penelitian yaitu anggota kelompok nelayan yang aktif dalam kegiatan usaha atau kerja di luar sektor perikanan khususnya usaha atau kerja dalam bidang pariwisata. OP3 adalah organisasi nelayan yang mengakomodasi kegiatan pariwisata di Pangandaran khususnya Desa Pangandaran. Usaha pariwisata yang dikelola oleh OP3 adalah jasa perahu wisata/perahu pesiar. Jumlah anggota OP3 secara keseluruhan sebanyak 518 orang yang dibagi ke dalam tujuh kelompok perahu pesiar dengan wilayah kerja yang berbeda yaitu sebagian besar cakupan wilayahnya terdapat di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung. Masing-masing kelompok melayani para pengunjung yang berada di wilayah kerja mereka.

Pengambilan responden menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) agar populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Responden yang dipilih sebesar 7% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 36 orang yang tergabung dalam kelompok nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata. Pemilihan responden sebanyak 36 orang dari jumlah populasi dikarenakan anggota nelayan tersebut memiliki banyak persamaan atau homogen, sehingga pemilihan 36 responden dirasakan cukup untuk mewakili keseluruhan data yang ingin didapat dari semua respoden. Adapun jumlah populasi dapat disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah populasi dan sample penelitian

Nama Kelompok Jumlah Perahu Jumlah Populasi Jumlah Sample Perahu Jumlah Responden (orang)

Kelompok 1 19 78 - -

Kelompok 2 25 82 4 12

Kelompok 3 24 96 4 12

Kelompok 4 18 76 - -

Kelompok 5 18 67 - -

Kelompok 6 13 55 4 12

Kelompok 7 13 64 - -

Total 130 518 12 36

Sumber: Kantor Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3), 2013 Data dan Instrumen

(36)

jurnal-17 jurnal penelitian, skripsi, tesis, dan laporan penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Instrumen merupakan alat ukur untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner tertutup berupa daftar pertanyaan yang berhubungan dengan peubah dalam penelitian. Kuesioner tersebut terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama berisikan pertanyaan-pernyataan mengenai identitas responden atau karakteristik responden; bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan mengenai elemen-elemen kelompok; bagian ketiga berisikan pernyataan-pernyataan mengenai peran kelompok nelayan dan bagian keempat berisikan pernyataan-pernyataan mengenai peluang usaha dan kerja.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas menurut Singarimbun dan Effendi (2008) menunjukkan sejauh mana suatu alat itu mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini menggunakan validitas konstruktif untuk menguji validitas instrumen penelitian yaitu menyusun tolok ukur operasional berdasarkan kerangka dari suatu konsep dan teori. Dalam penerapannya dengan cara membuat tolok ukur berdasarkan konsep dan teori yang diperoleh dari beberapa kajian pustaka dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing ataupun berbagai pihak yang dianggap menguasai materi. Langkah dalam menentukan instrumen maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen pada anggota kelompok yang mempunyai karakteristik relatif sama. Uji coba kuesioner ini dilaksanakan pada 10 responden yang tergabung dalam kelompok nelayan di Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Jika r

hitung product moment berada di atas angka kritik tabel korelasi nilai dengan

koefisien validitas pada taraf 5% (0.05) yaitu r tabel = 0.632, maka

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tergolong kategori valid. Uji validitas dilakukan pada 10 orang anggota kelompok lima perahu pesiar Pangandaran yang memiliki wilayah operasi di Desa Pananjung, hal ini dikarenakan Desa Pananjung tidak masuk wilayah penelitian. Uji coba validitas menggunakan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang berhubungan dengan dimensi elemen-elemen kelompok dengan jumlah pertanyaan sebanyak 28 pertanyaan dan dimensi peran kelompok nelayan dengan jumlah pertanyaan 12 pertanyaan. Hasil uji validitas tersebut menyatakan hanya terdapat lima pertanyaan tergolong kategori valid yaitu r hitung

lebih besar daripada r tabel = 0.632. Uji validitas telah dilakukan, kemudian

dilakukan beberapa pengubahan maksud dari pertanyaan-pertanyaan dan membuang enam pertanyaan dari dimensi elemen-elemen kelompok dan dua pertanyaan dari dimensi peran kelompok nelayan tergolong kategori tidak valid. Pengubahan dan pembuangan beberapa pertanyaan dilakukan, kemudian kuesioner tersebut digunakan untuk mengambil data responden. Hasil validitas dapat dilihat pada Lampiran 5.

(37)

18

nilai koefisien reliabilitas split-half Guttman (rSHG) = 0.843, sedangkan pada dimensi peran kelompok nelayan tergolong moderat dengan nilai koefisien reliabilitas split-half Guttman (rSHG) = 0.519. Hasil reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan terhadap responden yang merupakan anggota kelompok perahu pesiar yang tergabung dalam OP3 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data primer melalui teknik wawancara dengan bantuan kuesioner, dan data sekunder yaitu melalui pengumpulan data-data atau informasi dari berbagai pihak-pihak terkait seperti tokoh masyarakat, kantor desa maupun kecamatan dan lainnya.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik anggota, Elemen-elemen dalam kelompok, peran kelompok nelayan dan peluang usaha dan kerja pada sektor pariwisata, serta analisis statistik inferensial untuk melihat hubungan antara masing-masing aspek tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan langkah, yaitu pertama, melakukan pengkodean kemudian memasukkan data ke dalam berkas data. Kedua, membuat tabel frekuensi. Ketiga mengedit yakni mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan beberapa teknik, antara lain:

1. Tabel frekuensi, untuk menganalisis data primer dan sekunder.

2. Uji Chi Square untuk menganalisis hubungan antar peubah dengan data nominal dengan data ordinal, yaitu hubungan peubah jabatan dalam kelompok dengan dimensi peran kelompok nelayan dan juga dimensi elemen-elemen kelompok, selain itu juga untuk melihat hubungan antara dimensi peran kelompok nelayan dengan dimensi peluang usaha dan kerja.

3. Uji korelasi rank Spearman untuk melihat hubungan nyata antar peubah. Analisis data ini dilakukan untuk melihat hubungan antara karakteristik anggota kelompok dengan peran kelompok nelayan dan elemen-elemen kelompok.

Data diolah dan dianalisis menggunakan Statistic Program for Social Sciences (SPSS) version 16 untuk mengolah data hasil kuesioner untuk melihat fakta yang terjadi dengan menggunakan analisis rank Spearman dan chi square, kemudian dianalisis secara deskriptif. Data kualitatif dari wawancara mendalam dan observasi disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif.

(38)

19 dan peubah dependen). Korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah antara dua peubah yang diuji, yang berarti semakin besar peubah bebas (peubah independen) maka semakin besar pula peubah terikat (peubah dependen). Sementara itu, korelasi negatif menunjukkan hubungan yang tidak searah, yang berarti jika peubah bebas besar maka peubah terikat menjadi kecil (Rakhmat 1997). Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar lima

persen atau pada taraf nyata α = 0.05, yang berarti memiliki tingkat kepercayaan

95 persen.

Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima persen

atau pada taraf nyata α=0.05, yang berarti memiliki tingkat kepercayaan 95

persen, dan satu persen atau pada taraf nyata α=0.01, yang berarti memiliki tingkat kepercayaan 99 persen. Jika (p<0.05) maka terdapat hubungan yang nyata, sedangkan (p<0.01) maka terdapat hubungan yang sangat nyata.

Klasifikasi keeratan hubungan dijelaskan oleh Guilford (1956:145) dalam Rakhmat (1997) sebagai berikut:

Kurang dari 0.20 hubungan lemah sekali 0.20 < 0.40 hubungan rendah

0.40 < 0.60 hubungan yang moderat 0.60 < 0.90 hubungan yang reliabel

(39)
(40)

21

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis dan Kondisi Alam

Kawasan wisata Pangandaran memiliki potensi wisata unggulan berupa pantai. Pantai Pangandaran terletak di pesisir selatan Pulau Jawa sehingga memiliki pemandangan yang cukup indah yang didukung dengan Cagar Alam Pananjung yang memiliki flora dan fauna yang beragam.

Kecamatan Pangandaran merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Luas wilayah Kecamatan Pangandaran adalah 52.39 km² dengan jumlah desa sebanyak delapan desa, yaitu Desa Pangandaran, Desa Babakan, Desa Pananjung, Desa Wonoharjo, Desa Sukahurip, Desa Purbahayu, Desa Sidomulyo, dan Desa Pagergunung. Jumlah penduduk Kecamatan Pangandaran 2011 adalah 55 403 jiwa.

Wilayah Desa Pangandaran memiliki luas desa 667.87 ha yang dibagi menjadi tiga dusun yaitu Dusun Pangandaran Timur, Pangandaran Barat dan Prapat dengan jumlah rukun warga (RW) sebanyak 14 buah dan jumlah rukun tetangga (RT) sebanyak 46 buah. Sebagai desa wisata dengan potensi wisata pantainya yang cukup indah, Desa Pangandaran memiliki garis pantai sepanjang tujuh km dan lahan pemukiman seluas 137.8 ha. Potensi wisata lainnya yang terdapat di Desa Pangandaran yaitu terdapatnya Cagar Alam Pananjung dengan luas 530 ha.

Wilayah Desa Pangandaran secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Desa Babakan b. Sebelah selatan : Samudera Hindia c. Sebelah timur : Samudera Indonesia d. Sebelah barat : Desa Pananjung

Kependudukan

Desa Pangandaran adalah salah satu tujuan wisata yang cukup menawan, banyak penduduk dari daerah lain berdatangan mengadu nasib di Desa Pangandaran, kebanyakan dari mereka berusaha menjadi pedagang di pinggiran pantai atau bekerja menjadi karyawan hotel, tak sedikit pula yang ikut menjadi buruh nelayan atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Jonggol,” sehingga tidak heran jika tiap tahunnya selalu banyak orang yang datang ke Pangandaran untuk mengadu nasib.

(41)
[image:41.595.46.487.67.597.2]

22

Tabel 2 Jumlah penduduk dan kepala keluarga menurut jenis kelamin di Desa Pangandaran

Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (Orang)

Jumlah Kepala Keluarga (Orang)

Laki-laki 5 231 2 970

Perempuan 5 142 238

Jumlah 10 373 3 208

Sumber: Kantor Desa Pangandaran, 2013

Berdasarkan Tabel 2, jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan memiliki perbandingan jumlah yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu laki-laki sebesar 5 231 orang sedangkan perempuan sebesar 5 142 orang sehingga terdapat selisih 89 orang. Jumlah kepala keluarga laki-laki memiliki jumlah sebesar 2 970 orang dari jumlah total kepala keluarga.

Mayoritas Penduduk Desa Pangandaran menurut pendidikannya adalah penduduk yang tamat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 3 157 orang, menyusul penduduk yang tamat SLTA sebanyak 2 151 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Pangandaran

Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Belum Sekolah 1 844 17.78

Tidak Tamat SD 1 067 10.29

Tamat SD 3 157 30.43

Tamat SLTP 1 657 15.97

Tamat SLTA 2 151 20.74

Diploma I/II 113 1.09

Sarjana Muda 149 1.44

Diploma IV/Strata I 221 2.13

Strata II 14 0.13

Jumlah 10 373 100.00

Sumber: Kantor Desa Pangandaran, 2013

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan pendidikan paling rendah di Desa Pangandaran adalah pendidikan Strata II dengan jumlah 14 orang.

Sarana dan Prasarana

Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan suatu wilayah tidak bisa lepas dari keberadaan prasarana dan sarana. Prasarana dan sarana yang terdapat di Desa Pangandaran di antaranya adalah sarana pendidikan, prasarana dan sarana perekonomi, sarana peribadatan dan sarana kesehatan.

Sarana Pendidikan

(42)

23 ketersediaan sarana fisik pendidikan sangatlah penting. Jumlah sarana pendidikan yang terdapat di Desa Pangandaran pada tahun 2013 adalah sembilan unit. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sarana pendidikan di Desa Pangandaran tahun 2013

Sarana Pendidikan Jumlah (Unit)

TK 3

SD/Sederajat 6

Jumlah 9

Sumber : Kantor Kecamatan Pangandaran, 2013 Sarana Perekonomian

Kegiatan masyarakat tidak lepas dari kegiatan ekonomi. kegiatan perdagangan, industri kecil dan menengah tumbuh cukup subur di Desa Pangandaran. Kegiatan-kegiatan tersebut cukup menunjang pariwisata yang berkembang di Desa Pangandaran dan berpengaruh pada kehidupan perekonomian masyarakat. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Sarana perekonomian di Desa Pangandaran tahun 2013

Sarana Perekonomian Jumlah (Unit)

Koperasi Unit Desa 1

Pasar Umum 1

Pasar Ikan 1

Pasar Wisata 1

Kios/Warung/Toko 105

Bank 1

Industri Gula Merah 14

Jumlah 124

Sumber : Kantor Kecamatan Pangandaran, 2013 Sarana Peribadatan

Masyarakat Desa Pangandaran sebagian besar taat beragama. Oleh karena itu prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan masyarakat dalam menjalankan ibadahnya diperlukan. Mayoritas masyarakat Desa Pangandaran beragama Islam. Sarana peribadatan merupakan fasilitas yang sangat penting keberadaannya. Sarana peribadatan yang terdapat di Desa Pangandaran sebanyak 23 rumah ibadah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Sarana peribadatan di Desa Pangandaran tahun 2013

Sarana Peribadatan Jumlah (Unit)

Mesjid 13

Langgar/Mushola 7

Gereja 3

Jumlah 23

(43)

24

Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan aspek penting dalam melakukan usaha atau kegiatan bagi masyarakat. Untuk itu sarana kesehatan merupakan sarana yang cukup penting keberadaannya dalam menujang pembangunan wilayah, khususnya menunjang kegiatan pariwisata bagi para wisatawan. Desa Pangadaran memiliki enam unit sarana kesehatan yang cukup mendukung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Sarana kesehatan di Desa Pangandaran tahun 2013

Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)

Puskesmas 1

Posyandu 5

Jumlah 6

Sumber : Kantor Kecamatan Pangandaran, 2013

Keadaan Umum Pariwisata Desa Pangandaran

Desa Pangandaran merupakan Desa wisata primadona di Jawa Barat. Obyek wisata unggulan di Desa Pangandaran adalah pantai barat Pangandaran, pantai timur Pangandaran dan cagar alam Pananjung. Sektor pariwisata merupakan sektor utama dalam penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Desa Pangandaran memiliki berbagai keistimewaan seperti; dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama, pantainya landai dengan air yang jernih dan memungkinkan kita untuk berenang dengan aman, terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, tersedia tim penyelamat wisata pantai, sarana jalan yang baik, terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang indah.

Adanya faktok-faktor penunjang tersebut, maka wisatawan yang datang di Pangandaran dapat melakukan kegiatan yang beraneka ragam seperti berenang, berperahu pesiar, memancing, keliling dengan sepeda, jet ski dan lain-lain. Salah satu kegiatan cukup menarik yang bisa di lakukan di pantai Pangandaran adalah ikut merasakan sensasi menarik jaring pukat milik nelayan Pangandaran.

Fasilitas pendukung wisata lainnya yang terdapat di Desa Pangandaran adalah lapang parkir yang cukup luas, hotel atau penginapan, restoran, pondok wisata dengan tarif bervariasi, pelayanan pos, telekomunikasi dan money changer, pusat informasi pariwisata, bumi perkemahan, pasar wisata yang menjual souvenir-souvenir khas Pangandaran dan pasar ikan yang menjual ikan tangkapan nelayan maupun hasil olahan ikan seperti ikan asin ataupun makanan laut lainnya.

(44)

25 Keadaan Umum Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3)

Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3) pertama kali didirikan sekitar tahun 1974 dan mendapatkan pengakuan kelembagaan sah secara hukum pada tanggal 4 November 2009. Tujuan Organisasi ini dimaksud menggali dan menumbuh kembangkan seluruh potensi masyarakat dengan tujuan dapat menjadi karya nyata dengan masa bakti kepengurusan organisasi ini adalah lima tahun sekali.

Organisasi perahu pesiar hadir sebagai salah satu penyedia jasa bagi para wisatawan yang akan menikmati indahnya pesona laut Pangandaran dan sekitarnya karena obyek wisata Pantai Pangandaran dan sekitarnya adalah salah satu daya tarik wisata Provinsi Jawa Barat yang pada setiap tahunnya tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

[image:44.595.108.511.323.740.2]

Lemahnya perekonomian masyarakat di daerah membuat pelaksanaan usaha tanpa banyak dukungan dan tanpa dikelola dengan baik akan berdampak pada sejauh mana penghasilan yang didapat, sehingga target yang diharapkan adalah bagaimana organisasi perahu pesiar bisa menjadi kebutuhan bagi keberadaan wisata Pantai Pangandaran.

Gambar 2 Struktur kepengurusan OP3 Ketua

Dedi Hermawan,S.Pd Penasehat

Drs. Jajang Mustofa Drs. Andri, M.Ag

(45)

26

Pada tahun 2009, atas inisiatif bapak Dedi Hermawan selaku ketua OP3 yang baru dilantik pada saat itu membagi seluruh anggota OP3 yang berjumlah 518 orang ke dalam tujuh kelompok dengan wilayah kerja yang berbeda. Kelompok 1,2,3,4,5 dan tujuh berada di wilayah pantai barat Pangandaran, sedangkan kelompok enam berada di wilayah pantai timur Pangandaran, hal ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan atau usaha perahu pesiar. Setiap satu perahu pesiar Pangandaran memiliki jumlah awak sebanyak dua sampai empat orang yang bertugas melayani para wisatawan yang menggunakan perahu pesiar tersebut. Perahu pesiar yang digunakan oleh setiap kelompok adalah jenis GT 1 dan harus memiliki surat ijin pesiar dari Dinas Perhubungan bagian kelautan. Setiap perahu harus melakukan perpanjangan ijin setiap tahunnya dan surat ijin perahu pesiar apabila tiga tahun berturut-turut tidak memenuhi perpanjangan ijin maka pemilik/juragan berkewajiban untuk memperbaiki dan memperbaiki ijin tersebut.

Setiap kelompok wajib mengikuti dan menaati tata tertib dan standar operasional kerja yang telah disepakati oleh seluruh anggota OP3. Tata tertib dan standar operasional tersebut yaitu

1. Daya angkut 10 (sepuluh) orang setiap pemberangkatan.

2. High Seassion (Iedul Fitri, Iedul Adha, hari kemerdekaan RI atau hari-hari besar lainnya, beroperasi mulai pukul 09.00 WIB).

3. Setiap pemberangkatan penumpang diwajibkan memakai pelampung yang disediakan oleh pemilik perahu pesiar.

4. Di saat perahu parkir, pemilik perahu atau petugas diwajibkan menjaga dan mengawasi perahu tersebut.

5. Lalu lintas perahu harus dipastikan selalu aman dan menjaga keselamatan penumpang.

6. Dilarang mengambil terumbu karang atau jenis apapun yang dilindungi baik oleh pemilik perahu ataupun penumpang.

7. Mengutamakan sapta pesona, meliputi pelayanan, kesopanan, peraturan yang ada, dan kebersihan di sekitar obyek wisata.

8. Apabila tidak menaati peraturan tersebut di atas, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan berlaku yang telah disepakati oleh seluruh anggota Organisasi Perahu Pesiar Pangandran (OP3).

(46)

KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN ELEMEN-ELEMEN

KELOMPOK

Karakteristik Responden

Umur Responden

[image:46.595.116.511.276.441.2]

Umur adalah selisih usia antara tahun anggota kelompok dilahirkan dengan tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan data yang didapat usia responden Desa Pangandaran antara 23-41 tahun sehingga dibagi menjadi tiga kategori yaitu usia muda (23-28 tahun), dewasa awal (29-32 tahun) dan dewasa akhir (33-41 tahun). Distribusi responden berdasarkan usia dijelaskan pada Gambar 3.

Gambar 3 Distribusi responden berdasarkan usia

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa anggota kelompok didominasi oleh anggota yang tergolong ke dalam usia dewasa awal yang rata-rata memiliki pengalaman yang cukup lama sebagai nelayan.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahun tempuh anggota kelompok dalam memperoleh pendidikan formal yang terstruktur. Tingkat pendidikan dikategorikan rendah (tamat SD), sedang (tamat SMP) dan tinggi (tamat SMA). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dijelaskan pada Gambar 4.

33,33%

36,11%

30,56%

26,00% 28,00% 30,00% 32,00% 34,00% 36,00% 38,00%

Umur Responden

Muda (23-28 tahun)

Dewasa awal (29-32 tahun)

Dewasa akhir (33-41 tahun)

(47)
[image:47.595.34.486.61.711.2]

28

Gambar 4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan di Desa Pangandaran cukup tinggi karena dari responden yang didapat cukup banyak nelayan yang menamatkan pendidikan hingga tingkat SMP dan SMA dengan selisih yang sangat sedikit, hal ini menunjukkan keinginan masyarakat untuk sekolah cukup tinggi meskipun kebanyakan dari mereka setelah tamat SMP atau SMA langsung terjun ke dunia kerja atau mengikuti jejak orang tuanya sebagai nelayan dan tidak melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Fasilitas pendukung pendidikan juga sudah cukup memadai sehingga mudah bagi mereka untuk mengakses pendidikan di daerah mereka.

Jabatan dalam Kelompok

[image:47.595.84.483.513.667.2]

Jabatan di dalam kelompok adalah posisi yang diberikan sebagai tanggung jawab atas tugas yang diemban di dalam kelompok. Dibedakan ke dalam dua kategori yaitu pengurus kelompok (ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara, SAR, dan lainnya) dan anggota kelompok. Distribusi responden berdasarkan jabatan dalam kelompok dijelaskan pada Gambar 5.

Gambar 5 Distribusi responden berdasarkan jabatan dalam kelompok

Dalam masing-masing kelompok perahu pesiar memiliki struktur yang jelas denga masa bakti kepengurusan selama lima tahun. Pemilihan ketua maupun struktur kelompok lainnya dilakukan secara musyawarah. Selain terdapat ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara dalam kelompok terdapat juga tim SAR yang berfungsi mengawasi dan mengantisipasi terjadinya hal yang tidak

19,44% 41,67% 38,89% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00%

Tingkat Pendidikan

Rendah (tamat SD)

Sedang (tamat SMP)

(48)

29 diinginkan bagi para pengunjung. Setiap kelompok terdapat tiga orang SAR yang bertugas mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan yang dialami oleh para pengunjung.

Lama Keanggotaan

[image:48.595.113.510.229.398.2]

Lama keanggotaan adalah lamanya setiap anggota kelompok bergabung dalam kelompok hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan bulan. Data yang didapat lama keanggotaan kelompok di antara 8-41 bulan. Dibedakan ke dalam kategori rendah (8-32 bulan) dan tinggi (33-42 bulan). Distribusi responden berdasarkan lama keanggotan dalam kelompok dijelaskan pada Gambar 6.

Gambar 6 Distribusi responden berdasarkan lama keanggotaan

Organisasi perahu pesiar Pangandaran (OP3) didirikan sekitar tahun 1974 dan pada tahun 2009 atas inisiatif keua OP3 dan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan organisasi maka dibentuklah tujuh kelompok perahu pesiar dengan wilayah operasi yang berbeda, sehingga sebagian besar anggota adalah anggota organisasi terdahulu yang memiliki pengalaman keanggotaan tergolong tinggi atau cukup lama sejak kelompok dibentuk hingga sekarang.

Elemen-elemen Kelompok

Kepemimpinan Melalui Peran Pemimpin

Peran pemimpin adalah usaha yang dilakukan pemimpin dalam mengkoodinir, memberi informasi dan menjaga kekompakkan anggota kelompoknya. Indikator yang digunakan dalam peran pemimpin adalah mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala, mengaktifkan anggota, mengawasi kegiatan, memberi semangat untuk mencapai tujuan, mewakili kelompok, dan memberi tanggung jawab. Dikategorikan ke dalam rendah (jika total skor antara 20-22), sedang (jika total skor antara 23-25) dan tinggi (jika total skor antara 26-28). Peran pemimpin dapat dijabarkan pada Gambar 7.

13,89%

86,11%

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%

Lama Keanggotaan

Rendah (8-32 bulan)

(49)

30

Gambar 7 Distribusi responden berdasarkan tingkat kepemimpinan melalui peran pemimpin

Berdasarkan data tersebut menyatakan bahwa kepemimpinan melalui peran pemimpin kelompok perahu pesiar tergolong sedang atau cukup berperan. Pemimpin masing-masing memiliki masa bakti selama lima tahun. Melalui penelitian ini melihat pandangan anggota terhadap aspek kepemimpinan yang dimiliki pemimpin kelompok mereka adalah peran pemimpin dalam mencetuskan ide dalam merencanakan kegiatan, pemimpin memberikan kesempatan kepada anggotanya dalam menyampaikan ide atau gagasan, keikutsertaan pemimpin dalam kegiatan kelompok, pengawasan terhadap anggotanya, pemberian semangat kepada anggotanya, tidak memaksakan kehendak, dalam pengambilan keputusan dan bentuk pemberian tanggung jawab kepada anggotanya. Kesemua aspek tersebut dirasa cukup baik dilakukan oleh para ketua kelompok ataupun pengurus kelompok menurut para anggotanya.

Peranan Tugas Kelompok

Peran tugas kelompok adalah kemampuan yang dilakukan setiap anggota kelompok dalam melakukan tugasnya di dalam kelompok. Indikator yang digunakan dalam peran tugas kelompok adalah penyetus-penyumbang, pencari informasi, pemberi informasi, pemberi pendapat, koordinator, pengkritik-penilai, dan penggerak. Peran tugas kelompok dibedakan ke dalam kategori rendah (jika total skor antara 18-20), sedang (jika total skor antara 21-23) dan tinggi (jika total skor antara 24-26). Peranan tugas kelompok dapat dijelaskan pada Gambar 8.

27.78%

47.22%

25.00%

Peran Pemimpin

rendah (total skor antara 20-22)

sedang (total skor antara 23-25)

tinggi (total skor antara 26-28)

[image:49.595.52.482.39.465.2]
(50)
[image:50.595.100.512.0.842.2]

31

Gambar 8 Distribusi responden berdasarkan tingkat peranan tugas kelompok Peranan tugas kelompok tergolong ke dalam kategori rendah karena menurut pandangan angota kelompok peran pemimpin yang cukup menonjol dalam kelompok membuat setiap anggota kelompok merasa tugas kelompok dapat terselesaikan antara pemimpin dengan beberapa anggotanya, sehingga banyak anggota tidak ikut serta dalam menjalankan tugas kelompok secara bersama-sama. Pertemuan rutin kelompok yang jarang membuat hal ini bisa saja terjadi.

Norma/Aturan Kelompok

[image:50.595.112.511.522.688.2]

Norma/Aturan, cara yang ditetapkan untuk dipatuhi dan dijalankan yang menetapkan perilaku apa yang dapat diterima kelompok/tidak dapat diterima kelompok. Ukuran yang digunakan dalam peubah ini berdasarkan dipatuhi atau tidak dipatuhinya aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam kelompok oleh anggotanya. Indikator norma/aturan yaitu bentuk aturan, pemahaman isi aturan, dan penerapan aturan. Norma/aturan dikategorikan ke dalam rendah (jika total skor antara 14-16), sedang (jika total skor antara 17-19) dan tinggi (jika total skor antara 20-22). Norma/aturan kelompok dijabarkan pada Gambar 9.

Gambar 9 Distribusi responden berdasarkan tingkat norma/aturan kelompok Dalam

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran
Tabel 2  Jumlah penduduk dan kepala keluarga menurut jenis kelamin di Desa Pangandaran
Gambar 2  Struktur kepengurusan OP3
Gambar 3.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah permainan geometri dapat meningkatkan kemampuan matematika sederhana anak pada kelompok A RA Al Islam Kadipiro, Kecamatan

permainan ini syarat dengan kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas kognitif. Misalnya kegitan dalam melakukan pengamatan, penyelidikan, kegiatan dalam mendapatkan penemuan

Realisasi PAD agregat seluruh Pemda di Provinsi Sulawesi Tengah sampai dengan triwulan III-2019 sebesar Rp1,48 triliun atau 61,62 persen dari target PAD tahun 2019

Terdapat tiga objektif yang akan membantu bagi menyempurnakan kajian ini iaitu mengenalpasti amalan yang tidak beretika di kalangan profesional industri pembinaan di

Perasaan adalah faktor utama dalam latar belakang terciptanya karya musik Rest in Peace Brother .Perasaan yang timbul akibat kehilangan seorang sahabat yang selalu

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa percernaan campuran (co-digestion) dapat menghasilkan total biogas yang lebih banyak daripada

Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas ( dry heat oven ), merendam dalam air mendidih (menggodog),