• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumbang Datang, Kumbang Tertangkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kumbang Datang, Kumbang Tertangkap"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Judul Populer: Kumbang Datang, Kumbang Tertangkap Judul English : Beetles Come, Bettles Trapped

Judul Riset : Multi-Trap: Perangkap Efektif Pengendali Hama Kumbang Badak dan Kumbang Sagu pada Kelapa, Kelapa Kopyor, dan Kelapa Sawit (Kumbang Datang, Kumbang Tertangkap)

Deskripsi Singkat

Kumbang badak (Oryctes sp.) dan kumbang sagu (Rhyncophorus sp.) merupakan hama utama pada tanaman kelapa, kelapa kopyor, kelapa sawit dan sagu. Kumbang tersebut telah mematikan banyak pertanaman kelapa dan kelapa kopyor serta menjadi masalah pada replanting kelapa sawit. Pengendalian kumbang secara kimiawi dan biologi terbukti kurang efektif, sedangkan perangkap hama yang ada saat ini tidak mampu menangkap hamanya. Inovasi ini menghasilkan alat perangkap hama yang efektif untuk pengendalian kumbang pada pertanaman kelapa, kelapa kopyor, kelapa sawit, dan sagu. Perangkap yang telah diuji di Jawa Tengah ini mampu mengeradikasi ribuan kumbang badak dan kumbang sagu dari pertanaman kelapa kopyor

Rhinoceros beetle and Red Palm Weevil are major pests attacking coconut, oil palm and sago. Chemical and biological control of the pests are ineffective. Neither is the available pest traps. This inovation offers effective trap for controlling beetle and weevil attack in coconut, oil palm, and sago. The trap has been tested and able to erradicate thousands of pests in Kopyor coconut and oil palm

Keunggulan

Dengan menggunakan umpan feromon yang tepat, perangkap ini menjamin kumbang badak dan kumbang sagu yang datang akan terperangkap. Perangkap sederhana dan mudah dibuat ini terbukti efektif dalam uji di lapangan dan telah mampu menangkap dan mengeradikasi ribuan kumbang badak dan kumbang sagu dari pertanaman kelapa kopyor di Jawa Tengah dan dari kelapa sawit. Perangkap ini dapat disiapkan dengan bahan lokal yang tersedia

Inovator : Sudarsono; Meldy L.A. Hossang; Dini Dinarti; Sudrajat; Hengki Novarianto; Ismail Maskromo; Megayani Sri Rahayu; Agus Susetyo Purwono

(2)
[image:2.595.70.244.292.746.2]

Sudarsono, lahir di Surakarta pada tanggal 13 Juni 1961. Dosen aktif di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB ini juga menjabat sebagai Kepala Bagian Bioteknologi Tanaman. Beliau menempuh S1 dan S2 di bidang Agronomi dan Hortikultura serta S3 di North Carolina State University (NCSU) pada bidang Biologi Molekuler Tanaman. Guru besar IPB ini aktif dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian beliau tentang kelapa kopyor asli Indonesia ini telah berhasil membawa beliau menjadi salah satu inovator dalam 105 dan 106 Inovasi Indonesia versi Business Innovation Center (BIC) pada tahun 2013 dan 2014. Beberapa penelitian yang beliau lakukan didanai oleh hibah penelitian Hibah Pasca dan program Hi Link, Dirjen DIKTI; KKP3T dan KKP3N, Departemen Pertanian; dan Riset Unggulan Terpadu (RUT), Kemenristek Republik Indonesia. Saat ini beliau fokus mengembangkan varietas dan teknologi budidaya dan pengendalian hama tanaman Kelapa Kopyor, serta tanaman pangan lainnya.

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Penanganan syok sepsis yang adekuat sesuai sepsis bundle Surviving Sepsis Control (SSC) 2018 dan pengambilan keputusan yang tepat dalam pemberian obat suportif serta

Berdasarkan uraian masalah diatas maka untuk mengurangi ketidaklengkapan pengkodean ICD-10 yang disebabkan belum tercantumnya karakter ke 5 dan seterusnya, penulis

perbedaan paling signifikan disini ialah panjang dari kedua hal tersebut (piping dan pipelines) sehingga dalam prosedur nya pun nanti nya akan diperlakukan dengan

Na osnovu dobijenih rezultata može se zaključiti da se RAPD markeri mogu koristiti za ispitivanje genetičke divergentnosti samooplodnih linija kukuruza, ali je njihova primena

memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase perkecambahan, keserempakan berkecambah, panjang plumula, panjang akar, dan bobot akar kecambah benih palem merah,

Jawab: Urutan pengelapan dimulai dari daerah wajah dan leher karena merupakan daerah yang dianggap terbersih sehingga didahulukan dan sebagai pengenalan untuk adaptasi

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi menggunakan metode Black-box , implementasi MultiPoint Mouse SDK berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dengan ditunjukkan oleh