• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keputusan pembelian konsumen di RM. Bumi Aki Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis keputusan pembelian konsumen di RM. Bumi Aki Kota Bogor"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI RM.BUMI AKI KOTA BOGOR

MANTO MP PASARIBU

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI RM.BUMI AKI KOTA BOGOR

MANTO MP PASARIBU

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Keputusan Pembelian Konsumen di RM. Bumi Aki Kota Bogor

Nama : Manto MP Pasaribu NIM : H34114064

Disetujui oleh

Ir. Joko Purwono, MS Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir.Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Keputusan Pembelian Konsumen di RM. Bumi Aki Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014 Manto MP Pasaribu

H34114064

1

(6)

ABSTRAK

MANTO MP PASARIBU.Analisis Keputusan Pembelian Konsumen di RM. Bumi Aki Kota Bogor.Dibimbing oleh Joko Purwono.

Kota Bogor merupakan kota yang dikenal sebagai tempat wisata kuliner di wilayah JABODETABEK. Kehadiran RM. Bumi Aki di Kota Bogor sebagai rumah makan etnik sunda menyebabkan persaingan dibidang kuliner menjadi semakin ketat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen di RM. Bumi Aki. Proses keputusan pembelian dianalisis secara deskriptif, sedangkan tingkat kepuasan konsumen dianalisis menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan IPA terdapat tiga atribut yang berada pada kuadran I yang kinerjanya merupakan prioritas utama dalam perbaikan yaitu harga makanan dan minuman, kecepatan penyajian pesanan, kesigapan dalam menangani keluhan.Atribut yang berada pada kuadran II yang kinerjanya perlu dipertahankan adalah rasa makanan dan minuman, lokasi restoran, kebersihan restoran, ketersediaan lahan parkir, kenyamanan restoran, keramahan dan kesopanan pramusaji.Hasil perhitungan CSI menunjukkan bahwa konsumen RM. Bumi Aki puas.

Kata kunci: keputusan pembelian, kepuasan, IPA, CSI

ABSTRACT

Manto MP PASARIBU.Purchasing Decision Analysis in Bumi Aki Restaurant in Bogor.Supervised by Joko Purwono.

Bogor is a well known city for culinary recreation in JABODETABEK. The emerging of Bumi Aki restaurant in Bogor has made the competition in culinary sector more competitive. The purpose of this research was to analyze the process of purchasing decision and consumer satisfaction of Bumi Aki restaurant. The purchasing decision process was analyzed in a descriptive way, and the consumer satisfaction level was analyzed using Importance Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI). Based on IPA, there were three attributes located in quadrant I wich they performance were the main priority to be fixed, they were foods and beverages prices, order service speed, and responsiveness of complain handling. Attributes that located in quadrant II, wich they performance were need to be maintained, were foods and beverages taste, restaurant location, restaurant cleanliness, parking lot capacity, restaurant comfortness, and waitress hospitality and politeness. The result of CSI showed that consumers of Bumi Aki restaurant were satisfied.

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Maret 2014 ini adalah perilaku konsumen, dengan judul Analisis Keputusan Pembelian Konsumen di RM. Bumi Aki Kota Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan arahan selama penyelesaian skripsi. Tidak lupa juga terima kasih kepada Ibu Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama dan Bapak Dr Ir Burhanudin, MM selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas saran dan kritiknya untuk perbaikan skripsi ini. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Iben selaku menejer dan seluruh karyawan RM. Bumi Aki Kota Bogor atas waktu, tempat, informasi dan kesempatan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih yang sangat luar biasa juga disampaikan kepada Ayah (Drs Alman Juntri Pasaribu, MPd) dan Ibu (Henni Sinaga, SPd) serta adik-adik saya (Nency, Lora, Riska dan Donald) atas doa dan semagat serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Penulis juga sampaikan kepada seluruh teman-teman kosan di Babakan Fakultas dan rekan-rekan Alih Jenis Agribisnis yang terus memberikan semangat dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 7

Karakteristik Konsumen 7

Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian 7

Metode Analisis Keputusan Pembelian 9

KERANGKA PEMIKIRAN 10

Kerangka Pemikiran Teoritis 10

Definisi Konsumen 10

Keputusan Pembelian 10

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 10

Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 13

Perilaku Konsumen 16

Kepuasan Konsumen 16

Bauran Pemasaran 16

Atribut Produk 18

Kerangka Berpikir 18

Pengaruh Lingkungan Terhadap Keputusan Pembelian 18 Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian 19 Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Keputusan Pembelian 20

Kerangka Pemikiran Operasional 20

METODE PENELITIAN 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis dan Sumber Data 21

Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel 23

Pengujian Atribut Kuesioner 24

Uji Validitas 24

Uji Reliabilitas 25

Metode Pengolahan dan Analisis Data 26

Analisis Deskriptif 26

Importance Performance Analysis (IPA) 26

Customer Satisfaction Index (CSI) 28

HASIL DAN PEMBAHASAN 29

Gambaran Umum Restoran 29

Sejarah RM. Bumi Aki 29

Sumber Daya Manusia 29

(9)

Karakteristik Umum Konsumen 31

Jenis Kelamin 31

Usia 32

Domisili 32

Status Pernikahan 33

Pendidikan Terakhir 33

Pekerjaan 33

Tingkat Pendapatan 34

Tingkat Pengeluaran di RM. Bumi Aki 34

Proses Pengambilan Keputusan 35

Pengenalan Kebutuhan 35

Pencarian Informasi 35

Evaluasi Alternatif 37

Pembelian 38

Pasca Pembelian 39

Consumen Satisfaction Index (CSI) 41

Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Konsumen 42

Implikasi Bauran Pemasaran 46

Produk 47

Harga 47

Tempat 47

Proses 47

Lingkungan Fisik 47

Orang 48

SIMPULAN DAN SARAN 48

Simpulan 48

Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN 52

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2007-2012 1 2 Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2006-2012 2 3 Jumlah tamu di RM. Bumi Aki Kota Bogor Agustus 2013-Februari 2014 5

4 Rincian kuesioner penelitian 22

5 Atribut-atribut untuk uji validitas 24

6 Kriteria tingkat kepuasan pelanggan 28

7 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin 32 8 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan usia 32 9 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan domisili 32 10 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan status pernikahan 33 11 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir 33 12 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan 33 13 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan rata-ratapendapatan setiap

(10)

14 Sebaran data karakteristik konsumen berdasarkan rata-ratapengeluaran setiap

berkunjung ke RM. Bumi Aki 34

15 Sebaran data berdasarkan kebutuhan konsumen 35

16 Sebaran data berdasarkan sumber informasi 36

17 Sebaran data berdasarkan informasi yang paling ingin diketahui 36 18 Sebaran data berdasarkan alat promosi RM. Bumi Aki yang paling

mempengaruhi 36

19 Sebaran data berdasarkan alasan berkunjung ke RM. Bumi Aki 37 20 Restoran sunda yang menjadi pesaing RM. Bumi Aki 37 21 Jenis restoran etnik yang menjadi pertimbangan konsumen 38 22 Proses keputusan pembelian konsumen di RM. Bumi Aki 38 23 Pihak yang mempengaruhi pembelian konsumen di RM. Bumi AKi 39

24 Waktu pembelian konsumen di RM. Bumi Aki 39

25 Rata-rata jumlah kunjungan konsumen ke RM. Bumi Aki 39

26 Penilaian konsumen pascapembelian 39

27 Sebaran data berdasarkan minat untuk berkunjung kembali ke RM. Bumi

Aki 40

28 Sebaran data berdasarkan pengaruh kenaikan harga di RM. Bumi Aki 40 29 Sebaran data kesedian konsumen untuk merekomendasikan RM. Bumi Aki 40 30 Perhitungan Customer Satisfaction Index di RM. Bumi Aki Kota Bogor 41 31 Nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja atribut di RM. Bumi Aki 42

DAFTAR GAMBAR

32 Tahapdalamproses pengambilan keputusan 10

33 Kerangka pemikiran operasional 21

34 Diagram kartesius (Supranto, 2006) 27

35 Struktur organisasiRM. Bumi Aki Kota Bogor 30

36 Diagram kartesius atribut RM. Bumi Aki Kota Bogor 43

DAFTAR LAMPIRAN

37 Data kuesioner uji validitas atribut 53

38 Hasil uji validitas atribut kuesioner 54

39 Hasil uji reabilitas atribut kuesioner 56

40 Kuesioner penelitian 58

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bogor merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat. Luas wilayah dari kota Bogor tercatat 11.850 ha atau 0,27 persen luas provinsi Jawa Barat yang terdiri dari enam kecamatan. Sebagai salah satu kota di Jawa Barat, Bogor memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu 6.662 jiwa/ Km2. Jumlah penduduk kota Bogor sebanyak 820.707 jiwa.

Kota Bogor memiliki beberapa tempat wisata/ rekreasi yang dapat dikunjungi oleh wisatawan seperti Kebun Raya, Istana Bogor, Jungle, Museum PETA, Museum Zoologi, Museum Etnobotani. Selain itu terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikembangkan seperti wisata kampung tour di Kelurahan Cikaret Pancasan Bogor, kebun penelitian tanaman obat industri Cimanggu, Kawasan pedesaan Situ Gede dan pusat-pusat penelitian lainnya. Potensi pariwista kota Bogor juga terlihat pada aktivitas kunjungan wisata ke pusat-pusat dagangan makanan jajanan dan buah-buahan serta factory outlet pakaian dan tas seperti di Jalan Suryakencana, Siliwangi, Pajajaran, dan Tajur. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa Kota Bogor memiliki potensi pariwista yang cukup baik dalam menarik minat para wisatawan.Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1Perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2007-2012

Tahun Wisatawan Jumlah Pertumbuhan

(%) Nusantara Mancanegara

2007 1.267.839 13.732 1.281.571 -

2008 1.370.119 18.174 1.388.293 7,69

2009 1.163.110 42.377 1.205.487 -15,2

2010 1.524.044 42.812 1.566.856 23,1

2011 1.630.687 43.837 1.674.524 6,43

2012 1.775.580 110.975 1.886.555 11,24

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2013)

(12)

Meningkatnya kunjungan wisatawan ke kota Bogoryang ditunjukkan pada Tabel1memberikan dampak yang baik bagi sektor lain seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah restoran dikota Bogor yang adapada Tabel 2. Selain itu peningkatan sektor perhotelan terlihat dari data Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), dimana pada tahun 2009 BPPT hanya mengeluarkan izin pembangunan 2 hotel, yang kemudian menjadi 4 pada tahun 2010 dan bertambah 3 lagi pada tahun 2011. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan, karena dikeluarkan 8 izin dan tahun 2013 sudah dikeluarkan 4 izin hotel baru.

Tabel 2Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2006-2012

Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2013)

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2006 hingga 2012 sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada awal tahun 2006 jumlah restoran masih berjumlah 124 restoran. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan restoran sebesar 8,82 persen menjadi 136 restoran. Pada tahun 2008 hingga 2009 tidak terjadi peningkatan jumlah restoran. Pada tahun berikutnya bertambah jumlah restoran sebesar 0,73 persen menjadi 137 restoran. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 37,44 persen menjadi 219 restoran hal ini dapat terjadi sebagai dampak peningkatan kunjungan wisatawan yang terjadi pada tahun 2010 sebesar 23,1 persen. Namun pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah restoran sebesar 0,91 persen menjadi 217 restoran. Penurunan ini dapat terjadi sebagai dampak dari adanya persaingan usaha dibidang restoran.

Kedudukan topografis Kota Bogor yang berada ditengah-tengah wilayah kabupaten Bogor dan berjarak 60 Km dengan ibukota negara, menyebabkanKotaBogor memiliki potensi yang strategis untuk pertumbuhan ekonomi.Keberadaan kebun raya dan istana Bogor didalamnya, serta keberadaannya dijalur tujuan wisata puncak-cianjur juga merupakan potensi yang bagus dalam peningkatan perekonomian dan pendapatan Kota Bogor.2

Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat ditunjukkan oleh angka Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB), Investasi,Inflasi,pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan bidang ekonomi. Khusus untuk nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan

2

(13)

pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan serta sektor angkutan dan komunikasi merupakan sektor-sektor yang berkontribusi terbesar pada PDRB Kota Bogor Tahun 2011. Sektor tersebut berkontribusi sebesar 36,65% terhadap PDRB Kota Bogor atas dasar harga berlaku Tahun 2011 atau sebesar 28,97% terhadap PDRB Kota Bogor atas dasar harga konstan Tahun 2011. Sampai dengan Tahun 2011, angka PDRB Kota Bogor atas dasar angka berlaku telah mencapai Rp 15.487.433.930.000.Jumlah tersebut hampir mencapai dua kali angka PDRB Kota Bogor atas harga berlaku pada Tahun 2007 yang mencapai Rp 8.558.035.700.000.Peningkatan juga terjadi pada angka PDRB Kota Bogor atas dasar harga konstan, yang pada Tahun 2011 telah mencapai Rp 5.081.482.690.000.Angka ini meningkat dari PDRB Kota Bogor atas harga konstan pada tahun 2007 yang baru mencapai Rp 4.012.743.170.000.3

Berdasarkan data tersebut dapat menunujukkan bahwa berkembangnya restoran di kota Bogor dapat memberikan dampak yang besar bagi perekonomian daerah. Sehingga akan begitu banyak dampak yang akan terjadi terhadap perkembangan kota Bogor ketika restoran-restoran mengalami kebangkrutan. Dampak yang mungkin terjadi diantaranya pengangguran, keterlambatan pembangunan daerah karena berkurangnya pendapatan daerah dalam membangun atau meningkatkan fasilitas umum.

Perkembangan restoran ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Atmodjo dalam Fitriani (2012) bahwa usaha dibidang boga semakin berkembang karena beberapa alasan, yaitu potensi pasar yang besar dan selalu betambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, alat-alat perhidangan makanan, sistem kontrol serta pertolongan fisik yang telah berkembang membuat bisnismenjadi mudah, lancar dan menguntungkan, meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang menambah alasan untuk makan dan minum di luar rumah sehingga pasar pelayanan makanan dan minuman semakin besar pula.Peningkatan industri restoran mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak. Pada Tahun 2011 berdasarkan data BPS (2012) terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja 56,73 persen menjadi 2.676 pekerja di restoran, karena tahun 2010 tenaga kerja yang terserap baru mencapai 1.158 orang. Dengan terjadinya peningkatan tenaga kerja pada restoran menunjukkan bahwa sektor ini cukup memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan dan perekonomian Kota Bogor.

Perkembangan sektorrestoran Kota Bogor dikarenakan adanya peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha yang dilihat dari banyak para pengunjung ke kota Bogor datang bukan hanya ke tempat wisata saja, akan tetapi juga dengan tujuan wisata kuliner. Hal ini dikarenakan kota Bogor terkenal dengan beberapa makanan atau kuliner yang memiliki kekhasan rasa dan suasana. Beberapa produk yang menjadi incaran para pengunjung di Kota Bogor adalah roti unyil, Brownis Amanda, Asinan Bogor, Macaroni Panggang, Keripik Talas dan makanan khas sunda.

Faktor lain yang menyebabkan meningkatnya pertumbuhan restoran adalah disebabkan kesibukan akan rutinitas atau aktifitas pada pekerjaan yang

3

(14)

dapat dilihat dari kegiatan masyarakat Kota Bogor yang menghabiskan banyak waktu diluar rumah, dan terdapat banyak ibu yang bekerja. Hal ini berdampak pada berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan pada era globalisasi saat ini.Sehingga dengan kondisi ini menyebabkan masyarakat Kota Bogor banyak yang memilih untuk membeli makanan di luar rumah dalam memenuhi konsumsi mereka daripada memasak dirumah.Pemilihan restoran sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dikarenakan dapat memberikan kemudahan bagi konsumen dengan menyediakan berbagai menu hindangan yang dibutuhkan oleh konsumen dan memberikan pelayanan jasa.

Selain itu kesibukan masyarakat perkotaan juga menyebabkan berkurangnya waktu berkumpul keluarga untuk makan bersama. Sehingga peran restoran juga sudah berubah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saja, akan tetapi kebutuhan akan tempat nyaman sebagai sarana berkumpul. Oleh sebab itu, saat ini banyak para pemilik restauran maupun foodcourt merespon kebutuhan ini dengan menawarkan berbagai keuntungan serta fasilitas yang tidak hanya sekedar menyajikan keunggulan makanan dari tempat tersebut saja, tetapi juga menambahkan suasana yang nyaman dan santai yang dapat membuat pelanggan betah berlama-lama di sana, seperti menambahkan fasilitas internet gratis, live musik serta berbagai acara hiburan menarik lainnya.4

Perubahan fungsi dan peran dari restoran menyebabkan pelaku usaha banyak mendirikan restoran di kota Bogor untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan konsumen akan nilai dari makanan dan pentingnya tempat yang nyaman untuk berkumpul sertai bersantai. Salah satu restoran yang sudah berdiri di kota Bogor adalah RM. Bumi Aki,yang mengembangkan suatu kuliner Sunda, akan tetapi kuliner Sunda yang Nasional dengan membuat suatu konsep kaki lima dengan penyajian bintang lima. Hal ini yang akan diterapkan di rumah makan Bumi Aki yang memiliki konsep etnik sunda. Restoran ini menjual berbagai macam menu seperti nasi liwet, nasi timbel, sate kambing, sop kambing, sop buntut serta ikan bakar.

Perumusan Masalah

Bogor yang juga terkenal sebagai daerah wisata kuliner juga dapat dilihat dari banyaknya restoran dan usaha kuliner baik dengan menu asli Indonesia maupun asing.Salah satu restoran yang ada di Kota Bogor adalah RM. Bumi Aki.Rumah makan ini sudah berdiri sejak 20 Oktober 1987 yang berada di Ciloto.Sedangkan untuk yang di Bogor merupakan cabang ke tiga yang baru didirikan pada 2 Agustus 2013.Rumah makan Bumi Aki merupakan rumah makan yang memiliki konsep etnik sunda. Berdirinya Bumi Aki membuat persaingan dalam industri kuliner di Kota Bogor semakin ketat baik untuk rumah makan dengan konsep etnik sunda maupun dengan konsep lain. Beberapa restoran yang menjadi pesaing disekitar RM. Bumi Aki dengan konsep etnik sunda adalah Gurih 7, Bumbu Desa, Saung Mirah.

4

(15)

Persaingan restoran di Kota Bogor dapat dilihat dari pertumbuhan restoran pada Tabel 2. Terjadi peningkatan 42,9 persen sejak tahun 2006 hingga 2011. Banyaknya restoran baru yang berdiri pada jangka waktu tersebut menyebabkan beberapa restoran mengalami penutupan akibat terjadinya kebangkrutan seperti yang terlihat pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah restoran sebesar 0.91 persen.Setiap konsumen memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan terhadap jenis produk apa dan dimana akan membelinya. Oleh karena diperlukan keunggulan pada restoran agar dapat bersaing dengan restoran yang lain. Dengan begitu pihak restoran perlu memperhatikan pelayan dan kualitas produk bagi kepuasan konsumen.Hal ini sangat penting untuk mempertahankan konsumen agar tidak pindah ke restoran pesaing dan memberikan kekuatan bagi restoran dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat.

Pihak pemasar dari restoran perlu mengetahui kebutuhan konsumen sehingga dapat menyusun strategi dalam mengahadapi persaingan restoran tersebut bukan hanya untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa saja. Kebutuhan setiap konsumen terhadap suatu produk atau jasa berbeda-beda tergantung dari karakteristik konsumen. Sehingga perlu diketahui bagaimana karakteristik konsumen di RM. Bumi Aki sehingga dapat mengetahui dan membuat segmentation dan targeting restoran. Selain itu perlu juga diketahui bagaimana konsumen dalam melakukan pembelian di restoran ini untuk mengetahui alasan, bagaimana, kapan dan yang mempengaruhi konsumen berkunjung ke RM. Bumi Aki.

Saat ini telah terjadi pergesaran fungsi restoran bukan hanya sekedar sebagai tempat untuk tempat makan dan minum saja, akan tetapi sudah menjadi tempat bersantai dan berkumpul bersama keluarga, teman, rekan kerja. Keberhasilan atau kesuksesan dari suatu usaha dapat dilihat dari tingkat keuntungan (profit) yang di dapat dari usaha tersebut. Pada bidang usaha restoran keuntungan yang di terima akan tinggi jika jumlah konsumen yang melakukan pembelian tinggi. Sehingga peran konsumen dalam keberlangsungan usaha restoran sangat besar.Target jumlah pengunjung RM. Bumi Aki Kota Bogor adalah 8.000 pengunjung setiap bulan.Data jumlah pengunjung di RM. Bumi Aki Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3Jumlah tamu di RM. Bumi Aki Kota Bogor Agustus 2013-Februari 2014

Tahun 2013-2014 Jumlah (orang)

(16)

dengan tingkat kepuasan konsumen pasca pembelian di RM. Bumi Aki Kota Bogor. Ketika konsumen menilai puasakan produk dan pelayanan yang diterimanya, mereka pada umumnya akan melakukan pembelian ulang kembali. Selain itu jugaakan menciptakan image yang baik bagi restoran tersebut, yang secara tidak langsung akan membantu manajemen mempromosikan restoran memperluas jangkauan pemasaran restoran.Hal ini dikarenakan konsumen yang puas akan menginformasikan tentang restoran yang memenuhi harapannya kepada orang lain (teman/ rekan).

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang melakukan pembelian di RM. Bumi Aki Kota Bogor ?

2. Bagaimana proses keputusan pembelian terhadap produk RM. Bumi Aki kota Bogor ?

3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen RM. Bumi Aki kota Bogor pasca pembelian ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan pada perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan karakteristik konsumen RM. Bumi Aki kota Bogor. 2. Menganalisis proses keputusan pembelian terhadap produk RM. Bumi Aki

kota Bogor.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen RM. Bumi Aki kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Hasil penelilitian yang dilakukan diharapkan memberikan mamfaat bagi berbagai pihak seperti:

1. Bagi RM. Bumi Aki kota Bogor, diharapkan penelitian ini berguna untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan konsumen, serta dapat membantu dalam menyusun strategi pemasaran.

2. Bagi Peneliti, diharapkan menambah wawasan, pengetahuan dan melatih kemampuan analisis mengenai permasalahan tentang perilaku konsumen. 3. Pihak lain yang membaca penelitian ini diharapkan mampu menambah,

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Konsumen

Penelitian akan perilaku konsumen yang telah banyak dilakukan, pada umumnya juga menganalisis karakteristik konsumen yang melakukan keputusan pembelian. Pemahaman akan karakteristik sangat penting, karena didalam suatu budaya akan terdiri atas beberapa kelompok kecil yang diciptakan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan kepada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi dan ekonomi konsumen (Sumarwan, 2011).

Berdasarkan penelitian seperti yang dilakukan oleh Pasaribu (2012) mengenai analisis kepuasan konsumen Restoran River Side di Palembang, diperoleh karakteristik konsumen mayoritas berjenis kelamin laki-laki, rentang usia 26-35 tahun, berstatus sudah menikah, tingkat pendidikan sarjana, perkerja swasta, pendapatan 2-3 juta rupiah/ bulan. Berbeda dengan penelitian Fitriani (2012) mengenai analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap restoran ikan bakar dalam bumbu karmata di Sentul, Bogor Jawa Barat diperoleh karakteristik konsumen mayoritas berjenis kelamin laki-laki, jenjang usia 31-40 tahun, berdomisili di Jakarta, bekerja sebagai karyawan swasta, tingkat pendapatan diatas Rp 5.000.000/ bulan. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2011) tentang analisis kepuasan dan loyalitas konsumen Prima Fresh Mart diperoleh karakteristik konsumen mayoritas berjenis kelamin perempuan, rentang usia 36-45 tahun, tingkat pendidikan sarjana, status sudah menikah, pekerjaan sebagai pegawai swasta. Selain itu penelitian Zayanti (2008) berjudul analisis kepuasan pengunjung Met Liefde Café Bogor diperoleh karakteristik konsumen mayoritas berjenis kelamin perempuan, rentang usia 21-30 tahun, status belum menikah, tingkat pendidikan sarjana, bekerja sebagai karyawan swasta, tingkat pendapatan diatas Rp 5.000.000/ bulan, status keanggotaan non member.

Berdasarkan uraian akan beberapa penelitian diatas dapat dilihat bahwa karakteristik konsumen yang diperoleh berbeda-beda. Perbedaan karakteristik konsumen yang diperoleh tergantung pada populasi yang akan diteliti atau yang menjadi tempat penelitian. Perbedaan karakteristik konsumen ini juga dapat menggambarkan segmentasi dan targeting yang dilakukan dari setiap tempat berbeda-beda, tergantung dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan segmentasi pada penelitian Fitriani (2012), Zayanti (2008) adalah konsumen dengan kelas ekonomi tinggi dan Pasaribu (2012) dengan tingkat ekonomi menengah. Sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap karakteristik konsumen yang minimal mencakup jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, domisilidan usia.

Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian

(18)

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen adalah pengaruh lingkungan dan perbedaan individu.Pengaruh lingkungan yang menjadi pertimbangan konsumen terdiri dari pengaruh budaya, kelas dan status sosial, pribadi, keluarga dan rumah tangga, situasi.Sedangkan perbedaan individu yang menjadi pertimbangan konsumen terdiri dari sumber daya konsumen, pengetahuan konsumen.

Budaya yang menjadi pengaruh lingkungan dalam pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian memiliki pengaruh yang sangat besar.Hal ini terlihat pada penelitian Siswanti (2002) dimana produk ayam goreng cepat saji yang pada dasarnya berasal dari budaya barat di adaptasi untuk menyesuaikan budaya Indonesia dengan menambahkan nasi dalam produknya. Selanjutnya pada kelas dan status sosial yang dilihat berdasarkan harga yang ditetapkan pada produk Oktias Fried Chicken, konsumen berpendapat sangat murah.Dengan pendapat responden ini dapat dilihat bahwa harga sangat mempengaruhi pembelian konsumen.Kemudian pengaruh pribadi dari penelitian ini diperoleh bahwa kebanyakan responden yang melakukan pembelian datang bersama teman, hal ini dikarenakan pengaruh teman yang membujuk untuk membeli merupakan faktor yang paling besar.Sedangkan pengaruh anggota keluarga untuk melakukan pembelian tidak terlalu berpengaruh, karena hasil survey menunjukkan anggota keluarga tidak memberikan komentar terhadap produk Oktias Fried Chicken. Sedangkan pada pengaruh keluarga dan rumah tangga diperoleh hasi dari responden bahwa yang melakukan keputusan sendiri dalam keluarga adalah anak.Pengaruh terakhir adalah pengaruh situasi diperoleh hasil dari responden bahwa kebanyakan responden melakukan pembelian kurang dari satu kali dalam seminggu dengan tujuan untuk mencari mamfaat sebagai makanan selingan. Pengaruh kedua yaitu perbedaan individu berdasarkan sumber daya konsumen yang dilihat dari tingkat pendapatan dan waktu diperoleh mayoritas konsumen dengan tingkat pendapatan dibawah Rp 500.000 dan memiliki sumber daya temporal dengan waktu pembeliannya pada waktu-waktu tertentu yaitu pada waktu pulang atau libur sekolah.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putrinanda (2010) yang membagi faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian menjadi enam bagian.Pertama, faktor komposisi dan tampilan produk di mana variabel penciri yang memiliki factor loading tertinggi adalah komposisi frozen yoghurt.Kedua, faktor pengaruh lingkungan dengan nilai factor loading tertinggi adalah kelas sosial yang secara tidak langsung memberikan dorongan untuk melakukan pembelian.Ketiga, faktor perbedaan individu dengan nilai faktor tertinggi adalah jenis kelamin hal ini dapat dilihat dari banyak wanita yang mengkonsumsi yoghurt sebagai menu dalam program diet. Keempat, faktor jenis dan sumber informasi yang nilai factor loading tertinggi terdapat pada kesehatan, hal ini dikarenakan pengetahuan konsumen akan manfaat yoghurt bagi tubuh.Kelima, faktor karakteristik produk yang nilai factor loading tertinggi diperoleh pada tekstur yoghurt.Faktor keenam adalah faktor pendapatan yang menjadi variabelnya hanya pendapatan saja dan diperoleh hasil bahwa pendapatan sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.

(19)

Metode Analisis Keputusan Pembelian

Menurut sumarwan (2011) perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan,serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.Dalam melakukan analisis terhadap keputusan pembelian konsumen, dibutuhkan bantuan alat yaitu kuesioner.Penggunaan kuesioner sangat penting dalam mencari tahu informasi mengenai konsumen yang melakukan keputusan pembelian. Untuk itu perlu disusun sebuah lembar kuesioner yang menarik untuk diisi dan mampu menggali informasi yang akurat dan terpercaya dari responden. Sehingga perlu dilakukan pengujian kuesioner yang terdiri dari uji validitas dan uji reabilitas.

Pengujian kuesioner penelitian bertujuan untuk melihat atribut-atribut yang diuji apakah menjadi pertimbangan responden atau tidak dalam melakukan keputusan pembelian. Penelitian Fitriani (2012) dan Pasaribu (2012) menggunakan skala guttman pada kuesioner pendahuluan untuk mencari tahu pendapat atau sikap responden terhadap atribut yang akan diuji. Pada skala guttman yang digunakan jika responden menjawab ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0. Sehingga pada penelitian ini akan digunakan juga skala guttman pada kuisiner pendahuluan, karena skala ini merupakan skala kumulatif yang tepat untuk pengukuran sikap yang membutuhkan jawaban yang tegas dari responden.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2012) dan Pasaribu (2012) menggunakan metode Cochran Q Test dalam pengujian validitas dan menggunakan metode Hoyt dalam pengujian realibilitas kuesioner. Berbeda dengan Miranti (2011) pada penelitiannya menggunkan metode korelasi pada pengujian validitas dan menggunakan metode Cronbach Alpha untuk pengujian realibilitas kuesioner. Selain itu penelitian Meiri (2010) menggunakan metode korelasi product moment dalam uji validitas dan untuk pengujian realibilitas menggunakan metode yang sama dengan Miranti (2011). Dari penjabaran beberapa penelitian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk pengujian validitas dan realibilitas kuesioner.Seluruh pengujian tersebut dilakuakn dengan bantuan software SPSS. Sehingga pada penelitian ini akan digunakan metode Cochran Q Test dalam uji validitas dan metode Hoyt untuk uji realibilitas, hal ini dikarenakan data yang diperoleh dari skala guttman merupakan data nominal yang sesuai sebagai syarat dalam penggunaan metode tersebut.

(20)

dipertimbangkan oleh konsumen dengan bantuan diagram kartesius. Hasil dari alat analisis CSI akan dapat menggambarkan seberapa besar tingkat kepuasan konsumen ketika melakukan pembelian.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Definisi Konsumen

UU No. 8 Tahun 1999 pasal 1 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Berbeda dengan Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Komsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit).Berdasarkan definisi-definisi konsumen yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa konsumen adalah seseorang yang melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau orang lain.

Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson (1999) keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Berbeda dengan Kotler (2007) yang mengartikan keputusan pembelian sebagai niat yang dibentuk oleh konsumen untuk membeli merek yang paling disukai berdasarkan prefensi yang dibentuk atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan.

Berdasarkan pengertian atau konsep keputusan pembelian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah penetapan sikap konsumen terhadap suatu barang atau produk dari alternatif-alternatif pilihan yang diperoleh dari pencarian informasi yang telah dilakukannya.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Engel et.al (1995) terdapat lima tahap dalam proses pengambilan keputusan secara umum yang dapat diihat pada Gambar 1.

Gambar 1Tahap dalamproses pengambilan keputusan

Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah pengenalan kebutuhan. Dalam tahap ini pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual

Pengenalan kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi

(21)

(situasi konsumen sekarang) dan keadaaan yang diinginkan (situasi yang konsumen inginkan).Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali (Engel.Et.al, 1995).Pada tahap ini pembeli mulai mengenali masalah atau kebutuhan mereka.Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh ransangan internal dan eksternal. Bagi tim pemasaran pemahaman akan tahap ini sangat penting untuk dapat membuat strategi yang dapat memberi keinginan atau motivasi bagi pembeli sebagai pertimbangan yang serius dalam melakukan pembelian (Kotler dan Keller, 2007).

Tahap kedua adalah pencarian informasi yang diartikan sebagai aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan. Pencarian konsumen akan informasi dapat bersifat internal atau eksternal. Pencarian internal melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan dari ingatan, sedangkan pencarian eksternal terdiri atas pengumpulan informasi dari pasar.Pencarian informasi yang bersifat internal lebih dahulu terjadi sesudah pengenalan kebutuhan.Sehingga pencarian internal tidak lebih daripada peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang.Jika peneropongan mengungkapkan informasi yang memuaskan, maka pencarian eksternal tidak diperlukan. Jika pencarian internal tidak memberikan informasi yang memuaskan maka akan dilakukan pencarian eksternal dengan mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Menurut Kotler dan Keller (2007) sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok sebagai berikut;

1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan toko. 3. Sumber publik : Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli.Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut.

Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif yang menurut Engel.et.al (1995) diartikan sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini kriteria evaluasi tidak lebih daripada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Beberapa kriteria evaluasi yang digunakan konsumen dalam evaluasi alternatif adalah harga, nama merek, negara asal. Dalam tahap evaluasi terkadang beberapa kriteria akan menimbulkan dampak yang lebih besar dibandingkan kriteria lain atau yang disebut dengan kensep saliensi (kemencolokan). Saliensi merujuk pada pengaruh potensial yang mungkin ditimbulkan oleh tiap dimensi selama proses pembandingan dan sering diukur berkenaan dengan kepentingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada tahap evaluasi alternatif adalah pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan Pengetahuan.

(22)

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu.Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Tahap keempat adalah pembelian menurut Engel et.al, (1995) tahap iniakan berlangsung ketika konsumen sudah memutuskan pilihan dari berbagai alternatif-alternatif.Faktor yang mempengaruhi pembelian adalah niat pembelian dan pengaruh lingkungan/perbedaan individu.Niat pembelian dibagi menjadi dua bagian yaitu pembelian yang terencana sepenuhnya dan pembelian tidak terencana. Pembelian terencana pada umumnya sudah memiliki pertimbangan merek atau kelas produk apa yang akan dibeli. Ketika keterlibatan dalam pembelian tinggi akan dapat menjadi bentuk penting pencarian informasi, dan ketika keterlibatan rendah keputusan pembelian kerap berupa beli salah satu merek dari yang sudah dipertimbangkan. Berbeda halnya dengan pembelia tidak terencana, dimanan niat yang disadari tidak diutarakan sebelum tindakan membeli.

Menurut Kotler dan Keller (2007) konsumen akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan: merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.Terdapat dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian, walaupun konsumen sudah membentuk evaluasi merek. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dalam hal ini akan terlihat sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya, hal ini juga berlaku sebaliknya. Preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang dia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

Tahap terakhir dari proses pengambilan keputusan konsumen adalah hasil yang menurutEngelEt.al (1995) bahwa perilaku proses keputusan tidak berhenti pada saat pembelian dilaksanakan. Evaluasi lebih jauh terjadi dalam bentuk pembandingan kinerja produk atau jasa berdasarkan harapan.Hasil yang mungkin terjadi adalah kepuasan atau ketidakpuasan.Kotler dan Keller (2007) menambahkan bahwa tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk telah dibeli.Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan maka pelanggan akan kecewa, dan jika sesuai bahkan melebihi harapan maka pelanggan akan puas hingga sangat puas.

(23)

tentang merek tersebut kepada orang lain, sehingga dapat mengurangi biaya promosi dan memperluas jangkauan promosi. Sebaliknya, jika konsumen tidak puas dapat menyebabkan mereka untuk membuang atau mengembalikan produk yang telah dibeli.Selain itu pelanggan dapat melakukan tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau mengadu ke kelompok-kelompok lain (lembaga bisnis, swasta, pemerintah).Selain itu pelanggan dapat juga melakukan tindakan pribadi seperti memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut (pilihan untuk keluar) atau memperingatkan teman-teman (pilihan untuk berbicara).

Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2007)keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor Kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis dari pembeli.Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan.

1. Faktor-faktor kebudayaan

Faktor-faktor kebudayaan yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari tiga faktor.Pertama adalah budaya yang merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai suatu budaya, dan pengaruh budaya pada tingkah laku membeli bervariasi amat besar dari negara ke negara.Kedua adalah subbudaya, dimana setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.Subbudaya dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok nasionalisme, keagamaan, ras dan area geografis.Faktor terakhir adalah kelas sosial yang merupakan kelompok yang relatif homogeni dan bertahan lama dalam masyarakat, yang tersusun secara hierarkidan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh kombinasi beberapa faktor yang terdiri dari pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, dan variable lain. Kelas sosial menunjukkan preferensi atas produk dan merek yang berbeda-beda di sejumlah bidang. Semakin tinggi kelas sosial konsumen berdasarkan variable pendapatan maka akan berdampak kepada kebutuhan akan produk yang lebih mahal dan bermerek.

2. Faktor-faktor sosial

(24)

produk dan merek. Pengaruh itu cenderung paling kuat kalau produk itu terlihat oleh orang lain yang dihargai oleh pembelinya. Semakin tinggi pengaruh yang dapat diberikan oleh kelompok acuan maka akan semakin dapat mempengaruhi perilaku pembelian dari konsumen.

Kedua adalah keluarga yang merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Terdapat dua keluarga dalam kehidupan pembeli yaitu keluarga orientasi (orangtua, saudara kandung) dan keluargaprokreasi (pasangan hidup, anak-anak seorang keluarga). Berdasarkan kedua jenis keluarga tersebut keluarga prokreasi merupakan kelompok dengan pengaruh yang lebih langsung terhadap pembelian sehari-hari.Semakin tinggi dan banyak peran dari salah satu anggota keluarga dalam pengambilan keputusan maka pemilihan akan produk semakin terarah. Terakhir adalah peran dan status, dimana setiap orang akan selalu berpartisipasi dalam berbagai kelompok seperti keluarga, klub atau organisasi selama hidupnya. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam bentuk peran dan status. Setiap peran yang ada pada seseorang akan menentukan statusnya dalam suatu kelompok. Pemilihan suatu produk oleh seseorang akan dapat menunjukkan atau mencerminkan statusnya dalam masyarakat. Semakin tinggi status seseorang dalam suatu kelompok maka semakin tinggi status produk dan merek yang akan dibelinya.

3. Faktor-faktor pribadi

Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari lima faktor. Pertama adalah umur dan tahapan dalam siklus hidup, dimana setiap individu akan membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selain itu konsumsi setiap individu juga dipengaruhi siklus hidup keluarga dan jumlah, usia dan gender orang dalam rumah tangga pada satu saat. Kebutuhan baru setiap individu dapat juga muncul dari peristiwa-peristiwa penting dalam hidup atau masa peralihan, menikah, kelahiran bayi, sakit, relokasi, bercerai, beralih bekerja, menduda/menjanda. Semakin tua umur konsumen maka akan lebih memilih produk yang lebih selektif untuk kebutuhan kehidupan dibanding untuk mengikuti trend. Kedua adalah Pekerjaan seseorang yang dapat mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Setiap produk dan jasa memiliki daya tarik yang berbeda untuk menimbulkan minat pembelian diantara kalangan kelompok pekerja.Semakin tinggi atau jabatan dalam pekerjaan yang ditekuni konsumen maka semakin mahal dan bermerek produk yang dibelinya serta berlaku sebaliknya.Ketiga adalah keadaan ekonomi yang mencakup pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan harta, utang, kemampuan untuk meminjam dapat memengaruhi pilihan produk dari seseorang.Ketika kondisi ekonomi menunjukkan resesi, harga dari suatu produk atau jasa menjadi suatu pertimbangan yang sangat penting bagi setia calon pembeli.

(25)

atau dibatasi oleh waktu. Jika konsumen di batasi uang maka konsumen cenderung mebeli barang atau produk yang relatif murah, dan jika konsumen dibatasi waktu maka konsumen akan membeli produk yang memiliki fungsi ganda.Terakhir adalah kepribadian yang merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relative konsistendan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.Setiap orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.Kepribadian merupakan suatu variable yang sangat cocok untuk mempelajari perilaku konsumen. Setiap merek memiliki kepribadian yang berbeda-beda, sehingga konsumen akan mencari atau memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya. Semakin konsisten suatu merek terhadap konsep diri aktual konsumen maka akan semakin dibutuhkan oleh konsumen.

4. Faktor-faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari empat faktor yaitu motivasi, dimana setiap orang memiliki kebutuhan pada waktu tertentu. Terdapat dua jenis kebutuhan yaitu kebutuhan biogenis (muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman) dan kebutuhan psikogenis ( muncul dari tekanan psikologis seperti pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok). Kebetuhan seseorang akan dapat berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Sehingga motif adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan.

Kedua adalah persepsi yang merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi dapat sangat beragam antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas dan mengamati objek yang sama. Perbedaan persepsi yang terjadi ini disebabkan adanya tiga proses persepsi yaitu perhatian yang selektif (menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi), distorsi selektif (menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra konsepsi), ingatan selektif (melupakan hal yang dipelajari dan mengingat apa yang mendukung keyakinan mereka). Sehingga dalam pemasaran persepsi lebih penting dibandingkan realita, karena persepsi itulah yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen.

Ketiga adalah pembelajaran yang meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan.Dorongan merupakan ransangan kuat internal yang menyebabkan adanya tindakan.Sedangkan isyarat adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang akan memberikan respon. Apabila respon tersebut memberikan pengalaman yang menyenangkan, maka respon tersebut akan dibenarkan dan diperkuat.

(26)

Perilaku Konsumen

Menurut Umar (2003) perilaku konsumen adalah suatu tindakan-tindakan nyata individu atau kumpulan individu, misalnya suatu organisasi yang dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan.Sumarwan(2005) juga berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa.

Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa ada tiga ide penting yang diperoleh dari defenisi perilaku konsumen yang disampaikan oleh American Marketing Association. Pertama adalah perilaku konsumen adalah dinamis yang menandakan bahwa konsumen selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu, dengan implikasi bahwa generallisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu.Kedua adalah perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar. Hal ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang mereka pikirkan, rasakan, yang dilakukan dan apa kejadian disekitar yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen. Ketiga adalah perilaku konsumen melibatkan pertukaran diantara individu.

Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (2007) kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Para konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari para penjual, teman, dan sumber informasi lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Jika kinerja produk sesua harapan pelanggan akan puas dan jika melebihi harapan pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Berbeda dengan Engelet.al (1995), yang menyatakan kepuasan konsumen adalah sebagai evaluasi pascakonsumsi, bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.Sedangkan ketidakpuasan adalah hasil dari harapan yang diteguhkan secara negatif.Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen adalah sebagai bentuk ekspresi penilaian yang ditunjukkan oleh konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa yang menunjukkan bahwa harapan konsumen tersebut sesuai dengan kenyataannya.

Bauran Pemasaran

(27)

a. Produk (product)

Produk jasa merupakan jantung strategi pemasaran perusahaan. Jika produk didesain dengan buruk, maka tidak akan menciptakan nilai yang berarti bagi para pelanggan meskipun elemen-elemen lain dari 7P dilaksanakan dengan baik. Produk jasa terdiri dari produk inti dan elemen tambahan.Produk inti berfungsi untuk menjawab kebutuhan primer para pelanggan sedangkan elemen tambahan secara bersamaan berfungsi untuk memperkuat nilai tambah produk yang membantu pelanggan menggunakan produk inti secara lebih efektif.

b. Harga (Price) dan pengeluaran lain

Nilai yang menjadi bagian melekat dalam pembayaran sangat penting bagi peran pemasaran dalam memudahkan pertukaran nilai antara perusahaan dan para pelanggan.Para pelanggan melihat harga sebagai bagian kunci dari biaya yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan mamfaat yang diinginkan. Dalam memperhitungkan suatu layanan dirasakan layak atau bernilai, pelanggan tidak hanya melihat sebatas nilai uang belaka akan tetapi juga memperhitungkan waktu dan upanya mereka. Sehingga pemasar tidak hanya harus menetapkan harga yang bisa menyasar pelanggan yang mau dan mampu membayar, akan tetapi juga perlu mempertimbangkan beban pengeluaran tambahan yang harus dikeluarkan ketika menggunakan layanan. c. Tempat (Place) dan waktu

Kecepatan dan kenyamanan dari waktu dan tempat telah menjadi faktor penentu penting dalam distribusi dan penghantaran jasa yang efektif.Para pelanggan masa kini sangat sensitif, hal ini dikarenakan merek lebih terburu-buru dan memandang waktu yang terbuang sebagai biaya yang harus dihindari.

d. Promosi (Promotion)

Program pemasaran tidak akan dapat sukses tanpa komunikasi yang efektif. Komponen ini memiliki tiga peran penting yaitu menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, meyakinkan target pelanggan akan kebaikan dari sebuah merek atau produk, dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan dalam satu waktu tertentu.

e. Proses (Process)

Rancangan dan implementasi proses yang efektif akan menciptakan dan menghantarkan elemen produk yang baik. Rancangan proses yang buruk akan mengakibatkan penghantaran jasa yang lambat, birokratis, buang-buang waktu dan pengalaman yang buruk. Dalam mengurangi variabilitas dan meningkatkan kualitas layanan perusahan jasa dapat dilakukan dengan berhati-hati medesain proses pelayanan pelanggan, mengadopsi prosedur yang telah distandarisasi, menerapkan manajemen yang ketat untuk kualitas layanan, melatih pegawai agar lebih cermat, membuat beberapa tugas yang tadinya dilakukan manusia menjadi otomatis.

f. Lingkungan Fisik (Physical Evidence)

(28)

pelayanan dapat dilihat dari penampilan bangunan, taman, kendaraan, perabotan interior, peralatan, seragam pegawai.

g. Orang (People)

Banyak peusahaan jasa yang membutuhkan interaksi langsung antara pelanggan dan pegawai jasa.Sikap dan keahlian pegawai suatu perusahaan dapat mebedakan mereka dalam suatu industri jasa.Selain harus memiliki keahlian teknik yang dibutuhkan dalam pekerjaan mereka, para pegawai juga harus memiliki keahlian antar pribadi (interpersonal skills) dan sikap yang positif.

Atribut Produk

Menurut Tjiptono (2008) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan, pelayanan dan sebagainya. Setiap atribut yang ada produk dapat digunakan sebagai positioning produk. Konsumen menggunakan banyak atribut dalam mengevaluasi produk, namun secara umum jumlah atribut yang secara aktual mempengaruhi pilihannya hanya sedikit. Setiap atribut penting dalam sebuah produk belum tentu berpengaruh signifikan terhadap preferensi konsumen apabila semua alternatif merek dipersepsikan berkinerja sama pada atribut bersangkutan.

Lovelock et.al (2012) menyatakan bahwa individu yang sama akan memiliki prioritas yang berbeda untuk setiap atribut tergantung kepada tujuan penggunaan, siapa yang mengambil keputusan, waktu penggunaan, yang menggunakan jasa (untuk sendiri atau kelompok). Atribut yang membedakan antara satu jasa dengan jasa lainnya belum tentu merupakan atribut penting yang menjadi penentu pilihan pelanggan.Seringkali atribut yang dilihat oleh pelanggan sebagai pembeda diantara berbagai pilihan alternatif (pesaing) adalah atribut yang terdapat diurutan paling bawah dalam daftar karakteristik yang penting bagi pembeli atau sering disebut atribut penentu.

Kerangka Berpikir

Pengaruh Lingkungan Terhadap Keputusan Pembelian

Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.Terdapat tiga faktor lingkungan yang umum dalam mempengaruhi keputusan pembelian.Pertama, pengaruh pribadi yang mana faktor ini memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan.Pengaruh pribadi dapat ditunjukkan oleh kelompok acuan atau referensi maupun melalui komunikasi lisan.Kelompok acuan membuat seseorang memiliki perilaku yang baru dan mempengaruhi konsep pribadi seseorang. Kelompok acuan menuntut seseorang akan produk dan merek aktual.

(29)

68,46 persen yang menyetakan bahwa teman/kenalan yang mayoritas pelajar/mahasiswa adalah pihak yang sering membujuk untuk melakukan pembelian.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siswanti (2002) tersebut dapat dilihat bahwa perlu dilakukan promosi mengenai produk dan tempat atau suasana yang menarik perhatian kaum muda. Dengan dapat menarik perhatian mereka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian produk oktias fried chicken, karena kaum muda merupakan masyarakat yang masih sangat aktif dalam pergaulan sosial sehingga perkataan atau referensi dari teman sangat mempengaruhi perilaku pribadi dalam keputusan pembelian.

Kedua, pengaruh keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam organisasi pembelian.Masing-masing anggota keluarga memiliki peran dalam pengambilan keputusan dan dapat memiliki lebih dari satu peran. Terdapat lima peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan yaitu anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli suatu produk (initiator), anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk untuk dibeli (influencer), anggota keluarga yang menyaring semua informasi yang masuk kedalam keluarga (gate keeper), anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah membeli sesuatu produk (decider), anggota keluarga yang membeli suatu produk atau yang diberi tugas untuk membeli (buyer), anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa (user). Peran dalam pengambilan keputasan ini dapat dipegang oleh suami, istri, anak dan anggota keluarga lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siswanti (2002) diperoleh bahwa seluruh peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh dalam keluarga adalah anak dengan hasil wawancara diperoleh jawaban sebesar 74,77 persen anak sebagai initiator,79,27 persen anak sebagai influencer,72,07 persen anak sebagai decider, 60,36 persen anak sebagai buyer, 90,99 persen anak sebagai user.Sehingga perlu dilakukan promosi yang dapat menarik minat atau perhatian dari anggota keluarga yang dalam hal ini adalah anak.Dengan kondisi seperti dapat memudahkan perusahaan dalam menyusun strategi promosi yang dapat karena peran pembelian keluarga hanya dilakukan oleh anak saja.Dengan dapat menarik perhatian dari anak terhadap suatu produk melalui promosi maka akan dapat meningkatkan penjulan yang nantinya akan dapat berdampak pada peningkatan pendapatan.

Ketiga, pengaruh situasi yang dapat berpengaruh pada perilaku individu apabila situasi berubah, yang terkadang perubahannya tidak dapat diramalkan.Sehingga situasi memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam perilaku konsumen.Perubahan lingkungan fisik (lokasi, tata ruang, warna), lingkungan sosial, kemudahan akses informasi, waktu, tujuan dan sasaran pembelian sertakeadaan suasana hati dan kondisi konsumen sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku konsumen.

Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian

(30)

Siswanti (2002) mengenai proses keputusan konsumen dalam pembelian di oktias fried chicken di Cibinong dan Depok, bahwa konsumen dengan pendapatan dibawah Rp 500.000 merupakan yang paling banyak melakukan pembelian. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan konsumen tidak terlalu berpengaruh terhadap pembelian atau permintaan dari produk oktias fried chicken. Hal ini sesuai dengan kebanyakan pembeli yang di oktias fried chicken adalah kalangan pelajar dan mahasiswa yang sumber dananya masih berasal dari orang tua.

Faktor kedua adalah pengetahuan konsumen yang merupakan merupakan informasi yang disimpan dalam ingatan.Pengetahuan konsumen terdiri dari pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian.Dengan pengetahuan yang dimiliki konsumen akan berdampak kepada pemilihan produk yang akan dibeli. Pengatuhuan yang didapat konsumen dari oktias fried chicken adalah jenis dan harga produk. Dengan mengetahui informasi ini akan membuat konsumen dapat membandingkannya dengan produk yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengetahuan konsumen akan produk akan dapat meningkatkan niat untuk membeli akan produk tersebut dibandingakan produk yang informasinya sama sekali tidak diketahui konsumen.

Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Keputusan Pembelian

Kepuasan merupakan harapan dari konsumen akan suatu produk atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Penilain terhadap kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan mengukur tingkat kinerja dan kepentingan dari atribut produk.

Kerangka Pemikiran Operasional

(31)

Gambar 2Kerangka pemikiran operasional

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Bumi Aki cabang Kota Bogor yang berlokasi di jalan Padjajaran No. 51 kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan RM. Bumi Aki sebagi pendatang baru restoran etnik sunda yang meningkatkan persaingan di Kota Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.Data primer merupakan

Bogor Sebagai Tempat Wisata

Meningkatnya Persaingan

Fluktuasi Pengunjung di RM. Bumi Aki Bogor

Kepuasan Konsumen

Karakteristik Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

Produk

Penilaian Konsumen Terhadap RM. Bumi Aki

Pengujian Atribut Kuesioner

Tabulasi Deskriptif

Uji Validitas

Uji Reabilitas

Yes/No Pengujian

Kembali

Tingkat Kepuasan Konsumen

Rekomendasi Bagi RM. Bumi

IPA CSI

NO

(32)

data yang didapat dari sumber pertama, seperti wawancara dengan konsumen dan pihak perusahaan serta melalui pengisian kuesioner oleh konsumen.Rincian kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.Data sekunder merupakan hasil pengolahan data primer dan lebih informatif. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (data kunjungan wisatawan ke Kota Bogor, perkembangan restoran), internet dan buku literatur yang berhubungan dengan penelitian.

Tabel 4.Rincian kuesioner penelitian

Kecepatan Penyajian C.13, C.14 2

STP, TP. CP, P, SP

Kebersihan restoran C.19, C.20 2

STP, TP. CP, P, SP

kesopanan pramusaji C.29, C.30 2

STP, TP. CP, P, SP dan STB, TB, CB, B, SB

(33)

Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dimana setiap anggota dalam suatu populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convinience sampling.Dengan teknik ini penentuan sampel didasarkan pada unsur kemudahaan atau dapat dilakukan secara sengaja (purposive) memilih sampel yang ditemui oleh peneliti.

Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan instrument kuesioner yang akan diisi oleh konsumen. Kuesiner yang akan digunakan terdiri dari pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya berdasarkan pendapat responden.Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan dan responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Sebelum pengisian kuesionerakan dilakukan terlebih dahulu screening di awal kuesioner.Hal ini bertujuan untuk melihat konsumen yang dapat dijadikan responden dalam mengisi kuesioner. Terdapat beberapa kriteria terhadap konsumen konsumen yang dapat dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu:

1. Konsumen yang sudah pernah mengkonsumsi menu di RM. Bumi Aki minimal dua kali termasuk pada saat pengisian kuesioner.

2. Konsumen berusia 15 tahun ke atas, karena pada usia ini responden sudah dianggap dewasa dan mampu melakukan penelitian yang lebih baik.

3. Konsumen yang bersedia untuk di wawancarai dan mengisi kuesioner.

4. Jika terdapat satu keluarga, maka pengisian kuesioner dilakukan salah satu anggota keluarga tersebut.

Penentuan jumlah sampel untuk penelitian ini menggunakan metode linier time function.Pengambilan sampel dengan metode ini dapat dilakukan bila jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti (Mustaniroh, 2006). Rumus linier time functionyang digunakan dalam penentuan jumlah sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

n= Jumlah sampel terpilih

T= Waktu yang tersedia untuk penelitian(20 hari × 24 jam/hari) = 480 jam) t0 =Waktu pengambilan sampel (waktu tetap pengambilan sampel tidak tergantung

pada besarnya sampel) (6 jam/hari x 20 hari = 120 jam)

t1= Waktu yang digunakan responden untuk mengisi kuesioner (0,18 jam/hari x 20 hari = 3,67 jam)

Jumlah sampel yang diambil adalah:

(34)

pengujian atribut kuesioner untuk uji validitas dan reabilitas berjumlah 30 responden. Jumlah sampel ini merupakan syarat minimal data akan terdistribusi lebih mendekati kurva normal (Umar, 2003). Sehingga total jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 130 responden.

Pengujian Atribut Kuesioner

Sebelum dilakukan pengolahan data dalam penelitian ini, terlebih dahlu dilakukan pengujian terhadap kuesioner yang akan digunakan, berupa uji validitas dan uji realibilitas. Pengujian kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengunjungi dan melakukan pembelian di RM. Bumi Aki.

Penentuan atribut yang digunakan pada pengujian atribut ini didasarkan atau mengacu pada bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga tempat promosi, proses, lingkungan fisik dan orang. Atribut-atribut yang yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari study literature, penelitian terdahulu dan wawancara dengan pihak restoran. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Atribut-atribut untuk uji validitas

No Atribut Restoran Penilaian Konsumen

Ya Tidak

1 Nama Besar Bumi Aki 2 Rasa Makanan dan Minuman 3 Variasi Menu

4 Porsi Makanan

5 Harga makanan dan minuman 6 Lokasi Restoran

7 Iklan

8 Kecepatan Penyajian Pesanan 9 Kecepatan Transaksi Pembayaran 10 Kesigapan dalam Menangani Keluhan 11 Kebersihan Restoran

12 Ketersediaan Lahan Parkir 13 Dekorasi Restoran

14 Kenyamanan Restoran 15 Penampilan Pramusaji

16 Keramahan dan Kesopanan Pramusaji Uji Validitas

Gambar

Tabel 1Perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2007-2012
Gambar 2Kerangka pemikiran operasional
Tabel 4.Rincian kuesioner penelitian
Tabel 5.Atribut-atribut untuk uji validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel harga, lokasi dan pendapatan terhadap keputusan pembelian konsumen kacamata di Alun-Alun Kota Suarakarta.. Setelah

Sedangkan secara parsial Variabel harga mempunyai pengaruh yng paling besar terhadap keputusan pembelian produk paket attack pada Kentucky Fried Chicken Gajah Mada Medsan..

Dampak atau implikasi bagi perusahaan rokok Class Mild antara lain hendaknya memperhatikan tingkat pendapatan konsumen, harga produk, selera atau kesukaan, usia konsumen

Menyangkut status sosial biasanya pemakai jasa angkutan bus ini berlatarbelakang golongan ekonomi menengah keatas sehingga perilaku konsumen yang terdiri dari tingkat

Hal ini dapat dilihat dari nilai CSI sebesar 82.18 persen, tingkat kepuasan berada pada 80%<CSI<100% yang artinya para konsumen telah merasa sangat puas

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap pembelian produk bermerek Indomie ditinjau dari rasa, harga, jenis masakan

Pengaruh Citra Merek, Persepsi Kualitas Pelayanan, Persepsi Kualitas Produk, Lokasi Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen

Perilaku konsumen Restoran Khaspapi adalah mengetahui Restoran Khaspapi sebagai restoran yang menawarkan menu masakan khas Nusantara dengan harga yang terjangkau,