• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian visual pada iklan televisi kartu AS Telkomsel versi aku gak punya pulsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian visual pada iklan televisi kartu AS Telkomsel versi aku gak punya pulsa"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DATA RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Edwina Purnamasari

NIM : 51909250

Fakultas/Jurusan : Desain/Desain Komunikasi Visual Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Desember 1991

Alamat Lengkap : Jl. Pak Gatot III No. 67 G KPAD Gegerkalong

E-mail : wins_candy@yahoo.com

Pendidikan Formal

(5)

KAJIAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

DK 38315/Skripsi Semester II 2012-2013

Oleh :

Edwina Purnamasari 51909250

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kajian Visual Pada Iklan Kartu As Telkomsel Versi Aku Gak Punya Pulsa”.

Skripsi ini dibuat guna untuk syarat kelulusan bagi mahasiswa/i yang telah menempuh pendidikan pada Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia.

Skripsi ini dapat disusun dan dapat diselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Gema Arifrahara, S. Sn,. M. Ds selaku dosen pembimbing. 2. Deni Albar, M. Ds selaku dosen koordinator TA dan Skripsi.

3. Ambarsih Ekawardhani, M. Sn dan Ivan Kurniawan, S. Sn selaku dosen penguji.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan.

Bandung, 22 Agustus 2013

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR KHUSUS PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR TABEL ...xiii

KOSAKATA/GLOSARY ...xiv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ...1

I.2 Identifikasi Masalah ...3

I.3 Rumusan Masalah ...3

I.4 Batasan Masalah ...4

I.5 Metode Penelitian ...5

I.6 Tujuan Penelitian ...5

I.7 Manfaat Penelitian ...5

(8)

viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Semiotika ...8

II.1.1 Jenis-jenis semiotika ...8

II.1.2 Teori semiotika Charles Sanders Pierce ...9

II.1.3 Semiotika dalam iklan...11

II.2 Iklan (Advertisment) ...12

II.2.1 Iklan sebagai media komunikasi dan informasi ...15

II.2.2 Daya tarik pesan periklanan ...19

II.2.3 Iklan dengan pendekatan humor ...22

II.2.4 Jenis humor ...25

II.3 Media periklanan...26

II.4 Iklan televisi ...27

II.4.1 Pengambilan gambar iklan televisi ...30

BAB III KARTU AS TELKOMSEL DAN IKLAN IKLAN KARTU AS VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA” III.1 Telkomsel ...32

III.2 Produk-produk telkomsel...35

III.3 Iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” ...37

III.3.1 Strategi Komunikasi ...41

(9)

ix

BAB IV ANALISA VISUAL DAN HUMOR PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

IV.1 Analisa visual dan humor iklan kartu as telkomsel versi “Aku gak punya pulsa” ...44 IV.2 Analisa Ikon, Indeks dan Simbol pada Iklan Kartu As Telkomsel versi “Aku Gak Punya Pulsa”...62

IV.2.1 Ikon Pada Iklan Kartu As Telkomsel versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’ ...64 IV.2.2 Indeks pada Iklan Kartu As Telkomsel versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’ ...67 IV.2.3 Simbol pada Iklan Kartu As Telkomsel versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’ ...68

IV.3 Relasi antar tanda (ikon, indeks dan simbol)...69 IV.4 Analisa unsur humor iklan kartu as telkomsel versi ‘aku gak punya pulsa’...75 IV.5 Analisa pesan iklan kartu as telkomsel versi ‘aku gak punya pulsa’ 76

BAB V SIMPULAN

V.1 Simpulan ...78 V.2 Saran ...80

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku :

Darmansyah, S.T., M,Pd. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara

Jefkins, Frank. (1997). PERIKLANAN : Edisi tiga. Jakarta: Erlangga

Liliweri, Prof.Dr.Alo, M.S. (2011). Komunikasi; Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Ramadhan, Syahrul. (2001). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Ikhtiar

Sobur, Alex (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Sobur, Alex (2002). Analisis Teks Media. Bandung: Rosda

Suhandang, Kustadi. (2010). PERIKLANAN : Manajemen, kiat dan strategi. Bandung: Nuansa

Sarwono, Jonathan., & Lubis, Hary. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset

Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Komunikasi Visual : edisi revisi. Yogyakarta: Jalan Sutra

Dari Jurnal :

(11)

Haerudin, Didin (2010). Kajian Visual dan Pesan Iklan Susu Bubuk Milo Pada Media Cetak. Bandung: Skripsi Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas, Universitas Komputer Indonesia

Pratami, Cici (2010). Tinjauan Unsur-Unsur Visual Pada Iklan Televisi Rechesse Nabati Versi “Rechesse Land Factory”. Bandung: Skripsi Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia

Dari Website:

http://farindra.wordpress.com/2008/11/03/kontroversi-iklan-xl-versi-orang-utan/ (05-01-2013)

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Iklan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi khalayak, iklan sudah

menjadi konsumsi sehari-hari bagi para pemirsa televisi, pendengar radio,

pembaca setia koran, majalah ataupun tabloid dan juga para pejalan kaki ataupun

pengendara motor dan mobil. Karena setiap harinya secara sengaja ataupun tidak,

iklan akan selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja pada saat pagi

hari para ibu-ibu sudah disuguhkan dengan acara infotaiment di televisi yang

tentunya terdapat jeda iklan pada tayangan tersebut, bapak-bapak yang pagi hari

sudah siap ke kantor yang menyempatkan waktunya untuk membaca berita di

koran juga disuguhkan dengan iklan cetak didalamnya, anak-anak sekolahan yang

siap pergi ke sekolah pada pagi haripun juga melihat pemandangan iklan berupa

billboard, spanduk, baliho dan lain-lainnya.

Tidak dapat dibayangkan berapa banyak iklan yang dilihat setiap harinya

dan berapa banyak pula iklan yang dapat diingat dari banyaknya iklan-iklan yang

ada. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat begitu hebatnya iklan sehingga

otakpun tidak mampu untuk menyaring semua informasi dan pesan yang ingin

disampaikan iklan-iklan tersebut. Maka diperlukan suatu inovasi dan kreatifitas

dari para bidang kreatif iklan (adman) untuk menciptakan iklan yang mampu

diterima, diingat, dipahami dan disukai oleh khalayak. Sehingga apabila khalayak

sudah tertarik dengan satu iklan tertentu, maka akan terjadi suatu tindakan yaitu

pembelian produk dan apabila itu terjadi maka iklan itu dapat dikatakan berhasil

karena dapat mempersuasi khalayak untuk membeli. Banyak cara yang dilakukan

para pengiklan agar produk yang diiklankan mampu menembus pasar dengan

pesat yaitu dengan membuat iklan melalui beberapa pendekatan (appeal) iklan

seperti pendekan rasional, pendekatan emosional dan pendekatan kombinasi(Lee

(13)

2 Dari berbagai macam pendekatan iklan, pendekatan emosional melalui

pendekatan humor merupakan pendekatan yang paling menarik untuk dilihat dari

sisi hiburan karena sifatnya yang menghibur dan juga berbaur dengan kehidupan

sehari-hari. Humor mampu menciptakan suasana yang ceria dan juga tidak

membosankan untuk dilihat pada iklan dan juga humor lebih mudah diingat.

Dengan adanya unsur humor pada iklan, suatu iklan tidak dipandang lagi sebagai

alat pemasaran saja tetapi juga bisa dinikmati sebagai hiburan yang berisikan

produk didalamnya.

Dari sekian banyaknya produsen yang mengiklankan produknya dengan

gaya humor, iklan provider kartu As versi “aku gak punya pulsa” pada media

televisi merupakan salah satu contoh iklan humor yang mampu menghibur

maupun mengkomunikasikan pesan iklannya dengan baik. Iklan televisi kartu as

telkomsel versi “aku gak punya pulsa” ditayangkan pada Desember 2011 yang

disiarkan di beberapa stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TRANS7 dan

sebagainya. Iklan kartu As versi “aku gak punya pulsa” ini mampu untuk

menggabungkan antara drama dengan sentuhan humor yang menjadikan iklan ini

seperti halnya sebuah iklan dengan cerita yang menarik dan menghibur

didalamnya, ditambah lagi dengan adanya Sule sebagai public figure yang sedang

naik daun yang menambah nilai komersil iklan ini. Media televisi dipilih karena

televisi mampu menyampaikan pesan secara visual (gambar) dan juga audio

(suara) sehingga pesan yang disampaikan dari sebuah iklan mampu diterima

dengan baik dan cepat oleh konsumen. Visualisasi pada iklan ini juga menjadi

salah satu hal yang menarik dari iklan televisi, seperti halnya kandungan seen

word, picture dan movement pada tiap scene nya yang membuat iklan televisi berbeda dan lebih menarik untuk dilihat. Visualisasi dapat memberikan gambaran

yang lebih nyata kepada khalayak yang melihatnya, sehingga lebih mudah diingat

dan tidak membosankan.

Berdasarkan latar belakang di atas yaitu tentang bagaimana suatu iklan

dapat terlihat menarik dengan adanya unsur humor yang dapat dilihat dari sisi

visualisasi iklan, pesan iklan yang mengkomunikasikan pesan yang disampaikan

(14)

3 dan simbol (semiotika) yang ada pada iklan ini yang membuat iklan ini menjadi

menarik. Maka dari itu dipilihlah judul “Kajian visual pada iklan televisi kartu as

telkomsel versi aku gak punya pulsa” karena banyak sekali informasi menarik

yang dapat ditelaah dari iklan kartu As ini, baik dari visualisasi iklan maupun

penyampaian pesan yang ada pada iklan tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Iklan dengan pendekatan humor membuat sebuah iklan menjadi lebih

menarik dengan memasukkan hiburan berupa drama sehari-hari yang dikemas

dengan sentuhan humor, yang dapat dilihat pada iklan kartu As versi “aku gak

punya pulsa”. Selain pendekatan iklan, iklan juga mempunyai komponen

visualisasi, pesan iklan dan juga tanda iklan yang mungkin tidak terlihat

(semiotika) berupa ikon, indeks dan simbol. Maka dari itu iklan ini dapat

diidentifikasikan sebagai suatu iklan dengan pendekatan humor yang berisi pesan

periklanan (copy) yang menarik yang digabungkan dengan visualisasi dan alur cerita yang menarik.

I.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka masalah yang

dapat dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana unsur visual dan tanda semiotika pada iklan kartu as versi aku gak

punya pulsa?

2. Bagaimana cara penyampaian pesan humor pada iklan kartu as versi aku gak

(15)

4 I.4 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang ada tetap berada pada jalur pembahasan, maka

dari itu masalah dibatasi pada hal :

• Iklan yang diteliti adalah iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya

pulsa” dengan televisi sebagai medianya.

• Visualisasi pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” yang dapat dilihat dari unsur seen word, picture dan movement. Dan juga unsur heard

words sebagai bagian dari audio, unsur heard words dimasukkan karena iklan televisi selain visual juga terdiri dari audio. Dalam iklan kartu as

versi “aku gak punya pulsa” movement yang dimaksud yaitu cara

pengambilan gambar atau sorot kamera yang digunakan sehingga dapat

mempengaruhi emosi pemirsa atau target pasar.

• Tanda yang ada pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”, semiotika

yang digunakan adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce yang

mengkaji sistem tanda ikon, indeks dan simbol. Semiotika Charles Sanders

Pierce digunakan untuk membedah objek menjadi tiga bagian yaitu ikon,

indeks dan simbol sehingga dapat terlihat relasi antar tanda ikon, indeks

dan simbol pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” dan juga pesan

yang terkandung dan ingin disampaikan oleh iklan kartu as versi “aku gak

punya pulsa”.

• Unsur humor pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” yang dilihat

dari komunikasi (kata-kata) dan juga ekspresi dari model iklan itu sendiri.

Kata-kata yang dimaksud merupakan dialog araupun percakapan yang

terdapat dalam iklan dan ekspresi yang dimaksud adalah mimik muka

(16)

5 I.5 Metode Penelitian

Adapun metode yang dilakukan dalam penulisan makalah ini yaitu metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teori semiotika sebagai

teori pembedah iklannya dari unsur tanda ikon, indeks dan simbol yang dilihat

dari objeknya. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode atau cara menguraikan

pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta yang terjadi pada waktu sekarang.

Masalah tersebut dianalisis berdasarkan data yang dikumpulkan tanpa

menggunakan angka atau dangan kata lain data atau informasi bukan dalam

bentuk angka. Data ini dapat berupa gejala, peristiwa, pendapat, karya, artefak,

dan lain sebagainya (Sarwono & Lubis, 2007, h.139).

Teori semiotika pembedah dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori

semiotika Charles Sanders Peirce karena berdasarkan objeknya, Peirce membagi

tanda atas ikon (icon), indeks (index), symbol (symbol). Teori semiotika ini dipakai karena untuk membedah elemen-elemen visual yang ada pada iklan ini

secara lebih detail.

I.6 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui

bagaimana visualisasi pada iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa”

dan untuk mengetahui bagaimana tanda visual juga pesan yang ingin disampaikan

iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

I.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

(17)

6 • Dapat mengetahui bagaimana visualisasi pada iklan kartu as versi

“aku gak punya pulsa”.

• Dapat mengetahui bagaimana relasi tanda antara ikon, indeks dan

simbol pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

• Dapat menambah pengetahuan tentang objek yang diteliti.

b. Manfaat bagi khalayak umum

• Sebagai bahan referensi dan informasi bagi khalayak umum maupun

bagi peneliti lainnya untuk meneliti.

I.8 Sistematika Penelitian

Dalam penulisan makalah ini, dan penyajian hasil dari penelitian disusun

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan latar belakang masalah tentang perkembangan iklan dan juga fungsinya yang mampu berperan penting bagi

produsen maupun konsumen. Dengan banyaknya iklan maka diperlukan USP

(Unit Selling Point) yaitu dengan pendekatan emosional melalui pendekatan humor yang dapat menarik perhatian. Dari latar belakang tersebut maka masalah

dapat diidentifikasikan, dirumuskan, dibataskan dengan menggunakan metode

penelititan deskriptif kualitatif dengan teori semiotika Charles Sanders Peirce,

dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana visualisasi dan tanda pada iklan kartu

as versi “aku gak punya pulsa” dan agar mendapatkan manfaat dari penelitian

tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, menjelaskan teori-teori yang terkait

dengan objek kajian yang diperoleh dari buku, jurnal dan sebagainya. Objek

tersebut yaitu diantaranya teori semiotika, iklan, pendekatan iklan dengan humor,

(18)

7 BAB III OBJEK PENELITIAN, menjelaskan penjelasan umum mengenai objek kajian yaitu telkomsel, Sule dan juga iklan kartu as telkomsel

versi “aku gak punya pulsa”. Seperti profil, sejarah dan juga data-data yang terkait

pada perusahaan Telkomsel kartu As. Menjelaskan profil dan latar belakang Sule

sebagai seorang komedian yang sedang laris di pasaran dan tabel scene-scene

iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

BAB IV ANALISA VISUAL DAN HUMOR PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

Berisi pembahasan permasalahan dari objek penelitian yaitu pada iklan

kartu as versi “aku gak punya pulsa”. Dengan menggunakan landasan teori yang

ada pada Bab II berdasarkan penelitian deskriptif kualitatif dengan teori semiotika

Charles Sanders Peirce sebagai pembedah untuk mengetahui tanda iklan.

BAB V SIMPULAN, Iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” merupakan iklan dengan pendekatan emosional melalui pendekatan humor

didalamnya dan juga merupakan iklan yang menggabungkan suatu cerita drama

(19)

8 BAB II

KAJIAN SEMIOTIKA DAN IKLAN TELEVISI

II.1 Pengertian Semiotika

Semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979, h.16, dalam Sobur, 2002, h.95).

Sedangkan semiotik menurut Preminger (2001, h.89, dalam Sobur, 2002, h.96) dikatakan “Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti”.

Dengan menggunakan teori semiotika dalam membedah iklan, unsur iklan yang tidak terlihat dengan jelas dapat diteliti dan dibedah dari masing-masing unsur yang berbeda seperti warna, visual, ataupun tanda-tanda lainnya. Dengan semiotika, gerakan tangan atau matapun bisa mempunyai suatu arti dan makna yang tidak terlihat secara langsung tadinya.

II.1.1 Jenis-jenis Semiotika

Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, (Eco, 1979, Hoed, 2001. h.140, dalam Sobur, 2006, h.15) :

1. Semiotika komunikasi

(20)

9 2. Semiotika signifikasi

Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi sebaliknya yang di utamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih di perhatikan daripada proses komunikasinya.

Dari kedua semiotika yang ada, yaitu semiotika komunikasi ataupun signifikasi, dalam penelitian ini lebih merujuk pada kajian semiotika komunikasi Charles Sanders Peirce, karena dapat membantu pemahaman mengenai makna pesan yang terkandung dalam iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” yang dapat dikaji dengan penggunaan tanda seperti ikon, indeks, dan simbol.

II.1.2 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

Peirce (Berger, 2000, h.14, dalam Sobur, 2006, h.34-35) menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional.

Tabel II.1 Teikotomi Ikon/Indeks/Simbol Peirce

Tanda Ikon Indeks Simbol

Ditandai dengan:

Persamaan (kesamaan) Hubungan sebab-akibat Konvensi

Contoh: Gambar-gambar,

Proses Dapat dilihat Dapat diperkirakan Harus dipelajari

(21)

10 Menurut Peirce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya:

1. Dengan mengikuti sifat objeknya, ketika menyebut tanda sebuah ikon.

2. Menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika menyebut tanda sebuah indeks.

3. Kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diintrepretasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika menyebut tanda sebuah simbol.

Peirce (Pateda, 2001, h.44, dalam Sobur, 2006, h.41) mengadakan klasifikasi tanda-tanda yang dikaitkan dengan ground (sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi) diklasifikasikan menjadi:

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai.

3. Legisign

(22)

11 Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas:

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya, potret dan peta.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubungan diantaranya bersifat arbiter, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Dengan melihat bagaimana fungsi semiotika dari Charles Sanders Peirce diatas yaitu teori tanda yang lebih mengartikan makna yang terkandung pada sifat objeknya yang dapat dilihat dari elemen-elemen tanda berupa ikon, indeks dan simbol, maka iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” dapat dibedah secara detail dan maknanyapun akan terlihat baik dari pesan ataupun visualisasinya. Dan membantu untuk melihat relasi tanda antara iklan itu sendiri dengan humor yang terdapat pada iklan itu sendiri.

II.1.3 Semiotika dalam Iklan

Dalam menganalisa iklan, hal-hal berikut perlu dipertimbangkan, (Berger, 2000, h.199, dalam Sobur, 2006, h.117):

1. Penanda dan petanda

(23)

12 3. Fenomena sosiologi: demografi orang di dalam iklan dan orang-orang yang menjadi sasaran iklan, rekfleksikan kelas-kelas sosial ekonomi, gaya hidup, dan sebagainya.

4. Sifat daya tarik yang dibuat untuk menjual produk, melalui naskah dan orang-orang yang dilibatkan di dalam iklan.

5. Desain dari iklan, termasuk tipe perwajahan yang digunakan, warna, dan unsur estetik yang lain.

6. Publikasi yang ditemukan dalam iklan, dan khayalan yang diharapkan oleh publikasi tersebut.

Dari uraian tentang semiotika pada iklan dapat dilihat bahwa dalam meneliti iklan televisi, tidak hanya bicara tentang visual dari iklan itu saja tetapi juga bicara tentang warna, perpindahan kamera, alur cerita, mimik wajah dan sebagainya. Dengan semiotika, makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh suatu iklan akan terlihat.

II.2 Iklan (Advertisment)

Iklan merupakan suatu media promosi dan komunikasi yang setiap harinya bermunculan, baik itu di televisi, radio, majalah, spanduk, billboard dan sebagainya. Suatu iklan berisi tentang suatu pesan dan promosi produk yang diiklankan, tentu saja pesan yang disampaikan harus tersampaikan secara tepat kepada konsumen, agar produk yang diiklankan dapat disukai dan terjual. Karena pada dasarnya iklan bersifat persuasive (membujuk) kepada konsumen agar konsumen yang melihat iklan tersebut dapat mengambil suatu tindakan berupa pembelian produk. Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan perilaku seseorang atau banyak orang (Suhandang, 2010, h.108).

(24)

13 sponsor tertentu pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui program televisi”.

Iklan menurut Alo Liliweri, M.S. (2011, h.495) “Iklan adalah aktivitas untuk memberitahu atau memperkenalkan produk barang atau jasa kepada sejumlah orang yang mempunyai perhatian terhadap produk barang atau jasa ini”.

Sedangkan periklanan menurut Frank Jefkins (1997, h.5) “periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potesial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.”

Menurut Frank Jefkins (1997, h.39) dalam bukunya “Periklanan” secara garis besar iklan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Iklan Konsumen (Consumer Advertising)

Iklan konsumen mencakup tentang beberapa macam barang yang dikonsumsi atau digunakan oleh para masyarakat seperti:

 Barang Konsumen seperti bahan makanan, shampoo, sabun

dan sebagainya.

 Barang tahan lama, seperti bangunan tempat tinggal, mobil, perhiasan dan sebagainya.

 Jasa Konsumen, seperti pelayanan untuk keamanan dan

kesejahteraan seperti bank, asuransi, investasi dan sebagainya. 2. Iklan Antar Bisnis (Business to Business Advertising)

(25)

14 3. Iklan Perdagangan (Trade Advertising)

Kegunaan iklan perdagangan adalah memberikan informasi kepada para pedaganang atau saudagar tentang barang-barang yang tersedia untuk dijual kembali, apakah dengan mengigatkan mereka pada merek-merek yang terkenal, memperkenalkan barang-barang baru atau tak jarang mengumumkan hal-hal khusus untuk membantu para pengecer menjajakan barang-barang tersebut, misalkan potongan harga baru, rencana-rencana kampanye iklan konsumen atau promosi penjualan.

4. Iklan Eceran (Retail Advertising)

Kegunaan iklan eceran adalah sebagai berikut:

 Mempopulerkan perusahaan, memikat para konsumen dengan

janji-janji tertentu dan berkenaan dengan toko atau para pengecer.

 Menjual barang-barang yang eksklusif bagi toko tertentu.

 Untuk menjual stok toko.

5. Iklan Bersama (Cooperative Advertising)

Sebuah dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pebrik kepada para pengecer produk-produknya juga lazim disebut dengan istilah “kerja sama iklan secara vertical”. Kerja sama iklan merupakan sisi penting dari iklan eceran dan bentuknya sendiri

macam-macam, mislanya pemakaian logo, pembiyaan bersama, pemasokan art

work, semua biaya ditanggung pemasok dari daftar distribusi. 6. Iklan Keuangan (Financial Advertising)

(26)

15 7. Iklan Rekruitment (Recruitment Advertising)

Iklan jenis ini bertujuan merekrut pegawai (seperti anggota polisi, perusahaan swasta dan lain-lain). Dan bentuknya antara lain iklan kolom yang menjanjikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa.

II.2.1 Iklan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Iklan selain media promosi juga merupakan media komunikasi dan informasi, karena iklan berisikan tentang informasi suatu produk yang diiklankan yang kemudian dikomunikasikan secara menarik dan persuasi guna mendapatkan perhatian dari konsumen terhadap produk yang

diiklankan. Komunikasi periklanan adalah penyampaian pesan penawaran

mengenai suatu produk, jasa atau ide kepada khayalak (konsumen) melalui media massa dan media lainnya yang dibayar untuk mempengaruhi khayalak sehingga menggunakan produk, jasa atau ide yang ditawarkan. Proses komunikasi periklanan adalah urut-urutan peristiwa yang terjadi dalam komunikasi periklanan.

Menurut Liliweri (2011, h.551-553) dalam proses komunikasi tersebut terdapat unsur-unsur komunikasi sebagai berikut:

Tabel II.2 Tabel unsur-unsur komunikasi

(27)

16

1. Source (Produk)

Sumber komunikasi adalah produsen yang menjadi pemilik produk/jasa/ide yang akan ditawarkan. Produsen bermaksud supaya produk/jasa/ide digunakan oleh konsumen. Produk/jasa/ide merupakan sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen.

a) Produkadalah barang yang bernilai ekonomis yang diperlukan oleh konsumen.

 Produk tahan lama : yang tidak habis dipakai misalnya perabotan, mobil, elektronik, dan sebagainya.

 Produk tidak tahan lama :habis dipakai misalnya, sabun, makanan, minuman, dan sebagainya.

 Produk berwujud (tangible) : adalah produk yang ada bentuk fisiknya.

b) Jasa adalah layanan yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Misalnya jasa angkutan transportasi, jasa pendidikan, jasa perbankan, dan sebagainya. Jasa sering disebut sebagai produk tidak berwujud (intangible).

c) Ide adalah hasil pemikiran yang dapat memuaskan kebutuhan

konsumen.

2. Message (Iklan)

Iklan adalah pesan-pesan penawaran yang dibuat untuk membantu menjual

produk/jasa/ide yang dimaksud. Proses perumusan pesan yang dapat

membantu penjualan meliputi isi, struktur dan format yang paling baik

(28)

17

3. Channel (Saluran)

a) Media adalah alat perantara yang digunakan dalam menyalurkan pesan penawaran kepada konsumen. Misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, billboard, bioskop, VCD/DVD, mobile, dan sebagainya.

b) Disini terjadi proses pemilihan media yang paling kuat pengaruhnya untuk membantu menyalurkan pesan-pesan iklan.

4. Receiver (Audiens)

a) Audiens orang yang menjadi sasaran penyampaian iklan.

b) Komunikasi dalam komunikasi periklanan sering disebut khayalak konsumen atau calon konsumen yang menjadi pengguna produk/jasa/ide yang ditawarkan.

c) Komunikasi menerima iklan dan mengolahnya sehingga menghasilkan efek.

5. Effect (Efek)

Efek adalah tujuan yang diharapkan oleh komunikasi periklanan dapat

berupa:

a) Kognitif: Pengetahuan terhadap produk b) Afektif: Menyukai

c) Konatif: Tindakan pembelian.

Adapun tahap untuk mencapai efek pembelian menurut Liliweri (2011, h552-553) ada tiga yaitu:

1. Exposure

(29)

18

2. Processing

Iklan yang disampai kepada konsumen akan diolah atau diproses dalam memori konsumen. Konsumen coba memahami isi iklan dan membandingkan dengan nilai-nilai yang ada dalam memori.

3. Communication effect

Informasi yang diolah dalam memori mengakibatkan terjadinya pengaruh dalam diri konsumen berupa:

a. Kesadaran terhadap produk b. Pengetahuan terhadap produk c. Menyukai produk

d. Mengutamakan merek e. Yakin akan produk

4. Target audience action

Konsumen membeli produk yang ditawarkan.

Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk menjalankan fungsi pemasaran tersebut maka yang harus dilakukan harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu untuk mempengaruhi konsumen untuk memilih dan mengambil keputusan untuk membeli. Dengan adanya komunikasi yang baik maka sebuah iklan dapat mengirimkan pesan dan informasi yang tepat kepada konsumen.

(30)

19 Meskipun periklanan memiliki banyak pengertian tetapi periklanan lebih banyak digunakan dalam sistem informasi massa di kalangan masyarakat untuk tujuan ekonomi. Baik perorangan atau kelompok, masyrakat ingin menggunakan sistem informasi massa di dalam masyarakat agar bisa memberikan atau memperoleh informasi dan akhirnya membeli atau menjual berbagai macam barang atau jasa.

II.2.2 Daya Tarik Pesan Periklanan

Suatu iklan tentunya memiliki konsep yang berbeda-beda, yang mencerminkan dan mewakili produk itu sendiri. Produsen iklan tentunya mempunyai strategi khusus untuk dapat menciptakan suatu iklan yang menarik dan bisa menarik perhatian konsumen. Salah satu strategi untuk menarik perhatian dari konsumen yaitu dengan adanya beberapa pendekatan periklanan yang dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan produk dan juga mengikuti selera pasar.

Daya tarik iklan dapat dibagi menjadi dua kategori (Lee & Johnson, 2007, h.179 dalam Pratami 2012, h.14-15) yaitu :

 Daya tarik informasional/rasional (penjualan agresif). Daya tarik ini menekankan kepada ciri-ciri, manfaat, atau alasan menggunakan produk tertentu.

 Daya tarik emosional (penjualan persuasif). Daya tarik ini meggunakan pesan emosional yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan dan sikap.daya tarik emosional terdiri dari daya tarik humor, daya tarik seks, dan daya tarik rasa takut.

 Daya tarik kombinasi. Daya tarik ini menggabungkan daya tarik informasional/rasional dan daya tarik emosional.

(31)

20 1. Daya tarik selebritis

Produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan salah satunya karena selebritis bisa berupa bintang televisi, aktor, aktris, ilmuwan, dan sebagainya. Selebritis menjadi juru bicara produk bahkan menjadi ikon produk tersebut.

2. Daya tarik humor

Pengiklan juga menggunakan humor untuk mencapai sasaran komunikasi yang bervariasi survei yang dilakukan oleh eksekutif periklanan menunjukan hal-hal sebagai berikut:

a. Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian terhadap iklan.

b. Humor menyempurnakan kesukaan baik terhadap iklan maupun terhadap produk yang diiklankan.

c. Humor tidak merugikan secara keseluruhan.

d. Humor memberikan keunggulan terhadap non humor untuk meningkatkan persuasi.

e. Sifat produk mempengaruhi kesesuaian penggunaan humor khususnya humor akan lebih berhasil digunakan mempertahankan produk daripada untuk memperkenalkan produk.

3. Daya tarik rasa takut

(32)

21 dengan mengidentifikasi dua hal pertama, konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk. Kedua, konsekuensi negatif terhadap perilaku yang tidak aman misalnya minuman keras dan merokok.

4. Daya tarik kesalahan

Seperti halnya rasa takut, kesalahan juga merupakan daya tarik negatif, orang merasa salah ketika melanggar peraturan, menyimpang dari nilai standar atau nilai kepercayaan dan tidak bertanggung jawab. Daya tarik kesalahan dapat berjalan baik karena memotivasi individu dewasa secara emosi mengambil alih tanggung jawab tindakan terdepan untuk mengurangi tingkat kesalahan dan berupaya membujuk calon konsumen dengan menerapkan perasaan bersalah yang dapet diganti dengan menggunakan produk yang diiklankan.

5. Daya tarik komparatif

Dalam periklanan ada praktik komparatif langsung atau tidak langsung suatu produk dengan produk pesaing, yang mempromosikan bahwa produk tersebut superior di banding produk pesaing. Penelitian tahun 1970 mempelajari iklan dan hasilnya sebagai berikut:

a) Iklan komparatif lebih baik dalam meningkatkan kesadaran akan merek dibandingkan iklan non komparatif.

b) Iklan komparatif lebih baik dalam mempromosikan recall titik pesan.

c) Iklan komparatif secara umum lebih sesuai dengan sikap, terhadap merek yang diiklankan.

(33)

22 e) Iklan komparatif mempercayai persepsi kurang dapat dipercaya dibandingkan iklan non komparatif.

6. Daya tarik positif/ rasional

Daya tarik rasional berfokus pada praktek, fungsi, atau kebutuhan konsumen secara optimal terhadap suatu produk, yang memberikan tekanan pada manfaat atau alasan untuk mempunyai atau menggunakan suatu merek. Isi pesan menekankan fakta, belajar dan persuasi logis. Nada positif/ rasional cenderung informatif dan pengiklan menggunakan nada ini umumnya mencoba meyakinkan konsumen bahwa produk mempunyai manfaat khusus yang memuaskan konsumen.

7. Daya tarik emosional

Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologis konsumen untuk membeli suatu produk, karena emosional dan perasaan terhadap atribut dan pernak-pernik produk tersebut. Para pengiklan percaya bahwa daya tarik emosional lebih baik untuk menjual merek daripada daya tarik rasional.

8. Daya tarik kombinasi

Daya tarik kombinasi adalah daya tarik perpaduan anatara daya tarik yang telah di bahas.

II.2.3 Iklan dengan Pendekatan Humor

(34)

23 umumnya bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa, terutama di televisi, film dan lawakan. Humor dapat juga diartikan suatu kemampuan untuk menerima, menikmati dan menampilkan sesuatu yang lucu, ganjil/aneh yang bersifat menghibur (Darmansyah, 2010, h.66).

Menurut Suyanto (dalam Haerudin, 2010, h.19), daya tarik pesan dengan menggunakan humor berperan untuk:

a. Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian terhadap iklan.

b. Humor menyempurnakan kesukaan baik terhadap iklan maupun terhadap produk yang diiklankan.

c. Humor tidak merugikan secara keseluruhan.

d.Humor memberikan keunggulan terhadap non humor untuk meningkatkan persuasi.

e. Sifat produk mempengaruhi kesesuaian penggunaan humor khususnya humor akan lebih berhasil digunakan mempertahankan produk daripada untuk memperkenalkan produk.

(35)

24 Macam-macam Humor yang diterapkan pada iklan yaitu:

1. Komedi Slapstics yaitu Sebuah komedi di mana humor berasal dari interaksi fisik, seringkali melibatkan kekerasan berlebihan tapi akhirnya tidak berbahaya diarahkan terhadap individu. Contoh komedi slapstics dapat dilihat pada iklan televisi produksi Arab Saudi yaitu iklan panda cheese, iklan berisi adegan lucu si panda yang seketika berubah menjadi kasar pada siapapun yang tidak memakan produk panda cheese.

Gambar II.1 Iklan Panda Chesse

Sumber : http://www.seriouseats.com/2010/09/video-never-say-no-to-panda-cheese-commercials.html

2. Komedi Parody yaitu Komedi yang memparodikan suatu artis, film, video klip dll dengan menirukannya dengan lucu. Contoh komedi parody dapat dilihat pada iklan televisi sandal new era style versi gangnam style, dalam iklan ini model memparodikan gaya Psy.

(36)

25 3. Komedi Dramedy yaitu Komedi yang berisi drama di dalamnya. Contoh komedi dramedy dapat dilihat pada iklan televisi XL versi Mawar Marwan, karena iklan ini berisikan drama tentang hubungan Mawar dan Marwan.

Gambar II.3 Iklan XL versi Mawar Marwan

Sumber : http://destipurnamasari.multiply.com/journal/item/223/Iklan-XL-Sejuta-Mawar-untuk-Marwan-apaan

II.2.4 Jenis Humor

Jenis humor menurut Arwah Setiawan dalam Rachmanadji (2006, h.217) dapat dibedakan menjadi tiga kategori menurut “bentuk ekspresi” yaitu :

1. Humor Personal yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar.

2. Humor dalam Pergaulan, misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di muka umum.

3. Humor dalam Kesenian :

(37)

26 b. Humor grafis, misalnya : cerpen lucu, karikatur, foto jenaka,

patung lucu.

c. Humor literatur, misalnya : cerpen lucu, esai satiris, sajak jenaka dan semacamnya.

Menurut Manser dalam Rachmanadji (2006) Jika yang digunakan dalam kriteria komunikasi, maka ada tiga jenis dalam komunikasi yaitu:

a. Si penyampai memang bermaksud melucu, dan si penerima

Suatu iklan tentunya harus mempunyai suatu media pendukung untuk bisa mempromosikan produknya, dibawah ini terdapat beberapa media yang sangat digemari bagi para produsen iklan dalam mengenalkan produknya yaitu media pers, media radio dan media televisi :

1. Media Pers

Media Pers adalah media yang paling unggul di Negara-negara industri yang maju. Pengiklan di pers mencapai jutaan dan jumlah publikasi atau terbitan pers di Inggris saja lebih dari 12.000 itu semua karena media pers adalah sarana yang paling murah dalam mempromosikan produknya (Jefkins, 1997, h.87).

2. Media Radio

(38)

27 3. Media Televisi

Media Televisi merupakan barang umum yang mudah dijumpai di mana saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena ia mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon kunsumen. Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka produk-produk yang diiklankan di televisi pun kebanyakan adalah barang-barang konsumen, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun tahan lama (durable goods) seperti alat rumah tangga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini, produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi semakin sering diiklankan di televisi (Jefkins, 1997, h.108).

II.4 IklanTelevisi

Televisi merupakan media promosi iklan lini atas (above the line), karena bayarannya yang mahal dan pengiklan harus membayar penayangan iklan berdasarkan hitungan per detik. Tetapi meski memasang iklan di televisi relatif mahal, tetapi televisi merupakan media yang paling efektif bagi produsen untuk memperkenalkan produk yang akan diiklankan. Karena televisi adalah media yang paling diminati untuk dilihat dan merupakan barang yang umum dimiliki.

Menurut Jefkins (1997, h.110-112) ada beberapa kelebihan iklan televisi yang berlaku secara umum yaitu:

1. Kesan Realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata.

(39)

28 3. Repetisi/Penggulangan. Iklan Televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.

4. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat mengguanakan satu atau kombinasi banyak stasiun televise sekaligus untuk memuat iklannya.

5. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen.

6. Terkait erat dengan media lain. Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahana iklan lain.

Selain memiliki kelebihan, Televisi juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Jefkins (1997, h.113-114) ada beberapa kelemahan iklan televisi yaitu diantaranya adalah:

1. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga

pemilahan (untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

2. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televise lagi-lagi tidak akan bisa menandingi media pers.

3. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil nonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran radio. Akibatnya, konsentrasi mereka akan terpecah.

4. Karena pemirsanya yang sulit dipilah—pilah itu, maka iklan televisi justru terbilang mahal. Apalagi terdapat ribuan pengiklan lainnya yang bersaing membujuk pasar sehingga pangsanya nampak lebih kecil.

(40)

29 6. Di Negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkannya iklan yang panjang atau berulan-ulang. Iklan-iklan seperti ini justru mudah membosankan.

Dari segi komunikasi, dalam arti pengaruhnya, televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu bersamaan (Suhandang, 2010, h.89). Selain dari itu televisi memiliki sifat-sifat :

1. Immediacy, di mana daya penyampiannya langsung tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

2. Intimacy, di mana siaran-siarannya dapat diikuti dan dinikmati dalam lingkungan kekeluargaan di rumah-rumah sehingga menjadikan komunikasi berlangsung dalam suasana keakraban.

3. Pictorial, seperti halnya, televisi merupakan medium ynag menggunakan cara komunikasi dengan gambar-gambar bergerak disertai suara dan diproyeksikan pada layar (kaca) atau melakukan penerjemahan alam peikiran dan kata-kata ke dalam bahasa gambar sehingga memudahkan pemahaman orang-orang yang buta huruf.

Karena sifat-sifat tersebut, maka televisi menimbulkan keuntungan bagi pemakainya. Karena televisi mampu menampilkan dua elemen yaitu elemen visual (gambar) dan juga audio (suara) sehingga komunikasi yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti oleh konsumen.

Selain itu televisi juga mempunyai unsur-unsur yang terdapat pada iklan televisi (Rossiter & Pecy dalam Limantaro, 2006, h.16 dalam Pratami, 2010, h.11) terdiri dari :

 Unsur heard words, yaitu kata-kata yang terdengar dalam iklan yang ditayangkan di televisi yang dapat membuat pemirsa semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang ditayangkan.

 Unsur music, yatu musik yang terdapat dalam tayangan iklan, termasuk

(41)

30  Unsur seen word, yaitu kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan yang

dapat mempengaruhi citra produk dalam benak pemirsa.

 Unsur picture, yaitu gambar atau tayangan iklan yang meliputi obyek yang digunakan, model yang digunakan, dan adegan yang ditampilkan.

 Unsur movement, yaitu gerakan yang ada atau terlihat pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi emosi sesorang untuk larut didalamnya.

Unsur-unsur visual dalam televisi tersebut dapat ditemui dalam iklan televisi, unsur seen word, picture dan movement mewakili tampilan visual dalam iklan televisi, sedangkan unsur heard words dan music mewakili suara audio dalam iklan televisi.

II.4.1 Pengambilan Gambar Kamera Iklan Televisi

Dalam iklan televisi, sudut pengambilan gambar sangatlah berperan penting untuk keindahan gambar dan berpengaruh dalam hal mempengaruhi konsumen. Sudut pengambilan gambar dalam iklan juga penting untuk menggambarkan emosi ataupun memberi informasi yang menarik dengan menggunakan berbagai macam sudut pengambilan gambar. Berikut adalah beberapa sorotan kamera dasar, yaitu (Lee & Johnson, 2007, h.203 dalam Pratami 2010, h.11):

a. Extreme close-up (ECU). Kamera diletakkan sedekat mungkin untuk menunjukkan bagian-bagian wajah, tubuh, maupun rincian produk. ECU digunakan untuk memberikan efek dramatis, seruan persuasif atau untuk tujuan demonstrasi.

b. Close-up (CU). Wajah atau produk mendominasi layar. Sorot kamera CU biasanya digunakan utnuk menarik perhatian pemirsa kepada produk makanan.

(42)

31 d. Long shot (LS). Sorot ini digunakan untuk mengenalkan tempat atau menunjukkan kerumunan orang. LS memiliki kesan jarak fisik atau emosi yang bersifat tidak pribadi.

e. Pan. Kamera bergerak dari satu titik tetap untuk mengikuti objek bergerak.

f. Zoom, Zoom-in, kamera difokuskan sehingga citra menjadi lebih besar dan tampak lebih dekat, sedangkan zoom-out memberikan efek sebaliknya.

  

(43)

32

BAB III

KARTU AS TELKOMSEL DAN IKLAN KARTU AS VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

III.1 Telkomsel

Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia.Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station

(BTS).Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.

(44)

33 Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik. "Telkomsel Paling Indonesia" (www.telkomsel.com).

Berikut dibawah ini merupakan perkembangan Telkomsel dalam kurun waktu 1995-2011:

Tabel III.1 Perkembangan Telkomsel

Tahun Keterangan

1995 PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan peluncuran kartuHALO pascabayar.

1996 Telkomsel menyatukan negeri dengan menghadirkan layanan telekomunikasi selular ke seluruh propinsi di Indonesia.

1997 Pertama di Asia yang memperkenalkan layanan prabayar, simPATI. 1998 Menjadi pemimpin industri selular di Indonesia.

2000 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Mobile Banking.

2001 Pertama di Indonesia mengoperasikan GSM dualband pada frekuensi 900 dan 1.800 MHz.

2002 Meluncurkan layanan WAP, web dan data mobile berbasis SMS, dilanjutkan dengan GPRS.

2003 Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan roaming internasional prabayar.

2004 Meluncurkan Kartu As prabayar.

Menerapkan teknologi EDGE, sebagai teknologi roadmap berikutnya setelah GPRS.

Bergabung dengan Bridge Alliance, aliansi regional telekomunikasi selular, untuk memberi manfaat lebih bagi pelanggan.

(45)

34 2006 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan 3G.

2007 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Telkomsel Flash HSDPA. Pertama di Indonesia meluncurkan Telkomsel cash layanan uang digital melalui telepon selular.

2008 Pertama di Asia menggunakan energi terbarukan untuk BTS.

Pertama di dunia menyediakan layanan suara dan data mobile di atas kapal PELNI yang memungkinkan pelanggan dapat berkomunikasi di tengah laut.

Meluncurkan program Telkomsel Merah Putih dalam rangka memberikan layanan telekomunikasi bagi pulau-pulau, desa-desa terpencil dan daerah perbatasan.

2009 Meningkatkan jaringan Telkomsel menjadi HSPA+, dengan kecepatan akses data mencapai 21 Mbps guna memberikan layanan

mobile broadband yang lebih baik.

2010 Telkomsel menjadi satu-satunya operator selular yang menyediakan akses telekomunikasi di lebih dari 25.000 desa melalui Program Desa Berdering.

Pertama di Indonesia meluncurkan Langit Musik layanan toko musik digital yang menyediakan fasilitas unduh lagu secara penuh.

Pertama di Indonesia meluncurkan aplikasi Mobile Newspaper yang memungkinkan pelanggan membaca berita melalui telepon selular. Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan iklan mobile, yang terarah sehingga memungkinkan pengiklan mencapai para pengguna Telkomsel.

Pertama di Indonesia melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE.

2011 Pertama di Indonesia mencapai 100 juta pelanggan.

(46)

35

III.2 Produk – Produk Telkomsel

Seperti tagline dari Telkomsel yaitu “Telkomsel Paling Indonesia” , Telkomsel memberikan kenyamanan bagi pelanggan Telkomsel untuk memilih kartu provider sesuai dengan kebutuhan dari pelanggan setia Telkomsel. Karena Telkomsel memiliki produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.

Berikut ini merupakan produk-produk dari Telkomsel (www.telkomsel.com) :

 kartuHalo

Nikmati nyamannya berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat dengan layanan pasca-bayar (post-paid) kartuHalo dari Telkomsel. Dengan dukungan jaringan terluas dan kualitas terbaik, kartuHalo adalah pilihan yang tepat untuk seluruh solusi kebutuhan komunikasi mobile anda.

Gambar III.1 KartuHalo

Sumber :http://www.telkomsel.com/product (09-04-2013)

 SimPATI

simPATI adalah layanan pra bayar (pre-paid) dari Telkomsel untuk anda yang berjiwa modern dan dinamis. Nikmati mudahnya bicara, akses data, messaging, dan berbagai layanan terbaik lainnya hanya dari simPATI.

Gambar III.2 simPATI

(47)

36

 Kartu As

Nikmati layanan pra bayar (pre-paid) kartu As dari Telkomsel. Dengan tarif yang kompetitif didukung oleh jaringan terluas, dapatkan berbagai kemudahan berkomunikasi dengan teman dan keluarga.

Gambar III.3 Kartu As

Sumber :http://www.telkomsel.com/product (09-04-2013)

Kartu As 30 Jam

‘Gratisnya Lebih Lama 30 Jam Berkali-Kali’

Promo terbaru dari Kartu As, pelanggan dapat menikmati bonus dalam bentuk bonus bicara hingga 30 jam dan bonus ribuan SMS.Promo Kartu AS Gratisnya Lebih Lama 30 Jam Berkali-kali hanya berlaku bagi pelanggan yang aktif mulai 14 Desember 2011 dan melakukan registrasi promo Gratisnya Lebih Lama 30 Jam Berkali-kali via direct UMB *100# lalu pilih menu “Gratis Nelpon 30jam” Selain itu pelanggan juga bisa melakukan registrasi melalui direct code *100*30# , registrasi promo Gratis Nelpon 30 Jam GRATIS, dengan minimum pulsa tersedia sebelum registrasi Rp2,000 , cukup registrasi 1 kali saja maka promo akan berlaku selama periode promo, setelah sukses melakukan registrasi melalui *100# atau *100*30# pelanggan akan mendapatkan notifikasi SMS.

 Internet (Telkomsel Flash)

(48)

37

 Smartphone

Menikmati layanan produk dan fitur dari telkomsel pada smartphone yang anda miliki.

 Kartu Facebook

Kartu Facebook dari Telkomsel adalah satu-satunya kartu prepaid GSM di Indonesia yang bekerja sama resmi dengan Facebook. Selain bisa Facebook-an gratis, Kartu Facebook bisa juga dipakai untuk telepon, sms dan internetan murah.

Gambar III.4 Kartu Facebook

Sumber :http://www.telkomsel.com/product (09-04-2013)

 Bundling

Merupakan strategi marketing yang melibatkan beberapa produk yang kemudian dijual menjadi satu paket.

III.3Iklan kartu As versi “Aku gak punya pulsa”

Iklan kartu As Telkomsel versi “Aku gak punya pulsa” merupakan iklan provider yang bertemakan iklan humor.Iklan berdurasi 31 detik ini disajikan dengan gaya humor yang berisi adegan drama antara si cewek dan si cowok yang terlibat konflik dan kemudian Sule muncul sebagai penyelamat hubangan mereka berdua dan berakhir dengan happy ending(Slice of life).

(49)

dilakukan kekasihnya yang tidak pern

ataupun telepon. Lalu sang pria menjelaskan

emosi, bahwa dirinya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita, mendegar penjelasan kekasihnya itu sang wanita terlihat

dia pingsan. Sule, si nenek dan para pengunjung

antara pasangan kekasih itupun dibuat harunya. Lalu Sule sebagai penyelamat datang mendekati sang pria dan memberi solusi untuk menggunakan kartu As. Berbagai bonus yang tersediapun tertera di papan

disamping papan tersebut. Pemandangan berbedapun terlihat saat kedua pasangan tersebut yang terlihat berbaikan dan akrab dengan saling telepon melalui handphone mereka maasing

lainnyapun terlihat merayakannya dengan berjoged bersama muncul yaitu kartu As Telkomsel.

Berikut dibawah ini adalah tampilan audio dan visual per

Audio Pria : please.. jangan tinggalin akulah…

Keterangan :

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun. Wanita : apa susahnya ngomong…

Keterangan :

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

dilakukan kekasihnya yang tidak pernah memberinya kabar dengan sekedar sms Lalu sang pria menjelaskan kepada sang wanita

bahwa dirinya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita, mendegar penjelasan kekasihnya itu sang wanita terlihat kaget yang

dia pingsan. Sule, si nenek dan para pengunjung café yang menyaksikan drama antara pasangan kekasih itupun dibuat harunya. Lalu Sule sebagai penyelamat datang mendekati sang pria dan memberi solusi untuk menggunakan kartu As.

bonus yang tersediapun tertera di papan café dan Sule yang menari disamping papan tersebut. Pemandangan berbedapun terlihat saat kedua pasangan tersebut yang terlihat berbaikan dan akrab dengan saling telepon melalui handphone mereka maasing-masing, Sule, si nenek dan para pengunjung lainnyapun terlihat merayakannya dengan berjoged bersama-sama.Produk muncul yaitu kartu As Telkomsel.

Berikut dibawah ini adalah tampilan audio dan visual per scene:

Tabel 3.2 Scene Iklan Kartu as

Visual .. jangan

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Diawali dengan drama pengejaran sang pria yang sedang berusaha menahan sang wanita agar tidak meninggalkannya.

apa susahnya

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Terlihat sang wanita yang melepaskan genggaman tangan sang pria dari tubuhnya.

38 ah memberinya kabar dengan sekedar sms kepada sang wanita dengan penuh bahwa dirinya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita, kaget yang menyebabkan yang menyaksikan drama antara pasangan kekasih itupun dibuat harunya. Lalu Sule sebagai penyelamat datang mendekati sang pria dan memberi solusi untuk menggunakan kartu As. dan Sule yang menari-nari disamping papan tersebut. Pemandangan berbedapun terlihat saat kedua pasangan tersebut yang terlihat berbaikan dan akrab dengan saling telepon melalui ule, si nenek dan para pengunjung café

sama.Produk shotpun

(50)

39 Wanita : sms gak pernah..

telfon gak pernah..

Keterangan :

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Terlihat rasa kekecewaan sang wanita yang dengan sendu dan menangis ketika menjelaskan permasalahan mengapa ia kecewa.

Pria: aku gak punya pulsaa…

Keterangan :

Diiringi alunan musik yang

-sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Dengan penuh emosi sang pria lalu memberi jawaban kepada sang wanita.

Pria : saaaaaa…

Keterangan :

alunan music fade out dan juga suara gemercik hujan turun juga suara efek saat si cewek pingsan.

Terlihat sang wanita yang pingsan karena syok mendengar jawaban dari si cowok. Dan sekilas terlihat sekumpulan orang yang menyaksikan pertengkaran sang wanitasang pria. Sule : urusan pulsa kok

sampai lebat gini..

Keterangan :

suara gemercik hujan turun juga suara isak tangis dari para penonton.

Terlihat Sule dan juga beberapa penonton seperti seorang nenek dan wanita yang menangis tersedu-sedu.

Sule : Aissss…

Keterangan :

Suara kicauan burung

terdengar karena hujan mulai

(51)

40 berhenti. saking harunya.

Sule : Makanya…

Keterangan :

Suara kicauan burung

terdengar karena hujan mulai berhenti.

Hujanpun berhenti dan Sule lalu mendatangi sang pria.

Sule : Pake kartu As

Keterangan :

Suara kicauan burung

terdengar karena hujan mulai berhenti.

Sule mengeluarkan kartu As dan memperlihatkan kartu As sebagai solusi kepada sang pria. nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus pada kartu As.

Teks: gratisnya lebih lama 24 jam berkali-kali

Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule yang terlihat menari-nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus pada kartu As.

Teks: gratisnya lebih lama 30 jam berkali-kali

Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

(52)

41 Teks: gratis nelpon, gratis

ribuan sms Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule yang terlihat menari-nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus

Terlihat sang wanita dan sang pria yang baikan dan saling berkomunikasi Musik : fade out Di scene terakhir terlihat

gambar produk yaitu kartu As Telkomsel.

III.3.1 Strategi Komunikasi

(53)

42 berakhir dengan bahagia. Iklan ini lebih menonjolkan kelbihan-kelebihan dari bonus-bonus produk kartu as telkomsel.

a. What to say

Iklan provider produk kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” ingin menyampaikan kepada konsumen bahwa kartu as merupakan produk kartu provider yang murah dengan berbagai macam bonus didalamnya, yang mampu menjadi solusi bagi pasangan muda yang ingin selalu berkomunikasi dengan biaya yang murah.Itu semua bisa terlihat dari tagline kartu as itu sendiri yaitu “kartu as paling murah”.

b. How to say

- Verbal

Strategi komunikasi verbal iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” yaitu dengan penggunaan kata-kata yang non formal dengan penyampaian yang hiperbola dan lucu. Karena target audience dari iklan ini adalah anak muda dan remaja yang biasa melakukan komunikasi dengan kata-kata yang sudah terkontaminasi dengan bahasa luar, seperti penggabungan bahasaIndonesia dengan bahasa inggris ataupun bahasa yang lebay (berlebihan).

- Visual

(54)

43

III.3.2 Positioning

Kartu as telkomsel memposisikan produknya sebagai kartu

(55)

44 BAB IV

ANALISA VISUAL DAN HUMOR PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

IV.1 Analisa Visual dan Humor Pada Iklan Kartu As Telkomsel versi “Aku gak punya pulsa”

Scene 1

Gambar IV.1 Scene 1 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene pertama diawali dengan seorang pria yang terlihat mengejar kekasihnya ditengah hujan, agar tidak pergi meninggalkannya. Pada scene ini

terdapat unsur visual sebagai berikut :

• Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene pertama ini menggunakan sorot kamera medium shot (MS) dan juga Pan. Medium shot digunakan memperlihatkan dua orang atau lebih dengan tetap memperlihatkan

wajahnya. Pan digunakan dalam scene ini ketika sang pria mengejar kekasihnya, kamerapun bergerak di satu titik untuk mengikuti gerakan

objek yaitu model iklan ini sendiri.

(56)

45 dijalanan, ditengah hujan yang deras dan gelap. Terlihat sang pria yang

berusaha keras menahan kekasihnya untuk tidak pergi meninggalkannya,

itu terlihat dari ekspresi wajah sang pria dan juga genggaman erat saat

menahan/menarik tangan kekasihnya. Pada objek wanita terlihat ekspresi

wajah yang sedih dan kecewa. Hujanpun menambah suasana menjadi lebih

haru dan dramatis.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene pertama ini kata-kata yang terdengar adalah “please.. jangan tinggalin akulah..” ucap sang pria.

Dengan tutur bahasa yang tidak formal dan logat yang berlebihan

(hiperbola) diiringi dengan suara rintikan hujan dan alunan melodi yang

sendu.

• Unsur humor : Pada scene ini terdapat unsur humor berupa kalimat

(kata-kata) yang dilontarkan sang pria kepada sang wanita “please.. jangan

tinggalin akulahhh..” yang diucapkan dengan aksen gaya bahasa hiperbola

(berlebihan).

Scene 2

Gambar IV.2Scene 2 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene kedua ini terlihat sang wanita yang berusaha keras untuk melepaskan genggaman tangan kekasihnya dari tubuhnya dengan membalikan

badannya dan mendorong kekasihnya untuk menjauh dari dirinya. Pada scene ini

(57)

46 • Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene kedua ini terlihat

pengambilan kamera menggunakan close-up. Penggunaan kamera

close-up dipakai untuk memberikan fokus pada ekspresi wajah model wanita yang memperlihatkan dan memperjelas ekspresi dari wajah wanita

tersebut.

• Unsur gambar (picture) : Pada scene kedua ini masih memperlihatkan dua tokoh utama dalam iklan ini yaitu pasangan kekasih yang sedang terlibat

konflik. Terlihat sang wanita yang berusaha untuk melepaskan genggaman

tangan sang pria dari tubuhnya. Ekspresi sedih dari wajah wanita tersebut

memperlihatkan rasa kekecewaan yang mendalam.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene kedua ini kata-kata yang terdengar adalah balasan dari sang wanita terhadap sang pria “apa

susahnya ngomong..” ucap sang wanita yang diiringi dengan isakan

tangisnya dan suara rintikan hujan juga alunan melodi yang sendu..

Scene 3

Gambar IV.3 Scene 3 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene ketiga ini memperlihatkan sang wanita yang sedang menjelaskan mengapa ia meraasa kecewa kepada kekasihnya. Wanita tersebut

menjelaskan dengan penuh rasa sedih dan kekecewaanya terhadap sang pria yang

tidak pernah menghubunginya. Pada scene ini terdapat unsur visual sebagai

(58)

47 • Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene ketiga ini pengambilan

kamera menggunakan close-up. Pada scene ini close-up digunakan lebih dekat lagi dari scene sebelumnya untuk lebih memfokuskan dan memberi

kesan dramatis yang lebih lagi.

• Unsur gambar (picture) : Pada scene ketiga ini terlihat objek gambar wajah dari wanita yang sangat jelas dan juga objek pria dari tampak

belakang dan tidak fokus. Pada scene ini ingin memperlihatkan secara

detail dari mimik muka dan ekspresi dari model wanita.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene ketiga ini suara yang terdengar ucapan dari sang wanita yang diiringi dengan tangisan “sms gak

pernah, telfon gak pernah..” diiringi dengan suara rintikan hujan dan

alunan melodi yang sendu..

• Unsur humor : Masih sama seperti scene sebelumnya, dalam scene ini unsur humor terdapat pada kalimat yang dilontarkan sang wanita saat

menanggapi ucapan sang pria “apa susahnya ngomong, sms gak pernah,

nelpon gak pernah” aksen bahasa yang dilebih-lebihkan (hiperbola)

membuat kalimat menjadi berbeda (aneh).

Scene 4

Gambar IV.4 Scene 4 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

(59)

48 kekasihnya. Karena selama ini ia tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi

sang wanita. Pada scene ini terdapat unsur visual sebagai berikut :

• Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene keempat ini, menggunakan pengambilan kamera close-up. Kamera close-up pada scene

ini difokuskan kepada sang pria guna memperlihatkan mimic wajah sang

pria yang sedang menjelaskan permasalahannya kepada kekasihnya.

• Unsur gambar (picture) : Objek yang terlihat pada scene ini, masih kedua

tokoh utama yaitu sepasang kekasih. Pada gambar ini terlihat jelas bahwa

sang pria yang sedang menjelaskan sesuatu hal kepada kekasihnya. Itu

terlihat dari gerakan mulut yang terbuka lebar dan tubuh yang menghadap

kearah sang wanita. Kesan humor mulai terlihat pada saat sang pria

memberikan jawaban yang sangat jujur dan terkesan lucu yaitu “aku gak

punya pulsa”.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene ini kata-kata yang terdengar adalah jawaban dari sang pria atas pertanyaan yang diajukan sang wanita

mengapa ia selama ini tidak pernah menghubunginya “aku gak punya

pulsa..” ucap sang pria dengan nada yang sedikit meninggi.

• Unsur humor : Pada scene ini unsur humor terdapat pada kata-kata yang

dilontarkan sang pria “aku gak punya pulsa..” tandasnya. Kalimat tersebut

dapat menggelitik para pemirsa, karena selain aksen yang berlebihan

(hiperbola) dan juga jawaban yang dilontarkan sang pria yang tidak

(60)

49 Scene 5

Gambar IV.5 Scene 5 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene kelima ini memperlihatkan sang pria yang baru saja menjelaskan mengapa ia tidak pernah menghubungi kekasihnya dikarenakan ia

tidak mempunyai pulsa. Mendengar jawaban dan alasan yang diutarakan sang

pria, sang wanitapun merasa kaget sehingga ia pun pingsan. Pada scene ini

terdapat unsur visual sebagai berikut:

• Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene kelima ini, menggunakan

pengambilan gambar kamera medium-shot. Kamera dangan pengambilan gambar medium-shot pada scene ini memperlihatkan setengah badan dari sang pria juga wanita, juga memperlihatkan pemandangan dibelakangnya

yaitu sekumpulan orang-orang.

• Unsur gambar (picture) : Objek gambar yang terlihat dari scene kelima ini

yaitu pasangan kekasih, dan juga sekumpulan orang-orang dari kejauhan

yang sedang menonton drama antar pasangan kekasih tersebut. Pada scene

ini terlihat model wanita yang merasa kaget dan syok sehingga dirinya

pingsan dan membuat sang pria kaget. Kesan berlebihan (hiperbola) dan

dramarisasi terlihat sekali dalam scene ini.

Gambar

Gambar II.1 Iklan Panda Chesse
Gambar II.3 Iklan XL versi Mawar Marwan
Gambar III.1 KartuHalo
Gambar III.3 Kartu As
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” terdapat sebuah properti pendukung yang digunakan oleh sang tokoh utama dalam iklan tersebut, diantaranya

Hasil penelitian ini jika dilihat secara umum ketiga provider kartu seluler tersebut telah memiliki iklan televisi yang dinilai sudah cukup efektif dalam menyampaikan pesannya.

Sehingga penerapan teori semiotika khususnya semiotika Roland Barthes akan sangat berguna dalam penelitian terhadap iklan televisi Gulaku versi lemon ini, karena pengkajian

Pembahasan penelitian ini akan menguraikan secara ilmiah mengenai efektivitas iklan televisi kartu selular XL Xensasi versi Rocky jadi Ustadz, dari hasil pengolahan data

koprol pake lima ratus selama satu jam gratisnya lima puluh ribu bisa dipake buat apa aja” dalam iklan Kartu AS Wow Gratis 100x Lipat” dirasa pemakai mudah

penyajian iklan oleh provider AXIS dan TELKOMSEL di televisi dari perspektif komunikasi pemasaran.. Dari paradigma konstruktivis yang mengarah pada skema

Untuk mengetahui pengaruh iklan di televisi dan brand awarenes terhadap keputusan pembelian Kartu AS dari Telkomsel (survei: Bank Bukopin Cabang S.Parman). 1.4 Manfaat

DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU SELULER IM3 VERSI “IM3 SERU GRATIS GAK ABIS ABIS” (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan