• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Hukum Deposito Sebagai Jaminan Kredit Pada Bank (Studi Pada Pt Bank Danamon Indonesia Tbk)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aspek Hukum Deposito Sebagai Jaminan Kredit Pada Bank (Studi Pada Pt Bank Danamon Indonesia Tbk)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK HUKUM DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK (STUDI PADA PT. BANK DANAMON, Tbk)

Skripsi

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh

ZAINI HAFIZ HASIBUAN 080200398

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM DAGANG

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ASPEK HUKUM DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK (STUDI PADA PT. BANK DANAMON, Tbk)

Skripsi

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh

ZAINI HAFIZ HASIBUAN 080200398

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM DAGANG

Disetujui Oleh

Ketua Departemen Hukum Keperdataan

Dr. H. HASIM PURBA, SH, M. Hum NIP. 196603031985081001

DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II

Dr. H. HASIM PURBA, SH, M. Hum PUSPA MELATI HSB, SH, M. Hum NIP. 196603031985081001 NIP. 196801281994032001

FAKULTAS HUKUM

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,

karunianya serta perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini

sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara dengan judul : “ASPEK HUKUM DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA BANK (STUDI PADA PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk).”

Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan

studi pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Meskipun telah berusaha semaksimal

mungkin, penulis yakin skripsi ini masih jauh dari sempurna dan harapan, oleh karena

keterbatasan ilmu pengetahuan, waktu, tenaga serta literatur bacaan. Namun dengan ketekunan,

tekad dan rasa ingin tahu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikannya.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai

pihak. Segala bantuan, budi baik dan uluran tangan berbagai pihak yang telah penulis terima baik

dalam studi maupun dari tahap persiapan penulis sampai skripsi ini terwujud tidak mungkin

disebutkan seluruhnya.

Dari lubuk hati yang paling dalam, penulis sampaikan rasa hormat dan bangga serta

terima kasih yang tiada terhingga kepada Kedua Orang Tua di rumah, yang telah membesarkan,

mendidik, menasehati serta mendoakan yang tiada henti-hentinya untuk keselamatan dan

kesuksesan penulis, tak lupa juga kepada adik-adik saya yang dirumah.

Rasa hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

mendorong dan membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Hukum

(4)

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MH selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Dr. Hasim Purba, SH, M. Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing I, dalam

penulisan skripsi ini yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

memberikan pengarahan, masukan-masukan serta kritik yang membangun selama proses

penulisan skripsi ini.

3. Ibu Puspa Melati, SH, M. Hum, selaku dosen pembimbing II dalam penulisan skripsi ini

yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan

pengarahan, masukan-masukan serta kritik yang membangun selama proses penulisan skripsi

ini.

4. Kepada Bapak dan Ibu, serta seluruh Keluarga dirumah yang tercinta dan tersayang yang

selalu memberikan doa yang tiada putus-putusnya kepada Penulis dan kerja kerasnya yang

telah membesarkan, membiayai dan mendidik Penulis agar dapat menjadi manusia yang

berguna bagi bangsa dan bermanfaat bagi orang lain.

5. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2008 di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

yang tidak dapat disebutkan secara satu-persatu yang telah memberikan banyak kenangan

indah selama dalam masa perkuliahan.

Di sadarinya adanya kekurangan kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini, maka dengan

kerendahan hati penulis menyambut masukan yang bermanfaat dari para pembaca sekalian untuk

(5)

Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi

positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk perkembangan ilmu

hukum tata negara pada khususnya.

Medan, Juni 2013 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

ABSTRAK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penulisan ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT 12 A. Pengertian Dan Dasar Hukum Tentang Jaminan Kredit ... 12

B. Jenis-jenis Jaminan ... 16

C. Pengertian Deposito ... 19

D. Jenis-jenis Deposito ... 20

E. Deposito Sebagai Jaminan Kredit ... 22

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT OLEH BANK DENGAN JAMINAN DEPOSITO ... 26

A. Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Kredit ... 26

B. Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit ... 32

C. Jenis-jenis Kredit ... 35

BAB IV ASPEK HUKUM DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA BANK (STUDI PADA PT BANK DANAMON TBK ... 39

(7)

B. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Depsito Pada PT Bank Danamon

Indonesia Tbk ... 55

C. Upaya-upaya Yang Dilakukan Oleh Bank Dalam Pencairan Kredit Dengan Jaminan Deposito ... 69

D. Penyelesaian Terhadap Deposito Sebagai Jaminan Kredit Apabila Debitur Wanprestasi Pada Bank Danamon IndonesiaTbk ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

(8)

ABSTRAK Zaini Hafiz Hsb* Hasim Purba, SH, M. HUm* Puspa Melati, SH, M. Hum**

Pada umumnya kegiatan ekonomi di Indonesia berkaitan dengan umum dengan dana, artinya setiap pelaksanaan pembangunan diperlukan dana bagi kelangsungan pembangunan tersebut. Sehingga dana merupakan pendorong yang begitu besar pengaruhnya untuk kemajuan dalam segala aspek bidang-bidang dalam keseluruhan hidup berbangsa dan bernegara. Begitu pula bagi pelaku usaha, baik perorangan ataupun badan usaha, dalam melaksanakan pembangunan, atau kegiatan usaha akan memerlukan dana yang tidak sedikit, dalam artinya jumlahnya melebihi dana maupun modal yang dimilikinya. Salah satu upaya untuk modal atau dana tersebut adalah melalui fasilitas kredit perbankan. Jadi, patutlah untuk dapat memahami bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit, bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam pencairan kredit, serta bagaimana penyelesaian jaminan kredit apabila debitur wanprestasi dengan jaminan deposito.

Penelitian ini menggunakan pendekatan secara yuridis normatif yang dikemukakan Soerjono Soekamto, merupakan studi penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum dan norma yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.

(9)

ABSTRAK Zaini Hafiz Hsb* Hasim Purba, SH, M. HUm* Puspa Melati, SH, M. Hum**

Pada umumnya kegiatan ekonomi di Indonesia berkaitan dengan umum dengan dana, artinya setiap pelaksanaan pembangunan diperlukan dana bagi kelangsungan pembangunan tersebut. Sehingga dana merupakan pendorong yang begitu besar pengaruhnya untuk kemajuan dalam segala aspek bidang-bidang dalam keseluruhan hidup berbangsa dan bernegara. Begitu pula bagi pelaku usaha, baik perorangan ataupun badan usaha, dalam melaksanakan pembangunan, atau kegiatan usaha akan memerlukan dana yang tidak sedikit, dalam artinya jumlahnya melebihi dana maupun modal yang dimilikinya. Salah satu upaya untuk modal atau dana tersebut adalah melalui fasilitas kredit perbankan. Jadi, patutlah untuk dapat memahami bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit, bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam pencairan kredit, serta bagaimana penyelesaian jaminan kredit apabila debitur wanprestasi dengan jaminan deposito.

Penelitian ini menggunakan pendekatan secara yuridis normatif yang dikemukakan Soerjono Soekamto, merupakan studi penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum dan norma yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan dalam dunia perekonomian nasional memberikan banyak dampak yang

begitu fenomenal dan alternatif dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Pembangunan yang

berkesinambungan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan dan keseimbangan

berbagai unsur pembangunan, termasuk di bidang ekonomi dan keuangan.

Di Indonesia sendiri pembangunan dilaksanakan di segala aspek kehidupan, namun

pembangunan ekonomi merupakan pendorong yang sangat besar untuk kemajuan dalam

bidang-bidang lain dalam keseluruhan hidup bangsa dan negara.

Pembangunan ekonomi tersebut berkaitan erat dengan dana, artinya setiap melaksanakan

pembangunan diperlukan dana bagi kelangsungan pembangunan tersebut. Begitu pula bagi

pelaku usaha, baik perseorangan ataupun badan usaha, dalam melaksanakan pembangunan, atau

kegiatan usaha akan memerlukan dana yang tidak sedikit, dalam arti jumlahnya melebihi dana

yang dimilikinya.

Menurut Remy Sjahdeini, dana merupakan ‘darah’ bagi pelaku usaha dalam melakukan

(11)

akan ‘mati’ tanpa dana.1

Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan pihak yang meminjam dana adalah debitur

dan yang memberikan pinjaman dana disebut kreditor, sedangkan fasilitas pinjaman uang dengan

pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang

diizinkan oleh Bank atau badan lain disebut kredit.

Dana untuk usaha mula-mula berasal dari modal (equity) perusahaan/

perseorangan pelaku usaha itu sendiri, dan karena tidak mencukupi maka perlu dicarikan

penambahan dana, antara lain dengan cara memperoleh pinjaman atau utang (loan).

2

Salah satu upaya untuk memperoleh modal adalah melalui fasilitas kredit perbankan.

Dalam kegiatan pemberian kredit terdapat unsur dasar berupa kepercayaan, dimana Bank sebagai

pemberi kredit harus percaya bahwa penerima kredit dapat mengembalikan pinjaman yang

menjadi utangnya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan memberikan panduan agar

bank dalam melaksanakan pemberian kredit senantiasa mendasarkan pada keyakinan bahwa

debitur mampu mengembalikan kredit yang diperolehnya pada waktu yang telah diperjanjikan.

Dengan perkataan lain kredit yang diberikan terjamin pengembaliannya.

Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum bank memberikan persetujuan atas

kredit yang diminta, perlu dilakukan penilaian cermat terhadap watak, kemampuan, modal,

agunan dan prospek usaha debitor, setelah memperoleh keyakinan tersebut pihak bank dengan

debitor mengadakan kesepakatan tertulis yaitu perjanjian kredit.

1

Sutan Remy Sjahdeini, “Hak Jaminan dan Kepailitan,” dalam Transaksi Berjamin (Secured Transaction)

Hak Tanggungan dan Jaminan Fiducia dikumpulkan oleh Arie S.Hutagalung, UI, Jakarta 2006, hal 641 2

(12)

Pelaksanaan pemberian kredit dari Bank kreditur kepada deblitur dilakukan dengan

mengadakan perjanjian. Perjanjian kredit tersebut terdiri dari perjanjian pokok, yaitu perjanjian

utang piutang antara bank kreditur dengan yang lazimnya diikuti dengan perjanjian tambahan

berupa pemberian jaminan oleh pihak deblitur kepada pihak bank kreditur. Pengikatan jaminan

merupakan bentuk pengamanan kredit dalam praktek perbankan.

Dalam praktek, walaupun sudah ada jaminan yang bersifat umum masih diperlukan

jaminan yang bersifat khusus baik yang bersifat kebendaan seperti hipotek, creditverband, gadai,

fidusia, maupun yang bersifat perorangan contohnya borgtocht (perjanjian penanggungan).

Dewasa ini, sebagian besar lembaga perbankan sangat berhati-hati didalam mengucurkan

kreditnya. Salah satu faktor yang paling mendasar sehingga perbankan sulit mengucurkan kredit

saat ini, tak lain adalah faktor psikologis dari kalangan perbankan itu sendiri. Trauma kredit

macet dan tuduhan terhadap skandal kredit menjadi begitu berpengaruh terhadap pengucuran

kredit, di samping saat ini dianggap belum pulihnya kondisi sektor riil, meskipun secara

likuiditas dan faktor rasio keuangan perbankan cukup memungkinkan.

Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, kebutuhan masyarakat dalam memperoleh

fasilitas kredit cukup banyak untuk mendapatkan modal dalam pengembangan usahanya. Dalam

hal ini, bank menawarkan pemberian kredit dengan jaminan Deposito. Deposito adalah nama

yang diberikan pada simpanan dibank yang lazim dilekatkan pada persyaratan jangka waktu

penyimpanan.3

Deposito itu sendiri dapat berupa sertifikat deposito dan bilyet deposito (deposito

berjangka) deposito sekarang ini sangat banyak diminati oleh masyarakat karena sebagian besar

3

(13)

pengusaha yang sering kelebihan uang tunai dalam praktek lebih suka menyimpan uangnya

dalam deposito daripada menyimpan uangnya dalam almari besi, karena dalam deposito akan

memperoleh bunga juga lebih aman.

B. Permasalahan

Dari uraian diatas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan deposito pada PT Bank

Danamon Indonesia Tbk Cabang Medan?

2. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh PT Bank Danamon Indonesia

Cabang Medan dalam pencairan kredit dengan jaminan deposito ?

3. Bagaimana penyelesaian terhadap deposito sebagai jaminan kredit apabila debitur

wanprestasi pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Medan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan deposito pada

PT Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh PT Bank Danamon

Indonesia Tbk Cabang Medan dalam pencairan kredit dengan jaminan deposito.

3. Untuk mengetahui penyelesaian terhadap deposito sebagai jaminan kredit apabila

(14)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah manfaat yang didapatkan dari suatu penelitian, kontribusi yang

diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan secara teoritis

Dalam penelitian ini, penulis berharap hasilnya mampu memberikan sumbangan bagi

ilmu hukum khususnya hukum perjanjian kredit dengan jaminan deposito.

2. Kegunaan secara praktis

Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini juga mampu memberikan

sumbangan secara praktis, yaitu :

a. Memberikan sumbangan kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanan perjanjian

kredit dengan jaminan deposito di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya perlindungan hukum terhadap kreditur

selaku pemegang jaminan deposito apabila debitur wanprestasi pada PT Bank Danamon

Indonesia Tbk.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(15)

Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk) belum pernah ada di perpustakaan Universitas Sumatera

Utara, maka diketahui bahwa belum ada penelitian yang serupa dengan apa yang menjadi bidang

dan ruang lingkup peneltian ini.

Oleh karena itu, penulis berkeyakinan bahwa penelitian yang penulis lakukan ini jelas

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena senantiasa memperhatikan

ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung tinggi bagi peneliti atau akademisi.

F. Metode Penelitian

1. Metode pendekatan

Di dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis

sosiologis, yaitu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum dan berusaha menelaah

kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat.4

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif

analitis. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas

tentang permasalahan yang ada pada masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan

ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku, sehingga akhirnya dapat diperoleh

simpulan.

3. Teknik Pengumpulan Data 4

(16)

Dalam pengumpulan data diusahakan sebanyak mungkin data yang diperoleh guna

penyusunan penulisan hukum lebih lanjut yang meliputi :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan dengan cara

wawancara bebas kepada ;

− Bapak Iswahyudi Arffan D, jabatan sebagai Account Offier (AO) di PT Bank

Danamon Tbk Cabang Medan.

− Bapak Muhammad Zeini, jabatan sebagai Legal di PT Bank Danamon Indonesia

Tbk Cabang Medan

− Bapak Khoiruddin, jabatan sebagai Relation Manager (RM) di PT Bank Danamon

Indonesia Cabang Medan.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna mendapatkan

landasan teoretis terhadap pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan deposito. Disamping

itu, tidak menutup kemungkinan diperoleh bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan

hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta menelaah data yang terdapat

dalam buku, literatur, tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan objek penelitian. Bahan-bahan hukum tersebut

berupa:

(17)

(a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata

(b) Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan

hukum primer antara lain buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain

yang berkaitan dengan materi penelitian.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri atas:

(a) Kamus Hukum

(b) Kamus Umum Bahasa Indonesia

4. Metode Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari penelitian lapangan akan dihubungkan dengan studi

kepustakaan. Kemudian data tersebut dianalisis secara logis dan disusun dengan menggunakan

metode kualitatif, yaitu apa yang dinyatakan oleh informan secara tertulis maupun lisan diteliti

dan dipelajari kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yang tersusun dalam kalimat yang

sistematis.

G. Sistematika Penelitian

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan membagi menjadi 5 bab, dengan sistematika

sebagai berikut:

(18)

Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, Keaslian Penelitian, Sistematika Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN

KREDIT

Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Jaminan Kredit, Jenis-jenis Jaminan,

Pengertian Deposito, Jenis-jenis Deposito, Deposito Sebagai Jaminan Kredit

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT OLEH BANK

DENGAN JAMINAN DEPOSITO

Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Kredit, Prinsip-prinsip Dalam Pemberian

Kredit, Jenis-jenis Kredit

BAB IV ASPEK HUKUM DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA

BANK (STUDI PADA PT Bank Danamon Indonesia Tbk)

Gambaran Umum PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Pelaksanaan Perjanjian

Kredit Dengan Jaminan Deposito Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk,

Upaya-upaya Yang Dilakukan Oleh Bank Dalam Pencairan Kredit Dengan Jaminan

Deposito, Penyelesaian Terhadap Deposito Sebagai Jaminan Kredit Apabila

Debitur Wanprestasi Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT

A. Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Jaminan Kredit

Sehubungan dengan pengertian hukum jaminan, tidak banyak literatur yang merumuskan

pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

yang mengatur tentang jaminan-jaminan piutang seorang kreditur terhadap seorang debitur.

Ringkasnya hukum jaminan adalah hukum yang mengatur tentang jaminan piutang seseorang.5

Menurut M. Bahsan, hukum jaminan merupakan himpunan ketentuan yang mengatur atau

berkaitan dengan penjaminan dalam rangka utang piutang (pinjaman uang) yang terdapat dalam

berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini.

Definisi ini difokuskan pada pengaturan pada hak-hak kreditur semata-mata, tetapi juga erat

kaitannya dengan debitur. Sedangkan yang menjadi objek kajiannya adalah benda jaminan.

6

Sementara itu, Salim HS memberikan perumusan hukum jaminan adalah keseluruhan

kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara pemberi dan penerima jaminan dalam

kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit.7

Dari pendapat-pendapat perumusan pengertian hukum jaminan di atas dapat disimpulkan

inti dari hukum jaminan adalah ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum antara

5

J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 3 6

M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008, hal. 3.

7

(20)

pemberi jaminan atau debitur dengan penerima jaminan atau kreditur sebagai pembebanan suatu

utang tertentu atau kredit dengan suatu jaminan (benda atau orang tertentu).

Berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur yang terkandung di dalam perumusan hukum

jaminan, yakni sebagai berikut:

1. Serangkaian ketentuan hukum, baik yang bersumberkan kepada ketentuan hukum yang

tertulis dan ketentuan hukum yang tidak tertulis. Ketentuan hukum jaminan yang tertulis

adalah ketentuan hukum yang berasal dari peraturan perundang-undangan, termasuk

yurisprudensi, baik itu berupa peraturan yang original (asli) maupun peraturan yang

derivatif (turunan). Adapun ketentuan hukum jaminan yang tidak tertulis adalah

ketentuan hukum yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan

pembebanan utang suatu jaminan.

2. Ketentuan hukum jaminan tersebut mengatur mengenai hubungan hukum antara pemberi

jaminan (debitur) dan penerima jaminan (kreditur). Pemberi jaminan yaitu pihak yang

berutang dalam suatu hubungan utang-piutang tertentu, yang menyerahkan suatu

kebendaan tertentu sebagai (benda) jaminan kepada penerima jaminan (kreditur).

3. Adanya jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada kreditur.

4. Pemberian jaminan yang dilakukan oleh pemberi jaminan dimaksudkan sebagai jaminan

(tanggungan) bagi pelunasan utang tertentu.

Ketentuan hukum jaminan kredit dapat dijumpai dalam Buku II Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata yang mengatur mengenai Hukum Kebendaan. Dilihat dari sistematika Kitab

(21)

Hukum Kebendaan, sebab dalam Buku II Kitab Undang - Undang Hukum Perdata diatur

mengenai pengertian, cara membedakan benda dan hak-hak kebendaan, baik yang memberikan

kenikmatan dan jaminan.

Ketentuan dalam pasal-pasal Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

mengatur mengenai lembaga dan ketentuan hak jaminan dimulai dari Titel Kesembilan Belas

sampai dengan Titel Dua Puluh Satu, Pasal 1131 sampai dengan Pasal 1232.

Dasar hukum jaminan dalam pemberian kredit adalah Pasal 8 ayat (1) UU No. 10 Tahun

1998 yang menyatakan bahwa: “Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip

Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas

itikad dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau

mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.”

Jaminan pemberian kredit menurut Pasal 8 ayat (1) adalah bahwa keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang

diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus

melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek

usaha dari nasabah debitur.

Jadi, untuk mengurangi resiko pada jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang

(22)

Untuk memperoleh keyakinan tersebut sebelum memberikan kredit bank harus

melakukan penilaian yang seksama tehadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek

usaha dari debitur.

B. Jenis-jenis Jaminan

Jaminan kredit yang diatur secara khusus dalam praktik dunia perbankan terdiri dari:8

1. Jaminan perorangan

2. Jaminan kebendaan

Penjabaran jaminan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jaminan Perorangan

Jaminan perorangan dalam Pasal 1820 KUHPerdata disebut sebagai penanggungan utang.

Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa jaminan perorangan adalah suatu perjanjian dengan

mana pihak ketiga, guna kepentingan pihak si berpiutang (kreditur), mengikatkan diri untuk

memenuhi perikatan si berutang manakala orang tersebut tidak memenuhinya. Pelaksanaan

perjanjian selalu dibuat oleh pihak ketiga yang menjamin terpenuhnya kewajiban membayar

kredit tersebut, baik diketahui maupun tidak diketahui oleh debitur.

Dengan adanya pihak ketiga sebagai penjamin, apabila debitur tidak dapat melaksanakan

kewajibannya, maka pihak ketiga inilah yang akan melaksanakan kewajibannya. Perlindungan

hak terhadap pihak ketiga dalam menjalankan kewajibannya. Perlindungan hak terhadap pihak

8

(23)

ketiga dalam menjalankan kewajibannya tidak terlepas dari ketentuan Pasal 1831 yang berbunyi :

“Si penanggung (pihak ketiga) tidaklah wajib membayar kepada si berpiutang selain jika si

berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual untuk

melunasi utangnya.”

Dalam praktiknya, bank tetap meminta pihak ketiga untuk melepas hak tersebut.

Sehingga apabila debitur wanprestasi, bank dapat segera melakukan penagihan langsung kepada

pihak ketiga. Tujuan pelepasan hak tersebut agar pihak bank lebih mudah mendapatkan hak

pembayaran kreditnya. Bank juga mengantisipasi kendala penarikan pembayaran yang bisa jadi

karena harta benda yang dimiliki debitur tidak marketable seperti yang diharapkan.

2. Jaminan Kebendaan

Mengingat Pasal 8 UU Perbankan, yang berbunyi :

a. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum

wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan

kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau

mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.

b. Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

Keyakinan menurut pasal tersebut sudah merupakan jaminan bagi bank untuk

memberikan kredit kepada nasabah debiturnya. Namun, pada peraturan kredit perbankan,

jaminan kebendaan merupakan berupa jaminan tambahan yang disebut sebagai agunan. Jadi

(24)

Jaminan pokok merupakan keyakinan, sedangkan jaminan tambahan adalah sesuatu yang dapat

menguatkan keyakinan bank, yaitu agunan. Mengenai agunan sebagai jaminan tambahan, secara

tegas diungkapkan dalam Pasal 1 angka 23, yang berbunyi: “Agunan adalah jaminan tambahan

yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.”

Dengan demikian jelas bahwa yang dimaksud dengan agunan atau jaminan kebendaan

merupakan jaminan tambahan. Jaminan tambahan tersebut sebagaimana dimuat dalam

penjelasan Pasal 8 UU Perbankan disebutkan bahwa agunan dapat hanya berupa barang, proyek,

atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Tanah yang kepemilikannya

didasarkan pada hukum adat yaitu tanah yang bukti kepemilikannya berupa girik, petuk, dan

lain-lain yang sejenis dapat juga digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib meminta agunan

barang yang berkaitan langsung dengan objek yang di biayai, yang lazim dikenal dengan agunan

tambahan.

C. Pengertian Deposito

Deposito merupakan salah satu sarana bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam

bentuk surat berharga. Pengertian deposito menurut Simorangkir9

“Deposito adalah setiap jumlah uang yang dapat disetor oleh seseorang debitur atau penyewa sebagai uang panjar atau uang muka, baik telah dikredit maupun akan dikredit kepadanya atas nama deposito atau uang muka, baik jumlah tersebut akan telah dibayar kepada kreditur atau pemilik atau seseorang lainnya, atau akan telah dilunaskan melalui pembayaran uang atau transfer atau melalui penyerahan barang-barang atau dengan cara lain”.

berpendapat bahwa:

9

(25)

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Pasal 1 ayat 7 yang memberikan

pengertian deposito adalah sebagai berikut: “Deposito adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan

bank”.

Sedangkan menurut Thomas Suyatno10, pengertian deposito adalah: “Simpanan pihak

ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu menurut

perjanjian pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan”.

D. Jenis-jenis Deposito

OP.Simorangkir dalam bukunya “Seluk Beluk Bank Komersial”, membagi deposito

beberapa jenis, yaitu :11

1. Deposito Berjangka (time deposit)

Adalah simpanan uang milik pribadi yang penarikannya dilakukan setelah jangka

waktu tertentu. Jangka waktu deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau

12 bulan.

Apabila waktu yang ditentukan itu habis, maka deposan dapat mengambil langkah

langkah :

− Menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank atau,

10

Suyatmo, Thomas, Drs, dkk, Kelembagaan Perbankan, Gramedia Jakarta, 1989, hal. 36. 11

OP. Simorangkir dalam Hartono Hadisoeprapto , Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan,

(26)

− Memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan suatu periode tertentu

yang diinginkan.

2. Deposito On Call

Adalah simpanan uang milik pribadi yang penarikannya dilakukan sesuai dengan

kebutuhan pihak deposan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada pihak bank.

Pemberitahuan itu dilakukan tergantung kepada perjanjian yang diadakan antara pihak

deposan dengan pihak banknya.

Apabila waktu yang ditentukan itu sudah habis, maka deposan dapat mengambil

langkah-langkah:

a. Menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank, atau;

b. Memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan jangka waktu yang

digunakan.

Adanya penerimaan deposito sebagai jaminan kredit dilandaskan pada Instruksi

Presiden Nomor 28 tahun 1968, tentang Deposito yang ada kaitannya dengan perkreditan

pada angka 3 sub a yang menyatakan: “…berpegang pada pertimbangan tersebut diatas

maka perlu diadakan penyesuaian tentang ketentuan mengenai seseorang yang

memperoleh kredit dan mempunyai deposito, dimana Deposito Berjangka yang

bersangkutan dijadikan jaminan kredit.”

Fasilitas kredit dengan jaminan deposito dapat diberikan kepada debitur yang

telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telahdisyaratkan oleh pihak bank dalam

(27)

3. Demand Deposito (rekening koran giro), penyimpan dapat menyimpan/menarik

dananyapada / dari bank setiap saat dikehendaki.

4. Deposito Automatic Roll-Over, yaitu uang deposan secara otomatis diperhitungkan

bunganya, begitu deposito habis jangka waktunya.

Uang deposan akan terus diberi bunga seandainya deposan lupa

menarik deposito yang sudah jatuh tempo.

5. Sertifikat Deposito, yaitu simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti

penyimpanannya dapat dipindah tangankan.

E. Deposito Sebagai Jaminan Kredit

Apabila deposito akan dijadikan sebagai jaminan kredit, maka yang harus diminta dan

disimpan oleh bank adalah bilyet giro tersebut, baik untuk deposito berjangka maupun untuk

sertifikat deposito. Kemudian, atas deposito tersebut harus diperiksa keaslian, legalitas, serta

kebenaran dari isi bilyet deposito tersebut.

Setiap simpanan uang pada bank yang berupa deposito pada umumnya deposan akan

menerima bilyet deposito (asli). Isi dari biyet deposito antara lain:

− Nama dan alamat jelas deposan

− Jumlah nominal setoran(dinyatakan dengan jumlah nilai uang)

− Jangka waktu simpanan dan kapan deposito berjangka itu jatuh tempo atau habis waktu

dari periode yang dinginkan.

(28)

Isi serta bentuk formulir blanko deposito ditetapkan oleh Bank Indenesia, tetapi

kemudian Bank bank pemerintah lainnya diijinkan oleh Bank Indonesia untuk mencetak sendiri

sesuai dengan bentuk standar yang telah ditentukan. Pada saat deposito berjangka itu jatuh tempo

atau habis waktumya dan oleh deposan dananya akan ditarik dari bank, maka dapat dilakukan

dengan cara menukar bilyet deposito (asli) dengan uang tunai atau memindah bukukan kedalam

rekening koran yang bersangkutan. Dengan demikian, bilyet deposito (asli) yang dipegang itu

diserahkan kembali kepada bank.

Ada beberapa cara untu mengetahui dan mengamankan suatu deposito yang akan

dijadikan jaminan, antara lain adalah:

1) Apabila bank penerbit deposito tersebut berbeda dengan bank pemberian kredit, maka :

a) Pemilik deposito memberikan surat kuasa kepada bank pemberi kredit untuk

memblokir/mencairkan deposito pada bank penerbit deposito tersebut.

b) Atas dasar surat kuasa tersebut bank pemberi kredit membuat surat permintaan

pemblokiran atas deposito yang bersangkutan, dimana sebagai tanda

sepengetahuan dan persetujuannya, maka bank penerbit deposito tersebut

membubuhkan tanda tangannya pada surat permintaan pemblokiran deposito tadi.

2) Apabila bank penerbit deposito tersebut dan pemberi kredit adalah bank yang sama, maka

:

a) Pemilik deposito memberikan surat kuasa pada bank pemberi kredit untuk

(29)

b) Atas dasar surat kuasa tersebut bank yang bersangkutan melakukan pengecekan

keaslian dan kebenaran serta pemblokiran atas deposito tersebut.

Setiap kegiatan selalu diawali oleh adanya tujuan. Demikian juga halnya gerakan

deposito yang dicetuskan sejak bulan desember 1968 yang lalu, juga mempunyai suatu tujuan

tertentu pula. Pada umumnya Deposito berjangka jika ditinjau dari segi bank , maka aktivitasnya

adalah merupakan salah satu kegiatan bank untuk mengumpulkan dana (uang) yang berlebih,

yang tidak dikonsimir, yang terdapat didalam masyarakat. Dana yang dapat dikumpulkan ini

sangat diperlukan oleh bank dalam menunjang kegiatan pokoknya yang berupa pemberian kredit

kepada masyarakat.

Kadang kadang bank pemberi kredit mewajibkan debitur atau nasabahnya membuka

deposito pada bank mereka, yang dipergunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan.

Bilamana pemilik deposito menarik kembali simpanannya sebelum tanggal jatuh tempo harus

membayar denda. Jika deposito berjangka ini ditinjau dari segi dana yang terdapat di dalam suatu

negara, maka tujuan utamanya adalah untuk lebih memanfaatkan perkreditan serta dana dana

dari masyarakat untuk mensukseskan pelaksanaan stabilitas dan pembangunan ekonomi. Di

dalam tujuan ini ditentukan bahwa dana bahwa dana dana itu hendaknya berasal dari kalangan

masyarakat. Para deposan yang telah menyisihkan sebagian dananya untuk dimasukkan kedalam

Deposito Berjangka ini berarti telah mengorbankan pemakaian dana itu untuk tujuan lain. Atas

pengorbanan itu, bank memberikan balas jasa kepada deposan dalam bentuk bunga deposito

berjangka.

Dari uraian tersebut di atas, untuk terjadinya deposito mutlak adanya 2 (dua) pihak yaitu

(30)

sama, saling percaya mempercayai antar deposan disatu pihak dan depositaris di pihak lain

dalam soal keuangan. Deposan mempercayai depositaris oleh karena yakin bahwa uang yang

disimpan itu akan dapat di ambil kembali dengan menghasilkan bunga setiap bulannya, untuk

jangka waktu yang tertentu yang diinginkannya, sedangkan depositaris menerima uang simpanan

yang akan dapat digunakan untuk hal hal yang bermanfaat dalam pembangunan, untuk usaha

usaha yang produktif serta untuk meningkatkan usaha pokok perbankan khusus dalam bidang

(31)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT OLEH BANK DENGAN JAMINAN DEPOSITO

A. Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Kredit

Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti

kata “Kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “Kepercayaan” atau

dalam bahasa Latin “Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran.12

Menurut O.P. Simorangkir, bahwa kredit adalah pemberian prestasi (misal uang, barang)

dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang. Dewasa ini,

kehidupan ekonomi modern sekarang ini adalah prestasi uang. Kredit berfungsi koperatif antara

si pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (debitur), mereka menarik keuntungan dan

saling menanggung resiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas

komponen-komponen kepercayaan, resiko, dan pertukaran ekonomi pada masa-masa mendatang.13

Sedangkan dari sudut ekonomi, kredit diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan.

Menurut Pasal 1 angka (11) UU No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan (UU Perbankan) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

12

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, Salemba Empat, 2006, hal. 53

13

(32)

Berdasarkan dari pengertian-pengertian tersebut diatas maka terdapat 4 (empat) yang

menjadi unsur-unsur pokok kredit, yaitu;14

− Kepercayaan

Berarti bahwa setiap pelepasan kredit dilandasi dengan adanya keyakinan oleh bank

bahwa kredit tersebut akan dapat dibayar kembali oleh debiturnya sesuai dengan jangka

waktu yang telah diperjanjikan.

− Waktu

Disini berarti bahwa antara pelepasan kredit oleh bank dan pembayaran kembali oleh

debitur tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan, tetapi dipisahkan oleh tenggang

waktu.

− Risiko

Disini berarti bahwa setiap pelepasan kredit jenis apapun akan terkandung risiko

didalamnya, yaitu risiko yang terkandung dalam jangka waktu antara pelepasan kredit

dan pembayaran kembali. Hal ini berarti semakin panjang waktu kredit maka semakin

tinggi resiko kredit tersebut.

− Prestasi

Disini berarti bahwa setiap kesepakatan kredit terjadi antara bank dan debiturnya

mengenal suatu pemberian kredit, maka pada saat itu pula akan terjadi suatu prestasi dan

kontra prestasi.

14

(33)

Pemberian kredit pada umumnya sudah menjadi fungsi utama bank-bank, sebagaimana

disyaratkan pada Pasal 3 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 10 Tahun 1998 bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai

penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

Kemudian yang dimaksud dengan Perjanjian Kredit adalah perjanjian pemberian kredit

antara pemberi kredit dan penerima kredit. Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati

antara pemberi kredit dan penerima kredit wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit.

Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu

orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Dari perjanjian tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak pembuatnya

yang dinamakan perikatan. Hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum

yang dijamin oleh hukum atau undang-undang. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi hak

dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak dapat menuntut melalui pengadilan.

Sedangkan perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak:

pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain

berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Pihak yang menuntut sesuatu disebut kreditor

sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitor.

Sebetulnya, istilah perjanjian kredit tidak dikenal di dalam UU Perbankan. Namun, bila

ditelaah lebih lanjut mengenai pengertian kredit dalam UU Perbankan, tercantum kata-kata

(34)

Kata-kata tersebut menegaskan bahwa hubungan kredit adalah hubungan kontraktual

(hubungan yang berdasar pada perjanjian) yang berbentuk pinjam-meminjam. Perjanjian kredit

itu sendiri mengacu pada perjanjian pinjam-meminjam.

Di sisi lain, walaupun perjanjian kredit berakar dari perjanjian pinjam-meminjam tetapi ia

berbeda dengan perjanjian pinjam-meminjan seperti tercantum dalam KUHPer. Pasal 1754

KUHPerdata Perjanjian pinjam-meminjam ialah perjanjian dengan mana pihak yang satu

memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena

pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang

sama dari macam dan keadaan yang sama pula.

Karena perjanjian kredit elemen pembentuknya adalah perjanjian pada umumnya, oleh

karenannya syarat sah perjanjian tersebut sama halnya dengan syarat sah perjanjian Pasal 1320

KUHPerdata yang menentukan 4 syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu:

Unsur Subjektif

1. Sepakat;

Dalam kontrak adalah “perasaan rela atau ikhlas” diantara pihak pihak yang terlibat

dalam perjanjian tersebut. Selanjutnya kesepakatan dinyatakan tidak ada bila adanya suatu

penipuan, kesalahan, paksaan, dan penyalahgunaan keadaan.

2. Kecakapan;

Berarti orang orang yang terlibat dalam perjanjian tersebut adalah orang yang oleh

hukum dapat dianggap subjek hukum, yang tidak cakap oleh hukum adalah orang yang belum

dewasa, orang yang ditempatkan dalam pengawasan / pengampuan, orang yang sakit

(35)

Unsur Objektif

1. Suatu hal tertentu:

Artinya dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan

kewajiban para pihak bisa ditetapkan;

2. Suatu sebab yang halal.

Berarti perjanjian tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang – Undang lainnya,

ketertiban umum, dan kesusilaan.

Pelanggaran terhadap Unsur Subjektif berarti perjanjian tersebut dapat diminta untuk

dibatalkan melalui upaya hukum dengan cara mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri.

Pelanggaran terhadap Unsur Objektif berarti Perjanjian tersebut secara hukum batal dengan

sendirinya (batal demi hukum), dan oleh karenanya perjanjian tersebut tidak mempunyai

kekuatan hukum yang mengikat dan memaksa.

Pihak-pihak dalam perjanjian kredit antara lain :

1. Pemberi Kredit atau kreditur adalah bank atau lembaga pembiayaan lain selain bank

misalnya perusahaan leasing;

2. Penerima Kredit atau debitur, yaitu pihak yang bertindak sebagai subyek hukum.

Adapun yang menjadi fungsi perjanjian kredit, yaitu :

1. Sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan batal

atau tidak batalnya perjanjian lain yang mengikutinya, misalnya perjanjian pengikatan

jaminan;

2. Sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur;

(36)

Akibat hukum dari lahirnya suatu perjanjian kredit tidak ubahnya dengan akibat hukum

terhadap lahirnya suatu perjanjian pada umumnya. secara umum hal ini menimbulkan suatu

perikatan dalam bentuk hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut tidak lain adalah

hubungan timbal balik dari para pihak pada perjanjian tersebut. Dengan kata lain akibat hukum

dari perjanjian Kredit tersebut adalah hal yang mengikat dan memaksa terhadap pelaksanaan

perjanjian kredit tersebut.

B. Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit

Pemberian kredit yang diberikan oleh pihak lembaga atau bank harus melalui

persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dengan tujuan untuk menjaga kredit yang diberikan agar

mengurangi risiko kredit bermasalah.

Menurut Rahmat Firdaus. Prinsip-prinsip pemberian kredit adalah sebagai berikut:15

1) Character (watak / kepribadian)

Character (watak/kepribadian) yaitu bank harus yakin bahwa calon peminjam termasuk

orang yang berwatak baik dan dibuktikan dengan tingkah laku yang baik, selalu memegang

teguh dan sebagainya.

Maksud dari pada prinsip Character adalah merupakan data tentang kepribadian dari

calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar

belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon

nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan

willingness to pay.

15

(37)

2) Capacity (kemampuan)

Capacity (kemampuan) yaitu bank harus yakin bahwa calon peminjam mampu

menjalankan usahanya dengan baik atau mampu memdapatkan uang untuk sumber pelunasan

utangnya.

Merupakan suatu prinsi dengan melihat kemampuan calon nasabah dalam mengelola

usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record)

nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak,

bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau

kemampuan dalam membayar.

3) Capital (modal)

Capital ( modal) yaitu bank harus mengetahui beberapa banyak modal yang telah dimiliki

oleh calon peminjam, sehingga tidak seluruhnya mengandalkan pinjaman dari bank.

Hal ini dimaksudkan dengan melihat kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan

yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan,

ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di

atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon

pembiayaan yang layak diberikan.

(38)

Condition of Economy (kondisi ekonomi) yaitu bank harus yakin bahwa kondisi ekonomi

akan menunjang sekurang-kurangnya tidak menghambat kelancaran usaha yang akan dijalankan

oleh calon peminjam.

Bahwa berdasarkan hal diatas pembiayaan yang diberikan juga perlu

mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada

suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan

kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.

5) Collateral (jaminan atau agunan).

Collateral (jaminan/agunan) yaitu jaminan atau agunan apa yang dapat diberikan calon

peminjam untuk tambahan pengamanan bagi bank atau kredit yang akan dilepas.

Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan

benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir,

artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka

bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

C. Jenis-jenis Kredit

Kredit oleh bank atau lembaga keuangan lainnya di berikan kepada orang dan lembaga

yang memerlukannya di bedakan dalam beberapa jenis kredit. Pembedaan jenis-jenis kredit

sangat diperlukan dalam rangka setting kredit yang akan dilakukan oleh bank.

Terdapat banyak jenis kredit yang di berikan oleh bank umum dan bank perkreditan

(39)

1. Dilihat Dari Segi Tujuan Pegunaannya

a. Kredit Produktif

Kredit produktif yaitu kredit yang diberikan kepada usaha-usaha yang menghasilkan

barang dan jasa sebagai konstribusi dari usaha-usahanya. Untuk kredit jenis ini terdapat 2 (dua)

jenis kredit, yaitu:

• Kredit investasi

Yaitu kredit yang diberikan untuk pengadaan barang modal maupun jasa yang

dimaksudkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa bagi usaha yang

bersangkutan. Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang baru akan berdiri untuk

keperluan membangun pabrik baru.

• Kredit modal kerja

Yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha, termasuk guna

menutupi biaya produksi dalam rangka peningkatan produksi atau penjualan. Kredit

ini diberikan kepada perusahaan yang telah berdiri, namun membutuhkan dana untuk

meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya dalam hal membayar gaji

pegawai atau unutk membeli bahan baku.

b. Kredit Konsumtif

Adalah kredit yang diberikan kepada orang perorangan untuk memenuhi kebutuhan

(40)

Dalam kredit ini tidak akan menambah barang atau jasa yang dihasilkan karena memang

untuk digunakan atau dipakai aleh seseorang atau badan usaha.

2. Dilihat Dari Segi Sektor Usaha

a. Kredit pertanian

Diberikan untuk membiayai sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

b. Kredit peternakan

Diberikan untuk jangka pendek misalnya untuk peternakan ayam dan jangka panjang

misalnya untuk kambing ataupun sapi.

c. Kredit industri

Diberikan untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

d. Kredit perumahan

Diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.

3. Kredit Ditinjau Dari Segi Jangka Waktu

a. Kredit jangka pendek

Yaitu suatu kredit yang diberikan tidak melebihi jangka waktu 1 tahun.

b. Kredit jangka menengah

(41)

c. Kredit jangka panjang

Yaitu suatau kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun.

4. Kredit Ditinjau Dari Segi Jaminannya

a. Kredit dengan jaminan

Adalah suatu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, baik berupa barang/benda

berwujud atau tidak berwujud, dan atau jaminan orang.

b. Kredit tanpa jaminan

Adalah suatu kredit yang diberikan tanpa jaminan baik berupa barang / benda berwujud

(42)

BAB IV

A. Gambaran Umum PT Bank Danamon Indonesia Tbk16

PT Bank Danamon Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata

“dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari

Bank Kopra. Ditahun 1988, PT Bank Danamon Indonesia Tbk menjadi bank devisa dan setahun

kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta.

Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan

“Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun

kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan, termasuk

liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture.

Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di

Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Danamon dialihkan

di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai BTO (Bank

Taken Over). Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi

sebesar Rp 32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program

restrukturisasi, di tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO yang lain, dilebur menjadi

bagian dari Danamon. Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya (Bank Tiara, PT Bank

Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank

Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional) dilebur ke

dalam Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program

16

(43)

rekapitalisasinya yang kedua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun.

Sebagai surviving entity, Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.

Saat ini, “Danamon” adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia dari

jumlah pegawai sekitar 72.000 (termasuk karyawan anak perusahaan) pada Desember 2012

yang berfokus untuk merealisasikan visinya: “Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai

kesejahteraan.”

Dalam mewujudkan visi ini, Danamon telah bertekad untuk menjadi “Lembaga

Keuangan Terkemuka di Indonesia” yang keberadaanya diperhitungkan. Danamon bertujuan

mencapai posisi ini dengan menjadi organisasi yang berpusat pada nasabah; yang melayani

semua segmen, dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen; berdasarkan

keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas dunia. Sejalan

dengan upaya ini, Danamon beraspirasi menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan

dihormati oleh semua pihak pemangku kepentingan, sementara memegang teguh kelima nilai

perusahaan yaitu: peduli, jujur, mengupayakan yang terbaik, kerjasama, dan profesionalisme

yang disiplin.

Tumpuan Danamon untuk memenuhi semua kebutuhan nasabahnya tercermin dari

pendekatan bisnis. Fokus perbankan yang universal, diimplementasikan pada tahun 2003

menentukan arah ekspansi bisnis Danamon ke depan. Pada akhir 2004, Danamon telah

melengkapi rangkaian segmen usahanya, mulai dari mass market, perbankan komersial dan

UKM, perbankan ritel, bisnis kartu kredit, perbankan syariah, perbankan korporasi, tresuri, pasar

modal dan lembaga keuangan, serta Adira Finance. Pada 2004 Danamon juga membangun bisnis

(44)

Adira Quantum). Pembelian bisnis kartu American Express di Indonesia pada 2006

memposisikan Danamon sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di Indonesia.

Sebagai surviving entity dari peleburan 9 Bank Taken Over (BTO) pada masa krisis

keuangan Asia di akhir 1990-an, Danamon telah bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar

dan terkuat di Asia. Didukung oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya

untuk memenuhi brand promise-nya untuk menjadi bank yang “bisa mewujudkan setiap

keinginan nasabah”. Saat ini Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan

aset, dengan jaringan cabang yang mencakup lebih dari 3.300 kantor cabang dan point of

sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor

cabang anak perusahaannya . Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan

elektronik yang komprehensif.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk memiliki visi, misi dan nilai sebagai berikut:

1. Visi

Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.

2. Misi

a. Danamon bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan Terkemuka” di Indonesia yang

keberadaannya diperhitungkan.

b. Suatu organisasi yang terpusat pada nasabah, yang melayani semua segmen dengan

menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan

(45)

c. Aspirasi kami adalah menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh

nasabah, karyawan, pemegang saham, regulator dan komunitas dimana kami berada.

3. Nilai

Peduli, jujur, mengupayakan yang terbaik, kerjasama, profesionalisme yang disiplin.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebagaimana bank pada umumnya melaksanakan

kegiatan operasi atau aktivitas perusahaan dalam tiga jenis yaitu penghimpunan dana, penyaluran

dana dan melayani jasa perbankan lainnya. Ketiga jenis aktivitas tersebut kemudian

diaplikasikan ke dalam bentuk produk-produk yang merupakan bagian dari strategi perusahaan.

1. Produk Simpanan

a. Primagiro

Giro yang tersedia dalam beberapa jenis mata uang dan menawarkan kemudahan dalam

memonitor transaksi dan dana dalam rekening.

b. Primagiro Super 9

Produk giro dengan fitur tabungan yang menawarkan transfer otomatis dua arah.

c. FlexiMax

Produk simpanan premium dengan berbagai keuntungan eksekutif : biaya transfer harian

gratis, suku bunga, bersaing dan berjenjang : penawaran tunai gratis di setiap ATM dan

layanan khusus.

(46)

Tabungan dalam mata uang US Dolar dan mata uang lainnya yang menawarkan fitur

investasi serta kenyamanan bertransaksi.

e. Danamon One

Tabungan dalam Rupiah dengan kenyamanan fasilitas transfer dan pembayaran.

f. Danamon Lebih

Satu-satunya produk tabungan yang memberikan keuntungan bebas biaya bulanan

seumur hidup dan cash back 5% di beberapa tempat belanja.

g. Deposito Berjangka

Produk penempatan dana dengan bunga menarik dan berbagai pilihan jangka waktu dan

mata uang.

h. Dana Simpan Deposito

Produk deposito untuk nasabah segmen perbankan mikro.

i. Giro Sahabat

Produk giro premium dalam Rupiah yang dikombinasi dengan cash work (fasilitas

internet banking) untuk memberikan solusi pengelolaan kas (cash management) yang

menyalurkan untuk nasabah perbankan komersial produk ini juga menawarkan beragam

manfaat transaksi yang gratis.

(47)

Produk deposito dengan pilihan berbagai jenis mata uang dan keuntungan yang menarik.

k. Wholesale Deposit

Penempatan dana yang menawarkan bunga yang menarik dan memberikan fleksibilitas

dalam penempatan waktu dan pilihan mata uang.

l. Tabungan Danamon Syariah

Produk tabungan dengan prinsip syariah dalam bentuk pilihan akad Mudharaban (bagi

hasil) atau Waidah (titipan) dimana transaksi dapat dilakukan setiap saat.

m. Tabungan Haji Danamon Syariah

Produk tabungan dengan prinsip syariah dalam bentuk pilihan akad Mudharabah (bagi

hasil) atau Wadiah (titipan) dan ditujukan untuk melaksanakan ibadah Haji secara

terencana sesuai dengan kemampuan danangka waktu yang dikehendaki.

n. Giro Danamon Syariah

Produk Giro dengan prinsip syariah dalam bentuk akad Wadiah (titipan) baik untuk

nasabah individu maupun perusahaan, dimana transaksi dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan Bank Garansi atau cek untuk mendukung kegiatan usaha.

o. Cash Management Danamon Syariah

Produk unggulan yang menawarkan layanan cash work dan cash pick up untuk

perusahaan-perusahaan yang membutuhkan efesiensi dan kontrol terhadap keungannnya

(48)

p. Deposito Danamon Syariah

Produk investasi dengan prinsip syariah dalam bentuk akad Mudharabah (bagi hasil)

dengan pilihan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan.

q. Deposito Danamon Harian Syariah

Produk investasi dengan prinsip syariah dalam bentuk akad Mudharabah (bagi hasil)

dengan pilihan jangka waktu 7 hari,14 hari atau 21 hari.

r. Rencana Syariah Pensiun

Produk komprehensif yang mencakup asuransi dan investasi lengkap dan sesuai dengan

prinsip syariah untuk membantu perencanaan pensiun.

s. Giro Merchant

Rekening giro khusus yang diperuntukan bagi mercent Danamon dengan fitur cash back

berdasarkan saldo rata-rata, menawarkan manfaat optimal bagi mercent yang aktif

bertransaksi.

t. Dana Fleksi

Kombinasi yang unik dan produk giro dan simpanan yang dirancang untuk memberikan

manfaat optimal kepada nasabah UKM. Produk ini menawarkan fitur khusus seperti

transaksi perbankan bebas biaya dan perlindungan terhadap penolakan cek.

2. Produk Pinjaman

(49)

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu untuk membeli rumah, ruko, atau

apertemen. Pembelian tersebut dapat dilakukan untuk kondisi indent redy stock.

b. Kredit Pembangunan Perbaikan Rumah (KPPR)

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu untuk melakukan pembangunan atau

renovasi rumah, ruko, atau apartemen yang dimiliki.

c. Kredit Multiguna

Fasilitas kredit yang diberikan kepada individu dengan jaminan rumah, ruko, yang telah

dimilki oleh yang bersangkutan untuk tujuan konsumtif ataupun non konsumtif.

d. Instakas

Fasilitas pemberian kredit tanpa agunan kepada nasabah individu yang menawarkan

proses persetujuan dan pencarian dalam waktu dua hari kerja.

e. Back to back deposito

Fasilitas pinjaman yang dijaminkan penuh dengan deposito berjangka dengan tujuan

pinjaman untuk keperluan sebaguna.

f. Balance Transfer

Solusi untuk melunasi semua cicilan dan tagihan nasabah dalam satu pinjaman dengan

rumah nasabah dijadikan sebagai jaminan.

(50)

Fasilitas kredit jangka pendek tanpa agunan bagi nasabah bisis dan individu yang

menawarkan proses persetujuan dan pencarian dalam waktu dua hari kerja.

h. Dana Siaga

Fasilitas kredit bagi nasabah potensial dengan kondisi keuangan sehat, yang menawarkan

proses pencarian selama waktu dua hari.

i. Dana Pinjaman 50 (DSP 50)

Fasilitas kredit (dengan agunan) untuk nasabah bisnis dan individu yang menawarkan

proses persetujuan kredit cepat dan pencairan dalam waktu dua hari kerja.

j. Dana Pinjaman 200 (DSP 200)

Fasilitas kredit (dengan agunan) untuk nasabah bisnis maupun individu yang

menawarkan proses persetujuan kredit cepat dan pencarian dalam waktu tiga hari kerja.

k. Pinjaman Rekening Koran (PRK)

Pinjaman untuk keperluan modal kerja yang dapat diperpanjang.

l. Kredit Berjangka

Fasilitas pinjaman tunai untuk keperluan modal kerja. Merupakan pinjaman jangka

pendek dengan fasilitas perpajangan jangka waktu secara otomatis dan penggunaan cek

untuk pencairan pinjaman. Produk ini menawarkan fleksibilitas dlam hal pencairan

(51)

m. Kredit Angsuran Berjangka (KAB)

Fasilitas pinjaman tunai untuk keperluan investasi, jenis investasi beragam mulai dari

tanah dan bangunan, peralatan dan mesin industri dan lain sebagianya. Jangka waktu

pinjaman berinvestasi mulai jangka pendek (< 1 tahun), jangka waktu pinjaman

berinvestasi jangka panjang (>1 tahun,maksimal 10 tahun), tergantung pada jenis proyek

tau jangka waktu investasi pembiayaan pinjaman berdasrkan jadwal angsuran.

n. Kredit BPR

Pinjaman modal kerja yang diberikan kepada Bank Pembangunan Rakyat (BPR) guna

membiayai usha mikro kecil dan menengah untuk berbagai keperluan. Fasilitas kredit ini

dapat berupa Pinjaman Jangka Pendek (KRK/KB) atau Pinjaman Jangka Panjang (KAB)

dengan jangka waktu maksimum selama 3 tahun.

o. Kredit KopKar

Pinjaman modal kerja yang diberikan kepada koperasi karyawan untuk disalurkan kepada

para anggota guna berbagai keperluan. Fasilitas pinjaman ini berupa Kredit Angsuran

Berjangka dengan waktu maksimum selam 4 tahun.

3. Layanan Lainnya

a. Layanan ATM

Layanan perbankan elektronik 24 jam online dengan fasilitas tarik tunai, cek saldo,

overbooking, transfer antar bank, pembelian dan pembayaran.

(52)

Layanan nasabah 24 jam untuk informasi dan transaksi perbankan.

c. Kartu Debit Danamon

Kartu pribadi yang memberikan berbagai kemudahan pada nasabah untuk bertransaksi

dan tarik tunai d lebih dari 800.000 jaringan ATM Bersama, ALTO, Cirrus, dan ATM

DBS/POSB di Singapura.

d. Danamon Western Union

Danamon Westren Union adalah layanan pengiriman dan penerimaan uang di Danamon

melalui Western Union.

e. HP Banking

Layanan perbankan elektronik melalui handpone dengam memberikan kemudahan untuk

melakukan transaksi perbankan seperti overbooking, informasi saldo, pembayaran kartu

kredit, isi ulang pulsa secara realtime online.

f. Danamon Online Banking

Danamon Online Banking adalah generasi terbaru internet banking untuk melakukan

transaksi perbankan melalui jaringan internet, kapan pun, dimanapun, misalnya informasi

saldo, transfer dana, pembayaran, pembelian pulsa, statement online, nontifikasi SMS

dan email dan lain-lain.

(53)

Investasi reksa dana jenis campuran yang betujuan untuk memperoleh hasil investasi

yang berkelanjutan pada pemodal yang hendak mengikuti syariah islam (bekerjasama

dengan PT Danareksa investment Management).

h. Prima Umum

Produk ansuransi berjangka dengan perlindungan atas resiko meninggal dan cacat berupa

manfaat bulanan sebagia pengganti penghasilan keluarga. Pengembalian premi 60% bila

tidak terjadi klaim masa pertanggungan.

i. TPD

Produk asuransi multiguna untuk masa depan pendidikan anak.

j. Warisan

Produk Asuransi seumur hidup yang meberikan kepastian.

k. Harta

Produk premi tunggal unit link dengan perlindungan atas resiko meninggal dan penyakit

kritis. Produk ini menawarkan hasil investasi yang lebih optimal serta pilihan instrumen

inversati yang disesuaikan dengan profit risiko nasabah.

l. Rencana

Produk premi regular unitlink yang menawarkan perlindungan yang fleksibel.

(54)

Layanan investasi reksadana dengan didukung manajer investasi yang berpengalaman

dan mempunyai kinerja terbaik di industrinya.

n. Asuransi Kendaraan Bermotor

Melindungi Kendaraan Bermotor dari kerugian atau kerusakan akibat tabrakan,

kecelakaan, kendaraan satu pihak, kebakaran, atau pencurian. Perlindungan dapat

diperluas termasuk tanggung jwab hukum kepada pihak ketiga, kecelakaan diri, biaya

kesehatan, kerusuhan, terorisme dan sabotase, banir, dan gempa bumi.

o. Adira Care

Pusat layanan bagi para pelanggan Adira Insurance yang menyediakan pelayanan melalui

telepon, SMS dan internet.

p. Transferable L/C

Digunakan untuk memfasilitasi trader yang bertindak sebagai perantara (penerimaan

permata/firts beneficiary dari L/C) untuk mendapatkan keuntungan melalui penukaran

invoice atas dasr Transferable L/C Transferable L/C dapat ditransfer satu atau lebih

penerimaan kedua (second beneiciary)

q. Bank Guarantee/SBLC

Jaminan tertulis yang diberikan oleh Danamon untuk kepentingan nasabah kepada pihak

Principal berdasarkan kontrak tertentu dalam bentuk pembayaran klaim apabila pihak

yang dijamin (Nasabah) tidak dapat memenuhi keawajibannya (wanpretasi).

(55)

Buyer Financing Credit Program merupakan salah satu produk dari Channel Financing

Product Program. Dimana Danamon memberikan pembiayaan (financing) kepada para

pembeli (buyer) dari nasabah korporasi/Komersial bank Danamon (seller/anchor) dengan

partial (minimum) recourse.

B. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk Cabang Medan

Dalam pelaksanaan pengikatan deposito sebagai jaminan kredit dilakukan dengan cara,

yakni:

− Pengikatan deposito dilakukan dengan pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik

deposito dengan pihak bank. Menurut hukum, akta perjanjian gadai dapat dibuat secara sah

dengan dilakukan secara notariil maupun di bawah tangan, yang dibuat untuk mendukung

perjanjian hutang pokok yang biasanya berupa perjanjian hutang-piutang.

− Untuk membebankan hak gadai maka setelah pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik

deposito dengan pihak bank, selanjutnya diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang

akan “dijaminkan kepada pemegang gadai, dalam hal ini pihak bank. Penyerahan tersebut

merupakan penyerahan yang nyata, tidak boleh hanya berdasarkan pada pernyataan dari

pemberi gadai saja, tetapi benda itu masih berada dalam kekuasaannya. Penyerahan yang

nyata ini bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan

(56)

Pemilik deposito/debitur harus memberikan kuasa kepada pemegang gadai/pihak bank

untuk melakukan pencairan deposito dalam hal pemilik deposito/debitur wanprestasi untuk

memudahkan kreditur mengambil pelunasan..

Hasil wawancara dengan Bapak Iswahyudi Arffan D, sebagai salah satu bentuk jaminan

likuid, jenis deposito yang dapat dijadikan jaminan kredit pada PT.Bank Danamon Indonesia

Tbk, yaitu :17

1. Deposito menurut jangka waktu penempatan dan ketentuan suku Bunganya.

Deposito menurut janka waktu penempatannya terbagi atas deposito dengan jangka

waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Apabila deposito dicairkan sebelum

tanggal jatuh tempo maka akan dikenakan denda dan bunga yang berjalan pada bulan

tersebut tidak dibayarkan. Menurut ketentuan suku bunganya adalah suku bunga

penjaminan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada saat ini suku bunga deposito pada

Bank Danamon adalah 7 % pertahun hal tersebut berlaku untuk semua jangka waktu

deposito.Dijelaskan pula bahwa bunga kredit adalah 2% diatas suku bunga deposito

sehingga bunga kredit menjadi 9 % pertahun.

Referensi

Dokumen terkait

faktor yang mempengaruhi sikap makan pada remaja secara langsung adalah faktor individu dan faktor lingkungan. Asupan gizi seimbang dapat diperoleh dari makanan yang

Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.. Journal of

Rangkaian Lampu Penujuk Arah ini Adalah Sebuah Rangkaian Lampu Kedap-kedip Sederhana yang Menggunakan 2 (dua) buah IC, Dimana Outputnya diperlihathan Pada Lampu Pijar yang

1) Peserta didik mengamati gambar contoh bacaan do’a 2) Menyimak penjelasan guru tentang pengertian do’a 3) Mengamati dan membaca tata cara

Khususnya di Indonesia, data Kementrian PUPR menyebutkan bahwa sekitar 9,12% rumah tangga dari 64,1 juta rumah tangga tinggal di dalam kondisi rumah yang tidak layak huni dan

Tindakan SADARI adalah tindakan memeriksa payudara sendiri di ukur melalui rutin, tidak rutin, tidak pernh melakukan SADARI, Berdasarkan hasil

Belum optimalnya kinerja pada kantor camat kecamatan gerunggang, peneliti duga disebabkan sikap kerja, berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pegawai sering kesulitan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur