PELAK KEP PERPAJA PRO PR KSANAAN PATUHAN AKAN PAD Menam OGRAM ST FAKU RAKTIK K N PENYUL WAJIB PA DA KANTO Nam Nim Untuk M matkan Stu Ad TUDI DIPL ULTAS ILM UNIVERS LAPOR KERJA LAP LUHAN DA AJAK UNT OR PELAY PETIS O L E H ma : Sahat m : 09260 Memenuhi S
udi Pada Pr ministrasi P
LOMA III A MU SOSIAL SITAS SUM MEDA 2012 RAN PANGAN M ALAM UPA TUK MEM YANAN PA SAH
t P Hutahae 00068
alah Satu S rogram Stu
Perpajakan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Adapun judul laporan yang penulis ambil adalah ’’Pelaksanaan Penyuluhan Dalam
Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban
Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
Laporan PKLM ini merupakan salah satu syarat untuk menamatkan studi pada
Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Penulis menyadari sepenuhnya laporan
ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, baik isi, cara pengetikan
maupun bahasannya yang disebabkan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan saran-saran dan
kritik yang sifatnya membangun diri semua pihak demi menyempurnakan laporan ini.
Dalam penyelesaian laporan ini penulis mengalami berbagai kesulitan, akan
tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan
laporan ini sebagai mestinya. Pada kesempatan ini sacara khusus penulis ingin
menyampaikan terimakasih sebagai penghargaan kepada Ayahanda M.Hutahaean,
Ibunda T.br Siahaan dan S h.siahaan beserta seluruh Keluarga yang telah banyak
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
Kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan
Administrasi perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku pembingbing penulis yang
telah memberikan pengarahan dan masukan pada saat penulisan
laporan PKLM ini.
4. Bapak dan Ibu staf pengajar serta seluruh pegawai dan pihak jurusan
yang telah bemberikan bantuankepada penulis dalam memperoleh
data dan penjelasan yang diperlukan dalam penulisan laporan ini.
5. Ibu Kepala Kantor Pajak Pratama Medan Petisah yang telah
memberikan izin, kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan riset.
6. Terimakasih kepada Pak Heriman selaku kepala seksi bagian
pelayanan yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data
yang penulis perlukan.
7. Seluruh staf pegawai di seksi Pelayanan dan Estensifikasi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
9. Teman-teman saya TAX 09 semua, sahabat penulis Rosnida Hutapea,
Echy Risanti Nainggolan, Harris kristanta, Vicki Zolanda, Nursaada,
Martin (si geb), Ihsan, Julvery, Raymond, Reynaldo, Ferry
Manurung, Ari burju. Terkusus buat kawan-kawan penulis kelas B
TAX 09 dan lain-lain.
Penulis berharap kiranya laporan PKLM ini dapat bermamfaat dalam memperkaya
wawasan ilmu pengetahuan, akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita
semua. Amin....!
Medan , 11 Juli 2012
Penulis
Sahat P Hutahaean
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI...i-ii
BAB I PENDAHULUA
A. Latar Belakang Praktik Lapangan Kerja Lapangan Mandiri...1
B. Tujuan dan Mamfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...5
C. Uraian Teoritis...7
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...8
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...8
F. Metode Pengumpulan Data...10
G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...11
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah...14
B. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah...18
C. Uraian Tugas dan Fungsing KPP Pratama Medan Petisah...23
BAB III URAIAN TEORITIS DAN GAMBARAN DATA PAJAK A. Uraian Teoritis...24
D. Data wajib pajak terdaftar dan data penerima SPT tahunan...39
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Mekanisme pelaksanaan penyuluhan perpajakan pada
KPP Pratama Medan Petisah...45
B. Kendala yang dihadapi aparat penyuluh dalam pelaksanaan
penyuluhan pada kantor pelayanan pajak pratama medan
petisah...49
C. Upaya petugas penyuluh untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya...51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN...53
B. SARAN...55
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 jo Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1994 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di jelaskan bahwa
sistem perpajakan yang berlaku di indonesia adalah Self Assesment. Hal ini berarti
wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung dan memperhitungkan,
menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya sedangkan aparat pajak
berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap wajib pajak dalam
rangka melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Defenisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH :
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk memyar pengeluara umum
(Mardiasmo,2006 : 1).
Sebagai konsekuensi logis dari Self Assesment Systeem tersebut maka wajib
pajak harus menyadari kewajiban yaitu memenuhi kewajiban perpajakan serta harus
memahami ketenteuan-ketentuan pajak yang harus di penuhinya. Dengan semakin
sadarnya wajib pajak dalam memenuhi perpajakannya serta mampu memenuhi
Dalam realitas pelaksanaan Self Assesment Systeem masi ada kendala mengingat tidak
semua wajib pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan-ketentua pajak yang
berlaku. Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi
masing-masing wajib pajak adalah berbeda-beda, untuk wajib pajak yang tingkat
pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka Self Assesment Systeem tidak
begitu bermasalah, namun bila terjadi sebaliknya maka akan berpengaruh negatif
dalam pelaksanaan perpajakan.
Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan setiap wajib pajak yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri kepada kantor Direktorat Jendral Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak
dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ). Wajib pajak yang
tidak mendaftarkan diri atau sengaja menghindar dari kewajibannya sebagai wajib
pajak akan dikenakan sanksi. Namun peningkatan yang mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak masih kurang atau belum maksimal meskipun telah diadakan sosialisasi
oleh fiskus. Ada juga wajib pajak orang pribadi atau badan tetapi tidak mlaporkan
penghasilannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara jujur dan benar.
Hal ini terjadi karena wajib pajak ingin mengurangi beban hutang pajaknya
dengan cara memanifulasi penghasilan tersebut. Dengan dengan demikian tentu saja
mengakibatkan wajib pajak harus dapat dikenakan sanksi maupun denda administrasi
bila tidak membayar pajak tepat waktu, bila mana wajib pajak belum mengerti apa
sebenarnya pajak dan mengangap pajak sesuatu yang sia-sia (karena merasa tidak
mempunyai manfaat terhadap dirinya), maka pelaksanaan pajak akan sangat sulit
dijalankan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib pajak masih
sangat rendah pemahamannya tentang perpajakan sebagian besar berasal dari daerah
terpencil yang kurang informasinya tentang penyuluhan perpajakan. Hal ini wajar
mengingat pajak bertempat tinggal di daerah pedesaan yang mana tingkat pendidikan
dan penerimaan informasi masih cukup rendah dibandingkan dengan wajib pajak
yang tinggal diperkotaan.
James F. adam mempunyai pandangan bahwa “ Penyuluhan adalah merupakan suatu
pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu orang lain, supaya
dapat memahami lebih dalam baik hubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada yang akan datang”.
Mengingat sebagian besar wajib pajak masih belum memahami pajak serta
aturan – aturan perpajakan maka peranan penyuluhan sangat penting dengan adanya
penyuluhan ini maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang kewajibannya
sebagai warga negara yaitu dalah hal membayar pajak serta mampu memenuhi
kewajiban pajaknya tersebut sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku. Dalam
pelaksanaan penyuluhan perpajakan pemerintah pusat selaku fiskus perlu
digunaakan dalam penyuluhan tersebut. Semua faktor – faktor tersebut harus mampu
saling melengkapi dengan tidak lupa memperhatikan kondisi dan keadaan masyarakat
yang disuluh. Bila salah satu faktor saja tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang
disuluh maka sasaran dari penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.
Aparat penuluh merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan penyuluhan
karena kualitas dan kuantitasnya harus memadai, metode penyuluhan yang cocok dan
tepat untuk suatu masyarakat dan didukung fasilitas yang memadai, mengingat
sebagian besar wajib pajak tinggal dipedesaan yang tingkat pengetahuan dan
penerimaan informasinya masih rendah, maka penyuluh perpajakan pada masyarakat
desa perlu memakai strategi yang tepat, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan
membuahkan hasil yang ditandai dengan meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.
Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (
PKLM ) ini mengingat bahwa seharusnya tamatan Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas
Sumatera Utara (USU) adalah merupakan tenaga kerja yang terampil, siap pakai dan
tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Maka dari itulah untuk melahirkan tenaga yang
terampil, dan ahli dibidang perpajakan dipandang perlu adanya PKLM di Direktur
Jenderal Pajak oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
USU. Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertaris untuk membahas tentang
“PELAKSANAAN PENYLUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN
PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN
PETISAH”.
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
Setiap kegiatan dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan.
a) Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Untuk mengetahui jenis-jenis upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah dalam melayani wajib pajaknya.
2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama dalam melaksanakan penyuluhan.
3. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dalam melaksanakan penyuluhan.
b) Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan
khususnya tentang Penyuluhan Perpajakan
b) Untuk menerapkan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
c) Mengetahui tatacara dan prosedur pelaksanaan penyuluhan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
d) Membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan
pengalaman kerja.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
a) Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah dengan Universitas Sumatera Utara khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, sehingga instansi
tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan dilembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU.
b) Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelayanan penyluhan perpajakan.
c) Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan
pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah.
d) Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di
3. Bagi Universitas Sumatera Utara
a) Untuk meningkatkan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b) Untuk memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan dengan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
C. Uraian Teori
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 jo Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dijelaskan bahwa
sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah Self Assesmen.
Definisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH : Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
(Mardiasmo,2006 : 1).
Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan setiap wajib pajak yang telah memenuhi
perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri kepada kantor Direktorat Jendral Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak
dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ).
James F. adam mempunyai pandangan bahwa “ Penyuluhan adalah
merupakan suatu pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu
orang lain, supaya dapat memahami lebih dalam baik hubungan dengan
masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu itu dan pada yang akan datang”.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan
dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak antara lain :
1. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di
Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah.
2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Penyluhan Perpajakan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
3. Untuk mengetahui kendala dalam Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut
PKLM ini, mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal,
serta konsultasi dengan dosen.
2. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas
melalui sumber bacaan seperti : buku perpajakan, Undang-undang
perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur yang akan berhubungan
dengan PKLM.
3. Obsevasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/ pengamatan secara
langsung pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung
kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang
berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data
primer dan sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
berkompeten dan menguasai objek kajian PKLM.
undang-5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Pelaksanaan Penyuluhan
Perpajakan.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
Adalah :
1. Daftar pertanyaan ( interview guide)
Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung
kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan
informasi tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.
Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan peninjauan, mendengar
serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas, meneliti pengenaan Penyuluhan Perpajakan.
3. Daftar Dokumentasi (Optional guide)
Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasil
penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan
dengan PKLM.
G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan
laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang
menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar
belakang PKLM, Tujuan, Manfaat PKLM, Ruang lingkup PKLM,
Bab II : Gambaran Umum Objek Pajak Lokasi Praktik Kerja Lapangan
Mandiri
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi
PKLM, Struktur organisasi, Uraian tugas pokok dan fungsi, serta
gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah.
Bab III : Gambaran Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan teori yang ada
dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan
Penyuluhan Perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah.
Bab IV : Analisis dan Evaluasi Data
Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada
dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan
Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah.
Bab V : Kesimpula dan Saran
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini
mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK/ LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
MANDIRI
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
Sebelum tahun 1967, Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Inspeksi Pajak
Medan dan oleh pemerintah dipecah menjadi dua bagian, yaitu:
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berlokasi di Jl. Suka Mulia No.17 A.
2. Kantor Inspeksi Pajak Selatan yang berlokasi di Jl. Dipenogoro No. 30 A.
Pada tahun 1978, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi
Pajak. Pada saat itu hanya ada dua Kantor Pelayanan Pajak yaitu Kantor Inspeksi
Medan Pajak Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran.
Pada tanggal 1 April 1979 Kantor Inspeksi Pajak diseluruh Indonesia
diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Untuk wilayah Medan,
Kantor Pelayanan Pajak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Kantor Pelayan Pajak Medan Utara yang berlokasi di Jl. Suka Mulia
No. 17 A.
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jl. Dipenogoro
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
443/KMK01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang organisasi dan tata kerja kantor
wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak,
Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan
Potensi Perpajakan.
Namun seiring dengan perubahan kinerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak untuk menuju yang lebih baik, maka dilakukan reorganisasi di
melalui sistem modernisasi, sehingga terbagi menjadi :
1. KPP Madya Medan
2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Petisah
4. KPP Pratam Binjai
5. KPP Pratama Medan Bel a wan
6. KPP Pratama Medan Kota
7. KPP Pratama Medan Timur
8. KPP Pratama Medan Polonia
9. KPP Pratama Lubuk Pakam
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah didirikan pada
tanggal 26 Mei 2008. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah
kecamatan yaitu Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Helvetia, dan
Kecamatan Medan Sunggal.
Semenjak reorganisasi, wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan
Petisah meliputi antara lain:
1. Kelurahan Petisah Tengah
2. Kelurahan Sei Putih Tengah
3. Kelurahan Sei Putih Timur
4. Keluraha Sei Putih Barat
5. Kelurahan Sekip
6. Kelurahan Cinta Damai
7. Kelurahan Simpang Tanjung
8. Kelurahan Sei Sikambing
9. Kelurahan Tanjung Rejo
10.Kelurahan Tanjung Gusta
11. Kelurahan Helvetia Tengah
12. Kelurahan Helvetia Timur
13. Kelurahan Babura Sunggal
14.Kelurahan Lalang
16.Kelurahan Dwikora
Adapun visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah adalah
menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak, yang mampu menunjang
kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan
dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah juga memiliki misi yaitu
menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan
manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah mempunyai tugas
melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksana Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah adalah sebagai berikut:
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pembritahuan, serta penerimaan surat lainnnya.
4. Penyuluhan perpajakan.
5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.
6. Pelaksanaan ekstensifikasi.
7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak.
10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
11. Pelaksanaan intensifikai.
12. Pembetulan ketetapan pajak.
13. Pengurangan pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan/ atau Bangunan
14. Pelaksanaan administrasi Kantor
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan secara sistematis
mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut
juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal. Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah di pimpin oleh seorang Kepala Kantor yang secara
operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor wilayah Direktorat Jenderal
Pajak.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah terdiri dari sebelas seksi yang
masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Struktur organisasi yang ada
di Kantor Pelayanan Pajak pratama Medan Petisah dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Penagihan
5. Seksi Pemeriksaan
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
11. K
Untuk
dilihat pada b
C. Uraian T
Kelompok Jab
lebih jelas m
bagan dibawa
Tugas dan Fu
batan Fungs
mengenai struk
ah ini:
ungsi KPP (K sional
uktur organisa
Kantor Pelay
asi pada kanto
yanan Pajak)
or pelayanan
) Pratama M
Pajak Pratam
Medan Petisah
ma dapat
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang terletak di Jl. Asrama
No. 7 A Medan. Adapun gambaran tugas dari masing-masing bagian kerja yang ada di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah adalah sebagai berikut:
1. Sub Bagian Umum
Tugas dan fungsi:
a. Melakukan urusan tata usaha
b. Melakukan uruasan kepegawaian
c. Melakukan urusan keuangan
d. Melakukan urusan dan perlengkapan rumah tangga
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Tugas dan fungsi:
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian
informasi perpajakan
b. Perekaman dokumen perpajakan
c. Merekam SSP lembar 3
d. Merekam SPT Masa PPN 1107,1107A dan 1107B
e. Merekam PPh Pasal 21
g. Merekam PPh Final Pasal 4 ayat
h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan
i. Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan
j. Memberikan pelayanan dukungan teknis komputer
k. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing
l. Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG,
m. Penyiapan laporan kinerja.
3. Seksi Pelayanan
Tugas dan fungsi:
a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan
c. Menerima, meneliti, dan merekam surat permohonan dari Wajib
Pajak dan surat-surat lainnya
d. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak
dan surat lainnya
e. Melakukan Penyuluhan Perpajakan
f. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan
g. Melakukan urusan kearsipan Wajib Pajak
h. Melakukan Kerjasama Perpajakan
4. Seksi Penagihan
Tugas dan fungsi: .
a.Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak
b.Penundaan dan angsuran tunggakan pajak
c.Penagihan aktif
d.Memberikan usulan penghapusan piutang pajak
e.Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan
5. Seksi Pemeriksaan
Tugas dan fungsi:
a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan
b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
Tugas dan fungsi:
a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan
b. Pendataan objek dan subjek paja
c. Pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Tugas dan fungsi:
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak
b. Membimbing /menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan
c. Melakukan penyusunan profil wajib pajak
d. Menganalisis kinerja wajib pajak
e. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketenuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
f. Memberikan usulan pembentukan ketetapan pajak, pengurangan pajak bumi
dan bangunan serta bea perolehan hak atas tanah dan / atau bangunan
g. Melakukan evaluasi hasil banding
h. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
BAB III
URAIAN TEORITIS DAN GAMBARAN DATA PAJAK
A.Uraian Teoritis
1. Pengertian Penyuluhan Perpajakan
Dalam Self Assesment, penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang wajib
dilakukan oleh administrasi perpajakan agar masyarakat dapat melakukan kewajiban
perpajakannya. Dalam berbagai literatur, pengertian penyuluhan biasanya dirangkai
dengan pengertian bimbingan yaitu usaha menolong atau menggarap individu yang
mengealami kesulitan atau kesukaran.
Penyuluhan perpakan adalah suatu sistem penyampaian informasi,
konsulktasi dan bimbingan secara berkesinambungan kepada masyarakat guna
meningkatkan pengetahuan , kesadaran dan kemauan anggota masyarakat tersebut
untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya (Pusat Penyuluhan,1989:1).
Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dengan demikian menjadi satu hal yang
diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan undang-undang perpajakan
tersebut,dapat melakukan kewajibannya dengan baik, sedangkan administrasi
perpajakan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan,membimbing
dan membina masyarakat agar mampu dan sadar untuk melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Jadi hanya seseorang yang mempunyai kwalitas yang ditunjuk atau
penyuluh fungsional ini dibutuhkan agar dapat dilaksanakan secara professional,
sehingga tujuan penyuluhan melalui
konsultasi dan bimbingan dapat tercapai dengan baik yang akhirnya dapat
meningkatkan penerimaan pajak karena masyarakat menjadi sadar dan mau
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
2. Tujuan Penyuluhan Perpajakan
Kegiatan penyuluhan perpajakan merupakan hal yang mutlak dilaksanakan
oleh direktorat jendral pajak, agar tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat
untuk membiayai pembangunan sesuai dengan APBN yang telah ditetapkan
undang-undanng dapat tercapai. Sedangkan pada kenyataannya yang terjadi di masyarakat
dari jaman dahulu sampai masa kini pada umumnya setiap angota masyarakat yang
mendengar istila “Pajak’’ mempunyai kesan negatif, karena pajak itu dirasakan
masyarakat sebagai sesuatu yang memberatkan dan pelaksanaannya dapat dipaksakan
karena berdasarkan undang-undang. Keadaan tersebut mengakibatkan citra pajak
menjadi kurang baik dimata masyarakat. Dengan demikian penyuluhan perpajakan
sangat diperlukan,sehingga harus memberikan kesan yang positif di kalangan
masyarakat dan bahwa pemungut pajak merupakan perwujudan dan pengabdian
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk mewujudkan
. Selain daripada itu, keberhasilan pemungut pajak menganut Self Assesment System
sangat ditentukan antara lengkap tidaknya imformasi yang diterima oleh masyarakat
mengenai sistem pemungut pajak pada umumnya dan peraturan serta tatacara
perpajakan pada khususnya.
Secara garis besar terdapat 3 kelompok masyarakat yang sangat memerlukan
penyuluhan yaitu :
1) Golongan masyarakat yang termasuk kelompok awam dalam masalah
perpajakan yaitu mereka yang sama sekali tidak mengetahui ketentuan
perundang-undangan perpajakan sehingga golongan ini belum
mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya.
2) Golongan masyarakat yang pada umumnya sudah tau kewaiban
perpajakannya, namun dalam melaksanaannya mengalami kesulitan
karena kurang memahami petunjuk teknis perpajakan misalnya dalam
pengisian Surat Pemberitahuan ( SPT ) Tahunan dan juga dalam
pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) dll.
3) Golongan masyarakat wajib pajak yang memang mempunyai etikad tidak
baik dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Terhadap kelompok
masyarakat tersebut tetap diperlikan penyuluhan, untuk menyadarkan
bahwa tindakan yang bersangkutan akan mengakibatkan dapat dikenai
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa tujuan dilakukan penyuluhan bagi wajib
pajak adalah :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan pajak
bagi suatu negara pada umumnya dan bagi daerah pada khususnya agar
daerah tersebut mampu melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak dan kewajiban
perpajakan, yang bagi seorang warga negara hak dan kewajiban
kenegaraan pula.
c. Meningkatkan kemauan masyarakat untuk memperoleh hak dan
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
d. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak termasuk pemungut pajak dan para
bendaharawan yang di tunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memungut
dan menyetor pajak tersebut.
e. Memperbaiki dan memelihara citra perpajakan karena selama ini
masyarakat sangat takut apabila mendengar kata “ Pajak ”. Pajak dianggap
sangat menakutkan bagi masyarakat awam yang belum mengerti apa itu
pajak dan fungsi pajak bagi pembangunan Negara pada umumnya dan
pembangunan daera pada khusnya.
Penyuluhan dalam melaksanakan penyuluhan harus mengetahui dan
menguasai teknik berkomunikasi yang baik serta ciri-ciri sasaran yang akan diberikan
penyuluhan. Sasaran penyuluhan diklasifikasikan menjadi 3 gelombang besar :
1) Sasaran Utama
a. Masyarakat Pada Umumnya
Penyuluhan diberikan untuk menciptakan iklim dan citra perpajakan yang baik
sehingga diperoleh dukungan yang positif dari anggota masyarakat
dalam arti terbentuk suatu opini masyarakat yang menerima kewajiban
perpajakan sebagai suatu kewajiban kenegaraan.
b. Masyarakat wajib pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar
Penyuluhan kepada golongan ini diberikan terutama untuk membantu mereka
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal-hal pokok yang disusun
adalah tatacara perpajakan, undang-undang perpajakan dan ketentuan
pelaksanaanya.
c. Aparatur Negara yang menjadi sasaran utama penyuluhan, jika ditinjau dari 2
aspek :
1) Aparatur itu sendiri, atau PNS sebagai wajib pajak Laporan Pajak
Pajak Orang Pribadi ( LP2P ).
2) Aratur yang mempunyai hubungan dengan tugas pemungut pajak,
Cukai, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), Badan Usaha Milik
Daerah ( BUM D ), Baendaharawan Pemerintah, Perum Pos dan Giro,
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan merupakan teknik-teknik, cara-cara yang digunakan oleh
petugas penyuluhan dalam rangka memberikan penyulahan kepada masyarakat.
Secara umum ada 2 jenis metode penyuluhan :
1) Metode Informatif
Adalah suatu metode dimana penyuluh secara aktif berperan serta dimana
komunikasi yang dilaksanakan secara satu arah. Dengan pendekatan ini informasi
program penyuluhan diisi dengan ceramah atau kuliah sehingga partisipasi sangat
terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan mengenai
hal-hal yang belum dimengerti.
Yang termasuk Metode Informatif antara lain :
a) Metode kuliah yang dalam bidang penyuluhan perpajakan bertujuan untuk
menyampaiakan informasi kebijaksanaan perpajakan secara lengkap dan bulat,
dalam waktu yang sudah ditentukan, menyampaikan analisis masalah
perpajakan.
b) Metode diskusi panel yaitu tujuannya untuk menyampaikan kepada peserta
yang cakap, diskusi dapat lebih terara dan membahas bahan-bahan yang lebih
relevan.
c) Metode symposium yaitu ceramah, uraian atau makala yang saling berhungan
dalam masalah perpajakan. Hal ini disampaikan oleh mereka yang menguasai
bidang perpajakan didepan peserta penyuluhan.
2) Metode Partisipasif
Metode ini merupakan salah satu cara yang melibatkan para peserta penyuluhan
secara aktif yaitu kesadaran sendiri tanpa ada dorongan dari orang lain atau dari
luar.
Metode partisipatif dibagi menjadi :
a. Metode audio-visual yang dibidang perpajakan dibagi atas 3 :
1) Visual saja, yaitu gambar, poster dan foto.
2) Audio yaitu, berupa kaset atau musik cerita dengan diselingi penyuluhan
perpajakan.
3) Betul-betul audio-visual, seperti sound-slide, filim, pita vidio dan wayang.
Hal ini bertujuan untuk menyajikan materi penyuluhan dengan cara yang lebih
menarik. Sehingga dapat dipergunakan untuk menyajikan materi penyuluhan bagi
anggota masyarakat yang masih awam dalam masalah.
b. Metode diskusi kelompok yaitu metode yang dapat dipergunakan sebagai
penyuluhan bagi kelompok yang rata-rata mempunyai basis pengetahuan
c. Metode studi kasus adalah metode penyuluhan perpajakan dengan
menyampaikan kepada peserta suatu uraian lengkap tentang suatu masalah
untuk dianalisis, diolah dan dipecahkan bersama.
d. Metode konsultasi adalah metode dimana masyarakat wajib pajak mempnyai
masalah perpajakan dan kemudian mendatangi dan menelfon langsung
kekantor penyuluhan untuk meminta penjelasan mengenai masalah perpajakan
yang mereka hadapi.
Keuntungan dari metode ini adalah :
a) Membuat penyuluhan menjadi realistis, sebab konsultasi ini berdasarkan
masalah yang dihadapi anggota masyarakat yang bersangkutang.
b) Metode ini langsung mencapai sasaran karena tidak bersifat umum dan langunf
dimanfaatkan oleh masyarakat wajib pajak tersebut.
Dari metode yang dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan metode berdasarkan cara
penyampaian ada 2 :
a) Metode langsung, dimana penyuluhan langsung berhadapan dengan sasaran
baik secara perseorangan maupun kelompok yang bersifat tatap muka, contoh
: ceramah, seminar, sosialisasi dll.
b) Metode tidak langsung yaitu penyuluhan secara pribadi tidak berhadapan
kabar, majala dll ), media elektronik ( radio,televisi dll ) dan membuat
spanduk-spanduk perpajakan.
5. Materi Penyuluhan
Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan perlu mengadakan pemilihan
materi penyuluhan dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan umur peserta
penyuluhan. Materi penyuluhan pajak pada umumnya mengenai ketentuan-ketentuan
yang harus dipatuhi wajib pajak dalam membayar pajak, pengertian pajak, kegunaan
dan mamfaat pajak, jenis-jenis pajak, serta hal-hal yang relevan dengan pajak.
Mengingat kita beranggapan pajak masih merupakan momokatau sesuatu yang
ditakuti oleh semua orang maka aparatur penyuluh harus memberikan
penyuluhan-penyuluhan, memberikan penjelasan-penjelasan seluas mungkin kepada wajib pajak
atau peserta penyuluhan. Menyangkut kesadaran wajib pajak terhadap masalah
perpajakan, hendaknya dikembangkan suatu kesadaran, budaya, bahwa pajak bukan
lagi momok atau beban terhadap warga Negara melainkan ciri patriotisme. Inilah
yang perlu dijelaskan kepada masyarakat dan yang terpenting sekali dalam
mengadakan penyuluhan ini adalah komunikasi dua arah antara pemerinta dan
masyarakat mengenai soal perpajakan tersebut. Membangun dan menjaga citra baik
memang tidak semudah seperti lahirnya suatu keinginan.
Untuk efektifitas penyuluhan maka sarana pendukung/fasilitas yang
digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan harus lengkap dan memadai. Fasilitas yang
digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan antara lain ruangan untuk tempat
penyuluhan, laptop dan buku-buku tentang pajak serta sarana lain yang dianggap
perlu. Ini merupakan faktor-faktor yang sangat menemukan dan sangat
mempengaruhi berhasil tidaknya suatu penyuluhan.
B. Data Pelaksanaan Penyuluhan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah
1 . Rencana Realisasi Kegiatan Sosialisasi Penyuluhan Bulan Maret 2012
No Jenis Kegiatan
Tanggal Materi Penyelenggara Jumlah
peserta pengunjung
Keterangan
1 Penyuluhan Langsung
-Sosialisasi 1 Maret
2012 Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi KPP Pratama Medan Petisah
20 Orang Kantor Pelayanan
Pajak
8 Maret
2012
Pengisian SPT
KPP Pratama Medan Petisah
19 Orang Kantor Pelayanan
Tahunan Orang Pribadi 19 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A2 KPP Pratama Medan Petisah
109 Orang LPMP Medan
20 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A1 KPP Pratama Medan Petisah
155 Orang PT Aryaduta
26 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A2 KPP Pratama Medan Petisah
68 Orang Kantor Walikota
Medan 27 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A2 KPP Pratama Medan Petisah
87 Orang Kodam I Bukit
Barisan 28 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A1 KPP Pratama Medan Petisah
124 Orang PT Global Citra Abadi
29 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A2 KPP Pratama Medan Petisah
182 Orang Kantor BKN
29 Maret 2012 Pengisian SPT dan Formulir 1721-A2 KPP Pratama Medan Petisah
200 Orang Yayasan Don Bosco
Medan
2 Pojok Pajak
2. Realisasi Sosialisasi “ Ngisi Bareng ” SPT Tahunan PPh di KPP dan Mobile Keliling Bulan Maret 2012
N o
Hari / Tanggal
Waktu Tempat Kordinator
Lapangan
Petugas Drop Box
Driver Peserta
Mobile Keliling
1 Senin / 19
Maret 2012 Pkl. 09.00 Wib s.d selesai LPMP Medan
Waskon I Rianto Julius
Sihaloho, Zulfahmi
Zulfahmi 109
WP/SPT diterima
2 Selasa / 20
Maret 2012
Pkl. 10.00 Wib s.d selesai
PT.Aryaduta Wason II Rianto Julius
Sihaloho , Zulfahmi Diyarto Ahmad Putra Jaya Zulfahmi / Diyarto 155 WP/SPT diterima
3 Senin / 26
Maret 2012 Pkl. 09.30 Wib s.d selesai Kantor Walikota Medan
Wason II Rianto Julius
Sihaloho, Zulfahmi Diyarto Ahmad Putra Jaya Zulfahmi / Diyarto 68 WP/SPT diterima
4 Selasa / 27
Maret 2012 Pkl. 09.30 Wib s.d selesai Kodam 1 Bukit Barisan
Wason II Rianto Julius
Sihaloho, Zulfahmi Diyarto Ahmad Putra Jaya Zulfahmi / Diyarto 87 WP/SPT diterima
5. Rabu / / 28 Maret 2012 Pkl. 09.30 Wib s.d selesai PT.Global Citra Abadi
Waskon II Diyarto
Ahmad Putra Jaya
Diyarto 124
WP/SPT diterima
6 Kamis / 29
Maret 2012
Pkl. 09.00 Wib s.d
Kantor BKN Waskon III Rianto Julius
Sihaloho,
Zulfahmi /
selesai Zulfahmi Diyarto
Diyarto diterima
7 Kamis / 29
Maret 2012 Pkl. 09.00 Wib s.d selesai Yayasan Doa Bosco Medan
Wason II Rianto Julius
Sihaloho, Zulfahmi Diyarto Zulfahmi / Diyarto 200 WP/SPT diterima
Kantor Pelayanan Pajak
8 Kamis / 01
Maret 2012
Pkl. 14.00 s.d selesai
Masyarakat Tim Penyuluh
20 WP
9 Kamis / 08
Maret 2012
Pkl. 09.00 s.d selesai
Masyarakat Tim Penyuluh
Diyarto 10 WP
3. Laporan Realisasi Kegiatan Penyuluhan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah
I. Calon WP 15 %
No Unit Kerja
Tema/ Topik
Target/Segmen Kegiatan Media Realisasi
Perbulan
Capaian Jumlah Peserta
1 KPP Tata Cara
Pendaftaran NPWP /NPPKP
Masyarakat Sentral Ekonomi
Kampanye Ceramah - 0 % -
1 KPP Tata cara Pemenuhan Hak dan Kewajiban Perpajakan
WP Baru OP dan Badan serta KPP
Kelas Pajak Tutorial - 0 % -
III. WP Terdaftar 65 %
1 KPP Tata Cara
Pengisian SPT Tahunan PPh OP WP Orang Pribadi
Kls Pajak / Ngisi bareng
Kelas Tutorial
Maret 40 % 39
IV. WP Terdaftar 65 %
1 KPP Tata Cara
Pengisian SPT Tahunan Badan
WP Badan Kls Pajak /
Ngisi bareng
Kelas Tutorial
Maret 50 % 279
2 KPP Tata Cara
Pengisian Formulir 1721 A2
Bendaharawan / Pemungut Pajak
Kls Pajak / Ngisi bareng
Kelas Tutorial
Maret 120 % 646
Berdasarkan tabel data diatas dapat dilihat berbagai rencana maupun
pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak-pihak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah dalam melaksanakan penyuluhan dalam rangka pengisian
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terhadap masyarakat yang menjadi kawasan
wilayah kerja kantor pelayanan pajak pratama medan petisah.
Adapun berbagai rencana yang dilakukan dalam melaksanakan penyuluhan
petisah berharap dari rencana yang di ajukan dapat menjadi acuan kepada
masyarakat untuk menyampaikan SPT Tahunannya.
Pihak KPP berharap dari upayah yang direncanakan dapat mendekatkan
pelayanannya kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap kewajibannya dalam
membayarkan pajak yang terutang. Untuk itu pihak kantor pelayanan pajak pratama
medan petisah lebih meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.
Adapun rencana maupun lokasi yang akan dijadikan tempat lokasi dalam
melakukan sosialisasi SPT Tahunan adalah untuk
1. Pengisian SPT dan formulir 1721- A1 dan 1721 A2 di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah.
2. Pengisian SPT dan formulis 1721-A2 di LPMP Medan.
3. Pengisian SPT dan formulir 1721-A1 di PT Ayaduta
4. Pengisian SPT dan formulir 1721-A2 di Kantor Walikota Medan.
5. Pengisian SPT dan formulir 1721-A2 di Kodam 1 Bukit Barisan.
6. Pengisian SPT dan formulir 1721-A1 di PT Global Citra Abadi
7. Pengisian SPT dan formulir 1721-A2 di kantor BKN
8. Pengisian SPT dan formulir 1721-A2 di Yayasan Don Bosco Medan
Untuk itu pihak Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah berharap wajib pajak
direncanakan oleh pihak KPP untuk lebih mempermudah masyarakat di wilayah
kerjanya.
C. Wawancara Terhadap Wajib Pajak
Dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab langsung terhadap
wajib pajak yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi maka
diharapkan data yang diambil semakin kongkrit . Hal ini dilakukan untuk membantu
meningkatkan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semakin
optimal. Narasumber yang diwawancarai adalah Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Petisah , atas nama Sondang Hadirian Siahaan (NPWP:
24.314.283.3-124.000).
Adapun pertanyaan yang diajukan kepada wajib pajak adalah sebagai berikut :
1. Apa tanggapan anda tentang penyuluhan Kepatuhan wajib pajak yang
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah?
2. Sejauh mana anda memahami materi yang diutarakan oleh petugas
penyuluhan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah?
3. Apa saran anda tentang penyuluhan kepatuhan wajib pajak tersebut?
1. Menurut saya penyuluhan tersebut sangat membantu kami wajib pajak dalam
memahami hak dan kewajban kami sebagai wajib pajak dan membantu kami
dalam mematuhi kewajiban perpajakan kami.
2. Saya sangat memahami materi yang diberikan oleh petugas penyuluh dimana
saya dapat memahami tata cara pengisian SPT saya.
3. Saya berharap kegiatan ini dapat terus berlangsung agar setiap wajib pajak
dapat memahami hak dan kewajiban perpajakannya. Untuk itu kiranya
penyuluhan ini dapat berlangsung setiap tahunnya. Sehingga pajak yang
diharapkan oleh pemerintah dapat terealisasi. Ini akan membantu
perekonomian negara Indonesia dan juga menimbulkan rasa bangga
membayar pajak.
D. Data Wajib Pajak Terdaftar dan Data Penerimaan SPT Tahunan
[image:47.595.129.504.633.717.2]Berdasarkan data yang diperoleh dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel : 1
STATISTIK WAJIB PAJAK TERDAFTAR
WAJIB
PAJAK
TERDAFTAR
PER 31 DES
2009
PER 31 DES
2010
PER 31 DES
WP OP 58.465 66.643 72.683
WP Badan 7.978 8.728 9.498
WP Bendahara 543 565 578
JUMLAH 66.986 75.936 82.759
Sumber : KPP Pratama Medan Petisah Seksi Pelayanan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, dengan adanya pelaksanaan penyuluhan
jumlah wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pajak Pratama Medan Petisah
[image:48.595.137.506.145.257.2]mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011.
Tabel : 2
STATISTIK PENERIMAAN SPT TAHUNAN
PER 31 DESEMBER 2009
JENIS SPT JUMLAH
SPT
KURANG
BAYAR
LEBIH
BAYAR
SPT Tahunan
PPh OP 1770
5.686 3.229.853.744 8.101.644
SPT Tahunan
PPh OP 1770 S
7.697 3.127.767.209 25.406.129
SPT Tahunan
PPh OP 1770 SS
SPT Tahunan
PPh Badan
2.353 6.785.508.567 2.063.787.266
JUMLAH 18.819 13.143.279.520 2.097.295.039
Sumber : KPP Pratama Medan Petisah Seksi Pelayanan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan jumlah penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT )
Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah tahun 2009 adalah
berjumlah 18.819. Pajak yang kurang dibayar lebih besar daripada pajak yang lebih
[image:49.595.105.505.144.231.2]bayar. Ini menunjukkan penerimaan pajak tahun 2009 belum oktimal.
Tabel : 3
STATISTIK PENERIMAAN SPT TAHUNAN
PER 31 DESEMBER 2010
JENIS SPT JUMLAH
SPT
KURANG
BAYAR
LEBIH
BAYAR
SPT Tahunan
PPh OP 1770
5.119 1.444.001.458 19.895.784
SPT Tahunan
PPh OP 1770 S
5.166 1.887.940.693 36.152.493
SPT Tahunan
PPh OP 1770 SS
SPT Tahunan
PPh Badan
2.278 4.257.710.665 6.000.876.718
JUMLAH 22.524 7.588.086.895 6.056.924.995
Sumber : KPP Pratama Medan Petisah Seksi Pelayanan
Dari tabel diatas dapat di jelaskan jumlah penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah adalah mengalami
peningkatan dari tahun 2009. Namun Pajak yang kurang dibayar lebih besar daripada
pajak yang lebih bayar. Ini menunjukkan penerimaan pajak tahun 2010 belum
optimal.
Tabel : 4
STATISTIK PENERIMAAN SPT TAHUNAN
PER 31 DESEMBER 2011
JENIS SPT JUMLAH
SPT
KURANG
BAYAR
LEBIH
BAYAR
SPT Tahunan
PPh OP 1770
5.179 1.898.660.505 8.905.858
SPT Tahunan
PPh OP 1770 S
4.871 1.422.514.266 12.049.864
PPh OP 1770 SS
SPT Tahunan
PPh Badan
2.397 31.718.945.521 791.079.681
JUMLAH 22.939 35.047.604.021 812.035.403
Sumber : KPP Pratama Medan Petisah Seksi Pelayanan
Dari tabel diatas dapat di jelaskan jumlah penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah pada tahun 2011
mengalami peningkatan dari tahun 2010. Pajak yang kurang bayar lebih besar
daripada pajak yang lebih bayar. Ini menunjukkan penerimaan pajak tahun 2010
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A.Mekanisme Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan pada KPP Pratama Medan
Petisah
1. Tenaga Penyuluh
Jumlah tenaga penyuluh yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah adalah berjumlah 7 orang yaitu :
a. Toni Rizal M ( Kepala Seksi Penyuluhan )
b. Julius
c. Eliebet P
d. Zulfahmi
e. Noto Susanto
f. Diyarto
g. Fretno Gultom
Adapu wilayah yang akan diberikan penyuluhan adalah :
a. Medan Helvetia
b. Sei Kambing
c. Sei Putih Timur
Untuk pelaksanaan penyuluhan perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Peetisah melakukan penyuluhan dalam 2 kali setahun yaitu pada awal bulan
(bulan januari) dan pertengahan bulan (bulan juni).
James F. Adams mempunyai pandangan bahwa “ Penyuluhan adalah merupakan
suatu pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu orang lain,
supaya dapat memahami lebih dalam, baik hubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapi pada waktu dan pada yang akan datang”. ( Pola Dasar Penyuluhan
Perpajakan 1980 ; 4 ).
Perlunya penyuluhan dilakukan adalah untuk meningkatkan penerimaan
pajak khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisa. Tenaga
penyuluh yaitu orang yang mampu untuk memberikan informasi kepada pada peserta
dalam proses penyuluhan kepada sasaran yang ingin dicapai. Tenaga penyulu yang
mengikuti pendidikan secara khusus secara bertahap dari segi kuantitas kurang
memadai, disamping itu kurang memiliki teknik komunikasi yang dapat
menyesuaikan diri dengan komunikasi yang dihadapinya.
Untuk merekrut tenaga penyuluh yang lebih profesional lagi, baik dalam hal
penguasaan materi, teknik penyampaian haruslah diambil orang-orang yang benar
ahli dalam hal itu. Khususnya KPP Pratama Medan Petisah memiliki tenaga penyuluh
2. Materi Penyuluhan
Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan perlu mengadakan pemilihan
penyuluhan materi penyuluhan dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan umur
peserta penyuluh. Berikut yang termasuk materi yang perlu diberikan kepada peserta
penyuluhan :
1. Pengertian pajak, tujuan dan latar belakang dikenakan pajak terutang kepada
masyarakat atau wajib pajak.
2. Tata cara penentuan dan perhitungan pajak terutang.
3. Tata cara pembayaran pajak.
4. Tata cara permohonan pembayaran pajak pada KPP, seperti pengajuan
keberatan, restitusi dan kompensasi, pengurangan pajak terutang.
5. Dokumen-dokumen atau surat-surat yang digunakan dalam pelaksanaan
kewajiban perpajaakan seperti : surat pemberitahuan, surat setoran pajak, surat
pemberitahuan pajak terutang dan sebagainya.
Materi yang dimaksud yang disampaikan nantinya akan membantu atau
3. Sasaran Penyuluhan
Agar pelaksanaan penyuluhan berjalan lancar maka fasilitas penyuluhan
harus lengkap dan memadai fasilitas penyuluhan terpenting adalah gedung atau
ruangan sebagai tempat penyuluhan yang dapat menampung peserta penyuluhan,
lokasinya harus mudah dijangkau masyarakat terutama situasi dan kondisi harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang memungkinkan diadakannya suatu kegiatan.
Selain itu sarana lain yang cukup untuk mempermudah peserta penyuluhan untuk
memahami materi yang disampaikan adalah,
laptop untuk memaparkan materi. Ada juga sarana dan prasarana yang lain seperti
brosur-brosur tentang pajak, infocus, mobil penyuluhan untuk mengimformasikan
kepada masyarakat kapan akan diadakan penyuluhan, menyebarkan
selebaran-selebaran mengenai perpajakan dan lain-lain yang berhubungan dengan penyuluhan
kepada masyarakat.
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan
ataupun memberikan imformasi kepada peserta penyuluhan untuk mendapatkan
pengetahuan tentang perpajakan. Metode penyuluhan ada 2, Metode Langsung dan
Metode Tidak Langsung. Dalam hal ini pihak KPP merupakan metode langsung yaitu
aparat penyuluh secara langsung bertatap muka dengan peserta penyuluh atau
penyuluhan pajak kemudian akan diberikan kesempatan kepada masyarakat jika ingin
bertanya apabila masih kurang paham. Dan jika ada masukan ataupun tanggapan dari
masyarakat diberi kesempatan untuk lebih tau mengenai materi yang disampaikan.
Metode ini sangat efisien mamfaatnya, karena disamping berhadapan langsung
dengan pihat penyuluh ada kebebasan dan keterbukaan antara masyarakat dengan
aparat penyuluh untuk menyampaikan aspirasinya untuk mendorong keinginan
masyarakat untuk melaksanakan kewajibannya.
Secara garis besar susunan acara penyuluhan perpajakan di KPP Pratama Medan
Petisah yaitu :
1. Kata pembukaan
Kata sambutan dari : - Mewakili audience/peserta penyuluhan
- Mewakili penyaji materi
2. Penyajian materi oleh tim penyuluh KPP pratama medan petisah
3. Tanya jawab antara peserta penyuluhan dan tim penyuluh
4. Penyelesaian masalah
B. Kendala Yang Dihadapi Aparat Penyuluh Dalam Pelaksanaan Penyuluhan
Pada KPP Pratama Medan Petisah.
Adapun kendala yang dihadapi aparat penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan
adalah :
1. Kurangnya minat masyarakat dalam mengikuti setiap acara penyuluhan
yang diadakan oleh pelaksana penyuluhan
2. Kurangnya tenaga penyuluh yang dimiliki KPP Pratama Medan Petisah
dikhususkan untuk menyampaikan materi penyuluhan.
Dari kendala/hambatan yang dihadapi aparat penyuluh Pajak maka dapa disimpulkan
pelaksanaan penyuluhan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah belum terlaksana dengan baik.
Teori yang mendukung :
Kendala yang dihadapi fiskus dalam hal pemungutan pajak :
1. Para pembayar pajak selalu berusaha untuk membayar pajak dengan sekecil
mungkin.
2. Para pembayar pajak berusaha melakukan penyeludupan pajak ( Tax Evasion
3. Pembayar pajak tidak kuatir dan tidak takut akan ketetapan maupun sanksi
administrasinya, memanfaatkan kelemahan-kelemahan administrasi sehingga
berusaha tidak membayar pajak.
4. Pembayar pajak berusaha mempengaruhi petugas pajak dengan bujukan,
godaan, kadang-kadang ancaman.
5. Administrasi pajak memiliki keengganan yang mendasar untuk meninjau
kembali kesalahan yang terdapat dalam keputusan-keputusan dan surat-surat
edaran yang dibuatnya sendiri.
6. Petugas pajak sering bertindak berlebihan, melebihi fungsi dan kewenangan
yang diberikan kepadanya dan kerap kali gagal melaksanakan tugas yang
diembannya akibat kemalasan, kelambanan dan penyalagunaan jabatan. (
Mohammad Zain,2007:9,10 ).
C. Upaya Petugas Penyuluh dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak
untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakannya
Adapun upaya yang dapat dilakukan petugas penyuluh dalam meningkatkan
kepatuahn Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu :
1. Memberikan informasi tentang pajak
Sebaiknya informasi yang diberikan kepada masyarakat, tidaklah sekedar agar
sebagai Wajib Pajak, tetapi juga memberi tahu manfaat mereka membayar pajak.
Pemberian informasi tentang pajak tidaklah cukup dengan hanya diberikan pada
Kantor Pelayanan Pajak saja, tetapi juga disampaikan melalui media-media yang
mudah didapatkan oleh masyarakat baik itu media massa maupun media elektronik.
Adapun beberapa media tersebut adalah :
a. Televisi
Peranan televisi sangat penting dalam menginformasikan hal-hal yang berhubungan
dengan masalah perpajakan. Karena seperti yang kita ketahui televisi merupakan
media informasi yang sangat umum digunakan oleh masyarakat.
b. Radio
Sebagai media elektronik yang menyebarkan informasi mengenai perpajakan dan
dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di berbagai pelosok tanah air dan berbagai
jenis dan lapisan masyarakat juga sangat mendukung.
c. Surat Kabar
Informasi yang diperoleh melalui Surat Kabar adalah mengenai pemberitahuan
tentang Surat Keputusan ataupun Surat Edaran yang diterbitkan oleh Direktorat
Jendral Pajak.
Telah kita ketahui sangat mudah mengakses informasi terbaru mengenai perpajakan
di Indonesia dengan wabsite www.pajak.go.id
2. Memberikan jasa pelayanan dengan baik kepada Wajib Pajak.
Pelayanan yang baik kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Direktorat Jendral Pajak memberikan
jasa pelayanan pajak antara lain :
a. Memberikan penyuluhan pajak dan restitusi pajak.
b. Permohonan perubahan alamat Wajib Pajak.
c. Permohonan NPWP dan NPPKP.
d. Melayani loket penerimaan SPT.
e. Menyediakan AR untuk membimbing Wajib Pajak utuk mengisi SPT.
3. Menjaga nama baik Perpajakan agar masyarakat tidak berpikir negatif tentang
pegawai pajak, salah satunya tidak melakukan korupsi.
4. Penyuluhan perpajakan dan penegakan hukum yang sepenuhnya kepada
Wajib Pajak agar semakin loyal dan sadar akan kewajiban perpajakannya.
Penyuluhan seputar perpajakan harus sering dilakukan Direktorat Jendral Pajak,
misalnya saja dengan menyelenggarakan seminar-seminar dalam memperkenalkan
umumnya, seminar-seminar pada mahasiswa di dunia kampus, maupun workshop
aplikasi pengisian SPT bagi Bendaharawan.
Penyuluhan juga dapat dilkukan dengan membagikan atau menyediakan di Kantor
Pelayanan Pajak yaitu modul-modul mengenai jenis pajak tertentu,
selebaran-selebaran pajak ataupun dapat juga berupa spanduk di jalan raya untuk
memberitahukan informasi tentang pajak.
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang tidak merata harus segera diatasi dengan
penyuluhan dan penegakan hukum (Low Enforcement). Hal ini akan mendidik Wajib
Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Kedua hal di atas merupakan
pendapat Penulis untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk penerimaan
Negara dari sektor pajak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
1. Penyuluhan perpajakan adalah suatu sistem penyampaian informasi , konsultasi
dan bimbingan secara berkesenambungan kepada masyarakat guna meningkatkan
pengetahuan, kesadaran dan kemauan anggota masyarakat tersebut untuk
memperoleh hak dan kewajibannya ( Pusat Penyuluhan, 1989:1 ).
2. Sistem penyuluhan pajak merupakan elemen penting bagi Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah khususnya untuk menumbuhkan atau
mengembangkan kesadaran masyarakat akan kewajiban sebagai wajib pajak.
3. Jumlah tenaga penyuluh pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
adala 7 orang. Wilayah penyuluhannya adalah Medan Helvetia, Sei Kambing dan
Sei Putih Timur.
4. Pelaksanaan penyuluhan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
dilakukan 2 kali setahun, yaitu pada bulan januari dan juni.
5. Kurangnya tenaga penyuluh yang memiliki kemampuan untuk memberikan
sosialisasi penyuluhan perpajakan pada KPP Pratama Medan Petisah
6. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh aparat penyuluh disesuaikan dengan
tingkat umur dan pengetahuan masyarakat.
7. Sarana yang digunakan Berupa laptop, infocus, gedung untuk pelaksanaan
penyuluhan , brosur-brosur tentang pajak dan juga prangkat elektronik lainnya
serta mobil penyuluh untuk menginformasikan kepada masyarakat kapan
pelaksanaan penyuluhan diadakan.
8. Dalam pelaksanaan penyuluhan oleh aparat penyuluh KPP Pratama Medan
Petisah menggunakan metode langsung, dimana aparat penyuluh langsung
bertatap muka dengan masyarakat dalam menyampaikan informasi.
9. Berdasarkan statistik data wajib pajak terdaftar dan statistik penerimaan SPT
tahunan dalam 3 tahun terakhir dapat disimpulkan adanya peningkatan baik
jumlah wajib pajak dan penerima SPT tahunan, ini menunjukkan program
penyuluhan yang sudah terealisasi membawa dampak positif bagi KPP Pratama
Medan Petisah dalam pencapaian penerimaan pajak yang semakin meningkat.
10. Dalam pelaksanaan penyuluhan banyak masalah yang dihadapi. Adapun masalah
itu datang dari pihak penyuluh itu sendiri dan dari masyarakat. Dari masyarakat
masalah yang timbul adalah kurangnya minat untuk mengikuti setiap acara
masalah yang datang dari pihak KPP adalah kurangnya tenaga penyuluh yang
tampil dan mampu berkomunikasi dengan baik untuk mensosialisasikan pajak
kepada masyarakat.
B. SARAN-SARAN
1. Sebaiknya materi yang akan disampaikan aparat penyuluh berhubungan
dengan tujuan, peran pajak dalam pembanguna dan pengalokasian pajak
sehingga kecurigaan masyarakat akan pemungutan pajak tidak menghambat
kelancaran pelaksanaan penyuluhan dan ingatan masyarakat terhadap image
pajak yang kurang baik pelan-pelan hilang dari pikiran masyarakat.
2. Untuk menambah kualitas dan kuantitas penyuluhan hendaknya Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah menambah jumlah tenaga penyuluh
yang tampil untuk memaksimalkan tujuan pelaksanaan penyuluhan yang
nantinya dapat menjangkau semua masyarakat wajib pajak.
3. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
sebaiknya harus dapat memotivasi peserta penyuluhan, adanya variasi dan
metode penyuluhan yang dapat menghilangkan rasa bosan masyarakat selama
mengikuti penyuluhan. Sehingga dalam sosialisasi tersebut masyarakat
merasa nyaman mengikutinya dengan sungguh-sungguh.
4. Menambah jadwal kegiatan penyuluhan untuk lebih memaksimalkan
DAFTAR PUSTAKA
Atep, Adyabarata., (1992). Perpajakan. Penerbit Armico.
Brotodigarjo.R.Santoso., (1987). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat,Jakarta.
Haula Rosdiana,Rasin Tarigan., (2005). Perpajakan “Teori dan Aplikasi”,
PT. Grasindo Persada, Jakarta
Mohammad Zain., (2007). Manajemen Perpajakan. Salemba Empat,Jakarta
Judissen Rimsky,K., (1997). Perpajakan. PT Gramedia Pustaka Umum.
Mardiasmo., (2006). Perpajakan. Yogyakarta : Andi.
Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan, (1989),Pusat Penyuluhan, Jakarta
Siahaan P,Marihot., (2004). Perpajakan Umum. Jakarta :PT Gramedia Pustaka
Umum.
Suryamoh,Jumhur., (1975). Bimbingan dan Penyluhan,Ilmu Bandung.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan.