• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia

Periode 2005-2009

Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat dalam Mengajukan Skripsi serta Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh:

TRI SUSILO ANGGORO F 0207119

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

“When the dusk Is coming, then you can rest assured that you will see the sunrise tommorow”

“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu.”

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan bantuan

berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Hunik Sri Runing S, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Sunarjanto M.M, selaku pembimbing skripsi dan pembimbing

akademik yang telah mengarahkan dan membimbing penulis hingga

terselesaikannya penyusunan skripsi ini, dan juga telah memberikan

pengarahan dalam perkuliahan selama di Jurusan Manajemen Fakultas

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

6. Teman- teman dan sahabatku selama kuliah ini.

7. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

penyempurnaan skripsi ini.

Wassalamu‘alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 10 Juni 2011

Penulis

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

A lot of thanks to……

ü ALLAH SWT, dengan segala zat ciptaan-Nya

ü Buat _ _ _ _ _ _ , mengenalmu selama ini merupakan hal terindah dihidupku, my prayer is always with you.

ü Bobi N R (selaku teman seperjuangan) akhirnya kita bisa coy.

ü Geng TONG KOSONG (Samson, Ivan, Bobi, Ida, Tami) yang akhirnya lulus semua….kangen mendebatkan hal2 yang nggak mutu dengan kalian…..i’ll miss you guys….

ü Para sahabat “Belajar Bareng”, Dije, Mily, Yuda, Mami Zaga, Ardian, Bolii, dll yang merasa selalu ngikut belajar bareng bersama kita.

ü Akademi Futsal E-United (Fuad, Johan, Rendy, Titut, Ebbi, Andry, Fava, Eko, Rizky, Samson, Bobi, Dije, Rico, Intan), yang meskipun kalah tetap SOMBONG…mari kita rebut bintang ketiga kita…...

ü Para chawout-ers (Fariz, Peka, Kunto, Sunu, Ari, Desta, dll) semoga tetap menjunjung tinggi semboyan kita “ karna silaturahmi adalah segalanya”

ü Karyawan Perusahaan ADVEX, Tita, Windyan, Icha, Linda, Elok, Mufti, Arlina, Dhea, Fadhian, Lestyo, Aan Maniak, Aditya Yoga. Ayom.

ü Para penghuni “pos rondo”, Sakti, Ucup, Roni bulu, Purwo, Pepi, Agung,….tetep jaga pos yaa…..

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Indeks Harga Saham Gabungan ... 9

2. Pengertian Inflasi ... 10

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Instrumen Penelitian... 22

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) ... 38

b. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2) ... 39

c. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) ... 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 44

B. Keterbatasan Penelitian ... 44

C. Saran ... 45

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ... 17

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Hasil Output Descriptive Statistics ... 32

Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas ... 34

Tabel IV.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 35

Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 36

Tabel IV.5 Hasil Uji Regresi ... 37

Tabel IV.6 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) ... 38

Tabel IV.7 Uji R2 Variabel-variabel Independen ... 39

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PADA BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2005-2009 TRI SUSILO ANGGORO

F 0207119

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun penelitian dalam bidang ini sudah banyak dilakukan oleh penliti lain namun masalah dalam bidang ini masih tetap menarik untuk dibahas karena hasilnya yang tidak konsisten dari para peneliti. Banyak variabel lain yang masih belum di uji.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series dari inflasi, kurs, suku bunga SBI, dan IHSG yang berjumlah 60 selama periode 2005-2009. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda.

Penelitian ini menemukan bahwa kurs dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (α=5%).

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INFLATION, EXCHANGE RATE, INTEREST RATE ON STOCK PRICE INDEX ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

DURING THE 2005-2009 PERIOD

TRI SUSILO ANGGORO F 0207119

This research tries to examine the influence of inflation, exchange rate, and interest rate on stock price index. Even the study in this field has been done by many researchers but there search in this field still an attractive problem to examine because the results were inconsistent among researchers. There are a lot of other variables that have not been examined yet.

The data for this research are the time series data from inflation, exchange rate, and interest rate that consist of 60 data during 2005-2009 period. Data were collected by documentation methods. The analytical methods used in this research were multiple regression.

This research found that exchange rate and interest rate have significantly influences stock price index (α=5%).

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PADA BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2005-2009

TRI SUSILO ANGGORO F 0207119

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun penelitian dalam bidang ini sudah banyak dilakukan oleh penliti lain namun masalah dalam bidang ini masih tetap menarik untuk dibahas karena hasilnya yang tidak konsisten dari para peneliti. Banyak variabel lain yang masih belum di uji.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series dari

inflasi, kurs, suku bunga SBI, dan IHSG yang berjumlah 60 selama periode 2005-2009. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda.

Penelitian ini menemukan bahwa kurs dan suku bunga SBI berpengaruh

signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (α=5%).

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INFLATION, EXCHANGE RATE, INTEREST RATE ON STOCK PRICE INDEX ON INDONESIA STOCK EXCHANGE DURING

THE 2005-2009 PERIOD

TRI SUSILO ANGGORO F 0207119

This research tries to examine the influence of inflation, exchange rate, and interest rate on stock price index. Even the study in this field has been done by many researchers but there search in this field still an attractive problem to examine because the results were inconsistent among researchers. There are a lot of other variables that have not been examined yet.

The data for this research are the time series data from inflation, exchange rate, and interest rate that consist of 60 data during 2005-2009 period. Data were collected by documentation methods. The analytical methods used in this research were multiple regression.

This research found that exchange rate and interest rate have significantly influences stock price index (α=5%).

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendanaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi

keberhasilan usaha suatu perusahaan. Dikatakan penting karena fungsi inilah yang

melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil

membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan

bisa diperoleh baik melalui pendanaan dari dalam perusahaan maupun pembiyaan

dari luar perusahaan. Sumber pendanan eksternal diperoleh perusahaan dengan

melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada

masyarakat (go public) di pasar modal.

Pasar modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan

kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh

karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang menarik

bagi para akademisi dan praktisi pasar untuk mempelajarinya. Indeks Harga

Saham Gabungan mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis

ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Hal ini ditunjukkan dari

perkembangan nilai IHSG dan nilai transaksi. Nilai IHSG mengalami peningkatan

hingga 400 persen dari tahun 2000 hingga 2008. Nilai IHSG yang semakin tinggi

merupakan bentuk kepercayaan investor atas kondisi ekonomi Indonesia yang

semakin kondusif. Namun krisis ekonomi global mulai pertengahan tahun 2008

telah mendorong jatuhnya nilai IHSG sebesar 50 persen dalam kurun waktu yang

relatif singkat (satu tahun). Krisis yang berasal dari Amerika Serikat telah

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

meruntuhkan perekonomian di benua Eropa dan Asia, khususnya negara

berkembang.

Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup

besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk

meredam pengaruh buruk dari krisis, mulai dari menaikkan tingkat suku bunga,

menaikkan bahan bakar minyak, maupun memperketat lalu lintas mata uang

asing.

Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia,

dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator

economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh

ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya

informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan

berpengaruh pada IHSG.

Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap

pergerakan IHSG yaitu: faktor domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal ke

Indonesia. Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara seperti

inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku bunga, maupun nilai

tukar Rupiah. Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh

pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.

Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk globablisasi dan

semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia. Kondisi ini memungkinkan

timbulnya pengaruh dari bursa-bursa yang maju (developed) terhadap bursa yang

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang terjadi belakangan ini telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 1997,

termasuk bursa Indonesia.

Krisis ekonomi yang bermula dari krisis moneter menimbulkan pengaruh

pada nilai tukar uang local (local currency) dengan valuta asing (foreign

currency), terutama pada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kegiatan

perdagangan internasional sangat tergantung kepada penggunaan mata uang asing

terutama mata uang yang tergolong hard currency.

Adanya keterkaitan tersebut sangat berpengaruh terhadap cashflow

perusahaan, hal ini disebabkan karena nilai tukar akan mempengaruhi secara

signifikan biaya bahan baku dan nilai penjualan perusahaan yang dapat

menimbulkan resiko yang sangat besar. Resiko tersebut timbul karena adanya

fluktuasi perubahan nilai tukar antara uang local (local currency) dengan valuta

asing (foreign currency) yang disebut dengan kurs.

Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat. Pembangunan akan

berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Perhitungan inflasi

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Apabila tingkat inflasi semakin naik, maka

tingkat harga IHSG akan semakin turun. Hal ini dikarenakan dengan tingginya

tingkat inflasi, maka keuntungan perusahaan akan berkurang. Sehingga para

investor tidak mau berinvestasi, hal ini menyebabkan harga IHSG akan menurun.

Djayani Nurdin (1999) melakukan penelitian dan hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Flannery dan Protopapadakis (2002) melakukan penelitian mengenai

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

inflasi mempunyai hubungan negatif dengan tingkat pengembalian saham. Hasil

yang relatif sama juga dihasilkan dari penelitian Wongbangpo dan Sharma (2002),

dimana inflasi mempunyai pengaruh negatif negatif terhadap tingkat

pengembalian harga saham.

Pada tahun 2002 sampai dengan 2004 nilai tukar rupiah, tingkat suku

bunga SBI dan inflasi terus mengalami fluktuasi yang sangat signifikan. Nilai

rata-rata kurs rupiah terhadap dollar dalam kurun waktu tersebut berfluktuasi di

sekitar Rp.10.393 sampai dengan Rp.8.229 (www.bi.go.id).

Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar berdampak negatif terhadap pasar

modal, karena para investor lebih memilih berinvestasi di pasar uang. Studi

mengenai hubungan antara nilai tukar dan reaksi pasar saham telah banyak

dilakukan. Penelitian yang berhubungan dengan masalah nilai tukar dan return

saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Chow, et al (1997) juga

menemukan bahwa nilai tukar riil dollar AS berkolerasi signifikan positif dengan

return saham dan nilai tukar riil dapat menjelaskan return saham perusahaan pada

periode Maret 1977 sampai dengan Desember 1989. Sedangkan Oghuzan

Aydemir dan Erdal Demirhan (2009) menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh

negatif pada harga saham di Turki.

Perkembangan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar secara tidak

langsung berhubungan dengan tingkat inflasi, dan tingkat bunga yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia. Tingkat suku bunga SBI rata-rata yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia berkisar di antara 7,32% sampai dengan 17,22% dan tingkat

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2002 sampai dengan 2004. Namun demikian pada tahun 2006 suku bunga SBI

mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu berkisar 9%. Dampak dari berbagai

hal tersebut mengakibatkan kegiatan investasi dan bisnis serta industry yang ada

di Indonesia pada umumnya mengalami kerugian.

Investor dapat menggunakan tingkat bunga sebagai patokan untuk

perbandingan bila ingin berinvestasi. Umumnya tingkat bunga mempunyai

hubungan negatif dengan bursa saham. Hal ini dikarenakan meningkatnya suku

bunga mengakibatkan para pemilk modal lebih memilih menyimpan uangnya di

bank daripada memilih berinvestasi di pasar saham, sehingga menyebabkan harga

saham menurun.

Ana Octavia (2007) juga berpendapat bahwa terdapat pengaruh positif

antara tingkat suku bunga terhadap harga saham.

Mukherjee dan Naka (1995) menguji tentang pengaruh tingkat suku bunga

terhadap harga saham di Jepang, dan hasilnya tingkat suku bunga beerpengaruh

negatif terhadap harga saham.

Dalam situasi perekonomian yang sedang krisis, resiko sistematis menjadi

lebih besar dibanding situasi perekonomian dalam keadaan yang baik. Sehingga

total resiko yang terkandung dalam sebuah investasi dalam saham pada masa

krisis akan lebih besar dibandingkan resiko total pada masa perekonomian dalam

keadaan yang baik. Karena resiko yang meningkat, maka harga saham akan

cenderung turun. Penurunan harga saham yang tajam secara keseluruhan akan

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Berbagai informasi yang masuk di pasar modal maupun kejadian yang

tidak berhubungan dengan pasar modal dapat mempengaruhi volatilitas atau naik

turunnya harga saham. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor baik

internal maupun eksternal. Pengaruh peristiwa-peristiwa dunia yang terjadi dan

peregerakan indeks saham luar negeri menjadi faktor eksternal yang dominan.

Sedangkan faktor internal lebih dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dalam negeri

yang terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi pergerakan Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dalam menentukan pilihan investasi, faktor-faktor ekonomi makro secara

empiris telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di

beberapa negara. Tandelilin (2001), menyebutkan salah satu faktor ekonomi

makro yang berpengaruh terhadap investasi di suatu negara adalah tingkat suku

bunga. Pada saat perekonomian baik, tingkat suku bunga rendah, sebliknya pada

saat perekonomian buruk, tingkat suku bunga tinggi. Perubahan suku bunga bisa

mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Return saham tercermin dalam

harga saham. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara

negatif, ceteris paribus (Nasseh dan Strauss 2000).

Fokus dari penelitian ini adalah pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga SBI

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. Pengambilan ketiga faktor

tersebut bukan disebabkan oleh ketiga faktor itu saja yang dicurigai memiliki

pengaruh terhadap perubahan harga saham di Indonesia, akan tetapi lebih pada

kecurigaan bahwa ketiga faktor tersebut sangat dominan pengaruhnya terhadap

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dari alasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

”Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

1.Apakah pengaruh inflasi terhadap perubahan Indeks harga saham

gabungan (IHSG)?

2. Apakah pengaruh kurs terhadap perubahan Indeks harga saham gabungan

(IHSG)?

3. Apakah pengaruh suku bunga SBI terhadap perubahan Indeks harga saham

gabungan (IHSG)?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan

dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui apakah inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap

IHSG.

2. Untuk mengetahui apakah kurs berpengaruh secara signifikan terhadap

IHSG.

3. Untuk mengetahui apakah suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti:

Sebagai upaya untuk mendapatkan pengalaman yang berharga dalam

menulis karya ilmiah, dan memperdalam pengetahuan terutama di bidang pasar

modal.

2. Bagi Akademisi:

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk

penelitian selanjutnya.

3. Bagi Investor:

Investor dan calon investor memperoleh informasi yang benar tentang

pengaruh dan hubungan inflasi, kurs dan suku bunga SBI khususnya terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, karena informasi

merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam pengambilan

keputusan di pasar modal sebagai akibat dari adanya mekanisme ekonomi dan

ekspektasi pasar. Investor dapat menggunakan informasi tambahan ini dalam

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks haraga saham sebenarnya merupakan angka indeks hatga saham

yang telah disusun dan dihitunga sedemikian rupa sehingga menghasilkan trend.

Kenaikan indeks harga saham menunjukan pasar dalam keadaan bergairah. Tidak

berubahnya indeks harga saham menunjukkan situasi dalam keadaan stabil,

sedangkan indeks harga saham mengalami penurunan, menunjukkan kondisi pasar

sedang menunjukkan kelesuan.

Untuk mengetahui situasi pasar secara umum, kita harus mengetahui apa

yang disebut sebagai indeks harga saham gabungan. Indeks Harga Saham

Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite

Index atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang

digunakan oleh Bursa Efek ndonesia (BEI). Diperkenalkan pertama kali pada

tanggal 1 April 1983, sebagai indicator pergerakan harga saham di BEI, Indeks ini

mencakup pergerakan hara seluruh saham biasa dan saham preferen yang tecatat

di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982.

Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham

tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.

Pada prinsipnya perhitungan IHSG tidak berbeda dengan perhitungan

indeks harga saham individu. Hanya saja, dalam perhitungan IHSG kita harus

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menjumlahkan seluruh harga saham yang ada (listing). Oleh karena itu, rumus

untuk menghitung IHSG adalah :

IHSG = x 100%

dimana:

IHSG : Indeks harga Saham Gabungan

: Total harga semua saham pada waktu yang berlaku

: Total semua harga saham pada waktu dasar

Bila IHSG berada di atas 100 berarti kondisi pasar sedang dalam keadaan

ramai, sebaliknya bila IHSG berada di bawah angka 100, pasar sedang dalam

keadaan lesu. Bila IHSG tepat menunjukkan angka 100, maka pasar dalam

keadaan stabil (Widoatmodjo, 1996).

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan

perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG

dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat

dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

2. Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat. Pembangunan akan

berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Perhitungan inflasi

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Perhitungan inflasi negara dihitung

berdasarkan inflasi di 45 kota yang terdiri dari 30 provinsi dan meliputi 293-397

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Penelitian mengenai inflasi dengan tingkat pengembalian saham (stock

returns) telah banyak dilakukan, khususnya pada negara berkembang. Hasil

beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat inflasi berhubungan

negatif dengan tingkat pengembalian saham.

Djayani Nurdin (1999) melakukan penelitian dan hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Flannery dan Protopapadakis (2002) melakukan penelitian mengenai

inflasi dan tingkat pengembalian saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

inflasi mempunyai hubungan negatif dengan tingkat pengembalian saham. Hasil

yang relatif sama juga dihasilkan dari penelitian Wongbangpo dan Sharma (2002),

dimana inflasi mempunyai pengaruh negatif negatif terhadap tingkat

pengembalian harga saham.

Gudono (1999) dalam penelitiannya berpendapat bahwa inflasi tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

3. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Kurs adalah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang

lainnya. Kurs dapat direpresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang

dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing.

Risiko nilai kurs merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan

nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain (asing). Perusahaan

yang menggunakan mata uang asing dalam menjalankan aktivitas operasional dan

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tidak diantisipasi oleh perusahaan akan berpengaruh pada nilai perusahaan

tersebut.

Ajayi dan Mougoue (1996) menguji hubungan dinamis antara nilai tukar

uang dengan indeks saham di delapan negara maju. Secara umum hasilnya

menunjukkan bahwa peningkatan jumlah harga saham domestik mempunyai

pengaruh negatif terhadap nilai mata uang domestic dalam jangka pendek dan

berpengaruh positif dalam jangka panjang. Sedangkan depresiasi mata

uangberpengaruh negatif terhadap pasar modal baik dalam jangka panjang

maupun jangka pendek.

Chow, et al (1997) juga menemukan bahwa nilai tukar riil dollar AS

berkolerasi signifikan positif dengan return saham dan nilai tukar riil dapat

menjelaskan return saham perusahaan pada periode Maret 1977 sampai dengan

Desember 1989.

4. Pengertian Suku Bunga

Tingkat suku bunga dapat didefinisikan sebagai tingkat pengembalian aset

yang mempunyai risiko mendekati nol. Investor dapat menggunakan tingkat

bunga sebagai patokan (benchmark) untuk perbandingan bila ingin berinvestasi.

Umumnya tingkat bunga mempunyai hubungan negatif dengan bursa saham. Bila

pemerintah mengumumkan tingkat bunga yang lebih tinggi maka investor akan

menjual sahamnya dan mengganti pada instrimun berpendapatan tetap yang

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Mukherjee dan Naka (1995) menguji tentang pengaruh tingkat suku bunga

terhadap harga saham di Jepang, dan hasilnya tingkat suku bunga berpengaruh

negatif terhadap harga saham.

5. Pengertian SBI

Salah satu instrumen pasar uang yang digunakan oleh Bank Indonesia

untuk mengendalikan likuiditas perrekonomian adalah Sertifikat Bank Indonesia

atau SBI. SBI adalah instrumen keuangan jangka pendek yang dijadikan tolak

ukur oleh bank-bank pemerintah, swasta nasional dan swasta asing dalam

menentukan tingkat suku bunga tabungan, deposito dan pinjaman kepada

masing-masing nasabahnya. Dalam kondisi normal fungsi utama SBI adalah menjaga

uang yang beredar berada dalam jumlah yang optimal. Namun sejak krisis

moneter melanda Indonesia tahun 1997, SBI juga digunakan oleh Bank Sentral

untuk mencegah meningkatnya permintaan dana oleh masyarakat dan kalangan

pengusaha swasta nasional untuk keperluan transaksi dan berjaga-jaga. Pada

kondisi tersebut, meningkatnya permintaan uang oleh masyarakat dan kalangan

pengusaha nasional tidak sepenuhnya digunakan untuk keperluan dimaksud,

namun digunakan untuk berspekulasi membeli Dollar guna memperoleh

keuntungan yang spekulatif.

B.Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Inflasi dengan IHSG

Djayani Nurdin (1999) melakukan penelitian dan hasil dari penelitian

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Flannery dan Protopapadakis (2002) melakukan penelitian mengenai

inflasi dan tingkat pengembalian saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

inflasi mempunyai hubungan negatif dengan tingkat pengembalian saham. Hasil

yang relatif sama juga dihasilkan dari penelitian Wongbangpo dan Sharma (2002),

dimana inflasi mempunyai pengaruh negatif negatif terhadap tingkat

pengembalian harga saham. Ming-Hua Liu dan Keshab M. Shresta (2008)

berpendapat bahwa terdapat pengaruh negatif antara inflasi dengan harga saham

di China.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gudono (1999)

berpendapat lain, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa inflasi tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

2. Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) dengan IHSG

Studi mengenai hubungan antara nilai tukar dan reaksi pasar saham

telah banyak dilakukan. Penelitian yang berhubungan dengan masalah nilai tukar

dan return saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.

Jorion (1990) menguji return saham secara bulanan, terhadap 287

perusahaan multinasional di Amerika Serikat dari tahun 1971 sampai 1987, yang

menemukan bahwa antara return saham dan nilai dollar berhubungan secara

positif terhadap presentase kegiatan asing.

Rool (1992) menemukan bahwa nilai tukar riil menjelaskan porsi

yang signifikan atas common-currency yang menyatukan return indeks nasional

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

produktivitas tenaga kerja, yang mengubah harga relative riil antara barang

domestic dan asing.

Ajayi dan Mougoue (1996) menguji hubungan dinamis antara nilai

tukar uang dengan indeks saham di delapan negara maju. Secara umum hasilnya

menunjukkan bahwa peningkatan jumlah harga saham domestik mempunyai

pengaruh negatif terhadap nilai mata uang domestik dalam jangka pendek dan

berpengaruh positif dalam jangka panjang. Sedangkan depresiasi mata

uangberpengaruh negatif terhadap pasar modal baik dalam jangka panjang

maupun jangka pendek.

Chow, et al (1997) juga menemukan bahwa nilai tukar riil dollar AS

berkolerasi signifikan positif dengan return saham dan nilai tukar riil dapat

menjelaskan return saham perusahaan pada periode Maret 1977 sampai dengan

Desember 1989.

Utami dan Rahayu (2003) serta Suciwati dan Machfoedz (2002)

hasilnya menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dollar berpengaruh

positif terhadap saham. Yutaka Kurihara (2006) mengemukakan bahwa exchange

rate mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham di Jepang. Oghuzan

Aydemir dan Erdal Demirhan (2009) menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh

negatif pada harga saham di Turki.

Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih et al (2001)

menunjukkan hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar berpengaruh

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

penelitian bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak

berpengaruh terhadap resiko investasi saham.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa dalam kondisi normal dimana

fluktuasi kurs tidak terlalu tinngi, hubungan kurs dengan pasar modal adalah

berkolerasi positif. Tapi jika terjadi depresiasi atau apresiasi kurs, maka hubungan

kurs dengan pasar modal akan berkolerasi negatif.

3. Pengaruh Suku Bunga dengan IHSG

Ana Octavia (2007) juga berpendapat bahwa terdapat pengaruh positif

antara tingkat suku bunga terhadap harga saham. Mukherjee dan Naka (1995)

menguji tentang pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham di Jepang,

dan hasilnya tingkat suku bunga beerpengaruh negatif terhadap harga saham.

Gudono (1999) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat suku bunga

terhadap harga saham, dan hasilnya menunjukkan bahwa tingkat suku bunga

berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Disisi lain, Haruman dkk (2005) dalam penelitinnya mengemukakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga terhadap

harga saham.

C.Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai

variabel dependen atau terikat dihubungkan dengan variabel independen yaitu

faktor-faktor makroekonomi, dalam hal ini adalah Inflasi, kurs dan suku bunga

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Varibel Independen Varibel Dependen

X Y

Flannery dan Protopapadakis (2002) dan Wongbangpo dan Sharma (2002)

melakukan penelitian mengenai inflasi dan tingkat harga saham. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi mempunyai hubungan negatif dengan

tingkat harga saham.

Yutaka Kurihara (2006) mengemukakan bahwa exchange rate mempunyai

pengaruh negatif terhadap harga saham di Jepang. Sedangkan Oghuzan Aydemir

dan Erdal Demirhan (2009) menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif

pada harga saham di Turki.

Mukherjee dan Naka (1995) menguji tentang pengaruh tingkat suku bunga

terhadap harga saham di Jepang, dan hasilnya tingkat suku bunga beerpengaruh

negatif terhadap harga saham.

Hubungan antara variabel dependen dan independen tersebut dapat

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adalah Indeks Hrga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dan mungkin akan berbeda

jika diterapkan dalam obyek penelitian yang lain. Setelah melihat uraian dalam

landasan teori diatas, maka proposisi/hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai

berikut :

1. Pengaruh Inflasi terhadap IHSG

Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat. Pembangunan akan

berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Perhitungan inflasi

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Apabila tingkat inflasi semakin naik, maka

tingkat harga IHSG akan semakin turun. Hal ini dikarenakan dengan tingginya

tingkat inflasi, maka keuntungan perusahaan akan berkurang. Sehingga para

investor tidak mau berinvestasi, hal ini menyebabkan harga IHSG akan menurun.

Penelitian mengenai inflasi dengan tingkat harga saham telah banyak

dilakukan, khususnya pada negara berkembang. Hasil beberapa penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat inflasi berhubungan negatif dengan

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Flannery dan Protopapadakis (2002) melakukan penelitian mengenai

inflasi dan tingkat harga saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi

mempunyai hubungan negatif dengan tingkat harga saham. Hasil yang relatif

sama juga dihasilkan dari penelitian Wongbangpo dan Sharma (2002), dimana

inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat harga saham.

H1 : Inflasi berpengaruh negatif terhadap IHSG

2. Pengaruh Kurs terhadap IHSG

Kurs adalah harga suatu mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang

lainnya. Kurs dapat direpresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang

dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Melemahnya kurs rupiah

terhadap dolar berdampak negatif terhadap pasar modal, karena para investor

lebih memilih berinvestasi di pasar uang.

Yutaka Kurihara (2006) mengemukakan bahwa exchange rate mempunyai

pengaruh negatif terhadap harga saham di Jepang.

Oghuzan Aydemir dan Erdal Demirhan (2009) menemukan bahwa nilai

tukar berpengaruh negatif pada harga saham di Turki.

Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih et al (2001) menunjukkan

hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar berpengaruh negatif terhadap

saham.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap IHSG

Tingkat suku bunga dapat didefinisikan sebagai tingkat

pengembalian aset yang mempunyai risiko mendekati nol. Investor dapat

menggunakan tingkat bunga sebagai patokan untuk perbandingan bila ingin

berinvestasi. Umumnya tingkat bunga mempunyai hubungan negatif dengan bursa

saham. Hal ini dikarenakan meningkatnya suku bunga mengakibatkan para pemilk

modal lebih memilih menyimpan uangnya di bank daripada memilih berinvestasi

di pasar saham, sehingga menyebabkan harga saham menurun.

Mukherjee dan Naka (1995) menguji tentang pengaruh tingkat suku

bunga terhadap harga saham di Jepang, dan hasilnya tingkat suku bunga

beerpengaruh negatif terhadap harga saham.

Gudono (1999) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat

suku bunga terhadap harga saham, dan hasilnya menunjukkan bahwa tingkat suku

bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003) meneliti tentang

pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG, dan hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Desain penelitian ini adalah rencana dari struktur penelitian yang

mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif,

efisien, dan efektif (Jogiyanto, 2004). Menurut Indriantoro dan Supomo (2002),

secara umum yang perlu ditentukan di dalam desain penelitian adalah

karakteristik-karakteristik dari penelitiannya meliputi : tujuan studi, tipe

hubungan antar variabel, lingkungan (setting) studi, unit analisis, horison

waktu, dan pengukuran construct.

1. Tujuan Studi

Tujuan studi penelitian ini adalah hypothesis testing (pengujian

hipotesis), yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk

hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara

inflasi, kurs dan suku bunga SBI dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

2. Tipe Hubungan Variabel

Tipe hubungan variabel dalam penelitian ini adalah hubungan

sebab-akibat (kausal), yaitu penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel

bebas (independent) dengan variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini

variabel dependennya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang

dipengaruhi oleh variable independen inflasi, kurs, dan suku bunga SBI.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Lingkungan (setting) Penelitian

Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan

yang natural dan lingkungan yang artificial (buatan). Lingkungan (setting)

penelitian ini adalah lingkungan yang natural, yaitu dengan mengambil subyek

penelitian faktor-faktor makroekonomi pada beberapa perusahaan yang terdapat di

BEI.

4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam

penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena

mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Unit analisis

penelitian ini adalah faktor-faktor makroekonomi, yaitu data yang dianalisis

berasal dari data yang terdapat di BEI.

5. Horison Waktu

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada waktu tertentu (satu

titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa waktu yang

relatif lebih lama tergantung pada karakteristik masalah yang akan dijawab.

Penelitian ini merupakan studi satu tahap (one shot study), yaitu penelitian yang

datanya dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu dalam penelitian ini yaitu

tahun 2005-2009.

B.Instrumen Penelitian

Variable dalam penelitian ini meliputi variable kebijakan deviden, variable

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1. Variabel Dependen

IHSG adalah merupakan idikator dari perubahan harga saham

bulanan.

2. Variabel Independen

a. Inflasi adalah perubahan harga secara agregat.

b. Kurs adalah nilai tukar Rupiah terhadap dollar amerika.

c. Suku bunga SBI adalah suku bunga bulanan.

C.Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Sumber data sekunder adalah sumber data atau informasi yang dikumpulkan

orang atau pihak lain yang digunakan peneliti untuk penelitiannya (Sekaran,

2000 ; 255). Data tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Indonesia

di BEI untuk IHSG bulanan pada periode tahun 2005-2009, begitu pula periode

yang sama untuk data suku bunga SBI dan kurs yang berasal dari Bank Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data inflasi, kurs, suku

bunga SBI, dan IHSG yang merupakan data bulanan selama periode 2005-2009.

D.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menngunakan cara observasi, yaitu

mengamati langsung objek yang diteliti. Data yang diperoleh dari observasi

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

E. Metode Analisis Data

1. Regresi Ordinary Least Square (OLS)

Dipilih karena arah kausalitas sifatnya hanya satu arah yaitu dari

tiga variable yang terpilih terhadap IHSG. Sedangkan arah kebalikannya

diasumsikan tidak terjadi. Maka hubungan kausalitasnya secara matematis

dapat dituliskan sebagai berikut :

IHSG = + INF + KURS + iSBI + e

e : Mempresentasikan vaiabel-variabel lain yang

mempengaruhi IHSG tetapi tidak secara eksplisit

terpilih dalam model

: Parameter dari model yang besarnya akan

diestimasi

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Normalitas data merupakan suatu asumsi terpenting dalam

statistika parametric, sehingga pengujian terhadap normalitas data harus

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat output

chart yang dihasilkan yaitu berupa Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual. Persyaratn normalitas bias dipenuhi jika nilai-nilai

sebaran data terletak di sekitar garis diagonal (tidak terpencar jauh dari

garis diagonal).

Cara lain yang digunakan adalah Kolmogrof-Smirnov (Sujianto,

2007). Dari table One-Sample Kolmogrof-Smirnov Test diperoleh angka

probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan

0,05 ( ) untuk pengambilan nkeputusan dengan pedoman :

a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05,

distribusi data adalah tidak normal

b. Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05,

distribusi data adalah normal.

b. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam

model regresi ada kolerasi antar pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode (sebelumnya), yang sebagian kasus ditemukan

pada regresi yang datanya adalah time series. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan Uji Durbin-Watson.

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui residual atau error

mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah.

Heteroskedstisitas sangat berdampak terhadap hasil uji hipotesis baik uji t

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pada keakuratan kesimpulan. Salah satu teknik mendeteksi

Heteroskedstisitas adalah melalui pola gambar Scatterplot model tersebut.

Jika penyebatan titik-titik data tidak berpola, maka dapat dikatakan model

lolos dari Heteroskedstisitas (Nachrowi, 2006).

c. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ditujukan untuk melihat ada tidaknya

kolerasi antara variable independen dengan variable independen lainnya.

Bila dalam satu persamaan regresi berganda muncul gejala

multikolinieritas dapat menyebabkan nilai yang diprediksi akan menjadi

bias. Namun demikian jika nilai besar (mendekati angka 1) biasanya

gejala multikolinieritas diabaikan, karena nilai biasanya dianggap tidak

begitu besar. Sedangkan untuk nilai yang kecil, gejala multikolinieritas

sangat dipermasalahkan karena niali yang diprediksi semakin besar

biasnya.

Cara lain untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah melalui

nilai Variabel Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variable. Dikutip

dari buku Aplikasi Statistika dengan SPSS (Sujianto, 2007), Nugroho

menyatakan jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari

multikolinieritas. Sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka

terdapat gejala multikolinieritas. VIF adalah suatu estimasi berapa besar

multikolinieritas mengingatkan varian pada suatu koefisien estimasi

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

multikolinieritas telah menaikan sedikit varian pada koefisien estimasi,

akibatnya menurunkan nilai t. untuk itu gejala multikolinieritas harus

dihilangkan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui residual atau error

mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah.

Heteroskedstisitas sangat berdampak terhadap hasil uji hipotesis baik uji t

maupun uji F yang tidak akurat dan akhirnya akan membawa dampak pula

pada keakuratan kesimpulan. Salah satu teknik mendeteksi

Heteroskedstisitas adalah melalui pola gambar Scatterplot model tersebut.

Jika penyebatan titik-titik data tidak berpola, maka dapat dikatakan model

lolos dari Heteroskedstisitas (Nachrowi, 2006).

3. Uji Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen baik secara simultan maupun secara parsial mempengaruhi

variabel dependen yang mana dilakukan dengan uji statistik t (t-test) dan

uji statistik (F-test) dengan tingkat signifikansi (α) 5% atau α =0.05.

4. Uji F

Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha )

tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

0 ...

: 1 ¹ 2 ¹ ¹ k ¹

a b b b

H

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84):

a. Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka H0 dapat ditolak

pada derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara

simultan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.

b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.

Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka

0

H ditolak dan Ha diterima..

5. Uji Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

independen terhadap perubahan variabel dependen. Dalam model regresi

linier berganda digunakan R-Square karena disesuaikan dengan banyaknya

variabel independen yang digunakan dan sebagai indikator untuk

mengetahui pengaruhnya di antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena

nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005:51). Bila

nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen

menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi

adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

6. Uji Koefisien Regresi Partial (t-test)

Pengujian parsial melalui t-Test dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Hasil pengujian ini dilihat pada tabel Coeffisienta

dengan melihat nilai p-value dari masing-masing variabel independen.

Pengujian hipotesis uji t-Test dilakukan dengan menggunakan langkah

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Menentukan hipotesis

Ho : α2 = 0, berarti variabel independen secara secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel

dependen.

Ho : α2 ≠ 0, berarti variabel independen secara secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen.

b. Menentukan tingkat signifikasi (α = 5%) dan derajat

d. Membandingkan hasil pengujian dengan kriteria berikut:

Ho diterima bila –t tabel≤ t- hitung ≤ t-tabel, berarti variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap terhadap variabel dependen.

Ho ditolak bila –t tabel< t- hitung > t-tabel, berarti variabel

independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

ANALISIS DATA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, kurs dan

suku bunga SBI (sertifikat bank Indonesia) terhadap index harga saham gabungan

(IHSG) pada Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang diamati adalah dari

tahun 2005 sampai 2009.

Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian

hipotesis yang telah dikemukakan pada bab III dengan menggunakan

teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Hipotesis yang akan diuji adalah tentang

pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga SBI terhadap index harga saham gabungan

(IHSG) pada Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Bank Indonesia dan Yahoo

Finance. Data inflasi, suku bunga SBI dan kurs diperoleh dari situs Bank

Indonesia, sedangkan IHSG diperoleh dari yahoo finance.

A.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data yang digunakan merupakan data time series, dimana periode

penelitian adalah antara tahun 2005-2009. Data tersebut merupakan data bulanan

yang diperoleh dari situs Bank Indonesia dan Yahoo Finance. Setiap tahunnya

diperoleh data sebanyak 12 sehingga selama periode 2005-2009 akan diperoleh

data sebanyak 60. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program

Microsoft Excel 2007, sedangkan uji normalitas data, uji-t, uji-F, dan analisis

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

regresi yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan program

SPSS 11.5 for Windows.

B.STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui karakteristik masing-masing variabel penelitian yang berupa

nilai rata-rata data, nilai maksimum dan minimum, serta standar deviasi.

Tabel IV.1

Hasil Output Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IHSG 60 1022,9700 2745,8300 1762,395833 593,4433545

INFLASI 60 2,41 18,38 9,0683 4,34717

KURS 60 8819,0000 12212,0000 9681,866667 762,6751417

SBI 60 6,46 12,75 9,2223 1,91299

Valid N (listwise) 60

Sumber: Output SPSS 11.5

Hasil output statistik deskriptif pada tabel IV.1 menunjukkan

bahwa IHSG memiliki nilai minimum sebesar 1022,9700, nilai maksimum

sebesar 2745,8300, nilai rata-rata sebesar 1762,395833, dan standar deviasi

dengan nilai sebesar 593,4433545. Inflasi memiliki nilai minimum sebesar

2,41 nilai maksimum sebesar 18,38, nilai rata-rata sebesar 9,0683, dan

standar deviasi dengan nilai sebesar 4,34717. Kurs memiliki nilai minimum

sebesar 8819,0000, nilai maksimum sebesar 12212,0000, nilai rata-rata

sebesar 9681,866667, dan standar deviasi dengan nilai sebesar

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

maksimum sebesar 12,75, nilai rata-rata sebesar 9,2223, dan standar deviasi

dengan nilai sebesar 1,91299.

C.UJI ASUMSI KLASIK

a. Uji Normalitas

Normalitas data merupakan suatu asumsi terpenting dalam

statistika parametric, sehingga pengujian terhadap normalitas data harus

dialkukan agar asumsi dalam statistika parametric dapat terpenuhi.

Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat output

chart yang dihasilkan yaitu berupa Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual. Persyaratn normalitas bias dipenuhi jika nilai-nilai

sebaran data terletak di sekitar garis diagonal (tidak terpencar jauh dari

garis diagonal).

Cara lain yang digunakan adalah Kolmogrof-Smirnov (Sujianto,

2007). Dari table One-Sample Kolmogrof-Smirnov Test diperoleh angka

probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan

0,05 ( ) untuk pengambilan nkeputusan dengan pedoman :

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05,

distribusi data adalah tidak normal

2. Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05,

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 431,80303613

Asymp. Sig. (2-tailed) ,180

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Output SPSS 11.5

Tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa proksi Unstandardized

Residual berdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansi lebih

dari 0,05 yakni sebesar 0,180.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi pada model regresi artinya ada korelasi antar

anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi.

Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi

dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW).

Uji ini dilakukan untuk mengetahui indikasi adanya korelasi

antar anggota-anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut

waktu dan ruang . Durbin-Watson test digunakan untuk mendeteksi ada

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kecil dari satu atau lebih besar dari tiga, maka residual dari model regresi

berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

Tabel IV.3 Hasil Uji Autokorelasi

Variabel

Dependen Nilai Durbin-Watson Keterangan

IHSG 1,888 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Data sekunder diolah, 2011 (lampiran)

Dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa data tidak

mengalami gejala autokorelasi dengan nilai uji Durbin-Watson sebesar

1,888.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi antar variabel

independen satu dengan lainnya dalam suatu model regresi. Model

regresi sebaiknya tidak terdapat korelasi antar variabel independennya.

Jika antar variabel independen terjadi korelasi, maka variabel-variabel ini

tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol

(Ghozali, 2005).

Multikolinearitas dapat diukur dengan menggunakan Variance

Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai

tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa variabel yang

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(1999), multikolinearitas terjadi ketika VIF > 10. Akibat dari

multikolinearitas adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tak

terhingga. Jika terjadi multikolinearitas, maka variabel yang

menyebabkan terjadinya multikolinearitas harus dikeluarkan dari model.

Tabel IV.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

INFLASI 0,812 1,232 Terbebas dari multikolinearitas

KURS 0,909 1,100 Terbebas dari multikolinearitas

SBI 0,747 1,338 Terbebas dari multikolinearitas

Sumber: Data sekunder diolah, 2011 (lampiran)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Hasil uji

heteroskedastisitas ditunjukkan pada Gambar IV.1.

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil uji regresi yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel

IV.5 sebagai berikut:

Tabel IV.5 Hasil Uji Regresi

IHSG = 5514,986 - 29,81INF – 0,236KURS – 130,179SBI

Koefisien determinasi = 29,6% Nilai F = 9,140

Sig. = 0,000

(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Persamaan di atas menunjukkan jika variabel INF, KURS, SBI

dianggap konstan (tetap), maka IHSG akan naik sebesar 5514,986.

Nilai koefisien variabel independen INF sebesar -29,81

menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan satu persen variabel INF, maka

akan menurunkan IHSG sebesar 29,81 dengan syarat variabel lain dianggap

konstan.

Nilai koefisien variabel independen KURS sebesar -0,026

menunjukkan bahwa setiap ada penambahan satu rupiah variabel KURS,

maka akan menurunkan IHSG sebesar 0,026 dengan syarat variabel lain

dianggap konstan.

Nilai koefisien variabel independen SBI sebesar 130,179

menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan satu persen variabel TANG, maka

akan menurunkan IHSG sebesar 130,179 dengan syarat variabel lain

dianggap konstan.

a. Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)

Uji F statistik ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel IV.6

Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Hasil pengolahan data pada tabel menunjukkan nilai uji F

sebesar 9,140 dengan signifikansi F sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa variabel inflas, kurs, dan suku bunga SBI secara

simultan berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG.

b. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan

dalam analisis regresi dan seberapa besar variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen. Tingkat ketepatan regresi

dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2). Nilai R2 berada

di antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti variabel independen

semakin berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel IV.7

Uji R2 Variabel-variabel Independen

Model Summary(b)

variabel IHSG dapat dijelaskan oleh variabel INFLASI, KURS, dan SBI

(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

luar variabel independen yang ada. Variabel lain tersebut antara lain GDP

dan jumlah uang yang beredar. Sangkyun Park (1997) menemukan

adanya pengaruh positif antara pertumbuhan GDP dan return saham.

Dengan meningkatnya kinerja ekonomi yang dicerminkan oleh

pertumbuhan GDP, investor cenderung akan lebih banyak berinvestasi di

pasar modal. Dengan meningkatnya pertumbuhan GDP juga dapat

mengakibatkan naiknya daya beli masyarakat yang imbasnya bisa saja

dirasakan oleh pasar saham. Sedangkan Ming-Hua Liu dan Keshab M.

Shresta (2008) menemukan bahwa jumlah uang yang beredar

berpengaruh positif terhadap harga saham.

c. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t statistik ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen,

dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Hasil uji koefisien

regresi secara parsial dapat dilihat pada tabel IV.8.

Tabel IV.8

Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)

Model Unstandardized

Coefficients T Sig.

B

1 (Constant) 5514,986 6,536 0,000

INFLASI -29,821 -1,077 0,286

KURS -0,236 -3,111 0,003

SBI -130,179 -2,068 0,043

(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan hasil pengujian, dapat dijelaskan bahwa tidak

seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Penjelasan pengaruh parsial dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan

sebagai berikut:

1. Uji Pengaruh Inflasi terhadap IHSG

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil t hitung

sebesar -1,077 dan nilai signifikansi t sebesar 0,286 (p>0,05). Dengan

demikian, Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu Inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap IHSG.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Sehingga,

besar kecilnya nilai inflasi tidak mempengaruhi nilai saham

perusahaan di pasar modal. Hal ini disebabkan karena inflasi akan

sangat berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur,

sedangkan IHSG yang diteliti pada penelitian ini tidak hanya pada

perusahaan manufaktur saja, tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar

pada BEI. Sehingga inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

IHSG.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gudono (1999) yang menyatakan bahwa inflasi tidak

Gambar

Gambar IV.1 Grafik Scatterplot  ......................................................................
Tabel IV.1 Hasil Output Descriptive Statistics  ..............................................
Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran
Tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa proksi Unstandardized
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji lanjut berganda duncan menunjukkan perendaman auksin selama 60 menit memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain pada parameter tinggi tunas

Mungkin saja Mazmur 128 ini menjadi salah satu #LaguFavorit bangsa Israel pada zaman itu, karena siapa yang tidak mau rumah tangganya diberkati oleh Tuhan,

Bencana ini bisa merupakan akibat dari peristiwa alam atau akibat dari aktifitas dan kegiatan manusia dan bahkan bisa secara bersamaan diakibatkan oleh alam dan manusia

Dalam pasal 225 Kompilasi Hukum Islam (KHI) ditentukan, bahwa benda yang telah diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lain dari pada yang dimaksud dalam

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian serta menyusun skripsi ini

30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada

• UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan untuk semua mata pelajaran

Badan Tenaga Nuklir, Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi.. Seleksi mutan genjah pada populasi M 2 tanaman padi varietas Kuriak Kusuik dan Randah