• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis preferensi hobiis terhadap atribut ikan arwana super red di kota bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis preferensi hobiis terhadap atribut ikan arwana super red di kota bogor"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PREFERENSI HOBIIS TERHADAP

ATRIBUT IKAN ARWANA SUPER RED

DI KOTA BOGOR

SKRIPSI

BOBBY SANTANA H34086014

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

BOBBY SANTANA. 2011. Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Atribut Ikan Arwana Super Red di Kota Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI PRIATNA)

Salah satu kekayaan alam hayati perikanan asli Indonesia adalah ikan arwana. Ikan arwana merupakan ikan hias air tawar yang cukup populer, dan merupakan salah satu ikan kebanggaan negara Indonesia. Dari belasan jenis ikan arwana yang ada, hanya ikan arwana super red dan golden red yang paling populer. Kedua ikan tersebut digemari banyak hobiis karena daya tariknya yang luar biasa. Kelebihan lain dari arwana super red dan golden red antara lain warna tubuh yang indah, harga yang mahal, serta diyakini dapat membawa keberuntungan bagi pemeliharanya.

Persaingan di dunia bisnis semakin ketat, begitu pula dengan persaingan di dunia bisnis perikanan yang semakin hari semakin bertambah para saingan. Harga jual ikan arwana yang sedikit mengalami penurunan dan banyaknya variasi ikan arwana super red di Kota Bogor maka bagi pengusaha ikan arwana khususnya penangkar ikan arwana super red, sangatlah penting untuk mengetahui preferensi hobiis terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi dalam pembelian ikan arwana. Karakteristik dari hobiis setiap produk sangatlah berbeda, karena itu penelitian ini akan mencoba mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik dari hobiis ikan arwana super red. Proses keputusan dalam pembelian ikan arwana juga akan berbeda karena karakteristik hobiis ikan arwana super red yang berbeda dengan karakteristik hobiis atau konsumen lain.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi dan mengkaji karakteristik dari hobiis yang memelihara ikan arwana super red, (2) Mengidentifikasi proses keputusan pembelian ikan arwana super red yang dilakukan oleh hobiis, dan (3) Menganalisis preferensi hobiis terhadap atribut-atribut ikan arwana super red. Pemilihan tempat objek penelitian dilakukan dangan sengaja (purposive) pada hobiis ikan arwana super red di sekitar Kota Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2010. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode

snowball, dimana salah satu hobiis akan di wawancarai dan dari hasil yang wawancara yang dilakukan akan memberikan atau merekomendasi orang-orang yang harus diwawancarai berikutnya. Metode analisis yang dugunakan dalam penelitian ini adalah analisis Konjoin.

(3)

sebesar 26,67 persen. Hampir dari separuh responden hanya memelihara satu ekor ikan arwana super red yaitu sebesar 46,66 persen.

Pada tahap pengenalan kebutuhan, sebanyak 30 persen responden memiliki motivasi membeli ikan arwana super red karena ikan arwana super red

dipercaya membawa keberuntungan. Sumber informasi yang paling sering didapat oleh responden adalah dari teman yang sebelumnya telah mengenal ikan arwana

super red terlebih dahulu sebesar 30 persen. Pertimbangan utama dari responden dalam membeli ikan arwana super red adalah keindahan warna. Sebanyak 63,33 persen reponden dipengaruhi oleh keluarga pada proses pembelian. adanya promosi atau tidak, tidak terpengaruh kepada proses pembelian. Tetapi bila responden dihadapkan dengan pilihan promosi, maka pembelian kembali (buy back) merupakan pilihan promosi terfavorit yang diinginkan oleh reponden yaitu sebesar 43,33 persen. Sebanyak 73,33 persen dari responden telah memutuskan pembelian ikan arwana super red secara terencana. Seluruh dari responden menyatakan puas dalam memelihara ikan arwana super red.

Preferensi hobiis terhadap atribut ikan arwana super red dengan mengunakan analisis Konjoin menunjukan bahwa hal yang diangap penting dalam memilih atribut ikan arwana super red adalah warna 40,21 persen. Atribut selanjutnya yang dianggap penting adalah harga sebesar 25,80 persen, selanjutnya yang dianggap penting oleh responden adalah bentuk mata ikan sebesar 18,83 persen. Dan atribut lainnya dianggap tidak terlalu penting karena hanya berkisar antara lima persen, untuk citra dari penangkar sebesar 5,17 persen, dan untuk bentuk ekor sebesar 5,02 persen dan sisanya adalah sertifikasi dari ikan arwana

super red itu sendiri sebesar 4,97 persen. Responden sangat menyukai warna merah darah dan merah cabai. Nilai kegunaan (utilitas) merah darah dan merah cabai yang paling tinggi di banding dengan yang lain, yaitu sebesar 0,8291 untuk merah darah dan 0,7291. Responden lebih menyukai mata ikan arwana super red

yang tidak turun (drop eyes) atau tidak juling dengan nilai kegunaan sebesar 0,4416. Bentuk ekor ikan arwana super red seperti kipas lebih disukai oleh responden dengan nilai taraf kegunaan dari atribut ekor kipas sebesar 0,1. Harga yang paling disukai oleh reponden dengan mendapat nilai sebesar 0,6375 adalah 2.000.000 rupiah hingga 3.000.000 rupiah. Nilai kegunaan taraf dari citra penangkar ikan arwana yang memiliki nilai nol untuk citra penangkar ikan arwana yang besar maupun yang kecil karena citra dari suatu penangkaran tidak akan memiliki pengaruh. Nilai kegunaan taraf atribut sertifikasi ikan arwana super red

(4)

ANALISIS PREFERENSI HOBIIS TERHADAP

ATRIBUT IKAN ARWANA SUPER RED

DI KOTA BOGOR

BOBBY SANTANA H34086014

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Atribut Ikan Arwana Super Red di Kota Bogor

Nama : Bobby Santana

NIM : H34086014

Disetujui, Pembimbing

Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si NIP. 19670410 199103 1 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Atribut Ikan Arwana Super Red di Kota Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 November 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Suganda Widjaja dan Jenni Lim.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar SDK Tunas Harapan Bogor pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SMP Mardi Yuana 2 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Mardi Yuana Bogor diselesaikan pada tahun 2005.

(8)

KATA PENGATAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Atribut Ikan Arwana

Super Red di Kota Bogor”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis atribut yang diangap penting dan atribut yang diinginkan oleh hobiis terhadap ikan arwana super red di kota Bogor. Sangat disadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, namun semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2011

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Rahmat Yanuar, SP, M.Si. selaku dosen evaluator kolokium proposal penelitian dan selaku dosen penguji akademik yang telah memberikan masukan dan saran dalam perencanaan penelitian ini.

4. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, cinta kasih, dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

5. Seluruh staf pengajar dan staf sekertariat yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyelsaikan skripsi.

6. Teman-teman mahasiswa/i Agribisnis angkatan lima atas semangat dan

sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Januari 2011

(10)
(11)

ii

5.1.3. Iklim, Topografi dan Geografi ... 33

5.1.4. Keadaan Penduduk ... 34

5.2. Karakteristik Umum Hobiis Ikan Hias Arwana Super Red ... 34

5.3. Cara Pemeliharaan Ikan Arwana Super Red Oleh Hobiis ... 36

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN ... 40

6.1. Pengenalan Kebutuhan ... 40

6.2. Pencarian Informasi ... 41

6.3. Evaluasi Alternatif ... 42

6.4. Proses Pembelian ... 43

6.5. Evaluasi Pasca Pembelian ... 45

VII PREFERENSI HOBIIS TERHADAP ATRIBUT IKAN ARWANA SUPER RED ... 47

7.l. Preferensi Hobiis Secara Umum ... 47

7.2. Warna Ikan Arwana Super Red ... 48

7.3. Mata Ikan Arwana Super Red ... 49

7.4. Bentuk Ekor Ikan Arwana Super Red ... 49

7.5. Harga Anakan Ikan Arwana Super Red ... 50

7.6. Citra Penangkar Ikan Arwana Super Red ... 51

7.7. Sertifikasi Ikan Arwana Super Red ... 52

VIII PENUTUP ... 53

8.1. Kesimpulan ... 53

8.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1 Harga Ikan Arwana Super Red Ukuran 10-15 cm Tahun

2005-2009 ... 6 2 Perbedaan dan Persamaan Antara Penelitian Terdahulu ... 18 3 Atribut Ikan Arwana Super Red ... 29 4 Stimuli Menggunakan Rancangan Faktorial Sebagian

dengan Konsep Orthogonal Array ... 32 5 Karakteristik Hobiis Ikan Arwana Super Red Secara

Umum ... 35 6 Motivasi Hobiis Membeli Ikan Arwana Super Red ... 40 7 Sumber Informasi Hobiis Mengenai Ikan Arwana

Super Red ... 41 8 Pertimbangan dalam Pembelian Ikan Arwana Super Red ... 42 9 Media yang Paling Mempengaruhi Hobiis dalam Membeli

Ikan Arwana Super Red ... 43 10 Pengaruh Promosi Terhadap Pembelian Ikan Arwana

Super Red ... 44 11 Promosi yang Paling Menarik Bagi Hobiis ... 45 12 Cara Hobiis Memutuskan Pembelian Ikan Arwana

Super Red ... 45 13 Tingkat Kepuasan Hobiis Terhadap Ikan Arwana

Super Red ... 46 14 Niat Hobiis untuk Melakukan Pembelian Ulang Ikan Arwana

(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Contoh Ikan Arwana Super Red ... 2

2 Contoh Ikan Arwana Platinum ... 3

3 Jumlah Ekspor Arwana Tahun 2001-2005 (ekor) ... 4

4 Diagram Penerimaan Devisa Negara dari Ekspor Fauna Tahun 2005 (US$) ... 5

5 Kolam Penangkaran Ikan Arwana Super Red ... 14

6 Proses Pemanenan Ikan Arwana ... 15

7 Anakan Ikan Arwana yang Masih Membawa Telur ... 16

8 Pemasangan Microchip Arwana ... 16

9 Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian ... 20

10 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ... 26

11 Presentase Nilai Relatif Penting Atribut Ikan Arwana Super Red ... 47

12 Nilai Kegunaan Taraf Atribut Warna Ikan Arwana Super Red ... 48

13 Nilai Kegunaan Taraf Atribut Mata Ikan Arwana Super Red .. 49

14 Nilai Kegunaan Taraf Atribut Bentuk Ekor Ikan Arwana Super Red ... 50

15 Nilai Kegunaan Taraf Atribut Harga Ikan Arwana Super Red ... 51

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Anatomi Ikan Arwana Super Red ... 56

2 Ikan Arwana Super Red ... 56

3 Ikan Arwana Red Tail Golden ... 57

4 Ikan Arwana Malayan Blue Base Golden ... 57

5 Ikan Arwana Banjar Red ... 57

6 Ikan Arwana Hijau ... 58

7 Ikan Arwana Irian / Jardini ... 58

8 Daftar Penangkaran Ikan Arwana Super Red di Indonesia sampai dengan Tahun 1999 ... 59

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencapai 18 ribu pulau, yang berisi flora dan fauna dari dua tipe yang berbeda asal-usulnya yaitu bagian barat (Indo-Malayan) dan bagian timur termasuk kawasan Pasifik dan Australia. Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang unik dan menakjubkan. Sekitar 10 persen spesies berbunga, 12 persen spesies mamalia, 16 persen spesies reptil dan amphibia, 17 persen spesies burung serta 25 persen spesies ikan dunia yang dikenal manusia terdistribusi di perairan Indonesia, walaupun luas daratan hanya 1,3 persen dari seluruh daratan bumi. (Pandu, 2009). Salah satu kekayaan alam hayati perikanan asli Indonesia adalah ikan arwana.

Ikan arwana merupakan ikan hias air tawar yang cukup populer, dan merupakan salah satu ikan kebanggaan negara Indonesia. Satwa air eksotik asli Indonesia ini mencuat diantara banyaknya ikan hias besutan manca negara seperti koi, mas koki, dan lohan. Boleh dibilang sampai saat ini hanya arwana satu-satunya produk lokal yang mampu bersaing dengan ikan hias populer yang dikembangkan di luar negeri untuk jadi The Best Ornamental Fish. Sangat pantas kalau arwana dianggap menjadi Pride of Indonesia - ikan hias kebanggaan nasional.1 Kepopuleran ikan arwana dikarenakan bentuk tubuhnya yang indah, gaya renang yang gagah tapi anggun, dan warna yang menarik perhatian. Itulah kelebihan ikan arwana dari ikan hias air tawar jenis lainnya.

Sampai saat ini ikan arwana merupakan salah satu ikan hias yang kepopulerannya tidak pernah pudar, dan bahkan terus meningkat. Ikan arwana tetap merupakan ikan yang patut disegani di kalangan ikan hias air tawar karena harga dari ikan arwana yang jauh lebih tinggi dibanding dengan ikan hias air tawar yang lain. Ikan arwana super red dan golden red yang paling populer dari belasan jenis arwana yang ada. Kedua ikan tersebut digemari banyak hobiis karena daya tariknya yang luar biasa. Kelebihan lain dari arwana super red dan

golden red antara lain warna tubuh yang indah, harga yang mahal, serta diyakini dapat membawa keberuntungan bagi pemeliharanya.

(16)

Arwana merah (super red) berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat, seperti dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari Super red (Chili dan Blood Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut, akan tetapi kondisi mineral, lingkungan air gambut (black water), dan banyaknya cadangan pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik terhadap evolusi warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga menyebabkan terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan yang lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif, dan warna dasar yang lebih pekat. Warna merah penuh tampak pada sirip ikan muda, pada bibir dan juga sungut (kumis). Menjelang dewasa, warna merah akan muncul di berbagai bagian tubuh lainnya, terutama pada tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat berwarna merah. Ikan arwana super red dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Contoh Ikan Arwana Super Red

Sumber: www.arowana.co.uk, 2009

(17)

3

super red ukuran 10-15 cm berkisar antara 2-4 juta rupiah. Harga tersebut telah mengalami penurunan setelah terjadinya krisis global yang dialami oleh hampir seluruh negara di dunia. Sebelum krisis global melanda, harga ikan arwana dengan ukuran yang sama (10-15 cm) bisa mencapai antara 3-7 juta rupiah, tergantung dari citra sang penangkaran, karena penangkar-penangkar besar biasanya mematok harga yang lebih tinggi karena mereka percaya akan kualitas dari anakan arwana yang dijual oleh mereka. Ikan arwana super red yang bagus untuk dipajang di akuarium adalah berukuran 25-35 cm, dan harga ikan arwana dengan ukuran tersebut lebih bervariatif, mulai dari tujuh juta rupiah, dan ada yang bisa mencapai 15 juta rupiah, sementara ukuran indukan, yang berkisar antara 55-65 cm mencapai 20 juta rupiah keatas. Ikan arwana yang unik kadang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Keunikan ini biasanya berdasarkan kecacatan gen yang membuat ikan arwana super red menjadi albino yang lebih sering disebut dengan platinum. Ciri-ciri arwana platinum adalah berwarna seperti perak yang memantulkan cahaya, untuk lebih jelas dapat dilihat di Gambar 2.

Gambar 2. Contoh Ikan Arwana Platinum Sumber: aquarium-asia.over-blog.com, 2009

Pertumbuhan pembudidayaan ikan arwana tidaklah luput dari campur tangan pertumbuhan ekonomi. Semakin bertumbuhnya ekonomi maka kebutuhan dasar manusia akan terus meningkat. Memiliki ikan arwana akan menciptakan suatu gaya hidup yang berbeda, karena ikan arwana merupakan salah satu icon

(18)

akan terus berkembang seiring berkembangnya tingat perekonomian, hal itu dapat kita lihat dari tingkat penjualan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya dari Gambar 3.

2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Gambar 3. Jumlah Ekspor Arwana Tahun 2001-2005 (ekor) Sumber : Departemen Kehutanan, 2009

Bila dilihat dari perkembangan ekspor ikan arwana secara keseluruhan dari tahun 2001 sampai 2005, dapat diketahui bahwa permintaan akan ikan arwana di luar negeri sangatlah tinggi dan memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahunnya. Gambar 3 dapat diketahui bahwa pertumbuhan penjualan ekspor ikan arwana dari tahun ke tahunnya hampir meningkat sebesar 40 persen. Belum lagi pasar ikan arwana yang sudah mulai menjajaki pasar Eropa. Selama ini pasar luar negeri ikan arwana umumnya berasal dari negara-negara di Asia seperti Jepang, China, Taiwan, Hongkong, Korea, dan Singapura, bila pasar arwana telah menembus pasar Eropa maka nilai ekspor ikan arwana akan semakin meningkat. Nilai ekspor ikan arwana juga cukup memberikan peranan dalam pendapatan devisa negara. Jumlah nilai penjualan ikan arwana untuk tahun 2005 mencapai sebesar tiga juta USD dan merupakan salah satu penghasil devisa negara dari ekspor fauna yang mencapai 19 persen, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Penjualan ikan arwana menjadi tinggi juga terjadi karena arwana super red

(19)

5 (Toko Retail Shelook Red) yang berada dibawah PT. Inti Kapuas Internasional, selain toko retail yang dimiliki oleh perusahaan penangkar ikan arwana super red, toko-toko kecil lain yang menjual ikan hias juga semakin bertumbuh dari tahun ke tahunnya, oleh sebab itu prospek ikan arwana di Indonesia cukup baik di masa yang akan datang. Upaya untuk memperluas pemasaran ikan arwana kepada hobiis khususnya di dalam negeri, alangkah baiknya bila kita mengetahui atribut mana saja yang paling berperan penting dalam pengambilan keputusan hobiis dalam membeli ikan arwana, karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai analisis preferensi hobiis untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh hobiis.

Sarang Burung

Gambar 4. Diagram Penerimaan Devisa Negara dari Ekspor Fauna Tahun 2005 (US$)

Sumber : Departemen Kehutanan, 2009

1.2. Perumusan Masalah

Ada berbagai macam ikan hias air tawar yang disuguhkan oleh para produsen ikan hias, akan tetapi ikan arwana super red dapat dikategorikan sebagai

masterpiece dari segala jenis ikan hias lainnya, karena ikan arwana super red

(20)

antara ikan hias membuat harga ikan arwana super red mengalamai penurunan harga dan harga terendah terjadi pada krisis global tahun 2008-2009. Perubahaan harga ikan arwana super red dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Harga Ikan Arwana Super Red Ukuran 10-15 cm Tahun 2005-2009

Tahun Harga

2005 Rp 4.000.000,00 – Rp 7.000.000,00

2006 Rp 3.500.000,00 – Rp 6.500.000,00

2007 Rp 3.250.000,00 – Rp 6.000.000,00

2008 Rp 2.750.000,00 – Rp 5.500.000,00

2009 Rp 2.500.000,00 – Rp 5.500.000,00

Sumber : Pasar Ikan Kartini, 2010

Ada banyak variasi atribut dalam ikan awana super red. Warna ikan arwana super red di Kota Bogor sendiri juga beraneka ragam, mulai dari warna merah darah, merah cabai, merah emas, dan merah oranye. Harga anakan ikan arwana super red juga beraneka ragam mulai dari Rp 2.500.000,00 sampai Rp 5.500.000,00. Perbedaan harga ini terjadi dikarenakan perbedaan kualitas dari setiap anakan. Bentuk ekor anakan ikan arwana super red juga ada dua jenis, kipas dan obor.

Berdasarkan harga jual ikan arwana yang mengalami penurunan dan banyak variasi jenis ikan arwana di Kota Bogor, maka bagi pengusaha ikan arwana khususnya penangkar ikan arwana super red, sangatlah penting untuk mengetahui preferensi hobiis terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi dalam pembelian ikan arwana. Perusahaan atau penangkar ikan arwana dapat menetapkan strategi pemasaran yang cocok dengan mengetahui produk seperti apa yang diinginkan oleh hobiis.

(21)

7 itu, penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik dari hobiis ikan arwana super red.

Proses keputusan dalam pembelian ikan arwana juga akan berbeda dengan pembelian barang dalam bentuk lain, karena ikan arwana super red merupakan barang hidup dimana nilai kepuasan seseorang dibandingkan dengan kepuasan orang lain tidak bisa disamakan. Proses keputusan dalam pembelian ikan arwana ini unik karena berbeda dengan proses keputusan dalam pembelian dari produk lain yang dikarenakan karakteristik dari hobiis ikan arwana super red yang berbeda dari karakter konsumen produk lain.

Permasalahan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut-atribut dari arwana yang mana yang paling mempengaruhi hobiis untuk membeli ikan arwana. Permasalahan khususnya antara lain :

1) Bagaimana karakteristik dari hobiis yang memelihara ikan arwana super red? 2) Bagaimana proses keputusan pembelian ikan arwana yang dilakukan oleh

hobiis?

3) Bagaimana preferensi hobiis terhadap atribut-atribut yang diangap penting? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Mengidentifikasi dan mengkaji karakteristik dari hobiis yang memelihara ikan arwana super red.

2) Mengidentifikasi proses keputusan pembelian ikan arwana super red yang dilakukan oleh hobiis.

3) Menganalisis preferensi hobiis terhadap atribut-atribut ikan arwana super red. 1.4. Manfaat Penelitian

(22)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arwana Super Red

Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, Platapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan "stream line", dengan gerakan renang sangat anggun. Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan.

Potensi pertumbuhan arwana cukup besar, terutama dengan pemberian pakan berkadar protein tinggi. Pertumbuhan arwana di akuarium mencapai 60 cm, sedangkan di alam mencapai lebih dari 90 cm. Jenis arwana asal Amerika Selatan dapat tumbuh hingga 270 cm.

Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh bentuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air, maka pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup dengan baik.

Keberadaan ikan arwana super red di alam saat ini sangat sedikit bahkan terancam punah. Tingginya permintaan dan terbatasnya produksi budidaya membuat arwana super red ditangkap dari alam secara illegal. Sejak tahun 1969 arwana telah tercatat dalam Red Data Book yang di keluarkan oleh Organisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia (International Union for Conservation of Nature) sebagai salah satu fauna langka di dunia. Konvesi internasional yang mengatur tentang perdagangan flora dan fauna langka,

(24)

Flora (CITES), mengkategorikan arwana sebagai Apendix I yang berarti langka. Di Indonesia arwana juga telah dilindungi sejak tahun 1980 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.716/Kpts/Um/10/1980.

Arwana merah dikelompokkan dalam empat varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Oranye (Orange Red), dan Merah Emas (Golden Red). Ke empat varietas ini secara umum diberi julukan Super red

atau Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangannya

super red lebih merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Dua varietas warna arwana super red terakhir lebih sering di anggap sebagai super red dengan grade lebih rendah.

2.2. Ciri-Ciri Arwana Super Red yang Berkualitas

Secara fisik, kualitas arwana super red sebenarnya dapat ditentukan oleh tiga faktor, yaitu anatomi (kelengkapan tubuh), ukuran dan perilaku. Pada dasarnya, kelengkapan tubuh yang sempurna merupakan faktor utama memilih arwana, karena pada dasarnya perubahan fisik tidak dapat terjadi secara signifikan selama pemeliharaan. Selanjutnya adalah ukuran, dimana untuk mengetahui ikan arwana bagus atau tidaknya bisa dimulai pada saat ikan masih muda atau berukuran kecil, bila ikan masih muda atau berukuran kecil sudah mempunyai warna yang cukup terang dibanding ikan dengan ukuran yang sama, maka ikan tersebut akan memiliki peluang yang besar untuk menghasilkan warna yang baik pada dewasa nanti, tetapi hal tersebut tidak terlepas dari perawatan yang baik. Kemudian yang harus diperhatikan berikutnya adalah perilaku, ikan yang baik biasanya memiliki perilaku yang aktif (bila di beri makanan, langsung dimakan) bila ikan yang berperilaku pasif, akan ada dua kemungkinan yaitu ikan tersebut sakit atau naluri pemburunya tidak ada.

2.2.1. Anatomi Arwana Super Red

Anatomi atau kelengkapan tubuh dari seekor ikan arwana super red

merupakan salah satu unsur terpenting. Tanpa kelengkapan tubuh yang penting, arwana tidak akan tumbuh dengan baik. Ada beberapa kelengkapan tubuh yang perlu diperhatikan antara lain adalah sungut (kumis), mata, dan sirip.

(25)

11 sedikit mengarah ke atas. Sungut tidak boleh patah sampai ke pangkalnya, karena dengan demikian sungut tidak akan bisa tumbuh lagi, tetapi bila sungut patah pada bagian ujung yang paling depan, maka sungut dapat tumbuh kembali walau tidak akan normal seperti sebelumnya.

Mata arwana cukup penting dalam pemilihan ikan arwana super red yang berkualitas. Mata arwana haruslah bening, terlihat segar dan berbentuk bulat sempurna. Mata arwana yang baik adalah mata yang tidak turun atau juling yang biasa disebut dalam dunia arwana drop eyes (DE), hal ini dapat ditanggulangi dengan cara operasi, tetapi operasi tidak akan memberikan mata yang sempurna. Mata yang bagus dan tidak memiliki kemungkian DE adalah mata yang sedikit muncul keluar, atau bisa di bayangkan seperti kancing pada celana jeans yang muncul keluar.

Ikan arwana yang sempurna anatominya akan memiliki lima sirip, yaitu sirip dada (dayung), sirip perut, sirip punggung, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip dada ada sepasang, dan sirip dada yang bagus haruslah panjang dan lebar serta tidak bengkok. Sirip perut yang bagus juga ada sepasang dan harus tidak bengkok, serta meruncing dibagian ujung. Sirip punggung terletak dari punggung bagian belakang arwana, sirip yang bagus harus lebih pendek dari sirip anus dan tegak lurus dengan badan arwana. Sirip anus merupakan sirip dibagian bawah belakang arwana, sirip yang bagus adalah sirip yang bagian luarnya rata (tidak gerebesan). Sirip ekor merupakan salah satu kriteria penilaian ikan arwana super red yang baik atau tidak. Sirip ekor yang bagus harus berbentuk seperti kipas tangan dan tidak sobek.

2.2.2. Pemeliharaan Arwana Super Red

(26)

banting karena dapat hidup di air dengan tingkat keasaman yang bervariatif dari pH 4,5-7,5 tetapi alangkah lebih baik bila pH air dalam akuarium berkisar antara pH 5-6 karena sesuai dengan habitat aslinya di Sungai Kapuas.

Akuarium untuk memelihara ikan arwana sebaiknya dilengkapi dengan lampu ultra violet yang berguna sebagai pengganti sinar matahari dan juga sebagai alat untuk memunculkan warna dari ikan arwana, heater digunakan untuk memanaskan air bila suhu air didalam akuarium lebih rendah dari suhu yang norma. Aerator digunakan untuk memberikan oksigen dalam air, sehingga oksigen dalam air tetap ada. Filter yang berkualitas baik akan menghasilkan air yang baik juga. Penggunaan filter yang baik, amonia yang terkandung dalam feses dari ikan arwana akan terlarut sehingga air yang telah di filter akan bersih dari kandungan amonia.

Pemberian pakan juga tidak kalah penting dalam pemeliharaan ikan arwana. Ikan arwana super red akan berkembang menjadi ikan yang berkualitas dengan pemberian pakan yang pas dan tepat. Pakan ikan arwana bisa berbagai macam mulai dari kodok sawah, sampai kelabang. Perbedaan pemberian pakan juga akan berpengaruh kepada tumbuh kembang arwana super red. Pemberian pakan seperti udang, kelabang, kecoa, dan jangkrik; warna dari ikan arwana akan lebih cepat muncul dan lebih cenderung ke warna merah, karena didalam ke empat pakan tersebut memiliki zat kitin yang tinggi di bandingkan dengan pakan yang lain, sedangkan kodok sawah, ikan guppy, ikan cere, dan ulat hongkong akan membuat arwana cepat besar.

2.3. Cara Budidaya Ikan Arwana Super Red

(27)

13 penangkaran sudah bukan tempat habitat asli yaitu kolam-kolam ikan yang tersebar di beberapa daerah.

2.3.1. Budidaya Arwana Super Red di Alam

Ikan arwana super red yang dibudidayakan secara alami, asli dari habitatnya sudah semakin sulit ditemui karena banyak orang yang memburu arwana super red di Sungai Kapuas hingga Danau Sentarum. Ikan jenis ini pada umumnya baru matang gonad setelah berumur di atas lima tahun atau ukuran ikan arwana yang sudah mencapai sekitar 50-60 cm. Ikan ini cukup berbeda dengan ikan hias air tawar lainnya, karena merupakan ikan purba yang menghasilkan keturunan dengan cara mouth breeding di mana telur dierami oleh sang jantan di dalam mulutnya. Proses pengeraman di mulut sang jantan bukanlah dalam waktu yang cepat, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan. Selama proses pengeraman tersebut sang jantan tidak dapat memakan pakan yang tersedia di alam. Pengeraman tersebut dilakukan sampai anakan sudah lepas telur secara sempurna atau sekitar delapan centimeter.

Ikan arwana super red tidak mudah untuk dibudidayakan karena mereka merupakan tipe yang cukup pemilih dalam memilih pasangan. Sebelum proses perkawinan, biasanya mereka harus melewati proses pengenalan terhadap calon pasangannya, hal ini berlangsung kurang lebih sekitar satu bulan sebelum terjadi proses perkawinan atau pada saat sang betina hamil (membawa telur di perut), akan tetapi proses pengenalan ini tidak berjalan dengan mudah karena terdapat kemungkinan di mana sang jantan dan betina tidak jadi kawin, sehingga telur yang sudah berada di dalam perut sang betina dimuntahkan ke air. Proses yang sulit inilah yang membuat ikan arwana super red memiliki nilai jual yang tinggi.

(28)

2.3.2. Budidaya Arwana Super Red di Penangkaran

Ikan arwana super red yang sering dilihat pada sekarang ini umumnya merupakan ikan yang sudah ditangkar. Proses penangkaran dimulai pada tahun 1980-an dan booming pada tahun 90-an. Penangkaran ikan arwana sudah mulai banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia karena sering muncul di televisi mengenai cara-cara penangkaran ikan arwana. Proses penangkaran ikan arwana

super red membutuhkan modal yang tidak sedikit, selain dari harga indukan yang mahal, lahan yang dibutuhkan untuk proses penangkaran tidak sedikit.

Ikan arwana super red yang sudah matang gonad atau yang siap kawin, dimasukan ke dalam suatu kolam yang berukuran minimal 10x30 meter. Semakin panjang ukuran kolam maka akan semakin bagus, karena ikan ini merupakan ikan yang dominan yang menguasai daerah tertentu. Kolam yang panjang berguna apabila terjadi perkelahian, karena yang tidak dominan memiliki daerah untuk melarikan diri dari yang dominan. Ukuruan kolam 10x30 meter umumnya memiliki kepadatan ikan maksimal 20 pasang atau 40 ekor. Ukuran kolam dan bentuk kolam ikan arwana super red dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 5. Kolam Penangkaran Ikan Arwana Super Red

Sumber : shelookred.com, 2010

(29)

15 hari. Perbedaan antara proses budidaya secara ditangkar dan alami adalah pada saat pengeluaran anakan dari mulut sang jantan. Pada proses perkawinan alami, anak akan berusaha melarikan diri dari mulut bapaknya, sedangkan pada penangkaran mulut sang jantan dipaksa dibuka oleh manusia. Proses pembukaan mulut jantan ikan arwana super red dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 6. Proses Pemanenan Ikan Arwana Sumber : asian-arowanas.com, 2010

Proses pembukaan mulut jantan atau yang biasa disebut pemanenan dilakukan sekitar satu bulan setelah ikan arwana super red kawin. Proses perkawinan yang terjadi pada malam hari membuat penangkar kesulitan untuk mengetahui kapan tepatnya proses perkawinan, akan tetapi, pada umumnya setelah proses perkawinan sang jantan suka berada di atas permukaan air seperti ikan yang kekurangan oksigen.

Setelah arwana super red jantan muncul di permukaan, para penangkar mencatat tanggal dan menentukan tanggal panen yaitu satu bulan setelah ikan mengambang di permukaan. Selama satu bulan itu, anakan akan berkembang mencapai sekitar 2-6 cm namun belum mengalami lepas telur, keadaan di mana mereka masih membawa telur di bawah tubuhnya. Anakan ikan arwana super red

(30)

Gambar 7. Anakan Ikan Arwana yang Masih Membawa Telur Sumber : menggelinjang.multiply.com, 2010

Setelah anakan berukuran antara 10-15 cm, maka pemberian microchip

dilakukan. Pemberian chip ini dilakukan untuk menandakan atau membedakan antara ikan hasil penangkaran dan ikan hasil tangkap di sungai. Microchip ini merupakan pemberian dari Departemen Kehutanan bila penangkarannya telah tercatat secara resmi di Departemen Kehutanan. Ikan yang tidak diberikan microchip tidak bisa dijual di pasar luar negeri, karena microchip merupakan salah satu syarat dari badan karantina. Pemberian microchip kepada arwana super red dapat dilihat pada Gambar 10.

(31)

17 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang manajemen ikan hias arwana super red masih sulit ditemukan. Data-data yang lengkap tentang arus lalu lintas perdagangan ikan hias arwana super red lokal sangat sulit ditemukan, hal ini disebabkan kebiasaan para pelaku pasar ikan hias air tawar untuk tidak mendata secara rinci harga dan jumlah ikan yang di jual.

Atribut-atribut yang dipakai dalam penelitian ini akan merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2007) mengenai Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Ikan Hias Air Tawar (studi kasus di Kota Bogor). Penelitian ini menunjukan bahwa menurut responden, urutan atribut mulai dari yang terpenting berturut-turut adalah keindahan warna, keunikan bentuk, kemudahan cara merawat, biaya perawatan, kemampuan dinikmati tingkah lakunya, harga pembelian, kelangkaan, harga jual kembali, citra yang dibawa oleh ikan hias, kemudahan untuk diternak, dan kemampuan memberikan varietas baru. Atribut yang dihasilkan di dalam penelitian ini memiliki kesamaan, yaitu adalah ikan hias, akan tetapi ada sedikit perbedaan dalam pemilihan objeknya. Objek yang dalam penelitian ini adalah salah satu jenis ikan hias, yaitu arwana super red.

(32)

Tabel 2. Perbedaan dan Persamaan Antara Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu Perbedaan Persamaan

Anwar (2007), Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Ikan Hias Air Tawar (studi kasus di Kota Bogor)

-Objek yang diteliti -Metode analisis data

-Tergolong dalam ikan hias

Anthurium (studi kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor)

-Objek yang diteliti -Metode analisis data

-Bukan barang -Jenis barang yang

diteliti (barang konsumsi)

-Metode analisis data

Widyandari (2007) -Jenis barang yang

diteliti (barang konsumsi)

-Metode analisis data

Januarti (2005), Analisis Preferensi Hobiis Terhadap Atribut Buah Duku Di Kota Palembang

-Objek yang di teliti -Jenis barang yang

diteliti (barang konsumsi)

(33)
(34)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Menurut Engel et al. (1995) dalam proses pengambilan keputusan pembelian, setiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : pengaruh lingkungan, proses psikologis, perbedaan individu dan strategi pemasaran. Sebelum setiap individu melakukan pembelian, terdapat lima tahap yang dilalui oleh hobiis sebelum melakukan pembelian. Tahap-tahap tersebut antara lain: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

3.1.1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan sebenarnya sangat dipengaruhi oleh pebedaan antara keinginan hobiis dengan keadaan saat ini. Pengenalan kebutuhan menurut Engel et al. (1995), didefinisikian sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pegenalan kebutuhan: informasi yang disimpan dalam ingatan, perbedaan individual, dan pengaruh lingkungan. Proses pengenalan kebutuhan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 9. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian

Sumber : Engel et al. (1995)

Keadaan yang Diinginkan Keadaan Aktual

Dibawah Ambang Diatas Ambang

Keadaan yang Diinginkan Pengenalan Kebutuhan

(35)

21 3.1.2. Pencarian Informasi

Setelah tahap pengenalan kebutuhan, maka tahap selanjutnya dari proses pengambilan keputusan adalah pencarian informasi. Menurut Engel et al. (1995), pencarian informasi adalah suatu aktivitas dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Informasi dapat dicari dari internal dan eksternal.

Pencarian informasi dari internal adalah pencarian informasi dari ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang, sedangkan pencarian informasi secara eksternal merupakan pencarian informasi dari luar ingatan atau dari lingkungan sekitar. Pada umumnya pencarian informasi dilakukan dari internal terlebih dahulu dengan cara mencari informasi dari ingatan setiap individu, bila informasi tersebut tidak ada atau tidak jelas, maka biasanya individu akan mencari informasi dari eksternal. Menurut Kotler dan Keller (2009), sumber informasi eksternal dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman.

3.1.3. Evaluasi Alternatif

Setelah informasi didapatkan, tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah mencari alternatif. Evaluasi alternatif menurut Engel

et al. (1995) adalah sebagai salah satu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan hobiis. Proses evaluasi alternatif ada empat komponen dasar yang mempengaruhinya, yaitu: menentukan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi, menentukan alternatif pilihan, menilai kinerja alternatif, dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Kriteria evaluasi alternatif tidak lebih daripada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria yang digunakan oleh hobiis selama pengambilan keputusan akan bergantung dengan pengaruh situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan.

3.1.4. Keputusan Pembelian

(36)

sekarang merupakan proses pembelian barang itu sendiri. Menurut Engel et al.

(1995) pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan, dan atau perbedaan individu. Determinan kedua, situasi memiliki pengaruh yang menonjol karena memiliki kepentingan khusus.

Niat pembelian hobiis biasanya dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu : produk dan merek; kelas produk. Niat pembelian yang mencakup produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian yang terencana penuh dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Kategori kedua merupakan niat terencana walaupun pilihan merek dibuat di tempat penjualan.

3.1.5. Evaluasi Hasil Pembelian

Setelah pembelian terjadi, hobiis akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Evaluasi lebih jauh terjadi dalam bentuk pembandingan kinerja produk atau jasa berdasarkan harapan, hasilnya adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi untuk mengokohan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti bahwa upaya mempertahankan pelanggan menjadi bagian yang penting dalam strategi pemasaran umumnya dan strategi promosi khususnya.

Memahami kebutuhan dan proses pembelian hobiis sangat penting dalam membuat strategi promosi yang efektif. Cara untuk memahami pembeli melalui tahap-tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian, para pemasar dapat memperoleh petunjuk tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hobiis. Memahami berbagai faktor dalam proses pembelian, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang efektif untuk pasar sasarannya.

3.1.6. Atribut Produk

(37)

23 menggambarkan sikap hobiis terhadap produk tersebut dan mencerminkan perilaku hobiis dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk. Setiap hobiis memiliki pengetahuan berbeda tentang suatu atribut yang dimiliki dalam sebuah produk bergantung dengan informasi yang didapat oleh hobiis, tingkat ketertarikan hobiis terhadap produk, dan tingkat pendidikan dari hobiis. Penentuan atribut ikan arwana super red mengacu kepada konsep bauran pemasaran atau

marketing mix (Kotler & Keller, 2009) yang merupakan kumpulan variabel produk, harga, tempat, dan promosi.

Produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan hobiis dalam bentuk fisik. Atribut produk dalam penelitian ini yaitu: keindahan warna, anatomi yang sempurna, keunikan bentuk, tingkah laku, kelangkaan, dan citra yang dibawa oleh ikan arwana super red. Harga harus sesuai dengan variabel-variabel produk yang dapat menjadi pertimbangan hobiis, hal ini dikarenakan harga yang dibayarkan hobiis terhadap produk yang dibeli merupakan apresiasi hobiis terhadap kepuasan yang diperoleh dari proses pembelian tersebut. Tempat merupakan salah satu atribut yang mungkin tidak terlalu dipikirkan oleh banyak orang, akan tetapi kenyamanan tempat pembelian akan menentukan proses pembelian. Promosi adalah cara yang dilakukan penjual dalam jangka pendek untuk menarik perhatian hobiis, berhasil tidaknya promosi dapat dilihat dari tingginya tingkat preferensi hobiis terhadap produk yang ditawarkan.

(38)

diserit atau disobek, sehingga akan menjadi lebar, serta pemberian arus yang dapat menyebabkan dayung dari ikan arwana akan bertambah panjang. Mata dapat dilatih sehingga tidak drop eyes dengan cara dimasukan ke dalam kolam yang besar dan diberi warna gelap. Pemberian pakan yang berada di atas air seperti kodok, jangkrik, dan kecoa.

3.1.7. Preferensi Hobiis

Preferensi hobiis dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai hobiis. Preferensi ini terbentuk dari persepsi terhadap produk. Preferensi hobiis berhubungan dengan harapan hobiis akan suatu produk yang disukainya. Harapan hobiis diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2002).

Setiap hobiis memiliki preferensi yang berbeda. Membandingkan antara suatu produk dengan produk yang lain lalu memilih satu yang lebih mereka sukai. Preferensi merupakan suatu keinginan hobiis yang membandingan antara satu produk dengan produk yang lainnya, tetapi pilihan itu belum tentu pilihan aktual mereka. Keinginan hobiis akan suatu produk akan berubah pada saat melakukan aktivitas belanja di pasar yang dikarenakan harga barang tersebut. Preferensi hobiis didefinisikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi.

Preferensi hobiis menunjukan kesukaan hobiis dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler, 2000). Studi seperti ini akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan produk-produk baru, karakteristik atau ciri-ciri produk, harga dan bauran pemasaran lainnya. Tahap evaluasi alternatif, hobiis membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Preferensi pembeli untuk suatu merek akan meningkat, jika seseorang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

(39)

25 benar-benar sesuai dengan keinginan hobiis apabila mengetahui keingginan dari hobiis terlebih dahulu, hal ini juga berlaku bagi bisnis ikan hias arwana super red, kalau perusahaan telah mengetahui apa yang diinginkan oleh hobiis, maka perusahaan dapat menetapkan kebijakan yang langsung mengena kepada hobiis, dengan demikian penjualan ikan arwana akan meningkat.

Proses pengambilan keputusan pembelian ikan arwana super red, hobiis telah melewati berbagai tahapan, mulai dari pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan evaluasi hasil pembelian. Keseluruhan proses itu tidak lepas dari pengaruh lingkungan, individu, dan pengaruh psikologis. Atribut merupakan salah satu kriteria yang digunakan oleh hobiis ketika mengevaluasi alternatif penjual ikan yang akan dipilih. Karakteristik dari hobiis ikan arwana

super red akan sangat berbeda dengan hobiis produk lainnya, karena ikan arwana merupakan ikan hias yang dikonsumsi dengan cara dilihat dan hidup.

Penentuan kepentingan atribut untuk ikan arwana super red dibagi menjadi enam atribut, yaitu: harga beli anakan, warna ikan arwana super red, bentuk mata, bentuk ekor, sertifikasi, dan citra penangkar. Enam atribut tersebut telah mencakupi kriteria bauran pemasaran (Kotler & Keller, 2009). Atribut produk diwakilkan oleh warna, bentuk mata dan bentuk ekor. Atribut harga dicerminkan oleh harga beli anakan. Atribut tempat diwakilkan oleh citra penangkar, dan atribut promosi dicerminkan oleh sertifikasi. Pemilihan keenam atribut tersebut juga berdasarkan penelitian terdahulu oleh Anwar (2007) yang mengamabil atribut harga, dan warna ikan.

(40)

Gambar 10. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis Konjoin Harga Ikan Arwana Super Red yang

Mengalami Penurunan

Banyaknya Variasi Anakan Ikan Arwana Super Red

Karakteristik Konsumen Ikan Arwana

Proses Keputusan Pembelian (Engel et al. 1995) :

Pengenalan Kebutuhan Pengcarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil

Analisis Tingkat Kepentingan Atribut

(Simamora. 2005) :

Warna Bentuk Mata Bentuk Ekor Harga

Citra Penangkar Sertifikasi

(41)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan tempat objek penelitian dilakukan dangan sengaja (purposive) pada hobiis ikan arwana super red di sekitar Kota Bogor. Penelitian mengenai preferensi hobiis terhadap ikan arwana super red dilakukan di sekitar Kota Bogor dikarenakan Kota Bogor merupakan salah satu kota besar yang berada di Jawa Barat dengan jumlah penduduk mencapai 750.250 jiwa pada Tahun 2006. Kota Bogor merupakan salah satu kota perpanjangan dari Ibukota Jakarta selain Tanggerang dan Bekasi. Perpindahan penduduk dari Kota Jakarta ke Kota Bogor biasanya dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas. Masyarakat menengah keatas berpindah kota dikarenakan mencari pemukiman yang lebih nyaman untuk ditingal dan tetap tercapai dalam waktu yang singkat, hal itu dapat terlihat dari tumbuhnya perumahan menengah keatas di Kota Bogor. Perpindahan masyarkat menengah keatas ke Kota Bogor, pasar dari ikan arwana super red di Kota Bogor semakin meningkat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2010.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer didapatkan dengan pengisian kuisioner oleh responden maupun wawancara dengan pihak yang terkait seperti, penangkar arwana, dan pelaku bisnis ikan arwana. Kuisioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan terbuka dan tertutup, dimana alternatife jawaban telah disediakan sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, literatur buku dan internet.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode

(42)

yang diambil sebanyak 30 responden yang tersebar di Kota Bogor dengan kriteria responden harus memiliki ikan arwana super red dan mengetahui informasi tentang cara pemeliharaan ikan arwana super red yang baik.

Atribut yang akan diteliti antara lain warna ikan arwana super red, harga beli anakan, bentuk mata, bentuk ekor, citra dari penangkar, dan sertifikasi. Karakteristik dari responden yang akan diteliti meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status pernikahan. Proses keputusan pembelian juga akan diteliti dalam laporan ini.

4.4. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Pengolahan data semua menggunakan Microsoft Excel untuk tabulasi deskriptif yang menjelaskan proses keputusan pembelian secara umum. Analisis Konjoin mengunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 11.5 for Windows.

4.4.1. Analisis Deskriptif

Tabulasi Deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui karakteristik hobiis dan proses keputusan pembelian produk. Data mengenai karakteristik hobiis dan proses keputusan pembelian akan dikelompokan. Pengelompokan dilakukan sehingga dapat mendeskripsikan dan menggambarkan karakteristik pembeli serta proses keputusan pembelian yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan.

4.4.2. Analisis Konjoin

Analisis Konjoin digunakan untuk mengukur nilai kegunaan dan nilai penting relatif dari tiap atribut ikan arwana super red. Nilai kegunaan ini menunjukan preferensi hobiis terhadap taraf suatu atribut dimana nilai kegunaan yang tertinggi dari suatu taraf tersebut cenderung disukai oleh hobiis. Nilai penting relatif menunjukan indikasi urutan atribut yang dapat mempengaruhi hobiis dalam membeli ikan arwana super red. Output yang dihasilkan analisis Konjoin berupa data urutan atribut dan taraf yang dinilai penting oleh hobiis.

(43)

29 atribut, mulai dari yang paling disukai sampai yang paling tidak di sukai. Pemilihan atribut adalah atribut beserta taraf-tarafnya yang memungkinkan dan mudah dipahami oleh hobiis. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dan studi kepustakaan, maka terdapat enam atribut yang dapat dievaluasi oleh hobiis. Atribut dan taraf-taraf atribut ikan arwana super red yang akan diuji selengkapnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Atribut Ikan Arwana Super Red

Atribut Taraf

Bentuk Mata Tidak Drop Eyes

Drop Eyes

Bentuk Ekor Kipas

Obor

Harga

Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000 Rp 5.000.001 keatas

Citra Penangkar Penangkar Besar Penangkar Kecil

Sertifikasi Ada Sertifikat Tidak Ada Sertifikat

(44)

itu diperlukan judgement untuk menentukan jumlah atribut dan taraf optimal. Atribut yang dimasukan ke dalam penelitian ini hanya yang dinilai paling penting.

Atribut warna terdiri dari empat taraf, bentuk mata terdiri dari dua taraf, bentuk ekor terdiri dari dua taraf, harga terdiri dari empat taraf, citra penangkar terdiri dari dua taraf, dan sertifikasi terdiri dari dua taraf, dengan demikian, jumlah stimuli secara teoritis adalah 4 x 2 x 2 x 4 x 2 x 2 = 256 stimuli, hal itu berarti setiap responden secara teoritis harus memberi pendapat terhadap 256 stimuli. Tentu saja dalam pengumpulan data, responden akan mengalami kesulitan untuk memberikan pendapat, oleh karena itu perlu dilakukan pereduksian jumlah stimuli. Tujuan mengurangi kombinasi tersebut adalah untuk menghindari kombinasi yang bertolak belakang.

Menurut Santoso (2004), untuk memudahkan responden dalam memberikan penilaian karena jumlah atribut dan tarafnya yang cukup banyak, maka setiap responden akan menilai kombinasi produk yang ada dengan angka satu sampai dengan lima, dengan urutan :

1) Sangat tidak suka dengan stimuli produk tersebut. 2) Tidak suka dengan stimuli produk tersebut. 3) Cukup suka dengan stimuli produk tersebut. 4) Suka dengan stimuli produk tersebut. 5) Sangat suka dengan stimuli produk tersebut.

Secara umum model dasar analisis Konjoin dapat dituliskan dalam bentuk umum persamaan sebagai berikut (Simamora, 2005):



(45)

31 taraf yang bersangkutan tidak ada. Jumlah variabel dummy dari suatu atribut sebanyak n-1, dimana n adalah banyaknya taraf dari suatu atribut.

Pentingnya atribut dinyatakan dalam Ii = {max (β ij) – min (β ij)} untuk masing-masing i. Petingnya atribut ini jika diubah menjadi tingkat kepentingan relatif (bobot) memiliki rumus :

Wi = Tingkat Kepentingan Relatif (bobot) Ii = Tingkat Kepentingan Atribut

Menurut Hair (1998), ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data analisis Konjoin yaitu :

1) Pendekatan Full Profile

Melalui pendekatan ini responden diminta untuk memeringkatkan atau memberi nilai (rating) sebagian atau seluruh kombinasi taraf-taraf dari atribut (stimuli) yang menggambarkan profil produk secara lengkap.

2) Pendekatan Pairwise

Pendekatan ini membandingkan pasangan profil dua atribut. Pendekatan ini meminta responden untuk menilai (rating) profil mana yang lebih disukai dari setiap pasangan profil yang dibuat.

(46)

Tabel 4. Stimuli Menggunakan Rancangan Faktorial Sebagian dengan Konsep Orthogonal Array

No

Drop Eyes Kipas 3000001 - 4000000 Kecil Tidak Ada

6 Merah

Drop Eyes Kipas 2000000 - 3000000 Kecil Tidak Ada

12 Merah

Drop Eyes Obor 4000001 - 5000001 Besar Tidak Ada

(47)

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Keadaan Umum Kota Bogor

5.1.1. Letak Geografis

Secara umum, Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok. Letak Kota Bogor sangat strategis karena hanya 60km dari Ibukota Negara Indonesia, Jakarta.

5.1.2. Batas Wilayah

Secara umum, Kota Bogor langsung berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Di Utara Kota Bogor langsung berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Bojonggede dan Kemang. Batas Selatan dari Kota Bogor langsung berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Caringin. Batas Timur, Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan Ciawi, dan Sukaraja. Batas Barat, Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Dramaga.

5.1.3. Iklim, Topografi dan Geografi

Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata 26°C setiap bulannya dan kelembaban udaranya berkisar 70 persen. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson timur. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi oleh angin muson barat.

(48)

3.500–4.000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini (70 persen) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang. Kedudukan Kota Bogor yang berada di tengah-tengah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuat kota ini strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.

5.1.4. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Bogor pada Tahun 2006 sebesar 750.250 jiwa. Komposisi penduduk laki-laki sebesar 379.446 jiwa (50,57 persen) dan penduduk wanita sebesar 370.804 jiwa (49,43 persen). Pertumbuhan penduduk Kota Bogor pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 2,39 persen.

5.2. Karakteristik Umum Hobiis Ikan Hias Arwana Super Red

Hobiis dipilih berdasarkan rekomendasi dari hobiis sebelumnya, karena mengingat hobiis ikan arwana saling mengenal satu sama lain. Hobiis diambil secara acak dari seluruh Kota Bogor berdasarkan referensi dari hobiis sebelumnya. Jumlah keseluruhan hobiis sebanyak 30 orang. Karakteristik dari hobiis secara umum dapat dilihat pada Tabel 5.

Usia mayoritas hobiis antara 31-40 tahun yaitu sekitar 36,67 persen sedangan golongan usia terbanyak setelahnya adalah hobiis yang berusia antara 41-50 tahun, sekitar 33,33 persen, diikuti oleh kelompok hobiis yang berusia lebih dari 50 tahun yang seiktar 23,33 persen. Hobiis yang memiliki rentang usia antara 20-30 tahun merupakan golongan terkecil, hanya sekitar 6,67 persen.

(49)

35 Tabel 5. Karakteristik Hobiis Ikan Arwana Super Red Secara Umum

Karakteristik Jumlah

Status Pernikahan Menikah 24 80,00

Belum Menikah 6 20,00

Wiraswasta 17 56,67

(50)

Latar belakang pendidikan dari hobiis juga berragam, tetapi didominasi oleh hobiis yang lulus sarjana sebesar 50 persen. Hobiis yang lulus SMA sebesar 33,34 persen, lulus diploma sebesar 10 persen dan yang paling sedikit adalah lulus SMP dan pasca sarjana yaitu sebesar 3,33 persen masing-masing. Mayoritas dari hobiis bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 17 orang atau sebesar 56,67 persen dan pegawai swasta sebanyak 11 orang atau sebesar 36,67 persen. Selebihnya adalah dokter dan mahasiswa sebesar 3,33 persen masing-masing.

Jumlah hobiis yang memiliki pendapatan di bawah tiga juta rupiah per bulannya sebanyak satu orang (3,33 persen) dan hobiis yang memiliki pendapatan antara 3-5 juta rupiah per bulannya sebanyak dua orang atau sebesar 6,67 persen. Hobiis yang memiliki pendapatan antara 5-10 juta rupiah sebanyak tujuh orang atau sebesar 23,33 persen. Hobiis yang memiliki pendapatan antara Rp 10-15 juta sebanyak 12 orang atau sebesar 40 persen dan yang lebih dari Rp 15 juta sebesar 26,67 persen.

Hampir dari separuh hobiis hanya memelihara satu ekor ikan arwana super red yaitu sebesar 46,66 persen. Sekitar 26,67 persen dari hobiis memelihara dua ekor ikan, sedangkan reponden yang memelihara tiga ekor ikan sebanyak tiga orang atau sebesar 10 persen. Hobiis yang memelihara lebih dari tiga ekor sebanyak lima orang atau sebesar 16,67 persen

5.3. Cara Pemeliharaan Ikan Arwana Super Red Oleh Hobiis

(51)

37

Treatment memperbaiki bentuk ekor, biasanya mereka menyerit

(menyobek ekor tetapi tanpa melukai tulang ekor ikan) untuk mendapatkan ekor yang lebih lebar. Hobiis juga sudah bisa menebak warna yang akan dihasilkan kelak. Warna dari anakan bisa terlihat dari warna merah bibir, warna ekor belakang, atas dan bawah, serta dari tulang pipi. Warna bibir anakan biasanya tidak akan berubah walaupun sudah bertambah besar atau tua. Biasanya warna bibir akan mencirikan warna yang akan keluar pada saat ikan berukuran 30-40cm. Warna merah dari anakan yang berukuran 10-25 cm belum terlihat. Pada ukuran 10-25cm hanya terlihat warna silver dan warna dasar dari ikan arwananya itu sendiri, yaitu warna hitam dan hijau.

Warna ekor dari anakan juga diperhatikan oleh hobiis. Semakin merah warna ekor anakan maka semakin besar kemungkinan ikan tersebut dapat menghasilkan warna yang bagus pula kelak. Penilaian hobiis terhadap mata juga tidak luput diperhatikan selain warna bibir dan ekor anakan. Ada beberapa ciri dari mata ikan arwana yang tidak mungkin juling, yaitu mata sedikit lebih keluar dari badannya atau seperti kancing dari celana jeans. Ikan dengan mata seperti itu tidak akan terkena penyakit juling karena mata tidak akan bisa menghadap ke bawah karena terhalang tulang pipi.

Hobiis melakukan pemilihan anakan yang baik, pemeliharaan yang baik juga di terapkan oleh hobiis. Hanya dengan anakan yang baik tanpa perawatan yang sesuai, tidak akan menghasilkan ikan arwana yang baik, sama seperti halnya berlian yang belum diasah tidak akan menarik perhatian, tetapi bila anakan yang baik, dan dirawat dengan baik pula maka kelak ikan tersebut akan menarik perhatian banyak orang. Cara pemeliharaan ikan arwana super red yang berukuran kecil dan yang berukuran besar memiliki perbedaan. Perbedaan pertama dari ukuran akuarium.

(52)

jangkrik, ikan kecil, dan ulat jerman. Pemberian pakan dilakukan hanya dua kali sehari, pagi dan sore.

Arwana yang berukuran di atas 30 cm sebaiknya diberi akuarium yang berukuran 160x100x100cm karena ikan arwana akan merasa sesak bila tetap berada di dalam akuarium yang berukuran 100x60x60cm. Pada ukuran ini biasanya ikan mulai memunculkan warna tubuhnya, maka pemberian pakan juga berbeda pada saat ikan berukuran kecil, pada ukuran ini ikan arwana super red

sebaiknya diberi pakan kodok, kelabang, udang, dan jangkrik.

Treatment yang dilakukan untuk membantu ikan memunculkan warna yang lebih bagus tidak hanya dipengaruhi oleh pakan yang kaya akan zat kitin, tetapi diperlukan juga treatment khusus seperti tanning. Tanning yang diterapkan pada ikan arwana pada dasarnya sama seperti tanning yang dilakukan oleh manusia, yaitu berjemur, akan tetapi perbedaanya adalah tanning dilakukan di dalam akuarium dengan menggunakan lampu UV sebagai pengganti matahari. Proses tanning yang dilakukan oleh hobiis cukup variatif, mulai dari jumlah lampu UV sampai waktu tanning. Jumlah lampu UV yang digunakan sangat bervariatif, mulai dari satu lampu hingga lima lampu. Lama tanning juga bervariatif mulai dari delapan jam, hingga satu hari penuh. Perbedaan ini berdasarkan pemikiran yang berbeda dari setiap hobissnya. Treatment

pemunculan warna, ada beberapa hobiis yang menggunakan teknik showering di mana inflow air dilakukan dengan cara disiram dari atas akuarium, seperti layaknya shower mandi. hobiis yang mengunakan teknik ini berpendapat bahwa dengan teknik showering, warna ikan arwana super red akan semakin cepat mencapai pungung.

(53)
(54)

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

6.1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian suatu produk oleh hobiis dimulai ketika suatu kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Adanya kebutuhan disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan hobiis. Menurut Engel et al (1995) ketika ketidaksesuaian itu melebihi suatu tingkat tertentu, maka kebutuhan dikenali. Meningkatnya ketidaksesuaian tersebut, maka menimbulkan dorongan yang memotivasi hobiis untuk memuaskannya.

Motivasi yang terdapat di dalam setiap individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemungkinan apakah suatu kebutuhan akan diaktifkan atau tidak. Kebutuhan hobiis dalam hal ini adalah kebutuhan akan ikan hias arwana super red. Motivasi hobiis dalam membeli ikan arwana super red dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Motivasi Hobiis Membeli Ikan Arwana Super Red

Motivasi Pembelian Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

Memberikan Citra yang Positif 5 16,67

Membawa Keberuntungan 9 30,00

Memiliki Warna yang menarik 3 10,00

Memiliki Gaya Renang yang Anggun 3 10,00

Merupakan Ikan yang Unik 6 20,00

Mempunyai Harga Jual yang Tinggi 4 13,33

TOTAL 30 100,00

(55)

41 yang membeli ikan arwana super red untuk memberikan citra positif sebanyak lima orang atau sebesar 16,67 persen. Ikan arwana dapat menaikan citra dari pemiliknya karena merupakan ikan yang relatif mahal dibandingkan dengan ikan hias air tawar lainya. Kemudian alasan lain dari hobiis membeli ikan arwana super red adalah harga jual yang tinggi, yakni sebesar 13,33 persen. Warna yang menarik, dan gaya renang yang angun merupakan motivasi yang paling sedikit dipilih oleh hobiis yaitu masing-masing sebesar 10 persen.

6.2. Pencarian Informasi

Setelah terjadi pengenalan kebutuhan, hobiis mungkin terlibat dalam pencarian pemuas kebutuhan yang potensial. Menurut Engel et al (1995) pencarian internal melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan dari ingatan, sementara pencarian eksternal terdiri dari pengumpulan informasi dari pasar. Sumber informasi yang didapatkan oleh hobiis mengenai ikan arwana super red

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sumber Informasi Hobiis Mengenai Ikan Arwana Super Red

Sumber Informasi Jumlah

(Orang)

Internet / Televisi 8 26,67

Toko Ikan Arwana 3 10,00

TOTAL 30 100,00

(56)

sebesar 20 persen dan dari majalah atau koran sebesar 13,33 persen. Presentase terkecil adalah toko ikan hias arwana, yaitu sebesar 10 persen karena pada umumnya hobiis akan menuju toko ikan hias arwana apabila mereka telah memiliki pengetahuan yang cukup atau pada saat akan membeli ikan arwana

super red tersebut. 6.3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan kemudian dipilih untuk memenuhi kebutuhan hobiis. Menurut Engel et al (1995), untuk memilih alternatif, hobiis menggunakan atribut tertentu yang disebut sebagai kriteria evaluasi. Pertimbangan hobiis dalam membeli ikan arwana super red dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pertimbangan dalam Pembelian Ikan Arwana Super Red

Atribut Produk Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

Keindahan Warna 8 26,67

Harga Beli 7 23,33

Citra yang Dihasilkan 6 20,00

Keunikan 4 13,33

Kelangkaan 3 10,00

Tingkah Laku 2 6,67

TOTAL 30 100,00

Pertimbangan utama dari hobiis dalam membeli ikan arwana super red

(57)

43 Hobiis dalam penelitian ini umumnya adalah hobiis ikan arwana. Apabila terjadi peningkatan harga dari ikan arwana, maka hobiis memilih untuk tidak membeli ikan hias lain, hal itu dikarenakan perilaku dari hobiis yang tidak dengan mudah berpindah pendirian, dalam hal ini beralih untuk memelihara ikan hias jenis lainnya.

6.4. Proses Pembelian

Tahap keempat dalam proses keputusan pembelian adalah proses keputusan itu sendiri. Pada tahap ini hobiis memutuskan alternatif yang telah diperoleh untuk dapat diterima. Adapun hal yang dianalisis dalam hal ini adalah cara hobiis memutuskan pembelian, pengaruh promosi dalam pembelian, bentuk promosi yang diinginkan oleh hobiis, dan pengaruh dari pihak luar dalam melakukan proses pembelian.

Tabel 9. Media yang Paling Mempengaruhi Hobiis dalam Membeli Ikan Arwana Super Red

Media yang Mempengaruhi Pembelian Jumlah (Orang)

Gambar

Gambar 1.
Gambar 2. Contoh Ikan Arwana Platinum
Gambar 3.
Gambar 4. Diagram Penerimaan Devisa Negara dari Ekspor Fauna Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wanita dan konsumen yang berpendapatan menengah keatas adalah karakteristik konsumen yang paling puas dan loyal terhadap Ultramilk, selain itu mereka juga cenderung

[r]

Ke- sesuaian harga dengan kualitas produk dan atau laya- nan, serta tingkat kemahalan harga dengan produk sejenis biasanya menjadi atribut penentu konsumen dalam membeli

Berdasarkan Tabel 7 diatas, kombinasi aribut paling disukai pilihan responden dengan pendapatan Rp 5 - 10 juta per bulan adalah kombinasi 14 yaitu kopi lokal

Pada kuadran B, tingkat kinerja dari perusahaan sesuai dengan tingkat kepentingan dari konsumen, Oleh karena itu, pihak perusahaan cukup mempertahankan kinerja dari

Berdasarkan hasil nilai utilitas atau nilai kegunaan taraf setiap faktor dan level/taraf dapat diketahui bahwa preferensi utama konsumen atau kombinasi atribut yogurt

Soekarno Hatta, Kota Probolinggo maka dapat menurunkan pendapatan sebesar 0,013 juta rupiah, akan tetapi karena variabel lama usaha dinyatakan tidak berpengaruh terhadap

Rumah tangga penerima bantuan sosial memilih jenis beras yang sesuai dengan kemampuannya dalam membeli juga disesuaikan dengan pendapatannya, 2 Atribut beras yang paling dipertimbangkan