i SKRIPSI
PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
RUMONDANG AGUSTINA 110521103
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rasio CAMEL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital
Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan(NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset(ROA),Loan to Deposit Ratio(LDR) dan
Pertumbuhan Laba. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Indonesian Capital Market
Directory(ICMD) dan Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah studi dokumentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari satu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go publicdi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013 sebanyak 40 perusahaan. Dari populasi tersebut diperoleh 30 perusahaan perbankan yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Uji statistik dilakukan dengan uji asumsi klasik, selain itu juga dilakukan uji t dan uji F (ANOVA). Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Sementara uji F (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, NPM, ROA dan LDR secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, namun secara parsial hanya NPM yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAMEL RATIOS TO THE PROFIT GROWTH OF BANKS LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This research aims to determines the influence of CAMEL ratios to the financial performance of banks listed on the Indonesia Stock Exchange. CAMEL ratios used in this study is the Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) and financial performance is measured by Net Income. Type of data in this research are secondary data obtained from the Bank of Indonesia website collection method used in the documentation study. This research is a kind of causal research, which examines the effect of one variabel against another. The population of this research is banking companies listed in Indonesia Stock Exchange with the period studied 2010-2013, the population amounted to 40 banks, the sampel in this research amounted to 30 banks sampling.
Hypothesis testing was done by multiple linear regression analysis. The statistical test was performed classical assumption test, also performed with t test and F test (ANOVA). T test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially. While the F test (ANOVA) was used to determine the effect of free variables to the dependent variable simultaneously. The results of this study show that simultaneously the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) have significant influence on Profit Growth but partiallyhave no significant influence on Profit Growth of banking companies that were listing on Indonesian Stock Exchange.
iii
KATA PENGANTAR
Syalomm..
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya berupa pengetahuan, pengalaman, serta buah
kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang turut
berpartisipasi secara moril, materil dan spiritual. Ungkapan terima kasih kepada kedua
orang tuaku tercinta Antonius Gultom dan Yohanna Hutahaean, Adik tercinta Rebecca
Marnala dan Sarah Martry yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi yang tiada
henti kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E. dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si.,selaku Ketua dan
Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si.,dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4. I
telah memberikan saran, bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam
iv 5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan
saran, dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan pengajar yang telah mendidik penulis dan memberikan ilmu, serta
seluruh pegawai dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada teman-teman penulis, khususnya sahabat seperjuangan di Ekstensi yang
bersedia membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-teman S1 Manajemen
Ekstensi stambuk 2011-gelombang 2 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang telah memberikan semangat selama ini.
8. Kepada momma kocik (suci, janwita, dimitra, Debora, arum, merry), Gegana
(monika, ayanti, margareth, theresia) yang selalu memberikan semangat dan bersedia
meluangkan waktu mendengarkan cerita perjalanan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata,penulis mengharapkan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya dalam mendapatkan ilmu, khususnya bagi penulis sendiri. Amin.
Medan, Oktober 2015
Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 12
1.3. Tujuan Penelitian ... 12
1.4. Manfaat Penelitian ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1. Pengertian Bank ... 14
2.2. Fungsi Bank ... 15
2.3. Laporan Keuangan Bank ... 17
2.4. Analisis Kinerja Bank ... 18
2.5. Penilaian Rasio CAMEL ... 20
2.6. Pertumbuhan Laba ... 22
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
2.8. Kerangka Konseptual ... 25
2.9. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 29
3.1. Jenis Penelitian ... 29
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
3.3. Batasan Operasional ... 29
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
3.6. Data Penelitian ... 36
3.7. Metode Pengumpulan Data ... 36
3.8. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 42
4.2. Hasil Penelitian ... 50
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1 Kesimpulan ... 83
vi
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Besarnya CAR, NPL, NPM, ROA, LDR dan Laba Bersih ... 6
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 33
4.1 Hasil Uji Kolmogrov Smirnov ... 53
4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 54
4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 56
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 57
4.5 Hasil Uji Adjusted R Square... 60
4.6 Hasil Uji F-Test ... 61
4.7 Koefisien Uji ANOVA ... 62
4.8 Mean dan Standard Deviation CAR ... 65
4.9 Mean dan Standard Deviation NPL ... 67
4.10 Mean dan Standard Deviation NPM ... 69
4.11 Mean dan Standard Deviation ROA ... 71
4.12 Mean dan Standard Deviation LDR ... 73
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 27
4.1 Histogram ... 50
4.2 Normal P-Plot ... 50
4.3 Histogram (setelah transformasi data) ... 51
4.4 Normal P-Plot (setelah transformasi data) ... 52
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan ... 87
2 Data Penelitian tahun 2010-2013 ... 89
3 Uji Asumsi Klasik ... 95
4 Statistik Deskriptif ... 99
5 Uji Hipotesis ... 100
i
ABSTRAK
PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rasio CAMEL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital
Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan(NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset(ROA),Loan to Deposit Ratio(LDR) dan
Pertumbuhan Laba. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Indonesian Capital Market
Directory(ICMD) dan Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah studi dokumentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari satu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go publicdi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013 sebanyak 40 perusahaan. Dari populasi tersebut diperoleh 30 perusahaan perbankan yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Uji statistik dilakukan dengan uji asumsi klasik, selain itu juga dilakukan uji t dan uji F (ANOVA). Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Sementara uji F (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, NPM, ROA dan LDR secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, namun secara parsial hanya NPM yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAMEL RATIOS TO THE PROFIT GROWTH OF BANKS LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This research aims to determines the influence of CAMEL ratios to the financial performance of banks listed on the Indonesia Stock Exchange. CAMEL ratios used in this study is the Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) and financial performance is measured by Net Income. Type of data in this research are secondary data obtained from the Bank of Indonesia website collection method used in the documentation study. This research is a kind of causal research, which examines the effect of one variabel against another. The population of this research is banking companies listed in Indonesia Stock Exchange with the period studied 2010-2013, the population amounted to 40 banks, the sampel in this research amounted to 30 banks sampling.
Hypothesis testing was done by multiple linear regression analysis. The statistical test was performed classical assumption test, also performed with t test and F test (ANOVA). T test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially. While the F test (ANOVA) was used to determine the effect of free variables to the dependent variable simultaneously. The results of this study show that simultaneously the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) have significant influence on Profit Growth but partiallyhave no significant influence on Profit Growth of banking companies that were listing on Indonesian Stock Exchange.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbankan memegang peranan penting dalam membangun sistem
perekonomian di Indonesia karena perbankan berfungsi sebagai fungsi
intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana yang dimiliki
oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit ekonomi yang defisit, fungsi ini
digambarkan antara kaitan penyediaan dana sebagai investasi dan modal kerja
bagi unit bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi (Triandaru dan
Budisantoso).
Dalam menjalankan kegiatannya perbankan berhubungan secara
langsung dengan masyarakat dimana kepercayaan dari masyarakat merupakan hal
utama yang harus dimiliki dan dijaga oleh perusahaan perbankan.Menurut
Dendawijaya (2005) kinerja merupakan salah satu faktor penting yang
menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai
tujuannya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan suatu
organisasi. Penurunan kinerja secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
Financial Disstres yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan mendekati
kebangkrutan.
Financial Disstresmenurut Triandaru dan Budisantosopada bank-bank
apabila tidak diselesaikan dengan segera akan berdampak besar pada bank-bank
2 bagi manajemendapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat
dicapai, dalam hal ini laba dapatdigunakan sebagai ukuran prestasi yang dicapai
dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerjaperusahaan penting dilakukan, baik oleh
manajemen, pemegang saham, pemerintah maupun pihaklain yang berkepentingan
dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara mereka, termasuk penilaian
kinerja pada perusahaan perbankan.
Terjadinya deregulasi perbankan tahun 1998 secara tidak langsung
berpengaruh terhadap krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada pertengahan
tahun 1997. Permasalahan yang ditimbulkan akibat deregulasi tersebut bukan
karena terjadinya peningkatan jumlah bank pada saat itu, namun lebih mengarah
kepada kurangnya sumber daya yang memenuhi persyaratan dan cakap untuk
mengelola kegiatan bank dan menerapkan prinsip kehati-hatian. Pada saat itu
pemerintah melakukan beberapa langkah, dimana salah satunya adalah
mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam rangka menyehatkan perbankan
nasional. Menurut data Bank Indonesia dan BPPN kebijakan yang dikeluarkan
antara lain sebanyak 71 bank ditutup dan 20 bank melakukan merger sehingga
jumlah bank berkurang pada saat itu. Akibat krisis ekonomi tersebut juga
perbankan nasional mengalami kesulitan antara lain pembengkakan nilai dan
pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing loan(NPL),negative
spread, kesulitan likuiditas dan lain-lain. Oleh karena itu, pembenahan di sektor
perbankan dan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional
maupun internasional dipandang sebagai suatu hal yang penting dan mendesak.
3 Indonesia akan mengalami masalah serius dan berdampak pada krisis yang
berkepanjangan.
Penilaian kinerja perbankan juga dapat ditunjukkan dengan tingkat
kesehatan perbankan. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan
fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank
yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan
fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta
dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya,
terutama kebijakan moneter. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi
Banktersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkanstrategi
usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi BankIndonesia antara lain
digunakan sebagai sarana penetapan danimplementasi strategi pengawasan Bank
oleh Bank Indonesia.
Pada umumnya untuk menilai hal-hal tersebut digunakan enam aspek
penilaian yaitu CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity,
Sensitivity). Model CAMELS ini mengukur tingkat kesehatan dari suatu bank,
sehingga Bank Indonesia dapat menilai mana bank yang sehat dan yang tidak
sehat agar Bank Indonesia dapat dengan segera melakukan suatu tindakan untuk
mencegah terjadinya risiko dari bank yang dinilai mengalami kesulitan yang dapat
membahayakan kelangsungan usahanya dan atau sistem perbankan nasional.
Rasio yang dinilai dalam aspek capital meliputi Capital Adequacy Ratio
(CAR),aspek asset meliputi Non Performing Loan (NPL),aspek manajemen
4
Asset(ROA),Return on Equity (ROE),Net Interest Margin (NIM),BOPO (Beban
Operasional Pendapatan Operasional), dan aspek Liquidity meliputi Loan to
Deposit Ratio (LDR). Dalam penelitian ini aspek manajemen diukur dengan Net Profit Marginalasannya karena komponen-komponen penilaian faktor manajemen
suatu bank yang terdiri dari manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan
bank terhadap peraturan yang berlaku pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
perolehan laba.Aspek sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market
Risk) baru diperkenalkan di Amerika sejak 1 Januari 1997. Sensitivity to Market Risk tidak digunakan dalam penelitian ini disebabkan keterbatasan penulis dalam
memperoleh informasi.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Pertumbuhan Laba.Menurut
Dendawijaya (2009) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang).Semakin tinggi CAR maka
semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba.
Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk memperhatikan
5 dari kredit bermasalah.Semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
yang akan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Kasmir (2008) Net Profit Margin merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi
pokoknya,Semakin besarNPMakan semakin baik bagi perusahaan dan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Dendawijaya (2005)Return on Assetdigunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan aset.
Menurut Dendawijaya (2005) Loan to Deposite Ratio (LDR)adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba.
Bangkit dari kegagalan pada tahun-tahun yang lalu, kondisi perbankan di
Indonesia mulai menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, dimana
dalam proses perkembangan tersebut perbankan selalu berusaha untuk selalu
meningkatkan kinerja keuangannya. Kinerja keuangan perbankan diukur dengan
5
Tabel 1.1
Besarnya CAR, NPL, NPM, ROA, LDR dan Laba Bersih (dalam jutaan rupiah)
pada Perusahaan Perbankan
NO
KODE
BANK TAHUN CAR (%) NPL(%) NPM (%) ROA (%) LDR (%)
Laba Bersih % ∆ Laba Bersih
1 BBKP
2013 15,12 2,26 28,94 1,75 85,80 934.622 11,97%
2012 16,34 2,66 26,71 1,83 83,81 834.719 12,57%
2011 12,71 2,88 27,08 1,87 85,01 741.478 50,47%
2010 11,82 3,22 21,28 1,62 71,85 492.761 36,03%
2 BNII
2013 12,72 2,11 18,81 1,71 93,24 1.570.316 29,66%
2012 12,83 1,70 15,93 1,62 92,97 1.211.121 80,47%
2011 11,83 2,14 9,49 1,13 95,07 671.096 26,35%
2010 12,51 3,09 8,51 1,14 89,03 531.126 508,62%
2009 14,78 2,42 (0,22) 0,07 82,93 (10.652) (102,22%)
3 MEGA
2013 15,74 2,17 13,52 1,14 57,41 524.780 (61,9%)
2012 16,83 2,09 31,96 2,74 52,39 1.377.412 28,33%
2011 11,86 0,98 29,25 2,29 63,75 1.073.352 12,77%
2010 15,03 0,90 33,33 2,45 56,03 951.800 77,09%
7 Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bagaimana pengaruh dariCapital Adequacy
Ratio (CAR),Net Performing Loans (NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset (ROA) danLoan to Deposit Ratio(LDR)terhadap Pertumbuhan Laba.
CAR Bank Bukopin tahun 2011 sebesar 12,71% meningkat jika
dibandingkanCARtahun 2010 sebesar 11,82%, peningkatan CARini diikuti dengan
peningkatan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 741.478 dibandingkan laba tahun
2010 sebesar Rp 492.761. Namun pada tahun 2013 CAR sebesar 15,12%
mengalami penurunan dibandingkan CAR tahun 2012 sebesar 16,34%, penurunan
ini tidak diikuti dengan penurunan laba bersih, sebaliknya laba bersih tahun 2013
sebesar Rp 934.622 meningkat dari tahun 2012 sebesar Rp 834.719.
CAR Bank Internasional Indonesia tahun 2010 sebesar 12,51% menurun
jika dibandingkan CAR tahun 2009 sebesar 14,78%, penurunan ini tidak diikuti
dengan penurunan laba bersih, laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 531.126
mengalamipeningkatan dibandingkan tahun 2009, dimana pada tahun 2009
BIImengalami kerugian sebesar Rp (10.652). Begitu juga CAR BII2011 sebesar
11,83% mengalami penurunan jika dibandingkanCAR tahun 2010 sebesar
12,51%, penurunan CARinitidak diikuti dengan penurunan laba bersih,laba bersih
tahun 2011 sebesar Rp 671.096 meningkat jika dibandingkan dengan laba bersih
tahun 2010 sebesar Rp 531.126.
CAR Bank Mega tahun 2011 sebesar 11,86% menurun dari nilaiCAR
tahun 2010 sebesar 15,03% tetapi penurunan CAR ini tidak diikuti dengan
penurunan laba bersih, laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 1.073.352 mengalami
8 Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum
sekurang-kurangnya harus memiliki CAR 8%. Dari penjelasan diatas menunjukkan
bahwaCARyang dimiliki Bank Bukopin, Bank Internasional Indonesia dan Bank
Mega sudah berada diatas standar minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
NPL Bank Bukopin tahun 2011 sebesar 2,88% mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2010 sebesar 3,22% dan penurunan ini berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba, laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 741.478
mengalami kenaikan dibandingkan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 492.761.
NPL Bank Internasional Indonesia tahun 2010 sebesar 2,14% menurun
jika dibandingkan dengan NPL tahun 2009 sebesar 3,09, penurunan ini
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, tahun 2010 BII mencatatkan laba
bersih sebesar Rp 531.126 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2009 dimana
BII mengalami kerugian sebesar Rp (10.652).NPL BII tahun 2011 sebesar 2,11%
mengalami kenaikan dari NPL tahun 2010 sebesar 1,70% seharusnya kenaikan
NPL ini berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba namun dapat dilihat laba
bersih tahun 2011 sebesar Rp 1.211.121 mengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 671.096.
NPL Bank Mega tahun 2011 sebesar 0,98% mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp 0,90% dan kenaikan ini seharusnya
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba namun dapat dilihat laba bersih
tahun 2011 sebesar Rp 1.073.352 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 951.800. NPL tahun 2012 sebesar 2,09%
9 ini seharusnya berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat
dilihat laba bersih tahun 2012 sebesar Rp 1.377.412 mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 1.073.352.Standar
terbaik NPL menurut Bank Indonesia berada dibawah 5%. Dari penjelasan diatas
menunjukkan bahwa NPL yang dimiliki Bank Bukopin, Bank Internasional
Indonesia dan Bank Mega berada dibawah 5%.
NPM Bank Bukopin tahun 2012 sebesar 26,71% mengalami penurunan
dibandingkan NPM tahun 2011 sebesar 27,08%, penurunan ini seharusnya
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat dilihat laba bersih
tahun 2012 sebesar Rp 834.719 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 741.478.
NPM Bank Mega tahun 2011 sebesar 29,25% mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan NPMtahun 2010 sebesar 33,33% penurunan ini
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat dilihat laba bersih
tahun 2011 sebesar Rp 1.073.352 meningkat jika dibandingkan dengan laba bersih
tahun 2010 sebesar Rp 951.800.Standar terbaik NPM menurut Bank Indonesia
berada diatas 100%. Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa NPM yang
dimiliki Bank Bukopin, BII dan Bank Mega dibawah 100%.
ROA Bank Bukopin tahun 2013 sebesar 1,75% mengalami penurunan jika
dibandingkan ROA tahun 2012 sebesar 1,83%, seharusnya penurunan ini
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat dilihat laba bersih
tahun 2013 sebesar Rp 934.622 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
10
ROA Bank Internasional Indonesia tahun 2010 sebesar 1,13% mengalami
penurunan jika dibandingkan ROA tahun 2009 sebesar 1,14%, seharusnya
penurunan ini berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat
dilihat laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 531.126 mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan kerugian yang dialami BII tahun 2009 sebesar Rp (10.652).
ROA Bank Mega tahun 2011 sebesar 2,29% mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan ROA tahun 2010 sebesar 2,45%, seharusnya penurunan
iniberpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat dilihat laba
bersih tahun 2011 sebesar Rp 1.073.352 mengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 951.800.
Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia berada diantara 1%-2%.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa ROA yang dimiliki Bank Bukopin
sudah berada diantara 1% - 2%, namun ROA Bank Internasional Indonesia tahun
2009 hanya 0.07% berada jauh dari standar terbaik ROA danROA Bank Mega
berada diatas 2%.
LDR Bank Bukopin tahun 2011 sebesar 85,01% mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan LDR tahun 2010 sebesar 71,85%, kenaikan ini seharusnya
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun dapat dilihat laba bersih
tahun 2011 sebesar Rp 741.478 jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2010
sebesar Rp 492.761. LDR tahun 2013 sebesar 85,80% mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan LDR tahun 2012 sebesar 83,81%, kenaikan iniseharusnya
11 tahun 2013 sebesar Rp 934.622 jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2012
sebesar Rp 834.719.
LDR Bank Internasional Indonesia tahun 2010 sebesar 95,07%
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan LDR tahun 2009 sebesar 89,03%,
kenaikan iniseharusnya berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun
dapat dilihat laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 531.126 mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan kerugian yg dialami BII tahun 2009 sebesar Rp (10.652).
LDR Bank Mega tahun 2011 sebesar 63,75% mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan LDR tahun 2010 sebesar 56,03%, kenaikan iniseharusnya
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba namun dapat dilihat laba bersih
Bank Mega tahun 2011 sebesar Rp 1.073.352 mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 951.800.
Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia berada diantara 85%-110%.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa LDRyang dimiliki Bank Bukopin dan
Bank Internasional Indonesia sudah berada diantara 85%-110%, namun LDR
Bank Mega berada dibawah standar terbaik LDR yang ditetapkan Bank Indonesia.
Perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian sejenis. Begitu juga
dengan perbedaan pengaruh rasio CAMEL terhadap pertumbuhan laba yang
dilihat secara sederhana melaluiannual reportperbankan. Peneliti ingin melihat
kinerja keuangan perbankan setelah krisis global. Penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh RasioCAMEL terhadap Pertumbuhan
12
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkanuraian latar belakang diatas penulis merumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan?
2. Apakah variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan?
3. Apakah variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan?
4. Apakah variabel Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan?
5. Apakah variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Adakahpengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)terhadap
pertumbuhan laba perbankan.
2. Adakahpengaruh variabel Non Performing Loan (NPL) terhadap pertumbuhan
laba perbankan.
3. Adakahpengaruh variabel Net Profit Margin (NPM)terhadap pertumbuhan laba
13 4. Adakahpengaruh variabel Return on Asset (ROA) terhadap pertumbuhan laba
perbankan.
5. Adakahpengaruh variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap pertumbuhan
laba perbankan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh
variabel-variabel CAMEL yang terdiri dari Capital Adequacy
Ratio(CAR),Non Performing Loan (NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Assets(ROA)dan Loan to Deposit Ratio (LDR)terhadap pertumbuhan
laba perbankan,
b. Bagi manajemen perbankan dan masyarakat pengguna jasa bank, untuk
mengetahui diantara variabel CAMEL tersebut mana yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan,
c. Bagi peneliti selanjutnya sebagai masukan dan sumber referensi dalam
melakukan penelitian sejenis dan menyempurnakan hasil penelitian
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Bank
Menurut UU RI nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan
“bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya”.
Definisi bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yaitu
“bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak”.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa bank adalah lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan
deposito. Diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah untuk
menarik minat masyarakat sehingga menyimpan uangnya ke bank. Sedangkan
jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
utama tersebut.Kegiatan bank lainnya adalah menjadi sarana dalam pelaksanaan
15
2.2. Fungsi Bank
Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary”. Menurut Triandaru dan Budisantoso
(2008) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of
development, dan agent of service. a. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada waktu yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
Begitu juga sebaliknya pihak bank sendiri akan mau menyalurkan
dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan
dan debitor tunduk pada peraturan yang dikeluarkan pihak bank sehingga pihak
bank percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitor
akan mengelola dana pinjaman dengan baik dan debitor akan mempunyai
kemampuan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
b. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling
memengaruhi. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana
sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank berupa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi. Kegiatan
16 penyedia dan penghimpun dana.Apabila kegiatanini lancar maka kegiatan
pembangunan perekonomian suatu masyarakat pun lancar.
c. Agent of service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
Jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu
negara. Bank menyediakan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini,
bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank
yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat
pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan
cara barter yang memakan waktu. Dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank
meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif.
Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa
adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat
memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak
memiliki dana pinjaman. Dari ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat
memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank
dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga
17
2.3. Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga
menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan
membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada
serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Secara umum ada empat
bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan perusahaan yaitu laporan
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari
keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum digunakan untuk analisis,
yaitu laporan neraca, dan laporan laba rugi.
Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan
(assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (disisi aktiva). Kemudian juga
akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas
(modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi yang memuat seperti diatas tergambar
dalam laporan keuangan yang kita sebut neraca. Kemudian laporan keuangan juga
memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu
periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh
hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi.Laporan
keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang
tergambar dalam laporan arus kas.
Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi
18 bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah
manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan oleh perusahaan.
2.4. Analisis Kinerja Bank
Laporan keuangan perbankan sangat berguna terutama bagi pemilik,
manajemen, pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan agar
nantinya para pengguna laporan keuangan ini dapat mengetahui kondisi bank
tersebut. Laporan keuangan yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Agar laporan ini dapat dibaca dan mudah untuk dipahami,
maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu sehingga laporan keuangan dapat
memberikan apa yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan ini.
Dendawijaya (2005) menjabarkan rasio yang digunakan untuk menganalisis
kinerja bank adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan
standar yang berlaku.
1. Rasio Likuiditas
Menurut Dendawijaya (2005) suatu bank dapat dikatakan likuid apabila
bank dapat memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek
yang berkaitandengan simpanan masyarakat (simpanan, tabungan, giro) dan bank
mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasio
likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain:Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio
19
2. Rasio Solvabilitas (Capital)
Menurut Dendawijaya (2005) rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian–kerugian yang
tidak dapat dihindarkan, sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal
dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan lain-lain, alat pengukuran besar
kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya,
dan dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang
bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki
oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Rasio ini dapat diukur dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR).
3. Rasio Rentabilitas
Menurut Dendawijaya (2005) rasio rentabilitas selain bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,
juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas, rasio yang dapat diukur antara
lain : return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit margin dan
net profit margin.
4. Rasio Resiko Usaha Bank
Menurut Dendawijaya (2005) resiko-resiko yang dihadapi oleh
perbankan dapat diukur secarakuantitatif antara lain dengan : deposit risk ratio
20 5. Rasio Efisiensi Usaha
Menurut Dendawijaya (2005) rasio ini digunakan untuk mengukur
kinerja manajemen suatu bank, menilai apakah bank telah menggunakan semua
faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio
keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah
dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio-rasio yang digunakan
antara lain : leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio dan operating ratio.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan
dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan
apakah terdapat kenaikan atau penurunankondisi dan kinerja perusahaan selama
waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap
perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu
mengidentifikasi adanya penyimpangan. Analisis rasio keuangan pada umumnya
digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer
perusahaan, analis kredit dan analis saham (Dendawijaya, 2005).
2.5. Penilaian Rasio CAMEL
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan. Penilaian
tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri
21 a. Permodalan (Capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalanantara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponensebagai berikut:
1) kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku;
2) komposisi permodalan;
3) trend ke depan/proyeksi KPMM;
4) aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan denganmodal Bank;
5) kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan);
6) rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhanusaha; 7) akses kepada sumber permodalan; dan
8) kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkanpermodalan Bank.
b. Kualitas Aset (Asset Quality)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut:
1) aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan totalaktiva produktif;
2) debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan totalkredit;
3) perkembangan aktiva produktif bermasalah/non
performingassetdibandingkan dengan aktiva produktif;
4) tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktivaproduktif (PPAP);
5) kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;
6) sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; 7) dokumentasi aktiva produktif; dan
8) kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. c. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
1) manajemen umum;
2) penerapan sistem manajemen risiko; dan
3) kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku sertakomitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
d. Rentabilitas (Earnings)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut:
22 4) Biaya Operasional dibandingkan dengan PendapatanOperasional
(BOPO);
5) perkembangan laba operasional;
6) komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasipendapatan; 7) penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan danbiaya;
dan
8) prospek laba operasional. e. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditasantara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut:
1) aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan;
2) 1-month maturity mismatch ratio; 3) Loan to Deposit Ratio (LDR);
4) proyeksi cash flow 3 bulan mendatang;
5) ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti;
6) kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and
liabilitiesmanagement/ALMA);
7) kemampuan Bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan
8) stabilitas dana pihak ketiga (DPK).
f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitasterhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaianterhadap komponen-komponen sebagai berikut:
1) modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasisuku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibatfluktuasi (adverse movement) suku bunga;
2) modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasinilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibatfluktuasi
(adverse movement) nilai tukar; dan
3) kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
2.6. Pertumbuhan Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba
secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
23 Pengertian laba menurut Harahap (2008)“laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba
pertahun yang dinyatakan dalam persentase. Pertumbuhan laba menjadiinformasi
yang sangat penting bagi banyak orangantara lain adalahpengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.Pertumbuhan laba
dari tahun ketahun juga dijadikan sebagai dasar pengukuranefisiensi manajemen
dan membantu meramalkan arah masa depan perusahaan atau pembagian dividen
masa depan. Pertumbuhan labaakan berpengaruh terhadap keputusan investasi
para investor dan caloninvestor yang akan menanamkan modalnya ke dalam
24
[image:36.595.112.539.176.760.2]2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian Rina Ani Sapariyah (2009) Pengaruh RasioCapital, Assets, Earningdan Liquidityterhadap
Pertumbuhan Labapada Perbankandi Indonesia (Studi Empirispada Perbankan di Indonesia)
1. CAR, 2. NPL, 3. LDR, 4. BO/PO, 5. Pertumbuhan Laba Analisis Regresi Berganda Pengujian dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat hubungan antara pertumbuhan laba dengan tingkat kesehatan bank pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sandra Dewi dan Gede Merta Sudiartha (2011)
25 kinerja keuangan perbankan. Erwinargo Ismanto (2012) Pengaruh Tingkat Kesehatan Bankterhadap Pertumbuhan Laba pada Industri Perbankanyangterdaftardi Bursa Efek Indonesia.
1.CAR, 2.APB, 3.PPAP 4.BOPO, 5.ROA, 6.Pertumbuhan Laba ANOVA atau Kruskal-Wallis test Hasil penelitian menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,018 (1,8%) yangartinya terdapat hubungan antara pertumbuhan laba dengan tingkat kesehatan bank.
2.8. Kerangka Konseptual
Peningkatan kinerja perbankan memiliki pengaruh terhadap
meningkatnya laba perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja perbankan maka
perolehan laba akan meningkat. Penggunaan Rasio Capital Adequacy
Ratio(CAR),Non Performing Loan(NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset(ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai pengukur kinerja bank
dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh dari setiap rasio tersebut
terhadap Pertumbuhan Laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Pertumbuhan
Laba.
Menurut Dendawijaya (2005) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
26 resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang). Semakin tinggi
CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari
setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba.
Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk memperhatikan
kemampuan membayar dari debitur, sebagai antisipasi bank atas potensi kerugian
dari kredit bermasalah.Semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
yang akan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Kasmir (2008) Net Profit Margin merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi
pokoknya,Semakin besarNPMakan semakin baik bagi perusahaan dan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Dendawijaya (2005)Return on Assetdigunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan aset.
Menurut Dendawijaya (2005) Loan to Deposite Ratio (LDR)adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
27 kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan berpengaruh negatif terhadap[
pertumbuhan laba.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan penjelasan
diatas, maka dapat dirumuskan bahwa Rasio CAMEL yang diukur dengan Capital
Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan (NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
merupakan variabel (X), digunakan untuk mengukur pertumbuhan labaperbankan
(Y), dimana data yang diolah berasal dari laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
[image:39.595.107.500.388.560.2]Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.9. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba perbankan.
RASIO CAMEL
Pertumbuhan Laba (Y)
Return on Asset (ROA) (X4)
28 H2 :Non Performing Loan (NPL)memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba perbankan.
H3 : Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba perbankan.
H4 : Return on Asset (ROA)memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba perbankan.
H5 : Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh signifikan terhadap
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian asosiatif.
Menurut Sugiyono (2005) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara satu variabel dengan variabel
lainnya”. Dengan kata lain penelitian ini berguna untuk mengetahui pengaruh
Rasio CAMEL yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio(CAR),Non
Performing Loan (NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)terhadap pertumbuhan laba perbankan.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel perusahaan
perbankan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2010-2013 melalui situs www.idx.co.id. Waktu pelaksanaan
penelitian ini pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015.
3.3.Batasan Operasional
Batasan Operasional digunakan dalam penelitianini agar lebih fokus
dalam melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan dalam penelitian iniadalahperusahaan perbankan yang go publicdan
30 2. Data laporan keuangan yang diteliti adalah laporan keuangan dari
masing-masing perusahaan perbankan selama periode 2010-2013.
3. Variabel independen dalam penelitian iniCapital Adequacy Ratio (CAR),Non
Performing Loan(NPL),Net Profit Margin (NPM),Return on Asset (ROA),dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Pertumbuhan Laba.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan sebagai indikator kinerja keuangan dalam
penelitian adalah kinerja keuangan bank yang diukur dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Profit Margin (NPM),Return on Assets (ROA), dan Loan to Deposits Ratio (LDR).
1. Capital, yang diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital
Adequacy Ratio (CAR)adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (hutang) (Dendawijaya, 2005).
Sesuai Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal 31
Mei 2004cara menghitung CAR adalah sebagai berikut :
Capital Adequacy Ratio =
Modal
31 Besarnya nilai CAR dalam penelitian ini dilihat dariannual report
masing-masing perusahaan perbankan yang dijadikan sampel.
b. Asset, yang diukur dengan rasio Non Performing Loan (NPL).Non Performing
Loan (NPL) digunakan untuk memperhatikan kemampuan membayar dari
debitur, sebagai antisipasi bank atas potensi kerugian dari kredit bermasalah.
Sesuai Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal 31
Mei 2004NPL dapat diperoleh dengan rumus :
Non Performing Loan=
Kredit non Lancar
x 100 Total Kredit
Besarnya nilai NPL dalam penelitian ini dilihat dariannual report
masing-masing perusahaan perbankan yang dijadikan sampel.
c. Managementyang diukur dengan rasio Net Profit Margin (NPM ), Aspek
manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak dapat
menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia
diproyeksikan dengan Net Profit Margin.Menurut Kasmir (2008) Net Profit
Margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya,dapat dihitung
dengan rumus :
Net Profit Margin=
Laba Bersih
x 100 Total Pendapatan
Besarnya NPM dalam penelitian ini diolah sendiri oleh penulis dengan
membandingkan laba bersih dengan pendapatan operasional yang tercantum
32 d. Earning, yang diukur dengan rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE), Net Interest Margin (NIM) danBeban Operasional / Pendapatan
Operasional (BO/PO). Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
keduanya digunakan untuk mengetahui kemampuan bank menghasilkan
keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total asetnya (untuk ROA)
dan total modal sendirinya (untuk ROE). Net Income Margin (NIM) adalah
pengukuran kemampuan bank untuk menghasilkan laba atas kredit yang
disalurkan. BO/PO digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas
operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap
lainnya. Dalam Penelitian ini peneliti hanya menggunakan rasio Return on
Asset (ROA) untuk mengukur Earning perusahaan perbankan.Sesuai Lampiran
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004ROA
dihitung dengan rumus : :
Return on Asset=
Laba bersih
x 100 Rata-rata total asset
Besarnya nilai ROA dalam penelitian ini dilihat dariannual report
masing-masing perusahaan perbankan yang dijadikan sampel.
e. Likuiditas, diukur dengan rasio Loan to Deposite Ratio(LDR).Menurut Kasmir
(2008) Loan to Deposite Ratio (LDR)merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.Sesuai Lampiran Surat Edaran
Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004LDRdapat diperoleh
33
Loan to Deposite Ratio =
Kredit
x 100 Dana Pihak Ketiga
Besarnya nilai LDR dalam penelitian ini dilihat dariannual report
masing-masing perusahaan perbankan yang dijadikan sampel.
1. Variabel Dependen (terikat)
Menurut Sugiyono (2005) variabel dependen adalah “variabel yang
dipengaruhi atau terikat oleh variabel independen”. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan
pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan
laba pertahun yang dinyatakan dalam persentase.
Pertumbuhan laba dapat diukur dengan rumus :
Pertumbuhan Laba =
Laba tahun ini – Laba tahun sebelumnya
x 100 Laba tahun sebelumnya
Besarnya pertumbuhan laba dalam penelitian ini diolah sendiri oleh penulis
dengan membandingkan laba tahun ini dengan laba tahun sebelumnya yang
tercantum diannual report masing-masing perusahaan perbankan yang dijadikan
sampel.
3.5.Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2005 ) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
34 kesimpulannya”.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan
yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013.
Menurut Erlina dan Mulyani (2008) “Sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang
digunakan dalam penelitian iniadalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu.
Beberapa kriteria yang dijadikan untuk penentuan populasi sasarandalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang go public dan terdaftardi Bursa Efek Indonesia
selamaperiode pengamatan (2010-2013).
2. Perusahaan perbankan menerbitkan laporan keuangan lengkap selama 4(empat)
tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010-2013 dan memiliki laporan keuangan
yang telah diaudit.
Populasi dalam penelitian ini sejumlah 40 perusahaan perbankan dan
sebanyak 30perusahaan perbankan yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
Daftar perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebagai
[image:46.595.114.567.592.747.2]berikut :
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL
1 2
1 PT.Bank Rakyat IndonesiaAgroniaga, Tbk AGRO √ √ SAMPEL 1
2 PT. Bank Agris AGRS √ X
3 PT. Bank MNC Internasional, Tbk BABP √ X
4 PT. Bank Capital Indonesia, Tbk BACA √ √ SAMPEL 2
5 PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk BAEK √ √ SAMPEL 3
6 PT. Bank Central Asia, Tbk BBCA √ √ SAMPEL 4
7 PT. Bank Bukopin, Tbk BBKP √ √ SAMPEL 5
35
NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL
1 2
9 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI √ √ SAMPEL 7
10 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk BBNP √ √ SAMPEL 8
11 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk BBRI √ √ SAMPEL 9 12 PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk BBTN √ √ SAMPEL 10
13 PT. Bank Yudha Bhakti BBYB √ X
14 PT. Bank JTrust indonesia BCIC √ X
15 PT. Bank Danamon, Tbk BDMN √ √ SAMPEL 11
16 PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk BEKS √ √ SAMPEL 12
17 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk BJBR
√ √ SAMPEL 13
18 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Timur, Tbk BJTM
√ X
19 BKSW √ √ SAMPEL 14
20 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk BMRI √ √ SAMPEL 15
21 PT. Bank Maspion BMAS √ X
22 PT. Bank Bumi Artha, Tbk BNBA √ √ SAMPEL 16
23 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA √ √ SAMPEL 17
24 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk BNII √ √ SAMPEL 18
25 PT. Bank Permata, Tbk BNLI √ √ SAMPEL 19
26 PT. Bank Sinarmas, Tbk BSIM √ √ SAMPEL 20
27 PT. Bank of India Indonesia BSWD √ √ SAMPEL 21
28 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional,
Tbk BTPN
√ √ SAMPEL 22
29 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk BVIC √ √ SAMPEL 23
30 PT. Bank Dinar Indonesia DNAR √ X
31 PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk INPC √ √ SAMPEL 24
32 PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk MAYA √ √ SAMPEL 25
33 PT. Bank Windu Kentjana Internasional,
Tbk MCOR
√ √ SAMPEL 26
34 PT. Bank Mega, Tbk MEGA √ √ SAMPEL 27
35 PT. Bank Mitraniaga NAGA √ X
36 PT. OCBC NISP, Tbk NISP √ √ SAMPEL 28
37 PT. Bank Nationalnobu NOBU √ X
38 PT. Bank Panin Indonesia, Tbk PNBN √ √ SAMPEL 29
39 PT. Bank Panin Syariah PNBS √ X
36
3.6.Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder, Menurut Umar (2003) data
sekunder merupakan “data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam
bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif
jika digunakan oleh pihak lain”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan laba rugi, neraca serta ikhtisar keuangan perusahaan perbankan selama
periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Data perusahaan perbankan
tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia
masing-masing perusahaan perbankan.
3.7.Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam
suatu skala numerik (angka).Data penelitian ini diambil dariBursa Efek Indonesia
berupa laporan keuangan tahunan perbankan.
3.8.Teknik Analisis Data
3.8.1. Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi linier berganda berdasarkan pada model pangkat kuadrat terkecil
biasa -OLS (Ordinary Least Square). Pengolahan data menggunakan bantuan
software SPSS. Metode analisis dalam pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji
37
a. Uji Normalitas
Menurut Situmorang (2012) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng.Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan dengan cara melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal atau grafik. Apabila data menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Situmorang (2012), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model
regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat
dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
c. Uji Autokorelasi
Menurut Situmorang(2012), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode
satu dengan periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.
Durbin-38
Watson(DW Test).Menurut Situmorang (2012), kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya auokorelasi adalah sebagai berikut :
1) Tidak ada autokorelasi positif jika 0 < d < dl
2) Tidak ada autokorelasi positif jika dl ≤ d ≤ du
3) Tidak ada korelasi negatif jika 4 - dl < d < 4
4) Tidak ada korelasi negatif jika 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl
5) Tidak ada autokorelasi positif atau negatif jika du < d < 4 - du
d. Uji Heterokedastisitas
Menurut Situmorang (2012), uji ini bertujuan untuk menguji apakah
sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika
varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada
homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas
atau terjadi homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang terbentuk. Jika membentuk pola
tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.
3.8.2.Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menganalisis pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan :
39 Keterangan :
Y = Pertumbuhan Laba
a = konstanta
b1-b5 = koefisien regresi variabel independen
X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio)
X2 = NPL (Non Performing Loan)
X3 = NPM (Net Profit Margin)
X4 = ROA (Return on Asset)
X5 = LDR(Loan to Deposit Ratio)
e = Error
3.8.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) / Regresi
Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai
dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0, menunjukkan tidak adanya
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin
mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati 0, maka semakin
40
3.8.4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (uji-F)
Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-varia