• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa USU yang Sedang Menyusun Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa USU yang Sedang Menyusun Skripsi"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

x

LAMPIRAN A

-

Uji Normalitas

-

Uji Linearitas

-

Uji Korelasi

(2)

xi

A. Uji Normalitas

Case Processing Summary Cases

Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent Prokrastinasi Akademik

* Self Efficacy

307 100.0% 0 .0% 307 100.0%

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SelfEfficac

y

Prokrastinasi Akademik

N 307 307

Normal Parametersa,,b Mean 32.26 34.38 Std. Deviation 5.286 4.190 Most Extreme

Differences

Absolute .073 .064

Positive .048 .059

Negative -.073 -.064

Kolmogorov-Smirnov Z 1.278 1.113

Asymp. Sig. (2-tailed) .076 .168

(3)

xii

Within Groups 4312.464 282 15.292

Total 5372.410 306

(4)

xiii

D. Uji Daya Beda Aitem

1. Aitem Self Efficacy

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.819 9

2. Aitem Prokrastinasi Akademik Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

(5)

xiv \

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

PA1 31.9186 14.284 .271 .247

PA2 31.3192 14.094 .355 .220

PA3 30.9935 14.843 .226 .269

PA4 31.0586 15.049 .244 .268

PA5 31.8046 14.060 .274 .242

PA6 32.2671 13.523 .359 .204

PA7 30.3974 21.391 -.521 .525

PA8 31.8339 13.642 .347 .210

PA9 32.2573 14.309 .349 .227

PA10 31.5179 13.963 .306 .230

PA11 30.5179 20.270 -.416 .491

(6)

xv

LAMPIRAN B

-

Kuesioner Penelitian

(7)

xvi

KUESIONER PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI USU

2015/2016

KATA PENGANTAR

Nama/Inisial : ……….. Fakultas : ……….. Semester : ……….. Sudah mengambil mata

Kuliah skripsi selama : ……….. Status kemahasiswaan : Aktif/Tidak Aktif (PKA)

(8)

xvii

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya memohon kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner berikut. Kuesioner ini ditujukan pada Mahasiswa USU yang Sedang Menyusun Skripsi.

Terdapat total 21 pernyataan. Teman-teman diminta untuk mengisinya dengan jujur dan sungguh-sungguh, sesuai dengan kondisi teman-teman. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban teman-teman hanya akan menjadi bahan penelitian saya dan dijamin kerahasiaannya.

Terimakasih atas kesediaan teman-teman. Semoga diberi kelancaran dalam

menyusun skripsi. Selamat mengerjakan

Hormat saya,

(9)

xviii Anda diminta mengisi kolom yang kosong dengan memberikan tanda checklist () sesuai dengan pernyataan yang diberikan, di mana:

1 : Sangat Tidak Sesuai 2 : Tidak Sesuai

1 Saya tidak yakin dapat menguasai topik mata kuliah yang sulit

2 Saya sulit mengerjakan suatu tugas yang baru saya dapatkan

3 Saya kurang ulet dalam mengerjakan tugas yang sulit

4 Saya tidak yakin dapat mengerjakan tugas, jika orang lain-pun tidak mampu mengerjakannya

5 Saya yakin akan mendapatkan nilai yang jelek, karena merasa asing dengan tugas tersebut

6 Saya tidak mampu bertahan mengerjakan tugas kuliah yang sulit hingga berjam-jam

7 Saya tidak yakin dapat menyelesaikan semua tugas dengan baik

8 Saya akan langsung menyerah ketika diberikan tugas yang saya belum pernah kerjakan sebelumnya

9 Saya mudah menyerah bila menghadapi hambatan dalam tugas yang sulit untuk dipecahkan

KUESIONER II

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya baru mengerjakan revisi ketika besoknya akan bertemu dengan dosen pembimbing

(10)

xix 3 Tidak terasa deadline pengerjaan revisi

skripsi saya sudah dekat, sehingga membuat saya merasa cemas 4 Karena tidak ingin dianggap tidak

mampu dalam mengerjakan suatu tugas, saya lebih memilih untuk mengerjakan tugas lain dulu yang lebih mudah

5 Saya masih memiliki banyak waktu untuk mengerjakan skripsi, sehingga saya tidak perlu terburu-buru dalam mengumpulkan revisi

6 Saya berencana akan menyelesaikan skripsi dalam semester ini, tapi karena waktu saya masih panjang saya masih bisa bersantai-santai

7 Saya tenang-tenang saja ketika belum mengerjakan revisi skripsi, meskipun sudah mendekati waktu deadline

8 Karena saya memiliki kesibukan lain, wajar kalau saya tidak dapat mengerjakan skrispi dengan maksimal 9 Saya rasa tidak masalah menunda waktu

mengerjakan revisi

10. Saya berencana mengerjakan revisi skripsi sesuai target, tapi karena ada hal yang lebih penting maka saya menundanya

11. Sebenarnya saya tidak merasa cemas ketika menunda mengerjakan revisi skripsi

12. Bila saya tidak mampu mengerjakan tugas sesuai deadline, saya mengakui itu karena kesalahan saya sendiri

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA

(11)

xx

KUESIONER PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI USU

2015/2016

KATA PENGANTAR

Nama/Inisial : ……….. Fakultas : ……….. Semester : ……….. Sudah mengambil mata

Kuliah skripsi selama : ……….. Status kemahasiswaan : Aktif/Tidak Aktif (PKA)

(12)

xxi

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya memohon kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner berikut. Kuesioner ini ditujukan pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi.

Terdapat total 46 pernyataan. Teman-teman diminta untuk mengisinya dengan jujur dan sungguh-sungguh, sesuai dengan kondisi teman-teman. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban teman-teman hanya akan menjadi bahan penelitian saya dan dijamin kerahasiaannya.

Terimakasih atas kesediaan teman-teman. Semoga diberi kelancaran dalam

menyusun skripsi. Selamat mengerjakan

Hormat saya,

(13)

xxii Anda diminta mengisi kolom yang kosong dengan memberikan tanda checklist () sesuai dengan pernyataan yang diberikan, di mana:

1 : Sangat Tidak Sesuai 2 : Tidak Sesuai

1 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas mata kuliah meskipun sulit

2 Saya yakin dapat mengerjakan suatu tugas dengan baik meskipun belum pernah saya kerjakan sebelumnya 3 Saya tetap berusaha mengerjakan tugas

yang sulit walaupun sampai begadang 4 Saya tidak yakin dapat menguasai topik

mata kuliah yang sulit

5 Saya sulit mengerjakan suatu tugas yang baru saya dapatkan

6 Saya dapat bertahan mengerjakan tugas yang sulit sekalipun

7 Saya yakin dapat menemukan sumber referensi meskipun itu sulit untuk dilakukan

11 Semakin sering saya mengerjakan suatu tugas maka saya akan semakin percaya diri

12 Saya tidak mampu bertahan mengerjakan tugas kuliah yang sulit hingga berjam-jam

13 Tidak peduli sulit ataupun mudah, saya percaya akan mendapatkan nilai yang baik dalam tugas yang diberikan dosen 14 Saya yakin akan mendapatkan nilai

(14)

xxiii 15 Saya mudah menyerah bila menghadapi

hambatan dalam tugas yang sulit untuk dipecahkan

16 Saya tidak yakin dapat menyelesaikan semua tugas dengan baik

17 Saya akan langsung menyerah ketika diberikan tugas yang saya belum pernah kerjakan sebelumnya

18 Saya tidak akan menyerah mengerjakan suatu tugas sekalipun sulit untuk diselesaikan

19 Saya yakin dapat mengerjakan bermacam tugas dari dosen dengan baik

KUESIONER II

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya segera merevisi skripsi saya setelah bimbingan dengan dosen pembimbing

2 Saya lebih memilih untuk mengerjakan revisi skripsi dibandingkan berkumpul dengan teman saya

3 Saya merasa cemas karena belum mengerjakan revisi, padahal deadline untuk mengumpulkan revisi sudah dekat 4 Saya tidak menjadikan tugas kuliah lain

sebagai alasan keterlambatan saya dalam mengumpulkan revisi skripsi 5 Saya tidak menunda mengerjakan revisi

skripsi

6 Saya menargetkan dapat lulus tepat waktu, tetapi karena banyaknya tugas kuliah yang lain saya tidak dapat mencapai target tersebut

7 Saya merasa tidak tenang jika terlalu lama menunda mengerjakan revisi 8 Saya yakin akan kemampuan saya

sendiri, sehingga tidak menunda mengerjakan skripsi

9 Saya akan mengulur waktu jika saya rasa sulit untuk mengerjakan revisi yang diminta dosen pembimbing

10 Saya berencana akan mengerjakan revisi skripsi secepatnya, tetapi karena saya ada tugas lain dari dosen maka saya menunda mengerjakannya

(15)

xxiv tidak dapat memenuhi target pengerjaan

skripsi dari dosen

12 Karena tidak ingin dianggap tidak mampu dalam mengerjakan suatu tugas, saya lebih memilih untuk mengerjakan tugas lain dulu yang lebih mudah

13 Saya baru mengerjakan revisi ketika besoknya akan bertemu dengan dosen pembimbing

14 Saya lebih memilih mengerjakan skripsi dibandingan tugas mata kuliah lain 15 Saya tenang-tenang saja ketika belum

mengerjakan revisi skripsi, meskipun sudah mendekati waktu deadline 16 Bila saya tidak mampu mengerjakan

tugas sesuai deadline, saya mengakui itu karena kesalahan saya sendiri

17 Saya masih memiliki banyak waktu untuk mengerjakan skripsi, sehingga saya tidak perlu terburu-buru dalam mengumpulkan revisi

18 Saya berencana akan menyelesaikan skripsi dalam semester ini, tapi karena waktu saya masih panjang saya masih bisa bersantai-santai

19 Tidak terasa deadline pengerjaan revisi skripsi saya sudah dekat, sehingga membuat saya merasa cemas

20 Meskipun saya merasa kesulitan saya tetap harus mengerjakan skripsi, karena saya tidak ingin dianggap gagal

21 Saya rasa tidak masalah menunda waktu mengerjakan revisi

22 Saya berencana mengerjakan revisi skripsi sesuai target, tapi karena ada hal yang lebih penting maka saya menundanya

23 Sebenarnya saya tidak merasa cemas ketika menunda mengerjakan revisi skripsi

24 Karena saya memiliki kesibukan lain, wajar kalau saya tidak dapat mengerjakan skrispi dengan maksimal 25 Saya langsung mengerjakan revisi

skripsi, sehingga saya tidak lupa saran dari dosen pembimbing mengenai revisi yang harus dikerjakan

(16)

xxv sedang sibuk

(17)

xxvi

LAMPIRAN C

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

68

DAFTAR PUSTAKA

Akinsola, Tella & Tella. (2007). Correlates of academic procrastination and mathematics achievement of university undergraduate student. Eurasia Journal of Mathematics, Sciene & Technology Education, 2007, 3 (4), 363-367.

Alwisol, Roqib. (2007). Psikologi kepribadian. Malang : Penerbit UPT Universitas Muhammadiyah Malang.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran, prinsip, teknik, prosedur. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

Azwar, Saifuddin. (2011). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bandura, A. (2001). Theories of personality. Cetakan ke-6. New York: Mc Graw Hill Companies, Inc.

_________. (1997). Self-Efficacy the exercise of control. New York : W.H. Freeman and Company

_________. (1986). Social foundations of thought and action. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Baron, R. A. & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial (edisi 10). Jakarta : Penerbit Erlangga

Beck, B. L., Koons, S. R, & Milgram, D. L. (2000). Correlates and consequences of behavioral procrastination: the effects of academic procrastination, self-consciousness, self-esteem, and self-handicapping. Journal of Social Behavior and Personality, 15, 3-13. Burka, JB & Yuen, LM. (2008). Procrastination : Why you do it. What to do

about it now. Reading, MA: Addison-Wesley

Catrunada, L. (2008). Perbedaan kecenderungan prokrastinasi tugas skripsi berdasarkan tipe kepribadian iintrovert dan ekstrovert. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Diakses pada Juni 2015, dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/A rtikel_10503104.pdf.

(26)

69

Deyling, E.A. (2008). The Effect of priming death anxiety on feature Time orientation and procrastination. Unpublished Thesis. Cleveland State University. Diakses pada September 2015 dari : http://engagedscholarship.csuohio.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1694 &context=etdarchive.

Ellis. A., &Knaus, W.J. (2002). Overcoming procrastination. New York: McGraw-Hill.

Emily, L. Ray. (2011) Motivation a literatur. Pearson’s Research Report.

Fibriana. (2009). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi, UMS.

Diakses pada Juni 2015 dari :

http://eprints.ums.ac.id/6240/1/F100040169.pdf.

Field, Andy. (2009). Discovering statistic using SPSS, thrid edition. SAGE Publication.

Ferrari, J. R., Johnson, J. L. dan Mc Cown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance : theory, research and treatment. New York : Plenum Press

Ferrari, J.R., & Ollivete. (2007). Academic anxiety, academic procrastination, and parental involvement in students and their parent. Diakses pada penerapan disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Tesis. Universitas Gajah Mada. Diakses pada Januari 2016 dari: http//www.damandiri.or.iddetail.phpid=303.

Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A. (2006). Hubungan antara efektifitas komunikasi mahasiswa-dosen pembimbing utama skripsi dengan stress dalam menyusun skripsi pada mahasiswa. Jurnal Psikologi UNDIP, Vol. 3, No.

(27)

70

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/A rtikel_10504208.pdf.

http://dirmahasiswa.usu.ac.id/. Diakses tanggal 7 Juni 2015

Indarto, W. (2012). Analisis karya tulis (skripsi) tugas akhir mahasiswa program studi administrasi pendidikan periode 2008/2009 dan 2009/2010. Vol. 1 No. 1

Jamilah, Siti Annisah. (2010). Profil prokrastinasi akademik siswa dan implikasinya bagi program bimbingan akademik. Skripsi UPI Bandung. (Online). Diakses pada Februari 2016 dari: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11219

Janssen, T., Carton J.S., (1999). The effects of locus of control and task difficulty on procrastination. The Journal of Genetic Psychology, 160, 436-442

Kreitner dan Kinicki. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba empat

Muhid, Abdul. (2009). Hubungan antara self-control dan self-efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa fakultas dakwah iain sunan ampel surabaya. Surabaya : IAIN Sunan Ampel.

Diakses pada Januari 2016 dari :

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal_ppb/article/view/5378. Nur Gufron & Rini Risna Wita. (2012) Teori-teori psikologi .Yogyakarta : Aruzz

Media.

Pajares, F., & Schunk, D. H., (2001) The development of academic self efficacy, Chapter in A. Wigfield & J. Eccles (Eds.), Development of achievement motivation. San Diego: Academic Press

Pajares, F. (1996). Self-efficacy beliefs in academic settings. Review of Educational Research Winter, 66(4), 543-578

Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 pasal 17 ayat 3 butir d Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

_________________. (2003). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(28)

71

Rumiani. (2006). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan stres mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, vol.3 No.2 Sahputra, W. (2015). Diakses Juni, 7, 2015. Dari:

Siswoyo, Dwi dkk. (2007). Ilmu pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Solomon, L.J.& Rothblum, E.D. (1984). Academic procrastination: frequency and cognitive-behavioral correlates, Journal of Counseling Psychology, 31, 504-510

Sri Rumini, dkk. (2006). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Steel, P. (2007). The nature of Procrastination : a Meta analysis and theoritical review of quintessential self regulatory failure. Psychological Bulletin, 133(01). 65-94

______. (2010). Arousal, avaidant, decential procrastinator : do they exist?. Personality and individual differences, 48, 926-934. Diakses pada Juni

2015. Dari :

https://www.psychologytoday.com/sites/default/files/attachments/49705/ arousal-avoidant-and-decisional-procrastinators-do-they-exist.pdf.

Sugiono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Wolters, Christoper A. (2003). Understanding procrastination from a self regulation learning perspective. University of Houston.

(29)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

Unsur yang paling penting dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena data yang didapat berhubungan dengan angka yang memungkinkan digunakan teknik analisis statistik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational research). Adapun tujuan penelitian ini adalah pengujian hipotesis untuk menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikatnya berdasarkan koefisien korelasi, di mana pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan prokrastinasi akademik.

A. Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan fungsinya masing-masing. Dalam penelitian ini, variabel dapat dibedakan menurut kedudukannya dan jenisnya yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut adalah:

A. Variabel bebas yaitu Self Efficacy

(30)

31

B. Definisi Operasional

1. Self Efficacy

Self Efficacy adalah keyakinan dari dalam diri individu akan

kemampuan yang dimilikinya dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan penyelesaian skripsi secara keseluruhan, diantaranya adalah mencari referensi, mengerjakan revisi dan bimbingan dengan dosen pembimbing, dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut secara efektif. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang mengandung aspek-aspek self efficacy yaitu, level (keyakinan seseorang dalam mengerjakan suatu tugas yang sulit), generality (keyakinan individu akan kemampuannya dalam mengerjakan berbagai tugas) dan strength (kuatnya keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam menghadapai tugas), dimana semakin tinggi skor menunjukkan bahwa semakin tinggi self efficacy subjek.

2. Prokrastinasi Akademik

(31)

32

menghambat kinerja individu tersebut dalam menyelesaikan skripsinya secara keselutuhan. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang mengandung aspek-aspek prokrastinasi akademik yaitu, perceived time (ketidakmampuan individu dalam menepati deadline yang sudah ditetapkan), intention-action (ketidaksesuaian antara keinginan dengan tindakan

yang dikerjakan individu), emotional distress (perasaan cemas saat melakukan prokrastinasi) dan perceived ability (keyakinan akan kemampuan yang dimiliki), dimana semakin tinggi skor menunjukkan bahwa semakin tinggi prokrastinasi akademik subjek.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2013). Populasi penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sedang aktif kuliah dan tidak sedang mengambil masa cuti perkuliahan.

b. Sedang mengerjakan skripsi, minimal sudah mengambil mata kuliah skripsi pada semester dilakukannya penelitian, dengan pertimbangan waktu tersebut sudah terlihat perilaku prokrastinasi.

(32)

33

131 orang, Fak. Farmasi 108 orang, Fak. Pertanian 213 orang, Fak. Teknik 570 orang, Fak. Keperawatan 79 orang, Fasilkom TI 146 orang, FH 243 orang, Fak. Psikologi 95 orang, FISIP 122 orang. FIB 243 oorang dan FEB 323 orang (sumber : Biro Rektorat USU, bagian kemahasiswaan).

Pada penelitian ini, peneliti tidak memasukkan Fakultas Kedokteran sebagai bagian dari populasi, karena fenomena di lapangan mahasiswa Fakultas Kedokteran lulus secara bersamaan. Sistem tidak tertulis yang memaksa mahasiswa untuk tamat tepat waktu. Sehingga pada saat peneliti mengambil data di lapangan, mahasiswa kedokteran tidak ada lagi yang sedang menyusun skripsi, mereka telah melakukan sidang akhir dan tinggal menunggu jadwal wisuda. Sedangkan angkatan dibawahnya belum menyusun skripsi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012). Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sedang mengerjakan skripsi.

3. Teknik Sampling

(33)

34

kurang proporsional (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini kuota di setiap fakultas berbeda-beda, tergantung perbandingannya dengan persentase total populasi.

Rumus mencari jumlah sampel tiap fakultas : (contoh : FKG)

Jumlah populasi USU 2529 (jumlah sampel 307 menurut tabel Isaac dan Michael), pupulasi FKG 104.

104 / 2529 x 100% = 4% 4% x 307 = 12 (sampel FKG)

Dari teknik sampling di atas, didapat jumlah total sampel penelitian sebanyak 307 orang, dimana masing-masing sebarannya FKG 12 orang, FKM 20 orang, FMIPA 15 orang, Fak. Farmasi 14 orang, Fak. Pertanian 25 orang, Fak. Teknik 67 orang, Fak. Keperawatan 9 orang, Fasilkom TI 18 orang, FH 30 orang, Fak. Psikologi 12 orang, FISIP 15 orang. FIB 30 orang dan FEB 40 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diperlukan dalam usaha mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan skala. Skala merupakan suatu alat atau metode pengumpulan data yang terdiri dari seperangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu memalui respon yang diberikan subjek terhadap pertanyaan tersebut (Azwar, 2012).

(34)

35

psikologi yang bertujuan untuk mengungkap indikator perilaku dari atribut-atribut psikologi yang bersangkutan yang disajikan dalam bentuk aitem-aitem (Azwar, 2012).

Penelitian ini menggunakan dua jenis skala, yaitu skala yang mengukur self efficacy dan prokrastinasi akademik. Format skala akan menggunakan model skala Likert, dengan lima kategori jawaban interval yang terdiri dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam skala terdapat sejumlah item-item yang diuraikan ke dalam bentuk favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Nilai dari setiap pilihan akan bergerak

dari angka 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable adalah SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1, sedangkan untuk pernyataan unfavorable, bobot penilaiannya adalah SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5.

a) Self efficacy

(35)

36

objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan negatif yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap (Azwar, 2000).

Tabel 3.1 Blue Print Skala Self Efficacy sebelum uji coba

No. Dimensi

Jumlah Aitem

Bobot Total

Favourable Unfavourable

1. Level 1, 7, 13, 19 4, 10, 16 37% 7

2. Generality 2, 8, 11 5, 14, 17 31.5% 6

3. Strength 3, 6, 18 9, 12, 15, 31.5% 6

Total 10 9 100% 19

b) Prokrastinasi akademik

Skala prokrastinasi akademik yang digunakan pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek prokrastinasi yang dikemukakan oleh Ferrari, Johnson, McGown, Steel, Ellis & Knaus (Surijah & Tjunjing, 2007), yaitu Perceived Time, Intention-Action, Emotional Distress dan Perceived Ability. Penelitian ini

(36)

37

Tabel 3.2 Blue Print Skala Prokratinasi Akademik Sebelum Uji Coba

No. Dimensi Indikator Perilaku Bobot Total

Favourable Unfavourable

Validitas mengacu pada sejauh mana suatu alat tes mengukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012). Uji validitas pada penelitian ini didasarkan pada validitas isi yakni mengacu pada pembuatan item berdasarkan kisi-kisi (blueprint) dari aspek skala yang akan diukur, yang dalam penelitian ini adalah skala self efficacy dan skala prokrastinasi akademik.

(37)

38

ambigu, kemudian akan melakukan uji coba item (try out) kepada subjek dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Azwar (2012) mengemukakan bahwa alat ukur yang berkualitas baik adalah alat ukur yang reliabel. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan metode internal consistency. Pengujian reliabilitas dengan metode internal consistency hanya memberikan satu kali pengujicobaan instrumen yang kemudian dapat dianalisis dengan menggunakn teknik alpha cronbach (Sugiyono, 2012).

3. Uji Daya Beda Aitem

Awalnya pada pembuatan aitem yang telah disesuaikan dengan buleprint, peneliti merujuk pada professional judgement dalam

penseleksian item untuk menghindari adanya kalimat-kalimat yang kurang jelas atau ambigu, lalu peneliti akan melakukan uji coba item (try out) kepada subjek dengan karakteristik yang sesuai dengan populasi penelitian.

(38)

39

mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2012). Uji daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total tes itu sendiri, menggunakan aplikasi reliability analysis pada SPSS sehingga didapatkan koefisien aitem

total yang telah dikoreksi. Selanjutnya semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,20, dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Aitem yang memiliki harga r < 0,20 diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2012).

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.

1. Persiapan Penelitian

a. Pembuatan alat ukur

(39)

40

b. Uji coba alat ukur

Tahap selanjutnya setelah alat ukur disusun adalah melakukan uji coba alat ukur. Untuk uji coba, masing-masing alat ukur akan diberikan kepada 195 orang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.

c. Revisi alat ukur

Langkah akhir di persiapan penelitian adalah menguji validitas dan reliabilitas alat ukur dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui aitem-aitem mana saja yang tetap dipertahankan atau dibuang. Aitem dengan r < 0,20 akan dipertahankan untuk digunakan, yang tentu saja tetap mengacu pada blueprint agar setiap aspek pada alat ukur terwakili.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2016. Pengambilan data dilakukan di setiap fakultas di USU dengan memberikan kuesioner self efficacy dan kuesioner prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi.

3. Pengolahan Data Penelitian

Data yang telah terkumpul dari proses pengambilan data selanjutnya dianalisis dengan korelasi product moment menggunakan program SPPS.

G. Metode Analisa Data

(40)

41

hipotesis untuk data korelasional menggunakan korelasi pearson product moment dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows. Dalam

melakukan metode analisis data dengan uji korelasi Person Product Moment perlu dilakukan uji asumsi normalitas dan uji asumsi linearitas. Uji asumsi normalitas dilakukan untuk melihat apakah data terdistribusi normal. Sedangkan uji asumsi linearitas adalah uji asumsi bahwa dua data yang ingin diteliti hubungannya telah memenuhi asumsi garis linear (penurunan atau kenaikan nilai variabel X diikuti oleh kenaikan atau penurunan nilai variabel Y).

H. Hasil Uji Coba Alat Ukur

a. Self Efficacy

Hasil uji coba alat ukur self efficacy menunjukkan bahwa dari 19 aitem yang diujicobakan, terdapat 10 aitem yang gugur (r < 0.2).

Tabel 3.3 Blue Print Skala Self Efficacy Setelah Uji Coba

No. Dimensi

Jumlah Aitem

Bobot Total

Favourable Unfavourable

1. Level - 4 (1), 10 (4),

16 (7) 33.3% 3

2. Generality - 5 (2), 14 (5),

17 (8) 33.3% 3

3. Strength - 9 (3), 12 (6),

15 (9) 33.3% 3

(41)

42

b. Prokrastinasi Akademik

Hasil uji coba alat ukur prokrastinasi akademik menunjukkan bahwa dari 27 aitem yang diujicobakan, terdapat 15 aitem yang gugur (r <

0.2).

Tabel 3.4 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik (setelah diuji coba)

No. Dimensi Indikator Perilaku Bobot Total

Favourable Unfavourable

1. Perceived Time 13 (1), 17

(5), 21 (9), - 25% 3

2. Intention-Action 10 (2), 18

(6), 22 (10), - 25% 3

3. Emotional

Distress 19 (3)

15 (7), 23

(11), 25% 3

4. Perceived Ability 12 (4), 24 (8) 16 (12) 25% 3

(42)

43 BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 307 orang mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi. Dari data tersebut dapat diambil gambaran subjek dari fakultas, lama menyusun skripsi dan semester yang dijalani saat penyusunan skripsi.

Setelah uji normalitas menggunakan kolmogorov smirnov, diketahui bahwa data penelitian terdistribusi normal. Ketentuan yang digunakan adalah apabila nilai p > 0.05 maka sebaran data penelitan tersebut dapat dikatakan normal. Sedangkan apabila nilai p < 0.05 maka sebaran data penelitian tidak normal (Field, 2009). Hasil uji normalitas terhadap variabel self efficacy diperoleh nilai Z= 1.278 dan p = 0.076. Hasil menunjukkan bahwa nilai p

(1.278) ≥ 0,05 maka data dari variabel self efficacy terdistribusi secara normal.

Hasil uji normalitas terhadap variabel prokratinasi akademik diperoleh nilai Z

= 1.113 dan p = 0.168. Hasil menunjukkan bahwa nilai p (1.113) ≥ 0,05 maka

data dari variabel prokrastinasi akademik terdistribusi secara normal. Artinya data dapat di generalisasikan pada seluruh populasi.

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas

(43)

44

Tabel 4.1 Penyebaran Subjek Berdasarkan Fakultas

Fakultas Populasi Sampel Persentase

Farmasi 108 14 4.6%

(44)

45

orang (4.8%), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)adalah sebanyak 40 orang (12.9%), dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) adalah sebanyak 30 orang (9.8%). Setiap porsi per-fakultas sudah disesuaikan perbandingannya antara jumlah populasi di masing-masing fakultas dan total populasi di USU.

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Lama Waktu Penyusunan Skripsi

(Semester)

Berdasarkan lamanya waktu penyusunan skripsi subjek penelitian maka diperoleh data subjek sebagai berikut:

Tabel 4.2 Penyebaran Subjek Berdasarkan Lama Waktu Penyusunan Skripsi

Lama Waktu Pengerjaan Skripsi (semester)

Frekuensi (N) Persentase

1 134 43.6%

2 127 41.3%

3 41 13.3%

4 5 1.8%

Total 307 100 %

(45)

46

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenjang Semester yang Dijalani Saat

Penyusunan Skripsi

Berdasarkan jenjang semester yang dijalani subjek saat penelitian maka diperoleh data subjek sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenjang Semester yang Dijalani Saat Penyusunan Skripsi

Semester yang Dijalani Saat Penyusunan Skripsi

Frekuensi Persentase

VII 53 17.2%

VIII 170 55.3%

IX 39 12.7%

X 39 12.7%

XI 2 0.7%

XII 4 1.4%

Total 307 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang berada pada jenjang semester VII berjumlah 53 orang (17.2%), semester VIII berjumlah 170 orang (55.3%), semester IX dan X berjumlah masing-masing berjumlah 39 orang (12.7%), semester XI berjumlah 2 orang (0.7%) dan semester XII sebanyak 4 orang (1.4%).

B. Hasil Penelitian

(46)

47

1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas sebaran dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai p Keterangan

Self Efficacy 1.278 Distribusi normal Prokrastinasi Akademik 1.113 Distribusi normal

Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa variabel self efficacy memiliki p > 0.05, sehingga distribusi data self efficacy memenuhi asumsi normalitas. Begitu juga dengan data prokratinasi akademik terdistribusi normal karena memiliki p > 0.05.

2. Uji Linearitas

(47)

48

Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas

Variabel Linearity Keterangan

Self Efficacy dan Prokrastinasi

Akademik

0.000 Hubungan linier

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai p = 0.00 yang berarti nilai p < 0.05. Hasil ini menunjukkan hubungan yang linier antara self efficacy dan prokrastinasi akademik.

Sesuai dengan hasil uji asumsi normalitas dan linearitas yang telah dilakukan, data dalam penelitian ini dapat dinyatakan telah terdistribusi normal dan linier, sehingga dapat dilakukan pengolahan data dengan menggunakan statistik parametrik. Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisis korelasi pearson product moment dengan program SPSS.

3. Hasil Utama Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa penelitian sebagai berikut:

ada hubungan negatif antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi”

(48)

49

Tabel 4.6 Hasil Analisa Pearson Product Moment

Analisa Nilai R Nilai p Nilai

-0.335 0.000 0.112 Berkorelasi secara signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0.335 (korelasi sedang) dengan nilai p = 0.000 (di bawah 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik. Nilai R2 atau skor determinan pada penelitian ini adalah 0.112 atau 11.2%.

4. Hasil Tambahan Penelitian

A.Gambaran Self Efficacy Subjek

Dari pengolahan data statistik, berikut diperoleh skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari self efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi. Berikut ini merupakan tabel yang memuat skor empirik dan skor hipotetik pada subjek penelitian.

Tabel 4.7 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Self Efficacy

(49)

50

Dari tabel 4.7 dapat diketahui mean empirik self efficacy sebesar 32,26 dan standar deviasi sebesar 5,286. Mean hipotetik self efficacy sebesar 27 dan standar deviasi sebesar 6, yang artinya self

efficacy subjek lebih tinggi dibandingkan dengan self efficacy pada

umumnya.

Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor berdasarkan norma yang menghasilkan pengkategorian skor self efficacy sebagai berikut.

Tabel 4.8 Rumus Kategorisasi Self Efficacy Subjek

Rentang Nilai Kategori

X < (µ - 0,5ϭ) Rendah (µ - 0,5ϭ)≤ � < (µ+ 0,5ϭ) Sedang

(µ+ 0,5 ϭ) ≤ � Tinggi

Tabel 4.9 Kategorisasi Self Efficacy Subjek

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

Self Efficacy

X <29 Rendah 74 24% 29 X < 34 Sedang 123 41%

34 X Tinggi 110 35%

(50)

51

Tabel 4.10 Gambaran Self Efficacy Subjek Berdasarkan Fakultas

D

a

Dari tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy subjek sebagian besar fakultas berada pada kategori sedang dan hanya beberapa fakultas yang rata-rata skor self efficacy nya berada pada kategori tinggi dan rendah.

Fakultas N Mean

Self Efficacy

Rendah Sedang Tinggi Frek. % Frek. % Frek. %

Farmasi 14 32.14 5 36% 4 28% 5 36%

Teknik 67 32.24 13 19% 39 59% 15 22%

Pertanian 25 31.76 8 32% 9 36% 8 32%

FKG 12 31.75 3 25% 4 33% 5 42%

FKM 20 35.00 3 15% 7 35% 10 50%

Fasilkom-Ti 18 31.83 4 22% 10 56% 4 22%

MIPA 15 32.33 5 33% 6 40% 4 27%

Keperawatan 9 33.22 2 22% 4 44% 3 34%

Hukum 30 34.13 8 27% 6 20% 16 53%

Psikologi 12 31.83 5 42% 4 33% 3 25%

FISIP 15 31.47 4 27% 9 60% 2 13%

FEB 40 30.72 14 35% 19 47% 7 18%

(51)

52

Tabel 4.11 Gambaran Self Efficacy Subjek Berdasarkan Lamanya Waktu Penyusunan Skripsi (semester)

Lamanya Waktu Penyusunan

Skripsi (semester)

N Mean

Self Efficacy

Rendah Sedang Tinggi

Jlh % Jlh % Jlh %

1 134 32.72 39 29% 40 30% 55 41%

> 1 173 31.91 39 23% 70 40% 64 37%

(52)

53

Tabel 4.12 Gambaran Self Efficacy Subjek Berdasarkan Jenjang Semester yang Dijalani Saat Penyusunan Skripsi

Jenjang

Rendah Sedang Tinggi Jlh % Jlh % Jlh % semester VII dan VIII (normal mengambil mata kuliah skripsi) memiliki self efficacy yang rendah sebanyak 59 orang (26%), sedang sebanyak 74

orang (33%) dan tinggi sebanyak 90 orang (41%). Subjek yang berada pada semester IX, X, XI, dan XII memiliki self efficacy yang rendah sebanyak 21 orang (25%), sedang sebanyak 29 orang (31%) dan tinggi sebanyak 37 orang (44%). Data juga menunjukkan bahwa skor rata-rata self efficacy pada subjek yang berada pada semester VII dan VIII adalah

32.74 dan pada subjek yang berada pada semester IX, X, XI dan XII 30.99.

B. Gambaran Prokrastinasi Akademik Subjek

(53)

54

Tabel 4.13 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Prokrastinasi Akademik

Dari tabel 4.13 dapat diketahui mean empirik prokrastinasi akademik sebesar 34,38 dan standar deviasi sebesar 4,19. Mean hipotetik prokrastinasi akademik sebesar 36 dan standar deviasi sebesar 8, yang artinya prokrastinasi akademik subjek lebih rendah dibandingkan dengan prokrastinasi akademik pada umumnya.

Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor berdasarkan norma yang menghasilkan pengkategorian skor prokrastinasi akademik sebagai berikut.

Tabel 4.14 Kategorisasi Prokrastinasi Akademik Subjek

Rentang Nilai Kategori

X < (µ - 0,5 ) Rendah

(µ - 0,5 ) Sedang

Tinggi

Tabel 4.15 Kategorisasi Prokrastinasi Akademik Subjek

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

Prokrastinasi akademik

X <32 Rendah 75 24% 32 X < 36 Sedang 136 44%

(54)

55

Tabel 4.15 di atas menunjukkan sebanyak 75 orang (24%) dari subjek penelitian memiliki prokrastinasi akademik yang rendah, 136 orang (44%) memiliki prokrastinasi akademik yang sedang dan 96 orang (32%) memiliki prokrastinasi akademik yang tinggi.

Tabel 4.16 Gambaran Prokrastinasi Akademik Subjek Berdasarkan Fakultas

Fakultas N Mean

(55)

56

Tabel 4.17 Gambaran Prokrastinasi Akademik Subjek Berdasarkan Lamanya Waktu Penyusunan Skripsi

Lamanya Waktu Penyusunan

Skripsi (semester)

N Mean

Prokrastinasi Akademik Rendah Sedang Tinggi Jlh

% Jlh % Jlh %

1 134 33.93 33 24% 47 36% 54 40%

173 34.73 36 21% 82 47% 55 32%

Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa pada subjek yang telah menyusun skripsi selama 1 semester yang memiliki prokratinasi akademik rendah sebanyak 33 orang (24%), sedang sebanyak 47 orang (36%) dan tinggi sebanyak 54 orang (40%). Subjek yang telah menyusun skripsi lebih dari 1 semester yang memiliki prokrastinasi akademik rendah sebanyak 36 orang (21), sedang sebanyak 82 orang (47%) dan tinggi sebanyak 55 orang (32%). Data juga menunjukkan bahwa skor rata-rata prokrastinasi akademik pada subjek yang telah menyusun skripsi selama 1 semester adalah 33.93 dan pada subjek yang telah menyusun skripsi lebih dari 1 semester 34.73.

(56)

57

Tabel 4.18 Gambaran Prokrastinasi Akademik Subjek Berdasarkan

Jenjang Semester yang Dijalani saat Penyusunan Skripsi (semester)

Jenjang semester Rendah Sedang Tinggi Jlh semester VII dan VIII (normal mengambil mata kuliah skripsi) memiliki prokrastinasi akademik yang rendah sebanyak 60 orang (27%), sedang sebanyak 94 orang (42%) dan tinggi sebanyak 69 orang (31%). Subjek yang berada pada semester IX, X, XI, dan XII memiliki prokrastinasi akademik yang rendah sebanyak 15 orang (18%), sedang sebanyak 42 orang (50%) dan tinggi sebanyak 27 orang (32%). Data juga menunjukkan bahwa skor rata-rata prokrastinasi akademik pada subjek yang berada pada semester VII dan VIII adalah 34.16 dan pada subjek yang berada pada semester IX, X, XI dan XII adalah 34.98.

C. Pembahasan

(57)

58

sedang menyusun skripsi, yang artinya semakin tinggi self efficacy, maka semakin rendah prokrastinasi akademik.

Individu yang memiliki self-efficacy tinggi akan berusaha keras dan memiliki motivasi yang tinggi, sebaliknya individu yang memiliki self-efficacy rendah maka usaha yang dilakukan rendah dan memiliki motivasi

yang rendah juga. Pendapat tersebut didukung oleh Pajeres (1996), bahwa jika seseorang tidak percaya mereka dapat mencapai hasil yang diinginkan, mereka akan mempunyai dorongan yang kecil untuk bertindak, atau bahkan mengeluarkan usaha yang kecil untuk aktivitasnya.

Individu yang memiliki self-efficacy yang rendah akan menghindari tugas dan menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Dengan kata lain individu dengan self efficacy yang rendah akan memiliki kecenderungan melakukan prokrastinasi akademik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Dale Schunk (dalam Santrock, 2007), dimana individu dengan self efficacy yang rendah akan menghindari pekerjaan yang berisi banyak tugas dan tugas-tugas yang menantang, sedangkan indiividu dengan self efficacy yang tinggi memiliki keinginan yang besar dalam mengerjakan tugasnya.

Ellis & Knaus (2002) mengatakan bahwa siswa yang memiliki self efficacy tinggi akan menyelesaikan tugas-tugas akademiknya serta tidak

(58)

59

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik memiliki dampak negatif terhadap prestasi akademik (Beck, Koons, & Milgram,2000; Ellis & Knaus, 2002). Mahasiswa yang memiliki prokrastinasi akademik yang lebih tinggi akan memiliki self efficacy yang rendah serta berakhir dengan memiliki nilai yang rendah (Jackson, 2012).

Berdasarkan hasil analisis korelasi yang diperoleh bahwa self efficacy memiliki hubungan yang signifikan dengan prokrastinasi akademik,

di mana ketika mahasiswa tingkat akhir mulai menyusun skripsi, maka selanjutnya faktor self efficacy yang mereka miliki, akan menjadi salah satu penentu ketika proses penyusunan skripsi mereka.

Dari analisis data juga didapat kategorisasi self efficacy serta prokrastinasi akademik subjek. Subjek dengan self efficacy yang rendah berjumlah 24%, self efficacy sedang sejumlah 41% dan self efficacy tinggi sejumlah 35%. Pada kategori prokrastinasi akademik subjek, diketahui bahwa subjek dengan prokrastinasi akademik yang rendah sejumlah 24%, sedang 44% dan tinggi 32%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik yaitu 0.112 yang berarti self efficacy

(59)

60

diantaranya self control, self esteem, self efficacy, self consciousness dan kecemasan sosial.

Menurut Ray (2011), secara umum self-control yang rendah mengacu pada ketidakmampuan individu menahan diri dalam melakukan sesuatu serta tidak mempedulikan konsekuensi jangka panjang. Sebaliknya, individu dengan self-control yang tinggi dapat menahan diri dari hal-hal yang berbahaya dengan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Menurut Steel (2007) prokrastinasi akademik memiliki korelasi negatif yang kuat dengan self-control, dimana self-control adalah pengendalian diri individu terhadap waktu tunda penerimaan imbalan. Pengendalian diri ini berkaitan dengan perilaku prokrastinasi yang dilakukan.

Hasil penelitian lain yang dilakukan Ferrari dan Ollivete (2007) menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi. Mahasiswa yang memiliki asertivitas tinggi maka rasa cemas dan takut tidak akan muncul dan kesempatan menjadi seorang prokrastiantor sangat kecil karena perilaku asertif berarti adanya sikap tegas dalam berhubungan dengan banyak orang di dalam setiap aktivitas kehidupan. Mahasiswa akan melakukan prokrastinasi jika dalam diri kurang asertif atau memiliki asertivitas yang rendah.

Hasil tambahan dari penelitian juga menemukan bahwa gambaran self efficacy subjek sebagian besar fakultas berada pada kategori sedang dan

(60)

61

rendah dan tinggi dan 4 orang (28%) sedang, Fakultas Teknik sebanyak 13 orang (19%) berada pada kategori rendah, 39 orang (59%) sedang dan 15 orang (22%) tinggi, Fakultas Pertanian sebanyak 8 orang (32%) berada pada kategori rendah dan tinggi dan 9 orang (36%) sedang, FKG sebanyak 3 orang (15%) berada pada kategori rendah, 4 orang (33%) sedang dan 5 orang (42%) kategori tinggi, FKM sebanyak 3 orang (15%) berada pada kategori rendah, 7 orang (35%) sedang dan 10 orang (50%) kategori tinggi, Fasilkom TI sebanyak 4 orang (22%) berada pada kategori rendah dan tinggi dan 10 orang (56%) sedang, FMIPA sebanyak 5 orang (33%) berada pada kategori rendah, 6 orang (40%) sedang dan 4 orang (27%) tinggi, Fak. Keperawatan sebanyak 2 orang (22%) berada pada kategori rendah, 4 orang (44%) sedang dan 3 orang (34%) kategori tinggi, FH sebanyak 8 orang (27%) berada pada kategori rendah, 6 orang (20%) sedang dan 16 orang (53%) kategori tinggi, Fak. Psikologi sebanyak 5 orang (42%), 4 orang (33%) sedang dan 3 orang (25%) tinggi, FISIP sebanyak 4 orang (27%) berada pada kategori rendah, 9 orang (60%) sedang dan 2 orang (13%) tinggi, FEB sebanyak 14 orang (35%) berada pada kategori rendah, 19 orang (47%) sedang, 7 orang (18%) tinggi, dan FIB sebanyak 9 orang (30%) berada pada kategori rendah, 16 orang (53%) sedang dan 5 orang (17%) kategori tinggi.

(61)

62

kategori rendah, 8 orang (57%) sedang dan 4 orang (29%) tinggi, Fakultas Teknik sebanyak 13 orang (19%) berada pada kategori rendah, 31 orang (46%) sedang dan 23 orang (35%) tinggi, Fakultas Pertanian sebanyak 5 orang (20%) berada pada kategori rendah dan tinggi dan 10 orang (40%) sedang, FKG sebanyak 1 orang (8%) berada pada kategori rendah, 6 orang (50%) sedang dan 5 orang (42%) kategori tinggi, FKM sebanyak 9 orang (45%) berada pada kategori rendah dan sedang dan 2 orang (10%) kategori tinggi, Fasilkom TI sebanyak 5 orang (28%) berada pada kategori rendah, 7 orang (38%) sedang dan 6 orang (34%) tinggi, FMIPA sebanyak 1 orang (7%) berada pada kategori rendah, 9 orang (60%) sedang dan 5 orang (33%) tinggi, Fak. Keperawatan sebanyak 2 orang (22%) berada pada kategori rendah, 4 orang (44%) sedang dan 3 orang (34%) kategori tinggi, FH sebanyak 10 orang (33%) berada pada kategori rendah, 8 orang (27%) sedang dan 12 orang (40%) kategori tinggi, Fak. Psikologi sebanyak 2 orang (16%), 5 orang (42%) sedang dan tinggi, FISIP sebanyak 5 orang (33%) berada pada kategori rendah, 7 orang (47%) sedang dan 3 orang (20%) tinggi, FEB sebanyak 11 orang (27%) berada pada kategori rendah, 16 orang (40%) sedang, 13 orang (33%) tinggi, dan FIB sebanyak 9 orang (30%) berada pada kategori rendah, 11 orang (37%) sedang dan 10 orang (33%) kategori tinggi.

(62)

63

sebanyak 55 orang (41%). Subjek yang telah menyusun skripsi lebih dari 1 semester yang memiliki self efficacy rendah sebanyak 39 orang (23%), sedang sebanyak 70 orang (40%) dan tinggi sebanyak 64 orang (37%). Untuk gambaran prokrastinasi akademik pada subjek berdasarkan lamanya waktu penyusunan skripsi menunjukkan bahwa subjek yang telah menyusun skripsi selama 1 semester yang memiliki prokratinasi akademik rendah sebanyak 33 orang (24%), sedang sebanyak 47 orang (36%) dan tinggi sebanyak 54 orang (40%). Subjek yang telah menyusun skripsi lebih dari 1 semester yang memiliki prokrastinasi akademik rendah sebanyak 36 orang (21), sedang sebanyak 82 orang (47%) dan tinggi sebanyak 55 orang (32%).

(63)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi pada data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan negatif antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU, dimana semakin rendah self efficacy maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik, begitu pula sebaliknya.

2. Self efficacy memberikan pengaruhnya pada prokrastinasi akademik sebesar 11.2 % pada mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi 3. Secara keseluruhan terdapat 24% mahasiswa USU yang sedang menyusun

skripsi berada pada kategori self efficacy rendah, 41% kategori sedang dan 35% kategori tinggi. Sedangkan untuk gambaran prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang sedang manyusun skripsi, terdapat 24% yang berada pada kategori rendah. 44% sedang dan 32% yang tergolong tinggi. 4. Self efficacy mahasiswa USU lebih tinggi dibandingkan dengan self

efficacy populasi pada umumnya. Prokrastinasi akademik mahasiswa USU

lebih rendah dibandingkan dengan populasi prokrastinasi akademik pada umumnya

5. Hasil tambahan penelitian juga menunjukkan:

(64)

65

mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi dari setiap fakultas berada pada kategori sedang

b. Berdasarkan lamanya waktu penyusunan skripsi (1 semester dan lebih dari 1 semester), dapat disimpulkan bahwa self efficacy mahasiswa USU yang telah menyusun skripsi selama 1 semester sebagian besar berada pada kategori tinggi (41%), sedangkan self efficay mahasiswa USU yang telah menyusun skripsi lebih dari 1 semester sebagian besar berada pada kategori sedang (40%)

c. Berdasarkan lamanya waktu penyusunan skripsi (1 semester dan lebih dari 1 semester), dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik mahasiswa USU yang telah menyusun skripsi selama 1 semester sebagian besar berada pada kategori tinggi (40%), sedangkan prokrastinasi akademik mahasiswa USU yang telah menyusun skripsi lebih dari 1 semester sebagian besar berada pada kategori sedang (47%) d. Berdasarkan jenjang semester yang dijalani saat penyusunan skripsi

(semester VII & VIII dan diatas semester VIII), dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa self efficacy mahasiswa USU yang sedang menjalani semester VII & VIII sebagian besar berada pada kategori tinggi (41%), begitu juga self efficay mahasiswa USU yang sedang manjalani diatas semester VIII sebagian besar berada pada kategori tinggi (44%)

(65)

66

bahwa dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik mahasiswa USU yang sedang menjalani semester VII & VIII sebagian besar berada pada kategori sedang (42%), begitu juga prokrastinasi akademik mahasiswa USU yang sedang manjalani diatas semester VIII sebagian besar berada pada kategori sedang (50%)

B. Saran

Berikut ini beberapa saran yang diharapkan dapat berguna untuk kelanjutan studi ilmiah baik mengenai self efficacy ataupun prokrastinasi akademik.

1. Saran Metodologis

Bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian lebih jauh berkaitan dengan self efficacy dan prokrastinasi akademik dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk meneliti prokrastinasi akademik dikaitkan dengan variabel lain selain self efficacy, misalnya self control, self esteem, atau self consciousness.

2. Saran Praktis

a. Bagi instansi akademik, penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam upaya untuk mengatasi prokrastinasi akademik dalam penyusunan skripsi, salah satunya dengan cara peningkatan self efficacy.

(66)

67

(67)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan/latihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya (Arifin, 2009). Dalam Undang – undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan di Indonesia terbagi atas 3 tingkatan, tingkatan pertama yaitu pendidikan Sekolah Dasar (SD), tingkatan kedua yaitu pendidikan menengah terbagi atas Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan tingkatan ketiga Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara makro dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

(68)

2

tatanan kehidupan yang secara realistis dan logis diterima oleh masyarakat. Mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh proses pembelajaran di perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Selama masa perkuliahan di perguruan tinggi, mahasiswa selalu dihadapkan pada tugas-tugas, baik itu tugas akademik maupun tugas non akademik seperti organisasi kemahasiswaan atau ekstrakulikuler. Di perguruan tinggi khususnya jenjang Strata 1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti paper, makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir) (Indarto, 2012). Salah satu tujuan dari pemberian tugas-tugas tersebut adalah untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi yang sudah diajarkan selama perkuliahan, termasuk skripsi yang merupakan tugas akhir seorang mahasiswa sebelum memperoleh gelar sarjana.

Skripsi bertujuan agar mahasiswa dapat menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap telah mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia.

(69)

3

(Catrunada, 2008). Umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk penyusunan skripsi selama 1 semester atau kurang lebih 6 bulan. Selama waktu tersebut mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan skripsinya agar dapat lulus pada waktu yang ditentukan. Tetapi pada kenyataannya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi (Darmono dan Hasan, 2002). Hal ini berakibat pada masa studi mahasiswa yang menjadi lebih lama dari yang seharusnya.

Dalam pasal 17 ayat 3 butir d Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa masa studi terpakai bagi mahasiswa untuk program sarjana (S1) dan diploma 4 (D4) maksimal 5 tahun. Kalau tidak mahasiswa akan di-drop out (DO) (Sipahutar, 2014)

(70)

4

menyelesaikan masa studi mereka. Hal tersebut seringkali menjadi suatu tekanan psikologis bagi mahasiswa itu sendiri, misalnya stress hingga depresi.

Seperti halnya kasus yang terjadi pada salah seorang mahasiswa Teknik Kimia USU, Frendis Agustinus Panjaitan yang ditemukan tewas gantung diri di kamarnya. Setelah diselidiki ternyata motif Frendis mengakhiri hidupnya adalah karena depresi berat yang dialaminya. Frendis yang sedang menyusun skripsi kehilangan laptopnya, membuatnya harus mengulang kembali prosesnya dari awal, sedangkan pria 24 tahun ini hanya diberi waktu 3 bulan oleh fakultas untuk masa pengerjaan skripsi jika tidak ingin didepak dari kampus. Hal tersebutlah yang akhirnya mendorong Frendis untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri (Sahputra, 2015)

(71)

5

“males aja dek rasanya ngerjainnya, apalagi kalau uda disuruh revisi. Paling kakak kerjain pas uda deket deadline dari doping (dosen

pembimbing)” (Komunikasi Personal, 2015)

Steel (2007) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku penundaan tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Steel (2010) juga mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu penundaan sukarela yang dilakukan oleh individu terhadap tugas/pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa hal ini akan berdampak buruk pada masa depan. Hal senada juga diungkapkan Tuckman (dalam Fibriana, 2009), yang mendefinisikan prokrastinasi adalah ketidakmampuan dalam mengatur diri yang berakibat pada penundaan pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan.

Prokrastinasi dapat terjadi di setiap proses kehidupan, termasuk akademik. Prokrastinasi yang terjadi pada bidang akademik disebut sebagai prokrastinasi akademik. Prokratinasi akademik adalah suatu jenis penundaan yang sifatnya formal dan berhubungan dengan tugas-tugas akademik (Ghufron & Rini, 2010). Prokrastinasi akademik banyak dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa (Fibriana, 2009).

(72)

6

tugas membaca, 51,5% melakukan prokrastinasi dalam menghadiri diskusi, 40,9% melakukan prokrastinasi pada tugas administratif dan sebanyak 63,6% mahasiswa melakukan prokrastinasi secara keseluruhan (Fibriana, 2009).

Untuk menghadapi prokrastinasi akademik tersebut dibutuhkan keyakinan dari dalam diri mahasiswa akan kemampuan yang dimiliki untuk mengerjakan tugas dalam hal ini penyusunan skripsi. Keyakinan seseorang akan kemampuannya oleh Bandura disebut sebagai self efficacy. Bandura (2001) mendefinisikan self efficacy sebagai “keyakinan manusia pada diri mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian di lingkungannya. Muhid (2009) menemukan, dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa salah satu aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi adalah self efficacy.

Penelitian yang dilakukan oleh Steel (2007), menunjukkan bahwa ketika individu memiliki self efficacy yang rendah dan tidak memiliki harapan akan keberhasilan (expectancy), maka individu tersebut cenderung akan melakukan prokrastinasi. Sebaliknya jika individu memiliki self efficacy yang tinggi yang artinya individu tersebut yakin akan kemampuannya dalam mengerjakan tugas tersebut, maka kecenderungan melakukan prokrastinasi akan berkurang.

(73)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara

self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas

Sumatera Utara yang sedang mengerjakan skripsi?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas

Sumatera Utara yang sedang menyusun skripsi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana pengetahuan di bidang Psikologi Pendidikan, khususnya mengenai bagaimana hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

yang sedang menyusun skripsi.

(74)

8

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada mahasiswa USU mengenai self efficacy yang dimiliki dan prokrastinasi yang dilakukan,

sehingga dapat meningkatkan self efficacy dan mengurangi prokrastinasi akademik.

b. Apabila ditemukan adanya hubungan antara self efficacy dan prokrastinasi akademik, dapat digunakan sebagai masukan kepada instansi terkait (Universitas Sumatera Utara) dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik, dan memberikan pelatihan tentang self efficacy pada individu.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang mengenai pentingnya self efficacy bagi mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi. Hal ini kemudian menarik peneliti untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang

(75)

9

BAB II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis dari masing-masing variabel yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah, yaitu mengenai self efficacy dan prokrastinasi akademik.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini memuat identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan sampel, alat ukur, validitas dan reliabilitas alat ukur serta metode pengolahan data.

BAB IV : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisi penjelasan bagaimana gambaran hubungan antar dua variabel dengan menggunakan analisis statistik. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai interpretasi data yang diuraikan dalam pembahasan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Gambar

Tabel 3.1 Blue Print Skala Self Efficacy sebelum uji coba
Tabel 3.2 Blue Print Skala Prokratinasi Akademik Sebelum Uji Coba
Tabel 3.3 Blue Print Skala Self Efficacy Setelah Uji Coba
Tabel 3.4 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik (setelah diuji coba)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Konsep Diri Akademik dan Dukungan Sosial Teman dengan Prokrastinasi Akademik Penulisan Skripsi pada Mahasiswa.. Universitas Gajah

Pada area prokrastinasi akademik, area yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa yang sedang mengontrak usulan penelitian lanjutan adalah area prokrastinasi tugas

2006 Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Dalam Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa (Angkatan 1998-2000).. Skripsi

3 Saya merasa cemas karena belum mengerjakan revisi, padahal deadline untuk mengumpulkan revisi sudah dekat 4 Saya tidak menjadikan tugas kuliah lain. sebagai alasan

Banyak mahasiswa yang mengerjakan skripsi melakukan prokrastinasi akademik. Salah satu cara menurunkan prokrastinasi akademik dengan pelatihan manajemen

Berdasarkan temuan tersebut, perilaku prokrastinasi akademik dalam penyelesaian skripsi cenderung lebih jarang muncul pada mahasiswa dengan tingkat keyakinan akan diri sendiri yang

Prokrastinasi Akademik sebagai berikut: Tabel 3.1 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik No Dimensi Item Jumlah Item Favourable Unfavourable 1 Penundaan memulai dan menyelesaikan

Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara efikasi diri dengan flow akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.. Adapun kriteria subjek penelitian yang