• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Disrtibusi dalam Pelaksanaan Program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Disrtibusi dalam Pelaksanaan Program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Amang, B. 1993. Ekonomi Perbesaran, Jagung dan Minyak Sawit diIndonesia.

PT Dharma Karsa Utama. Jakarta

Bulog. 2010. Pedoman Umum Raskin (Beras Untuk Rumah Tangga Miskin).

Jakarta

Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Downey, W.D dan Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta

James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga..

Hadari, nawawi.1990.Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press

Hendra. 2008. Ketahanan Pangan. Jakarta

Handewi. 2008. Manajemen Ketahan Pangan Era Otonomi Daerah dan PerumBulog. Bogor.

Hessel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI

Jones, Charles O. 1994, Pengantar kebijakan publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kerlinger, 1973. Yayasan penelitian perilaku.Edisi II. HRW. Inc

Keban, Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik, Konsep, Teori, Dan Isu. Yogyakarta: Gava Media

Moleong, 2006. Metodologi Penelitian kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Nainggolan, 2005. Teori Ekonomi Mikro Pendekatan Grafi dan Matematis.Malang : Pondok Edukasi.

(2)

Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertani (Pengantar, Teori, dan Kasus). Penebar Swadaya. Depok

Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Singarimbun, Masri & Effendi Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: PT. Alfabeta

Syafa’at, N dan P. Simatupang, 2006. Kebijakan Pamantafan Ketahanan Pangan Nasional ke Depan. Majalah Pangan 15 (47): 24-43.

Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta: Nusantara Consult

Taff, C. A., 1994. Manajemen Transportasi dan Distribusi Fisis. Jakarta, Erlangga.

Wanggai W. 2012. Menuju Ekonomi Hijau diunduh dari www.setkab.go.id.

William N Dunn. (1994), Public Policy Analysis: An Introduction, Prentice-Hall International, Englewood Cliffs, New Jersey

Winarno, 2002,Teori Dan Proses Kebijakan Publik, Yogjakarta: MadiaPressind

Yunita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efesiensi Distribusi Raskin

2. Undang-Undang :

Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan

Pedoman Umum Penyaluran RASKIN. 2013. Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Pedum RASKIN). Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Jakarta.

3. Internet:

(3)

PerumBulog.2011.Alur Distribusi Raskin diakses tanggal 2 Desember 2011 pukul 14.23

(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Bilah Barat

Gambar 3.1 Kantor Kecamatan Bilah Barat

3.1.1 Sejarah Kecamatan Bilah Barat

Sejalan dengan Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk,

Perekonomian, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik maka kota

Rantauprapat sebagai pusat Ibu kota Kabupaten telah berkembang begitu pesat

walaupun saat itu masih dalam 1(satu) Kecamatan Bilah Hulu. Yang terdiri dari

3 (tiga) Wilayah yaitu Aek Nabara, Kota Rantauprapat dan Janji.Disamping itu

terjadi perubahan paradigma sistem Pemerintah Daerah dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Menyikapi perkembangan dan perubahan dimaksud,Pemerintah daerah

mengusulkan pembentukan kota administratif kepada Pemerintah Pusat danpada

tahun 1991 maka dibentuklah melalui peraturan Pemerintah No.62 Tahun

1991,tentang pembentukan Kota Administratif Rantauprapat dengan wilayah 2

(5)

Selatan, sedangkan wilayah Aek Nabara menjadi Kecamatan Bilah Hulu dan

Daerah Janji menjadi Kecamatan Bilah Barat.

Wilayah kecamatan Bilah Barat termasuk wilayah Perdesaan dan

merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Kecamatan yang ada di Kabupaten

Labuhanbatu dan Kecamatan Bilah Barat memiliki sebanyak 10 (sepuluh) Desa.

3.1.2 Kondisi Geografi Dan DemografiGeografi 3.1.2.1Letak Wilayah Kecamatan Bilah Barat

Ibu Kota Kecamatan Bilah Barat yaitu Desa Janji mempunyai

jarak ke Ibukota Provinsi lebih kurang 300 KM, jarak ke Ibukota

Kabupaten yaitu lebih kurang 4 KM, jarak ke Kantor Bupati Labuhanbatu

10 KM dan selanjutnya desa terjauh di Kecamatan Bilah Barat ke Ibukota

Kabupaten yaitu Desa Sibargot berjarak lebih kurang 30 KM.

Kecamatan Bilah Barat memiliki batas-batas :

1. Sebelah Utara Berbatas dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara

2. Sebelah Timur Berbatas dengan Kecamatan Bilah Hulu

3. Sebelah Selatan Berbatas dengan Kabupaten Padang Lawas Utara

4. Sebelah Barat Berbatas dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara

Kecamatan Bilah Barat memiliki 10 (sepuluh) Desa dan Dusun

Sebanyak 82 (Delapan Puluh Dua) dusun, dimana dusun terbanyak

terdapat di Desa Tanjung Medan sebanyak 14 (empat belas) dusun

sementara desa yang memiliki dusun paling sedikit adalah Desa Aek Buru

Selatan yaitu sebanyak 1 (satu) dusun selanjutnya untuk lebih jelas dapat

(6)

Tabel 3.1Daftar Nama Kades Dan Jumlah Dusun Yang Terdapat Di Desa Se-Kecamatan Bilah Barat

NO Desa Nama Kepala Desa Dusun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan

Afd. II Rantauprapat

Kampung Baru Tebing Linggahara T. Linggahara Baru

Saipul Usman M. Toha Hasibuan

Darliana Rambe Maimunah Mandasari

Samsuri Abdul Sholeh, SH

Alpina Sari Samsul Bahri Trismanto Saniah 8 8 14 12 4 1 5 8 12 10

Jumlah 82

Sumber Data : Kecamatan Bilah Barat Dalam Angka Tahun 2015

3.1.2.2Keadaan Alam

Kecamatan Bilah Barat memiliki ketinggian tempat berada 500 M

Di atas Permukaan Laut (DPL) dankeadaan alamnya didominasi oleh

tanah daratan perkebunan yang dikuasai oleh masyarakat atau tanah

kering, permukiman masyarakat serta pekarangannya namun ada juga areal

(7)

Tabel. 3.2 Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 (Ha).

NO Desa Tanah

Sawah Tanah Kering Bangunan/ Pekarangan Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara

Tb. Linggahara Baru

224 - 67 - - - - 45 223 168 981 1086 924 606 1092 690 1158 285 308 431 818 905 770 505 455 288 483 237 256 359 1247 1629 1319 908 273 172 289 382 238 477 3270 3620 3080 2019 1820 1150 1930 949 1025 1435

Jumlah 727 7561 5076 6934 20298

SumberData :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.3Demografi

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2008 Tentang Kecamatan, persyaratan teknis dalam pembentukan

Kecamatan ada 5 (lima) poin yang salah satunya dan yang paling utama

adalah masalah Jumlah Penduduk.

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk

Kecamatan Bilah Barat berjumlah 34.601 jiwa dan jumlah penduduk

terbanyak berada di Desa Janji berjumlah 5.674 jiwa dan yang paling

sedikit berada di Desa Aek Buru Selatan yaitu berjumlah 249 jiwa, untuk

(8)

Tabel 3.3Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Rumah

Tangga

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

617 955 978 1275 426 61 243 1243 1162 971 3018 4095 4425 5674 2022 249 1103 5090 4637 4288 92 113 144 281 111 22 57 536 452 299

Jumlah 7.931 34.601 170

Sumber Data: Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

Data di atas dapat menunjukkan kepadatan penduduk Kecamatan

Bilah Barat per Desa namun untuk lebih jelas tantang pembagian Penduduk

menurut jenis kelamin serta menurut pengelompokan umur dapat dilihat

dari data berikut.

Tabel 3.4Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Laki -Laki Perempuan

(9)

6 7 8 9 10

Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

142 583 2.576 2.318 2.124 107 520 2.514 2.319 2.164

Jumlah 17.579 17.022

SumberData :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

Tabel 3.5Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan JenisKelamin Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Kelompok Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 + 2.226 1.984 1.957 1.906 1.631 1.608 1.387 1.136 1.005 834 709 459 270 467 2.091 1.886 1.871 1.751 1.610 1.523 1.353 1.151 998 810 699 450 323 506 4.317 3.870 3.828 3.657 3.241 3.131 2.740 2.287 2.003 1.644 1.408 909 593 973

Jumlah 17.579 17.022 34.601

Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

Selanjutnya di Kecamatan Bilah Barat memiliki Penduduk yang

(10)

jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan namun untuk Kecamatan

Bilah Barat lebih banyak penduduk berjenis kelamin laki-laki.

Masalah sosial kemasyarakatan di Kecamatan Bilah Barat

didominasi oleh agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Khatolik dan

untuk agama Hindu dan Budha ada namun masih Cuma beberapa kepala

keluarga saja sesuai table berikut ini.

Tabel 3.6Persentase Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

No Desa Islam Protestan Katholik Hindu Budha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

90,00 90,00 100,00 80,00 80,00 99,00 99,00 80,00 90,00 80,00 - - - 15,00 15,00 1,00 1,00 15,00 5,00 10,00 10,00 10,00 - 5,00 5,00 - - 5,00 5,00 10,00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 88,80 6,20 5,00 0 0

Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.4Potensi Wilayah

3.1.2.4.1 Bidang Pertanian Dan Perkebunan

Kecamatan Bilah Barat dalam meningkatkan pelayanan dan

(11)

alam yang ada seperti sektor Pertanian dan Perkebunan walaupun

termasuk wilayah perkotaan namun masih didukung dari hasil

perkebunan dan pertanian yang dapat meningkatkan penghasilan

masyarakat sehingga masyarakat dapat sejahtera.

Untuk dapat mengetahui lebih jelasnya tentang sektor

pertanian dan perkebunan di Kecamatan BIlah Barat dapat dilihat

dari tabel namun dibagi dan dimulai dari sektor pertanian seperti

persawahan yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.7Luas Sawah Menurut Jenis Irigasi Dan Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015 (Ha).

NO Desa Teknis ½ Teknis Sederhana Non PU Tadah Hujan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji Afd. IRantauprapat Aek Buru Selatan Afd. IIRantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 67 - - - - - 23 - 224 - - - - - - 45 200 168 224 - 67 - - - - 45 223 168

Jumlah - - - 90 637 727

(12)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa luas persawahan di

Kecamatan Bilah Barat seluas 727 Ha, data diatas merupakan

penurunan luas daerah yang dipergunakan untuk persawahan dan

dari pemantauan dari aparat pemerintah yang meninjau ini

diakibatkan karena banyaknya masyarakat yang beralih kepada

tanaman sawit atau sektor perkebunan namun data yang diterima

dari tim survey masih belum memperlihatkan data keseluruhan per

desa namun masih global tingkat kecamatan pembagian perdesa

belum terbagi secara keseluruhan sesuai dengan hal tersebut dapat

dilihat data dari daftar dibawah ini.

Tabel 3.8Produksi Tanaman Perkebunaan Rakyat Menurut Jenisnya Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Kelapa Sawit Karet Kopi Kakao

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 6.685 4.865 - 79

(13)

3.1.2.4.2 Bidang Peternakan

Sesuai dengan kondisi daerah yang memiliki banyak atau

luas dibidang perkebunan maka Kecamatan Bilah Barat memiliki

peternakan yang biasa dikatakan tinggi, hal itu terjadi karena

banyaknya warga atau penduduk Kabupaten Labuhanbatu yang

menempatkan ternaknya di wilayah perkebunan maka dari itu

walaupun semua peternakan dikelola oleh masyarakat namun belum

tentu warga Kecamatan Bilah Barat itu sendiri yang mmemilikinya,

hal ini terbukti dari data yang ada pada tahun 2015 ternak sapi untuk

Desa Kampung Baru Kecamatan Bilah Barat merupakan ternak sapi

terbanyak di Kecamatan Bilah Barat.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui tentang data pernak

untuk Kecamatan Bilah Barat dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9Jumlah Ternak Menurut Jenisnya Tahun 2015 (Ekor).

NO Desa Sapi Kambing Kerbau Babi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

(14)

Jumlah 1.988 1.515 12 203 Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.4.3 Bidang Industri

Bidang industri untuk Kecamatan Bilah Barat dikatakan

tidak ada walaupun ada perkebunan BUMN seperti PTP III Janji

yang berada di Desa Afdiling I Rantauprapat dan banyak lagi

perkebunan swasta yang mencakup luasan yang cukup besar namun

pengolahannya tidak berada di Kecamatan Bilah barat.

Sedangkan untuk industri kecil dan industri rumah tangga

pada saat sekarang telah mulai merambah seiring dengan

meningkatkan keinginan masyarakat atau pemikiran Sumber Daya

Manusia untuk menuju kearah kehidupan yang lebih baik, untuk

lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.10 Jumlah Industri Menurut Jenisnya Desa Kecamatan Bilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Industri

Besar/Sedang Industri Kecil Industri Rumah Tangga Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat

(15)

9 10

Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

- -

7 4

20 22

27 26

Jumlah 1 38 109 148

Sumber Data :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.2.5Sarana Dan Fasilitas 3.1.2.5.1Transfortasi

Seiring dengan kemajuan jaman dan banyanya pembangunan

di daerah Provinsi Sumatera Utara dan di Kabupaten Labuhanbatu

maka trasfortasi di Kecamatan Bilah Barat bisa dikatakan telah baik.

Sebahagian jalan di Kecamatan Bilah Barat termasuk

kedalam jalan provinsi sehingga proyek pengerjaannya juga

termasuk proyek APBD Provinsi Sumatera Utara sehingga

keadaanya dapat lebih baik karena pihak Kecamatan hanya bisa

mengusulkan ke tingkat Kabupaten dan Kabupaten juga

mengusulkan ke tingkat Provinsi untuk dibawakan ke Musrenbang

Provinsi.

Dari data yang ada Kecamatan Bilah Barat pada tahun 2012

panjang Jalan yang dimiliki yaitu Sepanjang 1.985 KM yang terdiri

dari jalan beraspal 149 KM jalan diperkeras sepanjang 134 KM dan

jalan tanah 780 KM serta jalan setapak sepanjang 922 KM, ini

merupakan data tahun 2012 namun kenyataan dilapangan dari 2

(16)

yang termasuk pada anggaran Tahun 2012 dan sebahagian yang

masih dalam pengerjaan Anggaran Tahun 2013.

Tabel 3.11Panjang Jalan Menurut Jenisnya Desa KecamatanBilah Barat Tahun 2015.

NO Desa Aspal Diperkeras Tanah Setapak Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sibargot Bandar Kumbul Tanjung Medan Janji

Afd. I Rantauprapat Aek Buru Selatan Afd. II Rantauprapat Kampung Baru Tebing Linggahara Tb. Linggahara Baru

8 - 34 36 4 16 12 11 16 12 34 - 16 18 12 5 10 14 10 15 45 36 74 87 95 85 99 80 84 95 66 102 74 106 94 65 97 96 110 112 153 138 198 247 205 171 218 201 220 234

Jumlah 149 134 780 922 1985

SumberData :Kecamatan Bilah Barat Dalam angka Tahun 2015

3.1.3 Profil SKPD Kecamatan Bilah Barat

Kecamatan Bilah Barat merupakan perangkat daerah sebagai pelaksana

teknis kewilayahan dalam lingkup wilayah kerja kecamatan, Kecamatan

dipimpin oleh seorang camat yang berada dibawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Organisasi Kecamatan Bilah Barat terdiri dari :

a. Camat;

b. Sekretaris Kecamatan, membawahi;

(17)

c. Kepala Seksi Tata Pemerintahan;

d. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

e. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa/Kelurahan;

f.Kelompok jabatan Fungsional.

3.1.4 Visi dan Misi Kecamatan Bilah barat

Visi :

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan, yang merefleksikan

cita-cita sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini, karena SKPD

Kecamatan Bilah Barat merupakan bagian internal dari Pemerintah Kabupaten

Labuhanbatu.

Penetapan Visi SKPD Kecamatan Bilah Barat sangat penting sebagai

sumber acuan pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan

dan karyawan. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar dan nilai-nilai yang

dianut seluruh anggota organisasi dengan mempertimbangkan factor

lingkungan sekitarnya, Visi SKPD Kecamatan Bilah Barat adalah :

Berdasarkan Visi dari SKPD Kecamatan Bilah Barat tersebut dapat

diartikan bahwa SKPD Kecamatan Bilah Barat adalah Koordinator dan

Pembina administrasi kepada seluruh perngkat Desa/Kelurahan serta “TERWUJUDNYA KECAMATAN BILAH BARAT YANG

(18)

masyarakat dan penyelenggaraan pelayanan administrasi dilakukan dengan

system transparan, professional dan bertanggung-jawab.

Misi :

Untuk Visi SKPD Kecamatan Bilah Barat tersebut perlu dirumuskan

Misi, yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan oleh organiasi

dapat dilaksakan dan berhasil sesuai Visi yang ditetapkan. Misi Kecamatan

Bilah Barat adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksakan oleh Instansi

Pemerintah sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi

dapat dapat terlaksana dan berhasil guna dengan baik, dengan Misi tersebut

diharapkan seluruh aparatur dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui

akan dari Visi yang telah ditetapkan tersebut. Misi dari Kecamatan Bilah Barat

adalah :

1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui

pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas;

2. Mewujudkan ketertiban dan keamanan yang kondusif dengan

peningkatan kesadaran hokum, paham kebangsaan dan kebudayaan

serta kehidupan beragama.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan pelayanan publik

menuju terciptanya Good Governance.

3.1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi

(19)

Kecamatan dan Kelurahan pada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu,

Disebutkan :

3.1.5.1Kepala Camat 1. Tugas Pokok

Membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintahan,

Pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat berdasarkan

kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati.

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi yang

diselenggaran oleh Camat adalah :

a. Melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati

kepada Kecamatan;

b. Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan;

c. Penyiapan data informasi Kecamatan;

d. Penyelenggaraan Urusan Kesekretariatan;

e. Pembinaan ketentraman dan ketertiban;

f. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan

perekonomian infrastruktur produksi dan distribusi serta

pembinaan sosial;

g. Menkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas UPTD dan UPTB

yang ada di Kecamatan;

h. Melakukan pembinaan dan mengkoordinasikan

penyele-nggaraan pemerintahan pembangunan dan pelayanan

(20)

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.2Sekretariat 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan dalam menyusun

kebijakan dan mengkoordinasikan seksi dan sub bagian

dilingkungan kecamatan meliputi urusan tata usaha, umum dan

kepegawaian, program dan keuangan, serta penyelenggaraan

pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, serta kesejahteraan

sosial dan pemberdayaan masyarakat desa.

2. Fungsi

a. Penyusunan rencana dan program kerja serta jadwal kegiatan

kecamatan dengan berpedoman pada petunjuk yang diberikan

camat.

b. Melakukan koordinasi dengan UPTD dan UPTB, instansi dan

unit kerja terkait yang ada dikecamatan, serta memfasilitasi

rapat-rapat/pertemuan untuk kelencaran pelaksanaan tugas

sesuai dengan petunjuk yang diberikam camat.

c. Penyelenggaraan pelayanan urusan umum dan kepegawaian

serta program dan keuangan.

d. Mengelola, mengkoordinasikan, menganalisa data dan

menyusun kebijakan untuk rencana anggaran dan biaya.

(21)

f. Menghimpun bahan, mengelola data dan informasi serta

koordinasi penatausahaan keuangan.

g. Meneliti dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan angaran

kas dalam rangka penatausahaan keuangan anggaran

kecamatan.

h. Melakukan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan

meliputi penyimpanan, pengeluaran, pembukuan dan

penerimaan.

i. Melakukan koordinasi dan menyusun kebijakan laporan

keuangan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan

catatan atas laporan keuangan.

j. Meneliti dan menguji kelengkapan surat pemerintahan

pembayaran dan surat pertanggungjawaban dalam rangka

penerbitan surat perintah membayar (SPM).

k. Menyiapkan dan mengadministrasikan surat perintah

membayar (SPM).

l. Melakukan ferivikasi, meneliti dan menguji setiap

dokumen/bukti serta surat pertanggungjawaban bendahara

pengeluaran.

m. Melaksanakan akutansi pengelolaan keuangan anggaran

kecamatan.

n. Menghimpun bahan, mengolah data dan informasi serta

menyelenggarakan hubungan kemasyarakatan dan kerja sama

(22)

o. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan bidang tugasnya dan menyiapkan

rumusan pemecahan masalah.

p. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas.

q. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.3Seksi Kesejahteraan Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan

1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan dibidang kesejahteraan

sosial dan pembangunan masyarakat desa meliputi pembinaan,

pengendalian pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Fungsi

a. Membuat rencana dan program kerja atau jadwal kegiatan yang

berhubungan dengan pembangunan, perekonomian, produksi,

prasarana, fisik, kesejahteraan masyarakat sosial, kepemudaan,

pemberdayaan perempuan, olahraga, pembinaan kehidupan

beragama, kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan dan

(23)

b. Mendata dan mengelola informasi yang berhubugan dengan

perekonomian, produksi serta prasarana dan sarana fisik.

c. Mengkoordinir pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi

masyarakatdesa dibidang perekonomian.

d. Melakukan kegiatan dalam rangka koordinasi pelaksanaan

pembangunan, pengedalian dan evaluasi pembangunan

pelaksanaan pembanguna desa.

e. Melakukan rencana kegiatan pengembangan dibidang pariwisata,

pertambangan, lingkungan hidup, kehutanan atau dibidang

pembangunan dan kesejahteraan sosial masyarakat desa.

f. Melakukan dan membina administrasi desa dalam rangka

pelaksanaan bantuan pembangunan baik dari APBD kabupaten,

provinsi, APBN, bantuan luar negeri, maupun bantuan lainnya.

g. Memberikan petunjuk-petunjuk kepada masyarakat desa untuk

melaksanaan gotong royong. Penataan pemukiman, dan keindahan

kecamatan, desa.

h. Melakukan upaya-upaya untuk pembangunan listrik-listrik didesa.

i. Membantu mempersiapkan penyusunan program pembinaan,

pengendalian terhadap penderita cacat, tuna karya, tuna wisma,

panti asuhan, pengungsi dan kegiatan sosial lainnya.

j. Mempersiapkan bahan-bahan kegiatan dalam rangka pencegahan

dan pertolongan dalam rangka bencana alam.

k. Membantu/mengkoordinir kegiatan kesejahteraan sosial meliputi

(24)

aksara, panti asuhan, kepemudaan, pemberdayaan perempuan,

pembinaan kehidupan dan kerukunan antar umat beragama,

pendidikan, kebudayaan serta kesehatan masyarakat.

l. Membantu mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan

bidang mental dan spritual.

m. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum meliputi bantuan

kepada masyarakat yang kurang mampu.

n. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penertiban

dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

o. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas.

p. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan

dengan bidang pembangunan dan kesejahteraan sosial serta

menyiapkan rumusan pemecahan masalah.

q. Melakukan tugas-tugas lain yang diperin tahkan atasan.

3.1.5.4Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan dibidang ketentraman

dan ketertiban diwilayah kecamatan meliputi pembinaan

ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan idiologi, politik,

(25)

perlindungan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

a. Menyusun rencana dan program kerja dibidang ketentraman

dan ketertiban wilayah, pembinaan idiologi, politik, hak asasi

manusia, serta pembinaan polisi pamong praja dan

perlindungan masyarakat.

b. Melaksanakan penyelenggaraan ketertiban umum dikecamatan

dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.

c. Melakukan koordinasi dalam pembinaan kelancaran dan

pelaksanaan pemilu legislatif, pemilihan presiden dan

pemilihan kepala Daerah.

d. Melaksanakan program, dan melakukan koordinasi pembinaan

idiologi, kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, organisasi

sosial masyarakat, dan hak asasi manusia sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penertiban

dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

g. Melakukan pembinaan dan tindakan preventif atas terjadinya

pelanggaran ketentraman dan ketertiban oleh masyarakat.

h. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

(26)

i. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan ketentraman dan ketertiban serta

menyiapkan rumusan pemecahan masalah.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.5Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat kecamatan dalam

menyusun rencana kegiatan, pedoman dan petunjuk teknis, serta

menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian.

2. Fungsi

a. Melakukan penyelenggaran administrasi urusan tata usaha surat

masuk, meliputi pengambilan, pengiriman, pengaturan,

pencatatan dan pengarahan surat-surat, serta menyelenggarakan

administrasi surat keluar termasuk peyimpanan dan

pengirimannya.

b. Melaksanakan tatausaha perjalanan dinas, penerimaan dan

pengiriman berita sandi dan telekomunikasi serta kearsipan.

c. Melakukan pengaturan penggunana dan peralatan kantor,

kendaraan dinas dan rumah dinas.

d. Melakukan peraturan dan memfasilitasi rapat-rapat dinas

(27)

e. Menghimpun dan menyusun bahan petunjuk teknis serta

mempersiapkan dan memelihara peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan bidang kepegawaian.

f. Menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan admonistrasi

kepegawaian antara lain meliputi daftar urut kepangkatan, buku

induk kepegawaian, pengurusan kartu akses, kartu pegawai,

daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, rencana kebutuhan

pegawai,formasi, mutasi,cuti, dan pensiunan serta rencana

pengembangan yaitu pendidikan dan latihan, ujian dinas,

promosi, penghargaan dan tanda jasa.

g. Melakukan pencatatan, penyimpanandan pengadministrasian

sarana dan prasarana perlengkapan serta perawatan

barang-barang milik kecamatan.

h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait

sesuai dengan bidang tugasnya.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.1.5.6Seksi Tata Pemerintahan 1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas kecamatan di bidang pemerintahan

umum, keagrariaan, kependudukan dan catatan sipi, serta

pembinaan pemerintahan kelurahan/desa.

(28)

a. Menyusun rencana dan program dibidang pemerintahan

meliputi urusan pembinaan pemerintahan dikecamatan,

kelurahan/desa, kependudukan dan catatan sipil, serta

keagrariaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Melakukan pengendalian, pengevaluasian dan pelaporan

penyelenggaraan pemerintahan.

c. Melakukan pembinaan administrasi kependudukan meliputi

mutasi penduduk, kartu keluarga, dan catatan sipil, pencatatan

akta kerlahiran, kematian dan akta perkawinan.

d. Pembinaan keagrariaan dan tertib administrasi pertahanan

sesuai dengan petunjuk camat dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e. Melakuan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan

kelurahan/Desa.

f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas.

g. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan pemerintahan umum dan menyiapam

rumusan pemecahan masalah.

(29)

3.1.6 Sumber Daya Manusia Susunan Kepegawaian

Tabel 3.1.1 Susunan Pegawai Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Eselon Jumlah Pegawai (Orang) 1 2 3 4 5 6 Camat Sekretaris Kecamatan Kepala Seksi

Kepala Sub. Bagian

Staf Pegawai Honorer III/a III/b IV/a IV/b -- -- 1 1 2 2 17 4

Jumlah 27

Tabel 3.1.2 Susunan Pegawai berdasarkan Pangkat/Golongan Ruang No. Jabatan Gol/Ruang Jumlah Pegawai (Orang)

1 2 3 4 5 6 7 8 Penata Tk-I Penata

Penata Muda Tk.I

Penata Muda

Pengatur

Pengatur Muda Tk-I

Pengatur Muda Juru III/d III/c III/b III/a II/c II/b II/a I/c 4 1 3 3 2 6 3 1

(30)
[image:30.595.136.489.111.243.2]

Tabel 3.1.3 Susunan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai (Orang)

1 2 3 4

Strata I Diploma 3

SLTA SMP

4 1 18

-

Jumlah 23

3.1.7 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari suatu instansi merupakan suatu landasan

beroperasinya suatu instansi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkannya. Adapun struktur organisasi kantor Kecamatan Bilah Barat

(31)
(32)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui

penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk

dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang

diperoleh tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer yaitu

data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan

sebelumnya, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari

sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang

akan disajikan dalam bab ini yaitu efektifitas distribusi dalam pelaksanaan

program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan

Batu.

4.1 Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan di Kantor Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhan Batu yang beralamat di Jl. BESAR KM 4 No.14 JANJI,

yang merupakan tempat penelitian ini berlangsung.Wawancara ini dilakukan

kepada pegawai kecamatan yang memahami secara mendalam terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

Adapun key informan dari penelitian ini adalah Camat dan beberapa

pegawai Kantor kecamatan sebagai informan Utama. Data yang diperoleh juga

didukung dengan keterangan dari masyarakat sebagai informan tambahan dalam

(33)

Dalam melakukan wawancara ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh

peniliti yaitu pertama membuat perjanjian dengan informan untuk

melakukanwawancara. Pada tahapan wawancara ini membutuhkan waktu sekitar

dua hari dari perjanjian yang telah dijanjikan, Hal ini disebabkan oleh kesibukan

dari camat dan pegawai kantor Kecamatan.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara

berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis

menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang

disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Namun dalam

pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya

pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan

4.2Karakteristik Informan

Karakteristik informan dalam penelitian tentang efektifitas distribusi

dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhan Batu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dilapangan, maka jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang

yang dianggap memahami dan mengetahui secara jelas terkait tentang judul yang

diangkat dalam penelitian ini, adapun karakteristik informan dalam penelitian ini

(34)
[image:34.595.158.466.116.240.2]

Tabel 4.1. Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Presentase

1 2

Laki-laki Perempuan

4 6

40% 60%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Penelitian2016

Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih

didominasi oleh perempuan sebanyak 60 %. Dalam penelitian ini, penentuan

informan tidak menentukan jenis kelamin, dan informan yang dimaksud adalah

orang-orang yang dianggap memahami terkait judul yang diangkat dalam

penelitian ini.Pemahanan informan terkait dengan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam

memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian

berdasarkan pendidikan antara lain:

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Presentase

1 2 3

S1 SMA SMP

2 5 3

20% 50% 30%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Penelitian2016

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, dapat dilihat bahwa informan

dalam penelitian ini baik informan kunci maupun informan utama dalam

[image:34.595.156.470.509.631.2]
(35)

pendidikan diantaranya S1 sebanyak 20%, pendidikan SMA sebanyak 50%, dan

tingkat pendidikan SMP sebanyak 30%.

Selanjutnya penulis akan menyajikan tabel terkait dengan pemahaman

informan sesuai dengan klasifikasi golongan, dalam hal ini penulis menerima

keterangan dari para informan sesuai dengan bidang atau jabatan mereka

masing-masing. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan jabatan dapat dilihat

[image:35.595.135.493.305.421.2]

di tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Karakteristik informan berdasakan jabatan

No Jabatan Jumlah Presentase

1 2 3

Camat

Kepala Tim Koordinasi Raskin Masyarakat

1 1 8

10% 10% 80%

Jumlah 10 100%

Sumber data: Penelitian2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal

dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul

yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam

penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari kalangan

masyarakat sebanyak 80%, hal ini dikarenakan masyarakat sebagai objek

penerima manfaat program raskin tersebut.Dalam menentukan informan

masyarakat, penulis menunjuk secara langsung masyarakat yang terlibat dalam

program tersebut dan masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini

terdiri dari beberapa Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bilah Barat

(36)

4.3Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara

berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis

menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Namun, di dalam prosesnya

sendiri tidak menutup suatu kemungkinan akan munculnya suatu

pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

Program RASKIN adalah sebuah program yang dilaksanakan di bawah

tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB

(Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum

Bulog Nomor : 25 tahun 2003 dan Nomor: PKK-12/07/2003. Adapun program

RASKIN ini bertujuan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memenuhi

kebutuhan pangan pokok dan untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah

tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan

dengan memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal

15kg/Rumah Tangga Miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp1.600/kg

(netto) di titik distribusi.Hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk

diperhatikan karena bagaimanapun masyarakat merupakan insan manusia yang

harusnya mendapatkan pangan yang layak.

Efektivitas suatu organisasi dapat diukur dari berbagai hal, yaitu kejelasan

tujuan, kejelasan strategi, pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan

kebijakan yang mantap, tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan efisien,

(37)

Berdasarkan Rencana Strategis merupakan upaya untuk membuat

keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memadu bagaimana

menjadi pemerintah, apa yang dikerjakan oleh pemerintah daerah dan mengapa

pemerintah daerah mengerjakan hal tersebut. Perencanaan Strategis juga bersifat

menyeluruh, jangka menengah serta memberikan arahan meliputi beberapa

tahapan proses untuk pencapaiannya.

Rencana Strategis juga merupakan langkah awal untuk melakukan

pengukuran kinerja yang diintegrasikan antara sumber daya manusia dengan

sumber daya yang lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan

strategis. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal

dan merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan,

kelemahan, peluang dan hambatan.

Rencana strategis yang telah ditetapkan di kantor Kecamatan Bilah Barat

dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) telah menetapkan

penyaluran raskin dari Kecamatan ke titik distribusi dengan tahapan yang telah

ditentukan dikecamatan Bilah Barat, maka telah disampaikan oleh Bapak H. Aidi

Syahmir, S.IPselaku Camat di Kecamatan Bilah Barat yang menyatakan:

(38)

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa pihak kecamatan dalam

tahap pendistribustrian raskin telah dilakukan dengan baik dan efektif sesuai

aturan yang telah ditentukan.

Untuk mengetahui bagaimana efektivitas distribusi dalam pelaksanaan

program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat, peneliti

menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Martanidan Lubis (1987 : 55)

tentang pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan proses dan

pendekatan sasaran. Dalam pendekatan proses, efektivitas dilihat dari efisiensi

dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal dalam menjalankan program

kerja. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan, tapi memusatkan

perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadapsumber-sumber yang dimiliki

oleh lembaga. Sedangkan pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai

dengan rencana. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga

berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

Efektivitas program distribusi Raskin dinilai berdasarkan kriteria

kriteria tertentu dalam mencapai tujuan program pendistribusian Raskin

yang telah ditetapkan. Yang menjadi kriteria tingkat efektivitas program

Raskin ini ada 6 yaitu ketetapan sasaran penerima manfaat, jumlah, harga,

waktu, administrasi dan kualitas, hambatan dalam pelaksanaan raskin.

4.3.1 Tepat Sasaran Penerima Manfaat

(39)

Rumah tangga yang tidaktermasuk dalam kriteria tersebut tidak berhak

untuk menerima Raskin. Agar penyaluran lebih tepat sasaran, maka

pendataan dilakukan secara berkala yakni diperbaharui setiap tahun

dengan melibatkan kepala lingkungan serta diawasi langsung oleh

aparat desa dan aparat BPS sehingga segala bentuk penyimpangan

maupun penyelewengan dapat diperkecil.

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat sasaran penerima manfaat

raskin seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku

tim koordinasi raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan:

“raskin hanya diberikan kepada keluarga sasaran yang terdaftardalam penerima raskin. Pemberian atau pembelian beras miskin (raskinhanya diberikan kepada keluarga yang benar-benar tidak mampu. Berdasarkan hasil peneliti dilapangan bahwa beras miskin (raskin) dibagikan berdasarkan hasil database dari Kabupaten dan berdasarkan hasil musyawarah Desa/Kelurahan untuk menentukan siapa yang berhak untuk menerima raskin”(Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

4.3.2 Tepat Jumlah

Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah

sebanya 15 Kg/RTM/bulan selama 12 bulan. Jumlah tersebut sudah

menjadi hak bagi setiap penerima manfaat Raskin dan sudah menjadi

ketetapan pemerintah. Jumlah beras yang diterima oleh rumah tangga

miskin sudah sangat membantu keluarga miskin meskipun tidak

mencukupi selama sebulan, namun dapat mengurangi pengeluaran

mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Pelaksanaan Raskin dikatakan mencapai indikator tepat jumlah

(40)

dengan ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap

tahun pelaksanaan.

Berkaitan dengan tepat jumlah dalam pendistribusian beras raskin

dapat di jelaskan bapak Heri Andri selaku tim koordinasi raskin yang

menyatakan :

“ketepatan jumlah beras yang didistribusikan ketitik sasaran. Jumlah beras yang ditetapkan dalam pedoman umum raskin (pedum) sebanyak 15 kg /bulan selama 12 bulan dengan jumlah keluarga penerima raskin yaitu 1 orang mendapatkan beras miskin (raskin) sebesar 15 kg/RTS/bulan yang sudah dalam bentuk karung goni ukuran 15 kg”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Sedangkan pernyataan ibu Masriani, warga Kelurahan Tanjung Beringin

Kecamatan bilah barat :

“saya melihat dengan jumlah beras yang saya dapatkan 15 kg setiap bulannya mungkin itu sudah ketentuan dari pusat” (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

4.3.3 Tepat Harga

Harga Raskin adalah sebesar Rp 1,600/kg netto di titik

distribusi. Harga tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Masing-masing rumah tangga berhak mendapatkan harga Rp

1,600 tersebut, namun jika terdapat biaya distribusi dalam penyaluran

beras, harga beras dapat berbeda tergantungdari kesepakatan pelaksana

distribusi di tingkat kelurahan dengan masyarakat penerima manfaat.

Namun harga tersebut berbeda setelah sampai ke tangan penerima manfaat

Raskin. Hal itu karena terdapat biaya tambahan seperti untuk biaya bongkar

(41)

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat harga raskin seperti

keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku tim koordinasi

raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan:

“harga beras raskin 1.600 /kg merupakan harga yang telah ditetapkan pemerintah untuk dapat ditebus oleh penerima manfaat, masalah dengan adanya biaya tambahan yang di lakukan dilapangan dalam penyaluran raskin karena adanya kesepakatan antara belah pihak, karena tidak semua penerima manfaat melakukan biaya tambahan dalam menebus beras raskin, ada beberapa dusun yang dalam proses penyaluran yang tidak terjangaku titik distribusi”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Terkait dengan biaya tambahan dalam penyaluran raskin ke titik

distribusi Ibu Masroh selaku warga Tanjung Beringin yang menyatakan:

“masalah dengan adanya tambahan biaya dalam penayaluran tidak menjadi masalah karena adanya suatu program beras raskin sudah sangat membantu sekali, jadi dalam biaya tersebut tidak menjadi masalah”. (Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Farida selaku warga

Tanjung beringin yang menyatakan:

“terkait denganbiaya tambahan itu sama sekali tidak memberatkan”. (Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

4.3.4 Tepat Waktu

Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan

distribusi kepada RTS-PM tercapai apabila penyaluran Raskin

dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh

Bulog.Waktu pelaksanaan distribusi Raskin kepada RTM penerima

manfaat sesuai dengan rencana distribusi. Penyaluran Raskin sudah

(42)

bulannya. Ketepatan waktu dalam penyaluran akan sangat membantu

masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuan pangan.

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat waktu raskin seperti

keterangan yang disampaikan oleh Bapak Heri Andri selaku tim

koordinasi raskin dikecamatan bilah barat yang menyatakan:

“bahwa waktu pelaksanaan distribusi tepat karena pembagian Raskin selalu terjadi di awal bulan.jadi pendistribusian beras raskin tepat pada waktunya”. (Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Begitu juga disampaikan oleh bapak udin warga janji yang menyatakan :

“dalam pendistribusian beras rakin setiap bulannya tepat waktu karena setiap penyaluran ada petugas khusus”. ( Hasil wawancara pada tanggal 29 februari 2016)

Dari pernyataan warga diatas dapat dikatakan bahwa kepuasan

terhadap kerja atau petugas dalam pendisrtibusian raskin dengan tepat

waktu dalam penyaluran setiap bulannya kepada penerima manfaat sangat

baik.

4.3.5 Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan

administrasi secara benar, lengkap dan tepat waktu . Dalam administrasi

pelaporan tersebut tim koordinasi Raskin kecamatan, kabupaten/kota,

dan provinsi. Meskipun pelaporan administrasi Bulog tersebut telah

dilaksanakan secara tertib dan berjenjang, tetapi apa yang dilakukan

(43)

4.3.6 Tepat kualitas

Kualitasberas adalah beras medium kondisi baik sesuai

denganpersyaratan kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan

Perberasan yangberlaku. Tetapi, dalam pelaksanannya penerima

manfaat beras raskin (raskin)sebagian masyarakat ada yang

mendapatkan kualitas beras yang agak rendah.Namun, kualitas beras

yang diterima oleh masyarakat di tahun 2015 dari awalpembagian beras

sampai akhir pembagian beras yangditerima oleh masyarakat sama

maksudnya dengan beras yang agak bagus danmasih layak untuk

dikonsumsi oleh masyarakat.

Pernyataan dari ibu Salmiah warga kelurahan Tanjung medan

tentang kualitas beras yang menyatakan :

“kualitas beras tersebut layak untuk di konsumsi, meskipun sedikit di bersihkan sebelum memasak seperti di bersihkan dengan tampah baru kemudian di cuci dengan air, karena sebagian beras terdapat suatu kulit-kulit padi”. ( Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ratna warga Kelurahan

Tanjung medan, yang menyatakan :

“kualitas beras sangat baik, dan layak untuk di konsumsi“. (Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2016)

Dari pernyataan warga diatas dapat di katakan kualitas beras

tersebut baik dan layak untuk dikonsumsi masyarakat penerima manfaat

(44)

4.3.7 Hambatan dalam pelaksanaan RASKIN

Tahapan pelaksanaan suatu program merupakan tahapan yang

paling krusial dalam mencapai keberhasilan dari suatu kebijakan publik

atau program. Melalui tahapan ini akan diberikan suatu gambaran apa

yang menjadi penyebab berhasilnya atau tidaknya suatu kebijakan dan

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan dari program atau

kebijakan tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada pelaksanaan program

Raskin di Kecamatan Bilah Barat. Dimana terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi berjalannya pelaksanaan program ini.

Pada uraian yang telah dipaparkan diatas, maka dalam pelaksanaan

program Raskin ini terdapat beberapa hambatan. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti maka

yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari masayarakat

penerima manfaat itu sendiri karena keterlambatan dalam pembelian beras

dari masyakarat itu sendiri, karena belum bisa menebus raskin tersebut,

karena beras raskin tersebut tidak bisa untuk diperjual belikkan tanpa tidak

terdaftar di pusat.

4.4 Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data yang

menunjang atau terkait dengan program Raskin yangsedang diteliti.Dalam

pengumpulan data sekunder ini, peneliti secara bertahap mengumpulkannya.

(45)

Setelah beberapa hari melakukan penelitian di Kecamatan Bilah Barat,

peneliti juga diajak dan dilibatkan oleh pihak Kecamatan untuk turun

kelapangan agar dapat melihat secara langsung terkait tentang pendistribusian

(46)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap semua data yang

diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya.

Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode

deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai

rumusan masalah dalam penelitian ini.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui

studi pustaka, wawancara dengan informan dari Kecamatan Bilah Barat sebagai

pelaksana Program Beras Miskin (RASKIN), dan juga beberapa masyarakat yang

terkait dalam program tersebut. Data yang telah diperoleh oleh penulis telah

disusun secara sistematis pada bab sebelumnya, baik melalui wawancara,

observasi di lokasi penelitian, sekunder dan berupa berkas maupun catatan-catatan

yang diperoleh penulis dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini.

Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang efektifitas program

Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah. Dalam melakukan analisis, data

yang telah disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan menggunakan

teori-teori dalam mengukur efektivitas distribusi maupun peraturan

perundang-undangan melalui variabel-variabel yang telah dirumuskan oleh penulis

sebelumnya sehingga analisis data yang akan dilakukan oleh penulis dapat

(47)

5.1Efektivitas distribusi dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di keecamatan bilah barat

Pendistribusian beras miskin (RASKIN) merupakan hal penting bagi

penerima manfaat raskin yang telah terdaftar di pusat, pendistribusian di lakukan

dengan adanya ketentuan yang ditetapkan dari Kepmenko Kesra No. 57 Tahun

2012 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat.

Efektivitas berarti tercapainya sasaran, target, tujuan dengan menggunakan

waktu sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya tanpa mengabaikan

mutu. Efektivitas menjadi sebuah konsep yang penting dalam suatu organisasi

karena efektivitas memberikan gambaran mengenai keberhasilan organisasi untuk

mencapai sasarannya.Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti makin

tinggi efektivitasnya.. Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaskud adalah

efektivitas dalam pelaksanaan program raskin. Pendistribusian program raskin

merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintah pusat atau daerah dan lingkungan badan usaha milik negara

atau daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang telah ditetapakan.

Untuk mengukur tingkat efektivitas distribusi program raskin, maka penulis

telah merumuskan indikator-indikator yang bertujuan untuk melihat tingkat

efektivitas disribusi suatu pelaksanaan prorgam beras miskin (RASKIN) yang

dilakukan oleh Kantor Kecamtan Bilah Barat dalam memberikan penyaluran

(48)

indikator yang dimaksud adalahketetapan sasaran penerima manfaat, jumlah,

harga, waktu, administrasi dan kualitas, hambatan dalam pelaksanaan raskin.

5.1.1. Tepat sasaran penerima manfaat

Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima

manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM). Rumah tangga

yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut tidak berhak untuk menerima

Raskin. Agar penyaluran lebih tepat sasaran, maka pendataan dilakukan

secara berkala yakni diperbaharui setiap tahun dengan melibatkan kepala

lingkungan serta diawasi langsung oleh aparat desa dan aparat BPS sehingga

segala bentuk penyimpangan maupun penyelewengan dapat diperkecil.

Dalam penelitian ini, untuk melihat suatu kejelasan dalam tepat sasaran

penerima raskin yang baik dapat dilihat dari kejelasan persyaratan dan

kesederhanaan pendataan yang dilakukan sampai ke titik distribusi yang

diterapkan oleh pihak Kantor Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu

dalam menyelenggarakan program beras miskin (RASKIN).

Berdasarkan data dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dilapangan

maka diketahui bahwa ketentuan dan persyaratan dalam penerima manfaan raskin

dalam program beras miskin (RASKIN) dapat dikategorikan tepat sasaran.

Berdasarkan Pedoman Umum Penyaluran RASKIN 2013. Subsidi Beras Bagi

Masyarakat Berpendapatan Rendah (Pedum RASKIN). Kementrian Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia bahwa ketentuan tersebut

(49)

Berdasarkan wawancara dari informan, maka dapat dilihat bahwa

dalamkejelasan terhadap tepat sasaran penerima manfaat raskin ini seperti

keterangan yang di sampaikan tim koordinasi raskin di Kecamatan Bilah Barat

adalah Beras raskin hanya diberikan kepada keluarga sasaran yang terdaftar

dalam penerima raskin. Pemberian atau pembelian beras miskin (RASKIN) hanya

diberikan kepada keluarga yang benar-benar tidak mampu. Berdasarkan hasil

penelitian dilapangan pun dapat di katakan bahwa beras miskin (RASKIN)

dibagikan berdasarkan hasil database dari Kabupaten dan berdasarkan hasil

musyawarah Desa/Kelurahan untuk menentukan siapa sajamasyarakat yang

berpendapatan rendah berhak untuk menerima raskin.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ketetapan

sasaran dalam progam beras miskin (RASKIN) dapat dikategorikan baik.Hal ini

juga dilihat dari pendataan yang di lakukan setiap aparatur sampai ketitik

distribusi penerima manfaat raskin.

5.1.2. Tepat Jumlah

Jumlah Raskin yang berhak di terima sebagai penerima manfaat Raskin

adalah sebanyak 15 Kg/RTM/bulan selama 12 bulan. Jumlah tersebut sudah

menjadi hak bagi setiap penerima manfaat Raskin dan sudah menjadi ketetapan

pemerintah. Jumlah beras yang diterima oleh rumah tangga miskin sudah

sangat membantu keluarga miskin meskipun tidak mencukupi selama sebulan,

namun dapat mengurangi pengeluaran mereka dalam memenuhi kebutuhan

(50)

jika RTS-PM menerima beras Raskin dalam jumlah yang sesuai dengan

ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap tahun pelaksanaan.

Berdasarkan tepat jumlah dalam program beras raskin yang di bagikan

kepada masyarakat yang terkait sebagai penerima manfaat raskin berjumlah 15 Kg

setiap bulannya sesuai dengan ketetapan pemerintah pusat. Dengan demikian

masyarakat yang terlibat dalam penerima manfaat raskin tidak ada keluhan

terhadap jumlah raskin yang di salurkan ke penerima manfaat yang sebanyak 15

kg tersebut.

Hal ini dapat di katakan dalam indikator tepat jumlah beras miskin

(RASKIN) yang di bagikan kemasyarakat yang terkait dalam penerima manfaat

raskin dapat di kategorikan baik karena hal ini sesuai dengan ketetapan dan

ketentuan pemerintah setiap bulan dalam pendistribusian ke titik distribusi

penerima manfaat.

5.1.3.Tepat Harga

Harga beras raskin adalah sebesar Rp 1,600/kg netto di titik

distribusi. Harga tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Masing-masing rumah tanggaberhak mendapatkan harga

Rp1,600/kg tersebut, namun jika terdapat biaya distribusi dalam

penyaluran beras, harga beras dapat berbeda tergantungdari kesepakatan

pelaksana distribusi di tingkat kelurahan dengan masyarakat penerima

manfaat. Namun harga tersebut berbeda setelah sampai ke tangan

(51)

Berdasarkan kejelasan terhadap tepat harga beras miskin

(RASKIN), Harga Tebus Raskin (HTR)sebesar Rp1.600,00/kg di Titik

Distribusi sesuai ketetapan pemerintah, dengan adanya biaya tambahan

terhadap penyaluran raskin tidak ada sangkutan dengan aparatur

pemerintah, karena dengan adanya biaya tambahan di karenakan biaya

transport ke titik distribusi, tetapi tidak semua penerima manfaat mendapat

biaya tambahan tersebut, hanya ada beberapa dusun yang tidak terjangkau

pihak pelaksana dalam pendistribusian beras miskin (RASKIN) tersebut.

Hal ini dapat dikatakan dalam tetap harga beras miskin (RASKIN)

sesuai dengan ketetapan pemerintah dengan harga tebus raskin (HTR)

sebesar Rp1.600,00/kg di titik distribusi. Dengan adanya biaya tambahan

tersebut untuk tahap pendistribusian beras raskin (MISKIN) selanjutnya

tidak ada di pungut lagi, hal ini dapat mengurangi beban masyarakat dalam

menebus beras tersebut dengan harga yang sama dengan masryakat lain

nya yang terkait dalam penerima manfaat raskin.

5.1.4.Tepat Waktu

Menurut Pedoman Umum (Pedum) Beras Miskin (Raskin),

ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada RTS-PM tercapai apabila

penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang

telah ditetapkan oleh Bulog. Waktu pelaksanaan distribusi Raskin

kepada RTM penerima manfaat sesuai dengan rencana distribusi.

Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh BULOG untuk setiap

(52)

akan sangat membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuan

pangan.

Hal ini dalam penyaluran beras miskin kepada penerima manfaat

raskin dapat dikatakan efektif di karenakan pendistribusian di lakukan

setiap bulannya, yang hal ini di lakukan karena sangat membantu

masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pangannya, waktu

pelaksanaan distribusi tepat waktu karena pembagian Raskin selalu terjadi

di awal bulan, jadi pendistribusian beras raskin ini dapat di katakan tepat

pada waktunya serta dalam pendistribusian beras miskin (RASKIN) ada

petugas khusus dalam pendistribusian tersebut.

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa kepuasan terhadap

kerja atau petugas dalam pendisrtibusian raskinnya dengan tepat waktu

dalam penyaluran setiap bulannya kepada penerima manfaat sangat baik.

5.1.5.Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan

administrasi secara benar, lengkap dan tepat waktu . Dalam administrasi

pelaporan tersebut tim koordinasi Raskin kecamatan, kabupaten/kota,

dan provinsi. Meskipun pelaporan administrasi Bulog tersebut telah

dilaksanakan secara tertib dan berjenjang, tetapi apa yang dilakukan

oleh Bulog tersebut lebih mencerminkan pelaksanaan Raskin sampai

ke titik distribusi.

(53)

baik sesuai dengan pedoman umum raskin (PEDUM-RASKIN), karena

dari data yang peneliti dapatkan di lapangan, dengan tertibnya administrasi

ini, membuat pembagian Raskin kepada masyarakat menjadi tepat sasaran

dalam artian pembagian raskinnya tepat kepada penerima manfaat yang

bener-benar membutuhkan raskin. Dengan tertibnya administrasi ini juga

dapat memperlancarkan pembagian raskin kepada penerima manfaat

karena dari pihak Kecamatan sendiri terdapat daftar-daftar yang berhak

menerima raskin tersebut.

5.1.6.Tepat kualitas

Kualitasberas adalah beras medium, dengan kondisi baik sesuai

denganpersyaratan kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan

Perberasan yangberlaku. Tetapi, dalam pelaksanannya penerima

manfaat beras raskin (raskin)sebagian masyarakat ada yang

mendapatkan kualitas beras yang agak rendah.Namun, kualitas beras

yang diterima oleh masyarakat di tahun 2015 dari awalpembagian beras

sampai 2016 pembagian beras yangditerima oleh masyarakat sama

maksudnya dengan beras yang agak bagus danmasih layak untuk

dikonsumsi oleh masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

program beras miskin (RASKIN) ini masih layak untuk di konsumsi oleh

(54)

5.1.7.Hambatan dalam pelaksanaan RASKIN

Tahapan pelaksanaan suatu program merupakan tahapan yang

paling krusial dalam mencapai keberhasilan dari suatu kebijakan publik

atau program. Melalui tahapan ini akan diberikan suatu gambaran apa

yang menjadi penyebab berhasilnya atau tidaknya suatu kebijakan dan

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan dari program atau

kebijakan tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada pelaksanaan program

Raskin di Kecamatan Bilah Barat, dimana terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi berjalannya pelaksanaan program ini.

Pada uraian yang telah dipaparkan diatas, maka dalam pelaksanaan

program Raskin ini terdapat beberapa hambatan. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti maka

yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari masyarakat

penerima manfaat itu sendiri karena keterlambatan dalam pembayaran dari

masyakarat itu sendiri, karena belum bisa menebus raskin tersebut, karena

beras raskin tersebut tidak bisa untuk diperjual belikkan tanpa tidak

(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis

kemukakan di bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik

suatu kesimpulan berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan dan

memberikan saran terkait dengan efektivitas distribusi dalam pelaksanaan

program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan

Batu

6.1.Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, antara lain:

1. Program beras miskin (RASKIN) merupakan suatu kegiatan yang di berikan

kepada masyarakat bagi berpendapatan rendah. Kantor Kecamatan Bilah

Barat menetapkan tepat sasaran program beras miskin (RASKIN) untuk tahun

2016 sebanyak 1905 yang terdaftar sebagai penerima manfaat raskin, dilihat

dari tingkat pendapatan rendah bagi masyarakat miskin.

2. Tepat sasaran

Dapat diketahui bahwa ketentuan dan persyaratan dalam penerima manfaat

raskin dalam program beras miskin (RASKIN) dapat dikategorikan tepat

sasaran. Berdasarkan Pedoman Umum Penyaluran RASKIN. 2013. Subsidi

Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (Pedum RASKIN).

(56)

bahwa ketentuan tersebut berhak bagi masyarakat yang berpendapatan

rendah.

3. Tepat Jumlah

Pelaksanaan Raskin dikatakan mencapai indikator tepat jumlah jika

RTS-PM menerima beras Raskin dalam jumlah 15 kg yang sesuai

dengan ketentuan, baik dalam setiap distribusi maupun dalam setiap tahun

pelaksanaan.

4. Tepat Harga

Harga beras raskin adalah sebesar Rp 1,600/kg netto di titik

distribusi. Harga tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Masing-masing rumah tangga berhak mendapatkan harga

Rp1,600/kg.

5. Tepat Waktu

Pelaksanaan distribusi tepat karena pembagian Raskin selalu terjadi di

awal bulan .jadi pendistribusian beras raskin tepat pada waktunya serta

dalam pendistribusian beras miskin (RASKIN) ada petugas khusus dalam

pendistribusian tersebut.

6. Tepat Administrasi

Tertibnya administrasi ini, membuat pembagian Raskin kepada

masyarakat menjadi tepat sasaran dalam artian pembagian raskinnya tepat

kepada penerima manfaat yang bener-benar membutuhkan raskin. Dengan

tertibnya administrasi ini juga dapat memperlancarkan pembagian raskin

(57)

7. Tepat Kualitas

Kualitas beras yang diterima oleh masyarakat di tahun 2015 dari awal

pembagian beras sampai 2016 pembagian beras yang diterima oleh

masyarakat sama maksudnya dengan beras yang agak bagus dan masih

layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

8. Hambatan dalam pelaksanaan Raskin

Pelaksanaan program Raskin ini terdapat beberapa hambatan, berdasarkan

hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti

maka yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari

masayarakat penerima manfaat itu sendiri karena keterlambatan dalam

pembayaran dari masyakarat itu sendiri, karena belum bisa menebus raskin

tersebut, karena beras raskin tersebut tidak bisa untuk diperjual belikkan

tanpa tidak terdaftar di pusat.

6.2.Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti terkait dengan efektivitas distribusi

dalam pelaksanaan program beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhan Batu adalah :

1. Bagi pemerintah Kecamatan Bilah Barat

a. Untuk menghindari pendistribusian Raskin yang salah sasaran di

Kecamatan Bilah Barat, maka diharapkan pemerintah melakukan

pendataan kembali calon penerima raskin.

b. Pemerintah Kecamatan bersama dengan pemerintah desa berkerja

(58)

memperjuangkan hak warga miskin sehingga dapat terpenuhi

dengan sepenuhnya.

2. Bagi warga miskin Kecamatan Bilah Barat

Sebagai warga hendaknya ikut membantu dalam pelaksanaan Program

Raskin ini dengan cara ikut mengawasi jalannya pendistribusian beras raskin

tersebut sehingga dapat terlaksana dengan lancar dan hak masyarakat sebagai

penerima manfaat dapat terpenuhi secara adil.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengawasi berjalannya suatu program

raskin tersebut sehingga dalam pendistribusian beras raskin tersebut terlaksana

(59)

BAB II

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dekriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap

informasi dan pemahaman mendalam terhadap masalah proses dan makna dengan

mendeskripsikan suatu masalah. Penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu untuk

menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti (Sugiyono, 2011:11).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jenis atau tipe deskriptif kualitatif

tepat dan sesuai dengan

Gambar

Gambar 3.1 Kantor Kecamatan Bilah Barat
Tabel 3.1Daftar Nama Kades Dan Jumlah Dusun Yang Terdapat Di
Tabel 3.3Jumlah
Tabel 3.5Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan JenisKelamin Kecamatan Bilah Barat  Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Although there is no errors on the use of adverbs, preposition, and participial modifiers in this study, this study had showed that errors that occured on the use of noun phrase

Dengan adanya Sistem Operasi Linux dan aplikasinya yang menyediakan solusi Small Office Home Office (SOHO) maka kami membuat aplikasi ini bertujuan agar para pembaca, pengusaha

Based on the results of the study on error analysis on the use of noun phrase in students‟ writing at SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, the researcher. presents some recommendations

Chatting room ini memiliki interface yang hampir sama dengan MIRC namun jika dibandingkan dengan software tersebut, aplikasi ini masih banyak memiliki keterbatasan, diantaranya

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

Jika data pendaftar tidak ada di dalam basis data maka data awal pendaftar tidak akan muncul, tetapi masih bisa melanjutkan pendataran dengan klik tombol Lanjutkan

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,000, yang berarti nilai signi fi kan lebih kecil dari taraf signi fi kan