PerananYayasanPerguruan Taman Islam (RaudhatulIslamiyah
(RIS)) TerhadapPendidikanPadaMasaKolonialBelanda
di Kota TebingTinggi (1935-1942)
Skripsi
DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperoleh GelarSarjanaPendidikan
Oleh :
HARYATI TOGATOROP NIM. 3123321017
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
i ABSTRAK
Haryati Togatorop, NIM.3123321017 “Peranan Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul Islamiyah (RIS)) terhadap pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda di Kota Tebing Tinggi (1935 -1942), Skripsi: Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2016. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1). sejarah berdirinya Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul Islamiyah (RIS)) dan (2). mengetahui peranan Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul Islamiyah (RIS)) terhadap pendidikan pada masa kolonial Belanda di kota Tebing Tinggi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif – kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi pustaka (library research) dengan menggunakan buku, Arsip, dan dokumen yang terkait dengan objek penelitian dan study lapangan (fild research) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap mantan murid perguruan pada masa pemerintahan kolonial Belanda, guru – guru lama serta keturunan pendiri Yayasan Perguruan Taman Islam, tahapan penelitian ini dimulai dari Heurisik, dengan mengumpulkan sumber, melakukan kritik sumber (Verifikasi), menginterpretasi (analisis) dan menuangkannya kedalam tulisan (Historiografi). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sejarah berdirinya Yayasan perguruan taman Islam dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendidik anak – anak melalui penggajaran agama oleh Ibrahim Arsjad, Perguruan Taman Islam ini berawal dari sebuah surau atau langgar sebagai tempat pengajian yang di selenggarakan oleh Tuan guru Hasyim di kampung Bulian pada tahun 1933 dan pada 1935 Ibrhim Arjad mendirikan Yayasan perguruan Taman Islam di Jl. Rao sebagai lanjutan dari pengajian yang di selenggarakan tuan guru Hasyim, Peranan Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul Islamiah (RIS)) ini dapat diketahui dari keadaan murid yang pernah belajar di Perguruan Taman Islam yang didorong oleh orang tua untuk belajar Agama Islam, guru yang mengajar yang sebagaian besar adalah murid – murid yang pernah belajar di Yayasan Perguruan Taman Islam, sarana yang digunakan masih sangat sederhana jika dilihat dari kurikulum yang digunakan Yasayasan Perguruan Taman Islam (RIS) menggunakan kurikulum berbasis agama Islam . Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, kotamadya Tebing Tinggi. Yayasan ini telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda yang masih bertahan sampai sekarang dan masih memberikan peranannya dalam dunia pendidikan bagi masyarakat di Tebing Tinggi.
ii
KATA PENGANTAR
Pertama sekali peneliti mengucapkan puji syukur kepada Tuhan atas kasih
dan karuniaNya serta segala berkat yang setiap hari diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan segala hal yang dihadapi di
lapangan, peneliti menyadari bahwa bukan karena kemampuan peneliti semata, namun karena pertolongan dari banyak pihak yang terkait. Adapun penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul “ Peranan Yayasan Perguruan Taman Islam
(Raudhautul Islamiyah (RIS)) terhadap pendidikan pada masa kolonial Belanda
tahun 1935 - 1942”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril, waktu maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Teristimewa penulis menyampaikan segala syukur dan terimakasih atas dukungan yang di berikan oleh orang tua saya T. Togatorop dan B. Saragih
dengan kasih yang tanpa syarat yang diberikan telah mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini, Secara khusus juga penulis mengucapkan terimakasih setulusnya kepada :
iii
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs.Yushar Tanjung, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
4. Bapak Syahrul Nizar, S.Hum, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah.
5. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi
yang telah meluangkan waktu dan tenaga bahkan pemikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan, sejak awal sampai selesainya penulisan
skripsi ini, saya mengucapkan dengan segela hormat dan tulus hati mengucapkan terimakasih atas bimbinban yang telah peneliti peroleh.
6. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) dan selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan masukan serta saran-saran terhadap Skripsi penulis agar Skripsi ini lebih baik lagi.
7. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran terhadap Skripsi penulis serta menolong
penulis untuk tetap semangat menyelesaikan Skripsi ini.
8. Ibu Dr. Hidayat, M.Si, selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis agar Skripsi ini lebih baik
lagi.
9. Bapak dan Ibu Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Sejarah, yang telah
iv
10.Terkhusus juga peneliti mengucapkan terimaksih yang sebesar – besarnya untuk ibu Dra. Flores Tanjung, M.A yang telah memberikan saran dan
dukungan bagi penulis di Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed.
11.Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih keluarga peneliti, Bapak T.
Togatorop dan Ibu B. Saragih. Terimakasih selama ini memberikan dukungan dengan tulus, dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh perkuliahan serta selalu mendoakan dan memberi
semangat. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak tersayang M. Junita Togatorop dan adik – adik tercinta Deddy Muliadi Togatorop dan Deasy martauli Togatorop atas dukungan sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.
12.Bapak Julkarni yang telah mendukung penelitian ini dan mberikan sumber
– sumber yang penulis perlukan.
13.Kepada bapak Budiman Islamil yang telah memberikan saran dan
dukungan yang tulus kepada peneliti.
14.Bapak dan Ibu Narasumber yang telah memberikan banyak Informasi
kepada penulis sehingga penulis mendapatkan data-data yang diperlukan, Bapak Zulfikar, Khamarudin Pulungan dan Buk Hamidah.
15.Teman-teman terbaikku Ekstensi 2012 yang tidak dapat peneliti sebutkan
satu persatu selalu memberikan kesan dan pesan luar biasa. Teman-teman seperjuangan PPLT SMK Negeri Karya Serdang Lubuk Pakam yang
v
16.Teman-teman pelayanan di UKMKP UP FIS, untuk koordinasi Joyful (Gembira, Resky, Rahel, Okberima, Samuel, Pardiman, Endang dan
rejeky) terimakasi untuk doa- doaknya, terkhusus juga kepada K’ Debora yang selalu mendukung dan tempat sharing peneliti.
17.Adik – adik kelompok yang mendukung dengan sepenuh hati (sious small group : Rahotni, camellia, Irma, Febri, Erwindo, Sartika, dan Dodor untuk
Sahabat Small Group : Anita dan Firda).
18.Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan ini.
Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari segi isi
maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Harapan yang terbesar bagi penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat terkhusus dunia pendidikan yang ingin belajar dari sejarah pendidikan.
Medan, 08 Agustus 2016 Penulis
vi 2.3.1.Peranan Yayasan Perguruan Taman Islam/ Raudhautul Islamiyah (RIS)………...………..14
2.3.2.Pendidikan pada masa colonial Belanda………..….15
vi
3.4.Teknik Pengumpulan Data………..…25 3.5.Teknik Analisa Data………..……..25
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Kota Tebing Tinggi………27 4.1.1. Letak Geografis Tebing Tinggi...……….27 4.1.2. Pendidikan………...………31 4.2.Tebing Tinggi Pada Masa Kolonial Belanda
4.2.1. Kondisi sosial………..………….33 4.2.2. Kondisi Politik………..………37 4.2.3. Kondisi Pendidikan………..………40 4.3.Sejarah Berdirinya Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul
Islamiyah (RIS)………...….43 4.4.Peran Yayasan Perguruan Taman Islam/ Raudhautul Islamiayah (RIS)
terhadap pendidika………. ... ….54 BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan………..74
5.2.Saran………....76
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Luas Wilayah Kelurahan di Kota Tebing Tinggi………....…28
Tebel 2 : Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di kota Tebing Tinggi menurut Tinggkat
Pendidikan………31
Tebel 3 : Penduduk Afdeling Deli dan Serdang, 1930……….…….35
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Manusia yang ingin mencapai tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Namun tingkat kemajuan dan kebutuhan manusia setiap zaman tidaklah sama.
Hal inilah yang menyebabkan pendidikan bersifat Dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Demikian halnya di Sumatra Timur, Sebelum mengenal
pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat “magis religius” yang diajarkan oleh seorang guru (Datu).
Kedatangan Kolonial Belanda di Sumatra Timur yang ditandai dengan dibukanya
perkebunan tembakau di Sumatera timur yang dipelopori oleh J.Neinhuys pada tahun 1963, mengubah bentuk Pendidikan “magis religious” menjadi pendidikan yang
lebih modern dengan ilmu pengetahuan.
Pada masa kolonial Belanda Kota Tebing Tinggi menjadi salah satu wilayah administrasi dari residen Sumtara Timur, Hamit mengatakan dalam bukunya bahwa
Kota Tebing Tinggi adalah bagian dari wilayah Sumatra Timur. (Hamit, 2006 : 423):
“…wilayah Sumatera Timur adalah wilayah bekas “residency The
2
serdang, Kab. Binjai, kota medan, kota Tebing Tinggi, kabupaten Asahan, kota Tanjung Balai, kab. Labuhan Batu di pesisir selat malaka dan di pedalamannya terdapat kabupaten karo dan kabupaten simalungun…”
Perkembangan pendidikan pada masa kolonial Belanda semakin terlihat sejak sistem tanam paksa yang diterapkan Kolonial Belanda. Praktek Taman paksa
mengundang banyak komentar dari pihak humanis di Belanda, untuk memperhatikan kesejahtraan orang - orang pribumi yang mengalami penderitaan akibat eksploitasi
tanah jajahan. Salah satu tokoh pencetus politik balas budi ini adaah Van Deventer melalui artikelnya yang berjudul “Hutang Budi”. Politik balas budi (politik Ethis)
menerapkan tiga slogan, yaitu : “Irigasi, Edukasi, dan Emigrasi”.
Edukasi (pendidikan) dari politik etis yang diterapkan Kolonial Belanda memberikan kesempatan kepada pribumi untuk memperoleh pendidikan dengan
adanya kemunculan sekolah – sekolah. Sekolah desa yang terkenal di Sumatra timur pada permulaan abad ke-20 ialah Volkschool yang terdapat di Penyabungan dan
Vervolgaschool yang terdapat di Medan.
Setelah kemunculan kedua sekolah tersebut maka pendirian sekolah – sekolah di Sumatra Timur semakin meningkat dengan didirikannya sekolah untuk bumi putra
seperti Hollandsch Inlandschce School yang terdapat di Medan, Binjai, Perbaungan, Tanjung Balai, pematang siantar, dan Tebing Tinggi. Sekolah selanjutnya ialah
Europese Lagere School di Pematang siantar. Hal ini dikatakan oleh Sanusi, (1981 :
3
“sekolah – sekolah desa yang dikenal di Sumatra Utara pada permulaan abad
ke-20 ialah Volkschool dan Vervolgaschool. Setelah Sekolah- sekolah tersebut kemudian didirikan pula standart school dan Hollandsch Inlandsche School. Ini adalah untuk penduduk Bumi putra”.
Namun disisi lain, Pendidikan yang diberikan oleh pihak pemerintah tidak dapat diharapkan sebagai sarana untuk mencerdaskan semua kalangan masyarakat. Karena
Politik etis yang di terapkan adalah cara untuk mengeksploitasi tanah jajahan dengan skala besar. Pendidikan yang diberikan oleh pihak kolonial Belanda bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja murah di perkebunan. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa pendidikan Barat telah menginspirasi pribumi untuk bangkit dan melakukan perlawanan dengan cara modern.
Kebutuhan yang besar akan pendidikan menyebabkan lahirnya tokoh – tokoh terdidik yang bergerak dibidang pendidikan. Di awal abad ke-20, telah tumbuh sekolah – sekolah yang bersendikan kebangsaan di kota Tebing Tinggi salah satu
diantaranya ialah Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhatul Islamiyah (RIS)), pendidikan ini dikelola oleh kaum pribumi dengan menentukan kurikulum yang di
gunakan, sarana yang harus disediakan, dan keadaan tenaga pengajar yang terbatas serta menjangkau murid – murid tanpa campur tangan kolonial Belanda secara langsung. Hal ini dikatakan oleh Sanusi dalam bukunya Sanusi, (1981 : 55) “ sekitar
4
Peningkatan jumlah siswa juga menjadi faktor lahirnya sekolah – sekolah swasta yang di bentuk oleh pribumi, “ketidakseimbangan antara persediaan tempat belajar
dengan permintaan atau kebutuhan masuk sekolah dapat diatasi dengan pendirian sekolah – sekolah swasta, antara lain yang dibuka oleh Zending, misi,
Muhammadiyah, taman siswa dan lain- lain” (Kartodirjdo, 1999 : 79). Dengan kata lain, sekolah – sekolah swasta memiliki peran yang sangat besar terhadap pendidikan
pada masa kolonial Belanda.
Pertumbuhan sekolah swasta tidak dapat dipisahkan dari tokoh penggagasnya, salah satu penggagas lahirnya sekolah swasta di kota Tebing Tinggi ialah Ibrahim
Arsyad, Ibrahim Arsyad adalah seorang ulama yang mendirikan dan memimpin sebuah perguruan Taman Islam (Raudhatul Islamiyah (RIS)) pada tahun 1935. Hal ini dituliskan dalam majalah SINERGI (2012 :33) “Beliau seorang penggagas dan
pendiri sekolah Raudhatul Islamiah (RIS) era tahun 1935”.
Pendidikan akan mengubah kehidupan dan pemikiran masyarakat, dan menjadi
sebuah dinamit bagi penindasan, Pendidikan yang ditawarkan oleh Ibrahim Arsyad sebagai pendiri yayasan perguruan Taman Islam menjadi salah satu cara untuk mencerdaskan masyarakat dengan pendidikan agama Islam. Sebuah pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari komponen yang terkait didalamnya.
Diawal pendiriannya Yayasan perguruan Taman Islam (Raudhatul Islamiyah
5
landasan sekolah serta sarana yang digunakan, keempat komponen ini manjadi bagian yang tidak dapat di lepasakan dari sebuah sekolah hingga saat ini. Sekarang Yayasan
Perguruan taman Islam (Raudhatul Islamiyah (RIS)) sudah berdiri selama 80 tahun sejak didirikan pada tahun 1935 di kota Tebing Tinggi masih mengembangkan
peranannya di bidang pendidikan di Tebing Tinggi. Sekolah ini Menjadi sekolah tertua kedua setelah Taman siswa (1929) di kota Tebing Tinggi yang masih dioperasionalkan hingga saat ini, haruslah didokumentasikan dalam penulisan sejarah
lokal (Historiografi Sumatra Utara) khususnya dalam sejarah pendidikan. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peranan Yayasan
Perguruah Raudhatul Islamiyah (Raudhatul Islamiyah (RIS)) Terhadap pendidikan pada masa Kolonial Belanda di Kota Tebing Tinggi (1935-1942)”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:
1. Pendidikan Pada masa Kolonial Belanda di Sumatra Timur.
2. Sejarah terbentuknya Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul Islmiyah (RIS)) di kota Tebing Tinggi.
3. Peranan Yayasan perguruan Taman Islam (Raudhatul Islamiyah (RIS))
6 1.3.Pembatasan Masalah.
Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian, maka peneliti membatasi masalah penelitian. Dalam hal ini peneliti membatasi masalah penelitian pada “Peranan
yayasan perguruan Raudhatul Islamiyah (Raudhatul Islamiyah (RIS)) Terhadap
pendidikan pada masa Kolonial Belanda di Kota Tebing Tinggi (1935-1942).
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adaah:
1. Bagaimana Sejarah Terbentuknya Yayasan perguruan Raudhatul
Islamiyah (Raudhatul Islamiyah (RIS)) dikota Tebing Tinggi?
2. Bagaiaman peranan Yayasan Perguruan Raudhatul Islamiyah (Raudhatul Islamiyah (RIS)) terhadap pendidikan pada masa Kolonial Belanda di kota
Tebing Tinggi?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah Terbentuknya Yayasan perguruan Raudhatul
7
2. Untuk mengetahui peranan Yayasan Perguruan Raudhatul Islamiyah (Raudhatul Islamiyah (RIS)) terhadap pendidikan pada masa Kolonial
Belanda di kota Tebing Tinggi.
1.6.Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian yang ingin di peroleh sesudah melakukan penelitian ini adalah.
1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti mengenai peran
sekolah Raudhatul Islamiyah terhadap pendidikan pada masa Kolonial Belanda.
2. Supaya masyarakat luas khususnya masyarakat kota Tebing Tinggi mengetahui bahwa kota Tebing Tinggi menyimpan warisan sejarah yang
tak ternilai kususnya dalam dunia pendidikan.
3. Sebagai pertimbangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang sama.
4. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi civitas Akademisi Universitas Negri Medan.
5. Menambah wawasan kepada pembaca mengenai peranan Raudhatul Islamiyah dalam perlawanan terhadap kolonial Belanda di kota Tebing
74 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah di lakukan maka penulis dapat menyimbulkan bahwa:
1. Sejarah Yayasan Perguruan Taman Islam (Raudhautul Islamiah (RIS))
berasal dari sebuah pengajian yang diselenggarakan oleh tuan guru Hasyim di sebuah Surau atau Langgra pada tahun 1933 di Kampung
Bulian, langgar ini bernama Al Iqtadail Diniyah. Pada tahun 1935 kegiatan pengajian ini berkembang dan menjadi sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ibrahim Arsjad seorang tokoh ulama di
Tebing Tinggi yang juga aktif menyiarkan ajaran agama Islam (berdakwah) di sekitar Tebing Tinggi, lembaga pendidikan ini juga di
kelola oleh adik kandung Ibrahim yaitu Zainuddin Arsjad, lembaga pendidikan ini didirikan dengan nama Al Muadzal jahiriyah. Pada tahun 1938 atas permintaan dari Zainuddin Arsjad Yayasan perguruan ini
75
ilmu Agama (Islam) sehingga anak – anak memiliki karakter berdasarkan nilai – nilai keagamaan.
2. Yayasan perguruan Taman Islam (Raudhautul Islamiyah (RIS)) yang telah berdiri sejak Zaman Kolonial Belanda ini telah berperan mendidik
anak – anak mulai usia 6 sampai 9 tahun, tidak hanya dengan pendidikan agama namun juga dengan pendidikan umum seperti membaca dan berhitung, Perguruan Taman Islam ini juga berperan dalam menciptakan
tenaga pengajar dengan memilih murid – murid kepercayaan dan cakap mengajar. Murid – murid yang belajar di Yayasan perguruan Taman
Islam berasal dari masyarakat umum dari Tebing Tinggi, para siswa ini juga dapat di sebut Santri kolongan, yang saat proses belajar di mulai para
siswa datang ke sekolah dan setelah selesai siswa pulang kerumahnya masing – masing. peran Raudhautu Islamiah dalam pendidikan juga terihat dari keadaan guru – guru yang pada masa itu tidak di gaji atau
dengan kata lain mengajr dengan ke iklasan hati untuk mendidik siswa yang mau belajar dan sarana yang di gunakan sangat sederhana,
kurikulum yang di gunakan di sekolah ini adaah kurikulum agama Islam dengan mata pelajaran – mata pelajaran yang lazim digunakan oleh madrasah dan pesantren pada masa itu yaitu, hadist, Tauhid, membaca Al
76 B. Saran
Atas penelitian yang telah dilakukan, maka peneiti menyarankan :
1. Kepada para pendidik (Guru) untuk belajar dari sejarah pendidikan yang telah terjadi baik local maupun nasional, hingga dapat mengambil pelajaran – pelajaran positif dan menghindari kesalahan yang telah di lakukan oleh
pihak – pihak yang terkait dalam sejarah pendidikan.
2. Kepada semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, pendidikan yang di berikan haruslah menjadi wadah untuk mencerdaskan anak bangsa tidak hanya mengajarkan materi namun juga mendidik anak dengan nilai – nilai
keagamaan, hingga tercipta sumber daya manuasi yang berkarakter.
3. Kepada pemerintah agar dapat melestarikan sekolah – sekolah yang sudah lama berdiri baik negri maupun swasta untuk memberikan dukungan berupa
bantuan dana dan sebagainya.
4. Ada begitu banyak kekuarang dalam penelitian yang telah dilakukakan
hingga penyususnannya skripsi ini untuk itu penulis mengharapkan untuk memberikan yang terbaik lagi apabila mengangkat objek penelitian yang
77
DAFTAR PUSTAKA
Comite Van Ontvangst conferentie.1941. Conferentie Al-Ittihadiah Ke I.Medan
Damanik, Idrus Hood DKK. 1978.kertas kerja mengenai pokok – pokok pikiran sekitar hari penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Yk.II Tebing
Tinggi.Tebing Tinggi.
Dhofler, Zamakhayari.2008.Tradisi pesantren.Jakarta;PT. Bumi Aksara
Gottschalk, Louis.2008.Mengerti Sejarah.Jakarta: Universitas Indonesia
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta ; Bumi Kasara
Hamit,Rrogayah A dkk. 2006. Kesultanan melayu. Kuala lumpur. ; Dawama sdn.Bhd
Kartodirdjo, Sartono. 1999.pengantar sejarah Indonesia Baru : sejarah pergerakan Nasional.Jakarta : PT. Gramedia.
Koentjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta; RINKA CIPTA
Majalah IDEAL, 1973 No. 4.Sekolah-Sekolah Miskin dengan Jiwa Besar. medio
Mudyahardjo, Redja.2014.Pengantar Pendidikan.Jakarta; Rajawali Press
Nasution, S.2008.Asas –Asas Kurikulum. Jakarta; BUMI AKSARA
---.2011. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: BUMI AKSARA
Nasution, Fahrizal.Tebing Tinggi Tempo Doeloe.Medan;MITRA
78
Rahmansyah. 2012. Sekolah Raudhautul Islamiyah (RIS) Tebing Tinggi; perlawanan berbasis dakwah; SINERGI.
Pemerintahan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatra Utara.1995.Sejarah Perkembangan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatra Utara.Medan :Pemdasu
Sagala, Syaiful.2012.Konsep San Makna Pembelajaran.Bandung; ALFABETA
Sanusi, 1981. Sejarah Pendidikan Daerah Sumatra Utara.Medan:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparno, A. Suhaenah.1995.Pengajar Sejarah.Jakarta; cv. Dwi Jaya Karya
Seeley, Levi. 2015.History Of Edcation.Yogyakarta; Indo Literasi
Sjamsuddin. Helius.2007. Metodologi Sejarah.Yogyakarta ; Ombak
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi sebagai suatu pengantar. Jakarta ;Rajawali pers
Steenbrink, Karel. A. 1986.Pesantren Madrasah Sekolah.Jakarta:LP3ES
Stoler, Ann Laura.2005.Kapilalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra.Yogyakarta; KARSA