PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ANTARA
PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN KONTEKSTUAL DI SMK CITRA BANGSA
AEK NABARA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
NINGSIH ANANING WAHYU NIM : 8146172052
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Perbedaan
Peningkatam Kemampuan Representasi Matematik dan Motivasi Belajar Siswa
Antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Kontekstual di SMK Citra
Bangsa Aek Nabara ”. Dalam proses penyusunan tesis terdapat beberapa hal yang
harus dilalui, diantaranya menghadapi kendala dan keterbatasan serta
bimbingan/arahan yang terwujud dalam motivasi berbagai pihak, sehingga
keterbatasan dan kekurangan dapat teratasi dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah berjasa,
yaitu kepada:
1. Teristimewa kepada Ayahanda Mariono dan Ibunda tercinta Suwarti yang
telah mendidik dan membesarkan saya hingga saya mencapai perguruan
tinggi Pascasarjana.
2. Teristimewa juga buat orang spesialku M. Wahyuddin yang selalu
mendukung dan memotivasi setiap hari.
3. Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Dr, E. Elvis Napitupulu M.S, selaku dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis.
5. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd., selaku ketua program studi dan Dr.
iv
Program Pascasarjana UNIMED yang senantiasa memberikan dorongan
kepada kami selama mengikuti perkuliahan sekaligus Narasumber yang yang
telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan Tesis
ini menjadi lebih baik.
6. Terimakasih kepada para dewan Guru dan Staf Pendidik yang ada di SMK
Citra Bangsa Aek Nabara yang telah ikut membantu penulis dalam
penyusunan Tesis ini.
7. Terimakasih kepada teman-teman Pascasarjana khususnya kelas B-2 yang
telah memberikan suport kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
Tesis dengan baik.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan,
khususnya pendidikan matematika. Untuk itu, penulis masih mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, 2016
Penulis,
v 2.1 Kemampuan Representasi Matematik ... 16
2.2 Motivasi Belajar Siswa ... 22
2.3 Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 28
2.3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 31
2.3.2 Keunggulan Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 36
2.4 Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) ... 37
2.5 Perbedaan Pedagogik... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 73
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 73
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 74
3.3.1 Populasi Penelitian ... 74
3.7.1 Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 80
3.7.2 Angket Motivasi Belajar Siswa ... 83
3.8 Analisis Instrumen Penelitian ... 86
3.8.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 98
3.8.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 98
3.9 Teknik Analisis Data ... 99
vi
3.9.2 Analisis Statistik Diferensial ... 102
3.10 Uji Hipotesis ... 113
3.11 Prosedur Penelitian ... 114
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 117
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Kemampuan Representasi Matematik .. 118
4.1.2 Analisis Deskriptif Angket Motivasi Belajar Siswa ... 127
4.1.3 Analisis Statistik Iferensial Data Kemampuan Representasi ... 138
4.1.4 Hasil Analisis Statistik Iferensial Angket Motivasi Belajar ... 151
4.1.5 Analisis Keberagaman Siswa dalam Penyelesaian Jawaban ... 158
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 177
4.2.1 Kemampuan Representasi Matematik ... 177
4.2.2 Motivasi Belajar Siswa ... 178
4.2.3 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 179
4.2.4 Proses Jawaban Siswa ... 180
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 181
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 182
5.2 Saran ... 183
5.3 Implikasi ... 185
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. : Jawaban Salah Siswa Dalam Mengenai Fungsi ... 5
Gambar 3.1. : Rangkuman Alur Penelitian ... 116
Gambar 4.1 : Graik Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 119
Gambar 4.2 : Grafik Tes Awal Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121
Gambar 4.3 : Grafik Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123
Gambar 4.4 : Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen ... 2
... 125
Gambar 4.5 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 155
Gambar 4.6 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 157
Gambar 4.7 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 1 ... 159
Gambar 4.8 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 2 ... 159
Gambar 4.9 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 1 ... 161
Gambar 4.10 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 2 ... 161
Gambar 4.11: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 1 ... 164
Gambar 4.12: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 2 ... 164
Gambar 4.13: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 1 ... 167
Gambar 4.14: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 2 ... 167
Gambar 4.15: Ragam Jawaban Butir Nomor 5 Kelas Eksperimen 1 ... 170
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. : Indikator Kemampuan Representasi Matematik ... 20
Tabel 2.2. : Langkah-langkah Pembelajaran dengan Penemuan Terbimbing ... 35
Tabel 2.3. : Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan Kontekstual ... 50
Tabel 3.1. : Rancangan Penelitian ... 72
Tabel 3.2. : Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 81
Tabel 3.3. : Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 82
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 84
Tabel 3.5 : Skor Alternatif Jawaban Angket Motivasi ... 85
Tabel 3.6 : Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 87
Tabel3.7 : Hasil Validasi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 87
Tabel3.8 : Hasil Validasi Postes Kemampuan Representasi Matematik ... 88
Tabel3.9 : Hasil Validasi Angket Motivasi Belaar ... 88
Tabel3.10 : Interpretasi Koefisien Reabilitas ... 91
Tabel3.11 : Interprestasi Nilai Koefesien Korelasi rxy ... 93
Tabel 3.12 : Rangkuman Hasil perhitungan Validasi Tes Awal ... 93
Tabel3.13 : Rangkuman HAsil Perhitungan Validasi Tes Akhir ... 94
Tabel 3.14 : Interpretasi Daya Pembeda ... 95
Tabel 3.15 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pretes ... 95
Tabel 3.16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Postes ... 96
Tabel 3.17 : Interpretasi Indeks Kesukaran ... 97
Tabel 3.18 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Pretes) ... 97
Tabel 3.19 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Postes) ... 97
Tabel 3.20 : Kriteria Aktivitas Siswa ... 100
Tabel 3.21 : Rancangan Analisis Data Untuk ANAKOVA ... 103
Tabel 3.22 : Weiner Tentang Keterikatan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 103
Tabel 3.23. : Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Jenis Uji Statistik yang Digunakan ... 112
Tabel 4.1 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Esperimen 1... 118
Tabel 4.2 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Hasil Pretes... 119
Tabel 4.3 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 120
Tabel 4.4 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Awal Representasi Matematk Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121
ix
Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123
Tabel 4.7 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 124
Tabel 4.8 : Hasil Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 125
Tabel 4.9 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Akhir Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2... 126
Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 127
Tabel 4.11 : Tabel Persentase Senang Menjalankan Tugas Dalam Belajar .. 127
Tabel 4.12 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalami Materi Lebih Jauh 128 Tabel 4.13 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 129
Tabel 4.14 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 129
Tabel 4.15 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 130
Tabel 4.16 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 130
Tabel 4.17 : Persentase Hadiah (reward) ... 131
Tabel 4.18 : Persentase Hukuman ... 131
Tabel 4.19 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungan ... 132
Tabel 4.20 : Persentase Senang Menjalankan Tugas Belajar ... 132
Tabel 4.21 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalam Materi yang dipelajari Lebih jauh ... 133
Tabel 4.22 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 134
Tabel 4.23 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 134
Tabel 4.24 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 135
Tabel 4.25 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 135
Tabel 4.26 : Persentase Hadiah (reward) ... 136
Tabel 4.27 : Persentase Hukuman ... 137
Tabel 4.28 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungann ... 137
Tabel 4.29 : Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ... 138
Tabel 4.30 : Uji Normalitas Pretes Representasi Matematik ... 139
Tabel 4.31 : Uji Normalitas Postes Representasi Matematik ... 140
Tabel 4.32 : Uji Homogenitas Pretes Representasi Matematik ... 141
Tabel 4.33 : Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 141
Tabel 4.34 : Koefisien Persamaan Regresi Kelas Eksperime 1 ... 142
Tabel 3.35 : Koefisien Persamaan Regresi Kelompok Eksperimen 2 ... 142
Tabel 4.36 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 1 ... 144
Tabel 4.37 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 2 ... 144
x
Tabel 4.39 : Analisis Varians untuk Uji Lineritas Regresi
Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 2 ... 146 Tabel 4.40 : Analisis Kesamaan Duan Model Regresi ... 147 Tabel 4.41 : Uji Kesejajaran Dua Model Regresi ... 148 Tabel 4.42 : Analisis Kovarians Tes Kemampuan Representasi Matematik 150 Tabel 4.43 : Hasil Uji Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.44 : Hasil Uji Mann-Whitney Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.45 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada
Kelas Eksperimen 1... 153 Tabel 4.46 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Kelas
Eksperimen 1 ... 155 Tabel 4.47 : Temuan Peneliti Pada Proses Jawaban ... 173 Tabel 4.48 : Rangkuman Proses Penyelesaian Siswa Pada Skor
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. : Jawaban Salah Siswa Dalam Mengenai Fungsi ... 5
Gambar 3.1. : Rangkuman Alur Penelitian ... 116
Gambar 4.1 : Graik Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 119
Gambar 4.2 : Grafik Tes Awal Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121
Gambar 4.3 : Grafik Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123
Gambar 4.4 : Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen ... 2
... 125
Gambar 4.5 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 155
Gambar 4.6 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 157
Gambar 4.7 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 1 ... 159
Gambar 4.8 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 2 ... 159
Gambar 4.9 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 1 ... 161
Gambar 4.10 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 2 ... 161
Gambar 4.11: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 1 ... 164
Gambar 4.12: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 2 ... 164
Gambar 4.13: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 1 ... 167
Gambar 4.14: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 2 ... 167
Gambar 4.15: Ragam Jawaban Butir Nomor 5 Kelas Eksperimen 1 ... 170
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. : Indikator Kemampuan Representasi Matematik ... 20
Tabel 2.2. : Langkah-langkah Pembelajaran dengan Penemuan Terbimbing ... 35
Tabel 2.3. : Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan Kontekstual ... 50
Tabel 3.1. : Rancangan Penelitian ... 72
Tabel 3.2. : Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 81
Tabel 3.3. : Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 82
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 84
Tabel 3.5 : Skor Alternatif Jawaban Angket Motivasi ... 85
Tabel 3.6 : Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 87
Tabel3.7 : Hasil Validasi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 87
Tabel3.8 : Hasil Validasi Postes Kemampuan Representasi Matematik ... 88
Tabel3.9 : Hasil Validasi Angket Motivasi Belaar ... 88
Tabel3.10 : Interpretasi Koefisien Reabilitas ... 91
Tabel3.11 : Interprestasi Nilai Koefesien Korelasi rxy ... 93
Tabel 3.12 : Rangkuman Hasil perhitungan Validasi Tes Awal ... 93
Tabel3.13 : Rangkuman HAsil Perhitungan Validasi Tes Akhir ... 94
Tabel 3.14 : Interpretasi Daya Pembeda ... 95
Tabel 3.15 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pretes ... 95
Tabel 3.16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Postes ... 96
Tabel 3.17 : Interpretasi Indeks Kesukaran ... 97
Tabel 3.18 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Pretes) ... 97
Tabel 3.19 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Postes) ... 97
Tabel 3.20 : Kriteria Aktivitas Siswa ... 100
Tabel 3.21 : Rancangan Analisis Data Untuk ANAKOVA ... 103
Tabel 3.22 : Weiner Tentang Keterikatan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 103
Tabel 3.23. : Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Jenis Uji Statistik yang Digunakan ... 112
Tabel 4.1 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Esperimen 1... 118
Tabel 4.2 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Hasil Pretes... 119
Tabel 4.3 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 120
Tabel 4.4 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Awal Representasi Matematk Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121
ix
Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123
Tabel 4.7 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 124
Tabel 4.8 : Hasil Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 125
Tabel 4.9 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Akhir Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2... 126
Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 127
Tabel 4.11 : Tabel Persentase Senang Menjalankan Tugas Dalam Belajar .. 127
Tabel 4.12 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalami Materi Lebih Jauh 128 Tabel 4.13 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 129
Tabel 4.14 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 129
Tabel 4.15 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 130
Tabel 4.16 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 130
Tabel 4.17 : Persentase Hadiah (reward) ... 131
Tabel 4.18 : Persentase Hukuman ... 131
Tabel 4.19 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungan ... 132
Tabel 4.20 : Persentase Senang Menjalankan Tugas Belajar ... 132
Tabel 4.21 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalam Materi yang dipelajari Lebih jauh ... 133
Tabel 4.22 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 134
Tabel 4.23 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 134
Tabel 4.24 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 135
Tabel 4.25 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 135
Tabel 4.26 : Persentase Hadiah (reward) ... 136
Tabel 4.27 : Persentase Hukuman ... 137
Tabel 4.28 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungann ... 137
Tabel 4.29 : Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ... 138
Tabel 4.30 : Uji Normalitas Pretes Representasi Matematik ... 139
Tabel 4.31 : Uji Normalitas Postes Representasi Matematik ... 140
Tabel 4.32 : Uji Homogenitas Pretes Representasi Matematik ... 141
Tabel 4.33 : Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 141
Tabel 4.34 : Koefisien Persamaan Regresi Kelas Eksperime 1 ... 142
Tabel 3.35 : Koefisien Persamaan Regresi Kelompok Eksperimen 2 ... 142
Tabel 4.36 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 1 ... 144
Tabel 4.37 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 2 ... 144
x
Tabel 4.39 : Analisis Varians untuk Uji Lineritas Regresi
Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 2 ... 146 Tabel 4.40 : Analisis Kesamaan Duan Model Regresi ... 147 Tabel 4.41 : Uji Kesejajaran Dua Model Regresi ... 148 Tabel 4.42 : Analisis Kovarians Tes Kemampuan Representasi Matematik 150 Tabel 4.43 : Hasil Uji Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.44 : Hasil Uji Mann-Whitney Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.45 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada
Kelas Eksperimen 1... 153 Tabel 4.46 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Kelas
Eksperimen 1 ... 155 Tabel 4.47 : Temuan Peneliti Pada Proses Jawaban ... 173 Tabel 4.48 : Rangkuman Proses Penyelesaian Siswa Pada Skor
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini,
membuat dunia sangat sukar untuk diprediksi. Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas memegang peranan penting dalam menghadapi kompleksitasnya
permasalahan dunia. Sejalan dengan itu, SDM juga turut menentukan
perkembangan IPTEK. Untuk terbentuknya SDM yang berkualitas, maka
diperlukan adanya pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 : “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”.
Program pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari upaya pengembangan SDM
yang berpotensi, kritis, berkualitas dan mampu bersaing dalam era teknologi yang
akan datang khususnya dalam bidang pendidikan.
Pendidikan tentunya diharapkan akan mencetak Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi maupun sikap. Apabila
output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan
pengembangan pendidikan khususnya pendidikan sekolah. Sekolah merupakan
salah satu lingkungan pendidikan yang berpotensi besar untuk membantu siswa
mengembangkan potensi, baik dari segi intelegensi (kognitif), agama (spritual),
2
maupun sikap. Siswa dibina untuk mengembangkan suatu kemampuan, keahlian
dan keterampilan yang dimilkinya untuk menguasai berbagai mata pelajaran
khususnya mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dipelajari
di jenjang pendidikan dasar dan menengah karena dapat melatih siswa berfikir
logis, dan memiliki keterampilan menyelesaikan masalah. Sehingga berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) bahwa alokasi waktu untuk
pelajaran matematika di sekolah dasar dan menengah selalu lebih besar dibanding
dengan beberapa pelajaran yang lainnya. Alasan pentingnya matematika untuk
dipelajari karena matematika memiliki banyak kegunaan.
Suherman, E., (2003:57) menuliskan pandangan tentang kegunaan
matematika dalam arti luas yaitu : 1) Matematika merupakan dasar atau digunakan
dalam konsep lain; 2) Matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari; 3)
Matematika berguna dalam bidang kajian dan profesi lain; 4) Matematika berguna
untuk membina sikap dan pola tindakan 5) Matematika juga berguna dalam
melanjutkan studi baik dalam bidang matematika maupun profesi yang lain.
Kegunaan matematika seperti yang diuraikan di atas sengat jelas
kedudukannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kita lihat bahwa matematika
tidak hanya berguna bagi satu bidang ilmu saja melainkan memiliki keterkaitan
dengan beberapa ilmu pengetahuan yang lain. Sehingga alasan utama pentingnya
matematika untuk dipelajari adalah karena matematika memilki banyak manfaat,
yaitu dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, dan juga dapat
3
Selain memiliki peranan dan fungsi, pendidikan matematika juga
mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dari tujuan ini akan diperoleh makna
pendidikan sesungguhnya, tujuan mata pelajaran matematika tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif siswa saja, akan tetapi sudah
memperhatikan aspek sosial juga, seperti aspek dalam lingkungan dan keluarga
yang merupakan hal yang harus di capai oleh siswa.
Menurut Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesiensi dan
tepat dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran dalam pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5) Memiliki sikap menghargai kegunanan matematika dalam kehidupan, yaitu
memilki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.
Dalam pembelajaran matematika tidak terlepas dari suatu yang namanya
masalah, dan masalah dalam matematika bukanlah merupakan hal yang rutin, oleh
karena itu, untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dibutuhkan kemampuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam menyelesaikannya. Kemampuan yang
4
Representasi matematik adalah bentuk interpretasi pemikiran siswa
terhadap suatu masalah, yang digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan
solusi dari masalah tersebut. Bentuk interpretasi siswa dapat berupa kata-kata atau
verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik, benda konkrit, simbol matematika dan
lain-lain. Maka kemampuan representasi matematik sebagai bentuk pemikiran siswa
dalam mengaitkan simbol, tabel, grafik pada pembelajaran matematika sehingga
siswa bisa lebih mudah untuk memahami dan menemukan solusi dari setiap
permasalahan yang diberikan.
Lebih lanjut menurut Jones & Knuth (1991) Representasi adalah model
atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk
menemukan solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan
obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika. Sebuah representasi dapat
dianggap sebagai sebuah kombinasi dari tiga komponen: simbol (tertulis), obyek
nyata, dan gambaran mental, yang dari ketiga komponen tersebut adalah indikator
dari kemampuan representasi matematik.
Jika siswa telah memenuhi ketiga pemahaman representasi matematik di
atas, maka dapat dipastikan bahwa siswa mampu menyelesaikan permasalahan
dengan mudah, serta siswa akan lebih memahami maksud dan konsep matematik
yang lebih baik lagi dengan cara yang efektif.
Beberapa pernyataan di atas menyatakan betapa pentingnya kemampuan
representasi matematik siswa yang harus dikuasai oleh siswa, akan tetapi
kenyataannya di lapangan sangat berlawanan dengan apa yang diharapkan. Pada
5
dan bermasalah. Salah satu bukti menunjukkan rendahnya kemampuan
representasi matematik dilihat pada tes soal yang diberikan kepada siswa kelas XI
SMK Al-Ittihad Tahun Ajaran 2015/2016 yang disajikan sebagai berkut:
Dan berikut ini salah satu respon jawaban siswa terhadap soal di atas:
Gambar 1.1 Jawaban Salah Satu Siswa Mengenai Fungsi
Jawaban yang dikemukakan pada gambar 1.1 diatas memiliki kesalahan
yang mendasar dalam menentukan kelompok menggunakan simbol matematik.
Siswa mengalami kesulitan ketika masalah yang sederhana, yakni fungsi
pemetaan yang sangat mudah untuk diselesaikan melalui media gambar. Sehingga
proses jawaban siswa belum mengarah pada jawaban yang sesuai. Pada jawaban Ada tiga orang anak yaitu Ari, Amel, dan Riri. Diperoleh data sebagai berikut Ari, Amel, dan Putri menyukai permainan bola voly. Ari menyukai catur, amel dan Putri menyukai tenis meja. Buatlah ilustrasi soal diatas menjadi model matematik yang lebih sederhana melalui data yang diberikan...
Penggunaan representasi visual
yang kurang tepat
Penggunaa Persamaan atau ekspresi matematik dan kata-kata atau teks tertulis kurang benar
Proses jawaban siswa masih
6
diatas siswa kurang menguasai penggunaan tabel, diagram, grafik dan
simbol-simbol matematik yang benar, penggunaan persamaan atau ekspresi matematis.
Dari permasalalahan diatas di diatas sesuai dengan indikator representasi
matematik siswa masih belum bisa menguasai Representasi visual yaitu
penggunaan Diagram, tabel, atau grafik dalam menyelesaikan suatu masalah
sehingga menunjukkan siswa masih kurang mampu memahami konsep
matematika, proses jawaban siswa yang masih kurang benar bisa dilihat pada
gambar diatas. Ini menunjukkan kemampuan representasi siswa masih tergolong
rendah.
Soal tersebut merupakan salah satu soal yang diujikan kepada 40 orang
siswa yang hadir pada saat tes berlangsung, jumlah siswa yang mampu
menyelesaikan soal dengan benar sesuai dengan indikator yang dicapai ada 10
orang atau 25% dan siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal degan benar dan
sesuai dengan indikator yang dicapai ada 30 orang atau 75%. Dari data tersebut
terlihat bahwa siswa belum mengusai materi, kemampuan representasi matematik
siswa masih tergolong rendah serta proses penyelesaian jawaban siswa masih
sangat kurang bervariasi dan cenderung sama.
Hal ini tidak dapat diabaikan oleh guru. Sejalan dengan hasil penelitian
Abdullah (2012) menemukan untuk meningkatan kemampuan representasi
matematik siswa di perlukannya pemahaman siswa dalam mengolah dan
mepresentasikan data yang diberikan sehingga di peroleh pemecahan masalah
7
representasi matematik siswa masih perlu ditingkatkan lagi khususnya pada
pelajaran yang dianggap sulit.
Selain halnya kemampuan representasi matematik siswa yang penting
untuk diperhatikan, aktifitas kegiatan yang membuat siswa untuk lebih
bersemangat juga harus diperhatikan. Keberhasilan suatu pendidikan dapat
ditinjau dari berbagai aspek, salah satu diantaranya ialah kualitas sumber daya
manusia, yaitu dengan menumbuhkan semangat dan motivasi diri siswa. Pada saat
siswa belajar, maka respon siswa menjadi lebih baik dalam menerima pelajaran.
Sebaliknya, bila siswa tidak belajar maka respon siswa tersebut menurun. Artinya
bahwa seorang yang mengalami proses belajar akan mengalami perubahan
perilaku, yaitu dari tidak bisa menjadi bisa dan ragu-ragu menjadi yakin.
Motivasi dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks, karena motivasi akan
menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga
akan berpengaruh terhadap gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau bersikap terhadap sesuatu. Motivasi melakukan sesuatu
didorong oleh adanya tujuan atau keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang.
Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar siswa akan optimal kalau ada motivasi
yang tepat.
Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah siswa mengalami
hambatan dengan motivasi diri dalam belajar. Siswa selalu mengeluh tidak
mempunyai kemampuan apa-apa terutama dalam pembelajaran matematika. Saat
8
mengikuti pelajaran matematika. Jika diminta untuk mengerjakan tugas, siswa
malas untuk mengerjakan tugas, mencontoh jawaban siswa lain, terlambat masuk
kelas dan lain sebagainya. Rasa minat yang kurang akan pembelajaran
matematika, sehingga memicu hasil belajar siswa yang rendah. Sejalan dengan hal
ini Aritonang (2007) motivasi belajar penting dalam menentukan hasil belajar,
adanya beberapa fakta bahwa mata pelajaran yang diminati oleh siswa adalah
keterampilan, olah raga, dan kesenian.
Permasalahan ini terjadi pada siswa di SMK Citra Bangsa Al - Ittihad.
Dari hasil survey dan wawancara kepada siswa dan guru bidang studi matematika
SMK Citra Bangsa Aek Nabara, didapat informasi bahwa sebagian besar siswa
merasa jenuh, malas dan tidak bersemangat dengan pembelajaran matematika.
Jika diberikan tugas mereka malas mengerjakan, selalu terlambat masuk di jam
pertama pelajaran matematika, mudah menyerah dan berputus asa jika diberi tugas
tambahan dari sekolah. Pada umumnya mereka beralasan bahwa pelajaran
matematika lebih sulit daripada pelajaran yang lain. Selain itu matematika
dianggap memiliki rumus yang terlalu banyak sehingga siswa sering mengalami
kesulitan menghapalnya dan menggunakannya untuk menyelesaikan soal-soal.
Mengingat sangat pentingnya meningkatkan motivasi belajar pada siswa
sebagai sumber kekuatan untuk dapat mengakualisasikan diri siswa secara utuh,
maka siswa membutuhkan rasa kegembiraan yang hakikatnya adalah kebutuhan
anak yang tidak bisa di paksakan oleh orangtua. Morgan, (sadirman, 2011:78)
menyatakan bahwa Actvities in self is a pleasure adalah aktivitas dalam diri
9
belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa
gembira.
Motivasi juga sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar. Hasil belajar
akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Lebih cepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran pula yang akan diberikan. Sehingga motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik.
Selain mempengaruhi terhadap hasil belajar motivasi juga sangat mempengaruhi
terhadap prestasi belajar siswa karena berfungsi sebagai pendorong usaha untuk
belajar.
Rendahnya kemampuan representasi dan motivasi belajar siswa SMK
Citra Bangsa Al-Ittihad Aek Nabara disebabkan oleh : 1) pembelajaran yang
berlangsung selama ini di sekolah tersebut masih menggunakan pembelajaran
yang konvensional; 2) masalah yang diberikan oleh guru tidak mendukung
aktifitas kognitif siswa sehingga siswa sulit untuk memahami dan menyelesaikan
masalah tersebut; 3) kurangnya persiapan dan strategi guru dalam mengajar.
Beberapa penggunaan stategi pembelajaran yang dilakukan mempengaruhi
siswa dalam memahami konsep dan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Aktivitas adalah segala kegiatan yang menimbulkan kegiatan fisik
maupun no-fisik dalam usaha memecahkan masalah. Dalam aktivitas belajar
sangatlah penting dalam belajar karena dapat menumbuhkan kemampuan,
pengetahuan, pemahaman dan sikap siswa. Melalui aktivitas siswa juga terbentuk
suasana pembelajaran yang aktif. Aktivitas siswa tidak cukup hanya
10
mengkontruksi dan berinteraksi dengan lingkungan. Namun fakta yang
dilapangan yang ditunjukkan di sekolah SMK Citra Bangsa Aek Nabara aktivitas
siswa dalam belajar masih sangat kurang dikarenakan pembelajaran yang kurang
menarik. Sehingga dibutuhkanlah pembelajaran yang efektif yang membuat siswa
untuk aktif di dalamnya.
Strategi pembelajaran dalam penelitan ini menggunakan pembelajaran
kontekstual dan pembelajaran penemuan terbimbing, pembelajaran kontekstual
yaitu pembelajaran yang mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan
nyata siswa. Pembelajaran kontekstual mengarahkan kepada upaya untuk
membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran,
dimana pengetahuan yang bersumber dari luar diri,yang mempunyai 7 komponen
utama yaitu: 1) Kontruktivisme, 2) Inkuiri, 3) Bertanya, 4) Masyarakat belajar, 5)
pemodelan, 6) Refleksi, dan 7) Penilaian nyata. Sedangkan pembelajaran
penemuan terbimbing adalah siswa berusaha menemukan sendiri konsep melalui
bimbingan dan arahan dari guru untuk memecahkan suatu masalah yang
diberikan. Abel dan Smith (1994) mengungkapkan bahwa guru memiliki
pengaruh yang paling penting terhadap kemajuan siswa dalam proses
pembelajaran.
Tujuan dalam pembelajaran penemuan terbimbing adalah guru berperan
sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan
pengetahuan yang sedang di peroleh. Siswa didorong untuk berpikir sendiri,
menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep, prinsip, ataupun
11
Perbedaaan antara pembelajaran penemuan terbimbing dengan
pembelajaran kotekstual adalah terlihat pada proses pembelajaran pada
masing-masing pembelajaran, pada pembelajaran kontekstual siswa harus lebih aktif
dalam memahami materi pembelajaran yang mengaitkan tentang kehidupan nyata
siswa mencari contoh nyata dalam lingkungan sekitarnya sesuai dengan tujuh
kompenen yang harus dicapai, keadaan siswa yang kurang kondusif di dalam
kelas, pembelajarannya memerlukan waktu yang lebih lama, siswa terlalu ribut
dan susah dikontrol, sedangkan pada pembelajaran penemuan terbimbing siswa
bisa lebih terarah, tidak memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan siswa
sudah memiliki kemampuan pengetahuan sebelumnya, guru mengarahkan siswa
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam
berfikir dan menemukan sendiri konsep materi yang disampaikan.
Sejalan dengan itu menurut penelitian sebelumnya yaitu Effendi (2012),
menyimpulkan secara keseluruhan terdapat perbedaan peningkatan pembelajaran
dengan penemuan terbimbing lebih baik dari pembelajaran konvensional sehingga
dapat meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa. Sedangkan
menurut abdullah (2012), menyimpulkan secara keseluruhan terdapat perbedaan
peningkatan motivasi melalui pembelajaran penemuan terbimbing.
Berdasarkan permasalahan diatas, dan penelitian yang relevan berkaitan
dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat peneliti tertarik dengan
pembelajaran penemuan terbimbing dengan kontekstual yang dapat
mengkontruksi pengetahuan siswa dalam berfikir kritis, menganalisis dan
12
kemampuan representasi dan motivasi belajar siswa antara yang diberi
pembelajaran penemuan terbimbing dengan kontekstual maka penulis merasa
perlu merealisasikan upaya tersebut dalam suatu penelitian dengan judul
“Perbedaan Peningkatan Kemampuan Representasi Matematik Dan
Motivasi Belajar Siswa Antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan
Kontekstual Di SMK Citra Bangsa Aek Nabara”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identiikasi masalah
penelitian ini dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Rendahnya kemampuan representasi siswa dalam belajar khususnya
pembelajaran matematika dalam menyelesaikan masalah.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika meliputi rasa ingin tahu, ketekunan siswa terhadap matematika
dan dalam memecahkan masalah pada matematika.
3. Hasil belajar siswa yang masih tergolong sangat rendah.
4. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
5. Siswa cenderung menghafal rumus matematika tanpa menemukan dan
memahami konsep materi sebelumnya.
6. Kurangnya minat belajar siswa sehingga siswa kurang termotivasi terhadap
pelajaran matematika.
7. Proses jawaban siswa dalam menyelesikan beberapa permasalahan masih
13
1.3Batasan Masalah
Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas
dan kompleks, agar penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus maka penelitian
ini membatasi masalah pada:
1. Kemampuan representasi matematik siswa masih di bawah rata-rata/rendah;
2. Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika meliputi
rasa ingin tahu, ketekunan siswa terhadap matematika dan dalam
memecahkan masalah pada matematika masih rendah;
3. Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang aktif atau masih
rendah;
4. Proses jawaban yang dibuat siswa masih salah dan kurang lengkap.
1.4 Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah pada penelitian
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi
matematik antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing
dan pembelajaran kontekstual?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar antara siswa yang
diberi pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran penemuan
14
4. Bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan
masalah pada pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran
kontekstual?
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
representasi matematik antara siswa yang diberi pembelajaran pembelajaran
penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar
antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dan
pembelajaran kontekstual.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran penemuan
terbimbing dan pembelajaran kontekstual.
4. Untuk mengetahui proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan
masalah pada pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran
15
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sekaligus memberikan manfaat sebagai berikut :
1 Bagi Guru, pembelajaran penemuan terbimbing dan kontekstual dapat
dijadikan alternatif pilihan dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa.
2 Bagi Siswa, Penerapan pembelajaran yang sesuai adalah untuk memberi
pengalaman baru dan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran agar terbiasa dan terlatih dalam meningkatkan kemampuan
representasi matematik siswa dan motivasi siswa dalam belajar guna
meningkatkan hasil belajar siswa dan mengupayakan pembelajaran
matematika menjadi lebih bermakna.
3 Bagi Peneliti, yaitu dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam
pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran yang tepat dan
sesuai dalam meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa dan
motivasi belajar siswa.
4 Bagi Kepala sekolah, memberikan izin kepala setiap guru untuk
mengembangkan pendekatan–pendekatan pembelajaran dalam upaya
meningkatkan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa
182 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual, kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa. Simpulan tersebut sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual.
2. Terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar siswa antara yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual.
3. Proses jawaban siswa dalam penyelesaian soal-soal kemampuan representasi matematik yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik, sesuai dengan prosedur dan jawaban siswa lebih bervariasi dibanding dengan siswa yang diberi pembelajaran kontekstual.
183
5.2Saran
Penelitian mengenai penerapan pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing, masih merupakan langkah awal dari upaya meningkatkan kompetensi dari guru, maupun kompetensi siswa. Oleh karena itu, berkaitan dengan temuan dan kesimpulan dari studi ini dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi berikutnya dilaksanakan oleh guru matematika khususnya SMK, lembaga dan peneliti lain yang berminat.
1. Kepada Guru
184
2. Kepada lembaga terkait
Pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual, masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi matematika.
3. Kepada peneliti yang berminat
185
5.3Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual secara signifikan.
Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual antara lain :
1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa terbiasa dengan selalu memperoleh soal-soal yang langsung dalam bentuk model matematika, visual, dan ekspresi matematik sehingga ketika diminta untuk untuk memunculkan ide mereka sendiri siswa masih merasa sulit. Ditinjau ke indikator-indikator representasi matematik dan motivasi belajar siswa dalam menarik kesimpulan masih kurang.
2. Pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual dapat diterapkan pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa. Adapun pembelajaran penemuan terbimbing mendapatkan keuntungan lebih besar daripada pembelajaran kontekstual.
186
187
DAFTAR PUSTAKA
Abel & S, 1994, jurnal Pendidikan : pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa smp, vol. 13 no. 2 oktober 2012, hal 4.
Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Abdullah. 2012. Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Smp
Melalui Pembelajaran Kontekstual Yang Terintegrasi Dengan Soft
Skill, jurnal Prosiding, ISBN : 978-979-16353-8-7, (http://representasi
matematis, diakses 20 juni 2015)
Aritonang. 2007. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. jurnalPendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008.
Amelia,A, 2013. Jurnal Peningkatan Kemampuan Matematis Siswa SMP Melalui Penerapan Kognitif, UPI Bandung, diakses 12 juni 2015.
BSNP, 2006, e-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha
program studi matematika, kontribusi kemampuan koneksi, kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi
belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai,volume 2 tahun 2013.
Bell, 1978, Keyword : STM, improvement of learning activity with character
intelligent and creativity,teori belajar matematika dengan pendidikan
matematika Indonesia.
Bruner, 1996, jurnal Pendidikan : pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa smp, vol. 13 no. 2 oktober 2012, hal 4
Cai, L, J (1996). Assesing Students Mathematical Represention, diakses pada 12 Oktober 2015.
Depdiknas .2006. Jurnal Didaktik Matematika, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran
Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5
Lhokseumawe, ISSN : 2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 3 dari 23.
188
Dienes,Z.P. 2003, .Mathematic in The Primary School.London:Macmillan and Co Ltd (online; http//jurnal matematic diakses 8 juni 2015).
Djali. 2009. Psikologi Pendidikan. (online http:// contoh resensi buku psikologi Pendidikan, diakses 26 April 2015)
Ferguson. 1985. Statistical Anliysis in Psychology and Education, International Student Edition.
Gagatsis & E, (2004), prosiding, journal peranan representasi dalam pembelajaran matematika, ISBN : 978-979-16353-3-2, 5 Desember 2009.
Hiebert & C . 2002. jurnal:Reprentasi Pada Pembelajaran MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, hl. 33-44.
Jones & K, 1991, jurnal:Reprentasi Pada MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, hl. 33-44
John & T, 1993, Keyword : STM, improvement of learning activity with character
intelligent and creativity teori belajar matematika dengan
pendidikan matematika Indonesia, diakses 17 juni 2015.
Leo A. E, (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2 Oktober 2012
Kline, 2003, Jurnal Didaktik Matematika, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan
Qantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe,
ISSN2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 2 dari 22.
Mandur,dkk, (2013), e-journal program pascasarjana universitas pendidikan Ganesha program studi matematika, kontribusi kemampuan koneksi kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai, volume 2 tahun 2013, (http: www. Jurnal+representasi.co.id, diakses 20 januari 2015)
NCTM, 2000, e-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha program studi matematika, kontribusi kemampuan koneks i kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai, volume 2 tahun 2013.
Neter, J. 1974. Applied Linier Statistical Model. IIlions : Richard D. Erwin, INC. Oemar H, 2009. Jurnal medtek, Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap
189
Pape & T, 2001, jurnal : Reprentasi Pada Pembelajaran MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari – Juni 2014, h. 33-44.
Riedesel,S, & C, 1996, Keyword : STM, improvement of learning activity with
character intelligent and creativity, teori belajarmatematika dengan
pendidikan matematika Indonesia.
Riduan. 2006, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 Ruseffendi. 1992. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Departemen
pendidikan dan Kebudayaan . Bandung.
Ruseffendi, 2005, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non Eksakta Lainya, Tarsito Bandung.
Rusman,. 2012. Model – model Pembelajaran, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sardiman, 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengaar, PT Rajagrafindo persada, Jakarta.
Sudjana, 2012, Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Suherman, E. 2003, Evaluasi Pembelajaran Matematika Bandung: Bandung JICA-UPI.
Siagang,2004, jurnal medtek, jurnal hubungan antara motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mata diklat instalasi listrik siswa smk negeri 3
makassar volume 1, nomor 1, april 2009
Syamsudin, 1996, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1 pengaruh motivasi belajar siswa terhadap pestasi belajar, ISSN 1412-565X, April 2011
Suryana. 2012. Prosiding. Jurnal Kemampuan Berfikir Matematis Tingkat Lanjut (Advanced Mathenatical Thingking) Dalam Mata Kuliah statistika Matematika 1 ISBN : 978-979-16353-8-7
Slameto, 2003, Jurnal Didaktik Matematika, Peningkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan
Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, ISSN :
2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 2 dari 22