• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA PD. BPR KALSEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA PD. BPR KALSEL"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL

CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

PADA PD. BPR KALSEL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

M. Zakiyyul Fuad Rasyid NIM: 09610057

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA

PD. BPR KALSEL

Oleh:

M. Zakiyyul Fuad Rasyid NIM: 09610057

Diterima dan disetujui

pada tanggal Januari 2014

Dosen Pembimbing I

Dra. Uci Yuliati, M.M

Dosen Pembimbing II

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya yang pernah diteliti ataupun pernah diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang tertulis dan dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 29 Januari 2014

Mahasiswa

Muhammad Zakiyyul Fuad Rasyid

(11)
(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah wa syukurillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Organizational Citizenship Behavior Sebagai Variabel Moderator Pada PD. BPR Kalsel” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para

pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

mencapai derajad gelar Sarjana Ekonomi tahun 2014. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk menimba ilmu.

2. Dra. Uci Yuliati, M.M dan Drs. A. Mohyi, M.M, selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaan, memberikan saran dan dukungan selama penyusunan skripsi.

3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak

memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

4. Terima kasih kepada Bapak Nasrullah, selaku perwakilan dari pihak

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan segenap pimpinan serta

karyawan PD. BPR Kalsel yang telah memberikan bantuan dan kerja

(14)

5. Terima kasih yang teramat sangat kepada kedua Orang Tua saya. Bapak dan

Ibu tersayang Drs. Wahyudin, M.Si dan Dra. Rosmaliyana yang tanpa lelah

merawat dengan penuh kasih sayang, menasehati, dan selalu memberikan doa

restu serta dukungannya. Terima kasih juga kepada kedua nenek tercinta Hj.

Siti Aminah dan Masyitah beserta adik saya M. Rasyid Ridha atas dukungan

moril dan doanya selama ini.

6. Terima kasih untuk semua pihak yang memberikan semangat, dukungan,

doa-doa, dan bantuannya dalam pengerjaan penelitian ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kelemahan, maupun

kesalahan dalam penyusunan Skripsi ini yang dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan tenaga penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

adanya saran dan kritik dari para pembaca sekalian.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan

akademik pada khususnya dan menjadi pijakan bagi penulis untuk berkarya lebih

baik lagi dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarakatuh.

Malang, 29 Januari 2014

Penulis,

(15)

DAFTAR ISI A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Landasan Teori ... 11

1. Pengertian Kepemimpinan ... 11

2. Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 12

3. Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 13

4. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 15

5. Kinerja ... 22

B. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Kinerja Karyawan ... 24

C. Hubungan Antara OCB (Organizational Citizenship Behavior) Dengan Kinerja Karyawan ... 25

D. Kerangka Pikir ... 26

(16)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian ... 29

B.Jenis Penelitian ... 30

C.Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 31

1. Variabel Bebas (X) ... 31

2. Variabel Terikat (Y) ... 32

3. Variabel moderator (Z) ... 33

D.Populasi dan Sampel ... 34

E. Jenis dan Sumber Data ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G.Pengukuran Data ... 37

H.Pengujian Instrumen Pengumpulan Data ... 42

I. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 44

J. Konversi diagram alur kedalam persamaan struktural dan model pengukuran ... 47

K.Evaluasi Model ... 48

1. Outer Model ... 49

2. Inner Model ... 50

L. Pengujian Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Selatan dan Lokasi Penelitian ... 53

(17)

9. PD BPR Kandangan ... 87

10. PD BPR Amuntai Utara ... 92

B.Karakteristik Responden Penelitian ... 96

C.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

D.Deskripsi Variabel Penelitian ... 98

1. Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) ... 98

2. Deskripsi Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) (Z) ... 102

3. Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 105

E. Hasil Analisis ... 107

1. Goodness of Fit Model ... 107

2. Uji Asumsi Linieritas ... 108

3. Outer Model ... 109

4. Inner Model ... 115

F. Pengujian Hipotesis ... 117

G.Pembahasan ... 119

1. Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Karyawan (Y) ... 119

2. OCB memoderasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y) ... 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 125

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tinjauan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian

Sekarang ...

Tabel 3.1 Sebaran Lokasi Penelitian ... 29

Tabel 3.2 Distribusi Populasi Penelitian ... 34

Tabel 3.3 Peringkat dan Jumlah Karyawan PD. BPR Berdasarkan

Persentase Laba Setelah Pajak ... 36

Tabel 3.4 Penilaian Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional,

Kinerja Karyawan, dan OCB ... 39

Tabel 4.1 Karakteristik SDM PD. BPR Labuan Amas Selatan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 59

Tabel 4.2 Karakteristik SDM PD BPR Candi Laras Utara Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 63

Tabel 4.3 Karakteristik SDM PD BPR Sungai Tabuk Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 67

Tabel 4.4. Karakteristik SDM PD BPR Simpang Empat Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 70

Tabel 4.5 Karakteristik SDM PD BPR Amuntai Selatan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 74

Tabel 4.6 Karakteristik SDM PD BPR Amuntai Tengah Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 78

Tabel 4.7 Karakteristik SDM PD BPR Kelua Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 83

Tabel 4.8 Karakteristik SDM PD BPR Sungai Pandan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 87

Tabel 4.9 Karakteristik SDM PD BPR Kandangan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 92

Tabel 4.10 Karakteristik SDM PD BPR Amuntai Utara Berdasarkan

(19)

Tabel 4.10 Karakteristik SDM PD BPR Amuntai Utara

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 96

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

Tabel 4.13 Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan

Transformasional (X) ... 99

Tabel 4.14 Deskripsi Variabel Organizational Citizenship

Behavior (OCB) (Z) ... 102

Tabel 4.15 Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 106

Tabel 4.16 Pengujian Asumsi Linieritas ... 108

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Indikator Pembentuk Variabel Gaya

Kepemimpinan Transformasional (X) ... 110

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Indikator Pembentuk Variabel

Organizational Citizenship Behavior (OCB) (Z) ... 112

Tabel 4.19 Hasil Pengujian Indikator Pembentuk Variabel

Kinerja Karyawan (Y) ... 114

Tabel 4.19 Hasil Pengujian Hipotesis dalam Inner Model :

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kinerja Karyawan,

dan OCB ... 26

Gambar 3.1 Diagram jalur untuk PLS ... 47

Gambar 4.1 Model pengukuran dimensi konstruk variabel

Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) ... 109

Gambar 4.2 Model pengukuran dimensi konstruk variabel Organizational

Citizenship Behavior (OCB) (Z) ... 111

Gambar 4.3 Model pengukuran dimensi konstruk variabel Kinerja

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Keterangan

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Data Penelitian

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran 4 Deskripsi Variabel Penelitian

Lampiran 5 Uji Asumsi Linieritas

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, V. Rivai, 2004, Kepemimpinandan Perilaku Organisasi, EdisiKedua PT

RajagrafindoPersada, Jakarta.

A.A. Anwar PrabuMangkunegara. 2007. Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan.

Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Alwi, Syafaruddin. 2001. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. RinekaCipta

Jakarta

Armanu,Thoyib. 2005. “Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja:

Pendekatan Konsep”. Jurnal.StafPengajarFakultasEkonomi Universitas Brawijaya

Malang.

Chen, Li Yueh, 2004. “Examining The Effect of Organization Culture and Leadership

Behaviors and Organizational Commitment, Job Satisfaction and Job Performance

at Small and Middle Sized Firms of Taiwan”. Journals ofAmerican Academy of

Business. Cambridge.

Elencov, 2002, “Effects of Leadership on Organizational Performance in Russian

Companies

Emmanuel Ogbonna& Lloyd C. Harris., 2000. “Leadership Style, Organizational Culture

and Performance: Empirical Evidence from UK Companies”. Journal of business

(23)

Gibson, James L dan John M. Ivancevich, james h. Donnelly., 2001Organisasi: perilaku,

strukturdan proses,jilid 1. Edisi kedelapan.Alihbahasanunuk A. Binarupaaksara

Jakarta.

Joseph F. Hair, Jr, G Tomas M. Hult, Christian Ringle, Marko Saistedt, 2006A Primer on

Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM).

Mathis, R,L, & Jackson, 2006, Manajemen SumberDayaManusia; edisi 10,

SalembaEmpat, Jakarta

Organ, D.W, Podsakoff, P.M, MacKenzie, S.B., 2006.Organizational citizenship

behavior : it’s nature, antercedents and consequences. Sage publications, Inc,

California.

Pattiasiana, Victor. (2010) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Trans-formasionalTerhadapKinerjaPelayanan dengan Budaya Kerja dan Implementasi

Good Corporate Governance (GCG) SebagaiVariabelModerasi”.Program

Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.

Sahertian, Olovia 2010“Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior

(StudiPadaTenagaPerawat di RSUD dr. Haulussy Ambon), Program Pascasarjana

Universitas Brawijaya Malang.

Rivai, Veitzal.,2004, Manajemen Sumber Daya ManusiaUntuk Perusahaan, Rajawali

Press, Jakarta.

Robbins, Stephen P., 2006.Perilaku Organisasi, PT INDEKS kelompok GRAMEDIA,

(24)

Robbins, Stephen P. & Judge 2008PerilakuOrganisasi, salembaempat, Jakarta.

Sahertian, P. 2010. Perilaku Kepemimpinan Berorientasi Hubungan Dan

TugasSebagaiAntesedenKomitmenOrganisasional, Self-Effiacy Dan Organizational

Citizenship Behavior (OCB).JurnalKeuangan&Perbankan, vol 12, No. 2.

Seba, Deasy Natalya, 2010, Pengaruh Organization Citizenship Behavior (OCB),

KecerdasanEkonomidanBudaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai.Program

Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.

Siagian, Sondang P, 2003, Manajemen Sumber DayaManusia, BumiAksara, Jakarta.

Sugiyono, 2007, StatistikaUntukPenelitian, Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.Jakarta .PT.

GramediaPustakaUtama.

Yousef, D.A., 2000, “Organisational Commitment: A Mediator of The Relationship of

Leadership Behavior with Job Satisfaction and Performance in Non-Western

Country”, Journal of Managerial Psychology. Vol 5 no. 1.

Yukl. Gary. 2007. Kepemimpinan dalam organisasi, pt. indeks. Jakarta.

Zirgham, Bukhari. 2008, “Key Antecedents of Organizational Citizenship Behavior in the

Banking Sector of Pakistan”.International Journal of Business and Management.Vol

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu

bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Dalam era globalisasi isu

yang paling banyak dikembangkan adalah isu persaingan global, artinya isu

utama era globalisasi adalah kebebasan berusaha yang kemudian dipacu

dengan persaingan bebas yang tidak ada lagi batasannya dalam suatu

wilayah atau negara tertentu.

Tidak dapat dipungkiri lagi bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan

harus mempersiapkan sumber daya yang ada dalam perusahaan dengan

sebaik-baiknya. Karena perusahaan mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

untuk itulah perusahaan menyiapkan strategi-strategi untuk mencapai tujuan

tersebut. Salah satu strateginya adalah dengan memaksimalkan peranan

sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.

Karyawan sebagai sumber daya yang dimiliki perusahaan merupakan

faktor penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan,

sehingga dalam mengelola sumber daya manusia dalam perusahaan

merupakan tugas yang rumit dan penuh tantangan untuk mencapai tujuan

perusahaan. Kepemimpinan sangat berperan besar dalam proses pencapaian

(26)

2

tanpa adanya sosok pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan yang

baik.

Mencapai suatu tujuan organisasi juga tidak terlepas dari adanya

campur tangan pimpinan organisasi, karena pimpinan adalah unsur

terpenting dalam pengambilan suatu keputusan, hal ini dikuatkan oleh

penelitian yang dilakukan oleh Ogbonna dan Harris (2000), Yousef (2000),

Elencov (2002), dan Pattisiana (2010), menjelaskan bahwa keberhasilan

kinerja dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Bass dan Avolio dalam

Sahertian (2010) mengemukakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin

dapat mentransformasikan bawahannya dengan empat cara yaitu (1)

idealized Influenced, (2) inspiration motivation, (3) intellectual stimulation,

dan (4) individualized consideration. Sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa gaya kepemimpinan transformasioanl merupakan gaya

kepemimpinan yang mencakup upaya perubahan organisasi, pemimpin

menciptakan visi dan lingkungan yang memotivasi para karyawan untuk

berprestasi melampaui harapan. Dengan model gaya kepemimpinan

transformasional para karyawan akan merasa percaya, kagum, loyal, dan

hormat kepada pemimpinnya sehingga para karyawan akan termotivasi

untuk melakukan lebih dari apa yang diharapkan dari mereka. Bahkan tidak

jarang karyawan dapat melampaui apa yang mereka perkirakan dapat

lakukan

Dalam menciptakan sebuah organisasi yang efektif ada beberapa tool.

(27)

3

OCB adalah sebuah kerelaan mengerjakan tugas melebihi tugas pokoknya

atau kerelaan mengerjakan tugas diluar tugas atau peran formal yang telah

ditetapkan tanpa adanya permintaan dan reward secara formal dari

organisasi. OCB dipahami sebagai bentuk nyata kontribusi karyawan, dan

tidak semua orang menunjukkan hal ini.

Karyawan yang menunjukkan tingkat OCB yang tinggi mungkin

mendapatkan reward berupa penilaian yang tinggi oleh pimpinan (misalnya:

kesempatan promosi) daripada mereka yang menunjukkan tingkat OCB

yang lebih rendah. Alasan-alasan ini menjelaskan mengapa perilaku

extra-role merupakan perilaku yang penting dalam organisasi. Organisasi akan

tetap eksis bila didukung oleh karyawan yang loyal dan berkomitmen tinggi

kepada organisasi, yang ditunjukkan dalam sikap dan perilaku karyawan di

tempat kerja. Perilaku positif karyawan atau anggota organisasi mampu

mendukung kinerja individu dan kinerja organisasi untuk perkembangan

organisasi yang lebih baik.

OCB diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Perilaku

Kewarganegaraan Organisasional (PKO). OCB merupakan aspek yang unik

dari aktivitas individual dalam kerja. Organisasi akan berhasil apabila

karyawan tidak hanya mengerjakan tugas pokoknya saja namun juga mau

melakukan tugas ekstra seperti mau bekerja sama, tolong menolong,

memberikan saran, berpartisipasi secara aktif, memberikan pelayanan ekstra

kepada pengguna layanan, serta mau menggunakan waktu kerjanya dengan

(28)

4

peran yang ditentukan dalam organisasi atau perusahaan itu disebut sebagai

OCB. Organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan

melakukan lebih dari sekedar tugas formal mereka dan mau memberikan

kinerja yang melebihi harapan.

Dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat ini, di mana tugas makin

sering dikerjakan dalam tim, fleksibilitas sangatlah penting. Organisasi

menginginkan karyawan yang bersedia melakukan tugas yang tidak

tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka. Menurut Robbins dan Judge

(2008), fakta menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan

yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dari

organisasi lain (Robbins dan Judge 2008). Perusahaan pada umumnya

percaya bahwa untuk mencapai keunggulan harus mengusahakan kinerja

individual yang setinggi-tingginya, karena pada dasarnya kinerja individu

mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya

mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Kinerja karyawan merupakan faktor utama yang menentukan

keberhasilan perusahaan. Dengan kinerja karyawan yang tinggi maka

keuntungan yang di peroleh oleh perusahaan akan meningkat, serta dapat

dijadikan tolak ukur kesuksesan perusahaan. Kesuksesan perusahaan dapat

dilihat dari tujuan-tujuan perusahaan yang telah tercapai.

Sesuai dengan amanah konstitusi (UUD 1945) pasal 33, pemerintah

Indonesia bertanggung jawab dan terus berusaha dalam memajukan

(29)

5

Ada tiga pilar perekonomian nasional yang berperan serta dalam proses

menciptakan kesejahteraan nasional, yaitu: Perusahaan Negara atau Badan

Usaha milik negara (BUMN), swasta, dan koperasi. Ketiga pilar ekonomi

tersebut seyogianya saling keterkaitan dan menunjang kemajuan

perekonomian nasional. Salah satu bentuk institusi ekonomi yang berada

dalam naungan pemerintah daerah adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

BPR merupakan lembaga keuangan bank yang hanya mencairkan

simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya

yang dipinjamkan dan meyalurkan dana sebagai usaha BPR sesuai dengan

UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992. Di Kalimantan Selatan saat ini terdapat

24 buah BPR, 20 buah diantaranya adalah BPR milik Pemerintah Daerah

sebagai bagian dari Perusahaan Daerah (PD BPR). Institusi ini turut

berperan serta secara signifikan melecut pertumbuhan ekonomi yang positif

volume usaha perbankan (asset) di Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun

2008 sehingga mencapai Rp 21,24 triliun. Sementara itu PAD (pendapatan

asli daerah) Kalsel pada tahun 2012 adalah sebesar 2,97 T. PAD pada tahun

2012 itu sendiri mencakup pendapatan yang didapat dari PD. BPR Kalsel

sebesar 1,27 M. Performa pertumbuhan dan perkembangan BPR khususnya

di Kalsel tidak terlepas dari faktor internal dan faktor eksternal institusi

BPR. Faktor internal yang diduga memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan BPR adalah faktor Gaya

Kepemimpinan dan faktor OCB (Organizational Citizenship Behavior) yang

(30)

6

Gaya Kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat

meningkatkan kinerja semua karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik

dalam peningkatan kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang tersebut,

maka perlu diteliti: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional

Terhadap Kinerja Karyawan dengan Organizational Citizenship Behavior

Sebagai Variabel Moderator Pada PD. BPR Kalsel”

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Karyawan pada PD BPR di Kalsel?

2. Apakah Gaya Kepemimpinan Transformasional memiliki pengaruh

terhadap Kinerja Karyawan melalui OCB (organizational citizenship

behavior) sebagai variabel moderator pada karyawan PD BPR di Kalsel?

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi agar tidak terlalu luas maka dalam penelitian ini

penulis hanya terfokus membahas pengaruh Gaya Kepemimpinan

Transformasional terhadap Kinerja Karyawan dan pengaruh Gaya

Kepemimpinan Transformasional melalui OCB (organizational citizenship

behavior) sebagai variabel moderator terhadap Kinerja Karyawan pada

Perusahaan Daerah BPR di Kalsel, dengan Gaya Kepemimpinan

(31)

7

Sahertian (2010) yang meliputi Idealized Influence, Inspirational Motivation

Intellectual Stimulation dan Individuallized Consideration, dan teori OCB

menurut Organ (2006) yang meliputi Altruism, Courtesy, Conscientiousness,

Sportmanship dan Civic Virtue . Serta penilaian kinerja berdasarkan

Mathis-Jackson (2006) meliputi Kualitas, Ketepatan waktu kerja, dan Kerja sama.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional

terhadap Kinerja Karyawan pada PD BPR di Kalsel.

2. Untuk mengetahui apakah variabel Gaya Kepemimpinan

Transformasional memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap

Kinerja Karyawan dengan OCB (organizational citizenship behavior)

sebagai variabel moderator pada karyawan PD BPR di Kalsel.

E. Kegunaan Penelitian

Manfaat Praktis (Guna Laksana)

1. Memberikan masukan terhadap para pemimpin PD BPR di Kalsel dan

para pembina (pengawas) untuk meningkatkan kinerja dan

produktivitas perusahaan.

2. Memberikan masukan terhadap para pimpinan PD BPR di Kalsel

dalam mengantisipasi faktor-faktor resiko yang berdampak

(32)

8

3. Memberikan masukan bagi para pimpinan PD BPR di Kalsel dalam

rangka mengembangkan budaya organisasi yang kondusif dan

kompetitif.

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan koreksi dan rekontruksi

teoritis terhadap pengembangan budaya organisasi dan pengembangan SDM

(33)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ogbonna dan Harris (2000)

bertujuan mengkaji hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja. Hasil penelitian menunjukkan gaya

kepemimpinan tidak secara langsung mempengaruhi kinerja, tetapi secara

tidak langsung ditengahi (dimediasi) oleh budaya organisasi. Diduga bahwa

hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja secara keseluruhan

dimediasi oleh beberapa jenis Budaya Organisasi.

Seba (2010) mengkaji tentang “Pengaruh Organizational Citizenship

Behavior (OCB), Kecerdasan Emosi dan Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai”. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk

mengetahui pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB),

Kecerdasan Emosi dan Budaya Organisasi pada suatu organisasi terhadap

Kinerja Pegawai.. Alat analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif

dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh

partial dan signifikan antara OCB, Kecerdasan Emosi, dan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja Pegawai.

Persamaan pada penelitian terdahulu dan penelitian sekarang adalah

pada penelitian yang dilakukan Seba (2010) variabel yang diteliti yaitu

(34)

10

adalah, penelitian terdahulu menggunakan variabel bebas Organizational

Citizenship Behavior (OCB), Kecerdasan Emosi dan Budaya Organisasi.

Sementara itu penelitian sekarang menggunakan Gaya Kepemimpinan

Transformasional sebagai variabel bebas dan OCB (organizational

citizenship behavior) sebagai variabel moderator. Sementara itu pada

penelitian sebelumnya yang dilakukan Ogbonna dan Harris (2000)

persamaannnya terletak di variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan,

perbedaannya adalah penelitan sebelumnya menggunakan variabel bebas

Gaya Kepemimpinan, dan variabel moderatornya menggunakan Budaya

Organisasi sementara itu penelitian sekarang menggunakan OCB

(organizational citizenship behavior) sebagai variabel moderator dan

variabel bebas Gaya Kepemimpinan Transformasional. Kemudian penelitian

sekarang juga menggunakan analisis Partial Least Square (PLS) berbeda

dengan penelitian terdahulu yang menggunakan analisis jalur (path

analysis).

Tabel 1.1

(35)

11

Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu

memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para

manajernya (pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan

fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat

mencapai sasarannya. Sebab itu organisasi membutuhkan pemimpin yang

efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya

atau anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi

akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai

pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan

organisasi.

Robbins (2006) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan

kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.

(36)

12

mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa

sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun

secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi. Sedangkan Yukl (2001)

mengatakan kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain

untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan

bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk

memfasilitasi upaya individu dan kelompok untuk mencapai tujuan

bersama.

Gibson et.al (2006) mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership)

merupakan suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu

dalam mencapai beberapa tujuan. Dalam menjalankan tugas pemimpin

memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan yaitu yang mementingkan

pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan yang

mementingkan hasil yang dapat dicapai (Veithzal Rivai, 2004).

2. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Veithzal Rivai (2004) gaya kepemimpinan adalah pola

menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun

yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan

kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang

mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan secara

langsung maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin

terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah

(37)

13

sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba

mempengaruhi kinerja bawahannya.

3. Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional

Sementara itu Gaya Kepemimpinan Transformasional menurut teori

Bass dan Avolio dalam Sahertian (2010) adalah gaya kepemimpinan yang

mencakup upaya perubahan organisasi, pemimpin menciptakan visi dan

lingkungan yang memotivasi para karyawan untuk berprestasi melampaui

harapan. Dengan model gaya kepemimpinan transformasional para

karyawan akan merasa percaya, kagum, loyal, dan hormat kepada

pemimpinnya sehingga para karyawan akan termotivasi untuk melakukan

lebih dari apa yang diharapkan dari mereka. Bahkan tidak jarang karyawan

dapat melampaui apa yang mereka perkirakan dapat lakukan, meliputi:

a) Idealized Influence (kharisma)

Para pemimpin transformasional bersikap dengan cara-cara yang

membuat mereka bisa menjadi teladan bagi para karyawan. Para

pemimpin ini dikagumi, dihormati, dan dipercaya. Mereka dapat

menggerakkan dan mengilhami bawahan dengan suatu visi dan sense of

mission, menanggung resiko bersama, hanya menggunakan

kekuasaannya jika diperlukan dan tidak untuk kepentingan pribadi dan

menanamkan rasa bangga pada karyawannya.

b) Inspirational Motivation (inspirasi)

Pemimpin transformasional bersikap dengan cara-cara yang memberi

(38)

14

dengan memberikan tantangan bagi para anak buah mereka dalam

bekerja. Pemimpin menciptakan pengharapan-pengharapan yang

dikomunikasikan dengan jelas agar para anak buah tertarik untuk

mencapainya dan menunjukkan komitmen terhadap tujuan-tujuan dan

visi yang dimiliki. Dia juga membangkitkan semangat kerjasama tim,

antusiasme, dan optimisme diantara rekan kerja dan bawahan.

c) Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual)

Para pemimpin transformasional merangsang upaya karyawan untuk

menjadi inovatif dan kreatif dengan cara mempertanyakan asumsi,

menyajikan masalah dalam kerangka yang berbeda, dan menggunakan

pendekatan baru untuk masalah lama sehingga kreatifitas mendapatkan

dorongan untuk tumbuh. Pemimpin tidak mengkritik kesalahan

karyawan di hadapan orang banyak, karyawan dilibatkan untuk

memberikan ide dan solusi untuk menyelesaikan masalah, dan mereka

didorong untuk mencoba pendekatan-pendekatan baru dan ide mereka

tidak dikritik karena berbeda dengan ide pemimpin.

d) Individuallized Consideration (konsiderasi yang bersifat individual)

Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus terhadap

kebutuhan tiap individu untuk mendapatkan pencapaian dan

pertumbuhan dengan berperan sebagai pelatih atau pendamping

(mentor). Anak buah dan rekan kerja didorong untuk mencapai level

potensi yang makin lama makin tinggi, dan melalui interaksi personal

(39)

15

4. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Kinerja karyawan biasanya dinilai berdasarkan pada job description

yang telah dirancang oleh suatu perusahaan, sehingga manajemen

perusahaan dapat melihat kemampuan karyawannya dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan job desription. Melakukan

pekerjaan sesuai dengan tugas yang ada dalam job description ini disebut in

role behavior dalam Organ (2006). Sedangkan melakukan pekerjaan yang

tidak sebatas dengan tugas-tugas yang terdapat dalam deskripsi kerjanya

disebut extra role behavior atau disebut dengan Organizational Citizenship

Behavior (OCB).

Organizational Citizenship Behavior (OCB) didefinisikan sebagai

perilaku individu yang memiliki kebebasan untuk memilih, yang secara

tidak langsung atau secara eksplisit diakui oleh sistem reward dan memberi

kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi yang dikutip

dari Organ (2006). Organ juga mendefinisikan OCB sebagai perilaku dan

sikap yang menguntungkan organisasi yang tidak bisa ditumbuhkan dengan

basis kewajiban peran formal maupun dengan bentuk kontrak atau

kompensasi. Johns yang dikutip Budihardjo (2004) mengemukakan bahwa

OCB memiliki karakteristik perilaku sukarela/extra-role behavior yang

tidak termasuk dalam uraian jabatan, perilaku spontan/tanpa saran atau

perintah tertentu, perilaku yang bersifat menolong, serta perilaku yang tidak

(40)

16

OCB berhubungan dengan informal, perilaku prososial yang dipesan

oleh karyawan dengan sukarela untuk membantu karyawan lain dalam suatu

pekerjaan (Mackenzie, Podsakoff & Fetter ; Ensher yang dikutip

Budihardjo, 2004). Dapat disimpulkan bahwa Organizational Citizenship

Behavior (OCB) adalah perilaku dan sikap karyawan sebagai kontribusinya

diluar deskripsi kerja formal, yang dilakukan dengan sukarela, dan memberi

kontribusi pada keefektifan dan keefisienan pada fungsi perusahaan.

a) Aspek-aspek Organizational Citizenship Behavior

Organ (2006) mengidentifikasikan 5 aspek tentang Organizational

Citizenship Behavior (OCB) yaitu :

1) Altruism (sikap menolong)

Menunjukkan suatu pribadi yang lebih mementingkan kepentingan

orang lain dibandingkan dengan kepentingan pribadinya. Misalnya,

karyawan yang sudah selesai dengan pekerjaannya membantu

karyawan lain dalam menghadapi pekerjaan yang sulit.

2) Courtesy (sikap sopan)

Bentuk tindakan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya masalah,

secara arti kata bisa diartikan sebagai sikap sopan dan

mempertimbangkan orang lain. Apabila ditinjau dalam konteks

pekerjaan adalah sebuah tindakan tertentu yang muncul pada situasi

tertentu yang bukan merupakan tugas utama. Contohnya menawari

(41)

17

mengingatkan teman kerja agar tidak lupa dan sharing untuk

menyelesaikan tugas tersebut.

3) Conscientiousness (sikap yang menunjukkan kesungguhan)

Suatu perilaku yang menunjukkan upaya sukarela untuk

meningkatkan cara dalam menjalankan pekerjaannya secara kreatif

agar kinerja organisasi meningkat. Perilaku tersebut melibatkan kreatif

dan inovatif secara sukarela untuk meningkatkan kemampuannya

dalam bekerja demi peningkatan organisasi. Karyawan tersebut

melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkan organisasi

melebihi dari yang disyaratkan, misalnya berinisiatif meningkatkan

kompetensinya, secara sukarela mengambil tanggung jawab diluar

wewenangnya. Misalnya, mengikuti seminar dan kursus yang di

sediakan organisasi.

4) Sportmanship (sikap sportif)

Menunjukkan suatu kerelaan/toleransi untuk bertahan dalam suatu

keadaan yang tidak menyenangkan tanpa mengeluh. Perilaku ini

menunjukkan suatu daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan

yang kurang atau bahkan tidak menyenangkan. Menurut (Podsakoff )

yang dikutip Budihardjo (2004) dimensi ini kurang dapat perhatian

dalam penelitian empiris. Dikatakan pula bahwa sportsmanship

seharusnya memiliki cakupan yang lebih luas, dalam pengertian

individu tidak hanya menahan ketidakpuasan tetapi individu tersebut

(42)

18

kepentingannya sendiri demi kelangsungan organisasi. Misalnya, saat

dirinya tidak nyaman dengan kondisi pekerjaannya.

5) Civic Virtue (sikap yang mementingkan kepentingan umum)

Terlibat dalam aktivitas organisasi dan peduli terhadap kelangsungan

hidup organisasi. Secara sukarela berpartisipasi, bertanggung jawab

dan terlibat dalam mengatasi masalah-masalah organisasi demi

kelangsungan organisasi. Karyawan juga aktif mengemukakan

gagasan-gagasannya serta ikut mengamati lingkungan bisnis dalam hal

ancaman dan peluang. Misalnya, aktif berpartisipasi dalam rapat

organisasi.

6) Manfaat Organizational Citizenship Behavior

Meningkatkan produktivitas rekan kerja.

1) Karyawan yang menolong rekan kerja lain akan mempercepat

penyelesaian tugas rekan kerjanya, dan pada gilirannya

meningkatkan produktivitas rekan tersebut.

2) Seiring dengan berjalannya waktu, perilaku membantu yang

ditunjukkan karyawan akan membantu menyebarkan best practice

ke seluruh unit kerja atau kelompok.

Meningkatkan produktivitas manajer.

1) Karyawan yang menampilkan perilaku civic virtue akan

membantu manajer mendapatkan saran dan atau umpan balik

yang berharga dari karyawan tersebut, untuk meningkatkan

(43)

19

2) Karyawan yang sopan, yang menghindari terjadinya konflik

dengan rekan kerja, akan menolong manajer terhindar dari krisis

manajemen.

Menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi

secara keseluruhan.

1) Jika karyawan saling tolong menolong dalam menyelesaikan

masalah dalam suatu pekerjaan sehingga tidak perlu melibatkan

manajer, konsekuensinya manajer dapat memakai waktunya

untuk melakukan tugas lain, seperti membuat perencanaan.

2) Karyawan yang menampilkan concentioussness yang tinggi hanya

membutuhkan pengawasan minimal dari manajer sehingga

manajer dapat mendelegasikan tanggung jawab yang lebih besar

kepada mereka, ini berarti lebih banyak waktu yang diperoleh

manajer untuk melakukan tugas yang lebih penting.

3) Karyawan lama yang membantu karyawan baru dalam pelatihan

dan melakukan orientasi kerja akan membantu organisasi

mengurangi biaya untuk keperluan tersebut.

4) Karyawan yang menampilkan perilaku sportmanship akan sangat

menolong manajer tidak menghabiskan waktu terlalu banyak

untuk berurusan dengan keluhan-keluhan kecil karyawan.

Membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk

(44)

20

1) Keuntungan dari perilaku menolong adalah meningkatkan

semangat, moril (morale), dan kerekatan (cohesiveness)

kelompok, sehingga anggota kelompok (atau manajer) tidak perlu

menghabiskan energi dan waktu untuk pemeliharaan fungsi

kelompok.

2) Karyawan yang menampilkan perilaku courtesy terhadap rekan

kerja akan mengurangi konflik dalam kelompok, sehingga waktu

yang dihabiskan untuk menyelesaikan konflik manajemen

berkurang.

Dapat menjadi sarana efektif untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan

kelompok kerja.

1) Menampilkan perilaku civic virtue (seperti menghadiri dan

berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan

membantu koordinasi diantara anggota kelompok, yang akhirnya

secara potensial meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok.

2) Menampilkan perilaku courtesy (misalnya saling memberi

informasi tentang pekerjaan dengan anggota dari tim lain) akan

menghindari munculnya masalah yang membutuhkan waktu dan

tenaga untuk diselesaikan.

Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan

mempertahankan karyawan terbaik.

1) Perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan serta

(45)

21

akan meningkatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi

menarik dan mempertahankan karyawan yang baik.

2) Memberi contoh pada karyawan lain dengan menampilkan

perilaku sportmanship (misalnya tidak mengeluh karena

permasalahan-permasalahan kecil) akan menumbuhkan loyalitas

dan komitmen pada organisasi.

Meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.

1) Membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau

yang mempunyai beban kerja berat akan meningkatkan stabilitas

(dengan cara mengurangi variabilitas) dari kinerja unit kerja.

2) Karyawan yang conscientiuous cenderung mempertahankan

tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga mengurangi

variabilitas pada kinerja unit kerja.

Meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan

perubahan lingkungan.

1. Karyawan yang mempunyai hubungan dekat dengan pasar dengan

sukarela memberi informasi tentang perubahan yang terjadi di

lingkungan dan memberi saran tentang bagaimana merespons

perubahan tersebut, sehingga organisasi dapat beradaptasi dengan

cepat.

2. Karyawan yang secara aktif hadir dan berpartisipasi pada

pertemuan-pertemuan di organisasi akan membantu menyebarkan

(46)

22

3. Karyawan yang menampilkan perilaku conseientiousness

(misalnya kesediaan untuk memikul tanggung jawab baru dan

mempelajari keahlian baru) akan meningkatkan kemampuan

organisasi beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di

lingkungannya.

5. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Mathis dan Jackson (2006) mengatakan kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja

yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan perusahaan.

Sehingga perlu diupayakan usaha untuk meningkatkan kinerja. Tetapi hal

ini tidak mudah sebab banyak faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya kinerja seseorang.

Helfert mengatakan (dalam Veithzal Rivai 2009) kinerja adalah

suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode

waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh

kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber

daya yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang

digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan dari suatu organisasi.

Mangkunegara (2007) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

(47)

23

b. Penilaian Kinerja

Mathis dan Jackson (2006), kinerja karyawan yang umum untuk

kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut:

1) Kuantitas dari hasil

2) Kualitas dari hasil

3) Ketepatan waktu dari hasil

4) Kemampuan bekerja sama

5) Kehadiran

Dimensi lain dari kinerja diluar beberapa yang umum ini dapat

diterapkan pada berbagai pekerjaan. Kriteria pekerjaan atau dimensi yang

spesifik dari pekerjaan akan mengidentifikasikan elemen yang paling

penting dalam pekerjaan tersebut.

a) Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Syafarudin Alwi (2001) secara teoritis tujuan

penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan

development yang bersifat evaluation harus menyelesaikan :

1) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi

2) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

3) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem

seleksi.

Sedangkan yang bersifat development penilai harus

menyelesaikan :

(48)

24

2) Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja

3) Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

b) Manfaat Penilaian Kinerja

Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat

bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara

terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :

1) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.

2) Perbaikan kinerja.

3) Kebutuhan latihan dan pengembangan.

4) Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,

pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

5) Untuk kepentingan penelitian pegawai.

6) Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.

C. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Kinerja Karyawan

Kepemimpinan pada dasarnya adalah proses mempengaruhi orang lain.

Selain itu kepemimpinan juga juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi,

menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau

sekelompok orang untuk tujuan tertentu. Dalam upaya mempengaruhi tersebut

seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda-beda dalam setiap situasi.

Ogbonna dan Harris (2000) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

kepemimpinan yang diperankan dengan baik oleh seorang pemimpin mampu

memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik, hal ini akan membuat

(49)

25

perusahaan, hal tersebut berdampak pada kinerjanya. Hasil penelitian Ogbonna

dan Harris (2000) menunjukkan bahwa budaya organisasi mampu memoderasi

pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja yang berdampak pada

peningkatan kinerja karyawan.

Chen (2004) dalam penelitiannya menguji pengaruh antara budaya

organisasi dan peran kepemimpinan terhadap komitmen organisasi, kepuasan

kerja dan kinerja karyawan pada perusahaan industri kecil dan menengah di

Taiwan. Sedangkan Armanu Thoyib (2005) menyatakan kepemimpinan,

budaya organisasi, dan strategi organisasi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Sementara Fiedler (1996, dalam Ogbonna dan Harris, 2000)

membuktikan pentingnya efektifitas kepemimpinan dengan argumentasinya

bahwa efektivitas seorang pemimpin merupakan determinan utama

keberhasilan atau kegagalan kelompok, organisasi atau bahkan negara.

D. Hubungan Antara OCB (Organizational Citizenship Behavior) Dengan Kinerja Karyawan

Robbins (2006) mengemukakan bahwa OCB (Organizational Citizenship

Behavior) merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari

kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya

organisasi tersebut secara efektif.

Robbins dan Judge (2008), fakta menunjukkan bahwa organisasi yang

mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja

(50)

26

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan dari teori-teori yang dikemukakan diatas, maka

dapat disusun sebuah kerangka pikir yang menggambarkan pengaruh antara

gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan dengan

organizational citizenship behavior (OCB) sebagai variabel moderator pada

PD. BPR Kalsel.

Gambar 2.1

Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kinerja Karyawan, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Altruism (sikap menolong) (Z1.1) Courtesy (sikap sopan) (Z1.2) Conscientiousness (sikap yang

menunjukkan kesungguhan) (Z1.3)  Sportmanship (sikap sportif) (Z1.4) Civic Virtue (sikap yang

(51)

27

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka dapat diketahui keterkaitan

antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Karyawan dengan

OCB sebagai variabel moderator. Gaya Kepemimpinan Transformasional

diambil dari teori Bass dan Avolio yang meliputi Idealized Influence,

Inspirational Motivation Intellectual Stimulation dan Individuallized

Consideration, dan OCB sebagai variabel intervening diambil dari teori Organ

yang dinilai dari Altruism, Courtesy, Conscientiousness, Sportmanship, dan

Civic Virtue. Kinerja karyawan dalam penelitian ini diukur dari kualitas,

ketepatan waktu kerja, dan kerja sama (Mathis-Jackson). Dengan kata lain

penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan

transformasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan OCB sebagai

variabel moderator pada PD. BPR Kalsel.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu dibuktikan benar

atau salah. Menurut pola umum metode ilmiah, setiap riset suatu objek

hendaknya di bawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan

sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya

di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation), atau

praktek (implementation). (Umar, 2003).

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil suatu hipotesa adalah:

1. Diduga Gaya Kepemimpinan Transformasional memiliki pengaruh

secara langsung terhadap Kinerja Karyawan pada karyawan PD BPR

(52)

28

2. Diduga Gaya Kepemimpinan Transformasional memiliki pengaruh

terhadap Kinerja Karyawan melalui OCB (organizational citizenship

Gambar

Tabel 1.1 Tinjauan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian
Gambar 2.1 Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kinerja Karyawan, dan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap organizational citizenship

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: (1) Ada hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) di UMS. (2)

Berdasarkan latar belakang tersebut dan menariknya pengaruh kepemimpinan transformasional yang berdampak pada kepercayaan terhadap pemimpin serta Organizational Citizenship

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap organizational citizenship behavior pada

Hasil analisis menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior, kepuasan kerja

Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada guru di

Apakah organizational citizenship behavior (OCB) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Kamuela villa Seminyak, apakah kepemimpinan