• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Soba"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SOBA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

WAHYU HIDAYAT NIM 072203036

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN

2010

(2)

SOBA

Adriana Hasibuan, S.S.M.Hum

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN

2010

(3)

Disetujui Oleh:

Program Diploma Bahasa Jepang

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D3 Bahasa

Jepang

Ketua,

Adriana Hasibuan,S.S.M.Hum

NIP. 19620727 198903 2 005

Medan, Juli 2010

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh:

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastar Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk Melengkapi Salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP. 19650909 1994031 007 Prof. Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.d

Panitia:

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, S.S,M.Hum ( )

2. Drs. Nandi. S ( )

3. Adriana Hasibuan, S.S,M.Hum ( )

(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya Penulis

dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “SOBA”.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, dan masih

terdapat kekurangan dari tata bahasa maupun isi pembahasan. Dengan kerendahan

hati penulis menyambut kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan kertas

karya ini.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga, terutama:

1. Bapak Prof.Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.d, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan, SS.M.Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang

Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Nandi.S, selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Ibu Adriana Hasibuan,S.S.M.Hum, selaku Dosen Pembaca.

5. Ibu Adriana Hasibuan,S.S.M.Hum, selaku Dosen Wali.

6. Bapak dan Ibu Dosen Bahasa Jepang, yang dengan ikhlas memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Dari semuanya, yang teristimewa buat Orang Tua, Ayahanda Alm.

Asrahadi, SH dan Ibunda Dahriah Rahim, yang telah mencurahkan tenaga,

(6)

ii

memberikan semangat, dam sumbangan serta jernih payahnya untuk

menjadikan Penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

8. Buat Abangda Mhd. Miftah Habibi, Kakanda Khalida Juniarti dan Adinda

Adi Guna Sakti yang selalu menghibur serta memberikan semangat kepada

Penulis.

9. Yang Terkasih Novi (Onenk) yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada Penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini dengan

baik.

10.Buat teman-teman Mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Jepang

Universitas Sumatera Utara. Terutama Yoninsu O2 buat dukungan dan

semangatnya.

11.Buat para sepupu yang dengan ikhlas memberikan doa dan dukungannya.

Medan, Juli 2010

WAHYU HIDAYAT NIM 072203036

(7)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

BAB I Pendahuluan 1.1. Alasan Pemilihan Judul...1

1.2. Tujuan Penulisan...1

1.3. Batasan Masalah...2

1.4. Metode Penulisan...2

BAB II Gambaran Umum Tentang Soba 2.1. Sejarah Soba...3

2.2. Jenis-jenis Soba...4

BAB III Cara Pembuatan Soba 3.1. Bahan-bahan Pembuatan Soba...6

3.2. Cara Pembuatan Soba...8

3.3. Cara Penyajian Soba...9

BAB IV Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan...13

4.2. Saran...13

DAFTAR PUSTAKA...14

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Banyak hal menarik yang dapat kita ketahui dari kebudayaan Jepang. Upacara

minum teh (chanoyu), pakaian tradisional Jepang, teater Jepang seperti kabuki,

perayaan tahun baru, serta makanan Jepang.

Makanan merupakan salah satu keunikan kebudayaan Jepang. Salah satunya

adalah soba. Dimulai dari sejarah masuknya soba ke Jepang, cara pembuatan

bahkan cara penyajian memiliki keunikan tersendiri. Yang dimaksud dengan soba

adalah mie yang berbahan dasar buckwheat (gandum hitam).

Oleh karena itu, dalam penulisan kertas karya ini penulis mencoba membahas

soba yang merupakan salah satu keunikan tradisi kebudayaan Jepang.

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan salah satu makanan Jepang

yaitu soba.

2. Untuk mengetahui bahwa makanan juga dapat menjadi salah satu sarana

penghubung Diplomatik antar Negara.

3. Untuk melengkapi salah satu persyaratan lulus Program Studi D3 Bahasa

Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

(9)

2 1.3 Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam kertas karya ini hanya meliputi sejarah soba,

jenis-jenis soba, bahan-bahan soba, serta cara pembuatan dan penyajian soba.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dengan membaca

referensi yang berhubungan dengan pembahasan soba.

(10)

3 BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG SOBA

2.1 Sejarah Soba

Soba merupakan mie yang terbuat dari buckwheat (gandum hitam), yang

orang Jepang sebut sebagai soba. Orang Jepang sangat menyukai mie soba dan

sudah menjadi tradisi, sehingga ada mie soba yang dimakan dimalam tahun baru

(toshikoshi-soba). Selain itu juga terdapat tradisi memakan soba sewaktu pindah

rumah. Soba yang dimakan untuk merayakan tempat tinggal yang baru disebut

hikoshi-soba (soba pindahan).

Di Jepang sendiri pembuatan mie yang disebut soba, baru dimulai sekitar

abad ke-17. Soba bisa masuk ke Jepang melalui Pulau Tsushima yang dibawa oleh

Korea. Kemudian soba berkembang dengan baik di Hokkaido dan diwilayah

Jepang yang lain.

Dizaman dahulu, mie yang terbuat dari tepung buckwheat disebut sobakiri.

Catatan tertua tentang tepung buckwheat yang disebut mie (sobakiri) tertulis

dalam buku catatan Kuil Joushou-ji, desa Oukuwa, prefektur Nagano. Sewaktu

kuil selesai direnovasi pada tahun 1574, sobakiri termasuk kedalam daftar

barang sumbangan yang diterima untuk penyelenggaraan selamatan.

Soba mengalami popularitas pada zaman pemerintahan Edo pada masa

keshogunan Ieyashu Tokugawa. Penyebaran soba sendiri banyak diperankan oleh

penjual soba (soba-ya). Menjual soba pada masa itu dengan cara berdagang

secara kaki lima. Ditahun 1686, keshogunan Edo melarang pedagang kaki lima

seperti pedagang soba berkeliling membawa kompor.

(11)

4

Kemudian cara penjualan soba berkembang menjadi kios di berbagai stasiun

kereta api. Bahkan juga berkembang menjadi layanan pesan antar.

Dizaman dahulu, pengantar soba mengantarkan pesanan dengan berjalan kaki

atau kalau perlu sambil berlari. Soba dibawa didalam kotak kayu yang disebut

okamochi. Seusai perang dunia II, pengantar soba mulai menggunakan sepeda

atau sepeda motor.

2.2 Jenis-jenis Soba

Jenis-jenis soba juga mengalami perkembangan . Dimulai dari tepung

buckwheat yang dinikmati sebagai sobagaki, yaitu tepung yang di encerkan

dengan air panas dan di bentuk seadanya. Sampai sekarang sudah mempunyai

jenis-jenis soba yang bisa dinikmati dengan berbagai sajian. Adapun jenis-jienis

soba yang mengalami perkembangan sebagai berikut :

1. Soba Segar

Setelah dipotong-potong, soba ditaburi tepung agar tidak lengket dan

dimasukkan kedalam kantong plastik.

2. Soba Kering

Soba segar yang dikeringkan dengan udara panas, di jual dalam kantong

plastik.

3. Soba Rebus

Soba dalam kemasan siap saji, satu set dengan saus, daun bawang, dan juga

sering disertai tempura atau aburage.

(12)

5

4. Soba Instan

Soba dikeringkan dengan udara panas atau digoreng, sebelum dimakan tinggal

diseduh dengan air panas

5. Soba Beku

Soba segar yang dibekukan dan dijual sebagai makanan beku di Pasar

Swalayan Besar.

(13)

6 BAB III

CARA PEMBUATAN SOBA

3.1 Bahan-bahan Pembuatan Soba

Setiap jenis makanan akan mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan

unsur-unsur bahan makanan, termasuk juga soba yang mengalami perkembangan.

Bahan baku dalam pembuatan soba adalah tepung buckwheat (gandum hitam) dan

air daging. Dan sesuai dengan perkembangan zaman, soba dikombinasikan

dengan beberapa variasi baru dari segi rasa maupun tekstur. Bahan-bahan

tambahan dalam pembuatan soba adalah :

1. Ikan Tongkol

Ikan tongkol merupakan bahan tambahan yang paling sering digunakan dalam

pembuatan soba. Dengan fermentasi selama 4 bulan atau di ungkep dengan

suhu tinggi selam 7 – 8 menit. Ikan tongkol yang digunakan haruslah segar

dan didatangkan dari barat.

2. Sayur Gobo

Sayur ini hanya bisa didapatkan pada bulan Mei sampai bulan Februari. Sayur

gobo merupakan bahan pendamping buckwheat yang bisa memberikan rasa

unik pada mie.

3. Lobak

Lobak banyak mengandung vitamin C. Lobak biasa dicampur dengan air

daging dan akan mendapatkan rasa yang manis.

(14)

7

4. Kamaboko

Kamaboko adalah ikan yang sudah diolah. Biasanya ikan yang digunakan

adalah ikan salami. Rasa yang dihasilkan oleh kamaboko beragam, tergantung

bahan campuran pada saat diolah.

5. Konbu, Nori, Wakame

Konbu, nori dan wakame adalah jenis rumput laut. Ketiga bahan tersebut

biasanya diolah dengan ubi mentah dan bisa juga dicampur dengan air daging.

6. Mirin

Mirin adalah sake manis, mempunyai tekstur yang lembut. Mirin biasa

dicampur dengan saus kedelai, yang memberikan rasa manis pada soba.

7. Miso

Miso adalah bumbu yang terbuat dari kacang kedelai. Rasa miso bermacam-

macam seperti manis. sedikit asin, dan asin. Digunakan pada soba sesuai

dengan selera.

8. Buah talas (keladi)

Buah talas ( keladi) berbentuk seperti kentang. Mempunyai rasa yang manis,

dan diolah seperti lobak.

9. Natto

Natto adalah kacang kedelai yang diragi, berbentuk seperti caramel. Tidak

dapat digunakan selalu pada soba.

10.Okara

Okara adalah ampas tahu, yang dapat memberikan aroma harum pada soba.

(15)

8 11.Tepung tapioka

Tepung tapioka biasa digunakan untuk mengentalkan kuah soba. Biasanya

digunakan 1 sendok teh sampai 1 ½ sendok teh.

12.Ikura

Ikura adalah telur dari ikan salmon. Biasa digunakan di Negara-negara Eropa.

Biasa digunakan pada soba sushi sebagai toppingnya.

13.Jamur

Ada dua jenis jamur yang digunakan, yaitu jamur putih da hitam (cokelat).

Jamur dapat memberikan aroma yang kuat pada soba.

14.Tahu

Ada dua jenis tahu yang digunakan pada soba, yaitu aburi-age dan usu-age.

Pada penyajian soba, tahu biasa dicampur dengan telur.

15.Jeruk limau Jepang

Jeruk limau biasa dicampur dengan air daging. Limau dapat memberikan

aroma yang segar pada soba.

3.2 Cara Pembuatan Soba

Secara tradisional, soba dibuat dari buckwheat (gandum hitam) yang digiling

dengan tangan menggunakan penggilingan dari batu bundar yang dapat diputar.

Tepung yang keluar dari celah batu penggilingan dikumpulkan dan dimasukkan

ke dalam wadah lebar dari kayu untuk diaduk.

Tepung dicampur dengan air dan diaduk hingga berbentuk adonan yang bisa

dilebarkan. Adonan lalu dipindahkan ke atas meja kayu yang sudah ditaburi

(16)

9

tepung, kemudian dilebarkan dengan bantuan batang penggilas dan batang

penggulung dari kayu. Bila sudah tipis, lembaran adonan dipindahkan ke atas

talenan untuk dipotong-potong dengan pisau khusus. Lebar soba yang dihasilkan

harus seragam (sekitar 1-2 mm), sehingga penggaris kayu (komaita) digunakan

untuk mengukur lebar mie. Setelah dipotong-potong, soba direbus dan dicuci

dengan air lalu didinginkan terlebih dahulu sebelum dihidangkan.

Pembuatan soba secara tradisional perlu banyak latihan dan pengalaman.

Langkah-langkah pembuatan harus diikuti dengan cermat, karena rasa soba bisa

berbeda bergantung keterampilan orang yang membuat. Bahkan tidak jarang

ditemui orang yang selalu berusaha menyempurnakan keterampilan membuat

soba dan menjadikannya sebagai hobi.

Di era yang serba canggih seperti sekarang ini, pembuatan soba pun

mengalami perkembangan. Selain menggunakan cara tradisional, pembuatan soba

bahkan sudah menggunakan teknologi mesin. Dengan menggunakan mesin, rasa

soba yang dihasilkan tidak sama dengan cara tradisional. Sehingga masih banyak

pembuat soba yang masih sering menggunakan cara trdisional. Karena soba yang

dihasilkan memiliki rasa yang khas dan juga merupakan salah satu hobi dan

kesukaan bagi para pembuatnya.

3.3Cara Penyajian Soba

Tidak hanya bahan-bahan, dan teknik pembuatan, bahkan soba juga

mempunyai cara penyajian. Hal inilah yang merupakan salah satu keunikan dari

soba. Sewaktu dimakan, soba biasanya boleh seruput hingga mengeluarkan

suara.

(17)

10

Cara makan seperti ini merupakan pujian kepada juru masak bahwa makanan

yang dimasaknya enak.

Setelah direbus, soba dihidangkan di atas seiro atau zaru (piring persegi dari

anyaman bambu atau kayu). Soba dimakan dengan cara menyelupnya terlebih

dahulu kedalam saus yang disebut soba tsuyu. Cara makan seperti ini disebut

Tsukemen (mie celup) dan parutan wasabi, lobak, atau jahe yang sering

ditambahkan ke dalam saus sebagai penyedap. Di daerah Kansai, saus sering

ditambah dengan kocokkan telur burung punyuh atau telur ayam mentah. Air

rebusan soba (soba-yu) yang berwarna keruh sering dihidangkan untuk diminum

seperti sup.

Cara penyajian soba ada 2 macam, yaitu sebagai berikut:

1. Cara Penyajian Dingin

a. Morisoba

Soba dingin yang dihidangkan di atas piring dari anyaman bambu, sebelum

makan, terlebih dahulu dicelup ke dalam saus yang bercampur mirin.

b. Zarusoba

Cara penyajiannya mirip marisoba tetapi menggunakan saus yang dicampur

dengan gula sebagai pemanis, dan kadang-kadang ditaburi nori yang dipotong

kecil-kecil.

c. Tensuke-soba

Soba dingin yang dihidangkan bersama Tempura di piring terpisah.

d. Kamo-seiro

(18)

11

Marisoba yang dihidangkan bersama saus berisi potongan daging bebek.

2. Cara Penyajian Hangat

a. Kakesoba

Soba kuah didalam mangkuk besar (donburi). Daun bawang, bubuk cabai

(hichimi-tougarashi) atau potongan kecil kulit jeruk sering ditambahkan

sebagai penyedap.

b. Tsukesoba

Setelah direbus, soba disajikan di atas nampan kecil (zaru). Soba dimakan

setelah dicelup ke dalam kuah hangat yang disebut nuki, dan sering disertai

lauk daging bebek.

c. Kitsune-soba

Soba kuah dengan lauk aburage yang dimasak dengan kuah.

d. Tanuki-soba

Soba kuah yang diatasnya diberi taburan Tenkasu. Kata tanuki dalam

tanuki-soba bukan berarti anjing rakun (tanuki), tetapi berasal dari kata tane-nuki

(tanpa lauk). Tanuki-soba hanya dikenal di daerah Kanto, sedangkan makanan

yang sama di daerah Kansai disebut Haikara-soba (high-color soba).

e. Tsukimi soba

Soba kuah dengan tambahan telur mentah. Disebut tsukimi (bulan purnama)

karena merah telur terlihat seperti bulan purnama.

f. Tororo soba (Yamakake soba)

(19)

12

Soba kuah dengan tambahan putih telur dan parutan umbi Yama-imo.

Diatasnya sering ditambahkan kuning telur mentah sebagai hiasan.

g. Tempura soba

Soba kuah dengan tambahan tempura diatasnya. Sejak pertengahan zaman

Edo sudah dikenal soba kuah dengan tempura udang yang besar dan kakiage

bercampur daging kerang.

h. Kare namban

Soba kuah kari dengan kuah yang dibuat dari dashi (air daging) yang

ditambah bubuk kari dan dikentalkan dengan tepung.

i. Tori namban

Soba kuah lauk daging bebek.

j. Niku soba

Soba kuah dengan lauk daging sapi atau daging babi.

k. Nameko soba

Soba kuah yang berisi jamur Nameko (Pholiota nameko) atau berbagai jenis

jamur lain.

l. Okame soba

Soba kuah dicampur dengan berbagai macam lauk yang disusun meriah

seperti Okame (perempuan dengan rias wajah komikal).

m. Hanamaki soba

Soba kuah dengan nori diatasnya.

(20)

13 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Soba merupakan makanan yang berbahan dasar tepung Buckwheat

(gandum hitam).

2. Sesuai dengan perkembangan zaman, jenis-jenis soba juga mengalami

perkembangan, mulai dari yang paling sederhana sampai soba dengan

bahan tambahan.

3. Cara pembuatan soba sampai sekarang masih banyak yang menggunakan

metode Tradisional.

4. Cara penyajian soba merupakan salah satu keunikan tersendiri tergantung

pada kesukaan pembuat soba maupun penikmat soba.

4.2 Saran

Kepada para pembaca diharapkan memahami bahwa makanan soba juga

mempunyai sejarah, cara membuat bahkan cara penyajian yang khusus. Karena

dengan mengetahui hal-hal tersebut maka cara menikmati soba pun akan terasa

lebih nikmat.

(21)

14

DAFTAR PUSTAKA

De Jong, H. 1972. Buckwheat. Field Crop Abstracts 25 no. 3.

Fujimura, Masao. 1980. Soba no Gijitsu (Soba Technique). Tokyo : Shokuhin

Shuppansha.

Takase, Reibun. 1983. Soba no Hon (The Book of Soba). Tokyo : Bunka

Shuppon Kyoku.

http://www.wikipedia.co.id

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

yang tinggi, menjadi keunggulan dari penggunaan tepung terigu sebagai bahan.. pangan pengganti nasi

Berdasarkan hasil analisis terhadap dua opsi kelayakan investasi yaitu opsi investasi secara konvensional dan secara cloud computing , kesimpulan yang dapat

Hasil yang dapat dikemukakan adalah bahan sistem aliran fluida primer pendingin reaktor yang terdiri dari pipa dan alat. penukar panas (heat exchanger) berpotensi menjadi limbah

Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (factor ekstern) antara lain:.. - Sebab-sebab yang berasal

PERHATIAN: Pemilihan sarung tangan spesifik untuk aplikasi tertentu dan lama pemakaiannya di tempat kerja harus juga memperhitungkan seluruh faktor di tempat kerja, seperti

Untuk bergerak ke depan (baik di darat maupun di udara), pesawat memerlukan daya dorong yang dihasilkan oleh tenaga penggerak atau yang biasa di sebut dengan mesin ( engine ).. Daya

Hukum Pidana Islam menerapkan hukum yang tegas terhadap tindak pidana korupsi maupun hukuman mencuri dan manipulasi data secara diam-diam agar pelaku mendapatkan

than predicted, and due to a smaller shear stress with a delayed time to liquefaction initiation, as well as considering field measurements results from