• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN

PADA PDAM ( PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM )

TIRTANADI CAB. MEDAN KOTA

DRAFT SKRIPSI

ARDRIANSYAH DAULAY

050502221

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

ABSTRAK

Ardriansyah Daulay, 2009. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota. Dra. Marhayanie, M.Si (Pembimbing), Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Komariah Pandia,M.Si. (Penguji I), dan DR. Yeni abash SE, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi (X) Terhadap Stres Kerja (Y) Pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota.

Populasi Penelitian adalah Karyawan pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota. Populasi Penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari 48 orang responden yang merupakan karyawan pada PDAM Tirtanadi Cab Medan Kota. Metode yang digunakan adalah metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel Iklim Organisasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja (Y) pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota.

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya kepada

penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir Tak

lupa Shalawat beriring salam kepada Rasulullah SAW. Sebagai panutan dalam menerangi

jalan kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata- 1 Fakultas

Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara, yang mengangkat masalah

“Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Cabang

Medan Kota”.

Penulis selama melakukan penelitian memperoleh bantuan moril dan materil

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, yang tak

terhingga terutama kepada orang tua saya Ayahanda Drg. H. Armand P Daulay,Mkes dan

Ibunda Drg. Hj. Arlyana Harahap tercinta yang telah memberikan segala pengorbanannya,

doa yang tak henti – hentinya, cinta yang tulus, motivasi, saran dan dukungan baik moril

dan materil dalam kehidupan saya yang tidak dapat dibalas dalam bentuk apapun. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

2.

Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(4)

4.

Dra. Marhayanie, MSi, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas segala

bimbingan dan dukungannya,yang telah banyak mengorbankan waktu,tenaga,dan

pikiran dalam penulisan skripsi ini.

5.

Dra. Komariah Pandia,MSi, selaku dosen penguji I yang telah menguji dan

memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.

6.

Dr. Yenny Absah,MSi, selaku dosen penguji II yang telah menguji dan memberikan

banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.

7.

Abang – abang saya Arwansyah Daulay,SH,MM dan Arief Ludyansyah

Daulay,S.sos, yang selama ini telah banyak memberikan bimbingan,kasih sayang,

dan dukungannya dalam segala hal, baik moril dan materil.

8.

Bapak Drs. Syahril Effendy P, MSi, MA, selaku Direktur Utama PDAM Tirtanadi

yang telah memberikan izin, bantuan dan kemudahan selama proses penulisan ini.

9.

Pegawai Departemen Manajemen,Kak Dani,Kak Vina,Kak Nur dan Bang Jumadi

yang sangat banyak membantu penulis selama proses perkuliahan.

10. Teman – teman mahasiswa Departemen Manajemen terutama, Rachmat

Hadi,Taufik

Akbar,Rifly,Lufti,Bobby,Bayu,Afif,Wendy,Reza,Taufik,Maesa,Teguh,Deddy,Putra

dan semua teman – teman mahasiswa Departemen Manajemen yang tidak dapat di

sebutkan satu persatu.

11. Teman – teman band saya Yogi,Fiza,Yudi,Andri,Sola,Nouri,Rido,Ori terima kasih

sudah setia menemani dan mendukung saya dalam hal apapun.

(5)

13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan

ilmu manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia dan bermanfaat bagi pihak

yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan, kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas ilmiah penelitian ini sangat

penulis harapkan. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat,hidayah serta karunia-Nya

kepada kita semuanya. Amin.

Medan, Desember 2009

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………... i

DAFTAR TABEL………... iii

DAFTAR GAMBAR………... iv

BAB I : PENDAHULUAN

...

1

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Perumusan Masalah ...

4

C.

Kerangka Konseptual ...

4

D.

Hipotesis ...

6

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ...

7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 8

2. Defenisi Operasional Variabel ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 10

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel... 12

6. Jenis Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

9.

Metode Analisis Data ...

14

BAB II : URAIAN TEORITIS ... 16

A.

Penelitian Terdahulu...

16

B.

Pengertian Iklim Organisasi...

17

C. Sifat-sifat Iklim Organisasi ...

18

D. Dimensi-dimensi Iklim Organisai...
(7)

E. Stres Kerja... 23

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 27

A. Sejarah Perusahaan... 27

B. Struktur Organisasi ...………... 31

C. Visi Misi Perusahaan... 33

D. Jumlah Pelanggan... 37

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN.…...……... 38

A. Analisis Deskriptif………...…... 38

B. Uji Validitas dan Realibilitas...….………... 46

C. Metode Analisis Statistik………... .. ... 50

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………... 56

A. Kesimpulan………... 56

B. Saran ………....………... 56

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Absen Karyawan

Tabel 1.2 Keluhan Pelanggan... 3

Tabel 1.3 Skor Pertanyaan...………... 10

Tabel 1.4 Definisi operasional... 12

Tabel 4.1 Usia Responden...……... 38

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden………... 39

Tabel 4.3 Masa Kerja Responden....………... 39

Tabel 4.4 Skor Pernyataan...………... 40

Tabel 4.5 Iklim Organisasi... 41 Tabel 4.6 Stres Kerja... 44 Tabel 4.7 Uji Validitas... 48

Tabel 4.8 Validitas Instrumen... 49

Tabel 4.9 Realibilitas... 50

Tabel 4.10 coefficients ... 50

Tabel 4.11 coefficients... 53

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

ABSTRAK

Ardriansyah Daulay, 2009. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota. Dra. Marhayanie, M.Si (Pembimbing), Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Komariah Pandia,M.Si. (Penguji I), dan DR. Yeni abash SE, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi (X) Terhadap Stres Kerja (Y) Pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota.

Populasi Penelitian adalah Karyawan pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota. Populasi Penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari 48 orang responden yang merupakan karyawan pada PDAM Tirtanadi Cab Medan Kota. Metode yang digunakan adalah metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel Iklim Organisasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja (Y) pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah (wahana)

kegiatan dari orang–orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Tujuan

tersebut pastilah berbeda-beda satu dan lainnya, misalnya dapat berupa laba, pelayanan

sosial, peningkatan pendidikan, pembinaan karir dan sebagainya.

Pengelolaan yang baik dan profesional merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari

siklus hidup suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Untuk itu dalam mencapai

tujuan tersebut seluruh sumber daya yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan

sebaik mungkin, termasuk sumber daya manusia sebagai faktor utamanya.

Stres kerja karyawan merupakan salah satu masalah yang harus dipikirkan oleh setiap

perusahaan. Stres kerja adalah kondisi dinamik yang mana Individu di dalamnya menghadapi

peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang diinginkannya dan hasilnya

dipersepsikan sebagai hal yang tidak pasti tetapi esensial bagi setiap individu (Robbins,

2000:793). Stres kerja akan membawa dampak negatif kepada setiap individu sehingga dapat

mempengaruhi psikologis, fisik, dan perilaku karyawan. Meningkatnya karyawan yang

mengalami stres dalam suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim organisasi yang buruk.

Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan kerja yang dirasakan secara

langsung atau tidak langsung oleh karyawan (Gibson, dkk 2000:702). Iklim tersebut mengitari

dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi. Iklim organisasi terbentuk oleh

(12)

Faktanya secara definitif yang disebut sebagai iklim organisasi itu selalu ada dalam

perusahaan, dan eksistensinya tidak pernah berkurang sedikitpun. Iklim organisasi senantiasa

mempengaruhi seluruh kondisi dasar dan perilaku individu dalam perusahaan, dan pemimpin

adalah faktor paling dominan yang paling mempengaruhi bentuk dari iklim organisasi.

Sehingga berdampak terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan

perusahaan. Salah satu faktor pencapaian tujuan perusahaan adalah kinerja karyawan

perusahaan.

PDAM Tirtanadi adalah salah satu perusahan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

propinsi Sumatera Utara yang bergerak dalam pengelolaan air minum. Setelah menjadi salah

satu perusahaan penyedia air minum terbaik di Indonesia, PDAM Tirtanadi ingin lebih

meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat Sumatera Utara dengan memberikan

pelayananan air bersih setingkat perusahaan air minum kelas dunia dengan menjadi salah

satu PDAM terbaik di Asia Tenggara. Tugas dari PDAM Tirtanadi adalah melayani masyarakat

Sumatera Utara dalam penyaluran air minum secara baik. Untuk melaksanakan tugas ini tentu

dibutuhkan partisipasi karyawan yang dalam hal ini dapat dilihat dalam kinerja karyawan.

Tetapi pada tabel dibawah ini dapat terlihat tingginya absensi yang terjadi di PDAM Tirtanadi

Cab. Medan Kota, dimana hal ini menggambarkan stres kerja karyawan yang cukup tinggi

sehingga sering sekali terjadi absen kerja yang dapat berpengaruh terhadap kinerja.

Tabel 1.1

Tingkat Absensi Maret - Juni 2009

o

Bulan Masuk ( %

)

Absen

(13)

Maret

April

Mei

Juni

96 %

92 %

91 %

89 %

4 %

8 %

9 %

11 %

Sumber : PDAM Tirtanadi, Agustus 2009

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat tingginya absen karyawan. Tingkat

absensi tersebut menggambarkan ada suatu kesalahan atau masalah yang terjadi di dalam

organisasi atau perusahaan tersebut. Banyaknya keluhan pelanggan yang terjadi di PDAM

Tirtanadi cab. Medan Kota menggambarkan adanya masalah yang terjadi didalam kinerja

karyawan. Pada bulan Maret hingga Juni tahun 2009 terjadi peningkatan yang cukup tinggi

pada keluhan pelanggan.

Tabel 1,2

Keluhan Pelanggan

o

Bulan Jumlah

Keluhan

Maret

April

Mei

Juni

372

391

434

468

Sumber: PDAM Tirtanadi cab. Medan Kota

Stres kerja dapat menjadi penyebab utama tingginya tingkat absensi yang

terjadi di PDAM Tirtanadi cab. Medan Kota dan berdampak pada menurunnya kinerja dan

(14)

untuk memilih judul “ Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM

Tirtanadi Cab. Medan Kota “ .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah yang dijadikan

fokus penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah iklim organisasi mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan

Kota” ?

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai fokus

penelitian yang dilakukan dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti, maka dengan

demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu Iklim

Organisasi sebagai variabel X dan Kinerja Karyawan sebagai variabel Y. Kerangka konseptual

dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1.1 : Kerangka konseptual Sumber : gibson, dkk (2000)

A. Iklim Organisasi ( X )

IKLIM ORGANISASI ( X )

1. Kebijakan dan peraturan organisasi

2. Tingkat efektifitas komunikasi 3. Hubungan antar karyawan 4. Tingkat partisipasi pimpinan

STRES KERJA ( Y )

(15)

1 ) Kebijakan dan peraturan organisasi

Kebijakan dan peraturan organisasi yang lebih mementingkan kenyamanan kerja

dan kesejahteraan karyawan akan menyebabkan produktivitas meningkat sehingga

karyawan lebih bersemangat dalam bekerja.

2 ) Tingkat efektifitas Komunikasi

Komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim yang menekankan pada

pentingnya pencapaian tujuan organisasi

3 ) Hubungan antar karyawan

Tingkat hubungan yang baik antara pimpinan dengan para karyawannya dan

antara sesama karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan semaksimal

mungkin

4 ) Tingkat Partisipasi pimpinan

Manajer yang efektif akan menggunakan pendekatan partisipatif dalam

merencanakan, mempengaruhi perubahan, atau memecahkan persoalan biasanya akan

menemukan karyawan-karyawan yang berpengaruh dan menyampaikan kepada mereka

sepenuhnya masalah-masalah, keperluan-keperluan, dan sasaran-sasaran organisasi.

b. Stres Kerja Karyawan (Y)

Stres kerja adalah penderitaan jasmani, mental, atau emosional yang diakibatkan

atas suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan kerja dan merupakan suatu ancaman bagi

agenda pribadi seorang individu. (Pace dan Faules, 2005:343)

(16)

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang mencerminkan hubungan antar

variable yang sedang diteliti dan merumuskan hipotesis yang berbentuk alur yang

dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut :“Iklim organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

stres kerja karyawan PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota“.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

iklim organisasi terhadap stres kerja karyawan pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota.

2. Manfaat Penelitian.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Perusahaan

Memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam

mengatasi stres kerja karyawan dan peningkatan kinerja.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan

memperluas wahana berfikir ilmiah.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan

(17)

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas pengaruh iklim organisasi terhadap stres kerja karyawan

pada PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota dengan responden penelitian adalah seluruh

karyawan PDAM Tirtanadi Cab. Medan Kota.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor

yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Definisi operasional merupakan petunjuk

bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam

sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah iklim

organisasi sebagai variabel bebas dan stres kerja karyawan sebagai variabel terikat. Kedua

variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut.

Tabel 1.3

Tabel Definisi Operasional

Var

iabel

Definisi

Operasional Indikator

Skala Peng ukuran S umber Data Ikli m Organisasi (X) Serangkaia n keadaan lingkungan kerja yang dirasakan secara langsung

atau tidak langsung

oleh karyawan.

1. Kebijakan dan

Peraturan

Organisasi

2. Tingkat efektifitas

Komunikasi

3. Hubungan antar

karyawan

4. Tingkat Partisipasi

Skala

Likert

K

(18)

Str

es Kerja (Y)

terganggun

ya jasmani, mental,

atau emosional

yang diakibatkan

atas suatu

peristiwa yang

terjadi

pimpinan

1. Gejala Fisik 2. Gejala psikologis

3. Gejala prilaku Skala Likert

K

uesioner

a. Iklim Organisasi (Variabel Bebas) yaitu:

Iklim organisasi dapat dipahami sebagai persepsi anggota organisasi tentang norma

organisasi yang berkaitan dengan aktifitas organisasi bersangkutan. Dan menurut gibson

(2000:703), ada beberapa dimensi iklim organisasi yang mempengaruhi stres kerja

karyawan.

Adapun dimensi tersebut yang dapat menjadi indikator iklim organisasi di dalam

suatu organisasi, antara lain:

A. Iklim Organisasi ( X )

1. Kebijakan dan Peraturan Organisasi adalah segala kebijakan dan peraturan

perusahaan yang bersentuhan dengan karyawan. Hal ini berhubungan dengan

kenyamanan dan fasilitas kerja karyawan.

2. Tingkat Efektifitas Komunikasi antara Atasan dengan Karyawan adalah kualitas

dan kuantitas komunikasi atasan pada bawahan dalam lingkungan kerja.

3. Tingkat Hubungan antar Karyawan adalah keakraban antar karyawan dan

(19)

4. Tingkat Partisipasi Atasan terhadap Bawahan adalah frekwensi atasan memotivasi

karyawan, berdiskusi tentang rencana perusahaan, dan memberi solusi terhadap

masalah-masalah yang dihadapi karyawan dalam bekerja.

B. Stres Kerja Karyawan (Y)

Stres kerja adalah penderitaan jasmani, mental, atau emosional yang

diakibatkan atas suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan kerja dan merupakan

suatu ancaman bagi agenda pribadi seorang individu. (Pace dan Faules, 2006:343)

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel

yaitu variabel X (Iklim Organisasi) dan variabel Y (stres kerja) adalah Skala Likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok

tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86).

Keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka setiap pertanyaan akan diberi skala

sangat baik sampai buruk sekali dimana skala tersebut mempunyai poin, seperti contoh di

bawah ini.

Tabel 1.4

Skor Pertanyaan

o.

Pernyataan Skor

.

Sangat setuju 5

.

(20)

.

Kurang setuju 3

.

Tidak setuju 2

.

Sangat tidak

setuju

1

Sumber : (Sugiyono, 2005 : 86)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PDAM Tirtanadi cab. Medan kota jalan

sisingamangaraja no 1 medan. Waktu penelitian dilaksanakan penulis mulai dari bulan

Juni sampai dengan Agustus 2009.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:74) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan pada PDAM

Tirtanadi cab. Medan Kota yang terdiri dari 48 orang.

b. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang ada yang penarikannya

adalah diambil secara sensus yakni 100% dari jumlah populasi (Sugiyono, 2005:74).

Alasan dilakukannya penarikan sampel secara sensus adalah karena kecilnya

jumlah populasi yang ada ditempat dimana diadakan pengujian.

(21)

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dengan cara

wawancara dan penyebaran angket kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah

berupa dokumen perusahaan atau organisasi dan publikasi yang dikumpulkan oleh

pihak atau instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi profil

perusahaan, struktur organisasi dan data yang diperoleh dari hasil pengolahan buku,

teori-teori dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Angket (kuesioner) yaitu dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk

angket tentang iklim organisasi dan kinerja karyawan yang ditunjukkan kepada

responden di objek penelitian yaitu PDAM Tirtanadi cab. Medan Kota

b. Wawancara adalah tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Penulis dalam melakukan penelitian / wawancara menggunakan

daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan oleh

peneliti.

8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini data kuesioner yang ada diuji dalam beberapa tahap

antara lain :

(22)

Uji ini untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian

merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuisioner)

dengan menggunakan software SPSS 13, dimana uji validitas ini dilakukan di

PDAM Tirtanadi cab. Padang bulan

2. Uji Reliabilitas

Uji ini untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuisioner)

menunjukan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama, dimana uji

reliabilitas ini dilakukan pada PDAM Tirtanadi cab. Padang bulan dengan

responden 30 orang.

9. Metode Analisis Data

a. Metode Deskriptif

Metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya,

selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran sebenarnya

mengenai kondisi perusahaan.

b. Metode Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh

Iklim Organisasi terhadap stres kerja karyawan yang dapat dilihat sebagai berikut.

Y = a + bX

Dimana :

Y = Iklim Organisasi a = Nilai Intercept ( konstan)

X = Stres kerja b = Koefisien arah Regresi

(23)

Dilakukan uji t yaitu secra parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang

pengaruh Iklim Organisasi seebagai variabel bebas terhadap stres kerja Karyawan

sebagai variabel terikat.

Kriteria Pengujian :

H0 : ß1 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan dari iklim organisasi terhadap Stres Kerja

karyawan)

H1 : ß1 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan dari iklim organisasi terhadap Stres Kerja

(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Rangkuti ( 2009 ) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi

Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN ( Persero ) wilayah Sumatera cabang Medan, hasil

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa iklim organisasi mempunyai korelasi yang positif

dan signifikan terhadap Kinerja, dengan demikian kinerja dapat timbul dengan adanya iklim

organisasi yang baik.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah iklim organisasi

berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. PLN wilayah Sumatera Utara cabang Medan.

Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai PT. PLN wilayah Sumatera Utara cabang Medan.

B. Pengertian Iklim Organisasi

Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam menyajikan

usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim berbeda dengan organisasi

lainnya. Iklim dapat bersifat menekan, netral atau dapat pula bersifat mendukung, tergantung

bagian mengaturnya, karena itu setiap organisasi selalu mempunyai iklim kerja yang unik.

Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan

iklimnya, sehingga dalam tingkatan tertentu polanya dapat langgeng.

Menurut Davis dan Newstrom (1995 : 23) menyatakan:”Iklim organisasi adalah

lingkungan karyawan suatu organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim mengitari dan 1

(25)

mempengaruhi segala hal yang bekerja dalam organisasi sehingga iklim dikatakan sebagai

suatu konsep yang dinamis”. Menurut definisi diatas kita dapat melihat bahwa iklim adalah

sebuah konsep dinamis yang mempengaruhi keseluruhan organisasi di dalam lingkungan

tempat organisasi itu beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan. Menurut Gibson,

Ivancevich dan Donelly (2000:702) menyatakan:”Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan

lingkungan yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan.”

Menurut Higgins (1998:204) menyatakan bahwa :”Iklim organisasi adalah kumpulan

dari persepsi karyawan termasuk mengenai pengaturan karyawan, keinginan dari pekerjaan

dalam organisasi, dan lingkungan sosial dalam organisasi. Jadi iklim organisasi merupakan

harapan-harapan serta cara pandang individu terhadap organisasi”. Menurut teori

dikemukakan Higgins dapat dikatakan iklim organisasi terbentuk karena adanya persepsi

karyawan mengenai pengaturan karyawan, keinginan organisasi dan lingkungan sosialnya,

atau dengan kata lain iklim organisasi adalah cara pandang karyawan terhadap organisasi.

C. Sifat – Sifat Iklim Organisasi

Menurut Al-Shammri (1998:30), Slocum mengemukakan 4 sifat iklim organisasi, antara

lain :

1. Iklim baik secara organisasi

Individu maupun group, secara keseluruhan bersifat psikologis dan persepsi,

individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari satuan unit sosial.

2. Semua iklim adalah abstrak

Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain dan berbagai

(26)

persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan

pengalaman pribadi orang-orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut.

3. Iklim bersifat abstrak dan perseptual

Maka orang-orang yang memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti

konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam pengamatan

lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat multidimensi akan dihasilkan.

4. Iklim itu sendiri

Iklim itu sendiri disadari lebih bersifat deskriptif daripada evaluatif, jadi peneliti

lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja mereka pada

seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu

bagus atau buruk.

D. Dimensi – Dimensi Iklim Organisasi

Menurut Robins (2000:785), iklim suatu organisasi merujuk pada berfungsinya

organisasi secara keseluruhan dari sudut pandang para karyawan. Dengan demikian, iklim

adalah suatu metafora yang menggambarkan agregat persepsi karyawan individual mengenai

lingkungan organisasi mereka. Dimensi-dimensi tertentu dari iklim memberikan pengaruh

khusus pada kemampuan organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Dimensi-dimensi ini

adalah :

a. Kebijakan dan peraturan organisasi

Kebijakan dan peraturan organisasi yang lebih mementingkan kenyamanan kerja dan

kesejahteraan karyawan akan menyebabkan produktivitas meningkat sehingga karyawan

lebih bersemangat dalam bekerja. Misalnya, pada penelitian yang dikembangkan oleh Elton

(27)

Mayo membuktikan dugaan mereka bahwa kebijakan organisasi untuk menambah

penerangan listrik di lokasi-lokasi produksi akan memacu produktivitas. Hal ini disebabkan

karena karyawan merasa pihak organisasi lebih memperhatikan kenyamanan kerja dan

kesejahteraan karyawan sehingga mereka pun lebih bersemangat dalam bekerja. Suatu iklim

kerja yang kondusif akan menimbulkan pengaruh positif yang sangat besar terhadap

semangat dan hasil kerja.

b. Tingkat efektivitas komunikasi

Komunikasi sangat penting dalam semua kegiatan manajemen, terutama dalam

organisasi, karena dengan adanya komunikasi suatu organisasi dapat mengeluarkan atau

menyampaikan ide-ide juga gagasan dan saling bertukar informasi. Menurut Ivancevich

(2006:121), komunikasi yang efektif dapat menciptakan iklim yang menekankan pada

pentingnya pencapaian tujuan organisasi. Contoh dari tingkat efektivitas komunikasi adalah

Carlson diangkat sebagai direktur utama United Airlines sejak tahun 1970. Saat itu

perusahaan tengah dililit kesulitan, dan pendapatannya terus menerus merosot.

Carlson sadar bahwa sebelum membuat langkah perombakan ia harus mengetahui

dengan pasti segala sesuatu yang terjadi di tingkat operasional. Untuk memperoleh semua

informasi yang dibutuhkan serta memperlihatkan itikad baiknya, Carlson mengadakan

inspeksi keliling secara langsung. Akan tetapi begitu sampai di lapangan, ia begitu sulit

memperoleh informasi yang diperlukan. Karena itu ia mulai mengadakan pendekatan pribadi

dan membicarakan segala sesuatu yang semula dianggap terlalu pribadi dengan setiap

karyawan yang ditemuinya..

c. Tingkat hubungan antara karyawan

Tingkat hubungan yang baik antara pimpinan dengan para karyawannya dan

(28)

mungkin. Salah satu contoh betapa pentingnya tingkat hubungan antara karyawan adalah

Presiden direktur Giant Food’s Co., Izzy Cohen, senantiasa memperlakukan setiap

karyawannya, mulai dari wakil presiden direktur hingga karyawan yang terendah, sebagai

mitra kerja yang setara. Cohen jauh lebih mementingkan hubungan antara sesama pekerja

daripada hasil kerja itu sendiri. Menurut Cohen, hubungan yang baik dan harmonis antara

sesama pekerja merupakan sesuatu yang paling penting. Lagipula, Cohen berkeyakinan

bahwa apabila hubungan antar segenap pegawai dan pimpinan perusahaan telah terbina

dengan baik, maka hasil kerja yang maksimal dengan sendirinya akan tercipta.

Cohen benar-benar berhasil menciptakan iklim positif yang untuk mendukung

pelaksanaan tugas. Para pegawai benar-benar turut merasa sebagai pemilik perusahaan.

Dengan merasa turut memiliki, mereka senantiasa terdorong untuk bekerja sebaik mungkin.

d.. Tingkat partisipasi karyawan

Menurut Kossen (2002:191), manajer yang efektif akan menggunakan

pendekatan partisipatif dalam merencanakan, mempengaruhi perubahan, atau memecahkan

persoalan biasanya akan menemukan karyawan-karyawan yang berpengaruh dan

menyampaikan kepada mereka sepenuhnya masalah-masalah, keperluan-keperluan, dan

sasaran-sasaran organisasi. Kemudian manajer yang partisipatif akan menanyakan

gagasan-gagasan kelompok tentang melaksanakan perubahan. Salah satu contoh keefektifan tingkat

partisipasi karyawan adalah adanya perusahaan memiliki rangkaian lima manual yang harus

diketahui dan digunakan oleh seluruh karyawan dalam toko-tokonya. Para karyawan didorong

untuk membuat proposal guna meningkatkan isi manual tersebut (dan juga bagaimana

mengoperasikan toko-tokonya). Segera setelah sarannya diterima, dibuat prosedur yang ketat

dalam berurusan dengannya. Saran yang dianggap baik oleh para manajer toko dan eksekutif

(29)

karyawan yang memberikan saran yang baik diberi imbalan, dan pemberitahuan tentang

saran dan nama orangnya dipasang dalam papan pengumuman Menurut Kossen (2002:192),

partisipasi oleh manajer sering menghilangkan rasa permusuhan dan perlawanan dan,

sebaliknya, menciptakan iklim sikap-sikap kerjasama yang cenderung meningkatkan pengaruh

para manajer atas bawahannya.

E. Stres Kerja

Ada beberapa alasan mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu

diselesaikan pada saat ini (Nimran,1999:79-80), antara lain:

a. Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini sering dibicarakan, dan posisinya

sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas kerja karyawan.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi sehingga perlu disadari dan

dipahami keberadaannya.

c. Pemahaman sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap

cara-cara mengatasinya, penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam

organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.

d. Individu pasti merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai

atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf

yang amat rendah.

e. Zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini menuntut manusia untuk

mempunyai kinerja yang lebih baik. Peralatan kerja yang semakin modern dan

efisien, dan di lain pihak beban kerja pada satuan organisasi juga semakin bertambah

sehingga menuntut energi karyawan lebih besar dari sebelumnya. Dampak dari

(30)

1. Pengertian Stres

Menurut Siagian (2003:300), mengemukakan bahwa stres merupakan kondisi

ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

Gejala stres di tempat kerja dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut:

(Nimran, 2006: 93)

a. Kepuasan kerja rendah

b. Kinerja yang menurun

c. Tidak mempunyai semangat kerja

d. Komunikasi tidak berjalan dengan baik

e. Melakukan tugas-tugas yang tidak produktif

f. Kurangnya kreatifitas

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang

dimana karyawan terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian

dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan).

2. Pengertian Stres Kerja

Menurut Luthans (dalam Imatama, 2006:18) mendefinisikan bahwa Stres sebagai

suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan

proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang

terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap

individu dalam menghadapinya dapat berbeda.

Masalah stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting

(31)

perlu sedini mungkin diatasi oleh seorang pimpinan, agar hal-hal yang merugikan perusahaan

dapat diatasi. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

berpikir, dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan

merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, dan tidak dapat

relaks atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif.

Terjadinya stres kerja disebabkan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik

kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada

semua kondisi pekerjaan, adanya beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan

stres seorang karyawan.

3. Kategori Penyebab Stres Kerja

Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressors. Stres bisa disebabkan

oleh satu stessor, biasanya keryawan mengalami stres karena kombinasi stressors. Ada dua

kategori penyebab stres, yaitu on-the-job dan off-the-job (Handoko, 2000:200-201)

Kondisi pekerjaan di perusahaan bisa menyebabkan stres, tetapi hal ini tergantung

pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan

mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan

menolaknya. Kondisi kerja yang menyebabkan stres bagi karyawan dinyatakan sebagai

penyebab stres “on the job”, antara lain :

a. Beban kerja yang berlebihan

b. Tekanan atau desakan waktu

c. Buruknya kualitas supervisi

d. Iklim politis yang tidak aman

e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai

(32)

g. Kemenduaan peranan(role ambiguity)

h. Frustasi

i. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan

Stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di luar

perusahaan. Penyebab-penyebab stres “off-the-job”antara lain:

a. Kekuatiran finansial

b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

c. Masalah-masalah fisik

d. Masalah-masalah perkawinan

e. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara

4. Gejala Adaptasi Umum

Ada 3 (tiga) tingkatan yang berbeda dari respon atau tanggapan seseorang terhadap

stres yaitu alarm (alarm), perlawanan (resistance), dan peredaan (exhaustion). Pertama,

tahap peringatan dini atau alarm. Tahap ini merupakan awal dari reaksi tubuh terhadap

adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu

pesan biokimia yang ditandai dengan adanya gejala seperti otot menegang, tekanan darah

meningkat, denyut jantung meningkat dan lain sebagainya. Sejalan dengan terus

berlangsungnya stres, maka tahap selanjutnya adalah tahap kedua yaitu tahap perlawanan.

Tahap ini ditandai dengan adanya gejala, ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan lain

sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres.

Perlawanan terhadap stres sering menimbulkan kecelakaan, pengambilan keputusan yang

(33)

ini akan muncul berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner,

penyakit gula darah, dan sebagainya

5. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan

Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi

karyawan. Pengaruh yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat

menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Usaha mengatasi stres dapat berupa

perilaku melawan stres (fight) atau berdiam diri (freeze). Reaksi ini biasanya dilakukan secara

bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan seperti ini di tempat kerja

merupakan gejala individu yang mengalami stres, antara lain:

a. Bekerja melewati batas kemampuan

b. Keterlambatan masuk kerja

c. Tingkat absensi yang meningkat

d. Kesulitan membuat keputusan

e. Kesalahan yang fatal

f. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan

g. Lupa dengan janji yang dibuat

h. Kesulitan berhubungan dengan orang lain

i. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat

j. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, dan

radang pernafasan.

6. Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan

Menurut Siagian (2003:301), mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan

yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Dampak negatif yang ditimbulkan

(34)

a. Terjadinya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional

b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja

c. Menurunkan tingkat produktivitas

d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial dialami

perusahaan disebabkan ketidakseimbangan antara produktivitas dengan biaya yang

dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

7. Mengelola Stres Kerja Karyawan

Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individu

dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu penting dilakukan karena stres dapat

mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Pendekatan organisasi

bukan saja karena alasan kemanusiaan tetapi juga karena pengaruhnya terhadap prestasi

semua aspek dari organisasi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Perbedaan

penanggulangan stres antara pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak

dibedakan secara tegas, pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi,

maupun kedua-duanya.

Menurut Siagian (2003:302-303) mengemukakan bahwa ada berbagai langkah yang

dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain :

a. Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan menghadapi

berbagai stres.

b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga mereka

mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam bentuk apa jika

(35)

c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya gejala-gejala

stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil langkah-langkah tertentu

sebelum stres itu berdampak negatif terhadap prestasi kerja para bawahannya.

d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres.

e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka benar-benar

diikutsertakan untuk mengatasi stres yang dihadapinya.

f. Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi

sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.

g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa sehingga

berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat dielakkan.

(36)

BAB III

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PDAM Tirtanadi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan

Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan

Belanda pada tanggal 23 September 1905 dengan nama NV. Waterleiding Maatschappij Ayer

Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Meskipun telah melalui zaman

penjajahan Belanda dan Jepang, dan selanjutnya memasuki masa kemerdekaan Republik

Indonesia, Perusahaan masih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

berkelanjutan.

Status dan nama perusahaan telah berganti-ganti dan berdasarkan peraturan

Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No: 11 tahun 1979 yang berpedoman

kepada Undang-undang No: 5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Perda No: 11

tahun 1979 ini disempurnakan lagi dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No: 25 tahun 1985,

dan selanjutnya disempurnakan dengan Perda No: 6 tahun 1991, dilakukan perubahan

Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara yang mengatur bahwa Perusahaan Daerah Air

Minum Tirtanadi selain mengelola air bersih juga mengelola air limbah. PDAM Tirtanadi telah

banyak mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan, diantaranya, selain melayani

kebutuhan air bersih di kota Medan dan sekitarnya, juga melakukan kerjasama operasi dan

kerjasama manajemen dengan beberapa Pemerintah Daerah/PDAM di Propinsi Sumatra

Utara. Kerjasama ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada 3

(37)

masyarakat sebagaimana diatur dalam Perda No. 3 tahun 1999, direalisasikan pada tanggal 17

Juli 1999 dengan penandatanganan naskah perjanjian kerjasama pembentukan beberapa

cabang PDAM Tirtanadi di daerah kabupaten, antara lain Kabupaten Deli Serdang,

Simalungun, Toba Samosir, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias dan Tapanuli Selatan.

Perjanjian kerjasama tersebut berbentuk Kerjasama Operasional (KSO) selama 25 tahun, serta

Kerjasama Management (KSM) dengan Pemerintah kabupaten Labuhan Batu dan Pemerintah

kabupaten Dairi. Diharapkan kerjasama ini akan meningkatkan mutu pelayanan air bersih di

daerah tersebut.

Pelayanan PDAM Tirtanadi, baik di kota Medan dan sekitarnya maupun di

daerah KSO/KSM, jumlah penduduk yang dilayani juga mengalami peningkatan yang cukup

pesat. Sebagai gambaran bahwa pada tahun 2004 PDAM Tirtanadi medan mempunyai

335,339 pelanggan yang melayani ± 53.4.% penduduk didaerah pelayanan, terdiri dari

294,821 pelanggan di kota Medan dan sekitarnya, serta 40,518 pelanggan di daerah

pelayanan KSO/KSM. Khusus wilayah Kota Medan dan sekitarnya, PDAM Tirtanadi sudah

melayani ± 79,5% dari jumlah penduduk yang ada. Disamping mengelola air bersih, PDAM -

Tirtanadi juga diberikan tugas untuk mengelola pembuangan air limbah (sewerage) di kota

Medan yang pada akhir tahun 2004 telah melayani pelanggan sebanyak 9,957 sambungan.

Secara garis besar daerah operasional PDAM Tirtanadi dikelompokkan

menjadi 2 bagian, yaitu :

2. Wilayah Pelayanan I (Kota Medan dan sekitarnya) yang terdiri dari cabang-cabang

a. Cabang Utama

b. Cabang Sei Agul

c. Cabang Padang Bulan

(38)

e. Cabang Belawan

f. Cabang Tuasan

g. Cabang Sunggal

h. Cabang Deli Tua

i. Cabang H.M. Yamin

j. Cabang Diski

k. Cabang Amplas

3. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) dengan tujuh

PDAM/Pemerintah Kabupaten pada tahun 1998 dan 1999, wilayah pelayanan PDAM

Tirtanadi bertambah sebanyak 7 cabang sehingga dari 12 cabang menjadi 19 cabang.

Ketujuh cabang yang dibentuk berdasarkan perjanjian KSO tersebut adalah:

a. Cabang Deli Serdang dengan wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Lubuk Pakam,

Perbaungan, Tanjung Morawa, Tembung, Batang Kuis dan Pantai Cermin.

b. Cabang Tapanuli Tengah dengan wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Pandan.

c. Cabang Tapanuli Selatan dengan wilayah pelayanan meliputi seluruh wilayah pelayanan

PDAM Tambusai (tidak termasuk wilayah yang diserahkan ke Kabupaten Mandailing

Natal sebagai pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan).

d. Cabang Nias dengan wilayah pelayanan meliputi kota Gunung Sitoli.

e. Cabang Toba Samosir dengan wilayah pelayanan meliputi kecamatan yang semula

masuk sebagai wilayah pelayanan PDAM Mual Natio Kabupaten Tapanuli Utara.

f. Cabang Mandailing Natal dengan wilayah pelayanan seluruh kecamatan yang semula

merupakan wilayah pelayanan PDAM Tambusai Kabupaten Tapanuli Selatan yang

diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal.

(39)

B. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan suatu alat yang digunakan oleh perusahaan guna

mencapai tujuan yang telah digariskan. Pada umumnya struktur organisasi pada suatu

perusahaan berbeda dengan perusahaan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini tergntung dari jenis perusahaan dan luas perusahaan

serta factor-faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan.

Struktur organisasi akan memperlihatkan pembagian tugas, pelaksanaan

tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yangn mencerminkan hubungan antara

atasan dan bawahan yang rasional agar dapat memberikan kesempatan untuk mengambil

keputusan yang tepat dalam menjalankan perusahaan. Penetapan struktur organisasi yang

tetap dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan, sebaliknya struktur organisasi yang

tidak tepat akan mengakibatkan pemborosan bagi perusahaan.

Berdasarkan surat Gubernur Sumatera Utara No.539/0086/K/2007 tanggal 1 Februari

2007 telah ditetapkan susunan Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi yang baru untuk periode

2007-2010 sebagai berikut:

a. Ketua merangkap anggota : Drs. Muhyan Tambuse

b. Sekretaris merangkap anggota : Nelson Parapat, S.H.

c. Anggota : Drs. H. Nizar Syarif

Prof. DR. Ir. Hj. Darmayanti Lubis

(40)

Susunan Direksi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara periode 2006-2010 dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara

No. 539/1691/K/Tahun 2006 tanggal 21 September 2006, sebagai berikut:

a. Direktur Utama : Drs. H. Syahril Effendy P, Msi, MA

b. Direktur Adm / Keuangan : Mangindang Ritonga, S.E.

c. Direktur Perencanaan/Prod : Ir. Subahri Ritonga, M.M.

d. Direktur Operasi : Ir. T. Fahmi Johan, M.M.

C. Visi Misi Perusahaan

1. Latar belakang Perumusan Visi

PDAM Tirtanadi Setelah menjadi salah satu perusahaan penyedia air minum

terbaik di Indonesia, PDAM Tirtanadi ingin lebih meningkatkan pelayanannya kepada

masyarakat Sumatera Utara dengan memberikan pelayananan air bersih setingkat operator

kelas dunia dengan menjadi salah satu PDAM terbaik di Asia Tenggara. Pemilihan wilayah Asia

Tenggara dianggap strategis dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan negara Indonesia

dan memiliki banyak persamaan karakteristik dengan negara Indonesia.

PDAM Tirtanadi juga memberikan pelayanan pengelolaan air limbah selain

sebagai perusahaan penyedia air minum. Pengelolaan air limbah juga akan dilakukan dengan

mengacu kepada standar nasional yang berlaku di Indonesia maupun internasional. Dengan

latar belakang tersebut, PDAM Tirtanadi merumuskan visi untuk menjadi salah satu

perusahaan penyedia air minum unggulan di Asia Tenggara. Visi kedua yang dirumuskan

PDAM Tirtanadi adalah menjadi perusahaan pengelola air limbah terbaik di Indonesia.

(41)

Visi merupakan harapan dan cita-cita yang akan diwujudkan oleh perusahaan

di masa depan dalam jangka waktu menengah dan panjang. Visi ini akan membentuk

perusahaan di masa yang akan datang dan memberikan arah bagi perkembangan perusahaan.

Beberapa uraian visi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Langkah awal untuk dapat menjadi perusahaan penyedia air minum di dunia adalah

dengan menjadi salah satu PDAM yang dikenal di wilayah Asia Tenggara.

b. Harapan untuk menjadi penyedia air bersih tingkat dunia dapat dicapai

dengan

melaksanakan berbagai usaha yang dituangkan dalam misi.

3. Misi Perusahaan

a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan

kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

b. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

c. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan Prima.

d. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara

optimal.

e. Mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran, transparansi,

akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good Corporate

Governance.

f. Menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi

Sumatera Utara.

g. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

h. Menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan

(42)

4. Latar Belakang Perumusan Misi

Misi merupakan penjabaran dan perwujudan dari visi yang telah dirumuskan

oleh PDAM Tirtanadi. Untuk mencapai visi yang telah dirumuskan di atas, PDAM Tirtanadi

merasa perlu untuk membuat langkah-langkah yang dituangkan dalam misi perusahaan.

Visi dan misi harus sejalan sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. Visi dan misi ini

dirumuskan setelah perusahaan mengetahui kekuatan, kelemahan perusahaan serta telah

dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

PDAM Tirtanadi meyakini bahwa untuk menjadi salah satu perusahaan

penyedia air minum unggulan di Asia Tenggara maka perusahaan harus melakukan

langkah-langkah sebagai berikut: Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat

dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan, mengembangkan

air siap minum, meminimalkan Keluhan Pelanggan melalui pelaksanaan Pelayanan Prima,

mengembangkan karyawannya sebagai aset strategis perusahaan, menerapkan

prinsip-prinsip good corporate governance dan melaksanakan aktivitas perusahaan yang

berwawasan lingkungan. Di samping itu, misi yang ingin dicapai PDAM Tirtanadi adalah

menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara dan mampu

menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara serta terus

mengembangkannya di masa yang akan datang.

5. Penjelasan Misi

Implementasi misi yang telah dirumuskan tidak mungkin berjalan tanpa

adanya hambatan maupun tantangan. Maka dari itu, hendaknya pelaksanaan misi ini

(43)

Misi yang dirumuskan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perusahaan diharapkan mampu memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat

Sumatera Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi

persyaratan.

2. Perusahaan perlu mengembangkan air siap minum untuk memperluas pangsa pasarnya.

3. Pelanggan merupakan aset perusahaan, maka dari itu, kepuasan pelanggan adalah hal

yang utama. Perusahaan berupaya untuk mencapai keluhan pelanggan yang minimal

atas pelayanan PDAM Tirtanadi. Untuk itu, pelayanan yang diberikan kepada pelanggan

seharusnya dilakukan dengan sistem pelayanan prima.

4. Karyawan merupakan aset strategis perusahaan, sebab karyawan adalah “mesin

penggerak” kegiatan perusahaan untuk pencapaian tujuannya. Untuk itu perlu

dilakukan pengembangan karyawan secara optimal sehingga pelayanan kelas dunia

dapat dicapai oleh PDAM Tirtanadi.

5. Menjadi perusahaan yang sehat, PDAM Tirtanadi menyadari pentingnya penerapan

prinsip-prinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas dalam

operasional perusahaan. Prinsip kewajaran (fairness) mengarah kepada tingkat

kewajaran kegiatan-kegiatan operasional perusahaan dan adanya prinsip keadilan bagi

seluruh pihak (manajemen, stakeholder dan pegawai). Prinsip transparansi mengarah

kepada keterbukaan perusahaan mengenai kondisi perusahaan, terutama keterbukaan

terhadap stake-holder. Akuntabilitas mengarah kepada adanya laporan-laporan dan

perhitungan yang wajar terhadap kegiatan perushaan. Responsibilitas mengacu kepada

adanya pertanggungjawaban terhadap seluruh kegiatan perusahaan terhadap

(44)

6. Sebagai perusahaan yang sehat, maka diharapkan PDAM Tirtanadi dapat memberikan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

7. Melaksanakan kegiatan usaha dengan memperhatikan kelestarian dan kesehatan

lingkungan.

8. PDAM Tirtanadi selain memiliki fungsi sebagai penyedia air minum, PDAM Tirtanadi

juga memiliki fungsi sebagai perusahaan pengelola air limbah. Misi yang harus

dilakukan PDAM Tirtanadi sejalan dengan hal ini adalah dengan menjalankan

pengelolaan air limbah dan mengembangkannya secara optimal di masa yang akan

(45)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Penelitian ini

dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuesioner kepada 48 orang responden,

dimana responden yang menjawab penelitian ini adalah karyawan pada PDAM Tirtanadi

Cabang Medan Kota. Adapun jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 26 butir pertanyaan,

yang terdiri dari variabel X dan variabel Y. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, kuesioner

disebar kepada responden yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh Iklim

Organisasi terhadap Stres Kerja karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Medan kota. Berikut

adalah data dari 48 orang responden pada penelitian yang telah dilakukan, yaitu :

1. Deskriptif Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat dari segi usia, jenis kelamin,

dan masa kerja.

[image:45.612.138.459.493.660.2]

1. Usia Responden

Tabel 4.1

Usia Responden

Usia Jumlah

Responden

Persentase

21-32 9 18,75

33-44 21 43,75

45-56 18 37,5

Jumlah 48 100

(46)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang berusia antara 21-32 tahun

sebanyak 18,75%, responden yang berusia antara 33-44 sebanyak 43,75% dan responden

yang berusia 45-56 sebanyak 37,5%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

telah memasuki usia yang tua.

[image:46.612.137.460.263.374.2]

2. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.2

Jenis Kelamin Responden

Jenis

Kelamin

Jumlah

Responden

Persentase

Laki-Laki 37 77

Perempuan 11 23

Jumlah 48 100

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, juni 2009

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam

penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 orang dengan persentase sebesar

77% dan responden perempuan sebanyak 11 orang dengan persentase sebesar 23%. Hal ini

menunjukkan bahwa para responden umumnya memiliki jenis kelamin laki-laki.

3. Masa Kerja Responden.

Tabel 4.3

Masa Kerja Responden

Lama Bekerja

(Tahun)

Jumlah Persentase%

1-10 15 31

11-20 30 63

[image:46.612.160.491.587.712.2]
(47)

Total 48 100

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, juni 2009

Pada Tabel 4.3 menunjukan lama bekerja responden 1-10 Thn sebanyak 31%, 11-20

Thn sebanyak 63%, dan lebih dari 20 Thn sebanyak 6%. Ini menunjukan bahwa karyawan

PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota pada umumnya telah bekerja lebih dari 10 tahun.

2. Deskriptif Variabel

Secara deskriptif persentase hasil penelitian dengan variabel-variabel

yang diteliti terdiri dari variabel independen : Iklim Organisasi (X) dan variabel

dependen : Stres Kerja karyawan (Y). Tanggapan responden diukur dengan

[image:47.612.171.441.416.706.2]

menggunakan Skala Likert dengan 5 skor jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.4

Skor Pertanyaan

o.

Pernyataan Skor

.

Sangat Setuju 5

.

Setuju 4

.

Kurang Setuju 3

.

Tidak Setuju 2

.

Sangat Tidak

Setuju

(48)

Sumber : (Sugiyono, 2006 : 86)

hasil jawaban dari butir-butir instrumen kuesioner dari variabel yang diteliti

adalah sebagai berikut

[image:48.612.109.524.188.705.2]

1. Iklim Organisasi (X)

Tabel 4.5

Iklim Organisasi B

utir

Frekuensi

TS S S S

%

1

0 5 4 0 7

3

5

2

2 6 4 6

3

4

3

2 6 4 6

3

4

4

4 0 4

5

0

5

7 2 6 8

3

7

6

0 2 7 1

2

3

7

4 0 0

4

2

8

2 0 2 2

2

6

9

12 5 4 1

4

1

0 4 9 2 6 2

2

5

(49)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 40 orang responden untuk

variabel iklim organisasi pada Tabel 4.5, yaitu:

a. Pada butir 1 (Fasilitas tidak sesuai beban kerja) 15% menjawab Kurang Setuju, 50% Setuju,

dan 35% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban Sangat

Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

b. Pada butir 2 (perusahaan tidak memperhatikan nasib karyawan) 12% menjawab Kurang

Setuju, 54% Setuju, 34% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

c. Pada butir 3 ( Tingkat komunikasi tidak berjalan baik ) 12% menjawab Kurang Setuju, 54%

menjawab Setuju, dan 32% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

d. Pada butir 4 ( komunikasi sering salah pengertian ) 0% menjawab Kurang Setuju, 50%

menjawab Setuju, 50% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang

memilih alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

e. Pada butir 5 ( Perhatian rekan-rekan sangat kurang ) 17% menjawab Kurang Setuju, 46%

menjawab Setuju, dan 37% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada yang

memilih jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

f. Pada butir 6 ( Tidak mengenal seluruh karyawan ) 10% menjawab Kurang Setuju, 67%

menjawab Setuju, 23% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang

(50)

g. Pada butir 7 ( Persaingan tidak sehat ) 8% menjawab Kurang Setuju, 50% menjawab

Setuju, 42% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih

alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

h. Pada butir 8 (Kurang bimbingan dari pimpinan) 12% menjawab Kurang Setuju, 62%

menjawab Setuju, dan 26% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

i. Pada butir 9 (Sulit berkomunikasi dengan pimpinan) 25% menjawab Kurang Setuju, 71%

menjawab Setuju, dan 4% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

j. Pada butir 10 (kurang perhatian pimpinan terhadap kantor) 29% menjawab Kurang

Setuju, 46% menjawab Setuju, 25% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada

responden yang memilih alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

[image:50.612.109.523.447.703.2]

2. Stres Kerja Karyawan (Y)

Tabel 4.6 Stres Kerja Karyawan B

utir

Frekuensi

TS S S S

%

1

0 0 2 7 1

2

3

2

9 7 6 2

2

5

3

4 9 4 0 0

2

1

4

4 9 0 2 4

2

9

(51)

0 3 9 0 1

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, juni 2009

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 48 orang responden untuk

variabel media komunikasi pada Tabel 4.6, yaitu:

a. Pada butir 1 (Ruang kerja tidak layak) 10% menjawab kurang setuju, dan 67%

menjawab setuju, dan 23% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang

memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.

b. Pada butir 2 (Kurang konsentrasi didalam bekerja) 19% menjawab kurang setuju, 56%

menjawab setuju, dan 25% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada

responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.

c. Pada butir 3 (terganggunya kesehatan akibat bekerja) 29% menjawab kurang setuju,

50% menjawab setuju, dan 21% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada

responden yang memilih alternatif jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.

d. Pada butir 4 (Suasana takut didalam perusahaan) 29% menjawab kurang setuju, dan

42% menjawab setuju, dan 29% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada

yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.

e. Pada butir 5 (keinginan meninggalkan perusahaan) 10% menjawab kurang setuju,

69% menjawab setuju, dan 21% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada

responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian peneliti yang

dilakukan harus baik juga.perencanaan yang matang mutlak di perlukan dan alat-alat

(52)

diperoleh dengan penggunaan instrument dapat menjawab tujuan penelitian. Reliael artinya

data yang diperoleh konsisten atau stabil. Pegujian. Agar data yang diperoleh valid dan

reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilkukan dengan mengguanakan program SPSS versi 15.0 dengan

kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30

orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan

[image:52.612.171.500.438.691.2]

tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361

Tabel 4.7

Ite m-Total Sta tisti cs

100,5333 79,844 ,411 ,963

100,0667 73,306 ,879 ,959

100,5333 79,844 ,411 ,963

100,0333 77,275 ,413 ,964

100,0667 73,306 ,879 ,959

100,5333 79,844 ,411 ,963

100,0333 77,275 ,413 ,964

100,0667 73,306 ,879 ,959

101,0333 71,964 ,921 ,959

100,0333 77,275 ,413 ,964

100,5333 79,844 ,411 ,963

101,0333 71,964 ,921 ,959

100,9667 71,413 ,897 ,959

100,0333 77,275 ,413 ,964

100,5333 79,844 ,411 ,963

VA R00001 VA R00002 VA R00003 VA R00004 VA R00005 VA R00006 VA R00007 VA R00008 VA R00009 VA R00010 VA R00011 VA R00012 VA R00013 VA R00014 VA R00015

Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

(53)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor

total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui

validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item total correlation yang

merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas

df = 20, sehingga r (0,05;20), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.8 juga menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid, yang

dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item-Total Correlation yang pada keseluruhan butir

lebih besar dari rtabel (0,361). Sehingga diperoleh 20 pertanyaan valid yang dapat digunakan

[image:53.612.124.483.357.704.2]

untuk melakukan penelitian, seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Validitas Instrumen

Corrected

Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Validitas

P

1

0,528 0,361 Valid

P

2

0,843 0,361 Valid

P

3

0,528 0,361 Valid

P

4

0,950 0,361 Valid

P

5

0,843 0,361 Valid

P

6

0,528 0,361 Valid

(54)

Reliability Statistics

,963 15

Cronbach's

Alpha N of Items

7

P

8

0,843 0,361 Valid

P

9

0,932 0,361 Valid

P

10

0,996 0,361 Valid

P

11

0,528 0,361 Valid

P

12

0,932 0,361 Valid

P

13

0,950 0,361 Valid

P

14

0,950 0,361 Valid

P

15

0,528 0,361 Valid

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, juni 2009

2. Uji Reliabilitas

Ghozali (2005), suatu kontruk atau variable dinyatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15 dengan kriteria sebagai

[image:54.612.123.485.73.429.2]

berikut :

Tabel 4.9

(55)

Coeffi cientsa

21,578 8,224 2,624 ,012

,281 ,121 ,323 2,318 ,025

(Const ant) ED Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: Kinerja a.

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,963 dan rtabel sebesar 0,60.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,963 > 0,60)

maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

C. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 15 dengan

tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel be

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1,2 Keluhan Pelanggan
Tabel Definisi Operasional
Tabel 4.1 Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja (Inventory Conversion Period, Receivable Collection Period, Payables

(2) PJTKI bertewajiban rmelaporkan kepada Bupati/Walikota melalui Dinas Tenaga Kerja setiap pengiriman tenaga kerja perempuan baik yang bekerja di dalam maupun di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adult attachment style dan kesiapan menjadi orang tua pada masa dewasa awal.. Penelitian ini menggunakan

Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke

Kemakmuran pemegang saham meningkat bila harga saham yang dimilikinya meningkat. Harga pasar saham yang terbentuk dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: earning per share,

Oleh karena itu Istana Kepresidenan Republik Indonesia Bogor turut mengikuti perkembangan teknologi informasi dengan membuat web site Istana Kepresidenan Republik Indonesia Bogor

According to Wagiu (2011), the purposes of reclamation are 1) to get back a piece of land that was once destroyed by waves or abrasion, 2) to develop new area in coastal

Culuh Darlte