Nuraini
ABSTRAK
PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh Nuraini
Pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 13
Bandar Lampung merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung
tahun pelajaran 2013/2014.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penulis mendeskripsikan hasil penelitian dan analisisnya terhadap tahapan
kegiatan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung, penulis menganalisis perencanaan, pelaksanaan, dan
Nuraini
siswa dalam pembelajaran. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini,
penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan tiga tahap kegiatan pembelajaran. Ketiga tahap kegiatan tersebut ialah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia mengikuti format RPP kurikulum 2013. Pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa beberapa kegiatan guru telah memenuhi konsep pembelajaran kurikulum 2013. Kegiatan siswa dalam
pembelajaran meliputi aktivitas mengamati berupa mengamati media pembelajaran, yaitu media cetak yang berupa teks eksplanasi dan teks eksposisi. Berdasarkan pemodelan yang diberikan, siswa diminta untuk menemukan
perbedaan struktur dan ciri dari kedua teks tersebut. Aktivitas menanya berupa pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru hanya sekedar menanyakan kejelasan tentang tugas. Aktivitas mengumpulkan informasi berupa
mengumpulkan data melalui sumber belajar, penjelasan guru, dan hasil diskusi bersama teman sekelompok dan setiap siswa dalam kelompok berusaha
menyumbangkan pendapat dan pemikiran mereka dalam membuat argumentasi. Selanjutnya aktivitas menalar berupa aktivitas yang mengarahkan siswa untuk mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari berbagai sumber. Aktivitas
Nuraini
Penelitian yang berikutnya mengenai penilaian pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran memahami teks eksplanasi terdiri atas dua penilaian, yaitu penilaian sikap dan penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan dua soal tes
viii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 8 Maret 1991.
Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara, buah kasih dari pasangan Bapak Hariri dan ibu Surifah. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak
(TK) Dwi tunggal Bandar Lampung pada tahun 1997 dan dilanjutkan ke Sekolah Dasar (SD).
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SDN 6 Penengahan Bandar Lampung
pada tahun 1998-2004. Lulus dari Sekolah Dasar (SD), penulis melanjutkan ke jenjang menengah pertama di SMP Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan
diselesaikan pada tahun 2007. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, dan diselesaikan tahun 2010.
Tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan terdaftar
sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
ix
ix
Pengalaman mengajar penulis di dapat ketika melaksanakan Praktik Pengalaman
PERSEMBAHAN
Dengan penuh ketulusan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang ku
sayangi.
1. Ayah tercinta yang selalu mengusahakan kebutuhanku dan memberi dukungan
terbesar untuk meraih cita-cita.
2. Ibundaku tersayang yang selalu mendoakanku disetiap sujudnya dan selalu menasehatiku agar menjadi pribadi yang baik.
3. Ayuk Mesta, kedua adikku Asong dan Adam, yang selalu menyemangatiku serta keponakanku Iki dan Aim yang selalu menyambut kepulanganku di
rumah.
4. Seluruh keluarga besarku yang ikut serta memberikan doa terbaik. 5. Seluruh sahabtku yang menghiburku saat aku sedang sedih.
6. Dosen-dosen tercinta yang telah bersedia memberikan ilmu pengetahuan yang berguna.
MOTO
“Sesungguhnya, jika engkau menghabiskan jatah gagalmu, engkau mau tidak mau akan berhasil”.
xii
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi dengan judul “Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lapung Tahun Pelajaran 2013/2014” merupakan
salah satu syarat untuk memeroleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku pembimbing utama yang telah banyak
memberikan arahan, saran dan waktu dalam menyempurnakan skripsi ini. 2. Eka Sofia Agustina, S,Pd.,M.Pd. selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis.
3. Drs. Ali Mustofa, M.Pd. sebagai penguji bukan pembimbing yang telah memberikan nasihat, saran, dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
xiii
5. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
FKIP Universitas Lampung.
6. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd., dosen pembimbing akademik yang banyak
memberikan bimbingan selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh dosen pengajar Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
dan pengetahuan.
8. Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung.
9. Ibu Hj. Rosmaini, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin penelitian.
10.Ibu Hj. Seniwati, S.Pd., guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 13 Bandar Lampung yang telah banyak membantu dan memberikan banyak informasi sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
11.Ayah dan Ibu tercinta, Hariri dan Surifah yang setiap hari mendokan, memberikan nasihat, dan kerja kerasnya untuk mendewasakanku.
12. Ayuk Mesta, kedua adikku Asong dan Adam, yang selalu mendukungku dan
memberikan semangat, serta dua keponakanku Iki dan Aim yang selalu menyambut kepulanganku selepas kuliah.
13.Seluruh keluarga besar yang turut mendoakanku untuk mencapai keberhasilan.
14.Sahabat-sahabat kecilku Mas‟aini (nenek) dan Melina (comel), yang selalu
xiv
15.Sahabat-sahabat kampusku: Kakal, Yonok, Pay, Mumut, Ndep, Opi, Donem
yang selalu menemani dengan canda, tawa, serta memberikan dorongan saat berjuang menentut ilmu bersama.
16. Kekasih hatiku yang ikut serta mendoakan dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikanku dengan rasa sayangnya.
17.Teman-teman Batrasia angkatan 2010
18.Teman-teman KKN Kenali (Uni Liza, Nisa, Tami, Frenti, Nurul, Novi, Cik ngah, Rahmat dan Areta ) terimakasih untuk kebersamaan dan kekeluargaan
kita selama KKN
19.Semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Ayah, Ibu, dan semua pihak yang membantu. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang penulis
berikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Bandar Lampung, Penulis
xv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ... v
LEMBAR PENGESAHAN ... vi
SURAT PERNYATAAN ... vii
RIWAYAT HIDUP ... viii
PERSEMBAHAN ... x
MOTO ... xi
SANWACANA ... xii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran ... 6
2.1.1 Pengertian Pembelajaran ... 7
2.1.2 Tujuan Pembelajaran ... 8
2.1.3 Materi Pembelajaran ... 8
2.1.4 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 9
2.1.5 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 11
2.1.6 Media Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 12
2.2 Komponen Pembelajaran ... 18
2.2.1 Perencanaan Pembelajaran ... 18
2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 23
xvi
2.3 Memahami Teks Eksplanasi ... 32
2.3.1 Membaca Sebagai Sebuah Keterampilan ... 32
2.3.2 Teks Eksplanasi ... 33
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 40
3.2 Sumber Data ... 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.4 Teknik Analisis data ... 49
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Perencanaan Pembelajaran... 52
4.1.1 Identitas mata pelajaran ... 53
4.1.2 Perumusan indikator ... 54
4.1.3 Perumusan tujuan pembelajaran ... 56
4.1.4 Pemilihan materi ajar ... 59
4.1.5 pemilihan Sumber belajar ... 60
4.1.6 Pemilihan media belajar ... 61
4.1.7 Model pembelajaran ... 63
4.1.8 Skenario pembelajaran ... 65
4.1.9 Penilaian ... 66
4.2 Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran ... 71
4.2.1 Kegiatan pendahuluan ... 71
4.2.2 Kegiatan inti ... 76
4.2.3 Penutup ... 104
4.3 Telaah Butir Soal ... 107
4.4 Hasil dan Pembahasan Penelitian Aktivitas Siswa ... 110
4.5 Hasil dan Pembahasan Penilaian Pembelajaran ... 114
4.6 Ketercapaian Indikator Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi ... 117
4.7 Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan RPP ... 120
4.8 Temuan Penelitian Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi... 125
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 128
5.2 Saran ... 130
DAFTAR PUSTAKA ... 132
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Aktivitas Belajar Siswa ... 24
31 Instrumen Penelitian Perencanaan Pembelajaran ... 42
3.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran pada Guru ... 44
3.3 Instrumen Telaah Butir Soal ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Instrumen Penelitian Pembelajaran ... 134
2 Silabus Bahasa Indonesia ... 135
3.RPP yang dibuat oleh guru ... 139
4.RPP yang dibuat oleh peneliti ... 147
5.RPP dari MGMP ... 152
6.Tes tertulis siswa ... 163
7.Angket wawancara guru sebelum pembelajaran ... 167
8.Angket wawancara sesudah pembelajaran ... 169
9.Angket wawancara siswa ... 172
10.Daftar nilai siswa... 176
11.Lembar kerja siswa ... 177
12.Surat izin pendahuluan ... 183
13.Surat izin Penelitian ... 184
14.Surat balasan penelitian pendahuluan ... 185
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
4.1 Penggunaan media pembelajaran ... 62
4.2 Guru memeriksa daftar hadir ... 72
4.3 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ... 74
4.4 Guru melakukan kegiatan eksplorasi ... 82
4.5 Guru memantau siswa pada kegiatan elaborasi ... 82
4.6 Guru menguasai kelas ... 84
4.7 Kegiatan masyarakat belajar ... 86
4.8 Pemodelan dalam pembelajaran teks eksplanasi... 87
4.9 Siswa bertanya tentang tugas yang belum jelas ... 90
4.10 Guru memfasilitasi siswa untuk mencoba... 91
4.11 Siswa melakukan kegiatan mengamati ... 92
4.12 Media cetak yang digunakan oleh guru ... 95
4.13 Media papan tulis yang digunakan guru ... 96
4.14 Media karton dalam pembelajaran ... 97
4.15 Siswa berinteraksi dengan guru ... 98
4.16 Interaksi antar peserta didik ... 99
4.17 Guru terbuka terhadap respon siswa ... 100
4.18 Hubungan kondusif siswa dan guru ... 101
4.19 Antusiasme dan Keceriaan dalam belajar ... 102
4.20 Penggunaan bahasa tulis ... 104
4.21 Guru mengumpulkan hasil kerja siswa ... 106
4.22 Aktivitas siswa dalam mengamati ... 110
4.23 Aktivitas siswa dalam menanya ... 111
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib
dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
SMP/MTs Kelas VII yang disajikan berbasis teks, baik lisan maupun tulis. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan
makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu
tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan
prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur teks tercermin struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin
2
dan akademiknya nanti. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat
mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis
secara memadai (Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis (Dalman, 2012: 3). Pada kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII adalah pembelajaran bahasa yang berbasis teks, baik
lisan maupun tulis. Pembelajaran berbasis teks ini melatih peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan berpikir kritis sesuai dengan apa
yang ada dalam kehidupan nyata. Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kurikulum 2013, salah satu tema pembelajaran Bahasa Indonesia adalah teks eksplanasi yang terdapat pada Kompetensi Dasar
(KD) 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek melalui lisan maupun tulisan.
Untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik, maka peran guru sangatlah penting. Dalam pengembangan pengalaman belajar, guru tidak
berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
memfasilitasi agar siswa belajar (Wina Sanjaya, 2008: 184). Selain peran guru, dalam kegiatan pembelajaran, terdapat pula aktivitas siswa. Ada beberapa aktivitas utama yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran, yaitu aktivitas
3
Pada pembelajaran memahami teks eksplanasi siswa kelas VII, aktivitas-aktivitas
tersebut diintegrasikan menjadi satu dan saling berkaitan.
Untuk mnegetahui aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran memahami teks
eksplanasi siswa kelas VII, penulis memilih SMPN 13 Bandar Lampung sebagai tempat penelitian. Penulis memilih sekolah tersebut untuk tempat penelitian karena salah satu sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan pembelajaran yang
menggunakan kurikulum 2013. Di sekolah ini juga banyak memiliki guru-guru senior yang telah lama mengajar, salah satunya adalah ibu Hj. Seniwati, S.Pd
sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah mengajar sejak Januari 1987. Ibu Seniwati juga telah mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 sebanyak dua kali pelatihan. Pelatihan pertama diadakan di Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan (LPMP) Bandar Lampung, dan pelatihan kedua diadakan di Bogor selama satu minggu. SMPN 13 Bandar Lampung juga termasuk salah satu
sekolah favorit di Bandar Lampung. Selain itu SMPN 13 Bandar Lampung juga merupakan sekolah yang mengedepankan kedisiplinan sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik. Hal ini tentu tidak lepas dari peran para guru sebagai
pengelola pembelajaran dan motivator yang baik bagi siswa di sekolah.
Selain memilih SMPN 13 Bandar Lampung sebagai tempat penelitian, penulis
juga memilih meneliti pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII karena pada kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis teks salah satunya mengenai teks eksplanasi. Teks eksplanasi ini merupakan jenis
4
cukup banyak diketahui dan masih sedikit peneliti yang melakukan penelitian
pada pembelajarannya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa penting meneliti Pembelajaran
Memahami Teks Eksplanasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII
SMPN 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”. Pembelajaran ini
difokuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMPN 13 Bnadar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?
3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014. Tujuan penelitian ini difokuskan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung tahun pelajaran
5
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran memahami teks eksplanasi
pada siswa kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
3. Mendeskripsikan penilaian pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
1.4Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis, diharapkan guru mampu
meningkatkan kinerja dalam pembelajaran dan lebih terampil dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga guru dan siswa mampu mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Subjek penelitian adalah guru dan siswa
2. Objek penelitian adalah kegiatan pembelajaran memahami teks eksplanasi
yang meliputi aktivitas guru dan siswa di dalam kelas. 3. Lokasi penelitian di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
4. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013
Pembelajaran ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya. Definisi tersebut menunjukan bahwa hasil dari belajar adalah ditandai dengan adanya perubahan, yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang
setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu (Sutikno, 2013: 3).
Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa belajar. Dari
sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang
dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru (Abidin, 2012: 3).
7
sudah selayaknya pembelajaran bahasa di sekolah dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya (Yunus Abidin, 2012: 6).
Pembelajaran Bahasa Indonesia diberikan pada seluruh jenjang pendidikan dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Berdasarkan kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan teks karena komunikasi terjadi dalam teks
atau pada tataran teks. Pembelajaran berbasis teks inilah yang digunakan sebagai dasar pengembangan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia ranah
pengetahuan dan keterampilan dalam kurikulum 2013. Kemampuan memahami dan menciptakan teks ini dilandasi oleh fakta bahwa kita hidup di dunia kata-kata
(Priyatni, 2013: 37).
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu. Dalam pembelajaran membaca pemahaman misalnya siswa diharapkan mampu memahami isi bacaan. Guna mencapai tujuan tersebut tentu saja siswa tidak hanya cukup
membaca bahan bacaan dan kemudian menjawab pertanyaan tentang isi bacaan, siswa seharusnya melakukan serangkaian aktivitas yang dapat menunjang
8
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia diberikan pada seluruh jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada
masing-masing jenjang ini memiliki tujuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini bukan sekedar dalam hal materi melainkan juga berkenaan dengan gradasi keterampilan yang harus dimiliki. Berdasarkan gradasinya ini, sebenarnya arah
pembelajaran Bahasa Indonesia pada semua jenjang pendidikan adalah sama yakni mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum yang berlaku
(Yunus Abidin, 2012: 14).
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini mengikuti kurikulum 2013 yaitu
peserta didik diharapkan mampu berkomunikasi secara efektif, melakukan inkuiri, berbagi informasi, mengekspresikan ide, dan memecahkan berbagai persoalan kehidupan secara lebih bermakna dalam pembelajaran berbasis teks (Priyatni, 2014:
41).
2.1.3 Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai taktik yang digunakan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Dengan kata lain, strategi belajar
mengajar merupakan usaha yang dilaukan guru untuk menciptakan kondisi kondusif bagi siswa belajar (Yunus Abidin, 2012: 32).
Strategi pembelajaran ialah suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
9
diinginkan oleh guru tentunya, guru menggunakan metode sesuai dengan materi
pembelajaran (Suliani, 2011:13).
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk menunjang strategi
pembelajaran yang diinginkan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran. Diantara metode yang dianjurkan dalam Standar Proses adalah memperkuat penggunaan metode ilmiah/saintifik, pembelajaran berbasis
penyingkapan penelitian, yaitu (discovery/inquiri learning), dan untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok,
sangat disarankan menggunakan pendekatan yang menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah (Permendikbud No.65 Tahun 2013). Disamping itu, juga disarankan menggunakan pembelajaran kooperatif, pembelajaran komunikatif, dan
pembelajaran kontekstual (Priyatni, 2014: 96).
2.1.4 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu konsep yang membantu menjelaskan proses pembelajaran, baik menjelaskan pola pikir maupun pola tindakan
pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, Yulaenawati (2004: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman desain pembelajaran dan membuat para pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah, ke
10
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan tiga model pembelajaran, yaitu model
penemuan, model berbasis masalah, dan model proyek. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga model pembelajaran tersebut.
a. Model penemuan adalah salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013. Model penemuan mempunyai beberapa langkah pembelajaran, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penilaian. Untuk kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model ini menggamit pemberian rangsangan, pernyataan/identifikasi masalah,
pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan menarik kesimpulan. b. Model berbasis masalah adalah model mengajar yang menggunakan masalah
yang nyata, proses di mana siswa belajar, baik ingatan maupun keterampilan berpikir kritis, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Langkah pembelajaran pada model berbasis masalah menggamit konsep dasar,
pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan, dan penilaian.
c. Model proyek merupakan model yang menggunakan proyek atau kegiatan
sebagai media. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Kegiatan pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Langkah-langkah
11
pembelajaran, yaitu penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun
jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman.
2.1.5 Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Diantara metode yang dianjurkan dalam Satandar Proses adalah memperkuat penggunaan metode
ilmiah/saintifik, pembelajaran berbasis penyikapan/penelitian, yaitu (discovery/inquiry lerning), dan untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya
kontekstual baik individual maupun kelompok, sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Disamping itu juga disarankan untuk
menggunakan pembelajaran kooperatif, pembelajaran komunikatif, dan pembelajaran kontekstual (Priyatni, 2014: 96). Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses mengamanatkan penggunaan pendekatan ilmiah atau saintifik dengan
menggali informasi melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan atau membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran, termasuk
pelajaran Bahasa Indonesia (Priyatni, 2014: 96).
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tahap mengamati dilakukan dengan mengamati teks, untuk mengidentifikasi kata, ungkapan, istilah dalam teks, atau
12
Indonesia, setiap peserta didik wajib menumbuhkan keberanian atau rasa percaya diri
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil persepsi mereka sewaktu melakukan kegiatan mengamati. Pertanyaan dari peserta didik akan dijawab
oleh peserta didik yang lain dan diberi penguatan oleh guru dengan menggunakan rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian aktivitas mencoba dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ialah, setiap peserta didik wajib mencoba menyusun
teks sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa dari tiap jenis teks atau sekedar mencoba mencari teks yang memiliki kesamaan dari segi struktur isi atau ciri
bahasanya. Pada kegiatan menalar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik wajib melakukan kegiatan menalar melalui diskusi. yaitu mendiskusikan hasil
temuannya atau hasil karyanya. Tahap yang terakhir ialah mengomunikasikan, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, setiap peserta didik dituntut untuk memublikasikan temuannya/kajiannya dalam ragam media. Misalnya, melalui presentasi dalam forum
diskusi, dipajang dimajalah dinding kelas/sekolah, dimuat dalam majalah sekolah atau media massa baik cetak maupun online (Priyatni, 2014: 98).
2.1.6 Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang
mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian banyak faktor penunjang keberhasilan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Untuk itu perlu sekali dalam
13
turut menentukan keberhasilan pembelajaran. Atwi Suparman (1997) mendefinisikan,
media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa (Sutikno, 2013: 106).
2.1.6.1 Fungsi Media
Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat diperlukan, sebab mempunyai peranan besar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Ketidakjelasan dan kerumitan materi pembelajaran dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media adapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pembelajaran (Sutikno,
2013: 106).
Ada beberapa fungsi media dalam proses pembelajaran, diantaranya:
1. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;
2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan);
3. Mengatasi keterbatasan runag;
4. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif; 5. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan;
6. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;
14
8. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;
9. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran (Sutikno, 2013: 106).
2.1.6.2 Kriteria Pemilihan Media
Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar-mengajar, tetapi mengingat akan beraneka ragamnya serta masing-masing media
mempunyai karakteristik sendiri, maka kita harus berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
media antara lain: tujuan yang ingin dicapai, ketepatgunaan, keadaan siswa, ketersediaan, mutu teknis dan biaya (Suliani, 2004:59).
1. Tujuan
Media yang kita pilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan
yang lainnya merupakan kelengkapan dari kriteria utama ini.
Bila tujuan pengajaran itu agar siswa dapat melafalkan kata-kata dengan sempurna, maka audio yang paling tepat digunakan dalam membelajarkan
siswa, tetapi kalau tujuannya agar siswa dapat memahami isi bacaan, maka media cetak yang lebih tepat.
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu
15
sedangkan kalau yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,
maka media film atau video lebih tepat. 3. Keadaan siswa
Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Namun, bila kerumitannya serta kosakata yang dipakai jauh di atas kemampuan peserta didik maka media tersebut tidak dapat dipilih. Di samping kemampuan dan
kesiapan peserta didik kita yang akan mempergunakan media, besar kecilnya kelompok juga memengaruhi penggunaan media.
4. Ketersediaan
Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran umpamanya film, ternyata di perpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri adalah sesuatu hal yang jauh dari mungkin. Dalam hal ini kita harus memilih alternatif yang lain, misalnya film strip, slide atau gambar mati, yang tersedia atau yang dapat dibuat sendiri.
5. Mutu Teknis
Media yang akan ditampilkan di kelas harus diperhatikan mutu teknisnya,
yaitu guru harus memperhatikan kejelasan gambar atau media yang akan digunakan. Gambar atau media yang digunakan harus berkualitas baik, tidak
boleh buram atau rusak. 6. Biaya
Kriteria yang tidak kalah pentingnya adalah masalah biaya. Biaya yang
16
didik dapat menyebutkan bagian-bagian dari tubuh kita, gambar mati atau foto
sudah dapat dipergunakan. Tidak perlu kita melihat media video yang biayanya jauh lebih mahal.
2.1.7 Pendekatan Ilmiah Kurikulum 2013
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „mengapa‟. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „bagaimana‟.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik tahu tentang „apa‟. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik, yang diharapkan hasil belajar akan membentuk peserta didik menjadi
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi (Kemendikbud, 2013).
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach)
17
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta (Kemendikbud, 2013).
Pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah apabila
memenuhi delapan kriteria pembelajaran sebagai berikut.
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif antara guru dengan siswa
terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
18
2.2 Komponen Pembelajaran
Komponen pembelajaran yang dikemukakan oleh Sutikno (2013: 34) meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran,
media, sumber belajar, dan evaluasi. Pada komponen pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu, siswalah yang lebih
aktif, bukan guru. Keaktifan siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Agar memperoleh hasil optimal, sebaiknya guru
memperhatikan perbedaan individual siswa, baik aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Guru harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga
siswa mampu belajar mandiri. Kegiatan memiliki tiga bagian, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
2.2.1 Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memmuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pemebelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar (Rusman, 2012: 4).
Setiap kegitan pembelajaran yang dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran, biasanya perencanaan pembelajaran ini dibuat
19
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu
kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih (Kunandar, 2007:262).
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta psikologis peserta didik. Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kata lain berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah.
1) Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan submateri pembelajaran, pengalaman pembelajaran yang
telah dikembangkan dalam silabus.
2) Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang
memberikan kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari.
3) Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa
20
4) Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan
pada system pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.
2.2.1.1 Komponen-Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 berdasarkan modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013 sebagai berikut.
1. Identitas
2. Kompetensi inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi 5. Tujuan pembalajaran
6. Materi pembelajaran 7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran 9. Media
10. Sumber belajar
11. Kegiatan pembelajaran 12. Penilaian hasil belajar
Pada Kurikulum 2013, istilah standar kompetensi tidak dikenal lagi. Istilah standar
kompetensi dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan kompetensi inti. Kompetensi inti adalah gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
21
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Kompetensi inti ini juga dijadikan suatu tolok ukur kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
2.2.1.2 Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013
dapat dilihat sebagai berikut. 1. Identitas
2. Kompetensi inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajaran 6. Materi pembelajaran 7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran 9. Media
10. Sumber belajar
11. Kegiatan pembelajaran 1. Pendahuluan
1.1Orientasi
Memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan
22
1.2Apersepsi
Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
1.3Motivasi
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan.
1.4Pemberian acuan
1. Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
2. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
3. Pembagian kelompok belajar.
4. Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2. Inti
1. Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar.
2. Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik.
3. Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses:
a. eksplorasi,
23
3. Penutup
a. Kegiatan guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
b. Pemberian teks atau tugas dan memberikan arahan tindak lanjut
pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
12.Penilaian hasil belajar
2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai
adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran (Rusman, 2012: 76). Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam pelaksanaan suatu pembelajaran sangatlah berkaitan dengan
aktivitas guru dan siswa, karena dalam proses pembelajaran guru dan siswa saling berkomunikasi agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan berdasarkan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
2.2.2.1 Aktivitas Siswa
24
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa sebagaimana tercantum dalam
[image:43.612.110.534.230.703.2]tabel berikut.
Tabel 2.1 Kegiatan/ Aktivitas Belajar Siswa Langkah Pembelajaran Kegiatan/ Aktivitas
Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan Mengamati Membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) menyangkut materi pembelajaran.
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang akan diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik).
Mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan informasi/ eksperimen
Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/ aktivitas,
wawancara dengan narasumber.
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat. Mengasosiasikan/mengolah
informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasaan dan kedalaman sampai
25
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yangbertentangan. Mengomunikasikan Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
2.2.2.2 Aktivitas Guru
Aktivitas guru dalam kegiatan belajar-mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorim, studi lapangan, dan
sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Dalam pada itu berlaku teori komunikasi:
a. teori stimulus-respon;
b. teori dissonance-reduction; dan c. teori pendekatan fungsional.
2. Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop,
26
3. Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar
mengajar.
4. Pengaruh/ Director
Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 5. Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah
barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.
6. Transmitter
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan
27
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung
secara efektif. 8. Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
9. Evaluator
Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator guru mempunyai otoritas
untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak (Sardiman, 2008:144-146).
2.2.3 Penilaian Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh seorang guru. Evaluasi penting dilakukan untuk memberikan informasi kepada lembaga, siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya tentang
pencapaian yang telah diperoleh siswa sehubung dengan mata pelajaran yang diberikannya. Jika tidak ada penialain, seorang guru tidak dapat melaporkan hasil
28
2.2.3.1Pengertian Penilaian Autentik
Dalam materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013, penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Dalam
rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya
berkaitan dengan:
(1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai;
(2) fokus penilaian yang akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan;
(3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau
proses.
2.2.3.2 Teknik Penilaian Autentik
Berdasarkan materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013, bahwa teknik yang
digunakan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan pada
proses dan hasil belajar diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
29
a. observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kriteria instrumen observasi yaitu:
1. mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang
dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 2. sesuai dengan kompetensi yang akan diukur
3. memuat indikator sikap yang dapat diobservasi 4. mudah atau fleksibel untuk digunakan
5. dapat merekam sikap peserta didik.
b. Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan merupakan lembar penilaian diri. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri di dalam kelas yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, peserta didik
manyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, serta mendorong, membiasakan, melatih peserta didik untuk berbuat jujur dalam melakukan penilaian.
c. Penilaian antar peserta didik, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Contohnya siswa yang duduk dalam satu bangku diberikan
30
d. Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelamahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Misalnya catatan perilaku siswa
selama di kelas, apakah sudah memerhatikan penjelasan guru dengan baik, atau aktif dalam pembelajaran, semua itu dicatat oleh guru.
2. Penilaian Kompetensi Pengatahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan.
a. Tes tulis, merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk memeroleh informasi tentang kemampuan peserta
didik.
b. Instrumen tes lisan, merupakan pemberian soal atau pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan.
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah atau peroyek yang dikerjakan secara individu ataupun berkelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
31
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi
rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukan kinerja, aspek-aspek yang akan dinilai.
1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. 2. Projek adalah tugas-tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, atau pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian projek yaitu:
a. pengelolaan, kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,
b. relevensi yaitu kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik,
c. keaslian, yaitu projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya sendiri dengan bimbingan pendidik.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
32
2.3 Memahami Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi merupakan salah satu sarana pembelajaran pada kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP,
pembelajaran memahami teks eksplanasi terdapat dalam KD 3.1 yaitu memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Pembelajaran memahami teks eksplanasi ditujukan
untuk kelas VII SMP dan dibelajarkan pada semester genap. Dari keempat aspek ketarampilan berbahasa, salah satu keterampilan yang digunakan untuk memahami
suatu teks ialah dengan menggunakan keterampilan membaca.
Sebelum siswa memasuki pembelajaran menyusun teks eksplanasi, terlebih dahulu
siswa harus memahami teks eksplanasi dengan cara membaca suatu contoh teks eksplansi dengan konsentrasi yang cukup baik serta dihubungkan dengan pemahaman yang baik pula dari peserta didik . Tugas guru dalam pembelajaran memahami teks
eksplanasi ini adalah menumbuhkan peran aktif siswa untuk mengamati teks dan memahaminya. Pembelajaran memahami teks eksplanasi ini difokuskan pada memahami struktur teks eksplanasi dan memahami ciri-ciri teks ekspanasi baik lisan
maupun tulisan.
2.3.1 Membaca Sebagai Sebuah Keterampilan
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
33
Hodgson dalam (Tarigan, 2008: 7) berpendapat bahwa membaca adalah salah satu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Tujuan
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna erat sekali dengan berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intensif kita dalam mebaca.
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau
melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil.
2.3.2 Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah salah satu jenis teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan merupakan jenis teks baru yang dimunculkan dalam kurikulum 2013. Sama
dengan teks-teks sebelumnya, teks ini memiliki ciri tersendiri dan memiliki bagian-bagian dalam sebuah teks.
Teks eksplananasi menjelaskan mengenai suatu peristiwa ataupun fenomena, baik
fenomena alam maupun fenomena sosial. Karena itu, teks eksplanasi dapat dibagi berdasarkan topik yang diangkat yaitu tentang fenomena sosial dan teks tentang
fenomena alam (Kosasih dalam buku Bahasa Indonesia, 2013: 86). Teks eksplanasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap topik tertentu. Teks eksplanansi tersusun atas bagian-bagian seperti yang dikemukakan dalam (Erlangga, 2013: 99)
34
a. Pernyataan umum, mengenai fenomena baik fenomena alam maupun fenomena
sosial yang akan dibahas.
b. Penjelasan, menjelaskan secara detail mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Penjelasan juga berisis argumen lebih lanjut mengenai fenomena tersebut. Penjelasan di sini berisi urutan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi.
c. Kesimpulan, berisi ringkasan dari poin-poin yang sudah dijelaskan sebelumnya.
2.3.2.1 Cara Melihat Teks Eksplanasi yang Baik
Dalam teks eksplanasi, kita bisa melihat kekurangan dan kelebihan melalui tiga aspek. Berdasarkan tiga aspek itulah kita dapat melihat, apakah teks eksplanasi
tersebut sudah baik atau tidak. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. aspek isi
Isi teks eksplanasi terkait dengan kejelaasannya. Penjelasan mengenai suatu fenomena atau peristiwa dalam teks eksplanasi harus dibuat sejelas mungkin. Alasan mengapa fenomena/peristiwa itu dapat terjadi harus lengkap, serta
fakta-fakta pendukung alasan tersebut juga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
2. kalimat-kalimat dalam teks eksplanasi harus padu dan mengikuti struktur teks eksplanasi. Seperti yang telah dijelaskan, struktur teks eksplanasi diawali dengan pernyataan umum mengenai fenomena atau peristiwa yang akan dibahas,
35
3. teks eksplanasi harus ditulis berdasarkan dengan kaidah teks yang baku. Kaidah
teks mencakup ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf.
2.3.2.2. Langakah-Langkah Membuat Teks Eksplanasi
Dalam membuat teks ekspalanasi yang baik, sepatutnya harus memperahatikan langkah-langkah yang baik agar teks eksplanasi yang dibuat dapat baik juga hasilnya.
Langkah-langkah yang disarankan untuk membuat teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik yang akan ditulis.
2. Menuliskan ide-ide pokok sesuai struktur teks eksplanasi.
3. Membuat kerangka teks eksplanasi
4. Mengembangkan kerangka teks eksplanasi berdasarkan ide pokok yang telah ditulis.
5. Menggunakan kaidah bahasa indonesia yang benar ( kohesi, konjungsi, dan kalimat
simpleks).
6. Lakukanlah pengecekan ulang terhadap teks yang sudah disusun, termasuk
36
Dalam membaca suatu teks eksplanasi, pembaca dapat mengetahui makna dari teks
tersebut dengan mengajukan pertanyaan menggunakan konsep 5W + 1 H agar lebih mudah memaknai teks eksplanasi yang dibaca.
Contoh teks eksplanasi
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan dampak yang begitu hebat. Oleh karena itu, akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik tejadi karena lapisan kerak
bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan.
Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi.
37
2.3.2.3 Perbedaan Teks Eksplanasi dengan Teks Lainnya
Berdasarkan kurikulum 2013, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang SMP kelas VII mengulas berbagai jenis teks. Setiap teks yang ada, pasti memiliki
ciri-ciri khasnya masing-masing. Sebelum kita menegnal teks eksplanasi, lebih dahulu kita telah akrab dengan teks deskripsi, narasi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi. Berikut data mengenai perbedaan isi teks eksplanasi dengan kelima teks
yang telah disebutkan.
No Jenis Teks Perbedaan
1. Eksplanasi Teks eksplanasi menjelaskan tentang proses tejadinya sesuatu yang terjadi secara alamiah, baik fenomena alam, ataupun sosial.
Deskripsi Teks deskripsi menyajikan pembahasan yang
menggambarkan tentang sesuatu dengan sejelas-jelasnya, sehinggag pembaca seolah-olah merasa, melihat dan mengalami sendiri. Misalnya menjelaskan tentang suatu objek.
Perbedaan pada kedua teks ini ada pada isinya, dan tujuannya, bahwa teks eksplanasi hanya ingin sekedar menjelaskan saja tentang suatu proses terjadinya peristiwa. Sedangkan teks deskripsi bertujuan untuk benar-benar menjelaskan suatu objek agar pembaca benar-benar berimajinasi, dan seolah-olah
mengalaminya. 2. Eksplanasi
Teks eksplanasi menjelaskan tentang proses tejadinya sesuatu yang terjadi secara alamiah, baik fenomena alam, ataupun sosial.
Narasi
Narasi berupa karangan yang berusaha menyampaikan kejadian menurut urutan kejadiannya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau
serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari peristiwa itu
38
rentetan keadian yang terjadi beradasarkan urutan
kejadiannya, dibalik itu semua pemabaca dapat mengambil hikmah dari teks yang disajikan.
3. Eksplanasi Teks eksplanasi menjelaskan tentang proses tejadinya sesuatu yang terjadi secara alamiah, baik fenomena alam, ataupun sosial.
Eksposisi Sedangkan teks eksposisi merupakan karangan yang menerangkan tentang pengetahuan atau informasi. Untuk memberitahu pembaca tentang suatu informasi dengan sejelas-jelasnya.
.
Per bedaan kedua teks tersebut pada sistematikan penulisannya. Teks eksplanasi pada paragraf awal berisi tentang pernyataan umum tentang peristiwa yang akan dibahas, paragraf selanjutnya
mengenai argumen,dan penjelasan yang berisi urutan mengapa fenomena itu terjadi, bagian terakhir mengenai ringkasan poin-poin yang sudah dijelaskan. Sedangkan pada teks eksposisi paragraf pertama berisi bagian sudut pandang dan argumen awal penulis, pada paragraf selanjutnya tetap berisi argumen namun disertai dengan fakta-fakta yang memperkuat argumen, kemudian bagian terakhir adalah kesimpulan yang berisi ringkasan argumen dan berisi saran-saran 4. Eksplanasi
Teks eksplanasi menjelaskan tentang proses tejadinya sesuatu yang terjadi secara alamiah, baik fenomena alam, ataupun sosial.
Argumentatif Sedangkan teks ergumentatif bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.
Perbedaan pada kedua teks tersebut pada isi nya,
bahawa teks eksplanasi tidak mengungkapkan pendapat-pendapat yang harus diakui kebenarannya oleh pembaca. Sedangkan teks argumentasi menekankan pada
39
5. Ekplanasi Teks eksplanasi menjelaskan tentang proses tejadinya sesuatu yang terjadi secara alamiah, baik fenomena alam, ataupun sosial.
Persuasi Teks persuasi bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang dilakukan dengan maksud memuat
deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis. Metode kualitatif anatara lain bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau
gambar daripada angka-angka. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang dimaksudkan untuk membuat deskriptif atau gambaran untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motrivasi, tindakan, dan lain-lain (Moleong, 2010: 5).
Dengan metode penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti memaparkan,
menggambarkan, dan menganalisis secara kritis dan objektif pelaksanaan pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 13
41
3.2 Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini berupa RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMPN 13 Bandar Lampung, video pelaksanaan pembelajaran
memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi berupa nilai tes
tertulis, serta angket yang dibagikan kepada siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
1. Observasi yang dilakukan adalah kegiatan guru dalam mengajar, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Teknik pengumpulan data dengan wawancara ialah mewawancarai guru dan siswa yang terkait tentang pembelajaran memahami teks eksplanasi.
Wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara tak berstruktur dan wawancara berstruktur. Wawancara tak berstruktur yakni dilakukan tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis, hanya garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan, sedangkan bentuk wawancara berstruktur dilakukan dengan mengacu pada instrument yang tidak dilaksanakan oleh
guru pada saat pembelajaran.
3. Dokumentasi yang peneliti kumpulkan adalah RPP, Video dan poto
42
4. Angket yang peneliti bagikan kepada siswa adalah berupa butir-butir
pertanyaan yang berjumlah 32 pertanyaan. Angket diberikan setelah pembelajaran selesai dilakukan.
Pedoman observasi atau pengamatan diisi dengan memberi tanda cek (√ ) pada setiap aspek yang diamati sesuai dengan keadaan kelas. Data mengenai perencanaan pembelajaran disusun pada instrumen penelitian perencanaan
pembelajaran yang bersumber dari materi pelatihan implementasi kurikulum 2013. Berikut Instrumen Penelitian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) yang dapat
[image:61.595.117.535.372.753.2]dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Perencanaan Pembelajaran
No Komponen Rencana Perencanaan
Pembelajaran Ya Tidak Skor
Ket
1 2 3 4 5
A. Identitas Mata Pelajaran
1. Satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran, atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.
B. Perumusan Indikator