SKRIPSI
BANGKIT SUGIASMORO
HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN
KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN
APOTEK
(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat,
hidayah dan karuniaNya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan
kita, Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari kegelapan
menuju rahmat Allah S.W.T yang terang benderang. Atas segala kemurahan
Allah S.W.T sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik - baiknya.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PROFIL
PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang)”,perkenankanlah untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri
Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti program sarjana.
2. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS.
yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat
kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
3. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Pembimbing I dan Dr. Abdul
Rahem., Apt, M. Kes sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan
penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Ika Ratna H., S.Farm., Apt. dan Dian Ermawati, S.Farm., Apt. sebagai Tim
Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
5. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai guru kami semua yang telah
memberikan semangat dan senantiasa sabar dalam memberikan nasehat untuk
lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
6. Sovia Aprina Basuki, S.Farm. Apt., sebagai Dosen Wali yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program
7. Bu Siti Rofida, terima kasih yang sebesar - besarnya atas masukan, nasehat,
bimbingan dan semangat dalam perkuliahan sampai saat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga
dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
9. Apoteker Pengelola Apotek dan Pemilik Sarana Apotek yang telah
memberikan ijin dan bersedia menjadi sampel penelitian ini.
10.Keluarga, kedua orang tua tercinta Sugiantoro dan Sumhana, adik-adik
tersayang M. Zainuri Sugiasmoro dan Tri Abdi Sugiasmoro yang dengan
penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat,
dukungan moral dan materi, serta doa sehingga dapat menjalani studi dengan
baik dan menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman - teman skripsi Hubungan Profil Pelayanan Kefarmasian Dengan
Pendapatan Apotek : Aga, Supardiansyah, Rizal dan Ira atas semangat, saran,
masukan, bantuan dan kerjasamanya.
12.Teman - teman Farmasi 2007 terima kasih atas persahabatan dan
kebersamaan yang telah terjalin selama ini, semoga hubungan ini tidak
pernah putus walaupun saling berjauhan.
13.Teman - teman Mertojoyo : Abi, Aga, Hendra, Pujon, Rijal dan Cupal terima
kasih atas tempat berteduh yang telah disediakan untuk saya.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu, terima kasih atas
bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan
Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian. Amin.
Malang, 11 Juli 2011
Penyusun
RINGKASAN
HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN
DENGAN PENDAPATAN APOTEK
(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang)
Bangkit Sugiasmoro
Apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Penanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang apoteker yang telah diberi Surat Izin. Sedangkan menurut PP No. 51 Tahun 2009 apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Apotek selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian dan pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat perbekalan kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan usahanya. Pelayanan sendiri mengandung makna sebagai aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Sementara itu yang disebut dengan konsumen adalah masyarakat yang mendapat manfaat aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas tersebut.
Pengertian yang lebih luas dikatakan oleh Daviddow dan Uttal (1989) Pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction). Namun di lain pihak Sarlito Wirawan mengemukakan batasan pengertian pelayanan dalam dua sudut pandang, yang pertama bagi pelanggan; pelayanan akan selalu berkaitan dengan rasa senang atau tidak senang yang didapatkan pada suatu interaksi yang dilakukannya, dan yang kedua, bagi petugas (perusahaan atau organisasi) tentunya pelayanan merupakan aktivitas untuk menumbuhkan rasa senang, dan itu berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan orang yang dilayani.
pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek, studi apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Sebanyak 14 apotek yang diteliti guna mengetahui bagaimana dan apakah ada hubungan antara profil pelayanan apotek yang sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan pelayanan kefarmasian apotek studi apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang ternyata yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 8 apotek. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel Probability Sampling dengan cara simple random sampling dan didapat sampel penelitian sebanyak 7 apotek dari 8 apotek populasi yang telah masuk kriteria inklusi. Pengolahan data menggunakan Korelasi Spearman Rank (Rho) dan Regresi Sederhana.
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana profil pelayanan apotek yang sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan
pelayanan kefarmasian di apotek serta apakah ada hubungan antara profil
pelayanan apotek dengan pendapatan apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang, bahwa sebanyak 57,14 % apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang memiliki kriteria profil pelayanan apotek kurang dan 42,86 % memiliki kriteria profil pelayanan apotek cukup. Selain itu juga setelah data dianalisis dengan metode Korelasi Spearman Rank (Rho) didapatkan nilai signifikansi hitung (p) yaitu 0,352 yang mana lebih besar dari nilai signifikansi level (α) yaitu 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP PHARMACY SERVICE PROFILE
WITH PHARMACY REVENUE
(Pharmacy Research at Sukun Sub - district Malang City)
Pharmacy have social function as service place and drug information services and also have economic functions that require a pharmacy to obtain profits to improve the quality of service and maintain business continuity.
The purpose of this research was to determine how the pharmacy services profile and also to find out if there is a relationship between the pharmacy service profile with pharmacy revenue at Sukun, Malang City. Spearman Corelation Rank (Rho) and Simple Regretion were used to data analyzed for 7 pharmacy sample.
Research outcome showed 57.14% less pharmacy service profile and 42.86% adequate pharmacy service profile at Sukun sub - district, Malang City. Spearman Corelation Rank (Rho) result showed p (0,352) > α (0,05). So, there is no relationship between pharmacy service profile with pharmacy revenue.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Hipotesis ... 3
1.5. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Tinjauan tentang apotek ... 5
2.1.1 Tugas dan fungsi apotek ... 5
2.1.2 Pelayanan apotek ... 6
2.2. Tinjauan tentang pekerjaan kefarmasian... 12
2.2.1 Definisi pekerjaan kefarmasian ... 12
2.2.2 Tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian ... 12
2.3. Tinjauan tentang pelayanan ... 13
2.3.1 Definisi pelayanan ... 13
2.3.2 Definisi pelayanan umum ... 15
2.3.3 Definisi pelayanan prima ... 16
2.4. Tinjauan tentang kualitas pelayanan ... 19
2.4.1 Definisi kualitas pelayanan ... 19
2.5. Tinjauan tentang pendapatan ... 20
2.5.1 Definisi pendapatan ... 20
2.5.3 Pendapatan menurut ilmu akuntansi ... 21
2.5.4 Faktor yang mempengaruhi pendapatan ... 22
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL ... 24
BAB 4. METODE PENELITIAN ... 25
4.1. Rancangan penelitian ... 25
4.1.1 Jenis penelitian ... 25
4.1.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 25
4.2. Populasi ... 26
4.3. Sampel ... 26
4.3.1 Besar sampel ... 26
4.3.2 Teknik pengambilan sampel ... 27
4.4. Variabel penelitian ... 27
4.5. Definisi operasional ... 27
4.6. Klasifikasi dan definisi operasional ... 28
4.7. Teknik pengumpulan data ... 28
4.8. Teknik pengolahan data ... 30
4.9. Teknik analisis data ... 30
BAB 5. HASIL PENELITIAN ... 33
5.1 Gambaran umum penelitian ... 33
5.2 Distribusi frekuensi ... 33
5.2.1 Profil pelayanan kefarmasian apotek ... 33
5.2.2 Pendapatan apotek bulan Juni 2010 ... 34
5.2.3 Pendapatan apotek bulan Maret 2011 ... 35
5.3 Tabulasi silang ... 36
5.3.1 Tabulasi silang profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek bulan Juni 2010 ... 37
5.3.2 Tabulasi silang profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek bulan Maret 2011 ... 37
5.4 Hasil analisis data ... 38
5.4.1 Korelasi Spearman Rank (rho) ... 38
BAB 6. PEMBAHASAN ... 40
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
7.1 Kesimpulan ... 45
7.2 Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IV.1 Variabel Penelitian dan Indikator-indikatornya ... 28
V.1 Distribusi frekuensi profil pelayanan kefarmasian apotek ... 33
V.2 Distribusi frekuensi profil pendapatan apotek bulan Juni 2010 ... 34
V.3 Distribusi frekuensi profil pendapatan apotek bulan Maret 2011 ... 35
V.4 Tabulasi silang profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek bulan Juni 2010 ... 37
V.5 Tabulasi silang profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek bulan Maret 2011 ... 37
V.6 Hasil korelasi rank spearman ... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman 3.1 ... Kerangka konseptual
24
5.1 Distribusi frekuensi profil pelayanan kefaramasian apotek ... 34
5.2 Distribusi frekuensi pendapatan apotek bulan Juni 2010... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Riwayat Hidup ... 48
2. Surat Pernyataan ... 49
3. Kuisioner ... 50
4. Penilaian Kuisioner Penelitian ... 54
5. Kuisioner Pendapatan Apotek ... 58
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y., 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : Universitas Indonesia.
Angki, P., 2004. Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.1 No.2, p. 102-15.
Anief, M., 2000. Prinsip dan dasar manajemen, pemasaran umum dan farmasi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anief, M., 2005. Manajemen Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Daris, Azwar., 2008. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan kefarmasian.
PT.ISFI Penerbitan, Ed ke-1, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI., 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 : Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI., 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI., 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Harianto., Khasanah N., dan Supardi S., 2005. Kepuasan Pasien terhadap pelayanan resep di Apotek KOPKAR di RS Budhi Asih Jakarta. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.II, No. 1, p. 12-21.
Lukasyanti, Dewi., 2006. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan. Semarang : Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik.
Mun’im, A., Supardi S., dan Jamal S., 2009. Pengembangan model dan indikator pelayanan kefarmasian prima di Apotek.
http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id =149&Itemid=63. Diakses tanggal 26 Desember 2010.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prasetyorini, Retno., 2003. Pelayanan Prima. Temanggung : Guruvalah Inc.
Rakhmat, J., 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Rosda Karya.
Rustam, 2002. Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 23. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Sastroasmoro, S and Ismael, S., 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Simanjuntak, M.P., 2010 Strategi Pelayanan Prima.
http://www.scribd.com/doc/17216928/strategi-pelayanan-prima. Diakses tanggal 11 Desember 2010.
Soesilo, S., 1991. Langkah antisipasi profesi farmasi dalam menghadapi peluang tantangan menjelang tahun 2000. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 2 No.1, p. 18-21.
Sugiyono, 2010. Statistik Nonparametris. Bandung : Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi.
Trisna, Y., 2007. Aplikasi Farmakoekonomi dalam Pelayanan Kesehatan.
Majalah Medisina, edisi 3, Vol.1, p.24-7.
Wijono, D., 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Teori, Strategi dan Aplikasi). Surabaya : Airlangga University Press.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah
obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah
semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. Penanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang
apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004). Sedangkan menurut PP No. 51 Tahun 2009
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.
Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian dan
pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat perbekalan
kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek
memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan
usahanya.
Pelayanan sendiri mengandung makna sebagai aktivitas atau manfaat yang
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen yang bersifat tidak
berwujud dan tidak dapat dimiliki. Sementara itu yang disebut dengan konsumen
adalah masyarakat yang mendapat manfaat aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi atau petugas tersebut.
Pengertian yang lebih luas dikatakan oleh Daviddow dan Uttal (1989)
Pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan
(whatever enhances customer satisfaction). Namun di lain pihak Sarlito Wirawan mengemukakan batasan pengertian pelayanan dalam dua sudut pandang, yang
pertama bagi pelanggan; pelayanan akan selalu berkaitan dengan rasa senang atau
tidak senang yang didapatkan pada suatu interaksi yang dilakukannya, dan yang
kedua, bagi petugas (perusahaan atau organisasi) tentunya pelayanan merupakan
aktivitas untuk menumbuhkan rasa senang, dan itu berkaitan dengan pemenuhan
2
Oleh karena itu sebagai upaya agar para apoteker pengelola apotek dapat
melaksanakan pelayanan kefarmasian yang profesional, keluarlah Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang
standar pelayanan kefarmasian di apotek. Adapun tujuan dikeluarkanya
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/SK/IX/2004 adalah sebagai pedoman praktek apoteker dalam
menjalankan profesi, melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak
profesional, serta melindungi profesi dalam menjalankan praktek.
Adapun garis besar isi dari petunjuk teknis pelaksanaan pelayanan
kefarmasian di apotek dibagi menjadi tiga. Pertama adalah pengelolaan sumber
daya yang mencakup pengelolaan sumber daya manusia dimana apoteker yang
merupakan tenaga profesional dituntut untuk mampu menyediakan dan
memberikan pelayanan yang baik, mempunyai kemampuan untuk mengambil
keputusan profesional dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan pasien atau
masyarakat.
Pengelolaan sumber daya mencakup juga sarana dan prasarana,
pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainya dan administrasi.
Yang kedua adalah pelayanan, meliputi pelayanan resep, pelayanan informasi
obat, promosi dan edukasi, konseling dan pelayanan residensial (home care). Pelayanan inilah yang khusus diteliti hubunganya dengan pendapatan apotek oleh
peneliti.
Yang ketiga dari petunjuk teknis pelaksanaan pelayanan kefarmasian di
apotek yaitu evaluasi mutu pelayanan dimana dilakukannya proses penilaian
kinerja pelayanan kefarmasian di apotek yang meliputi penilaian terhadap sumber
daya manusia (SDM), pengelolaan perbekalan sediaan farmasi dan kesehatan,
pelayanan kefarmasian kepada pasien. Tujuan dari evaluasi mutu pelayanan
adalah untuk mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan pelayanan kefarmasian di
apotek dan sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian selanjutnya.
Karenanya pelayanan yang baik kepada pasien atau konsumen mungkin
dapat meningkatkan pendapatan apotek yang menyelenggarakan standar
3
kefarmasian di apotek. Itulah mengapa pentingnya tujuan dilakukan penelitian
hubungan antara profil pelayanan kefarmasian apotek dengan pendapatan.
Studi kasus mengenai profil pelayanan apotek berdasarkan petunjuk teknis
pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek (Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004) terhadap pendapatan apotek
dilakukan di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana profil pelayanan kefarmasian apotek di wilayah Kecamatan
Sukun, Kota Malang dan adakah hubungan antara profil pelayanan kefarmasian
apotek dengan pendapatan apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui profil pelayanan kefarmasian apotek di wilayah
Kecamatan Sukun, Kota Malang.
2. Untuk mengetahui hubungan antara profil pelayanan kefarmasian
apotek dengan pendapatan apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota
Malang.
1.4 Hipotesis
Ada hubungan antara profil pelayanan kefarmasian apotek dengan
pendapatan apotek di wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
1.5 Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui profil pelayanan kefarmasian apotek di
wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Peneliti dapat mengetahui adakah hubungan antara profil
pelayanan kefarmasian apotek dengan pendapatan apotek di
wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Peneliti dapat mengetahui tingkat pendapatan apotek-apotek di
wilayah Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Sebagai salah satu prasyarat yang harus ditempuh untuk
menyelesaikan pendidikan sarjana farmasi di Universitas
4
2. Bagi apotek
Memberikan informasi tentang profil pelayanan kefarmasian
apotek yang ada di Kecamatan Sukun, Kota Malang
Sebagai bahan evaluasi bagi apotek-apotek di wilayah Kecamatan
Sukun khususnya dan wilayah Kota Malang umumnya, untuk
meningkatkan pelayanan kefarmasian.
Sebagai referensi apotek untuk lebih memperhatikan pelayanan
kefarmasian apotek berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di
apotek.
Sebagai referensi apotek guna memperoleh pendapatan yang lebih
baik.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kefarmasian yang profesional.
4. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan