• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota Malang)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SUPARDIANSYAH

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN

KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN

APOTEK

(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing

Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

Lembar Pengesahan

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN

DENGAN PENDAPATAN APOTEK

(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota

Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

2011

Oleh :

SUPARDIANSYAH NIM : 07040036

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Lilik Yusetyani, .Si.Apt,Sp.FRS NIP.UMM : 114.0704.0450

(3)

Lembar Pengujian

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN

DENGAN PENDAPATAN APOTEK

(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota

Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 11 Juli 2011

Oleh:

SUPARDIANSYAH NIM: 07040036

Tim Penguji:

Penguji I Penguji II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS. Dr. H. Abdul Rahem, Apt., M. Kes. NIP UMM. 114.0704.0450

Penguji III Penguji IV

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat,

hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –

baiknya. Dengan selesainya skripsi ini yang berjudul Hubungan Profil Pelayanan

Kefarmasian dengan Pendapatan Apotek (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan

Belimbing Kota Malang) ini, perkenankanlah untuk mengucapkan terimakasih

yang sebesar – besarnya kepada :

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti program sarjana

Farmasi.

2. Drs. H. Achmad Inoni, S.Si.Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi yang

senantiasa sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada

penulis untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

3. Dra. Lilik Yusetyani, S.Si.Apt., Sp.FRS., sebagai Pembimbing I dan dosen

Wali serta Dr. H. Abdul Rahem, Apt., M.Kes., sebagai Pembimbing II yang

dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan member dorongan

moral maupun materi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,Apt., dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm.,Apt.,

sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang

membangun terhadap skripsi yang telah dikerjakan ini.

5. Ibu Siti Rofida, S.Si.,Apt., terimakasih yang sebesar – besarnya atas masukan,

nasehat dan bimbingan serta semangat yang diberikan dalam perkuliahan

sampai saat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar Program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga dapat

menyelesaikan pendidikan sarjana.

7. Apoteker Pengelola Apotek dan Pemilik Sarana Apotek yang telah

(5)

8. Keluarga, kedua orang tua saya H. Marsidi dan Hj. Jasminah, kakak – kakaku

dr. Supian Syah, Sp.PD., dr. Yufidah, Sukriansyah, yang dengan kasih saying

dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan

materi serta doa sehingga dapat menjalani studi dengan baik dan

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman – teman skripsi : Kantata Aga Pangestu, Bangkit Sugiasmoro, Rizal

Andriono, Siti Khairatun Hisan, atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

10.Teman – teman Farmasi 2007, terimakasih atas persahabatan dan

kebersamaannya yang telah kita jalin selama ini, semoga hubungan ini tidak

akan pernah putus.

11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih sebesar –

besarnya atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara

sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan

ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua, Amin.

Malang, 11 Juli 2011

Penyusun

(6)

RINGKASAN

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN APOTEK

(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota Malang)

Supardiansyah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009

Tentang Pekerjaan Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian

tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker . Menurut Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No.

1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Perubahan atas Peraturan Menkes RI No.

922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada

masyarakat. Pelayanan kefarmasian kini telah berubah, pelayanan yang diberikan

seorang Apoteker di Apotek haruslah berdasar pada Pharmaceutical Care, yakni

bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi Apoteker dalam pekerjaan

kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian dan

pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat perbekalan

kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek

memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan

usahanya. Sehingga pada penelitian ini akan melihat apakah ada hubungan atau

pengaruh antara profil pelayanan kefarmasian di Apotek dengan omset yang di

terima Apotek.

Penelitian ini termasuk Penelitian kohort. Penelitian kohort bersifat analitik, yakni untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel

(7)

Probability Sampling dengan cara simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana.

Dari pelaksanaan penelitian didapat 6 sampel Apotek yang kemudian

dianalisa dengan metode Korelasi Spearman Rank (Rho) dan metode Regresi Linier. Dari metode analisa tersebut akan di dapat apakah ada hunbungan dan atau

pengaruh dari kedua variable yang diteliti.

Dari penelitian yang dilakukan di kecamatan Belimbing Kota Malang tentang

Hubungan Profil Pelayanan Kefarmasian dengan Pendapatan Apotek, di dapatkan

hasil Profil Pelayanan yang dilakukan didapatkan profil apotek di kecamatan

Belimbing Kota Malang dari 6 Apotek yang menjadi sampel : 2 Apotek bernilai

Cukup dan 4 Apotek bernilai Baik. Omset Apotek yang dilakukan didapatkan

nilai omset Apotek di kecamatan Belimbing Kota Malang dari 6 Apotek yang

menjadi sampel pada survei bulan Juni 2010 dan Maret 2011 : 5 Apotek dengan

nilai omset yang meningkat dan 1 Apotek yang bernilai omset tetap.

Pada hasil olah data dengan metode Sparmean rank didapat Signifikansi

0,541 dan pada metode regresi linier Signifikansi 0.831. Dari hasil pengolahan

data dari dua metode diatas nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 di tarik

kesimpulan bahwa tidak ada Hubungan dan Pengaruh profil pelayanan

kefarmasian dengan omset Apotek.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai omset Apotek, seperti

: Harga Obat, Sumber Daya Manusia, Lokasi, dan Pelayanan itu sendiri.

Sedangkan dalam melihat atau menilai suatu pelayanan seharusnya tidak hanya

dilihat dari satu variable saja tetapi perlu juga untuk dilihat dari variable

(8)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP PHARMACY SERVICE PROFILE

WITH PHARMACY INCOME

(Pharmacy Research at District Belimbing, Malang City)

Supardiansyah

In addition to having a social function as a place of devotion, service development, distribution of medical supplies and drug information. Pharmacies also have economic functions that require to obtain profits to improve the quality of service and maintain business continuity. So in this research will see whether there is a connection or influence between the profile of pharmacy services at the pharmacy with a turnover of the received Pharmacies.

This study included into cohort study. Cohort analytical method to study the relationship between the independent variables and the dependent variable. It used probability sampling techniques that earn sample with simple random sampling. From the implementation of the study, obtained 6 samples pharmacy. Then ist which analyzed by the method of Spearman Correlation Rank (Rho) and using Linear Regression Method.

In result using sparmean rank method obtained significance at 0,541 and significance at 0,831 by using linier regression. From result of both method had significance over that significance value which 0.05 and can be conclusion that there is no relationship and influence the between profile of pharmacy services with a turnover of Pharmacy.

Several factors can affect the value of pharmacy turnover, such as: Drug Prices, Human Resources, Locations, and Service. While in seeing or assessing a service should not be viewed only from one variable but needs also to be seen from the subsequent variables such as patient satisfaction with the service provided.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR………. iv

RINGKASAN……….. vi

ABSTRACT……… viii

DAFTAR ISI……… ix

DAFTAR GAMBAR………... xii

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiv

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 4

1.3 Tujuan………. 4

1.4 Manfaat Penelitian……….. 4

1.5 Hipotesis………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..….. 6

2.1 Apotek……… 6

2.1.1 Definisi Apotek………...….. 6

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek………....….. 6

(10)

2.2 Tinjauan Tentang Pelayanan………...…… 7

2.2.1 Definisi Pelayanan Umum………...…….. 9

2.2.2 Definisi Pelayanan Prima………...… 10

2.3 Tinjauan Tentang Kualitas Pelayanan………...…. 13

2.4 Kepuasan Konsumen………...…... 14

2.4.1 Strategi Peningkatan Kepuasan………...….. 15

2.4.2 Mengukur Kepuasan Konsumen……… 16

2.5 Standar Pelayanan Kefarmasian……….…… 16

2.5.1 Pelayanan……….…. 17

2.6 Tinjauan Farmakoekonomi……… 22

2.6.1 Definisi dan Tinjauan Farmakoekonomi……….. 22

2.7 Tinjauan Pendapatan………. 22

2.7.1 Definisi Pendapatan………. 22

2.7.2 Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi……… 23

2.7.3 Pendapatan Menurut Ilmu Akutansi……… 23

2.7.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan……….. 25

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL……….. 27

BAB IV METODE PENELITIAN……….………....……... 28

4.1 Rancangan Penelitian………...…. 28

4.1.1 Jenis Penelitian………...….. 28

4.2 Populasi………...……….. 28

(11)

4.3.1 Besar Sampel………...……. 29

4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel………...………. 29

4.4 Variabel Penelitian………....…. 30

4.5 Definisi Oprasional……… 30

4.6 Klasifikasi dan Definisi Oprasional………... 31

4.7 Teknik Pengumpulan Data……… 31

4.8 Teknik Pengolahan Data………... 32

4.9 Teknik Analisis Data………. 33

4.10 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 35

BAB V HASIL PENELITIAN……….. 36

5.1 Gambaran Umum Penelitian……… 36

5.2 Distribusi Frekuensi……… 36

5.2.1 Tabel Profil Apotek……….. 36

5.2.2 Tabel Omset Apotek………. 37

5.3 Tabulasi Silang……….. 38

5.4 Korelasi Spearman Rank (rho)……….. 39

5.5 Regresi Linier……… 39

BAB VI PEMBAHASAN………. 40

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………. 45

DAFTAR PUSTAKA………. 47

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual……… 27

5.1 Distribusi Frekuensi Profil Apotek……… 36

5.2 Distribusi Frekuensi Omset Bulan Juni 2010……… 37

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Klasifikasi dan Definisi Oprasional………... 31

5.1 Distribusi Frekuensi Profil Apotek……….. 36

5.2 Distribusi Frekuensi Omset Apotek Bulan Juni 2010………….. 37

5.3 Distribusi Frekuensi Omset Apotek Bulan Maret 2011………… 37

5.4 Tabulasi Silang Profil dan Omset Apotek Bulan Juni 2010……. 38

5.5 Tabulasi Silang Profil dan Omset Apotek Bulan Maret 2011….. 38

5.6 Hasil Korelasi Spearman Rank (rho)……… 39

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup………... 49

2. Surat Peryataan……….. 50

3. Kuissioner……….. 51

4. Penilaian Kuissioner………... 55

5. Kuissioner Pendapatan Apotek……….. 59

6. Data Profil Pelayanan Kefarmasian……… 60

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : Universitas Indonesia.

Aderiyanto, 2010. Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelangan.

http://adruyan.blogspot.com/2010/09/strategi-meningkatkan-kepuasan.html. Diakses tanggal 11 desember 2010

Angki, P., 2004. Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.1 No.2, p. 102-15.

Anief, M., 2000. Prinsip dan dasar manajemen, pemasaran umum dan farmasi.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anief, M., 2005. Manajemen Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Arnold, Renee J.G, 2010. Pharmacoeconomics : from theory to practice.New York : Taylor & Francis Group.

Azwar, Azrul. 1996. Menuju pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Jakarta : Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia

Daris, Azwar. 2008. Himpunan Peraturan Perundang – Undangan Kefarmasian. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.

Departemen Kesehatan RI., 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 : Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI., 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI., 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Hartini, Yustina Sri. 2006. Ulasan beserta naskah peraturan perundang-undangan terkait Apotek. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

(16)

Lupiyoadi, R & A. Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua, Jakarta, Salemba Empat.

Mun’im, A., Supardi S., dan Jamal S., 2009. Pengembangan model dan indikator pelayanan kefarmasian prima di Apotek.

http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id =149&Itemid=63. Diakses tanggal 26 Desember 2010.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prasetyorini, Retno. 2003. Pelayanan Prima. Temanggung : Guruvalah Inc.

Pugliese, Tina L. 2000. Public Relations for Pharmacists. Washington, D.C. : American Pharmaceutical Association.

Rakhmat, J., 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Rosda Karya.

Rustam, 2002. Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 23. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.

Simanjuntak, M.P., 2010 Strategi Pelayanan Prima.

http://www.scribd.com/doc/17216928/strategi-pelayanan-prima. Diakses tanggal 11 Desember 2010.

Soesilo, S., 1991. Langkah antisipasi profesi farmasi dalam menghadapi peluang tantangan menjelang tahun 2000. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 2 No.1, p. 18-21.

Sugiyono, 2010. Statistik Nonparametris. Bandung : Alfabeta

Tjiptono, Fandi, 2006, Manajemen Jasa. Yogyakarta.

Trisna, Y., 2007. Aplikasi Farmakoekonomi dalam Pelayanan Kesehatan. Majalah Medisina, edisi 3, Vol.1, p.24-7.

Wijono, D., 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Teori, Strategi dan Aplikasi). Surabaya : Airlangga University Press.

Wirjatmi, Endang., 2001. Filosofi Strategi dan Teknik Pelayanan Prima Di Sektor Publik. Bandung.

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Dunia kesehatan di Indonesia terus berbenah untuk mencapai pelayanan

kesehatan yang maksimum yang berdasar pada peningkatan kualitas hidup pasien.

Peningkatan kualitas hidup pasien yang dimaksud bukan hanya bagaimana pasien

sembuh dari penyakit yang ia derita tetapi juga begaimana kualitas nilai sehat

dapat meningkat. Mulai dari pemerintah dalam hal tersebut membuat regulasi,

petugas kesehatan hingga akademisi terus berjuang untuk berbenah dalam

masalah tersebut.

Apotek merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang menjadi tempat

tujuan berikutnya setelah seorang pasien meninggalkan tempat praktek dokter

untuk berobat. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun

2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan

kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker . Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No.

1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Perubahan atas Peraturan Menkes RI No.

922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada

masyarakat.

Di Apotek pelayanan kefarmasian kini telah berubah, pelayanan yang

diberikan seorang Apoteker di Apotek haruslah berdasar pada Pharmaceutical

Care, yakni bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi Apoteker

dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan

begitu farmasis dituntut untuk dapat memberikan jaminan bahwa segala keputusan

didasarkan pada pertimbangan pelayanan kepada pasien dan aspek ekonomi.

Dengan demikian pasien dan masyarakat akan diuntungkan dengan kegiatan

(18)

Asuhan kefarmasian diapotek secara umum dapat digambarkan, yang

mana pekerjaan kefarmasian diapotek bisa meliputi antara lain produksi,

pengamanan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat,

pelayanan obat atas resep dokter dan informasi obat. Sedangkan pengembangan

obat, bahan obat dan obat tradisional kelihatannya belum dimungkinkan. Pada

pengembangan ini, yang mungkin bisa melibatkan para praktisi di apotek hanya

masalah formulasi (komposisi yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan).

(HISFARMA,2009)

Dalam mencapai tujuan terwujudnya pelayanan kefarmasian yang

maksimal Pemerintah dalam hal ini Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan

Klinik Direktorat Jendral Pelayanan Farmasi Departemen Kesehatan bekerja sama

dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia pada tahun 2003 menyusun standar

palayanan farmasi di Apotek yang tertuang dalam keputusan mentri kesehatan

Republik Indonesia No.1027/MENKES/SK/IX/2004. Standar kompetensi

Apoteker di apotek ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan

yang tidak profesional, melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak

wajar, sebagai pedoman dalam pengawasan praktek apoteker dan untuk

pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek. Standar

pelayanan tersebut mencakup pengelolaan sumber daya dan pelayanan.(Direktorat

Jendral Pelayanan Farmasi,2003)

Berdasarkan penelitian gambaran pelaksanaan standar pelayanan

kefarmasian yang telah dilakukan di apotek DKI Jakarta tahun 2003 adalah 76,5%

apotek tidak memenuhi standar pelayanan obat non resep, 98,5% apotek tidak

memenuhi standar pelayanan KIE, 67,6% apotek tidak memenuhi standar

pelayanan obat resep dan 5,8% apotek tidak memenuhi standar pengelolaan obat

di apotek. Rerata skor pelaksanaan dari keempat bidang tersebut adalah 61,02

(masuk dalam kategori kurang baik) (Angki, 2004).

Standar kefarmasian yang telah di buat seharusnya bukan saja memiliki

kepentingan kepada masyarakat tetapi juga harus berdampak positif bagi Apotek.

Penerapan standar kefarmasian di Apotek memicu semua pengusaha Apotek

untuk berpacu meningkatkan pengelolaan Apotek baik dari sisi sumber daya

(19)

mutu pelayanan ke pada konsumen juga menjadi titik berat dalam pelaksanaan

standarisasi pelayanan kefarmasian. Peningkatan Mutu pelayanan kesehatan adalah

yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan kesehatan yang di satu pihak dapat

menimbulkan kepuasan pada setiap pasien, serta di pihak lain tata cara

penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah

ditetapkan (Azwar, 1996).

Pengukuran kepuasan customer merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila

customer merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.

Pelayanan konsumen dapat berupa produk dan jasa, atau campuran produk

dan jasa. Apotek merupakan pelayanan produk dan jasa yang dikaitkan dengan

kepuasan customer. Model yang komperhensif dengan fokus utama pada pelayanan produk dan jasa meliputi lima dimensi penilaian yaitu realiability

(kehandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), emphaty

(empati), dan tangibles (bukti langsung). (khasanah et al,2003)

Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian dan

pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat perbekalan

kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek

memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan

usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga professional

kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis

kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.

Jika pelaku usaha apotek melakukan standar pelayanan kefarmasian di

apotek dengan benar dan sesuai maka di harapkan bukan hanya kepuasan

konsumen yang didapat, di harapkan omset apotek juga meningkat. Pendapatan

adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu en tity atau penyelesaian

kewajiban dari en tity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang

berasal dari penyerahan/ produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan

lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang

(20)

Kekecewaan atau ketidakpuasan yang dirasakan konsumen terhadap

Apotek akan berdampak buruk bagi apotek itu sendiri dan konsumen yang kecewa

akan beralih ke Apotek lain. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kosumen

beralih ke pada apotek lain, yaitu : sikap masa bodoh yang diperlihatkan pegawai

apotek, harga obat yang mahal, tidak puas terhadap produk yang dibeli. Hal

tersebut tentunya akan berakibat pada turunnya jumlah konsumen dan pada

akhirnya omset dari apotek juga akan menurun.

Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan antara pelaksanaan standar

pelayanan kefarmasian di apotek dengan nilai omset yang di dapat apotek wilayah

kotamadya Malang di kecamatan Blimbing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan, maka hal yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara standar

pelayanan kefermasian di apotek dengan nilai omset apotek yang ada di wilayah

kecamatan Belimbing kota Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan profil Apotek yang melaksanakan standar

pelayanan kefarmasian di apotek dan apotek yang tidak melaksanakan standar

pelayanan kefarmasian di apotek dengan nilai omset yang dihasilkan di beberapa

apotek wilayah kecamatan Belimbing kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

- Peneliti dapat mengetahui tingkat pendapatan suatu apotek pada

beberapa apotek di wilayah Kecamatan Belimbing Kota Malang.

- Sebagai salah satu prasyarat yang harus ditempuh untuk

menyelesaikan pendidikan sarjana farmasi di Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bagi apotek dan institusi pendidikan

- Sebagai bahan evaluasi bagi apotek-apotek di wilayah Kecamatan

Belimbing khususnya dan wilayah Kota Malang umunya, untuk

(21)

- Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

- Sebagai refrensi Apotek guna memperoleh pendapatan yang lebih

baik.

3. Bagi masyarakat

- Masyarakat mendapatkan pelayanan kefarmasian yang profesional.

1.5 Hipotesis

Penerapan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdampak terhadap

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kan tidak mungkin orang BPS yang mana data BPS kita gunakan di semua program pemerintah memilih-milih orang miskin. Kan tidak mungkin juga kalau misalnya orang BPS tersebut survei

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang dapat berkompetisi secara efektif yakni usaha yang dapat mengetahui lingkungan bisnis, menemukan informasi tentang kompetitor, dan

Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar di bank bjb , memberikan kontribusi terhadap perkembangan kredit konsumtif yang besar, dimana para pegawainya

The spatial distribution pattern of some important LSTD parameters, like residual temperature, temperature amplitude and time of maximum temperature are shown in Figure 3 for the

Kelompok Kerja (Pokja) 1 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan Pelelangan Sedehana dengan

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang. PdP

Ada 43 genotip ubi jalar berdaging jingga yang telah terseleksi dari penelitian pendahuluan untuk diuji komponen hasil umbi dan kandungan fisikokimianya di lahan