• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada PT. Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada PT. Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA CIBITUNG

FADHLILLAH RAMADHANTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 pada PT Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

(4)

2004 pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling Plant Cibitung Bekasi. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berbasis ISO 14001 : 2004 digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan mengenai lingkungan, dan pedoman untuk mengadakan, mengimplementasikan, dan mengoperasikan SML sebagai PROPER yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dengan Mengkaji Pengelolaan SML yang telah diterapkan PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling Plant Cibitung Bekasi, Perkembangan Kinerja Lingkungan (PROPER) berdasarkan ISO 14001 : 2004. Pengolahan data menggunakan software SPSS (statistical package for social science) 19 menganalisis Laporan Hasil Penilaian PROPER dari KLH berdasarkan peringkat kinerja per sektor, dan Data teknis Proper Sekretariat KLH. Metode Analisis kualitatif dengan menganalisis peran Divisi Corporate Social Responsibility & Quality control terhadap pemahaman PROPER sebagai bentuk implementasi SML ISO 14001 : 2004 dengan kuesioner dan evaluasi SML dianalisis dengan Uji Validitas, Reliabilitas, uji t-contoh berpasangan. Hasil uji validitas item dinyatakan valid dan uji reliabilitas diketahui nilai reliabilitas (alpha cronbach) tiap peubah lebih besar dari 0,6, maka dinyatakan reliabel. Hasil uji t- contoh berpasangan pada α : 5% diperoleh untuk t tabel sebesar 2,086 menunjukkan ada perbedaan tingkat implementasi kinerja lingkungan perusahaan dengan SML ISO 14001:2004 sebelum penerapan dengan setelah penerapan PROPER.

Kata kunci : Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Implementasi, ISO 14001 : 2004, PROPER

ABSTRACT

FADHLILLAH RAMADHANTI. Environmental Management System ISO 14001: 2004 at PT Coca Cola Amatil Indonesia Bekasi Cibitung Bottling Plant. Guided by H. MUSA HUBEIS

Environmental Management System (EMS) based on ISO 14001: 2004 is used to develop and implement environmental policies, and guidelines for conduct, implement, and operate the SML as PROPER developed by the Ministry of Environment (MoE) to Assess Management of SML which has been applied PT Coca Cola Amatil Indonesia Bekasi Cibitung Bottling Plant, Development of Environmental Performance (PROPER) based on ISO 14001: 2004. Sotware data processing using SPSS (statistical package for social science) analyzed 19 PROPER Assessment Report of KLH ranked by performance per sector, and technical data Proper Environment Secretariat. Qualitative analysis methods to analyze the role of the Division of Corporate Social Responsibility & Quality control of the understanding as an implementation of SML PROPER ISO 14001: 2004 EMS evaluation questionnaires and analyzed with Validity, reliability, paired sample t-test. Validity of the test results declared invalid item and note the value of reliability test reliability (Cronbach alpha) of each variable is greater than 0.6, then declared reliable. Results of paired samples t-test at α: 5% obtained for the t table is 2.086 showed no difference in the level of implementation of the environmental performance of companies with ISO 14001:2004 EMS prior to the application after application with PROPER

(5)

INDONESIA CIBITUNG

FADHLILLAH RAMADHANTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Nama : Fadhlillah Ramadhanti

NIM : H24090088

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Jono Mintarto Munandar, MSc Ketua Departemen

(8)

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Desember 2012 hingga April 2013 dalam kategori Manajemen Mutu, dengan judul Kajian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 Pada PT Coca Cola Bottling Plant Amatil Indonesia Cibitung.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA selaku dosen pembimbing. Disamping itu, terimakasih untuk pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini terutama pihak PT Coca Cola Amatil kepada bapak Yayan Supriatna selaku Kepala CSR dan seluruh Divisi CSR serta Quality Control CCAI. Serta untuk Pihak Kementrian Lingkungan Hidup bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Bidang Urusan Standarisasi dan Teknologi Lingkungan yang difokuskan pada kajian penerapan PROPER yang telah membantu selama penelitian dan pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua ( mama, alm. Papa dan adek ), serta seluruh keluarga atas segala support, doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa kepada teman- teman Manajemen IPB 46 angkatan tahun 2009 khususnya Natasha, Jise, Arina, Cipuy, Dafid, Wilda, Erwin dan teman – teman seperjuangan satu bimbingan Skripsi ( Mirna, Fika, Riandi, Icha, Devi, Agi ) serta sahabat – sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu meluangkan waktunya, memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga Karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Juli 2013

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR Halaman

1 Alasan perusahaan menerapkan ISO 14001 1

2 Manfaat penerapan ISO 14001 2

3 Nilai peningkatan jumlah perusahaan peserta PROPER 3 sejak tahun 2002 – 2012

4 Siklus PDCA 5

5 Model SML ISO 14001 6

6 Penilaian pemeringkatan PROPER 8

7 Kriteria penilaian PROPER 8

8 Kerangka pemikiran penelitian 12

9 Penerapan SML ISO 14001 : 2004 PT. CCAI 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Proses PROPER 31

2 Distribusi pengawasan PROPER Indonesia 32

3 Roadmap penilaian hijau dan emas 33

4 Susunan dewan pertimbangan PROPER KLH 34

5 Peringkat elemen ISO 14001 34

6 Peringkat tanggapan staf terhadap ISO 14001 35

7 Peringkat keuntungan ISO 14001 35

8 Peringkat peranan sumber informasi 36

9 Identifikasi isu lingkungan dan evaluasi dampak isu 36

10 Peringkat aspek pengembangan posisi 38

11 Rekapitulasi peringkat hasil analisa data tentang ISO 14001 39

18 Rekapitulasi sistem manajemen lingkungan 39

19 Lembar kuesioner penelitian 41

(11)
(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) adalah bagian dari pengelolaan lingkungan internal dan eksternal (Hariadi, 2004). Lingkungan Internal mencakup kedalam lingkungan pabrik lokasi fasilitas produksi, kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya. Lingkungan Eksternal merupakan lingkungan di luar lokasi pabrik/fasilitas produksi yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik. Permasalahan lingkungan memerlukan instrumen atau alat untuk mengelola permasalahan tersebut. ISO (International Organization for Standarization) adalah organisasi yang mengeluarkan ISO 14001 tentang standar internasional mengenai SML (Environmental Management System) merupakan dasar konsep ISO 14000, yaitu suatu sistem untuk mencapai pengelolaan lingkungan yang baik dan bersifat sukarela.

Menurut Hilman dan Kristiningrum dalam Jurnal Standarisai mutu nasional, 2011 menyebutkan alasan Perusahaan menerapkan ISO 14001 berguna untuk meningkatkan image perusahaan, meningkatkan partisipasi karyawan, mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan pangsa pasar dan tuntutan konsumen (Gambar 1). ISO 14001 mengurangi pencemaran lingkungan (20%). Penerapan ISO 14001 memberikan cara untuk mengidentifikasi secara sistematik dan mengelola risiko lingkungan serta liability, sehingga mengurangi keluhan masyarakat (20%). SML ISO 14001 bermanfaat dalam pendekatan yang sistematik untuk mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan serta untuk perumusan objektif dan target seperti dimuat pada Gambar 2.

Gambar 1 Alasan Perusahaan menerapkan ISO 14001 (Hilman dan Kristiningrum, 2011)

(13)

menurut ISO 14001 adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan, pertanggung jawaban, praktek, tatalaksana, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. SML adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup (PROPER KLH, 2012). Cakupan dari SML ISO 14001 berupa Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER dibuat dan diterapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk menilai kinerja perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan kedalam katagori pengelolaan, pengendalian dan pemantauan lingkungan.

Gambar 2 Manfaat Penerapan ISO 14001 (Hilman dan Kristiningrum, 2011)

(14)

Gambar 3 Nilai peningkatan jumlah perusahaan peserta PROPER sejak tahun 2002 – 2012 ( PROPER KLH, 2012 )

Sejak didirikan di Indonesia, perusahaan bekerjasama dengan pemegang saham lokal sehingga pada tahun 1997, Pabrik Coca Cola terbesar di Indonesia didirikan di Cibitung Bekasi dan menjadi pusat pabrik distribusi terbesar di Indonesia dan menjadi Pusat pabrik Coca Cola (Coca Cola National Office), serta semakin melebar ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar dapat mendapat produk terbaik dan mutu tetap terjaga, maka Coca Cola melakukan langkah sertifikasi produk. Setiap produk Coca Cola dijamin halal oleh Departemen Agama RI dengan standar higenis dijamin oleh Departemen Kesehatan. Mutu pengolahan dan produknya terjaga melalui sertifikasi ISO 9002, ISO 14001 dan berbagai sertifikasi yang diawasi langsung oleh Coca Cola Management System International. Pada Desember 2012, PT. CCAI meraih dua anugerah dari Program penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan berhasil meraih dua penghargaan kategori hijau untuk wilayah operasi dan pabrik di wilayah bandung dan padang. Sebagai Perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama 20 tahun, CCAI berkomitmen untuk mewujudkan pelestarian lingkungan dengan penerapan program-program CSR melalui empat (4) pilar, yaitu Environment, MarketPlace, Community dan Workplace.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengelolaan SML yang telah diterapkan PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Bottling Plant Cibitung Bekasi saat ini?

2. Bagaimana penerapan PROPER PT CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi berdasarkan identifikasi aspek lingkungan sejak tahun 2011 hingga 2013 berdasarkan ISO 14001 : 2004 ?

(15)

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengkaji Pengelolaan SML yang telah diterapkan PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi saat ini.

2. Menganalisis Perkembangan kinerja lingkungan (PROPER) PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi berdasarkan identifikasi aspek lingkungan sejak tahun 2010 hingga 2013 setelah adanya penerapan ISO 14001 : 2004. 3. Mengkaji Implementasi PROPER dan SML pada PT. CCAI Bottling Plant

Cibitung Bekasi.

MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, referensi dan solusi untuk dapat lebih meningkatkan Implementasi, serta manfaat kinerja lingkungan (PROPER), dengan melihat faktor-faktor yang dapat memengaruhi meningkatnya kinerja lingkungan perusahaan, terutama setelah memperoleh sertifikat ISO 14001 : 2004.

2. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan teori-teori yang pernah dipelajari selama kuliah dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di dunia nyata.

3. Bagi pembaca, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai penerapan ISO 14001 : 2004 serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi dan KLH bidang Pengendalian pencemaran lingkungan dan bidang urusan standarisasi dan teknologi lingkungan yang difokuskan pada kajian penerapan PROPER, yaitu menganalisis SML ISO 14001 : 2004 perusahaan, serta proses sertifikasi PROPER terkait dengan sistem penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan dan peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan sumber daya berkelanjutan, serta memiliki dampak yang menguntungkan bagi perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Manajemen Lingkungan

(16)

lingkungan secara proaktif dan sukarela di Indonesia. Langkah-langkah penerapan SML (ISO 14001, 2004) terdiri dari lima (5) tahap,yaitu :

Tahap 1 Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan

Tahap 2 Perencanaan aspek lingkungan dan dampak lingkungan yang terkait persyaratan dan Peraturan perundangan-undangan perusahaan, tujuan dan Sasaran serta Rencana kerja dan program manajemen lingkungan Tahap 3 Penerapan dan Operasi, Alokasi sumber daya, Struktur dan tanggung

jawab, Kesadaran dan pelatihan, Komunikasi, Dokumentasi SML, Pengendalian operasional, program manajemen yang spesifik, Kesiapan dan respon terhadap keadaan darurat

Tahap 4 Evaluasi berkala, Pemantauan, Tindakan koreksi dan pencegahan, Rekaman dan Audit SML

Tahap 5 Pengkajian SML dan Penyempurnaan Berkelanjutan

SML ISO-14001 menyediakan suatu proses terstruktur dengan perbaikan/penyempurnaan untuk meningkatnya standar kinerja lingkungan mencakup struktur organisasi, perencanaan, kegiatan, tanggungjawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk membangun, menerapkan, mencapai, menelaah, dan memelihara kebijakan lingkungan. SML menganut model baku sistem manajemen atas empat unsur pokok sistem yang saling berkaitan membentuk suatu siklus berkelanjutan (continuous cycle). Unsur atau prinsip pokok tersebut tercantum pada Gambar 4 :

Gambar 4 Siklus PDCA (bpkimi.kemenperin.go.id, 2013)

Perkembangan SML Berbasis ISO 14001 : 2004

(17)

penerapan di lapangan bekerjasama dengan BSN melakukan adopsi terhadap beberapa Standar Internasional ISO 14001. Sejak ditetapkannya ISO 14001 menjadi standar internasional, berbagai unit organisasi perusahaan di Indonesia dengan sukarela menerapkan SML ISO 14001 yang menjadi indikator peningkatan kesadaran industri terhadap pengelolaan lingkungan (EKOLABEL-SML KLH, 2006).

Gambar 5 Model SML ISO 14001 (www.iso.org, 2012)

SML ISO 14001 dan Proper KLH

(18)

Mekanisme Pelaksanaan PROPER diawali dengan pemilihan perusahaan peserta yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Setelah peserta ditetapkan, KLH mengumpulkan data dengan mengevaluasi laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan. Informasi yang terkumpul kemudian diolah menjadi rapor sementara, yang berisi evaluasi kinerja perusahaan dibandingkan kriteria penilaian PROPER yang ditetapkan. Rapor sementara ini sudah mengindikasikan peringkat kinerja perusahaan berdasarkan kriteria peringkat PROPER. Perusahaan peserta PROPER ditunjuk oleh KLH dan tidak semua perusahaan menjadi peserta Proper pusat di setiap Provinsi. Pada tahun 2008, diterbitkan Proper Daerah bagi perusahaan yang tidak dilakukan audit oleh KLH.

Audit PROPER dilakukan satu tahun sekali sesuai dengan peraturan Pemerintah. Audit menyeluruh terhadap sistem, tidak hanya kinerja lingkungan termasuk dengan identifikasi aspek Lingkungan, kebijakan Lingkungan, tujuan sasaran dan program, komunikasi, training dan kompetensi, serta tanggap darurat dan management review (Laporan Hasil Penilaian PROPER, 2011). Dalam SML perusahaan dinilai berdasarkan Kriteria Penilaian PROPER dibedakan menjadi dua (2), yaitu :

1. Kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan Hitam, Merah, Biru menilai ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup yang digunakan, yaitu:

a. Penerapan Dokumen Pengelolaan Lingkungan b. Pengendalian Pencemaran Air

c. Pengendalian Pencemaran Udara d. Pengelolaan Limbah B3

e. Pengendalian Pencemaran Air Laut f. Kriteria Kerusakan Lingkungan

2. Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) untuk pemeringkatan hijau dan emas. Aspek yang dinilai adalah:

a. SML

b. Efisiensi Energi. c. Penurunan Emisi

d. Pemanfaatan dan Pengurangan Limbah B3. e. Penerapan 3R pada Limbah Padat non B3.

f. Konservasi Air dan Penurunan beban pencemaran air g. Perlindungan Keanekaragaman Hayati.

(19)

Gambar 6 Penilaian Pemeringkatan PROPER (Laporan Hasil Penilaian PROPER, 2009)

(20)

KRITERIA PROPER

KRITERIA penilaian PROPER (PROPER, 2013) terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria penilaian ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance). Kriteria penilaian ketaatan terkait dengan peraturan pengelolaan lingkungan hidup digunakan sebagai dasar yang berkaitan dengan :

a. Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya.

Perusahaan dianggap memenuhi kriteria ini, jika seluruh aktivitasnya dinaungi dalam dokumen pengelolaan lingkungan, baik berupa dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan (UKL/UPL) atau Dokumen pengelolaan lain yang relevan. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam melakukan pelaporan terhadap pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan dalam AMDAL dan UKL/UPL.

b. Pengendalian Pencemaran Air

Pada prinsipnya ketaatan terhadap pengendalian pencemaran air dinilai berdasarkan ketentuan bahwa semua pembuangan air limbah ke lingkungan harus memiliki izin. Air limbah yang dibuang ke lingkungan harus melalui titik penaatan yang telah ditetapkan. Pada titik penaatan tersebut berlaku baku mutu kualitas air limbah yang diizinkan untuk dibuang ke lingkungan.

c. Pengendalian Pencemaran Udara

Ketaatan terhadap pengendalian pencemaran udara didasarkan sumber emisi harus teridentifikasi dan dilakukan pemantauan untuk memastikan emisi yang dibuang ke lingkungan tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan.

d. Pengelolaan Limbah B3

Ketaatan pengelolaan limbah B3 dinilai sejak tahapan pendataan jenis dan volumenya. Setelah dilakukan pendataan, maka dilakukan pengelolaan lanjutan. Pengelolaan lanjutan harus dilengkapi dengan izin pengelolaan limbah B3. Ketaatan terhadap ketentuan izin pengelolaan limbah B3, merupakan komponen utama untuk menilai ketaatan perusahaan.

(21)

PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhani (2012) berjudul Kajian peran karyawan terhadap Kinerja Lingkungan dalam perspektif penerapan SML ISO 14001 : 2004. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi SML pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan pengukuran kinerja lingkungan melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan kuantitatif, dimana menganalisis data environmental index yang terdiri dari DOR (Duration out of Range), emisi debu, emisi NO

2 dan emisi SO2 dari tahun 2006 hingga tahun 2010

meningkat atau menurun secara nyata. Peran karyawan terdiri dari pelatihan pendidikan (X1), resiko lingkungan (X2), kontrol lingkungan kerja (X3), motivasi

bekerja (X4), dan kepedulian karyawan (X5).

Penelitian dari Hanoum (1996) mengkaji bagaimana Implementasi ISO 14001 : 1996 yang dilakukan di PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat. Untuk menelaah lebih lanjut pada kuantifikasi manfaat Implementasi ISO 14001 metode Analisis Hirarki proses (AHP). Bila dilihat dari prioritas lokalnya, kontribusi manfaat yang diperoleh masing- masing subsasaran terbesar adalah A1 (mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan) dengan kontribusi 12,3%. Diikuti A2 (mengurangi penggunaan dan pembuangan limbah berbahaya) 10,3%, D1 (memberi kepuasan pada pembeli) 9,2%, E1 (Lingkungan sehat) 8,1%, C1 (mengurangi resiko kerja) 6,7%, D2 (memberikan jaminan) 6,4%, A3 (menghemat sumber daya) 6%, E2 (mengurangi kekhawatiran masyarakat) 5,6%, B1 (kepatuhan pada hukum) dan B2 (memudahkan penilaian kinerja lingkungan) masing masing sebesar 4,6%, C2 (Lingkungan kerja yang nyaman) 4,3%, B3 (Efisiensi Biaya) 3,8%, B4 (Meningkatkan kredibilitas) dan C3 (Memotivasi untuk bekerja) masing masing 3,4%, B5 (Meningkatkan citra) 3,3%, C4 (kesadaran lingkungan) 3,1%, dan B6 (daya saing) 2,6%, serta yang terakhir adalah B7 (Mendorong Inovasi) 2,3%.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

(22)

Gambar 8 Kerangka Pemikiran Penelitian (Adaptasi KLH, 2013)

Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitan yaitu data sekunder berupa Petunjuk Teknis PROPER, Laporan hasil penilaian PROPER 2011- 2013, literatur-literatur mengenai kajian penerapan PROPER dan data primer seperti wawancara langsung, observasi dan kuesioner terhadap divisi CSR (Corporate Social Responsibility). Data yang digunakan meliputi data kuantitatif dan kualitatif, seperti laporan teknis dan laporan hasil penilaian PROPER 2011- 2013, profil perusahaan dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

KLH Divisi PROPER bidang Pengendalian pencemaran lingkungan, urusan standarisasi dan teknologi : Database Nasional sertifikasi ISO

14001

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) National Bottling Plant Cibitung Bekasi

Kajian Penerapan SML ISO 14001 : 2004

- Coca Cola Amatil Environmental Policy

- Pengumuman & Press Release PROPER 2011 - 2013

- Lampiran Peringkat PROPER 2011-2013

- Konsistensi Kinerja perusahaan dalam PROPER 2011-2013

Mengkaji Coca Cola Management System (EMS) dan Pilar CSR (Corporate Social Responsibility) CCAI

Identifikasi Pelaksanaan dan Implementasi PROPER terkait dengan SML ISO 14001 : 2004

Analisa Implementasi dan penerapan SML ISO 14001 : 2004 terkait PROPER CCAI

(23)

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan Microsoft Office Excel 2010 dan software SPSS (statistical package for social science) 19. Pengolahan data secarara kuantitatif dengan menganalisis secara manual Laporan Hasil Penilaian PROPER dari KLH berdasarkan peringkat kinerja per sektor, Data teknis PROPER Sekretariat KLH. Metode Analisis kualitatif dengan menganalisis peran Divisi CSR terhadap pemahaman PROPER sebagai bentuk implementasi SML ISO 14001 : 2004 melalui wawancara langsung, observasi, dan kuesioner terhadap divisi CSR CCAI mengenai langkah-langkah SML dengan Microsoft Office Excel 2010 dan software SPSS 19 yang dilakukan terhadap 21 responden. Penelitian ini menggunakan skala nominal berikut: 1 = Ya, 2 = Tidak dan skala ordinal / ranking dengan melihat Rataan menggunakan program SPSS 19 sebagai berikut : (1): Tidak Berperan, (2) : Cukup Berperan, (3) : Berperan dan (4) : Sangat berperan. Dalam penelitian ini, seluruh langkah-langkah yang ada di dalam SML diteliti berdasarkan isu lingkungan yang terkait dengan polusi udara, polusi air, polusi tanah, limbah dan bahan-bahan berbahaya, bunyi/kebisingan dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, penggunaan bahan/material, penggunaan energi, K3, identifikasi isu lingkungan, evaluasi dampak, penelitian dan analisa, pengembangan posisi, pengembangan strategi, implementasi dan evaluasi SML.

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan suatu alat pengukuran itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Utamanya dari uji validitas adalah setiap pertanyaan saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan setiap pertanyaan berhubungan dengan obyek yang akan diteliti (Umar 2011). Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah (Umar 2011) :

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur,

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total, yaitu :

r =

Keterangan :

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total Kemudian angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel, maka pernyataan tersebut valid dan nyata, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah (N-2; α ).

Dalam hal ini peubah independen, yaitu unsur ISO 14001 (X1) yang terdiri

(24)

resiko kerja, lingkungan kerja yang nyaman, kepatuhan terhadap hukum, efisiensi biaya. Isu lingkungan (X2) terdiri dari memudahkan penilaian kinerja lingkungan,

meningkatkan kredibilitas, meningkatkan citra perusahaan, daya saing dan kesadaran lingkungan. Peranan sumber informasi (X3) terdiri dari identifikasi

surat kabar dan pengumuman PROPER, Jurnal tentang Isu Lingkungan dan Laporan berkala tentang kondisi lingkungan. Penerapan SML (X4) terdiri dari K3,

tingkat Polusi udara dan air, penggunaan bahan/material, bunyi, perencanaan fisik, Penggunaan energi, Limbah, radiasi dan Polusi Tanah. Peubah dependen yaitu Implementasi ISO 14001: 2004 (Y). Dari hasil uji validitas dapat diketahui nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item dibandingkan dengan r tabel dengan hasil nyata 0,05 dengan uji 1 (satu) sisi dengan jumlah data (n) = 21 atau df= 19, maka didapat r tabel sebesar 0,369.untuk variabel X1, X2 , X3, X4

dinyatakan valid karena nilainya lebih dari 0,369 dan nilai korelasi (tercantum dalam lampiran) lebih besar dari r tabel, maka semua item dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan dari hasil instrumen dan konsistensinya apabila instrumen diujikan pada kelompok yang sama pada saat yang berbeda. Menurut Umar (2011), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan adalah teknik Cronbach, dengan rumus berikut :

(

)

Keterangan :

r = Keandalan instrumen

K = banyak butir pertanyaan

= jumlah ragam buti

= Ragam total

Dari hasil uji reliabilitas ( terdapat pada lampiran) dapat diketahui nilai reliabilitas (alpha cronbach) tiap variabel. Untuk variabel X1 sebesar 0,764, X2

sebesar 0,721, X3 sebesar 0,699, dan X4 sebesar 0,698.karena nilai ketiga variabel

tersebut diatas 0,6 , maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dinyatakan reliabel.

SKALA LIKERT

Empat pilihan jawaban kuesioner untuk penelitian menggunakan skala rataan (Likert). Skala ini digunakan untuk mengetahui penilaian Divisi CSR PT. CCAI bottling national office cibitung bekasi menggunakan skala nominal sebagai berikut: 1 = Ya, 2 = Tidak dan skala ordinal/ranking dengan melihat Rataan menggunakan program SPSS 19 sebagai berikut :

(25)

Skala 2 : Tidak Setuju Skala 3 : Setuju

Skala 4 : Sangat Setuju

Setiap jawaban dari responden dalam kuesioner diberikan skor, cara menghitung skor rataan adalah:

̅

=

Keterangan :

̅ : Skor Rataan

: Jumlah jawaban responden untuk skor i Xi : Skor nilai Jawaban responden i

n : Jumlah responden

Selanjutnya menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap skor alternatif yang terbentuk dari teknik skala peningkatan terdiri dari kisaran 1-6 yang menggambarkan posisi sangat negatif ke posisi sangat positif, kemudian dihitung rentang skala dengan rumus berikut :

Rs =

Keterangan : Rs : Nilai skor

R (skor) : Skor terbesar- skor terkecil M : banyaknya kategori skor

ANALISIS ISI

(26)

UJI t SAMPEL BERPASANGAN

Prosedur uji-t sampel berpasangan menurut Priyatno (2011) adalah menetapkan model pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini model pengujian hipotesisnya adalah:

Ho : µ1 = µ2dan Hα : µ1≠ µ2

Hipotesis nol bermakna tidak terdapat perbedaan rataan Implementasi dan kesesuaian antara PROPER dengan SML ISO 14001 : 2004. Hipotesis alternatif bermakna terdapat perbedaan – dalam hal perbedaan rataan Implementasi dan kesesuaian antara PROPER sebelum dan sesudah diberlakukannya SML ISO 14001 : 2004. Tingkat nyata (level of significance) atau nilai α ditetapkan α = 0,05. Nilai kritis atau nilai ttabel dicari dari tabel distribusi t dengan derajat bebas

df = n-1, dimana n adalah jumlah sampel. Menghitung perbedaan untuk setiap pasangan data, yakni d= X1-X2. Nilai X1 dan X2 menunjukkan rataan hasil

Implementasi SML sebelum dan sesudah penerapan ISO 14001 : 2004 yang baru untuk masing diberlakukannya NPA yang baru untuk masing-masing contoh. Menghitung nilai-nilai dengan rumus berikut :

̅

Dalam penentuan keputusan, menolak atau menerima hipotesis nol. Hipotesis nol ditolak jika

atau

Prosedur penggunaan program SPSS untuk uji-t adalah sebagai berikut:

1. Input data PROPER dan SML PT. CCAI Cibitung Bekasi sebelum dan sesudah pemberlakukan ISO 14001 : 2004 pada lembar input data (SPSS Data Editor), kemudian diberi nama dan skala.

2. Pilih Analyze – Compare Means – Paired-Samples t Test. Setelah muncul kotak dialog, isikan peubah setelah itu tekan OK.

3. Pada lembar output lihat nilai Sig., jika nilainya kurang atau sama dengan 0,05 berarti nyata atau tolak hipotesis nol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

(27)

menjadi pusat pabrik distribusi terbesar di Indonesia dan menjadi Pusat pabrik Coca Cola (Coca Cola National Office) serta semakin melebar ke seluruh wilayah Indonesia yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Makasar, Bandung, Padang, Denpasar, Lampung dan Banjar baru. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar dapat mendapat produk terbaik dan mutu tetap terjaga, maka Coca Cola melakukan langkah sertifikasi produk. Setiap produk Coca Cola dijamin halal oleh Departemen Agama RI dengan standar hiegenis dijamin oleh departemen kesehatan. Mutu pengolahan dan produknya terjaga melalui sertifikasi ISO 9002, ISO 14001, dan berbagai sertifikasi yang diawasi langsung oleh Coca Cola Management System International. Pada Desember 2012, PT. CCAI meraih dua anugerah dari Program penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan berhasil meraih dua (2) penghargaan kategori hijau untuk wilayah operasi dan pabrik di wilayah Bandung dan Padang. Sebagai Perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama 20 tahun, CCAI berkomitmen untuk mewujudkan pelestarian lingkungan dengan penerapan program-program CSR melalui empat (4) pilar yaitu Environment, MarketPlace, Community, Workplace. PT CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.

Komitmen PT Coca Cola Amatil Indonesia pada Lingkungan

PT Coca Cola Amatil Indonesia berkomitmen terhadap usaha-usaha yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, K3 berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja kami di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan terhadap pengawasan mutu untuk memenuhi dan melampaui berbagai standar mutu, baik standar internasional maupun standar yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman. Consumer Response Teams dan program-program yang dilaksanakan di semua area operasi di seluruh Indonesia bertugas menampung setiap masukan yang disampaikan oleh para konsumen dan pelanggan, dan disampaikan kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas mutu tetap terjaga.

Pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan lingkungan dan K3 senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. PT. CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi mengembangkan suatu sistem komprehensif yang mengacu pada standar internasional, termasuk di dalamnya ISO 14001, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan, K3 mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan keselamatan kerja.

(28)

lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan. Perusahaan yakin bahwa seluruh karyawan dan setiap orang yang tergabung di dalam perusahaan, serta mitra kerja bersama memainkan peranan penting dalam menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan lingkungan dengan membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri sepenuhnya. Pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia akan:

2. Berusaha sebaik mungkin mencapai kinerja di bidang perlindungan lingkungan dengan memenuhi persyaratan dari The Coca-Cola Company dan Peraturan Perundangan yang berlaku.

3. Senantiasa memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan dalam menyusun Business Plan (Perencanaan Bisnis) untuk memastikan bahwa pengelolaan masalah lingkungan selalu menjadi bagian yang penting dari Operasi Perusahaan.

4. Menerapkan dan mempertahankan SML terprogram, serta terus menerus menyempurnakan dan Peninjaupan sejalan dengan operasi perusahaan.

5. Mendorong dan membekali karyawan agar mampu mengenali, memahami dan bertindak pada setiap peluang yang ada untuk mencegah dan memperkecil setiap dampak negatif yang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan. 6. Mengembangkan dan menerapkan cara-cara meningkatkan efisiensi pemakaian

sumber daya, termasuk energi, bahan kimia, air, kemasan dan bahan baku lainnya.

7. Sedapat mungkin mencegah, mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah semua limbah yang ditimbulkan di dalam area pabrik, menjamin prosedur pembuangan limbah tersebut dengan cara aman dan berdampak seminimal mungkin.

8. Meminta stakeholder agar memenuhi standar pengelolaan lingkungan yang setara dengan standar perusahaan.

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

(29)

melampaui berbagai ketentuan internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan dan K3.

Gambar 10 Penerapan SML ISO 14001 : 2004 PT CCAI

Sistem Manajemen Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja

Upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatkan kinerja CCAI di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja Sebelum membuang limbah ke sungai, CCAI mengolah limbah, sehingga tidak merusak biota sungai. CCAI menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan lingkungan, K3 senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan pengertian kami terhadap masalah-masalah tersebut yang juga berkembang dari waktu ke waktu. Perusahaan mengembangkan suatu sistem komprehensif yang mengacu pada standar internasional, termasuk di dalamnya ISO 14001 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan dan K3 mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan keselamatan kerja. Kriteria yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER), penghargaan kriteria hijau diberikan

Penyempurnaan berkelanjutan

Kebijakan Lingkungan

Perencanaan

- Aspek lingkungan

- Persyaratan hukum dan lainnya - Tujuan dan sasaran

- Program manajemen lingkungan

Penerapan dan Operasi

- Struktur dan tanggung jawab - Pelatihan, kepedulian dan

kompetensi - Komunikasi

- Dokumentasi sistem manajemen lingkungan

- Pengendalian dokumen - Pengendalian operasional - Kesiagapan dan tanggap darurat

(30)

kepada perusahaan yang telah mengelola lingkungan lebih dari yang disyaratkan (beyond compliance). Penilaian kinerja adalah pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dan pelaksanaan bisnis beretika, serta bertanggungjawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. CCAI berkomitmen untuk mewujudkan pelestarian lingkungan melalui kemasan yang lebih ramah lingkungan (botol PET), program pertanian Coke Farm, seragam dari bahan daur ulang botol PET (Eco Uniform) dan kulkas ramah lingkungan (Coca-Cola Solar Cooler). CCAI mendukung inovasi, menginvestasikan waktu dan sumber daya yang ada untuk memastikan keberlangsungan bisnis berkelanjutan tak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat.

PROGRAM COCA COLA

CCAI telah menerapkan program-program CSR melalui empat pilar yaitu Lingkungan (Environment), Lingkungan Pasar (Marketplace), Pengembangan Masyarakat (Community), dan Lingkungan Kerja (Workplace). PT. Coca Cola Bottling Indonesia mengarahkan kegiatan CSR lingkungannya pada konservasi sumber daya air, Kampanye lingkungan, kegiatan Water for School, penanaman pohon, Penghijauan melalui penggunaan biopori atau alat penyerapan air serta daur ulang sampah organik menjadi pupuk organik di pabrik-pabriknya dan lingkungan sekitarnya serta Pengembangan Usaha Kecil di sektor informal (pengusaha mikro). Coca-Cola Bottling Indonesia mewujudkan kepedulian sosialnya dengan memprakarsai program ekonomi kemasyarakatan berbentuk program pengembangan usaha mikro (Coca-Cola Micro Enterprise Development Program) yaitu program pendampingan dan pendidikan bagi kelompok usaha ekonomi lemah ini diluncurkan pada Juli 2003 dan memiliki dua elemen pokok bantuan. Pertama, bantuan teknis (technical assistance) pengembangan dan pendampingan usaha mikro yang didukung sepenuhnya oleh Coca-Cola selama satu tahun untuk memberdayakan anggota kelompok, meningkatkan jumlah tabungan atas kesadaran sendiri, serta mengembangkan kegiatan usaha produktif anggota dan pengembangan jaringan usaha. Kedua, akses terhadap modal kerja yang diberikan oleh lembaga pembiayaan independen atau bank (diluar Coca-Cola).

Tanggungjawab Sosial dan Keberlanjutan

(31)

yang produktif serta berwawasan luas. CCFI melaksanakan serangkaian kegiatan untuk memfasilitasi sarana belajar alternatif guna mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi para siswa maupun anak putus sekolah. Tiga program besar yang telah dicetuskan adalah Program Community Learning Center, Program Lokakarya Penulisan Cerita Anak dan Program Pelatihan yang berkelanjutan. Program Community Learning Center (Rumah Belajar Masyarakat) merupakan salah satu wujud nyata upaya CCFI dalam mengembangkan perpustakaan umum menjadi sarana alternatif tempat belajar bagi masyarakat, dengan cara mendidik para staf perpustakaan, agar lebih berorientasi pada pembaca, peremajaan sarana perpustakaan yang menarik dan menyelenggarakan program-program edukatif untuk menarik minat pengunjung.

ANALISIS KINERJA LINGKUNGAN

Perbandingan PROPER dengan standar SML pada PT. CCAI telah ditetapkan oleh standar ISO 14001 : 2004 terdiri dari standar, peraturan pemerintah, dan kebijakan perusahaan memiliki standar yang sama yang dianalisis menggunakan uji t sampel berpasangan terhadap dokumen PROPER KLH dengan dokumen SML perusahaan.

Dalam hal ini, Peubah independen yaitu unsur ISO 14001 (X1) yang terdiri

dari Pengurangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, mengurangi penggunaan dan pembuangan limbah, penghematan sumber daya, pengurangan risiko kerja, lingkungan kerja yang nyaman, kepatuhan terhadap hukum, efisiensi biaya. Isu lingkungan (X2) terdiri dari memudahkan penilaian kinerja lingkungan,

meningkatkan kredibilitas, meningkatkan citra perusahaan, daya saing dan kesadaran lingkungan. Peranan sumber informasi (X3) terdiri dari identifikasi

surat kabar dan pengumuman PROPER, Jurnal tentang Isu Lingkungan, dan Laporan berkala tentang kondisi lingkungan. Penerapan SML (X4) terdiri dari K3,

tingkat Polusi udara dan air, penggunaan bahan/material, bunyi, perencanaan fisik, Penggunaan energi, Limbah, radiasi dan Polusi Tanah. Variabel dependen yaitu Implementasi ISO 14001: 2004 (Y). Hipotesis yang digunakan adalah ;

Ho : Tidak ada Perbedaan Implementasi dan Kesesuaian nyata antara PROPER dan SML PT. CCAI

H1: Tidak ada Perbedaan Implementasi dan Kesesuaian nyata antara PROPER dan SML PT. CCAI

(32)

perbedaan tingkat implementasi kinerja lingkungan perusahaan dengan SML ISO 14001:2004 sebelum penerapan dengan setelah penerapan PROPER. Pada Tabel Paired Sample statistic terlihat rataan untuk sebelum pengaruh PROPER dengan ISO 14001 : 2004 adalah 106,23 dan setelah penerapan PROPER dan mendapatkan peringkat Hijau adalah 112,97, artinya rataan sebelum implementasi perusahaan lebih rendah kinerja lingkungannya dibandingkan dengan rataan setelah penerapan PROPER dan pengawasan dari Pemerintah dan Lembaga Audit perusahaan.

IMPLIKASI MANAJERIAL

SML ISO 14001: 2004 pada PT. CCAI, Cibitung mengacu pada PROPER dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses audit secara berkala di bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta kualitas pengolahan dan produk diawasi langsung oleh Coca Cola Management System International. Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya, CCAI dianggap memenuhi kriteria SML ISO 14001 : 2004 untuk mendapatkan PROPER hijau. Implementasi PROPER terdiri dari pengurangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengurangan penggunaan dan pembuangan limbah berbahaya, Penghematan Sumber daya, mengurangi resiko kerja, lingkungan kerja yang nyaman, serta memberi kepuasan pada konsumen, dampak lingkungan yang sehat, kepatuhan terhadap hukum dan efisiensi biaya berpengaruh terhadap kinerja lingkungan dan Citra Perusahaan kepada konsumen. Program Pengembangan Masyarakat (community development) CCAI sebagai Implementasi SML dalam jangka panjang memberikan dampak terbaik untuk lingkungan serta peran stakeholder dalam implementasi strategi isu lingkungan yang efektif dan efisien.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. SML adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup meliputi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Sistem Manajemen Lingkungan yang diterapkan PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) mengacu pada standar ISO 14001, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Kualitas pengolahan dan produknya terjaga melalui sertifikasi ISO 9002, ISO 14001 dan berbagai sertifikasi yang diawasi langsung oleh Coca Cola Management System International. Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya, CCAI dianggap memenuhi kriteria SML ISO 14001 : 2004 untuk mendapatkan PROPER hijau.

(33)

bidang lingkungan hidup. Penerapan PROPER PT CCAI berdasarkan ISO 14001 : 2004 mendapatkan peringkat kategori hijau yang memenuhi Kriteria penilaian PROPER, yaitu kriteria penilaian ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance). CCAI berkomitmen untuk mewujudkan pelestarian lingkungan melalui kemasan yang lebih ramah lingkungan (botol PET), program pertanian Coke Farm, seragam dari bahan daur ulang botol PET (Eco Uniform), dan kulkas ramah lingkungan (Coca-Cola Solar Cooler). CCAI mendukung inovasi, menginvestasikan waktu dan sumberdaya yang ada untuk memastikan keberlangsungan bisnis berkelanjutan tak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, tapi juga bagi lingkungan dan masyarakat.

3. Implementasi PROPER dan SML pada PT CCAI Bottling Plant Cibitung Bekasi yaitu Perusahaan menerapkan ISO 14001 untuk meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan partisipasi karyawan, mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan pangsa pasar dan tuntutan konsumen, mengurangi pencemaran lingkungan, dan membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan dan peraturan mengenai lingkungan. Peningkatan pada kinerja manajemen/moral kerja serta proses efisiensi PROPER mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellence). Implementasi Penerapan SML meliputi pengelolaan lingkungan dengan baik, Upaya Efisiensi Energi dengan proses yang lebih ramah lingkungan, efisiensi sistem produksi, Upaya penurunan emisi, penerapan sistem 3R (Reduce-Reuse-Recycle) pada limbah B3, Pengurangan pencemaran air limbah yang dibuang ke lingkungan, dan Program Pengembangan Masyarakat (community development) untuk mengukur kinerja pencapaian program yang terukur melibatkan anggota masyarakat.

SARAN

1. SML sebagai upaya terpadu dilakukan berkelanjutan dan tidak terbatas pada peraturan dan audit PROPER, Maka Pemanfaatan dan Pengembangan lingkungan terhadap masyarakat secara efektif untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan

2. Publikasi yang semakin transparan terhadap masyarakat dan pengguna PROPER serta upaya-upaya penataan lingkungan hidup terorganisir yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Atmodjo, Yos Tri. 2000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT. Pupuk Kujang. Makalah. Tidak dipublikasikan. Cikampek.

Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995. Jakarta

Balzaroga, Michela A, et.al. 2005. How Organizational Culture Impacts OnThe Implementation Of ISO 14001:1996 – A UK Multiple- Case Study. Journal of Manufacturing Technology Management. 17 No. 1 (2006): 89-103 Coca Cola Amatil Annual Report. 2011. PT. Coca Cola Amatil Indonesia. Jakarta Coca Cola Amatil Annual Report. 2012. PT. Coca Cola Amatil Indonesia. Jakarta Crowley dan Delfico (1996). Metode Pengolahan Data Manajemen Produksi dan

Operasi. PT. Gramedia. Jakarta

EKOLABEL.2006. Penerapan Standar ISO 14001: 2004. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta

Goetsch, D.L., Davis, S.B., 2001, ISO 14000 Environmental Management, Prentice Hall, Inc., New Jersey, USA

Hadiwiardjo, B. H. 1997. Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. PT GramediaPustaka Utama. Jakarta ISO 14001 : 2004, Environmental management systems-requirements with guidance for use. Swiss Nga, J. K. H. (2009). “The Influence of ISO 14000 on Firm Performance”. Social Responsibility Journal, Vol. 5 No. 3, Pp. 408-422.Malaysia

Hadiwiardjo, B.H., 1997, ISO 14001 Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hanoum.1996. Kajian Implementasi ISO 14001 : 1996 pada PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat. IPB

Hariadi.2004. Analisis Pengelolaan Lingkungan internal dan Eksternal. PT. Gunung Agung, Jakarta

Harrington.H.J. and A. 1999. Knight. ISO 14001 Implementation. Upgrading Your EMS Effectively. Mc.GrawHill.1999

Hilman, Muti Sophira dan Ellia Kristiningrum. 2008. Kajian Manfaat Penerapan ISO 14001 Pada 12 Perusahaan.

Jurnal Standardisasi. 10 No. 3 (2008) International Organization of Standard. 2004. ISO 14001:2004 International Standard: Environmental Management System – Requirements

Jasch, Andreas. 1997. ISO 14000 & Pollution Prevention in European Union. Makalah. Pada Conference on ISO 14000 : The New International Standards on Environmental Management. Tidak Dipublikasikan. Jakarta Kitazawa, Shinichi dan Sarkiz, Joseph. 2000. The Relationship between ISO

(35)

www.menlh.go.id/ekolabel-sml/sml2012, Perkembangan Program Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 14001 di Indonesia

Kuhre, W.Lee. 1995. Sertifikasi ISO 14000 ; Sistem Manajemen Lingkungan. Edisi Bahasa Indonesia. Prenhalindo. Jakarta

Kusumawardhani. 2012. Kajian peran karyawan terhadap Kinerja Lingkungan dalam perspektif penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 : 2004. IPB

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan. 2012. PT.Coca Cola Amatil Indonesia Cibitung Bekasi. Bekasi

Laporan Hasil Penilaian PROPER 2011-2012. Kementrian Lingkungan Hidup Jakarta Divisi Pengendalian pencemaran lingkungan dan bidang urusan standarisasi dan teknologi lingkungan. Jakarta

Laporan Sistem Manajemen Lingkungan.2013. Model SML ISO 14001 dan siklus PDCA.Kementrian Perindustrian BPKIMI (bpkimi.kemenperin.go.id). Jakarta. Adaptasi Kerangka Pemikiran Penelitian (Adaptasi KLH, 2013) Laporan Sistem Manajemen Lingkungan. 2012-2013. Kriteria Penilaian PROPER.

Kementrian Lingkungan Hidup Jakarta Divisi Pengendalian pencemaran lingkungan dan bidang urusan standarisasi dan teknologi lingkungan. Jakarta

Multi S.H & Ellia K., 2011. Manfaat Penerapan ISO 14001. Gramedia. Jakarta Penerapan ISO 14000, Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. 2001

Penerapan ISO 14001 dan Nilai Peningkatan peserta PROPER, Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. 2011 & 2012

Penilaian Pemeringkatan PROPER 2009. Laporan Hasil Penilaian PROPER. 2009. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta

Pengumuman PROPER 2010- 2012, Kementrian Lingkungan Hidup Jakarta Divisi Pengendalian pencemaran lingkungan dan bidang urusan standarisasi dan teknologi lingkungan. Jakarta. www.iso.org/iso-14001-2004, Perkembangan Program Sistem Manajemen Lingkungan dan Ekolabel, ISO 14001 di Indonesia Priyatno. 2011. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. PT. Rajawali Press.

Jakarta

Rotery, B., 1996, ISO 14000 Sistem Manajemen Lingkungan, PT. Pustaka Bina Pressindo, Jakarta.

Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis.Rajawali Press. Jakarta

(36)
(37)
(38)
(39)

Lampiran 3 Roadmap Penilaian PROPER hijau

(40)

Lampiran 5 Peringkat unsur ISO 14001

PERINGKAT ELEMEN ISO 14001 MEAN RANK*

1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan

7,91

2 Limbah dan Bahan-bahan berbahaya 7,44

3 Pembuangan ke sumber air (sisa material)

7,15

4 Perencanaan fisik (tanah, fasilitas kenyamanan, pohon dan kehidupan

sekitar)

6,94

5 Pasokan air dan pengolahan limbah domestik

6,85

6 Radiasi 6,38

7 Polusi Udara (debu dan asap) 6,12

8 Penggunaan material/bahan 6,09

9 Penggunaan energi 6,06

10 Pengembangan perkotaan 5,91

11 Gangguan 5,84

12 Bunyi/Kebisingan dan Getaran 5,31

Lampiran 6 Peringkat Tanggapan Staf

PERINGKAT TANGGAPAN MEAN RANK*

(41)

Lampiran 7 Peringkat Keuntungan ISO 14001

PERINGKAT KEUNTUNGAN ISO 14001 MEAN RANK*

KEUNTUNGAN POTENSIAL LANGSUNG

1 Reduksi dan Pembuangan

bahan sisa

4,90

2 Menghindari kecelakaan dan

tindakan darurat

4,79

3 Menghindari klaim/ tuntutan 4,66

4 Menghindari denda / penalti 4,47

6 Reduksi dalam keluhan dan

tindak lanjut

4,46

7 Reduksi dalam penggunaan

sumberdaya material

4,16

8 Reduksi dalam penggunaan

energy

2 Hubungan yang baik dengan

Masyarakat

Lampiran 8 Peringkat Peranan Sumber Informasi

PERINGKAT SUMBER INFORMASI MEAN RANK*

1 Surat Kabar Perusahaan 3,46

(42)
(43)
(44)

Lanjutan Lampiran 9

Keterangan : Persentase (%) didapat dari analisa frekuensi

Lampiran 10 Peringkat Aspek Pengembangan Posisi

PERINGKAT ASPEK PENGEMBANGAN MEAN RANK

1 Ekonomi (misal: kemampuan

finansial perusahaan)

6,75

2 Tuntutan Pasar, tuntutan

konsumen)

6,41

3 Teknologi ( Teknologi

penanganan polusi dan limbah)

6,39

4 Kebijakan Pemerintah (UU) dan Sumber Daya

6,20

5 Budaya dan sistem perusahaan

(kesadaran dan kepedulian karyawan, serta budaya kerja)

6,01

6 Pesaing (Keunggulan bersaing terhadap pesaing)

5,50

7 Sosial (Opini masyarakat

terhadap CCAI)*

5,32

8 Hukum (Peraturan UU,

Kebijakan Lingkungan)

4,68

9 Kemungkinan terjadinya isu

lingkungan tak terduga (risiko)

4,31

(45)

Lampiran 11 Rekapitulasi Peringkat hasil analisa data tentang ISO 14001

NO. SUBYEK FAKTOR-FAKTOR % MEAN

RANK 1 Informasi

ISO 14001

- Mengetahui Informasi ISO 14001 - Sumber informasi ISO 14001 (Lembaga sertifikasi dan Pemerintah)

76 75

2 Elemen

ISO 14001

- Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan (K3)

- Reduksi dalam Pembuangan bahan sisa

- Menghindari kecelakaan dan tindakan darurat

- Menghindari klaim/tuntutan

4,90

4,79

4,66

Lampiran 12 Rekapitulasi Sistem Manajemen Lingkungan

(46)

FAKTOR-Lanjutan Lampiran 12

NO SUBJEK

FAKTOR-FAKTOR

% MEAN

3 Hasil Analisa

dan Wawancara

Tanggapan Staf terhadap Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Karyawan

8,09*

Divisi CSR & QC

8,02

4 Pengembangan

Posisi

Ekonomi 6,75

Tuntutan Pasar

6,43

Teknologi 6,41

5 Pilihan

Pengembangan Strategi

Proaktif (K3) 61,76 Penggunaan

bahan/material

52,94

Implementasi SML

(47)

Lampiran 13 Lembar kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS MANFAAT IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001: 2004 PADA PT. COCA-COLA AMATIL

INDONESIA BOTTLING UNIT BEKASI

A. Pengantar

• Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui peran karyawan pada divisi CSR (Corporate Social Responsibility dan Quality Control ) terhadap SML ISO 14001 : 2004 PT Coca Cola Amatil Indonesia.

• Kuesioner ini semata-mata ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir studi, mohon jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak akan berkaitan dengan penilaian kinerja anda dan akan dirahasiakan.

• Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap, jujur, dan sesuai dengan keadaan sebenarnya agar informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat dipertanggungjawabkan.

• Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih.

Nama : Fadhlillah Ramadhanti

NRP : H24090088

Jurusan / Fakultas : Manajemen / Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

B. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Laki – Laki / Perempuan

3. Usia :

4. Pendidikan terakhir :

5. Masa Kerja :

6. Unit Kerja / Bagian :

C. DAFTAR PERTANYAAN

PETUNJUK :

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju (4)

S : Setuju (3)

(48)

Lanjutan Lampiran 13

NO PERNYATAAN (CSR A) STS TS S SS

1 Perusahaan telah menetapkan SOP (Standar Operasi dan Prosedur) yang berkaitan dengan Lingkungan

2 Perusahaan memiliki prosedur tanggap darurat

3 Perusahaan telah mensosialisasikan manajemen darurat

4 Di Lingkungan anda bekerja, terdapat penandaan B3/bahan yang dapat menimbulkan pencemaran

5 Atasan anda memberikan teladan terhadap pencegahan pencemaran

1. KONTROL LINGKUNGAN KERJA

NO PERNYATAAN (CSR B) STS TS S SS

6. Perusahaan secara berkala memantau debu lingkungan

7 Tingkat kebisingan di tempat bekerja telah diukur

8 Debu Lingkungan di tempat anda bekerja sudah dilakukan pengendalian

9 Dalam pengoperasian alat pabrik telah dilakukan perawatan berkala

2. KINERJA LINGKUNGAN

NO PERNYATAAN (CSR C) STS TS S SS

10 Perusahaan melakukan kontrol terhadap proses pembakaran sisa- sisa bahan/material

11 Perusahaan melakukan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar

(49)

Lanjutan Lampiran 13

NO PERNYATAAN (CSR C) STS TS S SS

13 Perusahaan mengembangkan faktor efisiensi dalam penggunaan bahan/material

14 Perusahaan melakukan pemilihan bahan material yang berkualitas, tahan lama, tidak beracun, dan dapat di daur ulang

15 Perusahaan melakukan perbaikan dengan cepat apabila terjadi trouble pada pabrik

16 Perusahaan mengevaluasi dan meningkatkan manajemen darurat

17 Perusahaan telah mengurangi resiko lingkungan

18 Perusahaan telah melakukan kontrol lingkungan

19 Perusahaan telah melakukan pelatihan dan

pengumuman mengenai Sistem ISO 14001 : 2004 pada PT CCAI

3. TINGKAT KESESUAIAN PELAKSANAAN PERSYARATAN ISO 14001 di PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA NATIONAL PLANT AMATIL INDONESIA (MANUFACTURING OF SOFTDRINK) CIBITUNG BEKASI

No Persyaratan (CSR D)

Belum sesuai

Sesuai Belum

sama sekali

Pada jalur benar

1 Kebijakan lingkungan

2 Perencanaan

 Persyaratan perundangan dan lainnya

 Aspek lingkungan

 Tujuan dan sasaran

(50)

Lanjutan Lampiran 13

No Persyaratan (CSR D) Belum Sesuai Sesuai

Belum Sama sekali

Pada jalur benar

3 Penerapan dan operasi

 Struktur organisasi dan tanggung-jawab

 Pelatihan, kepedulian dan kompetensi

 Komunikasi

 Dokumentasi Sistem manajemen lingkungan

 Pengendalian dokumen

 Pengendalian operasional

 Kesiagaan dan tanggap darurat

4 Pemeriksaan dan tindakan koreksi

 Pemantauan dan pengukuran

 Ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan pencegahan

 Rekaman

 Audit sistem manajemen

lingkungan

(51)

LAMPIRAN 14 Uji t Sampel Berpasangan

Paired Differences

t df Sig.(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 ada pengaruh-setelah ISO -6,733 .254 .046 -145.095 21 .000

(52)

LAMPIRAN 16 Uji Normalitas

(53)

LAMPIRAN 18 Uji Frekuensi

(54)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fadhlillah Ramadhanti yang dilahirkan pada tanggal 5 Maret 1992 di Jakarta, merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Alm. Bapak Budi Suprianto dan Ibu Femiyati. Penulis menempuh pendidikan formal di SDN Johar Baru Jakarta Pusat pada 1997, lalu SMP Negeri 216 Jakarta pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 9 Jakarta pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswi di IPB pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor).

Gambar

Gambar 5 Model SML ISO 14001 (www.iso.org, 2012)
Gambar 7 Kriteria Penilaian PROPER (PROPER KLH, 2012)
Gambar 8 Kerangka Pemikiran Penelitian (Adaptasi KLH, 2013)
Gambar 10 Penerapan SML ISO 14001 : 2004 PT CCAI

Referensi

Dokumen terkait

Lalu apakah kinerja lingkungan sebagai hasil dari penerapan ISO 14001 tersebut dapat membantu perusahaan untuk melindungi lingkungan dengan mematuhi peraturan

Hal tersebut Wajat Witajai ajabila seluruh hahyawan telah menWajathan iYfonnasi yanX tuhuj tentaYX imjlemeYtasi sistem manajemen mutu ISO 9002 WenXan jelatihaY-jelatihan

Riau Andalan Pulp and Paper bahwa untuk meningkatkan kinerja SML ISO 14001 lebih optimal lagi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan manajerial para manajer

Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 Dalam Aspek Pengendalian Limbah Padat dan Pencemaran Udara Di PT.. Bukaka Teknik

Faktor kendala dalam penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2015 pada proyek Terowongan Silaturhami Masjid Istiqlal Jakarta dapat di lihat dari hasil uji

Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan sebuah Sistem manajemen dalam organisasi / perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak.Sistem manajemen tidak

Area yang dipertimbangkan dalam tolok ukur termasuk biaya dalam mengembangkan, menerapkan, dan mendaftarkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001; manfaat, saat ini dan masa depan, yang

Berdasarkan ISO 14001 menurut Hadiwiardjo 1997, pengertian sistem manajemen lingkungan secara umum adalah : Satu sistem manajemen lengkap yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan