• Tidak ada hasil yang ditemukan

SML, ISO 14000 dan PROPER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SML, ISO 14000 dan PROPER"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Manajemen

Lingkungan

Modul 10

Sumber :

Joni Hermana , Jurusan Teknik Lingkungan ITS Sukolilo – SURABAYA 60111

Ragam Dimensi Pembangunan

Berkelanjutan (Sustainable

Development)

Memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan peluang generasi yang akan datang untuk

Pencapaian secara simultan tiga unsur penting, yaitu:

| Kesejahteraan Ekonomi | Kualitas Lingkungan memperoleh kebutuhannya sendiri. g g | Kesetaraan Ekuitas

Kualitas hidup yang lebih baik untuk setiap orang serta generasi yang akan datang

Perubahan paradigma strategi untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan:

Sistem pemikiran yang terkotak-kotak terfokus pada bagian tertentu saja secara parsial

Pendekatan Tradisional Sustainable Approach

Sistem pemikiran fokus pada ketergantungan bagian dan mengoptimasikan seluruh sistem Dampak lingkungan/sosial

dilakukan ahli setelah keputusan strategis dilakukan

Dampak lingkungan/sosial dianalisis sebelum pembuat keputusan merencanakan strategi pembangunan

Forecasting: dimana kita saat ini –

bagaimana kita dapat meningkatkan 5%

Backcasting: seperti apakah dunia yang

berkelanjutan itu dalam 30 tahun yad, dan bagaimana cara kita mencapainya? Posisi perusahaan hanya

satu-satunya tujuan

Stakeholder terlibat dalam memahami berbagai pandangan untuk mendapatkan solusi yang terbaik solution

Perusahaan menyusun konsep bagaimana mereka mengelola lingkungan: Pengelolaan Pembangunan Berkelanjutan Pentaatan Lingkungan Dampak “End-of-pipe” Batasan dampak kegiatan saat ini

Pencegahan pencemaran; Sistem manajemen

Desain ulang untuk menghilangkan dampak kegiatan

Integrasi Strategis

Merubah kegiatan dan merencanakan sistem industri

Tantangan pembangunan berkelanjutan berasal dari pertemuan dua kecenderungan utama

Penurunan Ketersediaan SDA dan Ekosistem

Trend Global

Dampak = Populasi x Pemakaian x Teknologi

Penurunan Batas Aktivitas

Ketahanan

(2)

Mengapa Pengelolaan Lingkungan?

Produk/Jasa KONSUMEN PRODUSEN U /I b l Pencemaran Lingkungan : -Pencemaran Udara -Pencemaran Air -Pencemaran Tanah Masalah Kependudukan Uang/Imbalan

Sumberdaya Alam penghasil Energi: -Renewable; energi air, matahari, hutan, biomassa, angin, laut dan gelombang -Non-renewable; batu bara, minyak dan gas bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun energi geothermal.

SDA penghasil Bahan Baku:

-Mineral, Gas Bumi, Perairan, Tanah, Hutan dan lain-lain

SDA Lingkungan Hidup:

-Udara, ruang, perairan, tanah, dan sebagainya

1. Kerusakan dan menipisnya sumberdaya lingkungan global

z Kerusakan atmosfir

z Kerusakan lapisan ozon

Permasalahan Lingkungan Global

z Kerusakan lapisan ozon

z Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan

z Menipisnya keanekaragaman hayati

z Pencemaran dan menipisnya sumber daya kelautan

2. Konsumsi yang berlebihan

3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup

Dampak Lingkungan

Pengelolaan SDA:

|Pengurangan SDA dan Energi

|Pencemaran Lingkungan

|Perubahan Iklim

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 9

|Perubahan Tata Guna Lahan

|Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Pengurangan SDA dan

Energi

|Sumber energi yang non-renewable |Sumber energi yang renewable

SUMBER

ENERGI CO CO2 N2O CH4

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 10 Batubara Minyak Bumi Gas Alam Biomassa 1.97 15.96 0.15 5.28 19.72 79.79 14.95 29.63 0,002 0,012 3 x 10-15 14.8 2.61 x 10-14 0.065 0.002 0.008 Ekivalen CO2 70.08 144.09 0.102 1.50

Pencemaran Lingkungan

| Polusi Udara;

Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat

| Polusi Air;

Air permukaan dan Air tanah

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 11

Air permukaan dan Air tanah

| Polusi Limbah B3;

Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang mudah terbakar/meledak

| Polusi Radioaktif; Mineral, air/tanah

Perubahan Iklim

|Skala global dan lokal |Dipengaruhi oleh;

zpeningkatan konsentrasi CO2di udara

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 12

(efek rumah kaca),

zpolusi partikulat/debu,

zkecepatan penggundulan hutan,

zpencemaran panas (industri maupun transportasi)

(3)

Peta suhu bumi 1995-2004

Penyebab

Efek Rumah Kaca

| Efek rumah kaca, pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier

pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu

benda langit (terutama planetatau satelit) yang disebabkan

oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

| Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas

karbon dioksida(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer.

| Energi yang masuk ke Bumi:

z 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer

z 25% diserap awan

z 45% diserap permukaan bumi

z 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

| Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi

inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan

dan gas CO2dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke

permukaan bumi.

| Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan

adanya perubahan iklimyang sangat ekstrem di bumi.

Gas-gas Rumah Kaca

|Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on

Climate Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas

yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu : yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu :

zKarbondioksida (CO2) zDinitro Oksida (N2O) zMetana (CH4) zSulfurheksaflorida (SF6) zPerflorokarbon (PFCs) zHidroflorokarbon (HFCs)

(4)

Sumber CO

2

Tabel 5. Peringkat negara pencemar

emisi karbon di dunia

Negara Peringkat Kontribusi (%)

Amerika Serikat Uni Sovyet (lama) Brasil 1 2 3 19.8 12.8 11.2

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 20

Cina India Jepang

Jerman Barat (lama) Inggris Indonesia Perancis 4 5 6 7 8 9 10 7.1 4.2 4.1 3.0 2.9 2.6 2.3

Perubahan Tata Guna

Lahan

| Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di daerah urban

| Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 21

| Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi dalam luasan area yang diperlukan untuk produksi (misal : hidroelektrik/Kedungombo?)

| Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan terkontaminasi berabad-abad

Kehilangan

Keanekaragaman Hayati

|Akibat aktivitas manusia

|Dampaknya:

zHilangnya sumber-sumber genetik

Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 22

zHilangnya sumber pangan potensial dan pengendali penyakit

zStabilitas ekosistem berkurang

zHilangnya daya tahan ekosistem

1. Persediaan air dan sanitasi

2. Pengelolaan limbah padat

3. Emisi kendaraan di daerah urban

4 P l i i d t i t t di l l

Permasalahan LH di Indonesia

4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang menjadi lokasi industri

5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area konsesi hutan di berbagai pulau

6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)

7. Proteksi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan dari ekosistem global

ISO 14001

ISO 14001

(5)

| Standar internasional yang berisi

syarat-syarat untuk mengadakan, mengimplementasikan serta mengoperasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)

Tentang ISO

Manajemen Lingkungan (SML)

| Seri ISO 14001 : 2004 ditujukan

untuk memperjelas edisi th. 1996 dan lebih kompatible dengan ISO 9001

| IEC (1906)

| ISA (1926)

| International Organization for

Tentang ISO

| International Organization for

Standardization (23 Februari 1947), berpusat di Jenewa

| Saat ini sudah dihasilkan > 9300 standar

dan 170.700 halaman teknis

SEJARAH PERKEMBANGAN ISO

14000

| “Conference on Human and Environment” oleh PBB pada tahun 1972

| UNEP dan WCED 1987 “Our Common future”

| UNCED, 1989 KTT Bumi Rio de Janeiro, 1992 | BCSD | SAGE, 1991 | Komisi Teknis TC-207 | ISO Seri 14000

Alasan Perlunya Standar

| Adanya Technical Barriers to Trade

| Liberalisasi perdagangan dunia

| Saling ketergantungan antar sektor

| Sistem komunikasi seluruh dunia

| Perlunya penyeragaman standar teknologi

Kriteria Standar Sistem

Manajemen

|

Generic

–aplikabel untuk semua jenis organisasi/perusahaan

|

Sistem Manajemen

–mengacu

k d dil k k t i i

kepada apa yang dilakukan suatu organisasi untuk mengelola proses atau aktivitasnya untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sendiri, yaitu; - mentaati peraturan, sesuai dengan ketetapan lingkungan

|

Model Acuan

untuk diikuti dalam penyusunan maupun pelaksanaan

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14001:2004 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasi kebijakan lingkungan dan mengelola aspek-aspek lingkungan-nya.

(6)

SML ISO 14000 berarti…

Apa yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk meminimalkan dampak

negatif terhadap lingkungan yang disebabkan

oleh aktivitasnya? oleh aktivitasnya?

|concerns pada proses bukan produk/hasil

(end pipe) !

Penerapan ISO di Indonesia

• ISO 14001 = SNI 19-14001 • Sertifikasi organisasi yang telah

melakukan SML

D t 2005 (D t b N i l

• Data 2005 (Database Nasional

Sertifikasi ISO 14001) adalah berjumlah: ± 384 perusahaan mendapatkan sertifikasi ISO 14001

ISO 14000 SERIES

|ISO seri 14001-14009: SML (EMS) |ISO seri 14010-14019: Audit Lingkungan |ISO seri 14020-14029: Environmental Labelling

(Ecolabel) (Ecolabel) |ISO seri 14030-14039: Environmental

Performance Evaluation (EPE) |ISO seri 14040-14049: Life Cycle Assessment (LCA) |ISO seri 14050 : Term and Definition

ISO 14000 SERIES

| ISO seri 14001-14009 tentang

Environmental Management System (EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan (SML)

Lingkungan (SML).

ISO 14001 tentang SML ini adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini.

ISO seri 14001-14009

ISO 14000 SERIES

| ISO seri 14010-14019 tentang Environmental

Auditing (Audit Lingkungan)

ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi.

| ISO seri 14020-14029 tentang Environmental

Labelling (Ekolabel).

ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya.

(7)

ISO seri 14010-14019

ISO seri 14020-14029

ISO 14000 SERIES

| ISO seri 14030-14039 tentang Environmental

Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi Kinerja Lingkungan.

Diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap lingkungan

kegiatan terhadap lingkungan.

| ISO seri 14040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup Produk

Standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi, dimana setiap produk mempunyai siklus hidup

ISO seri 14030-14039

ISO seri 14040-14049

ISO 14000 SERIES

| ISO 14050 tentang Term and Definition

Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri 14000

(8)

ISO seri 14050

STRUKTUR ISO SERI 14000

14011

ELEMEN DALAM SML

| Kebijakan Lingkungan | Perencanaan

| Implementasi dan Operasi | Pemeriksaan

| Pengkajian Manajemen

Perbandingan ISO 14001:1996 dan 2004

ELEMEN-ELEMEN SML

4.1. Persyaratan Umum 4.2. Kebijakan Lingkungan 4.3. Perencanaan 4 3 1 A k A k Li k 4.3.1 Aspek-Aspek Lingkungan 4.3.2 Perundangan dan Peraturan

Lingkungan

(9)

ELEMEN-ELEMEN SML

4.4. Penerapan dan Operasi 4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung

Jawab dan Wewenang

4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian

4 4 3 K ik i

4.4.3 Komunikasi 4.4.4 Dokumentasi 4.4.5 Pengendalian Dokumen 4.4.6 Pengendalian Operasional 4.4.7 Persiapan Tanggapan dan Tindakan

Darurat

ELEMEN-ELEMEN SML

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran 4.5.2 Evaluasi Ketaatan 4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan

Perbaikan dan Tindakan Pencegahan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan 4.5.4 Pengendalian Rekaman

4.5.5 Audit Internal

4.6 Pengkajian Manajemen

Keuntungan SML

|Mengurangi penggunaan bahan

baku/SD;

|Mengurangi konsumsi energi;

|Meningkatkan efisiensi proses;

|Meningkatkan efisiensi proses;

|Mengurangi timbulan limbah dan

biaya penanganannya, dan

|Memanfaatkan sumberdaya yang

dapat didaur-ulang.

Kerugian SML

Prosedur terdokumentasi dan tertulis sangat rinci sehingga keberhasilan sangat tergantung dari kesadaran karyawan

EMAS

EMAS

Eco-Management and Audit Scheme Eco Management and Audit Scheme

TENTANG EMAS

• Program 3 (tiga) tahunan

• Alat bantu manajemen untuk meningkatkan kinerja lingkungan suatu organisasi dan menyelaraskan tujuan organisasi dengan y j g g peraturan yang berlaku.

• Meningkatkan kinerja lingkungan sebesar 33%.

• Hingga tahun 2003: 82 organisasi EMAS versus 2.917 organisasi ISO 14001 yang mencatat (di UK)

(10)

LANGKAH-LANGKAH EMAS

SYARAT-SYARAT EMAS

Mematuhi peraturan lingkungan Membuat analisis lingkungan sekitar Mengaplikasikan program dan sistem manajemen lingkungan

M b t dit li k Membuat audit lingkungan Menetapkan tujuan dan sasaran

Mengkomunikasikan pernyataan lingkungan dengan organisasi terkait (diakui)

SYARAT AKREDITASI

EMAS

| Menetapkan Kebijakan Lingkungan

| Melakukan Review Lingkungan

| Menyusun Program Lingkungany g g g

| Membuat Sistem Manajemen

| Melakukan Siklus Audit

| Membuat Pernyataan Publik

Tahunan

| Mengaudit Secara Eksternal

| EMAS diharuskan melakukan analisis lingkungan untuk kriteria tertentu

| Mewajibkan audit, review dan pernyataan publik

(Environmental Statement)

ISO 14001

EMAS

| EMAS untuk kegiatan industri, ISO untuk semua aktivitas organisasi

| Lebih menekankan pada EVABAT(Economically Viable Application of Best Available Technology)

| EMAS mensyaratkan adanya verifikasi eksternal sistem manajemen dan auditnya, sedangkan ISO 14001 tidak

| Komunikasi dengan Otoritas, Publik maupun Kontraktor

| EMAS masih terbatas di Eropa, ISO diaplikasi internasional

PROPER

PROPER

Program For Pollution Control Evaluation & Rating Program For Pollution Control Evaluation & Rating Program For Pollution Control, Evaluation & Rating Program For Pollution Control, Evaluation & Rating EMAS versi INDONESIA !

EMAS versi INDONESIA !

PROPER

| Tujuan: Peningkatan pentaatan &

kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingk. hidup secara kontinu lewat implikasi instrumen insentif & disinsentif reputasi dengan mekanisme penyebaran informasi mekanisme penyebaran informasi (disclosure) kepada publik dan stakeholders

| Pihak terkait & peran:

z BAPEDAL: rating & disclosure

z Masyarakat: social pressure

(11)

PROPER

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG 1980-1990an : PENGENDALIAN POLUSI

DI INDONESIA TIDAK MEMADAI

“PROPER” DICETUSKAN U/ MEMPERBAIKI KONDISI PENGENDALIAN LINGKUNGAN

LANDASAN PROPER

LANDASAN PROPER

1. PENGAWASAN PENTAATAN DLM PENGELOLAAN LINGK.HIDUP KATA KUNCI: KATA KUNCI: UU NO. 23/1997 PASAL 22 (1)

3. HAK MASY. U/ BERPERAN DLM PENGELOLAAN LINGK. HIDUP 2. HAK ATAS INFORMASI LINGK.

HIDUP 4. KEWAJIBAN PERUSH. U/ MEMBERIKAN INFORMASI UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2) UU NO. 23/1997 PASAL 5 (3) UU NO.23/1997 PASAL 7 (1) UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)

|EMAS Æ KELOLA LINGK > PERSYARATAN & ZERO EMISI

|HIJAU Æ KELOLA LINGK. REPUTASI INSENTIF DAN PERSYARATAN

HASIL EVALUASI PROPER:

HASIL EVALUASI PROPER:

|BIRU Æ KELOLA LINGK. SESUAI PERSYARATAN

|MERAH Æ KELOLA LINGK TAPI BELUM SESUAI PERSYARATAN

|HITAM Æ BELUM MELAKUKAN KELOLA LINGK. YANG SIGNIFIKAN

HASIL TSB DILAPORKAN KEPADA PUBLIK

Peringkat Proper Jumlah yang ber-sertifikasi

Perusahaan dengan sertifikasi ISO dan label PROPER (data 2005, database Nasional sertifikasi ISO 14001)

PROPER

ISO 14001 g p 2004-2005 y g ISO 14001 Emas (nihil) -Hijau (total 23) 13 Biru (total 221) 30 Merah (total 150) 7 Hitam (total 71) 1

Referensi

Dokumen terkait

PERSEDIAAN PEMBERIAN SUNTIKAN VAKSIN COVID-19 BAGI HOSPITAL SWASTA Terdapat beberapa keperluan yang perlu disediakan sekiranya tempat suntikan adalah di fasiliti kesihatan swasta

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai penjangkauan yang lebih luas dan dalam terhadap ‘kucing’ dan jaringan soial dan seksualnya yang seringkali tertutup, dengan

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini didasarkan pada model Kemmis dan Taggart yang meliputi (1) perencanaan, (2) pemberian tindakan, (3) observasi, dan (4)

HORTMAN COMPNY, sedangkan berusaha untuk menentukan beberapa banyak masing-masing dari kedua produk yang harus dihasilkan dengan jumlah tenaga kerjanya selama periode

Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Donggala Tahun 2013 ini bagi kami Pemerintah Donggala sebagai suatu kebijakan dalam memberikan

Deteksi pneumokokus secara molekuler diketahui memiliki keuntungan dibandingkan dengan metode konvensional (kultur) dimana metode molekuler dapat mendeteksi asam

(JICA), (Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2002), hal.. Untuk itu, peserta didik dilatih untuk memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir reflektif. Selama ini

Timbangan dengan dua skala (multi range) atau lebih dan dengan sebuah alat penunjuk yang dapat diprogram untuk penggunaanpenunjukannya setiap skala timbang, biaya, pengujian,