• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca Kanji :(studi kasus terhadap mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca Kanji :(studi kasus terhadap mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. PERSONAL DETAIL

Nama : Fadhilal Chusna

Tempat, Tgl Lahir : Padang, 20 April 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : Ali Nasrun

Nama Ibu : Eli Yulinar

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Dipatiukur No.11c Haurpancuh 2 RT.03/RW.04 Kec : Coblong, Kel : Lebak Gede 40132 Bandung No. Telepon / HP : 081287427999

E-mail : fadhilalchusna@yahoo.co.id

II. EDUCATIONAL BACKGROUND

1997 – 2003 SDN 08 Tigo Jangko, Lintau Buo 2003 – 2006 SMPN 4 Tigo Jangko, Lintau Buo 2006 – 2009 SMAN 2 Tigo Jangko, Lintau Buo

(5)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENULIS

DAN MEMBACA KANJI

(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Strata Satu Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

Oleh : Fadhilal Chusna

63809011

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan pertolonganya, penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul

“Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menulis dan Membaca Kanji (Studi

Kasus Terhadap Mahasiswa Tingkat II Tahun Akademik 2013/2014 Prodi

Sastra Jepang Fakultas Sastra Unikom)” dapat disusun hingga selesai.

Hasil penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, penulis banyak memperoleh dukungan, motivasi, informasi, materi serta fasilitas dari berbagai pihak secara langsung ataupun secara tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada:

1. Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA, selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia.

2. Pitri Haryanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia.

3. Fenny Febrianty, S.S, M.Pd, selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing utama dalam pembuatan skripsi ini, yang penuh dengan rasa sabar serta kerendahan hati, dan yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan masukan-masukan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(7)

tenaga dalam memberikan masukan-masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia, Riska Sri Rahmawati, S.S, Dra. Renariah, M.Hum, Drs. Ahmad Dahidi, M.A dan Marutani Sensei atas bimbingannya selama perkuliahan.

6. Sekretariat Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia mbak Tyas, atas bantuanya selama perkuliahan, serta semangat dan motivasinya selama penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua tercinta dan keluarga, my lovely sistar and brother (Sri Rahayu, Mery Andriyani, Ulil Ambri) terima kasih atas do’a yang tak henti -hentinya untuk penulis, serta memberikan motivasi tiada henti kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Sastra Prodi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia Adista Dwi Praharti, Krisna Fuji Lestari, Davis Olva Bertana, Chandra Gumilar, Wasistha Weesenha Putri, Fauzia Astari, Ginanjar Galuh, Dadang Sujana.

9. Senpai dan kohai tachi yang sudah membantu pengerjaan skripsi ini, dan selalu memberikan semangat dan hiburan selama penyusunan skripsi ini. 10.Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun

tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR………..……….iii

DAFTAR ISI………v

DAFTAR TABEL………....viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………1

1.2Rumusan Masalah………5

1.3Batasan Masalah………5

1.4Tujuan Penelitian……….6

1.5Manfaat Penelitian………7

1.6Defi nisi Operasional………8

1.7 Sistematika Penulisan………8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Sejarah dan Definisi Kanji……… 11

2.2 Jumlah Kanji………12

2.3 Klasifikasi Kanji………..13

2.4 Cara Baca Kanji……….. 15

2.5 Penulisan Kanji………17

(9)

2.7Perbedaan Antara Kesalahan dan Kekeliruan………..25

2.8Tujuan dan Metodologi Analisis Kesalahan………26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian………28 3.2Populasi dan Sampel Penelitian………...28

3.3Instrumen Penelitian………29 4.1 Tingkat Kemampuan Mahasiswa Dalam Menulis Dan Membaca Kanji……..41

4.2 Tingkat Kesalahan Mahasiswa Dalam Menulis Dan Membaca Kanji..…..…..42

4.2.1 Kesalahan-kesalahan Dalam Menulis Kanji……….42

4.2.1 Kesalahan-kesalahan Dalam Membaca Kanji………..44

4.3 Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menulis Dan Membaca Kanji ….…...46

4.3.1 Analisis kesalahan Mahasiswa dalam menulis kanji………...………...46

4.3.2 Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Membaca Kanji………...……...68

4.4 Cara Mahasiswa Mengatasi Kesulitan-kesulitan dalam Menulis dan Membaca Kanji ………...73

4.4.1 Cara Mahasiswa Mengatasi Kesulitan Dalam Menulis Kanji…...…….73

(10)

4.5Cara Pengajar Untuk Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi Mahasiswa dalam Menulis dan Membaca Kanji………...75 4.5.1 Cara Pengajar Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi Mahasiswa dalam Menulis Kanji…………...75 4.5.2 Cara Pengajar Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi Mahasiswa dalam Membaca Kanji………...76 BAB V KESIMPULAN

5.1 Simpulan………77

5.2Saran………80

DAFTAR PUSTAKA SINOPSIS

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran Pengajaran Huruf Kanji bagi Orang Asing………..11

Tabel 2.2 Perbandingan Antara Kesalahan dan Kekeliruan………..25

Tabel 3.1 Interprestasi Nilai Kemampuan………...………..33

Tabel 3.2 Interprestasi Nilai Tingkat Kesalahan……….………..34

Tabel 3.3 Interprestasi Nilai Bentuk Kesalahan……….………...36

Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Mahasiswa dalam Menulis dan Membaca Kanji...41

Tabel 4.2 Tingkat Kesalahan Keseluruhan Mahasiswa Dalam Menulis Kanji……….43

Tabel 4.3 Tingkat Kesalahan Keseluruhan Mahasiswa Dalam Membaca Kanji…..…44

Tabel 4.4 Tingkat Kesalahan Mahasiswa dalam Menulis Kanji Berdasarkan Kategori……...46

Tabel 4.5 Daftar Kesalahan Mahasiswa Kategori “Jumlah Coretan Kanji Tidak Sesuai” dalam Menulis Kanji………48

Tabel 4.6 Daftar Kesalahan Mahasiswa Kategori “Urutan Penulisan Kanji Tidak Benar” dalam Menulis Kanji………57

Tabel 4.7 Daftar Kesalahan Mahasiswa Kategori “Penulisan Kanji Tidak Sempurna” dalam Menulis Kanji………...64

Tabel 4.8 Tingkat Kesalahan Mahasiswa dalam Membaca Kanji………....68

Tabel 4.9 Daftar Kesalahan Mahasiswa Kategori “Cara Baca Kun’yomi” dalam Membaca Kanji………70

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dahidi, A. Dan Sudjianto. 2009. Pengantar Linguistik bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint blanc.

Dahlianti, Windi (2011). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Joshi

wa’ dan’ga’ dalam Kalimat Bahasa Jepang. (skripsi Program

Sastra Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : Tidak dipublikasikan). Dalton 2009, Pengertian Tes Pengukuran, Evaluasi dan Assessment [ONLINE]

Tersedia : http//Wiliandalton.blogspot.com [24 Desember 2013]

Djago,T dan Henry Guntur T. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : penerbit Angkasa

Erdi 2011, Sejarah Kanji [ONLINE] Tersedia :

http://Japan-Information.blogspot.com/(September 2009) Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sawada Ami 8 Agustus 2012, Fungsi Knaji [ONLINE] Tersedia : sawadaa.blogspot.com [ 2 Januari 2014]

Septya, syifa (2013). Hubungan Antara Daya Konsentrasi dan Keterampilan Menyimak

Mahasiswa Bahasa Jerman. (skripsi Universitas Pendidkan Indonesia : Tidak

dipublikasikan).

Shiang Tjhin. 2012. Kiat Sukses Mudah & Praktis Mencapai N4, Jakarta : Gakushudo Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Suherman, E dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan . Bandung : FIP IKIP Bandung.

Sunjarif 30 Juni 2009, Kelebihan dan Kelemahan Tes [ONLINE] Tersedia : http//sunjarifreconsultan.blogspot.com [24 Desember 2013]

(13)
(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Definisi Kanji

Iwabuchi memaparkan, Huruf-huruf seperti 大 、 人 、 子 、 小, dan sebagainya adalah huruf kanji. Huruf-huruf tersebut sebagian besar dibuat di Cina untuk penulisan bahasa Cina. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri Cina merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negeri Kan (Sudjianto, 2009:56).

Kanji masuk ke Jepang secara bertahap dalam dua dinasti kekaisaran di Cina yaitu pada saat dinasti Sui (589-618 M) dan dinasti Tang (618-907 M). Kanji dibawa oleh para biksu yang datang dari Cina dan oleh para sarjana yang diutus oleh kekaisaran Jepang untuk belajar ke Cina. Pada saat dinasti Tang, pemakaian

kanji sebagai huruf menjadi populer di kalangan masyarakat Jepang. Setelah kanji

dan bahasa Cina masuk ke Jepang, orang Jepang membaca kanji dan kalimat bahasa Cina dengan cara baca Jepang. (Kindaichi, 1986 : 7)

(15)

2.2 Jumlah Kanji

Menurut Ishida, jumlah kanji sangat banyak, kanji pada dasarnya mendeskripsikan sesuatu dan menyatakan arti tertentu. Maka sudah dapat diperkirakan banyaknya jumlah kanji. Didalam Daikanwa Jiten kamus kanji terbesar yang pernah dibuat dan berisi 50.000 kanji (Sudjianto, 2009:57). Akan tetapi, pada zaman Meiji adanya pendapat-pendapat yaitu perlunya batasan jumlah

kanji yang begitu banyak.

Didalam buku Nihongo Kyooshi Tokuhon Henshuubu, pada tanggal 16 November 1946 ditetapkan daftar Tooyoo Kanji yang memuat 1850 huruf kanji, setelah itu pada tanggal 1 Oktober 1981 ditetapkan lagi daftar Jooyoo Kanji yang memuat 1945 kanji lengkap dengan cara baca serta contoh-contoh katanya (Sudjianto, 2009 : 58).

Akihiko menyarankan agar sarana pengajaran huruf kanji untuk orang asing sedapat-dapatnya disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia serta tingkat pengajarannya. Untuk ini biasanya pengajaran huruf kanji diberikan dengan komposisi sebagai berikut :

Tabel 2.1

Sasaran Pengajaran Huruf Kanji bagi Orang Asing

Tingkat Pengajaran Jumlah Kanji Alokasi Waktu

Tingkat Dasar 400 - 500 13 Minggu

Tingkat Terampil 700 - 800 18 Minggu

Tingkat Mahir 300 - 1700 9 Minggu

Jumlah 1400 - 1700 40 Minggu

(16)

2.3 Klasifikasi Kanji

Menurut Sudjianto (2009:67) kanji dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Shoukei Moji 象形文字

Yaitu huruf kanji yang dibuat dengan cara meniru atau menggambarkan bentuk sebuah benda.

Contoh :

- 目(me) untuk mata. - 木 (ki) untuk pohon.

2. Shiji Moji 指示文字

Yaitu huruf kanji yang dibuat untuk menyatakan suatu perkara yang bersifat abstrak dengan tanda-tanda tertentu.

Contoh :

- (ue) untuk atas - (shita) untuk bawah.

3. Kaii Moji 会意文字

Yaitu huruf kanji yang dibuat dengan cara menggambungkan dua buah kanji atau lebih terutama dengan melihat makna-makna kanji yang digabungkan tersebut.

Contoh :

(17)

4. Keisei Moji 形声文字

Yaitu huruf kanji yang dibuat dengan cara menggabungkan bagian yang menunjukan arti dengan bagian yang menunjukan bunyi ucapan.

Contoh :

煙 、 火 pada kanji tersebut menunjukan makna sesuatu yang

berhubungan dengan api, sedangkan 煙 (en) menunjukan bunyi dari kanji tersebut.

5. Tenchuu Moji 転注文字

Yaitu huruf kanji yang dipergunakan dengan cara memakai arti kanji yang lain.

Contoh :

kanji 森 merupakan kumpulan dari pohon yang banyak maka kanji tersebut dapat diartikan hutan rimba.

6. Kasha Moji 仮借文字

Yaitu huruf kanji yang dipakai dengan cara memanfaatkan bunyi baca suatu

kanji untuk menunjukan suatu kata.

Contoh :

Kanji Cara Baca Arti

亜細亜 Ajia Asia

(18)

2.4 Cara Baca Kanji

Seperti yang sudah dujelaskan sebelumnya, terdapat 2 cara baca dalam membaca sebuah kanji yakni :

a. On yomi (音読み)

Biasa disebut sebagai cara baca berdasarkan bunyinya. Merupakan turunan pengucapan dalam bahasa Jepang yang terdekat dari pengucapan Cina saat awal kali diperkenalkan. Beberapa kanji diperkenalkan dari daerah Cina yang berbeda-beda dalam waktu yang berbeda, sehingga memiliki beberapa on’ yomi dan arti yang bermacam-macam. Secara umum, on yomi dapat digolongkan menjadi:

1) Go on (呉音)

Disebut juga bunyi Wu. Merupakan cara baca selama dinasti Utara dan Selatan pada abad 5-6 M. Kata Go mungkin merujuk pada wilayah Wu (letaknya di sekitar Shanghai saat ini), yang mana masih memiliki kesamaan lingkuistik dengan bahasa Jepang modern.

2) Kan on (漢音)

Disebut juga bunyi Han. Merupakan cara baca selama dinasti Tang pada abad 7-9 M.

3) Too on (唐音)

(19)

On yomi biasanya muncul pada paduan kanji (熟語 jukugo), yang cara bacanya diadaptasi dari cara baca Cina dikarenakan konsep kata tersebut tidak ada dalam bahasa Jepang atau tidak dapat diartikulasikan dengan baik dalam bahasa Jepang.

Contoh : kanji 治 = chi, ji kanji 児 = ji, ni

b. Kun yomi (訓読み)

Biasa disebut cara baca berdasarkan artinya atau cara baca Jepang. Cara baca ini didasarkan dari pengucapan dari kata asli bahasa Jepang atau

yamato kotoba yang artinya dekat dengan karakter Cinanya. Sama seperti

on yomi, paduan kanji dapat terdiri dari beberapa kun atau tidak memiliki

kun yomi sama sekali.

Sebagian besar kanji nama tempat di Jepang dibaca menggunakan kun yomi. Apabila karakter kanji digunakan sebagai singkatan dari nama tempat, cara bacanya mungkin akan berbeda dari aslinya. Misal, tim baseball Osaka (大阪) dan Kobe 神戸 bernama Hanshin (阪神) Tiger, yang diambil dari on yomi kedua dari Osaka dan on yomi pertama dari Kobe. Nama keluarga dalam bahasa Jepang biasanya dibaca menggunakan kun yomi.

Contoh :

(20)

Walaupun pada bagian muka telah disebutkan bahwa huruf kanji dapat dibaca dengan on’yomi dan kun’yomi namun tidak setiap kanji memiliki on’yomi dan kun’yomi sebab ada juga kanji yang hanya memiliki on’yomi tetapi tidak memilki kun’yomi, misalnya huruf kanji 絵 エ/カ

イ , 愛 アイ 、菊 キク 、dan sebagainya. Sebaliknya ada juga

kanji yang memilki kun’yomi tetapi tidak memiliki on’yomi, misalnya

huruf-huruf kanji はた /はた 、扱 あつ う 、峠 とう

、dan sebagainya. Dengan demikian maka jumlah on’yomi tidak

selalu sama dengan jumlah kun’yomi yang dipakai pada seluruh huruf kanji. (Sudjianto, 2009 : 70)

2.5Penulisan Kanji

a. Bushu

(21)

baik kamus kanji, kokugo jiten, atau kamus-kamus lainnya. (Sudjianto, 2009:59)

Terdapat tujuh macam bushu sesuai dengan letaknya pada suatu kanji yakni hen, tsukuri, kanmuri, ashi, tare, nyoo, dan kamae. (Sudjianto, 2009:60-63) 1) Hen, yaitu bushu yang berada pada bagian kiri pada sebuah kanji. Yang

termasuk bushu jenis hen antara lain :

- Ninben, seperti pada kanji 体 休 作

- Nisui, seperti pada kanji 泠 治 涷

- Kuchihen, seperti pada kanji 味 呼 唱

- Tsuchihen, seperti pada kanji 地 坂 坪

- Onnahen, seperti pada kanji 妹 好 始

- Kohen, seperti pada kanji 孔 孤 孫

- Yumihen, seperti pada kanji 引 強 張

- Gyooninben. Seperti pada kanji 役 彼 待

- Nogihen, seperti pada kanji 私

- Gonben, seperti pada kanji 計 訳 記 dan sebagainya.

2) Tsukuri , yaitu bushu yang berada pada bagian kanan pada sebuah kanji. Yang termasuk bushu jenis tsukuri antara lain :

- Ritto, seperti pada kanji 刈 刑 別

- Chikara, seperti pada kanji 助 功 効

(22)

- Oogai, seperti pada kanji 頂, dan sebagainya.

3) Kanmuri, yaitu bushu yang berada pada bagian atas pada sebuah kanji. Yang

termasuk bushu jenis kanmuri antara lain :

- Wakanmuri atau beki kanmuri, seperti pada kanji : 冗 写

- Ukanmuri, seperti pada kanji 宅

- Kusakanmuri, seperti pada kanji 花 英 草

- Anakanmuri, seperti pada kanji 究 空 突

- Amekanmuri, seperti pada kanji 雪 電 雷, dan sebagainya.

4) Ashi yaitu bushu yang berada pada bagian bawah pada sebuah kanji. Yang termasuk bushu jenis ashi antara lain :

- Hitoashi, seperti pada kanji 先

- Rekka, renga, atau yotsuten, seperti pada kanji 点 然 無

- Nijuuashi, seperti pada kanji 弁 弊

- Shitagokoro, seperti pada kanji 忍 急 怒

- Sara atau shitazara, seperti pada kanji 盟

5) Tare, yaitu bushu yang membentuk seperti siku-siku dari bagian atas ke bagian kiri. Yang termasuk bushu jenis tare antara lain :

- Gandare atau ichidare, seperti pada kanji 原 厚 暦

- Madare atau ten’ichidare, seperti pada kanji 広 応 店

- Yamaidare, seperti pada kanji 病 痛 疫

(23)

6) Nyoo, yaitu bushu yang membentuk siku-siku dari bagian kiri ke bagian bawah sebelah kanan. Yang termasuk bushu jenis nyoo antara lain :

- Shinnyoo, seperti pada kanji 辺 近 送

- Ennyoo, seperti pada kanji 延

- Soonyoo, seperti pada kanji 赴 起 超

7) Kamae, yaitu bushu yang tampak seolah-olah mengelilingi bagian kanji

lainnya. Yang termasuk bushu jenis kamae antara lain :

- Doogamae, makigamae, atau keigamae, seperti pada kanji 同 冊 円

- Tsutsumigamae, seperti pada kanji 旬 句 勿

- Hakogamae, seperti pada kanji 巨

- Kunigamae, seperti pada kanji 四 因 国

- Kigamae, seperti pada kanji 気

b. Kakusuu

Kanji terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan. Garis-garis atau coretan-coretan yang membentuk kanji ini biasanya dihitung. Jumlah garis atau coretan yang membentuk sebuah kanji inilah yang dimaksud kakushuu. (Sudjianto, 2009:63)

Sama seperti bushu, kakushuu pun dapat dipakai sebagai cara untuk mencari (arti) kanji yang ada pada sebuah kamus seperti kamus kanji, Kokugo

Jiten, dan sebagainya. Untuk mengetahui jumlah garis atau coretan dalam

(24)

dua atau tiga coretan, dua buah garis atau coretan dihitung satu, tiga atau empat coretan, dan sebagainya. (Sudjianto, 2009:64)

Contoh-contoh kakushuu antara lain :

一 (1 coretan) 見 (7 coretan)

二 (2 coretan) 金 (8 coretan)

九 (2 coretan) 食 (9 coretan)

万 (3 coretan) 家 (10 coretan)

水 (4 coretan) 魚 (11 coretan)

目 (5 coretan) 森 (12 coretan)

百 (6 coretan) 話 (13 coretan)

駅 (14 coretan)

器 (15 coretan)

頭 (16 coretan) dan lain-lain.

c. Hitsujun

Menurut Katoo ada kanji yang memiliki jumlah garis atau coretan yang sedikit, namun ada pula kanji yang memiliki jumlah garis atau coretan yang cukup banyak. Nama-nama garis atau coretan yang biasa dipakai untuk penulisan kanji dapat kita lihat sebagai berikut (Sudjianto, 2009 : 65).

1. Ten ( ` )

2. Yokokaku atau Ookaku ( ‐ ) 3. Tatekaku atau Juukaku ( | )

(25)

5. Migiharai ( )

6. Ore ( ¬ )

7. Hane ( 儿 )

8. Tome ( ノ‐ )

9. Magari ( ∟ )

Sebagai salah satu upaya dalam bidang pengajaran huruf kanji pada pendidikan sekolah di Jepang terutama untuk menyeragamkan hitsujun (urutan penulisan kanji) untuk penulisan kyooiku kanji, maka pada tahun 1958 Monbusho menyusun buku Hitsujun Shidoo no Tebiki. Iwabuchi memaparkan prinsip-prinsip penulisan urutan kanji yang dikemukakan pada Hitsujun Shidoo no Tebiki tersebut adalah sebagai berikut (Sudjianto, 2009: 66).

1. Kanji ditulis dengan urutan dari atas ke bawah (misalnya kanji 、喜) 2. Kanji ditulis dengan urutan dari kiri ke kanan (misalnya kanji 川、例) 3. Yokokaku pada kanji yang memiliki tulisan berbentuk silang ditulis lebih

dulu (misalnya kanji 十、大). Tetapi yokokaku pada bentuk silang seperti pada kanji 田、王、dan sebagainya ditulis belakangan.

4. Garis atau coretan yang merupakan bagian tengah kanji ditulis lebih dulu (misalnya kanji 小、水), kecuali coretan-coretan pada huruf kanji 火 dan

性.

5. Garis atau coretan yang merupakan bagian luar kanji ditulis lebih dulu (misalnya kanji 国、同、司).

(26)

7. Coretan tatekaku yang menembus atau memotong/membelah bagian kanji yang lainnya ditulis pada urutan yang terakhir (misalnya kanji 中、車). Huruf-huruf seperti 、 、dan lain-lainnya (yang memiliki tatekaku yang memotong bagian kanji yang lainnya tidak sampai keluar menembus bagian atas ataupun bagian bawah) ditulis dengan urutan ; pertama-tama bagian atas kanji, lalu tatekaku , dan terakhir bagian bawah kanji tersebut. 8. Coretan yokokaku yang menembus atau memotong/membelah bagian kanji

lainnya ditulis pada urutan yang terakhir (misalnya kanji 女、子、母). Dari sumber diatas seperti yang kita liat, maka dapat disimpulkan mengenai aturan penulisan kanji kurang lebih seperti berikut :

- Kanji ditulis dari atas ke bawah - Kanji ditulis dari kiri ke kanan

- Yokaku yang berbentuk silang ditulis lebih dulu, tetapi ada juga yokaku yang

berbentuk silang ditulis terakhir.

- Coretan atau garis bagian tengah kanji ditulis lebih dulu - Coretan atau garis bagian luar kanji ditulis lebih dulu - Coretan hidariharai ditulis lebih dulu

- Tatekaku yang menembus atau memotong / membelah bagian kanji lainnya

di tulis terakhir

- Tatekaku yang tidak memotong bagian kanji lainnya yang tidak sampai

(27)

- Coretan yokokaku yang menembus / memotong yang membelah bagian kanji lainnya ditulis terakhir.

2.6Pengertian Analisis Kesalahan

Menurut Tarigan (2011 : 126) “kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar”. Kesalahan tersebut

merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang “menyimpang” dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa.

Menurut Dulay [et al] “kesalahan adalah bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari berapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa orang dewasa “ (Tarigan, 2011 : 126). Istilah “kesalahan” yang digunakan dalam buku ini adalah padanan dari kata errors mempunyai sinonim, antara lain : mistakes dan goofs.

Kesalahan berbahasa, mengandung dua maksud utama, yaitu :

1. Untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses belajar bahasa; 2. Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan pada

(28)

Kesalahan berbahasa atau language errors memang berbagai macam jenisnya dan dapat dikelompokan dengan berbagai cara sesuai dengan cara kita memandangnya.

Ada ahli yang membedakannya atas dua jenis, yaitu :

1. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian, disebut “ faktor performansi”, kesalahan performansi

ini, yang merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan disebut mistakes. Chomsky (Tarigan, 2011 : 127)

2. Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, sebagai “faktor kompetensi”, merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai system B2 atau bahasa kedua disebut errors Corder (Tarigan, 2011 : 127).

2.7Perbedaan Antara Kesalahan dan Kekeliruan

“ Kesalahan atau “kekeliruan” adalah dua kata yang bersinonim, dua kata yang mempunyai makna yang kurang lebih sama. Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. (Tarigan, 2011:67)

(29)

Untuk lebih jelas lagi tentang perbedaan antara kesalahan dan kekeliruan atau persamaan antara kesalahan dan kekeliruan bisa kita liat melalui tabel berikut ini :

Tabel 2.2

Perbandingan Antara Kesalahan dan Kekeliruan Kategori

Sudut Pandang

Kesalahan Kekeliruan

1. Sumber Kompetensi Performansi

2. sifat Sistematis Tidak Sistematis

3. Durasi Agak lama Sementara

4. Sistem Linguistik Belum dikuasai Sudah dikuasai

5. Hasil Penyimpangan Penyimpangan

6. Perbaikan Dibantu oleh guru : latihan, pengajaran

remedial

Siswa sendiri : pemusatan perhatian

(Tarigan, 2011: 68)

2.8Tujuan dan Metodologi Analisis Kesalahan

(30)

Tujuan analisis kesalahan antara lain :

1. Menentukan urutan penyajian hal-hal yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah-sulit.

2. Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai hal bahan yang diajarkan.

3. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial 4. Memilih hal-hal bagi pengujian kemahiran siswa

Menurut Tarigan, (2011: 63) Analisis kesalahan memiliki langkah-langkah kerja baru melalui penyeleksian, pengurutan, dan penggabungan, diantaranya :

1. Mengumpulkan data : berupa kesalahan berbahasa dari hasil ulangan , karangan, atau percakapan yang dilakukan oleh siswa.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan : mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, seperti kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata, dan lainnya.

3. Memperingkat kesalahan : mengurutkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar.

4. Menjelaskan kesalahan : menggambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar.

5. Memperkirakan atau memprediksi daerah atau hal kebahasaan yang rawan. 6. Mengoreksi kesalahan : memperbaiki dan menghilangkan kesalahan melalui

(31)
(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan, (Sutedi, 2011:53).

Antara tahun 1932-1938, metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen, sejarah, deskriptif, dan filsafat. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. “Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.” (Sutedi, 2011:58). Penelitian deskriptif dalam penelitian ini menggunakan analisis kesalahan yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan itu. (Tarigan, 2011:60)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

(33)

Anggota populasi dalam penelitian ini adalah pengajar dan mahasiswa Program Studi Sastra Jepang UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014. Pemilihan populasi ini dikarenakan tingkat II adalah dasar pembelajaran kanji yang penulisan bushunya sudah lebih sulit dan jumlah coretannya sudah lebih banyak, yang mana pembelajaran kanjinya masih diajarkan cara penulisan kanjinya secara rinci, yang nanti untuk tingkat selanjutnya pembelajaran kanji yang seperti itu tidak akan diajarkan lagi.

Menurut Sugiyono (2013:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang didasarkan atas

pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. (Sutedi, 2011:181). Disini yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II dan pengajar

Hyouki 3 Program Studi Sastra Jepang UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014.

3.3 Instrumen Penelitian

(34)

3.3.1 Studi Pustaka

Studi pustaka ini peneliti lakukan untuk mendapatkan informasi yang relavan dan akurat. Penulis melakukan studi pustaka dengan mencari teori maupun informasi dari beberapa sumber buku-buku referensi dan juga artikel-artikel.

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelahaan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:111).

Untuk landasan teori penulis dapatkan melalui buku-buku referensi yang membahas tentang kanji. Sedangkan untuk mencari persentase dan nilai rata-rata penulis dapatkan melalui buku referensi dan juga dibantu oleh dosen pebimbing.

3.3.2 Tes

(35)

a. Tesnya mudah disiapkan dan disusun serta dapat dibuat dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.

b. Dalam menjawab soal siswa tidak diberikan banyak kesempatan untuk berspekulasi atau menjawab denga untung-untungan. Tetapi siswa dituntut untuk menjawab soal dengan rinci.

c. Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan dan pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktifitas positif siswa. (Suherman dan Sukjaya, 1990:95)

Agar data penelitian yang diperoleh melalui tes benar-benar layak sebagai alat pengumpul data penelitian, peneliti berencana untuk membuat alat tes yang validitas dan reabilitas.

a. Validitas soal tes

Menurut Sutedi, (2011:157) kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang hendak diukurnya. Validitas ini menyangkut kesanggupan tes dalam mengukur isi materi secara keseluruhan sesuai dengan keperluannya.

b. Reliabilitas soal tes

(36)

Menurut Nurgiyantoro ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh tes yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi, diantaranya yaitu :

a. Menyusun butir tes yang jumlahnya mencakupi b. Membuat tes yang tingkat kesulitannya sedang c. Membuat tes yang memiliki daya pembeda cukup d. Memperjelas kalimat yang digunakan dalam tes tersebut

e. Berusaha seobjektif mungkin dalam memberikan nilai skor dan f. Mengawasi pelaksanaan tes. (Sutedi, 2011 :161)

3.3.2.1Analisis Data dari Tes

A. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data kemampuan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji adalah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data, berupa kemampuan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji dari 60 buah tes kanji yang dibuat oleh mahasiswa. 2) Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kemampuan, berdasarkan

kategorinya

(37)

P =

x

100%

a. Untuk mengetahui nilai kemampuan responden dipaparkan dalam bentuk :

(Suherman dan Sukjaya, 1991 :71)

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi jawaban yang benar N = Jumlah soal

b. Untuk mengetahui nilai kemampuan responden dalam bentuk rata-rata dipaparkan dalam bentuk :

∑ ∑

c. Nilai rata-rata pada keseluruhan nilai menulis dan membaca kanji dapat diketahui sebagai berikut :

∑ ∑

(38)

B. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data tingkat kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji adalah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data, berupa kesalahan dalam menulis dan membaca kanji dari 60 buah tes kanji yang dibuat oleh mahasiswa.

2) Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan, berdasarkan kategorinya

3) Menghitung tingkat kesalahan dari keseluruhan responden dalam menulis dan membaca kanji berdasarkan frekuensinya, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tingkat kesalahan keseluruhan responden dalam bentuk persentase dipaparkan dalam bentuk :

Riduwan dan lestari (Dahlianti, 2011:31)

Keterangan :

N = Nilai Rata-rata

∑ = Jumlah jawaban yang salah dari seluruh responden

∑ = Jumlah seluruh soal W = Jumlah responden

(39)

b. Kemudian menggunakan standar nilai sebagai berikut : Tabel 3.2

Interprestasi Nilai

Interval Nilai Penafsiran

100,00% Seluruh

96,00% - 99,00% Hampir Seluruh

76,00% - 75,00% Sebagian Besar

51,00% - 75,00 % Lebih dari Setengah

50,00% Setengah

25,00% – 49,00% Hampir Setengah

06,00% - 25,00% Sebagian Kecil

01,00% - 05,00% Hampir Tidak Ada

00,00% Tidak Ada

(Sugihartono dalam Ilham Tanjung, 2009 : 56)

c. Menghitung persentase bentuk kesalahan keseluruhan responden dalam menulis dan membaca kanji dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : n = Nilai

w = Jumlah Responden

∑p = Jumlah Responden Yang Menjawab Salah

(40)

d. Kemudian menggunakan standar nilai sebagai berikut : Tabel 3.3

Interprestasi Nilai

Interval Nilai Penafsiran

100,00% Seluruh

96,00% - 99,00% Hampir Seluruh

76,00% - 75,00% Sebagian Besar

51,00% - 75,00 % Lebih dari Setengah

50,00% Setengah

25,00% – 49,00% Hampir Setengah

06,00% - 25,00% Sebagian Kecil

01,00% - 05,00% Hampir Tidak Ada

00,00% Tidak Ada

3.3.3 Angket

Menurut Faisal, angket merupakan salah satu instrument pengumpulan data penelitian yang diberikan kepada responden. Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Sutedi, 2011:164).

(41)

3.3.3.1Analisis Data dari Angket

1) Mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji

Penulis akan menjabarkan kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dan jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan tersebut serta penyebab mahasiswa melakukan keslahan-kesalahan dalam menulis dan membaca kanji.

2) Bagaimana cara mahasiswa mengatasi kesalahan-kesalahan dalam menulis dan membaca kanji.

Berdasarkan dari data angket yang diperoleh penulis akan menjabarkan bagaimana cara mahasiswa mengatasi/meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam menulis dan membaca kanji.

3.3.4 Wawancara

(42)

3.3.4.1 Analisis data dari Wawancara

1) Mengetahui mahasiswa melakukan kesalahan paling banyak di penulisan atau membaca kanji, beserta penyebab mereka melakukan kesalahan tersebut. 2) Bagaimana strategi pengajaran untuk mengatasi/meminimalisir

kesalahan-kesalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji.

Penulis akan menjabarkan bagaimana strategi pengajar untuk mengatasi/meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji, sehingga mahasiswa dapat menulis dan membaca kanji dengan baik dan benar.

3.4 Langkah Penelitian

Didalam prosedur penelitian ini penulis merumuskan 4 tahapan dalam menganalisis data. Adapun 4 tahapan itu adalah sebagai berikut :

A. Mempersiapkan data

(43)

coretannya. Coretan yang paling sedikit yaitu 2 coretan dan coretan terbanyak 18 coretan. Sedangkan untuk tes yang merubah huruf hiragana menjadi bentuk kanji akan diberikan 60 buah soal.

Kalau untuk angket, setelah dirumuskan beberapa pertanyaan tentang kesalahan terbanyak yang mahasiswa lakukan serta cara mahasiswa mengatasi atau menimalisir kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan membaca kanji. Setelah itu dikonsultasikan kepada pembimbing apakah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat diangket apakah sudah layak untuk diberikan kepada responden.

B. Pelaksanaan Tes dan penyebaran Angket

(44)

C. Pelaksanaan Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara kepada pengajar dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2014, di 4418, pada pukul 09.00 WIB. (dokumen wawancara dilampirkan)

D. Menganalisis data

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis pada keseluruhan penelitian yaitu Tes, Angket, Wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

a. Kemampuan mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014 dalam menulis dan membaca kanji.

Kemampuan mahasiswa dalam menulis kanji adalah rendah , sedangkan kemampuan mahasiswa dalam membaca kanji adalah sangat rendah.

b. Tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014 dalam menulis dan membaca kanji

(46)

c. Kesalahan-kesalahan mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014 dalam menulis dan membaca kanji.

1) Kesalahan mahasiswa dalam menulis kanji

Berdasarkan dari hasil tes menulis yang dikerjakan oleh mahasiswa, kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah pada

kategori “jumlah coretan kanji tidak sesuai” yang tingkat

kesalahannya adalah Lebih dari setengah, atau bisa juga bermakna Cukup tinggi.

Kesalahan terbanyak kedua, yaitu pada kategori “urutan penulisan kanji tidak benar” yang tingkat kesalahannya Sebagian kecil, atau bisa juga bermakna Rendah.

Kesalahan yang paling sedikit dalam menulis kanji yaitu pada

“penulisan kanji tidak sempurna” yang tingkat kesalahannya

Sebagian kecil, atau bisa juga bermakna Rendah. 2) Kesalahan mahasiswa dalam membaca kanji

Berdasarkan dari hasil tes membaca yang dikerjakan oleh mahasiswa tingkat II, kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah pada kategori “cara baca on’yomi” yang tingkat kesalahannya adalah

Lebih dari setengah, atau bisa juga bermakna Cukup tinggi.

Kesalahan terbanyak kedua, yaitu pada kategori “cara baca kun’yomi” yaitu tingkat kesalahannya adalah Sebagian kecil, atau

(47)

d. Cara mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014, mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis dan membaca kanji adalah :

1) Kesulitan dalam menulis kanji yang berbentuk rumit

Berdasarkan dari hasil angket yang dikerjakan oleh mahasiswa tingkat II, sebagian besar mahasiswa Kesulitan dalam menulis kanji yang berbentuk rumit.

2) Kesulitan dalam menulis kanji dengan coretan banyak dan memiliki urutan penulisan yang sulit.

Berdasarkan dari hasil angket yang dikerjakan oleh mahasiswa tingkat II, sebagian kecil mahasiswa tingkat II Kesulitan dalam menulis kanji dengan coretan banyak dan memiliki urutan penulisan yang sulit.

3) Kesulitan dalam menulis kanji yang berbentuk rumit dan Kesulitan dalam menulis kanji dengan coretan banyak dan memiliki urutan penulisan yang sulit.

(48)

bentuk kanji, serta banyak menghapal dan sering berlatih menggunakan kanji untuk menulis kalimat atau karangan, dan menghapal urutan-urutan penulisan kanji.

4) Kesulitan dalam membaca on’yomi dan kun’yomi

Berdasarkan dari hasil angket yang dikerjakan oleh mahasiswa tingkat II, sebagian besar Mahasiswa tingkat II merasa cara baca on’yomi ataupun kun’yomi sama saja tingkat kesulitannya untuk dipelajari. Karena keduanya memiliki kesulitan masing-masing. 5) Kesulitan dalam membaca on’yomi

Berdasarkan dari hasil angket yang dikerjakan oleh mahasiswa tingkat II, sebagian kecil mahasiswa tingkat II merasa cara baca on’yomi lebih sulit dari pada cara kun’yomi karena harus digabungkan dengan kanji yang lain agar memilki arti.

(49)

e. Cara pengajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014, dalam menulis dan membaca kanji adalah :

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengajar, penulis dapat menyimpulkan bagaimana cara pengajar mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji.

1) Kesulitan dalam menulis kanji yang berbentuk rumit

Pengajar akan mengatasi kesulitan menulis kanji yang berbentuk rumit yaitu dengan diberikan contoh-contoh bentuk huruf kanji yang betul dan cara menulisnya dengan ukuran yang besar di papan tulis agar terlihat jelas oleh semua mahasiswa dikelas bagaimana menulis kanji dengan baik dan benar, serta diberitahu point-point yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf tersebut.

2) Kesulitan dalam menulis kanji yang jumlah coretannya banyak serta urutan- urutan penulisan kanji yang sulit.

(50)

secara individu dipanggil dan diberi contoh lagi, kemudian disuruh menulis lagi kanji yang benar.

3) Kesulitan dalam membaca on’yomi dan kun’yomi

Untuk mengatasi kesulitan dalam membaca on’yomi dan kun’yomi, pengajar akan mengatasinya yaitu apabila ada mahasiswa yang membacanya salah maka diberi contoh yang betulnya dan disuruh mengulangi lagi membacanya seperti yang dicontohkan.

Dari paparan diatas, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji dapat disimpulkan bahwa, kesalahan tersebut adalah mistake. Kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan, karena mahasiswa itu sendiri lupa atau tidak mengulangi lagi materi pelajaran yang sudah diajarkan oleh pengajar sehingga menyebabkan kesalahan itu terjadi.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis ingin memberikan saran sebagai berikut : a. Bagi pengajar

(51)

b. Bagi mahasiswa

(52)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENULIS

DAN MEMBACA KANJI

(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014)

Oleh : Fadhilal Chusna

Abstrak

Skripsi ini membahas tentang analisis kesalahan oleh mahasiswa tingkat II dalam menulis dan membaca kanji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dan tingkat kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji, serta bagaimana mahasiswa atau pengajar membantu mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam menulis dan membaca kanji. Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode deskriptif. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif ini adalah didasarkan pada penelitian untuk menganalisis kesalahan mahasiswa tingkat II sastra jepang dalam penulisan kanji yang merupakan penelitian untuk menjabarkan segala permesalahan yang dijadikan pusat perhatian peneliti, kemudian dibeberkan apa adanya. Teknik yang akan dilakukan dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan cara melakukan studi pustaka, memberikan tes kepada mahasiswa tingkat II yang berupa soal-soal kanji lengkap dengan cara menulis dan membaca nya, juga dilakukan pengumpulan data dengan memberikan angket yang soal-soal nya berisi seputar aturan penulisan dan cara baca kanji, serta kesulitan dalam menulis dan membaca kanji.

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui kesalahan yang terbanyak sampai paling sedikit yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat II sebagai berikut :

Mahasiswa melakukan kesalahan terbanyak pada cara baca kanji on’yomi, Mahasiswa melakukan kesalahan terbanyak kedua yaitu pada jumlah coretan kanji, Mahasiswa melakukan kesalahan terbanyak ketiga yaitu pada cara baca kanji

kun’yomi, Mahasiswa melakukan kesalahan terbanyak keempat yaitu pada urutan

penulisan kanji, Mahasiswa melakukan kesalahan paling sedikit yaitu pada penulisan bushu kanji.

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji dapat disimpulkan bahwa, kesalahan tersebut adalah mistake. Kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan, karena mahasiswa itu sendiri lupa atau tidak mengulangi lagi materi pelajaran yang sudah diajarkan oleh pengajar sehingga menyebabkan kesalahan itu terjadi.

(53)

PENDAHULUAN

Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa Cina (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad ke-4 Masehi. Sebelumnya orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri. Huruf dalam bahasa Jepang disebut moji, termasuk didalamnya huruf-huruf kanji, hiragana, katakana, romaji, dan ada pula yang menyebutnya hanya dengan istilah ji. Seperti yang diungkapkan oleh Iwabuchi (1989 : 180) bahasa Jepang adalah bahasa yang dapat dinyatakan dengan tulisan yang menggunakan huruf-huruf (kanji, hiragana, katakana, dan romaji).

Dari keempat jenis-jenis huruf diatas, huruf yang paling sulit untuk dipelajari bagi pembelajar bahasa Jepang adalah kanji. Walaupun ada huruf

Hiragana dan katakana, kanji merupakan salah satu huruf yang memegang

peranan penting untuk berkomunikasi dengan orang Jepang lewat tulisan.

Kanji melambangkan suatu arti tertentu. Satu kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu On’yomi (音読み)adaptasi dari cara baca China, dan Kun’yomi (訓

読み) cara baca asli Jepang. Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan On’yomi

(音読み) dan Kun’yomi (訓読み).

Kanji sangat penting untuk dipelajari, apalagi untuk para

mahasiswa-mahasiswa yang mempelajari bahasa Jepang. Selain untuk berkomunikasi dengan orang Jepang lewat tulisan, mempelajari kanji juga nantinya dapat membantu mereka dalam menghadapi Nouryoku Shiken (ujian tes kemampuan bahasa Jepang).

(54)

agar kedepannya mahasiswa tingkat II ini tidak lagi melakukan kesalahan dalam menulis dan membaca kanji.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, penulis merumuskan dan membatasi masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji? b. Bagaimana tingkat kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca

kanji?

c. Bagaimana kesalahan mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji ? d. Bagaimana cara mahasiswa mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis

dan membaca kanji ?

e. Bagaimana cara pengajar mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menulis dan membaca kanji ?

Disini penulis hanya akan menganalisis tentang kesalahan bushu,

kakushuu, cara baca kanji (on’yomi dan kun’yomi) dan hitsujun pada bab 18

(55)

TINJAUAN PUSTAKA

1. Sejarah dan Definisi Kanji

Iwabuchi memaparkan, Huruf-huruf seperti 大、人、子、小, dan sebagainya adalah huruf kanji. Huruf-huruf tersebut sebagian besar dibuat di Cina untuk penulisan bahasa Cina. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri Cina merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negeri Kan (Sudjianto, 2009:56).

Kanji masuk ke Jepang secara bertahap dalam dua dinasti kekaisaran

di Cina yaitu pada saat dinasti Sui (589-618 M) dan dinasti Tang (618-907 M). Kanji dibawa oleh para biksu yang datang dari Cina dan oleh para sarjana yang diutus oleh kekaisaran Jepang untuk belajar ke Cina. Pada saat dinasti Tang, pemakaian kanji sebagai huruf menjadi populer di kalangan masyarakat Jepang. Setelah kanji dan bahasa Cina masuk ke Jepang, orang Jepang membaca kanji dan kalimat bahasa Cina dengan cara baca Jepang. (Kindaichi, 1986 : 7)

2. Cara Baca Kanji

a. On yomi (音読み)

(56)

b. Kun yomi (訓読み)

Biasa disebut cara baca berdasarkan artinya atau cara baca Jepang. Cara baca ini didasarkan dari pengucapan dari kata asli bahasa Jepang atau yamato kotoba yang artinya dekat dengan karakter Cinanya. Sama seperti on yomi, paduan kanji dapat terdiri dari beberapa kun atau tidak memiliki kun yomi sama sekali.

3. Pengertian Analisis Kesalahan

Menurut Tarigan (2011 : 126) “kesalahan merupakan sisi yang

mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar”. Kesalahan tersebut

merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang “menyimpang” dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa.

Menurut Dulay [et al] “kesalahan adalah bagian konversasi atau

komposisi yang menyimpang dari berapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa orang dewasa “ (Tarigan, 2011 : 126). Istilah “kesalahan”

yang digunakan dalam buku ini adalah padanan dari kata errors mempunyai sinonim, antara lain : mistakes dan goofs.

4. Metode Penelitian

Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.”

(57)

5. Populasi dan Sampel Penelitian

Anggota populasi dalam penelitian ini adalah pengajar dan mahasiswa Program Studi Sastra Jepang UNIKOM Tahun Akademik 2013/2014. Pemilihan populasi ini dikarenakan tingkat II adalah dasar pembelajaran kanji yang penulisan bushunya sudah lebih sulit dan jumlah coretannya sudah lebih banyak, yang mana pembelajaran kanjinya masih diajarkan cara penulisan kanjinya secara rinci, yang nanti untuk tingkat selanjutnya pembelajaran kanji yang seperti itu tidak akan diajarkan lagi.

6. Instrumen Penelitian a. Studi Pustaka

Studi pustaka ini peneliti lakukan untuk mendapatkan informasi yang relavan dan akurat. Penulis melakukan studi pustaka dengan mencari teori maupun informasi dari beberapa sumber buku-buku referensi dan juga artikel-artikel.

b. Tes

Menurut Riduwan tes adalah sebagai instrumen pengumpulan data serangkaian pertanyaan/latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu /kelompok (Wilian : 2009).

c. Angket

(58)

pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Sutedi, 2011:164).

PEMBAHASAN

a. Kemampuan mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014 dalam menulis dan membaca kanji.

Kemampuan mahasiswa dalam menulis kanji adalah rendah , sedangkan kemampuan mahasiswa dalam membaca kanji adalah sangat rendah.

b. Tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014 dalam menulis dan membaca kanji

Berdasarkan dari hasil tes menulis yang dikerjakan oleh mahasiswa, tingkat kesalahan dalam menulis kanji adalah Setengah, atau bisa juga bermakna Sedang. Sedangkan tingkat kesalahan dalam membaca kanji adalah Lebih dari setengah, atau bisa juga bermakna Cukup tinggi.

c. Kesalahan-kesalahan mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014 dalam menulis dan membaca kanji.

1) Kesalahan mahasiswa dalam menulis kanji

Berdasarkan dari hasil tes menulis yang dikerjakan oleh mahasiswa, kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah pada

(59)

kesalahannya adalah Lebih dari setengah, atau bisa juga bermakna Cukup tinggi.

Kesalahan terbanyak kedua, yaitu pada kategori “urutan penulisan kanji tidak benar” yang tingkat kesalahannya Sebagian kecil, atau bisa juga bermakna Rendah.

Kesalahan yang paling sedikit dalam menulis kanji yaitu pada

“penulisan kanji tidak sempurna” yang tingkat kesalahannya

Sebagian kecil, atau bisa juga bermakna Rendah. 2) Kesalahan mahasiswa dalam membaca kanji

Berdasarkan dari hasil tes membaca yang dikerjakan oleh mahasiswa tingkat II, kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah pada kategori “cara baca on’yomi” yang tingkat kesalahannya adalah Lebih dari setengah, atau bisa juga bermakna Cukup tinggi.

Kesalahan terbanyak kedua, yaitu pada kategori “cara baca kun’yomi” yaitu tingkat kesalahannya adalah Sebagian kecil, atau bisa juga bermakna Rendah.

d. Cara mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014, mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis dan membaca kanji adalah :

1) Kesulitan dalam menulis kanji yang berbentuk rumit

(60)

2) Kesulitan dalam menulis kanji yang jumlah coretannya banyak serta urutan- urutan penulisan kanji yang sulit.

Cara mahasiswa tingkat II untuk mengatasi nya yaitu dengan latihan menulis kanji berulang kembali, banyak menghapal dan sering berlatih menggunakan kanji untuk menulis kalimat atau karangan. Dan menghapal urutan-urutan penulisan kanji.

3) Kesulitan dalam membaca on’yomi dan kun’yomi

Mahasiswa tingkat II merasa cara baca on’yomi ataupun kun’yomi sama saja tingkat kesulitannya untuk dipelajari. Karena keduanya memiliki kesulitan masing-masing. Dan ada pula yang beranggapan cara baca on’yomi lebih sulit karena harus digabungkan dengan kanji yang lain agar memilki arti.

Cara mahasiswa untuk mengatasi nya yaitu dengan menghapal on’yomi dan kun’yomi pada setiap kanji, dan dengan cara banyak berlatih serta berulang kali membacanya dalam bentuk kalimat, berlatih menulis kanji sambil mengiat cara baca nya.

e. Cara pengajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM Tahun akademik 2013/2014, dalam menulis dan membaca kanji adalah :

(61)

1) Kesulitan dalam menulis kanji yang berbentuk rumit

Pengajar akan mengatasi kesulitan menulis kanji yang berbentuk rumit yaitu dengan diberikan contoh-contoh bentuk huruf kanji yang betul dan cara menulisnya dengan ukuran yang besar di papan tulis agar terlihat jelas oleh semua mahasiswa dikelas bagaimana menulis kanji dengan baik dan benar, serta diberitahu point-point yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf tersebut. 2) Kesulitan dalam menulis kanji yang jumlah coretannya banyak serta

urutan- urutan penulisan kanji yang sulit.

Untuk mengatasi kesulitan no 2 hampir sama cara mengatasi kesalahannya dengan no 1. Agar mahasiswa lebih bisa lagi dalam menulis kanji, biasanya setiap perkuliahan pengajar akan memberikan shukudai atau pekerjaan rumah kepada mahasiswa yaitu menulis setiap huruf yang diajarkan dikelas dan pada pertemuan berikutnya diperiksa satu persatu pekerjaan setiap mahasiswa, dan kalau dalam pekerjaan rumah tersebut terdapat kesalahan maka mahasiswa tersebut secara individu dipanggil dan diberi contoh lagi, kemudian disuruh menulis lagi kanji yang benar.

3) Kesulitan dalam membaca on’yomi dan kun’yomi

(62)
(63)

DAFTAR RUJUKAN

Dahidi, A. Dan Sudjianto. 2009. Pengantar Linguistik bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint blanc.

Dahlianti, Windi (2011). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan

Joshi ’wa’ dan ’ga’ dalam Kalimat Bahasa Jepang. (skripsi

Program Sastra Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : Tidak dipublikasikan).

Dalton 2009, Pengertian Tes Pengukuran, Evaluasi dan Assessment [ONLINE] Tersedia : http//Wiliandalton.blogspot.com [24 Desember 2013]

Djago, T dan Henry Guntur T. 2011.Pengajaran Analisis Kesalahan

Berbahasa.Bandung : penerbit Angkasa

Erdi 2011, Sejarah Kanji [ONLINE] Tersedia :

http://Japan-Information.blogspot.com/(September 2009) Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sawada Ami 8 Agustus 2012, Fungsi Knaji [ONLINE] Tersedia : sawadaa.blogspot.com [ 2 Januari 2014]

Septya, syifa (2013). Hubungan Antara Daya Konsentrasi dan Keterampilan

Menyimak Mahasiswa Bahasa Jerman. (skripsi Universitas Pendidkan

Indonesia : Tidak dipublikasikan).

Pendidikan . Bandung : FIP IKIP Bandung.

Sunjarif 30 Juni 2009, Kelebihan dan Kelemahan Tes [ONLINE] Tersedia : http//sunjarifreconsultan.blogspot.com [24 Desember 2013]

Sutedi, Dedi. 2011. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Gambar

Tabel 2.1 Sasaran Pengajaran Huruf Kanji bagi Orang Asing
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

POKJA BADAN LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI RSUD KELAS B. RADY RAHAYU,

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk merancang formula dan melihat minat konsumen terhadap granul effervescent dengan menggunakan sari buah jeruk nipis sebagai bagian

Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Ilmu Tajwid Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pemohon mengisi Formulir Peminjaman tempat/ruang/perlengkapan (Form. C1) yang di tandatangani oleh Pemohon dan diketahui/disetujui oleh Ketua/Kepala Unit/Progdi/Jurusan serta

Terdapat pengaruh perbedaan Nanopartikel daun sirih merah dan ekstrak etanol daun sirih merah dengan menggunakan metode uji toleransi glukosa dan induksi aloksan terhadap

Tujuan disusunnya prosedur ini adalah agar proses pelayanan penggunaan sarana dan prasarana guna mendukung Tugas Pokok dan Fungsi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

diberikan tes awal atau pre-test , untuk kelompok eksperimen diberikan perlakuan ( Treatment ) yaitu pembelajaran beladiri karate dengan menggunakan pendekatan bermain.. Pada

Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |